SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 43
Descargar para leer sin conexión
45
BAB III
PERENCANAAN KUDA-KUDA
3.1 Dasar Teori
3.1.1 Perencanaan Komponen Struktur Tarik
Dalam perencanaan komponen setruktur tarik pada kontruksi kayu, msks komponen
struktur tarik hsrus direncanakan untuk memenuhi ketentuan sebaga berikut:
T_u ≤ γ∅,T'
Dimana ;
Gaya tarik terfaktor.
= Faktor waktu yang diperlukan sesuai dengan tabel: 2.7
∅ Faktor tahanan tarik sejajar serat: 0,80
= Tahanan tarik terkoreksi.
Tahanan terkoreksi adalah diperoleh dari hasil perkalian antara tahanan acuan dengan
dengan faktor –faktor atau data ditulis seperti rumus dibawah:
= . . . … … .
Dimana :
= Tahanan terkoreksi
. = Tahanan acuan
/ = Faktor – faktor koreksi (sesuai materi butir: 3.2)
Dengan pertimbangan khusus , komponen- komponen sertuktu tidak boleh ditarik.
3.1.2 Perencanaan Komponen Struktur Tekan.
Dalam perencanaan komponen struktur tekan pada konstruksi kayu, maka komponen
struktur tekan harus direncanakan sedemikian sehingga:
≤ ′
Dimana: = Gaya tekan terfaktor
= Faktor waktu yang diperlukan sesuai tabel II-6.
= Faktor tahanan tekan sejajar serat = 0,90
= Tahanan tekan terkoreksi
Tahanan terkoreksi sambungan diperoleh dari hasil perkalian antara tahanan acuan
sambungan dengan factor-faktor atau dapat ditulis seperti rumus berikut :
46
= . . . … … …
Dimana :
P’ = Tahanan Terkoreksi
P. = Tahana acuan
C1s/d n = Faktor-faktor koreksi
3.1.3 Panjang Efektif Kolom.
Panjang kolom tak-terkekang atau panjang bagian kolom tak-terkekang, l, harus harus
diambil sebagai jarak pusat-ke-pusat pengekang lateral.Panjang kolom tak-terkekang harus
ditentukan baik terhadap sumbu lemah dari komponen tersebut.
Panjang efektif kolom, le untuk arah yang ditinjau harus di ambil sebagai Ke, l,
dimana Keadalah factor panjang tekuk untuk panjang komponen struktur tekan.Ke tergantung
pada kondisi ujung kolom dan ada atau tidak adanya goyangan.
Untuk kolom tanpa goyangan pada arah yang ditinjau, factor panjang tekuk, Ke harus
diambil sama dengan satu keculi jika analisis memperlihatkan bahwa kondisi kekangan ujung
kolom memungkinkan digunakannya factor panjang tekuk yang lebih kecil dariada satu.
Untuk kolom dengan goyangan pada arah yang ditinjau, factor panjang tekuk, Ket
harus lebih besar daripada satu dan ditentukan berdasarkan analisis mekanika dengan
memperhitungkan kondisi kekangan ujung kolom.
Nilai Ke untuk beberapa jenis kondisi kekangan ujung dan untuk keadaan dengan
goyangan serta tanpa goyangan dapat ditentukan menggunakan hubungan pada gambar
berikut :
Tabel 0-1 Nilai Ke untuk kolom-kolom dengan beberapa jenis kekangan ujung
Uraian Jenis Gambar
Garis terputus
menunjukan
diagram
kolom
tertekuk
Nilai Ke teoritis 0,5 0,7 1,0 1,0 2,0 2,0
Nilai Ke yang 0,65 0,80 1,20 1,00 2,10 2,40
47
dianjurkan
untuk kolom
yang
mendekati
kondisi idieil
Kode Ujung
Jepit
Roll tanpa putaran
sudut
Sendi
Ujung bebas
3.1.4 Kelangsingan Kolom.
Kelangsingan kolom adalah perbandingan antara panjang efektif kolom pada arah
yang ditinjau terhadap jari-jari girasi penampang kolom pada arah itu, atau :
=
.
≤ 175
Dimana untuk r (jari-jari girasi) dapat dihitung berdasarkan persamaan berikut :
1. Jari-jari girasi penampang persegi
=
12
=
1
12
= 0,2887. → dengan b<d
2. Jari-jari girasi penampang bulat
r =0,25.D
3.1.5 Tahanan Kolom Praktis.
Tahanan tekan kolom ditentukan berdasarkan kelangsingan penampang kolom pada
arah yang paling kritis. Tahan tekan kolom terkoreksi ditetapkan sebagai berikut :
= ∗
=
Dimana factor kestabilan kolom, Cp dapat dihitung dengan persamaan berikut :
=
1 +
2
−
1 +
2
−
Dengan :
=
∅
dan = ( )
=
Dimana :
48
A = Luas penampang bruto, … … mm2
F*
c = Kuat tekan terkoreksi sejsjsr serat ( setelah dikalikan semua factor koreksi
Kecuali, Cp), ……N
E’05 = Nilai modulus elastis lentur terkoreksi pada persentil ke lima, …… Mpa
Pe = Tahanan tekuk kritis (euler) pada arah yang ditinjau, ……N.
P’0 = Tahanan tekan aksial terkoreksi sejajara serat pada kelangsingan kolom
sama
dengan nol, ……N.
c = 0,80 untuk batang massif
c = 0,85 untuk tiang dan pancang bundar
c = 0,90 untuk glulam ( kayu laminasi structural ) dan kayu komposit struktural.
Øc = Faktor tahanan tekan = 0,90
Øs = Faktor tahanan stabilitas = 0,85
Nilai momen Inersia, I nilai E’05 dan panjang efektif, Kel harus diambil pada arah yang
sedang ditinjau. Nilai c untuk kolom selai glulam (kayu laminasi struktural), tiang, dan
pancang, harus diambil 0,80, keculai bila nilai yang lebih besar dapat digunakan berdasarkan
percobaan.
49
3.2 Pembebanan pada kuda-kuda
3.2.1 Beban Mati (D)
Berdasarkan Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung, berat bahan untuk atap
dari asbes adalah 11 Kg/m2
, Berat eternit (dengan ketebalan 4 mm) = 11 Kg/m2
dan berat
penggantung =7 Kg/m2
. Dimensi gording yang digunakan adalah 10/16
Beban asbes yang bekerja pada gording (PDa)
= 11 / × × −
1 = 11 / × 1,11 × 3,00 = 36,63
2 = 11 / × 2,36 × 3,00 = 77,88
3 = 11 / × 2,50 × 3,00 = 82,5
50
Beban Gording (PDb)
Beban Gording = 15,198 /
= × −
= 15,198 kg/m × 3 = 45,594
Berat kuda-kuda dan Sambungan (PDc)
Titik simpul atas : A, G, L, H, K, I, J
Titik simpul bawah : B, C, D, E, F
P = ρ × Luas penampang kuda − kuda
× panjang batang kuda − kuda
P ( ) =
× −
= 949,9 / × (0,06 × 0,12 )
= 6,839 /
6 cm
12 cm
51
L = 1/2(jumlah panjang batang yang dipikul oleh titik buhul)
Berat sambungan dianggap 10% dari berat kuda-kuda.
Titik` Penamaan
beban
L batang = P kuda-kuda (Kg)=
6,839x L batang
P kuda-
kuda+sambungan (Kg)
=
1/2 P Batang titik
buhul
A,G PDc1 2,07 14,157 15,572
B,F PDc2 2,59 17,713 19,484
C,E PDc3 3,34 22,842 25,126
D PDc4 7,16 48,967 53,864
L,H PDc5 4,13 28,245 31,070
K,I PDc6 5,28 36,110 39,721
J PDc7 4,3 29,408 32,348
Berat Plafond dan penggantung (PDd)
Berat plafond dan penggantung = (11 + 7) = 18 /
P = 18 kg/m × jarak titik buhul bawah × jarak antar kuda − kuda
P 1 = 18 kg/m × 0,96 m × 3 m = 51,84kg
P 2 = 18 kg/m × 2,04 × 3 = 110,16
P 3 = 18 k/m x 2,17 × 3 = 117,18
52
Beban mati pada titik simpul A dan G
titik
simpul
PDa (Kg)
PDb
(Kg)
PDc
(Kg)
PDd
(N)
PD=(PDa+PDb+PDc+PDd)
(Kg)
Nama
beban
A 36,63 45,594
15,572
51,84
104,042
PD1
G 36,63 45,594
15,572
51,84
104,042
PD7
Baban mati pada titik simpul atas
titik
simpul
PDa (Kg) PDb (Kg) PDc (Kg) PD=(PDa+PDb+PDc) (Kg) Nama Beban
H 77,88 45,594 31,070 108,95 PD6
I 82,5 45,594 39,721
122,221
PD5
J 82,5 45,594 32,348 114,848 PD4
K 82,5 45,594 39,721 122,221 PD3
L 77,88 45,594 31,070 108,95 PD2
53
Beban mati pada titik simpul bawah
titik
simpul
PDc (Kg) PDd (Kg) PD=(PDc+PDd)
(Kg)
Nama Beban
B 19,484 110,16 129,644 PD8
C 25,126 117,18 142,306 PD9
D 53,864 117,18 171,044 PD10
E 25,126 117,18 142,306 PD11
F 19,484 110,16 129,644 PD12
3.2.2 Beban Hidup di Atap (La)
Berdasarkan Peraturan pembebanan Indonesia untuk Gedung, beban hidup terpusat
pada atap adalah 100 kg, PL = 100 kg
54
3.2.3 Beban Hujan ( H )
Beban merata untuk air hujan =W = 40 − 0,8β = 40 − 0,8(30) = 16 kg/m
P = W × × −
P 1 = 16 kg/m × 1,11 m × 3,00 m = 53,28 kg
P 2 = 16 kg/m × 2,36 m × 3,00 m = 113,28 kg
P 3 = 16 kg/m × 2,50m × 3,00 m = 120 kg
3.2.4 Beban Angin ( W )
Berdasarkan Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG,1983, pasal 4.2
ayat 1), untuk bangunan yang jauh dari pantai, tekanan tiup minimumnya = 25 kg/m2
.
Jika diasumsikan:
1. Tekanan angin adalah (W) 30 kg/m2
.
2. C bangunan tertutup
Koe isien angin tekan = = 0,02β − 0,4 = 0,02(30) − 0,4 = 0,2
Koefisien angin hisap = −0,4
Bid//angin
β
+0,02β – 0,4
-0,4
-0,4+0,9
β ≤ 65°
55
Beban angin terbagi ke dua arah:
Angin tekan Angin hisap
Angin tekan ∶ C × W = 0,2 × 30 kg/m = 6 kg/m
P = angin tekan × Jarak antar gording × jarak antar kuda − kuda
Nama
Beban
Pw-tekan
(kg)
Sumbu x
PW-tekan-x = Pw-tekan
. cos 300
(kg)
Sumbu y
PW-tekan-y = Pw-tekan
. sin 300
(kg)
Pw1-tekan 19,98 17,30 9,99
Pw2-tekan 42,48 36,78 21,24
Pw3-tekan 45 38,97 22,50
Angin hisap ∶ C × W = −0,4 × 30 kg/m = −12 kg
P = angin hisap × Jarak antar gording × jarak antar kuda − kuda
Nama
Beban
Pw-hisap
(kg)
Sumbu x
PW-hisap-x = Pw-hisap
.cos 300
(kg)
Sumbu y
PW-hisap-y = Pw-hisap
. sin 300
(kg)
Pw1-hisap -39,96 -34,60 -19,98
Pw2-hisap -84,96 -73.57 -42,48
Pw3-hiap -90 -77,94 -45
Angin Tiup Kanan
Pw-tekan
Pw-tekan-x
Pw-tekan-y
Pw-hisap-y
Pw-hisap
Pw-hisap-x
56
Angin Tiup Kiri
57
3.3 Kombinasi Pembebanan
3.3.1 Kombinasi 1 (1,4PD)
Kombinasi 1,4D
P PD(Kg)
P=1,4PD
(Kg)
1 104,042 145,6588
2 108,95 152,53
3 122,221 171,1094
4 114,848 160,7872
5 122,221 171,1094
6 108,95 152,53
7 104,042 145,6588
8 129,644 181,5016
9 142,306 199,2284
10 171,044 239,4616
11 142,306 199,2284
12 129,644 181,5016
3.3.2 Kombinasi 3 (1,2D + 1,6 (La atau H) + 0,5L atau 0,8W)
Pada bagian titik buhul bawah beban yang bekerja pada perencanaan ini adalah hanya
akibat beban mati saja.Sehingga pada bagian titik buhul bawah hanya menggunakan
kombinasi 1.
Pada kombinas 3, karena La lebih besar dari H maka yang digunakan dalam
kombinasi pembebanan ini adalah La.
Karena L tidak ada maka yang digunakan hanya beban akibat W.
Pw-y adalah besar gaya akibat angina yang searah sumbu y.
A. Akibat angin tiup kiri
P PD(Kg) PLa (Kg) Pw-y (Kg)
P=1,2PD+1,6PLa+0,8Pw-y
(Kg)
1 104,042 100 9,99 292,8424
2 108,95 100 21,24 307,732
3 122,221 100 22,5 324,6652
4 114,848 100 -22,5 279,8176
5 122,221 100 -45 270,6652
6 108,95 100 -42,48 256,756
58
7 104,042 100 -19,98 268,8664
8 129,644 - - 155,5728
9 142,306 - - 170,7672
10 171,044 - - 205,2528
11 142,306 - - 170,7672
12 129,644 - - 155,5728
B. Akibat angin tiup kanan
P PD(Kg) PLa (Kg) Pw-y (Kg) P=1,2PD+1,6PLa+0,8Pw-y (Kg)
1 104,042 100 -19,98 268,8664
2 108,95 100 -42,48 256,756
3 122,221 100 -45 270,6652
4 114,848 100 -22,5 279,8176
5 122,221 100 22,5 324,6652
6 108,95 100 21,24 307,732
7 104,042 100 9,99 292,8424
8 129,644 - - 155,5728
9 142,306 - - 170,7672
10 171,044 - - 205,2528
11 142,306 - - 170,7672
12 129,644 - - 155,5728
3.3.3 Kombinasi 6 (0,9D ± 1,3W atau 1,0 E)
Karena beban akibat E tidak ada maka yang digunakan dalam kombinas adalah beban
W.
Pw-y adalah besar gaya akibat angina yang searah sumbu y.
A. Akibat angin tiup kiri
P PD(Kg) Pw-y (Kg)
P=0,9PD+1,3Pw-y
(Kg)
1 104,042 9,99 106,6248
2 108,95 21,24 125,667
3 122,221 22,5 139,2489
4 114,848 -22,5 74,1132
5 122,221 -45 51,4989
59
6 108,95 -42,48 42,831
7 104,042 -19,98 67,6638
8 129,644 - 116,6796
9 142,306 - 128,0754
10 171,044 - 153,9396
11 142,306 - 128,0754
12 129,644 - 116,6796
B. Akbat angin tiup kanan
P PD(Kg) Pw-y (Kg)
P=0,9PD+1,3Pw-
y (Kg)
1 104,042 -19,98 67,6638
2 108,95 -42,48 42,831
3 122,221 -45 51,4989
4 114,848 -22,5 74,1132
5 122,221 22,5 139,2489
6 108,95 21,24 125,667
7 104,042 9,99 106,6248
8 129,644 - 116,6796
9 142,306 - 128,0754
10 171,044 - 153,9396
11 142,306 - 128,0754
12 129,644 - 116,6796
3.3.4 Rekapitulasi kombinasi 1, 3, dan 6
P
Kombinasi
1 3-a.tiupkiri 3-a.tiupkanan 6-a.tiup_kiri 6-a.tiup_kanan
1 145,6588 292,8424 268,8664 106,6248 67,6638
2 152,53 307,732 256,756 125,667 42,831
3 171,1094 324,6652 270,6652 139,2489 51,4989
4 160,7872 279,8176 279,8176 74,1132 74,1132
5 171,1094 270,6652 324,6652 51,4989 139,2489
6 152,53 256,756 307,732 42,831 125,667
7 145,6588 268,8664 292,8424 67,6638 106,6248
8 181,5016 155,5728 155,5728 116,6796 116,6796
