SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 19
TUGAS MAKALAH
FARMAKOLOGI

ANTIBIOTIKA

NAMA

: SALMIAH

NIM

: 12.071.014.047

KELAS

:B

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR
MAKASSAR
2013
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi
sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru
sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada
terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
”ANTIBIOTIKA ’’
Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai
pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada kedua orang tua, dosen mata kuliah Farmakologi dan kawan-kawan
seperjuangan di UIM SI KEPERAWATAN yang telah memberikan dukungan,
kasih,dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini
berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun
pada langkah yang lebih baik lagi.
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan
kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Makassar , 23 oktober 2013

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN ANTIBIOTIKA
2.1 Sejarah
2.2 Penegrtian
2.3 Prinsip Dasar Penggunaan Antibiotika Rasional
2.4 Pembuatan Antibiotika
2.5 Mekanisme Kerja
2.6 Penggolongan Obat Antibiotika

BAB III PENUTUP
3.1 Saran
3.2 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada saat ini banyak macam antibiotik tersedia di pasaran . Begitu
banyak macamnya sehingga kadang-kadang membingungkan bagi dokter yang
ingin menggunakannya. Apalagi dengan adanya ” tekanan promosi ” yang sangat
gencar, tidak jarang merangsang pemakaian antibiotik yang menjurus ke arah
ketidakrasionalan .
Walaupun diagnosa mikrobiologik hanya dapat dilakukan pada sebagian
kecil kasus penyakit infeksi, tetapi agar kita tetap ada dalam garis pemakaian
antibiotik yang rasional kita harus tetap berfikir secara mikrobiologik. Kalau kita
menghadapi suatu penyakit infeksi dengan berbagai macam simtomnya harus
kita bayangkan kira-kira kuman apa yang menyebabkannya gram positif atau
gram negatif, ataukah anaerob/dan terhadap antibiotika yang mana kuman
tersebut diperkirakan masih sensitif .
Anggapan bahwa antibiotik yang lebih baru dan lebih mahal mujarab
dari antibiotika yang sudah lama digunakan merupakan anggapan yang salah .
Justru banyak antibiotika yang baru menpunyai spesifikasi tertentu sehingga
bila tidak dipergunakan sesuai dengan spesifikasinya maka khasiatnya tidak
seperti yang diharapkan .
1.2 Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Sejarah antibiotika?
Apa yang dimaksud dengan antibiotika?
Prinsip dasar penggunaan antibiotika rasional?
Bagaimana cara pembuatan antibiotika?
Bagaimana mekanisme kerja dari obat antibiotika?
Pengelompokan jenis antibiotika?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami tentang golongan obat antibiotic.
2. Untuk mengetahui farmakodinamik dan farmakokinetik dari masing-masing
jenis antibiotik
3. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Farmakologi
BAB II
PEMBAHASAN ANTIBIOTIKA
2.1 Sejarah
Alexander

Fleming adalah

penemu penisilin (antibiotik

orang
untuk

yang

dikenal

melawan

sebagai
bakteri).

Lahir di daerah pertanian Lochfield dekat Darvel, Skotlandia. Dia adalah anak
ketiga dari empat orang bersaudara dan mempunyai empat orang saudara tiri
lagi.
Fleming bersekolah di Loudoun Moor School dan Darvel School, kemudian
selama dua tahun dia bersekolah di Kilmarnock Academy. Setelah bekerja di
kantor jasa pengiriman selama empat tahun, Fleming yang berumur 20 tahun
saat itu mewarisi sebagian harta dari pamannya. Kakak Fleming yang waktu itu
adalah seorang dokter menyarankan agar adiknya mengikuti jejak karirnya,
sehingga pada tahun 1901 Alexander Fleming kemudian mendaftarkan diri di
Rumah Sakit St. Mary's, London. Dia kemudian mendapatkan kualifikasi khusus
untuk bersekolah di tahun 1906 dengan pilihan menjadi ahli bedah.
Alexander Fleming sendiri terkenal karena dia merupakan ahli peneliti yang
sangat pandai, tetapi ceroboh dan laboratoriumnya sendiri sering terlihat
berantakan. Tahun 1928, setelah pulang dari liburan panjang, Fleming baru
teringat akan bakteri-bakteri dipiringan laboratorium lupa di simpan baik-baik,
dan telah terkontaminasi dengan sejenis jamur. Beberapa piring laboratorium
yang berisikan bakteri di buang, tetapi kemudian Fleming memperhatikan bahwa
perkembangan bakteri pada daerah yang terkontaminasi oleh jamur tersebut
menjadi terhambat. Fleming kemudian mengambil sampel contoh dari jamur
tersebut dan menelitinya, dia menemukan bahwa jamur tersebut berasal dari
genus

Penicillium.

bernama penicillin atau

Inilah

sebabnya
penisilin

mengapa

obat

tersebut
(Indonesia).

Penemuan Fleming pada September 1928 menandai abad baru dalam dunia
antibiotik modern. Fleming juga menemukan bahwa bakteri sendiri dapat
mengembangkan resistansi dan daya tahan terhadap penisilin apabila penisilin
yang digunakan sebagai antibiotik terlalu sedikit dan digunakan dalam jangka
waktu

yang

pendek.

Karena penisilin waktu itu sangat sukar untuk dikembangkan, Fleming putus asa
untuk mengembangkan antibiotik tersebut. Segera setelah Fleming tidak lagi
mengembangkan penisilin, Howard Florey dan Ernst Chain mengambil alih
pengembangan tersebut dan melakukan produksi besar-besaran dengan bantuan
dana

dari

pemerintah

Amerika

dan

Inggris.

Norman Heatley menyarankan bahwa dengan mentransfer bahan aktif penisilin
kembali ke air dan mengubah tingkat asam-nya, akan cukup untuk memproduksi
obat-obatan yang dapat dipakai untuk percobaan pada binatang.
Timbul satu pendapat bahwa "Tanpa Fleming, tidak ada Chain, tanpa Chain,
tidak ada Florey, tanpa Florey, tidak ada Heatley, tanpa Heatley, tidak ada
Penisilin.
2.2 Pengertian
Antibiotik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang
mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam
organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri. Penggunaan antibiotik
khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi, meskipun dalam
bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat seleksi terhadap
mutan atau transforman. Antibiotik bekerja seperti pestisida dengan menekan atau
memutus satu mata rantai metabolisme, hanya saja targetnya adalah bakteri.

2.3 Prinsip Dasar Penggunaan Antibiotika Rasional
·

Tepat indikasi

·

Tepat penderita

·

Tepat pemilihan jenis antibiotika

·

Tepat dosis

·

Efek samping minima

·

Bila di perlukan : Kombinasi yang tepat

·

Ekonomik
Ada beberapa hal penting mengenai antibiotika yang perlu di ketahui sebelum
kita memilih dan menggunakannya yaitu:
1. Sifat aktifitasnya
2. Spektrum
3. Mekanisme kerja
4. Pola resistensi
5. Efek samping
Di samping itu perlu diperhatikan pengalaman-pengalaman klinik sebelumnya.
1.

Sifat aktifitasnya
Bakteriostatik : menghambat pertumbuhan kuman dengan cara
menghambat metabolisme kuman
Bakteriosidik : Membunuh kuman misalnya dengan cara merusak
dinding sel
Untuk infeksi yang berat apalagi kalau keadaan pertahanan tubuh
penderita kurang

baik maka sebaiknya dipilih antibiotik yang

bersifat bakteriosidik.
Pengetahuan tentang sifat aktifitas ini juga penting kalau kita ingin
menggabung

antibiotika. Pemakaian gabungan antibiotika yang

bersifat bakteriostatik bersama antibiotika yang bakteriosidik akan
mengurangi khasiat antibiotika bakteriosidik . Hal ini disebabkan
karena antibiotika yang bersifat bakteriosidik umumnya khasiatnya
baik bila kuman tersebut membelah dengan cepat, sedangkan
antibiotik

yang

pembelahan

bersifat

bakteriostatik

kuman yang menurun

akan

sehingga akan

menyebabkan
menghambat

khasiat antibiotika yang bersifat bakteriosidik.

2. Spektrum antibiotika
Spektrum sempit : Hanya menghambat atau membunuh kelompok
kuman tertentu
Spektrum luas : Dapat menghambat baik kuman gram positif maupun
gram negatif
Pemakaian antibiotika spektrum sempit dilakukan bila jenis kuman yang
menyebabkan infeksi sudah diperkirakan atau dipastikan. Sedangkan
bila jenis kuman tidak dapat dipastikan maka dipakai antibiotika
spektrum luas.

