SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam menciptakan segala sesuatu, Allah SWT selalu menerangkan dengan rinci
mengapa sesuatu tersebut diciptakan. Misalnya kita sebagai manusia, makhluk yang
paling mulia di antara sekian makhluk-Nya, diutus ke dunia sebagai khalifah pemelihara
jagad raya ini. Hal yang demikian tentunya ada hikmah/rahasia tersendiri dibalik
penciptaan kita para manusia. Memasuki ranah syariah, sebagai contoh lain, adalah satu
item yang dijadikan alternatif oleh kita sebagai pengganti wudlu yang merupakan syarat
sahnya sholat yakni tayamum. Dalam tayamum ini pun tersimpan suatu hikmah tertentu
yang dirasa perlu diketahui oleh kita agar nantinya dalam pendekatan diri kepada-Nya
tidak terdapat ganjalan yang memungkinkan kita “lari” dari syariah Islam.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian, syarat dan rukun dari tayamum ?

2. Apakah hikmah dibalik tayamum ?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian, Syarat dan Rukun Tayamum

Kata tayamum menurut bahasa sama dengan al-qashdu yang berarti menuju, menyengaja.
Menurut pengertian syara’ tayamum adalah menyengaja (menggunakan) tanah untuk
menyapu dua tangan dan wajah dengan niat agar dapat mengerjakan shalat dan
sepertinya. Tayamum adalah pengganti wudlu atau mandi, sebagai rukhsah (keringanan)
untuk orang yang tidak dapat memakai air karena beberapa halangan (uzur) yaitu karena
sakit, karena dalam perjalanan, dan karena tidak adanya air. Pensyari’atan tayamum ini
berdasarkan firman Allah dalam Q. S. Al-Nisa’ ayat 43, sebagai berikut:
Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau
kamu Telah menyentuh perempuan, Kemudian kamu tidak mendapat air, Maka
bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu.
Sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi Maha Pengampun


Dalam hal ini terdapat bebebrapa syarat dari tayamum yaitu: pertama, sudah masuk
waktu shalat maksudnya tayamum disyariai’atkan untuk orang yang terpaksa. Sebelum
masuk waktu shalat ia belum terpaksa, sebab shalat belum waajib atasnya ketika itu.
Kedua, sudah diusahakan mencari air tetapi tidak dapat, sedangkan waktu shalat sudah
masuk. Kita disuruh bertayamum bila tidak ada air setelah dicari dan yakin tidak ada,
kecuali orang sakit yang tidak diperbolehkan memakai air, maka tidak menjadi syarat
baginya. Ketiga, dengan tanah yang suci dan berdebu. Dan yang keempat,
menghilangkan najis maksudnya sebelum bertayamum itu hendaknya harus bersih dari
najis.

Adapun rukun-rukun tayamum ialah niat, mengusap wajah (muka) dengan tanah (debu),
mengusap kedua tangan sampai ke siku dengan tanah (debu) dan menertibkan rukun-
rukun tersebut. Sedangkan hal-hal yang membatalkan tayamum yaitu setiap perkara yang
membatalkan wudlu dan ketika adanya air. Adanya air disini adalah ketika mendaptkan
air sebelum shalat, maka batallah tayamum bagi orang yang melakukan tayamum tersebut
karena ketiadaan air bukan karena sakit.


B. Hikmah Tayamum

Daintara hal-hal yang dituduh menyelisihi akal adalah masalah tayamum. Maka ada
tanggapan bahwa tayamum tidak dapat diterima oleh akal apabila ditinjau dari dua segi,
yaitu: pertama, tanah atau debu adalah sesuatu yang kotor, sehingga tidak dapat
menghilangkan daki maupun kotoran-kotoran lainnya. Demikian pula tidak dapat
membersihkan pakaian. Kedua, tayamum hanya disyari’atkan pada dua anggota badan
(wudlu), dan ini tidak sesuai dengan akal logika yang sehat.


Benar jika syari’at tayamum itu memang tidak sesuai dengan akal yang picik. Akan
tetapi, ia sangat selaras dengan akal yang sehat. Karena sesungguhnya Allah SWT telah
menjadikan air sebagai su,ber utama kehidupan, sementara manusia diciptakan dati tanah.
Tubuh kita tersiri dari dua unsur tersebut, yakni air dan tanah. Dan telah pula dijadikan
dari dua unsur itu makanan bagi kita. Lalu keduanya dijadikan alat bagi kita untuk
bersuci dan beribadah. Tanah adalah materi asal kejadian manusia dan air adalah sumber
kehidupan bagi segal sesuatu. Lalu Allah SWT menyusun alam ini dan kedua unsur itu
sebagai sumber utamanya.


Pada dasarnya, bahan yang dipakai untuk membersihkan sesuatu dari kotoran dari situasi
dan kondisi yang biasa adalah air. Tidak diperkenankan untuk tidak mempergunakan air
sebagai bahan pembersih, kecuali pada saat itu air tidak ada, atau karena adanya halangan
seperti sakit serta sebab-sebab yang lain (yang dapat dibenarkan oleh syara’). Pada saat
kondisi tidak memungkinkan untuk mempergunakan air seperti itu, maka
mempergunakan tanah sebagai pengganti air adalah jauh lebih utama dibandingkan
dengan yang lain. Hal ini karena tanah adalah saudara kandung air. Meskipun pada
lahirnya tanah (debu) nampak kotor, namun ia dapat mensucikan kotoran secara batin.
Hal ini diperkuat oleh kemampuan tanah untuk menghilangkan kotoran-kotoran secara
lahir ataupun mengurangi kadar kotornya. Ini adalah persoalan yang tidak asing bagi
mereka yangilmu yang mendalam, sehingga mampu mengungkap hakikat-hakikat dari
sesuatu amalan serta memahami kaitan antara lahir dan batin bersama interaksi yang
terjadi diantara keduanya.


