SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 80
PEMANFAATAN HASIL-HASIL LITBANGYASA
UNTUK MENCIPTAKAN KEUNGGULAN USAHA
Dr. Tatang A. Taufik
Deputi Kepala BPPT Bidang PKT
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
Forum
“Sosialisasi Kebijakan dan Program Pengembangan Perniagaan dan Kewirausahaan”

Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung, 23 November 2013
BAHAN E-FILE DAN TAUTAN (LINKS)
• Portal BPPT http://www.bppt.go.id
• Portal GIN http://portal.gin.web.id
• Blog Pribadi http://tatang-taufik.blogspot.id
http://sistem-inovasi.blogspot.id
http://klaster-industri.blogspot.id
• Bahan di Scribd http://www.scribd.com/profiles/show/2109230tatang-taufik?from_badge_profile_btn=1
• Bahan di Slideshare http://www.slideshare.net/tatang.taufik
• Media Sosial :
– Halaman https://www.facebook.com/pages/Gerbang-IndahNusantara/130807376983575
– Group https://www.facebook.com/groups/268855611500/

• Video http://www.youtube.com/user/GINBPPT
OUTLINE

PENDAHULUAN

PENGUATAN
SISTEM
INOVASI

PENUTUP

BEBERAPA
CONTOH
OUTLINE

PENDAHULUAN

PENGUATAN
SISTEM
INOVASI

PENUTUP

BEBERAPA
CONTOH
PERAN DAN LAYANAN TEKNOLOGI BPPT
PERAN

1. Rekomendasi

Intermediasi

Technology
Clearing House
Pengkajian

2. Advokasi
3. Alih Teknologi
4. Konsultansi

Bidang Prioritas
BPPT :

Solusi Teknologi

1. Tekn. Pangan
2. Tekn. Kesehatan & Obat
3. Tekn. Energi
4. Tekn. Kebumian & Lngkungan
5. Tekn. Kebencanaan (Disaster Early Warning &
Mitigation Technology)
6. Tekn. Material Maju
7. TIK
8. Tekn. Transportasi
9. Tekn. Hankam
10.Tekn. Manufaktur
11.Sistem Inovasi

Tech State
of the Art

5. MSTQ
6. Jasa Operasi

Audit Teknologi

VALUE
PROPOSITIONS

Daya Saing

7. Percontohan (Pilot
Project)
8. Pilot Plant
9. Prototype

Kemandirian

Kesejahteraan, Kemandirian, Pe
radaban

Pengkajian
dan
Penerapan
Teknologi

PELAYANAN TEKNOLOGI

10. Survey
11. Rujukan Teknis
(Technical
Reference)
12. Audit Teknologi
13. PPBT

Catatan :
PPBT : Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi
UUD 1945 (Amandemen ke 4)
BAB VI (PEMERINTAH DAERAH)
• Pasal 18, Ayat (5) : “Pemerintahan daerah menjalankan otonomi
seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undangundang ditentukan sebagai urusan Pemerintahan Pusat.”
BAB XA (HAK AZASI MANUSIA)
• Pasal 28C, Ayat (1) : “Setiap orang berhak mengembangkan diri
melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat
pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan
demi kesejahteraan umat manusia.”
BAB XIII (PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN)
• Pasal 31, Ayat (5) : “Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan
teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan
bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat
manusia.”
MENUJU PEMBANGUNAN INDONESIA BERBASIS PENGETAHUAN 2025
UU No. 17/2007 (RPJPN) & Perpres 32/2011 (MP3EI)

INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR
“Negara Maju & Kekuatan 12 Besar Dunia”
MASYARAKAT BERBASIS
PENGETAHUAN

EKONOMI BERBASIS
PENGETAHUAN

PENGUATAN SISTEM INOVASI
Isu-isu Kontekstual
Kecenderungan dan Tantangan Universal
Globalisasi

Kemajuan Iptek,
Inovasi

Lingkungan Nasional
Lingkungan Regional
Lingkungan Global


Ekonomi
Pengetahuan

Ekonomi
Jaringan

Faktor-faktor
Lokalitas
PENGUATAN SISTEM INOVASI UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN

• Mewujudkan tujuan pembangunan semakin memerlukan
pembangunan (nasional & daerah) yang lebih cerdas &
bijaksana  berbasis pengetahuan (knowledge-based
development ~ knowledge-based economy & knowledgebased society)
• Kelemahan “sistemis” (systemic failures) ~ ekosistem
• BPPT berpartisipasi dalam penguatan sistemis & sistematis
ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi (IPTEKIN) :
Penguatan Sistem Inovasi (PSI)  perkembangan inovasi,
difusi & pembelajaran

• Tujuan PSI : mendukung pembangunan yang progresif
& berkualitas, inklusif, dan berkelanjutan.
ARAH PROGRAM IPTEKIN
• Memperkuat basis IPTEKIN dan meningkatkan kontribusi
IPTEKIN hijau/bersih (green/clean technology &
innovation) untuk mendukung pembangunan
berkelanjutan (green/sustainable development);
• Orientasi PSI : memperkuat daya dukung & jejaring
IPTEKIN untuk
1. peningkatan pemenuhan kebutuhan dasar &
kepentingan publik;
2. peningkatan daya saing & penguatan kohesi sosial;
serta
3. penguatan kemandirian Bangsa & NKRI.
ORIENTASI PENGUATAN SISTEM INOVASI
DALAM PEMBANGUNAN (NASIONAL & DAERAH)

Kebutuhan Dasar &
Perlindungan
Masyarakat
(Basic Needs, Protection/
Security - Public Interests)

Penguatan Sistem
Inovasi

Daya Saing &
Kohesi Sosial
(Enabling &
Strengthening : Nilai
Tambah - Produktivitas)

Untuk percepatan
pembangunan (nasional &
daerah) yang lebih “berbasis
pengetahuan/ teknologi” 
pertumbuhan tinggi &
berkualitas, inklusif, dan
berkelanjutan

Kepentingan
Kedaulatan Negara
(Sovereignity –
Kemandirian)
OUTLINE

PENDAHULUAN

PENGUATAN
SISTEM
INOVASI

PENUTUP

BEBERAPA
CONTOH
BERAGAM INOVASI, KESALINGTERKAITAN & EFEK RIAK PENGUATAN

PEMBELAJARAN

DIFUSI

INOVASI
APA ITU “PENGUATAN SISTEM INOVASI”

• Sistem inovasi : suatu kesatuan (lembaga, SDM, infra &
suprastrukur, jejaring, proses/interaksi) yang
mempengaruhi arah perkembangan dan kecepatan
inovasi, difusi, dan proses pembelajaran
• Penguatan sistem inovasi : “membenahi” sistem
(holistik, serentak, isu-isu sistemik) secara bersistem :
a. Dari perspektif kebijakan, langkah perbaikan perlu
diarahkan untuk membenahi “isu-isu kelemahan atau
kegagalan sistemik” (systemic failures);
b. Strategi kebijakan perlu dikembangkan sebagai suatu
kesatuan kerangka kebijakan inovasi/KKI (innovation
policy framework).
FUNGSI UTAMA SISTEM INOVASI
1. Menguasai, mengembangkan dan meningkatkan
pendayagunaan IPTEKIN (termasuk aktivitas
penelitian, pengembangan dan perekayasaan/litbangyasa).
2. Memandu arah bagi para penyedia dan pengguna serta
pemangku kepentingan IPTEKIN lainnya, agar semakin mampu
mengelola dan memanfaatkan sumber dayanya secara
sinergis.
3. Memperkuat/mengembangkan pasokan sumber daya, yaitu
modal/kapital, kompetensi dan sumber daya lainnya.
4. Memfasilitasi penciptaan/pengembangan eksternalitas yang
positif.
5. Memfasilitasi formasi dan pengembangan pasar.
ISU POKOK KEBIJAKAN INOVASI
Isu
Kebijakan

Kelembagaan & Daya Dukung Iptek

2 serta Absopsi oleh Industri

3

Interaksi &
Pelayanan

5

Fokus & Keterpaduan
Rantai Nilai

Permintaan (Demand)
Konsumen (permintaan akhir)
Produsen (permintaan antara)

Sistem Politik

Sistem Pendidikan dan
Litbangyasa

Pemerintahan

Pendidikan dan Pelatihan
Profesi

Penadbiran
(Governance)

Pendidikan Tinggi dan
Litbang

Kebijakan RPT

Litbang Pemerintah

Standar dan
Norma

Sistem Industri
Perusahaan Besar

Intermediaries
Lembaga Litbangyasa
Brokers

UKM “Matang/
Mapan”

PPBT
Supra- dan Infrastruktur Khusus

Dukungan Inovasi dan
Bisnis

HKI dan
Informasi

Perbankan
Modal Ventura

Framework Conditions
Kondisi Umum dan Lingkungan Kebijakan pada Tataran Internasional, Pemerintah Nasional, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota
•
•
•
•
•
•

Kebijakan Ekonomi
Kebijakan ekonomi makro
Kebijakan moneter
Kebijakan fiskal
Kebijakan pajak
Kebijakan perdagangan
Kebijakan persaingan

Isu
Kebijakan

1

Kebijakan Keuangan

Kebijakan Pendidikan

Kebijakan Promosi & Investasi

Infrastruktur Umum/ Dasar

Kebijakan Industri/ Sektoral

SDA dan Lingkungan

Lingkungan / Kerangka
Umum

4 Budaya Inovasi

Budaya
• Sikap dan nilai
• Keterbukaan terhadap
pembelajaran dan perubahan
• Kecenderungan terhadap Inovasi
dan kewirausahaan
• Mobilitas dan interaksi

6

Keselarasan dengan
Tantangan Global

Global
ISU SISTEMIK YANG PERLU DIBENAHI : KATA KUNCI
1
6

2

Kerangka Kebijakan Inovasi : Heksagon
5

3
4

1. IKLIM/LINGKUNGAN (bagi inovasi dan bisnis).
2. PENYEDIA (SUPPLY) & PENGGUNA (DEMAND).
3. KETERKAITAN/INTERAKSI, JARINGAN,
PELAYANAN.
4. BUDAYA KREATIF-INOVATIF.
5. FOKUS - KETERPADUAN, KOORDINASI KOHERENSI.
6. DINAMIKA GLOBAL.
STRATEGI MULTIDIMENSI PSI
1. LOKALITAS TERITORIAL ~ keragaman daerah, kewilayahan,
keruangan, geografis, sosio kultural, sistem pemerintahan 
ekosistem daerah bagi perkembangan kreativitas-keinovasian
di daerah
2. INDUSTRIAL ~ keragaman & karakteristik industri  daya
saing industrial & industri berpotensi unggul
3. PENGETAHUAN ~ jaringan inovasi (hubungan, kemitraan,
dinamika interaksi)  dinamika perkembangan, aliran &
pemanfaatan pengetahuan
4. AKTOR INOVASI ~ teknoprener  penguatan bisnis inovatif
& modernisasi/revitalisasi bisnis (ekonomi)
5. KONTEKS KHUSUS  pilar-pilar tematik spesifik yang relevan
(kontekstual) & urgen.
INISIATIF (PRAKARSA) STRATEGIS PENGUATAN SISTEM INOVASI

1.

2.
3.

4.
5.

Penguatan Sistem Inovasi Daerah : sebagai wahana untuk memperkuat
pilar-pilar bagi penumbuhkembangan kreativitas-keinovasian di tingkat
daerah, di mana penguatan sistem inovasi daerah merupakan bagian
integral dari penguatan sistem inovasi nasional.
Pengembangan Klaster Industri : sebagai wahana untuk
mengembangkan potensi kolektif terbaik kewilayahan dan
meningkatkan daya saing industrial.
Pengembangan Jaringan Inovasi : sebagai wahana membangun
keterkaitan dan kemitraan antar aktor utama, serta mendinamisasikan
aliran pengetahuan, inovasi, difusi, dan pembelajaran.
Pengembangan Teknoprener : sebagai wahana modernisasi
bisnis/ekonomi & sosial, serta mengembangkan budaya inovasi.
Penguatan Pilai-pilar Tematik SI : sebagai wahana memperbaiki
elemen-elemen penguatan sistem yang bersifat tematik dan
kontekstual.
KERANGKA STRATEGIS PENGUATAN SISTEM INOVASI

Visi & Misi
Pembangunan –
“Tema Besar”

Tema Inisiatif
Strategis

Kerangka
Kebijakan Inovasi

SID

Klaster Jaringan
Teknoprener Pilar-pilar
Industri Inovasi
Tematik

Kerangka Umum
Kelembagaan, Daya Dukung, Kap. Absorpsi
Interaksi/Keterkaitan, Pelayanan
Budaya Inovasi
Fokus, Keterpaduan Rantai Nilai
Perkembangan Global

Elemen Penguatan Sistem

Flagship Programs
MEKANISME TRANSAKSI (PELAYANAN TEKNOLOGI & DIFUSI)
1. “Jual-beli konvensional” (termasuk misalnya jasa sewa penggunaan
fasilitas, jasa pengujian yang telah baku, dan sebagainya).
2. “Jual-beli dengan value added fee” (termasuk misalnya kombinasi
pemanfaatan fasilitas dan keahlian/expertise tertentu; penyediaan
faktor produksi yang memiliki keunggulan).
3. Lisensi.
4. Kontrak kerjasama :
 Sharing pembiayaan (dan/atau sumber daya lain) untuk kolaborasi
litbangyasa
 Waivers & Elections:
• Waivers: pemerintah (pemberi biaya) menyerahkan haknya atas aset
intelektual yang diperoleh kepada pihak pengguna secara luas.
• Elections: pemerintah (pemberi biaya) menyerahkan haknya atas aset
intelektual yang diperoleh kepada pihak pengguna tertentu yang dinilai
berhak menurut peraturan perundangan yang berlaku, seperti misalnya
organisasi pemerintah lain atau organisasi nirlaba.
 Kontrak litbangyasa independen ataupun sponsored R&D agreement.
 Turn-key project, BOT, dan sejenisnya.
 Marketing and Distribution Agreement.
MEKANISME TRANSAKSI (PELAYANAN TEKNOLOGI & DIFUSI)
(lanjutan)

5. Pengembangan perusahaan baru (start-up company)
dengan:
 Lisensi.
 Joint venture atau equity transactions yang melibatkan lembaga
penyedia teknologi.
 Spin-off “unit” atau “personil” lembaga penyedia teknologi.
 Penyediaan fasilitas inkubator teknologi/bisnis.

6. Material Transfer Agreements (MTA).
7. Kombinasi sebagian atau seluruhnya.
OUTLINE

PENDAHULUAN

PENGUATAN
SISTEM
INOVASI

PENUTUP

BEBERAPA
CONTOH
KEUNGGULAN (DAYA SAING)
•

•
•

Beragam definisi ~ perbedaan keberterimaan (acceptability) oleh berbagai kalangan (misalnya
akademisi, praktisi, pembuat kebijakan).
PORTER (1990): “There is NO ACCEPTED DEFINITION OF COMPETITIVENESS. Whichever definition of
competitiveness is adopted, an even more serious problem has been there is no generally accepted theory
to explain it”.
“Pembedaan” pada beragam tingkatan:
–
–

Negara / Daerah

–

Perusahaan (mikro) : definisi yang paling “jelas.”
Industri (meso) : walaupun beragam, umumnya dapat dipahami: pergeseran perspektif pendekatan “sektoral” 
pendekatan “klaster industri.”
Ekonomi (makro) : dipandang sangat penting, walaupun masih sarat perdebatan dan kritik (latar belakang teori).

