SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 7
BAB I
                                  PENDAHULUAN


Latar Belakang Masalah

       Saat ini telah berkembang luas praktek transaksi pembelian motor secara kredit baik
yang dilakukan dengan model transaksi leasing ataupun dengan transaksi yang bersifat
syariah yang mayoritasnya menggunakan transaksi murâbahah. Hanya saja luasnya
pemakaian kedua jenis transaksi tersebut tidak disertai dengan luasnya pengetahuan
masyarakat terhadap keduanya dan hukum Islam tentangnya.

        Leasing menurut peraturan yang ada disebut juga Sewa-guna-usaha. Dalam kep.
Menkeu no. 1169/KMK.01/1999 tentang Kegiatan Sewa-Guna-Usaha (Leasing) dinyatakan:
”Sewa-guna-usaha (Leasing) adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang
modal baik secara sewa-guna-usaha dengan hak opsi (Finance Lease) maupun sewa-guna-
usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh Lessee selama jangka waktu
tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala.” Yang dimaksud dengan opsi adalah hak
Lessee untuk membeli barang modal yang disewa-guna-usaha atau memperpanjang jangka
waktu perjanjian sewa-guna-usaha.

         Bagaimana hukum leasing? Contoh, seseorang membeli sepeda motor dengan sistem
leasing. Jika dalam beberapa bulan tidak bisa membayar cicilan atau telat membayar cicilan,
maka akan didenda bahkan jika tidak mampu membayar cicilan lagi, sepeda motor itu akan
diambil kembali oleh dealer. Bagaimana hukum jual-beli seperti ini?




                                                                                        1
BAB II
                                    PEMBAHASAN



A. Pengertian Leasing
       Dalam realitasnya, leasing merupakan suatu akad untuk menyewa sesuatu barang
dalam kurun waktu tertentu. Leasing ini ada dua katagori global, yaitu operating lease dan
financial lease. Operating lease merupakan suatu proses menyewa suatu barang untuk
mendapatkan hanya manfaat barang yang disewanya, sedangkan barangnya itu sendiri tetap
merupakan milik bagi pihak pemberi sewa. Sewa jenis pertama ini berpadanan dengan
konsep ijarah di dalam syariah Islam yang secara hukum Islam diperbolehkan dan tidak ada
masalah.

        Adapun financial lease merupakan suatu bentuk sewa dimana kepemilikan barang
tersebut berpindah dari pihak pemberi sewa kepada penyewa. Bila dalam masa akhir sewa
pihak penyewa tidak dapat melunasi sewanya, barang tersebut tetap merupakan milik
pemberi sewa (perusahaan leasing). Akadnya dianggap sebagai akad sewa. Sedangkan bila
pada masa akhir sewa pihak penyewa dapat melunasi cicilannya maka barang tersebut
menjadi milik penyewa. Biasanya pengalihan pemilikan ini dengan alasan hadiah pada akhir
penyewaan, pemberian cuma-cuma, atau janji dan alasan lainnya. Intinya, dalam financial
lease terdapat dua proses akad sekaligus : sewa sekaligus beli. Dan inilah sebabnya mengapa
leasing bentuk ini disebut sebagai sewa-beli. Leasing dalam tulisan ini dikhususkan pada
pembahasan financial leasing atau sewa-beli ini.

B. Beberapa Persoalan dalam Sewa-Beli
        Merujuk pada kenyataan di atas, nampak bahwa dalam sewa-beli terdapat dua bentuk
muamalah yang berbeda dalam satu proses yang bersamaan. Sewa sekaligus beli. Sampai di
sini terdapat minimal dua persoalan yang memerlukan kajian, yaitu perbedaan sewa dan beli,
serta kedudukan dua akad sekaligus dalam suatu proses muamalah.

       Pertama, perbedaan sewa dan beli. Dalam hukum muamalah Islam sangat berbeda
antara sewa dengan beli. Sewa (ijarah) merupakan suatu akad untuk mendapatkan suatu
manfaat dari barang, jasa, ataupun orang dengan adanya kompensasi tertentu, biasanya
berupa uang (‘aqdun ‘alal manfaat bi ‘iwadh). Jadi, pihak penyewa mendapatkan hanya
manfaat yang dikandung oleh barang yang disewanya. Adapun barangnya itu sendiri tetap
merupakan hak milik pihak pemberi sewa.

        Hal ini berbeda sekali dengan jual beli. Secara syar‟iy, jual-beli (al bai‟) merupakan
mubadalatu malin bi malin tamlikan wa tamallukan „ala sabilit taradhi, yaitu pertukaran
antara suatu barang dengan barang lain (termasuk uang) untuk pertukaran kepemilikan di atas
dasar saling meridloi satu sama lain. Berdasarkan hal ini, barang dari pihak penjual akan
menjadi milik dari pihak pembeli. Sebaliknya, uang atau barang (bila barter) dari pihak
pembeli akan langsung menjadi milik pihak penjual. Proses jual-beli ini, tentu saja, dapat
kontan dan bisa pula dilakukan dengan cicilan (kredit). Jelaslah, perbedaan mendasar antara


                                                                                           2
sewa dengan beli terletak pada siapa yang berhak memiliki barang pada akhir masa transaksi.
Dengan demikian, akad yang terjadi antara sewa sangat berbeda dengan akad pada jual-beli.

      Akad sewa berkonsekuensi pada tetap dimilikinya barang oleh pihak pemilik barang,
sedangkan pihak penyewa hanya boleh memanfaatkan barang tersebut selama masa
penyewaan. Sedangkan akad jual-beli berujung pada pertukaran kepemilikan dari penjual ke
pembeli dan dari pembeli ke penjual.

        Kedua, Rasulullah SAW melarang dua akad berbeda terjadi dalam satu aktivitas
muamalah. “Rasulullah SAW melarang (kaum muslimin) dua akad dalam suatu proses akad
tertentu, “ demikian diriwayatkan oleh Imam Ahmad tentang larangan Rasulullah SAW.

        Hadits ini maksudnya adalah tidak boleh seseorang melakukan dua akad berbeda
dalam suatu proses muamalah tertentu. Tidak boleh, misalnya, seseorang menyatakan „Saya
menjual rumah saya ini kepada Anda dengan syarat Anda menjual rumah Anda yang di
Puncak pada saya‟, „Saya menjual perusahaan ini pada Anda dengan catatan Anda
menikahkan putri Anda kepada saya‟, atau „Saya menjual barang ini dengan harga 10 juta
rupiah pada Anda dengan cicilan selama 2 tahun, tetapi bila di tengah jalan Anda tidak dapat
melunasinya maka barang tersebut tetap menjadi milik saya dan uang yang telah Anda
berikan dianggap sebagai sewa barang selama Anda menggunakannya.‟ Di dalam muamalah
tadi terdapat dua akad sekaligus, menjual rumahnya sekaligus membeli rumah pembeli
rumahnya dalam satu akad, menjual perusahaan sekaligus menikahi putri pembeli
perusahaannya dengan hanya satu akad, dan jual-beli sekaligus sewa dalam satu akad
tertentu. Semua ini bertentangan dengan sikap Rasulullah SAW tadi.

