SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 8
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
P
R
E
P
A
R
E
D
By:
Angga Putra Perkhasa
11.10.010.745.002
Lecturer:
Eldarni M.Pd
English Department
Perilaku Menyimpang
Perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan atau
kepatutan, baik dalam sudut pandang kemanusiaan (agama) secara individu maupun
pembenarannya sebagai bagian daripada makhluk sosial.
Berikut ada lima daftar masalah yang selalu dihadapi para remaja di sekolah :
1. Perilaku Bermasalah (problem behavior). Masalah perilaku yang dialami remaja di sekolah
dapat dikatakan masih dalam kategori wajar jika tidak merugikan dirinya sendiri dan orang
lain. Dampak perilaku bermasalah yang dilakukan remaja akan menghambat dirinya dalam
proses sosialisasinya dengan remaja lain, dengan guru, dan dengan masyarakat. Perilaku malu
dalam dalam mengikuti berbagai aktvitas yang digelar sekolah misalnya, termasuk dalam
kategori perilaku bermasalah yang menyebabkan seorang remaja mengalami kekurangan
pengalaman. Jadi problem behaviour akan merugikan secara tidak langsung pada seorang
remaja di sekolah akibat perilakunya sendiri.
2. Perilaku menyimpang (behaviour disorder). Perilaku menyimpang pada remaja merupakan
perilaku yang kacau yang menyebabkan seorang remaja kelihatan gugup (nervous) dan
perilakunya tidak terkontrol (uncontrol). Memang diakui bahwa tidak semua remaja mengalami
behaviour disorder. Seorang remaja mengalami hal ini jika ia tidak tenang, unhappiness dan
menyebabkan hilangnya konsentrasi diri. Perilaku menyimpang pada remaja akan
mengakibatkan munculnya tindakan tidak terkontrol yang mengarah pada tindakan kejahatan.
Penyebab behaviour disorder lebih banyak karena persoalan psikologis yang selalu menghantui
dirinya.
3. Penyesuaian diri yang salah (behaviour maladjustment). Perilaku yang tidak sesuai yang
dilakukan remaja biasanya didorong oleh keinginan mencari jalan pintas dalam menyelesaikan
sesuatu tanpa mendefinisikan secara cermat akibatnya. Perilaku menyontek, bolos, dan
melangar peraturan sekolah merupakan contoh penyesuaian diri yang salah pada remaja di
sekolah menegah (SLTP/SLTA).
4. Perilaku tidak dapat membedakan benar-salah (conduct disorder). Kecenderungan pada
sebagian remaja adalah tidak mampu membedakan antara perilaku benar dan salah. Wujud
dari conduct disorder adalah munculnya cara pikir dan perilaku yang kacau dan sering
menyimpang dari aturan yang berlaku di sekolah. Penyebabnya, karena sejak kecil orangtua
tidak bisa membedakan perilaku yang benar dan salah pada anak.
5. Attention Deficit Hyperactivity disorder, Attention Deficit Hyperactivity disorder yaitu anak yang
mengalami defisiensi dalam perhatian dan tidak dapat menerima impul-impuls sehingga
gerakan-gerakannya tidak dapat terkontrol dan menjadi hyperactif. Remaja di sekolah yang
hyperactif biasanya mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian sehingga tidak dapat
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya atau tidak dapat berhasil dalam
menyelesaikan tugasnya. Jika diajak berbicara, remaja yang hyperactif tersebut tidak
memperhatikan lawan bicaranya. Selain itu, anak hyperactif sangat mudah terpengaruh oleh
stimulus yang datang dari luar serta mengalami kesulitan dalam bermain bersama dengan
temannya.
Adapun faktor-faktor penyebab timbulnya perilaku yang menyimpang adalah sebagai
berikut:
1. Perbedaan status (kesenjangan) sosial antara si kaya dan si miskin yang sangat mencolok
mengakibatkan timbulnya rasa iri dan dengki sehingga terjadilah tindak korupsi, manipulasi,
dan kolusi.
2. Banyaknya pemuda putus sekolah (drop out) dan pengangguran. Mereka yang tidak mempunyai
keahlian tidak mungkin bisa bekerja di perkantoran, padahal mereka membutuhkan sandang,
pangan, dan tempat tinggal. Akhirnya, mereka mengambil jalan pintas dengan menjadi
pengamen atau pengemis jalanan.
3. Kebutuhan ekonomi untuk serba berkecukupan, tanpa harus bersusah payah bekerja,
mengakibatkan seseorang mengambil jalan pintas dengan cara mencuri, merampok,
menodong, dan lain-lain.
4. Keluarga yang berantakan (broken home) dapat menyebabkan adanya penyimpangan sosial.
Sebagai pelampiasan, mereka melakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya negatif seperti
berjudi, narkoba, miras, terjun ke dalam kompleks prostitusi.