Mikro ~ Perusahaan
Memiliki
pengertian
yang
berbeda, tetapi
saling
berkaitan

Kemampuan suatu perusahaan mengatasi
perubahan dan persaingan pasar dalam
memperbesar dan mempertahankan
keuntungannya (profitabilitas), pangsa
pasar, dan/atau ukuran bisnisnya (skala
usahanya) suatu industri (agregasi
Kemampuan
perusahaan ~ “sektoral”  “klaster industri”)
menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi dari
industri pesaing asingnya

“Makro” ~ Ekonomi
“Konteks Telaahan”
(Perbandingan) /
Dimensi Teritorial /
Spasial

Meso ~ Industri

Kemampuan/daya tarik (attractiveness);
kemampuan membentuk/menawarkan
lingkungan paling produktif bagi bisnis, menarik
talented people, investasi, dan mobile factors
lain, dsb.; dan Kinerja berkelanjutan.

“Tingkatan Analisis” /
Dimensi “Sektoral”

Rujukan : a.l. Porter & McFetridge (1995)
MEMBANGUN (KEUNGGULAN) DAYA SAING

Produk
• SDM
• Kompetensi
• Spesialisasi

Organisasi/Perus. ~ Mikro

• Himpunan SDM & Entitas Organisasi
• Hubungan - Jaringan - Interaksi
• Kolaborasi - Sinergi

SISTEM INOVASI - KLASTER INDUSTRI ~ Meso

Faktor Lokalitas & Konteks Global
DAERAH ~ SISTEM INOVASI ~ Makro
ILUSTRASI KETERKAITAN PROGRAM
DALAM KONTEKS “PERCONTOHAN DI DAERAH”

Pengembangan Teknoprener

Pengembangan Jaringan Inovasi

Pengembangan Klaster Industri Unggulan Daerah
Penguatan Sistem Inovasi Daerah &
Pengembangan Tematik
KERANGKA GENERIK UNTUK MEMBANGUN KEMITRAAN
Penguatan Sistem Inovasi

Aktivitas pada
Tataran
Nasional

Roadmap PSID;
RINA – RIDA;
Sub-national RIS;
International RIS

Tekno-ekonomi;
Mamin;
Obat bahan alam;
TIK/Elektronika;
Barang modal;
Alat angkut

Teknometer;
Teknopolitan;
HR Mobility;
Knowledge
Management;
NCE

Kurikulum di
Pendidikan Tinggi;
Pusat Inovasi;
Insentif
pemerintah;
Pendanaan
inovasi;

NA & RUU Sistem
Pengkajian & Audit
Teknologi; Climate
Change;
Biosecurity;
Ren. Energy;
Oceans; Biotech

Contoh

Green/Clean
Tech.:
E-Dev
Air
Infrastruktural
(mis. Energi listrik)

Contoh

Pusat Inovasi
(mis., inkubator
bisnis)

Audit Teknologi &
Pengembangan
Tematik

Teknopolitan/
Technopark

Pengembangan
Teknoprener

Pilar-pilar
Penguatan
Sistem Inovasi
(Flagship
Programs)

Ekowisata;
Industri kreatif;
Sawit

Pengembangan
Jaringan Inovasi

Ekosistem Inovasi
daerah;
Region-to-region
partnerships

Pengembangan
Klaster Industri

Aktivitas
pada Tataran
Daerah

Penguatan Sistem
Inovasi Daerah

Kota/Daerah Cerdas --- Smart & Green Cities (Regions)
MITRA DAERAH KERJASAMA : Kabupaten/Kota
Kontinental

Kepulauan

Khusus: Perbatasan

Khusus: Tertinggal

2
9

1

3

11

4

KE SUMATERA :
1.Kab. Pelalawan
2.Kab. Kep. Anambas
3.Kota Pagaralam

6
5

7

8

KE JAWA :
4. Kota Tangsel
5. Kota Cimahi
6. Kota Pekalongan
7. Kab. Banyumas
8. Kab. Ngawi

10

KE KALIMANTAN :
9. Kab. Kapuas Hulu

KE BALI-NT :
10. Kab. Bangli

KE SULAWESI :
11. Kab. Bantaeng

Keseluruhan kerjasama dengan daerah otonom ± 90
CONTOH PENGUATAN SISTEM INOVASI DI DAERAH OTONOM :
Penguatan Sistem Inovasi Kota Pekalongan
Jaringan Inovasi
(Teknopolitan Batik)

Penguatan SID

Pengembangan Teknoprener
Klaster Industri Batik

Pusat Inovasi
(BICC)
KAPUAS HULU – KALIMANTAN BARAT
CONTOH PRAKARSA AWAL PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI

Visi & Misi
Pembangunan Daerah –
“Tema Besar”

Tema Inisiatif
Strategis

Kerangka
Kebijakan Inovasi
Kerangka Umum

Kelembagaan, Daya Dukung, Kap. Absorpsi
Interaksi/Keterkaitan, Pelayanan
Budaya Inovasi
Fokus, Keterpaduan Rantai Nilai
Perkembangan Global

SID

Klaster Jaringan
Teknoprener Pilar-pilar
Industri Inovasi
Tematik
POLICY/TECHNICAL ASSISTANCE DALAM
PENGEMBANGAN UNGGULAN DAERAH: Klaster Industri Animasi & Film di Cimahi
Pendampingan pengembangan klaster industri di Cimahi dilakukan
pada Industri Animasi & Film.
• Pemetaan awal teridentifikasi sekitar 60an pelaku usaha animasi
dan film sebagai industri inti, tergabung dalam komunitas Cimahi
Creative Association.

 Pemkot Cimahi menfasilitasi aktivitas bisnis komunitas ini di
gedung BITC Baros.

 Agenda utama yang telah dirumuskan untuk pengembangan
klaster adalah : (1) penyediaan sarana produksi, (2)
peningkatan kemampuan SDM yang mampu bersaing di
pasar, (3) menumbuhkan jumlah pelaku usaha animasi &
film.

 Lembaga-pendukung yang terlibat berkolaborasi dan bersinergi program dalam
kegiatan ini baik langsung maupun tidak langsung antara lain:
Kemenristek, Kemenperind, Kemenpora, Kemendiknas, Kemeninfo, ITB, Institut
Kesenian Jakarta.

 Pendampingan telah mencapai tahap Inisiatif Awal/ Prakarsa Pengembangan dan
Penyusunan Agenda Pengembangan
POLICY/TECHNICAL ASSISTANCE DALAM
PENGEMBANGAN UNGGULAN DAERAH:
Klaster Industri Minyak Atsiri, Produk Kelapa & Pangan di Kab.Blitar
•

Klaster industri yang dikembangkan di Kab.Blitar: (1) Minyak Atsiri “Java Atsiri”  menghasilkan produk minyak
atsiri dari bahan baku lokal, seperti: cengkeh, nilam dan kenanga, (2) Produk Berbasis Kelapa “Manggar Sari” 
memproduksi produk-produk kreatif dari bahan baku pohon kelapa, (3) Pangan Olahan Berbahan Baku Lokal “Sari
Raos”  memproduksi pangan dari bahan baku tepung cassava premium/ Mocaf yang potensial sebagai
substitusi gandum dan beras.



Pengembangan klaster di Kabupaten Blitar telah diawali sejak tahun 2009 melalui program Putri Kencana dari
Pemkab Blitar. Saat ini pengembangan klaster telah mencapai tahap implementasi. Lembaga pendukung yang
terlibat berkolaborasi dan bersinergi program dalam pengembangan klaster industri di daerah ini antara lain:
Kementerian Ristek, Universitas Brawijaya dan Universitas Negeri Malang.
CONTOH KLASTER INDUSTRI “SARI RAOS” MAKANAN BAHAN BAKU LOKAL –
KABUPATEN BLITAR

Kelompok Tani memproduksi “chips” ubikayu
bahan baku tepung cassava premium/ MOCAF

Desain Logo dan Kemasan oleh Univ Negeri Malang
untuk produk-produk Klaster Industri Sari Raos

Penepungan “chips” ubikayu di pabrik
tepung cassava premium PT.CSS

Produk-produk Klaster Industri Sari Raos
CONTOH PENGEMBANGAN JARINGAN INOVASI :
TEKNOPOLITAN PELALAWAN - RIAU
Visi & Misi
Pembangunan Daerah –
“Tema Besar”

Tema Inisiatif
Strategis

Kerangka
Kebijakan Inovasi
Kerangka Umum

Kelembagaan, Daya Dukung, Kap. Absorpsi
Interaksi/Keterkaitan, Pelayanan
Budaya Inovasi
Fokus, Keterpaduan Rantai Nilai
Perkembangan Global

SID

Klaster Jaringan
Teknoprener Pilar-pilar
Industri Inovasi
Tematik
CONTOH JARINGAN INOVASI : TEKNOPOLITAN PELALAWAN
KABUPATEN PELALAWAN - PROVINSI RIAU

Area of 3,754 ha.
Industries
Offices

Sport Center
Research & Dev’t

University
Main Gate

Housing

Services & Commercials

Sekolah
Tinggi
Teknologi
Pelalawan
(STTP)
 “New” smart & green city
KERANGKA STRATEGIS PENGUATAN SISTEM INOVASI

Visi & Misi
Pembangunan –
“Tema Besar”

Tema Inisiatif
Strategis

Kerangka
Kebijakan Inovasi
Kerangka Umum

Kelembagaan, Daya Dukung, Kap. Absorpsi
Interaksi/Keterkaitan, Pelayanan
Budaya Inovasi
Fokus, Keterpaduan Rantai Nilai
Perkembangan Global

SID

Klaster Jaringan
Teknoprener Pilar-pilar
Industri Inovasi
Tematik
PUSAT INOVASI DALAM PENGEMBANGAN TEKNOPRENER
(BISNIS INOVATIF)
•

•

PUSAT INOVASI (PI) adalah suatu organisasi atau unit
organisasi yang berfungsi sebagai simpul, hub atau
gateway dari jaringan kemitraan yang memberikan jasa
layanan terpadu untuk menumbuhkembangkan bisnisbisnis yang inovatif, khususnya UMKM inovatif.
PI diharapkan mampu berperan sebagai salah satu
“ujung tombak” aktivitas penelitian, pengembangan dan
perekayasaan (litbangyasa) atau aktivitas inovasi yang
bermuara pada dampak ekonomi, sosial & budaya
(inovasi & kewirausahaan, difusi & pembelajaran).
BENTUK DASAR (AWAL) PUSAT INOVASI

Bentuk PI “standar” sebagai awal pengembangan :
1. PI – PJP/BDSP (Penyedia Jasa Pengembangan Bisnis atau
Business Development Service Provider)  “bisnis inti”nya adalah memberikan layanan terpadu pengembangan
inovasi bisnis kepada UMKM yang sudah ada agar
berkembang menjadi UMKM Inovatif
2. PI - Inkubator Bisnis  “bisnis inti”-nya adalah
memberikan layanan terpadu menginkubasikan para
calon pewirausaha (tenant) agar menjadi Teknoprener
Baru/Pemula (UMKM Inovatif Baru/Pemula) atau PPBT
(Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi).
Catatan : Variasi pengembangan PI dapat dilakukan sesuai dengan keadaan/konteks
relevannya.
INOVASI & MODERNISASI SUMBER PERKEMBANGAN EKONOMI
Perbaikan
Bisnis yang Ada
(Existing)
Keterkaitan
Pengetahuan &
Kompetensi

Faktor keunggulan
lokalitas
Pembelajaran, termasuk
Litbangyasa

Rantai
Nilai Inovasi
& Difusi

Siklus yang Makin Menguat
(Dari vicious cycle menjadi
virtuous cycle)

PI UMKM

Penyediaan pengetahuan/
teknologi

Interaksi & Keterkaitan

Daya Saing yang
Lebih Tinggi

Investasi
Dari Luar

Rantai
Nilai
Produksi
ROI yang Lebih Tinggi

Investasi (&
perdagangan)

Ke Luar

Investasi untuk Inovasi

Pengembangan
Bisnis Baru
• PJPB (BDSP) : Penyedia Jasa Pengembangan Bisnis
(Business Development Service Provider)
• Inkubator : Inkubator bisnis berbasis teknologi
HUBUNGAN ANTARA BPPT DENGAN PUSAT INOVASI
UMKM (PI UMKM)
Pusat Inovasi memiliki suatu fungsi “antarmuka” yang bisa dibentuk dari:
• Peningkatan lembaga yang telah ada (mis. Litbangyasa, perguruan tinggi, dll.);
dan/atau
• Pembentukan organisasi yang baru.

Center of Excellence
(Competence)

Lembaga
Terkait

PI UMKM
PI
UMKM

PI UMKM

Entitas
Lain

Pemda
setempat

BPPT & Mitra
PI UMKM

PI UMKM

UMKM
PI UMKM

PI UMKM

Lembaga
Litbangyasa

PI UMKM

SI : Sistem Inovasi
KI : Klaster Industri
JI : Jaringan Inovasi

Stakeholders
Kunci

Lembaga
Pembiayaan
PELAYANAN “MINIMUM” SEBAGAI PI
PI (PI UMKM) wajib memberikan layanan terpadu di
bidang :
1. Jasa Layanan Berbasis Teknologi/Pengetahuan (mis. :
desain, prototyping, pengujian, inkubasi bisnis
berbasis teknologi, pengembangan bisnis, dsb.)
2. Pengembangan SDM UMKM.

3. Intermediasi/Jejaring Bisnis UMKM.
4. Fasilitasi Akses Pembiayaan.
Catatan :
1 & 2 : pelayanan teknis dari “kompetensi inti” PI UMKM
3 & 4 : peran intermediasi/fasilitasi PI UMKM
MEMBANGUN “KEBERLANJUTAN (SUSTAINABILITY)”
4 Iayanan

+++

PI
Rp +

UKM
atau Calon
UKM Inovatif
APBN/D, CSR, Lis
ensi, BH, dsb...
PENGEMBANGAN TEKNOPRENER DI PERGURUAN TINGGI:
PERGESERAN PERAN PERGURUAN TINGGI

Pengembangan
Iptek

KNOWLEDGE
POOL

Solusi
Pembangunan

Pengembangan
SDM
CONTOH PRAKARSA PUSAT INOVASI
 Pengembangan 16 (2009) & 19 (2010) PI-UMKM yang
berfungsi sebagai simpul dari jaringan kemitraan yang
memberikan jasa layanan terpadu untuk menumbuhkembangkan UMKM inovatif.
Advisory /konsultansi, memberikan bantuan
& pendampingan daerah mitra.

 Inkubasi Teknologi – 2 (2009) & 3 (2010) Tenant Graduate :
PT. Medixe Sekawan Utama (Alat alat Kesehatan rumah
sakit ), PT. Imsatech Engineering (Mesin pengolah air dan
limbah cair berbasis membran),
CV. Bukit Organik (Sayuran dan peternakan organik).
 Advisory /konsultansi, memberikan
bantuan & pendampingan
(Balai Inkubator Teknologi)
ILUSTRASI LAYANAN PI UNTUK BISNIS YANG SUDAH ADA :
IDENTIFIKASI FOKUS PADA 10 JENIS INOVASI DALAM BISNIS
Keuangan
1. Model Bisnis
(Business Model)
Bagaimana
mendapatkan
imbalan
2. Jaringan
(Networking)
Bagaimana
membentuk
kepemilikan
.

Proses.

Penawaran
(Offering)

3. Proses Inti (Core
Process)
Bagaimana
memberikan nilai
tambah terhadap
yang ditawarkan

5. Kinerja Produk
(Product
Performance)
Bagaimana
merancang
penawaran inti

4. Enabling Process
Bagaimana
mendukung porses
inti

6. Sistem Porduk
(Product System)
Bagaimana
meningkatkan
penawaran inti

Sumber : Doblin Group (Larry Keeley)

7. Layanan (Service)
Bagaimana tetap
berhubungan
dengan pelanggan
setelah pemeblian

Delivery
8. Channel
Bagaimana
menyampaikan
penawaran ke pasar

9. Brand
Bagaimana
mengkomunikasikan
penawaran
10. Customer
Experience
Bagaimana
mengintegrasikan
hubungan pelanggan
keseluruhan
PERCONTOHAN BPPT 2012 - 2013
1. Balai Inkubator Teknologi (BIT) – BPPT
2. FAKULTAS TEKNIK – UNS ~ “Kurikulum Teknoprener” &
Pusat Inovasi
3. Beberapa PI berbentuk Inkubator Bisnis & BDSP di
Perguruan Tinggi dan Daerah Otonom:
–
–
–
–

Koridor Ekonomi (KE) Sumatera : Kab. Pelalawan – Riau;
KE Jawa : Kota Cimahi – Jabar; Kota Pekalongan – Jateng;
KE Kalimantan : Kab. Kapuas Hulu – Kalbar;
KE Bali-NT : Kab. Bangli – Bali.