        Berdasarkan hal ini nampaklah bahwa dalam muamalah financial leasing (yang secara
umum dikenal dengan istilah „leasing‟ saja) terdapat dua akad sekaligus dalam satu proses
muamalah tertentu. Dan hal ini tidak sesuai dengan titah Rasulullah SAW. Padahal, dalam
syariat Islam, bila akad yang terjadi sewa maka tetap berlaku sewa sampai batas akhir waktu
penyewaan. Demikian pula, suatu akad jual-beli tetap sebagai jual beli. Andaikan jual-beli itu
dilakukan dengan mencicil dan pihak pembeli belum dapat melunasi seluruh utang
pembeliannya pada waktu yang telah disepakati, akad tersebut tetap jual-beli dan tidak dapat
dialihkan menjadi akad apapun, termasuk diubah menjadi akad sewa.

         Selain itu, bila dilihat dari realitasnya, muamalah jenis ini nampak mengunggulkan
pemberi sewa (perusahaan leasing) dibandingkan dengan penyewa. Terlebih-lebih bila pihak
pembeli merasa mencicil barang dengan harga „pembelian‟. Di tegah jalan, karena sesuatu
hal, ia tidak mampu melunasinya. Akhirnya, barang yang diangankan untuk dimilikinya pada
akhir cicilan nanti harus dikembalikan, dan ia hanya menyewa saja. Padahal, tentu saja, harga
sewa logisnya lebih kecil dibandingkan dengan harga beli dengan cicilan.

        Satu hal lagi, persoalan leasing menjadi bertambah bila dalam cicilannya itu
melibatkan riba (bunga). Sebab, Allah SWT memfirmankan : “Dan Allah telah menghalalkan
jual beli serta mengharamkan seluruh riba” (QS. Al Baqarah [2] : 275).

C. Alternatif
       Allah SWT telah menurunkan aturan yang memenuhi rasa keadilan manusia.
Kaitannya dengan jual-beli dengan kredit, syariat Islam telah menggariskan apa yang disebut
dengan Bai‟ Bitsaman Ajil (BBA). Bai‟ Bitsaman Ajil merupakan suatu proses perjanjian jual

                                                                                           3
untuk barang tertentu antara pemilik dan pembeli, dimana pemilik barang akan menyerahkan
barang seketika, sedangkan pembayaran dilakukan dengan cicilan dalam jangka waktu yang
disepakati bersama. Secara ringkas, penjual dan pembeli menyepakati total harga barang
tersebut, lama waktu pembayarannya, dan pembayaran tiap bulannya tanpa disertai bunga.
Sejak terjadi transaksi, barang tersebut resmi menjadi milik pembeli, hanya saja ia
menanggung hutang seharga barang tersebut kepada pihak penjual. Untuk berjaga-jaga, dapat
ditentukan adanya barang jaminan, termasuk barang yang diperjualbelikan tersebut. Bila
pihak pembeli tidak dapat memenuhi kewajiban hutangnya dalam waktu yang disepakati
tidak dilakukan penentuan harga ulang (repricing) ataupun pemberian sanksi. Salah satu jalan
yang ditempuh adalah barang tadi (bila sebagai jaminan) dijual. Hasilnya, sebagian
digunakan untuk melunasi sisa hutangnya dan, bila ada, sisanya diberikan kepada pihak
pembeli.

       BBA sebenarnya merupakan salah satu bentuk jual-beli dengan cicilan/kredit (Al Bai‟
bid Dain wa bit Tqsith). Jual beli dengan hutang ini dibenarkan secara syar‟iy.

Beberapa aturan Allah SWT menegaskan hal ini, diantaranya :
1. Firman Allah SWT : “Dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba” (QS. Al
   Baqarah [2] : 275). Dalam ayat ini kata Al Bai‟ bersifat umum. Artinya semua jual beli
   hukum asalnya halal kecuali ada nash-nash yang menjelaskan keharamannya.
2. Imam Bukhari, Muslim, dan Nasai meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW pernah membeli
   bahan makanan dari seorang Yahudi dengan hutang dan beliau memberikan baju besinya
   sebagai jaminan.

   Jadi, ringkasnya, muamalah ada beberapa hal dalam leasing yang tidak sesuai dengan
syari‟at Islam. Oleh karena itu, perlu ada muamalah alternatif yang manfaat dan kegunaannya
sama, serta legal menurut syari‟at Islam. Alternatif dimaksud adalah al bai‟ bid dain (jual-beli
dengan hutang) yang salah satu turunannya adalah bai‟ bitsaman ajil




                                                                                             4
BAB III
                                        HUKUM AKAD


 Fakta Akad Ganda dalam Leasing

    Salah satu model dari leasing adalah transaksi pembiayaan pengadaan barang modal
untuk digunakan oleh lessee (yang menerima pembiayaan leasing) selama jangka waktu
tertentu dan diakhir jangka waktu itu pemilikan barang berpindah secara otomatis kepada
lessee. Leasing model inilah yang banyak dilakukan dalam leasing pembiayaan motor,
mobil, barang elektronik, furnitur dll, yang diberikan oleh berbagai bank atau lembaga
pembiayaan. Praktek yang biasa terjadi dapat dideskripsikan seperti berikut (misal barangnya
adalah motor): Seseorang sebut saja Fulan datang ke lembaga pembiayaan dan ingin membeli
motor secara kredit karena ia tidak memiliki uang untuk membelinya secara tunai. Lalu
terjadilah pembicaraan dengan lembaga itu dan dilakukan akad leasing. Misalnya, jangka
waktunya tiga tahun. Dalam akad leasing itu setidaknya ada transaksi:

   1. Lessor (lembaga pembiayaan) sepakat setelah motor itu dia beli, lalu dia sewakan
      kepada lessee selama jangka waktu tiga tahun
   2. Lessor sepakat bahwa setelah jangka waktu tiga tahun itu dan seluruh angsuran lunas
      dibayar, lessee (Fulan) akan langsung memiliki motor tersebut.
   3. Menurut pengertian leasing yang ada, selama jangka waktu tiga tahun itu yaitu sampai
      seluruh angsuran lunas, motor tersebut adalah milik Lessor. Setelah berakhir yaitu
      setelah seluruh angsuran lunas, langsung terjadi perpindahan pemilikan motor itu
      kepada Lessee (Fulan), artinya motor itu langsung menjadi milik Lessee (Fulan).
      Hanya saja dalam praktek yang ada, sejak penyerahan fisik motor kepada Lessee yaitu
      sejak awal, biasanya STNK motor itu atas nama Lessee (Fulan). Nama STNK
      mengikuti BPKB. Jadi BPKB motor itu juga atas nama Lessee. Itu artinya motor itu
      sejak awal adalah milik Lessee (Fulan).
   4. Ada ketentuan tentang jaminan dimana motor itu dijadikan jaminan secara fidusia
      untuk leasing tersebut. Karena itu BPKB motor itu tetap berada di tangan lessor
      sampai berakhir jangka waktu leasing dan seluruh angsuran lunas. Konsekuensinya
      jika lessee (Fulan) tidak sanggup membayar angsuran sampai lunas, motor akan
      ditarik oleh lessor dan dijual.

