1. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sapi potong merupakan salah satu sumber daya penghasilan bahan makanan berupa daging
yang nilai ekonomi tinggi dan penting dalam kehidupan masyarakat.Ternak adalah segala jenis
binatang yang dipelihara untuk tujuan diambil produksinya, berupa daging,dan susu,. Produk
tersebut bisa diperoleh dari berbagai jenis ternak, antara lain, kambing, sapi, domba, dan
kerbau,Ternak potong adalah jenis ternak yang dipelihara untuk menghasilkan daging sebagai
produk utamanya. Sementara ternak kerja yaitu ternka yang dipelihara untuk diambil tenaganya.
Pemeliharaan sapi potong di Indonesia di lakukan secara ekstensif,semi
intensif,danintensif,Pada umumnya sapi-sapi yang dipelihara secara intensif hampir sepanjang
hari berada dalam kandang dan diberikan pakan sebanyak dan sebaik mungkin sehingga cepat
gemuk, sedangkan secara ekstensif sapi-sapi tersebut dilepas dipadang pengem-balaan dan
digembalakan sepanjang hari
Iklim di indonesia dalah Super Humid atau panas basah yaitu klimat yang ditandai dengan
panas yang konstan, hujan dan kelembaban yang terus menerus. Temperatur udara berkisar
antara 21.11°C-37.77°C dengan kelembaban relatir 55-100 persen. Suhu dan kelembaban udara
yang tinggi akan menyebabkan stress pada ternak sehingga suhu tubuh, respirasi dan denyut
jantung meningkat, serta konsumsi pakan menurun, akhirnya menyebabkan produktivitas ternak
rendah. Selain itu berbeda dengan factor lingkungan yang lain seperti pakan dan kesehatan, maka
iklim tidak dapat diatur atau dikuasai sepenuhnya oleh manusia.
Tujuan dan Kegunaan Praktikum
Tujuan Praktikum
ACARA I MENENTUKAN UMUR TERNAK SAPI POTONG
Mempelajari cara menimbang ternak sapi dan mengetahui bobot badan ternak sapi potong
dengan cara mengukur bagian-bagian tubuh sapi.
ACARA II STATUS FAALI TERNAK SAPI POTONG
Untuk mengetahui perubahan gigi dan cara penentuan umur ternak berdasarkan keadaan gigi.
Mempelajari bagai mana cara menghitung respirasi ternak potong
Mempelajari tentang bagai mana cara mengukur suhu tubuh ternak potong..
Untuk mengetahui cara menghitung denyut nadi ternak. .
Mempelajari cara membaca temperatur dan kelembaban kandang pada ternak sapi potong.
ACARA III MENGAMATI KONDISI EKSTERIOR TERNAK SAPI POTONG
Mempelajari kondisi eksterior tubuh ternak sapi potong.
Kegunaan Praktikum
ACARA I MENENTUKAN UMUR TERNAK SAPI POTONG
praktikan dapat mengetahui cara menimbang sapi dan mengetahui bobot badan dengan
melihat ukuran bagian-bagian tubuh ternak sapi potong.
2. ACARA II STATUS FAALI TERNAK SAPI POTONG
Agar praktikan mengetahui perubahan gigi dan cara penentuan umur ternak berdasarkan
jumlah gigi yang di miliki oleh ternak tersebut.
Agar praktikan mengetahui suhu tubuh ternak pada jenis kelamin, umur, dan suhu lingkungan
berbeda, serta melatih keterampilan dalam melakukan pengukuran.
Agar praktikan mengetahui cara mengukur respirasi pada ternak terse.
Agar praktikan mengetahui kondisi temperatur dan kelembaban kandang pada ternak sapi
potong Agar praktikan mengetahui denyut nadi pada ternak
Agar praktikan mengetahui kondisi temperatur dan kelembaban kandang pada ternak sapi
potong.