5. Pengaruh media massa seperti adanya berita dan gambar-gambar serta siaran TV yang
menyajikan tentang tayangan tindak kekerasan dan kriminalitas.
Sementara itu menurut Wilnes dalam bukunya Punishment and Reformation sebab-sebab
penyimpangan/kejahatan dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut:
1. Faktor subjektif, yaitu faktor yang berasal dari seseorang itu sendiri (sifat pembawaan yang
dibawa sejak lahir).
2. Faktor objektif, yaitu faktor yang berasal dari luar (lingkungan).
Berikut diuraikan beberapa penyebab terjadinya penyimpangan seorang individu dari
faktor objektif:
1. Ketidaksanggupan menyerap norma-norma kebudayaan. Seseorang yang tidak sanggup
menyerap norma-norma kebudayaan ke dalam kepribadiannya, ia tidak dapat membedakan
hal yang pantas dan tidak pantas. Keadaan itu terjadi akibat proses sosialisasi yang tidak
sempurna, misalnya seseorang tumbuh dalam keluarga yang retak (broken home). Apabila
kedua orangtuanya tidak bisa mendidik anaknya dengan sempurna maka anak itu tidak akan
mengetahui hak dan kewajibannya sebagai anggota keluarga.
2. Proses belajar yang menyimpang. Seseorang yang melakukan tindakan yang menyimpang
karena seringnya membaca atau melihat tayangan tentang perilaku menyimpang. Hal itu
merupakan bentuk perilaku menyimpang yang disebabkan karena proses belajar yang
menyimpang.
3. Ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial. Terjadinya ketegangan antara kebudayaan
dan struktur sosial dapat mengakibatkan perilaku menyimpang. Hal itu terjadi jika dalam
upaya mencapai suatu tujuan seseorang tidak memperoleh peluang, sehingga ia mengupayakan
peluang itu sendiri, maka terjadilah perilaku menyimpang.
4. Ikatan sosial yang berlainan.setiap orang umumnya berhubungan dengan beberapa kelompok.
Jika pergaulan itu mempunyai pola-pola perilaku yang menyimpang, maka kemungkinan ia
juga akan mencontoh pola-pola perilaku menyimpang.
5. Akibat proses sosialisasi nilai-nilai sub-kebudayaan yang menyimpang. Seringnya media massa
menampilkan berita atau tayangan tentang tindak kejahatan (perilaku menyimpang)
menyebabkan anak secara tidak sengaja menganggap bahwa perilaku menyimpang adalah
sesuatu yang wajar. Hal inilah yang dikatakan sebagai proses belajar dari sub-kebudayaan yang
menyimpang, sehingga terjadi proses sosialisasi nilai-nilai sub-kebudayaan menyimpang pada
diri seseorang yang menganggap perilaku menyimpang merupakan sesuatu yang wajar.
Faktor - faktor penyebab perilaku menyimpang, antara lain :
1. Sikap mental yang tidak sehat.
suatu sikap tidak merasa bersalah/ menyesal atas perbuatannya yang menurut masyarakat
dianggap menyimpang. Contoh : profesi pelacur, maklar kasus, renternir, dll.
2. Ketidakharmonisan dalam rumah tangga
disharmonisasi dalam keluarga seperti Broken Home, salah satu anggota keluarga ada yang
meninggal, dll.
3. Pelampiasan rasa kecewa
kegagalan terhadap suatu yang diinginkan dapat menyebabkan perilaku menyimpang sebagai
bentuk pelarian masalah. Contoh : narkoba, bunuh diri
4. Dorongan kebutuhan ekonomi
kemiskinan dan ketidakpuasan terhadap apa yang dimiliki mendorong orang untuk
menyimpang seperti mencuri, merampok, melacurkan diri.
5. Pengaruh lingkungan dan media massa
teman sepermainan, pergaulan, media cetak dan elektronik mempengaruhi perilaku dan
tindakan individu
6. Keinginan untuk dipuji
gaya hidup glamor, sok kaya, sok modern menyebabkan orang cenderung menyimpang seperti
korupsi, merampok, menjual diri
7. Proses belajar menyimpang
interaksi dengan orang lainyang menyimpang akan mempengaruhi pikiran dan kepribadin
untuk cenderung menyimpang seperti penggunaan obat, genk motor, merokok.
8. Ketidaksanggupan menyerap nilai dan norma
ketidaksanggupan menyerap norma ke dalam kepribadian seseorang disebabkan menjalani
proses sosialisasi yang salah/ tidak sempurna sehingga tidak sanggup menjalankan peran yang
dikehendaki masyarakat.
9. Adanya ikatan sosial yang berlainan
identifikasi diri dengan kelompok mempengaruhi kepribadian. Jika kelompok yang digauli
menyimpang kecenderungan menyimpang lebih besar
10. Proses sosialisasi sub kebudayaan menyimpang
suatu kebudayaan khusus yang normanya bertentangan dengan norma budaya yang dominan.
Perilaku individu dipengaruhi oleh nilai sub kebudayaan masyarakat seperti tempat tinggal
dilingkungan kumuh, dekat dengan kompleks pelacuran