3. Mekanisme kerja antibiotika
Antibiotika yang menghambat metabolisme sel kuman
Contoh : Sulfonamid ,Trimetophrim
Antibiotik yang menghambat sintesis dinding sel kuman
Contoh : Penicillin,Sefalosporin
Antibiotik yang mengganggu keutuhan membran sel kuman
Contoh : Polimiksin
Antibiotik yang menghambat sintesa protein sel kuman
Contoh : Aminoglikosid,Makrolid,Tetrasiklin,Kloramfenikol
Antibiotik yang menghambat sintesa asam nuleat kuman
Contoh : Rifampisin,Kuinolon

4. Pola Resistensi
Dalam pemakaian antibiotika perlu diperhatikan pola resistensi
kuman setempat, misalnya : Campylobacter jejuni di Indonesia masih sensitif
terhadap siprofloksasin

tetapi di Thailand banyak resisten terhadap
Siprofloksasin karena di sana Siprofloksasin banyak di pakai untuk terapi
STD.
5. Efek Samping
Ada 3 macam efek samping yaitu
- reaksi alergi
- reaksi idiosikratik
- dan reaksi toksik.
Contoh dari reaksi idiosinkratik adalah pemakaian Primaquin dapat
merangsang terjadinya anemia hemolitik berat pada individu-individu tertentu.
(Blackwater fever)
Contoh: reaksitoksik adalah gangguan pertumbuhan gigi akibat pemakaian
tetrasiklin.
2.4 Pembuatan Antibiotika
Pembuatan antibiotika lazimnya dilakukan dengan jalan mikrobiologi dimana
mikro organisme dibiak dalam tangki-tangki besar dengan zat-zat gizi khusus.
Kedalam cairan pembiakan disalurkan oksigen atau udara steril guna
mempercepat pertumbuhan jamur sehingga produksi antibiotiknya dipertinggi
setelah diisolasi dari cairan kultur, antibiotika dimurnikan dan ditetapkan
aktifitasnya beberapa antibiotika tidak dibuat lagi dengan jalan biosintesis ini,
melakukan secara kimiawi, antara lain kloramfenikol
Aktivitas Umumnya dinyatakan dalam suatu berat (mg),kecuali zat yang
belum sempurna pemurniannya dan terdiri dari campuran beberapa zat misalnya
polimiksin B basitrasin, atau karena belum diketahui struktur kimianya, seperti,
nistatin.

2.5 Mekanisme Kerja
Beberapa antibiotika bekerja terhadap dinding sel (penisilin dan
sefalosforin) atau membran sel (kleompok polimiksin), tetapi mekanisma kerja
yang terpenting adalah perintangan selektif metabolisme protein bakteri sehingga
sintesis protein bakteri, sehingga sintesis protein dapat terhambat dan kuman
musnah atau tidak berkembang lagi misalnya kloramfenikol dan tetrasiklin.
Diluar bidang terapi, antibiotik digunakan dibidang peternakan sebagai zat
gizi tambahan guna mempercepat pertumbuhan ternak, dan unggas yang diberi
penisilin, tetrasiklin erithomisin atau basitrasin dalam jumlah kecil sekali dalam
sehari harinya, bertumbuh lebih besar dengan jumlah makanan lebih sedikit.

2.6 Penggolongan Obat Antibiotika

1.

Penisilin
Penisilin diperoleh dari jamur Penicilium chrysogeneum dari bermacammacam jemis yang dihasilkan (hanya berbeda mengenai gugusan samping R )
benzilpenisilin ternyata paling aktif. Sefalosforin diperoleh dari jamur
cephalorium acremonium, berasl dari sicilia (1943) penisilin bersifat bakterisid
dan bekerja dengan cara menghambat sintesi dinding sel.
Pensilin terdiri dari :

a.

Benzil Penisilin Dan Fenoksimetil Penisilin

1)

Benzil Penisilin
Indikasi : infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, bronchitis kronis,
salmonelosis invasive, gonore.
Kontraindikasi

:

hipersensitivitas

(

alergi

)

terhadap

penisilin.

Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi, angioudem,
leukopoia, trombositopenia, diare pada pemberian per oral.
2)

Fenoksimetilpenisilin
Indikasi : tonsillitis, otitis media, erysipelas, demam rematik, prpopiliaksisinfeksi
pneumokokus.

b.

Pensilin Tahan Penisilinase

1)

Kloksasilin
Indikasi : infeksi karena stapilokokus yang memproduksi pensilinase.
Peringatan : riwayat alergi, gangguan fungsi ginjal, lesi eritematous pada
glandular fever, leukemia limfositik kronik, dan AIDS.
Interaksi : obat ini berdifusi dengan baik dengan jaringan dan cairan tubuh. Tapi
penetrasi ke dalam cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami
infeksi.
Kontraindikasi : hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin.
Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi, angioudem,
leukopoia, trombositopenia, diare pada pemberian per oral.
2)

Flukoksasilin
Indikasi : infeksi karena stapilokokus yang memproduksi pensilinase.
Peringatan : riwayat alergi, gangguan fungsi ginjal, lesi eritematous pada
glandular fever, leukemia limfositik kronik, dan AIDS.
Interaksi : obat ini berdifusi dengan baik dengan jaringan dan cairan tubuh. Tapi
penetrasi ke dalam cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami
infeksi.
Kontraindikasi : hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin.
Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi, angioudem,
leukopoia, trombositopenia, diare pada pemberian per oral.

c.

Pensilin Spectrum Luas

1)

Ampisilin
Indikasi : infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, bronchitis kronis,
salmonelosis invasive, gonore.
Peringatan : riwayat alergi, gangguan fungsi ginjal, lesi eritematous pada
glandular fever, leukemia limfositik kronik, dan AIDS.
Interaksi : obat ini berdifusi dengan baik dengan jaringan dan cairan tubuh. Tapi
penetrasi ke dalam cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami
infeksi.
Kontraindikasi : hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin.
Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi, angioudem,
leukopoia, trombositopenia, diare pada pemberian per oral.

2)

Amoksisilin
Indikasi : infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, bronchitis kronis,
salmonelosis invasive, gonore.
Peringatan : riwayat alergi, gangguan fungsi ginjal, lesi eritematous pada
glandular fever, leukemia limfositik kronik, dan AIDS.
Interaksi : obat ini berdifusi dengan baik dengan jaringan dan cairan tubuh. Tapi
penetrasi ke dalam cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami
infeksi.
Kontraindikasi : hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin.
Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi, angioudem,
leukopoia, trombositopenia, diare pada pemberian per oral.
d.

Penisilin Anti Pseudomona

1)

Tikarsilin
Indikasi : infeksi yang disebabkan oleh pseoudomonas dan proteus.

2)

Piperasilin
Indikasi : infeksi yang disebabkan oleh pseoudomonas aerugenosa.

3)

Sulbenisilin
Indikasi : infeksi yang disebabkan oleh pseoudomonas aerugenosa.

2.

Sefalosforin
Sefalosforin merupakan antibiotic betalaktam yang bekerja dengan cara
menghambat sintesis dinding mikroba. Farmakologi sefalosforin mirip dengan
penisilin, ekseresi terutama melalui ginjal dan dapat di hambat probenisid.
Sefalosforin terbagi atas :

a.

Sefadroksil
Indikasi : infeksi baktri gram (+) dan (-)
Interaksi : sefalosforin aktif terhadap kuman garm (+) dan (-) tetapi spectrum anti
mikroba

masing-masng

derrivat

bervariasi.

efek samping : diare dan colitis yang disebabkan oleh antibiotic ( penggunaan
dosis tinggi) mual dan mumtah rasa tidak enak pada saluran cerna sakit kepala,
Dll
Kontra indikasi : hipersensitivitas terahadap sefalosforin, porfiria
b.

Sefrozil
Indikasi : ISPA, eksaserbasi akut dari bronchitis kronik dan otitis media.

c.

Sefotakzim
Indikasi : profilaksis pada pembedahan, epiglotitis karena hemofilus, meningitis.

d.

Sefuroksim
Indikasi : profilaksis tindakan bedah,lebih aktif terhadap H. influenzae dan N
gonorrhoeae.

e.

Sefamandol
Indikasi: profilaksis pada Tindakan 1 pembedahan.

f.

Sefpodoksim
Indikasi: infeksi saluran napas tetapi. Penggunaan ada faringitis dan tonsillitis,
hanya yang kambuhan, infeksi kronis atau resisten terhadap antbiotika lain.

3.

Tetrasiklin
Tetrasiklin merupakan antibiotik dengan spectrum luas. Penggunaannya
semakin lama semakin berkurang karena masalah resistansi.
Tetrasiklin terbagi atas :

a.

Tetrasiklin.
Indikasi: eksaserbasi bronkitri kronis, bruselosis (lihat juga keterangan diatas)
klamidia, mikoplasma, dan riketsia, efusi pleura karena keganasan atau sirosis,
akne vulganis.
Peringatan: gangguan fungsi hati (hindari pemberian secara i.v), gangguan fungsi
ginjal

(lihat

Lampiran

3),

kadang-kadang

menimbulkan

fotosintesis.

Efek samping: mual, muntah, diare, eritema.
b.

Demeklosiklin Hidroklorida
Indikasi: tetrasiklin. Lihat jugas gangguan sekresi hormone antidiuretik
Perhatinak : kontaindikasi; efek samping lihat tetrasiklin. Fotositivtas lebih sering
terjadi pernah dilaporkan terjadinya diabeters indipidus nefrogenik.

c.

Doksisiklin
Indikasi: tetrasiklin.bruselosis (kombniasi dengan tetrasiklin), sinusitis kronis ,
pretatitis kronis, penyakit radang perlvis (bersama metronidazo)
d.

Oksitetrasiklin
Indikasi ; peringatan; kontaindikasi; efek samping; lihat tetrasilin; hindari pada
porfiria.
Dosis: 250-500 mg tiap 6 jam
Oxytetracycline ( generic ) cairan Inj. 50 mg/ vial (K)
Teramycin (Pfizer Indonesia) cairan inj. 50 mg/ vial. Kapsul 250 mg (K).

4.

Aminoglikosida
Aminoglokosida bersifat bakterisidal dan aktif terhadap bakteri gram posistif dan
gram negative. Aminasin, gentamisin dan tobramisin d juga aktif terhadap
pseudomonas aeruginosa. Streptomisin aktif teradap mycobacterium tuberculosis
dan penggunaannya sekarang hamper terbatas untuk tuberkalosa.

a.

