Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem sirkulasi koroner (infark miokard akut) yang mencakup gejala, penyebab, faktor risiko, pemeriksaan, dan asuhan keperawatan yang meliputi penurunan nyeri dada, stabilisasi hemodinamik, dan peningkatan toleransi aktivitas.
1. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem
Sirkulasi Koroner (Infark Miokard Akut)
Semester 03
Kegiatan Belajar I
Keperawatan Medikal Bedah I
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Jakarta 2013
Prodi Keperawatan
Mohammad Najib, SKp, MSc
http://www.saglikveyasamdergisi.com.tr/tr/wp-content/uploads/bilekten-anjiyo-ile-kalp-kontrol-alt%C4%B1nda.jpg
6. No Pembagian
Keadaan
pembuluh
darah
jantung
Hasil Pemeriksaan
Keluhan EKG Laboratorium
1. Angina Pektoris Penyempitan
sementara
Nyeri dada yang
menjalar ke
lengan kiri
Normal CPK-CKMB,
Troponin T,
SGOT Normal
2. Iskhemik
miokard infark
Penyempitan
sebagian
Nyeri dada yang
menjalar ke
lengan kiri
Adanya ST
depresi
CPK-CKMB,
Troponin T,
SGOT Normal
atau naik
3. Infark miokard Penyempitan
total
Nyeri dada yang
menjalar ke
lengan kiri
Adanya ST
elevasi
CPK-CKMB,
Troponin T,
SGOT naik
20. Kanker Laring
http://regrounding.files.wordpress.com/2011/07/doctor-talking-to-patient.jpg
1) Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang pra dan
pascaoperasi dan takut akan kecacatan; 2) Menolak operasi
berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang prosedur pre dan
paskaoperasi, kecemasan, ketakutan akan kecacatan dan ancaman
kematian; 3) Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan
pengangkatan sebagian atau seluruh glotis, gangguan kemampuan
untuk bernapas, batuk dan menelan, serta sekresi banyak dan kental
Manajemen Keperawatan
Diagnose keperawatan dan rencana intervensi
23. Kanker Nasopharing/
faring
http://hickoryinternationalcouncil.com/modelun/wp-content/uploads/2013/11/WHO_Logo_c300.png
Tipe WHO 1: Karsinoma sel skuamosa (KSS), Deferensiasi
baik sampai sedang, Sering eksofilik (tumbuh dipermukaan).
Klasifikasi
Tipe WHO 2: Karsinoma non keratinisasi (KNK), Paling banyak
pariasinya, Menyerupai karsinoma transisional
Tipe WHO 3: Karsinoma tanpa diferensiasi (KTD), Seperti antara lain
limfoepitelioma, Karsinoma anaplastik, “Clear Cell Carsinoma”, varian
sel spindel, Lebih radiosensitif, prognosis lebih baik
24. Kanker Nasopharing/
faring
http://bunda-drs.com/wp-content/uploads/2011/07/sneeze.jpg
Pilek dari satu atau kedua lubang
hidung yang terus-menerus/kronik,
Lendir dapat bercampur darah atau
nanah yang berbau, Epistaksis dapat
sedikit atau banyak dan berulang,
Dapat juga hanya berupa riak campur
darah, Obstruksio nasi unilateral atau
bilateral bila tumor tumbuh secara
eksofilik, Kurang pendengaran,Tinitus,
OMP
Gambaran Klinis
31. Kanker Nasopharing/
faring
http://metrouk2.files.wordpress.com/2012/12/hospital.jpg
1) Aktivitas/istirahat: Kelemahan dan / atau kelelahan. Perubahan
pada pola istirahat / jam tidur karena keringat berlegih, nyeri
atau ansietas
2) Integritas Ego; Faktor stress (perubahan peran atau keuangan),
Cara mengatasi stress (keyakinan/religius). Perubahan
penampilan.
3) Makanan/cairan; Kebiasaan diet buruk (Bahan Pengawet)
Manajemen Keperawatan
Pengkajian
33. Kanker Nasopharing/
faring
http://metrouk2.files.wordpress.com/2012/12/hospital.jpg
1) Ganguan pola tidur berhubungan dengan rasa nyeri pada kepala; 2) Cemas
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya; 3)
Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan dan
pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi; 4) Gangguan
pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
makanan yang kurang
Manajemen Keperawatan
Diagnosis Keperawatan dan Rencana Intervensi
34. Kanker Paru
http://www.uchospitals.edu/images/nci/CDR0000466555.jpg
1) Kanker paru merupakan keganasan pada jaringan paru (Price, Patofisiologi, 1995)
2) Kanker paru merupakan abnormalitas dari sel – sel yang mengalami
proliferasi dalam paru (Underwood, Patologi, 2000)
3) Kanker paru-paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali
dalm jaringan paru-paru dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen,
lingkungan, terutama asap rokok (Suryo, 2010)
Pengertian
40. Kanker Paru
http://lerablog.org/wp-content/uploads/2013/06/lung-cancer.jpg
Orang-orang yang selamat dari non-small cell lung cancers (NSCLCs,
lihat dibawah) mempunyai suatu risiko tambahan dari 1%-2% per
tahun mengembangkan suatu kanker paru kedua. Pada orang-orang
yang selamat dari small cell lung cancers (SCLCs), risiko
mengembangkan kanker-kanker kedua mendekati 6% per tahun.