ACARA III MENGAMATI KONDISI EKSTERIOR TERNAK SAPI POTONG
Agar praktikan mengetahui semua yang di praktikkan,khususnya kondisi ekstriorsapi potong.
TINJAUAN PUSTAKA
Sapi bali yang depelihara secara tradisional dengan pakan hijauan berupa rumput-rumputan dan
hijauan konvensional memberikan pertambahan bobot Universitas Sumatera Utara badan yang
rendah, yaitu 100-200 g/ekor/hari. Beberapa hasil penelitian menyatakan bahwa sapi bali cukup
responsif dalam upaya perbaikan pakan. Pemberian hasil samping kelapa sawit yang diamoniasi
terbukti dapat meningkatkan konsumsi bahan kering ransum dari 3,9 kg menjadi 4,3 kg dan
meningkatkan pertambahan bobot badan dari0,3 kg menjadi 0,4 kg/ekor/hari (Hasnudi, 1997).
Suhu tubuh sapi dipengaruhi oleh jenis, bangsa, umur, jenis kelamin, kondisi dan aktivitasnya.
Kisaran tubuh normal pada sapi adalah 38,5-39,6 0C dengan suhu kritis 40 0C (Subronto, 1985).
Suhu lingkungan yang berubah-ubah menyebabkan ternak selalu berusaha untuk menjaga suhu
tubuhnya agar tetap, karena sapi adalah hewan homeothermis. Kisaran suhu tubuh normal anak
sapi 39,5-40ºC, sedangkan untuk sapi dewasa 38-39,5ºC (Sugeng, 2000).
Rata-rata frekuensi pernafasan sapi adalah 10-30 kali per menit. Pernafasan akan lebih cepat
pada sapi yang ketakutan, lelah akibat bekerja berat dan kondisi udara terlalu panas (Sugeng,
2000).
Hewan yang sakit atau stress akan meningkat denyut jantungnya untuk waktu tertentu. Semakin
tinggi aktivitas yang dilakukan ternak, semakin cepat denyut nadinya. Hewan yang mempunyai
ukuran tubuh lebih kecil, denyut nadinya lebih besar daripada hewan yang mempunyai ukuran
tubuh besar (Frandson, 1992).
Respirasi adalah proses pertukaran gas sebagai suatu rangkaian kegiatan fisik dan kimis dalam
tubuh organisme dalam lingkungan sekitarnya. Oksigen diambil dari udara sebagai bahan yang
dibutuhkan jaringan tubuh dalam proses metabolisme. Frekuensi respirasi bervariasi tergantung
antara lain dari besar badan, umur, aktivitas tubuh, kelelahan dan penuh tidaknya rumen.
Kecepatan respirasi meningkat sebanding dengan meningkatnya suhu lingkungan. Meningkatnya
frekuensi respirasi menunjukkan meningkatnya mekanisme tubuh untuk mempertahankan
keseimbangan fisiologik dalam tubuh hewan. SKelembaban udara yang tinggi disertai suhu
udara yang tinggi menyebabkan meningkatnya frekuensi respirasi.
Frekuensi denyut nadi dapat dideteksi melalui denyut jantung yang dirambatakan pada dinding
rongga dada atau pada pembuluh nadinya. Frekuensi denyut nadi bervariasi tergantung dari jenis
hewan, umur, kesehatan dan suhu lingkungan. Disebutkan pula bahwa hewan muda mempunyai
3. denyut nadi yang lebih frekuen daripada hewan tua. Pada suhu lingkungan tinggi, denyut nadi
meningkat(Housebanri ,2009).
Mengukur panjang badan dapat dilakukan dengan cara menempatkan tongkat ukur bagian
permanen dibagian depan tulang persendian pada kaki depan dan cara membacanya harus lurus,
sehingga pengukuran yang dilakukan akurat (Susetyo, 1977).
Lingkar dada pada ternak menunjukkan berat badannya, di mana semakin panjang lingkar
dadanya maka semakin berat bobot badan ternak tersebut dan sebaliknya semakin pendek lingkar
dada suatu ternak maka berat badan ternak tersebut ringan atau ternak tersebut kurang sehat/
kurus (Roche, 1975).
