SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 4
PENDIDIKAN KARAKTER                         antara sesama. (Ary Ginanjar Agustian dalam
    SOLUSI TOTAL MASALAH BANGSA                      Zuchdi, 2009: 38).
                                                     Jika dicermati, ternyata kesepuluh tanda jaman
          Oleh : Drs. Nur Kholiq *).
                                                     tersebut sudah ada dan menggejala di Indonesia.
Mendidik seseorang dalam aspek kecerdasan otak       Hal ini terbukti karena dalam aspek
  dan bukan aspek moral adalah ancaman mara-         pengembangan sumber daya manusia, Indonesia
bahaya kepada masyarakat ((Theodore Roosevelt)       kehilangan daya saing. Dalam laporan World
   "Tanamkanlah tindakan, anda akan menuai
                                                     Competitivness      Scoreboard     tahun    2007,
  kebiasaan. Tanamkanlah kebiasaan, anda akan        Indonesia menempati peringkat 54 dari 55
mendapatkan karakter. Tanamkanlah karakter anda      negara, turun dari peringkat 52 pada tahun 2006.
              akan mengukir nasib”                   Kita kehilangan niat untuk menaati hukum,
          (Prof. Dr. Quraish Shihab)                 bahkan menaati aturan yang paling sederhana
                                                     misalnya dalam hal aturan berlalu-lintas
A. KRISIS MASALAH BANGSA                             (Raka,2008:3). Dalam aspek budaya kita sudah
  ”Indonesia dikenal memiliki karakter kuat          kehilangan     kecintaan    terhadap     kesenian
  sebelum     zaman      kemerdekaan,      tatkala   tradisional sebagai warisan budaya adiluhung
  mencapai kemerdekaan dan mempertahankan            bangsa. Sebagian dari kita sudah kehilangan
  kemerdekaan. Sekarang, karakter masyarakat         kejujuran dan rasa malu. Sudah sekian lamanya
  Indonesia tidak sekuat pada masa lalu, sangat      Indonesia mendapat predikat sebagai salah satu
  rapuh. Pemimpin saat ini juga tidak menjaga        negara yang tingkat korupsinya sangat tinggi di
  pembangunan karakter dan budaya bangsa.”.          dunia. Celakanya predikat ini tidak membuat kita
  Demikian antara lain pernyataan Prof. Dr. Yahya    merasa malu dan korupsi nyatanya terus
  Muhaimin      dalam      Sarasehan     Nasional    berlangsung dengan modus operandi yang
  Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter        berubah-ubah. Kita nampaknya telah kehilangan
  Bangsa (Kompas.com, 15/01/2010).                   rasa ke-Indonesiaan kita. Oleh karena kita makin
  Hal senada disampaikan oleh Thomas Lickona         menonjolkan kepentingan daerah dan golongan
  (1991) - seorang profesor pendidikan Karakter      daripada kepentingan bangsa dan negara. Kita
  dari Cortland University -mengungkapkan            kehilangan cita-cita bersama (in-group feeling)
  bahwa “ada sepuluh tanda-tanda jaman               sebagai bangsa. Tiada lagi “Indonesian Dream”
  yang harus diwaspadai karena jika tanda-           yang mengikat kita bersama, yang lebih
  tanda ini sudah ada, maka itu berarti              menonjol adalah cita-cita golongan untuk
  bahwa sebuah bangsa sedang menuju                  mengalahkan        golongan      lain.    (Dasim
  jurang kehancuran”. Tanda-tanda yang               Budimansyah, 2009 : 5-6).
  dimaksud adalah : (1) meningkatnya                 Dalam dunia pendidikan di Indonesia (kata Doni
  kekerasan     di     kalangan    remaja,     (2)   Kusuma) selama bertahun-tahun mengalami
  penggunaan bahasa dan kata-kata yang               penyakit kronis yang bahkan sampai mengancam
  memburuk, (3) pengaruh peer-group yang             jiwa orang, baik itu siswa sendiri maupun orang
  kuat     dalam     tindak    kekerasan,      (4)   lain. Penyakit itu adalah tawuran antar pelajar,
  meningkatnya perilaku merusak diri, seperti        kekerasan dan tindak kejahatan serta penggunaan
  penggunaan narkoba, alkohol dan seks
                                                     obat-obatan terlarang.(Kusuma D, 2007 ; 286).
  bebas. (5) semakin kaburnya pedoman moral
                                                     Oleh karena, sekolah seolah-olah tidak berdaya
  baik dan buruk, (6) menurunnya etos kerja, (7)
                                                     menghadapi kenyataan ini. Sekolah selalu
  semakin rendahnya rasa hormat kepada
                                                     menjadi kambing hitam dari merosotnya watak
  orang tua dan guru, (8) rendahnya rasa
                                                     dan karakter bangsa. Padahal, sekolah sendiri
  tanggung jawab individu dan warga negara,
  (9) membudayanya ketidakjujuran, dan (10)          menghadapi berbagai masalah berat menyangkut
  adanya rasa saling curiga dan kebencian di         kurikulum yang overload, fasilitas yang tidak
memadai, kesejahteraan guru dan tenaga            Pendidikan Nasional, Pasal 3 ditegaskan bahwa:
  kependidikan yang rendah. Menghadapi beragam      “Pendidikan           nasional          berfungsi
  masalah ini sekolah seolah kehilangan             mengembangkan kemampuan dan membentuk
  relevansinya dengan pembentukan karakter.         watak     serta    peradaban      bangsa     yang
  (Azumardi Azra,2010 ; 3).                         bermartabat dalam rangka mencerdaskan
                                                    kehidupan       bangsa,      bertujuan      untuk
B. DIPERLUKAN SOLUSI TOTAL                          berkembangnya potensi peserta didik agar
                                                    menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
  Bila dengan mencermati masalah-masalah di
                                                    kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
  atas, maka sekarang diperlukan solusi untuk
                                                    sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
  mengatasi secara frontal dan total masalah jati
                                                    menjadi warga negara yang demokratis serta
  diri bangsa sesegera mungkin. Sebab apabila
                                                    bertanggung jawab”.
  tidak segera dilakukan, maka bangsa kita ini
                                                    Dalam Pembinaan Pendidikan Karakter di
  akan berada diambang kehancuran. Berkenaan
                                                    Sekolah Menengah Pertama Tim Pendidikan
  dengan itu, setelah melalui pengkajian,
                                                    Krakter Kemendiknas (2010:9-10) menyatakan
  penelitian dan pembahasan yang cukup lama
                                                    visi Depdiknas 2014 :
  dicanangkanlah “Pendidikan Karakter dan
                                                    “Terselenggaranya Layanan Prima Pendidikan