4. Gerakan Nasional : GIN (GERBANG INDAH NUSANTARA)
– Jaringan GIN Daerah Otonom
– Relawan Indonesia Berinovasi
GERBANG INDAH NUSANTARA
WORKSHOP RELAWAN & DEKLARASI – 2013 DI PEKALONGAN
TECHNOPRENEURSHIP CAMP

Menko Ekonomi

UNS
Serang

Ka BPPT di PUSPIPTEK

Kapuas Hulu
Pelalawan
PENGEMBANGAN 1 : AMEDIC

Products :
• Neonatal Care
• Medical Fridge
• Hospital Furniture
• Disposal
• Medical Clinic in Container
• Engineering Design service in equipment
customization
PENGEMBANGAN 2 : SALAM BERKAH SEJAHTERA, PT.
KERANGKA STRATEGIS PENGUATAN SISTEM INOVASI

Visi & Misi
Pembangunan –
“Tema Besar”

Tema Inisiatif
Strategis

Kerangka
Kebijakan Inovasi
Kerangka Umum

Kelembagaan, Daya Dukung, Kap. Absorpsi
Interaksi/Keterkaitan, Pelayanan
Budaya Inovasi
Fokus, Keterpaduan Rantai Nilai
Perkembangan Global

SID

Klaster Jaringan
Teknoprener Pilar-pilar
Industri Inovasi
Tematik
PENDAFTARAN HKI OLEH BPPT
18

17

18

16

16
14

12

12

13

9

10

1997

2

2

1996

6
2

10

PATEN

9

DESAIN

7

8

4

10

5

4

3

2
1 11

6

6
4
3

11

6

HAK CIPTA
4

2

1

MEREK

22

2012

2011

2010

2009

2008

2007

2006

2005

2004

2003

2002

2001

2000

1999

1998

0

Paten = 143; Desain = 18; Hak Cipta = 10; Merek = 9
Per : 14 Desember 2012
53
HKI BPPT TERLINDUNGI
20

20
17

18
16

14

14

12
10
6

2

DESAIN

7

8
4

PATEN

10

3

HAK CIPTA
MEREK

4
1

1

0
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Paten = 72; Desain Industri = 12; Hak Cipta = 4; Merek = 5
Per : 14 Desember 2012
54
CONTOH TEKNOLOGI AGROINDUSTRI DAN BIOTEKNOLOGI
Pemanfaatan mikroorganisme untuk menyuburkan lahan serta pengendalian hama
dan penyakit

Akumulasi penggunaan pupuk kimia menyebabkan kerusakan lahan sehingga
penggunaan pupuk menjadi semakin boros. Pestisida kimia juga menimbulkan
cemaran lahan.
Mikroba penambat nitrogen, pengurai fosfat dan pengurai sampah organik dapat digunakan untuk
biofertilizer. Mikroba penghasil enzim yang toksin bagi hama dapat digunakan sebagai biopestisida.
Mikroba pengurai organochlorin dapat digunakan untuk meremediasi lahan tercemar pestisida kimia.
Mikroba dalam rumen dikembangkan untuk probiotik.

Biodecomposer, Organic fertilizer, Biofertilizer, Bioremediant,
Biopesticide, Biocontrol and Probiotics.

55
CONTOH TEKNOLOGI KESEHATAN
TEKNOLOGI PRODUKSI EKSTRAK TERSTANDAR
Kerjasama antara KEMENKES – BPPT – PT. INDOFARMA
•

•

BPPT telah melakukan kegiatan teknologi
produksi ekstrak terstandar untuk 5 jenis
tanaman obat pada skala pilot.

*Kemenkes – BPPT - PT. Indofarma dalam rangka
mendorong program nasional pengembangan
Bahan Baku Obat Tradisional (BBOT), Saintifikasi
Jamu dan berkembangnya industri ekstrak
nasional.

Merupakan pencapaian misi BPPT :
1. perekayasaan teknologi untuk peningkatan
daya saing industri
2. perekayasaan teknologi untuk peningkatan
pelayanan publik instansi pemerintah

Pegagan

Temu lawak

Kencur

Sambiloto

Jahe merah

* Implementasi triple helix ABG :
BPPT – Indofarma – Kementerian Kesehatan
CONTOH TEKNOLOGI ENERGI BERSIH
PLTP 3 MW KAMOJANG (PTKKE)
• Pilot Plant telah dibangun
(Fabrikasi, kontruksi & instalasi).
• Individual test seluruh komponen dan steam
flushing perpipaan & separator/demister
• Persiapan Pengujian dan Sistem
Instrumentasi/Kontrol dalam tahap akhir
penyelesaian.

DEMO PLANT SMART MICROGRID SI P. SUMBA
UNTUK INTEGRASI ENERGI TERBARUKAN
• Demo Plant telah
dibangun, dioperasikan, dan diresmikan oleh
Menristek RI pada 2 Mei 2012
• Diadopsi PT. PLN untuk peningkatan
kapasitas dan kehandalan pembangkit
Energi Terbarukan di dalam sistem
kelistrikan

SISTEM MICROGRID
PULAU SUMBA

SISTEM PV
SISTEM
KENDALI
(EMS)

57
CONTOH TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
PERISALAH (PTIK)

Transformasi Perisalah ke Cloud

Demo Perisalah oleh Meneg BUMN
AUDIT TEKNOLOGI

Diskusi dengan Manajer PG Gondang Baru

Stasion Gilingan di PD Kremboong

Stasion Pemurnian di PG Gondang Baru

Stasion Masakan di PG Kedawoeng
OUTLINE

PENDAHULUAN

PENGUATAN
SISTEM
INOVASI

PENUTUP

BEBERAPA
CONTOH
BEBERAPA ISU POTENSIAL KEBIJAKAN
1. Keterbatasan media yang mendukung formasi kemitraan IPTEKIN.
2. Perbedaan/kesenjangan karakteristik spesifik para pihak (aktor) kemitraan
IPTEKIN.
a. Perbedaan/kesenjangan budaya. Budaya peneliti/perekayasa di perguruan
tinggi (lembaga litbangyasa) yang umumnya lebih mengedepankan
pertimbangan akademis dan kepentingan umum biasanya menjadi
penghambat dalam berhubungan dengan pelaku dari kalangan bisnis yang
lebih mengutamakan segi kepraktisan dan kemanfaatan nyata bagi
bisnis, serta kerahasiaan bisnisnya untuk dapat bersaing.
b. Perbedaan/kesenjangan manajemen. Demikian halnya gaya manajemen
yang lebih mengikuti hirarki birokrasi sering tidak sejalan dengan
manajemen bisnis yang memerlukan pola pengambilan keputusan yang
serba cepat.
c. Perbedaan/kesenjangan orientasi dan prioritas tujuan organisasi. Perbedaan
orientasi dan prioritas tujuan masing-masing pihak yang bermitra juga
sering menjadi penghambat efektifitas dan kelancaran dalam praktik
kemitraan IPTEKIN.
3. Keterbatasan yang terkait dengan “cara pandang (mindset), sikap, perilaku, dan
kemampuan” pelaku.
4. Keterbatasan sumber daya.
BEBERAPA ISU POTENSIAL KEBIJAKAN (lanjutan)
5. Keterbatasan investasi bagi aktivitas inovatif dalam pasar.
6. Kelemahan insentif:
a. Lemahnya insentif dalam sistem inovasi nasional bagi para pihak, yang
berkaitan dengan banyak faktor seperti misalnya kultur dalam masyarakat
yang “kurang saling percaya,” kondisi pasar, regulasi (misalnya perpajakan)
dan lainnya, yang akhirnya turut mempengaruhi kurang/belum
berkembangnya perilaku sosial bagi kemajuan inovasi yang
diharapkan, termasuk kehendak berkolaborasi antara industri dan
perguruan tinggi atau lembaga litbangyasa.
b. Insentif organisasi/kelembagaan pelaku. Struktur pengakuan/penghargaan
di masing-masing (atau salah satu) pihak yang bermitra sering kurang/tidak
memberikan insentif yang efektif bagi pengakuan/penghargaan dan/atau
“imbalan” atas keberhasilan kemitraan IPTEKIN.
7. Hak kepemilikan (proprietary rights).
8. Eksternalitas positif dari kemitraan IPTEKIN yang berkembang.
INOVASI SEMAKIN PENTING DALAM
PENCIPTAAN/PENINGKATAN NILAI TAMBAH (VALUE ADDED)
Ukuran “Kesejahteraan” yang diciptakan oleh entitas bisnis (perusahaan)
Nilai lain
Keuntungan
Depresiasi
Nilai Tambah
(Value Added)
Nilai Output
(Produk Barang
dan/atau Jasa)

Pajak
Bunga

Penjualan
(Sales)

“Biaya” Tenaga
Kerja
“Biaya” Kemitraan
Biaya-biaya:
• Pembelian
• Biaya lain

Catatan : lihat model
BSC

Aset Tangible
(mis. Kapital Tetap)

Aset Intangible
(mis. Knowledge, Kapasitas
Inovasi)

Semakin
Penting
TETAPI . . . : TANTANGAN TERKAIT ASET INTELEKTUAL (HKI)
DI LEMBAGA PEMERINTAH DAN/ATAU SDM IPTEKIN BERSTATUS PNS

1. “Kepemilikan”
2. “Kelembagaan & Mekanisme Anggaran” - Model bisnis ~
termasuk pelinsesian & royalty fee
3. Apresiasi bagi inventor (aktor IPTEKIN) :
a. reward/insentif,
b. pengakuan (acknowledgement), dsb.
4. “Pembiayaan & pemeliharaan” HKI
5. Aksesibilitas, afordabilitas & outreach difusi hasil
litbangyasa, termasuk HKI kadaluarsa.
USULAN
a. Pemungkinan “pengalihan kepemilikan” (hibah atau
semi hibah) HKI hasil dari aktivitas litbangyasa yang
didanai oleh APBN/APBD dari Negara kepada
lembaga/organisasi pelaksana litbangyasa dan/atau
pihak tertentu nasional.
b. Perangkat-perangkat
aturan
penunjang
untuk
pemanfaatan royalty fee HKI yang didapat dari hasil
pemanfaatan HKI tersebut dengan mitra kerjasama
(dapat berupa Peraturan Pemerintah, Peraturan
Presiden, Peraturan Menteri Keuangan dan lainnya).
c. Perangkat-perangkat peraturan untuk pembiayaan
pemeliharaan HKI yang bersumber dari penerimaan
PNBP atau BLU.
PSI : MEMBAWA PEMBANGUNAN DAERAH YANG PROGRESIF &
BERKUALITAS, INKLUSIF, DAN BERKELANJUTAN

. . . dalam
keselarasan
kita maju . . .

Penguatan
IPTEKIN
Sistem
Untuk
Inovasi
Semua
Gerakan Membangun Sistem Inovasi, Daya Saing
dan Kohesi Sosial di seluruh Wilayah Nusantara

Salam Inovasi Indonesia

Terima Kasih
DB PKT
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
Gedung II BPPT, Lt 13
Jl. MH. Thamrin 8, Jakarta 10340
Telp. (021)-316 9441
Fax. (021)-319 24127
Gedung Pusat Inovasi & Bisnis Teknologi BPPT – Kawasan
PUSPIPTEK
Tangerang Selatan
Telp. (021)-7579 1349
Fax. (021)-7579 1348
http://www.bppt.go.id
http://portal.gin.web.id
SID

SID

Klaster Industri 1

Sistem Inovasi Nasional

Klaster Industri 3

SUBSISTEM & KETERKAITAN MULTIDIMENSI SISTEM INOVASI

Sektor I

Daerah
A

Daerah
C

“industrial cluster-wise” Subnational Innovation System
“Region-wise” Sub-national
Innovation System

“Sector-wise” Sub-national
Innovation System

Klaster Industri:

Sektor II

Klaster Industri 1-Z
Klaster Industri 3-B
Klaster Industri 2-C

Sektor III
SID : Sistem Inovasi Daerah.

Klaster Industri 1-A
DINAMIKA INTERAKSI TRIPLE HELIX SISTEM INOVASI
Pemerintah

Akademia

Industri

• Pemerintah mendominasi
lingkaran/spiral lainnya
• Koordinasi birokratis top-down
• Mentalitas “proyek besar”
• Industri: national champion
• Perguruan tinggi: terutama
berperan sebagai lembaga
pengajaran

• Industri : perusahaan
terhubungkan oleh pasar

Pemerintah

• Pemerintah : dibatasi pada
penanggulangan kegagalan
pasar
Industri

Litbangyasa
& PT

• Mentalitas individualistik
•

2

Hubungan/interaksi antar
kelembagaan dalam “pusaran spiral”
sebagai “proses transisi tanpa akhir
dan dinamis”

• Perguruan tinggi :
melaksanakan riset dasar dan
penyediaan SDM

1

Akademia

Tri-literal network dan
Organisasi Hybrid

Unit-unit antarmuka (interface)
pada garis batas yang ketat.

Sumber : Disesuaikan seperlunya dari Etzkowitz dan Leydesdorff (2000).

Pemerintah

Bisnis

3
SIN, SID, KI, JI = PENDEKATAN SISTEM

Industri Terkait

Industri Pemasok

Industri Inti

Industri
Pendukung

Lembaga
pendukung

Pembeli
INDIKASI KONTRIBUSI PENGETAHUAN/TEKNOLOGI
TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI:
PERTUMBUHAN TFP PROVINSI (RATA-RATA 2001-2008) DI 6 KORIDOR EKONOMI

TFP : Total Factor Productivity
Sumber : Hasil Perhitungan BPPT, 2011
PERTUMBUHAN EKONOMI DAN TFP
DI SETIAP KORIDOR EKONOMI DAN INDONESIA
RATA-RATA 2002-2010:
TANTANGAN : PEMBANGUNAN BERBASIS PENGETAHUAN
Kesejahteraan/Kemakmuran, Kemandirian &
Peradaban Bangsa

Knowledge Society

Knowledge Economy

Daya Saing dan Kohesi Sosial;
Kebutuhan Dasar; Kedaulatan

POTENSI
EKONOMI

1.
2.
3.
4.

SDM yang terdidik, kreatif, dan terampil
Infrastruktur komunikasi yang dinamis
Sistem inovasi yang efektif
Pemerintahan, insentif ekonomi dan rejim
kelembagaan yang mendukung

MELALUI
KORIDOR
EKONOMI

KONEKTIVITAS
NASIONAL

MP3EI

KEMAMPUAN
SDM DAN
IPTEK
NASIONAL

1.
2.
3.
4.
5.