9 199,2284 170,7672 170,7672 128,0754 128,0754
10 239,4616 205,2528 205,2528 153,9396 153,9396
60
11 199,2284 170,7672 170,7672 128,0754 128,0754
12 181,5016 155,5728 155,5728 116,6796 116,6796
∑ 2100,3052 2859,2776 2859,2776 1251,0972 1251,0972
Dari perbandingan jumlah beban dari kpmbinasi pada tabel di atas, beban yang paling
besar terdapat pada kombinasi ketiga (3).Sehingga P yang digunakan adalah P pada
kombinasi ketiga (3).
Gambar pembebanan akibat kombinasi 3-a. tiup kiri
Gambar pembebanan akibat kombinasi 3-b. tiup kanan
61
3.3.5 Perhitungan Gaya Dalam
Tabel 0-2Rekapitulasi Panjang Batang:
Batang Panjang Batang
(meter)
AL dan GH 2,22
LK, KJ, IJ, HI 2,50
DJ 3,61
AB dan GF 1,92
BL dan FH 1,11
BC, CD, DE, EF 2,16
CL dan EH 2,43
CK dan EI 2,36
DK dan DI 3,20
Panjang Bentang (L) = 12,50 meter
Jumlah batang (m) = 21
Jumlah titik buhul (j) = 12
Syarat statis tertentu dalam yaitu: = 2 − 3
21 = (2 ∙ 12) − 3
21 = 24 − 3
21 = 21( )
62
3.3.5.1 Perhitungan untuk kombinasi 3 dengan angin tiup kiri
C. Reaksi Perletakan
∑ = 0
. 12,5 − . 12,5 − ( + ). 10,58 − ( + ). 8,42 − ( + ). 6,25
− ( + ). 4,08 − ( + ). 1,92 = 0
=
,
,
= 1468,6593 (↑)
∑ = 0
+ − ∑ = 0
= ∑ − = 2859,2776 − 1468,6593 = 1390,6183 (↑)
63
∑H = 0
+ + + ( ∙ 2) + ( ∙ 2) + ( )
+ ( ) = 0
= −396,07 (←)
 Kontrol
+ = ∑
1468,6593 + 1390,6183 = 2859,2776 kg
, = , ( )
 Perhitungan gaya-gaya Dalam
Diasumsikan
∑V = 0
A − P + S = 0
S =
−A + P
=
−1468,6593 + 292,8424
0,5
= −2351,6338 − kg
,
∑ = 0
1 − + − 7. = 0
1 = − + 7
= 396,07 − 17,30 + 2022,4050
1 =2401,175kg
Sin β = 1,11/2,22= 0,5 asumsi benar, s1 adalah batang tarik
Cos β= 1,92/2,22= 0,86
Ah
Av
Pw1-tekan-x
P1
S1
S7
β
64
Diasumsikan s13 dan s2 adalah batang tarik
∑ = 0
13 − = 0
13 = = 155,5728
∑ = 0
2 − 1 = 0
1 = 2 = 2401,175
Asumsi benar, s13dan s2 adalah batang tarik
Diasumsikan s8 dan s14 adalah batang tarik
∑ = 0
7. − 13 − + 8. − 14. = 0
8. − 14. = − 7. + 13 + =
−712,5121............pers1
∑ = 0
7. + 14. + 8. + = 0
8. + 14. = − 7. − =
−2388,4138 ......pers2
8. − 14. = −712,5121 x sinα = 0,89
8. + 14. = −2388,4138x cosα = 0,45
Sin β1 = 1,11/2,22= 0,5
Cos β1= 1,92/2,22= 0,86
8. 0,445 − 14. 0,4005 = −634,1357
Sin β2 = 1,25/250 = 0,5 8. 0,3915 + 14. 0,4005 = −1074,7862 +
Cos β2 = 2,17/250 = 0,87 8. 0,8365 = −1708,9219
Sin α = 2,17/2,43 = 0,89
Cos α = 1,11/2,43 = 0,45 8 =
,
,
= −2042,9430
Asumsi salah, s8 adalah batang tekan
∑ = 0
7. + 14. − 8. + = 0
14. = − 7. − + 8. =
−281,8246
14 =
,
=
,
,
= −316,6568
Asumsi salah, s14 adalah batang tekan
S1 S2
P8
S13
S7
S8P2
S13 S14
Pw2-tekan-x
α
β1
β2
65
Diasumsikan s15 dan s3 adalah batang tarik
∑ = 0
15 − − 14. = 0
15 = + 14. = 170,7672 + 316,6568 .0,45
= 313,2627
∑ = 0
3 + 14. − 2 = 0
3 = 2 − 14. = 2401,175 − 281,8245
= 2119,3505
Asumsi benar, s15 dan s3 adalah batang tarik
Sin α = 1,11/2,43 = 0,45
Cos α = 2,17/2,43 = 0,89
Diasumsikan s9 dan s16 adalah batang tarik
∑ = 0
8. − 15 − + 9. − 16. = 0
9. − 16. = − 8. + 15 + =
−383,5436 ............pers1
∑ = 0
8. + 16. + 9. + = 0
9. + 16. = − 8. − =
−1816,1504......pers2
9. − 16. = −383,5436 x sinα = 0,68
9. + 16. = −1816,1504 x cosα = 0,74
Sin β1 =1/2 = 0,5
Cos β1 = 2,17/2,50 = 0,87 9. 0,34 − 16 0,5032 = −260,8096
Sin β2 = 1/2 = 0,5 9 0,6438 + 16 0,5032 = −1343,9513 +
Cos β2 = 2,17/2,50 = 0,87 9 0,9838 = −1604,7609
Sin α = 2,17/3,20 = 0,68
Cos α = 2,36/3,20 = 0,74 9 =
,
,
= −1631,1861
Asumsi salah, s9 adalah batang tekan
∑ = 0
8. + 16. − 9. + = 0
16. = − 8. − + 9. = −397,1985
16 =
−397,1985
=
−397,1985
0,68
= −584,1154
Asumsi salah, s16adalah batang tekan
S2 S3
P9
S15S14
α
S8
S9P3
S15 S16
Pw3-tekan-x
α
β1
β2
66
Diasumsikan s10 dan s17 adalah batang tarik
∑ = 0
9. + + + 10. = 0
10. = − 9. − − =
−1536,0419
10 =
−1536,0419
=
−1536,0419
0,87
= −1765,5654
Asumsi salah, s10 adalah batang tekan
∑ = 0
9. + 10. − − 17 = 0
17 = 9. + 10. − = 1418,5581
Asumsi benar, s17 adalah batang tarik
Sin β1 =1/2 = 0,5
Cos β1 = 2,17/2,50 = 0,87
Sin β2 = 1/2 = 0,5
Cos β2 = 2,17/2,50 = 0,87
Diasumsikan s12 dan s6 adalah batang tarik
∑ = 0
− + 12. = 0
12 =
− +
=
−1390,6183 + 268,8664
0,5
= −2243,5038
Asumsi salah, s12 adalah batang tekan
∑ = 0
− 6 + + 12. = 0
6 = + 12. = 34,60 + 1929,4132 = 1964,0132kg
asumsi benar, s6 adalah batang tarik
Sin β = 1,11/2,22= 0,5
Cos β= 1,92/2,22= 0,86
S17
S9 S10
P4
Pw3-tekan-x
Pw3-hisap-x
β1 β2
S12
S6
Bv
Pw1-hisap-x
P7
β1
67
Diasumsikan s21 dan s5 adalah batang tarik
∑ = 0
21 − = 0
21 = = 155,5728
∑ = 0
− 5 + 6 = 0
5 = 6 = 1964,0132
Asumsi benar, s21 dan s5 sadalah batang tarik
Diasumsikan s11 dan s20 adalah batang tarik
∑ = 0
12. − 21 − + 11. − 20. = 0
11. − 20. = − 12. + 21 + =
−709,4231............pers1
∑ = 0
− 12. − 20. − 11. + = 0
11. + 20. = − 12. + =
−1855,8432 ......pers2
11. − 20. = −709,4231 x sinα = 0,89
11. + 20. = −1855,8432x cosα = 0,45
Sin β1 = 1,11/2,22= 0,5
Cos β1= 1,92/2,22= 0,86
11. 0,445 − 20. 0,4005 = −631,3865
Sin β2 = 1,25/250 = 0,5 11. 0,3915 + 20. 0,4005 = −835,1294+
Cos β2 = 2,17/250 = 0,87 11. 0,8365 = −1466,5159
Sin α = 2,17/2,43 = 0,89
Cos α = 1,11/2,43 = 0,45 11 =
,
,
= −1753,1571
Asumsi salah, s11 adalah batang tekan
∑ = 0
− 12. − 20. + 11. + = 0
20. = − 12. + 11. + = −330,5965
20 =
,
=
,
,
= −371,4567
Asumsi salah, s20 adalah batang tekan
S6S5
S21
P12
P6
Pw2-hisap-x
S11
S12
S20
S21
β2
β1
α
68
Diasumsikan s19 dan s4 adalah batang tarik
∑ = 0
19 − − 20. = 0
19 = + 20. = 170,7672 + 371,4567.0,45
= 337,9227
∑ = 0
− 4 − 20. + 5 = 0
4 = 5 − 20. = 1964,0132 − 330,5964 = 1633,4168
Asumsi benar, s19 dan s4 adalah batang tarik
Sin α = 1,11/2,43 = 0,45
Cos α = 2,17/2,43 = 0,89
Diasumsikan s18 adalah batang tarik
∑ = 0
11. − 19 − − 10. − 18. = 0
18. = 11. − 19 − − 10.
= − 614,7920
18 =
−614,7920
=
−614,7920
0,74
= −830,8
Asumsi salah, s18 adalah batang tekan.
Sin β1 =1/2 = 0,5
Cos β1 = 2,17/2,50 = 0,87
Sin β2 = 1/2 = 0,5
Cos β2 = 2,17/2,50 = 0,87
Sin α = 2,17/3,20 = 0,68
Cos α = 2,36/3,20 = 0,74
S5S4
S19
P11
S20
α
P5
Pw3-hisap-x
S10
S11S18
S19
β2
β1
α
69
3.3.5.2 Perhitungan untuk kombinasi 3 dengan angin tiup kanan
 Reaksi Perletakan
∑ = 0
∙ 12,5 − ∙ 12,5 − ( + ) ∙ 10,58 − ( + ) ∙ 8,42 − ( + ) ∙ 6,25
− ( + ) ∙ 4,08 − ( + ) ∙ 1,92 = 0
=
23983,70
12,5
= 1468,6593 (↑)
∑ = 0
+ − ∑ = 0
= ∑ − = 2859,2776 − 1468,6593 = 1390,6183 (↑)
∑ = 0
− − − ( )2 − −
− ( )2 = 0
− 396,07 = 0
= 396,07
 Kontrol
+ = ∑
1468,6593 + 1390,6183 = 2859,2776 kg
, = , ( )
70
 Perhitungan gaya-gaya dalam
Diasumsikan s12 dan s6 adalah batang tarik
∑ = 0
− + 12. = 0
12 =
− +
=
−1468,6593 + 292,8424
0,5
= −2351,6338
Asumsi salah, s12 adalah batang tekan
Sin β = 1,11/2,22= 0,5
Cos β= 1,92/2,22= 0,86
∑ = 0
6 + − 12. = 0
6 = − + 12. = −17,30 + 2022,4050
6 = 2005,105kg
asumsi benar, s1 adalah batang tarik
Diasumsikan s21 dan s5 adalah batang tarik
∑ = 0
21 − = 0
21 = = 155,5728
∑ = 0
5 − 6 = 0
6 = 5 = 2005,105
Asumsi benar, s21 dan s5 adalah batang tarik
Av
Pw1-tekan-x
P7
S6
S12
β
S6 S5
P12
S21
71
Diasumsikan s11 dan s20 adalah batang tarik
∑ = 0
12. − 21 − + 11. − 20. = 0
11. − 20. = − 12. + 21 + =
−712,5121...........pers1
∑ = 0
12. + 20. + 11. +
= 0
11. + 20. =
− 12. − = −2059,1850 ......pers2
11. − 20. = −712,5121 x sinα = 0,89
11. + 20. = −2059,1850x cosα = 0,45
Sin β1 = 1,11/2,22= 0,5
Cos β1= 1,92/2,22= 0,86
11. 0,445 − 20. 0,4005 = −634,1357
Sin β2 = 1,25/250 = 0,5 11. 0,3915 + 20. 0,4005 = −926,6332 +
Cos β2 = 2,17/250 = 0,87 11. 0,8365 = −1560,7689
Sin α = 2,17/2,43 = 0,89
Cos α = 1,11/2,43 = 0,45 11 =
,
,
= −1865,8325
Asumsi salah, s11 adalah batang tekan
∑ = 0
12. + 20. − 11. + = 0
20. = − 12. − + 11. = −435,9107
20 =
,
=
,
,
= −489,7873kg
Asumsi salah, s20 adalah batang tekan
Diasumsikan s19 dan s4 adalah batang tarik
∑ = 0
19 − − 20. = 0
19 = + 20. = 170,7672 + 220,4042
= 391,1714
∑ = 0
4 + 20. − 5 = 0
4 = 5 − 20. = 2005,105 − 435,9106
= 1569,1944
Asumsi benar, s19 dan s4 adalah batang tarik
Sin α = 1,11/2,43 = 0,45
Cos α = 2,17/2,43 = 0,89
S12
S11P6
S21 S20
Pw2-tekan-x
α
β1
β2
S5 S4
P11
S19S20
α
72
Diasumsikan s10 dan s18 adalah batang tarik
∑ = 0
11. − 19 − + 10. − 18. = 0
10. − 18. = − 11. + 19 + =
−217,0796............pers1
∑ = 0
11. + 18. + 10. + = 0
10. + 18. = − 11. − = −1662,2442......pers2
10. − 18. = −217,0796 x sinα = 0,68
10. + 18. = −1662,2442 x cosα = 0,74
Sin β1 =1/2 = 0,5
Cos β1 = 2,17/2,50 = 0,87 10. 0,34 − 18 0,5032 = −147,6141
Sin β2 = 1/2 = 0,5 10 0,6438 + 18 0,5032 = −1230,0607 +
Cos β2 = 2,17/2,50 = 0,87 10 0,9838 = −1377,6748
Sin α = 2,17/3,20 = 0,68
Cos α = 2,36/3,20 = 0,74 10 =
,
,
= −1400,3606
Asumsi salah, s10 adalah batang tekan
∑ = 0
11. + 18. − 10. + = 0
18. = − 11. − + 10. = −443,9305
18 =
,
=
,
,
= −652,8389
Asumsi salah, s18 adalah batang tekan
S11
S10P5
S19 S18
Pw3-tekan-x
α
β1
β2
73
Diasumsikan s17 dan s9 adalah batang Tarik
∑ = 0
10. + + + 9. = 0
9. = − 10. − −
= −1335,2237
9 =
−1335,2237
=
−1335,2237
0,87
= −1534,7398
Asumsi salah, s9 adalah batang tekan
∑ = 0
9. + 10. − − 17 = 0
17 = 9. + 10. − = 1187,7326
Asumsi benar, s17 adalah batang tarik
Sin β1 =1/2 = 0,5
Cos β1 = 2,17/2,50 = 0,87
Sin β2 = 1/2 = 0,5
Cos β2 = 2,17/2,50 = 0,87
Diasumsikan s7 dan s1 adalah batang Tarik
∑ = 0
− + 7. = 0
7 =
− +
=
−1390,6183 + 268,8664
0,5
= −2243,5038
Asumsi salah, s7 adalah batang tekan
∑ = 0
− 1 − ℎ + + 7. = 0
1 = + 7. − ℎ = 34,60 + 1929,4132 − 396,07
1 = 1567,9432
asumsi benar, s1 adalah batang Tarik
Sin β = 1,11/2,22= 0,5
Cos β= 1,92/2,22= 0,86
S17
S10 S9
P4
Pw3-tekan-x
Pw3-hisap-x
β1 β2
S7
S1
Bv
Pw1-hisap-x
P1
β1
Bh
74
Diasumsikan s13 dan s2 adalah batang Tarik
∑ = 0
13 − = 0
13 = = 155,5728
∑ = 0
− 2 + 1 = 0
2 = 1 = 1567,9432
Asumsi benar, s13 dan s2 adalah batang tarik
Diasumsikan s8 dan s14 adalah batang tarik
∑ = 0
7. − 13 − + 8. − 14. = 0
8. − 14. = − 7. + 13 + =
−709,4231............pers1
∑ = 0
− 7. − 14. − 8. + = 0
8. + 14. = − 7. + =
−1855,8432 ......pers2
8. − 14. = −709,4231x sinα = 0,89
8. + 14. = −1855,8432 x cosα = 0,45
Sin β1 = 1,11/2,22= 0,5
Cos β1= 1,92/2,22= 0,86
8. 0,445 − 14. 0,4005 = −631,3865
Sin β2 = 1,25/250 = 0,5 8. 0,3915 + 14. 0,4005 = −835,1294 +
Cos β2 = 2,17/250 = 0,87 8. 0,8365 = −1466,5159
Sin α = 2,17/2,43 = 0,89
Cos α = 1,11/2,43 = 0,45 8 =
,
,
= −1753,1570
Asumsi salah, s8 adalah batang tekan
∑ = 0
− 7. − 14. + 8. + = 0
14. = − 7. + 8. + = −330,5966
14 =
,
=
,
,
= −371,4568
Asumsi salah, s14 adalah batang tekan
S1S2
S13
P8
P2
Pw2-hisap-x
S8
S7S14
S13
β2
β1
α
75
Diasumsikan s23 dan s3 adalah batang tarik
∑ = 0
15 − − 14. = 0
15 = + 14. = 170,7672 + 167,1555 = 337,9227
Sin α = 1,11/2,43 = 0,45
Cos α = 2,17/2,43 = 0,89
∑ = 0
− 3 − 14. + 2 = 0
3 = 2 − 14. = 1567,9432 − 330,5965 = 1237,3467
Asumsi benar, s15 dan s3 adalah batang tarik
Diasumsikan s16 adalah batang Tarik
∑ = 0
8. − 15 − − 9. − 16. = 0
16. = 8. − 15 − − 9. = −499,3793
16 =
−499,3793
=
−499,3793
0,74
= −674,8368
Asumsi salah, s16 adalah batang tekan.
Sin β1 =1/2 = 0,5
Cos β1 = 2,17/2,50 = 0,87
Sin β2 = 1/2 = 0,5
Cos β2 = 2,17/2,50 = 0,87
Sin α = 2,17/3,20 = 0,68
Cos α = 2,36/3,20 = 0,74
S2S3
S15
P9
S14
α
P3
Pw3-hisap-x
S9
S8
S16
S15
β2
β1
α
76
Tabel 0-3 Rekapitulasi Perhitungan Gaya Dalam
Nama
batang
Kombinasi 3-a.tiup kiri Kombinasi 3-a.tiup kanan
Tekan (-)(kg) Tarik (+)(kg) Tekan (-)(kg) Tarik (+)(kg)
s1 2401,175 1567,9432
s2 2401,175 1567,9432
s3 2119,3505 1237,3467
s4 1633,4168 1569,1944
s5 1964,0132 2005,105
s6 1964,0132 2005,105
s7 2351,6338 2243,5038