 Hukum Akad Ganda
       Mengamati fakta di atas maka terlihat bahwa dalam transaksi leasing terjadi dua
transaksi atau akad dalam satu akad/transaksi. Yaitu transaksi sewa menyewa (ijârah) dan
transaksi jual beli (bay’). Transaksi yang demikian menyalahi ketentuan syariah. Ibn
Mas‟ud menuturkan bahwa Nabi saw pernah bersabda:

                                                                            r

Rasulullah saw melarang dua transaksi dalam satu akad (HR. Ahmad, al-Bazar dan ath-
Thabrani)




                                                                                         5
Makna shafqatayn fî shafqatin wâhidah adalah wujûd ‘aqdayn fî ‘aqdin wâhidin
(adanya dua akad dalam satu akad)1. Contohnya jika seseorang berkata “saya jual motor saya
kepada Anda dengan syarat Anda sewakan rumah anda kepada saya”. Dalam ungkapan ini
terjadi dua transaksi karena lafal “saya jual motor saya kepada anda” adalah transaksi
pertama dan “anda sewakan rumah anda kepada saya” adalah transaksi kedua, dan kedua
transaksi/akad itu berkumpul/terjadi dalam satu akad. Dalam leasing model ini yang terjadi
adalah akad sewa dan akad jual beli. Akad sewa dalam hal ini jelas, karena sewa itu memang
menjadi inti dari leasing. Adapun akad jual beli hal itu nampak karena pada saat akad leasing
di dalamnya disepakati adanya perpindahan pemilikan barang secara langsung/otomatis
begitu jangka waktu leasing selesai dan seluruh angsuran dibayar lunas. Lebih tepatnya lagi
dalam leasing model ini terjadi transaksi ijârah dan transaksi bay’ dalam satu akad leasing,
terhadap satu barang yang sama yaitu motor, dalam satu waktu yang sama pula. Jelas hal ini
menyalahi hadis Nabi saw di atas.

        Di dalam akad leasing model ini, transaksi pengalihan pemilikan barang tersebut
(motor) disyaratkan kepada transaksi/akad sewa menyewa dan sebaliknya transaksi sewa
menyewa disyaratkan dengan transaksi pemindahan pemilikan itu. Hal itu karena dalam akad
leasing model ini, lessee tidak bisa hanya menyepakati satu transaksi saja. Lessee tidak bisa
hanya menyewa motor itu saja atau membelinya saja. Tetapi Lessee harus menyewa motor
itu sekaligus membelinya. Fakta seperti itu yaitu menyaratkan akad atau transaksi lain
kepada transaksi atau akad yang dilakukan adalah melanggar larangan dari Rasul saw. Beliau
pernah bersabda:




Tidak halal salaf dan jual beli, tidak halal dua syarat dalam satu jual beli, tidak halal
keuntungan selama (barang) belum didalam tanggungan dan tidak halal menjual apa yang
bukan milikmu (HR. an-Nasa’i, at-Tirmidzi dan ad-Daruquthni)

        Menurut para fukaha, larangan hadis ini diantaranya mencakup adanya bay’ wa syarth
    yaitu salah satu pihak dalam akad bay‟-nya mensyarat kepada pihak lain akad/transaksi
    lain baik utang, sewa, kontrak kerja, bay‟ lainnya, atau yang lain. Dalam hadis tersebut
    Nabi saw menyatakan “la yahillu (tidak halal)”. Ini adalah qarinah jazim yang
    menunjukkan bahwa apa yang dilarang itu adalah haram, karena lafal “tidak halal”
    maknanya adalah haram. Dengan demikian akad yang di dalamnya terjadi dua transaksi
    atau disyaratkan akad/transaksi lain, merupakan akad/transaksi yang batil.




1
    Taqiyuddin An-Nabhani, Asy-Syakhsyiah Al-Islamiyah, II/263-264

                                                                                          6
KESIMPULAN

     Leasing merupakan suatu akad untuk menyewa sesuatu barang dalam kurun waktu
tertentu.

       perbedaan sewa dan beli. Dalam hukum muamalah Islam sangat berbeda antara sewa
dengan beli. Sewa (ijarah) merupakan suatu akad untuk mendapatkan suatu manfaat dari
barang, jasa, ataupun orang dengan adanya kompensasi tertentu, biasanya berupa uang
(‘aqdun ‘alal manfaat bi ‘iwadh). Jadi, pihak penyewa mendapatkan hanya manfaat yang
dikandung oleh barang yang disewanya. Adapun barangnya itu sendiri tetap merupakan hak
milik pihak pemberi sewa.

        Sedangkan jual beli merupakan mubadalatu malin bi malin tamlikan wa tamallukan
„ala sabilit taradhi, yaitu pertukaran antara suatu barang dengan barang lain (termasuk uang)
untuk pertukaran kepemilikan di atas dasar saling meridloi satu sama lain. Berdasarkan hal
ini, barang dari pihak penjual akan menjadi milik dari pihak pembeli. Sebaliknya, uang atau
barang (bila barter) dari pihak pembeli akan langsung menjadi milik pihak penjual. Proses
jual-beli ini, tentu saja, dapat kontan dan bisa pula dilakukan dengan cicilan (kredit).

       Jelaslah, perbedaan mendasar antara sewa dengan beli terletak pada siapa yang berhak
memiliki barang pada akhir masa transaksi. Dengan demikian, akad yang terjadi antara sewa
sangat berbeda dengan akad pada jual-beli




                                                                                          7

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Makro: Pertumbuhan Uang dan Inflasi
Makro: Pertumbuhan Uang dan InflasiMakro: Pertumbuhan Uang dan Inflasi
Makro: Pertumbuhan Uang dan InflasiEsterina Danar Puja
 
Makalah Riba dan Bunga Bank
Makalah Riba dan Bunga BankMakalah Riba dan Bunga Bank
Makalah Riba dan Bunga BankAyuIka5
 
Manajemen keuangan bab 20 pendanaan jangka panjang
Manajemen keuangan bab 20 pendanaan jangka panjangManajemen keuangan bab 20 pendanaan jangka panjang
Manajemen keuangan bab 20 pendanaan jangka panjangDevy Sylvia Silaban
 
Penilaian surat berharga
Penilaian surat berhargaPenilaian surat berharga
Penilaian surat berhargaMastrynie Then
 
teori konsumsi Dalam Perspektif islam
teori konsumsi Dalam Perspektif islamteori konsumsi Dalam Perspektif islam
teori konsumsi Dalam Perspektif islamMuhammad Rizkye
 
PPT MIKRO (Teori Perilaku Konsumen)
PPT MIKRO (Teori Perilaku Konsumen)PPT MIKRO (Teori Perilaku Konsumen)
PPT MIKRO (Teori Perilaku Konsumen)Indra Jaya
 
Bank & Lembaga Keuangan Non Bank 1 (Perbankan)
Bank & Lembaga Keuangan Non Bank 1 (Perbankan)Bank & Lembaga Keuangan Non Bank 1 (Perbankan)
Bank & Lembaga Keuangan Non Bank 1 (Perbankan)Ari Raharjo
 
Presentasi Fiqh 10 (Bank Asuransi Riba) Ver.2
Presentasi Fiqh 10 (Bank Asuransi Riba) Ver.2Presentasi Fiqh 10 (Bank Asuransi Riba) Ver.2
Presentasi Fiqh 10 (Bank Asuransi Riba) Ver.2Marhamah Saleh
 
Manajemen Risiko 08 Risiko perubahan tingkat bunga
Manajemen Risiko 08 Risiko perubahan tingkat bungaManajemen Risiko 08 Risiko perubahan tingkat bunga
Manajemen Risiko 08 Risiko perubahan tingkat bungaJudianto Nugroho
 
PRESENTASI BANK SYARIAH
PRESENTASI BANK SYARIAHPRESENTASI BANK SYARIAH
PRESENTASI BANK SYARIAHheckaathaya
 
Bab 05 pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan tidak sempurna
Bab 05 pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan tidak sempurna Bab 05 pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan tidak sempurna
Bab 05 pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan tidak sempurna Yuni Tri Retnani Sardi, S.Pd
 
Pembiayaan Murabahah
Pembiayaan MurabahahPembiayaan Murabahah
Pembiayaan Murabahahdwi_rahmamosa
 