Adapun untuk menentukan umur sapi yang perlu diperhatikan adalah kondisi gigi yang meliputi
pertukaran gigi seri susu dengan gigi seri tetap, perecupan gigi seri, pergesekan, dan bintang gigi.
Jika gigi seri susu I1 sudah berganti dengan gigi seri tetap dan sudah merecup, berarti umur sapi
2 tahun. Jika gigi seri susu I2 sudah berganti dan merecup, berarti umur sapi 3 tahun. Jika gigi
seri susu I3 sudah berganti dan merecup, umur sapi 3,5 tahun. Jika semua gigi seri telah berganti
(I4) dan merecup, umur sapi 4 tahun. Jika I4 ada tanda pergesekan, berarti umur sapi 5 tahun.
(Timan 2003).
Sudut mata terlihat bersih tanpa adanya kotoran atau getah radang dan tidak terlihat perubahan
warna di selaput lendir dan kornea matanya. Ekornya selalu aktif mengibas untuk mengusir
lalat. Pernafasan denyut jantung dan ruminansi normal dan dapat dirasakan (Akoso, 1996).
MATERI DAN METODE PRAKTIKUM
Materi Praktikum
Alat-alat praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:
stetoskop
termometer
taimbangan kapasitas 1000 kg
stop wact
pita ukur
tongkat ukur
Thermo Hygrometer
Temperatur ruang
Tabel Pencatatan Data
Bahan-bahan praktikum
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:
Sapi Jantan Umur 2,5 tahun
vaselin
alkohol
Metode Praktikum
Adapun metode-metode yang dilakukan sebelum melakukan praktikum yaitu:
Membersihkan kandang
Memandikan ternak
4. ACARA I MENENTUKAN UMUR TERNAK SAPI POTONG
Mempelajari bagai cara menimbang ternak dan mengetahui berat badsan dari ternak tersebut
Menyiapkan ternak yang akan ditimbang dan diukur, ushakan tidak dalam keadaan setres.
Memasukkan ternak sapi pada penimbangan ternak besar kapasitas 1000kg.
Mengukur tubuh ternak dengan menggunakan tongkat ukur dan pita ukur
Pengukuran di ulangi 1-3 kali untuk mendapatkan hasil yang optimal
Mencatat hasil penimbangan dan pengukuran pada table data.
ACARA II STATUS FA’ALI TERNAK SAPI POTONG
Mempelajari perubahan gigi dan cara penentuan umur ternak berdasarkan jumlah gigi.
Sapi dimasukkan dikandang jepit, diusahakan agar keadaan tenang dan tidak menjadi gelisah
sehingga mempermudah pemeriksaan.
Kuasailah bagian kepala sapi dengan melingkarkan sebelah lengan tangan pada muka sapi,
sekaligus cengkramlah kedua rahang bawah sapi sampai mulut sapi ternganga sehingga giginya
tampak. Agar gigi sapi lebih jelas terlihat, bukalah bibir bawahnya.
Periksa dan rabalah permukaan gigi serinya hingga jelas terlihat dan terasa keadaanya.
Mempelajari suhu tubuh ternak sapi potong pada jenis kelamin, umur, dan suhu lingkungan
berbeda.
Penentuan suhu tubuh
Hewan-hewan pengamatan terlebih dahulu diidentifikasi dalam keadaan tenang agar
mendapatkan hasil pengukuran yang optimal.
Menyiapkan thermometer dengan cara dikibas-kibas untuk menurunkan permukaan air
raksanya sampai angka terendah, kemudian ujung thermometer dicelupkan kedalam pelicin
(vaselin).
Memegang ternak dengan hati-hati dan tenang, kemudian angkat ke atas ekornya hingga
kelihatan rektumnya.