s8 2042,943 1753,157
s9 1631,1861 1534,7398
s10 1765,5654 1400,3606
s11 1753,1571 1865,8325
s12 2243,5038 2351,6338
s13 155,5728 155,5728
s14 316,6568 371,4568
s15 313,2627 337,9227
s16 584,1154 674,8368
s17 1418,5581 1187,7326
s18 830,8 652,8389
s19 337,9227 391,1714
s20 371,4567 489,7873
s21 155,5728 155,2728
77
Tabel 0-4 Gaya Dalam Terbesar Dari Kedua Kombinasi Di Atas
Nama
batang
Gaya Dalam Kombinasi 3
Tekan (-)(kg) Tarik (+)(kg)
s1 2401,175
s2 2401,175
s3 2119,3505
s4 1633,4168
s5 2005,105
s6 2005,105
s7 2351,6338
s8 2042,943
s9 1631,1861
s10 1765,5654
s11 1865,8325
s12 2351,6338
s13 155,5728
s14 371,4568
s15 337,9227
s16 674,8368
s17 1418,5581
s18 830,8
s19 391,1714
s20 489,7873
s21 155,5728
78
3.3.5.3 Kontrol Kuda – Kuda Yang Menerima Gaya Tarik dan Tekan
Dari tabel gaya dalam akibat kombinasi 3 diatas, dipilih gaya-gaya terbesar
untuk kontrol terhadap gaya tarik dan tekan sebagai berikut:
a. Kuda – kuda yang menerima gaya tarik :
Karena dalam mengontrol kuat tarik, panjang dari batang yang akan dikontrol
tidak mempengaruhi kemampuan batang menerima tarik, maka dipilih Nu
terbesar dari batang yang menerima tarik, yaitu :
Batang 1 dengan, Nu = 2401,175 Kg= 24011,75Ndengan panjang batang
1,92 m
Ketentuan untuk perencanaan komponen struktur tarik adalah :
≤ ∅ ′
 Untuk menentukan kuat tarik sejajar serat (Ft) dicari pada tabel II-1 untuk
kode kayu E15, maka Ft = 31MPa = 31 N/mm2
.
 Untuk menentukan nilai rasio tahanan dicari pada tabel II-3 untuk kelas mutu
kayu B, maka rasio tahanan = 0,63.
 Untuk menentukan nilai faktor koreksi layanan basah (Cm) dicari pada tabel II-
7 untuk balok kayu 6/12, untuk kondisi acuan kuat tarik sejajar serat, maka Cm
= 1
 Untuk menentukan nilai faktor koreksi tempratur (Ct) dicari pada tabel II-8
untuk T≤38°C, maka Ct = 1.
 Sedangkan untuk faktor koreksi pengawetan (Cpt)dan faktor koreksi tahana api
(Crt) ditentukan berdasarkan spesifikasi pemasok adalah 1.
F∗
= (F . rasio tahanan). C . C . C . C
F∗
= (31 × 0,63) × 1 × 1 × 1 × 1 = 19,53 N/mm
A = A − (A atau A )
Dianggap A atau A = . d × b = 40 × 60 = 2400 mm
A = b × d = 60 × 120 = 7200 mm
A = A − A atau A = 7200 − 2400 = 4800 mm
T = F∗
× A = 19,53 × 4800 = 93744N
79
Untuk menentukan faktor tahanan tarik (∅ ) ditentukan berdasarkan tabel II-5 dan
faktor waktu ( ) ditentukan berdasarkan tabel II-6 untuk kombinasi pembebanan 3,
maka di dapat:
λ = 0,80
Øt = 0,80
λ∅ T = 0,8 × 0,8 × 93744 = 59996,16N
 ∶ ≤ ∅
24011,75N < 59996,16N
Jadi komponen struktur tersebut aman terhadap tarik.
b. Kuda – kuda yang menerima gaya tekan :
Karena dalam mengontrol kuat tekan, panjang dari batang yang akan dikontrol
mempengaruhi kemampuan batang menerima tekan, maka dipilih Pu terbesar dari
masing-masing batang yang memiliki panjang berbeda, yaitu :
Tabel 0-5 Batang Yang Menerima Tekan
Batang yang menerima
tekan
Panjang
batang (m)
Batang yang
mewakilkan
Gaya Tekan (-)
(kg)
Gaya Tekan
(-) (N)
7 dan 12 2,22 7 2351,6338 23516,338
8,9,10,11 2,50 8 2042,943 20429,43
14 dan 20 2,43 20 489,7873 4897,873
16 dan 18 3,20 18 830,8 8308
Ketentuan untuk perencanaan komponen struktur tekan adalah :
≤ ∅ ′
A. Untuk batang 7 dengan panjang 2,22 m
Kontrol kelangsingan kolom:
Kekangan ujungnya adalah jepit-jepit, sehingga ditentukan dalam tabel III-1 = 0,5
Dimana jari-jari girasi (r) untuk penampang persegi dengan b < d adalah :
=
12
=
1
12
= 0,2887 ∙
80
= 0,2887 × 60 = 17,322
.
≤ 175 →
.
=
, ×
,
= 64,080 maka, kelangsingan kolom memenuhi
syarat
= ′
=
1 + α
2c
−
1 + α
2c
−
α
c
α =
P
λ P′
→ P =
π E′ A
.
→ = 6085,8 /
A = b × d = 60 × 120 = 7200 mm
P =
3,14 ∙ 6085,8 ∙ 7200
(64,080)
= 105211,803 N
 Untuk menentukan kuat tekan tegak lurus serat(Fc) dicari pada tabel II-1 untuk
kode kayu E15, maka Fc = 31 N/mm2
 Untuk menentukan nilai rasio tahanan dicari pada tabel II-3 untuk kelas mutu
kayu B, maka rasio tahanan = 0,63.
 Untuk menentukan nilai faktor koreksi layanan basah (Cm) dicari pada tabel II-
7 untuk balok kayu 6/12, untuk kondisi acuan kuat tekan sejajar serat, maka
Cm = 0,80
 Untuk menentukan nilai faktor koreksi tempratur (Ct) dicari pada tabel II-8
untuk T≤38°C, maka Ct = 1.
 Sedangkan untuk faktor koreksi pengawetan (Cpt)dan faktor koreksi tahana api (Crt)
ditentukan berdasarkan spesifikasi pemasok adalah 1.
F∗
= (F . rasio tahanan). C . C . C . C
F∗
= (31 × 0,63) × 0,80 × 1 × 1 × 1 = 15,624 N/mm
P′ = A ∙ F∗
= 7200.15,624 = 112492,8 N
Untuk menentukan faktor tahanan tekan (∅ ) dan faktor tahanan stabilitas (∅ )
ditentukan berdasarkan tabel II-5 dan faktor waktu ( ) ditentukan berdasarkan tabel
II-6 untuk kombinasi pembebanan 3, maka di dapat:
λ = 0,80
Øc = 0,90
81
Øs = 0,85
α =
P
λ P′
=
0,85 × 105211,803
0,80 × 0,90 × 112492,8
= 1,104
Untuk batang kayu masif, maka c = 0,80
=
1 + α
2c
−
1 + α
2c
−
α
c
=
1 + 1,104
2(0,80)
−
1 + 1,104
2(0,80)
−
1,104
0,8
= 1,315 − 1,729 − 1,38
= 1,315 − 0,591
= 0,724
= 0,724
P = C P′ = 0,724 × 112492,8 = 81444,787N
∅ = 0,8 × 0,9 × 81444,787 = 58640,246N
 ∶ ≤ ∅
23516,338 N < 58640,246N
Jadi komponen struktur tersebut aman terhadap tekan.
B. Untuk batang 20 dengan panjang 2,43 m
82
Kontrol kelangsingan kolom:
Kekangan ujungnya adalah jepit-jepit, sehingga ditentukan dalam tabel III-1 = 0,5
Dimana jari-jari girasi (r) untuk penampang persegi dengan b < d adalah :
=
12
=
1
12
= 0,2887 ∙
= 0,2887 × 60 = 17,322
.
≤ 175 →
.
=
, ×
,
= 70,142 maka, kelangsingan kolom memenuhi
syarat
= ′
=
1 + α
2c
−
1 + α
2c
−
α
c
α =
P
λ P′
→ P =
π E′ A
.
→ = 6085,8 /
A = b × d = 60 × 120 = 7200 mm
P =
3,14 ∙ 6085,8 ∙ 7200
(70,142)
= 87811,860 N
 Untuk menentukan kuat tekan tegak lurus serat(Fc) dicari pada tabel II-1 untuk
kode kayu E15, maka Fc = 31 N/mm2
 Untuk menentukan nilai rasio tahanan dicari pada tabel II-3 untuk kelas mutu
kayu B, maka rasio tahanan = 0,63.
 Untuk menentukan nilai faktor koreksi layanan basah (Cm) dicari pada tabel II-
7 untuk balok kayu 6/12, untuk kondisi acuan kuat tekan sejajar serat, maka
Cm = 0,80
 Untuk menentukan nilai faktor koreksi tempratur (Ct) dicari pada tabel II-8
untuk T≤38°C, maka Ct = 1.
 Sedangkan untuk faktor koreksi pengawetan (Cpt)dan faktor koreksi tahana api (Crt)
ditentukan berdasarkan spesifikasi pemasok adalah 1.
F∗
= (F . rasio tahanan). C . C . C . C
F∗
= (31 × 0,63) × 0,80 × 1 × 1 × 1 = 15,624 N/mm
P′ = A ∙ F∗
= 7200.15,624 = 112492,8 N
83
Untuk menentukan faktor tahanan tekan (∅ ) dan faktor tahanan stabilitas (∅ )
ditentukan berdasarkan tabel II-5 dan faktor waktu ( ) ditentukan berdasarkan tabel
II-6 untuk kombinasi pembebanan 3, maka di dapat:
λ = 0,80
Øc = 0,90
Øs = 0,85
α =
P
λ P′
=
0,85 × 87811,860
0,80 × 0,90 × 112492,8
= 0,921
Untuk batang kayu masif, maka c = 0,80
=
1 + α
2c
−
1 + α
2c
−
α
c
=
1 + 0,921
2(0,80)
−
1 + 0,921
2(0,80)
−
0,921
0,8
= 1,201 − 1,442 − 1,151
= 1.201 − 0,539
= 0,662
= 0,662
P = C P = 0,662 × 112492,8 = 74470,233 N
∅ = 0,8 × 0,9 × 74470,233 = 53618,568 N
 ∶ ≤ ∅
4897,873 N < 53618,568 N
Jadi komponen struktur tersebut aman terhadap tekan.
84
C. Untuk batang 18 dengan panjang 3,20 m
Kontrol kelangsingan kolom:
Kekangan ujungnya adalah jepit-jepit, sehingga ditentukan dalam tabel III-1 = 0,5
Dimana jari-jari girasi (r) untuk penampang persegi dengan b < d adalah :
=
12
=
1
12
= 0,2887 ∙
= 0,2887 × 60 = 17,322
.
≤ 175 →
.
=
, ×
,
= 92,368 maka, kelangsingan kolom memenuhi
syarat
= ′
=
1 + α
2c
−
1 + α
2c
−
α
c
α =
P
λ P′
→ P =
π E′ A
.
→ = 6085,8 /
A = b × d = 60 × 120 = 7200 mm
P =
3,14 ∙ 6085,8 ∙ 7200
(92,368)
= 50636,816 N
 Untuk menentukan kuat tekan tegak lurus serat(Fc) dicari pada tabel II-1 untuk
kode kayu E15, maka Fc = 31 N/mm2
 Untuk menentukan nilai rasio tahanan dicari pada tabel II-3 untuk kelas mutu
kayu B, maka rasio tahanan = 0,63.
 Untuk menentukan nilai faktor koreksi layanan basah (Cm) dicari pada tabel II-
7 untuk balok kayu 6/12, untuk kondisi acuan kuat tekan sejajar serat, maka
Cm = 0,80
 Untuk menentukan nilai faktor koreksi tempratur (Ct) dicari pada tabel II-8
untuk T≤38°C, maka Ct = 1.
 Sedangkan untuk faktor koreksi pengawetan (Cpt)dan faktor koreksi tahana api (Crt)
ditentukan berdasarkan spesifikasi pemasok adalah 1.
F∗
= (F . rasio tahanan). C . C . C . C
F∗
= (31 × 0,63) × 0,80 × 1 × 1 × 1 = 15,624 N/mm
85
P′ = A ∙ F∗
= 7200.15,624 = 112492,8 N
Untuk menentukan faktor tahanan tekan (∅ ) dan faktor tahanan stabilitas (∅ )
ditentukan berdasarkan tabel II-5 dan faktor waktu ( ) ditentukan berdasarkan tabel
II-6 untuk kombinasi pembebanan 3, maka di dapat:
λ = 0,80
Øc = 0,90
Øs = 0,85
α =
P
λ P′
=
0,85 × 50636,816
0,80 × 0,90 × 112492,8
= 0,53
Untuk batang kayu masif, maka c = 0,80
=
1 + α
2c
−
1 + α
2c
−
α
c
=
1 + 0,53
2(0,80)
−
1 + 0,53
2(0,80)
−
0,53
0,8
= 1,912 − 3,655 − 0,662
= 1,912 − 1,730
= 0,182
= 0,182
P = C P = 0,182 × 112492,8 = 20473,689 N
∅ = 0,8 × 0,9 × 20473,689 = 14741,056
 ∶ ≤ ∅
8308 < 14741,056
Jadi komponen struktur tersebut aman terhadap tekan.
86
D. Untuk batang 8 dengan panjang 2,50 m
Kontrol kelangsingan kolom:
Kekangan ujungnya adalah jepit-jepit, sehingga ditentukan dalam tabel III-1 = 0,5
Dimana jari-jari girasi (r) untuk penampang persegi dengan b < d adalah :
=
12
=
1
12
= 0,2887 ∙
= 0,2887 × 60 = 17,322
.
≤ 175 →
.
=
, ×
,
= 72,162 maka, kelangsingan kolom memenuhi
syarat
= ′
=
1 + α
2c
−
1 + α
2c
−
α
c
α =
P
λ P′
→ P =
π E′ A
.
→ = 6085,8 /
A = b × d = 60 × 120 = 7200 mm
P =
3,14 ∙ 6085,8 ∙ 7200
(72,162)
= 82964,5087 N
 Untuk menentukan kuat tekan tegak lurus serat(Fc) dicari pada tabel II-1 untuk
kode kayu E15, maka Fc = 31 N/mm2
 Untuk menentukan nilai rasio tahanan dicari pada tabel II-3 untuk kelas mutu
kayu B, maka rasio tahanan = 0,63.
 Untuk menentukan nilai faktor koreksi layanan basah (Cm) dicari pada tabel II-
7 untuk balok kayu 6/12, untuk kondisi acuan kuat tekan sejajar serat, maka
Cm = 0,80
 Untuk menentukan nilai faktor koreksi tempratur (Ct) dicari pada tabel II-8
untuk T≤38°C, maka Ct = 1.
 Sedangkan untuk faktor koreksi pengawetan (Cpt)dan faktor koreksi tahana api (Crt)
ditentukan berdasarkan spesifikasi pemasok adalah 1.
F∗
= (F . rasio tahanan). C . C . C . C
F∗
= (31 × 0,63) × 0,80 × 1 × 1 × 1 = 15,624 N/mm
P′ = A ∙ F∗
= 7200.15,624 = 112492,8 N
87
Untuk menentukan faktor tahanan tekan (∅ ) dan faktor tahanan stabilitas (∅ )
ditentukan berdasarkan tabel II-5 dan faktor waktu ( ) ditentukan berdasarkan tabel
II-6 untuk kombinasi pembebanan 3, maka di dapat:
λ = 0,80
Øc = 0,90
Øs = 0,85
α =
P
λ P′
=
0,85 × 82964,5087
0,80 × 0,90 × 112492,8
= 0,87
Untuk batang kayu masif, maka c = 0,80
=
1 + α
2c
−
1 + α
2c
−
α
c
=
1 + 0,87
2(0,80)
−
1 + 0,87
2(0,80)
−
0,87
0,8
= 1,168 − 1,364 − 1,087
= 1,168 − 0,526
= 0,0,642
= 0,642
P = C P = 0,642 × 112492,8 = 72220,377 N
∅ = 0,8 × 0,9 × 72220,377 = 51998,671
 ∶ ≤ ∅
20429,43 N < 51998,671
Jadi komponen struktur tersebut aman terhadap tekan.
Tabel 0-6 Kontrol Komponen Struktur Tekan
Nama batang Panjang batang Pu (N) λØcP’ (N) Pu ≤ λØcP’
7 dan 12 2,22 23516,338 58640,246 Ok
8,9,10,11 2,5 20429,43 51998,671 Ok
14 dan 20 2,43 4897,83 53618,568 Ok
16 dan 18 3,2 8308 14741,056 Ok
Jadi, komponen struktur tersebut tahan terhadap gaya tekan.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Laporan tugas struktur baja
Laporan tugas struktur bajaLaporan tugas struktur baja
Laporan tugas struktur bajatanchul
 
