Dokumen tersebut membahas tentang teknik pengambilan sampel dalam penelitian. Terdapat dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu probability sampling dan non-probability sampling. Probability sampling memberi kesempatan yang sama untuk terpilihnya setiap anggota populasi menjadi sampel, sedangkan non-probability sampling tidak memberi kesempatan yang sama. Beberapa teknik probability sampling diantaranya simple random sampling, stratified random sampling, dan cluster sampling.
1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Teknik adalah cara yang sudah dipikirkan masak-masak dan dilakukan dengan
mengikuti langkah-langkah tertentu guna mencapai tujuan yang hendak dicapai.
Sampel adalah contoh, representan atau wakil dari suatu populasi yang cukup
besar jumlahnya atau satu bagian dari keseluruhan yang dipilih dan representatif
sifatnya. Aktivitas pengumpulan sampel disebut sampling.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja macam-macam teknik pengambilan sampe?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui macam-macam teknik pengambilan sampel
1
2. D. Landasan Teori
Pengertian Teknik :
ROTHWELL & KAZANAS
Teknik adalah cara, pendekatan, atau proses untuk menyampaikan informasi
TITUS
Teknik adalah rangkaian cara dan langkah yang tertib dan terpola untuk
menegaskan bidang keilmuan.
MACQUARIE
Teknik adalah suatu cara melakukan sesuatu, terutama yang berkenaan
dengan rencana tertentu
Pengertian Sampel :
Menurut Sugiyono
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.
Menurut Arikunto
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
Menurut Latunnusa
Sampel adalah satu bagian dari populasi yang dipilih untuk mewakili
populasi.
Menurut Ismiyanto
Sample adalah sebagian dari totalitas subjek penelitian atau sebagian
populasi yang diharapkan dapat mewakili karakteristik populasi yang
penetapannya dengan teknik-teknik tertentu.
2
3. BAB II
PEMBAHASAN
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPLE
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Ronald (1995) mendefinisikan sampel adalah suatu himpunan bagian dari
populasi. Apabila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang
ada pada populasi, maka dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi.
Dari gambar teknik sampling dapat diketahui bahwa secara umum terdapat dua
kelompok teknik sampling yaitu: (1) probability sampling, dan (2) non-probability
sampling.
3
4. A. Probability Sampling
Probability sampling merupakan teknik penarikan sampel yang memberi
peluang /kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
terpilih menjadi sampel. Teknik sampling ini meliputi:
1. Simple Random Sampling
Untuk menghilangkan kemungkinan bias, kita perlu mengambil sampel random
sederhana atau sampel acak. Pengambilan sampel dari semua anggota populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota
poipulasi.
Dalam praktek produser Random sampling meliputi :
I. Cara Undian.
Pengambilan sampel secara undian ialah seperti layaknya orang melaksanakan
undian. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
1.) Membuat daftar yang berisi semua subyek, obyek, peristiwa atau kelompok
yang akan diselidiki.
2.) Memberi kode yang berupa angka-angka untuk semua yang akan diselidiki
dalam nomor 1.
3) Menulis kode tersebtu masing-masing pada selembar kertas kecil.
4) Menggulung setiap kertas kecil berkode tersebut.
5) Memasukkan gulungan-gulungan kertas tersebut dalam kaleng atau tempat
sejenis.
6) Mengocok baik-baik kaleng tersebut.
7) Mengambil satu persatu gulungan tersebut sejumlah kebutuhan.
4
5. II. Cara Ordinal.
Cara ini dilakukan dengan memilih nomor-nomor genap, gasal, atau kelipatan
tertentu. Langkahnya ialah : Membuat daftar yang berisi semua subyek, obyek peristiwa
atau kelompok yang akan diselidiki lengkap dengan nomor urutnya. Mengambil nomor-
nomor tertentu. Misalnya nomor-nomor gasal semua atau genap semua atau nomor-
nomor kelipatan.
III. Cara radomisasi dari table bilangan Random.
Cara ini menentukan para peneliti untuk memilih anggota sampel dengan
langkah :
1) Membuat daftar nomor dan nama subyek.
2) Membuat table yang berisi nomor-nomor subyek.
3) Menjatuhkan pencil secara sembarang pada petak-petak tebal yang berisi nomor-
nomor sampai diperoleh sebanyak anggota sampai yang dibutuhkan.
2. Proportinate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan apabila populasi mempunyai anggota/karakteristik yang
tidak homogen dan berstrata secara proportional. Sebagai contoh suatu
organisasi yang mempunyai pegawai dari latar belakang pendidikan yang
berstrata, maka populasi pegawai itu berstrata. Misalnya jumlah pegawai yang
lulus S1 = 45, S2 = 30, STM = 800, ST = 900, SMEA = 400, SD = 300. Jumlah
sampel yang harus diambil meliputi strata pendidikan tersebut. Teknik
Proportionate Stratified Random Sampling dapat digambarkan seperti gambar
berikut .
5
6. 3. Disproportionate Random sampling.
