SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 42
Descargar para leer sin conexión
Strategi & Teknik Pembelajaran Prajabatan Golongan III




                Utomo, SH.,MA
  Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA
Nama        : Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA
TTL         : Yogyakarta, 15-07-1968
NIP         : 19680715 199401 1 001
Jabatan     : Kepala Pusat Kajian Manajemen Kebijakan/
              Peneliti Utama Bidang Administrasi Publik
Gol/Pangkat : IV-c / Pembina Utama Muda
Alamat Ktr : Jl. Veteran No. 10 Jakarta
              Telp. 021-3868202 ext. 179; Fax. 3800187
Alamt Rmh : Villa Melati Mas Blok M6/12A, Serpong
              Tangerang Selatan, HP. 0813-1786-9936
A. Perangkat & Prinsip Pembelajaran;
                       Pembelajaran;
    B. Metode/Teknik Pembelajaran:
       Metode/         Pembelajaran:
                      1. Film/Musik;
                         Film/Musik;
                     2. Bedah Kasus;
                                Kasus;
                  3. Pro dan Kontra;
                              Kontra;
     4. Mengenal Foto dan Kasusnya;
                            Kasusnya;
              5. Melempar Polemik;
                             Polemik;
                  6. Humor Korupsi;
                             Korupsi;
                7. Karikatur Korupsi;
                             Korupsi;
           8. Dongeng /Story telling;
               Dongeng/        telling;
                         9. Seminar.
RBPMD



Bahan                Rencana
                     Pembela-
                     Pembela-
Tayang                 jaran




    MPM           MODUL
RBPMD
Nama Diklat      :   Diklat Prajabatan Golongan III
Mata Diklat      :   Pemberantasan Korupsi
Alokasi Waktu :      30 Jam Pelajaran @ 45 menit = 1.350 menit
Deskripsi Singkat:   Mata Diklat ini membahas pengertian korupsi dan penyebabnya,
                                     perundang-
                     peraturan dan perundang-undangan tentang korupsi, dampak negatif
                     korupsi, sikap anti korupsi, pengidentifikasian korupsi serta penjelasan
                     prosedur pelaporan tindak pidana korupsi.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Kompetensi Dasar: Setelah mengikuti pembelajaran ini, Peserta sebagai aparatur
                  pemerintah diharapkan mampu menjelaskan tentang korupsi dan
                  penyebabnya, menjelakskan peraturan dan perundangan tentang
                  korupsi, sikap anti korupsi, pengidentifikasian korupsi, serta
                  penjelasan prosedur pelaporan tindak pidana korupsi.
Indikator Keberhasilan/Hasil Belajar: Setelah mengikuti pembelajaran ini, diharapkan
          Keberhasilan/      Belajar:                                ini,
                            mampu:
                    peserta mampu:
                                                penyebabnya;
                    1. Menjelaskan korupsi dan penyebabnya;
                                                                    korupsi;
                    2. Menjelaskan pearaturan perundangan tentang korupsi;
                                                    korupsi;
                    3. Menjelaskan dampak negatif korupsi;
                                     korupsi;
                    4. Bersikap anti korupsi;
                                                 korupsi;
                    5. Mengidentifikasi tindakan korupsi;
                                                                                korupsi.
                    6. Menjelaskan prosedur pelaporan terjadinya tindak pidana korupsi.
PRINSIP2 PEMBELAJARAN
 Patikan bahwa tujuan pembelajaran tercapai secara
 efektif.
 efektif.
 Perhatikan betul Time Management, jangan sampai waktu
                       Management,
                              selesai.
 habis sementara materi belum selesai.
 Pilihlah metode/teknik pembelajaran yg sesuai dengan
          metode/
 materi/sub
        /sub-         disampaikan,
 materi/sub-materi yg disampaikan, baik jumlah maupun
 jenisnya.
 jenisnya.
 Lakukan evaluasi diakhir sesi untuk meyakini bahwa
 materi cukup dimengerti oleh peserta. Jika mungkin, buat
                               peserta.     mungkin,
                                      kerja.
 juga rencana implementasi di tempat kerja.
 Jangan lupa bahwa strategi belajar pada Diklat Aparatur
         Andragogi,       Paedagogi. Maka,
 adalah Andragogi, bukan Paedagogi. Maka, cara anda
 bicara,
 bicara, cara menjawab, hingga cara mengevaluasi jangan
              menjawab,
                    top-
 mencerminkan pola top-down dan knowledge transfer yg
 searah.
 searah.
1. FILM / MUSIK




(Apakah kasus diatas termasuk dalam kategori korupsi?)
(Menganalisis kasus baik secara kronologis,
materi kasus, aspek yuridis, dsb)
Nama Terdakwa
Suwarna Abdul Fatah
Jabatan
Gubernur Kalimantan Timur Periode 1998-2006
Kasus
Saat menjabat sebagai Gubernur Kaltim, ia terbukti melakukan tindak
pidana korupsi di sektor kehutanan dan perkebunan.
Waktu Kejadian
Tahun 1999 – 2002
Kerugian Negara
Rp. 346,8 Miliar.
Vonis
Pengadilan Tinggi TIPIKOR menjatuhkan vonis kepada Suwarna Abdul
Fatah berupa pidana penjara selama 4 tahun dikurangi selama berada
dalam tahanan, dan denda sebesar Rp. 250.000.000,- (dua ratus lima
puluh juta rupiah) subsidiair 6 (enam) bulan kurungan.
»   Ia lahir di Bogor, 1 Januari 1944. Saat menjabat sebagai Gubernur Kalimantan Timur periode
    1998-2006, ia terbukti melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-sama dalam rentang
    waktu 1999-2002 atas kasus di sektor kehutanan dan perkebunan. Akibat perbuatannya itu,
    mengakibatkan kerugian negara sebesar Rp. 346,8 Miliar. Pada 19 Juni 2006, ia ditahan Penyidik
    KPK di Rutan Bareskrim Polri, hingga akhirnya dijatuhi vonis oleh Pengadilan Tinggi TIPIKOR
    berupa pidana penjara 4 tahun.
    Suwarna terbukti melakukan perbuatan melawan hukum yaitu telah memberikan rekomendasi
    areal perkebunan sawit, memberikan persetujuan sementara Hak Pengusahaan Hutan
    Tanaman Perkebunan (HPHTP Sementara) dan Ijin Pemanfaatan Kayu (IPK), memberikan
    Persetujuan prinsip pembukaan lahan dan pemanfaatan kayu dan memberikan Dispensasi
    Kewajiban Penyerahan Jaminan Bank (Bank Garansi) PSDH- DR IPK kepada perusahaan-
    perusahaan yang tergabung dalam Surya Dumai Group yang dikendalikan Martias alias Pung
    Kian Hwa, tanpa mengindahkan atau bertentangan dengan ketentuan teknis di bidang
    kehutanan dan perkebunan.
    Beberapa peraturan yang telah dilanggar antara lain PP Nomor 6 tahun 1999 tentang
    Pengusahaan Hutan dan Pemungutan Hasil Hutan pada Hutan Produksi, Keputusan Menteri
    Kehutanan dan Perkebunan Nomor 538/Kpts-II/1999 tanggal 12 Juli 1999 tentang Ijin
    Pemanfaatan Kayu serta Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor : 107/Kpts-
    II/1999 tanggal 3 Maret 1999 tentang Perizinan Usaha Perkebunan Keputusan Bersama Menteri
    Kehutanan, Menteri Pertanian, dan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 364/Kpts-
    II/1990. 519/Kpts/HK.050/7/90 23-VII-1990 tanggal 23 Juli 1990 tentang ketentuan pelepasan
    kawasan hutan dan pemberian hak guna usaha untuk pengembangan usaha pertanian,
    Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor 376/Kpts-II/1998 tanggal 8 April 1998
    tentang Kriteria Penyediaan Hutan Untuk Perkebunan Budidaya Kelapa Sawit dan Surat Edaran
    Direktorat Jenderal Pengusahaan Hutan Produksi Nomor : 1709/VI-PHH/1999 tanggal 27 Juli
    1999 tentang Kewajiban penyerahan Bank Garansi dana reboisasi (DR) dan provinsi sumber
    daya hutan (PSDH) bagi pemegang Ijin Pemanfaatan Kayu (IPK).
»   1999-2002
    Rekomendasi Pembangunan Areal Perkebunan Sawit
    Di tahun 1999, Suwarna memberikan rekomendasi untuk pembangunan perkebunan kelapa sawit kepada 10 (sepuluh)
    perusahaan yang tergabung dalam Surya Dumai Group, yaitu PT. Kaltim Bhakti Sejahtera seluas 30.000 ha, PT. Marsam Citra
    Adiperkasa seluas 20.000 ha, PT. Bumi Simanggaris Indah seluas 20.000 ha, PT. Tirta Madu Sawit Perkasa seluas 9.900 ha, PT.
    Sebuku Sawit Perkasa seluas 20.000 ha, PT. Bulungan Argo Jaya seluas 17.700 ha, PT. Repenas Bhakti Utama seluas 20.000 ha,
    PT. Bulungan Hijau Perkasa seluas 6.000 ha, PT. Borneo Bhakti Sejahtera seluas 20.000 ha, PT. Bumi Sawit Perkasa seluas 19.250
    ha. Pemberian rekomendasi itu berlanjut hingga tahun 2000, dengan memberikannya kepada 1 perusahaan yaitu PT. Berau
    Perkasa Mandiri seluas 18.000 ha.
    Keseluruhan rekomendasi areal perkebunan kelapa sawit yang diberikan oleh Suwarna kepada Surya Dumai Group telah
    melebihi 20.000 ha (dalam satu group untuk satu provinsi), yang mana bertentangan dengan Keputusan Menteri Kehutanan
    dan Perkebunan Nomor : 107/Kpts-II/1999 tanggal 3 Maret 1999 tentang Perizinan Usaha Perkebunan (luas maksimum lahan
    usaha perkebunan berskala besar untuk satu perusahaan atau group perusahaan adalah 20.000 ha dalam satu provinsi atau
    100.000 ha untuk seluruh Indonesia).
    Persetujuan Prinsip Pemanfaatan Kayu
    Selanjutnya Surya Dumai Group mengajukan permohonan Ijin Pemanfaatan Kayu (IPK) langsung kepada Dirjen Pengusahaan
    Hutan Produksi (PHP) Departemen Kehutanan dan Perkebunan yang dijabat oleh Waskito Suryodibroto dan Soegeng Widodo
    tanpa melalui Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur. Selain itu, dalam pengajuan tersebut
    tidak dilengkapi dengan areal tata batas kebun, belum ada Ijin Usaha Perkebunan (IUP), tidak ada studi kelayakan kebun
    sebagaimana disyaratkan dalam Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 538/Kpts-II/1999 tanggal 12 Juli
    1999 tentang Ijin pemanfaatan kayu dan Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor : 107/Kpts-II/1999 tanggal 3
    Maret 1999 tentang Perizinan Usaha Perkebunan.
    Suwarna pun tak ingin berlama-lama. Ia bahkan melakukan percepatan proses diperolehnya Ijin Pemanfaatan kayu (IPK) bagi
    perusahaan-perusahaan dengan meminta Waskito Suryodibroto selaku Dirjen Pengusahaan Hutan Produksi (PHP) agar segera
    memberikan persetujuan prinsip pemanfaatan kayu kepada perusahaan-perusahaan tersebut. Tak berapa lama, secara
    bertahap antara bulan Agustus -Desember 1999, Waskito telah memberikan persetujuan prinsip pemanfaatan kayu kepada 8
    perusahaan diantaranya PT. Kaltim Bhakti Sejahtera, PT. BUMI Simanggaris Indah, PT. Tirta Madu Sawit Perkasa, PT. Bulungan
    Argo Jaya, PT. Repenas Bhakti Utama, PT. Bulungan Hijau Perkasa, PT. Borneo Bhakti Sejahtera, PT. Bumi Sawit Perkasa.
    Selanjutnya, di bulan Mei-Juli 2000 Soegeng Widodo selaku Dirjen Pengelolaan Hutan Produksi (PHP) yang menggantikan
    Waskito Suryodibroto juga melanjutkan memberikan persetujuan prinsip pemanfaatan kayu kepada 4 perusahaan yaitu PT.
    Berau Perkasa Mandiri, PT. Sebuku Sawit Perkasa, PT. Marsam Citra Adiperkasa, dan PT. Bulungan Hijau Perkasa.
    Keseluruhan perusahaan-perusahaan yang diberikan persetujuan prinsip pemanfaatan kayu tersebut belum memenuhi
    persyaratan sebagaimana yang diatur dalam Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 538/Kpts-II/1999 tanggal
    12 Juli 1999 tentang Ijin pemanfataan kayu dan belum memperoleh Ijin Usaha Perkebunan (IUP) sebagaimana diatur dalam
    Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor : 107/Kpts-II/1999 tanggal 3 Maret 1999 tentang Perizinan Usaha
    Perkebunan.
»   Persetujuan Sementara Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Perkebunan (HPHTP Sementara)
»   Suwarna selanjutnya memberikan Persetujuan Sementara Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Perkebunan
    (HPHTP Sementara) dan Ijin Pemanfaatan Kayu (IPK) kepada PT. Bulungan Hijau Perkasa seluas 6.750 Ha
    sesuai dengan Keputusan Gubernur Kalimantan Timur No.522/332 /Proda.2.2 /EK tanggal 7 Januari 2000,
    padahal areal tersebut tumpang tindih dengan areal kerja PT. INHUTANI sebagaimana dinyatakan dalam
    Surat Kepala Badan Planologi Departemen Kehutanan dan Perkebunan Nomor; 513/VIII-PW/2000 tanggal 6
    Juni 2000, sehingga perbuatan Suwarna bertentangan dengan PP No. 6 Tahun 1999 tentang Pengusahaan
    Hutan Dan Pemungutan Hasil Hutan pada Hutan Produksi yang menyatakan: HPH tidak dapat diberikan
    dalam areal hutan yang telah diberikan Hak yang sudah ada sebelumnya.