Tugas besar baja 1
Tugas besar baja 1Tugas besar baja 1
Tugas besar baja 1Aziz Adi
 
Materi kuliah beton sederhana
Materi kuliah beton sederhanaMateri kuliah beton sederhana
Materi kuliah beton sederhanaperkasa45
 
Modul 3-perencanaan-lantai-kenderaan
Modul 3-perencanaan-lantai-kenderaanModul 3-perencanaan-lantai-kenderaan
Modul 3-perencanaan-lantai-kenderaanSibujang Civil
 
Modul 4 sesi 1 batang tekan
Modul 4  sesi 1 batang tekanModul 4  sesi 1 batang tekan
Modul 4 sesi 1 batang tekanIndah Rosa
 
MEKANIKA REKAYASA 3 (METODE CROSS DAN METODE TAKABEYA)
MEKANIKA REKAYASA 3 (METODE CROSS DAN METODE TAKABEYA)MEKANIKA REKAYASA 3 (METODE CROSS DAN METODE TAKABEYA)
MEKANIKA REKAYASA 3 (METODE CROSS DAN METODE TAKABEYA)Sumarno Feriyal
 
Tabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi BajaTabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi BajaYusrizal Mahendra
 
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)andribacotid
 
STRUKTUR KAYU, SAMBUNGAN, PAKU, SAMBUNGAN MEKANIK
STRUKTUR KAYU, SAMBUNGAN, PAKU, SAMBUNGAN MEKANIKSTRUKTUR KAYU, SAMBUNGAN, PAKU, SAMBUNGAN MEKANIK
STRUKTUR KAYU, SAMBUNGAN, PAKU, SAMBUNGAN MEKANIKMOSES HADUN
 
Kayu sni2002 samb.paku-baut
Kayu sni2002   samb.paku-bautKayu sni2002   samb.paku-baut
Kayu sni2002 samb.paku-bautandangsadewa
 
Perencanaan bendung
Perencanaan bendungPerencanaan bendung
Perencanaan bendungironsand2009
 
Struktur statis tak tentu metode clapeyron-portal tak bergoyang
Struktur statis tak tentu metode clapeyron-portal tak bergoyangStruktur statis tak tentu metode clapeyron-portal tak bergoyang
Struktur statis tak tentu metode clapeyron-portal tak bergoyangMOSES HADUN
 
Modul 6- garis pengaruh, Garis pengaruh, statika dan mekanika dasar
Modul 6- garis pengaruh, Garis pengaruh, statika dan mekanika dasarModul 6- garis pengaruh, Garis pengaruh, statika dan mekanika dasar
Modul 6- garis pengaruh, Garis pengaruh, statika dan mekanika dasarMOSES HADUN
 
Struktur statis tak tentu pengantar
Struktur statis tak tentu pengantarStruktur statis tak tentu pengantar
Struktur statis tak tentu pengantarMOSES HADUN
 
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) NitaMewaKameliaSiman
 
SNI Kayu
SNI KayuSNI Kayu
SNI KayuTiwi20
 

La actualidad más candente (20)

Laporan tugas struktur baja
Laporan tugas struktur bajaLaporan tugas struktur baja
Laporan tugas struktur baja
 
Tugas besar baja 1
Tugas besar baja 1Tugas besar baja 1
Tugas besar baja 1
 
Materi kuliah beton sederhana
Materi kuliah beton sederhanaMateri kuliah beton sederhana
Materi kuliah beton sederhana
 
Modul 3-perencanaan-lantai-kenderaan
Modul 3-perencanaan-lantai-kenderaanModul 3-perencanaan-lantai-kenderaan
Modul 3-perencanaan-lantai-kenderaan
 
Modul 4 sesi 1 batang tekan
Modul 4  sesi 1 batang tekanModul 4  sesi 1 batang tekan
Modul 4 sesi 1 batang tekan
 
Buku ajar-analisa-struktur-i
Buku ajar-analisa-struktur-iBuku ajar-analisa-struktur-i
Buku ajar-analisa-struktur-i
 
MEKANIKA REKAYASA 3 (METODE CROSS DAN METODE TAKABEYA)
MEKANIKA REKAYASA 3 (METODE CROSS DAN METODE TAKABEYA)MEKANIKA REKAYASA 3 (METODE CROSS DAN METODE TAKABEYA)
MEKANIKA REKAYASA 3 (METODE CROSS DAN METODE TAKABEYA)
 
Tabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi BajaTabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi Baja
 
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
 
Contoh baja
Contoh bajaContoh baja
Contoh baja
 
STRUKTUR KAYU, SAMBUNGAN, PAKU, SAMBUNGAN MEKANIK
STRUKTUR KAYU, SAMBUNGAN, PAKU, SAMBUNGAN MEKANIKSTRUKTUR KAYU, SAMBUNGAN, PAKU, SAMBUNGAN MEKANIK
STRUKTUR KAYU, SAMBUNGAN, PAKU, SAMBUNGAN MEKANIK
 
Analisa matriks
Analisa matriksAnalisa matriks
Analisa matriks
 
Kayu sni2002 samb.paku-baut
Kayu sni2002   samb.paku-bautKayu sni2002   samb.paku-baut
Kayu sni2002 samb.paku-baut
 
Perencanaan bendung
Perencanaan bendungPerencanaan bendung
Perencanaan bendung
 
Struktur statis tak tentu metode clapeyron-portal tak bergoyang
Struktur statis tak tentu metode clapeyron-portal tak bergoyangStruktur statis tak tentu metode clapeyron-portal tak bergoyang
Struktur statis tak tentu metode clapeyron-portal tak bergoyang
 
Modul 6- garis pengaruh, Garis pengaruh, statika dan mekanika dasar
Modul 6- garis pengaruh, Garis pengaruh, statika dan mekanika dasarModul 6- garis pengaruh, Garis pengaruh, statika dan mekanika dasar
Modul 6- garis pengaruh, Garis pengaruh, statika dan mekanika dasar
 
KERUNTUHAN PONDASI
KERUNTUHAN PONDASIKERUNTUHAN PONDASI
KERUNTUHAN PONDASI
 
Struktur statis tak tentu pengantar
Struktur statis tak tentu pengantarStruktur statis tak tentu pengantar
Struktur statis tak tentu pengantar
 
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
 
SNI Kayu
SNI KayuSNI Kayu
SNI Kayu
 

Destacado

Dasar dasar konstruksi kayu
Dasar dasar konstruksi kayuDasar dasar konstruksi kayu
Dasar dasar konstruksi kayuDwi Anugrah
 
Rencana Atap dan Detail Kuda Kuda
Rencana Atap dan Detail Kuda Kuda Rencana Atap dan Detail Kuda Kuda
Rencana Atap dan Detail Kuda Kuda Rian Irvandi
 
1472 mk struktur kayu
1472 mk struktur kayu1472 mk struktur kayu
1472 mk struktur kayuArief Rahman
 
RAB, TAHAP PEKERJAAN PEMBUATAN BANGUNAN DAN UNSUR - UNSUR PEMBANGUNAN
RAB, TAHAP PEKERJAAN PEMBUATAN BANGUNAN DAN UNSUR - UNSUR PEMBANGUNANRAB, TAHAP PEKERJAAN PEMBUATAN BANGUNAN DAN UNSUR - UNSUR PEMBANGUNAN
RAB, TAHAP PEKERJAAN PEMBUATAN BANGUNAN DAN UNSUR - UNSUR PEMBANGUNANinka -chan
 
Kbb_UII_Arsi 14_ a_kiki cs_kayu-lengkap_okky
Kbb_UII_Arsi 14_ a_kiki cs_kayu-lengkap_okkyKbb_UII_Arsi 14_ a_kiki cs_kayu-lengkap_okky
Kbb_UII_Arsi 14_ a_kiki cs_kayu-lengkap_okkyKiki Zakiyah
 
0821 8614 8884, jenis jenis genteng rumah, www.jualgentengbeton
0821 8614 8884, jenis jenis genteng rumah, www.jualgentengbeton0821 8614 8884, jenis jenis genteng rumah, www.jualgentengbeton
0821 8614 8884, jenis jenis genteng rumah, www.jualgentengbetonGenteng Beton Pelita Mas
 
274264497 cara-memperbaiki-bangunan-sederhana-yang-rusak-akibat-gempa
274264497 cara-memperbaiki-bangunan-sederhana-yang-rusak-akibat-gempa274264497 cara-memperbaiki-bangunan-sederhana-yang-rusak-akibat-gempa
274264497 cara-memperbaiki-bangunan-sederhana-yang-rusak-akibat-gempaRie Aizawa
 
Rumah Tradisional Bali
Rumah Tradisional BaliRumah Tradisional Bali
Rumah Tradisional BaliSyifa Alaina
 