Sistem informasi dan komunikasi
Pembelajaran seumur hidup dan budaya inovasi
Sistem inovasi yang efektif
Modal sosial
Kepemimpinan/kepeloporan dalam pemajuan
sosial budaya masyarakat
6. Rejim kebijakan yang kondusif

Sistem Inovasi

Kecenderungan dan Tantangan Universal
Globalisasi

Kemajuan Iptek,
Inovasi

Isu-isu Kontekstual

Ekonomi
Pengetahuan

Ekonomi
Jaringan

Faktor-faktor
Lokalitas
AGENDA POKOK PENGUATAN SISTEM INOVASI DI INDONESIA
1
6

2

Kerangka Kebijakan Inovasi : Heksagon
5

3
4

1. Mengembangkan kerangka umum yang kondusif bagi inovasi dan bisnis.
2. Memperkuat kelembagaan dan daya dukung iptek/litbangyasa dan
mengembangkan kemampuan absorpsi oleh industri, khususnya UKM.
3. Menumbuhkembangkan kolaborasi bagi inovasi dan meningkatkan difusi
inovasi, praktik baik/terbaik dan/atau hasil litbangyasa serta
meningkatkan pelayanan berbasis teknologi.
4. Mendorong budaya inovasi.
5. Menumbuhkembangkan dan memperkuat keterpaduan pemajuan
sistem inovasi dan klaster industri nasional dan daerah.
6. Penyelarasan dengan perkembangan global.
CONTOH JENIS INOVASI DALAM BISNIS/PERUSAHAAN

Sumber : Larry Keeley, Doblin
CONTOH 10 JENIS INOVASI
1. Business model
how the enterprise makes money

5. Product performance
basic features, performance and functionality
6. Product system
extended system that surrounds an offering

2. Networking
enterprise’s structure/
value chain

7. Service
how you service your customers

Process.

Finance
Business
model

Networking

Offering

Enabling
process

Product
performance

Core
process

3. Enabling process
assembled capabilities
4. Core process
proprietary processes that add value

Delivery
Product
system

Service

Channel

Brand

8. Channel
how you connect your offerings to
your customers
9. Brand
how you express your offering’s
benefit to customers
10. Customer experience
how you create an overall
experience for customers

Sumber : Rotman (2006)

Customer
experience
CONTOH TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

PEMILU ELEKTRONIK
CONTOH TEKNOLOGI MANUFAKTUR:
REVITALISASI INDUSTRI PUPUK NASIONAL
Program Pupuk SRF (Pupuk Berimbang)
Inovasi &
Pengembangan
teknologi produksi

Industrialisasi
dan Advokasi

Kerjasama
PT.Pupuk Kaltim
Pendampingan Teknis
Pendirian Pabrik PKT-V

Selesainya pilot project 10.000 tpy
Optimasi proses dan peralatan
Integrasi SRF dan pupuk mineral
Mitra : PT. Pupuk Kujang Cikampek

Forum Team Kerja Industrialisasi
(Dalam rangka mendapatkan SNI dan
rekomendasi pupuk SRF)
• Kemenperind
• Kementan
• Asosiasi Pupuk Nasional
• Industri pupuk
Sosialisasi Internasional :
Negara D8

Kerjasama dg Bantaeng
Pabrik SRF Skala 10.000 TPY

PENDAMPINGAN KUALITAS PERALATAN & DESAIN “CRITICAL
EQUIPMENT “ PADA UREA PLANT PABRIK PUPUK PKT -V
PERAN DESIGN INSTITUTE DALAM MEMBERI SOLUSI TERHADAP
PENINGKATAN TKDN

Pabrik Pupuk PKT-V
78
CONTOH TEKNOLOGI PERTAHANAN DAN KEAMANAN
PUNA WULUNG BPPT
AKAN MASUK JAJARAN SQUADRON TNI AU
Tahun 2012 merupakan sejarah bagi kegiatan
pengembangan teknologi PUNA BPPT dengan mulai
beralihnya proses pengembangan Puna dari teknologi
development ke pemanfaatan hasil teknologi.
Demo flight di Halim Perdana Kusumah pada tanggal 11
Oktober 2012 berhasil sukses diikuti dengan keputusan
Menhan agar PUNA-BPPT segera digunakan untuk
memperkuat skuadron PTTA TNI AU di Kalimantan.
Bapak Presiden RI mendengarkan penjelasan
tentang Puna Wulung
(Saat setelah demo flight )

79
CONTOH TEKNOLOGI LINGKUNGAN

Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca untuk Penanganan Bencana
Kebakaran, Banjir, dan Kekeringandi
Riau, Sumsel, Kalteng, Jabar, Jakarta, Soroako
Mitra: BNPB, Pemda, TNI AU, TNI AD, PLN, Jasa Tirta
PNBP: Rp 15, 6 miliar

Pemasangan Tsunameter Kabel di Pameungpeuk, Jabar

80

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

RB, Pelayanan Publik, dan Inovasi
RB, Pelayanan Publik, dan InovasiRB, Pelayanan Publik, dan Inovasi
RB, Pelayanan Publik, dan InovasiTri Widodo W. UTOMO
 
Peningkatan daya saing daerah melalui region branding
Peningkatan daya saing daerah melalui region brandingPeningkatan daya saing daerah melalui region branding
Peningkatan daya saing daerah melalui region brandingSugeng Budiharsono
 
Workshop Klaster Industri Kota Palu
Workshop Klaster Industri Kota PaluWorkshop Klaster Industri Kota Palu
Workshop Klaster Industri Kota PaluTatang Taufik
 
Pengembangan Klaster Industri - TAT
Pengembangan Klaster Industri - TATPengembangan Klaster Industri - TAT
Pengembangan Klaster Industri - TATTatang Taufik
 
Prinsip helix of innovation dan eco innovation
Prinsip helix of innovation dan eco innovationPrinsip helix of innovation dan eco innovation
Prinsip helix of innovation dan eco innovationSugeng Budiharsono
 
Inovasi Pelayanan di Era Disrupsi Teknologi
Inovasi Pelayanan di Era Disrupsi TeknologiInovasi Pelayanan di Era Disrupsi Teknologi
Inovasi Pelayanan di Era Disrupsi TeknologiTri Widodo W. UTOMO
 
Issu-Issu Umum Dalam Pengembangan Inovasi Pemerintahan Daerah
Issu-Issu Umum Dalam Pengembangan Inovasi Pemerintahan DaerahIssu-Issu Umum Dalam Pengembangan Inovasi Pemerintahan Daerah
Issu-Issu Umum Dalam Pengembangan Inovasi Pemerintahan DaerahTri Widodo W. UTOMO
 
Akselerasi daya saing
Akselerasi daya saingAkselerasi daya saing
Akselerasi daya saingPEMPROP JABAR
 
Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA
Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA
Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA Sugeng Budiharsono
 
Replikasi: Mendorong Inovasi Sebagai Gerakan Skala Nasional
Replikasi: Mendorong Inovasi Sebagai Gerakan Skala NasionalReplikasi: Mendorong Inovasi Sebagai Gerakan Skala Nasional
Replikasi: Mendorong Inovasi Sebagai Gerakan Skala NasionalTri Widodo W. UTOMO
 
Kebijakan Tekno IKM Tatang Taufik A
Kebijakan Tekno IKM   Tatang Taufik AKebijakan Tekno IKM   Tatang Taufik A
Kebijakan Tekno IKM Tatang Taufik ATatang Taufik
 
Policy Brief Ruang Publik Kreatif Sumbawa
Policy Brief Ruang Publik Kreatif SumbawaPolicy Brief Ruang Publik Kreatif Sumbawa
Policy Brief Ruang Publik Kreatif SumbawaYudiwid
 
Pengembangan ekonomi lokal untuk meningkatkan daya saing daerah di era revol...
Pengembangan ekonomi lokal untuk meningkatkan daya saing  daerah di era revol...Pengembangan ekonomi lokal untuk meningkatkan daya saing  daerah di era revol...
Pengembangan ekonomi lokal untuk meningkatkan daya saing daerah di era revol...Sugeng Budiharsono
 
Laboratorium Inovasi Menuju Pelayanan Prima
Laboratorium Inovasi Menuju Pelayanan PrimaLaboratorium Inovasi Menuju Pelayanan Prima
Laboratorium Inovasi Menuju Pelayanan PrimaTri Widodo W. UTOMO
 
2. diagnosa laboratorium inovasi
2. diagnosa laboratorium inovasi2. diagnosa laboratorium inovasi
2. diagnosa laboratorium inovasiTiwi Pratiwi
 
Pengembangan Skena Kreatif (Creative Scene)
Pengembangan Skena Kreatif (Creative Scene) Pengembangan Skena Kreatif (Creative Scene)
Pengembangan Skena Kreatif (Creative Scene) Togar Simatupang
 
Percepatan dan Perluasan Reformasi Birokrasi Melalui Inovasi
Percepatan dan Perluasan Reformasi Birokrasi Melalui InovasiPercepatan dan Perluasan Reformasi Birokrasi Melalui Inovasi
Percepatan dan Perluasan Reformasi Birokrasi Melalui InovasiTri Widodo W. UTOMO
 

La actualidad más candente (20)

RB, Pelayanan Publik, dan Inovasi
RB, Pelayanan Publik, dan InovasiRB, Pelayanan Publik, dan Inovasi
RB, Pelayanan Publik, dan Inovasi
 
Peningkatan daya saing daerah melalui region branding
Peningkatan daya saing daerah melalui region brandingPeningkatan daya saing daerah melalui region branding
Peningkatan daya saing daerah melalui region branding
 
Workshop Klaster Industri Kota Palu
Workshop Klaster Industri Kota PaluWorkshop Klaster Industri Kota Palu
Workshop Klaster Industri Kota Palu
 
Pengembangan Klaster Industri - TAT
Pengembangan Klaster Industri - TATPengembangan Klaster Industri - TAT
Pengembangan Klaster Industri - TAT
 
Prinsip helix of innovation dan eco innovation
Prinsip helix of innovation dan eco innovationPrinsip helix of innovation dan eco innovation
Prinsip helix of innovation dan eco innovation
 
Inovasi Pelayanan di Era Disrupsi Teknologi
Inovasi Pelayanan di Era Disrupsi TeknologiInovasi Pelayanan di Era Disrupsi Teknologi
Inovasi Pelayanan di Era Disrupsi Teknologi
 
Issu-Issu Umum Dalam Pengembangan Inovasi Pemerintahan Daerah
Issu-Issu Umum Dalam Pengembangan Inovasi Pemerintahan DaerahIssu-Issu Umum Dalam Pengembangan Inovasi Pemerintahan Daerah
Issu-Issu Umum Dalam Pengembangan Inovasi Pemerintahan Daerah
 
Akselerasi daya saing
Akselerasi daya saingAkselerasi daya saing
Akselerasi daya saing
 
Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA
Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA
Peld untuk Meningkatkan Daerah Saing Daerah, Menyongsong MEA
 
Replikasi: Mendorong Inovasi Sebagai Gerakan Skala Nasional
Replikasi: Mendorong Inovasi Sebagai Gerakan Skala NasionalReplikasi: Mendorong Inovasi Sebagai Gerakan Skala Nasional
Replikasi: Mendorong Inovasi Sebagai Gerakan Skala Nasional
 
Kebijakan Tekno IKM Tatang Taufik A
Kebijakan Tekno IKM   Tatang Taufik AKebijakan Tekno IKM   Tatang Taufik A
Kebijakan Tekno IKM Tatang Taufik A
 
Pedoman pengelolaan lab inovasi (final)
Pedoman pengelolaan lab inovasi (final)Pedoman pengelolaan lab inovasi (final)
Pedoman pengelolaan lab inovasi (final)
 
LAN Menatap Masa Depan
LAN Menatap Masa DepanLAN Menatap Masa Depan
LAN Menatap Masa Depan
 
Policy Brief Ruang Publik Kreatif Sumbawa
Policy Brief Ruang Publik Kreatif SumbawaPolicy Brief Ruang Publik Kreatif Sumbawa
Policy Brief Ruang Publik Kreatif Sumbawa
 
Entrepreneurial Leadership
Entrepreneurial LeadershipEntrepreneurial Leadership
Entrepreneurial Leadership
 
Pengembangan ekonomi lokal untuk meningkatkan daya saing daerah di era revol...
Pengembangan ekonomi lokal untuk meningkatkan daya saing  daerah di era revol...Pengembangan ekonomi lokal untuk meningkatkan daya saing  daerah di era revol...
Pengembangan ekonomi lokal untuk meningkatkan daya saing daerah di era revol...
 
Laboratorium Inovasi Menuju Pelayanan Prima
Laboratorium Inovasi Menuju Pelayanan PrimaLaboratorium Inovasi Menuju Pelayanan Prima
Laboratorium Inovasi Menuju Pelayanan Prima
 
2. diagnosa laboratorium inovasi
2. diagnosa laboratorium inovasi2. diagnosa laboratorium inovasi
2. diagnosa laboratorium inovasi
 
Pengembangan Skena Kreatif (Creative Scene)
Pengembangan Skena Kreatif (Creative Scene) Pengembangan Skena Kreatif (Creative Scene)
Pengembangan Skena Kreatif (Creative Scene)
 
Percepatan dan Perluasan Reformasi Birokrasi Melalui Inovasi
Percepatan dan Perluasan Reformasi Birokrasi Melalui InovasiPercepatan dan Perluasan Reformasi Birokrasi Melalui Inovasi
Percepatan dan Perluasan Reformasi Birokrasi Melalui Inovasi
 

Similar a Pemanfaatan

Optimalisasi widyaiswara lembang 5 des (yuti)
Optimalisasi widyaiswara   lembang 5 des (yuti)Optimalisasi widyaiswara   lembang 5 des (yuti)
Optimalisasi widyaiswara lembang 5 des (yuti)Syahyuti Si-Buyuang
 
Presentasi Si Bappenas
Presentasi Si    BappenasPresentasi Si    Bappenas
Presentasi Si BappenasTatang Taufik
 
Transformasi Membangun Budaya Berbasis Nilai
Transformasi Membangun Budaya Berbasis NilaiTransformasi Membangun Budaya Berbasis Nilai
Transformasi Membangun Budaya Berbasis NilaiTogar Simatupang
 
"Gerbang Indah Nusantara" Tatang Taufik A
"Gerbang Indah Nusantara"   Tatang Taufik A"Gerbang Indah Nusantara"   Tatang Taufik A
"Gerbang Indah Nusantara" Tatang Taufik ATatang Taufik
 
Penyuluhan baru unand (yuti) - #1
Penyuluhan baru   unand (yuti) - #1Penyuluhan baru   unand (yuti) - #1
Penyuluhan baru unand (yuti) - #1Syahyuti Si-Buyuang
 
penyuluhanbaru-unandyuti-1-211105062112 (1).ppt
penyuluhanbaru-unandyuti-1-211105062112 (1).pptpenyuluhanbaru-unandyuti-1-211105062112 (1).ppt
penyuluhanbaru-unandyuti-1-211105062112 (1).pptRosmalahUMK
 
Kebijakan sistem inovasi_dalam_membangun
Kebijakan sistem inovasi_dalam_membangunKebijakan sistem inovasi_dalam_membangun
Kebijakan sistem inovasi_dalam_membangunlenovo110
 
Panduan fasilitasi perguruan tinggi 2014
Panduan fasilitasi perguruan tinggi 2014Panduan fasilitasi perguruan tinggi 2014
Panduan fasilitasi perguruan tinggi 2014Aryono Adhi
 
Daya Saing Daerah BKAD Subosukowonosraten Tatang A Taufik
Daya Saing Daerah BKAD Subosukowonosraten   Tatang A TaufikDaya Saing Daerah BKAD Subosukowonosraten   Tatang A Taufik
Daya Saing Daerah BKAD Subosukowonosraten Tatang A TaufikTatang Taufik
 
Resume Buku Knowledge & Innovation : Platform Kekuatan Bersaing
Resume Buku Knowledge & Innovation : Platform Kekuatan BersaingResume Buku Knowledge & Innovation : Platform Kekuatan Bersaing
Resume Buku Knowledge & Innovation : Platform Kekuatan Bersaingindriaminati
 
Nota Tajuk 3 falsafah & dasar ptv
Nota Tajuk 3 falsafah & dasar ptvNota Tajuk 3 falsafah & dasar ptv
Nota Tajuk 3 falsafah & dasar ptvSherly Jewinly
 