    Ijin Pemanfaatan Kayu (IPK)
    Dari Januari hingga November 2000, Suwarna memerintahkan (secara lisan) kepada Uuh Aliyudin selaku
    Kakanwil Departemen Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur untuk menerbitkan 11
    (sebelas) Ijin Pemanfaatan Kayu (IPK) dan Ijin Pemanfaatan Kayu Perpanjangan kepada perusahaan-
    perusahaan yang tergabung dalam Surya Dumai Group.

    Persetujuan Prinsip Pembukaan Lahan dan Pemanfaatan Kayu
    Suwarna selanjutnya memberikan Persetujuan Prinsip Pembukaan Lahan dan Pemanfaatan Kayu kepada
    perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam Surya Dumai Group antara lain PT. Berau Perkasa Mandiri
    seluas 18.000 Ha dengan Surat Gubernur Kalimantan Timur No.521/10094/Proda.2.2/EK tanggal 20
    September 2000, PT. Sebuku Sawit Perkasa seluas 20.000 Ha dengan Surat Gubernur Kalimantan Timur No.
    521/10095/Proda.2.2/EK tanggal 21 September 2000, PT. BUMI Simanggaris Indah seluas 12.500 ha, dengan
    Surat Gubernur Kalimantan Timur No. 521/10097/Proda.2.2/EK tanggal 21 September 2000.

    Padahal Persetujuan Prinsip Pembukaan lahan bukanlah kewenangan seorang Gubernur, melainkan
    kewenangan Menteri Kehutanan dan Perkebunan (Menhutbun) berdasarkan Surat Keputusan Menteri
    Kehutanan dan Perkebunan No. 107/Kpts-II/1999 tanggal 3 Maret 1999 tentang Perizinan
    Usaha Perkebunan.
»   Dispensasi Kewajiban Penyerahan Jaminan Bank (Bank Garansi) PSDH-DR IPK
    Dalam rangka memberikan kemudahan Surya Dumai Group, Suwarna memberikan dispensasi yaitu
    dibebaskan dari kewajiban penyerahan Bank garansi PSDH-DR dalam setiap IPK yang diterbitkan dan IPK
    perpanjangan, padahal penyerahan jaminan bank (bank garansi) PSDH-DR IPK tersebut wajib dipenuhi oleh
    perusahaanperusahan tersebut sesuai dengan SK Menhutbun No. 538/Kpts-II/1999 tanggal 12 Juli 1999
    tentang Ijin Pemanfaatan Kayu dan Surat Edaran Direktorat Jenderal PHP Nomor : 1709/VI-PHH/1999 tanggal
    27 Juli 1999 tentang kewajiban penyerahan Bank garansi dana reboisasi (DR) dan Provisi Sumber Daya Hutan
    (PSDH) bagi pemegang Ijin Pemanfaatan Kayu (IPK).
    Dengan surat dispensasi yang dikeluarkan oleh Suwarna tersebut, serta perintah lisannya kepada Robian
    selaku PLT Kakanwil Departemen Kehutanan dan Perkebunan Kaltim dan Kepala Dinas Kehutanan Kaltim,
    tanpa adanya penelitian dan pengamatan di lapangan terlebih dahulu tentang realisasi pekerjaan
    perusahaan-perusahaan Surya Dumai Group dalam melakukan pembangunan perkebunan kelapa sawit,
    Robian pun menyetujui dan menerbitkan IPK yang baru dan perpanjangan IPK yang lama kepada
    perusahaan-perusahaan Surya Dumai Group - padahal perusahaan-perusahaan tersebut sama sekali tidak
    melakukan penanaman perkebunan kelapa sawit.