Amikasin
Indikasi : infeksi generatif yang resisten terhadap gentamisin.

b.

Gentamisin
Indikasi : septicemia dan sepsis pada neonatus, meningitis dan infeksi SSP
lainnya. Infeksi bilier, pielonefritis dan prostates akut, endokarditis karena Str
viridans. Atau str farcalis (bersama penisilin, pneumonia nosokomial, terapi
tambahan

pad

meningitis

karena

listeria.

Peringatan : gangguan funsi ginjal, bayi dan usia lanjut ( (sesuaikan dosso, awasi
fungsi ginjal, pendengaran dan vestibuler dan periksa kadar plasma), hindari
penggunaan jangka panjang.
Kontraindikasi: kehamilan, miastenia gravis.
Efek

samping

:

gangguna

vestibuler

dan

pendengaran,

netrotoksista,

hipomagnesemia pada pemberian jangka panjang colitis karena antibiotic.
Dosis : injeksi intramuskuler, intravena lambat atau infuse, 2-5 mg/ kg/ hari (
dalam dosis terbagai tiap 8 jam) lihat juga keterangan diatas sesuaikan dosis
terbagi tiap 8 jam ) lihat juga keterangan fungsi ginjal dan ukur kadar dalam
plasma.
c.

Neomisin Sulfat
Indikasi: Sterilisasi usus sebelum operasi
d.

Netilmisin
Indikasi: infeksi berat kuman gram negative yang resisten terhadap gentainisin.

5.

Kloramfenikol
Kloramfenikol merupakan antibiotic dengan spectrum luas, namun bersifat toksik.
Obat ini seyogyanya dicadangkan untuk infeksi berat akibat haemophilus
influenzae, deman tifoid, meningitis dan abses otak, bakteremia dan infeksi berat
lainnya. Karena toksisitasnya, obat ini tidak cocok untuk penggunaan sistemik.
Kontraindikasi:

wanita

hamil,

penyusui

dan

pasien

porfiria

Efeks samping : kelainan darah yang reversible dan irevesibel seperti anemia
anemia aplastik ( dapat berlanjut mejadi leukemia), neuritis perifer, neuritis optic,
eritem multiforme, mual, muntah, diare, stomatitis, glositits, hemoglobinuria
nocturnal.

6.

Makrolid
Eritromisin memiliki spectrum antibakteri yang hamper sama dengan penisilin,
sehingga obat ini digunakan sebagai alternative penisilin. Indikasi eritremisin
mencakup indikasi saluran napas, pertusis, penyakit gionnaire dan enteritis karena
kampilo bakteri.

a.

Eritromisin
Indikasi: sebagai alternative untuk pasien yang alergi penisilin untuk pengobatan
enteritis kampilobakter, pneumonia, penyakit legionaire, sifilis, uretritis non
gonokokus, protatitis kronik, akne vulgaris, dan rpofilaksis difetri dan pertusis.

b.

Azitromisin
Indikasi: infeksi saluran napas, otitis media, infeksi klamida daerah genital tanpa
kompliasi.

c.

Klaritromisin
Indikasi : infeksi saluran napas, infeksi ringan dan sedang pada kulit dan jaringan
lunak; terapi tambahan untuk eradikasi helicobacter pylori pada tukak duodenum (
lihat bagian 1.1)
7.

Polipeptida
Kelompok ini terdiri dari polimiksin B, polimiksin E (= kolistin), basi-trasin dan
gramisidin, dan berciri struktur polipeptida siklis dengan gugusan-gugusan amino
bebas. Berlainan dengan antibiotika lainnya yang semuanya diperoleh dari jamur,
antibiotika ini dihasilkan oleh beberapa bakteri tanah. Polimiksin hanya aktif
terhadap basil Gram-negatif termasuk Pseudomonas, basitrasin dan gramisidin
terhadap kuman Gram-positif.
Khasiatnya berupa bakterisid berdasarkan aktivitas permukaannya (surface-active
agent) dan kemampuannya untuk melekatkan diri pada membran sel bakteri,
sehingga permeabilitas sel diperbesar dan akhirnya sel meletus. Kerjanya tidak
tergantung pada keadaan membelah tidaknya bakteri, maka dapat dikombinasi
dengan

antibiotika

bakteriostatik

seperti

kloramfenikol

dan

tetrasiklin.

Resorpsinya dari usus praktis nihil, maka hanya digunakan secara parenteral, atau
oral untuk bekerja di dalam usus. Distribusi obat setelah" injeksi tidak merata,
ekskresinya lewat ginjal.
Antibiotika ini sangat toksis bagi ginjal, polimiksin juga untuk organ pendengar.
Maka penggunaannya pada infeksi dengan Pseu¬domonas kini sangat berkurang
dengan munculnya antibiotika yang lebih aman (gentamisin dan karbenisilin).

8.

Golongan Antimikobakterium
Golongan

antibiotika

dan

kemoterapetka

ini

aktif

te

rhadap

kuman

mikobakterium. Termasuk di sini adalah obat-obat anti TBC dan lepra, misalnya
rifampisin, streptomisin, INH, dapson, etambutol dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah
1. Penisilin diperoleh dari jamur Penicilium chrysogeneum dari bermacam-macam
jemis yang dihasilkan (hanya berbeda mengenai gugusan samping R )
benzilpenisilin ternyata paling aktif. Sefalosforin diperoleh dari jamur
cephalorium acremonium, berasl dari sicilia (1943).
2. Sefalosforin merupakan antibiotic betalaktam yang bekerja dengan cara
menghambat sintesis dinding mikroba. Farmakologi sefalosforin mirip dengan
penisilin, ekseresi terutama melalui ginjal dan dapat di hambat probenisid.
3. Tetrasiklin merupakan antibiotik dengan spectrum luas. Penggunaannya semakin
lama semakin berkurang karena masalah resistansi.
4. Aminoglokosida bersifat bakterisidal dan aktif terhadap bakteri gram posistif dan
gram negative. Aminasin, gentamisin dan tobramisin d juga aktif terhadap
pseudomonas aeruginosa. Streptomisin aktif teradap mycobacterium tuberculosis
dan penggunaannya sekarang hamper terbatas untuk tuberkalosa.
5. Kloramfenikol merupakan antibiotic dengan spectrum luas, namun bersifat toksik.
Obat ini seyogyanya dicadangkan untuk infeksi berat akibat haemophilus
influenzae, deman tifoid, meningitis dan abses otak, bakteremia dan infeksi berat
lainnya.
6. Eritromisin memiliki spectrum antibakteri yang hamper sama dengan penisilin,
sehingga obat ini digunakan sebagai alternative penisilin. Indikasi eritremisin
mencakup indikasi saluran napas, pertusis, penyakit gionnaire dan enteritis karena
kampilo bakter.
7. Kelompok ini terdiri dari polimiksin B, polimiksin E (= kolistin), basi-trasin dan
gramisidin, dan berciri struktur polipeptida siklis dengan gugusan-gugusan amino
bebas. Berlainan dengan antibiotika lainnya yang semuanya diperoleh dari jamur,
antibiotika ini dihasilkan oleh beberapa bakteri tanah. Polimiksin hanya aktif
terhadap basil Gram-negatif termasuk Pseudomonas, basitrasin dan gramisidin
terhadap kuman Gram-positif.
8. Antibiotik harus dibatasi pada keadaan dimana antibiotik tersebut benar diperlukan.
9. Antibiotik jangan digunakan untuk infeksi ringan atau infeksi virus
10. Antibiotik spektrum luas tidak diindikasikan untuk infeksi dimana dapat
digunakan antibiotik lain yang lebih spesifik

4.2 Saran
Dalam makalah ini tidak menutup kemungkinana masih terdapat banyak
kekurangan baik menyangkut isi maupun penulisan, oleh karena itu, kami harapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini dan
makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ganiswara S.G. ( Ed) : Farmakologi dan terapi . Edisi IV, Bagian
Farmakologi Fakultas Kedokteran UI, 1955, Jakarta.
2. Direktorat Jendral Pelayanan Medik Departemen Kesehatan Republik
Indonesia: Pedoman Penggunaan Antibiotik Nasional. Edisi 1, 1992,
Jakarta.
3. Mandel G. L., Douglas R. G., Bennet J. E., Dolin R. : Principles and
Practice Of Infectious Disease : Antimicrobial Therapy 1995 / 1996.
Churchill Livingstone, 1995.
4. Tierney L. M., Mc Phee S. J.,Papadakis M. A. : Current Medical
Diagnosis and Treatment 35 th Ed. Appleton and Lange, 1996, Stamfod.
5. Chandury A. In vitro activity of Cefpirome A new fourth generation
cephalosporin. Indian J. of Medical Microbiology 2003; 21:50-51
6. Tumah H. Fourth-Generation Cephalosporins : In vitro Activity against
Nosocomial Gram-Negative Bacili Compared with β-Lactam Antibiotics
and Ciprofloxacin. Chemoteraphy 2005;51:80-85
7.

Schwartz, dkk, 2000, Intisari Prinsip - Prinsip Ilmu Bedah. Editor : G.
Tom Shires dkk, EGC ; Jakarta

8. Schwartz.Shires.Specer “ Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu bedah Ed 6”Buku
kedokterean EGC 1995 Jakarta 47
9.