Dalam penarikan sampel maka personil yang berijazah S2 dan S3
semuanya diambil sebagai sampel, karena kedua kelompok tersebut
jumlahnya terlalu kecil jika dibandingkah dengan kelompok lainnya.
4. Cluster Sampling (sampling daerah)
Teknik sampling daerah (cluster sampling) digunakan untuk menentukan
sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya
penduduk suatu negara, propinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk
mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya
berdasarkan daerah dari populasi yang telah ditetapkan.
Sebagai contoh Indonesia terdiri dari 30 propinsi, sampel yang akan diambil
sebanyak 5 propinsi, maka pengambilan 5 propisnsi dari 30 propinsi dilakukan
secara random. Suatu hal yang perlu diingat adalah bahwa karena propinsi yang
ada di Indonesia juga berstrata, maka pengambilan sampel untuk 5 propinsi juga
dilakuykan dengan menggunakan teknik stratified random sampling. Teknik
cluster sampling dilakukan dalam dua tahap yaitu: (1) menentukan sampel
daerah, dan (2) menentukan orang-orang yang ada pada daerah dengan cara
sampling juga.. teknik ini digambarkan seperti pada gambar berikut:
6
7. B. Non-probability Sampling
Non-probability sampling adalah cara pengambilan sampel yang tidak semua
anggota populasi yang tidak semua anggota populasi diberi kesempatan untuk
dipilih menjadi sampel. Penelitian pendidikan, psikologi, adakalanya menggunakan
teknik ini, sebab mempertimbangkan factor tertentu, misalnya umur, tingkat
kedewasaan, tingkat kecerdasan dan lainnya. Teknik sampling ini meliputi:
1. Sampling Sistematis
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan
urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota
populasi yang terdiri dari 100 orang. Dori semua anggota itu diberi nomor urut,
yaitu nomor I sampai dengan nomor 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan
dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu,
misalnya kelipatan dari bilangan lima. Untuk ini maka yang diambil sebagai
sampel adalah nomor 1, 5, 10, 15, 20, dan seterusnya sampai 100.
7
8. 2. Sampling Quota
Teknik ini menghendaki pengambilan sampel dengan mendasarkan diri
pada Quotum (di Indonesia = kuotum). Peneliti harus terlebih dahulu
menetapkan jumlah subyek yang akan diselidiki. Subyek populasi harus
ditetapkan kriterianya untuk menetapkan kriteria sampel.
Ciri pokok dalam quota sampling ialah bahwa jumlah subyek yang
telah ditetapkan akan terpenuhi. Kelemahan utama teknik ini ialah para petugas
pengambil sampel kurang terawasi apakah kriteria-kriteria dalam populasi sudah
tercermin dalam sampel.
3. Sampling Aksidental
Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel, berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat
digunakan sebagai sampel, bila orang yang ditemukan pada waktu menentukan
sampel cocok dengan yang diperlukan sebagai sumber data
.
4. Purposive Sampling
Purposive sampling, adalah teknik penarikan sampel yang dilakukan
untuk tujuan tertentu saja. Misalnya akan melakukan penelitian tentang disiplin
pegawai, maka sampel yang dipilih adalah orang yang ahli dalam bidang
kepegawaian saja.
8
9. 5. Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penarikan sampel apabila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah
npopuloasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Istilah lain dari sampling jenuh ini
adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
6. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penarikan sampel yang mula-mula
dilakukan dalam jumlah kecil (informan kunci) kemudian sampai yang terpilih
pertama disuruh memilih sampel berikutnya, yang akhirnya jumlah sampel akan
bertambah banyak seperti bola salju yang bergelinding makin lama makin besar.
9
10. 7. Sampling Seadanya
Merupakan pengambilan sampel sebagian dari populasi berdasarkan
seadanya data atau kemudahannya mendapatkan data tanpa perhitungan
apapun mengenai derajat kerepresesntatipannya. Dalam pembuatan kesimpulan
masih sangat kasar dan bersifat sementara.
8. Sampling Purposif (sampling pertimbangan)
Sampling purposif dikenal juga dengan sampling pertimbangan, terjadi
apabila pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan perorangan
atau pertimbangan peneliti. Sampling purposif akan baik hasilnya di tangan
seorang ahli yang mengenal populasi. Cara penarikan sampel ini sangat cocok
digunakan untuk studi kasus.
9. Sampling Insidental
Sampling Insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan
peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan
ditemui itu cocok sebagai sumber data.
10
11. BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
Dari setiap teknik yang ada semua teknik memerlukan Analit untuk di analisis.
Jika kita ingin melakukan penelitian pada sesuatu populasi yang besar, kita tidak
perlu meneliti setiap unit dari populasi akan tetapi cukup hanya mengambil sebagian
saja (sampel).
Disamping itu untuk menghindari terjadinya Error, perlu adanya perencanaan
yang baik seperti halnya dalam pembuatan, buku panduan, serta konsep pengumpulan
dan pengolahan data
Demikian Makalah Yang Telah Kami Buat, Apabila Ada Kata
Dan Kesalahan Dalam Pengetikan Mohon Di Maafkan.
11