»   2006-2007
»   Pada 4 April 2006, Penuntut Umum KPK menyatakan bahwa Suwarna terbukti bersalah melakukan tindak
    pidana korupsi sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 2 Ayat (1) Jo. Pasal 18 Undang-undang
    Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dan
    ditambah dengan Undang-undang Nomor 20 tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 31
    tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana korupsi Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana Jo. Pasal 64
    ayat (1) KUHPidana.
    Atas perbuatannya itu, Suwarna dituntut pidana penjara selama 7 (tujuh) tahun dikurangi selama berada
    dalam tahanan dan denda sebesar Rp. 250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah ) subsidiair 6 ( enam)
    bulan kurungan.
    Dan pada 2007, Pengadilan Tinggi TIPIKOR menjatuhkan vonis kepada Suwarna Abdul Fatah berupa pidana
    penjara selama 4 tahun dikurangi selama berada dalam tahanan, dan denda sebesar Rp. 250.000.000,- (dua
    ratus lima puluh juta rupiah) subsidiair 6 (enam) bulan kurungan.
Nama Terdakwa
Mulyana Wira Kusumah
Kasus
Pengadaan kotak suara pemilihan umum 2004 dan percobaan
penyuapan BPK
Waktu Kejadian
2004-2005
Vonis
pidana penjara kepada terdakwa selama 3 tahun dan denda
sebesar Rp 50 Juta subsidair pidana kurungan selama 3 bulan
»   Mulyana Wira Kusumah adalah mantan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang menjabat sebagai
    Ketua Panitia Pengadaan Kotak Suara Pemilu pada tahun 2004. Mulyana lahir di Bogor, 23 Nopember 1948.
»   2005. Sekitar bulan Januari atau Februari tahun 2005, bertempat di kantor KPU Pusat, Mulyana mengadakan
    pertemuan dengan Susongko Suhardjo ( Wakil Sekjen KPU dan Penanggungjawab Kontrak Pengadaan Kotak
    Suara KPU ) untuk membahas kekhawatiran adanya kemungkinan hasil laporan pemeriksaan investigasi BPK
    tentang pengadaan kotak suara pemilu 2004 yang menunjukkan adanya indikasi KKN dalam proses
    pengadaan barang / jasa di KPU. Dari pertemuan tersebut, muncul kesepakatan untuk melakukan
    pendekatan dengan Tim Pemeriksaan Investigasi BPK.
»   Tanggal 3 Februari 2005, terdakwa mengadakan pertemuan dengan Khairiansyah Salman ( Tim Pemeriksaan
    Investigasi BPK ) di kantor KPU Pusat. Terdakwa berjanji akan memenuhi permintaan Tim Pemeriksa
    Investigasi KPK untuk menyerahkan dokumen yang berhubungan dengan proses pengadaan kotak suara.
»   Tanggal 25 Februari 2005, terdakwa menyerahkan tanggapan tertulis kepada Tim Pemeriksaan Investigasi
    BPK terhadap permasalahan yang berkaitan dengan proses lelang pengadaan kotak suara. Pada kesempatan
    yang sama, Richard Manusun Purba ( Sekretaris Panitia Pengadaan Kotak Suara ) meminta Tim Pemeriksaan
    Investigasi BPK untuk memberikan "bantuan" dalam proses pemeriksaan.
»   Tanggal 10 Maret 2005, terdakwa bersama dengan Susongko Suhardjo dan Mubari mengadakan pertemuan
    dengan Khairiansyah Salman di sebuah restaurant di Jakarta. Mereka meminta agar Khairiansyah Salman
    mau menghilangkan temuan tentang indikasi penyimpangan dalam pengadaan kotak suara dan mereka akan
    memberikan imbalan sebesar Rp 200 Juta hingga Rp 300 Juta.
»   Tanggal 3 April 2005, terdakwa bertemu dengan Khairiansyah Salman di sebuah hotel di daerah Slipi.
    Terdakwa menyerahkan uang senilai Rp 150 Juta kepada Khairiansyah Salman dengan maksud agar
    Khairiansyah membantu untuk membuat hasil laporan investigasi terlihat bersih dari segala hal yang
    berhubungan dengan KKN.
»   Tanggal 8 April 2005, terdakwa kembali bertemu dengan Khairiansyah Salman di hotel yang sama. Terdakwa
    menyerahkan uang senilai Rp 100 Juta kepada Khairiansyah dalam bentuk uang tunai senilai Rp 50 Juta dan 4
    lembar Travellers Cheque yang masing-masing bernilai Rp 25 Juta. Sesaat setelah penyerahan uang oleh
    terdakwa, petugas KPK yang sedari awal telah melakukan pemantauan, masuk ke dalam kamar hotel dan
    menangkap terdakwa.
»   Terdakwa bersalah karena telah melakukan tindak pidana korupsi dan diancam pidana dengan Pasal 5 ayat
    (1) huruf a Undang-undang Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
    sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 20 tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-
    undang Nomor 31 tahun 1999.
»   Pada tanggal 8 September 2005, Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
    menjatuhkan hukuman pidana penjara kepada terdakwa selama 3 tahun dan denda sebesar Rp 50 Juta
    subsidair pidana kurungan selama 3 bulan.
(Mengembangkan pemikiran terbuka, seimbang,
dan obyektif tentang korupsi)
Boediono bertanggungjawab dalam
kasus Bank Century?
Penalangan dana Rp 6,7 triliun ke Bank Century oleh LPS dianggap merugikan
keuangan negara. Boediono sebagai Gubernur Bank Indonesia saat itu dituntut
banyak pihak harus bertanggungjawab. Apakah Anda pro atau kontra dengan
tuntutan ini? (46 responden)

              Pro (73.91%)                              Kontra (26.09%)
                                           Pertanyaan yg sampai saat ini belum bisa
 Hasil Pansus Bank Century jelas-jelas     dijawab oleh PANSUS ialah kalau saat itu
 membuktikan keterlibatannya.              mereka ada diposisi ini kebijakan seperti
                                           apakah yg benar.
 Suatu keputusan pastilah dilakukan        Perlu dicari tahu apa latar belakang
 oleh petinggi di tempat tsb; mustahil     keputusan Boediono. Sepengakuan dia, itu
 petinggi tsb tidak tahu tentang rencana   untuk menyelamatkan dari kerugian
 pengucuran dana yg demikian besar.        negara yg lebih besar.

 Tuntutan pertanggungjawaban ini           Langkah Budiono sangat tepat sehingga
 sebenarnya merupakan tuntutan             Indonesia bukan hanya terbebas dari krisis
 RAKYAT INDONESIA melalui                  tapi menjadi negara yg pertumbuhan
 perwakilannya di DPR.                     ekonominya terbaik disaat krisis dibawah
                                           China dan India.
Apakah polisi bisa mengungkap motif
pembunuhan saksi korupsi PT RNI?
Kasus pembunuhan saksi korupsi PT Rajawali Nasional Indonesia Nasrudin Zulkarnaen
pada 14 Maret 2009 menyeret Ketua KPK Antasari Azhar. Ia ditahan di Polda Metro Jaya
karena disangka sebagai otak pembunuhan. Berita tentang kasus itu masih simpang siur,
mulai dari cinta segi tiga, korupsi, hingga jebakan. Menurut Anda, apakah polisi bisa
berhasil mengungkap motif sesungguhnya di balik kasus itu? (13 responden).



     Pro (15.38%)                            Kontra (84.62%)

                         Kasus AA tidak bisa dilanjutkan karena satu saksi bukan
                         saksi. Kalaupun dilanjutkan merusak tatanan hukum
                         karena pasal hukum kita seperti karet penafsirannya.
Optimis bisa terungkap
                         Imposible! Lha wong polisi kita mayoritas doyan ama
                         KORUPSI, gimana mau nangkap... namanya juga POL-ISI.
                         Udah POL yah diISI Lagi... RAKUS gak tuh?
4. Mengenali Foto dan Kasusnya
(Mengecek perhatian/kepedulian publik thd kasus
korupsi dan tingkat kemudahan melupakan korupsi)
Matan anggota Banggar DPR-RI, Wa Ode Nurhayati, divonis 6 tahun penjara
  oleh majelis hakim pengadilan Tipikor, setelah terbukti secara sah dan
 meyakinkan melakukan tindak pidana korupsi dan pencucian uang (TPPU)
  terkait alokasi Dana Penyesuaian Infrastruktur Daerah (DPID) untuk 3
                       Kabupaten di Provinsi Aceh.
Mantan Dirjen Otda, Oentarto Sindung
                                                   Mawardi, tersangka dalam kasus dugaan korupsi
                                                    penerbitan radiogram terkait pengadaan mobil
                                                       pemadam kebakaran yg berisi keharusan
                                                    menggunakan pompa bermerk Tohatsu type v
                                                   80 asm. Tipe alat pemadam kebakaran itu hanya
                                                    dimiliki oleh perusahaan Hengky Samuel Daud,
                                                                 PT Istana Sarana Raya.
   Mantan Gubernur Jabar, Danny Setiawan,
  dituntut hukuman empat tahun penjara atas
kasus dugaan korupsi pengadaan mobil pemadam
 kebakaran, ambulans, dan alat berat di Provinsi
            Jabar tahun 2003-2004.
Mantan Gubernur Akpol, Djoko Susilo,       Anggota DPR dari F-PDIP, Emir Moeis, diperiksa
  tersangka utama dugaan korupsi proyek         sbg saksi dlm kasus dugaan korupsi pemb.
        Simulator SIM tahun 2011                 dermaga & bandara di Indonesia Timur.




Jaksa Urip Tri Gunawan digiring dalam kasus     Al Amin Nasution tersangka kasus korupsi
                  suap BLBI                         hutan lindung di Kabupaten Bintan
5. Melempar Polemik (1)
• Apakah mengembalikan uang suap akan menghilangkan
  pidananya?
  (Wa Ode Nurhayati akan melakukan banding atas putusan Majelis
  Hakim Tipikor, 18/10/2012. Ia tetap bersikukuh tak bersalah dalam
  kasus itu, karena sudah mengembalikan uang pada penyuapnya).

• Siapakah yg harus bertanggungjawab terhadap sebuah dugaan
  korupsi: pejabat tertinggi dalam organisasi, atasan langsung,
  pelaku, ketua panitia? Apakah pertanggungjawaban bersifat
  kolektif (renteng) atau tunggal (individual)?
  (Mantan Karo Keuangan dan Rumah Tangga Kemenpora, Deddy
  Kusdinas, mengatakan bahwa dirinya selaku PPK bertanggungjawab
  kepada Menteri melalui Sesmen. Dalam hal ini, mantan Sesmen,
  Wafid Muharam, bertindak selaku KPA, sedangkan Andi
  Malarangeng sebagai PA).
5. Melempar Polemik (2)
• Layaknya mantan terpidana diangkat menjadi pejabat publik?
  (Azirwan, terpidana kasus penyuapan terhadap anggota DPR-RI, Al
  Amin Nasution pada tahun 2008, diangkat menjadi Kepala Dinas
  Kelautan dan Perikanan Prov. Kepulauan Riau).

