2. APA YANG DI MAKSUD DENGAN
KONSELOR????
Beberapa Para ahli telah mendefinisikan pengertian tengtang
konselor di antaraya adalah:
Menurut Hartono dan Boy Soedarmadji dalam buku psikolog
konseling : konselor adalah seorang yang memiliki keahlian dalam
bidang pelayanan konseling dan tenaga profesional.
Menurut Jones : konselor adalah kegiatan dimana semua fakta
dikumpulkan dan semua pengalaman siswa difokuskan pada
masalah tertentu untuk diatasi sendiri oleh yang bersangkutan,
dimana ia diberi bantuan pribadi dan langsung dalam pemecahan
masalah.
Menurut Winkel : konselor sekolah adalah seorang tenaga
profesional yang memperoleh pendidikan khusus diperguruan tinggi
dan mencurahkan seluruh waktunya pada pelayanan Bimbingan
dan Konseling.
3. Kesimpulan dari pengertian konselor menurut para ahli yaitu :
Konselor pendidikan adalah tenaga profesional yang bertugas
dan bertanggung jawab memberikan layanan bimbingan dan
konseling kepada peserta didik di satuan pendidikan. Konselor
pendidikan merupakan salah satu profesi yang termasuk ke
dalam tenaga kependidikan seperti yang tercantum dalam
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional
Konselor pendidikan semula disebut sebagai Guru Bimbingan
Penyuluhan (Guru BP). Seiring dengan perubahan istilah
penyuluhan menjadi konseling, namanya berubah menjadi Guru
Bimbingan Konseling (Guru BK). Untuk menyesuaikan
kedudukannya dengan guru lain, kemudian disebut pula sebagai
Guru Pembimbing.
4. PERATURAN DAN DASAR HUKUM
KONSELOR
Aspek legal keberadaan konselor diatur dan dilindungi oleh Undang-undang,
Antara lain:
UU RI No. 20 Tahun 2003 tengang sistem pendidikan nasional
pasal 1 ayat 6
yang menyatakan : pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi
sebagai guru,dosen,konselor,instruktur,fasilator, serta berpartisipasi
dalam penyelenggaraan pendidikan.
Permendiknas No. 22/2006 tentang standar isi dan satuan pendidikan
dasar dan menengah.
Menjelaskan bahwa pelayanan konseling :
a. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan
kemampuan, bakat dan minat.
b. Masalah pribadi, kehidupan sosial belajar dan pengembangan karir.
c. Di fasilitasi/dilaksanakan oleh konselor.
5. Permendiknas No. 27 Tahun 2008 tentang standar kualifikasi
akademik kompetensi konselor
Poin 1 : Untuk dapat diangkat sebagai konselor, seorang wajib
memenuhi standar kualifikasi akademik da kompetensi
. konselor yang berlaku secara nasional.
Pasal 2 : Penyelenggara pendidikan yang satuan pendidikannya
memperkerjakan konselor wajib mererapkan standar kualifikasi
akademik dan kompetensi konselor sebagaiman diatur dalam
peraturan menteri palang lambat 5 tahun setelah peraturan
menteri mulai berlaku.
PP No. 28 Tahun 1990 tentang pendidikan dasar
Bab 10 tentang Bimbingan pasal 25 yaitu,
Ayat 1 : Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan dalam rangka
upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan
merancanakan masa depan.
Ayat 2 : Bimbingan diberikan oleh guru pembimbing.
Ayat 3 : Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (1) dan
ayat (2) diatur oleh menteri.
6. KONSELOR
Kepribadian
seorang konselor harus memiliki
kepribadian yang baik, kepribadian konselor
sangat berperan dalam usaha membantu
siswa maupun klien untuk tumbuh. Karena
konselor merupakan pribadi yang intelegen,
artinya memiliki kemampuan berpikir verbal
dan kuantitatif, bernalar dan mampu
memecahkan masalah secara logis dan
persetif.
7. Pendidikan
seorang konselor profesional selayaknya
memiliki pendidikan profesi, yaitu jurusan
bimbingan koseling strata satu(S1), S2, maupun
S3. syarat pendidikan berkenaan dengan ilmu yang
dimiliki oleh guru pembimbing atau konselor.
Konselor tidak saja harus memiliki ilmu bimbingan
dan konseling tetapi juga harus memiliki
pengetahuan psikologi,bimbingan,dan konseling
keterampilan komunikasi sosial.
8. Pengalaman kerja
seorang konselor harus memiliki
pengalaman kerja minimal 3 tahun
mengajar, banyak membimbing berbagai
kegiatan ektrakulikuler dan banyak
pengalaman dalam oraganisasi. Corak
pengalaman yang dimiliki seorang konselor
akan membantu dalam mancari alternatif
solusi terhadap klien.
9. Kemampuan
seorang konselor harus memiliki kemampuan
( kompetensi) M.D. Dahlan 1987 menyatakan
bahwa konselor dituntut untuk memiliki berbagai
keterampilan melaksanakan knseling. Konselor
harus mampu mengetahui dan memahami secara
mendalam sifat-sifat seseorang, daya kekuatan
pada diri seseorang, merasakan kekuatan jiwa
apakah yang mendorong seseorang berbuat dan
berbagai persoalan, selanjutnya mengembangkan
potensi individu secara positif.