Anonim. 2007. Farmakologi dan Terapi, Edisi 5. Bagian farmakologi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta: Gayabaru

10. Arifin, Sjamsul. 1985. Kimia Organik Bahan Alam. Universitas Terbuka

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Penyuluhan Antibiotik.pptx
Penyuluhan Antibiotik.pptxPenyuluhan Antibiotik.pptx
Penyuluhan Antibiotik.pptxUciAfrina
 
konseling asma
konseling asmakonseling asma
konseling asmawitanurma
 
Soal ujian mid 2012 farmakologi
Soal ujian mid 2012 farmakologiSoal ujian mid 2012 farmakologi
Soal ujian mid 2012 farmakologiSellvy Ulukuluk
 
Obat sistem saraf pusat
Obat sistem saraf pusatObat sistem saraf pusat
Obat sistem saraf pusatbarkah1933
 
Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Pelayanan Kefarmasian di ApotekPelayanan Kefarmasian di Apotek
Pelayanan Kefarmasian di ApotekSurya Amal
 
Tenaga Teknis Kefarmasian & Apotek
Tenaga Teknis Kefarmasian & ApotekTenaga Teknis Kefarmasian & Apotek
Tenaga Teknis Kefarmasian & Apoteknadia
 
Mi 1 7. pencatatan, pelaporan, pengarsipan pengelolaan obat di puskesmas
Mi 1   7. pencatatan, pelaporan, pengarsipan pengelolaan obat di puskesmasMi 1   7. pencatatan, pelaporan, pengarsipan pengelolaan obat di puskesmas
Mi 1 7. pencatatan, pelaporan, pengarsipan pengelolaan obat di puskesmasLinaNadhilah2
 
Tugas manajemen farmasi tentang perbekalan farmasi di apotek ppt
Tugas manajemen farmasi tentang perbekalan farmasi di apotek pptTugas manajemen farmasi tentang perbekalan farmasi di apotek ppt
Tugas manajemen farmasi tentang perbekalan farmasi di apotek pptCitra pharmacist
 
Patient safety (TANGGUNG JAWAB APOTEKER TERHADAP KESELAMATAN PASIEN)
Patient safety (TANGGUNG JAWAB APOTEKER TERHADAP KESELAMATAN PASIEN)Patient safety (TANGGUNG JAWAB APOTEKER TERHADAP KESELAMATAN PASIEN)
Patient safety (TANGGUNG JAWAB APOTEKER TERHADAP KESELAMATAN PASIEN)mataram indonesia
 
285751133 ppt-antibiotik
285751133 ppt-antibiotik285751133 ppt-antibiotik
285751133 ppt-antibiotikdaniadrian1
 
Perkembangan industri farmasi
Perkembangan industri farmasiPerkembangan industri farmasi
Perkembangan industri farmasiJingga Matahari
 
Manajemen obat di rumah sakit
Manajemen obat di rumah sakitManajemen obat di rumah sakit
Manajemen obat di rumah sakitKANDA IZUL
 
Pedoman dasar-teknik-aseptis
Pedoman dasar-teknik-aseptisPedoman dasar-teknik-aseptis
Pedoman dasar-teknik-aseptiseko_apt
 
Mi 1 4. penyimpanan obat di puskesmas
Mi 1   4. penyimpanan obat  di puskesmasMi 1   4. penyimpanan obat  di puskesmas
Mi 1 4. penyimpanan obat di puskesmasLinaNadhilah2
 
Permenkes RI no. 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...
Permenkes RI no. 30 Tahun 2014  tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...Permenkes RI no. 30 Tahun 2014  tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...
Permenkes RI no. 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...Ulfah Hanum
 

La actualidad más candente (20)

Penyuluhan Antibiotik.pptx
Penyuluhan Antibiotik.pptxPenyuluhan Antibiotik.pptx
Penyuluhan Antibiotik.pptx
 
Antibiotika
AntibiotikaAntibiotika
Antibiotika
 
Farmakologi I. Antibiotika
Farmakologi I. AntibiotikaFarmakologi I. Antibiotika
Farmakologi I. Antibiotika
 
konseling asma
konseling asmakonseling asma
konseling asma
 
Soal ujian mid 2012 farmakologi
Soal ujian mid 2012 farmakologiSoal ujian mid 2012 farmakologi
Soal ujian mid 2012 farmakologi
 
Obat sistem saraf pusat
Obat sistem saraf pusatObat sistem saraf pusat
Obat sistem saraf pusat
 
Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Pelayanan Kefarmasian di ApotekPelayanan Kefarmasian di Apotek
Pelayanan Kefarmasian di Apotek
 
Tenaga Teknis Kefarmasian & Apotek
Tenaga Teknis Kefarmasian & ApotekTenaga Teknis Kefarmasian & Apotek
Tenaga Teknis Kefarmasian & Apotek
 
Mi 1 7. pencatatan, pelaporan, pengarsipan pengelolaan obat di puskesmas
Mi 1   7. pencatatan, pelaporan, pengarsipan pengelolaan obat di puskesmasMi 1   7. pencatatan, pelaporan, pengarsipan pengelolaan obat di puskesmas
Mi 1 7. pencatatan, pelaporan, pengarsipan pengelolaan obat di puskesmas
 
Tugas manajemen farmasi tentang perbekalan farmasi di apotek ppt
Tugas manajemen farmasi tentang perbekalan farmasi di apotek pptTugas manajemen farmasi tentang perbekalan farmasi di apotek ppt
Tugas manajemen farmasi tentang perbekalan farmasi di apotek ppt
 
Patient safety (TANGGUNG JAWAB APOTEKER TERHADAP KESELAMATAN PASIEN)
Patient safety (TANGGUNG JAWAB APOTEKER TERHADAP KESELAMATAN PASIEN)Patient safety (TANGGUNG JAWAB APOTEKER TERHADAP KESELAMATAN PASIEN)
Patient safety (TANGGUNG JAWAB APOTEKER TERHADAP KESELAMATAN PASIEN)
 
Basic pharmacokinetics
Basic pharmacokineticsBasic pharmacokinetics
Basic pharmacokinetics
 
285751133 ppt-antibiotik
285751133 ppt-antibiotik285751133 ppt-antibiotik
285751133 ppt-antibiotik
 
Perkembangan industri farmasi
Perkembangan industri farmasiPerkembangan industri farmasi
Perkembangan industri farmasi
 
Manajemen obat di rumah sakit
Manajemen obat di rumah sakitManajemen obat di rumah sakit
Manajemen obat di rumah sakit
 
Pedoman dasar-teknik-aseptis
Pedoman dasar-teknik-aseptisPedoman dasar-teknik-aseptis
Pedoman dasar-teknik-aseptis
 
Analiasis abc
Analiasis abcAnaliasis abc
Analiasis abc
 
sitostatika
sitostatikasitostatika
sitostatika
 
Mi 1 4. penyimpanan obat di puskesmas
Mi 1   4. penyimpanan obat  di puskesmasMi 1   4. penyimpanan obat  di puskesmas
Mi 1 4. penyimpanan obat di puskesmas
 
Permenkes RI no. 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...
Permenkes RI no. 30 Tahun 2014  tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...Permenkes RI no. 30 Tahun 2014  tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...
Permenkes RI no. 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...
 

Destacado

Makalah farmakologi
Makalah farmakologi Makalah farmakologi
Makalah farmakologi dinana88
 
Makalah farmakologi- digoksin- analistiana farmasi -2014
Makalah farmakologi-  digoksin- analistiana farmasi -2014Makalah farmakologi-  digoksin- analistiana farmasi -2014
Makalah farmakologi- digoksin- analistiana farmasi -2014Anna Lisstya
 
farmakologi antibiotik dan anti jamur
farmakologi antibiotik dan anti jamurfarmakologi antibiotik dan anti jamur
farmakologi antibiotik dan anti jamurDuik Agustini
 
Obat obat anti jamur
Obat obat anti jamurObat obat anti jamur
Obat obat anti jamurfikri asyura
 
Penggunaan obat pada pediatrik
Penggunaan obat pada pediatrikPenggunaan obat pada pediatrik
Penggunaan obat pada pediatrikFadhol Romdhoni
 
Farmakologi : penggolongan antibiotik
Farmakologi : penggolongan antibiotikFarmakologi : penggolongan antibiotik
Farmakologi : penggolongan antibiotikaantanzilali
 
Kata pengantar kelarutan (Farmasi Fisika)
Kata pengantar kelarutan (Farmasi Fisika)Kata pengantar kelarutan (Farmasi Fisika)
Kata pengantar kelarutan (Farmasi Fisika)Eva Apriliyana Rizki
 
Sejarah, Farmakologi, dan Masalah Napza
Sejarah, Farmakologi, dan Masalah NapzaSejarah, Farmakologi, dan Masalah Napza
Sejarah, Farmakologi, dan Masalah NapzaSketchpowder, Inc.
 