• Apakah kebijakan dapat dipidana?
  (Pasal 50 KUHP: “Barang siapa melakukan perbuatan untuk
  melaksanakan ketentuan Undang-Undang, tidak dipidana”).
(Mencari & menemukan esensi
masalah korupsi dari sindiran /
satire)
Setelah proyek milyaran selesai, seorang Pejabat Departemen kedatangan tamu
konsultan merangkap kontraktor.
Konsultan: “Pak, ada hadiah dari kami untuk bapak. Saya parkir dibawah Toyota
           Innova.”
Pejabat: “Anda mau menyuap saya? Ini apa-apaan? Tender dah kelar kok. Jangan
           gitu ya, bahaya tau haree genee ngasih-ngasih hadiah.”
Konsultan: “Tolonglah pak diterima. kalau gak, saya dianggap gagal membina relasi
           oleh atasan.”
Pejabat: “Ah, jangan gitu dong. saya gak sudi!!”
Konsultan (mikir): “Gini aja, pak. gimana kalau bapak beli saja mobilnya…”
Pejabat: “Mana saya ada uang beli mobil mahal gitu!!” Saya kan PNS?

Konsultan menelpon atasannya..
Konsultan: “Saya ada solusi, Pak.. Bapak beli mobilnya dg harga Rp.10.000,- saja.”
Pejabat: “Bener ya? OK, saya mau.. Tapi ini bukan suap, ya?. Pake kwitansi ya..”
Konsultan: “Tentu, Pak..”Konsultan menyiapkan dan menyerahkan kwitansi.

Pejabat membayar dengan uang Rp 50 ribuan. Mereka pun bersalaman.
Konsultan (sambil membuka dompet): “Oh, maaf Pak. Ini kembaliannya Rp.40.000,-. “
Pejabat: “Gak usah pakai kembalian segala. Saya pake beli lagi aja. Tolong kirim
            4 mobil lagi kerumah saya ya…”
Konsultan: @#$%^&*(+!”}|?<)>&%$#@

                 http://infokorupsi.com/id/humor.php?ac=6&l=pejabat-anti-korupsi
Tahun 2003 dan 2004, China ditetapkan oleh para peneliti dan para aktivis anti
korupsi menjadi negara paling korup di dunia disusul kemudian Indonesia, India, Brasil
dan Peru.
Tahun 2005 China masih menduduki tempat teratas dan disusul oleh India, Brasil, Peru
dan Filipina.
Atas hasil penelitian itu, ketika Konferensi Asia Afrika Amerika di Taman Mini, seorang
pejabat/delegasi China menyatakan keheranannya kepada seorang pejabat Indonesia
yang menemuinya bersama beberapa pejabat negara-negara itu.
Delegasi China, "Hai, Pak Pejabat, sepertinya korupsi di Indonesia hampir menyamai di
negeri kami, tapi kok negara Anda bisa keluar dari lima besar, apakah sudah ada
gerakan anti korupsi besar-besaran di pemerintahan Anda?".
Delegasi India, Brasil, Peru, dan Filipina, "Iya nih kita juga terkejut deh mendengar
itu, bagaimana bisa?".
Dengan senyum ramah dan nada ceria sang pejabat Indonesia menjawab, "Ooo...
mudah saja, itu semua gampang diatur.".
Delegasi China, "Caranya Bagaimana?".
Pejabat Indonesia, "Caranya, siapkan uang sepantasnya dan berikan pada para peneliti
itu dengan permintaan supaya negara saya diturunkan dari peringkat lima besar...".
Delegasi China, "Oooo... Hebat, itu baru namanya koruptor hebat... masuk akal... hasil
penelitian pun bisa di korupsi..."
                http://infokorupsi.com/id/humor.php?ac=8&l=peringkat-korupsi-dunia
Perampok: "Berikan semua uangmu!"
Korban:   "Tidak! Kamu tahu aku ini seorang anggota DPR!"
Perampok: "Kalau begitu, berikan semua uangKU sekarang!!!"

                http://infokorupsi.com/id/humor.php?ac=7&l=perampokan-pejabat




Senayan sempat gempar, ketika terdengar isu mengenai reorganisasi yang akan
dilakukan disana. Menurut rencana akan dibentuk Komisi baru, dan ternyata banyak
diantara mereka yang mau pindah bagian. Komisi yang dimaksud adalah :

- Komisi BENERAN

                   http://infokorupsi.com/id/humor.php?ac=2&l=komisi-beneran
Deklarasi Anti Korupsi Partai Politik Pemilu 2009
http://infokorupsi.com/id/karikatur.php?ac=3&l=deklarasi-anti-korupsi-partai-politik-pemilu-2009
Kapolda Jawa Barat teriak berantas korupsi
http://infokorupsi.com/id/karikatur.php?ac=1&l=kapolda-jawa-barat-teriak-berantas-korupsi
Tragedi Keadilan KPK dan Polri
http://infokorupsi.com/id/karikatur.php?ac=9&l=tragedi-keadilan-kpk-dan-polri
(Mengasah kemampuan berpikir
analitis, sistematis,
analitis , sistematis, dan solutif)
                           solutif)
Kelas dibagi kedalam 3 Kelompok (atau sesuai kebutuhan),
                                                  kebutuhan),
   dan harus mengidentifikasi masalah kebijakan terkait
                korupsi (problem formulation).
                                  formulation)
   Dari rumusan masalah tsb, dikembangkan lagi dengan
                            tsb,
   menggali data pendukung, teori yg relevan, kebijakan
                   pendukung,            relevan,
    terkait,
    terkait, kemudian dilakukan analisis, pengembangan
                                  analisis,
  alternatif, penyimpulan, dan penyusunan rekomendasi.
  alternatif, penyimpulan,                    rekomendasi.
   Dari rumusan masalah hingga rekomendasi kebijakan
       dituangkan dalam sebuah “kertas kerja” yg siap
                                           kerja”
                        diseminarkan.
                        diseminarkan.
Kelompok yg tidak kena giliran presentasi, bertindak selaku
                                 presentasi,
                 pembahas atau nara sumber.
                                      sumber.
 Hasil seminar “kertas kerja” ke-3 kelompok digeneralisasi
                “kertas kerja” ke-
            menjadi rekomendasi kelas/angkatan.
                                   kelas/angkatan.
SEBAGIAN BESAR MATERI
DIOLAH DARI:

http://infokorupsi.com
http://acch.kpk.go.id
Strategi dan Teknik Pembelajaran Mata Diklat Pemberantasan Korupsi

Más contenido relacionado

Similar a Strategi dan Teknik Pembelajaran Mata Diklat Pemberantasan Korupsi

Penegakan hukum tindak pidana merek
Penegakan hukum tindak pidana merekPenegakan hukum tindak pidana merek
Penegakan hukum tindak pidana merek
Erick Saropie
 
perijinan reklamasi.docx
perijinan reklamasi.docxperijinan reklamasi.docx
perijinan reklamasi.docx
PASARIBU5
 
Laporan Residensi Mahasiswa Choirn CS
Laporan Residensi Mahasiswa Choirn CSLaporan Residensi Mahasiswa Choirn CS
Laporan Residensi Mahasiswa Choirn CS
Saenun Sugiyo
 

Similar a Strategi dan Teknik Pembelajaran Mata Diklat Pemberantasan Korupsi (20)

Penegakan hukum tindak pidana merek
Penegakan hukum tindak pidana merekPenegakan hukum tindak pidana merek
Penegakan hukum tindak pidana merek
 
Bahan sap korupsi
Bahan sap korupsiBahan sap korupsi
Bahan sap korupsi
 
Aspek Hukum Dalam Pengelolaan Dana Bergulir PNPM MPD
Aspek Hukum Dalam Pengelolaan Dana Bergulir PNPM MPDAspek Hukum Dalam Pengelolaan Dana Bergulir PNPM MPD
Aspek Hukum Dalam Pengelolaan Dana Bergulir PNPM MPD
 
Anti Korupsi
Anti KorupsiAnti Korupsi
Anti Korupsi
 
Pendidikan_Anti_Korupsi.pptx
Pendidikan_Anti_Korupsi.pptxPendidikan_Anti_Korupsi.pptx
Pendidikan_Anti_Korupsi.pptx
 
Pertemuan 14
Pertemuan 14Pertemuan 14
Pertemuan 14
 
Notulensi proses km
Notulensi proses kmNotulensi proses km
Notulensi proses km
 
perijinan reklamasi.docx
perijinan reklamasi.docxperijinan reklamasi.docx
perijinan reklamasi.docx
 
Materi penunjang 3 anti korupsi
Materi penunjang 3   anti korupsiMateri penunjang 3   anti korupsi
Materi penunjang 3 anti korupsi
 
Pengantar kriminologi
Pengantar kriminologiPengantar kriminologi
Pengantar kriminologi
 
Pencurian Sepeda Motor - LAPORAN HASIL PENELITIAN KONFLIK SOSIAL PENCURIAN MOTOR
Pencurian Sepeda Motor - LAPORAN HASIL PENELITIAN KONFLIK SOSIAL PENCURIAN MOTORPencurian Sepeda Motor - LAPORAN HASIL PENELITIAN KONFLIK SOSIAL PENCURIAN MOTOR
Pencurian Sepeda Motor - LAPORAN HASIL PENELITIAN KONFLIK SOSIAL PENCURIAN MOTOR
 
Percepatan pemberantasan korupsi
Percepatan pemberantasan korupsiPercepatan pemberantasan korupsi
Percepatan pemberantasan korupsi
 
Pendidikan_Anti_Korupsi untuk perguruan tinggi
Pendidikan_Anti_Korupsi untuk perguruan tinggiPendidikan_Anti_Korupsi untuk perguruan tinggi
Pendidikan_Anti_Korupsi untuk perguruan tinggi
 
Laporan Residensi Mahasiswa Choirn CS
Laporan Residensi Mahasiswa Choirn CSLaporan Residensi Mahasiswa Choirn CS
Laporan Residensi Mahasiswa Choirn CS
 
Akuntansi Pemerintahan
Akuntansi PemerintahanAkuntansi Pemerintahan
Akuntansi Pemerintahan
 
Pencurian Sepeda Motor - LAPORAN HASIL PENELITIAN KONFLIK SOSIAL PENCURIAN MO...
Pencurian Sepeda Motor - LAPORAN HASIL PENELITIAN KONFLIK SOSIAL PENCURIAN MO...Pencurian Sepeda Motor - LAPORAN HASIL PENELITIAN KONFLIK SOSIAL PENCURIAN MO...
Pencurian Sepeda Motor - LAPORAN HASIL PENELITIAN KONFLIK SOSIAL PENCURIAN MO...
 
