Dokumen tersebut membahas mengenai peran perguruan tinggi dalam memperkuat sistem inovasi di Indonesia. Perguruan tinggi memiliki peran penting dalam membentuk SDM berpengetahuan dan berketerampilan, menghasilkan karya yang menjadi aset intelektual, serta mengembangkan fungsi penelitian dan pengembangan. Agenda prioritas ke depan adalah memperkuat kerangka umum, kelembagaan, kolaborasi, budaya inovasi,
1. MENINGKATKAN PERAN PERGURUAN TINGGI DALAM MEMPERKUAT SISTEM INOVASI Dr. Tatang A. Taufik Orasi Ilmiah Disampaikan dalam Wisuda V STT WASTUKANCANA Purwakarta, 19 Mei 2008
2.
3.
4.
5. EVOLUSI PERSPEKTIF TENTANG INOVASI Technology Push: Rangkaian “Sekuensial Linier” Dorongan Kemampuan 1960an – 1970an R & D Penelitian & Pengembangan E ( Perekayasaan ) Manufaktur/Produksi O ( Operation) Penjualan/ Distribusi Demand Pull: Rangkaian “Sekuensial Linier” Tarikan Kebutuhan 1970an – 1980an “ Permintaan” Riset Terapan Riset Dasar Market Driven: Rangkaian Proses “Interaktif dan Iteratif” dan sebagai Proses Pembelajaran 1980an – . . . . E Manufaktur/Produksi D O Penjualan/Distribusi
6. MODEL INOVASI CHAIN-LINK Penciptaan Pengetahuan (Knowledge Creation) Kebutuhan Pasar Analisis Persaingan Invent Pembuktian Konsep Prototyping Desain detail Uji produk Redesain Produksi Pasar Distribusi Dukungan klien Siklus Pengembangan Produk Proses Transfer (Beragam) Sumber : Diadopsi dari Kline dan Rosenberg (1986). R & D D & E E E & O
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13. SISTEM INOVASI: DINAMIKA INTERAKSI Pemerintah Bisnis Litbang & PT Sistem Inovasi Sumber : Taufik (2005). Pengetahuan dan Inovasi Interaksi Pembelajaran Keterkaitan dan Jaringan Daerah Sistem Inovasi Daerah (SID)
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22. INOVASI, TECHNOPRENEURSHIP DAN MODERNISASI “SUMBER” PERKEMBANGAN EKONOMI Pengembangan Bisnis Baru Perbaikan Bisnis yang Ada (Existing) Investasi Dari Luar Keterkaitan Investasi (& perdagangan) Ke Luar Rantai Nilai Inovasi & Difusi Pengetahuan & Kompetensi Penyediaan pengetahuan/ teknologi Pembelajaran, termasuk Litbangyasa Daya Saing yang Lebih Tinggi Investasi untuk Inovasi ROI yang Lebih Tinggi Rantai Nilai Produksi Interaksi & Keterkaitan Faktor keunggulan lokalitas Siklus yang Makin Menguat (Dari vicious cycle menjadi virtuous cycle )
23.
24.
25.
26. PETA PERGESERAN DALAM PENGEMBANGAN INOVASI Pengembangan Produk Riset Dasar Riset Terapan Sistem Sekarang Pengembangan Bisnis Investasi Komersialisasi Peran Pemerintah Arah Pergeseran Ketidakpastian dan “Jarak” terhadap Pasar Meningkat Peran Swasta/Industri Meningkat Perguruan Tinggi Pembiayaan untuk Mendorong Komersialisasi (Mengatasi ”Kesenjangan Komersial”) Lembaga Litbang Ekspansi Sumber : Taufik (2005).
27.
28.
29. TINGKAT KESIAPAN TEKNOLOGI (TECHNOLOGY READINESS LEVEL/TRL) Sumber : Taufik (2004) Disesuaikan seperlunya dari Whalen dan Capuano (2002), dan Dokumen NASA (2001). Prinsip dasar dari teknologi diteliti dan dilaporkan Sistem telah lengkap dan memenuhi syarat (qualified) melalui pengujian dan demonstrasi dalam lingkungan/ aplikasi sebenarnya Demonstrasi prototipe sistem dalam lingkungan/aplikasi nyata (sebenarnya) Demonstrasi model atau prototype sistem/subsistem dalam suatu lingkungan yang relevan Sistem benar-benar teruji/terbukti melalui keberhasilan pengoperasian Validasi kode, komponen dan/atau breadboard validation dalam suatu lingkungan Validasi kode, komponen dan/atau breadboard validation dalam lingkungan laboratorium Pembuktian konsep (proof-of-concept) fungsi dan/atau karakteristik penting secara analitis dan eksperimental Formulasi konsep dan/atau aplikasi teknologi Kelayakan Teknis (Technical Feasibility) Kelayakan Enjiniring (Engineering Feasibility) Teruji dalam Layanan (Proven in Service) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Perlu Memastikan bahwa Tingkat Kematangan Teknologi (Technology Maturity Level) Sesuai dengan Kebutuhan/Persyaratan Komersialisasi Lingkup Upaya Prototyping ? Sejauh Mana Prototyping yang Akan Dilakukan
30. BEBERAPA PRAKARSA YANG DISARANKAN (lanjutan) b. Peningkatan pemahaman “kebutuhan” (demand side) : kesiapan teknologi pengguna potensial (technology readiness of the potential adopters). “Kegagalan” penyediaan teknologi juga dapat disebabkan oleh terbatasnya pemahaman pihak penyedia atas karakteristik calon penggunanya, terutama tingkat kesiapannya dalam “mengadopsi” teknologi tertentu. Karena itu, upaya-upaya untuk lebih memahami calon pengguna dan interaksi dengannya perlu ditingkatkan (ilustrasi Gambar 7).
31. MEMAHAMI SEGMEN PASAR DAN SIAPA ADOPTER POTENSIAL Early Market Mass Market/ Followers End of Life Kelompok Adopter Ukuran Demand (Potensial) Early Followers Late Followers Laggards Early Adopters Innovators 34% 34% 13,5% 2,5% 16% Techies: Try it! Visionaries: Get ahead of the herd! Pragmatists: Stick with the herd! Conservatives: Hold on! Skeptics: No way! Profil psikografik setiap kelompok akan berbeda Sumber : Diadopsi dari model Rogers (1995) dan Geoffrey A Moore. Crossing the Chasm. Harper Business. http://www.chasmgroup.com