Bab i interaksi herdelina, 10330049
Bab i interaksi herdelina, 10330049Bab i interaksi herdelina, 10330049
Bab i interaksi herdelina, 10330049Delina Damanik
 
Makalah tentang obat obatan
Makalah tentang obat obatanMakalah tentang obat obatan
Makalah tentang obat obatanstia_hardi
 
Tugas makalah farmakoterapi 2
Tugas makalah farmakoterapi 2Tugas makalah farmakoterapi 2
Tugas makalah farmakoterapi 2Alljabar Rahmat
 
Ciprofloxacin ppt
Ciprofloxacin pptCiprofloxacin ppt
Ciprofloxacin pptIdha Nisa
 
Makalah Ampisilin
Makalah AmpisilinMakalah Ampisilin
Makalah Ampisilin19961017
 
Farmakologi (prinsip terapeutika) bagian ii
Farmakologi  (prinsip terapeutika) bagian iiFarmakologi  (prinsip terapeutika) bagian ii
Farmakologi (prinsip terapeutika) bagian iiSurya Amal
 
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)Surya Amal
 

Destacado (20)

Makalah farmakologi
Makalah farmakologi Makalah farmakologi
Makalah farmakologi
 
Makalah farmakologi- digoksin- analistiana farmasi -2014
Makalah farmakologi-  digoksin- analistiana farmasi -2014Makalah farmakologi-  digoksin- analistiana farmasi -2014
Makalah farmakologi- digoksin- analistiana farmasi -2014
 
farmakologi antibiotik dan anti jamur
farmakologi antibiotik dan anti jamurfarmakologi antibiotik dan anti jamur
farmakologi antibiotik dan anti jamur
 
Obat obat anti jamur
Obat obat anti jamurObat obat anti jamur
Obat obat anti jamur
 
Penggunaan obat pada pediatrik
Penggunaan obat pada pediatrikPenggunaan obat pada pediatrik
Penggunaan obat pada pediatrik
 
Farmakologi : penggolongan antibiotik
Farmakologi : penggolongan antibiotikFarmakologi : penggolongan antibiotik
Farmakologi : penggolongan antibiotik
 
Antibiotik
AntibiotikAntibiotik
Antibiotik
 
Kata pengantar kelarutan (Farmasi Fisika)
Kata pengantar kelarutan (Farmasi Fisika)Kata pengantar kelarutan (Farmasi Fisika)
Kata pengantar kelarutan (Farmasi Fisika)
 
Sejarah, Farmakologi, dan Masalah Napza
Sejarah, Farmakologi, dan Masalah NapzaSejarah, Farmakologi, dan Masalah Napza
Sejarah, Farmakologi, dan Masalah Napza
 
Bab i interaksi herdelina, 10330049
Bab i interaksi herdelina, 10330049Bab i interaksi herdelina, 10330049
Bab i interaksi herdelina, 10330049
 
Makalah farma
Makalah farmaMakalah farma
Makalah farma
 
Makalah tentang obat obatan
Makalah tentang obat obatanMakalah tentang obat obatan
Makalah tentang obat obatan
 
Tugas makalah farmakoterapi 2
Tugas makalah farmakoterapi 2Tugas makalah farmakoterapi 2
Tugas makalah farmakoterapi 2
 
Ciprofloxacin ppt
Ciprofloxacin pptCiprofloxacin ppt
Ciprofloxacin ppt
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Anti jamur
Anti jamurAnti jamur
Anti jamur
 
Makalah Ampisilin
Makalah AmpisilinMakalah Ampisilin
Makalah Ampisilin
 
Farmakologi (prinsip terapeutika) bagian ii
Farmakologi  (prinsip terapeutika) bagian iiFarmakologi  (prinsip terapeutika) bagian ii
Farmakologi (prinsip terapeutika) bagian ii
 
Farmakologi pengertian obat.pdf
Farmakologi   pengertian obat.pdfFarmakologi   pengertian obat.pdf
Farmakologi pengertian obat.pdf
 
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
 

Similar a Makalah farmakologi

Klp 1 makalah antibiotik dengan cara fermentasi
Klp 1 makalah antibiotik dengan cara fermentasiKlp 1 makalah antibiotik dengan cara fermentasi
Klp 1 makalah antibiotik dengan cara fermentasiLeonardi Andri
 
Makalah antibiotik dengan cara fermentasi Teknik Kimia PNUP
 Makalah antibiotik dengan cara fermentasi  Teknik Kimia PNUP Makalah antibiotik dengan cara fermentasi  Teknik Kimia PNUP
Makalah antibiotik dengan cara fermentasi Teknik Kimia PNUPLeonardi Andri
 
Presentasi micro biologi
Presentasi micro biologiPresentasi micro biologi
Presentasi micro biologi22_04
 
Presentasi micro biologi
Presentasi micro biologiPresentasi micro biologi
Presentasi micro biologi22_04
 
Pertimbangan Umum Penggunaan Antibiotika.pptx
Pertimbangan Umum Penggunaan Antibiotika.pptxPertimbangan Umum Penggunaan Antibiotika.pptx
Pertimbangan Umum Penggunaan Antibiotika.pptxZiazahbia
 
ANTIBIOTIK YANG BIJAK - KMKP.pdf
ANTIBIOTIK YANG BIJAK - KMKP.pdfANTIBIOTIK YANG BIJAK - KMKP.pdf
ANTIBIOTIK YANG BIJAK - KMKP.pdfNANDANGKOKONMAOSUK
 
Pengertian antibiotika
Pengertian antibiotikaPengertian antibiotika
Pengertian antibiotikaNio Rain
 
Presentasi micro biologi
Presentasi micro biologiPresentasi micro biologi
Presentasi micro biologi22_04
 
Bioteknologi dalam bidang obat-obatan
Bioteknologi dalam bidang obat-obatanBioteknologi dalam bidang obat-obatan
Bioteknologi dalam bidang obat-obatanYunita Sari
 
..........................Antibiotik.pptx
..........................Antibiotik.pptx..........................Antibiotik.pptx
..........................Antibiotik.pptxfurqanridha
 
penyuluhanantibiotik-111010102741-phpapp01 (1).pdf
penyuluhanantibiotik-111010102741-phpapp01 (1).pdfpenyuluhanantibiotik-111010102741-phpapp01 (1).pdf
penyuluhanantibiotik-111010102741-phpapp01 (1).pdfRobetAjah
 
BAB 1.3 T5 PENCEGAHAN & RAWATAN PENYAKIT.pdf
BAB 1.3  T5 PENCEGAHAN & RAWATAN PENYAKIT.pdfBAB 1.3  T5 PENCEGAHAN & RAWATAN PENYAKIT.pdf
BAB 1.3 T5 PENCEGAHAN & RAWATAN PENYAKIT.pdfsivasamySundaraMorth
 
Resistensi Antimikroba Pada Ayam Pedaging - BRAVA 2021, IMAKAHI Universitas B...
Resistensi Antimikroba Pada Ayam Pedaging - BRAVA 2021, IMAKAHI Universitas B...Resistensi Antimikroba Pada Ayam Pedaging - BRAVA 2021, IMAKAHI Universitas B...
Resistensi Antimikroba Pada Ayam Pedaging - BRAVA 2021, IMAKAHI Universitas B...Tata Naipospos
 
PANDUAN ANTIBIOTIK RASIONAL.doc
PANDUAN ANTIBIOTIK RASIONAL.docPANDUAN ANTIBIOTIK RASIONAL.doc
PANDUAN ANTIBIOTIK RASIONAL.doclisa25515
 

Similar a Makalah farmakologi (20)

Klp 1 makalah antibiotik dengan cara fermentasi
Klp 1 makalah antibiotik dengan cara fermentasiKlp 1 makalah antibiotik dengan cara fermentasi
Klp 1 makalah antibiotik dengan cara fermentasi
 
Makalah antibiotik dengan cara fermentasi Teknik Kimia PNUP
 Makalah antibiotik dengan cara fermentasi  Teknik Kimia PNUP Makalah antibiotik dengan cara fermentasi  Teknik Kimia PNUP
Makalah antibiotik dengan cara fermentasi Teknik Kimia PNUP
 
Obat antibiotik
Obat antibiotikObat antibiotik
Obat antibiotik
 
Power point farmakologi klmpk 2
Power point farmakologi klmpk 2Power point farmakologi klmpk 2
Power point farmakologi klmpk 2
 
Presentasi micro biologi
Presentasi micro biologiPresentasi micro biologi
Presentasi micro biologi
 
Presentasi micro biologi
Presentasi micro biologiPresentasi micro biologi
Presentasi micro biologi
 
Pertimbangan Umum Penggunaan Antibiotika.pptx
Pertimbangan Umum Penggunaan Antibiotika.pptxPertimbangan Umum Penggunaan Antibiotika.pptx
Pertimbangan Umum Penggunaan Antibiotika.pptx
 
ANTIBIOTIK YANG BIJAK - KMKP.pdf
ANTIBIOTIK YANG BIJAK - KMKP.pdfANTIBIOTIK YANG BIJAK - KMKP.pdf
ANTIBIOTIK YANG BIJAK - KMKP.pdf
 
Pengertian antibiotika
Pengertian antibiotikaPengertian antibiotika
Pengertian antibiotika
 
Presentasi micro biologi
Presentasi micro biologiPresentasi micro biologi
Presentasi micro biologi
 
Bioteknologi dalam bidang obat-obatan
Bioteknologi dalam bidang obat-obatanBioteknologi dalam bidang obat-obatan
Bioteknologi dalam bidang obat-obatan
 
..........................Antibiotik.pptx
..........................Antibiotik.pptx..........................Antibiotik.pptx
..........................Antibiotik.pptx
 
Ppt resistensi mikroorganisme
Ppt resistensi mikroorganismePpt resistensi mikroorganisme
Ppt resistensi mikroorganisme
 
penyuluhanantibiotik-111010102741-phpapp01 (1).pdf
penyuluhanantibiotik-111010102741-phpapp01 (1).pdfpenyuluhanantibiotik-111010102741-phpapp01 (1).pdf
penyuluhanantibiotik-111010102741-phpapp01 (1).pdf
 
Antibiotik AKPER PEMKAB MUNA
Antibiotik  AKPER PEMKAB MUNA Antibiotik  AKPER PEMKAB MUNA
Antibiotik AKPER PEMKAB MUNA
 
ppt mikro kel 4.pptx
ppt mikro kel 4.pptxppt mikro kel 4.pptx
ppt mikro kel 4.pptx
 
Antibiotik AKPER MUNA
Antibiotik AKPER MUNA Antibiotik AKPER MUNA
Antibiotik AKPER MUNA
 
BAB 1.3 T5 PENCEGAHAN & RAWATAN PENYAKIT.pdf
BAB 1.3  T5 PENCEGAHAN & RAWATAN PENYAKIT.pdfBAB 1.3  T5 PENCEGAHAN & RAWATAN PENYAKIT.pdf
BAB 1.3 T5 PENCEGAHAN & RAWATAN PENYAKIT.pdf
 
Resistensi Antimikroba Pada Ayam Pedaging - BRAVA 2021, IMAKAHI Universitas B...
Resistensi Antimikroba Pada Ayam Pedaging - BRAVA 2021, IMAKAHI Universitas B...Resistensi Antimikroba Pada Ayam Pedaging - BRAVA 2021, IMAKAHI Universitas B...
Resistensi Antimikroba Pada Ayam Pedaging - BRAVA 2021, IMAKAHI Universitas B...
 