11. Kegagalan dalam proses sosialisasi
keluarga inti maupun keluarga luas bertanggung jawab terhadap penanaman nilai dan norma
pada anak. Kegagalan proses pendidikan dalam keluarga menyebabkan terjadinya
penyimpangan.
Penyebab terjadinya penyimpangan seorang individu (faktor objektif), yaitu :
1. Ketidaksanggupan menyerap norma-norma kebudayaan. Seseorang yang tidak sanggup
menyerap norma-norma kebudayaan ke dalam kepribadiannya, ia tidak dapat membedakan
hal yang pantas dan tidak pantas. Keadaan itu terjadi akibat dari proses sosialisasi yang tidak
sempurna, misalnya karena seseorang tumbuh dalam keluarga yang retak (broken home).
Apabila kedua orang tuanya tidak bisa mendidik anaknya dengan sempurna maka anak itu
tidak akan mengetahui hak dan kewajibannya sebagai anggota keluarga.
2. Proses belajar yang menyimpang. Seseorang yang melakukan tindakan menyimpang karena
seringnya membaca atau melihat tayangan tentang perilaku menyimpang. Hal itu merupakan
bentuk perilaku menyimpang yang disebabkan karena proses belajar yang menyimpang. karier
penjahat kelas kakap yang diawali dari kejahatan kecil-kecilan yang terus meningkat dan
makin berani/nekad merupakan bentuk proses belajar menyimpang.
3. Ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial. Terjadinya ketegangan antara kebudayaan
dan struktur sosial dapat mengakibatkan perilaku yang menyimpang. Hal itu terjadi jika dalam
upaya mencapai suatu tujuan seseorang tidak memperoleh peluang, sehingga ia mengupayakan
peluang itu sendiri, maka terjadilah perilaku menyimpang.
4. Ikatan sosial yang berlainan. Setiap orang umumnya berhubungan dengan beberapa kelompok.
Jika pergaulan itu mempunyai pola-pola perilaku yang menyimpang, maka kemungkinan ia
juga akan mencontoh pola-pola perilaku menyimpang.
5. Akibat proses sosialisasi nilai-nilai sub-kebudayaan yang menyimpang. Seringnya media massa
menampilkan berita atau tayangan tentang tindak kejahatan (perilaku menyimpang)Hal inilah
yang dikatakan sebagai proses belajar dari sub-kebudayaan yang menyimpang.
Upaya-upaya Mengantisipasi dan mengatasi Penyimpangan Sosial
Antisipasi adalah usaha sadar yang berupa sikap, perilaku atau tindakan yang dilakukan
seseorang melalui langkah-langkah tertentu untuk menghadapi peristiwa yang kemungkinan
terjadi. Beberapa upaya untuk mengantisipasi penyimpangan sosial adalah :
1. Penanaman nilai dan norma yang kuat.
2. Penanaman nilai dan norma yang kuat
3. Berkepribadian Kuat dan Teguh
Upaya-upaya Mengatasi Penyimpangan Sosial
1. Sanksi yang tegas
2. Giatkan penyuluhan-penyuluhan
3. Rehabilitasi sosial
Sikap Yang Cocok Dalam Menghadapi Penyimpangan Sosial
1. Tidak mudah terpengaruh
2. Berpikir positif (Positive Thinking)
Perilaku remaja yang menyimpang ini bisa disebabkan oleh beberapa hal berikut ini:
Adanya rasa cinta dan sayang yang berlebihan yang membuat remaja rela melakukan
papun dan memberikan apa saja yang dimilikinya kepada pasangannya.
Terbiasa menonton film porno
Kurangnya perhatian dan pengawasan dari orang tua
Materi. Banyak remaja yang menggadaikan keperawanan atau keperjakaannya demi uang.
Adanya kesempatan yang kemudian diikuti dengan niat kedua belah pihak
Takut ketinggalan trend dan disangka tidak gaul
Adanya rasa ingin tahu yang berlebihan
Persepsi yang salah bahwa remaja tersebut takut kehilangan pasangannya dan ingin
memilikinya untuk selamanya. Bukankah orang yang sudah menikah pun bisa bercerai?
Minimya pengetahuan agama
Akibat yang ditimbulkan dari perilaku remaja yang menyimpang:
1. Dosa. Itu pasti nomor satu.
2. Menjadi malas melakukan berbagai macam kegiatan.
3. Mudah lelah dan stress
4. Rasa bersalah yang mendalam
5. Aura pada tubuh menghilang
6. Terancam terkena HIV/AIDS
Cara Berhenti dan Pencegahannya
=> Hilangkan kebiasaan menonton film porno. Hapus semua file yang berisikan foto-foto maupun
film porno.
=> Ingatlah semua perbuatan yang menyimpang tersebut merupakan perbuatan dosa yang tidak
akan pernah membawa manfaat sama sekali.
=> Berhentilah bercanda seputar seks dengan teman-teman kamu.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Prilaku kenakalan remaja dan cara penanggulangannya
Prilaku kenakalan remaja dan cara penanggulangannyaPrilaku kenakalan remaja dan cara penanggulangannya
Prilaku kenakalan remaja dan cara penanggulangannya
BaihakiPLS
 
