SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 14
MAKALAH
DASAR-DASAR ILMU PENDIDIKAN
“PRAKTEK PENDIDIKAN DIBEBERAPA NEGARA”

Oleh Kelompok 13:
Sri Delvita (57810)
Novila Fatmasari (1102117)
Wiwi Ami Mardhana (1306639)

UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
A. Pendahuluan
Pendidikan merupakan salah satu kunci kesuksesan dengan pendidikan kualitas hidup
rakyat pada suatu negara itu dapat di lihat, Pendidikan sebagai salah satu elemen yang
sangat penting dalam mencetak generasi penerus bangsa juga masih jauh dari yang
diharapkan, Untuk mejadikan sebuah negara sebagai negara yang maju dan berhasil
dibutuhkan generasi penerus yang sehat dan berwawasan luas.
Untuk dapat mengukur sebuah negara tersebut sebagai negara maju, berkembang dan
terbelakang, dapat di ukur dari pendidikan pada negara tersebut, dengan sistem pendidikan
yang dianut oleh sebuah negara dapat dilihat bagaimana sistem dan jalannya pendidikan pada
setiap negara, dan menentukan kualitas pendidikan pada negara tersebut.
Pendidikan menjadi sebuah kajian penting dari sebuah bangsa. Negara maju,
berkembang atau negara terbelakang harus mengutamakan masalah pendidikan selain
masalah sandang dan kesehatan. Kemakmuran yang di inginkan, kesejahteraan yang menjadi
impian akan terdorong pencapaiannya jika tujuan pendidikan sebuah bangsa berorientasi pada
hal tersebut. Pendidikan menjadi bagian terpenting dalam tujuan jangka pendek ataupun
tujuan jangka panjang sebuah negara. Melalui pendidikan diharapkan sumber daya manusia
yang dihasilkan akan mampu menjawab tantangan masyarakat kedepan
Pada makalah ini akan dibahas bagaimana praktek pendidikan di beberapa negara,
yaitu negara maju, berkembang dan terbelakang
B. SISTEM PENDIDIKAN DIBEBERAPA NEGARA
1. Sistem Pendidikan di Negara Maju
A. Sistem Pendidikan di Jepang
Sistem pendidikan di Jepang dibangun atas empat tingkat, yaitu: pusat, perfektual
(antara Provinsi dan Kabupaten), municipal (antara Kabupaten dan Kecamatan), dan sekolah.
Sistem administrasi tersebut menerapkan kombinasi antara sentralisasi, desentralisasi,
Manajemen Berbasis Sekolah (School Based Management), dan partisipasi masyarakat. Di
samping itu, terdapat asosiasi-asosiasi kepala sekolah, guru, murid, dan orang tua yang
mendukung pengembangan sekolah. Dalam sistem tersebut terdapat peran dan hubungan
antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, seklah, asosiasi-asosiasi tersebut, dan
masyarakat yang saling mengisi sehingga tercipta sinergi yang memungkinkan sistem
tersebut menjadi relatif efisien dan efektif. Hal ini merupakan faktor utama pencapaian mutu
pendidikan di Jepang yang relatif tinggi.
Adapun sistem pendidikan umum di Jepang ditetapkan lebih dari satu abad yang lalu dan
keberadaannya berlangsung lebih lama dari pada kebanyakan negara. Sistem pendidikan
Jepang pada dasarnya adalah Sekolah Dasar (SD) 6 (enam) tahun, Sekolah Menengah
Pertama (SMP) 3 (tiga) tahun, Sekolah Menengah Atas (SMA) 3 (tiga) tahun, Universitas 4
(empat) tahun, dan Lembaga Pendidikan Tinggi 2 (dua) tahun. Wajib belajar adalah dari SD
sampai SMP. Untuk masuk SMA dan Universitas pada dasarnya harus mengikuti ujian
masuk. Selain sekolah tersebut, ada sekolah kejuruan atau sekolah khusus yang menampung
lulusan SD atau SMP. Sekolah ini mengajarkan keterampilan khusus. Di samping beberapa
jenjang pendidikan tersebut, di Jepang juga terdapat program pendidikan prasekolah, baik
dalam bentuk Taman Kanak-Kanak (TK) maupun Play Group (PG).
Jika dilihat dari pengelola sekolah, dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu
Sekolah Negeri adalah sekolah yang dikelola pemerintah, Sekolah provinsi adalah sekolah
yang dikelola pemerintah daerah, Sekolah Swasta adalah sekolah yang dikelola badan
hukum. Sedangkan apabila dilihat dari tahun ajarannya, sekolah dimulai bulan April dan
berakhir pada bulan Maret tahun berikutnya.
Pendidikan Prasekolah
Pendidikan prasekolah dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu Kelompok Bermain (KB)
atau Play Group (PG) dan Taman Kanak-Kanak (TK).
Play Group (PG) adalah merupakan fasilitas yang disediakan bagi para orang tua yang
bekerja sehingga tidak dapat mengasuh anaknya di siang hari. Pendaftaran murid baru
dimulai setiap awal Januari. Permohoman untuk masuk ke PG ini dilakukan di kantor
pemerintahan setempat karena terbatasnya jumlah tempat untuk masuk ke kelompok bermain
ini.
Pendidikan Wajib
Wajib sekolah berlaku bagi anak usia 6 sampai 15 tahun, tetapi kebanyakan anak
bersekolah lebih lama dari yang diwajibkan. Tiap anak bersekolah di SD pada usia 6 tahun
hingga 12 tahun, lalu SMP hingga usia 15 tahun. Pendidikan wajib ini bersifat cuma-cuma
bagi semua anak, khususnya biaya sekolah dan buku. Untuk alat-alat pelajaran, kegiatan di
luar sekolah, piknik dan makan siang di sekolah perlu membayar sendiri. namun bagi anakanak dari keluarga yang tidak mampu mendapat bantuan khusus dari pemerintah pusat dan
daerah. Di samping itu ada juga bantuan untuk kebutuhan belajar, perawatan kesehatan, dan
lain-lain. Seorang anak yang telah tamat SD diwajibkan meneruskan pendidikannya ke
jenjang SMP. Dengan demikian, sekolah wajib ditempuh selama 9 tahun; 6 tahun di SD dan 3
tahun di SMP.
Pendidikan Menengah Atas
Ada tiga jenis SMA, yaitu: full time, part time (terutama malam hari), dan tertulis.
Sekolah menengah yang full time berlangsung selama 3 tahun, sedangkan kedua jenis sekolah
lainnya menghasilkan diploma yang setara. Bagian terbesar siswa mendapat pendidikan
menengah atas di SMA full time. Jurusan di SMA dapat dikategorikan ke dalam beberapa
jenis berdasarkan pola kurikulum, yaitu jurusan umum (akademis), pertanian, teknik,
perdagangan, perikanan, home economic, dan perawatan. Untuk masuk ke salah satu jenis
sekolah tersebut, siswa harus mengikuti ujian masuk dan membawa surat referensi dari SMP
tempat ia lulus sebelumnya
Pendidikan Tinggi
Ada tiga jenis lembaga pendidikan tinggi, yaitu: universitas, junior college (akademi),
dan technical college (akademi teknik). Di universitas terdapat pendidikan sarjana (S-) dan
pascasarjana (S-2 dan S-3). Pendidikan S-1 berlangsung selama 4 tahun, menghasilkan
sarjana bergelar Bachelor’s degree, kecuali di fakultas kedokteran dan kedokteran gigi yang
berlangsung selama 6 tahun. Pendidikan pascasarjana dibagi dalam dua kategori, yakni
Master’s degree (S-2) ditempuh selama 2 tahun sesudah tamat S-1dan Doctor’s degree (S-3)
ditempuh selama 5 tahun.
Junior college memberikan pendidikan selama dua atau tiga tahun bagi para lulusan
SMA. Kredit yang diperlukan di junior college dapat dihitung sebagai bagian dari kredit
untuk memperoleh gelar Bachelor’s degree (S-1). Lulusan sekolah menengah (setingkat
SMP) dapat masuk ke technical college (akademi teknik). Pendidikan di lembaga ini
berlangsung selama 5 tahun (full time) untuk mencetak tenaga teknisi. Universitas dan junior
college memilih mahasiswanya berdasarkan hasil ujian masuk serta hasil prestasi belajar dari
SMA. Untuk sekolah negeri dan umum daerah, sejak tahun 1979 diberlakukan “tes gabungan
kecakapan” yang seragam, sebagai tahap pertama dari sistem ujian masuk. Tahap kedua
berupa ujian masuk universitas yang bersangkutan sebagai seleksi final.