K1 risalah raker_komisi_i_dpr_ri_dengan_menkominfo
K1 risalah raker_komisi_i_dpr_ri_dengan_menkominfoK1 risalah raker_komisi_i_dpr_ri_dengan_menkominfo
K1 risalah raker_komisi_i_dpr_ri_dengan_menkominfo
 
Hbl forum dan quiz minggu 15
Hbl forum dan quiz minggu 15Hbl forum dan quiz minggu 15
Hbl forum dan quiz minggu 15
 
Makalah pendidikan agama islam
Makalah pendidikan agama islamMakalah pendidikan agama islam
Makalah pendidikan agama islam
 
Proposal Seminar & Workshop Apoteker
Proposal Seminar & Workshop ApotekerProposal Seminar & Workshop Apoteker
Proposal Seminar & Workshop Apoteker
 

Más de Tri Widodo W. UTOMO

Más de Tri Widodo W. UTOMO (20)

Beyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian Kesehatan
Beyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian KesehatanBeyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian Kesehatan
Beyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian Kesehatan
 
Strategi Kolaboratif untuk Inovasi Berkelanjutan
Strategi Kolaboratif untuk Inovasi BerkelanjutanStrategi Kolaboratif untuk Inovasi Berkelanjutan
Strategi Kolaboratif untuk Inovasi Berkelanjutan
 
Inovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi Informasi
Inovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi InformasiInovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi Informasi
Inovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi Informasi
 
Transformasi untuk LAN Semakin Berprestasi
Transformasi untuk LAN Semakin BerprestasiTransformasi untuk LAN Semakin Berprestasi
Transformasi untuk LAN Semakin Berprestasi
 
Tata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus Kebijakan
Tata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus KebijakanTata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus Kebijakan
Tata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus Kebijakan
 
Strategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam Pemilu
Strategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam PemiluStrategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam Pemilu
Strategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam Pemilu
 
Pengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASN
Pengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASNPengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASN
Pengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASN
 
Tranformasi Kab. Bogor Berkelanjutan
Tranformasi Kab. Bogor BerkelanjutanTranformasi Kab. Bogor Berkelanjutan
Tranformasi Kab. Bogor Berkelanjutan
 
Manajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor Publik
Manajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor PublikManajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor Publik
Manajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor Publik
 
Prospek Kolaborasi LAN-Yayasan Pijar
Prospek Kolaborasi LAN-Yayasan PijarProspek Kolaborasi LAN-Yayasan Pijar
Prospek Kolaborasi LAN-Yayasan Pijar
 
Gamifikasi Zoom & Behavioral Insight
Gamifikasi Zoom & Behavioral InsightGamifikasi Zoom & Behavioral Insight
Gamifikasi Zoom & Behavioral Insight
 
Signifikansi Pendampingan Labinov di Daerah
Signifikansi Pendampingan Labinov di DaerahSignifikansi Pendampingan Labinov di Daerah
Signifikansi Pendampingan Labinov di Daerah
 
Peta Kinerja Inovasi Daerah di Indonesia
Peta Kinerja Inovasi Daerah di IndonesiaPeta Kinerja Inovasi Daerah di Indonesia
Peta Kinerja Inovasi Daerah di Indonesia
 
Kab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui Inovasi
Kab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui InovasiKab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui Inovasi
Kab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui Inovasi
 
Perumusan Peraturan Berdasar Siklus Kebijakan
Perumusan Peraturan Berdasar Siklus KebijakanPerumusan Peraturan Berdasar Siklus Kebijakan
Perumusan Peraturan Berdasar Siklus Kebijakan
 
Recharging Inovasi Padang Panjang
Recharging Inovasi Padang PanjangRecharging Inovasi Padang Panjang
Recharging Inovasi Padang Panjang
 
Transformasi untuk Parepare Semakin Berprestasi
Transformasi untuk Parepare Semakin BerprestasiTransformasi untuk Parepare Semakin Berprestasi
Transformasi untuk Parepare Semakin Berprestasi
 
Transformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era Disrupsi
Transformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era DisrupsiTransformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era Disrupsi
Transformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era Disrupsi
 
Korpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu Bangsa
Korpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu BangsaKorpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu Bangsa
Korpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu Bangsa
 
Inovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik Berdampak
Inovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik BerdampakInovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik Berdampak
Inovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik Berdampak
 