Kenakalan remaja
Kenakalan remajaKenakalan remaja
Kenakalan remaja
hellohary
 
remaja dan masalahnya
remaja dan masalahnyaremaja dan masalahnya
remaja dan masalahnya
haqiemisme
 
Kenakalan remaja ulfi
Kenakalan remaja ulfiKenakalan remaja ulfi
Kenakalan remaja ulfi
ulfiah92
 
Kenakalan remaja-pp
Kenakalan remaja-ppKenakalan remaja-pp
Kenakalan remaja-pp
Apip Abdul R
 
Kenakalan Remaja
Kenakalan RemajaKenakalan Remaja
Kenakalan Remaja
imamgazpada
 

La actualidad más candente (20)

Kenakalan remaja dan permasalahannya ppt
Kenakalan remaja dan permasalahannya pptKenakalan remaja dan permasalahannya ppt
Kenakalan remaja dan permasalahannya ppt
 
Kenakalan Remaja
Kenakalan RemajaKenakalan Remaja
Kenakalan Remaja
 
Premanisme
PremanismePremanisme
Premanisme
 
Ppt ika
Ppt ikaPpt ika
Ppt ika
 
Kenakalan Remaja
Kenakalan RemajaKenakalan Remaja
Kenakalan Remaja
 
Prilaku kenakalan remaja dan cara penanggulangannya
Prilaku kenakalan remaja dan cara penanggulangannyaPrilaku kenakalan remaja dan cara penanggulangannya
Prilaku kenakalan remaja dan cara penanggulangannya
 
Kenakalan remaja
Kenakalan remajaKenakalan remaja
Kenakalan remaja
 
Kenakalan Remaja Dalam Bentuk Sosial
Kenakalan Remaja Dalam Bentuk SosialKenakalan Remaja Dalam Bentuk Sosial
Kenakalan Remaja Dalam Bentuk Sosial
 
remaja dan masalahnya
remaja dan masalahnyaremaja dan masalahnya
remaja dan masalahnya
 
Kenakalan remaja
Kenakalan remajaKenakalan remaja
Kenakalan remaja
 
kenakalan remaja
kenakalan remaja kenakalan remaja
kenakalan remaja
 
KENAKALAN REMAJA
KENAKALAN REMAJAKENAKALAN REMAJA
KENAKALAN REMAJA
 
Presentasi peranan kelompok sebaya dalam kehidupan remaja + kenakalan remaja
Presentasi peranan kelompok sebaya dalam kehidupan remaja + kenakalan remajaPresentasi peranan kelompok sebaya dalam kehidupan remaja + kenakalan remaja
Presentasi peranan kelompok sebaya dalam kehidupan remaja + kenakalan remaja
 
Presentasi Kenakalan Remaja
Presentasi Kenakalan RemajaPresentasi Kenakalan Remaja
Presentasi Kenakalan Remaja
 
Kenakalan remaja ulfi
Kenakalan remaja ulfiKenakalan remaja ulfi
Kenakalan remaja ulfi
 
Kenakalan remaja
Kenakalan remajaKenakalan remaja
Kenakalan remaja
 
Makalah kenalakan remaja 3
Makalah kenalakan remaja 3Makalah kenalakan remaja 3
Makalah kenalakan remaja 3
 
Kenakalan remaja-pp
Kenakalan remaja-ppKenakalan remaja-pp
Kenakalan remaja-pp
 
Kenakalan Remaja
Kenakalan RemajaKenakalan Remaja
Kenakalan Remaja
 
Mengatasi Kenakalan Remaja
Mengatasi Kenakalan Remaja Mengatasi Kenakalan Remaja
Mengatasi Kenakalan Remaja
 

Similar a Angga P. Perkhasa (PPD Perilaku Menyimpang)

prilaku menyimpang
prilaku menyimpang prilaku menyimpang
prilaku menyimpang
mellisaimell
 
KENAKALAN REMAJA x ipa 1.pptx
KENAKALAN REMAJA x ipa 1.pptxKENAKALAN REMAJA x ipa 1.pptx
KENAKALAN REMAJA x ipa 1.pptx
cupulin
 
Perkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikPerkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didik
immochacha
 
Fitri Wulandari (201131051)
Fitri Wulandari (201131051)Fitri Wulandari (201131051)
Fitri Wulandari (201131051)
wulandarifitri
 
Kenakalan Remaja
Kenakalan RemajaKenakalan Remaja
Kenakalan Remaja
Bahrul Ulum
 
Pastel School Center Yearbook Infographics by Slidesgo.pptx
Pastel School Center Yearbook Infographics by Slidesgo.pptxPastel School Center Yearbook Infographics by Slidesgo.pptx
Pastel School Center Yearbook Infographics by Slidesgo.pptx
MovieViral
 

Similar a Angga P. Perkhasa (PPD Perilaku Menyimpang) (20)

prilaku menyimpang
prilaku menyimpang prilaku menyimpang
prilaku menyimpang
 
Artikel 1
Artikel 1Artikel 1
Artikel 1
 
KENAKALAN REMAJA x ipa 1.pptx
KENAKALAN REMAJA x ipa 1.pptxKENAKALAN REMAJA x ipa 1.pptx
KENAKALAN REMAJA x ipa 1.pptx
 
Makalah perilaku menyimpang
Makalah perilaku menyimpangMakalah perilaku menyimpang
Makalah perilaku menyimpang
 
Makalah kenalakan remaja 3
Makalah kenalakan remaja 3Makalah kenalakan remaja 3
Makalah kenalakan remaja 3
 
Psikologi Perkembangan II (kenakalan remaja)
Psikologi Perkembangan II (kenakalan remaja)Psikologi Perkembangan II (kenakalan remaja)
Psikologi Perkembangan II (kenakalan remaja)
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Perkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikPerkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didik
 
Rahmania alfa rodina (penyimpangan sosial)
Rahmania alfa rodina (penyimpangan sosial)Rahmania alfa rodina (penyimpangan sosial)
Rahmania alfa rodina (penyimpangan sosial)
 
Pengertian kenakalanremaja
Pengertian kenakalanremajaPengertian kenakalanremaja
Pengertian kenakalanremaja
 
Fitri Wulandari 201131051
Fitri Wulandari 201131051Fitri Wulandari 201131051
Fitri Wulandari 201131051
 