  Budaya Bangsa” sebagai solusi total masalah
                                                    Nasional untuk Membentuk Insan Indonesia
  bangsa.     Bapak Presiden SBY, Mendiknas
                                                    Cerdas Komprehensif. Pemahaman insan
  Muhammad Nuh dan para menteri lainya dalam
                                                    Indonesia cerdas adalah insan yang cerdas
  berbagai acara peringatan hari besar Nasional
                                                    komprehensif yaitu cerdas spiritual, cerdas
  selalu    menekankan      pentingnya     segera
                                                    emosional, cerdas sosial, cerdas intelektual, dan
  mengimplementasikan pendidikan karakter di
                                                    cerdas kinestetis. (1) Cerdas spiritual :
  sekolah dan dukungan dari berbagai pihak.
                                                    beraktualisasi diri melalui olah hati/kalbu untuk
  Dalam kerangka tersebut, maka mulai tahun
                                                    menumbuhkan dan memperkuat keimanan,
  pelajaran 2010/2011 Pendidikan Karakter
                                                    ketakwaan dan akhlak mulia termasuk budi
  dilaksanakan (diimplementasikan) di tingkat
                                                    pekerti luhur dan kepribadian unggul;
  Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD)
                                                    berkepribadian unggul dan gandrung akan
  dan Sekolah Menengah Lanjutan Pertama
                                                    keunggulan; bersemangat juang tinggi; mandiri;
  (SLTP), Sekolah Menengah Lanjutan Atas
                                                    pantang menyerah; pembangun dan pembina
  (SLTA) dan Perguruan Tinggi (PT). Kepala
                                                    jejaring; bersahabat dengan perubahan; inovatif
  Badan      Penelitian   dan     Pengembangan,
                                                    dan menjadi agen perubahan; produktif; sadar
  Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas),
                                                    mutu; berorientasi global; pembelajaran
  Mansyur Ramli, menyatakan bahwa sekurang-
                                                    sepanjang hayat; dan menjadi rahmat bagi
  kurangnya 25 persen satuan pendidikan sudah
                                                    semesta alam; (2) Cerdas emosional dan sosial:
  mengembangkan pendidikan karakter bangsa
                                                    beraktualisasi diri melalui olah rasa untuk
  pada 2012. Kementerian Pendidikan Nasional
                                                    meningkatkan sensitivitas dan apresiativitas
  telah menyusun grand desain pendidikan
                                                    akan kehalusan dan keindahan seni dan budaya,
  karakter bangsa. Konsep ini akan segera
                                                    serta kompetensi untuk mengekspresikannya;
  diimplementasikan     pada    tingkat    satuan
                                                    beraktualisasi diri melalui interaksi sosial yang
  pendidikan. Ditargetkan, seluruh satuan
                                                    membina dan memupuk hubungan timbal balik;
  pendidikan telah mengembangkan pendidikan
                                                    demokratis; empatik dan simpatik; menjunjung
  karakter bangsa pada 2014. (28 Agustus 2010
                                                    tinggi hak asasi manusia; ceria dan percaya
  http://www.kemdiknas.go.id/berita/2010/8/28/ka
                                                    diri;    menghargai       kebhinekaan      dalam
  rakter.aspx.).
                                                    bermasyarakat dan bernegara; berwawasan
  Apalagi bila dilihat dalam amanat Undang-
                                                    kebangsaan dengan kesadaran akan hak dan
  Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem
kewajiban warga negara;              (3) Cerdas      Dalam buku Emotional Intelligence and School
  intelektual: beraktualisasi diri melalui olah        Succes    (Joseph     Zins,   et.     al   2001)
  pikir untuk memperoleh kompetensi dan                mengkomplikasikan berbagai hasil penelitian
  kemandirian dalam ilmu pengetahuan dan               tentang pengaruh kecerdasan emosi anak
  teknologi; aktualisasi insan intelektual yang        terhadap keberhasilan di sekolah. Dikatakan
  kritis, kreatif, inovatif dan imajinatif;      (4)   bahwa ada sederet faktor-faktor risiko penyebab
  Cerdas kinestetis: beraktualisasi diri melalui       kegagalan anak di sekolah. Faktor-faktor risiko
  olah raga untuk mewujudkan insan yang sehat,         yang disebutkan ternyata bukan terletak pada
  bugar, berdayatahan, sigap, terampil, dan            kecerdasan otak, tetapi pada karakter, yaitu rasa
  trengginas; serta aktualisasi insan adiraga....”     percaya diri, kemampuan bekerja sama,
                                                       kemampuan           bergaul,         kemampuan
C. DAMPAK PENDIDIKAN KARAKTER                          berkonsentrasi, rasa empati, dan kemampuan
                                                       berkomunikasi. Hal ini sesuai dengan pendapat
  Apa dampak pendidikan karakter terhadap              Daniel Goleman tentang keberhasilan seseorang
  keberhasilan akademik?. Beberapa penelitian          di masyarakat, ternyata 80 persen dipengaruhi
  bermunculan untuk menjawab pertanyaan ini.           oleh kecerdasan emosi, dan hanya 20 persen
  Ringkasan dari beberapa penemuan penting             ditentukan oleh kecerdasan otak (IQ).
  mengenai hal ini diterbitkan oleh sebuah buletin
  Character Educator, yang diterbitkan oleh            Sedangkan berdasarkan hasil penelitian dari The
  Character Education Partnership.                     Monk Study. dalam penelitiannya, Mr. Doug
                                                       Monk dari Kingwood Middle School di Humble,
  Dari hasil studi Dr. Marvin Berkowitz                Texas, membandingkan evaluasi para guru
  dariUniversity of Missouri – St Louis,               terhadap     murid   sebelum     dan     sesudah
  menunjukkan peningkatan motivasi siswa               diimplementasikannya kurikulum Lessons in
  sekolah dalam meraih prestasi akademik pada          Character. Dalam kurikulum yang lebih banyak
  sekolah-sekolah yang menerapkan pendidikan           mengajak murid untuk berinteraksi dalam
  karakter. Kelas-kelas yang secara komprehensif       kegiatan-kegiatan sosial dan mengembangkan
  terlibat dalam pendidikan karakter menunjukkan       kepekaan mereka, telah memberikan dampak
  penurunan drastis pada perilaku negatif siswa        positif dalam perubahan cara belajar, kepedulian