Adapun segi atau pandangan yang kedua, yaiut pensyari’atan tayamum yang hanya pada
dua anggota badan (wudlu) tidak sesuai dengan akal, sementara telah diketahui, bahwa
tayamum disyari’atkan pada seluruh anggota badan (wudlu) seperti halnya dengan air.

Akan tetapi, pada hakikatnya pensyari’atan tayamum hanya pada dua anggota badan
(wudlu) berada pada puncak kesucian dan keselarasan dengan akal yang sehat, serta
mengandung rasia dan hikmah yang cukup mendalam. Karena pada umumnya, melumuri
kepala denagna debu (tanah) adalah perbuatan yang tidak sesuai dengan jiwa yang
normal. Oleh sebab itu, perbuatan tersebut umumnya hanya dilakukan orang saat ia
ditimpa musibah dan kesulitan. Adapun kedua kaki umumnya adalah anggota badan yang
senantiasa bersentuhan dengan tanah.


Dari sisi lain, menyapukan tanah (debu) kemuka atau wajah merupakan gambaran
ketundukan dan pengagungan kepada Allah SWT, dan kerendan hati sangat disukai oleh
Allah SWT dan mengandung manfaat yang besar bagi hamba. Oleh sebab itu,
diperintahkan bagi setiap hamba untuk sujud dan langsung menempelkan wajahnya
langsung ke tanah, dan tidak melakukan sesuatu yang menghalangi wajahnya
bersebtuhan dengan tanah.


Apabila kita telusuri persoalan ini lebih jauh, maka akan nampak bagi kita hikmah lain
yang unik, dimana tayamum disyari’atkan hanya pada dua anggota badan (wudlu) yang
wajib dibasuh saat seseorang berwudlu, dan tidak disyari’atkan pada dua anggota badan
(wudlu) lain yang boleh untuk dibasuh. Bukankah kaki boleh dibasuh di atas sepatu dan
kepala boleh disuh di atas sorban? Maka setelah kepala dan kaki mendapat keringanan
dari mencuci menjadi membasuh saat berwudlu, sudah sepatutnya apabila kedua anggota
ini juga diberi keringanan atas dasar pengampunan untuk tidak disapu dengan tanah saat
melakukan tayamum. Sebab, apabila kepala dan kaki disyari’atkan untuk disapu pula
dengan tanah (debu) pada saat bertayamum, niscaya tidak ada keringanan yang terjadi
(akan tetapi justru memberatkan). Yang ada hanyalah perpindahan bentu dari menyapu
dengan menyapu dengan tanah (debu). Dan ini menyalahi hikmah pensyari’atan tayamum
yang bertujuan memberikan keringanan. Dari sini nampak jelas, bahwa hokum yang
ditetapkan oleh syari’at Islam itu demikian sempurna dan adil. Dan inilah timbangan
yang benar untuk memahami persoalan ini.


Memang benar kalau banyak hikmah yang dapat dipetik dari adanya pensyari’atan ini,
maka secara singkat akan diuraikan hikmah-hikmah yang lain diantaranya:
a. Untuk menunjukkan sifat Rahman dan Rahim Tuhan, bahwa syariat Islam itu tidak
mempersulit umat-Nya. Manusia diperintah melaksanakan ajaran-Nya sesuai dengan
kesanggupanmasing-masing. Bila tidak ada air atau dalam keadaan sakit yang tidak boleh
menggunakan air, maka Allah memberikan kemurahan dengan memperbolehkan
menggunakan debu sebagai pengganti air.
b. Hikmah yang terdapat pada tanah sebagai pengganti air untuk bersuci antara lain
adalah tanah mudah didapat dan juga dapat melemahkan nafsu amarah kita, karena tanah
yang biasanya kita injak, pada saat tayamum harus kita sapukan pada wajah kita. Ini
berarti menuntut keikhlasan dan kesabaran kita.

c. Menyadarkan akan asal manusia diciptakan, bahwa dirinya diciptakan dari tanah. Ini
berarti menuntut manusia agar bersifat merendahkan diri dan tidak berlaku sombong.
d. Memberikan kesadaran bahwa tidak ada alas an untuk meninggalkan ibadah. Hal ini
juga menunjukkan keluwesan ajaran Islam yang lengkap sesuai dengan kebutuhan
manusia. Contohnya, menggunakan debu untuk menghilangkan hadas karena ketidak
adaan air atau udzur menggunakan air.


BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Menurut pengertian syara’ tayamum adalah menyengaja (menggunakan) tanah untuk
menyapu dua tangan dan wajah dengan niat agar dapat mengerjakan shalat dan
sepertinya. Syarat-syarat dari tayamum yaitu: sudah masuk waktu shalat, sudah
diusahakan mencari air tetapi tidak dapat, sedangkan waktu shalat sudah masuk, dengan
tanah yang suci dan berdebu aerta yang terakhir menghilangkan najis. Adapun rukun-
rukun tayamum ialah niat, mengusap wajah (muka) dengan tanah (debu), mengusap
kedua tangan sampai ke siku dengan tanah (debu) dan menertibkan rukun-rukun tersebut.
Sedangkan hal-hal yang membatalkan tayamum yaitu setiap perkara yang membatalkan
wudlu dan ketika adanya air.

