2. Latar Belakang
Informasi dan pengetahuan merupakan kebutuhan petani dan
sasaran (penerima manfaat) dalam kegiatan usahatani
Petani dan keluarganya merupakan pelaku pembangunan dalam
pertanian yang memerlukan kemampuan dalam memanajemen
usahataninya.
Petani memerlukan suatu sarana pembelajaran dan pendidikan
untuk membangun kemandirian
Kemampuan dan kemandirian petani, dalam menentukan pilihan,
pengambilan keputusan, dibangun secara individual dan melalui
pendekatan kelompok
Melalui agen penyuluhan, petani akan mendapatkan aliran
informasi, proses pemberdayaan, penambahan wawasan,
kemampuan menganalisis masalah, menentukan pilihan, dan
pengambilan keputusan.
Penyuluhan pertanian merupakan sarana kebijaksanaan yang
dapat digunakan pemerintah untuk mendorong pembangunan
3. Pengertian Penyuluhan
1.
Penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku
usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan
dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan
sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas,
efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan
kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan (uu no 16 th 2006 sistem
penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan)
2.
Penyuluhan Pertanian adalah pemberdayaan petani dan keluarganya
beserta masyarakat pelaku agribisnis melalui kegiatan pendidikan non
formal di bidang pertanian agar mereka mampu menolong dirinya sendiri
baik di bidang ekonomi, social maupun politik sehingga peningkatan
pendapatan dan kesejahteraan mereka dapat dicapai. (Deptan, 2002)
3.
Penyuluhan Pertanian adalah Sistem Pemberdayaan Petani dan
Keluarganya Melalui Kegiatan Pembelajaran yang Bertujuan agar Para
Petani dan Keluarganya Mampu secara Mandiri Mengorganisasikan
Dirinya dan Masyarakatnya untuk Bisa Hidup Lebih Sejahtera. (Margono
Slamet)
4. Menurut Ban & Hawkins (1999), penyuluhan
merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan
komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan
membantu sesamanya memberikan pendapat
sehingga bisa membuat keputusan yang benar
Konsep-Konsep yang terdapat dalam penyuluhan:
1. Konsep Pendidikan = penyuluhan merupakan suatu
pendidikan informal
2. Proses Perubahan = perilaku menjadi lebih baik
3. Proses pemberdayaan = memiliki pengetahuan,
kemampuan dan kemandirian
6. Paradigma lama penyuluhan
Paradigma lama = penyuluhan adalah alih tekonologi dari penyuluh
kepada petani
Penyuluhan masa “orde baru” pembangunan pertanian dicanangkan oleh
pemerintah dengan sasaran utama usaha usaha peningkatan produksi
melalui intensifikasi & diversifikasi fokusnya pada target produksi yang
cenderung dipaksakan dalam rangka mengamankan swasembada pangan
sebagai agenda nasional pada waktu itu.
Hal ini menjadikan penyuluhan pertanian lebih banyak bersifat “top-down
dan farmer last “. Penyuluhan Pertanian menjadi paket instruksi dari
pemerintah kepada para petani melalui para petugas khususnya penyuluh
pertanian
Hasilnya bukan pemberdayaan tetapi menjadikan petani semakin tidak
berdaya karena faktanya petani diposisikan sebagai obyek pembangunan
yang berimplikasi kepada rendahnya pendapatan usaha tani dan
kesejahteraannya,bahkan lebih jauh telah mematikan dinamika internal
petani sebagai modal utama upaya pemberdayaan .