La actualidad más candente (20)

Makro: Pertumbuhan Uang dan Inflasi
Makro: Pertumbuhan Uang dan InflasiMakro: Pertumbuhan Uang dan Inflasi
Makro: Pertumbuhan Uang dan Inflasi
 
Pegadaian
PegadaianPegadaian
Pegadaian
 
Opsi dan swap
Opsi dan swapOpsi dan swap
Opsi dan swap
 
Makalah Riba dan Bunga Bank
Makalah Riba dan Bunga BankMakalah Riba dan Bunga Bank
Makalah Riba dan Bunga Bank
 
Manajemen keuangan bab 20 pendanaan jangka panjang
Manajemen keuangan bab 20 pendanaan jangka panjangManajemen keuangan bab 20 pendanaan jangka panjang
Manajemen keuangan bab 20 pendanaan jangka panjang
 
Suku bunga
Suku bungaSuku bunga
Suku bunga
 
Penilaian surat berharga
Penilaian surat berhargaPenilaian surat berharga
Penilaian surat berharga
 
teori konsumsi Dalam Perspektif islam
teori konsumsi Dalam Perspektif islamteori konsumsi Dalam Perspektif islam
teori konsumsi Dalam Perspektif islam
 
PPT MIKRO (Teori Perilaku Konsumen)
PPT MIKRO (Teori Perilaku Konsumen)PPT MIKRO (Teori Perilaku Konsumen)
PPT MIKRO (Teori Perilaku Konsumen)
 
Mekanisme pasar dalam islam
Mekanisme pasar dalam islamMekanisme pasar dalam islam
Mekanisme pasar dalam islam
 
Ppt uang dan bank
Ppt uang dan bankPpt uang dan bank
Ppt uang dan bank
 
Bank & Lembaga Keuangan Non Bank 1 (Perbankan)
Bank & Lembaga Keuangan Non Bank 1 (Perbankan)Bank & Lembaga Keuangan Non Bank 1 (Perbankan)
Bank & Lembaga Keuangan Non Bank 1 (Perbankan)
 
Presentasi Fiqh 10 (Bank Asuransi Riba) Ver.2
Presentasi Fiqh 10 (Bank Asuransi Riba) Ver.2Presentasi Fiqh 10 (Bank Asuransi Riba) Ver.2
Presentasi Fiqh 10 (Bank Asuransi Riba) Ver.2
 
Manajemen Risiko 08 Risiko perubahan tingkat bunga
Manajemen Risiko 08 Risiko perubahan tingkat bungaManajemen Risiko 08 Risiko perubahan tingkat bunga
Manajemen Risiko 08 Risiko perubahan tingkat bunga
 
KREDIT
KREDIT KREDIT
KREDIT
 
Pasar dalam islam
Pasar dalam islamPasar dalam islam
Pasar dalam islam
 
PRESENTASI BANK SYARIAH
PRESENTASI BANK SYARIAHPRESENTASI BANK SYARIAH
PRESENTASI BANK SYARIAH
 
Bab 05 pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan tidak sempurna
Bab 05 pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan tidak sempurna Bab 05 pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan tidak sempurna
Bab 05 pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan tidak sempurna
 
Pembiayaan Murabahah
Pembiayaan MurabahahPembiayaan Murabahah
Pembiayaan Murabahah
 
Fungsi konsumsi makro eko islam
Fungsi konsumsi makro eko islamFungsi konsumsi makro eko islam
Fungsi konsumsi makro eko islam
 

Destacado

Makalah leasing
Makalah leasingMakalah leasing
Makalah leasingkhallad
 
Produk farmasi dalam perspektif islam
Produk farmasi dalam perspektif islamProduk farmasi dalam perspektif islam
Produk farmasi dalam perspektif islamSurya Amal
 
Kumpulan artikel pengobatan qur`ani (quranic healing )
Kumpulan artikel pengobatan qur`ani (quranic healing )Kumpulan artikel pengobatan qur`ani (quranic healing )
Kumpulan artikel pengobatan qur`ani (quranic healing )Jaafar Dahlan
 
Jual beli & hukumnya leasing - murabahah
Jual beli & hukumnya  leasing - murabahahJual beli & hukumnya  leasing - murabahah
Jual beli & hukumnya leasing - murabahahFa Hima
 
Pengertian leasing
Pengertian leasingPengertian leasing
Pengertian leasingArif Mulyono
 
Presentasi Sewa Guna Usaha (leasing)
Presentasi Sewa Guna Usaha (leasing)Presentasi Sewa Guna Usaha (leasing)
Presentasi Sewa Guna Usaha (leasing)Rose Meea
 

Destacado (7)

Makalah leasing
Makalah leasingMakalah leasing
Makalah leasing
 
Makalah leasing
Makalah leasingMakalah leasing
Makalah leasing
 
Produk farmasi dalam perspektif islam
Produk farmasi dalam perspektif islamProduk farmasi dalam perspektif islam
Produk farmasi dalam perspektif islam
 
Kumpulan artikel pengobatan qur`ani (quranic healing )
Kumpulan artikel pengobatan qur`ani (quranic healing )Kumpulan artikel pengobatan qur`ani (quranic healing )
Kumpulan artikel pengobatan qur`ani (quranic healing )
 
Jual beli & hukumnya leasing - murabahah
Jual beli & hukumnya  leasing - murabahahJual beli & hukumnya  leasing - murabahah
Jual beli & hukumnya leasing - murabahah
 
Pengertian leasing
Pengertian leasingPengertian leasing
Pengertian leasing
 
Presentasi Sewa Guna Usaha (leasing)
Presentasi Sewa Guna Usaha (leasing)Presentasi Sewa Guna Usaha (leasing)
Presentasi Sewa Guna Usaha (leasing)
 

Similar a BBA Sebagai Alternatif Leasing

Perbankan Syariah
Perbankan SyariahPerbankan Syariah
Perbankan Syariahasksalman
 
Akad rukun dan syarat jual beli
Akad  rukun dan syarat jual beliAkad  rukun dan syarat jual beli
Akad rukun dan syarat jual belisyariah umi
 
Hukum Leasing dalam Islam
Hukum Leasing dalam IslamHukum Leasing dalam Islam
Hukum Leasing dalam IslamErwin Wahyu
 
MATERI HUKUM PEMBIAYAAN Fenti Anita Sari
MATERI HUKUM PEMBIAYAAN Fenti Anita SariMATERI HUKUM PEMBIAYAAN Fenti Anita Sari
MATERI HUKUM PEMBIAYAAN Fenti Anita SariFenti Anita Sari
 
006 leasing dalam islam
006   leasing dalam islam006   leasing dalam islam
006 leasing dalam islamynabiel
 
Pengertian leasing, contoh dan kegiatan leasing
Pengertian leasing, contoh dan kegiatan leasingPengertian leasing, contoh dan kegiatan leasing
Pengertian leasing, contoh dan kegiatan leasingcekkembali dotcom
 
Perbankan syariah tugas sebelum uts (1)
Perbankan syariah tugas sebelum uts (1)Perbankan syariah tugas sebelum uts (1)
Perbankan syariah tugas sebelum uts (1)Nurhidayati170
 
Manajemen keuangan bab 19
Manajemen keuangan bab 19Manajemen keuangan bab 19
Manajemen keuangan bab 19Lia Ivvana
 
Jual beli murabahah, salam dan istishna
Jual beli murabahah, salam dan istishnaJual beli murabahah, salam dan istishna
Jual beli murabahah, salam dan istishnaQuinta Nursabrina
 
akuntansi istisnha'
akuntansi istisnha'akuntansi istisnha'
akuntansi istisnha'Bunny Amhy
 