Hikmah yang dapat dipetik dari adanya pensyari’atan tayamum diantaranya yaitu:
Pertama, untuk menunjukkan sifat Rahman dan Rahim Tuhan, bahwa syariat Islam itu
tidak mempersulit umat-Nya. Manusia diperintah melaksanakan ajaran-Nya sesuai
dengan kesanggupanmasing-masing. Bila tidak ada air atau dalam keadaan sakit yang
tidak boleh menggunakan air, maka Allah memberikan kemurahan dengan
memperbolehkan menggunakan debu sebagai pengganti air. Kedua, hikmah yang
terdapat pada tanah sebagai pengganti air untuk bersuci antara lain adalah tanah mudah
didapat dan juga dapat melemahkan nafsu amarah kita, karena tanah yang biasanya kita
injak, pada saat tayamum harus kita sapukan pada wajah kita. Ini berarti menuntut
keikhlasan dan kesabaran kita. Ketiga, menyadarkan akan asal manusia diciptakan,
bahwa dirinya diciptakan dari tanah. Ini berarti menuntut manusia agar bersifat
merendahkan diri dan tidak berlaku sombong. Dan yang keempat, memberikan kesadaran
bahwa tidak ada alasan untuk meninggalkan ibadah. Hal ini juga menunjukkan keluwesan
ajaran     Islam    yang     lengkap      sesuai    dengan      kebutuhan      manusia.
DAFTAR PUSTAKA

Suparta, H. Mundzier MA. 2002. Fiqih Madrasah Aliyah kelas 1. Semarang: PT Karya
Toha                                                                        Putra
Rasjid, H. Sulaiman. 2006. Fiqih Islam. Bandung: PT Sinar Baru Algensindo
Ibnu Tamiyah dan Ibnu Qoyim. 2001. Hukum Islam dalam Timbangan Akal dan
Hikmah. Jakarta: Pustaka Azzam

More Related Content

What's hot

Makalah tugas fiqih tentang thaharah
Makalah tugas fiqih tentang thaharahMakalah tugas fiqih tentang thaharah
Makalah tugas fiqih tentang thaharahRahman Ghifari
 
Slide share thaharah
Slide share thaharahSlide share thaharah
Slide share thaharahmateriumat
 
Thaharah menurut bahasa dan istilah
Thaharah menurut bahasa dan istilahThaharah menurut bahasa dan istilah
Thaharah menurut bahasa dan istilahBambang Usman
 
contoh makalah thhaharoh dan perrmasalahannya
contoh makalah thhaharoh dan perrmasalahannyacontoh makalah thhaharoh dan perrmasalahannya
contoh makalah thhaharoh dan perrmasalahannyaRoisMansur
 
Presentasi agama kelas XI
Presentasi agama kelas XI Presentasi agama kelas XI
Presentasi agama kelas XI Ika Fatmawanti
 
Modul bab 7 agama menjaga kelestarian lingkungan hidup
Modul bab 7 agama menjaga kelestarian lingkungan hidupModul bab 7 agama menjaga kelestarian lingkungan hidup
Modul bab 7 agama menjaga kelestarian lingkungan hidupAlveraadk
 
Menjaga Kelestarain Lingkungan Hidup
Menjaga Kelestarain Lingkungan HidupMenjaga Kelestarain Lingkungan Hidup
Menjaga Kelestarain Lingkungan HidupAlveraadk
 
Materi aik tharah (bersuci)
Materi aik tharah (bersuci)Materi aik tharah (bersuci)
Materi aik tharah (bersuci)Rafian Fikri
 
Kerusakan alam akibat ulah tangan manusia
Kerusakan alam akibat ulah tangan manusiaKerusakan alam akibat ulah tangan manusia
Kerusakan alam akibat ulah tangan manusiaNur Fadilah
 
Surah al a'raf ayat 57 -58 menyakini hari kebangkitan1
Surah al a'raf ayat 57 -58 menyakini hari kebangkitan1Surah al a'raf ayat 57 -58 menyakini hari kebangkitan1
Surah al a'raf ayat 57 -58 menyakini hari kebangkitan1nasuha79 nas
 

What's hot (13)

Makalah tugas fiqih tentang thaharah
Makalah tugas fiqih tentang thaharahMakalah tugas fiqih tentang thaharah
Makalah tugas fiqih tentang thaharah
 
Slide share thaharah
Slide share thaharahSlide share thaharah
Slide share thaharah
 
Thaharah menurut bahasa dan istilah
Thaharah menurut bahasa dan istilahThaharah menurut bahasa dan istilah
Thaharah menurut bahasa dan istilah
 
contoh makalah thhaharoh dan perrmasalahannya
contoh makalah thhaharoh dan perrmasalahannyacontoh makalah thhaharoh dan perrmasalahannya
contoh makalah thhaharoh dan perrmasalahannya
 
Presentasi agama kelas XI
Presentasi agama kelas XI Presentasi agama kelas XI
Presentasi agama kelas XI
 
Modul bab 7 agama menjaga kelestarian lingkungan hidup
Modul bab 7 agama menjaga kelestarian lingkungan hidupModul bab 7 agama menjaga kelestarian lingkungan hidup
Modul bab 7 agama menjaga kelestarian lingkungan hidup
 
Menjaga Kelestarain Lingkungan Hidup
Menjaga Kelestarain Lingkungan HidupMenjaga Kelestarain Lingkungan Hidup
Menjaga Kelestarain Lingkungan Hidup
 
Q.S. Shaad
Q.S. ShaadQ.S. Shaad
Q.S. Shaad
 
Bab 7 pai kelas xi
Bab 7 pai kelas xiBab 7 pai kelas xi
Bab 7 pai kelas xi
 
Bab 5 Thaharah (Bersuci) docx
Bab 5  Thaharah  (Bersuci)   docxBab 5  Thaharah  (Bersuci)   docx
Bab 5 Thaharah (Bersuci) docx
 
Materi aik tharah (bersuci)
Materi aik tharah (bersuci)Materi aik tharah (bersuci)
Materi aik tharah (bersuci)
 