Sni 2839-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan langit-langit untu...
Sni 2839-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan langit-langit untu...Sni 2839-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan langit-langit untu...
Sni 2839-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan langit-langit untu...Ellan Syahnoorizal Siregar
 
Ciri ciri kayu
Ciri ciri kayuCiri ciri kayu
Ciri ciri kayuAlif Akram
 
Sni 3434-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu untuk banguna...
Sni 3434-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu untuk banguna...Sni 3434-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu untuk banguna...
Sni 3434-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu untuk banguna...Ellan Syahnoorizal Siregar
 
Sni 7393-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan besi dan aluminium...
Sni 7393-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan besi dan aluminium...Sni 7393-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan besi dan aluminium...
Sni 7393-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan besi dan aluminium...Ellan Syahnoorizal Siregar
 
Jenis-jenis Sambungan Kayu
Jenis-jenis Sambungan KayuJenis-jenis Sambungan Kayu
Jenis-jenis Sambungan KayuCatur Prasetyo
 
Dasar sambungan kayu
Dasar sambungan kayuDasar sambungan kayu
Dasar sambungan kayuM Firdaus
 
16 unsur penunjang desain interior eksterior
16 unsur penunjang desain interior eksterior16 unsur penunjang desain interior eksterior
16 unsur penunjang desain interior eksteriorAan Kurniawan
 

Destacado (20)

Dasar dasar konstruksi kayu
Dasar dasar konstruksi kayuDasar dasar konstruksi kayu
Dasar dasar konstruksi kayu
 
Rencana Atap dan Detail Kuda Kuda
Rencana Atap dan Detail Kuda Kuda Rencana Atap dan Detail Kuda Kuda
Rencana Atap dan Detail Kuda Kuda
 
1472 mk struktur kayu
1472 mk struktur kayu1472 mk struktur kayu
1472 mk struktur kayu
 
RAB, TAHAP PEKERJAAN PEMBUATAN BANGUNAN DAN UNSUR - UNSUR PEMBANGUNAN
RAB, TAHAP PEKERJAAN PEMBUATAN BANGUNAN DAN UNSUR - UNSUR PEMBANGUNANRAB, TAHAP PEKERJAAN PEMBUATAN BANGUNAN DAN UNSUR - UNSUR PEMBANGUNAN
RAB, TAHAP PEKERJAAN PEMBUATAN BANGUNAN DAN UNSUR - UNSUR PEMBANGUNAN
 
Kbb_UII_Arsi 14_ a_kiki cs_kayu-lengkap_okky
Kbb_UII_Arsi 14_ a_kiki cs_kayu-lengkap_okkyKbb_UII_Arsi 14_ a_kiki cs_kayu-lengkap_okky
Kbb_UII_Arsi 14_ a_kiki cs_kayu-lengkap_okky
 
0821 8614 8884, jenis jenis genteng rumah, www.jualgentengbeton
0821 8614 8884, jenis jenis genteng rumah, www.jualgentengbeton0821 8614 8884, jenis jenis genteng rumah, www.jualgentengbeton
0821 8614 8884, jenis jenis genteng rumah, www.jualgentengbeton
 
274264497 cara-memperbaiki-bangunan-sederhana-yang-rusak-akibat-gempa
274264497 cara-memperbaiki-bangunan-sederhana-yang-rusak-akibat-gempa274264497 cara-memperbaiki-bangunan-sederhana-yang-rusak-akibat-gempa
274264497 cara-memperbaiki-bangunan-sederhana-yang-rusak-akibat-gempa
 
Rumah Tradisional Bali
Rumah Tradisional BaliRumah Tradisional Bali
Rumah Tradisional Bali
 
Pengertian Kayu
Pengertian KayuPengertian Kayu
Pengertian Kayu
 
Sni 2839-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan langit-langit untu...
Sni 2839-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan langit-langit untu...Sni 2839-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan langit-langit untu...
Sni 2839-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan langit-langit untu...
 
Ciri ciri kayu
Ciri ciri kayuCiri ciri kayu
Ciri ciri kayu
 
Kayu
KayuKayu
Kayu
 
Sni 3434-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu untuk banguna...
Sni 3434-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu untuk banguna...Sni 3434-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu untuk banguna...
Sni 3434-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu untuk banguna...
 
Sni 7393-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan besi dan aluminium...
Sni 7393-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan besi dan aluminium...Sni 7393-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan besi dan aluminium...
Sni 7393-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan besi dan aluminium...
 
struktur kayu I
struktur kayu Istruktur kayu I
struktur kayu I
 
Jenis-jenis Sambungan Kayu
Jenis-jenis Sambungan KayuJenis-jenis Sambungan Kayu
Jenis-jenis Sambungan Kayu
 
Dasar sambungan kayu
Dasar sambungan kayuDasar sambungan kayu
Dasar sambungan kayu
 
03 spek teknis
03 spek teknis03 spek teknis
03 spek teknis
 
16 unsur penunjang desain interior eksterior
16 unsur penunjang desain interior eksterior16 unsur penunjang desain interior eksterior
16 unsur penunjang desain interior eksterior
 
Bab iv
Bab ivBab iv
Bab iv
 

Similar a OPTIMASI KUDA-KUDA

Contoh wingwall
Contoh wingwallContoh wingwall
Contoh wingwalltanchul
 
Konstruksi gudang-baja
Konstruksi gudang-bajaKonstruksi gudang-baja
Konstruksi gudang-bajaasroel1995
 
Konstruksi gudang-baja
Konstruksi gudang-bajaKonstruksi gudang-baja
Konstruksi gudang-bajaekobudi27
 
STRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.ppt
STRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.pptSTRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.ppt
STRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.pptDitaLestari18
 
SNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.ppt
SNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.pptSNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.ppt
SNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.pptdarmadi ir,mm
 
Perhitungan turbin propeller poros horizontal
Perhitungan turbin propeller poros horizontalPerhitungan turbin propeller poros horizontal
Perhitungan turbin propeller poros horizontalSelly Riansyah
 
Lampiran perhit, pondasi
Lampiran perhit, pondasiLampiran perhit, pondasi
Lampiran perhit, pondasialpian nur
 
PPT BIMA HUTARI.pptx
PPT BIMA HUTARI.pptxPPT BIMA HUTARI.pptx
PPT BIMA HUTARI.pptxGentaPermata2
 
Poros present (elemen mesin)
Poros present (elemen mesin)Poros present (elemen mesin)
Poros present (elemen mesin)Khairul Fadli
 
Contoh soal-sambungan-baut
Contoh soal-sambungan-bautContoh soal-sambungan-baut
Contoh soal-sambungan-bautFebby Riantasari
 
S struktur-batang lentur murni
S struktur-batang lentur murniS struktur-batang lentur murni
S struktur-batang lentur murniiky
 
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirElemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirDewi Izza
 
Analisa dimensi dan biaya struktur baja
Analisa dimensi dan biaya struktur bajaAnalisa dimensi dan biaya struktur baja
Analisa dimensi dan biaya struktur bajamoses hadun
 
Perhitungan daun kemudi
Perhitungan daun kemudiPerhitungan daun kemudi
Perhitungan daun kemuditanalialayubi
 
10 rancang bangun load cell sebagai sensor gaya pada sistem uji
10   rancang bangun load cell sebagai sensor gaya pada sistem uji10   rancang bangun load cell sebagai sensor gaya pada sistem uji
10 rancang bangun load cell sebagai sensor gaya pada sistem ujiIvAn AQuin
 

Similar a OPTIMASI KUDA-KUDA (20)

Contoh wingwall
Contoh wingwallContoh wingwall
Contoh wingwall
 
Konstruksi gudang-baja
Konstruksi gudang-bajaKonstruksi gudang-baja
Konstruksi gudang-baja
 
Konstruksi gudang-baja
Konstruksi gudang-bajaKonstruksi gudang-baja
Konstruksi gudang-baja
 
STRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.ppt
STRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.pptSTRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.ppt
STRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.ppt
 
SNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.ppt
SNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.pptSNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.ppt
SNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.ppt
 
Perhitungan turbin propeller poros horizontal
Perhitungan turbin propeller poros horizontalPerhitungan turbin propeller poros horizontal
Perhitungan turbin propeller poros horizontal
 
Lampiran perhit, pondasi
Lampiran perhit, pondasiLampiran perhit, pondasi
Lampiran perhit, pondasi
 
PPT BIMA HUTARI.pptx
PPT BIMA HUTARI.pptxPPT BIMA HUTARI.pptx
PPT BIMA HUTARI.pptx
 
Pondasi
PondasiPondasi
Pondasi
 
Poros present (elemen mesin)
Poros present (elemen mesin)Poros present (elemen mesin)
Poros present (elemen mesin)
 
Contoh soal-sambungan-baut
Contoh soal-sambungan-bautContoh soal-sambungan-baut
Contoh soal-sambungan-baut
 
S struktur-batang lentur murni
S struktur-batang lentur murniS struktur-batang lentur murni
S struktur-batang lentur murni
 
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirElemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
 
Analisa dimensi dan biaya struktur baja
Analisa dimensi dan biaya struktur bajaAnalisa dimensi dan biaya struktur baja
Analisa dimensi dan biaya struktur baja
 
05.4 bab 4.pdf
05.4 bab 4.pdf05.4 bab 4.pdf
05.4 bab 4.pdf
 
1 pondasi
1 pondasi1 pondasi
1 pondasi
 
1 pondasi
1 pondasi1 pondasi
1 pondasi
 
kuliah kolom panjang
kuliah kolom panjangkuliah kolom panjang
kuliah kolom panjang
 
Perhitungan daun kemudi
Perhitungan daun kemudiPerhitungan daun kemudi
Perhitungan daun kemudi
 
10 rancang bangun load cell sebagai sensor gaya pada sistem uji
10   rancang bangun load cell sebagai sensor gaya pada sistem uji10   rancang bangun load cell sebagai sensor gaya pada sistem uji
10 rancang bangun load cell sebagai sensor gaya pada sistem uji
 