Fitri Wulandari (201131051)
Fitri Wulandari (201131051)Fitri Wulandari (201131051)
Fitri Wulandari (201131051)
 
Makalah kenalakan remaja 2
Makalah kenalakan remaja 2Makalah kenalakan remaja 2
Makalah kenalakan remaja 2
 
Masalah mendisiplinkan anak,masalah remaja,masalah krisis tengah baya dan
Masalah mendisiplinkan anak,masalah remaja,masalah krisis tengah baya danMasalah mendisiplinkan anak,masalah remaja,masalah krisis tengah baya dan
Masalah mendisiplinkan anak,masalah remaja,masalah krisis tengah baya dan
 
Kenakalan Remaja
Kenakalan RemajaKenakalan Remaja
Kenakalan Remaja
 
pdf_20230127_002341_0000.pdf
pdf_20230127_002341_0000.pdfpdf_20230127_002341_0000.pdf
pdf_20230127_002341_0000.pdf
 
Kenakalan Remaja
Kenakalan RemajaKenakalan Remaja
Kenakalan Remaja
 
Asti sivia
Asti siviaAsti sivia
Asti sivia
 
Residivisme Bab 5
Residivisme Bab 5Residivisme Bab 5
Residivisme Bab 5
 
Pastel School Center Yearbook Infographics by Slidesgo.pptx
Pastel School Center Yearbook Infographics by Slidesgo.pptxPastel School Center Yearbook Infographics by Slidesgo.pptx
Pastel School Center Yearbook Infographics by Slidesgo.pptx
 

Más de vjperkhasa

Angga Speech (Public Speaking Drugs)
Angga Speech (Public Speaking Drugs)Angga Speech (Public Speaking Drugs)
Angga Speech (Public Speaking Drugs)
vjperkhasa
 
Angga P. Perkhasa (Writing)
Angga P. Perkhasa (Writing)Angga P. Perkhasa (Writing)
Angga P. Perkhasa (Writing)
vjperkhasa
 
Angga P. Perkhasa (Public Speaking Speech)
Angga P. Perkhasa (Public Speaking Speech)Angga P. Perkhasa (Public Speaking Speech)
Angga P. Perkhasa (Public Speaking Speech)
vjperkhasa
 
Angga P. Perkhasa (Public Speaking Chapter 5)
Angga P. Perkhasa (Public Speaking Chapter 5)Angga P. Perkhasa (Public Speaking Chapter 5)
Angga P. Perkhasa (Public Speaking Chapter 5)
vjperkhasa
 
Angga P. Perkhasa (Public Speaking Chapter 4)
Angga P. Perkhasa (Public Speaking Chapter 4)Angga P. Perkhasa (Public Speaking Chapter 4)
Angga P. Perkhasa (Public Speaking Chapter 4)
vjperkhasa
 
Angga P. Perkhasa (Public Speaking Chapter 2)
Angga P. Perkhasa (Public Speaking Chapter 2)Angga P. Perkhasa (Public Speaking Chapter 2)
Angga P. Perkhasa (Public Speaking Chapter 2)
vjperkhasa
 
Angga P. Perkhasa (Public Speaking Chapter 1)
Angga P. Perkhasa (Public Speaking Chapter 1)Angga P. Perkhasa (Public Speaking Chapter 1)
Angga P. Perkhasa (Public Speaking Chapter 1)
vjperkhasa
 
Angga P. Perkhasa (CALL Reading)
Angga P. Perkhasa (CALL Reading)Angga P. Perkhasa (CALL Reading)
Angga P. Perkhasa (CALL Reading)
vjperkhasa
 
Angga P. Perkhasa (CALL Reading 2)
Angga P. Perkhasa (CALL Reading 2)Angga P. Perkhasa (CALL Reading 2)
Angga P. Perkhasa (CALL Reading 2)
vjperkhasa
 
Angga P. Perkhasa (CALL Grammar)
Angga P. Perkhasa (CALL Grammar)Angga P. Perkhasa (CALL Grammar)
Angga P. Perkhasa (CALL Grammar)
vjperkhasa
 
Angga p. perkhasa (call grammar 2)
Angga p. perkhasa (call grammar 2)Angga p. perkhasa (call grammar 2)
Angga p. perkhasa (call grammar 2)
vjperkhasa
 

Más de vjperkhasa (11)

Angga Speech (Public Speaking Drugs)
Angga Speech (Public Speaking Drugs)Angga Speech (Public Speaking Drugs)
Angga Speech (Public Speaking Drugs)
 
Angga P. Perkhasa (Writing)
Angga P. Perkhasa (Writing)Angga P. Perkhasa (Writing)
Angga P. Perkhasa (Writing)
 
Angga P. Perkhasa (Public Speaking Speech)
Angga P. Perkhasa (Public Speaking Speech)Angga P. Perkhasa (Public Speaking Speech)
Angga P. Perkhasa (Public Speaking Speech)
 
Angga P. Perkhasa (Public Speaking Chapter 5)
Angga P. Perkhasa (Public Speaking Chapter 5)Angga P. Perkhasa (Public Speaking Chapter 5)
Angga P. Perkhasa (Public Speaking Chapter 5)
 
Angga P. Perkhasa (Public Speaking Chapter 4)
Angga P. Perkhasa (Public Speaking Chapter 4)Angga P. Perkhasa (Public Speaking Chapter 4)
Angga P. Perkhasa (Public Speaking Chapter 4)
 