Hukum jual beli kredit dalam
Hukum jual beli kredit dalamHukum jual beli kredit dalam
Hukum jual beli kredit dalamDade Nak'forcik
 
Kel.6 ijarah
Kel.6 ijarahKel.6 ijarah
Kel.6 ijarahMulyanah
 
PPT IMBT.ppt
PPT IMBT.pptPPT IMBT.ppt
PPT IMBT.pptrenalrozy
 
Multifinance
MultifinanceMultifinance
Multifinancemlnsaeful
 

Similar a BBA Sebagai Alternatif Leasing (20)

Leasing
LeasingLeasing
Leasing
 
Perbankan Syariah
Perbankan SyariahPerbankan Syariah
Perbankan Syariah
 
Akad rukun dan syarat jual beli
Akad  rukun dan syarat jual beliAkad  rukun dan syarat jual beli
Akad rukun dan syarat jual beli
 
Hukum Leasing dalam Islam
Hukum Leasing dalam IslamHukum Leasing dalam Islam
Hukum Leasing dalam Islam
 
MATERI HUKUM PEMBIAYAAN Fenti Anita Sari
MATERI HUKUM PEMBIAYAAN Fenti Anita SariMATERI HUKUM PEMBIAYAAN Fenti Anita Sari
MATERI HUKUM PEMBIAYAAN Fenti Anita Sari
 
006 leasing dalam islam
006   leasing dalam islam006   leasing dalam islam
006 leasing dalam islam
 
94262893 makalah-fiqih-muamalat
94262893 makalah-fiqih-muamalat94262893 makalah-fiqih-muamalat
94262893 makalah-fiqih-muamalat
 
94262893 makalah-fiqih-muamalat
94262893 makalah-fiqih-muamalat94262893 makalah-fiqih-muamalat
94262893 makalah-fiqih-muamalat
 
Pengertian leasing, contoh dan kegiatan leasing
Pengertian leasing, contoh dan kegiatan leasingPengertian leasing, contoh dan kegiatan leasing
Pengertian leasing, contoh dan kegiatan leasing
 
Perbankan syariah tugas sebelum uts (1)
Perbankan syariah tugas sebelum uts (1)Perbankan syariah tugas sebelum uts (1)
Perbankan syariah tugas sebelum uts (1)
 
Manajemen keuangan bab 19
Manajemen keuangan bab 19Manajemen keuangan bab 19
Manajemen keuangan bab 19
 
Jual beli murabahah, salam dan istishna
Jual beli murabahah, salam dan istishnaJual beli murabahah, salam dan istishna
Jual beli murabahah, salam dan istishna
 
LEASING
LEASINGLEASING
LEASING
 
Perbankan syariah tugas sebelum uts
Perbankan syariah tugas sebelum uts Perbankan syariah tugas sebelum uts
Perbankan syariah tugas sebelum uts
 
akuntansi istisnha'
akuntansi istisnha'akuntansi istisnha'
akuntansi istisnha'
 
Hukum jual beli kredit dalam
Hukum jual beli kredit dalamHukum jual beli kredit dalam
Hukum jual beli kredit dalam
 
Bab 5- Akad, Rukun dan Syarat Jual Beli.
Bab 5- Akad, Rukun dan Syarat Jual Beli.Bab 5- Akad, Rukun dan Syarat Jual Beli.
Bab 5- Akad, Rukun dan Syarat Jual Beli.
 
Kel.6 ijarah
Kel.6 ijarahKel.6 ijarah
Kel.6 ijarah
 
PPT IMBT.ppt
PPT IMBT.pptPPT IMBT.ppt
PPT IMBT.ppt
 
Multifinance
MultifinanceMultifinance
Multifinance
 

Más de Taufik Rahman

Tugas laporan akhir KKN
Tugas laporan akhir KKNTugas laporan akhir KKN
Tugas laporan akhir KKNTaufik Rahman
 
laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah
laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah
laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah Taufik Rahman
 
Jadwal kegiatan harian peserta praktikum di Pengadilan Agama Kandangan
Jadwal kegiatan harian peserta praktikum di Pengadilan Agama KandanganJadwal kegiatan harian peserta praktikum di Pengadilan Agama Kandangan
Jadwal kegiatan harian peserta praktikum di Pengadilan Agama KandanganTaufik Rahman
 
Laporan kelompok praktikum Di Pengadilan Agama Kandangan
Laporan kelompok praktikum Di Pengadilan Agama Kandangan Laporan kelompok praktikum Di Pengadilan Agama Kandangan
Laporan kelompok praktikum Di Pengadilan Agama Kandangan Taufik Rahman
 
Sejarah berdirnya Pondok Pesantren Darul Amien TMI Negara
Sejarah berdirnya Pondok Pesantren Darul Amien TMI NegaraSejarah berdirnya Pondok Pesantren Darul Amien TMI Negara
Sejarah berdirnya Pondok Pesantren Darul Amien TMI NegaraTaufik Rahman
 
Sejarah berdirnya Pondok Pesantren Darul Amien TMI Negara
Sejarah berdirnya Pondok Pesantren Darul Amien TMI NegaraSejarah berdirnya Pondok Pesantren Darul Amien TMI Negara
Sejarah berdirnya Pondok Pesantren Darul Amien TMI NegaraTaufik Rahman
 
Nama nama anak laki-laki dari gelar nabi muhammad
Nama nama anak laki-laki dari gelar nabi muhammadNama nama anak laki-laki dari gelar nabi muhammad
Nama nama anak laki-laki dari gelar nabi muhammadTaufik Rahman
 
Daftar fatwa dewan syariah
Daftar fatwa dewan syariahDaftar fatwa dewan syariah
Daftar fatwa dewan syariahTaufik Rahman
 
ayat muamalat jual beli
ayat muamalat jual beliayat muamalat jual beli
ayat muamalat jual beliTaufik Rahman
 
regulasi undang-undang bisnis syari'ah
regulasi undang-undang bisnis syari'ahregulasi undang-undang bisnis syari'ah
regulasi undang-undang bisnis syari'ahTaufik Rahman
 
manajemen bisnis (muamalat love cafe)
manajemen bisnis (muamalat love cafe)manajemen bisnis (muamalat love cafe)
manajemen bisnis (muamalat love cafe)Taufik Rahman
 
Hukum pertanahan indonesia
Hukum pertanahan indonesiaHukum pertanahan indonesia
Hukum pertanahan indonesiaTaufik Rahman
 
Hukumk zakat & perwakafan
Hukumk zakat & perwakafanHukumk zakat & perwakafan
Hukumk zakat & perwakafanTaufik Rahman
 
RAHASIA DIBALIK AYAT
RAHASIA DIBALIK AYATRAHASIA DIBALIK AYAT
RAHASIA DIBALIK AYATTaufik Rahman
 
Daftar saluran tv lengkap dengan kode kodenya
Daftar saluran tv lengkap dengan kode kodenyaDaftar saluran tv lengkap dengan kode kodenya
Daftar saluran tv lengkap dengan kode kodenyaTaufik Rahman
 
Skripsi "Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen ( Dalam Perjanjian Jual beli te...
Skripsi "Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen ( Dalam Perjanjian Jual beli te...Skripsi "Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen ( Dalam Perjanjian Jual beli te...
Skripsi "Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen ( Dalam Perjanjian Jual beli te...Taufik Rahman
 

Más de Taufik Rahman (20)