SISTEM PENDIDIKAN DI JEPANG

Usia
28
Doctor’s

27

Degree (S-

26
25

3)
Fakultas

Pendidikan Tinggi

Kedokteran

24

Master’s

23

Degree (S-

Kedokteran

2)

Hewan

22

Gigi/

Pendidikan Sarjana

Junior
21

(S-1)

College
(S-1)

20
19

Technical
18

Pendidikan
Sekolah Menengah Atas

17

Menengah
(SMA)

16

Atas

15
Sekolah Menengah Pertama
14
(SMP)
13
12
11

Pendidikan

10

Wajib
Sekolah Dasar

9
(SD)
8
7
6
5
4
Taman Kanak-Kanak
Pra Sekolah
(TK) dan Play Group (PG)

3

college
B. Sistem Pendidikan di Inggris
Inggris dikenal dengan standar pendidikannya yang tinggi, sistem pendidikan Inggris
telah banyak mempengaruhi banyak negara dan adalah rumah untuk beberapa universitas
terkenal.
Sekolah Dasar
Pendidikan wajib di Inggris dimulai dari usia 5 tahun dengan sekolah dasar. Siswa naik
dari kelas 1 sampai 6 tanpa ujian, meskipun kemampuan mereka diuji di usia 7 tahun.
Penekanan ada pada belajar secara praktikal dibandingkan menghafal. Siswa belajar mata
pelajaran inti seperti Inggris, matematika dan sains, juga pelajaran dasar seperti sejarah,
geografi, musik, seni dan olahraga.
Sekolah Menengah Atas
Siswa memulai sekolah menengah pada usia 11 tahun, dimana menjadi kewajiban
untuk lima tahun berikutnya. Di setiap jenjangnya, siswa memperdalam pengetahuan mereka
pada mata pelajaran inti dan ditambah setidaknya 1 bahasa asing. Di tahun ke-4, mereka
mulai bersiap untuk mengikuti ujian-ujian yang disebut General Certificate of Secondary
Education atau GCSE. Siswa akan diuji di 9 atau 10 topik GCSE yang mereka pilih.
A-Levels di Sekolah Menengah Atas
Setelah menyelesaikan ujian GCSE, siswa sekolah menengah dapat meninggalkan
sekolah untuk bekerja, mengikuti program training di sekolah kejuruan atau teknik, atau
melanjutkan 2 tahun lagi untuk menyiapkan diri bagi ujian masuk universitas, yang dikenal
dengan "A-Levels." Secara umum, siswa yang ingin masuk ke universitas akan belajar 3-4
subyek untuk ujian A-Levels. Ini kerap dilakukan di sekolah yang dinamakan Sixth Form
Colleges. Makin tinggi nilai ujian A-Levels, makin baik peluang siswa untuk masuk ke
universitas pilihannya.
Program Sarjana
Ditingkat sarjana, siswa di Inggris dapat memilih jurusan "art" dan "sciences". Program
biasanya berlangsung selama tiga tahun dimana selama itu siswa menyelesaikan pelajaran
dan tutorial di bidang masing-masing. Siswa yang akan lulus biasanya harus mengikuti ujian
akhir. Syarat penerimaan bagi siswa internasional termasuk kefasihan bahasa Inggris (min
IELTS 6.0), tambahan 1 tahun sekolah menengah, dikenal dengan University Foundation
Year atau nilai A-Level.
Pasca Sarjana atau PhD
Pelajaran universitas dapat diteruskan ke tingkat pasca sarjana. Gelas pasca sarjana
tradisional biasanya dibidang "Arts" (MA) atau "Sciences" (MSc). Gelar pasca sarjana yang
makin populer adalah Masters in Business Administraion (MBA). Program Master
berlangsung selama satu sampai dua tahun dan mengharuskan ujian dan tesis untuk syarat
kelulusan. Bagi program tertentu, pengalaman dibidang riset dan bekerja dibutuhkan untuk
mengikuti program doktoral, atau PhD, yang dapat berlangsung selama empat atau lima tahun
di sekolah dan riset serta disertasi.

C. Sistem Pendidikan di Amerika Serikat
Sistem pemerintahan di AS hampir mirip dengan di Indonesia. Terdiri dari 3 lapis
pemerintahan yaitu pusat disebut Federal atau Sentral Goverment, pemerintah provinsi atau
negara bagian yang disebut State goverment dan yang ketiga pemerintah kota atau kabupaten
yang disebut Local Goverment. Ada 51 negara bagian atau state di AS, dan ada sekitar 10
sampe 30 kota/kabupaten atau disini disebut Town / City disetiap negara bagian.
Ternyata sudah menjadi kultur budaya yang sangat mengakar dalam sejarah AS bahwa
pendidikan menjadi tugas bagi keluarga dan masyarakat. oleh karena itu masyarakat tidak
mau kalau pendidikan diatur oleh pemerintah pusat, bahkan oleh pemerintah negara bagian,
bahkan oleh pemerintah lokal sekalipun. Masyarakat merasa memiliki hak yang sangat kuat
untuk menentukan sistem pendidikan seperti apa yang paling tepat untuk masyarakat mereka.
Mereka menganggap tantangan yang dihadapi oleh setiap komunitas tidaklah sama, jadi
sistem pendidikan juga tidak boleh atau tidak perlu disamakan antara satu kota dengan kota
lain, antara satu state dengan state lain.
Amerika Serikat terdiri dari berbagai orang dari negara-negar lain didunia. makanya AS
sering disebut sebagai Negri Imigran. Meskipun imigran tapi mereka diperlakukan sama.
Demokrasi dan hak setiap individu dijunjung tinggi. Keberhasilan letaknya pada individu
masing-masing bukan pada sistemnya di Indonesia kita mengenal wajib belajar SD dan SMP.
Di Amerika kesempatan memperoleh pendidikan bagi seluruh warga sudah lama
diberlakukan. wajib belajar di AS mulai dari SD sampai SMA. Tapi pemerintah
menggratiskan biaya sekolah sejak TK sampai SMA untuk sekolah-sekolah negri. Untuk
sekolah swasta, pemerintahan dipusat sampai lokal tidak memberikan anggaran apapun, dan
sebaliknya sekolah itupun tidak diwajibkan mengikuti seluruh kebijakan pemerintah dibidang
pendidikan.
Pada tahun 2001 pemerintah pusat melakukan Reformasi di bidang pendidikan dengan
meluncurkan kebijakan NCLB atau No Child Left Behind atau Tak ada satupun anak yang
tertinggal dibelakang. Kebijakan ini terkait dengan mutu atau kualitas anak didik. Negara
bagian Massachusetts yang selalu terbaik dalam pendidikan telah lebih dulu mengawali
kebijakan ini pada tahun 1993. Kebijakan NCLB ini antara lain dilakukan dalam bentuk
penciptaan standar-standar mutu hasil didik dan pelaksanaan Ujian Nasional. Pemerintah
pusat memerintahkan pemerintah negara bagian untuk membuat standar pendidikan,
membuat kurikulum, membuat soal Ujian nasional dan menyelenggarakan Ujian nasional.
materi yang diujikan samapai saat ini baru Matematik dan Bahasa Inggris, tapi tahun depan
akan ditambah Sejarah AS dan IPA.
2. Sistem Pendidikan di Negara Berkembang
Negara berkembang adalah sebuah negara dengan rata-rata pendapatan yang rendah,
infrastruktur yang relatif terbelakang, dan indeks perkembangan manusia yang kurang
dibandingkan dengan norma global. . Keberhasilan pembangunan di suatu negara dapat
dijadikan acuan untuk menentukan suatu negara dikatakanmaju atau berkembang.Negara
yang sudah berhasil dalam pembangunan sering disebut dengan negara maju, sedangkan
negara yang masih sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan disebut dengan negara
berkembang.
Kebijakan pendidikan di negara-negara berkembang umumnya berasal dari warisan kebijakan
pendidikan kaum kolonial. Dikatakan demikian, oleh karena negara-negara berkembang pada
saat baru pertama kali merdeka belum sempat membangun kebijakan pendidikannya sendiri
berdasarkan kebutuhan realistik rakyatnya. Kemerdekaan yang telah dicapai di bidang politik
tidak dengan sendirinya diikuti oleh kemerdekaan di bidang lainnya, lebih-lebih dibidang
pendidikan.
Achmad Icksan (1985) mengidentifikasi ciri-ciri kebijakan pendidikan yang
merupakan warisan kaum kolonial. Pertama, sifatnya yang elastis, atau lebih banyak
memberikan kesempatan kepada sekecil masyarakat dan tidak lebih banyak memberikan
kesempatan kepada sebagian besar masyarakat. Realitas demikian tampak mula-mula pada
awal-awal kemerdekaan terutama dalam hal kesempatan mendapatkan layanan pendidikan,
meskipun pengejawantahannya akhirnya lebih bersentuhan dengan persoalan mutu
pendidikan. Tampak sekali, bahwa layanan pendidikan yang bermutu, tetap dinikmati oleh
kalangan terbatas, sementara kalangan kebanyakan sekedar mendapatkan layanan pendidikan
yang dari segi kualitas sangat memprihatinkan. Keluhan mengenai mutu pendidikan yang
akhir-akhir ini pernah mencuat ke permukaan, agaknya dapat dilihat dari sudut pandang ini.
Kedua, berorientasi sosio-ekonomik. Orientasi sosio-ekonomik demikian, berkaitan
erat dengan jaringan ekonomi internasional di mana negara-negara maju berposisi sebagai
sentranya sementara negara-negara berkembang sekedar sebagai periferalnya. Dalam
kedudukan sebagai periferalnya, negara berkembang umumnya secara ekonomik masih tinggi
tingkat dependensinya terhadap negara maju. Bantuan-bantuan yang diberikan dalam bentuk
pinjaman bagi pelaksaan pendidikan di negara-negara berkembang, umumnya justru
memperkukuh dependensi tersebut. Jika secara ekonomik hal demikian masih bergantung dan
belum mandiri, maka dalam hal strategi pencapaian tujuan pendidikannya pun juga masih
tetap bergantung. Tidak jarang, pembaruan-pembaruan dibidang pendidikan, umumnya
dimulai dari negara maju, dan begitu dinegara maju sudah ditinggalkan, baru mulai dan
digalakkan dinegara-negara berkembang. Negara-negara berkembang seolah-olah terombangambing oleh pasang surutnya, naik turunnya dan jaya hancurnya konsep-konsep mengenai
pendidikan dinegara-negara maju.
Ketiga, liberal, rasional, individual, achievemant oriented dan Sosial alienated. Ciriciri pendidikan demikian, umumnya berbeda dan bahkan berlawanan dengan ciri-ciri
masyarakat dan nilai-nilai yang berkembang dinegara-negara berkembang. Pendidikannya
liberal, padahal masyarakatnya menjunjung tinggi nilai-nilai kolektivisme, pendidikannya
menanamkan rasionalitas, padahal masyarakat negara-negara berkembang banyak juga
mempunyai budaya-budaya yang tidak saja mengembangkan rasionalitas melainkan segi-segi
emosional dan batiniah, pendidikannya individual padahal masyarakatnya menjunjung tinggi
kesetiakawanan sosial dan gotong royong, pendidikannya achievement oriented secara sempit
sekadar prestasi akademik di kelas.
Keempat, tidak berakar pada tradisi dan budaya setempat. Hal demikian sangat
memprihatinkan, oleh karena pendidikan pada dasarnya adalah pewarisan budaya dari
generasi sebelumnya kepada generasi sesudahnya atau penerusnya. Oleh karena tidak berakar
pada tradisi dan budaya setempat, maka para siswanya bisa mengalami keterasingan budaya.
Kelima, berorientasi pada masyarakat kota. Ini juga sangat memprihatinkan mengingat
sebagian besar wilayah negara-negara berkembang justru terdiri dari pedesaan. Orientasi ke
kota demikian, lambat atau cepat, langsung maupun tidak langsung, bisa menjadikan
penyebab lulusan-lulusan pendidikan lebih tertarik dengan kehidupan kota ketimbang bangga
membangun desanya. Tingginya angka perpindahan penduduk ke kota-kota besar, yang
langsung menimbulkan efek-efek samping sosial, agaknya juga dapat dilihat dari sudut
pandang ini.
Haruslah disadari oleh negara berkembang sendiri, bahwa mengekspor sistem pendidikan
yang dilakukan oleh negara maju, tentu tak semata secara murni ingin membebaskan negara
berkembang dari keterbelakangan, melainkan ada misi lain, misal didapatkannya nilai tambah
mengenai beberapa hal untuk negara maju sendiri. Persyaratan-persyaratan yang dikenakan
negara-negara maju atas negara-negara berkembang atas bantuan-bantuan pendidikannya,
seringkali menempatkan negara berkembang pada posisi tak untung, sementara negara maju
sendiri masih tetap berada diatas angin. Karena itu pembangunan sistem pendidikanyang
didasarkan atas budaya, kemampuan, kebutuhan objektif negara berkembang sendiri adalah
suatu kebutuhan mendesak yang akan memberikan kejayaan kepada negara berkembang
sendiri di masa depan.
3. Sistem Pendidikan di Negara Terbelakang