7. Peran Penyuluhan Pertanian dalam
Pembangunan Wilayah Pedesaan
Menurut Asnawi (1999), pembangunan wilayah
pedesaan pada umumnya untuk pembangunan
pedesaan dan khususnya pembangunan SDM
Pembangunan wilayah adalah perubahan
berkelanjutan (fisik, sosial, ekonomi, dan lingkungan)
semua komponen tersebut tergantung pada
perubahan SDM dan terkait pada perubahan perilaku
melalui cara pendidikan formal dan informal,
pelatihan ex: BIMAS,INSUS
AT.Mosher, memasukkan pendidikan sebagai salah
satu unsur penunjang pembangunan pertanian
8. Maka peranan penyuluhan dalam PWD:
a. sebagai proses penyebarluasan informasi
b. Sebagai sarana proses penerangan
c. Sebagai proses perubahan perilaku
d. Sebagai proses pendidikan
e. Sebagai proses rekayasa sosial
f. sebagai jembatan yang menghubungkan antara praktek yang
dijalankan oleh petani dengan pengetahuan dan teknologi
petani yang selalu berkembang menjadi kebutuhan para
petani tersebut
g. Sebagai komunikasi dalam meningkatkan pengetahuan
petani
h. Sebagai jasa layanan dalam informasi agribisnis untuk petani
dan pihak-pihak terkait yang memerlukan, agar
kemampuannya dapat berkembang secara dinamis untuk
menyelesaikan sendiri setiap permasalahan yang dihadapinya
dengan baik menguntungkan dan memuaskan.
9. Pendekatan Penyuluhan Pertanian
Dewasa Ini
Pergeseran pendekatan dari farmer last - top down ke farmer
firs - bottom up
Pergeseran kedudukan petani dari penerima pesan dan
pengguna teknologi menjadi mitra aktif dalam kegiatan
penyuluhan ,pengkajian teknologi maupun pengembangan
jaringan teknologi dan usaha tani
Pergeseran “transfer of technology kearah technology mastery”
Pergeseran sumber pembiayaan yang selama ini banyak
bersumber dari pemerintah (pusat dan daerah )menjadi
tanggung jawab bersama antara petani,swasta dan
pemerintah.
10. Ragam Pendekatan Penyuluhan Pertanian
NO
Ragam Pendekatan
Fokus pendekatan
1
Pendekatan umum
Tersedia teknologi dan informasi
jika ,ditetapkan pemerintah pusat,
dalam jumlah yang banyak,kenaikan
produksi nasional
2
Pendekatan komoditi
Peningkatan produksi komoditi
tertentu,dirumuskan
lembaga/asosiasi,untuk kenaikan
komoditi tertentu
3
Pendekatan latihan dan kunjungan
Ada pelatihan, supervisi, dan kontak
penyuluh-sasaran, dilaksanakan
sesuai jadwal
4
Pendekatan partisipatif
Proses pembelajaran, keterlibatan
sasaran dan stakeholder lain yang
terkait, melalui diskusi kelompok2
11. NO
Ragam Pendekatan
Fokus pendekatan
5
Pendekatan proyek
Bersifat musiman, tergantung pada jenis
proyek/kegiatan tertentu,perubahan
dilihat dalam waktu singkat, dukungan
nasional dan internasional
6
Pendekatan pembangunan
usaha tani
Tersedianya teknologi bagi usahatani
dengan sistem pengembangan pelaku
terkait, pemerintah, penelitian, petani
dan pengembangan di tingkat lokal
untuk jangka panjang
7
Pendekatan kerjasama
pembiayaan
Perancangan suatu program swadaya
petani dalam suatu pola kerjasama
pembiayaan, baik di tingkat petani,
kelompok, pemerintah
8
Pendekatan lembaga pendidikan
Mempelajari pengetahuan pertanian
melalui lembaga pendidikan, adanya
partisipasi petani dalam program yang
dikembangkan lembaga pendidikan
12. Paradigma Baru Penyuluhan Pertanian
Paradigma = sudut pandang= perspektif =keyakinan= asumsi dan
pendekatan dalam merespon tantangan baru, tetapi bukan
merubah prinsip penyuluhan.
Paradigma baru = penyuluhan merupakan proses membantu petani
untuk mengambil keputusan sendiri dengan cara menambah pilihan
dan mengembangkan wawasan.