Strategi dan Teknik Pembelajaran Mata Diklat Pemberantasan Korupsi

  • 1. Strategi & Teknik Pembelajaran Prajabatan Golongan III Utomo, SH.,MA Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA
  • 2. Nama : Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA TTL : Yogyakarta, 15-07-1968 NIP : 19680715 199401 1 001 Jabatan : Kepala Pusat Kajian Manajemen Kebijakan/ Peneliti Utama Bidang Administrasi Publik Gol/Pangkat : IV-c / Pembina Utama Muda Alamat Ktr : Jl. Veteran No. 10 Jakarta Telp. 021-3868202 ext. 179; Fax. 3800187 Alamt Rmh : Villa Melati Mas Blok M6/12A, Serpong Tangerang Selatan, HP. 0813-1786-9936
  • 3. A. Perangkat & Prinsip Pembelajaran; Pembelajaran; B. Metode/Teknik Pembelajaran: Metode/ Pembelajaran: 1. Film/Musik; Film/Musik; 2. Bedah Kasus; Kasus; 3. Pro dan Kontra; Kontra; 4. Mengenal Foto dan Kasusnya; Kasusnya; 5. Melempar Polemik; Polemik; 6. Humor Korupsi; Korupsi; 7. Karikatur Korupsi; Korupsi; 8. Dongeng /Story telling; Dongeng/ telling; 9. Seminar.
  • 4.
  • 5. RBPMD Bahan Rencana Pembela- Pembela- Tayang jaran MPM MODUL
  • 6.
  • 7. RBPMD Nama Diklat : Diklat Prajabatan Golongan III Mata Diklat : Pemberantasan Korupsi Alokasi Waktu : 30 Jam Pelajaran @ 45 menit = 1.350 menit Deskripsi Singkat: Mata Diklat ini membahas pengertian korupsi dan penyebabnya, perundang- peraturan dan perundang-undangan tentang korupsi, dampak negatif korupsi, sikap anti korupsi, pengidentifikasian korupsi serta penjelasan prosedur pelaporan tindak pidana korupsi. TUJUAN PEMBELAJARAN Kompetensi Dasar: Setelah mengikuti pembelajaran ini, Peserta sebagai aparatur pemerintah diharapkan mampu menjelaskan tentang korupsi dan penyebabnya, menjelakskan peraturan dan perundangan tentang korupsi, sikap anti korupsi, pengidentifikasian korupsi, serta penjelasan prosedur pelaporan tindak pidana korupsi. Indikator Keberhasilan/Hasil Belajar: Setelah mengikuti pembelajaran ini, diharapkan Keberhasilan/ Belajar: ini, mampu: peserta mampu: penyebabnya; 1. Menjelaskan korupsi dan penyebabnya; korupsi; 2. Menjelaskan pearaturan perundangan tentang korupsi; korupsi; 3. Menjelaskan dampak negatif korupsi; korupsi; 4. Bersikap anti korupsi; korupsi; 5. Mengidentifikasi tindakan korupsi; korupsi. 6. Menjelaskan prosedur pelaporan terjadinya tindak pidana korupsi.
  • 8. PRINSIP2 PEMBELAJARAN Patikan bahwa tujuan pembelajaran tercapai secara efektif. efektif. Perhatikan betul Time Management, jangan sampai waktu Management, selesai. habis sementara materi belum selesai. Pilihlah metode/teknik pembelajaran yg sesuai dengan metode/ materi/sub /sub- disampaikan, materi/sub-materi yg disampaikan, baik jumlah maupun jenisnya. jenisnya. Lakukan evaluasi diakhir sesi untuk meyakini bahwa materi cukup dimengerti oleh peserta. Jika mungkin, buat peserta. mungkin, kerja. juga rencana implementasi di tempat kerja. Jangan lupa bahwa strategi belajar pada Diklat Aparatur Andragogi, Paedagogi. Maka, adalah Andragogi, bukan Paedagogi. Maka, cara anda bicara, bicara, cara menjawab, hingga cara mengevaluasi jangan menjawab, top- mencerminkan pola top-down dan knowledge transfer yg searah. searah.
  • 9.
  • 10. 1. FILM / MUSIK (Apakah kasus diatas termasuk dalam kategori korupsi?)
  • 11. (Menganalisis kasus baik secara kronologis, materi kasus, aspek yuridis, dsb)
  • 12. Nama Terdakwa Suwarna Abdul Fatah Jabatan Gubernur Kalimantan Timur Periode 1998-2006 Kasus Saat menjabat sebagai Gubernur Kaltim, ia terbukti melakukan tindak pidana korupsi di sektor kehutanan dan perkebunan. Waktu Kejadian Tahun 1999 – 2002 Kerugian Negara Rp. 346,8 Miliar. Vonis Pengadilan Tinggi TIPIKOR menjatuhkan vonis kepada Suwarna Abdul Fatah berupa pidana penjara selama 4 tahun dikurangi selama berada dalam tahanan, dan denda sebesar Rp. 250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah) subsidiair 6 (enam) bulan kurungan.
  • 13. » Ia lahir di Bogor, 1 Januari 1944. Saat menjabat sebagai Gubernur Kalimantan Timur periode 1998-2006, ia terbukti melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-sama dalam rentang waktu 1999-2002 atas kasus di sektor kehutanan dan perkebunan. Akibat perbuatannya itu, mengakibatkan kerugian negara sebesar Rp. 346,8 Miliar. Pada 19 Juni 2006, ia ditahan Penyidik KPK di Rutan Bareskrim Polri, hingga akhirnya dijatuhi vonis oleh Pengadilan Tinggi TIPIKOR berupa pidana penjara 4 tahun. Suwarna terbukti melakukan perbuatan melawan hukum yaitu telah memberikan rekomendasi areal perkebunan sawit, memberikan persetujuan sementara Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Perkebunan (HPHTP Sementara) dan Ijin Pemanfaatan Kayu (IPK), memberikan Persetujuan prinsip pembukaan lahan dan pemanfaatan kayu dan memberikan Dispensasi Kewajiban Penyerahan Jaminan Bank (Bank Garansi) PSDH- DR IPK kepada perusahaan- perusahaan yang tergabung dalam Surya Dumai Group yang dikendalikan Martias alias Pung Kian Hwa, tanpa mengindahkan atau bertentangan dengan ketentuan teknis di bidang kehutanan dan perkebunan. Beberapa peraturan yang telah dilanggar antara lain PP Nomor 6 tahun 1999 tentang Pengusahaan Hutan dan Pemungutan Hasil Hutan pada Hutan Produksi, Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor 538/Kpts-II/1999 tanggal 12 Juli 1999 tentang Ijin Pemanfaatan Kayu serta Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor : 107/Kpts- II/1999 tanggal 3 Maret 1999 tentang Perizinan Usaha Perkebunan Keputusan Bersama Menteri Kehutanan, Menteri Pertanian, dan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 364/Kpts- II/1990. 519/Kpts/HK.050/7/90 23-VII-1990 tanggal 23 Juli 1990 tentang ketentuan pelepasan kawasan hutan dan pemberian hak guna usaha untuk pengembangan usaha pertanian, Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor 376/Kpts-II/1998 tanggal 8 April 1998 tentang Kriteria Penyediaan Hutan Untuk Perkebunan Budidaya Kelapa Sawit dan Surat Edaran Direktorat Jenderal Pengusahaan Hutan Produksi Nomor : 1709/VI-PHH/1999 tanggal 27 Juli 1999 tentang Kewajiban penyerahan Bank Garansi dana reboisasi (DR) dan provinsi sumber daya hutan (PSDH) bagi pemegang Ijin Pemanfaatan Kayu (IPK).
  • 14. » 1999-2002 Rekomendasi Pembangunan Areal Perkebunan Sawit Di tahun 1999, Suwarna memberikan rekomendasi untuk pembangunan perkebunan kelapa sawit kepada 10 (sepuluh) perusahaan yang tergabung dalam Surya Dumai Group, yaitu PT. Kaltim Bhakti Sejahtera seluas 30.000 ha, PT. Marsam Citra Adiperkasa seluas 20.000 ha, PT. Bumi Simanggaris Indah seluas 20.000 ha, PT. Tirta Madu Sawit Perkasa seluas 9.900 ha, PT. Sebuku Sawit Perkasa seluas 20.000 ha, PT. Bulungan Argo Jaya seluas 17.700 ha, PT. Repenas Bhakti Utama seluas 20.000 ha, PT. Bulungan Hijau Perkasa seluas 6.000 ha, PT. Borneo Bhakti Sejahtera seluas 20.000 ha, PT. Bumi Sawit Perkasa seluas 19.250 ha. Pemberian rekomendasi itu berlanjut hingga tahun 2000, dengan memberikannya kepada 1 perusahaan yaitu PT. Berau Perkasa Mandiri seluas 18.000 ha. Keseluruhan rekomendasi areal perkebunan kelapa sawit yang diberikan oleh Suwarna kepada Surya Dumai Group telah melebihi 20.000 ha (dalam satu group untuk satu provinsi), yang mana bertentangan dengan Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor : 107/Kpts-II/1999 tanggal 3 Maret 1999 tentang Perizinan Usaha Perkebunan (luas maksimum lahan usaha perkebunan berskala besar untuk satu perusahaan atau group perusahaan adalah 20.000 ha dalam satu provinsi atau 100.000 ha untuk seluruh Indonesia). Persetujuan Prinsip Pemanfaatan Kayu Selanjutnya Surya Dumai Group mengajukan permohonan Ijin Pemanfaatan Kayu (IPK) langsung kepada Dirjen Pengusahaan Hutan Produksi (PHP) Departemen Kehutanan dan Perkebunan yang dijabat oleh Waskito Suryodibroto dan Soegeng Widodo tanpa melalui Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur. Selain itu, dalam pengajuan tersebut tidak dilengkapi dengan areal tata batas kebun, belum ada Ijin Usaha Perkebunan (IUP), tidak ada studi kelayakan kebun sebagaimana disyaratkan dalam Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 538/Kpts-II/1999 tanggal 12 Juli 1999 tentang Ijin pemanfaatan kayu dan Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor : 107/Kpts-II/1999 tanggal 3 Maret 1999 tentang Perizinan Usaha Perkebunan. Suwarna pun tak ingin berlama-lama. Ia bahkan melakukan percepatan proses diperolehnya Ijin Pemanfaatan kayu (IPK) bagi perusahaan-perusahaan dengan meminta Waskito Suryodibroto selaku Dirjen Pengusahaan Hutan Produksi (PHP) agar segera memberikan persetujuan prinsip pemanfaatan kayu kepada perusahaan-perusahaan tersebut. Tak berapa lama, secara bertahap antara bulan Agustus -Desember 1999, Waskito telah memberikan persetujuan prinsip pemanfaatan kayu kepada 8 perusahaan diantaranya PT. Kaltim Bhakti Sejahtera, PT. BUMI Simanggaris Indah, PT. Tirta Madu Sawit Perkasa, PT. Bulungan Argo Jaya, PT. Repenas Bhakti Utama, PT. Bulungan Hijau Perkasa, PT. Borneo Bhakti Sejahtera, PT. Bumi Sawit Perkasa. Selanjutnya, di bulan Mei-Juli 2000 Soegeng Widodo selaku Dirjen Pengelolaan Hutan Produksi (PHP) yang menggantikan Waskito Suryodibroto juga melanjutkan memberikan persetujuan prinsip pemanfaatan kayu kepada 4 perusahaan yaitu PT. Berau Perkasa Mandiri, PT. Sebuku Sawit Perkasa, PT. Marsam Citra Adiperkasa, dan PT. Bulungan Hijau Perkasa. Keseluruhan perusahaan-perusahaan yang diberikan persetujuan prinsip pemanfaatan kayu tersebut belum memenuhi persyaratan sebagaimana yang diatur dalam Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 538/Kpts-II/1999 tanggal 12 Juli 1999 tentang Ijin pemanfataan kayu dan belum memperoleh Ijin Usaha Perkebunan (IUP) sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor : 107/Kpts-II/1999 tanggal 3 Maret 1999 tentang Perizinan Usaha Perkebunan.