Negara

terbelakang

adalah

sebuah

negara

dengan

kondisi

pembangunan,

pemerintahan dan tingkat kesejahteraan rakyat didalamnya masih buruk. Biasanya negara
terbelakang sangat mudah apabila dijajah, karena masih sangat rentan dengan tindakan
negara lain.
Dalam sistem pendidikan pada negara ini sangat memperhatinkan karena hanya
sebagian kecil dari warga negara mengenyam pendidikan, dapat dilihat juga pada
ketersediaan sekolah atau lembaga pendidikan yang masih sangat minim.
Untuk faktor ekonomi saja negara ini mengalami kemerosotan, dalam pendidikan
hanya warga negara yang memiliki uang cukup saja yang dapat menikmati bangku
pendidikan,

dan negara ini mendapat biaya dari bantuan negara-negara lain, karena

banyaknya krisis dan permasalahan yang melanda negara ini, kebanyakan warga negaranya
yang memiliki cukup uang memilih sekolah di negara lain.
Dengan sistem pendididkan yang bermasalah dan ditambahnya ekonomi yang rendah
mengakibatkan negara ini terbelakang, Kurangnya guru yang berkualitas. Beberapa Negara
terbelakang sangat sedikit orang-orang yang memiliki pendidikan cukise social up menjadi
guru yang kompeten, karena mereka menempati jabatan-jabatan diluar bidang pengajaran
dengan gaji dan prestise social yang tinggi.Sejak negara-negara terbelakang melakukan
ekspansi pendidikan, maka harus berusaha mendapatkan guru-guru dari Negara maju.
Walaupun hal itu bertentangan dengan watak nasionalistis,namun tampaknya itu merupakan
satu-satunya jalan keluar.Keadaan kurikulum yang tidak jelas dan sedikitnya sekolah atau
lembaga pendidikan menjadikan tingkat pendidikan rendah
C. KESIMPULAN

Pada setiap kondisi negara sistem pendidikan berbeda, pada sistem pendidikan
negara maju, sistem pendidikan telah berjalan baik, dan kualitas pendidikan di
negara tersebut baik dan diakui oleh dunia
Sistem pendidikan di negara berkembang masih mengalami perubahan sesuai
dengan kondisi dan tuntutan dari negara dan juga perkembangan yang dihadapi
oleh negara tersebut yang masih giatnya membangun
Pada negara terbelakang sistem pendidikan kurang tepat, juga kurangnya
ketersedian untuk sarana pendidikan yang disebabkan oleh masalah ekonomi
yang dihadapi negara ini, dan masih minimnya warga negara yang mengenyam
pendidikan.
Daftar Rujukan

http://najaciesagitariuskadiri.wordpress.com/2013/05/02/analisis-kebijakandan-pembuatan-keputusan-kebijakan-pendidikan-di-negara-berkembang/

http://haniyatimor.blogspot.com/2013/07/sistem-pendidikan-di-negaramaju.html

http://wildanrahmatullah.com/2013/02/22/pendidikan-di-negara-maju/

http://rutamaputriani.blogspot.com/2011/12/latar-belakang-pendidikanmenjadi.html

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Matematika tema 7 kelas 2 (mengenal pecahan)
Matematika tema 7 kelas 2 (mengenal pecahan)Matematika tema 7 kelas 2 (mengenal pecahan)
Matematika tema 7 kelas 2 (mengenal pecahan)fitriasolihah1
 
Pembahasan soal un matematika sma program ipa 2012 paket b21 zona d
Pembahasan soal un matematika sma program ipa 2012 paket b21 zona dPembahasan soal un matematika sma program ipa 2012 paket b21 zona d
Pembahasan soal un matematika sma program ipa 2012 paket b21 zona dAdriana Dwi Ismita
 
Sistem Numerasi Arab-Hindu dan Romawi
Sistem Numerasi Arab-Hindu dan RomawiSistem Numerasi Arab-Hindu dan Romawi
Sistem Numerasi Arab-Hindu dan RomawiDesy Aryanti
 
Buku Matematika Semester 1_Siswa Kelas 8 K-13 Rev
Buku Matematika Semester 1_Siswa Kelas 8 K-13 RevBuku Matematika Semester 1_Siswa Kelas 8 K-13 Rev
Buku Matematika Semester 1_Siswa Kelas 8 K-13 RevIwan Sumantri
 
Statistik SMK Kelas XII TI
Statistik SMK Kelas XII TIStatistik SMK Kelas XII TI
Statistik SMK Kelas XII TIsri sayekti
 
5. ukuran kemiringan dan ukuran keruncingan
5. ukuran kemiringan dan ukuran keruncingan5. ukuran kemiringan dan ukuran keruncingan
5. ukuran kemiringan dan ukuran keruncinganRia Defti Nurharinda
 
Mean, Median dan Modus (PPT)
Mean, Median dan Modus (PPT)Mean, Median dan Modus (PPT)
Mean, Median dan Modus (PPT)Sherly Oktaviani
 
Format penulisan soal (contoh)
Format penulisan soal (contoh)Format penulisan soal (contoh)
Format penulisan soal (contoh)Mohamad Nur Fauzi
 
PENERAPAN TEORI BELAJAR VAN HIELE PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS ...
PENERAPAN TEORI BELAJAR VAN HIELE  PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS ...PENERAPAN TEORI BELAJAR VAN HIELE  PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS ...
PENERAPAN TEORI BELAJAR VAN HIELE PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS ...Muhammad Alfiansyah Alfi
 
Buku siswa kelas 8 mm smt 1
Buku siswa kelas 8 mm smt 1Buku siswa kelas 8 mm smt 1
Buku siswa kelas 8 mm smt 1Ritma Ariesha
 
Bahasa indonesia kelas 3 SD
Bahasa indonesia kelas 3 SDBahasa indonesia kelas 3 SD
Bahasa indonesia kelas 3 SDFarohhh26
 
Struktur bangun datar kelompok 1
Struktur bangun datar kelompok 1Struktur bangun datar kelompok 1
Struktur bangun datar kelompok 1siti sangidah
 