  yang dapat menghambar keberhasilan akademik.         dan rasa hormat terhadap para staff sekolah, dan
                                                       meningkatnya keterlibatan para murid secara
  Pendidikan karakter adalah pendidikan budi           sukarela dalam proyek-proyek kemanusiaan
  pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek            (Brooks, 2005).
  pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan
  tindakan (action). Menurut Thomas Lickona,           Demikian pula dari hasil penelitian Cheng Chao-
  tanpa ketiga aspek ini, maka pendidikan karakter     Shun dan Lee Ro-Yu diperoleh kesimpulan
  tidak akan efektif dan pelaksanaannya pun harus      bahwa pendidikan karakter telah terbukti
  dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan.       memiliki hubungan yang signifikan dengan
  Dengan pendidikan karakter, seorang anak akan        karaktersifat, kemampuan untuk merawat
  menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan emosi            masyarakat, dan pengembangan potensi setiap
  adalah bekal penting dalam mempersiapkan anak        individu. (Chao-Shun, Cheng, and Lee Ro-Yu,
  menyongong masa depan karena dengannya               2007 ; 2)
  seseorang akan dapat berhasil dalam menghadapi
  segala macam tantangan, termasuk tantangan           Berdasarkan hasil-hasil penelitian tersebut
  untuk berhasil secara akademis.                      menunjukkan bahwa pelaksaaan pendidikan
                                                       karakter akan berpengaruh secara signifikan
terhadap pertumbuhan emosional siswa dan             dasar dalam hubungan antarmanusia, dan
  berdampak pada prestasi akademisnya.                 mengapresiasi manifestasi nilai-nilai tersebut di
                                                       sekolah dan masyarakat. Semua komponen
D. IMPLEMENTASI                   PENDIDIKAN           sekolah bertanggung jawab terhadap standar-
  KARAKTER                                             standar perilaku yang konsisten sesuai dengan
                                                       nilai-nilai inti. (Bashori, 2010).
  Pendidikan karakter merupakan upaya-upaya
                                                       Dengan        demikian       pendidikan    karakter
  yang dirancang dan dilaksanakan secara
                                                       merupakan konsekuensi logis dari proses
  sistematis untuk membantu peserta didik
                                                       pendidikan itu sendiri, Kemendiknas (Tim
  memahami nilai-nilai perilaku manusia yang
                                                       Pendidikan Karakter: 2010:22- 24) telah
  berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri
                                                       mengidentifikasi         peluang      implementasi
  sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan
                                                       pendidikan karakter di sekolah melalui tiga jalur,
  kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap,
                                                       yaitu ; (1). kegiatan pembelajaran di kelas, (2).
  perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan
                                                       kegiatan ekstrakurikuler dan (3). dalam kegiatan
  norma-norma agama, hukum, tata krama,
                                                       organisasi dan manajemen sekolah.
  budaya, dan adat istiadat (Kemendiknas, 2010 :
                                                       Sedangkan tehnik pendekatannya menurut
  116). Sedangkan menurut Williams, Russell T.
                                                       Thomas Lickona (1993) sebagaimana dikutip
  & Ratna Megawangi (2010), pendidikan karakter
                                                       oleh (Kathleen Shea, 2003 ; 6) “menggunakan
  adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang
                                                       pendekatan komprehensif holistik untuk nilai /
  melibatkan aspek pengetahuan (cognitive),
                                                       pendidikan karakter adalah direkomendasikan,
  perasaan (feeling), dan tindakan (action).
                                                       berdasarkan asumsi bahwa segala sesuatu yang
  Dengan demikian, pendidikan karakater bangsa
                                                       terjadi di dan sekitar siswa mempengaruhi
  pendidikan yang dilakukan melalui pendidikan
                                                       nilai / karakter”.
  nilai-nilai atau kebajikan yang menjadi nilai
  dasar budaya dan karakter bangsa. Kebajikan E. PENUTUP
  yang menjadi atribut suatu karakter pada           Memperhatikan betapa arti penting pendidikan
  dasarnya adalah nilai. Oleh karena itu             karakter untuk mengatasi masalah bangsa, agar
  pendidikan karakter bangsa pada dasarnya           dalam proses implementasi benar-benar berhasil
  adalah pengembangan nilai-nilai yang berasal       dan berdayaguna, maka kini diperlukan
  dari pandangan hidup atau ideologi bangsa          komitmen, dukungan dan perhatian yang kuat
  Indonesia, agama, budaya, dan nilai-nilai yang     dari berbagai pihak. Apabila hal ini tidak terjadi,
  terumuskan dalam tujuan pendidikan nasional        dikhawatirkan nasib pendidikan karakter
  Berkaitan      dengan      itu,   maka      dalam  barangkali tidak kalah jauh dengan para
  implementasinya pendidikan karakter penting        pendahulunya, seperti : Pendidikan Moral
  sekali untuk dikembangkan nilai-nilai etika inti   Pancasila (PMP, P-4), Pendidikan Budipekerti,
  seperti    kepedulian,     kejujuran,    keadilan, Integrasi Imtaq dan lain-lain.
  tanggung jawab, dan rasa hormat terhadap diri      Guna menopang dan mendukung amanat besar
  dan orang lain bersama dengan nilai-nilai          bangsa, mari kita kembali kepada jati diri
  kinerja pendukungnya seperti ketekunan, etos       bangsa. Presiden Barack Obama saja (belum
  kerja yang tinggi, dan kegigihan sebagai basis     lama ini) ketika berkunjung ke Indonesia masih
  karakter yang baik. Sekolah harus berkomitmen      sangat mengagumi falsafah dan nilai-nilai
  untuk mengembangkan karakter peserta didik         adiluhung bangsa kita. Karena itu, apabila kita
  berdasarkan          nilai-nilai        dimaksud,  mampu mengimpementasikannya, maka kita
  mendefinisikannya dalam bentuk perilaku yang       akan menjadi bangsa yang kuat, mandiri dan
  dapat diamati dalam kehidupan sekolah sehari-      disegani oleh bangsa lain. Semoga !.
  hari, mencontohkan nilai-nilai itu, mengkaji dan
                                                     *). Kepala SMAN 1 Kembang – Jepara.
  mendiskusikannya, menggunakannya sebagai