Kerusakan alam akibat ulah tangan manusia
Kerusakan alam akibat ulah tangan manusiaKerusakan alam akibat ulah tangan manusia
Kerusakan alam akibat ulah tangan manusia
 
Surah al a'raf ayat 57 -58 menyakini hari kebangkitan1
Surah al a'raf ayat 57 -58 menyakini hari kebangkitan1Surah al a'raf ayat 57 -58 menyakini hari kebangkitan1
Surah al a'raf ayat 57 -58 menyakini hari kebangkitan1
 

Viewers also liked

Proposal 110605203718-phpapp02
Proposal 110605203718-phpapp02Proposal 110605203718-phpapp02
Proposal 110605203718-phpapp02Terminal Purba
 
Mind mapping (DMS PONDICHERRY CENTRAL UNIVERSITY)
Mind mapping (DMS PONDICHERRY CENTRAL UNIVERSITY)Mind mapping (DMS PONDICHERRY CENTRAL UNIVERSITY)
Mind mapping (DMS PONDICHERRY CENTRAL UNIVERSITY)Mahesh Sherkhane
 
Harley davidson mahesh a sherkhane final
Harley davidson  mahesh a  sherkhane finalHarley davidson  mahesh a  sherkhane final
Harley davidson mahesh a sherkhane finalMahesh Sherkhane
 
Indian Contratc Act MIM
Indian Contratc Act  MIMIndian Contratc Act  MIM
Indian Contratc Act MIMsathyaraj
 
Introduction to Presentation
Introduction to Presentation Introduction to Presentation
Introduction to Presentation Olivia Ball
 

Viewers also liked (7)

Proposal 110605203718-phpapp02
Proposal 110605203718-phpapp02Proposal 110605203718-phpapp02
Proposal 110605203718-phpapp02
 
The family
The familyThe family
The family
 
Retail industries
Retail industriesRetail industries
Retail industries
 
Mind mapping (DMS PONDICHERRY CENTRAL UNIVERSITY)
Mind mapping (DMS PONDICHERRY CENTRAL UNIVERSITY)Mind mapping (DMS PONDICHERRY CENTRAL UNIVERSITY)
Mind mapping (DMS PONDICHERRY CENTRAL UNIVERSITY)
 
Harley davidson mahesh a sherkhane final
Harley davidson  mahesh a  sherkhane finalHarley davidson  mahesh a  sherkhane final
Harley davidson mahesh a sherkhane final
 
Indian Contratc Act MIM
Indian Contratc Act  MIMIndian Contratc Act  MIM
Indian Contratc Act MIM
 
Introduction to Presentation
Introduction to Presentation Introduction to Presentation
Introduction to Presentation
 

Similar to Contoh makalah-ptk

Makalah thaharah lia
Makalah thaharah liaMakalah thaharah lia
Makalah thaharah liaLiaZaharani
 
Materi Bersuci (thaharah) untuk SMA.pptx
Materi Bersuci (thaharah) untuk SMA.pptxMateri Bersuci (thaharah) untuk SMA.pptx
Materi Bersuci (thaharah) untuk SMA.pptxZulAdha7
 
Materi THAHARAH untuk pesantren ramadhan.pptx
Materi THAHARAH untuk pesantren ramadhan.pptxMateri THAHARAH untuk pesantren ramadhan.pptx
Materi THAHARAH untuk pesantren ramadhan.pptxZulAdha7
 
Makalah fiqih thaharoh
Makalah  fiqih thaharohMakalah  fiqih thaharoh
Makalah fiqih thaharohfriskacaca
 
Thaharah (zeirullah)
 Thaharah (zeirullah) Thaharah (zeirullah)
Thaharah (zeirullah)andi indah
 
Thaharah (zeirullah)
 Thaharah (zeirullah) Thaharah (zeirullah)
Thaharah (zeirullah)andi indah
 
Thaharah (zeirullah)
Thaharah (zeirullah) Thaharah (zeirullah)
Thaharah (zeirullah) Zei Rullah
 
zeirullah (Thaharah)
zeirullah (Thaharah)zeirullah (Thaharah)
zeirullah (Thaharah)andi indah
 
Bab 1 thaharah new
Bab 1 thaharah newBab 1 thaharah new
Bab 1 thaharah newAhmad Tasnim
 
Materi pelajaran fiqih kelas vii semester gasal
Materi pelajaran fiqih kelas vii semester gasalMateri pelajaran fiqih kelas vii semester gasal
Materi pelajaran fiqih kelas vii semester gasalni'matul hayati
 
Bab 1 wudhu
Bab 1 wudhuBab 1 wudhu
Bab 1 wudhudwiurhan
 
Fiqih Thaharah belajar fiqih tharah.pptx
Fiqih Thaharah belajar fiqih tharah.pptxFiqih Thaharah belajar fiqih tharah.pptx
Fiqih Thaharah belajar fiqih tharah.pptxanbatadokumentasi
 
Espade_PRTaharah tentang materi pesantren.ppt
Espade_PRTaharah tentang materi pesantren.pptEspade_PRTaharah tentang materi pesantren.ppt
Espade_PRTaharah tentang materi pesantren.pptKRISTIONOSMPN4DEMAK1
 
thaharah.ppt
thaharah.pptthaharah.ppt
thaharah.pptIrawanJr2
 

Similar to Contoh makalah-ptk (20)

Makalah thaharah lia
Makalah thaharah liaMakalah thaharah lia
Makalah thaharah lia
 
Makalah rahim
Makalah rahimMakalah rahim
Makalah rahim
 
Materi Bersuci (thaharah) untuk SMA.pptx
Materi Bersuci (thaharah) untuk SMA.pptxMateri Bersuci (thaharah) untuk SMA.pptx
Materi Bersuci (thaharah) untuk SMA.pptx
 