Rpp mengalikan dan membagi bilangan pecahan Kurikulum 2013
Rpp mengalikan dan membagi bilangan pecahan Kurikulum 2013Rpp mengalikan dan membagi bilangan pecahan Kurikulum 2013
Rpp mengalikan dan membagi bilangan pecahan Kurikulum 2013Agung Handoko
 
ppt pertidaksamaan linear satu variabel
ppt pertidaksamaan linear satu variabelppt pertidaksamaan linear satu variabel
ppt pertidaksamaan linear satu variabelNuurwashilaah -
 
rasio, perbandingan, skala dan kecepatan
rasio, perbandingan, skala dan kecepatanrasio, perbandingan, skala dan kecepatan
rasio, perbandingan, skala dan kecepatanCharla Tarrua
 
Buku Siswa PPKn Kelas VIII Edisi Revisi 2017
Buku Siswa PPKn Kelas VIII Edisi Revisi 2017Buku Siswa PPKn Kelas VIII Edisi Revisi 2017
Buku Siswa PPKn Kelas VIII Edisi Revisi 2017Muhamad Yogi
 
Soal bahasa inggris kelas 2 sd bab 1 greetings and introductions dan kunci ja...
Soal bahasa inggris kelas 2 sd bab 1 greetings and introductions dan kunci ja...Soal bahasa inggris kelas 2 sd bab 1 greetings and introductions dan kunci ja...
Soal bahasa inggris kelas 2 sd bab 1 greetings and introductions dan kunci ja...Amphie Yuurisman
 
Bahasa indonesia Kelas 1 Sekolah Dasar
Bahasa indonesia Kelas 1 Sekolah DasarBahasa indonesia Kelas 1 Sekolah Dasar
Bahasa indonesia Kelas 1 Sekolah DasarlombkTBK
 

La actualidad más candente (20)

Matematika tema 7 kelas 2 (mengenal pecahan)
Matematika tema 7 kelas 2 (mengenal pecahan)Matematika tema 7 kelas 2 (mengenal pecahan)
Matematika tema 7 kelas 2 (mengenal pecahan)
 
Pembahasan soal un matematika sma program ipa 2012 paket b21 zona d
Pembahasan soal un matematika sma program ipa 2012 paket b21 zona dPembahasan soal un matematika sma program ipa 2012 paket b21 zona d
Pembahasan soal un matematika sma program ipa 2012 paket b21 zona d
 
Sistem Numerasi Arab-Hindu dan Romawi
Sistem Numerasi Arab-Hindu dan RomawiSistem Numerasi Arab-Hindu dan Romawi
Sistem Numerasi Arab-Hindu dan Romawi
 
Buku Matematika Semester 1_Siswa Kelas 8 K-13 Rev
Buku Matematika Semester 1_Siswa Kelas 8 K-13 RevBuku Matematika Semester 1_Siswa Kelas 8 K-13 Rev
Buku Matematika Semester 1_Siswa Kelas 8 K-13 Rev
 
Statistik SMK Kelas XII TI
Statistik SMK Kelas XII TIStatistik SMK Kelas XII TI
Statistik SMK Kelas XII TI
 
5. ukuran kemiringan dan ukuran keruncingan
5. ukuran kemiringan dan ukuran keruncingan5. ukuran kemiringan dan ukuran keruncingan
5. ukuran kemiringan dan ukuran keruncingan
 
Mean, Median dan Modus (PPT)
Mean, Median dan Modus (PPT)Mean, Median dan Modus (PPT)
Mean, Median dan Modus (PPT)
 
Pembelajaran Soal Cerita di SD
Pembelajaran Soal Cerita di SDPembelajaran Soal Cerita di SD
Pembelajaran Soal Cerita di SD
 
Format penulisan soal (contoh)
Format penulisan soal (contoh)Format penulisan soal (contoh)
Format penulisan soal (contoh)
 
PENERAPAN TEORI BELAJAR VAN HIELE PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS ...
PENERAPAN TEORI BELAJAR VAN HIELE  PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS ...PENERAPAN TEORI BELAJAR VAN HIELE  PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS ...
PENERAPAN TEORI BELAJAR VAN HIELE PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS ...
 
Buku siswa kelas 8 mm smt 1
Buku siswa kelas 8 mm smt 1Buku siswa kelas 8 mm smt 1
Buku siswa kelas 8 mm smt 1
 
Bahasa indonesia kelas 3 SD
Bahasa indonesia kelas 3 SDBahasa indonesia kelas 3 SD
Bahasa indonesia kelas 3 SD
 
Struktur bangun datar kelompok 1
Struktur bangun datar kelompok 1Struktur bangun datar kelompok 1
Struktur bangun datar kelompok 1
 
Tema 3, kegiatanku (kelas 1)
Tema 3, kegiatanku (kelas 1)Tema 3, kegiatanku (kelas 1)
Tema 3, kegiatanku (kelas 1)
 
Rpp mengalikan dan membagi bilangan pecahan Kurikulum 2013
Rpp mengalikan dan membagi bilangan pecahan Kurikulum 2013Rpp mengalikan dan membagi bilangan pecahan Kurikulum 2013
Rpp mengalikan dan membagi bilangan pecahan Kurikulum 2013
 
ppt pertidaksamaan linear satu variabel
ppt pertidaksamaan linear satu variabelppt pertidaksamaan linear satu variabel
ppt pertidaksamaan linear satu variabel
 
rasio, perbandingan, skala dan kecepatan
rasio, perbandingan, skala dan kecepatanrasio, perbandingan, skala dan kecepatan
rasio, perbandingan, skala dan kecepatan
 
Buku Siswa PPKn Kelas VIII Edisi Revisi 2017
Buku Siswa PPKn Kelas VIII Edisi Revisi 2017Buku Siswa PPKn Kelas VIII Edisi Revisi 2017
Buku Siswa PPKn Kelas VIII Edisi Revisi 2017
 
Soal bahasa inggris kelas 2 sd bab 1 greetings and introductions dan kunci ja...
Soal bahasa inggris kelas 2 sd bab 1 greetings and introductions dan kunci ja...Soal bahasa inggris kelas 2 sd bab 1 greetings and introductions dan kunci ja...
Soal bahasa inggris kelas 2 sd bab 1 greetings and introductions dan kunci ja...
 
Bahasa indonesia Kelas 1 Sekolah Dasar
Bahasa indonesia Kelas 1 Sekolah DasarBahasa indonesia Kelas 1 Sekolah Dasar
Bahasa indonesia Kelas 1 Sekolah Dasar
 

Destacado

Teori dan praktek pendidikan
Teori dan praktek pendidikanTeori dan praktek pendidikan
Teori dan praktek pendidikanAnna Anita
 
Uts pengantar pendidikan
Uts pengantar pendidikanUts pengantar pendidikan
Uts pengantar pendidikanovindaaa
 
Slide presentasi isu kritis
Slide presentasi isu kritisSlide presentasi isu kritis
Slide presentasi isu kritispaldy
 
Permasalahan kjp dan kip bintang ronauli
Permasalahan kjp dan kip  bintang ronauliPermasalahan kjp dan kip  bintang ronauli
Permasalahan kjp dan kip bintang ronauliVina Serevina
 
Youth day 2012
Youth day 2012Youth day 2012
Youth day 2012LonelyHero
 
Paparan Menteri Pendidikan RI : Gawat Darurat Pendidikan di Indonesia
Paparan Menteri Pendidikan RI : Gawat Darurat Pendidikan di IndonesiaPaparan Menteri Pendidikan RI : Gawat Darurat Pendidikan di Indonesia
Paparan Menteri Pendidikan RI : Gawat Darurat Pendidikan di IndonesiaNegeri Pelangi
 
Potret pendidikan Indonesia Andre
Potret pendidikan Indonesia  AndrePotret pendidikan Indonesia  Andre
Potret pendidikan Indonesia AndreVina Serevina
 
Penyebab Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia dan penanggulangannya
Penyebab Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia dan penanggulangannyaPenyebab Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia dan penanggulangannya
Penyebab Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia dan penanggulangannya worodyah
 
guru-sebagai-satu-profesion
guru-sebagai-satu-profesionguru-sebagai-satu-profesion
guru-sebagai-satu-profesioncidapink89
 
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia dan solusinya
Makalah permasalahan pendidikan di  indonesia dan solusinyaMakalah permasalahan pendidikan di  indonesia dan solusinya
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia dan solusinyaOperator Warnet Vast Raha
 
Kurangnya pemerataan pendidikan di indonesia
Kurangnya pemerataan pendidikan di indonesiaKurangnya pemerataan pendidikan di indonesia
Kurangnya pemerataan pendidikan di indonesiaripto atmaja
 
Alih Fungsi Tugas Guru Produktif SMK -Muhaemin
Alih Fungsi Tugas Guru Produktif SMK -MuhaeminAlih Fungsi Tugas Guru Produktif SMK -Muhaemin
Alih Fungsi Tugas Guru Produktif SMK -MuhaeminVina Serevina
 
Pemerataan dan Profesionalisme Guru di Indonesia
Pemerataan dan Profesionalisme Guru di IndonesiaPemerataan dan Profesionalisme Guru di Indonesia
Pemerataan dan Profesionalisme Guru di Indonesiaputeriaprilianti
 
Makalah Progmob Informasi Pariwisata
Makalah Progmob Informasi PariwisataMakalah Progmob Informasi Pariwisata
Makalah Progmob Informasi Pariwisataarya purwadana
 
Dinamika pendidikan di indonesia
Dinamika pendidikan di indonesiaDinamika pendidikan di indonesia
Dinamika pendidikan di indonesiaRobert Sudarwan
 