Etiologi
Sejarah Kanker Paru Sebelumnya
42. Kanker Paru
http://medical-health-news.net/wp-content/uploads/2013/12/small-cell-lung-cancer.jpg
Dengan adanya pengendapan karsinogen maka menyebabkan
metaplasia,hyperplasia dan displasia. Bila lesi perifer yang
disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia menembus
ruang pleura, biasa timbul efusi pleura, dan bisa diikuti invasi
langsung pada kosta dan korpus vertebra. Pada stadium lanjut,
penurunan berat badan biasanya menunjukkan adanya metastase,
khususnya pada hati
Patofisiologi
43. Kanker Paru
http://www.islandnaturopathic.com/uploads/image/iStock_000002173501Large.jpg
1) Radiologi; Foto thorax posterior – anterior (PA) dan leteral serta
Tomografi dada.
2) Bronkhografi; Untuk melihat tumor di percabangan bronkus.
3) Laboratorium (Sitologi sputum, pleural, atau nodus limfe,Pemeriksaan
fungsi paru dan GDA, Tes kulit, jumlah absolute limfosit)
4) Histopatologi (Bronkoskopi, Biopsi Trans Thorakal (TTB), Torakoskopi,
Mediastinosopi, Torakotomi.
5) CT-Scanning, MRI.
Manajemen Medis
Pemeriksaan diagnostik
45. Kanker Paru
http://rsia-citrasehat.vv.si/wp-content/uploads/2013/03/Rawat-I.jpg
Preoperasi (Doenges, Rencana Asuhan Keperawatan,1999).
1) Aktivitas/istirahat; Kelemahan, ketidakmampuan mempertahankan kebiasaan
rutin, dispnea karena aktivitas, kelesuan;
2) Sirkulasi: obstruksi vana kava, Bunyi jantung: gesekan pericardial, Takikardi/
disritmia
3) Integritas ego: Perasaan takut, Takut hasil pembedahan, Menolak kondisi yang
berat/ potensi keganasan, Kegelisahan, insomnia, pertanyaan yang diulang –
ulang
Manajemen Keperawatan
Pengkajian
46. Kanker Paru
http://rsia-citrasehat.vv.si/wp-content/uploads/2013/03/Rawat-I.jpg
4) Makanan/cairan; Penurunan berat badan, nafsu makan buruk, penurunan
masukan makanan, Kesulitan menelan, Haus/peningkatan masukan cairan, Kurus,
Edema wajah/ leher, dada punggung (obstruksi vena kava), edema
wajah/periorbital).
5) Nyeri/ kenyamanan ; Nyeri dada (tidak biasanya ada pada tahap dini dan tidak
selalu pada tahap lanjut) dimana dapat/ tidak dapat dipengaruhi oleh perubahan
posisi, Nyeri bahu/ tangan (khususnya pada sel besar atau adenokarsinoma).
Manajemen Keperawatan
Pengkajian
48. Kanker Paru
http://www.medbillingservices.com/images/stethoscope.png
1) Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan Hipoventilas; 2)
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan Kehilangan fungsi silia
jalan nafas, Peningkatan jumlah/ viskositas sekret paru, Meningkatnya tahanan
jalan nafas; 3) Ketakutan/Anxietas berhubungan dengan Krisis situasi,
Ancaman untuk/ perubahan status kesehatan, takut mati, Faktor psikologis
Manajemen Keperawatan
Diagnosa Keperawatan dan Rencana Keperawatan
49. Kanker Paru
http://www.medbillingservices.com/images/stethoscope.png
4) Kurang pengetahuan mengenai kondisi, tindakan, prognosis berhubungan
dengan Kurang informasi, Kesalahan interpretasi informasi, Kurang mengingat; 5)
Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan Pengangkatan jaringan paru,
Gangguan suplai oksigen, Penurunan kapasitas pembawa oksigen darah (kehilangan
darah); 6) Nyeri (akut) berhubungan dengan Insisi bedah, trauma jaringan, dan
gangguan saraf internal, Adanya selang dada, Invasi kanker ke pleura, dinding dada
Manajemen Keperawatan
Diagnosa Keperawatan dan Rencana Keperawatan