Memasukan thermometer pada rectum ternak selama ± 1 menit
Memperhatikan letak ujung thermometer masuk ke dalam mukosa rectum
Membaca suhu yang ditunjukan thermometer dengan melihat posisi permukaan air raksanya.
Ulangi sebanyak 3 kali
Mencatat data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut didalam table lembar pencatatan
data.
Pengukuran suhu rektal di lakukan dua kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari.
Mempelajari fungsi respirasi pada ternak sapi potong, serta melatih keterampilan dalam
melakukan pengukuran frekwensi respirasi.
Hewan-hewan pengamatan terlebih dahulu diidentifikasi dalam hal jenis/bangsa, jenis
kelamin, umur, berat badan dan kondisi tubuh.
Mengendalikan hewan agar tetap tenang
Meletakkan punggung telapak tangan di depan hidung sapi
5. Merasakan tiap hembusan napasnya
Hitung pernapasan/ tiap hembusan napas selama 1 menit
Ulangi 1-3 kali, untuk mendapatkan hasil yang optimum
Catat hasil pengukuran pada lembar table
Pengukuran dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari.
Mempelajari denyut nadi pada ternak sapi potong. serta melatih keterampilan dalam
melakukan penghitungan denyut nadi pada ternak sapi potong.
Mencari pusat denyut jantung pada ternak ( sapi ) yaitu dilakukan dengan menekan pada arteri
femoralis sebelah medial bahu kiri
Hitung dengan countercheck dan mendengarkan denyut jantung dengan stetoskop
Ulangi 1-3 kali
Mencatat data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut di dalam table lembar pencatatan
data.
Pengukuran dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari.
Mempelajari temperatur dan kelembaban kandang pada ternak sapi potong.
Mengamati Termometer Ruang
Mengamati Higrometer atau Termometer “basah kering”
Mencatat hasil pengamatan pada tabel hasil pengamatan.
Melakukan hal tersebut 2 kali yaitu pagi dan sore.
ACARA III MENGAMATI KONDISI EKSTERIOR TERNAK SAPI POTONG
Mempelajari kondisi eksterior tubuh ternak sapi potong.
tempat dan tanggal praktikum
Tempat Praktikum :
Adapun praktikum ini dilaksanakan di Laboraturium Terapan ( Teacing Farm ) Fakultas
Peternakan,kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat.
Tanggal Praktikum
Adapun praktikum ini dilaksanakan pada tanggal Senin 28,November 2011
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Praktikum
A.IDENTITAS TERNAK
a. No. Ternak :4
b. Jenis Kelamin : betina
c. Umur Ternak : 3-4½ tahun
B.HASIL PENGAMATAN
a. Bobot Badan : 215 kg
6. b. Ukuran-ukuran tubuh ternak :
No Bagian tubuh Ukuran 1 (cm) Ukuran 11 (cm) Ukuran 111 (cm) Rata-rata (cm)
1 Panjang badan 116 116 116 116
2 Panjang kepala 39,5 40 40 39,83
3 Panjang metacarpal 29 29 29 29
4 Panjang metakarsal 41 41,5 41,5 41,3
5 Panjang paha 75 75 75 75
6 Lebar kepala 16 17 17 16,6
7 Lebar dada 38 38 38 38
8 Lebar pinggul 37 37 37 37
9 Tinggi gumba 107 108 107 107,3
10 Tinggi punggung 106 105 105 105,3
11 Tinggi pinggul 110 111 111 110,6
12 Lingkar dada 147,5 148 147,5 114,3
13 Lingkar perut 170,5 170 170 170,3
14 Lingkar flank 146 146 147 146,3
15 Linkar metacarpal 15,5 15 15 15,1
16 Lingkar metakarsal 16 16 16,5 16,3
17 Dalam dada 56 57 56 56,3
18 Indeks kepala
ACARA II
a. JUMBLAH GIGI SAPI : gigi susu tidak ada
b. JUMBLAH LINGKAR TANDUK :
b.DATA STATUS FAALI TERNAK
No Parameter Ukuran I Ukuran II Ukuran III Rata-rata
Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore
1 Suhu Tubuh Ternak (C) 38 38 38 38,1
2 Respirasi (kali/menit) 34 34 33 33,3
3 Denyut Nadi (kali/menit) 57 57 55 356
c.DATA LINGKUNGAN
No. Parameter Pagi (jam 06.00-0700) Sore (jam 15.00-16.00)
1 Temperatul Kandang (C) 30,2 ºC 29ºC
2 Kelembaban Kandang(%) 80% 74%
ACARA III PENGAMATAN EKSTERIOR
Warna sapi : coklat terang
Gigi rahang bawah depan / gigi susu ompong.