OPTIMASI KUDA-KUDA

  • 1. 45 BAB III PERENCANAAN KUDA-KUDA 3.1 Dasar Teori 3.1.1 Perencanaan Komponen Struktur Tarik Dalam perencanaan komponen setruktur tarik pada kontruksi kayu, msks komponen struktur tarik hsrus direncanakan untuk memenuhi ketentuan sebaga berikut: T_u ≤ γ∅,T' Dimana ; Gaya tarik terfaktor. = Faktor waktu yang diperlukan sesuai dengan tabel: 2.7 ∅ Faktor tahanan tarik sejajar serat: 0,80 = Tahanan tarik terkoreksi. Tahanan terkoreksi adalah diperoleh dari hasil perkalian antara tahanan acuan dengan dengan faktor –faktor atau data ditulis seperti rumus dibawah: = . . . … … . Dimana : = Tahanan terkoreksi . = Tahanan acuan / = Faktor – faktor koreksi (sesuai materi butir: 3.2) Dengan pertimbangan khusus , komponen- komponen sertuktu tidak boleh ditarik. 3.1.2 Perencanaan Komponen Struktur Tekan. Dalam perencanaan komponen struktur tekan pada konstruksi kayu, maka komponen struktur tekan harus direncanakan sedemikian sehingga: ≤ ′ Dimana: = Gaya tekan terfaktor = Faktor waktu yang diperlukan sesuai tabel II-6. = Faktor tahanan tekan sejajar serat = 0,90 = Tahanan tekan terkoreksi Tahanan terkoreksi sambungan diperoleh dari hasil perkalian antara tahanan acuan sambungan dengan factor-faktor atau dapat ditulis seperti rumus berikut :
  • 2. 46 = . . . … … … Dimana : P’ = Tahanan Terkoreksi P. = Tahana acuan C1s/d n = Faktor-faktor koreksi 3.1.3 Panjang Efektif Kolom. Panjang kolom tak-terkekang atau panjang bagian kolom tak-terkekang, l, harus harus diambil sebagai jarak pusat-ke-pusat pengekang lateral.Panjang kolom tak-terkekang harus ditentukan baik terhadap sumbu lemah dari komponen tersebut. Panjang efektif kolom, le untuk arah yang ditinjau harus di ambil sebagai Ke, l, dimana Keadalah factor panjang tekuk untuk panjang komponen struktur tekan.Ke tergantung pada kondisi ujung kolom dan ada atau tidak adanya goyangan. Untuk kolom tanpa goyangan pada arah yang ditinjau, factor panjang tekuk, Ke harus diambil sama dengan satu keculi jika analisis memperlihatkan bahwa kondisi kekangan ujung kolom memungkinkan digunakannya factor panjang tekuk yang lebih kecil dariada satu. Untuk kolom dengan goyangan pada arah yang ditinjau, factor panjang tekuk, Ket harus lebih besar daripada satu dan ditentukan berdasarkan analisis mekanika dengan memperhitungkan kondisi kekangan ujung kolom. Nilai Ke untuk beberapa jenis kondisi kekangan ujung dan untuk keadaan dengan goyangan serta tanpa goyangan dapat ditentukan menggunakan hubungan pada gambar berikut : Tabel 0-1 Nilai Ke untuk kolom-kolom dengan beberapa jenis kekangan ujung Uraian Jenis Gambar Garis terputus menunjukan diagram kolom tertekuk Nilai Ke teoritis 0,5 0,7 1,0 1,0 2,0 2,0 Nilai Ke yang 0,65 0,80 1,20 1,00 2,10 2,40
  • 3. 47 dianjurkan untuk kolom yang mendekati kondisi idieil Kode Ujung Jepit Roll tanpa putaran sudut Sendi Ujung bebas 3.1.4 Kelangsingan Kolom. Kelangsingan kolom adalah perbandingan antara panjang efektif kolom pada arah yang ditinjau terhadap jari-jari girasi penampang kolom pada arah itu, atau : = . ≤ 175 Dimana untuk r (jari-jari girasi) dapat dihitung berdasarkan persamaan berikut : 1. Jari-jari girasi penampang persegi = 12 = 1 12 = 0,2887. → dengan b<d 2. Jari-jari girasi penampang bulat r =0,25.D 3.1.5 Tahanan Kolom Praktis. Tahanan tekan kolom ditentukan berdasarkan kelangsingan penampang kolom pada arah yang paling kritis. Tahan tekan kolom terkoreksi ditetapkan sebagai berikut : = ∗ = Dimana factor kestabilan kolom, Cp dapat dihitung dengan persamaan berikut : = 1 + 2 − 1 + 2 − Dengan : = ∅ dan = ( ) = Dimana :
  • 4. 48 A = Luas penampang bruto, … … mm2 F* c = Kuat tekan terkoreksi sejsjsr serat ( setelah dikalikan semua factor koreksi Kecuali, Cp), ……N E’05 = Nilai modulus elastis lentur terkoreksi pada persentil ke lima, …… Mpa Pe = Tahanan tekuk kritis (euler) pada arah yang ditinjau, ……N. P’0 = Tahanan tekan aksial terkoreksi sejajara serat pada kelangsingan kolom sama dengan nol, ……N. c = 0,80 untuk batang massif c = 0,85 untuk tiang dan pancang bundar c = 0,90 untuk glulam ( kayu laminasi structural ) dan kayu komposit struktural. Øc = Faktor tahanan tekan = 0,90 Øs = Faktor tahanan stabilitas = 0,85 Nilai momen Inersia, I nilai E’05 dan panjang efektif, Kel harus diambil pada arah yang sedang ditinjau. Nilai c untuk kolom selai glulam (kayu laminasi struktural), tiang, dan pancang, harus diambil 0,80, keculai bila nilai yang lebih besar dapat digunakan berdasarkan percobaan.
  • 5. 49 3.2 Pembebanan pada kuda-kuda 3.2.1 Beban Mati (D) Berdasarkan Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung, berat bahan untuk atap dari asbes adalah 11 Kg/m2 , Berat eternit (dengan ketebalan 4 mm) = 11 Kg/m2 dan berat penggantung =7 Kg/m2 . Dimensi gording yang digunakan adalah 10/16 Beban asbes yang bekerja pada gording (PDa) = 11 / × × − 1 = 11 / × 1,11 × 3,00 = 36,63 2 = 11 / × 2,36 × 3,00 = 77,88 3 = 11 / × 2,50 × 3,00 = 82,5
  • 6. 50 Beban Gording (PDb) Beban Gording = 15,198 / = × − = 15,198 kg/m × 3 = 45,594 Berat kuda-kuda dan Sambungan (PDc) Titik simpul atas : A, G, L, H, K, I, J Titik simpul bawah : B, C, D, E, F P = ρ × Luas penampang kuda − kuda × panjang batang kuda − kuda P ( ) = × − = 949,9 / × (0,06 × 0,12 ) = 6,839 / 6 cm 12 cm
  • 7. 51 L = 1/2(jumlah panjang batang yang dipikul oleh titik buhul) Berat sambungan dianggap 10% dari berat kuda-kuda. Titik` Penamaan beban L batang = P kuda-kuda (Kg)= 6,839x L batang P kuda- kuda+sambungan (Kg) = 1/2 P Batang titik buhul A,G PDc1 2,07 14,157 15,572 B,F PDc2 2,59 17,713 19,484 C,E PDc3 3,34 22,842 25,126 D PDc4 7,16 48,967 53,864 L,H PDc5 4,13 28,245 31,070 K,I PDc6 5,28 36,110 39,721 J PDc7 4,3 29,408 32,348 Berat Plafond dan penggantung (PDd) Berat plafond dan penggantung = (11 + 7) = 18 / P = 18 kg/m × jarak titik buhul bawah × jarak antar kuda − kuda P 1 = 18 kg/m × 0,96 m × 3 m = 51,84kg P 2 = 18 kg/m × 2,04 × 3 = 110,16 P 3 = 18 k/m x 2,17 × 3 = 117,18
  • 8. 52 Beban mati pada titik simpul A dan G titik simpul PDa (Kg) PDb (Kg) PDc (Kg) PDd (N) PD=(PDa+PDb+PDc+PDd) (Kg) Nama beban A 36,63 45,594 15,572 51,84 104,042 PD1 G 36,63 45,594 15,572 51,84 104,042 PD7 Baban mati pada titik simpul atas titik simpul PDa (Kg) PDb (Kg) PDc (Kg) PD=(PDa+PDb+PDc) (Kg) Nama Beban H 77,88 45,594 31,070 108,95 PD6 I 82,5 45,594 39,721 122,221 PD5 J 82,5 45,594 32,348 114,848 PD4 K 82,5 45,594 39,721 122,221 PD3 L 77,88 45,594 31,070 108,95 PD2
  • 9. 53 Beban mati pada titik simpul bawah titik simpul PDc (Kg) PDd (Kg) PD=(PDc+PDd) (Kg) Nama Beban B 19,484 110,16 129,644 PD8 C 25,126 117,18 142,306 PD9 D 53,864 117,18 171,044 PD10 E 25,126 117,18 142,306 PD11 F 19,484 110,16 129,644 PD12 3.2.2 Beban Hidup di Atap (La) Berdasarkan Peraturan pembebanan Indonesia untuk Gedung, beban hidup terpusat pada atap adalah 100 kg, PL = 100 kg
  • 10. 54 3.2.3 Beban Hujan ( H ) Beban merata untuk air hujan =W = 40 − 0,8β = 40 − 0,8(30) = 16 kg/m P = W × × − P 1 = 16 kg/m × 1,11 m × 3,00 m = 53,28 kg P 2 = 16 kg/m × 2,36 m × 3,00 m = 113,28 kg P 3 = 16 kg/m × 2,50m × 3,00 m = 120 kg 3.2.4 Beban Angin ( W ) Berdasarkan Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG,1983, pasal 4.2 ayat 1), untuk bangunan yang jauh dari pantai, tekanan tiup minimumnya = 25 kg/m2 . Jika diasumsikan: 1. Tekanan angin adalah (W) 30 kg/m2 . 2. C bangunan tertutup Koe isien angin tekan = = 0,02β − 0,4 = 0,02(30) − 0,4 = 0,2 Koefisien angin hisap = −0,4 Bid//angin β +0,02β – 0,4 -0,4 -0,4+0,9 β ≤ 65°
  • 11. 55 Beban angin terbagi ke dua arah: Angin tekan Angin hisap Angin tekan ∶ C × W = 0,2 × 30 kg/m = 6 kg/m P = angin tekan × Jarak antar gording × jarak antar kuda − kuda Nama Beban Pw-tekan (kg) Sumbu x PW-tekan-x = Pw-tekan . cos 300 (kg) Sumbu y PW-tekan-y = Pw-tekan . sin 300 (kg) Pw1-tekan 19,98 17,30 9,99 Pw2-tekan 42,48 36,78 21,24 Pw3-tekan 45 38,97 22,50 Angin hisap ∶ C × W = −0,4 × 30 kg/m = −12 kg P = angin hisap × Jarak antar gording × jarak antar kuda − kuda Nama Beban Pw-hisap (kg) Sumbu x PW-hisap-x = Pw-hisap .cos 300 (kg) Sumbu y PW-hisap-y = Pw-hisap . sin 300 (kg) Pw1-hisap -39,96 -34,60 -19,98 Pw2-hisap -84,96 -73.57 -42,48 Pw3-hiap -90 -77,94 -45 Angin Tiup Kanan Pw-tekan Pw-tekan-x Pw-tekan-y Pw-hisap-y Pw-hisap Pw-hisap-x
  • 13. 57 3.3 Kombinasi Pembebanan 3.3.1 Kombinasi 1 (1,4PD) Kombinasi 1,4D P PD(Kg) P=1,4PD (Kg) 1 104,042 145,6588 2 108,95 152,53 3 122,221 171,1094 4 114,848 160,7872 5 122,221 171,1094 6 108,95 152,53 7 104,042 145,6588 8 129,644 181,5016 9 142,306 199,2284 10 171,044 239,4616 11 142,306 199,2284 12 129,644 181,5016 3.3.2 Kombinasi 3 (1,2D + 1,6 (La atau H) + 0,5L atau 0,8W) Pada bagian titik buhul bawah beban yang bekerja pada perencanaan ini adalah hanya akibat beban mati saja.Sehingga pada bagian titik buhul bawah hanya menggunakan kombinasi 1. Pada kombinas 3, karena La lebih besar dari H maka yang digunakan dalam kombinasi pembebanan ini adalah La. Karena L tidak ada maka yang digunakan hanya beban akibat W. Pw-y adalah besar gaya akibat angina yang searah sumbu y. A. Akibat angin tiup kiri P PD(Kg) PLa (Kg) Pw-y (Kg) P=1,2PD+1,6PLa+0,8Pw-y (Kg) 1 104,042 100 9,99 292,8424 2 108,95 100 21,24 307,732 3 122,221 100 22,5 324,6652 4 114,848 100 -22,5 279,8176 5 122,221 100 -45 270,6652 6 108,95 100 -42,48 256,756
  • 14. 58 7 104,042 100 -19,98 268,8664 8 129,644 - - 155,5728 9 142,306 - - 170,7672 10 171,044 - - 205,2528 11 142,306 - - 170,7672 12 129,644 - - 155,5728 B. Akibat angin tiup kanan P PD(Kg) PLa (Kg) Pw-y (Kg) P=1,2PD+1,6PLa+0,8Pw-y (Kg) 1 104,042 100 -19,98 268,8664 2 108,95 100 -42,48 256,756 3 122,221 100 -45 270,6652 4 114,848 100 -22,5 279,8176 5 122,221 100 22,5 324,6652 6 108,95 100 21,24 307,732 7 104,042 100 9,99 292,8424 8 129,644 - - 155,5728 9 142,306 - - 170,7672 10 171,044 - - 205,2528 11 142,306 - - 170,7672 12 129,644 - - 155,5728 3.3.3 Kombinasi 6 (0,9D ± 1,3W atau 1,0 E) Karena beban akibat E tidak ada maka yang digunakan dalam kombinas adalah beban W. Pw-y adalah besar gaya akibat angina yang searah sumbu y. A. Akibat angin tiup kiri P PD(Kg) Pw-y (Kg) P=0,9PD+1,3Pw-y (Kg) 1 104,042 9,99 106,6248 2 108,95 21,24 125,667 3 122,221 22,5 139,2489 4 114,848 -22,5 74,1132 5 122,221 -45 51,4989
  • 15. 59 6 108,95 -42,48 42,831 7 104,042 -19,98 67,6638 8 129,644 - 116,6796 9 142,306 - 128,0754 10 171,044 - 153,9396 11 142,306 - 128,0754 12 129,644 - 116,6796 B. Akbat angin tiup kanan P PD(Kg) Pw-y (Kg) P=0,9PD+1,3Pw- y (Kg) 1 104,042 -19,98 67,6638 2 108,95 -42,48 42,831 3 122,221 -45 51,4989 4 114,848 -22,5 74,1132 5 122,221 22,5 139,2489 6 108,95 21,24 125,667 7 104,042 9,99 106,6248 8 129,644 - 116,6796 9 142,306 - 128,0754 10 171,044 - 153,9396 11 142,306 - 128,0754 12 129,644 - 116,6796 3.3.4 Rekapitulasi kombinasi 1, 3, dan 6 P Kombinasi 1 3-a.tiupkiri 3-a.tiupkanan 6-a.tiup_kiri 6-a.tiup_kanan 1 145,6588 292,8424 268,8664 106,6248 67,6638 2 152,53 307,732 256,756 125,667 42,831 3 171,1094 324,6652 270,6652 139,2489 51,4989 4 160,7872 279,8176 279,8176 74,1132 74,1132 5 171,1094 270,6652 324,6652 51,4989 139,2489 6 152,53 256,756 307,732 42,831 125,667 7 145,6588 268,8664 292,8424 67,6638 106,6248 8 181,5016 155,5728 155,5728 116,6796 116,6796 9 199,2284 170,7672 170,7672 128,0754 128,0754 10 239,4616 205,2528 205,2528 153,9396 153,9396