Menurut Margono Slamet Paradigma Baru Penyuluhan pertanian:
1. Jasa Informasi =
Penyuluhan pertanian seharusnya dapat berfungsi melayani
kebutuhan informasi para petani itu. informasi-informasi yang
relevan dengan usahataninya itu para petani akan meningkat
kemampuan dan kemungkinannya untuk membuat keputusankeputusan yang lebih baik dan yang lebih menguntungkan bagi
dirinya sendiri dan tidak tergantung pada keputusan orang atau
fihak lain. Seperti:
- Informasi teknologi
- Informasi pengolahan
- Informasi pemasaran
13. 2. Lokalitas
Akibat dari adanya desentralisasi dan kemudian otonomi
daerah, penyuluhan pertanian harus lebih memusatkan
perhatian pada kebutuhan pertanian dan petani di
daerah kerjanya masing-masing. Memperhatikan:
- pengkajian teknologi, sampai pada daerah tingkat II
- Sosial-ekonomi-budaya masyarakat setempat, seperti
pola pasar dan bisnis lokal
- Permasalahan riil petani setempat
14. 3. Berorientasi agribisnis
- Menjadikan usahatani sebagai bisnis
- Perlu teknologi2 yang berorientasi pendapatan dan
keuntungan
- Terdapat nilai tambah pada hasil panen yg telah
diolah
4. Pendekatan Kelompok
- Selain efisien, dapat menumbuhkan interaksi petani
dengan kelompoknya >>> forum komunikasi yang
demokratis>>> proses
pemberdayaan>>>berkembangnya
kemandirian>>>membuka kesempatan timbulnya
pola kepemimpinan yg baik bagi kelompok
15. 5. Fokus Pada Kepentingan petani
- Paradigma lama = sesuai kepentingan
nasional>>>eksploitasi petani
- Sekarang, Kepentingan petani itu sederhana saja yaitu
mendapatkan imbalan yang wajar dan adil dari jerih
payah dan pengorbanan lainnya dalam berusaha tani,
dan mendapatkan kesempatan untuk memberdayakan
dirinya sehingga mampu mensejajarkan dirinya dengan
unsur masyarakat lainnya.
16. 6. Pendekatan Humanistik dan Egaliter
- Egaliter, menempatkan petani sejajar dengan penyuluh, tidak
ada hirarki
- humanistik = petani dihadapi sebagai manusia yang memiliki
kepentingan, kebutuhan, pendapat, pengalaman,
kemampuan, harga diri, dan martabat.
- Hasilnya antara petani dan penyuluh akan timbul rasa saling
menghargai
7. Profesionalisme
- Penyuluhan pertanian di masa depan harus dapat
dilaksanakan secara profesional artinya penyuluhan itu tepat
dan benar secara teknis, sosial, budaya dan politik serta efektif
karena direncanakan, dilaksanakan dan didukung oleh
tenaga-tenaga ahli dan terampil
- Didukung oleh faktor-faktor pendukung yang tepat dan
memadai, seperti peralatan dan fasilitas lainnya, informasi,
data, dan tenaga-tenaga ahli yang relevan.
17. 8. Akuntabilitas
- Penyuluhan harus difikirkan, direncanakan dan
dilaksanakan sebaik-baiknya agar proses dan hasilnya
dapat dipertanggungjawabkan
- Alokasi anggaran juga dipertanggungjawabkan pada
masyarakat ternasuk petani.
9. Memuaskan petani
- Adanya rasa puas petani terhadap materi, dan cara
penyampaian penyuluhan
- Petani akan merasa puas bila penyuluhan itu memenuhi
sebagian ataupun semua kebutuhan dan harapan petani
18. Penyuluhan di era otonomi daerah
Undang Undang N0. 22 Tahun 1999 tentang otonomi daerah,
membuat penyelenggaraan penyuluhan pertanian dirasakan
semakin menurun dan beragam pada setiap kebupaten/kota.
Perubahan struktur kelembagaan penyuluhan pertanian
sering berubah-ubah, sehingga kegiatannya sering mengalami
masa transisi, dan ketidakjelasan status PPL
Perbedaan pandangan antar pemerintah yang banyak menilai
kelembagaan penyuluhan pertanian sekedar sebagai lembaga
teknis
Anggaran operasional, sarana dan prasarana menjadi
tanggungan pemerintah daerah, bagi adaerah dengan
anggaran yang kecil membuat tidak mencukupi dan tidak
meratanya distribusi sarana penunjang.
Hal tersebut berakibat hilangnya kepercayaan petani
terhadap PPL, dan kinerja PPL semakin melemah.