Angga P. Perkhasa (Public Speaking Chapter 2)
Angga P. Perkhasa (Public Speaking Chapter 2)Angga P. Perkhasa (Public Speaking Chapter 2)
Angga P. Perkhasa (Public Speaking Chapter 2)
 
Angga P. Perkhasa (Public Speaking Chapter 1)
Angga P. Perkhasa (Public Speaking Chapter 1)Angga P. Perkhasa (Public Speaking Chapter 1)
Angga P. Perkhasa (Public Speaking Chapter 1)
 
Angga P. Perkhasa (CALL Reading)
Angga P. Perkhasa (CALL Reading)Angga P. Perkhasa (CALL Reading)
Angga P. Perkhasa (CALL Reading)
 
Angga P. Perkhasa (CALL Reading 2)
Angga P. Perkhasa (CALL Reading 2)Angga P. Perkhasa (CALL Reading 2)
Angga P. Perkhasa (CALL Reading 2)
 
Angga P. Perkhasa (CALL Grammar)
Angga P. Perkhasa (CALL Grammar)Angga P. Perkhasa (CALL Grammar)
Angga P. Perkhasa (CALL Grammar)
 
Angga p. perkhasa (call grammar 2)
Angga p. perkhasa (call grammar 2)Angga p. perkhasa (call grammar 2)
Angga p. perkhasa (call grammar 2)
 

Último

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 

Último (20)

MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 

Angga P. Perkhasa (PPD Perilaku Menyimpang)