Pemerataan kualitas dan kesejahteraan guru melalui plpg -rustano
Pemerataan kualitas dan kesejahteraan guru melalui plpg  -rustanoPemerataan kualitas dan kesejahteraan guru melalui plpg  -rustano
Pemerataan kualitas dan kesejahteraan guru melalui plpg -rustanoVina Serevina
 
Perbandingan Pendidikan di Indonesia, Finlandia dan Jepang
Perbandingan Pendidikan di Indonesia, Finlandia dan JepangPerbandingan Pendidikan di Indonesia, Finlandia dan Jepang
Perbandingan Pendidikan di Indonesia, Finlandia dan JepangIzan M.Pd
 
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia dan solusinya
Makalah permasalahan pendidikan di  indonesia dan solusinyaMakalah permasalahan pendidikan di  indonesia dan solusinya
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia dan solusinyaSeptian Muna Barakati
 
Stress dikalangan-guru
Stress dikalangan-guruStress dikalangan-guru
Stress dikalangan-guruAhmad NazRi
 
Upaya negara indonesia menjadi negara maju
Upaya negara indonesia menjadi negara majuUpaya negara indonesia menjadi negara maju
Upaya negara indonesia menjadi negara majuUmi Pujiati
 

Destacado (20)

Teori dan praktek pendidikan
Teori dan praktek pendidikanTeori dan praktek pendidikan
Teori dan praktek pendidikan
 
Uts pengantar pendidikan
Uts pengantar pendidikanUts pengantar pendidikan
Uts pengantar pendidikan
 
Slide presentasi isu kritis
Slide presentasi isu kritisSlide presentasi isu kritis
Slide presentasi isu kritis
 
Permasalahan kjp dan kip bintang ronauli
Permasalahan kjp dan kip  bintang ronauliPermasalahan kjp dan kip  bintang ronauli
Permasalahan kjp dan kip bintang ronauli
 
Youth day 2012
Youth day 2012Youth day 2012
Youth day 2012
 
Paparan Menteri Pendidikan RI : Gawat Darurat Pendidikan di Indonesia
Paparan Menteri Pendidikan RI : Gawat Darurat Pendidikan di IndonesiaPaparan Menteri Pendidikan RI : Gawat Darurat Pendidikan di Indonesia
Paparan Menteri Pendidikan RI : Gawat Darurat Pendidikan di Indonesia
 
Potret pendidikan Indonesia Andre
Potret pendidikan Indonesia  AndrePotret pendidikan Indonesia  Andre
Potret pendidikan Indonesia Andre
 
Penyebab Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia dan penanggulangannya
Penyebab Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia dan penanggulangannyaPenyebab Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia dan penanggulangannya
Penyebab Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia dan penanggulangannya
 
guru-sebagai-satu-profesion
guru-sebagai-satu-profesionguru-sebagai-satu-profesion
guru-sebagai-satu-profesion
 
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia dan solusinya
Makalah permasalahan pendidikan di  indonesia dan solusinyaMakalah permasalahan pendidikan di  indonesia dan solusinya
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia dan solusinya
 
Kurangnya pemerataan pendidikan di indonesia
Kurangnya pemerataan pendidikan di indonesiaKurangnya pemerataan pendidikan di indonesia
Kurangnya pemerataan pendidikan di indonesia
 
Alih Fungsi Tugas Guru Produktif SMK -Muhaemin
Alih Fungsi Tugas Guru Produktif SMK -MuhaeminAlih Fungsi Tugas Guru Produktif SMK -Muhaemin
Alih Fungsi Tugas Guru Produktif SMK -Muhaemin
 
Pemerataan dan Profesionalisme Guru di Indonesia
Pemerataan dan Profesionalisme Guru di IndonesiaPemerataan dan Profesionalisme Guru di Indonesia
Pemerataan dan Profesionalisme Guru di Indonesia
 
Makalah Progmob Informasi Pariwisata
Makalah Progmob Informasi PariwisataMakalah Progmob Informasi Pariwisata
Makalah Progmob Informasi Pariwisata
 
Dinamika pendidikan di indonesia
Dinamika pendidikan di indonesiaDinamika pendidikan di indonesia
Dinamika pendidikan di indonesia
 
Pemerataan kualitas dan kesejahteraan guru melalui plpg -rustano
Pemerataan kualitas dan kesejahteraan guru melalui plpg  -rustanoPemerataan kualitas dan kesejahteraan guru melalui plpg  -rustano
Pemerataan kualitas dan kesejahteraan guru melalui plpg -rustano
 
Perbandingan Pendidikan di Indonesia, Finlandia dan Jepang
Perbandingan Pendidikan di Indonesia, Finlandia dan JepangPerbandingan Pendidikan di Indonesia, Finlandia dan Jepang
Perbandingan Pendidikan di Indonesia, Finlandia dan Jepang
 
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia dan solusinya
Makalah permasalahan pendidikan di  indonesia dan solusinyaMakalah permasalahan pendidikan di  indonesia dan solusinya
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia dan solusinya
 
Stress dikalangan-guru
Stress dikalangan-guruStress dikalangan-guru
Stress dikalangan-guru
 
Upaya negara indonesia menjadi negara maju
Upaya negara indonesia menjadi negara majuUpaya negara indonesia menjadi negara maju
Upaya negara indonesia menjadi negara maju
 

Similar a Makalah dasar ilmu pendidikan: praktek pendidikan di beberapa negara

PPTSISTEM PENDIDIKAN FINLANDIA SEMESTER 2 KEL 1.pdf
PPTSISTEM PENDIDIKAN FINLANDIA SEMESTER 2 KEL 1.pdfPPTSISTEM PENDIDIKAN FINLANDIA SEMESTER 2 KEL 1.pdf
PPTSISTEM PENDIDIKAN FINLANDIA SEMESTER 2 KEL 1.pdfSalasatiramadani
 
Ringkasan materi Komparasi Pendidikan
Ringkasan materi Komparasi PendidikanRingkasan materi Komparasi Pendidikan
Ringkasan materi Komparasi PendidikanPotpotya Fitri
 
ANALISIS KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN DI KANADA, KOREA SELATAN, SELANDIA BARU, ...
ANALISIS KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN DI KANADA, KOREA SELATAN, SELANDIA BARU, ...ANALISIS KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN DI KANADA, KOREA SELATAN, SELANDIA BARU, ...
ANALISIS KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN DI KANADA, KOREA SELATAN, SELANDIA BARU, ...wiwinseptiana1
 
Perbandingan Sistem Pendidikan Indonesia dan Singapura
Perbandingan Sistem Pendidikan Indonesia dan SingapuraPerbandingan Sistem Pendidikan Indonesia dan Singapura
Perbandingan Sistem Pendidikan Indonesia dan SingapuraEmirita Reta
 
Perbandingan pendidikan
Perbandingan pendidikanPerbandingan pendidikan
Perbandingan pendidikanAhmad Mu'alim
 
Srt edaran ppdb 15 (draf final 16 6-2015
Srt edaran ppdb 15 (draf final 16 6-2015Srt edaran ppdb 15 (draf final 16 6-2015
Srt edaran ppdb 15 (draf final 16 6-2015Yagus Yuwono
 
TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH SEJARAH DAN FILSAFAT PENJAS MAKALAH PERBANDINGAN P...
TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH SEJARAH DAN FILSAFAT PENJAS MAKALAH PERBANDINGAN P...TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH SEJARAH DAN FILSAFAT PENJAS MAKALAH PERBANDINGAN P...
TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH SEJARAH DAN FILSAFAT PENJAS MAKALAH PERBANDINGAN P...SugengTriyanto4
 
Tugas pendidikan kesetaraan
Tugas pendidikan kesetaraanTugas pendidikan kesetaraan
Tugas pendidikan kesetaraannandas55
 
1. Perbandingan Pendidikan Islam.ppt
1. Perbandingan Pendidikan Islam.ppt1. Perbandingan Pendidikan Islam.ppt
1. Perbandingan Pendidikan Islam.pptrifsusanto86
 
Kurikulum di negara Jerman
Kurikulum di negara JermanKurikulum di negara Jerman
Kurikulum di negara Jermannisa ulfa
 
Pendidikan adalah senjata ampu yang mengubah dunia
Pendidikan adalah senjata ampu yang mengubah duniaPendidikan adalah senjata ampu yang mengubah dunia
Pendidikan adalah senjata ampu yang mengubah duniaRinat Wandikbo
 
Pilihan setelah lulus smp
Pilihan setelah lulus smpPilihan setelah lulus smp
Pilihan setelah lulus smpNaya Ti
 
4 singapura kurikulum pendidikan singapura
4 singapura kurikulum pendidikan singapura 4 singapura kurikulum pendidikan singapura
4 singapura kurikulum pendidikan singapura risyanti ALENTA
 
Sistem Kejar Paket dalam Kebijakan Pendidikan Nasional
Sistem Kejar Paket dalam Kebijakan Pendidikan NasionalSistem Kejar Paket dalam Kebijakan Pendidikan Nasional
Sistem Kejar Paket dalam Kebijakan Pendidikan NasionalAli Murfi
 
Sambutan Mendikbud Pada Peringatan Hardiknas 2013
Sambutan Mendikbud Pada Peringatan Hardiknas 2013Sambutan Mendikbud Pada Peringatan Hardiknas 2013
Sambutan Mendikbud Pada Peringatan Hardiknas 2013jeeroloo
 

Similar a Makalah dasar ilmu pendidikan: praktek pendidikan di beberapa negara (20)

PPTSISTEM PENDIDIKAN FINLANDIA SEMESTER 2 KEL 1.pdf
PPTSISTEM PENDIDIKAN FINLANDIA SEMESTER 2 KEL 1.pdfPPTSISTEM PENDIDIKAN FINLANDIA SEMESTER 2 KEL 1.pdf
PPTSISTEM PENDIDIKAN FINLANDIA SEMESTER 2 KEL 1.pdf
 
Kurikulum di Australia
Kurikulum di AustraliaKurikulum di Australia
Kurikulum di Australia
 
Ringkasan materi Komparasi Pendidikan
Ringkasan materi Komparasi PendidikanRingkasan materi Komparasi Pendidikan
Ringkasan materi Komparasi Pendidikan
 
ANALISIS KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN DI KANADA, KOREA SELATAN, SELANDIA BARU, ...
ANALISIS KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN DI KANADA, KOREA SELATAN, SELANDIA BARU, ...ANALISIS KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN DI KANADA, KOREA SELATAN, SELANDIA BARU, ...
ANALISIS KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN DI KANADA, KOREA SELATAN, SELANDIA BARU, ...
 