Más contenido relacionado

Destacado

Házi múzeum,igor rodionov+ani (nx powerlite)
Házi múzeum,igor rodionov+ani (nx powerlite)Házi múzeum,igor rodionov+ani (nx powerlite)
Házi múzeum,igor rodionov+ani (nx powerlite)
VarganeAnny
 
Virágmező(1)+ani (nx power lite)
Virágmező(1)+ani (nx power lite)Virágmező(1)+ani (nx power lite)
Virágmező(1)+ani (nx power lite)
VarganeAnny
 
Workshop recuperación 8tavos
Workshop recuperación 8tavosWorkshop recuperación 8tavos
Workshop recuperación 8tavos
jolehidy6
 
A természet tükre(1)+ani (nx power lite)
A természet tükre(1)+ani (nx power lite)A természet tükre(1)+ani (nx power lite)
A természet tükre(1)+ani (nx power lite)
VarganeAnny
 
Virágparádé(8)+ani (nx power lite)
Virágparádé(8)+ani (nx power lite)Virágparádé(8)+ani (nx power lite)
Virágparádé(8)+ani (nx power lite)
VarganeAnny
 
Viktória vízesés+ani (nx power lite)
Viktória vízesés+ani (nx power lite)Viktória vízesés+ani (nx power lite)
Viktória vízesés+ani (nx power lite)
VarganeAnny
 

Destacado (15)

Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Team Building
Team BuildingTeam Building
Team Building
 
Uganda presentation2
Uganda presentation2Uganda presentation2
Uganda presentation2
 
Tanzania presentation4
Tanzania presentation4Tanzania presentation4
Tanzania presentation4
 