  • 15. » Persetujuan Sementara Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Perkebunan (HPHTP Sementara) » Suwarna selanjutnya memberikan Persetujuan Sementara Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Perkebunan (HPHTP Sementara) dan Ijin Pemanfaatan Kayu (IPK) kepada PT. Bulungan Hijau Perkasa seluas 6.750 Ha sesuai dengan Keputusan Gubernur Kalimantan Timur No.522/332 /Proda.2.2 /EK tanggal 7 Januari 2000, padahal areal tersebut tumpang tindih dengan areal kerja PT. INHUTANI sebagaimana dinyatakan dalam Surat Kepala Badan Planologi Departemen Kehutanan dan Perkebunan Nomor; 513/VIII-PW/2000 tanggal 6 Juni 2000, sehingga perbuatan Suwarna bertentangan dengan PP No. 6 Tahun 1999 tentang Pengusahaan Hutan Dan Pemungutan Hasil Hutan pada Hutan Produksi yang menyatakan: HPH tidak dapat diberikan dalam areal hutan yang telah diberikan Hak yang sudah ada sebelumnya. Ijin Pemanfaatan Kayu (IPK) Dari Januari hingga November 2000, Suwarna memerintahkan (secara lisan) kepada Uuh Aliyudin selaku Kakanwil Departemen Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur untuk menerbitkan 11 (sebelas) Ijin Pemanfaatan Kayu (IPK) dan Ijin Pemanfaatan Kayu Perpanjangan kepada perusahaan- perusahaan yang tergabung dalam Surya Dumai Group. Persetujuan Prinsip Pembukaan Lahan dan Pemanfaatan Kayu Suwarna selanjutnya memberikan Persetujuan Prinsip Pembukaan Lahan dan Pemanfaatan Kayu kepada perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam Surya Dumai Group antara lain PT. Berau Perkasa Mandiri seluas 18.000 Ha dengan Surat Gubernur Kalimantan Timur No.521/10094/Proda.2.2/EK tanggal 20 September 2000, PT. Sebuku Sawit Perkasa seluas 20.000 Ha dengan Surat Gubernur Kalimantan Timur No. 521/10095/Proda.2.2/EK tanggal 21 September 2000, PT. BUMI Simanggaris Indah seluas 12.500 ha, dengan Surat Gubernur Kalimantan Timur No. 521/10097/Proda.2.2/EK tanggal 21 September 2000. Padahal Persetujuan Prinsip Pembukaan lahan bukanlah kewenangan seorang Gubernur, melainkan kewenangan Menteri Kehutanan dan Perkebunan (Menhutbun) berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 107/Kpts-II/1999 tanggal 3 Maret 1999 tentang Perizinan Usaha Perkebunan.
  • 16. » Dispensasi Kewajiban Penyerahan Jaminan Bank (Bank Garansi) PSDH-DR IPK Dalam rangka memberikan kemudahan Surya Dumai Group, Suwarna memberikan dispensasi yaitu dibebaskan dari kewajiban penyerahan Bank garansi PSDH-DR dalam setiap IPK yang diterbitkan dan IPK perpanjangan, padahal penyerahan jaminan bank (bank garansi) PSDH-DR IPK tersebut wajib dipenuhi oleh perusahaanperusahan tersebut sesuai dengan SK Menhutbun No. 538/Kpts-II/1999 tanggal 12 Juli 1999 tentang Ijin Pemanfaatan Kayu dan Surat Edaran Direktorat Jenderal PHP Nomor : 1709/VI-PHH/1999 tanggal 27 Juli 1999 tentang kewajiban penyerahan Bank garansi dana reboisasi (DR) dan Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) bagi pemegang Ijin Pemanfaatan Kayu (IPK). Dengan surat dispensasi yang dikeluarkan oleh Suwarna tersebut, serta perintah lisannya kepada Robian selaku PLT Kakanwil Departemen Kehutanan dan Perkebunan Kaltim dan Kepala Dinas Kehutanan Kaltim, tanpa adanya penelitian dan pengamatan di lapangan terlebih dahulu tentang realisasi pekerjaan perusahaan-perusahaan Surya Dumai Group dalam melakukan pembangunan perkebunan kelapa sawit, Robian pun menyetujui dan menerbitkan IPK yang baru dan perpanjangan IPK yang lama kepada perusahaan-perusahaan Surya Dumai Group - padahal perusahaan-perusahaan tersebut sama sekali tidak melakukan penanaman perkebunan kelapa sawit. » 2006-2007 » Pada 4 April 2006, Penuntut Umum KPK menyatakan bahwa Suwarna terbukti bersalah melakukan tindak pidana korupsi sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 2 Ayat (1) Jo. Pasal 18 Undang-undang Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang-undang Nomor 20 tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana korupsi Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana Jo. Pasal 64 ayat (1) KUHPidana. Atas perbuatannya itu, Suwarna dituntut pidana penjara selama 7 (tujuh) tahun dikurangi selama berada dalam tahanan dan denda sebesar Rp. 250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah ) subsidiair 6 ( enam) bulan kurungan. Dan pada 2007, Pengadilan Tinggi TIPIKOR menjatuhkan vonis kepada Suwarna Abdul Fatah berupa pidana penjara selama 4 tahun dikurangi selama berada dalam tahanan, dan denda sebesar Rp. 250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah) subsidiair 6 (enam) bulan kurungan.
  • 17. Nama Terdakwa Mulyana Wira Kusumah Kasus Pengadaan kotak suara pemilihan umum 2004 dan percobaan penyuapan BPK Waktu Kejadian 2004-2005 Vonis pidana penjara kepada terdakwa selama 3 tahun dan denda sebesar Rp 50 Juta subsidair pidana kurungan selama 3 bulan
  • 18. » Mulyana Wira Kusumah adalah mantan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang menjabat sebagai Ketua Panitia Pengadaan Kotak Suara Pemilu pada tahun 2004. Mulyana lahir di Bogor, 23 Nopember 1948. » 2005. Sekitar bulan Januari atau Februari tahun 2005, bertempat di kantor KPU Pusat, Mulyana mengadakan pertemuan dengan Susongko Suhardjo ( Wakil Sekjen KPU dan Penanggungjawab Kontrak Pengadaan Kotak Suara KPU ) untuk membahas kekhawatiran adanya kemungkinan hasil laporan pemeriksaan investigasi BPK tentang pengadaan kotak suara pemilu 2004 yang menunjukkan adanya indikasi KKN dalam proses pengadaan barang / jasa di KPU. Dari pertemuan tersebut, muncul kesepakatan untuk melakukan pendekatan dengan Tim Pemeriksaan Investigasi BPK. » Tanggal 3 Februari 2005, terdakwa mengadakan pertemuan dengan Khairiansyah Salman ( Tim Pemeriksaan Investigasi BPK ) di kantor KPU Pusat. Terdakwa berjanji akan memenuhi permintaan Tim Pemeriksa Investigasi KPK untuk menyerahkan dokumen yang berhubungan dengan proses pengadaan kotak suara. » Tanggal 25 Februari 2005, terdakwa menyerahkan tanggapan tertulis kepada Tim Pemeriksaan Investigasi BPK terhadap permasalahan yang berkaitan dengan proses lelang pengadaan kotak suara. Pada kesempatan yang sama, Richard Manusun Purba ( Sekretaris Panitia Pengadaan Kotak Suara ) meminta Tim Pemeriksaan Investigasi BPK untuk memberikan "bantuan" dalam proses pemeriksaan. » Tanggal 10 Maret 2005, terdakwa bersama dengan Susongko Suhardjo dan Mubari mengadakan pertemuan dengan Khairiansyah Salman di sebuah restaurant di Jakarta. Mereka meminta agar Khairiansyah Salman mau menghilangkan temuan tentang indikasi penyimpangan dalam pengadaan kotak suara dan mereka akan memberikan imbalan sebesar Rp 200 Juta hingga Rp 300 Juta. » Tanggal 3 April 2005, terdakwa bertemu dengan Khairiansyah Salman di sebuah hotel di daerah Slipi. Terdakwa menyerahkan uang senilai Rp 150 Juta kepada Khairiansyah Salman dengan maksud agar Khairiansyah membantu untuk membuat hasil laporan investigasi terlihat bersih dari segala hal yang berhubungan dengan KKN. » Tanggal 8 April 2005, terdakwa kembali bertemu dengan Khairiansyah Salman di hotel yang sama. Terdakwa menyerahkan uang senilai Rp 100 Juta kepada Khairiansyah dalam bentuk uang tunai senilai Rp 50 Juta dan 4 lembar Travellers Cheque yang masing-masing bernilai Rp 25 Juta. Sesaat setelah penyerahan uang oleh terdakwa, petugas KPK yang sedari awal telah melakukan pemantauan, masuk ke dalam kamar hotel dan menangkap terdakwa. » Terdakwa bersalah karena telah melakukan tindak pidana korupsi dan diancam pidana dengan Pasal 5 ayat (1) huruf a Undang-undang Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 20 tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang- undang Nomor 31 tahun 1999. » Pada tanggal 8 September 2005, Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menjatuhkan hukuman pidana penjara kepada terdakwa selama 3 tahun dan denda sebesar Rp 50 Juta subsidair pidana kurungan selama 3 bulan.
  • 19. (Mengembangkan pemikiran terbuka, seimbang, dan obyektif tentang korupsi)