Koreng di kedua kaki depannya.
Tanduk melengkung ke belakang.
Hidung mengkilap berlendir.
PEMBAHASAN
7. ACARA I MENENTUKAN UMUR TERNAK SAPI POTONG
Cara menimbang berat sapi dan mengetahui bobot badan dengan cara mengukur tubuh sapi
dengan teliti dan akurat.
Mengetahui bobot badan ternak sapi potong adalah hal yang sagat penting untuk diketahui
guna melihat kebutuhan pakan ataupun kesehatan ternak. Penimbangan merupakan hal yang
paling tepat dalam mengetahui bobot badan ternak, tetapi bobot badan ternak juga dapat
diperkirakan atau diduga dengan cara mengukur bagian-bagian tubuh ternak atau disebut dengan
cara manual. Bagian-bagian ukuran tubuh ternak yang dapat digunakan dalam menduga bobot
badan yaitu lingkar dada, tinggi pundak, panjang badan, dalam dada serta tinggi dan lebar
kemudi atau pinggul.
Hubungan fungsional antara ukuran tubuh dengan bobot badan telah di laporkan oleh beberapa
peneliti .
Pengukuran bobot badan dengan rumus Schrooel :
BB = /
=
Lihat panduan praktikum rumusnya
ACARA II STATUS FAALI TERNAK SAPI POTONG
Cara penentuan umur ternak berdasarkan jumlah gigi dengan melihat jumlah giginya.
Ternak Sapi potong yaitu ternak ruminansia dengan tujuan pemeliharaannya untuk
menghasilkan daging. Sedangkan ternak kerja adalah ternak yang tujuan utamanya untuk di
manfaatkan tenaganya.
Sapi potong dan kerja dapat kita ketahui dan menentukan umurnya dengan cara melihat
catatan kronologinya,lingakaran yang ada pada tanduk atau cincin tanduk dapat pula dilahat
dengan cara menghitung jumlah perubahan gigi. Jika jumlah cincin tanduknya 2 dapat di
perkirakan bahwa sapi tersebut berumur 3 tahun. Sedangkan jika terdapat 2 gigi lebar (I I)
berarti dapat diperkirakan berumur 2 tahun, jika 4 gigi lebar ( I 2) dapat diperkirakan berumur 2
– 2 1/2 , jika terdapat ada 6 gigi lebar (I 3) berarti diperkirakan umur 2½ - 3 ½ tahun, jika 8 gigi
lebar (I 4) berarti diperkirakan berumur 31/2 – 41/2 tahun, I 0: Sapi Umur 1-11/2 tahun, dan gigi
tua : Sapi umur > 9 tahun, jadi dengan mengetahui keterangan tersebut kita dapat memperkirakan
umur suatu ternak sapi, begitu pula dengan ternak potong dan kerja lainnya.
Menghitung suhu tubuh ternak sapi potong pada jenis kelamin, umur, dan suhu lingkungan
berbeda.
Ternak Sapi potong adalah ternak ruminansia yang tujuan pemeliharaannya untuk
menghasilkan daging. Sedangkan ternak kerja adalah ternak yang tujuan utamanya untuk di
manfaatkan tenaganya.