Pengembangan pendidikan tinggi indonesia di era teknologi 4.0
Pengembangan pendidikan tinggi indonesia di era teknologi 4.0Pengembangan pendidikan tinggi indonesia di era teknologi 4.0
Pengembangan pendidikan tinggi indonesia di era teknologi 4.0Togar Simatupang
 
1.-Prof-RAVIK.ppt
1.-Prof-RAVIK.ppt1.-Prof-RAVIK.ppt
1.-Prof-RAVIK.pptMYTVDANFILM
 
1.-Prof-RAVIK.ppt
1.-Prof-RAVIK.ppt1.-Prof-RAVIK.ppt
1.-Prof-RAVIK.pptsuwarnohaji
 

Similar a Pemanfaatan (20)

Optimalisasi widyaiswara lembang 5 des (yuti)
Optimalisasi widyaiswara   lembang 5 des (yuti)Optimalisasi widyaiswara   lembang 5 des (yuti)
Optimalisasi widyaiswara lembang 5 des (yuti)
 
Presentasi Si Bappenas
Presentasi Si    BappenasPresentasi Si    Bappenas
Presentasi Si Bappenas
 
Transformasi Membangun Budaya Berbasis Nilai
Transformasi Membangun Budaya Berbasis NilaiTransformasi Membangun Budaya Berbasis Nilai
Transformasi Membangun Budaya Berbasis Nilai
 
"Gerbang Indah Nusantara" Tatang Taufik A
"Gerbang Indah Nusantara"   Tatang Taufik A"Gerbang Indah Nusantara"   Tatang Taufik A
"Gerbang Indah Nusantara" Tatang Taufik A
 
Penyuluhan baru unand (yuti) - #1
Penyuluhan baru   unand (yuti) - #1Penyuluhan baru   unand (yuti) - #1
Penyuluhan baru unand (yuti) - #1
 
Ais indonesia (yuti)
Ais indonesia (yuti)Ais indonesia (yuti)
Ais indonesia (yuti)
 
hilirisasi.pdf
hilirisasi.pdfhilirisasi.pdf
hilirisasi.pdf
 
Draft
DraftDraft
Draft
 
penyuluhanbaru-unandyuti-1-211105062112 (1).ppt
penyuluhanbaru-unandyuti-1-211105062112 (1).pptpenyuluhanbaru-unandyuti-1-211105062112 (1).ppt
penyuluhanbaru-unandyuti-1-211105062112 (1).ppt
 
Kebijakan sistem inovasi_dalam_membangun
Kebijakan sistem inovasi_dalam_membangunKebijakan sistem inovasi_dalam_membangun
Kebijakan sistem inovasi_dalam_membangun
 
Panduan fasilitasi perguruan tinggi 2014
Panduan fasilitasi perguruan tinggi 2014Panduan fasilitasi perguruan tinggi 2014
Panduan fasilitasi perguruan tinggi 2014
 
Daya Saing Daerah BKAD Subosukowonosraten Tatang A Taufik
Daya Saing Daerah BKAD Subosukowonosraten   Tatang A TaufikDaya Saing Daerah BKAD Subosukowonosraten   Tatang A Taufik
Daya Saing Daerah BKAD Subosukowonosraten Tatang A Taufik
 
Resume Buku Knowledge & Innovation : Platform Kekuatan Bersaing
Resume Buku Knowledge & Innovation : Platform Kekuatan BersaingResume Buku Knowledge & Innovation : Platform Kekuatan Bersaing
Resume Buku Knowledge & Innovation : Platform Kekuatan Bersaing
 
Kolaboratif Riset (agustinus_lan_we-id#20)
Kolaboratif Riset (agustinus_lan_we-id#20)Kolaboratif Riset (agustinus_lan_we-id#20)
Kolaboratif Riset (agustinus_lan_we-id#20)
 
Nota Tajuk 3 falsafah & dasar ptv
Nota Tajuk 3 falsafah & dasar ptvNota Tajuk 3 falsafah & dasar ptv
Nota Tajuk 3 falsafah & dasar ptv
 
Pengembangan pendidikan tinggi indonesia di era teknologi 4.0
Pengembangan pendidikan tinggi indonesia di era teknologi 4.0Pengembangan pendidikan tinggi indonesia di era teknologi 4.0
Pengembangan pendidikan tinggi indonesia di era teknologi 4.0
 
1.-Prof-RAVIK.ppt
1.-Prof-RAVIK.ppt1.-Prof-RAVIK.ppt
1.-Prof-RAVIK.ppt
 
1.-Prof-RAVIK.ppt
1.-Prof-RAVIK.ppt1.-Prof-RAVIK.ppt
1.-Prof-RAVIK.ppt
 
1.-Prof-RAVIK.ppt
1.-Prof-RAVIK.ppt1.-Prof-RAVIK.ppt
1.-Prof-RAVIK.ppt
 
1.-Prof-RAVIK.ppt
1.-Prof-RAVIK.ppt1.-Prof-RAVIK.ppt
1.-Prof-RAVIK.ppt
 

Más de Tatang Taufik

Belajar Berinovasi ~ Tatang A Taufik
Belajar Berinovasi ~ Tatang A TaufikBelajar Berinovasi ~ Tatang A Taufik
Belajar Berinovasi ~ Tatang A TaufikTatang Taufik
 
Proposed Models on Open Innovation in Indonesia - Tatang A. Taufik
Proposed Models on Open Innovation in Indonesia - Tatang A. TaufikProposed Models on Open Innovation in Indonesia - Tatang A. Taufik
Proposed Models on Open Innovation in Indonesia - Tatang A. TaufikTatang Taufik
 
An Adjustment Reform towards a more Integrated Innovation System Strengthenin...
An Adjustment Reform towards a more Integrated Innovation System Strengthenin...An Adjustment Reform towards a more Integrated Innovation System Strengthenin...
An Adjustment Reform towards a more Integrated Innovation System Strengthenin...Tatang Taufik
 
ECOSYSTEM FOR REGIONAL INNOVATION IN ASIA : International Partnership Program...
ECOSYSTEM FOR REGIONAL INNOVATION IN ASIA : International Partnership Program...ECOSYSTEM FOR REGIONAL INNOVATION IN ASIA : International Partnership Program...
ECOSYSTEM FOR REGIONAL INNOVATION IN ASIA : International Partnership Program...Tatang Taufik
 
Comments from Indonesia Perspective on "Cross-border Movement of Researchers...
Comments from Indonesia Perspective on  "Cross-border Movement of Researchers...Comments from Indonesia Perspective on  "Cross-border Movement of Researchers...
Comments from Indonesia Perspective on "Cross-border Movement of Researchers...Tatang Taufik
 
Indonesia Country Report on Science,Technology, and Innovation Policy by T...
Indonesia Country Report on Science,Technology, and Innovation Policy  by   T...Indonesia Country Report on Science,Technology, and Innovation Policy  by   T...
Indonesia Country Report on Science,Technology, and Innovation Policy by T...Tatang Taufik
 
Workshop Awal E Development Daerah 2009
Workshop Awal E Development Daerah 2009Workshop Awal E Development Daerah 2009
Workshop Awal E Development Daerah 2009Tatang Taufik
 
E Development Kota Bogor 11 Sept 2008
E Development Kota Bogor   11 Sept 2008E Development Kota Bogor   11 Sept 2008
E Development Kota Bogor 11 Sept 2008Tatang Taufik
 
Litbangyasa PD Telekomunikasi
Litbangyasa PD TelekomunikasiLitbangyasa PD Telekomunikasi
Litbangyasa PD TelekomunikasiTatang Taufik
 
Tutorial DRD di Surakarta 26 Juni 2008
Tutorial DRD di Surakarta 26 Juni 2008Tutorial DRD di Surakarta 26 Juni 2008
Tutorial DRD di Surakarta 26 Juni 2008Tatang Taufik
 
Strategi E Development ~ Pemantapan OTDA 25 Ags 2008
Strategi E Development ~ Pemantapan OTDA 25 Ags 2008Strategi E Development ~ Pemantapan OTDA 25 Ags 2008
Strategi E Development ~ Pemantapan OTDA 25 Ags 2008Tatang Taufik
 
H01 Inroduksi Konsep TKT Tatang Taufik
H01 Inroduksi Konsep TKT   Tatang TaufikH01 Inroduksi Konsep TKT   Tatang Taufik
H01 Inroduksi Konsep TKT Tatang TaufikTatang Taufik
 
Telecenter Kota Pekalongan Tatang Taufik
Telecenter Kota Pekalongan   Tatang TaufikTelecenter Kota Pekalongan   Tatang Taufik
Telecenter Kota Pekalongan Tatang TaufikTatang Taufik
 
101 Telecenter Taufik
101 Telecenter Taufik101 Telecenter Taufik
101 Telecenter TaufikTatang Taufik
 
Indonesia's Sub-National Innovation System
Indonesia's Sub-National Innovation SystemIndonesia's Sub-National Innovation System
Indonesia's Sub-National Innovation SystemTatang Taufik
 
Emerging Technology Tatang A Taufik
Emerging Technology   Tatang A TaufikEmerging Technology   Tatang A Taufik
Emerging Technology Tatang A TaufikTatang Taufik
 
Strategi Dual TIK Tatang Taufik
Strategi Dual TIK   Tatang TaufikStrategi Dual TIK   Tatang Taufik
Strategi Dual TIK Tatang TaufikTatang Taufik
 
Challenging Issues in Initiating RIS Development in Indonesia
Challenging Issues in Initiating RIS Development in IndonesiaChallenging Issues in Initiating RIS Development in Indonesia
Challenging Issues in Initiating RIS Development in IndonesiaTatang Taufik
 
TIKoMeter ~ Indikator Utama TIK oleh Tatang A Taufik
TIKoMeter ~ Indikator Utama TIK oleh Tatang A TaufikTIKoMeter ~ Indikator Utama TIK oleh Tatang A Taufik
TIKoMeter ~ Indikator Utama TIK oleh Tatang A TaufikTatang Taufik
 

Más de Tatang Taufik (19)

Belajar Berinovasi ~ Tatang A Taufik
Belajar Berinovasi ~ Tatang A TaufikBelajar Berinovasi ~ Tatang A Taufik
Belajar Berinovasi ~ Tatang A Taufik
 
Proposed Models on Open Innovation in Indonesia - Tatang A. Taufik
Proposed Models on Open Innovation in Indonesia - Tatang A. TaufikProposed Models on Open Innovation in Indonesia - Tatang A. Taufik
Proposed Models on Open Innovation in Indonesia - Tatang A. Taufik
 
An Adjustment Reform towards a more Integrated Innovation System Strengthenin...
An Adjustment Reform towards a more Integrated Innovation System Strengthenin...An Adjustment Reform towards a more Integrated Innovation System Strengthenin...
An Adjustment Reform towards a more Integrated Innovation System Strengthenin...
 
ECOSYSTEM FOR REGIONAL INNOVATION IN ASIA : International Partnership Program...
ECOSYSTEM FOR REGIONAL INNOVATION IN ASIA : International Partnership Program...ECOSYSTEM FOR REGIONAL INNOVATION IN ASIA : International Partnership Program...
ECOSYSTEM FOR REGIONAL INNOVATION IN ASIA : International Partnership Program...
 
Comments from Indonesia Perspective on "Cross-border Movement of Researchers...
Comments from Indonesia Perspective on  "Cross-border Movement of Researchers...Comments from Indonesia Perspective on  "Cross-border Movement of Researchers...
Comments from Indonesia Perspective on "Cross-border Movement of Researchers...
 
Indonesia Country Report on Science,Technology, and Innovation Policy by T...
Indonesia Country Report on Science,Technology, and Innovation Policy  by   T...Indonesia Country Report on Science,Technology, and Innovation Policy  by   T...
Indonesia Country Report on Science,Technology, and Innovation Policy by T...
 
Workshop Awal E Development Daerah 2009
Workshop Awal E Development Daerah 2009Workshop Awal E Development Daerah 2009
Workshop Awal E Development Daerah 2009
 
E Development Kota Bogor 11 Sept 2008
E Development Kota Bogor   11 Sept 2008E Development Kota Bogor   11 Sept 2008
E Development Kota Bogor 11 Sept 2008
 
Litbangyasa PD Telekomunikasi
Litbangyasa PD TelekomunikasiLitbangyasa PD Telekomunikasi
Litbangyasa PD Telekomunikasi
 
Tutorial DRD di Surakarta 26 Juni 2008
Tutorial DRD di Surakarta 26 Juni 2008Tutorial DRD di Surakarta 26 Juni 2008
Tutorial DRD di Surakarta 26 Juni 2008
 
Strategi E Development ~ Pemantapan OTDA 25 Ags 2008
Strategi E Development ~ Pemantapan OTDA 25 Ags 2008Strategi E Development ~ Pemantapan OTDA 25 Ags 2008
Strategi E Development ~ Pemantapan OTDA 25 Ags 2008
 
H01 Inroduksi Konsep TKT Tatang Taufik
H01 Inroduksi Konsep TKT   Tatang TaufikH01 Inroduksi Konsep TKT   Tatang Taufik
H01 Inroduksi Konsep TKT Tatang Taufik
 
Telecenter Kota Pekalongan Tatang Taufik
Telecenter Kota Pekalongan   Tatang TaufikTelecenter Kota Pekalongan   Tatang Taufik
Telecenter Kota Pekalongan Tatang Taufik
 
101 Telecenter Taufik
101 Telecenter Taufik101 Telecenter Taufik
101 Telecenter Taufik
 
Indonesia's Sub-National Innovation System
Indonesia's Sub-National Innovation SystemIndonesia's Sub-National Innovation System
Indonesia's Sub-National Innovation System
 
Emerging Technology Tatang A Taufik
Emerging Technology   Tatang A TaufikEmerging Technology   Tatang A Taufik
Emerging Technology Tatang A Taufik
 
Strategi Dual TIK Tatang Taufik
Strategi Dual TIK   Tatang TaufikStrategi Dual TIK   Tatang Taufik
Strategi Dual TIK Tatang Taufik
 
Challenging Issues in Initiating RIS Development in Indonesia
Challenging Issues in Initiating RIS Development in IndonesiaChallenging Issues in Initiating RIS Development in Indonesia
Challenging Issues in Initiating RIS Development in Indonesia
 
TIKoMeter ~ Indikator Utama TIK oleh Tatang A Taufik
TIKoMeter ~ Indikator Utama TIK oleh Tatang A TaufikTIKoMeter ~ Indikator Utama TIK oleh Tatang A Taufik
TIKoMeter ~ Indikator Utama TIK oleh Tatang A Taufik
 