  • 16. 60 11 199,2284 170,7672 170,7672 128,0754 128,0754 12 181,5016 155,5728 155,5728 116,6796 116,6796 ∑ 2100,3052 2859,2776 2859,2776 1251,0972 1251,0972 Dari perbandingan jumlah beban dari kpmbinasi pada tabel di atas, beban yang paling besar terdapat pada kombinasi ketiga (3).Sehingga P yang digunakan adalah P pada kombinasi ketiga (3). Gambar pembebanan akibat kombinasi 3-a. tiup kiri Gambar pembebanan akibat kombinasi 3-b. tiup kanan
  • 17. 61 3.3.5 Perhitungan Gaya Dalam Tabel 0-2Rekapitulasi Panjang Batang: Batang Panjang Batang (meter) AL dan GH 2,22 LK, KJ, IJ, HI 2,50 DJ 3,61 AB dan GF 1,92 BL dan FH 1,11 BC, CD, DE, EF 2,16 CL dan EH 2,43 CK dan EI 2,36 DK dan DI 3,20 Panjang Bentang (L) = 12,50 meter Jumlah batang (m) = 21 Jumlah titik buhul (j) = 12 Syarat statis tertentu dalam yaitu: = 2 − 3 21 = (2 ∙ 12) − 3 21 = 24 − 3 21 = 21( )
  • 18. 62 3.3.5.1 Perhitungan untuk kombinasi 3 dengan angin tiup kiri C. Reaksi Perletakan ∑ = 0 . 12,5 − . 12,5 − ( + ). 10,58 − ( + ). 8,42 − ( + ). 6,25 − ( + ). 4,08 − ( + ). 1,92 = 0 = , , = 1468,6593 (↑) ∑ = 0 + − ∑ = 0 = ∑ − = 2859,2776 − 1468,6593 = 1390,6183 (↑)
  • 19. 63 ∑H = 0 + + + ( ∙ 2) + ( ∙ 2) + ( ) + ( ) = 0 = −396,07 (←)  Kontrol + = ∑ 1468,6593 + 1390,6183 = 2859,2776 kg , = , ( )  Perhitungan gaya-gaya Dalam Diasumsikan ∑V = 0 A − P + S = 0 S = −A + P = −1468,6593 + 292,8424 0,5 = −2351,6338 − kg , ∑ = 0 1 − + − 7. = 0 1 = − + 7 = 396,07 − 17,30 + 2022,4050 1 =2401,175kg Sin β = 1,11/2,22= 0,5 asumsi benar, s1 adalah batang tarik Cos β= 1,92/2,22= 0,86 Ah Av Pw1-tekan-x P1 S1 S7 β
  • 20. 64 Diasumsikan s13 dan s2 adalah batang tarik ∑ = 0 13 − = 0 13 = = 155,5728 ∑ = 0 2 − 1 = 0 1 = 2 = 2401,175 Asumsi benar, s13dan s2 adalah batang tarik Diasumsikan s8 dan s14 adalah batang tarik ∑ = 0 7. − 13 − + 8. − 14. = 0 8. − 14. = − 7. + 13 + = −712,5121............pers1 ∑ = 0 7. + 14. + 8. + = 0 8. + 14. = − 7. − = −2388,4138 ......pers2 8. − 14. = −712,5121 x sinα = 0,89 8. + 14. = −2388,4138x cosα = 0,45 Sin β1 = 1,11/2,22= 0,5 Cos β1= 1,92/2,22= 0,86 8. 0,445 − 14. 0,4005 = −634,1357 Sin β2 = 1,25/250 = 0,5 8. 0,3915 + 14. 0,4005 = −1074,7862 + Cos β2 = 2,17/250 = 0,87 8. 0,8365 = −1708,9219 Sin α = 2,17/2,43 = 0,89 Cos α = 1,11/2,43 = 0,45 8 = , , = −2042,9430 Asumsi salah, s8 adalah batang tekan ∑ = 0 7. + 14. − 8. + = 0 14. = − 7. − + 8. = −281,8246 14 = , = , , = −316,6568 Asumsi salah, s14 adalah batang tekan S1 S2 P8 S13 S7 S8P2 S13 S14 Pw2-tekan-x α β1 β2
  • 21. 65 Diasumsikan s15 dan s3 adalah batang tarik ∑ = 0 15 − − 14. = 0 15 = + 14. = 170,7672 + 316,6568 .0,45 = 313,2627 ∑ = 0 3 + 14. − 2 = 0 3 = 2 − 14. = 2401,175 − 281,8245 = 2119,3505 Asumsi benar, s15 dan s3 adalah batang tarik Sin α = 1,11/2,43 = 0,45 Cos α = 2,17/2,43 = 0,89 Diasumsikan s9 dan s16 adalah batang tarik ∑ = 0 8. − 15 − + 9. − 16. = 0 9. − 16. = − 8. + 15 + = −383,5436 ............pers1 ∑ = 0 8. + 16. + 9. + = 0 9. + 16. = − 8. − = −1816,1504......pers2 9. − 16. = −383,5436 x sinα = 0,68 9. + 16. = −1816,1504 x cosα = 0,74 Sin β1 =1/2 = 0,5 Cos β1 = 2,17/2,50 = 0,87 9. 0,34 − 16 0,5032 = −260,8096 Sin β2 = 1/2 = 0,5 9 0,6438 + 16 0,5032 = −1343,9513 + Cos β2 = 2,17/2,50 = 0,87 9 0,9838 = −1604,7609 Sin α = 2,17/3,20 = 0,68 Cos α = 2,36/3,20 = 0,74 9 = , , = −1631,1861 Asumsi salah, s9 adalah batang tekan ∑ = 0 8. + 16. − 9. + = 0 16. = − 8. − + 9. = −397,1985 16 = −397,1985 = −397,1985 0,68 = −584,1154 Asumsi salah, s16adalah batang tekan S2 S3 P9 S15S14 α S8 S9P3 S15 S16 Pw3-tekan-x α β1 β2
  • 22. 66 Diasumsikan s10 dan s17 adalah batang tarik ∑ = 0 9. + + + 10. = 0 10. = − 9. − − = −1536,0419 10 = −1536,0419 = −1536,0419 0,87 = −1765,5654 Asumsi salah, s10 adalah batang tekan ∑ = 0 9. + 10. − − 17 = 0 17 = 9. + 10. − = 1418,5581 Asumsi benar, s17 adalah batang tarik Sin β1 =1/2 = 0,5 Cos β1 = 2,17/2,50 = 0,87 Sin β2 = 1/2 = 0,5 Cos β2 = 2,17/2,50 = 0,87 Diasumsikan s12 dan s6 adalah batang tarik ∑ = 0 − + 12. = 0 12 = − + = −1390,6183 + 268,8664 0,5 = −2243,5038 Asumsi salah, s12 adalah batang tekan ∑ = 0 − 6 + + 12. = 0 6 = + 12. = 34,60 + 1929,4132 = 1964,0132kg asumsi benar, s6 adalah batang tarik Sin β = 1,11/2,22= 0,5 Cos β= 1,92/2,22= 0,86 S17 S9 S10 P4 Pw3-tekan-x Pw3-hisap-x β1 β2 S12 S6 Bv Pw1-hisap-x P7 β1
  • 23. 67 Diasumsikan s21 dan s5 adalah batang tarik ∑ = 0 21 − = 0 21 = = 155,5728 ∑ = 0 − 5 + 6 = 0 5 = 6 = 1964,0132 Asumsi benar, s21 dan s5 sadalah batang tarik Diasumsikan s11 dan s20 adalah batang tarik ∑ = 0 12. − 21 − + 11. − 20. = 0 11. − 20. = − 12. + 21 + = −709,4231............pers1 ∑ = 0 − 12. − 20. − 11. + = 0 11. + 20. = − 12. + = −1855,8432 ......pers2 11. − 20. = −709,4231 x sinα = 0,89 11. + 20. = −1855,8432x cosα = 0,45 Sin β1 = 1,11/2,22= 0,5 Cos β1= 1,92/2,22= 0,86 11. 0,445 − 20. 0,4005 = −631,3865 Sin β2 = 1,25/250 = 0,5 11. 0,3915 + 20. 0,4005 = −835,1294+ Cos β2 = 2,17/250 = 0,87 11. 0,8365 = −1466,5159 Sin α = 2,17/2,43 = 0,89 Cos α = 1,11/2,43 = 0,45 11 = , , = −1753,1571 Asumsi salah, s11 adalah batang tekan ∑ = 0 − 12. − 20. + 11. + = 0 20. = − 12. + 11. + = −330,5965 20 = , = , , = −371,4567 Asumsi salah, s20 adalah batang tekan S6S5 S21 P12 P6 Pw2-hisap-x S11 S12 S20 S21 β2 β1 α
  • 24. 68 Diasumsikan s19 dan s4 adalah batang tarik ∑ = 0 19 − − 20. = 0 19 = + 20. = 170,7672 + 371,4567.0,45 = 337,9227 ∑ = 0 − 4 − 20. + 5 = 0 4 = 5 − 20. = 1964,0132 − 330,5964 = 1633,4168 Asumsi benar, s19 dan s4 adalah batang tarik Sin α = 1,11/2,43 = 0,45 Cos α = 2,17/2,43 = 0,89 Diasumsikan s18 adalah batang tarik ∑ = 0 11. − 19 − − 10. − 18. = 0 18. = 11. − 19 − − 10. = − 614,7920 18 = −614,7920 = −614,7920 0,74 = −830,8 Asumsi salah, s18 adalah batang tekan. Sin β1 =1/2 = 0,5 Cos β1 = 2,17/2,50 = 0,87 Sin β2 = 1/2 = 0,5 Cos β2 = 2,17/2,50 = 0,87 Sin α = 2,17/3,20 = 0,68 Cos α = 2,36/3,20 = 0,74 S5S4 S19 P11 S20 α P5 Pw3-hisap-x S10 S11S18 S19 β2 β1 α
  • 25. 69 3.3.5.2 Perhitungan untuk kombinasi 3 dengan angin tiup kanan  Reaksi Perletakan ∑ = 0 ∙ 12,5 − ∙ 12,5 − ( + ) ∙ 10,58 − ( + ) ∙ 8,42 − ( + ) ∙ 6,25 − ( + ) ∙ 4,08 − ( + ) ∙ 1,92 = 0 = 23983,70 12,5 = 1468,6593 (↑) ∑ = 0 + − ∑ = 0 = ∑ − = 2859,2776 − 1468,6593 = 1390,6183 (↑) ∑ = 0 − − − ( )2 − − − ( )2 = 0 − 396,07 = 0 = 396,07  Kontrol + = ∑ 1468,6593 + 1390,6183 = 2859,2776 kg , = , ( )
  • 26. 70  Perhitungan gaya-gaya dalam Diasumsikan s12 dan s6 adalah batang tarik ∑ = 0 − + 12. = 0 12 = − + = −1468,6593 + 292,8424 0,5 = −2351,6338 Asumsi salah, s12 adalah batang tekan Sin β = 1,11/2,22= 0,5 Cos β= 1,92/2,22= 0,86 ∑ = 0 6 + − 12. = 0 6 = − + 12. = −17,30 + 2022,4050 6 = 2005,105kg asumsi benar, s1 adalah batang tarik Diasumsikan s21 dan s5 adalah batang tarik ∑ = 0 21 − = 0 21 = = 155,5728 ∑ = 0 5 − 6 = 0 6 = 5 = 2005,105 Asumsi benar, s21 dan s5 adalah batang tarik Av Pw1-tekan-x P7 S6 S12 β S6 S5 P12 S21
  • 27. 71 Diasumsikan s11 dan s20 adalah batang tarik ∑ = 0 12. − 21 − + 11. − 20. = 0 11. − 20. = − 12. + 21 + = −712,5121...........pers1 ∑ = 0 12. + 20. + 11. + = 0 11. + 20. = − 12. − = −2059,1850 ......pers2 11. − 20. = −712,5121 x sinα = 0,89 11. + 20. = −2059,1850x cosα = 0,45 Sin β1 = 1,11/2,22= 0,5 Cos β1= 1,92/2,22= 0,86 11. 0,445 − 20. 0,4005 = −634,1357 Sin β2 = 1,25/250 = 0,5 11. 0,3915 + 20. 0,4005 = −926,6332 + Cos β2 = 2,17/250 = 0,87 11. 0,8365 = −1560,7689 Sin α = 2,17/2,43 = 0,89 Cos α = 1,11/2,43 = 0,45 11 = , , = −1865,8325 Asumsi salah, s11 adalah batang tekan ∑ = 0 12. + 20. − 11. + = 0 20. = − 12. − + 11. = −435,9107 20 = , = , , = −489,7873kg Asumsi salah, s20 adalah batang tekan Diasumsikan s19 dan s4 adalah batang tarik ∑ = 0 19 − − 20. = 0 19 = + 20. = 170,7672 + 220,4042 = 391,1714 ∑ = 0 4 + 20. − 5 = 0 4 = 5 − 20. = 2005,105 − 435,9106 = 1569,1944 Asumsi benar, s19 dan s4 adalah batang tarik Sin α = 1,11/2,43 = 0,45 Cos α = 2,17/2,43 = 0,89 S12 S11P6 S21 S20 Pw2-tekan-x α β1 β2 S5 S4 P11 S19S20 α
  • 28. 72 Diasumsikan s10 dan s18 adalah batang tarik ∑ = 0 11. − 19 − + 10. − 18. = 0 10. − 18. = − 11. + 19 + = −217,0796............pers1 ∑ = 0 11. + 18. + 10. + = 0 10. + 18. = − 11. − = −1662,2442......pers2 10. − 18. = −217,0796 x sinα = 0,68 10. + 18. = −1662,2442 x cosα = 0,74 Sin β1 =1/2 = 0,5 Cos β1 = 2,17/2,50 = 0,87 10. 0,34 − 18 0,5032 = −147,6141 Sin β2 = 1/2 = 0,5 10 0,6438 + 18 0,5032 = −1230,0607 + Cos β2 = 2,17/2,50 = 0,87 10 0,9838 = −1377,6748 Sin α = 2,17/3,20 = 0,68 Cos α = 2,36/3,20 = 0,74 10 = , , = −1400,3606 Asumsi salah, s10 adalah batang tekan ∑ = 0 11. + 18. − 10. + = 0 18. = − 11. − + 10. = −443,9305 18 = , = , , = −652,8389 Asumsi salah, s18 adalah batang tekan S11 S10P5 S19 S18 Pw3-tekan-x α β1 β2
  • 29. 73 Diasumsikan s17 dan s9 adalah batang Tarik ∑ = 0 10. + + + 9. = 0 9. = − 10. − − = −1335,2237 9 = −1335,2237 = −1335,2237 0,87 = −1534,7398 Asumsi salah, s9 adalah batang tekan ∑ = 0 9. + 10. − − 17 = 0 17 = 9. + 10. − = 1187,7326 Asumsi benar, s17 adalah batang tarik Sin β1 =1/2 = 0,5 Cos β1 = 2,17/2,50 = 0,87 Sin β2 = 1/2 = 0,5 Cos β2 = 2,17/2,50 = 0,87 Diasumsikan s7 dan s1 adalah batang Tarik ∑ = 0 − + 7. = 0 7 = − + = −1390,6183 + 268,8664 0,5 = −2243,5038 Asumsi salah, s7 adalah batang tekan ∑ = 0 − 1 − ℎ + + 7. = 0 1 = + 7. − ℎ = 34,60 + 1929,4132 − 396,07 1 = 1567,9432 asumsi benar, s1 adalah batang Tarik Sin β = 1,11/2,22= 0,5 Cos β= 1,92/2,22= 0,86 S17 S10 S9 P4 Pw3-tekan-x Pw3-hisap-x β1 β2 S7 S1 Bv Pw1-hisap-x P1 β1 Bh
  • 30. 74 Diasumsikan s13 dan s2 adalah batang Tarik ∑ = 0 13 − = 0 13 = = 155,5728 ∑ = 0 − 2 + 1 = 0 2 = 1 = 1567,9432 Asumsi benar, s13 dan s2 adalah batang tarik Diasumsikan s8 dan s14 adalah batang tarik ∑ = 0 7. − 13 − + 8. − 14. = 0 8. − 14. = − 7. + 13 + = −709,4231............pers1 ∑ = 0 − 7. − 14. − 8. + = 0 8. + 14. = − 7. + = −1855,8432 ......pers2 8. − 14. = −709,4231x sinα = 0,89 8. + 14. = −1855,8432 x cosα = 0,45 Sin β1 = 1,11/2,22= 0,5 Cos β1= 1,92/2,22= 0,86 8. 0,445 − 14. 0,4005 = −631,3865 Sin β2 = 1,25/250 = 0,5 8. 0,3915 + 14. 0,4005 = −835,1294 + Cos β2 = 2,17/250 = 0,87 8. 0,8365 = −1466,5159 Sin α = 2,17/2,43 = 0,89 Cos α = 1,11/2,43 = 0,45 8 = , , = −1753,1570 Asumsi salah, s8 adalah batang tekan ∑ = 0 − 7. − 14. + 8. + = 0 14. = − 7. + 8. + = −330,5966 14 = , = , , = −371,4568 Asumsi salah, s14 adalah batang tekan S1S2 S13 P8 P2 Pw2-hisap-x S8 S7S14 S13 β2 β1 α
  • 31. 75 Diasumsikan s23 dan s3 adalah batang tarik ∑ = 0 15 − − 14. = 0 15 = + 14. = 170,7672 + 167,1555 = 337,9227 Sin α = 1,11/2,43 = 0,45 Cos α = 2,17/2,43 = 0,89 ∑ = 0 − 3 − 14. + 2 = 0 3 = 2 − 14. = 1567,9432 − 330,5965 = 1237,3467 Asumsi benar, s15 dan s3 adalah batang tarik Diasumsikan s16 adalah batang Tarik ∑ = 0 8. − 15 − − 9. − 16. = 0 16. = 8. − 15 − − 9. = −499,3793 16 = −499,3793 = −499,3793 0,74 = −674,8368 Asumsi salah, s16 adalah batang tekan. Sin β1 =1/2 = 0,5 Cos β1 = 2,17/2,50 = 0,87 Sin β2 = 1/2 = 0,5 Cos β2 = 2,17/2,50 = 0,87 Sin α = 2,17/3,20 = 0,68 Cos α = 2,36/3,20 = 0,74 S2S3 S15 P9 S14 α P3 Pw3-hisap-x S9 S8 S16 S15 β2 β1 α