PANDUAN ANTIBIOTIK RASIONAL.doc
PANDUAN ANTIBIOTIK RASIONAL.docPANDUAN ANTIBIOTIK RASIONAL.doc
PANDUAN ANTIBIOTIK RASIONAL.doc
 

Makalah farmakologi

  • 1. TUGAS MAKALAH FARMAKOLOGI ANTIBIOTIKA NAMA : SALMIAH NIM : 12.071.014.047 KELAS :B PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR MAKASSAR 2013
  • 2. KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”ANTIBIOTIKA ’’ Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua, dosen mata kuliah Farmakologi dan kawan-kawan seperjuangan di UIM SI KEPERAWATAN yang telah memberikan dukungan, kasih,dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi. Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca. Makassar , 23 oktober 2013 Penyusun
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan BAB II PEMBAHASAN ANTIBIOTIKA 2.1 Sejarah 2.2 Penegrtian 2.3 Prinsip Dasar Penggunaan Antibiotika Rasional 2.4 Pembuatan Antibiotika 2.5 Mekanisme Kerja 2.6 Penggolongan Obat Antibiotika BAB III PENUTUP 3.1 Saran 3.2 Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA
  • 4. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini banyak macam antibiotik tersedia di pasaran . Begitu banyak macamnya sehingga kadang-kadang membingungkan bagi dokter yang ingin menggunakannya. Apalagi dengan adanya ” tekanan promosi ” yang sangat gencar, tidak jarang merangsang pemakaian antibiotik yang menjurus ke arah ketidakrasionalan . Walaupun diagnosa mikrobiologik hanya dapat dilakukan pada sebagian kecil kasus penyakit infeksi, tetapi agar kita tetap ada dalam garis pemakaian antibiotik yang rasional kita harus tetap berfikir secara mikrobiologik. Kalau kita menghadapi suatu penyakit infeksi dengan berbagai macam simtomnya harus kita bayangkan kira-kira kuman apa yang menyebabkannya gram positif atau gram negatif, ataukah anaerob/dan terhadap antibiotika yang mana kuman tersebut diperkirakan masih sensitif . Anggapan bahwa antibiotik yang lebih baru dan lebih mahal mujarab dari antibiotika yang sudah lama digunakan merupakan anggapan yang salah . Justru banyak antibiotika yang baru menpunyai spesifikasi tertentu sehingga bila tidak dipergunakan sesuai dengan spesifikasinya maka khasiatnya tidak seperti yang diharapkan . 1.2 Rumusan Masalah 1. 2. 3. 4. 5. 6. Sejarah antibiotika? Apa yang dimaksud dengan antibiotika? Prinsip dasar penggunaan antibiotika rasional? Bagaimana cara pembuatan antibiotika? Bagaimana mekanisme kerja dari obat antibiotika? Pengelompokan jenis antibiotika? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui dan memahami tentang golongan obat antibiotic. 2. Untuk mengetahui farmakodinamik dan farmakokinetik dari masing-masing jenis antibiotik 3. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Farmakologi
  • 5. BAB II PEMBAHASAN ANTIBIOTIKA 2.1 Sejarah Alexander Fleming adalah penemu penisilin (antibiotik orang untuk yang dikenal melawan sebagai bakteri). Lahir di daerah pertanian Lochfield dekat Darvel, Skotlandia. Dia adalah anak ketiga dari empat orang bersaudara dan mempunyai empat orang saudara tiri lagi. Fleming bersekolah di Loudoun Moor School dan Darvel School, kemudian selama dua tahun dia bersekolah di Kilmarnock Academy. Setelah bekerja di kantor jasa pengiriman selama empat tahun, Fleming yang berumur 20 tahun saat itu mewarisi sebagian harta dari pamannya. Kakak Fleming yang waktu itu adalah seorang dokter menyarankan agar adiknya mengikuti jejak karirnya, sehingga pada tahun 1901 Alexander Fleming kemudian mendaftarkan diri di Rumah Sakit St. Mary's, London. Dia kemudian mendapatkan kualifikasi khusus untuk bersekolah di tahun 1906 dengan pilihan menjadi ahli bedah. Alexander Fleming sendiri terkenal karena dia merupakan ahli peneliti yang sangat pandai, tetapi ceroboh dan laboratoriumnya sendiri sering terlihat berantakan. Tahun 1928, setelah pulang dari liburan panjang, Fleming baru teringat akan bakteri-bakteri dipiringan laboratorium lupa di simpan baik-baik, dan telah terkontaminasi dengan sejenis jamur. Beberapa piring laboratorium yang berisikan bakteri di buang, tetapi kemudian Fleming memperhatikan bahwa perkembangan bakteri pada daerah yang terkontaminasi oleh jamur tersebut menjadi terhambat. Fleming kemudian mengambil sampel contoh dari jamur tersebut dan menelitinya, dia menemukan bahwa jamur tersebut berasal dari genus Penicillium. bernama penicillin atau Inilah sebabnya penisilin mengapa obat tersebut (Indonesia). Penemuan Fleming pada September 1928 menandai abad baru dalam dunia antibiotik modern. Fleming juga menemukan bahwa bakteri sendiri dapat mengembangkan resistansi dan daya tahan terhadap penisilin apabila penisilin
  • 6. yang digunakan sebagai antibiotik terlalu sedikit dan digunakan dalam jangka waktu yang pendek. Karena penisilin waktu itu sangat sukar untuk dikembangkan, Fleming putus asa untuk mengembangkan antibiotik tersebut. Segera setelah Fleming tidak lagi mengembangkan penisilin, Howard Florey dan Ernst Chain mengambil alih pengembangan tersebut dan melakukan produksi besar-besaran dengan bantuan dana dari pemerintah Amerika dan Inggris. Norman Heatley menyarankan bahwa dengan mentransfer bahan aktif penisilin kembali ke air dan mengubah tingkat asam-nya, akan cukup untuk memproduksi obat-obatan yang dapat dipakai untuk percobaan pada binatang. Timbul satu pendapat bahwa "Tanpa Fleming, tidak ada Chain, tanpa Chain, tidak ada Florey, tanpa Florey, tidak ada Heatley, tanpa Heatley, tidak ada Penisilin. 2.2 Pengertian Antibiotik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri. Penggunaan antibiotik khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi, meskipun dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat seleksi terhadap mutan atau transforman. Antibiotik bekerja seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai metabolisme, hanya saja targetnya adalah bakteri. 2.3 Prinsip Dasar Penggunaan Antibiotika Rasional · Tepat indikasi · Tepat penderita · Tepat pemilihan jenis antibiotika · Tepat dosis · Efek samping minima · Bila di perlukan : Kombinasi yang tepat · Ekonomik
  • 7. Ada beberapa hal penting mengenai antibiotika yang perlu di ketahui sebelum kita memilih dan menggunakannya yaitu: 1. Sifat aktifitasnya 2. Spektrum 3. Mekanisme kerja 4. Pola resistensi 5. Efek samping Di samping itu perlu diperhatikan pengalaman-pengalaman klinik sebelumnya. 1. Sifat aktifitasnya Bakteriostatik : menghambat pertumbuhan kuman dengan cara menghambat metabolisme kuman Bakteriosidik : Membunuh kuman misalnya dengan cara merusak dinding sel Untuk infeksi yang berat apalagi kalau keadaan pertahanan tubuh penderita kurang baik maka sebaiknya dipilih antibiotik yang bersifat bakteriosidik. Pengetahuan tentang sifat aktifitas ini juga penting kalau kita ingin menggabung antibiotika. Pemakaian gabungan antibiotika yang bersifat bakteriostatik bersama antibiotika yang bakteriosidik akan mengurangi khasiat antibiotika bakteriosidik . Hal ini disebabkan karena antibiotika yang bersifat bakteriosidik umumnya khasiatnya baik bila kuman tersebut membelah dengan cepat, sedangkan antibiotik yang pembelahan bersifat bakteriostatik kuman yang menurun akan sehingga akan menyebabkan menghambat khasiat antibiotika yang bersifat bakteriosidik. 2. Spektrum antibiotika Spektrum sempit : Hanya menghambat atau membunuh kelompok kuman tertentu
  • 8. Spektrum luas : Dapat menghambat baik kuman gram positif maupun gram negatif Pemakaian antibiotika spektrum sempit dilakukan bila jenis kuman yang menyebabkan infeksi sudah diperkirakan atau dipastikan. Sedangkan bila jenis kuman tidak dapat dipastikan maka dipakai antibiotika spektrum luas. 3. Mekanisme kerja antibiotika Antibiotika yang menghambat metabolisme sel kuman Contoh : Sulfonamid ,Trimetophrim Antibiotik yang menghambat sintesis dinding sel kuman Contoh : Penicillin,Sefalosporin Antibiotik yang mengganggu keutuhan membran sel kuman Contoh : Polimiksin Antibiotik yang menghambat sintesa protein sel kuman Contoh : Aminoglikosid,Makrolid,Tetrasiklin,Kloramfenikol Antibiotik yang menghambat sintesa asam nuleat kuman Contoh : Rifampisin,Kuinolon 4. Pola Resistensi Dalam pemakaian antibiotika perlu diperhatikan pola resistensi kuman setempat, misalnya : Campylobacter jejuni di Indonesia masih sensitif terhadap siprofloksasin tetapi di Thailand banyak resisten terhadap