Evaluación 3
Evaluación 3Evaluación 3
Evaluación 3
 
Házi múzeum,igor rodionov+ani (nx powerlite)
Házi múzeum,igor rodionov+ani (nx powerlite)Házi múzeum,igor rodionov+ani (nx powerlite)
Házi múzeum,igor rodionov+ani (nx powerlite)
 
Virágmező(1)+ani (nx power lite)
Virágmező(1)+ani (nx power lite)Virágmező(1)+ani (nx power lite)
Virágmező(1)+ani (nx power lite)
 
Cerebro vascular
Cerebro vascularCerebro vascular
Cerebro vascular
 
Workshop recuperación 8tavos
Workshop recuperación 8tavosWorkshop recuperación 8tavos
Workshop recuperación 8tavos
 
Malawi presentation1
Malawi presentation1Malawi presentation1
Malawi presentation1
 
A természet tükre(1)+ani (nx power lite)
A természet tükre(1)+ani (nx power lite)A természet tükre(1)+ani (nx power lite)
A természet tükre(1)+ani (nx power lite)
 
Perros de trabajo
Perros de trabajoPerros de trabajo
Perros de trabajo
 
Virágparádé(8)+ani (nx power lite)
Virágparádé(8)+ani (nx power lite)Virágparádé(8)+ani (nx power lite)
Virágparádé(8)+ani (nx power lite)
 
Viktória vízesés+ani (nx power lite)
Viktória vízesés+ani (nx power lite)Viktória vízesés+ani (nx power lite)
Viktória vízesés+ani (nx power lite)
 
17 dsp dunia muzik tahun 3 5 feb 2013
17 dsp dunia muzik tahun 3   5 feb 201317 dsp dunia muzik tahun 3   5 feb 2013
17 dsp dunia muzik tahun 3 5 feb 2013
 

Más de Vivi Vey

Más de Vivi Vey (10)

Pp binaan 25 4-2011
Pp binaan 25 4-2011Pp binaan 25 4-2011
Pp binaan 25 4-2011
 
Peranan iq eq-sq dlm perilaku kerja
Peranan iq eq-sq dlm perilaku kerjaPeranan iq eq-sq dlm perilaku kerja
Peranan iq eq-sq dlm perilaku kerja
 
Peningkatan profesionalisme guru melalui reflektif teaching
Peningkatan profesionalisme guru melalui reflektif teachingPeningkatan profesionalisme guru melalui reflektif teaching
Peningkatan profesionalisme guru melalui reflektif teaching
 
Peningkatan profesionalisme guru melalui reflektif teaching
Peningkatan profesionalisme guru melalui reflektif teachingPeningkatan profesionalisme guru melalui reflektif teaching
Peningkatan profesionalisme guru melalui reflektif teaching
 
Prestasi SMA N 1 KEMBANG 2006-2010
Prestasi SMA N 1 KEMBANG 2006-2010Prestasi SMA N 1 KEMBANG 2006-2010
Prestasi SMA N 1 KEMBANG 2006-2010
 
Proker kegiatan akhir sekolah smakem 2011
Proker kegiatan akhir sekolah smakem 2011Proker kegiatan akhir sekolah smakem 2011
Proker kegiatan akhir sekolah smakem 2011
 
Peran wali-kelas dlm membentuk karakter siswa
Peran wali-kelas dlm membentuk karakter siswaPeran wali-kelas dlm membentuk karakter siswa
Peran wali-kelas dlm membentuk karakter siswa
 
Penerapan lessan study dlm pembentukan pend yang berkarakter
Penerapan lessan study dlm pembentukan pend yang berkarakterPenerapan lessan study dlm pembentukan pend yang berkarakter
Penerapan lessan study dlm pembentukan pend yang berkarakter
 
Pendidikan karakter-di SMA N 1 Kemabang
Pendidikan karakter-di SMA N 1 KemabangPendidikan karakter-di SMA N 1 Kemabang
Pendidikan karakter-di SMA N 1 Kemabang
 
Belajar microsoft exel 2007
Belajar microsoft exel 2007Belajar microsoft exel 2007
Belajar microsoft exel 2007
 

Último

Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 

Último (20)

Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 

Pendidikan karakter solusi total bangsa (2 lbr)