  • 32. 76 Tabel 0-3 Rekapitulasi Perhitungan Gaya Dalam Nama batang Kombinasi 3-a.tiup kiri Kombinasi 3-a.tiup kanan Tekan (-)(kg) Tarik (+)(kg) Tekan (-)(kg) Tarik (+)(kg) s1 2401,175 1567,9432 s2 2401,175 1567,9432 s3 2119,3505 1237,3467 s4 1633,4168 1569,1944 s5 1964,0132 2005,105 s6 1964,0132 2005,105 s7 2351,6338 2243,5038 s8 2042,943 1753,157 s9 1631,1861 1534,7398 s10 1765,5654 1400,3606 s11 1753,1571 1865,8325 s12 2243,5038 2351,6338 s13 155,5728 155,5728 s14 316,6568 371,4568 s15 313,2627 337,9227 s16 584,1154 674,8368 s17 1418,5581 1187,7326 s18 830,8 652,8389 s19 337,9227 391,1714 s20 371,4567 489,7873 s21 155,5728 155,2728
  • 33. 77 Tabel 0-4 Gaya Dalam Terbesar Dari Kedua Kombinasi Di Atas Nama batang Gaya Dalam Kombinasi 3 Tekan (-)(kg) Tarik (+)(kg) s1 2401,175 s2 2401,175 s3 2119,3505 s4 1633,4168 s5 2005,105 s6 2005,105 s7 2351,6338 s8 2042,943 s9 1631,1861 s10 1765,5654 s11 1865,8325 s12 2351,6338 s13 155,5728 s14 371,4568 s15 337,9227 s16 674,8368 s17 1418,5581 s18 830,8 s19 391,1714 s20 489,7873 s21 155,5728
  • 34. 78 3.3.5.3 Kontrol Kuda – Kuda Yang Menerima Gaya Tarik dan Tekan Dari tabel gaya dalam akibat kombinasi 3 diatas, dipilih gaya-gaya terbesar untuk kontrol terhadap gaya tarik dan tekan sebagai berikut: a. Kuda – kuda yang menerima gaya tarik : Karena dalam mengontrol kuat tarik, panjang dari batang yang akan dikontrol tidak mempengaruhi kemampuan batang menerima tarik, maka dipilih Nu terbesar dari batang yang menerima tarik, yaitu : Batang 1 dengan, Nu = 2401,175 Kg= 24011,75Ndengan panjang batang 1,92 m Ketentuan untuk perencanaan komponen struktur tarik adalah : ≤ ∅ ′  Untuk menentukan kuat tarik sejajar serat (Ft) dicari pada tabel II-1 untuk kode kayu E15, maka Ft = 31MPa = 31 N/mm2 .  Untuk menentukan nilai rasio tahanan dicari pada tabel II-3 untuk kelas mutu kayu B, maka rasio tahanan = 0,63.  Untuk menentukan nilai faktor koreksi layanan basah (Cm) dicari pada tabel II- 7 untuk balok kayu 6/12, untuk kondisi acuan kuat tarik sejajar serat, maka Cm = 1  Untuk menentukan nilai faktor koreksi tempratur (Ct) dicari pada tabel II-8 untuk T≤38°C, maka Ct = 1.  Sedangkan untuk faktor koreksi pengawetan (Cpt)dan faktor koreksi tahana api (Crt) ditentukan berdasarkan spesifikasi pemasok adalah 1. F∗ = (F . rasio tahanan). C . C . C . C F∗ = (31 × 0,63) × 1 × 1 × 1 × 1 = 19,53 N/mm A = A − (A atau A ) Dianggap A atau A = . d × b = 40 × 60 = 2400 mm A = b × d = 60 × 120 = 7200 mm A = A − A atau A = 7200 − 2400 = 4800 mm T = F∗ × A = 19,53 × 4800 = 93744N
  • 35. 79 Untuk menentukan faktor tahanan tarik (∅ ) ditentukan berdasarkan tabel II-5 dan faktor waktu ( ) ditentukan berdasarkan tabel II-6 untuk kombinasi pembebanan 3, maka di dapat: λ = 0,80 Øt = 0,80 λ∅ T = 0,8 × 0,8 × 93744 = 59996,16N  ∶ ≤ ∅ 24011,75N < 59996,16N Jadi komponen struktur tersebut aman terhadap tarik. b. Kuda – kuda yang menerima gaya tekan : Karena dalam mengontrol kuat tekan, panjang dari batang yang akan dikontrol mempengaruhi kemampuan batang menerima tekan, maka dipilih Pu terbesar dari masing-masing batang yang memiliki panjang berbeda, yaitu : Tabel 0-5 Batang Yang Menerima Tekan Batang yang menerima tekan Panjang batang (m) Batang yang mewakilkan Gaya Tekan (-) (kg) Gaya Tekan (-) (N) 7 dan 12 2,22 7 2351,6338 23516,338 8,9,10,11 2,50 8 2042,943 20429,43 14 dan 20 2,43 20 489,7873 4897,873 16 dan 18 3,20 18 830,8 8308 Ketentuan untuk perencanaan komponen struktur tekan adalah : ≤ ∅ ′ A. Untuk batang 7 dengan panjang 2,22 m Kontrol kelangsingan kolom: Kekangan ujungnya adalah jepit-jepit, sehingga ditentukan dalam tabel III-1 = 0,5 Dimana jari-jari girasi (r) untuk penampang persegi dengan b < d adalah : = 12 = 1 12 = 0,2887 ∙
  • 36. 80 = 0,2887 × 60 = 17,322 . ≤ 175 → . = , × , = 64,080 maka, kelangsingan kolom memenuhi syarat = ′ = 1 + α 2c − 1 + α 2c − α c α = P λ P′ → P = π E′ A . → = 6085,8 / A = b × d = 60 × 120 = 7200 mm P = 3,14 ∙ 6085,8 ∙ 7200 (64,080) = 105211,803 N  Untuk menentukan kuat tekan tegak lurus serat(Fc) dicari pada tabel II-1 untuk kode kayu E15, maka Fc = 31 N/mm2  Untuk menentukan nilai rasio tahanan dicari pada tabel II-3 untuk kelas mutu kayu B, maka rasio tahanan = 0,63.  Untuk menentukan nilai faktor koreksi layanan basah (Cm) dicari pada tabel II- 7 untuk balok kayu 6/12, untuk kondisi acuan kuat tekan sejajar serat, maka Cm = 0,80  Untuk menentukan nilai faktor koreksi tempratur (Ct) dicari pada tabel II-8 untuk T≤38°C, maka Ct = 1.  Sedangkan untuk faktor koreksi pengawetan (Cpt)dan faktor koreksi tahana api (Crt) ditentukan berdasarkan spesifikasi pemasok adalah 1. F∗ = (F . rasio tahanan). C . C . C . C F∗ = (31 × 0,63) × 0,80 × 1 × 1 × 1 = 15,624 N/mm P′ = A ∙ F∗ = 7200.15,624 = 112492,8 N Untuk menentukan faktor tahanan tekan (∅ ) dan faktor tahanan stabilitas (∅ ) ditentukan berdasarkan tabel II-5 dan faktor waktu ( ) ditentukan berdasarkan tabel II-6 untuk kombinasi pembebanan 3, maka di dapat: λ = 0,80 Øc = 0,90
  • 37. 81 Øs = 0,85 α = P λ P′ = 0,85 × 105211,803 0,80 × 0,90 × 112492,8 = 1,104 Untuk batang kayu masif, maka c = 0,80 = 1 + α 2c − 1 + α 2c − α c = 1 + 1,104 2(0,80) − 1 + 1,104 2(0,80) − 1,104 0,8 = 1,315 − 1,729 − 1,38 = 1,315 − 0,591 = 0,724 = 0,724 P = C P′ = 0,724 × 112492,8 = 81444,787N ∅ = 0,8 × 0,9 × 81444,787 = 58640,246N  ∶ ≤ ∅ 23516,338 N < 58640,246N Jadi komponen struktur tersebut aman terhadap tekan. B. Untuk batang 20 dengan panjang 2,43 m
  • 38. 82 Kontrol kelangsingan kolom: Kekangan ujungnya adalah jepit-jepit, sehingga ditentukan dalam tabel III-1 = 0,5 Dimana jari-jari girasi (r) untuk penampang persegi dengan b < d adalah : = 12 = 1 12 = 0,2887 ∙ = 0,2887 × 60 = 17,322 . ≤ 175 → . = , × , = 70,142 maka, kelangsingan kolom memenuhi syarat = ′ = 1 + α 2c − 1 + α 2c − α c α = P λ P′ → P = π E′ A . → = 6085,8 / A = b × d = 60 × 120 = 7200 mm P = 3,14 ∙ 6085,8 ∙ 7200 (70,142) = 87811,860 N  Untuk menentukan kuat tekan tegak lurus serat(Fc) dicari pada tabel II-1 untuk kode kayu E15, maka Fc = 31 N/mm2  Untuk menentukan nilai rasio tahanan dicari pada tabel II-3 untuk kelas mutu kayu B, maka rasio tahanan = 0,63.  Untuk menentukan nilai faktor koreksi layanan basah (Cm) dicari pada tabel II- 7 untuk balok kayu 6/12, untuk kondisi acuan kuat tekan sejajar serat, maka Cm = 0,80  Untuk menentukan nilai faktor koreksi tempratur (Ct) dicari pada tabel II-8 untuk T≤38°C, maka Ct = 1.  Sedangkan untuk faktor koreksi pengawetan (Cpt)dan faktor koreksi tahana api (Crt) ditentukan berdasarkan spesifikasi pemasok adalah 1. F∗ = (F . rasio tahanan). C . C . C . C F∗ = (31 × 0,63) × 0,80 × 1 × 1 × 1 = 15,624 N/mm P′ = A ∙ F∗ = 7200.15,624 = 112492,8 N
  • 39. 83 Untuk menentukan faktor tahanan tekan (∅ ) dan faktor tahanan stabilitas (∅ ) ditentukan berdasarkan tabel II-5 dan faktor waktu ( ) ditentukan berdasarkan tabel II-6 untuk kombinasi pembebanan 3, maka di dapat: λ = 0,80 Øc = 0,90 Øs = 0,85 α = P λ P′ = 0,85 × 87811,860 0,80 × 0,90 × 112492,8 = 0,921 Untuk batang kayu masif, maka c = 0,80 = 1 + α 2c − 1 + α 2c − α c = 1 + 0,921 2(0,80) − 1 + 0,921 2(0,80) − 0,921 0,8 = 1,201 − 1,442 − 1,151 = 1.201 − 0,539 = 0,662 = 0,662 P = C P = 0,662 × 112492,8 = 74470,233 N ∅ = 0,8 × 0,9 × 74470,233 = 53618,568 N  ∶ ≤ ∅ 4897,873 N < 53618,568 N Jadi komponen struktur tersebut aman terhadap tekan.
  • 40. 84 C. Untuk batang 18 dengan panjang 3,20 m Kontrol kelangsingan kolom: Kekangan ujungnya adalah jepit-jepit, sehingga ditentukan dalam tabel III-1 = 0,5 Dimana jari-jari girasi (r) untuk penampang persegi dengan b < d adalah : = 12 = 1 12 = 0,2887 ∙ = 0,2887 × 60 = 17,322 . ≤ 175 → . = , × , = 92,368 maka, kelangsingan kolom memenuhi syarat = ′ = 1 + α 2c − 1 + α 2c − α c α = P λ P′ → P = π E′ A . → = 6085,8 / A = b × d = 60 × 120 = 7200 mm P = 3,14 ∙ 6085,8 ∙ 7200 (92,368) = 50636,816 N  Untuk menentukan kuat tekan tegak lurus serat(Fc) dicari pada tabel II-1 untuk kode kayu E15, maka Fc = 31 N/mm2  Untuk menentukan nilai rasio tahanan dicari pada tabel II-3 untuk kelas mutu kayu B, maka rasio tahanan = 0,63.  Untuk menentukan nilai faktor koreksi layanan basah (Cm) dicari pada tabel II- 7 untuk balok kayu 6/12, untuk kondisi acuan kuat tekan sejajar serat, maka Cm = 0,80  Untuk menentukan nilai faktor koreksi tempratur (Ct) dicari pada tabel II-8 untuk T≤38°C, maka Ct = 1.  Sedangkan untuk faktor koreksi pengawetan (Cpt)dan faktor koreksi tahana api (Crt) ditentukan berdasarkan spesifikasi pemasok adalah 1. F∗ = (F . rasio tahanan). C . C . C . C F∗ = (31 × 0,63) × 0,80 × 1 × 1 × 1 = 15,624 N/mm
  • 41. 85 P′ = A ∙ F∗ = 7200.15,624 = 112492,8 N Untuk menentukan faktor tahanan tekan (∅ ) dan faktor tahanan stabilitas (∅ ) ditentukan berdasarkan tabel II-5 dan faktor waktu ( ) ditentukan berdasarkan tabel II-6 untuk kombinasi pembebanan 3, maka di dapat: λ = 0,80 Øc = 0,90 Øs = 0,85 α = P λ P′ = 0,85 × 50636,816 0,80 × 0,90 × 112492,8 = 0,53 Untuk batang kayu masif, maka c = 0,80 = 1 + α 2c − 1 + α 2c − α c = 1 + 0,53 2(0,80) − 1 + 0,53 2(0,80) − 0,53 0,8 = 1,912 − 3,655 − 0,662 = 1,912 − 1,730 = 0,182 = 0,182 P = C P = 0,182 × 112492,8 = 20473,689 N ∅ = 0,8 × 0,9 × 20473,689 = 14741,056  ∶ ≤ ∅ 8308 < 14741,056 Jadi komponen struktur tersebut aman terhadap tekan.
  • 42. 86 D. Untuk batang 8 dengan panjang 2,50 m Kontrol kelangsingan kolom: Kekangan ujungnya adalah jepit-jepit, sehingga ditentukan dalam tabel III-1 = 0,5 Dimana jari-jari girasi (r) untuk penampang persegi dengan b < d adalah : = 12 = 1 12 = 0,2887 ∙ = 0,2887 × 60 = 17,322 . ≤ 175 → . = , × , = 72,162 maka, kelangsingan kolom memenuhi syarat = ′ = 1 + α 2c − 1 + α 2c − α c α = P λ P′ → P = π E′ A . → = 6085,8 / A = b × d = 60 × 120 = 7200 mm P = 3,14 ∙ 6085,8 ∙ 7200 (72,162) = 82964,5087 N  Untuk menentukan kuat tekan tegak lurus serat(Fc) dicari pada tabel II-1 untuk kode kayu E15, maka Fc = 31 N/mm2  Untuk menentukan nilai rasio tahanan dicari pada tabel II-3 untuk kelas mutu kayu B, maka rasio tahanan = 0,63.  Untuk menentukan nilai faktor koreksi layanan basah (Cm) dicari pada tabel II- 7 untuk balok kayu 6/12, untuk kondisi acuan kuat tekan sejajar serat, maka Cm = 0,80  Untuk menentukan nilai faktor koreksi tempratur (Ct) dicari pada tabel II-8 untuk T≤38°C, maka Ct = 1.  Sedangkan untuk faktor koreksi pengawetan (Cpt)dan faktor koreksi tahana api (Crt) ditentukan berdasarkan spesifikasi pemasok adalah 1. F∗ = (F . rasio tahanan). C . C . C . C F∗ = (31 × 0,63) × 0,80 × 1 × 1 × 1 = 15,624 N/mm P′ = A ∙ F∗ = 7200.15,624 = 112492,8 N
  • 43. 87 Untuk menentukan faktor tahanan tekan (∅ ) dan faktor tahanan stabilitas (∅ ) ditentukan berdasarkan tabel II-5 dan faktor waktu ( ) ditentukan berdasarkan tabel II-6 untuk kombinasi pembebanan 3, maka di dapat: λ = 0,80 Øc = 0,90 Øs = 0,85 α = P λ P′ = 0,85 × 82964,5087 0,80 × 0,90 × 112492,8 = 0,87 Untuk batang kayu masif, maka c = 0,80 = 1 + α 2c − 1 + α 2c − α c = 1 + 0,87 2(0,80) − 1 + 0,87 2(0,80) − 0,87 0,8 = 1,168 − 1,364 − 1,087 = 1,168 − 0,526 = 0,0,642 = 0,642 P = C P = 0,642 × 112492,8 = 72220,377 N ∅ = 0,8 × 0,9 × 72220,377 = 51998,671  ∶ ≤ ∅ 20429,43 N < 51998,671 Jadi komponen struktur tersebut aman terhadap tekan. Tabel 0-6 Kontrol Komponen Struktur Tekan Nama batang Panjang batang Pu (N) λØcP’ (N) Pu ≤ λØcP’ 7 dan 12 2,22 23516,338 58640,246 Ok 8,9,10,11 2,5 20429,43 51998,671 Ok 14 dan 20 2,43 4897,83 53618,568 Ok 16 dan 18 3,2 8308 14741,056 Ok Jadi, komponen struktur tersebut tahan terhadap gaya tekan.