  • 1. PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK P R E P A R E D By: Angga Putra Perkhasa 11.10.010.745.002 Lecturer: Eldarni M.Pd English Department
  • 2. Perilaku Menyimpang Perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan atau kepatutan, baik dalam sudut pandang kemanusiaan (agama) secara individu maupun pembenarannya sebagai bagian daripada makhluk sosial. Berikut ada lima daftar masalah yang selalu dihadapi para remaja di sekolah : 1. Perilaku Bermasalah (problem behavior). Masalah perilaku yang dialami remaja di sekolah dapat dikatakan masih dalam kategori wajar jika tidak merugikan dirinya sendiri dan orang lain. Dampak perilaku bermasalah yang dilakukan remaja akan menghambat dirinya dalam proses sosialisasinya dengan remaja lain, dengan guru, dan dengan masyarakat. Perilaku malu dalam dalam mengikuti berbagai aktvitas yang digelar sekolah misalnya, termasuk dalam kategori perilaku bermasalah yang menyebabkan seorang remaja mengalami kekurangan pengalaman. Jadi problem behaviour akan merugikan secara tidak langsung pada seorang remaja di sekolah akibat perilakunya sendiri. 2. Perilaku menyimpang (behaviour disorder). Perilaku menyimpang pada remaja merupakan perilaku yang kacau yang menyebabkan seorang remaja kelihatan gugup (nervous) dan perilakunya tidak terkontrol (uncontrol). Memang diakui bahwa tidak semua remaja mengalami behaviour disorder. Seorang remaja mengalami hal ini jika ia tidak tenang, unhappiness dan menyebabkan hilangnya konsentrasi diri. Perilaku menyimpang pada remaja akan mengakibatkan munculnya tindakan tidak terkontrol yang mengarah pada tindakan kejahatan. Penyebab behaviour disorder lebih banyak karena persoalan psikologis yang selalu menghantui dirinya. 3. Penyesuaian diri yang salah (behaviour maladjustment). Perilaku yang tidak sesuai yang dilakukan remaja biasanya didorong oleh keinginan mencari jalan pintas dalam menyelesaikan sesuatu tanpa mendefinisikan secara cermat akibatnya. Perilaku menyontek, bolos, dan melangar peraturan sekolah merupakan contoh penyesuaian diri yang salah pada remaja di sekolah menegah (SLTP/SLTA). 4. Perilaku tidak dapat membedakan benar-salah (conduct disorder). Kecenderungan pada sebagian remaja adalah tidak mampu membedakan antara perilaku benar dan salah. Wujud
  • 3. dari conduct disorder adalah munculnya cara pikir dan perilaku yang kacau dan sering menyimpang dari aturan yang berlaku di sekolah. Penyebabnya, karena sejak kecil orangtua tidak bisa membedakan perilaku yang benar dan salah pada anak. 5. Attention Deficit Hyperactivity disorder, Attention Deficit Hyperactivity disorder yaitu anak yang mengalami defisiensi dalam perhatian dan tidak dapat menerima impul-impuls sehingga gerakan-gerakannya tidak dapat terkontrol dan menjadi hyperactif. Remaja di sekolah yang hyperactif biasanya mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian sehingga tidak dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya atau tidak dapat berhasil dalam menyelesaikan tugasnya. Jika diajak berbicara, remaja yang hyperactif tersebut tidak memperhatikan lawan bicaranya. Selain itu, anak hyperactif sangat mudah terpengaruh oleh stimulus yang datang dari luar serta mengalami kesulitan dalam bermain bersama dengan temannya. Adapun faktor-faktor penyebab timbulnya perilaku yang menyimpang adalah sebagai berikut: 1. Perbedaan status (kesenjangan) sosial antara si kaya dan si miskin yang sangat mencolok mengakibatkan timbulnya rasa iri dan dengki sehingga terjadilah tindak korupsi, manipulasi, dan kolusi. 2. Banyaknya pemuda putus sekolah (drop out) dan pengangguran. Mereka yang tidak mempunyai keahlian tidak mungkin bisa bekerja di perkantoran, padahal mereka membutuhkan sandang, pangan, dan tempat tinggal. Akhirnya, mereka mengambil jalan pintas dengan menjadi pengamen atau pengemis jalanan. 3. Kebutuhan ekonomi untuk serba berkecukupan, tanpa harus bersusah payah bekerja, mengakibatkan seseorang mengambil jalan pintas dengan cara mencuri, merampok, menodong, dan lain-lain. 4. Keluarga yang berantakan (broken home) dapat menyebabkan adanya penyimpangan sosial. Sebagai pelampiasan, mereka melakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya negatif seperti berjudi, narkoba, miras, terjun ke dalam kompleks prostitusi. 5. Pengaruh media massa seperti adanya berita dan gambar-gambar serta siaran TV yang menyajikan tentang tayangan tindak kekerasan dan kriminalitas.
  • 4. Sementara itu menurut Wilnes dalam bukunya Punishment and Reformation sebab-sebab penyimpangan/kejahatan dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut: 1. Faktor subjektif, yaitu faktor yang berasal dari seseorang itu sendiri (sifat pembawaan yang dibawa sejak lahir). 2. Faktor objektif, yaitu faktor yang berasal dari luar (lingkungan). Berikut diuraikan beberapa penyebab terjadinya penyimpangan seorang individu dari faktor objektif: 1. Ketidaksanggupan menyerap norma-norma kebudayaan. Seseorang yang tidak sanggup menyerap norma-norma kebudayaan ke dalam kepribadiannya, ia tidak dapat membedakan hal yang pantas dan tidak pantas. Keadaan itu terjadi akibat proses sosialisasi yang tidak sempurna, misalnya seseorang tumbuh dalam keluarga yang retak (broken home). Apabila kedua orangtuanya tidak bisa mendidik anaknya dengan sempurna maka anak itu tidak akan mengetahui hak dan kewajibannya sebagai anggota keluarga. 2. Proses belajar yang menyimpang. Seseorang yang melakukan tindakan yang menyimpang karena seringnya membaca atau melihat tayangan tentang perilaku menyimpang. Hal itu merupakan bentuk perilaku menyimpang yang disebabkan karena proses belajar yang menyimpang. 3. Ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial. Terjadinya ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial dapat mengakibatkan perilaku menyimpang. Hal itu terjadi jika dalam upaya mencapai suatu tujuan seseorang tidak memperoleh peluang, sehingga ia mengupayakan peluang itu sendiri, maka terjadilah perilaku menyimpang. 4. Ikatan sosial yang berlainan.setiap orang umumnya berhubungan dengan beberapa kelompok. Jika pergaulan itu mempunyai pola-pola perilaku yang menyimpang, maka kemungkinan ia juga akan mencontoh pola-pola perilaku menyimpang. 5. Akibat proses sosialisasi nilai-nilai sub-kebudayaan yang menyimpang. Seringnya media massa menampilkan berita atau tayangan tentang tindak kejahatan (perilaku menyimpang) menyebabkan anak secara tidak sengaja menganggap bahwa perilaku menyimpang adalah sesuatu yang wajar. Hal inilah yang dikatakan sebagai proses belajar dari sub-kebudayaan yang