  • 20. Boediono bertanggungjawab dalam kasus Bank Century? Penalangan dana Rp 6,7 triliun ke Bank Century oleh LPS dianggap merugikan keuangan negara. Boediono sebagai Gubernur Bank Indonesia saat itu dituntut banyak pihak harus bertanggungjawab. Apakah Anda pro atau kontra dengan tuntutan ini? (46 responden) Pro (73.91%) Kontra (26.09%) Pertanyaan yg sampai saat ini belum bisa Hasil Pansus Bank Century jelas-jelas dijawab oleh PANSUS ialah kalau saat itu membuktikan keterlibatannya. mereka ada diposisi ini kebijakan seperti apakah yg benar. Suatu keputusan pastilah dilakukan Perlu dicari tahu apa latar belakang oleh petinggi di tempat tsb; mustahil keputusan Boediono. Sepengakuan dia, itu petinggi tsb tidak tahu tentang rencana untuk menyelamatkan dari kerugian pengucuran dana yg demikian besar. negara yg lebih besar. Tuntutan pertanggungjawaban ini Langkah Budiono sangat tepat sehingga sebenarnya merupakan tuntutan Indonesia bukan hanya terbebas dari krisis RAKYAT INDONESIA melalui tapi menjadi negara yg pertumbuhan perwakilannya di DPR. ekonominya terbaik disaat krisis dibawah China dan India.
  • 21. Apakah polisi bisa mengungkap motif pembunuhan saksi korupsi PT RNI? Kasus pembunuhan saksi korupsi PT Rajawali Nasional Indonesia Nasrudin Zulkarnaen pada 14 Maret 2009 menyeret Ketua KPK Antasari Azhar. Ia ditahan di Polda Metro Jaya karena disangka sebagai otak pembunuhan. Berita tentang kasus itu masih simpang siur, mulai dari cinta segi tiga, korupsi, hingga jebakan. Menurut Anda, apakah polisi bisa berhasil mengungkap motif sesungguhnya di balik kasus itu? (13 responden). Pro (15.38%) Kontra (84.62%) Kasus AA tidak bisa dilanjutkan karena satu saksi bukan saksi. Kalaupun dilanjutkan merusak tatanan hukum karena pasal hukum kita seperti karet penafsirannya. Optimis bisa terungkap Imposible! Lha wong polisi kita mayoritas doyan ama KORUPSI, gimana mau nangkap... namanya juga POL-ISI. Udah POL yah diISI Lagi... RAKUS gak tuh?
  • 22. 4. Mengenali Foto dan Kasusnya (Mengecek perhatian/kepedulian publik thd kasus korupsi dan tingkat kemudahan melupakan korupsi)
  • 23. Matan anggota Banggar DPR-RI, Wa Ode Nurhayati, divonis 6 tahun penjara oleh majelis hakim pengadilan Tipikor, setelah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana korupsi dan pencucian uang (TPPU) terkait alokasi Dana Penyesuaian Infrastruktur Daerah (DPID) untuk 3 Kabupaten di Provinsi Aceh.
  • 24. Mantan Dirjen Otda, Oentarto Sindung Mawardi, tersangka dalam kasus dugaan korupsi penerbitan radiogram terkait pengadaan mobil pemadam kebakaran yg berisi keharusan menggunakan pompa bermerk Tohatsu type v 80 asm. Tipe alat pemadam kebakaran itu hanya dimiliki oleh perusahaan Hengky Samuel Daud, PT Istana Sarana Raya. Mantan Gubernur Jabar, Danny Setiawan, dituntut hukuman empat tahun penjara atas kasus dugaan korupsi pengadaan mobil pemadam kebakaran, ambulans, dan alat berat di Provinsi Jabar tahun 2003-2004.
  • 25.
  • 26. Mantan Gubernur Akpol, Djoko Susilo, Anggota DPR dari F-PDIP, Emir Moeis, diperiksa tersangka utama dugaan korupsi proyek sbg saksi dlm kasus dugaan korupsi pemb. Simulator SIM tahun 2011 dermaga & bandara di Indonesia Timur. Jaksa Urip Tri Gunawan digiring dalam kasus Al Amin Nasution tersangka kasus korupsi suap BLBI hutan lindung di Kabupaten Bintan
  • 27. 5. Melempar Polemik (1) • Apakah mengembalikan uang suap akan menghilangkan pidananya? (Wa Ode Nurhayati akan melakukan banding atas putusan Majelis Hakim Tipikor, 18/10/2012. Ia tetap bersikukuh tak bersalah dalam kasus itu, karena sudah mengembalikan uang pada penyuapnya). • Siapakah yg harus bertanggungjawab terhadap sebuah dugaan korupsi: pejabat tertinggi dalam organisasi, atasan langsung, pelaku, ketua panitia? Apakah pertanggungjawaban bersifat kolektif (renteng) atau tunggal (individual)? (Mantan Karo Keuangan dan Rumah Tangga Kemenpora, Deddy Kusdinas, mengatakan bahwa dirinya selaku PPK bertanggungjawab kepada Menteri melalui Sesmen. Dalam hal ini, mantan Sesmen, Wafid Muharam, bertindak selaku KPA, sedangkan Andi Malarangeng sebagai PA).
  • 28. 5. Melempar Polemik (2) • Layaknya mantan terpidana diangkat menjadi pejabat publik? (Azirwan, terpidana kasus penyuapan terhadap anggota DPR-RI, Al Amin Nasution pada tahun 2008, diangkat menjadi Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. Kepulauan Riau). • Apakah kebijakan dapat dipidana? (Pasal 50 KUHP: “Barang siapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan ketentuan Undang-Undang, tidak dipidana”).
  • 29. (Mencari & menemukan esensi masalah korupsi dari sindiran / satire)
  • 30. Setelah proyek milyaran selesai, seorang Pejabat Departemen kedatangan tamu konsultan merangkap kontraktor. Konsultan: “Pak, ada hadiah dari kami untuk bapak. Saya parkir dibawah Toyota Innova.” Pejabat: “Anda mau menyuap saya? Ini apa-apaan? Tender dah kelar kok. Jangan gitu ya, bahaya tau haree genee ngasih-ngasih hadiah.” Konsultan: “Tolonglah pak diterima. kalau gak, saya dianggap gagal membina relasi oleh atasan.” Pejabat: “Ah, jangan gitu dong. saya gak sudi!!” Konsultan (mikir): “Gini aja, pak. gimana kalau bapak beli saja mobilnya…” Pejabat: “Mana saya ada uang beli mobil mahal gitu!!” Saya kan PNS? Konsultan menelpon atasannya.. Konsultan: “Saya ada solusi, Pak.. Bapak beli mobilnya dg harga Rp.10.000,- saja.” Pejabat: “Bener ya? OK, saya mau.. Tapi ini bukan suap, ya?. Pake kwitansi ya..” Konsultan: “Tentu, Pak..”Konsultan menyiapkan dan menyerahkan kwitansi. Pejabat membayar dengan uang Rp 50 ribuan. Mereka pun bersalaman. Konsultan (sambil membuka dompet): “Oh, maaf Pak. Ini kembaliannya Rp.40.000,-. “ Pejabat: “Gak usah pakai kembalian segala. Saya pake beli lagi aja. Tolong kirim 4 mobil lagi kerumah saya ya…” Konsultan: @#$%^&*(+!”}|?<)>&%$#@ http://infokorupsi.com/id/humor.php?ac=6&l=pejabat-anti-korupsi
  • 31. Tahun 2003 dan 2004, China ditetapkan oleh para peneliti dan para aktivis anti korupsi menjadi negara paling korup di dunia disusul kemudian Indonesia, India, Brasil dan Peru. Tahun 2005 China masih menduduki tempat teratas dan disusul oleh India, Brasil, Peru dan Filipina. Atas hasil penelitian itu, ketika Konferensi Asia Afrika Amerika di Taman Mini, seorang pejabat/delegasi China menyatakan keheranannya kepada seorang pejabat Indonesia yang menemuinya bersama beberapa pejabat negara-negara itu. Delegasi China, "Hai, Pak Pejabat, sepertinya korupsi di Indonesia hampir menyamai di negeri kami, tapi kok negara Anda bisa keluar dari lima besar, apakah sudah ada gerakan anti korupsi besar-besaran di pemerintahan Anda?". Delegasi India, Brasil, Peru, dan Filipina, "Iya nih kita juga terkejut deh mendengar itu, bagaimana bisa?". Dengan senyum ramah dan nada ceria sang pejabat Indonesia menjawab, "Ooo... mudah saja, itu semua gampang diatur.". Delegasi China, "Caranya Bagaimana?". Pejabat Indonesia, "Caranya, siapkan uang sepantasnya dan berikan pada para peneliti itu dengan permintaan supaya negara saya diturunkan dari peringkat lima besar...". Delegasi China, "Oooo... Hebat, itu baru namanya koruptor hebat... masuk akal... hasil penelitian pun bisa di korupsi..." http://infokorupsi.com/id/humor.php?ac=8&l=peringkat-korupsi-dunia
  • 32. Perampok: "Berikan semua uangmu!" Korban: "Tidak! Kamu tahu aku ini seorang anggota DPR!" Perampok: "Kalau begitu, berikan semua uangKU sekarang!!!" http://infokorupsi.com/id/humor.php?ac=7&l=perampokan-pejabat Senayan sempat gempar, ketika terdengar isu mengenai reorganisasi yang akan dilakukan disana. Menurut rencana akan dibentuk Komisi baru, dan ternyata banyak diantara mereka yang mau pindah bagian. Komisi yang dimaksud adalah : - Komisi BENERAN http://infokorupsi.com/id/humor.php?ac=2&l=komisi-beneran
  • 33.
  • 34. Deklarasi Anti Korupsi Partai Politik Pemilu 2009 http://infokorupsi.com/id/karikatur.php?ac=3&l=deklarasi-anti-korupsi-partai-politik-pemilu-2009
  • 35. Kapolda Jawa Barat teriak berantas korupsi http://infokorupsi.com/id/karikatur.php?ac=1&l=kapolda-jawa-barat-teriak-berantas-korupsi
  • 36. Tragedi Keadilan KPK dan Polri http://infokorupsi.com/id/karikatur.php?ac=9&l=tragedi-keadilan-kpk-dan-polri
  • 37.
  • 38.
  • 39. (Mengasah kemampuan berpikir analitis, sistematis, analitis , sistematis, dan solutif) solutif)
  • 40. Kelas dibagi kedalam 3 Kelompok (atau sesuai kebutuhan), kebutuhan), dan harus mengidentifikasi masalah kebijakan terkait korupsi (problem formulation). formulation) Dari rumusan masalah tsb, dikembangkan lagi dengan tsb, menggali data pendukung, teori yg relevan, kebijakan pendukung, relevan, terkait, terkait, kemudian dilakukan analisis, pengembangan analisis, alternatif, penyimpulan, dan penyusunan rekomendasi. alternatif, penyimpulan, rekomendasi. Dari rumusan masalah hingga rekomendasi kebijakan dituangkan dalam sebuah “kertas kerja” yg siap kerja” diseminarkan. diseminarkan. Kelompok yg tidak kena giliran presentasi, bertindak selaku presentasi, pembahas atau nara sumber. sumber. Hasil seminar “kertas kerja” ke-3 kelompok digeneralisasi “kertas kerja” ke- menjadi rekomendasi kelas/angkatan. kelas/angkatan.
  • 41. SEBAGIAN BESAR MATERI DIOLAH DARI: http://infokorupsi.com http://acch.kpk.go.id