Pemanfaatan

  • 1. PEMANFAATAN HASIL-HASIL LITBANGYASA UNTUK MENCIPTAKAN KEUNGGULAN USAHA Dr. Tatang A. Taufik Deputi Kepala BPPT Bidang PKT BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI Forum “Sosialisasi Kebijakan dan Program Pengembangan Perniagaan dan Kewirausahaan” Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung, 23 November 2013
  • 2. BAHAN E-FILE DAN TAUTAN (LINKS) • Portal BPPT http://www.bppt.go.id • Portal GIN http://portal.gin.web.id • Blog Pribadi http://tatang-taufik.blogspot.id http://sistem-inovasi.blogspot.id http://klaster-industri.blogspot.id • Bahan di Scribd http://www.scribd.com/profiles/show/2109230tatang-taufik?from_badge_profile_btn=1 • Bahan di Slideshare http://www.slideshare.net/tatang.taufik • Media Sosial : – Halaman https://www.facebook.com/pages/Gerbang-IndahNusantara/130807376983575 – Group https://www.facebook.com/groups/268855611500/ • Video http://www.youtube.com/user/GINBPPT
  • 5. PERAN DAN LAYANAN TEKNOLOGI BPPT PERAN 1. Rekomendasi Intermediasi Technology Clearing House Pengkajian 2. Advokasi 3. Alih Teknologi 4. Konsultansi Bidang Prioritas BPPT : Solusi Teknologi 1. Tekn. Pangan 2. Tekn. Kesehatan & Obat 3. Tekn. Energi 4. Tekn. Kebumian & Lngkungan 5. Tekn. Kebencanaan (Disaster Early Warning & Mitigation Technology) 6. Tekn. Material Maju 7. TIK 8. Tekn. Transportasi 9. Tekn. Hankam 10.Tekn. Manufaktur 11.Sistem Inovasi Tech State of the Art 5. MSTQ 6. Jasa Operasi Audit Teknologi VALUE PROPOSITIONS Daya Saing 7. Percontohan (Pilot Project) 8. Pilot Plant 9. Prototype Kemandirian Kesejahteraan, Kemandirian, Pe radaban Pengkajian dan Penerapan Teknologi PELAYANAN TEKNOLOGI 10. Survey 11. Rujukan Teknis (Technical Reference) 12. Audit Teknologi 13. PPBT Catatan : PPBT : Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi
  • 6. UUD 1945 (Amandemen ke 4) BAB VI (PEMERINTAH DAERAH) • Pasal 18, Ayat (5) : “Pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undangundang ditentukan sebagai urusan Pemerintahan Pusat.” BAB XA (HAK AZASI MANUSIA) • Pasal 28C, Ayat (1) : “Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.” BAB XIII (PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN) • Pasal 31, Ayat (5) : “Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.”
  • 7. MENUJU PEMBANGUNAN INDONESIA BERBASIS PENGETAHUAN 2025 UU No. 17/2007 (RPJPN) & Perpres 32/2011 (MP3EI) INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR “Negara Maju & Kekuatan 12 Besar Dunia” MASYARAKAT BERBASIS PENGETAHUAN EKONOMI BERBASIS PENGETAHUAN PENGUATAN SISTEM INOVASI Isu-isu Kontekstual Kecenderungan dan Tantangan Universal Globalisasi Kemajuan Iptek, Inovasi Lingkungan Nasional Lingkungan Regional Lingkungan Global  Ekonomi Pengetahuan Ekonomi Jaringan Faktor-faktor Lokalitas
  • 8. PENGUATAN SISTEM INOVASI UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN • Mewujudkan tujuan pembangunan semakin memerlukan pembangunan (nasional & daerah) yang lebih cerdas & bijaksana  berbasis pengetahuan (knowledge-based development ~ knowledge-based economy & knowledgebased society) • Kelemahan “sistemis” (systemic failures) ~ ekosistem • BPPT berpartisipasi dalam penguatan sistemis & sistematis ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi (IPTEKIN) : Penguatan Sistem Inovasi (PSI)  perkembangan inovasi, difusi & pembelajaran • Tujuan PSI : mendukung pembangunan yang progresif & berkualitas, inklusif, dan berkelanjutan.
  • 9. ARAH PROGRAM IPTEKIN • Memperkuat basis IPTEKIN dan meningkatkan kontribusi IPTEKIN hijau/bersih (green/clean technology & innovation) untuk mendukung pembangunan berkelanjutan (green/sustainable development); • Orientasi PSI : memperkuat daya dukung & jejaring IPTEKIN untuk 1. peningkatan pemenuhan kebutuhan dasar & kepentingan publik; 2. peningkatan daya saing & penguatan kohesi sosial; serta 3. penguatan kemandirian Bangsa & NKRI.
  • 10. ORIENTASI PENGUATAN SISTEM INOVASI DALAM PEMBANGUNAN (NASIONAL & DAERAH) Kebutuhan Dasar & Perlindungan Masyarakat (Basic Needs, Protection/ Security - Public Interests) Penguatan Sistem Inovasi Daya Saing & Kohesi Sosial (Enabling & Strengthening : Nilai Tambah - Produktivitas) Untuk percepatan pembangunan (nasional & daerah) yang lebih “berbasis pengetahuan/ teknologi”  pertumbuhan tinggi & berkualitas, inklusif, dan berkelanjutan Kepentingan Kedaulatan Negara (Sovereignity – Kemandirian)
  • 12. BERAGAM INOVASI, KESALINGTERKAITAN & EFEK RIAK PENGUATAN PEMBELAJARAN DIFUSI INOVASI
  • 13. APA ITU “PENGUATAN SISTEM INOVASI” • Sistem inovasi : suatu kesatuan (lembaga, SDM, infra & suprastrukur, jejaring, proses/interaksi) yang mempengaruhi arah perkembangan dan kecepatan inovasi, difusi, dan proses pembelajaran • Penguatan sistem inovasi : “membenahi” sistem (holistik, serentak, isu-isu sistemik) secara bersistem : a. Dari perspektif kebijakan, langkah perbaikan perlu diarahkan untuk membenahi “isu-isu kelemahan atau kegagalan sistemik” (systemic failures); b. Strategi kebijakan perlu dikembangkan sebagai suatu kesatuan kerangka kebijakan inovasi/KKI (innovation policy framework).
  • 14. FUNGSI UTAMA SISTEM INOVASI 1. Menguasai, mengembangkan dan meningkatkan pendayagunaan IPTEKIN (termasuk aktivitas penelitian, pengembangan dan perekayasaan/litbangyasa). 2. Memandu arah bagi para penyedia dan pengguna serta pemangku kepentingan IPTEKIN lainnya, agar semakin mampu mengelola dan memanfaatkan sumber dayanya secara sinergis. 3. Memperkuat/mengembangkan pasokan sumber daya, yaitu modal/kapital, kompetensi dan sumber daya lainnya. 4. Memfasilitasi penciptaan/pengembangan eksternalitas yang positif. 5. Memfasilitasi formasi dan pengembangan pasar.
  • 15. ISU POKOK KEBIJAKAN INOVASI Isu Kebijakan Kelembagaan & Daya Dukung Iptek 2 serta Absopsi oleh Industri 3 Interaksi & Pelayanan 5 Fokus & Keterpaduan Rantai Nilai Permintaan (Demand) Konsumen (permintaan akhir) Produsen (permintaan antara) Sistem Politik Sistem Pendidikan dan Litbangyasa Pemerintahan Pendidikan dan Pelatihan Profesi Penadbiran (Governance) Pendidikan Tinggi dan Litbang Kebijakan RPT Litbang Pemerintah Standar dan Norma Sistem Industri Perusahaan Besar Intermediaries Lembaga Litbangyasa Brokers UKM “Matang/ Mapan” PPBT Supra- dan Infrastruktur Khusus Dukungan Inovasi dan Bisnis HKI dan Informasi Perbankan Modal Ventura Framework Conditions Kondisi Umum dan Lingkungan Kebijakan pada Tataran Internasional, Pemerintah Nasional, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota • • • • • • Kebijakan Ekonomi Kebijakan ekonomi makro Kebijakan moneter Kebijakan fiskal Kebijakan pajak Kebijakan perdagangan Kebijakan persaingan Isu Kebijakan 1 Kebijakan Keuangan Kebijakan Pendidikan Kebijakan Promosi & Investasi Infrastruktur Umum/ Dasar Kebijakan Industri/ Sektoral SDA dan Lingkungan Lingkungan / Kerangka Umum 4 Budaya Inovasi Budaya • Sikap dan nilai • Keterbukaan terhadap pembelajaran dan perubahan • Kecenderungan terhadap Inovasi dan kewirausahaan • Mobilitas dan interaksi 6 Keselarasan dengan Tantangan Global Global
  • 16. ISU SISTEMIK YANG PERLU DIBENAHI : KATA KUNCI 1 6 2 Kerangka Kebijakan Inovasi : Heksagon 5 3 4 1. IKLIM/LINGKUNGAN (bagi inovasi dan bisnis). 2. PENYEDIA (SUPPLY) & PENGGUNA (DEMAND). 3. KETERKAITAN/INTERAKSI, JARINGAN, PELAYANAN. 4. BUDAYA KREATIF-INOVATIF. 5. FOKUS - KETERPADUAN, KOORDINASI KOHERENSI. 6. DINAMIKA GLOBAL.
  • 17. STRATEGI MULTIDIMENSI PSI 1. LOKALITAS TERITORIAL ~ keragaman daerah, kewilayahan, keruangan, geografis, sosio kultural, sistem pemerintahan  ekosistem daerah bagi perkembangan kreativitas-keinovasian di daerah 2. INDUSTRIAL ~ keragaman & karakteristik industri  daya saing industrial & industri berpotensi unggul 3. PENGETAHUAN ~ jaringan inovasi (hubungan, kemitraan, dinamika interaksi)  dinamika perkembangan, aliran & pemanfaatan pengetahuan 4. AKTOR INOVASI ~ teknoprener  penguatan bisnis inovatif & modernisasi/revitalisasi bisnis (ekonomi) 5. KONTEKS KHUSUS  pilar-pilar tematik spesifik yang relevan (kontekstual) & urgen.
  • 18. INISIATIF (PRAKARSA) STRATEGIS PENGUATAN SISTEM INOVASI 1. 2. 3. 4. 5. Penguatan Sistem Inovasi Daerah : sebagai wahana untuk memperkuat pilar-pilar bagi penumbuhkembangan kreativitas-keinovasian di tingkat daerah, di mana penguatan sistem inovasi daerah merupakan bagian integral dari penguatan sistem inovasi nasional. Pengembangan Klaster Industri : sebagai wahana untuk mengembangkan potensi kolektif terbaik kewilayahan dan meningkatkan daya saing industrial. Pengembangan Jaringan Inovasi : sebagai wahana membangun keterkaitan dan kemitraan antar aktor utama, serta mendinamisasikan aliran pengetahuan, inovasi, difusi, dan pembelajaran. Pengembangan Teknoprener : sebagai wahana modernisasi bisnis/ekonomi & sosial, serta mengembangkan budaya inovasi. Penguatan Pilai-pilar Tematik SI : sebagai wahana memperbaiki elemen-elemen penguatan sistem yang bersifat tematik dan kontekstual.
  • 19. KERANGKA STRATEGIS PENGUATAN SISTEM INOVASI Visi & Misi Pembangunan – “Tema Besar” Tema Inisiatif Strategis Kerangka Kebijakan Inovasi SID Klaster Jaringan Teknoprener Pilar-pilar Industri Inovasi Tematik Kerangka Umum Kelembagaan, Daya Dukung, Kap. Absorpsi Interaksi/Keterkaitan, Pelayanan Budaya Inovasi Fokus, Keterpaduan Rantai Nilai Perkembangan Global Elemen Penguatan Sistem Flagship Programs
  • 20. MEKANISME TRANSAKSI (PELAYANAN TEKNOLOGI & DIFUSI) 1. “Jual-beli konvensional” (termasuk misalnya jasa sewa penggunaan fasilitas, jasa pengujian yang telah baku, dan sebagainya). 2. “Jual-beli dengan value added fee” (termasuk misalnya kombinasi pemanfaatan fasilitas dan keahlian/expertise tertentu; penyediaan faktor produksi yang memiliki keunggulan). 3. Lisensi. 4. Kontrak kerjasama :  Sharing pembiayaan (dan/atau sumber daya lain) untuk kolaborasi litbangyasa  Waivers & Elections: • Waivers: pemerintah (pemberi biaya) menyerahkan haknya atas aset intelektual yang diperoleh kepada pihak pengguna secara luas. • Elections: pemerintah (pemberi biaya) menyerahkan haknya atas aset intelektual yang diperoleh kepada pihak pengguna tertentu yang dinilai berhak menurut peraturan perundangan yang berlaku, seperti misalnya organisasi pemerintah lain atau organisasi nirlaba.  Kontrak litbangyasa independen ataupun sponsored R&D agreement.  Turn-key project, BOT, dan sejenisnya.  Marketing and Distribution Agreement.
  • 21. MEKANISME TRANSAKSI (PELAYANAN TEKNOLOGI & DIFUSI) (lanjutan) 5. Pengembangan perusahaan baru (start-up company) dengan:  Lisensi.  Joint venture atau equity transactions yang melibatkan lembaga penyedia teknologi.  Spin-off “unit” atau “personil” lembaga penyedia teknologi.  Penyediaan fasilitas inkubator teknologi/bisnis. 6. Material Transfer Agreements (MTA). 7. Kombinasi sebagian atau seluruhnya.
  • 23. KEUNGGULAN (DAYA SAING) • • • Beragam definisi ~ perbedaan keberterimaan (acceptability) oleh berbagai kalangan (misalnya akademisi, praktisi, pembuat kebijakan). PORTER (1990): “There is NO ACCEPTED DEFINITION OF COMPETITIVENESS. Whichever definition of competitiveness is adopted, an even more serious problem has been there is no generally accepted theory to explain it”. “Pembedaan” pada beragam tingkatan: – – Negara / Daerah – Perusahaan (mikro) : definisi yang paling “jelas.” Industri (meso) : walaupun beragam, umumnya dapat dipahami: pergeseran perspektif pendekatan “sektoral”  pendekatan “klaster industri.” Ekonomi (makro) : dipandang sangat penting, walaupun masih sarat perdebatan dan kritik (latar belakang teori). Mikro ~ Perusahaan Memiliki pengertian yang berbeda, tetapi saling berkaitan Kemampuan suatu perusahaan mengatasi perubahan dan persaingan pasar dalam memperbesar dan mempertahankan keuntungannya (profitabilitas), pangsa pasar, dan/atau ukuran bisnisnya (skala usahanya) suatu industri (agregasi Kemampuan perusahaan ~ “sektoral”  “klaster industri”) menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi dari industri pesaing asingnya “Makro” ~ Ekonomi “Konteks Telaahan” (Perbandingan) / Dimensi Teritorial / Spasial Meso ~ Industri Kemampuan/daya tarik (attractiveness); kemampuan membentuk/menawarkan lingkungan paling produktif bagi bisnis, menarik talented people, investasi, dan mobile factors lain, dsb.; dan Kinerja berkelanjutan. “Tingkatan Analisis” / Dimensi “Sektoral” Rujukan : a.l. Porter & McFetridge (1995)
  • 24. MEMBANGUN (KEUNGGULAN) DAYA SAING Produk • SDM • Kompetensi • Spesialisasi Organisasi/Perus. ~ Mikro • Himpunan SDM & Entitas Organisasi • Hubungan - Jaringan - Interaksi • Kolaborasi - Sinergi SISTEM INOVASI - KLASTER INDUSTRI ~ Meso Faktor Lokalitas & Konteks Global DAERAH ~ SISTEM INOVASI ~ Makro