  • 5. menyimpang, sehingga terjadi proses sosialisasi nilai-nilai sub-kebudayaan menyimpang pada diri seseorang yang menganggap perilaku menyimpang merupakan sesuatu yang wajar. Faktor - faktor penyebab perilaku menyimpang, antara lain : 1. Sikap mental yang tidak sehat. suatu sikap tidak merasa bersalah/ menyesal atas perbuatannya yang menurut masyarakat dianggap menyimpang. Contoh : profesi pelacur, maklar kasus, renternir, dll. 2. Ketidakharmonisan dalam rumah tangga disharmonisasi dalam keluarga seperti Broken Home, salah satu anggota keluarga ada yang meninggal, dll. 3. Pelampiasan rasa kecewa kegagalan terhadap suatu yang diinginkan dapat menyebabkan perilaku menyimpang sebagai bentuk pelarian masalah. Contoh : narkoba, bunuh diri 4. Dorongan kebutuhan ekonomi kemiskinan dan ketidakpuasan terhadap apa yang dimiliki mendorong orang untuk menyimpang seperti mencuri, merampok, melacurkan diri. 5. Pengaruh lingkungan dan media massa teman sepermainan, pergaulan, media cetak dan elektronik mempengaruhi perilaku dan tindakan individu 6. Keinginan untuk dipuji gaya hidup glamor, sok kaya, sok modern menyebabkan orang cenderung menyimpang seperti korupsi, merampok, menjual diri 7. Proses belajar menyimpang interaksi dengan orang lainyang menyimpang akan mempengaruhi pikiran dan kepribadin untuk cenderung menyimpang seperti penggunaan obat, genk motor, merokok. 8. Ketidaksanggupan menyerap nilai dan norma ketidaksanggupan menyerap norma ke dalam kepribadian seseorang disebabkan menjalani proses sosialisasi yang salah/ tidak sempurna sehingga tidak sanggup menjalankan peran yang dikehendaki masyarakat. 9. Adanya ikatan sosial yang berlainan
  • 6. identifikasi diri dengan kelompok mempengaruhi kepribadian. Jika kelompok yang digauli menyimpang kecenderungan menyimpang lebih besar 10. Proses sosialisasi sub kebudayaan menyimpang suatu kebudayaan khusus yang normanya bertentangan dengan norma budaya yang dominan. Perilaku individu dipengaruhi oleh nilai sub kebudayaan masyarakat seperti tempat tinggal dilingkungan kumuh, dekat dengan kompleks pelacuran 11. Kegagalan dalam proses sosialisasi keluarga inti maupun keluarga luas bertanggung jawab terhadap penanaman nilai dan norma pada anak. Kegagalan proses pendidikan dalam keluarga menyebabkan terjadinya penyimpangan. Penyebab terjadinya penyimpangan seorang individu (faktor objektif), yaitu : 1. Ketidaksanggupan menyerap norma-norma kebudayaan. Seseorang yang tidak sanggup menyerap norma-norma kebudayaan ke dalam kepribadiannya, ia tidak dapat membedakan hal yang pantas dan tidak pantas. Keadaan itu terjadi akibat dari proses sosialisasi yang tidak sempurna, misalnya karena seseorang tumbuh dalam keluarga yang retak (broken home). Apabila kedua orang tuanya tidak bisa mendidik anaknya dengan sempurna maka anak itu tidak akan mengetahui hak dan kewajibannya sebagai anggota keluarga. 2. Proses belajar yang menyimpang. Seseorang yang melakukan tindakan menyimpang karena seringnya membaca atau melihat tayangan tentang perilaku menyimpang. Hal itu merupakan bentuk perilaku menyimpang yang disebabkan karena proses belajar yang menyimpang. karier penjahat kelas kakap yang diawali dari kejahatan kecil-kecilan yang terus meningkat dan makin berani/nekad merupakan bentuk proses belajar menyimpang. 3. Ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial. Terjadinya ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial dapat mengakibatkan perilaku yang menyimpang. Hal itu terjadi jika dalam upaya mencapai suatu tujuan seseorang tidak memperoleh peluang, sehingga ia mengupayakan peluang itu sendiri, maka terjadilah perilaku menyimpang. 4. Ikatan sosial yang berlainan. Setiap orang umumnya berhubungan dengan beberapa kelompok. Jika pergaulan itu mempunyai pola-pola perilaku yang menyimpang, maka kemungkinan ia juga akan mencontoh pola-pola perilaku menyimpang.
  • 7. 5. Akibat proses sosialisasi nilai-nilai sub-kebudayaan yang menyimpang. Seringnya media massa menampilkan berita atau tayangan tentang tindak kejahatan (perilaku menyimpang)Hal inilah yang dikatakan sebagai proses belajar dari sub-kebudayaan yang menyimpang. Upaya-upaya Mengantisipasi dan mengatasi Penyimpangan Sosial Antisipasi adalah usaha sadar yang berupa sikap, perilaku atau tindakan yang dilakukan seseorang melalui langkah-langkah tertentu untuk menghadapi peristiwa yang kemungkinan terjadi. Beberapa upaya untuk mengantisipasi penyimpangan sosial adalah : 1. Penanaman nilai dan norma yang kuat. 2. Penanaman nilai dan norma yang kuat 3. Berkepribadian Kuat dan Teguh Upaya-upaya Mengatasi Penyimpangan Sosial 1. Sanksi yang tegas 2. Giatkan penyuluhan-penyuluhan 3. Rehabilitasi sosial Sikap Yang Cocok Dalam Menghadapi Penyimpangan Sosial 1. Tidak mudah terpengaruh 2. Berpikir positif (Positive Thinking) Perilaku remaja yang menyimpang ini bisa disebabkan oleh beberapa hal berikut ini: Adanya rasa cinta dan sayang yang berlebihan yang membuat remaja rela melakukan papun dan memberikan apa saja yang dimilikinya kepada pasangannya. Terbiasa menonton film porno Kurangnya perhatian dan pengawasan dari orang tua
  • 8. Materi. Banyak remaja yang menggadaikan keperawanan atau keperjakaannya demi uang. Adanya kesempatan yang kemudian diikuti dengan niat kedua belah pihak Takut ketinggalan trend dan disangka tidak gaul Adanya rasa ingin tahu yang berlebihan Persepsi yang salah bahwa remaja tersebut takut kehilangan pasangannya dan ingin memilikinya untuk selamanya. Bukankah orang yang sudah menikah pun bisa bercerai? Minimya pengetahuan agama Akibat yang ditimbulkan dari perilaku remaja yang menyimpang: 1. Dosa. Itu pasti nomor satu. 2. Menjadi malas melakukan berbagai macam kegiatan. 3. Mudah lelah dan stress 4. Rasa bersalah yang mendalam 5. Aura pada tubuh menghilang 6. Terancam terkena HIV/AIDS Cara Berhenti dan Pencegahannya => Hilangkan kebiasaan menonton film porno. Hapus semua file yang berisikan foto-foto maupun film porno. => Ingatlah semua perbuatan yang menyimpang tersebut merupakan perbuatan dosa yang tidak akan pernah membawa manfaat sama sekali. => Berhentilah bercanda seputar seks dengan teman-teman kamu.