  • 9. Siprofloksasin karena di sana Siprofloksasin banyak di pakai untuk terapi STD. 5. Efek Samping Ada 3 macam efek samping yaitu - reaksi alergi - reaksi idiosikratik - dan reaksi toksik. Contoh dari reaksi idiosinkratik adalah pemakaian Primaquin dapat merangsang terjadinya anemia hemolitik berat pada individu-individu tertentu. (Blackwater fever) Contoh: reaksitoksik adalah gangguan pertumbuhan gigi akibat pemakaian tetrasiklin. 2.4 Pembuatan Antibiotika Pembuatan antibiotika lazimnya dilakukan dengan jalan mikrobiologi dimana mikro organisme dibiak dalam tangki-tangki besar dengan zat-zat gizi khusus. Kedalam cairan pembiakan disalurkan oksigen atau udara steril guna mempercepat pertumbuhan jamur sehingga produksi antibiotiknya dipertinggi setelah diisolasi dari cairan kultur, antibiotika dimurnikan dan ditetapkan aktifitasnya beberapa antibiotika tidak dibuat lagi dengan jalan biosintesis ini, melakukan secara kimiawi, antara lain kloramfenikol Aktivitas Umumnya dinyatakan dalam suatu berat (mg),kecuali zat yang belum sempurna pemurniannya dan terdiri dari campuran beberapa zat misalnya polimiksin B basitrasin, atau karena belum diketahui struktur kimianya, seperti, nistatin. 2.5 Mekanisme Kerja Beberapa antibiotika bekerja terhadap dinding sel (penisilin dan sefalosforin) atau membran sel (kleompok polimiksin), tetapi mekanisma kerja yang terpenting adalah perintangan selektif metabolisme protein bakteri sehingga
  • 10. sintesis protein bakteri, sehingga sintesis protein dapat terhambat dan kuman musnah atau tidak berkembang lagi misalnya kloramfenikol dan tetrasiklin. Diluar bidang terapi, antibiotik digunakan dibidang peternakan sebagai zat gizi tambahan guna mempercepat pertumbuhan ternak, dan unggas yang diberi penisilin, tetrasiklin erithomisin atau basitrasin dalam jumlah kecil sekali dalam sehari harinya, bertumbuh lebih besar dengan jumlah makanan lebih sedikit. 2.6 Penggolongan Obat Antibiotika 1. Penisilin Penisilin diperoleh dari jamur Penicilium chrysogeneum dari bermacammacam jemis yang dihasilkan (hanya berbeda mengenai gugusan samping R ) benzilpenisilin ternyata paling aktif. Sefalosforin diperoleh dari jamur cephalorium acremonium, berasl dari sicilia (1943) penisilin bersifat bakterisid dan bekerja dengan cara menghambat sintesi dinding sel. Pensilin terdiri dari : a. Benzil Penisilin Dan Fenoksimetil Penisilin 1) Benzil Penisilin Indikasi : infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, bronchitis kronis, salmonelosis invasive, gonore. Kontraindikasi : hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin. Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi, angioudem, leukopoia, trombositopenia, diare pada pemberian per oral. 2) Fenoksimetilpenisilin Indikasi : tonsillitis, otitis media, erysipelas, demam rematik, prpopiliaksisinfeksi pneumokokus. b. Pensilin Tahan Penisilinase 1) Kloksasilin Indikasi : infeksi karena stapilokokus yang memproduksi pensilinase. Peringatan : riwayat alergi, gangguan fungsi ginjal, lesi eritematous pada glandular fever, leukemia limfositik kronik, dan AIDS.
  • 11. Interaksi : obat ini berdifusi dengan baik dengan jaringan dan cairan tubuh. Tapi penetrasi ke dalam cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami infeksi. Kontraindikasi : hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin. Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi, angioudem, leukopoia, trombositopenia, diare pada pemberian per oral. 2) Flukoksasilin Indikasi : infeksi karena stapilokokus yang memproduksi pensilinase. Peringatan : riwayat alergi, gangguan fungsi ginjal, lesi eritematous pada glandular fever, leukemia limfositik kronik, dan AIDS. Interaksi : obat ini berdifusi dengan baik dengan jaringan dan cairan tubuh. Tapi penetrasi ke dalam cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami infeksi. Kontraindikasi : hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin. Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi, angioudem, leukopoia, trombositopenia, diare pada pemberian per oral. c. Pensilin Spectrum Luas 1) Ampisilin Indikasi : infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, bronchitis kronis, salmonelosis invasive, gonore. Peringatan : riwayat alergi, gangguan fungsi ginjal, lesi eritematous pada glandular fever, leukemia limfositik kronik, dan AIDS. Interaksi : obat ini berdifusi dengan baik dengan jaringan dan cairan tubuh. Tapi penetrasi ke dalam cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami infeksi. Kontraindikasi : hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin. Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi, angioudem, leukopoia, trombositopenia, diare pada pemberian per oral. 2) Amoksisilin Indikasi : infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, bronchitis kronis, salmonelosis invasive, gonore.
  • 12. Peringatan : riwayat alergi, gangguan fungsi ginjal, lesi eritematous pada glandular fever, leukemia limfositik kronik, dan AIDS. Interaksi : obat ini berdifusi dengan baik dengan jaringan dan cairan tubuh. Tapi penetrasi ke dalam cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami infeksi. Kontraindikasi : hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin. Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi, angioudem, leukopoia, trombositopenia, diare pada pemberian per oral. d. Penisilin Anti Pseudomona 1) Tikarsilin Indikasi : infeksi yang disebabkan oleh pseoudomonas dan proteus. 2) Piperasilin Indikasi : infeksi yang disebabkan oleh pseoudomonas aerugenosa. 3) Sulbenisilin Indikasi : infeksi yang disebabkan oleh pseoudomonas aerugenosa. 2. Sefalosforin Sefalosforin merupakan antibiotic betalaktam yang bekerja dengan cara menghambat sintesis dinding mikroba. Farmakologi sefalosforin mirip dengan penisilin, ekseresi terutama melalui ginjal dan dapat di hambat probenisid. Sefalosforin terbagi atas : a. Sefadroksil Indikasi : infeksi baktri gram (+) dan (-) Interaksi : sefalosforin aktif terhadap kuman garm (+) dan (-) tetapi spectrum anti mikroba masing-masng derrivat bervariasi. efek samping : diare dan colitis yang disebabkan oleh antibiotic ( penggunaan dosis tinggi) mual dan mumtah rasa tidak enak pada saluran cerna sakit kepala, Dll Kontra indikasi : hipersensitivitas terahadap sefalosforin, porfiria
  • 13. b. Sefrozil Indikasi : ISPA, eksaserbasi akut dari bronchitis kronik dan otitis media. c. Sefotakzim Indikasi : profilaksis pada pembedahan, epiglotitis karena hemofilus, meningitis. d. Sefuroksim Indikasi : profilaksis tindakan bedah,lebih aktif terhadap H. influenzae dan N gonorrhoeae. e. Sefamandol Indikasi: profilaksis pada Tindakan 1 pembedahan. f. Sefpodoksim Indikasi: infeksi saluran napas tetapi. Penggunaan ada faringitis dan tonsillitis, hanya yang kambuhan, infeksi kronis atau resisten terhadap antbiotika lain. 3. Tetrasiklin Tetrasiklin merupakan antibiotik dengan spectrum luas. Penggunaannya semakin lama semakin berkurang karena masalah resistansi. Tetrasiklin terbagi atas : a. Tetrasiklin. Indikasi: eksaserbasi bronkitri kronis, bruselosis (lihat juga keterangan diatas) klamidia, mikoplasma, dan riketsia, efusi pleura karena keganasan atau sirosis, akne vulganis. Peringatan: gangguan fungsi hati (hindari pemberian secara i.v), gangguan fungsi ginjal (lihat Lampiran 3), kadang-kadang menimbulkan fotosintesis. Efek samping: mual, muntah, diare, eritema. b. Demeklosiklin Hidroklorida Indikasi: tetrasiklin. Lihat jugas gangguan sekresi hormone antidiuretik Perhatinak : kontaindikasi; efek samping lihat tetrasiklin. Fotositivtas lebih sering terjadi pernah dilaporkan terjadinya diabeters indipidus nefrogenik. c. Doksisiklin Indikasi: tetrasiklin.bruselosis (kombniasi dengan tetrasiklin), sinusitis kronis , pretatitis kronis, penyakit radang perlvis (bersama metronidazo)