  • 1. PENDIDIKAN KARAKTER antara sesama. (Ary Ginanjar Agustian dalam SOLUSI TOTAL MASALAH BANGSA Zuchdi, 2009: 38). Jika dicermati, ternyata kesepuluh tanda jaman Oleh : Drs. Nur Kholiq *). tersebut sudah ada dan menggejala di Indonesia. Mendidik seseorang dalam aspek kecerdasan otak Hal ini terbukti karena dalam aspek dan bukan aspek moral adalah ancaman mara- pengembangan sumber daya manusia, Indonesia bahaya kepada masyarakat ((Theodore Roosevelt) kehilangan daya saing. Dalam laporan World "Tanamkanlah tindakan, anda akan menuai Competitivness Scoreboard tahun 2007, kebiasaan. Tanamkanlah kebiasaan, anda akan Indonesia menempati peringkat 54 dari 55 mendapatkan karakter. Tanamkanlah karakter anda negara, turun dari peringkat 52 pada tahun 2006. akan mengukir nasib” Kita kehilangan niat untuk menaati hukum, (Prof. Dr. Quraish Shihab) bahkan menaati aturan yang paling sederhana misalnya dalam hal aturan berlalu-lintas A. KRISIS MASALAH BANGSA (Raka,2008:3). Dalam aspek budaya kita sudah ”Indonesia dikenal memiliki karakter kuat kehilangan kecintaan terhadap kesenian sebelum zaman kemerdekaan, tatkala tradisional sebagai warisan budaya adiluhung mencapai kemerdekaan dan mempertahankan bangsa. Sebagian dari kita sudah kehilangan kemerdekaan. Sekarang, karakter masyarakat kejujuran dan rasa malu. Sudah sekian lamanya Indonesia tidak sekuat pada masa lalu, sangat Indonesia mendapat predikat sebagai salah satu rapuh. Pemimpin saat ini juga tidak menjaga negara yang tingkat korupsinya sangat tinggi di pembangunan karakter dan budaya bangsa.”. dunia. Celakanya predikat ini tidak membuat kita Demikian antara lain pernyataan Prof. Dr. Yahya merasa malu dan korupsi nyatanya terus Muhaimin dalam Sarasehan Nasional berlangsung dengan modus operandi yang Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter berubah-ubah. Kita nampaknya telah kehilangan Bangsa (Kompas.com, 15/01/2010). rasa ke-Indonesiaan kita. Oleh karena kita makin Hal senada disampaikan oleh Thomas Lickona menonjolkan kepentingan daerah dan golongan (1991) - seorang profesor pendidikan Karakter daripada kepentingan bangsa dan negara. Kita dari Cortland University -mengungkapkan kehilangan cita-cita bersama (in-group feeling) bahwa “ada sepuluh tanda-tanda jaman sebagai bangsa. Tiada lagi “Indonesian Dream” yang harus diwaspadai karena jika tanda- yang mengikat kita bersama, yang lebih tanda ini sudah ada, maka itu berarti menonjol adalah cita-cita golongan untuk bahwa sebuah bangsa sedang menuju mengalahkan golongan lain. (Dasim jurang kehancuran”. Tanda-tanda yang Budimansyah, 2009 : 5-6). dimaksud adalah : (1) meningkatnya Dalam dunia pendidikan di Indonesia (kata Doni kekerasan di kalangan remaja, (2) Kusuma) selama bertahun-tahun mengalami penggunaan bahasa dan kata-kata yang penyakit kronis yang bahkan sampai mengancam memburuk, (3) pengaruh peer-group yang jiwa orang, baik itu siswa sendiri maupun orang kuat dalam tindak kekerasan, (4) lain. Penyakit itu adalah tawuran antar pelajar, meningkatnya perilaku merusak diri, seperti kekerasan dan tindak kejahatan serta penggunaan penggunaan narkoba, alkohol dan seks obat-obatan terlarang.(Kusuma D, 2007 ; 286). bebas. (5) semakin kaburnya pedoman moral Oleh karena, sekolah seolah-olah tidak berdaya baik dan buruk, (6) menurunnya etos kerja, (7) menghadapi kenyataan ini. Sekolah selalu semakin rendahnya rasa hormat kepada menjadi kambing hitam dari merosotnya watak orang tua dan guru, (8) rendahnya rasa dan karakter bangsa. Padahal, sekolah sendiri tanggung jawab individu dan warga negara, (9) membudayanya ketidakjujuran, dan (10) menghadapi berbagai masalah berat menyangkut adanya rasa saling curiga dan kebencian di kurikulum yang overload, fasilitas yang tidak
  • 2. memadai, kesejahteraan guru dan tenaga Pendidikan Nasional, Pasal 3 ditegaskan bahwa: kependidikan yang rendah. Menghadapi beragam “Pendidikan nasional berfungsi masalah ini sekolah seolah kehilangan mengembangkan kemampuan dan membentuk relevansinya dengan pembentukan karakter. watak serta peradaban bangsa yang (Azumardi Azra,2010 ; 3). bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk B. DIPERLUKAN SOLUSI TOTAL berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa Bila dengan mencermati masalah-masalah di kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, atas, maka sekarang diperlukan solusi untuk sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan mengatasi secara frontal dan total masalah jati menjadi warga negara yang demokratis serta diri bangsa sesegera mungkin. Sebab apabila bertanggung jawab”. tidak segera dilakukan, maka bangsa kita ini Dalam Pembinaan Pendidikan Karakter di akan berada diambang kehancuran. Berkenaan Sekolah Menengah Pertama Tim Pendidikan dengan itu, setelah melalui pengkajian, Krakter Kemendiknas (2010:9-10) menyatakan penelitian dan pembahasan yang cukup lama visi Depdiknas 2014 : dicanangkanlah “Pendidikan Karakter dan “Terselenggaranya Layanan Prima