Perbandingan Sistem Pendidikan Indonesia dan Singapura
Perbandingan Sistem Pendidikan Indonesia dan SingapuraPerbandingan Sistem Pendidikan Indonesia dan Singapura
Perbandingan Sistem Pendidikan Indonesia dan Singapura
 
Hapuskan un sd:mi
Hapuskan un sd:miHapuskan un sd:mi
Hapuskan un sd:mi
 
Perbandingan pendidikan
Perbandingan pendidikanPerbandingan pendidikan
Perbandingan pendidikan
 
Srt edaran ppdb 15 (draf final 16 6-2015
Srt edaran ppdb 15 (draf final 16 6-2015Srt edaran ppdb 15 (draf final 16 6-2015
Srt edaran ppdb 15 (draf final 16 6-2015
 
TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH SEJARAH DAN FILSAFAT PENJAS MAKALAH PERBANDINGAN P...
TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH SEJARAH DAN FILSAFAT PENJAS MAKALAH PERBANDINGAN P...TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH SEJARAH DAN FILSAFAT PENJAS MAKALAH PERBANDINGAN P...
TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH SEJARAH DAN FILSAFAT PENJAS MAKALAH PERBANDINGAN P...
 
Tugas pendidikan kesetaraan
Tugas pendidikan kesetaraanTugas pendidikan kesetaraan
Tugas pendidikan kesetaraan
 
1. Perbandingan Pendidikan Islam.ppt
1. Perbandingan Pendidikan Islam.ppt1. Perbandingan Pendidikan Islam.ppt
1. Perbandingan Pendidikan Islam.ppt
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
Kurikulum di negara Jerman
Kurikulum di negara JermanKurikulum di negara Jerman
Kurikulum di negara Jerman
 
Essay Tentang Bidikmisi
Essay Tentang BidikmisiEssay Tentang Bidikmisi
Essay Tentang Bidikmisi
 
Pendidikan adalah senjata ampu yang mengubah dunia
Pendidikan adalah senjata ampu yang mengubah duniaPendidikan adalah senjata ampu yang mengubah dunia
Pendidikan adalah senjata ampu yang mengubah dunia
 
Education System in UK.pptx
Education System in UK.pptxEducation System in UK.pptx
Education System in UK.pptx
 
Pilihan setelah lulus smp
Pilihan setelah lulus smpPilihan setelah lulus smp
Pilihan setelah lulus smp
 
4 singapura kurikulum pendidikan singapura
4 singapura kurikulum pendidikan singapura 4 singapura kurikulum pendidikan singapura
4 singapura kurikulum pendidikan singapura
 
Sistem Kejar Paket dalam Kebijakan Pendidikan Nasional
Sistem Kejar Paket dalam Kebijakan Pendidikan NasionalSistem Kejar Paket dalam Kebijakan Pendidikan Nasional
Sistem Kejar Paket dalam Kebijakan Pendidikan Nasional
 
Sambutan Mendikbud Pada Peringatan Hardiknas 2013
Sambutan Mendikbud Pada Peringatan Hardiknas 2013Sambutan Mendikbud Pada Peringatan Hardiknas 2013
Sambutan Mendikbud Pada Peringatan Hardiknas 2013
 