  • 25. ILUSTRASI KETERKAITAN PROGRAM DALAM KONTEKS “PERCONTOHAN DI DAERAH” Pengembangan Teknoprener Pengembangan Jaringan Inovasi Pengembangan Klaster Industri Unggulan Daerah Penguatan Sistem Inovasi Daerah & Pengembangan Tematik
  • 26. KERANGKA GENERIK UNTUK MEMBANGUN KEMITRAAN Penguatan Sistem Inovasi Aktivitas pada Tataran Nasional Roadmap PSID; RINA – RIDA; Sub-national RIS; International RIS Tekno-ekonomi; Mamin; Obat bahan alam; TIK/Elektronika; Barang modal; Alat angkut Teknometer; Teknopolitan; HR Mobility; Knowledge Management; NCE Kurikulum di Pendidikan Tinggi; Pusat Inovasi; Insentif pemerintah; Pendanaan inovasi; NA & RUU Sistem Pengkajian & Audit Teknologi; Climate Change; Biosecurity; Ren. Energy; Oceans; Biotech Contoh Green/Clean Tech.: E-Dev Air Infrastruktural (mis. Energi listrik) Contoh Pusat Inovasi (mis., inkubator bisnis) Audit Teknologi & Pengembangan Tematik Teknopolitan/ Technopark Pengembangan Teknoprener Pilar-pilar Penguatan Sistem Inovasi (Flagship Programs) Ekowisata; Industri kreatif; Sawit Pengembangan Jaringan Inovasi Ekosistem Inovasi daerah; Region-to-region partnerships Pengembangan Klaster Industri Aktivitas pada Tataran Daerah Penguatan Sistem Inovasi Daerah Kota/Daerah Cerdas --- Smart & Green Cities (Regions)
  • 27. MITRA DAERAH KERJASAMA : Kabupaten/Kota Kontinental Kepulauan Khusus: Perbatasan Khusus: Tertinggal 2 9 1 3 11 4 KE SUMATERA : 1.Kab. Pelalawan 2.Kab. Kep. Anambas 3.Kota Pagaralam 6 5 7 8 KE JAWA : 4. Kota Tangsel 5. Kota Cimahi 6. Kota Pekalongan 7. Kab. Banyumas 8. Kab. Ngawi 10 KE KALIMANTAN : 9. Kab. Kapuas Hulu KE BALI-NT : 10. Kab. Bangli KE SULAWESI : 11. Kab. Bantaeng Keseluruhan kerjasama dengan daerah otonom ± 90
  • 28. CONTOH PENGUATAN SISTEM INOVASI DI DAERAH OTONOM : Penguatan Sistem Inovasi Kota Pekalongan Jaringan Inovasi (Teknopolitan Batik) Penguatan SID Pengembangan Teknoprener Klaster Industri Batik Pusat Inovasi (BICC)
  • 29. KAPUAS HULU – KALIMANTAN BARAT
  • 30. CONTOH PRAKARSA AWAL PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI Visi & Misi Pembangunan Daerah – “Tema Besar” Tema Inisiatif Strategis Kerangka Kebijakan Inovasi Kerangka Umum Kelembagaan, Daya Dukung, Kap. Absorpsi Interaksi/Keterkaitan, Pelayanan Budaya Inovasi Fokus, Keterpaduan Rantai Nilai Perkembangan Global SID Klaster Jaringan Teknoprener Pilar-pilar Industri Inovasi Tematik
  • 31. POLICY/TECHNICAL ASSISTANCE DALAM PENGEMBANGAN UNGGULAN DAERAH: Klaster Industri Animasi & Film di Cimahi Pendampingan pengembangan klaster industri di Cimahi dilakukan pada Industri Animasi & Film. • Pemetaan awal teridentifikasi sekitar 60an pelaku usaha animasi dan film sebagai industri inti, tergabung dalam komunitas Cimahi Creative Association.  Pemkot Cimahi menfasilitasi aktivitas bisnis komunitas ini di gedung BITC Baros.  Agenda utama yang telah dirumuskan untuk pengembangan klaster adalah : (1) penyediaan sarana produksi, (2) peningkatan kemampuan SDM yang mampu bersaing di pasar, (3) menumbuhkan jumlah pelaku usaha animasi & film.  Lembaga-pendukung yang terlibat berkolaborasi dan bersinergi program dalam kegiatan ini baik langsung maupun tidak langsung antara lain: Kemenristek, Kemenperind, Kemenpora, Kemendiknas, Kemeninfo, ITB, Institut Kesenian Jakarta.  Pendampingan telah mencapai tahap Inisiatif Awal/ Prakarsa Pengembangan dan Penyusunan Agenda Pengembangan
  • 32. POLICY/TECHNICAL ASSISTANCE DALAM PENGEMBANGAN UNGGULAN DAERAH: Klaster Industri Minyak Atsiri, Produk Kelapa & Pangan di Kab.Blitar • Klaster industri yang dikembangkan di Kab.Blitar: (1) Minyak Atsiri “Java Atsiri”  menghasilkan produk minyak atsiri dari bahan baku lokal, seperti: cengkeh, nilam dan kenanga, (2) Produk Berbasis Kelapa “Manggar Sari”  memproduksi produk-produk kreatif dari bahan baku pohon kelapa, (3) Pangan Olahan Berbahan Baku Lokal “Sari Raos”  memproduksi pangan dari bahan baku tepung cassava premium/ Mocaf yang potensial sebagai substitusi gandum dan beras.  Pengembangan klaster di Kabupaten Blitar telah diawali sejak tahun 2009 melalui program Putri Kencana dari Pemkab Blitar. Saat ini pengembangan klaster telah mencapai tahap implementasi. Lembaga pendukung yang terlibat berkolaborasi dan bersinergi program dalam pengembangan klaster industri di daerah ini antara lain: Kementerian Ristek, Universitas Brawijaya dan Universitas Negeri Malang.
  • 33. CONTOH KLASTER INDUSTRI “SARI RAOS” MAKANAN BAHAN BAKU LOKAL – KABUPATEN BLITAR Kelompok Tani memproduksi “chips” ubikayu bahan baku tepung cassava premium/ MOCAF Desain Logo dan Kemasan oleh Univ Negeri Malang untuk produk-produk Klaster Industri Sari Raos Penepungan “chips” ubikayu di pabrik tepung cassava premium PT.CSS Produk-produk Klaster Industri Sari Raos
  • 34. CONTOH PENGEMBANGAN JARINGAN INOVASI : TEKNOPOLITAN PELALAWAN - RIAU Visi & Misi Pembangunan Daerah – “Tema Besar” Tema Inisiatif Strategis Kerangka Kebijakan Inovasi Kerangka Umum Kelembagaan, Daya Dukung, Kap. Absorpsi Interaksi/Keterkaitan, Pelayanan Budaya Inovasi Fokus, Keterpaduan Rantai Nilai Perkembangan Global SID Klaster Jaringan Teknoprener Pilar-pilar Industri Inovasi Tematik
  • 35. CONTOH JARINGAN INOVASI : TEKNOPOLITAN PELALAWAN KABUPATEN PELALAWAN - PROVINSI RIAU Area of 3,754 ha. Industries Offices Sport Center Research & Dev’t University Main Gate Housing Services & Commercials Sekolah Tinggi Teknologi Pelalawan (STTP)  “New” smart & green city
  • 36. KERANGKA STRATEGIS PENGUATAN SISTEM INOVASI Visi & Misi Pembangunan – “Tema Besar” Tema Inisiatif Strategis Kerangka Kebijakan Inovasi Kerangka Umum Kelembagaan, Daya Dukung, Kap. Absorpsi Interaksi/Keterkaitan, Pelayanan Budaya Inovasi Fokus, Keterpaduan Rantai Nilai Perkembangan Global SID Klaster Jaringan Teknoprener Pilar-pilar Industri Inovasi Tematik
  • 37. PUSAT INOVASI DALAM PENGEMBANGAN TEKNOPRENER (BISNIS INOVATIF) • • PUSAT INOVASI (PI) adalah suatu organisasi atau unit organisasi yang berfungsi sebagai simpul, hub atau gateway dari jaringan kemitraan yang memberikan jasa layanan terpadu untuk menumbuhkembangkan bisnisbisnis yang inovatif, khususnya UMKM inovatif. PI diharapkan mampu berperan sebagai salah satu “ujung tombak” aktivitas penelitian, pengembangan dan perekayasaan (litbangyasa) atau aktivitas inovasi yang bermuara pada dampak ekonomi, sosial & budaya (inovasi & kewirausahaan, difusi & pembelajaran).
  • 38. BENTUK DASAR (AWAL) PUSAT INOVASI Bentuk PI “standar” sebagai awal pengembangan : 1. PI – PJP/BDSP (Penyedia Jasa Pengembangan Bisnis atau Business Development Service Provider)  “bisnis inti”nya adalah memberikan layanan terpadu pengembangan inovasi bisnis kepada UMKM yang sudah ada agar berkembang menjadi UMKM Inovatif 2. PI - Inkubator Bisnis  “bisnis inti”-nya adalah memberikan layanan terpadu menginkubasikan para calon pewirausaha (tenant) agar menjadi Teknoprener Baru/Pemula (UMKM Inovatif Baru/Pemula) atau PPBT (Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi). Catatan : Variasi pengembangan PI dapat dilakukan sesuai dengan keadaan/konteks relevannya.
  • 39. INOVASI & MODERNISASI SUMBER PERKEMBANGAN EKONOMI Perbaikan Bisnis yang Ada (Existing) Keterkaitan Pengetahuan & Kompetensi Faktor keunggulan lokalitas Pembelajaran, termasuk Litbangyasa Rantai Nilai Inovasi & Difusi Siklus yang Makin Menguat (Dari vicious cycle menjadi virtuous cycle) PI UMKM Penyediaan pengetahuan/ teknologi Interaksi & Keterkaitan Daya Saing yang Lebih Tinggi Investasi Dari Luar Rantai Nilai Produksi ROI yang Lebih Tinggi Investasi (& perdagangan) Ke Luar Investasi untuk Inovasi Pengembangan Bisnis Baru • PJPB (BDSP) : Penyedia Jasa Pengembangan Bisnis (Business Development Service Provider) • Inkubator : Inkubator bisnis berbasis teknologi
  • 40. HUBUNGAN ANTARA BPPT DENGAN PUSAT INOVASI UMKM (PI UMKM) Pusat Inovasi memiliki suatu fungsi “antarmuka” yang bisa dibentuk dari: • Peningkatan lembaga yang telah ada (mis. Litbangyasa, perguruan tinggi, dll.); dan/atau • Pembentukan organisasi yang baru. Center of Excellence (Competence) Lembaga Terkait PI UMKM PI UMKM PI UMKM Entitas Lain Pemda setempat BPPT & Mitra PI UMKM PI UMKM UMKM PI UMKM PI UMKM Lembaga Litbangyasa PI UMKM SI : Sistem Inovasi KI : Klaster Industri JI : Jaringan Inovasi Stakeholders Kunci Lembaga Pembiayaan
  • 41. PELAYANAN “MINIMUM” SEBAGAI PI PI (PI UMKM) wajib memberikan layanan terpadu di bidang : 1. Jasa Layanan Berbasis Teknologi/Pengetahuan (mis. : desain, prototyping, pengujian, inkubasi bisnis berbasis teknologi, pengembangan bisnis, dsb.) 2. Pengembangan SDM UMKM. 3. Intermediasi/Jejaring Bisnis UMKM. 4. Fasilitasi Akses Pembiayaan. Catatan : 1 & 2 : pelayanan teknis dari “kompetensi inti” PI UMKM 3 & 4 : peran intermediasi/fasilitasi PI UMKM
  • 42. MEMBANGUN “KEBERLANJUTAN (SUSTAINABILITY)” 4 Iayanan +++ PI Rp + UKM atau Calon UKM Inovatif APBN/D, CSR, Lis ensi, BH, dsb...
  • 43. PENGEMBANGAN TEKNOPRENER DI PERGURUAN TINGGI: PERGESERAN PERAN PERGURUAN TINGGI Pengembangan Iptek KNOWLEDGE POOL Solusi Pembangunan Pengembangan SDM
  • 44. CONTOH PRAKARSA PUSAT INOVASI  Pengembangan 16 (2009) & 19 (2010) PI-UMKM yang berfungsi sebagai simpul dari jaringan kemitraan yang memberikan jasa layanan terpadu untuk menumbuhkembangkan UMKM inovatif. Advisory /konsultansi, memberikan bantuan & pendampingan daerah mitra.  Inkubasi Teknologi – 2 (2009) & 3 (2010) Tenant Graduate : PT. Medixe Sekawan Utama (Alat alat Kesehatan rumah sakit ), PT. Imsatech Engineering (Mesin pengolah air dan limbah cair berbasis membran), CV. Bukit Organik (Sayuran dan peternakan organik).  Advisory /konsultansi, memberikan bantuan & pendampingan (Balai Inkubator Teknologi)
  • 45. ILUSTRASI LAYANAN PI UNTUK BISNIS YANG SUDAH ADA : IDENTIFIKASI FOKUS PADA 10 JENIS INOVASI DALAM BISNIS Keuangan 1. Model Bisnis (Business Model) Bagaimana mendapatkan imbalan 2. Jaringan (Networking) Bagaimana membentuk kepemilikan . Proses. Penawaran (Offering) 3. Proses Inti (Core Process) Bagaimana memberikan nilai tambah terhadap yang ditawarkan 5. Kinerja Produk (Product Performance) Bagaimana merancang penawaran inti 4. Enabling Process Bagaimana mendukung porses inti 6. Sistem Porduk (Product System) Bagaimana meningkatkan penawaran inti Sumber : Doblin Group (Larry Keeley) 7. Layanan (Service) Bagaimana tetap berhubungan dengan pelanggan setelah pemeblian Delivery 8. Channel Bagaimana menyampaikan penawaran ke pasar 9. Brand Bagaimana mengkomunikasikan penawaran 10. Customer Experience Bagaimana mengintegrasikan hubungan pelanggan keseluruhan
  • 46. PERCONTOHAN BPPT 2012 - 2013 1. Balai Inkubator Teknologi (BIT) – BPPT 2. FAKULTAS TEKNIK – UNS ~ “Kurikulum Teknoprener” & Pusat Inovasi 3. Beberapa PI berbentuk Inkubator Bisnis & BDSP di Perguruan Tinggi dan Daerah Otonom: – – – – Koridor Ekonomi (KE) Sumatera : Kab. Pelalawan – Riau; KE Jawa : Kota Cimahi – Jabar; Kota Pekalongan – Jateng; KE Kalimantan : Kab. Kapuas Hulu – Kalbar; KE Bali-NT : Kab. Bangli – Bali. 4. Gerakan Nasional : GIN (GERBANG INDAH NUSANTARA) – Jaringan GIN Daerah Otonom – Relawan Indonesia Berinovasi
  • 47. GERBANG INDAH NUSANTARA WORKSHOP RELAWAN & DEKLARASI – 2013 DI PEKALONGAN
  • 48. TECHNOPRENEURSHIP CAMP Menko Ekonomi UNS Serang Ka BPPT di PUSPIPTEK Kapuas Hulu Pelalawan
  • 49.
  • 50. PENGEMBANGAN 1 : AMEDIC Products : • Neonatal Care • Medical Fridge • Hospital Furniture • Disposal • Medical Clinic in Container • Engineering Design service in equipment customization
  • 51. PENGEMBANGAN 2 : SALAM BERKAH SEJAHTERA, PT.
  • 52. KERANGKA STRATEGIS PENGUATAN SISTEM INOVASI Visi & Misi Pembangunan – “Tema Besar” Tema Inisiatif Strategis Kerangka Kebijakan Inovasi Kerangka Umum Kelembagaan, Daya Dukung, Kap. Absorpsi Interaksi/Keterkaitan, Pelayanan Budaya Inovasi Fokus, Keterpaduan Rantai Nilai Perkembangan Global SID Klaster Jaringan Teknoprener Pilar-pilar Industri Inovasi Tematik
  • 53. PENDAFTARAN HKI OLEH BPPT 18 17 18 16 16 14 12 12 13 9 10 1997 2 2 1996 6 2 10 PATEN 9 DESAIN 7 8 4 10 5 4 3 2 1 11 6 6 4 3 11 6 HAK CIPTA 4 2 1 MEREK 22 2012 2011 2010 2009 2008 2007 2006 2005 2004 2003 2002 2001 2000 1999 1998 0 Paten = 143; Desain = 18; Hak Cipta = 10; Merek = 9 Per : 14 Desember 2012 53
  • 54. HKI BPPT TERLINDUNGI 20 20 17 18 16 14 14 12 10 6 2 DESAIN 7 8 4 PATEN 10 3 HAK CIPTA MEREK 4 1 1 0 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Paten = 72; Desain Industri = 12; Hak Cipta = 4; Merek = 5 Per : 14 Desember 2012 54