Materi THAHARAH untuk pesantren ramadhan.pptx
Materi THAHARAH untuk pesantren ramadhan.pptxMateri THAHARAH untuk pesantren ramadhan.pptx
Materi THAHARAH untuk pesantren ramadhan.pptx
 
Thaharah
ThaharahThaharah
Thaharah
 
Makalah fiqih thaharoh
Makalah  fiqih thaharohMakalah  fiqih thaharoh
Makalah fiqih thaharoh
 
Ppt thaharah ii
Ppt thaharah iiPpt thaharah ii
Ppt thaharah ii
 
Thaharah (zeirullah)
 Thaharah (zeirullah) Thaharah (zeirullah)
Thaharah (zeirullah)
 
Thaharah (zeirullah)
 Thaharah (zeirullah) Thaharah (zeirullah)
Thaharah (zeirullah)
 
Thaharah (zeirullah)
Thaharah (zeirullah) Thaharah (zeirullah)
Thaharah (zeirullah)
 
zeirullah (Thaharah)
zeirullah (Thaharah)zeirullah (Thaharah)
zeirullah (Thaharah)
 
Thaharah
ThaharahThaharah
Thaharah
 
Bab 1 thaharah new
Bab 1 thaharah newBab 1 thaharah new
Bab 1 thaharah new
 
Materi pelajaran fiqih kelas vii semester gasal
Materi pelajaran fiqih kelas vii semester gasalMateri pelajaran fiqih kelas vii semester gasal
Materi pelajaran fiqih kelas vii semester gasal
 
Bab 1 wudhu
Bab 1 wudhuBab 1 wudhu
Bab 1 wudhu
 
Fiqih Thaharah belajar fiqih tharah.pptx
Fiqih Thaharah belajar fiqih tharah.pptxFiqih Thaharah belajar fiqih tharah.pptx
Fiqih Thaharah belajar fiqih tharah.pptx
 
Espade_PRTaharah tentang materi pesantren.ppt
Espade_PRTaharah tentang materi pesantren.pptEspade_PRTaharah tentang materi pesantren.ppt
Espade_PRTaharah tentang materi pesantren.ppt
 
thaharah.ppt
thaharah.pptthaharah.ppt
thaharah.ppt
 
thaharah.ppt
thaharah.pptthaharah.ppt
thaharah.ppt
 
Tharah
TharahTharah
Tharah
 

More from Terminal Purba

Rancang bangun penjadwalan tugas (task) pada komputasi paralel dengan menggun...
Rancang bangun penjadwalan tugas (task) pada komputasi paralel dengan menggun...Rancang bangun penjadwalan tugas (task) pada komputasi paralel dengan menggun...
Rancang bangun penjadwalan tugas (task) pada komputasi paralel dengan menggun...Terminal Purba
 
Perbandingan beberapa algoritma hash kriptografik dalam bahasa java
Perbandingan beberapa algoritma hash kriptografik dalam bahasa javaPerbandingan beberapa algoritma hash kriptografik dalam bahasa java
Perbandingan beberapa algoritma hash kriptografik dalam bahasa javaTerminal Purba
 
Pancasila sebagai identitas nasional serta aktualisasi pengamalan pancasila d...
Pancasila sebagai identitas nasional serta aktualisasi pengamalan pancasila d...Pancasila sebagai identitas nasional serta aktualisasi pengamalan pancasila d...
Pancasila sebagai identitas nasional serta aktualisasi pengamalan pancasila d...Terminal Purba
 
Multimedia pembelajaran-1262909494-phpapp01
Multimedia pembelajaran-1262909494-phpapp01Multimedia pembelajaran-1262909494-phpapp01
Multimedia pembelajaran-1262909494-phpapp01Terminal Purba
 
Manajemenpendidikan 110510225231-phpapp02
Manajemenpendidikan 110510225231-phpapp02Manajemenpendidikan 110510225231-phpapp02
Manajemenpendidikan 110510225231-phpapp02Terminal Purba
 
Makalah sumber-daya-alam
Makalah sumber-daya-alamMakalah sumber-daya-alam
Makalah sumber-daya-alamTerminal Purba
 
Makalahpti 120222201512-phpapp01
Makalahpti 120222201512-phpapp01Makalahpti 120222201512-phpapp01
Makalahpti 120222201512-phpapp01Terminal Purba
 
Makalah global-warming
Makalah global-warmingMakalah global-warming
Makalah global-warmingTerminal Purba
 
Makalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraanMakalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraanTerminal Purba
 
Makalah asuhan keperawatan stroke
Makalah asuhan keperawatan strokeMakalah asuhan keperawatan stroke
Makalah asuhan keperawatan strokeTerminal Purba
 
Formulir pengajuan pasien increso jj2
Formulir pengajuan pasien increso jj2Formulir pengajuan pasien increso jj2
Formulir pengajuan pasien increso jj2Terminal Purba
 
Formulir lamaran kerja iso
Formulir lamaran kerja  isoFormulir lamaran kerja  iso
Formulir lamaran kerja isoTerminal Purba
 
Forensic odontologist
Forensic odontologist Forensic odontologist
Forensic odontologist Terminal Purba
 
Definisikaryailmiah 121001045132-phpapp01
Definisikaryailmiah 121001045132-phpapp01Definisikaryailmiah 121001045132-phpapp01
Definisikaryailmiah 121001045132-phpapp01Terminal Purba
 
Contoh pembukaan-makalah
Contoh pembukaan-makalahContoh pembukaan-makalah
Contoh pembukaan-makalahTerminal Purba
 