Pada umumnya Suhu tubuh pada ternak sapi potong tergantungn pada jenis kelamin, umur dan
suhu lingkungan. Dalam keadaan normal suhu tubuh ternak dapat bervariasi karena adanya
perbedaan jenis kelamin,umur,suhu lingkungan, aktivitas, aktivitasyang di lakukan oleh sapi
tersebut. Suhu normal adalah panas tubuh dalam zone thermoneutral pada aktivitas tubuh
8. terendah. Variasi normal suhu tubuh akan berkurang bila mekanisme thermoregulasi telah
bekerja sempurna dan hewan telah dewasa. Sehingga ketika dilihat suhu rektal sapi potong jantan
dipagi hari dan sore hari berbeda, dapat dikatakan pula bahwa hal tersebut dikarenakan beberapa
faktor yaitu aktivitas, iklim, suhu kandang yang yang berubah.
Salah satu cara untuk mendapatkan gambaran mengenai suhu tubuh adalah dengan melihat suhu
rectal dengan pertimbangan bahwa rectal merupakan tempat pengukuran terbaik dan dapat
mewakili suhu tubuh secara keseluruhan sehingga dapat disebut sebagai suhu tubuh.
Fungsi respirasi pada ternak sapi potong.
Respirasi adalah proses pertukaran gas sebagai suatu rangkaian kegiatan fisik dan kimiawi dalam
tubuh organisme pada lingsskungan sekitarnya. Oksigen diambil dari udara sebagai bahan yang
dibutuhkan jaringan tubuh dalam proses metabolisme. Frekuensi respirasi bervariasi tergantung
dari besar badan, aktifitas tubuh,umur dan penuh tidaknya rumen. Kecepatan respirasi meningkat
sebanding dengan meningkatnya suhu lingkungan. Meningkatnya frekuensi respirasi
menunjukkan meningkatnya mekanisme tubuh untuk mempertahankan keseimbangan fisiologis
dalam tubuh hewan. Kelembaban udara yang tinggi disertai suhu udara yang tinggi
menyebabkan meningkatnya frekuensi respirasi.
Pada saat penghitungan respirasi sapi potong diwaktu pagi dan sore berbeda, dimana respirasi
di pagi hari lebih rendah dibandingkan sore hari, hal itu dikarenakan pula adanya beberapa faktor
yang sama halnya dengan suhu tubuh, dan denyut nadi pada ternak potong sapi, misalnya
kelelahan, aktivitas dan isi rumen ternak sapi potong saat itu.
Menghitung denyut nadi/jantung pada ternak sapi potong.
Frekuensi denyut nadi dapat dideteksi melalui denyut jantung yang dirambatakan pada dinding
rongga dada. Frekuensi denyut nadi bervariasi tergantung dari jenis hewan, umur, kesehatan dan
suhu lingkungan. Disebutkan pula bahwa hewan muda mempunyai denyut nadi yang lebih
frekuensi dari pada hewan tua. Pada suhu lingkungan tinggi, denyut nadi meningkat.
Peningkatan ini berhubungan dengan peningkatan respirasi yang menyebabkan meningkatnya
aktivitas otot-otot respirasi, sehingga dibutuhkan darah lebih banyak untuk mensuplai O2 dan
nutrient melalui peningkatan aliran darah dengan jalan peningkatan denyut nadi..
Frekuensi denyut sapi pada pagi dan sore hari berbeda dikarenakan pula oleh beberapa faktor
yang mempengaruhi suhu dan respirasi pada ternak potong.Setres juga dapat di jadikan sebagai
salah satu faktor yang dapat mempengaruhi berubahnya denyut nadi ternak
Mengukur temperatur dan kelembaban kandang pada ternak sapi potong.
Suhu dan kelembaban udara merupakan dua komponen iklim yang paling penting yang harus
diperhatikan,karena keduanya sangat mempengaruhi kondisi fisiologi ternak. Suhu lingkungan
terutama kandang sangat mempengaruhi respirasi, denyut nadi, dan suhu rektal pada ternak.