  • 14. d. Oksitetrasiklin Indikasi ; peringatan; kontaindikasi; efek samping; lihat tetrasilin; hindari pada porfiria. Dosis: 250-500 mg tiap 6 jam Oxytetracycline ( generic ) cairan Inj. 50 mg/ vial (K) Teramycin (Pfizer Indonesia) cairan inj. 50 mg/ vial. Kapsul 250 mg (K). 4. Aminoglikosida Aminoglokosida bersifat bakterisidal dan aktif terhadap bakteri gram posistif dan gram negative. Aminasin, gentamisin dan tobramisin d juga aktif terhadap pseudomonas aeruginosa. Streptomisin aktif teradap mycobacterium tuberculosis dan penggunaannya sekarang hamper terbatas untuk tuberkalosa. a. Amikasin Indikasi : infeksi generatif yang resisten terhadap gentamisin. b. Gentamisin Indikasi : septicemia dan sepsis pada neonatus, meningitis dan infeksi SSP lainnya. Infeksi bilier, pielonefritis dan prostates akut, endokarditis karena Str viridans. Atau str farcalis (bersama penisilin, pneumonia nosokomial, terapi tambahan pad meningitis karena listeria. Peringatan : gangguan funsi ginjal, bayi dan usia lanjut ( (sesuaikan dosso, awasi fungsi ginjal, pendengaran dan vestibuler dan periksa kadar plasma), hindari penggunaan jangka panjang. Kontraindikasi: kehamilan, miastenia gravis. Efek samping : gangguna vestibuler dan pendengaran, netrotoksista, hipomagnesemia pada pemberian jangka panjang colitis karena antibiotic. Dosis : injeksi intramuskuler, intravena lambat atau infuse, 2-5 mg/ kg/ hari ( dalam dosis terbagai tiap 8 jam) lihat juga keterangan diatas sesuaikan dosis terbagi tiap 8 jam ) lihat juga keterangan fungsi ginjal dan ukur kadar dalam plasma. c. Neomisin Sulfat Indikasi: Sterilisasi usus sebelum operasi
  • 15. d. Netilmisin Indikasi: infeksi berat kuman gram negative yang resisten terhadap gentainisin. 5. Kloramfenikol Kloramfenikol merupakan antibiotic dengan spectrum luas, namun bersifat toksik. Obat ini seyogyanya dicadangkan untuk infeksi berat akibat haemophilus influenzae, deman tifoid, meningitis dan abses otak, bakteremia dan infeksi berat lainnya. Karena toksisitasnya, obat ini tidak cocok untuk penggunaan sistemik. Kontraindikasi: wanita hamil, penyusui dan pasien porfiria Efeks samping : kelainan darah yang reversible dan irevesibel seperti anemia anemia aplastik ( dapat berlanjut mejadi leukemia), neuritis perifer, neuritis optic, eritem multiforme, mual, muntah, diare, stomatitis, glositits, hemoglobinuria nocturnal. 6. Makrolid Eritromisin memiliki spectrum antibakteri yang hamper sama dengan penisilin, sehingga obat ini digunakan sebagai alternative penisilin. Indikasi eritremisin mencakup indikasi saluran napas, pertusis, penyakit gionnaire dan enteritis karena kampilo bakteri. a. Eritromisin Indikasi: sebagai alternative untuk pasien yang alergi penisilin untuk pengobatan enteritis kampilobakter, pneumonia, penyakit legionaire, sifilis, uretritis non gonokokus, protatitis kronik, akne vulgaris, dan rpofilaksis difetri dan pertusis. b. Azitromisin Indikasi: infeksi saluran napas, otitis media, infeksi klamida daerah genital tanpa kompliasi. c. Klaritromisin Indikasi : infeksi saluran napas, infeksi ringan dan sedang pada kulit dan jaringan lunak; terapi tambahan untuk eradikasi helicobacter pylori pada tukak duodenum ( lihat bagian 1.1)
  • 16. 7. Polipeptida Kelompok ini terdiri dari polimiksin B, polimiksin E (= kolistin), basi-trasin dan gramisidin, dan berciri struktur polipeptida siklis dengan gugusan-gugusan amino bebas. Berlainan dengan antibiotika lainnya yang semuanya diperoleh dari jamur, antibiotika ini dihasilkan oleh beberapa bakteri tanah. Polimiksin hanya aktif terhadap basil Gram-negatif termasuk Pseudomonas, basitrasin dan gramisidin terhadap kuman Gram-positif. Khasiatnya berupa bakterisid berdasarkan aktivitas permukaannya (surface-active agent) dan kemampuannya untuk melekatkan diri pada membran sel bakteri, sehingga permeabilitas sel diperbesar dan akhirnya sel meletus. Kerjanya tidak tergantung pada keadaan membelah tidaknya bakteri, maka dapat dikombinasi dengan antibiotika bakteriostatik seperti kloramfenikol dan tetrasiklin. Resorpsinya dari usus praktis nihil, maka hanya digunakan secara parenteral, atau oral untuk bekerja di dalam usus. Distribusi obat setelah" injeksi tidak merata, ekskresinya lewat ginjal. Antibiotika ini sangat toksis bagi ginjal, polimiksin juga untuk organ pendengar. Maka penggunaannya pada infeksi dengan Pseu¬domonas kini sangat berkurang dengan munculnya antibiotika yang lebih aman (gentamisin dan karbenisilin). 8. Golongan Antimikobakterium Golongan antibiotika dan kemoterapetka ini aktif te rhadap kuman mikobakterium. Termasuk di sini adalah obat-obat anti TBC dan lepra, misalnya rifampisin, streptomisin, INH, dapson, etambutol dan lain-lain.
  • 17. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah 1. Penisilin diperoleh dari jamur Penicilium chrysogeneum dari bermacam-macam jemis yang dihasilkan (hanya berbeda mengenai gugusan samping R ) benzilpenisilin ternyata paling aktif. Sefalosforin diperoleh dari jamur cephalorium acremonium, berasl dari sicilia (1943). 2. Sefalosforin merupakan antibiotic betalaktam yang bekerja dengan cara menghambat sintesis dinding mikroba. Farmakologi sefalosforin mirip dengan penisilin, ekseresi terutama melalui ginjal dan dapat di hambat probenisid. 3. Tetrasiklin merupakan antibiotik dengan spectrum luas. Penggunaannya semakin lama semakin berkurang karena masalah resistansi. 4. Aminoglokosida bersifat bakterisidal dan aktif terhadap bakteri gram posistif dan gram negative. Aminasin, gentamisin dan tobramisin d juga aktif terhadap pseudomonas aeruginosa. Streptomisin aktif teradap mycobacterium tuberculosis dan penggunaannya sekarang hamper terbatas untuk tuberkalosa. 5. Kloramfenikol merupakan antibiotic dengan spectrum luas, namun bersifat toksik. Obat ini seyogyanya dicadangkan untuk infeksi berat akibat haemophilus influenzae, deman tifoid, meningitis dan abses otak, bakteremia dan infeksi berat lainnya. 6. Eritromisin memiliki spectrum antibakteri yang hamper sama dengan penisilin, sehingga obat ini digunakan sebagai alternative penisilin. Indikasi eritremisin mencakup indikasi saluran napas, pertusis, penyakit gionnaire dan enteritis karena kampilo bakter. 7. Kelompok ini terdiri dari polimiksin B, polimiksin E (= kolistin), basi-trasin dan gramisidin, dan berciri struktur polipeptida siklis dengan gugusan-gugusan amino bebas. Berlainan dengan antibiotika lainnya yang semuanya diperoleh dari jamur, antibiotika ini dihasilkan oleh beberapa bakteri tanah. Polimiksin hanya aktif terhadap basil Gram-negatif termasuk Pseudomonas, basitrasin dan gramisidin terhadap kuman Gram-positif.
  • 18. 8. Antibiotik harus dibatasi pada keadaan dimana antibiotik tersebut benar diperlukan. 9. Antibiotik jangan digunakan untuk infeksi ringan atau infeksi virus 10. Antibiotik spektrum luas tidak diindikasikan untuk infeksi dimana dapat digunakan antibiotik lain yang lebih spesifik 4.2 Saran Dalam makalah ini tidak menutup kemungkinana masih terdapat banyak kekurangan baik menyangkut isi maupun penulisan, oleh karena itu, kami harapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini dan makalah selanjutnya.
  • 19. DAFTAR PUSTAKA 1. Ganiswara S.G. ( Ed) : Farmakologi dan terapi . Edisi IV, Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran UI, 1955, Jakarta. 2. Direktorat Jendral Pelayanan Medik Departemen Kesehatan Republik Indonesia: Pedoman Penggunaan Antibiotik Nasional. Edisi 1, 1992, Jakarta. 3. Mandel G. L., Douglas R. G., Bennet J. E., Dolin R. : Principles and Practice Of Infectious Disease : Antimicrobial Therapy 1995 / 1996. Churchill Livingstone, 1995. 4. Tierney L. M., Mc Phee S. J.,Papadakis M. A. : Current Medical Diagnosis and Treatment 35 th Ed. Appleton and Lange, 1996, Stamfod. 5. Chandury A. In vitro activity of Cefpirome A new fourth generation cephalosporin. Indian J. of Medical Microbiology 2003; 21:50-51 6. Tumah H. Fourth-Generation Cephalosporins : In vitro Activity against Nosocomial Gram-Negative Bacili Compared with β-Lactam Antibiotics and Ciprofloxacin. Chemoteraphy 2005;51:80-85 7. Schwartz, dkk, 2000, Intisari Prinsip - Prinsip Ilmu Bedah. Editor : G. Tom Shires dkk, EGC ; Jakarta 8. Schwartz.Shires.Specer “ Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu bedah Ed 6”Buku kedokterean EGC 1995 Jakarta 47 9. Anonim. 2007. Farmakologi dan Terapi, Edisi 5. Bagian farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta: Gayabaru 10. Arifin, Sjamsul. 1985. Kimia Organik Bahan Alam. Universitas Terbuka