  • 55. CONTOH TEKNOLOGI AGROINDUSTRI DAN BIOTEKNOLOGI Pemanfaatan mikroorganisme untuk menyuburkan lahan serta pengendalian hama dan penyakit Akumulasi penggunaan pupuk kimia menyebabkan kerusakan lahan sehingga penggunaan pupuk menjadi semakin boros. Pestisida kimia juga menimbulkan cemaran lahan. Mikroba penambat nitrogen, pengurai fosfat dan pengurai sampah organik dapat digunakan untuk biofertilizer. Mikroba penghasil enzim yang toksin bagi hama dapat digunakan sebagai biopestisida. Mikroba pengurai organochlorin dapat digunakan untuk meremediasi lahan tercemar pestisida kimia. Mikroba dalam rumen dikembangkan untuk probiotik. Biodecomposer, Organic fertilizer, Biofertilizer, Bioremediant, Biopesticide, Biocontrol and Probiotics. 55
  • 56. CONTOH TEKNOLOGI KESEHATAN TEKNOLOGI PRODUKSI EKSTRAK TERSTANDAR Kerjasama antara KEMENKES – BPPT – PT. INDOFARMA • • BPPT telah melakukan kegiatan teknologi produksi ekstrak terstandar untuk 5 jenis tanaman obat pada skala pilot. *Kemenkes – BPPT - PT. Indofarma dalam rangka mendorong program nasional pengembangan Bahan Baku Obat Tradisional (BBOT), Saintifikasi Jamu dan berkembangnya industri ekstrak nasional. Merupakan pencapaian misi BPPT : 1. perekayasaan teknologi untuk peningkatan daya saing industri 2. perekayasaan teknologi untuk peningkatan pelayanan publik instansi pemerintah Pegagan Temu lawak Kencur Sambiloto Jahe merah * Implementasi triple helix ABG : BPPT – Indofarma – Kementerian Kesehatan
  • 57. CONTOH TEKNOLOGI ENERGI BERSIH PLTP 3 MW KAMOJANG (PTKKE) • Pilot Plant telah dibangun (Fabrikasi, kontruksi & instalasi). • Individual test seluruh komponen dan steam flushing perpipaan & separator/demister • Persiapan Pengujian dan Sistem Instrumentasi/Kontrol dalam tahap akhir penyelesaian. DEMO PLANT SMART MICROGRID SI P. SUMBA UNTUK INTEGRASI ENERGI TERBARUKAN • Demo Plant telah dibangun, dioperasikan, dan diresmikan oleh Menristek RI pada 2 Mei 2012 • Diadopsi PT. PLN untuk peningkatan kapasitas dan kehandalan pembangkit Energi Terbarukan di dalam sistem kelistrikan SISTEM MICROGRID PULAU SUMBA SISTEM PV SISTEM KENDALI (EMS) 57
  • 58. CONTOH TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PERISALAH (PTIK) Transformasi Perisalah ke Cloud Demo Perisalah oleh Meneg BUMN
  • 59. AUDIT TEKNOLOGI Diskusi dengan Manajer PG Gondang Baru Stasion Gilingan di PD Kremboong Stasion Pemurnian di PG Gondang Baru Stasion Masakan di PG Kedawoeng
  • 61. BEBERAPA ISU POTENSIAL KEBIJAKAN 1. Keterbatasan media yang mendukung formasi kemitraan IPTEKIN. 2. Perbedaan/kesenjangan karakteristik spesifik para pihak (aktor) kemitraan IPTEKIN. a. Perbedaan/kesenjangan budaya. Budaya peneliti/perekayasa di perguruan tinggi (lembaga litbangyasa) yang umumnya lebih mengedepankan pertimbangan akademis dan kepentingan umum biasanya menjadi penghambat dalam berhubungan dengan pelaku dari kalangan bisnis yang lebih mengutamakan segi kepraktisan dan kemanfaatan nyata bagi bisnis, serta kerahasiaan bisnisnya untuk dapat bersaing. b. Perbedaan/kesenjangan manajemen. Demikian halnya gaya manajemen yang lebih mengikuti hirarki birokrasi sering tidak sejalan dengan manajemen bisnis yang memerlukan pola pengambilan keputusan yang serba cepat. c. Perbedaan/kesenjangan orientasi dan prioritas tujuan organisasi. Perbedaan orientasi dan prioritas tujuan masing-masing pihak yang bermitra juga sering menjadi penghambat efektifitas dan kelancaran dalam praktik kemitraan IPTEKIN. 3. Keterbatasan yang terkait dengan “cara pandang (mindset), sikap, perilaku, dan kemampuan” pelaku. 4. Keterbatasan sumber daya.
  • 62. BEBERAPA ISU POTENSIAL KEBIJAKAN (lanjutan) 5. Keterbatasan investasi bagi aktivitas inovatif dalam pasar. 6. Kelemahan insentif: a. Lemahnya insentif dalam sistem inovasi nasional bagi para pihak, yang berkaitan dengan banyak faktor seperti misalnya kultur dalam masyarakat yang “kurang saling percaya,” kondisi pasar, regulasi (misalnya perpajakan) dan lainnya, yang akhirnya turut mempengaruhi kurang/belum berkembangnya perilaku sosial bagi kemajuan inovasi yang diharapkan, termasuk kehendak berkolaborasi antara industri dan perguruan tinggi atau lembaga litbangyasa. b. Insentif organisasi/kelembagaan pelaku. Struktur pengakuan/penghargaan di masing-masing (atau salah satu) pihak yang bermitra sering kurang/tidak memberikan insentif yang efektif bagi pengakuan/penghargaan dan/atau “imbalan” atas keberhasilan kemitraan IPTEKIN. 7. Hak kepemilikan (proprietary rights). 8. Eksternalitas positif dari kemitraan IPTEKIN yang berkembang.
  • 63. INOVASI SEMAKIN PENTING DALAM PENCIPTAAN/PENINGKATAN NILAI TAMBAH (VALUE ADDED) Ukuran “Kesejahteraan” yang diciptakan oleh entitas bisnis (perusahaan) Nilai lain Keuntungan Depresiasi Nilai Tambah (Value Added) Nilai Output (Produk Barang dan/atau Jasa) Pajak Bunga Penjualan (Sales) “Biaya” Tenaga Kerja “Biaya” Kemitraan Biaya-biaya: • Pembelian • Biaya lain Catatan : lihat model BSC Aset Tangible (mis. Kapital Tetap) Aset Intangible (mis. Knowledge, Kapasitas Inovasi) Semakin Penting
  • 64. TETAPI . . . : TANTANGAN TERKAIT ASET INTELEKTUAL (HKI) DI LEMBAGA PEMERINTAH DAN/ATAU SDM IPTEKIN BERSTATUS PNS 1. “Kepemilikan” 2. “Kelembagaan & Mekanisme Anggaran” - Model bisnis ~ termasuk pelinsesian & royalty fee 3. Apresiasi bagi inventor (aktor IPTEKIN) : a. reward/insentif, b. pengakuan (acknowledgement), dsb. 4. “Pembiayaan & pemeliharaan” HKI 5. Aksesibilitas, afordabilitas & outreach difusi hasil litbangyasa, termasuk HKI kadaluarsa.
  • 65. USULAN a. Pemungkinan “pengalihan kepemilikan” (hibah atau semi hibah) HKI hasil dari aktivitas litbangyasa yang didanai oleh APBN/APBD dari Negara kepada lembaga/organisasi pelaksana litbangyasa dan/atau pihak tertentu nasional. b. Perangkat-perangkat aturan penunjang untuk pemanfaatan royalty fee HKI yang didapat dari hasil pemanfaatan HKI tersebut dengan mitra kerjasama (dapat berupa Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan Menteri Keuangan dan lainnya). c. Perangkat-perangkat peraturan untuk pembiayaan pemeliharaan HKI yang bersumber dari penerimaan PNBP atau BLU.
  • 66. PSI : MEMBAWA PEMBANGUNAN DAERAH YANG PROGRESIF & BERKUALITAS, INKLUSIF, DAN BERKELANJUTAN . . . dalam keselarasan kita maju . . . Penguatan IPTEKIN Sistem Untuk Inovasi Semua
  • 67. Gerakan Membangun Sistem Inovasi, Daya Saing dan Kohesi Sosial di seluruh Wilayah Nusantara Salam Inovasi Indonesia Terima Kasih DB PKT Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Gedung II BPPT, Lt 13 Jl. MH. Thamrin 8, Jakarta 10340 Telp. (021)-316 9441 Fax. (021)-319 24127 Gedung Pusat Inovasi & Bisnis Teknologi BPPT – Kawasan PUSPIPTEK Tangerang Selatan Telp. (021)-7579 1349 Fax. (021)-7579 1348 http://www.bppt.go.id http://portal.gin.web.id
  • 68. SID SID Klaster Industri 1 Sistem Inovasi Nasional Klaster Industri 3 SUBSISTEM & KETERKAITAN MULTIDIMENSI SISTEM INOVASI Sektor I Daerah A Daerah C “industrial cluster-wise” Subnational Innovation System “Region-wise” Sub-national Innovation System “Sector-wise” Sub-national Innovation System Klaster Industri: Sektor II Klaster Industri 1-Z Klaster Industri 3-B Klaster Industri 2-C Sektor III SID : Sistem Inovasi Daerah. Klaster Industri 1-A
  • 69. DINAMIKA INTERAKSI TRIPLE HELIX SISTEM INOVASI Pemerintah Akademia Industri • Pemerintah mendominasi lingkaran/spiral lainnya • Koordinasi birokratis top-down • Mentalitas “proyek besar” • Industri: national champion • Perguruan tinggi: terutama berperan sebagai lembaga pengajaran • Industri : perusahaan terhubungkan oleh pasar Pemerintah • Pemerintah : dibatasi pada penanggulangan kegagalan pasar Industri Litbangyasa & PT • Mentalitas individualistik • 2 Hubungan/interaksi antar kelembagaan dalam “pusaran spiral” sebagai “proses transisi tanpa akhir dan dinamis” • Perguruan tinggi : melaksanakan riset dasar dan penyediaan SDM 1 Akademia Tri-literal network dan Organisasi Hybrid Unit-unit antarmuka (interface) pada garis batas yang ketat. Sumber : Disesuaikan seperlunya dari Etzkowitz dan Leydesdorff (2000). Pemerintah Bisnis 3
  • 70. SIN, SID, KI, JI = PENDEKATAN SISTEM Industri Terkait Industri Pemasok Industri Inti Industri Pendukung Lembaga pendukung Pembeli
  • 71. INDIKASI KONTRIBUSI PENGETAHUAN/TEKNOLOGI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI: PERTUMBUHAN TFP PROVINSI (RATA-RATA 2001-2008) DI 6 KORIDOR EKONOMI TFP : Total Factor Productivity Sumber : Hasil Perhitungan BPPT, 2011
  • 72. PERTUMBUHAN EKONOMI DAN TFP DI SETIAP KORIDOR EKONOMI DAN INDONESIA RATA-RATA 2002-2010:
  • 73. TANTANGAN : PEMBANGUNAN BERBASIS PENGETAHUAN Kesejahteraan/Kemakmuran, Kemandirian & Peradaban Bangsa Knowledge Society Knowledge Economy Daya Saing dan Kohesi Sosial; Kebutuhan Dasar; Kedaulatan POTENSI EKONOMI 1. 2. 3. 4. SDM yang terdidik, kreatif, dan terampil Infrastruktur komunikasi yang dinamis Sistem inovasi yang efektif Pemerintahan, insentif ekonomi dan rejim kelembagaan yang mendukung MELALUI KORIDOR EKONOMI KONEKTIVITAS NASIONAL MP3EI KEMAMPUAN SDM DAN IPTEK NASIONAL 1. 2. 3. 4. 5. Sistem informasi dan komunikasi Pembelajaran seumur hidup dan budaya inovasi Sistem inovasi yang efektif Modal sosial Kepemimpinan/kepeloporan dalam pemajuan sosial budaya masyarakat 6. Rejim kebijakan yang kondusif Sistem Inovasi Kecenderungan dan Tantangan Universal Globalisasi Kemajuan Iptek, Inovasi Isu-isu Kontekstual  Ekonomi Pengetahuan Ekonomi Jaringan Faktor-faktor Lokalitas
  • 74. AGENDA POKOK PENGUATAN SISTEM INOVASI DI INDONESIA 1 6 2 Kerangka Kebijakan Inovasi : Heksagon 5 3 4 1. Mengembangkan kerangka umum yang kondusif bagi inovasi dan bisnis. 2. Memperkuat kelembagaan dan daya dukung iptek/litbangyasa dan mengembangkan kemampuan absorpsi oleh industri, khususnya UKM. 3. Menumbuhkembangkan kolaborasi bagi inovasi dan meningkatkan difusi inovasi, praktik baik/terbaik dan/atau hasil litbangyasa serta meningkatkan pelayanan berbasis teknologi. 4. Mendorong budaya inovasi. 5. Menumbuhkembangkan dan memperkuat keterpaduan pemajuan sistem inovasi dan klaster industri nasional dan daerah. 6. Penyelarasan dengan perkembangan global.
  • 75. CONTOH JENIS INOVASI DALAM BISNIS/PERUSAHAAN Sumber : Larry Keeley, Doblin
  • 76. CONTOH 10 JENIS INOVASI 1. Business model how the enterprise makes money 5. Product performance basic features, performance and functionality 6. Product system extended system that surrounds an offering 2. Networking enterprise’s structure/ value chain 7. Service how you service your customers Process. Finance Business model Networking Offering Enabling process Product performance Core process 3. Enabling process assembled capabilities 4. Core process proprietary processes that add value Delivery Product system Service Channel Brand 8. Channel how you connect your offerings to your customers 9. Brand how you express your offering’s benefit to customers 10. Customer experience how you create an overall experience for customers Sumber : Rotman (2006) Customer experience
  • 77. CONTOH TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PEMILU ELEKTRONIK
  • 78. CONTOH TEKNOLOGI MANUFAKTUR: REVITALISASI INDUSTRI PUPUK NASIONAL Program Pupuk SRF (Pupuk Berimbang) Inovasi & Pengembangan teknologi produksi Industrialisasi dan Advokasi Kerjasama PT.Pupuk Kaltim Pendampingan Teknis Pendirian Pabrik PKT-V Selesainya pilot project 10.000 tpy Optimasi proses dan peralatan Integrasi SRF dan pupuk mineral Mitra : PT. Pupuk Kujang Cikampek Forum Team Kerja Industrialisasi (Dalam rangka mendapatkan SNI dan rekomendasi pupuk SRF) • Kemenperind • Kementan • Asosiasi Pupuk Nasional • Industri pupuk Sosialisasi Internasional : Negara D8 Kerjasama dg Bantaeng Pabrik SRF Skala 10.000 TPY PENDAMPINGAN KUALITAS PERALATAN & DESAIN “CRITICAL EQUIPMENT “ PADA UREA PLANT PABRIK PUPUK PKT -V PERAN DESIGN INSTITUTE DALAM MEMBERI SOLUSI TERHADAP PENINGKATAN TKDN Pabrik Pupuk PKT-V 78
  • 79. CONTOH TEKNOLOGI PERTAHANAN DAN KEAMANAN PUNA WULUNG BPPT AKAN MASUK JAJARAN SQUADRON TNI AU Tahun 2012 merupakan sejarah bagi kegiatan pengembangan teknologi PUNA BPPT dengan mulai beralihnya proses pengembangan Puna dari teknologi development ke pemanfaatan hasil teknologi. Demo flight di Halim Perdana Kusumah pada tanggal 11 Oktober 2012 berhasil sukses diikuti dengan keputusan Menhan agar PUNA-BPPT segera digunakan untuk memperkuat skuadron PTTA TNI AU di Kalimantan. Bapak Presiden RI mendengarkan penjelasan tentang Puna Wulung (Saat setelah demo flight ) 79
  • 80. CONTOH TEKNOLOGI LINGKUNGAN Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca untuk Penanganan Bencana Kebakaran, Banjir, dan Kekeringandi Riau, Sumsel, Kalteng, Jabar, Jakarta, Soroako Mitra: BNPB, Pemda, TNI AU, TNI AD, PLN, Jasa Tirta PNBP: Rp 15, 6 miliar Pemasangan Tsunameter Kabel di Pameungpeuk, Jabar 80