Contoh makalah-tentang-pengangguran-dan-kemiskinan-di-indonesia
Contoh makalah-tentang-pengangguran-dan-kemiskinan-di-indonesiaContoh makalah-tentang-pengangguran-dan-kemiskinan-di-indonesia
Contoh makalah-tentang-pengangguran-dan-kemiskinan-di-indonesiaTerminal Purba
 
Contoh makalah-tentang-keuangan-negara
Contoh makalah-tentang-keuangan-negaraContoh makalah-tentang-keuangan-negara
Contoh makalah-tentang-keuangan-negaraTerminal Purba
 
Contoh makalah-supervisi-pendidikan
Contoh makalah-supervisi-pendidikanContoh makalah-supervisi-pendidikan
Contoh makalah-supervisi-pendidikanTerminal Purba
 

More from Terminal Purba (20)

Rancang bangun penjadwalan tugas (task) pada komputasi paralel dengan menggun...
Rancang bangun penjadwalan tugas (task) pada komputasi paralel dengan menggun...Rancang bangun penjadwalan tugas (task) pada komputasi paralel dengan menggun...
Rancang bangun penjadwalan tugas (task) pada komputasi paralel dengan menggun...
 
Prarancangan pabrik
Prarancangan pabrikPrarancangan pabrik
Prarancangan pabrik
 
Perbandingan beberapa algoritma hash kriptografik dalam bahasa java
Perbandingan beberapa algoritma hash kriptografik dalam bahasa javaPerbandingan beberapa algoritma hash kriptografik dalam bahasa java
Perbandingan beberapa algoritma hash kriptografik dalam bahasa java
 
Pancasila sebagai identitas nasional serta aktualisasi pengamalan pancasila d...
Pancasila sebagai identitas nasional serta aktualisasi pengamalan pancasila d...Pancasila sebagai identitas nasional serta aktualisasi pengamalan pancasila d...
Pancasila sebagai identitas nasional serta aktualisasi pengamalan pancasila d...
 
Oktober
OktoberOktober
Oktober
 
Multimedia pembelajaran-1262909494-phpapp01
Multimedia pembelajaran-1262909494-phpapp01Multimedia pembelajaran-1262909494-phpapp01
Multimedia pembelajaran-1262909494-phpapp01
 
Manajemenpendidikan 110510225231-phpapp02
Manajemenpendidikan 110510225231-phpapp02Manajemenpendidikan 110510225231-phpapp02
Manajemenpendidikan 110510225231-phpapp02
 
Makalah sumber-daya-alam
Makalah sumber-daya-alamMakalah sumber-daya-alam
Makalah sumber-daya-alam
 
Makalahpti 120222201512-phpapp01
Makalahpti 120222201512-phpapp01Makalahpti 120222201512-phpapp01
Makalahpti 120222201512-phpapp01
 
Makalah global-warming
Makalah global-warmingMakalah global-warming
Makalah global-warming
 
Makalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraanMakalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraan
 
Makalah asuhan keperawatan stroke
Makalah asuhan keperawatan strokeMakalah asuhan keperawatan stroke
Makalah asuhan keperawatan stroke
 
Formulir pengajuan pasien increso jj2
Formulir pengajuan pasien increso jj2Formulir pengajuan pasien increso jj2
Formulir pengajuan pasien increso jj2
 
Formulir lamaran kerja iso
Formulir lamaran kerja  isoFormulir lamaran kerja  iso
Formulir lamaran kerja iso
 
Forensic odontologist
Forensic odontologist Forensic odontologist
Forensic odontologist
 
Definisikaryailmiah 121001045132-phpapp01
Definisikaryailmiah 121001045132-phpapp01Definisikaryailmiah 121001045132-phpapp01
Definisikaryailmiah 121001045132-phpapp01
 
Contoh pembukaan-makalah
Contoh pembukaan-makalahContoh pembukaan-makalah
Contoh pembukaan-makalah
 
Contoh makalah-tentang-pengangguran-dan-kemiskinan-di-indonesia
Contoh makalah-tentang-pengangguran-dan-kemiskinan-di-indonesiaContoh makalah-tentang-pengangguran-dan-kemiskinan-di-indonesia
Contoh makalah-tentang-pengangguran-dan-kemiskinan-di-indonesia
 
Contoh makalah-tentang-keuangan-negara
Contoh makalah-tentang-keuangan-negaraContoh makalah-tentang-keuangan-negara
Contoh makalah-tentang-keuangan-negara
 
Contoh makalah-supervisi-pendidikan
Contoh makalah-supervisi-pendidikanContoh makalah-supervisi-pendidikan
Contoh makalah-supervisi-pendidikan
 