Pendidikan Budaya Bangsa” sebagai solusi total masalah Nasional untuk Membentuk Insan Indonesia bangsa. Bapak Presiden SBY, Mendiknas Cerdas Komprehensif. Pemahaman insan Muhammad Nuh dan para menteri lainya dalam Indonesia cerdas adalah insan yang cerdas berbagai acara peringatan hari besar Nasional komprehensif yaitu cerdas spiritual, cerdas selalu menekankan pentingnya segera emosional, cerdas sosial, cerdas intelektual, dan mengimplementasikan pendidikan karakter di cerdas kinestetis. (1) Cerdas spiritual : sekolah dan dukungan dari berbagai pihak. beraktualisasi diri melalui olah hati/kalbu untuk Dalam kerangka tersebut, maka mulai tahun menumbuhkan dan memperkuat keimanan, pelajaran 2010/2011 Pendidikan Karakter ketakwaan dan akhlak mulia termasuk budi dilaksanakan (diimplementasikan) di tingkat pekerti luhur dan kepribadian unggul; Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD) berkepribadian unggul dan gandrung akan dan Sekolah Menengah Lanjutan Pertama keunggulan; bersemangat juang tinggi; mandiri; (SLTP), Sekolah Menengah Lanjutan Atas pantang menyerah; pembangun dan pembina (SLTA) dan Perguruan Tinggi (PT). Kepala jejaring; bersahabat dengan perubahan; inovatif Badan Penelitian dan Pengembangan, dan menjadi agen perubahan; produktif; sadar Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas), mutu; berorientasi global; pembelajaran Mansyur Ramli, menyatakan bahwa sekurang- sepanjang hayat; dan menjadi rahmat bagi kurangnya 25 persen satuan pendidikan sudah semesta alam; (2) Cerdas emosional dan sosial: mengembangkan pendidikan karakter bangsa beraktualisasi diri melalui olah rasa untuk pada 2012. Kementerian Pendidikan Nasional meningkatkan sensitivitas dan apresiativitas telah menyusun grand desain pendidikan akan kehalusan dan keindahan seni dan budaya, karakter bangsa. Konsep ini akan segera serta kompetensi untuk mengekspresikannya; diimplementasikan pada tingkat satuan beraktualisasi diri melalui interaksi sosial yang pendidikan. Ditargetkan, seluruh satuan membina dan memupuk hubungan timbal balik; pendidikan telah mengembangkan pendidikan demokratis; empatik dan simpatik; menjunjung karakter bangsa pada 2014. (28 Agustus 2010 tinggi hak asasi manusia; ceria dan percaya http://www.kemdiknas.go.id/berita/2010/8/28/ka diri; menghargai kebhinekaan dalam rakter.aspx.). bermasyarakat dan bernegara; berwawasan Apalagi bila dilihat dalam amanat Undang- kebangsaan dengan kesadaran akan hak dan Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem
  • 3. kewajiban warga negara; (3) Cerdas Dalam buku Emotional Intelligence and School intelektual: beraktualisasi diri melalui olah Succes (Joseph Zins, et. al 2001) pikir untuk memperoleh kompetensi dan mengkomplikasikan berbagai hasil penelitian kemandirian dalam ilmu pengetahuan dan tentang pengaruh kecerdasan emosi anak teknologi; aktualisasi insan intelektual yang terhadap keberhasilan di sekolah. Dikatakan kritis, kreatif, inovatif dan imajinatif; (4) bahwa ada sederet faktor-faktor risiko penyebab Cerdas kinestetis: beraktualisasi diri melalui kegagalan anak di sekolah. Faktor-faktor risiko olah raga untuk mewujudkan insan yang sehat, yang disebutkan ternyata bukan terletak pada bugar, berdayatahan, sigap, terampil, dan kecerdasan otak, tetapi pada karakter, yaitu rasa trengginas; serta aktualisasi insan adiraga....” percaya diri, kemampuan bekerja sama, kemampuan bergaul, kemampuan C. DAMPAK PENDIDIKAN KARAKTER berkonsentrasi, rasa empati, dan kemampuan berkomunikasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Apa dampak pendidikan karakter terhadap Daniel Goleman tentang keberhasilan seseorang keberhasilan akademik?. Beberapa penelitian di masyarakat, ternyata 80 persen dipengaruhi bermunculan untuk menjawab pertanyaan ini. oleh kecerdasan emosi, dan hanya 20 persen Ringkasan dari beberapa penemuan penting ditentukan oleh kecerdasan otak (IQ). mengenai hal ini diterbitkan oleh sebuah buletin Character Educator, yang diterbitkan oleh Sedangkan berdasarkan hasil penelitian dari The Character Education Partnership. Monk Study. dalam penelitiannya, Mr. Doug Monk dari Kingwood Middle School di Humble, Dari hasil studi Dr. Marvin Berkowitz Texas, membandingkan evaluasi para guru dariUniversity of Missouri – St Louis, terhadap murid sebelum dan sesudah menunjukkan peningkatan motivasi siswa diimplementasikannya kurikulum Lessons in sekolah dalam meraih prestasi akademik pada Character. Dalam kurikulum yang lebih banyak sekolah-sekolah yang menerapkan pendidikan mengajak murid untuk berinteraksi dalam karakter. Kelas-kelas yang secara komprehensif kegiatan-kegiatan sosial dan mengembangkan terlibat dalam pendidikan karakter menunjukkan kepekaan mereka, telah memberikan dampak penurunan drastis pada perilaku negatif siswa positif dalam perubahan cara belajar, kepedulian yang dapat menghambar keberhasilan akademik. dan rasa hormat terhadap para staff sekolah, dan meningkatnya keterlibatan para murid secara Pendidikan