Tugas laporan akhir KKN
Tugas laporan akhir KKNTugas laporan akhir KKN
Tugas laporan akhir KKN
 
laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah
laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah
laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah
 
Jadwal kegiatan harian peserta praktikum di Pengadilan Agama Kandangan
Jadwal kegiatan harian peserta praktikum di Pengadilan Agama KandanganJadwal kegiatan harian peserta praktikum di Pengadilan Agama Kandangan
Jadwal kegiatan harian peserta praktikum di Pengadilan Agama Kandangan
 
Laporan kelompok praktikum Di Pengadilan Agama Kandangan
Laporan kelompok praktikum Di Pengadilan Agama Kandangan Laporan kelompok praktikum Di Pengadilan Agama Kandangan
Laporan kelompok praktikum Di Pengadilan Agama Kandangan
 
Sejarah berdirnya Pondok Pesantren Darul Amien TMI Negara
Sejarah berdirnya Pondok Pesantren Darul Amien TMI NegaraSejarah berdirnya Pondok Pesantren Darul Amien TMI Negara
Sejarah berdirnya Pondok Pesantren Darul Amien TMI Negara
 
Sejarah berdirnya Pondok Pesantren Darul Amien TMI Negara
Sejarah berdirnya Pondok Pesantren Darul Amien TMI NegaraSejarah berdirnya Pondok Pesantren Darul Amien TMI Negara
Sejarah berdirnya Pondok Pesantren Darul Amien TMI Negara
 
Nama nama anak laki-laki dari gelar nabi muhammad
Nama nama anak laki-laki dari gelar nabi muhammadNama nama anak laki-laki dari gelar nabi muhammad
Nama nama anak laki-laki dari gelar nabi muhammad
 
Daftar fatwa dewan syariah
Daftar fatwa dewan syariahDaftar fatwa dewan syariah
Daftar fatwa dewan syariah
 
Ayat ayat muamalat
Ayat ayat muamalatAyat ayat muamalat
Ayat ayat muamalat
 
ayat muamalat jual beli
ayat muamalat jual beliayat muamalat jual beli
ayat muamalat jual beli
 
perwalian
perwalianperwalian
perwalian
 
etika bisnis
etika bisnisetika bisnis
etika bisnis
 
regulasi undang-undang bisnis syari'ah
regulasi undang-undang bisnis syari'ahregulasi undang-undang bisnis syari'ah
regulasi undang-undang bisnis syari'ah
 
manajemen bisnis (muamalat love cafe)
manajemen bisnis (muamalat love cafe)manajemen bisnis (muamalat love cafe)
manajemen bisnis (muamalat love cafe)
 
Hukum pertanahan indonesia
Hukum pertanahan indonesiaHukum pertanahan indonesia
Hukum pertanahan indonesia
 
Hukumk zakat & perwakafan
Hukumk zakat & perwakafanHukumk zakat & perwakafan
Hukumk zakat & perwakafan
 
Viva darul amien
Viva darul amienViva darul amien
Viva darul amien
 
RAHASIA DIBALIK AYAT
RAHASIA DIBALIK AYATRAHASIA DIBALIK AYAT
RAHASIA DIBALIK AYAT
 
Daftar saluran tv lengkap dengan kode kodenya
Daftar saluran tv lengkap dengan kode kodenyaDaftar saluran tv lengkap dengan kode kodenya
Daftar saluran tv lengkap dengan kode kodenya
 
Skripsi "Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen ( Dalam Perjanjian Jual beli te...
Skripsi "Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen ( Dalam Perjanjian Jual beli te...Skripsi "Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen ( Dalam Perjanjian Jual beli te...
Skripsi "Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen ( Dalam Perjanjian Jual beli te...
 

Último

PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 

Último (20)

PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 

BBA Sebagai Alternatif Leasing

  • 1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Saat ini telah berkembang luas praktek transaksi pembelian motor secara kredit baik yang dilakukan dengan model transaksi leasing ataupun dengan transaksi yang bersifat syariah yang mayoritasnya menggunakan transaksi murâbahah. Hanya saja luasnya pemakaian kedua jenis transaksi tersebut tidak disertai dengan luasnya pengetahuan masyarakat terhadap keduanya dan hukum Islam tentangnya. Leasing menurut peraturan yang ada disebut juga Sewa-guna-usaha. Dalam kep. Menkeu no. 1169/KMK.01/1999 tentang Kegiatan Sewa-Guna-Usaha (Leasing) dinyatakan: ”Sewa-guna-usaha (Leasing) adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa-guna-usaha dengan hak opsi (Finance Lease) maupun sewa-guna- usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh Lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala.” Yang dimaksud dengan opsi adalah hak Lessee untuk membeli barang modal yang disewa-guna-usaha atau memperpanjang jangka waktu perjanjian sewa-guna-usaha. Bagaimana hukum leasing? Contoh, seseorang membeli sepeda motor dengan sistem leasing. Jika dalam beberapa bulan tidak bisa membayar cicilan atau telat membayar cicilan, maka akan didenda bahkan jika tidak mampu membayar cicilan lagi, sepeda motor itu akan diambil kembali oleh dealer. Bagaimana hukum jual-beli seperti ini? 1
  • 2. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Leasing Dalam realitasnya, leasing merupakan suatu akad untuk menyewa sesuatu barang dalam kurun waktu tertentu. Leasing ini ada dua katagori global, yaitu operating lease dan financial lease. Operating lease merupakan suatu proses menyewa suatu barang untuk mendapatkan hanya manfaat barang yang disewanya, sedangkan barangnya itu sendiri tetap merupakan milik bagi pihak pemberi sewa. Sewa jenis pertama ini berpadanan dengan konsep ijarah di dalam syariah Islam yang secara hukum Islam diperbolehkan dan tidak ada masalah. Adapun financial lease merupakan suatu bentuk sewa dimana kepemilikan barang tersebut berpindah dari pihak pemberi sewa kepada penyewa. Bila dalam masa akhir sewa pihak penyewa tidak dapat melunasi sewanya, barang tersebut tetap merupakan milik pemberi sewa (perusahaan leasing). Akadnya dianggap sebagai akad sewa. Sedangkan bila pada masa akhir sewa pihak penyewa dapat melunasi cicilannya maka barang tersebut menjadi milik penyewa. Biasanya pengalihan pemilikan ini dengan alasan hadiah pada akhir penyewaan, pemberian cuma-cuma, atau janji dan alasan lainnya. Intinya, dalam financial lease terdapat dua proses akad sekaligus : sewa sekaligus beli. Dan inilah sebabnya mengapa leasing bentuk ini disebut sebagai sewa-beli. Leasing dalam tulisan ini dikhususkan pada pembahasan financial leasing atau sewa-beli ini. B. Beberapa Persoalan dalam Sewa-Beli Merujuk pada kenyataan di atas, nampak bahwa dalam sewa-beli terdapat dua bentuk muamalah yang berbeda dalam satu proses yang bersamaan. Sewa sekaligus beli. Sampai di sini terdapat minimal dua persoalan yang memerlukan kajian, yaitu perbedaan sewa dan beli, serta kedudukan dua akad sekaligus dalam suatu proses muamalah. Pertama, perbedaan sewa dan beli. Dalam hukum muamalah Islam sangat berbeda antara sewa dengan beli. Sewa (ijarah) merupakan suatu akad untuk mendapatkan suatu manfaat dari barang, jasa, ataupun orang dengan adanya kompensasi tertentu, biasanya berupa uang (‘aqdun ‘alal manfaat bi ‘iwadh). Jadi, pihak penyewa mendapatkan hanya manfaat yang dikandung oleh barang yang disewanya. Adapun barangnya itu sendiri tetap merupakan hak milik pihak pemberi sewa. Hal ini berbeda sekali dengan jual beli. Secara syar‟iy, jual-beli (al bai‟) merupakan mubadalatu malin bi malin tamlikan wa tamallukan „ala sabilit taradhi, yaitu pertukaran antara suatu barang dengan barang lain (termasuk uang) untuk pertukaran kepemilikan di atas dasar saling meridloi satu sama lain. Berdasarkan hal ini, barang dari pihak penjual akan menjadi milik dari pihak pembeli. Sebaliknya, uang atau barang (bila barter) dari pihak pembeli akan langsung menjadi milik pihak penjual. Proses jual-beli ini, tentu saja, dapat kontan dan bisa pula dilakukan dengan cicilan (kredit). Jelaslah, perbedaan mendasar antara 2
  • 3. sewa dengan beli terletak pada siapa yang berhak memiliki barang pada akhir masa transaksi. Dengan demikian, akad yang terjadi antara sewa sangat berbeda dengan akad pada jual-beli. Akad sewa berkonsekuensi pada tetap dimilikinya barang oleh pihak pemilik barang, sedangkan pihak penyewa hanya boleh memanfaatkan barang tersebut selama masa penyewaan. Sedangkan akad jual-beli berujung pada pertukaran kepemilikan dari penjual ke pembeli dan dari pembeli ke penjual. Kedua, Rasulullah SAW melarang dua akad berbeda terjadi dalam satu aktivitas muamalah. “Rasulullah SAW melarang (kaum muslimin) dua akad dalam suatu proses akad tertentu, “ demikian diriwayatkan oleh Imam Ahmad tentang larangan Rasulullah SAW. Hadits ini maksudnya adalah tidak boleh seseorang melakukan dua akad berbeda dalam suatu proses muamalah tertentu. Tidak boleh, misalnya, seseorang menyatakan „Saya menjual rumah saya ini kepada Anda dengan syarat Anda menjual rumah Anda yang di Puncak pada saya‟, „Saya menjual perusahaan ini pada Anda dengan catatan Anda menikahkan putri Anda kepada saya‟, atau „Saya menjual barang ini dengan harga 10 juta rupiah pada Anda dengan cicilan selama 2 tahun, tetapi bila di tengah jalan Anda tidak dapat melunasinya maka barang tersebut tetap menjadi milik saya dan uang yang telah Anda berikan dianggap sebagai sewa barang selama Anda menggunakannya.‟ Di dalam muamalah tadi terdapat dua akad sekaligus, menjual rumahnya sekaligus membeli rumah pembeli rumahnya dalam satu akad, menjual perusahaan sekaligus menikahi putri pembeli perusahaannya dengan hanya satu akad, dan jual-beli sekaligus sewa dalam satu akad tertentu. Semua ini bertentangan dengan sikap Rasulullah SAW tadi. Berdasarkan hal ini nampaklah bahwa dalam muamalah financial leasing (yang secara umum dikenal dengan istilah „leasing‟ saja) terdapat dua akad sekaligus dalam satu proses muamalah tertentu. Dan hal ini tidak sesuai dengan titah Rasulullah SAW. Padahal, dalam syariat Islam, bila akad yang terjadi sewa maka tetap berlaku sewa sampai batas akhir waktu penyewaan. Demikian pula, suatu akad jual-beli tetap sebagai jual beli. Andaikan jual-beli itu dilakukan dengan mencicil dan pihak pembeli belum dapat melunasi seluruh utang pembeliannya pada waktu yang telah disepakati, akad tersebut tetap jual-beli dan tidak dapat dialihkan menjadi akad apapun, termasuk diubah menjadi akad sewa. Selain itu, bila dilihat dari realitasnya, muamalah jenis ini nampak mengunggulkan pemberi sewa (perusahaan leasing) dibandingkan dengan penyewa. Terlebih-lebih bila pihak pembeli merasa mencicil barang dengan harga „pembelian‟. Di tegah jalan, karena sesuatu hal, ia tidak mampu melunasinya. Akhirnya, barang yang diangankan untuk dimilikinya pada akhir cicilan nanti harus dikembalikan, dan ia hanya menyewa saja. Padahal, tentu saja, harga sewa logisnya lebih kecil dibandingkan dengan harga beli dengan cicilan. Satu hal lagi, persoalan leasing menjadi bertambah bila dalam cicilannya itu melibatkan riba (bunga). Sebab, Allah SWT memfirmankan : “Dan Allah telah menghalalkan jual beli serta mengharamkan seluruh riba” (QS. Al Baqarah [2] : 275). C. Alternatif Allah SWT telah menurunkan aturan yang memenuhi rasa keadilan manusia. Kaitannya dengan jual-beli dengan kredit, syariat Islam telah menggariskan apa yang disebut dengan Bai‟ Bitsaman Ajil (BBA). Bai‟ Bitsaman Ajil merupakan suatu proses perjanjian jual 3