Contoh makalah-ptk

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menciptakan segala sesuatu, Allah SWT selalu menerangkan dengan rinci mengapa sesuatu tersebut diciptakan. Misalnya kita sebagai manusia, makhluk yang paling mulia di antara sekian makhluk-Nya, diutus ke dunia sebagai khalifah pemelihara jagad raya ini. Hal yang demikian tentunya ada hikmah/rahasia tersendiri dibalik penciptaan kita para manusia. Memasuki ranah syariah, sebagai contoh lain, adalah satu item yang dijadikan alternatif oleh kita sebagai pengganti wudlu yang merupakan syarat sahnya sholat yakni tayamum. Dalam tayamum ini pun tersimpan suatu hikmah tertentu yang dirasa perlu diketahui oleh kita agar nantinya dalam pendekatan diri kepada-Nya tidak terdapat ganjalan yang memungkinkan kita “lari” dari syariah Islam. B. Rumusan Masalah 1. Apakah pengertian, syarat dan rukun dari tayamum ? 2. Apakah hikmah dibalik tayamum ? BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian, Syarat dan Rukun Tayamum Kata tayamum menurut bahasa sama dengan al-qashdu yang berarti menuju, menyengaja. Menurut pengertian syara’ tayamum adalah menyengaja (menggunakan) tanah untuk menyapu dua tangan dan wajah dengan niat agar dapat mengerjakan shalat dan sepertinya. Tayamum adalah pengganti wudlu atau mandi, sebagai rukhsah (keringanan) untuk orang yang tidak dapat memakai air karena beberapa halangan (uzur) yaitu karena sakit, karena dalam perjalanan, dan karena tidak adanya air. Pensyari’atan tayamum ini berdasarkan firman Allah dalam Q. S. Al-Nisa’ ayat 43, sebagai berikut: Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu Telah menyentuh perempuan, Kemudian kamu tidak mendapat air, Maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi Maha Pengampun Dalam hal ini terdapat bebebrapa syarat dari tayamum yaitu: pertama, sudah masuk waktu shalat maksudnya tayamum disyariai’atkan untuk orang yang terpaksa. Sebelum masuk waktu shalat ia belum terpaksa, sebab shalat belum waajib atasnya ketika itu. Kedua, sudah diusahakan mencari air tetapi tidak dapat, sedangkan waktu shalat sudah
  • 2. masuk. Kita disuruh bertayamum bila tidak ada air setelah dicari dan yakin tidak ada, kecuali orang sakit yang tidak diperbolehkan memakai air, maka tidak menjadi syarat baginya. Ketiga, dengan tanah yang suci dan berdebu. Dan yang keempat, menghilangkan najis maksudnya sebelum bertayamum itu hendaknya harus bersih dari najis. Adapun rukun-rukun tayamum ialah niat, mengusap wajah (muka) dengan tanah (debu), mengusap kedua tangan sampai ke siku dengan tanah (debu) dan menertibkan rukun- rukun tersebut. Sedangkan hal-hal yang membatalkan tayamum yaitu setiap perkara yang membatalkan wudlu dan ketika adanya air. Adanya air disini adalah ketika mendaptkan air sebelum shalat, maka batallah tayamum bagi orang yang melakukan tayamum tersebut karena ketiadaan air bukan karena sakit. B. Hikmah Tayamum Daintara hal-hal yang dituduh menyelisihi akal adalah masalah tayamum. Maka ada tanggapan bahwa tayamum tidak dapat diterima oleh akal apabila ditinjau dari dua segi, yaitu: pertama, tanah atau debu adalah sesuatu yang kotor, sehingga tidak dapat menghilangkan daki maupun kotoran-kotoran lainnya. Demikian pula tidak dapat membersihkan pakaian. Kedua, tayamum hanya disyari’atkan pada dua anggota badan (wudlu), dan ini tidak sesuai dengan akal logika yang sehat. Benar jika syari’at tayamum itu memang tidak sesuai dengan akal yang picik. Akan tetapi, ia sangat selaras dengan akal yang sehat. Karena sesungguhnya Allah SWT telah menjadikan air sebagai su,ber utama kehidupan, sementara manusia diciptakan dati tanah. Tubuh kita tersiri dari dua unsur tersebut, yakni air dan tanah. Dan telah pula dijadikan dari dua unsur itu makanan bagi kita. Lalu keduanya dijadikan alat bagi kita untuk bersuci dan beribadah. Tanah adalah materi asal kejadian manusia dan air adalah sumber kehidupan bagi segal sesuatu. Lalu Allah SWT menyusun alam ini dan kedua unsur itu sebagai sumber utamanya. Pada dasarnya, bahan yang dipakai untuk membersihkan sesuatu dari kotoran dari situasi dan kondisi yang biasa adalah air. Tidak diperkenankan untuk tidak mempergunakan air sebagai bahan pembersih, kecuali pada saat itu air tidak ada, atau karena adanya halangan seperti sakit serta sebab-sebab yang lain (yang dapat dibenarkan oleh syara’). Pada saat kondisi tidak memungkinkan untuk mempergunakan air seperti itu, maka mempergunakan tanah sebagai pengganti air adalah jauh lebih utama dibandingkan dengan yang lain. Hal ini karena tanah adalah saudara kandung air. Meskipun pada lahirnya tanah (debu) nampak kotor, namun ia dapat mensucikan kotoran secara batin. Hal ini diperkuat oleh kemampuan tanah untuk menghilangkan kotoran-kotoran secara lahir ataupun mengurangi kadar kotornya. Ini adalah persoalan yang tidak asing bagi mereka yangilmu yang mendalam, sehingga mampu mengungkap hakikat-hakikat dari