karakter adalah pendidikan budi sukarela dalam proyek-proyek kemanusiaan pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek (Brooks, 2005). pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Menurut Thomas Lickona, Demikian pula dari hasil penelitian Cheng Chao- tanpa ketiga aspek ini, maka pendidikan karakter Shun dan Lee Ro-Yu diperoleh kesimpulan tidak akan efektif dan pelaksanaannya pun harus bahwa pendidikan karakter telah terbukti dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan. memiliki hubungan yang signifikan dengan Dengan pendidikan karakter, seorang anak akan karaktersifat, kemampuan untuk merawat menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan emosi masyarakat, dan pengembangan potensi setiap adalah bekal penting dalam mempersiapkan anak individu. (Chao-Shun, Cheng, and Lee Ro-Yu, menyongong masa depan karena dengannya 2007 ; 2) seseorang akan dapat berhasil dalam menghadapi segala macam tantangan, termasuk tantangan Berdasarkan hasil-hasil penelitian tersebut untuk berhasil secara akademis. menunjukkan bahwa pelaksaaan pendidikan karakter akan berpengaruh secara signifikan
  • 4. terhadap pertumbuhan emosional siswa dan dasar dalam hubungan antarmanusia, dan berdampak pada prestasi akademisnya. mengapresiasi manifestasi nilai-nilai tersebut di sekolah dan masyarakat. Semua komponen D. IMPLEMENTASI PENDIDIKAN sekolah bertanggung jawab terhadap standar- KARAKTER standar perilaku yang konsisten sesuai dengan nilai-nilai inti. (Bashori, 2010). Pendidikan karakter merupakan upaya-upaya Dengan demikian pendidikan karakter yang dirancang dan dilaksanakan secara merupakan konsekuensi logis dari proses sistematis untuk membantu peserta didik pendidikan itu sendiri, Kemendiknas (Tim memahami nilai-nilai perilaku manusia yang Pendidikan Karakter: 2010:22- 24) telah berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri mengidentifikasi peluang implementasi sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan pendidikan karakter di sekolah melalui tiga jalur, kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, yaitu ; (1). kegiatan pembelajaran di kelas, (2). perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan kegiatan ekstrakurikuler dan (3). dalam kegiatan norma-norma agama, hukum, tata krama, organisasi dan manajemen sekolah. budaya, dan adat istiadat (Kemendiknas, 2010 : Sedangkan tehnik pendekatannya menurut 116). Sedangkan menurut Williams, Russell T. Thomas Lickona (1993) sebagaimana dikutip & Ratna Megawangi (2010), pendidikan karakter oleh (Kathleen Shea, 2003 ; 6) “menggunakan adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang pendekatan komprehensif holistik untuk nilai / melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), pendidikan karakter adalah direkomendasikan, perasaan (feeling), dan tindakan (action). berdasarkan asumsi bahwa segala sesuatu yang Dengan demikian, pendidikan karakater bangsa terjadi di dan sekitar siswa mempengaruhi pendidikan yang dilakukan melalui pendidikan nilai / karakter”. nilai-nilai atau kebajikan yang menjadi nilai dasar budaya dan karakter bangsa. Kebajikan E. PENUTUP yang menjadi atribut suatu karakter pada Memperhatikan betapa arti penting pendidikan dasarnya adalah nilai. Oleh karena itu karakter untuk mengatasi masalah bangsa, agar pendidikan karakter bangsa pada dasarnya dalam proses implementasi benar-benar berhasil adalah pengembangan nilai-nilai yang berasal dan berdayaguna, maka kini diperlukan dari pandangan hidup atau ideologi bangsa komitmen, dukungan dan perhatian yang kuat Indonesia, agama, budaya, dan nilai-nilai yang dari berbagai pihak. Apabila hal ini tidak terjadi, terumuskan dalam tujuan pendidikan nasional dikhawatirkan nasib pendidikan karakter Berkaitan dengan itu, maka dalam barangkali tidak kalah jauh dengan para implementasinya pendidikan karakter penting pendahulunya, seperti : Pendidikan Moral sekali untuk dikembangkan nilai-nilai etika inti Pancasila (PMP, P-4), Pendidikan Budipekerti, seperti kepedulian, kejujuran, keadilan, Integrasi Imtaq dan lain-lain. tanggung jawab, dan rasa hormat terhadap diri Guna menopang dan mendukung amanat besar dan orang lain bersama dengan nilai-nilai bangsa, mari kita kembali kepada jati diri kinerja pendukungnya seperti ketekunan, etos bangsa. Presiden Barack Obama saja (belum kerja yang tinggi, dan kegigihan sebagai basis lama ini) ketika berkunjung ke Indonesia masih karakter yang baik. Sekolah harus berkomitmen sangat mengagumi falsafah dan nilai-nilai untuk mengembangkan karakter peserta didik adiluhung bangsa kita. Karena itu, apabila kita berdasarkan nilai-nilai dimaksud, mampu mengimpementasikannya, maka kita mendefinisikannya dalam bentuk perilaku yang akan menjadi bangsa yang kuat, mandiri dan dapat diamati dalam kehidupan sekolah sehari- disegani oleh bangsa lain. Semoga !. hari, mencontohkan nilai-nilai itu, mengkaji dan *). Kepala SMAN 1 Kembang – Jepara. mendiskusikannya, menggunakannya sebagai