  • 4. untuk barang tertentu antara pemilik dan pembeli, dimana pemilik barang akan menyerahkan barang seketika, sedangkan pembayaran dilakukan dengan cicilan dalam jangka waktu yang disepakati bersama. Secara ringkas, penjual dan pembeli menyepakati total harga barang tersebut, lama waktu pembayarannya, dan pembayaran tiap bulannya tanpa disertai bunga. Sejak terjadi transaksi, barang tersebut resmi menjadi milik pembeli, hanya saja ia menanggung hutang seharga barang tersebut kepada pihak penjual. Untuk berjaga-jaga, dapat ditentukan adanya barang jaminan, termasuk barang yang diperjualbelikan tersebut. Bila pihak pembeli tidak dapat memenuhi kewajiban hutangnya dalam waktu yang disepakati tidak dilakukan penentuan harga ulang (repricing) ataupun pemberian sanksi. Salah satu jalan yang ditempuh adalah barang tadi (bila sebagai jaminan) dijual. Hasilnya, sebagian digunakan untuk melunasi sisa hutangnya dan, bila ada, sisanya diberikan kepada pihak pembeli. BBA sebenarnya merupakan salah satu bentuk jual-beli dengan cicilan/kredit (Al Bai‟ bid Dain wa bit Tqsith). Jual beli dengan hutang ini dibenarkan secara syar‟iy. Beberapa aturan Allah SWT menegaskan hal ini, diantaranya : 1. Firman Allah SWT : “Dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba” (QS. Al Baqarah [2] : 275). Dalam ayat ini kata Al Bai‟ bersifat umum. Artinya semua jual beli hukum asalnya halal kecuali ada nash-nash yang menjelaskan keharamannya. 2. Imam Bukhari, Muslim, dan Nasai meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW pernah membeli bahan makanan dari seorang Yahudi dengan hutang dan beliau memberikan baju besinya sebagai jaminan. Jadi, ringkasnya, muamalah ada beberapa hal dalam leasing yang tidak sesuai dengan syari‟at Islam. Oleh karena itu, perlu ada muamalah alternatif yang manfaat dan kegunaannya sama, serta legal menurut syari‟at Islam. Alternatif dimaksud adalah al bai‟ bid dain (jual-beli dengan hutang) yang salah satu turunannya adalah bai‟ bitsaman ajil 4
  • 5. BAB III HUKUM AKAD  Fakta Akad Ganda dalam Leasing Salah satu model dari leasing adalah transaksi pembiayaan pengadaan barang modal untuk digunakan oleh lessee (yang menerima pembiayaan leasing) selama jangka waktu tertentu dan diakhir jangka waktu itu pemilikan barang berpindah secara otomatis kepada lessee. Leasing model inilah yang banyak dilakukan dalam leasing pembiayaan motor, mobil, barang elektronik, furnitur dll, yang diberikan oleh berbagai bank atau lembaga pembiayaan. Praktek yang biasa terjadi dapat dideskripsikan seperti berikut (misal barangnya adalah motor): Seseorang sebut saja Fulan datang ke lembaga pembiayaan dan ingin membeli motor secara kredit karena ia tidak memiliki uang untuk membelinya secara tunai. Lalu terjadilah pembicaraan dengan lembaga itu dan dilakukan akad leasing. Misalnya, jangka waktunya tiga tahun. Dalam akad leasing itu setidaknya ada transaksi: 1. Lessor (lembaga pembiayaan) sepakat setelah motor itu dia beli, lalu dia sewakan kepada lessee selama jangka waktu tiga tahun 2. Lessor sepakat bahwa setelah jangka waktu tiga tahun itu dan seluruh angsuran lunas dibayar, lessee (Fulan) akan langsung memiliki motor tersebut. 3. Menurut pengertian leasing yang ada, selama jangka waktu tiga tahun itu yaitu sampai seluruh angsuran lunas, motor tersebut adalah milik Lessor. Setelah berakhir yaitu setelah seluruh angsuran lunas, langsung terjadi perpindahan pemilikan motor itu kepada Lessee (Fulan), artinya motor itu langsung menjadi milik Lessee (Fulan). Hanya saja dalam praktek yang ada, sejak penyerahan fisik motor kepada Lessee yaitu sejak awal, biasanya STNK motor itu atas nama Lessee (Fulan). Nama STNK mengikuti BPKB. Jadi BPKB motor itu juga atas nama Lessee. Itu artinya motor itu sejak awal adalah milik Lessee (Fulan). 4. Ada ketentuan tentang jaminan dimana motor itu dijadikan jaminan secara fidusia untuk leasing tersebut. Karena itu BPKB motor itu tetap berada di tangan lessor sampai berakhir jangka waktu leasing dan seluruh angsuran lunas. Konsekuensinya jika lessee (Fulan) tidak sanggup membayar angsuran sampai lunas, motor akan ditarik oleh lessor dan dijual.  Hukum Akad Ganda Mengamati fakta di atas maka terlihat bahwa dalam transaksi leasing terjadi dua transaksi atau akad dalam satu akad/transaksi. Yaitu transaksi sewa menyewa (ijârah) dan transaksi jual beli (bay’). Transaksi yang demikian menyalahi ketentuan syariah. Ibn Mas‟ud menuturkan bahwa Nabi saw pernah bersabda: r Rasulullah saw melarang dua transaksi dalam satu akad (HR. Ahmad, al-Bazar dan ath- Thabrani) 5
  • 6. Makna shafqatayn fî shafqatin wâhidah adalah wujûd ‘aqdayn fî ‘aqdin wâhidin (adanya dua akad dalam satu akad)1. Contohnya jika seseorang berkata “saya jual motor saya kepada Anda dengan syarat Anda sewakan rumah anda kepada saya”. Dalam ungkapan ini terjadi dua transaksi karena lafal “saya jual motor saya kepada anda” adalah transaksi pertama dan “anda sewakan rumah anda kepada saya” adalah transaksi kedua, dan kedua transaksi/akad itu berkumpul/terjadi dalam satu akad. Dalam leasing model ini yang terjadi adalah akad sewa dan akad jual beli. Akad sewa dalam hal ini jelas, karena sewa itu memang menjadi inti dari leasing. Adapun akad jual beli hal itu nampak karena pada saat akad leasing di dalamnya disepakati adanya perpindahan pemilikan barang secara langsung/otomatis begitu jangka waktu leasing selesai dan seluruh angsuran dibayar lunas. Lebih tepatnya lagi dalam leasing model ini terjadi transaksi ijârah dan transaksi bay’ dalam satu akad leasing, terhadap satu barang yang sama yaitu motor, dalam satu waktu yang sama pula. Jelas hal ini menyalahi hadis Nabi saw di atas. Di dalam akad leasing model ini, transaksi pengalihan pemilikan barang tersebut (motor) disyaratkan kepada transaksi/akad sewa menyewa dan sebaliknya transaksi sewa menyewa disyaratkan dengan transaksi pemindahan pemilikan itu. Hal itu karena dalam akad leasing model ini, lessee tidak bisa hanya menyepakati satu transaksi saja. Lessee tidak bisa hanya menyewa motor itu saja atau membelinya saja. Tetapi Lessee harus menyewa motor itu sekaligus membelinya. Fakta seperti itu yaitu menyaratkan akad atau transaksi lain kepada transaksi atau akad yang dilakukan adalah melanggar larangan dari Rasul saw. Beliau pernah bersabda: Tidak halal salaf dan jual beli, tidak halal dua syarat dalam satu jual beli, tidak halal keuntungan selama (barang) belum didalam tanggungan dan tidak halal menjual apa yang bukan milikmu (HR. an-Nasa’i, at-Tirmidzi dan ad-Daruquthni) Menurut para fukaha, larangan hadis ini diantaranya mencakup adanya bay’ wa syarth yaitu salah satu pihak dalam akad bay‟-nya mensyarat kepada pihak lain akad/transaksi lain baik utang, sewa, kontrak kerja, bay‟ lainnya, atau yang lain. Dalam hadis tersebut Nabi saw menyatakan “la yahillu (tidak halal)”. Ini adalah qarinah jazim yang menunjukkan bahwa apa yang dilarang itu adalah haram, karena lafal “tidak halal” maknanya adalah haram. Dengan demikian akad yang di dalamnya terjadi dua transaksi atau disyaratkan akad/transaksi lain, merupakan akad/transaksi yang batil. 1 Taqiyuddin An-Nabhani, Asy-Syakhsyiah Al-Islamiyah, II/263-264 6
  • 7. KESIMPULAN Leasing merupakan suatu akad untuk menyewa sesuatu barang dalam kurun waktu tertentu. perbedaan sewa dan beli. Dalam hukum muamalah Islam sangat berbeda antara sewa dengan beli. Sewa (ijarah) merupakan suatu akad untuk mendapatkan suatu manfaat dari barang, jasa, ataupun orang dengan adanya kompensasi tertentu, biasanya berupa uang (‘aqdun ‘alal manfaat bi ‘iwadh). Jadi, pihak penyewa mendapatkan hanya manfaat yang dikandung oleh barang yang disewanya. Adapun barangnya itu sendiri tetap merupakan hak milik pihak pemberi sewa. Sedangkan jual beli merupakan mubadalatu malin bi malin tamlikan wa tamallukan „ala sabilit taradhi, yaitu pertukaran antara suatu barang dengan barang lain (termasuk uang) untuk pertukaran kepemilikan di atas dasar saling meridloi satu sama lain. Berdasarkan hal ini, barang dari pihak penjual akan menjadi milik dari pihak pembeli. Sebaliknya, uang atau barang (bila barter) dari pihak pembeli akan langsung menjadi milik pihak penjual. Proses jual-beli ini, tentu saja, dapat kontan dan bisa pula dilakukan dengan cicilan (kredit). Jelaslah, perbedaan mendasar antara sewa dengan beli terletak pada siapa yang berhak memiliki barang pada akhir masa transaksi. Dengan demikian, akad yang terjadi antara sewa sangat berbeda dengan akad pada jual-beli 7