Suhu lingkungan terutama suhu kandang yang tunggi dapat menurunkan nafsu makan dan
menambah kebutuhan air.Bila hal ini akan terus terjadi akan menghambat laju pertumbuhan dan
menurunkan reproduksi ternak. Suhu dalam kandang yang baik yaitu rat-rata 33ºC dengan
kelembaban 75%.
Pada pengamatan yang telah dilakukan oleh praktikan didapatkan temperatur kandang dan
kelembaban kandang pada pagi hari berbeda dengan sore hari, dimana temperatur dan
kelembaban pada pagi hari lebih tinggi dari pada sore hari, hal tersebut dikarenakan oleh faktor
iklim. Namun dapat dikatakan temperatur dan kelembaban kandang tersebut cukup baik atau
normal.
ACARA III MENGAMATI KONDISI EKSTERIOR TERNAK SAPI POTONG
9. Mempelajari kondisi eksterior tubuh ternak sapi potong.
Sapi adalah ternak ruminansia yang dapat ditemui di seluruh belahan dunia. Sapi bali merupakan
domestikal dari banteng(Bibos sondaicus). Pada saat pedet, tubuhnya berwarna merah bata.
Sementara ketika dewasa, sapi betina tetap berwarna merah bata, sedangkan sapi jantan berubah
menjadi kehitam-hitaman. Terdapat warna putih pada keempat kakinya, mulai dari mulut sampai
kebawah, belakng pelvis dengan batas yang tampak jelas dan bentuk setengah bulan, dan garis
belut pada punggung ( aals streep ).
Pada pengamatan yang telah praktikan lakukan didapatkan sapi bali yang memilki warna bulu
merah bata dan jenis sapi tersebut yaitu jantan.
Mata bersinar, hidung yang bersih dan lain sebagainya adalah hal yang dapat dijadikan sebagai
alat untuk mengetahui keadaan sapi pada suhu lingkungan atau suhu kandang tertentu.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Suhu lingkungan atau suhu kandang, aktivitas, jenis kelamin, umur, isi rumen dan kelelahan,
dapat mempengaruhi suhu tubuh, respirasi dan denyut nadi pada ternak sapi potong.
Umur ternak dapat diperkirakan dengan cara melihat jumlah gigi, dan cicin tanduknya
Bobot badan ternak sapi potong dapat diperkirakan dengan cara mengukur bagian tubuh ternak
sapi.
Keadaan i eksterior ternak sapi potong yang tidak bermasalah seperti mata bersinar,kuku yang
bersih,hidung tidak ingusan ,dan dapat di simpulkan bahwa sapi yang di amati dalam kondisi
yang sehat.
Saran
Diharapkan kepada praktikan agar berhati-hati saat melakukan praktikum ternak potong agar
tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.
Di harapkan pada praktikan supaya tidak ribut pada saat praktikum berlangsung agar ternak
supaya ternak tenang dan tidak mengalami stress.
DAFTAR PUSTAKA
Akoso,T. B. 1996. Kesehatan Sapi. Kanisus: Yogyakartas
Frandson, R. D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gadjah Mada University Press
Hasanudi. 1997. Pengelolaan Ternak Sapi Pedaging. FP-USU : Medan
Housebandry. 2009. Pengaruh Lingkungan terhadap Keadaan Fisiologis Ternak
Yogyakarta. (Diterjemahkan oleh: Koen Praseno).
10. Roche. 1975. Pengukuran Berat Badan Ternak berdasarkan Performance. Yogyakarta: Dinas
Peternakan Provinsi DIY.
Subronto. 1985. Ilmu Penyakit Ternak. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta
Sugeng, Y. B. 2000. Ternak Potong dan Kerja. Edisi I. CV. Swadaya : Jakarta
Susetyo. 1997. Performance Tubuh Ternak. Jakarta: Cv.Yasaguna
Timan.2003. Pengaruh Lingkungan terhadap Keadaan Fisiologis.