10. TUGAS-TUGAS KONSELOR
Melakukan diagnostik bagi anak-anak yang
mengalami kesulitan belajar, yang berprestasi di bawah
kemampuan(underachiever), yang menunjukkan adanya
gangguan emosi, dan yang memerlukan bantuan khusus
lain, atau yang perlu mendapat rekomendasi untuk bantuan
khusus di luar sekolah.
Melakukan konseling bagi anak-anak yang
mengalami kesulitan pribadi dalam kehidupan sekolah.
Konsultasi dengan guru, kepala sekolah, orang
tua, dan membantu mereka memahami perkembangan
anak normal maupun perkembangan anak bermasalah.
11. Memberikan penataran atau ceramah kepada guru
mengenai perkembangan dan perilaku anak normal, dalam
pengelolaan kelas, kesehatan mental, pelaksanaan dan
interpretasi berbagai tes, pemeliharaan dan penggunaan
catatan kumulatif, teknik wawancara, maupun bantuan-
bantuan lain yang diperlukan guru untuk menjalankan tugas
sebagai pendidik maupun pembimbing.
Konsultasi dengan guru, kepala sekolah, orang
tua, dan membantu mereka memahami perkembangan
anak normal maupun perkembangan anak bermasalah.
Melakukan penelitian dan evaluasi efektivitas
program bimbingan.
12. Penggajian
Gaji seorang konselor yang bertugas di
sekolah sama dengan gaji guru. Pemberian imbalan
yaitu : tunjangan yang pertama (tunjangan jabatan,
profesi, dan fungsional), tunjangan jabatan serta
fungsional melekat pada struktur gaji.
Jam kerja konselor ditetapkan 36 jam per
minggu dengan beban tugas meliputi penyusunan
program (dihargai 12 jam), pelaksanaan layanan (18
jam) dan evaluasi (6 jam). Konselor yang
membimbing 150 orang siswa dihargai 24 jam,
selebihnya dihargai sebagai bonus kelebihan jam
dengan ketentuan tersendiri.
13. PEMBINAAN PEGAWAI KONSELOR
Berbagai upaya pembinaan konselor harus dilakukan
untuk meningkatkan kinerja dan profesionalitas konselor. In-
service training (pendidikan dan pelatihan) diharapkan
dapat meningkatkan kualitas dan sekaligus pengakuan
pengguna profesi konseling (siswa dan orang tua). Konselor
juga merupakan bagian dari tenaga pendidik yang tertera
pada UU SISDIKNAS.
Supervisi BK memiliki makna pengembangan
terhadap konselor agar lebih profesional dalam
menjalankan tugas profesinya yang sesuai. Supervisi
diberikan kepada guru BK untuk meningkatkan kualitas
SDM guru BK tersebut agar layanan BK yang akan
diberikan lebih berkualitas dan berimbas kepada konseli
yang seharusnya memiliki perubahan sikap ke arah yang
lebih baik setelah diberikan layanan BK yang berkualitas.
15. ORGANISASI PROFESI
Adanya organisasi profesi dicatat sebagai salah satu
unsur pokok berkenaan dengan keberadaan dan
pngembangan profesi yang dimaksud. Sesuai dengan
sifatnya yang profesional, organisasi profesi merupakan
perkumpulan resmi (berbadan hukum) yang (idealnya) para
anggota dan pengurusnya adalah pemegang gelar profesi
lulusan pendidikan profesi yang dimaksud. Dengan
demikian lulusan program PPK dan mereka yang telah
memiliki sertifikat profesional bidang pelayanan konseling
terwadahi di dalam organisasi profesi konselor.induk
organisasi konselor adalah ABKIN ( Asosiasi Bimbingan dan
Konseling Indonesia) yang berdiri pada tanggal 17
Desember 1975. Bpk Prof.Dr. Mungin Eddy W. M.Pd,Konslt.
16. Saat ini ABKIN sudah memiliki 6 devisi
yaitu:
1. IBKIN ( Ikatan Instrumen Bimbingan dan
Konseling Indonesia)
2. IBKS ( Ikatan Bimbingan dan Konseling
Sekolah )
3. IKI ( Iktan Konselor Indonesia )
4. IKIO (Ikatan Konseling Industri dan
Oraganisasi)
5. IPSIKON ( Ikatan Pendidikan dan Supervasi
Konseling)
6. IPKOBTI ( Ikatan Bimbingan dan Konseling
Perguruan Tinggi )
17. KODE ETIK KONSELOR
Kode Etik Bimbingan dan Konseling Indonesia
Merupakan landasan moral dan pedoman tingkah laku
profesional yang dijunjung tinggi, diamalkan dan
diamankan oleh setiap profesional Bimbingan dan
Konseling Indonesia.
Pancasila, mengingat profesi bimbingan dan konseling
merupakan usaha pelayanan terhadap sesama manusia
dalam rangka ikut membina warga negara Indonesia
yang bertanggung jawab.
Tuntutan profesi, yang mengacu pada kebutuhan dan
kebahagiaan klien sesuai denagn norma-norma yang
berlaku.