Makalah dasar ilmu pendidikan: praktek pendidikan di beberapa negara

  • 1. MAKALAH DASAR-DASAR ILMU PENDIDIKAN “PRAKTEK PENDIDIKAN DIBEBERAPA NEGARA” Oleh Kelompok 13: Sri Delvita (57810) Novila Fatmasari (1102117) Wiwi Ami Mardhana (1306639) UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2013
  • 2. A. Pendahuluan Pendidikan merupakan salah satu kunci kesuksesan dengan pendidikan kualitas hidup rakyat pada suatu negara itu dapat di lihat, Pendidikan sebagai salah satu elemen yang sangat penting dalam mencetak generasi penerus bangsa juga masih jauh dari yang diharapkan, Untuk mejadikan sebuah negara sebagai negara yang maju dan berhasil dibutuhkan generasi penerus yang sehat dan berwawasan luas. Untuk dapat mengukur sebuah negara tersebut sebagai negara maju, berkembang dan terbelakang, dapat di ukur dari pendidikan pada negara tersebut, dengan sistem pendidikan yang dianut oleh sebuah negara dapat dilihat bagaimana sistem dan jalannya pendidikan pada setiap negara, dan menentukan kualitas pendidikan pada negara tersebut. Pendidikan menjadi sebuah kajian penting dari sebuah bangsa. Negara maju, berkembang atau negara terbelakang harus mengutamakan masalah pendidikan selain masalah sandang dan kesehatan. Kemakmuran yang di inginkan, kesejahteraan yang menjadi impian akan terdorong pencapaiannya jika tujuan pendidikan sebuah bangsa berorientasi pada hal tersebut. Pendidikan menjadi bagian terpenting dalam tujuan jangka pendek ataupun tujuan jangka panjang sebuah negara. Melalui pendidikan diharapkan sumber daya manusia yang dihasilkan akan mampu menjawab tantangan masyarakat kedepan Pada makalah ini akan dibahas bagaimana praktek pendidikan di beberapa negara, yaitu negara maju, berkembang dan terbelakang
  • 3. B. SISTEM PENDIDIKAN DIBEBERAPA NEGARA 1. Sistem Pendidikan di Negara Maju A. Sistem Pendidikan di Jepang Sistem pendidikan di Jepang dibangun atas empat tingkat, yaitu: pusat, perfektual (antara Provinsi dan Kabupaten), municipal (antara Kabupaten dan Kecamatan), dan sekolah. Sistem administrasi tersebut menerapkan kombinasi antara sentralisasi, desentralisasi, Manajemen Berbasis Sekolah (School Based Management), dan partisipasi masyarakat. Di samping itu, terdapat asosiasi-asosiasi kepala sekolah, guru, murid, dan orang tua yang mendukung pengembangan sekolah. Dalam sistem tersebut terdapat peran dan hubungan antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, seklah, asosiasi-asosiasi tersebut, dan masyarakat yang saling mengisi sehingga tercipta sinergi yang memungkinkan sistem tersebut menjadi relatif efisien dan efektif. Hal ini merupakan faktor utama pencapaian mutu pendidikan di Jepang yang relatif tinggi. Adapun sistem pendidikan umum di Jepang ditetapkan lebih dari satu abad yang lalu dan keberadaannya berlangsung lebih lama dari pada kebanyakan negara. Sistem pendidikan Jepang pada dasarnya adalah Sekolah Dasar (SD) 6 (enam) tahun, Sekolah Menengah Pertama (SMP) 3 (tiga) tahun, Sekolah Menengah Atas (SMA) 3 (tiga) tahun, Universitas 4 (empat) tahun, dan Lembaga Pendidikan Tinggi 2 (dua) tahun. Wajib belajar adalah dari SD sampai SMP. Untuk masuk SMA dan Universitas pada dasarnya harus mengikuti ujian masuk. Selain sekolah tersebut, ada sekolah kejuruan atau sekolah khusus yang menampung lulusan SD atau SMP. Sekolah ini mengajarkan keterampilan khusus. Di samping beberapa jenjang pendidikan tersebut, di Jepang juga terdapat program pendidikan prasekolah, baik dalam bentuk Taman Kanak-Kanak (TK) maupun Play Group (PG). Jika dilihat dari pengelola sekolah, dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu Sekolah Negeri adalah sekolah yang dikelola pemerintah, Sekolah provinsi adalah sekolah yang dikelola pemerintah daerah, Sekolah Swasta adalah sekolah yang dikelola badan hukum. Sedangkan apabila dilihat dari tahun ajarannya, sekolah dimulai bulan April dan berakhir pada bulan Maret tahun berikutnya. Pendidikan Prasekolah Pendidikan prasekolah dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu Kelompok Bermain (KB) atau Play Group (PG) dan Taman Kanak-Kanak (TK).
  • 4. Play Group (PG) adalah merupakan fasilitas yang disediakan bagi para orang tua yang bekerja sehingga tidak dapat mengasuh anaknya di siang hari. Pendaftaran murid baru dimulai setiap awal Januari. Permohoman untuk masuk ke PG ini dilakukan di kantor pemerintahan setempat karena terbatasnya jumlah tempat untuk masuk ke kelompok bermain ini. Pendidikan Wajib Wajib sekolah berlaku bagi anak usia 6 sampai 15 tahun, tetapi kebanyakan anak bersekolah lebih lama dari yang diwajibkan. Tiap anak bersekolah di SD pada usia 6 tahun hingga 12 tahun, lalu SMP hingga usia 15 tahun. Pendidikan wajib ini bersifat cuma-cuma bagi semua anak, khususnya biaya sekolah dan buku. Untuk alat-alat pelajaran, kegiatan di luar sekolah, piknik dan makan siang di sekolah perlu membayar sendiri. namun bagi anakanak dari keluarga yang tidak mampu mendapat bantuan khusus dari pemerintah pusat dan daerah. Di samping itu ada juga bantuan untuk kebutuhan belajar, perawatan kesehatan, dan lain-lain. Seorang anak yang telah tamat SD diwajibkan meneruskan pendidikannya ke jenjang SMP. Dengan demikian, sekolah wajib ditempuh selama 9 tahun; 6 tahun di SD dan 3 tahun di SMP. Pendidikan Menengah Atas Ada tiga jenis SMA, yaitu: full time, part time (terutama malam hari), dan tertulis. Sekolah menengah yang full time berlangsung selama 3 tahun, sedangkan kedua jenis sekolah lainnya menghasilkan diploma yang setara. Bagian terbesar siswa mendapat pendidikan menengah atas di SMA full time. Jurusan di SMA dapat dikategorikan ke dalam beberapa jenis berdasarkan pola kurikulum, yaitu jurusan umum (akademis), pertanian, teknik, perdagangan, perikanan, home economic, dan perawatan. Untuk masuk ke salah satu jenis sekolah tersebut, siswa harus mengikuti ujian masuk dan membawa surat referensi dari SMP tempat ia lulus sebelumnya Pendidikan Tinggi Ada tiga jenis lembaga pendidikan tinggi, yaitu: universitas, junior college (akademi), dan technical college (akademi teknik). Di universitas terdapat pendidikan sarjana (S-) dan pascasarjana (S-2 dan S-3). Pendidikan S-1 berlangsung selama 4 tahun, menghasilkan
  • 5. sarjana bergelar Bachelor’s degree, kecuali di fakultas kedokteran dan kedokteran gigi yang berlangsung selama 6 tahun. Pendidikan pascasarjana dibagi dalam dua kategori, yakni Master’s degree (S-2) ditempuh selama 2 tahun sesudah tamat S-1dan Doctor’s degree (S-3) ditempuh selama 5 tahun. Junior college memberikan pendidikan selama dua atau tiga tahun bagi para lulusan SMA. Kredit yang diperlukan di junior college dapat dihitung sebagai bagian dari kredit untuk memperoleh gelar Bachelor’s degree (S-1). Lulusan sekolah menengah (setingkat SMP) dapat masuk ke technical college (akademi teknik). Pendidikan di lembaga ini berlangsung selama 5 tahun (full time) untuk mencetak tenaga teknisi. Universitas dan junior college memilih mahasiswanya berdasarkan hasil ujian masuk serta hasil prestasi belajar dari SMA. Untuk sekolah negeri dan umum daerah, sejak tahun 1979 diberlakukan “tes gabungan kecakapan” yang seragam, sebagai tahap pertama dari sistem ujian masuk. Tahap kedua berupa ujian masuk universitas yang bersangkutan sebagai seleksi final. SISTEM PENDIDIKAN DI JEPANG Usia 28 Doctor’s 27 Degree (S- 26 25 3) Fakultas Pendidikan Tinggi Kedokteran 24 Master’s 23 Degree (S- Kedokteran 2) Hewan 22 Gigi/ Pendidikan Sarjana Junior
  • 6. 21 (S-1) College (S-1) 20 19 Technical 18 Pendidikan Sekolah Menengah Atas 17 Menengah (SMA) 16 Atas 15 Sekolah Menengah Pertama 14 (SMP) 13 12 11 Pendidikan 10 Wajib Sekolah Dasar 9 (SD) 8 7 6 5 4 Taman Kanak-Kanak Pra Sekolah (TK) dan Play Group (PG) 3 college
  • 7. B. Sistem Pendidikan di Inggris Inggris dikenal dengan standar pendidikannya yang tinggi, sistem pendidikan Inggris telah banyak mempengaruhi banyak negara dan adalah rumah untuk beberapa universitas terkenal. Sekolah Dasar Pendidikan wajib di Inggris dimulai dari usia 5 tahun dengan sekolah dasar. Siswa naik dari kelas 1 sampai 6 tanpa ujian, meskipun kemampuan mereka diuji di usia 7 tahun. Penekanan ada pada belajar secara praktikal dibandingkan menghafal. Siswa belajar mata pelajaran inti seperti Inggris, matematika dan sains, juga pelajaran dasar seperti sejarah, geografi, musik, seni dan olahraga. Sekolah Menengah Atas Siswa memulai sekolah menengah pada usia 11 tahun, dimana menjadi kewajiban untuk lima tahun berikutnya. Di setiap jenjangnya, siswa memperdalam pengetahuan mereka pada mata pelajaran inti dan ditambah setidaknya 1 bahasa asing. Di tahun ke-4, mereka mulai bersiap untuk mengikuti ujian-ujian yang disebut General Certificate of Secondary Education atau GCSE. Siswa akan diuji di 9 atau 10 topik GCSE yang mereka pilih. A-Levels di Sekolah Menengah Atas Setelah menyelesaikan ujian GCSE, siswa sekolah menengah dapat meninggalkan sekolah untuk bekerja, mengikuti program training di sekolah kejuruan atau teknik, atau melanjutkan 2 tahun lagi untuk menyiapkan diri bagi ujian masuk universitas, yang dikenal dengan "A-Levels." Secara umum, siswa yang ingin masuk ke universitas akan belajar 3-4 subyek untuk ujian A-Levels. Ini kerap dilakukan di sekolah yang dinamakan Sixth Form Colleges. Makin tinggi nilai ujian A-Levels, makin baik peluang siswa untuk masuk ke universitas pilihannya. Program Sarjana Ditingkat sarjana, siswa di Inggris dapat memilih jurusan "art" dan "sciences". Program biasanya berlangsung selama tiga tahun dimana selama itu siswa menyelesaikan pelajaran dan tutorial di bidang masing-masing. Siswa yang akan lulus biasanya harus mengikuti ujian akhir. Syarat penerimaan bagi siswa internasional termasuk kefasihan bahasa Inggris (min