  • 3. sesuatu amalan serta memahami kaitan antara lahir dan batin bersama interaksi yang terjadi diantara keduanya. Adapun segi atau pandangan yang kedua, yaiut pensyari’atan tayamum yang hanya pada dua anggota badan (wudlu) tidak sesuai dengan akal, sementara telah diketahui, bahwa tayamum disyari’atkan pada seluruh anggota badan (wudlu) seperti halnya dengan air. Akan tetapi, pada hakikatnya pensyari’atan tayamum hanya pada dua anggota badan (wudlu) berada pada puncak kesucian dan keselarasan dengan akal yang sehat, serta mengandung rasia dan hikmah yang cukup mendalam. Karena pada umumnya, melumuri kepala denagna debu (tanah) adalah perbuatan yang tidak sesuai dengan jiwa yang normal. Oleh sebab itu, perbuatan tersebut umumnya hanya dilakukan orang saat ia ditimpa musibah dan kesulitan. Adapun kedua kaki umumnya adalah anggota badan yang senantiasa bersentuhan dengan tanah. Dari sisi lain, menyapukan tanah (debu) kemuka atau wajah merupakan gambaran ketundukan dan pengagungan kepada Allah SWT, dan kerendan hati sangat disukai oleh Allah SWT dan mengandung manfaat yang besar bagi hamba. Oleh sebab itu, diperintahkan bagi setiap hamba untuk sujud dan langsung menempelkan wajahnya langsung ke tanah, dan tidak melakukan sesuatu yang menghalangi wajahnya bersebtuhan dengan tanah. Apabila kita telusuri persoalan ini lebih jauh, maka akan nampak bagi kita hikmah lain yang unik, dimana tayamum disyari’atkan hanya pada dua anggota badan (wudlu) yang wajib dibasuh saat seseorang berwudlu, dan tidak disyari’atkan pada dua anggota badan (wudlu) lain yang boleh untuk dibasuh. Bukankah kaki boleh dibasuh di atas sepatu dan kepala boleh disuh di atas sorban? Maka setelah kepala dan kaki mendapat keringanan dari mencuci menjadi membasuh saat berwudlu, sudah sepatutnya apabila kedua anggota ini juga diberi keringanan atas dasar pengampunan untuk tidak disapu dengan tanah saat melakukan tayamum. Sebab, apabila kepala dan kaki disyari’atkan untuk disapu pula dengan tanah (debu) pada saat bertayamum, niscaya tidak ada keringanan yang terjadi (akan tetapi justru memberatkan). Yang ada hanyalah perpindahan bentu dari menyapu dengan menyapu dengan tanah (debu). Dan ini menyalahi hikmah pensyari’atan tayamum yang bertujuan memberikan keringanan. Dari sini nampak jelas, bahwa hokum yang ditetapkan oleh syari’at Islam itu demikian sempurna dan adil. Dan inilah timbangan yang benar untuk memahami persoalan ini. Memang benar kalau banyak hikmah yang dapat dipetik dari adanya pensyari’atan ini, maka secara singkat akan diuraikan hikmah-hikmah yang lain diantaranya: a. Untuk menunjukkan sifat Rahman dan Rahim Tuhan, bahwa syariat Islam itu tidak mempersulit umat-Nya. Manusia diperintah melaksanakan ajaran-Nya sesuai dengan kesanggupanmasing-masing. Bila tidak ada air atau dalam keadaan sakit yang tidak boleh
  • 4. menggunakan air, maka Allah memberikan kemurahan dengan memperbolehkan menggunakan debu sebagai pengganti air. b. Hikmah yang terdapat pada tanah sebagai pengganti air untuk bersuci antara lain adalah tanah mudah didapat dan juga dapat melemahkan nafsu amarah kita, karena tanah yang biasanya kita injak, pada saat tayamum harus kita sapukan pada wajah kita. Ini berarti menuntut keikhlasan dan kesabaran kita. c. Menyadarkan akan asal manusia diciptakan, bahwa dirinya diciptakan dari tanah. Ini berarti menuntut manusia agar bersifat merendahkan diri dan tidak berlaku sombong. d. Memberikan kesadaran bahwa tidak ada alas an untuk meninggalkan ibadah. Hal ini juga menunjukkan keluwesan ajaran Islam yang lengkap sesuai dengan kebutuhan manusia. Contohnya, menggunakan debu untuk menghilangkan hadas karena ketidak adaan air atau udzur menggunakan air. BAB III PENUTUP Kesimpulan Menurut pengertian syara’ tayamum adalah menyengaja (menggunakan) tanah untuk menyapu dua tangan dan wajah dengan niat agar dapat mengerjakan shalat dan sepertinya. Syarat-syarat dari tayamum yaitu: sudah masuk waktu shalat, sudah diusahakan mencari air tetapi tidak dapat, sedangkan waktu shalat sudah masuk, dengan tanah yang suci dan berdebu aerta yang terakhir menghilangkan najis. Adapun rukun- rukun tayamum ialah niat, mengusap wajah (muka) dengan tanah (debu), mengusap kedua tangan sampai ke siku dengan tanah (debu) dan menertibkan rukun-rukun tersebut. Sedangkan hal-hal yang membatalkan tayamum yaitu setiap perkara yang membatalkan wudlu dan ketika adanya air. Hikmah yang dapat dipetik dari adanya pensyari’atan tayamum diantaranya yaitu: Pertama, untuk menunjukkan sifat Rahman dan Rahim Tuhan, bahwa syariat Islam itu tidak mempersulit umat-Nya. Manusia diperintah melaksanakan ajaran-Nya sesuai dengan kesanggupanmasing-masing. Bila tidak ada air atau dalam keadaan sakit yang tidak boleh menggunakan air, maka Allah memberikan kemurahan dengan memperbolehkan menggunakan debu sebagai pengganti air. Kedua, hikmah yang terdapat pada tanah sebagai pengganti air untuk bersuci antara lain adalah tanah mudah didapat dan juga dapat melemahkan nafsu amarah kita, karena tanah yang biasanya kita injak, pada saat tayamum harus kita sapukan pada wajah kita. Ini berarti menuntut keikhlasan dan kesabaran kita. Ketiga, menyadarkan akan asal manusia diciptakan, bahwa dirinya diciptakan dari tanah. Ini berarti menuntut manusia agar bersifat merendahkan diri dan tidak berlaku sombong. Dan yang keempat, memberikan kesadaran bahwa tidak ada alasan untuk meninggalkan ibadah. Hal ini juga menunjukkan keluwesan ajaran Islam yang lengkap sesuai dengan kebutuhan manusia.
  • 5. DAFTAR PUSTAKA Suparta, H. Mundzier MA. 2002. Fiqih Madrasah Aliyah kelas 1. Semarang: PT Karya Toha Putra Rasjid, H. Sulaiman. 2006. Fiqih Islam. Bandung: PT Sinar Baru Algensindo Ibnu Tamiyah dan Ibnu Qoyim. 2001. Hukum Islam dalam Timbangan Akal dan Hikmah. Jakarta: Pustaka Azzam