  • 8. IELTS 6.0), tambahan 1 tahun sekolah menengah, dikenal dengan University Foundation Year atau nilai A-Level. Pasca Sarjana atau PhD Pelajaran universitas dapat diteruskan ke tingkat pasca sarjana. Gelas pasca sarjana tradisional biasanya dibidang "Arts" (MA) atau "Sciences" (MSc). Gelar pasca sarjana yang makin populer adalah Masters in Business Administraion (MBA). Program Master berlangsung selama satu sampai dua tahun dan mengharuskan ujian dan tesis untuk syarat kelulusan. Bagi program tertentu, pengalaman dibidang riset dan bekerja dibutuhkan untuk mengikuti program doktoral, atau PhD, yang dapat berlangsung selama empat atau lima tahun di sekolah dan riset serta disertasi. C. Sistem Pendidikan di Amerika Serikat Sistem pemerintahan di AS hampir mirip dengan di Indonesia. Terdiri dari 3 lapis pemerintahan yaitu pusat disebut Federal atau Sentral Goverment, pemerintah provinsi atau negara bagian yang disebut State goverment dan yang ketiga pemerintah kota atau kabupaten yang disebut Local Goverment. Ada 51 negara bagian atau state di AS, dan ada sekitar 10 sampe 30 kota/kabupaten atau disini disebut Town / City disetiap negara bagian. Ternyata sudah menjadi kultur budaya yang sangat mengakar dalam sejarah AS bahwa pendidikan menjadi tugas bagi keluarga dan masyarakat. oleh karena itu masyarakat tidak mau kalau pendidikan diatur oleh pemerintah pusat, bahkan oleh pemerintah negara bagian, bahkan oleh pemerintah lokal sekalipun. Masyarakat merasa memiliki hak yang sangat kuat untuk menentukan sistem pendidikan seperti apa yang paling tepat untuk masyarakat mereka. Mereka menganggap tantangan yang dihadapi oleh setiap komunitas tidaklah sama, jadi sistem pendidikan juga tidak boleh atau tidak perlu disamakan antara satu kota dengan kota lain, antara satu state dengan state lain. Amerika Serikat terdiri dari berbagai orang dari negara-negar lain didunia. makanya AS sering disebut sebagai Negri Imigran. Meskipun imigran tapi mereka diperlakukan sama. Demokrasi dan hak setiap individu dijunjung tinggi. Keberhasilan letaknya pada individu masing-masing bukan pada sistemnya di Indonesia kita mengenal wajib belajar SD dan SMP. Di Amerika kesempatan memperoleh pendidikan bagi seluruh warga sudah lama diberlakukan. wajib belajar di AS mulai dari SD sampai SMA. Tapi pemerintah
  • 9. menggratiskan biaya sekolah sejak TK sampai SMA untuk sekolah-sekolah negri. Untuk sekolah swasta, pemerintahan dipusat sampai lokal tidak memberikan anggaran apapun, dan sebaliknya sekolah itupun tidak diwajibkan mengikuti seluruh kebijakan pemerintah dibidang pendidikan. Pada tahun 2001 pemerintah pusat melakukan Reformasi di bidang pendidikan dengan meluncurkan kebijakan NCLB atau No Child Left Behind atau Tak ada satupun anak yang tertinggal dibelakang. Kebijakan ini terkait dengan mutu atau kualitas anak didik. Negara bagian Massachusetts yang selalu terbaik dalam pendidikan telah lebih dulu mengawali kebijakan ini pada tahun 1993. Kebijakan NCLB ini antara lain dilakukan dalam bentuk penciptaan standar-standar mutu hasil didik dan pelaksanaan Ujian Nasional. Pemerintah pusat memerintahkan pemerintah negara bagian untuk membuat standar pendidikan, membuat kurikulum, membuat soal Ujian nasional dan menyelenggarakan Ujian nasional. materi yang diujikan samapai saat ini baru Matematik dan Bahasa Inggris, tapi tahun depan akan ditambah Sejarah AS dan IPA. 2. Sistem Pendidikan di Negara Berkembang Negara berkembang adalah sebuah negara dengan rata-rata pendapatan yang rendah, infrastruktur yang relatif terbelakang, dan indeks perkembangan manusia yang kurang dibandingkan dengan norma global. . Keberhasilan pembangunan di suatu negara dapat dijadikan acuan untuk menentukan suatu negara dikatakanmaju atau berkembang.Negara yang sudah berhasil dalam pembangunan sering disebut dengan negara maju, sedangkan negara yang masih sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan disebut dengan negara berkembang. Kebijakan pendidikan di negara-negara berkembang umumnya berasal dari warisan kebijakan pendidikan kaum kolonial. Dikatakan demikian, oleh karena negara-negara berkembang pada saat baru pertama kali merdeka belum sempat membangun kebijakan pendidikannya sendiri berdasarkan kebutuhan realistik rakyatnya. Kemerdekaan yang telah dicapai di bidang politik tidak dengan sendirinya diikuti oleh kemerdekaan di bidang lainnya, lebih-lebih dibidang pendidikan. Achmad Icksan (1985) mengidentifikasi ciri-ciri kebijakan pendidikan yang merupakan warisan kaum kolonial. Pertama, sifatnya yang elastis, atau lebih banyak memberikan kesempatan kepada sekecil masyarakat dan tidak lebih banyak memberikan
  • 10. kesempatan kepada sebagian besar masyarakat. Realitas demikian tampak mula-mula pada awal-awal kemerdekaan terutama dalam hal kesempatan mendapatkan layanan pendidikan, meskipun pengejawantahannya akhirnya lebih bersentuhan dengan persoalan mutu pendidikan. Tampak sekali, bahwa layanan pendidikan yang bermutu, tetap dinikmati oleh kalangan terbatas, sementara kalangan kebanyakan sekedar mendapatkan layanan pendidikan yang dari segi kualitas sangat memprihatinkan. Keluhan mengenai mutu pendidikan yang akhir-akhir ini pernah mencuat ke permukaan, agaknya dapat dilihat dari sudut pandang ini. Kedua, berorientasi sosio-ekonomik. Orientasi sosio-ekonomik demikian, berkaitan erat dengan jaringan ekonomi internasional di mana negara-negara maju berposisi sebagai sentranya sementara negara-negara berkembang sekedar sebagai periferalnya. Dalam kedudukan sebagai periferalnya, negara berkembang umumnya secara ekonomik masih tinggi tingkat dependensinya terhadap negara maju. Bantuan-bantuan yang diberikan dalam bentuk pinjaman bagi pelaksaan pendidikan di negara-negara berkembang, umumnya justru memperkukuh dependensi tersebut. Jika secara ekonomik hal demikian masih bergantung dan belum mandiri, maka dalam hal strategi pencapaian tujuan pendidikannya pun juga masih tetap bergantung. Tidak jarang, pembaruan-pembaruan dibidang pendidikan, umumnya dimulai dari negara maju, dan begitu dinegara maju sudah ditinggalkan, baru mulai dan digalakkan dinegara-negara berkembang. Negara-negara berkembang seolah-olah terombangambing oleh pasang surutnya, naik turunnya dan jaya hancurnya konsep-konsep mengenai pendidikan dinegara-negara maju. Ketiga, liberal, rasional, individual, achievemant oriented dan Sosial alienated. Ciriciri pendidikan demikian, umumnya berbeda dan bahkan berlawanan dengan ciri-ciri masyarakat dan nilai-nilai yang berkembang dinegara-negara berkembang. Pendidikannya liberal, padahal masyarakatnya menjunjung tinggi nilai-nilai kolektivisme, pendidikannya menanamkan rasionalitas, padahal masyarakat negara-negara berkembang banyak juga mempunyai budaya-budaya yang tidak saja mengembangkan rasionalitas melainkan segi-segi emosional dan batiniah, pendidikannya individual padahal masyarakatnya menjunjung tinggi kesetiakawanan sosial dan gotong royong, pendidikannya achievement oriented secara sempit sekadar prestasi akademik di kelas. Keempat, tidak berakar pada tradisi dan budaya setempat. Hal demikian sangat memprihatinkan, oleh karena pendidikan pada dasarnya adalah pewarisan budaya dari
  • 11. generasi sebelumnya kepada generasi sesudahnya atau penerusnya. Oleh karena tidak berakar pada tradisi dan budaya setempat, maka para siswanya bisa mengalami keterasingan budaya. Kelima, berorientasi pada masyarakat kota. Ini juga sangat memprihatinkan mengingat sebagian besar wilayah negara-negara berkembang justru terdiri dari pedesaan. Orientasi ke kota demikian, lambat atau cepat, langsung maupun tidak langsung, bisa menjadikan penyebab lulusan-lulusan pendidikan lebih tertarik dengan kehidupan kota ketimbang bangga membangun desanya. Tingginya angka perpindahan penduduk ke kota-kota besar, yang langsung menimbulkan efek-efek samping sosial, agaknya juga dapat dilihat dari sudut pandang ini. Haruslah disadari oleh negara berkembang sendiri, bahwa mengekspor sistem pendidikan yang dilakukan oleh negara maju, tentu tak semata secara murni ingin membebaskan negara berkembang dari keterbelakangan, melainkan ada misi lain, misal didapatkannya nilai tambah mengenai beberapa hal untuk negara maju sendiri. Persyaratan-persyaratan yang dikenakan negara-negara maju atas negara-negara berkembang atas bantuan-bantuan pendidikannya, seringkali menempatkan negara berkembang pada posisi tak untung, sementara negara maju sendiri masih tetap berada diatas angin. Karena itu pembangunan sistem pendidikanyang didasarkan atas budaya, kemampuan, kebutuhan objektif negara berkembang sendiri adalah suatu kebutuhan mendesak yang akan memberikan kejayaan kepada negara berkembang sendiri di masa depan. 3. Sistem Pendidikan di Negara Terbelakang Negara terbelakang adalah sebuah negara dengan kondisi pembangunan, pemerintahan dan tingkat kesejahteraan rakyat didalamnya masih buruk. Biasanya negara terbelakang sangat mudah apabila dijajah, karena masih sangat rentan dengan tindakan negara lain. Dalam sistem pendidikan pada negara ini sangat memperhatinkan karena hanya sebagian kecil dari warga negara mengenyam pendidikan, dapat dilihat juga pada ketersediaan sekolah atau lembaga pendidikan yang masih sangat minim. Untuk faktor ekonomi saja negara ini mengalami kemerosotan, dalam pendidikan hanya warga negara yang memiliki uang cukup saja yang dapat menikmati bangku
  • 12. pendidikan, dan negara ini mendapat biaya dari bantuan negara-negara lain, karena banyaknya krisis dan permasalahan yang melanda negara ini, kebanyakan warga negaranya yang memiliki cukup uang memilih sekolah di negara lain. Dengan sistem pendididkan yang bermasalah dan ditambahnya ekonomi yang rendah mengakibatkan negara ini terbelakang, Kurangnya guru yang berkualitas. Beberapa Negara terbelakang sangat sedikit orang-orang yang memiliki pendidikan cukise social up menjadi guru yang kompeten, karena mereka menempati jabatan-jabatan diluar bidang pengajaran dengan gaji dan prestise social yang tinggi.Sejak negara-negara terbelakang melakukan ekspansi pendidikan, maka harus berusaha mendapatkan guru-guru dari Negara maju. Walaupun hal itu bertentangan dengan watak nasionalistis,namun tampaknya itu merupakan satu-satunya jalan keluar.Keadaan kurikulum yang tidak jelas dan sedikitnya sekolah atau lembaga pendidikan menjadikan tingkat pendidikan rendah
  • 13. C. KESIMPULAN Pada setiap kondisi negara sistem pendidikan berbeda, pada sistem pendidikan negara maju, sistem pendidikan telah berjalan baik, dan kualitas pendidikan di negara tersebut baik dan diakui oleh dunia Sistem pendidikan di negara berkembang masih mengalami perubahan sesuai dengan kondisi dan tuntutan dari negara dan juga perkembangan yang dihadapi oleh negara tersebut yang masih giatnya membangun Pada negara terbelakang sistem pendidikan kurang tepat, juga kurangnya ketersedian untuk sarana pendidikan yang disebabkan oleh masalah ekonomi yang dihadapi negara ini, dan masih minimnya warga negara yang mengenyam pendidikan.