SlideShare a Scribd company logo
1 of 76
Download to read offline
PSIKODIAGNOSTIKA (II)
(Observasi)
            www.humanikaconsulting.com
MATERI KULIAH OBSERVASI




1. Definisi, tujuan, Manfaat, Kelebihan dan Kelemahan,
2. Observer, proses observasi, dan objektivitas data observasi
3. Observasi sehari-hari dan observasi ilmiah, dan observasi sebagai alat
psikodiagnotik
4. observasi sistematik-non sistematik, Partisipan-non partisipan, Eksperimental-
natural
5. Pencatatan hasil observasi dan praktek
6. Strategi observasi jenis naratif
7. Strategi observasi Event sampling dan time sampling
8. Strategi observasi Check lists dan rating scales
9. Pengolahan dan interpretasi data observasi
10. Penutup : penyajian data observasi dan review
O   BSERVAS   I
                                                 Penemuan
       Pengamatan/
       pengumpulan              Penilaian        PENELITIAN
       data

       OBSERVASI                ASESMEN           Non perilaku

         Perilaku               Pemberian
                                arti              DIAGNOSTIK
                                Inferensi
                                                      Penegakan
              Sampel perilaku                         diagnosis

                                 Konstruk hipotetis
Berkaitan dengan proses penyelidikan untuk
  mengidentifikasi dan memahami variabel psikologis
  untuk penegakan diagnosis psikologis
Ada proses pengukuran dan penggunaan berbagai teknik
  untuk mampu memahami dan mendiagnosis variabel
  psikologis
Psikodiagnostik bukan hanya milik psikologi klinis,
  walapun istilah diagnosis didominasi di psikologi klinis.




OBSERVASI dalam PSIKODIAGNOSTIKA
• Memungkinkan mengukur perilaku yang tidak dapat dengan
  alat ukur psikologis lain (banyak pada anak)
• Prosedur formal ditanggapi tidak serius (tidak dapat dilakukan)
• Lebih tidak mengancam (pada anak lebih akurat)




Mengapa Perlu Observasi bagi Psikolog
Goodwin & Driscoll (dalam Bentzen, 1993)
• Keperluan asesmen awal
• Menentukan kekuatan observee dan menggunakannya untuk meningkatkan hal-hal
  yang masih lemah
• Dasar merancang rencana individual
• Dasar dari titik awal kemajuan klien
• Mengetahui perkembangan anak pada area tertentu
• Untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan anak
• Bahan untuk memberi laporan kepada orang tua, guru, dokter, dan profesi lain
• Informasi status anak/remaja di sekolah untuk keperluan BK
• Informasi status klien klinis (di rumah sakit jiwa)




Kegunaan observasi dalam
psikodiagnostik
• Carilah objek observasi :
  • Fisik
  • Manusia (individu)
  • Kelompok
• Catatlah hasil amatan Anda
• Apa makna amatan tersebut?
• Apa kesimpulan Anda?




                               TUGAS
• Patton (1990) persepsi selektif manusia menyebabkan munculnya keragu-raguan
  terhadap validitas dan reliabilitas observasi sebagai suatu metode pengumpulan data
  ilmiah.
• Dia menjelaskan pengaruh persepsi selektif yang diwarnai bias dan minat pribadi
  terjadi pada kebanyak orang awam yang tidak terlatih untuk dapat disebut sebagai
  peneliti terlatih


• Agar dapat menjadi metode yang akurat maka harus dilakukan oleh peneliti yang
  melewati latihan-latihan yang memadai dan telah mengadakan persiapan yang teliti
  dan lengkap.



PRO DAN KONTRA
- Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat,
  mencatat fenomena yang muncul , dan mempertimbangkan hubungan antar
  aspek dalam fenomena tersebut.
- Sebagai metode yang paling dasar dan paling tua, dasar karena dalam setiap
  aktivitas psikologi ada aspek observasi
- Semua bentuk penelitian kualitatif dan kuantitatif mengandung aspek obsevasi
- Dapat berlangsung dalam konteks laboratorium (eksperimental) maupun dalam
  konteks alamiah (Banister, 1994)

Observasi
Definisi dan deskripsi umum
• Observasi
  Metode pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan sengaja
  melalui pengamatan dan pencatatan terhadap gejala objek yang diteliti
• Pengertian sempit
  Pengamatan secara langsung terhadap gejala yang diselidiki baik dalam
  situasi alamiah maupun situasi buatan
• Pengertian luas
  Termasuk pengamatan yang dilakukan secara tidak langsung dengan
  menggunakan alat-alat bantu yang sudah dipersiapkan sebelumnya maupun
  yang diadakan khusus untuk keperluan tersebut.


PENGERTIAN
TUJUAN OBSERVASI
    mendeskripsikan seting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-
    orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian yang dilihat dari perspektif
    mereka yang terlibat dalam kejadian yang diamati.

PENTINGNYA OBSERVASI, Patton (1990)
1. peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks
2. Peneliti lebih bersikap terbuka, berorientsai pada penemuan daripada pembuktian,
   dan mendekati masalah secara induktif. Pengaruh konseptualisasi (yang ada
   sebelumnya) ttg topik yang diamati berkurang
3. Peneliti dapat melihat hal-hal yang oleh partisipan kurang disadari atau partisipan
   kurang mampu merefleksikan pemikiran tentang pengalaman itu
4. Memperoleh data tentang hal-hal yang tidak diungkapkan secara terbuka dengan
   wawancara
5. Mengatasi persepsi selektif dan peneliti dapat bergerak lebih jauh
6. Memungkinkan peneliti merefleksi & bersikap introspektif terhadap penelitian yang
   dilakukan. Impresi & perasaan pengamat menjadi bagian untuk memahami fenomena
• Berdasarkan tujuan / variabel yang menjadi target
• Ekspresi verbal, non verbal, respons verbal/non verbal/perilaku
  terhadap stimulus, atau kemunculan indikator khusus
• Level observasi dapat aspek khusus dari perilaku, individu, kelompok,
  dan situasi/proses
• Waktu (kapan, kecepatan, durasi), lokasi (tempat), penampakan
  eksterior (cara jalan, berpakaian), gaya bahasa (intonasi, pilihan kata)




Apa yang diobservasi
Yang diobservasi :
Exterior physical signs : pakaian, gaya rambut, sepatu, tato, rumah, perhiasan dll
Expressive movements : gerakan-gerakan tubuh seperti gerakan mata, wajah,
  postur, lengan, senyum, kerutan dahi dll
Physical location : perhatikan personal space dan lingkungan fisik
Language behaviour : menyilangkan kaki dll
Time duration

Diterapkan pada kelas sosial, status, jender, dan sikap sosial




Webb dkk (1966) & Denzin (1970)
• Reliabilitas : Metode yang reliabel, metode yang digunakan
  orang lain dalam kondisi yang sama akan menunjukkan hasil
  yang sama atau serupa. Perlunya reliabilitas antar rater
• Valisitas : keakuratan/keterpercayaan seberapa tepat metode
  mengukur apa yang diukur. Validitas tidak intrinsik ada pada
  metode karena dapat lebih dihubungkan dengan problem
  yang diteliti. Contoh Untuk meneliti tentang kelas sosial lebih
  valid dengan wawancara daripada observasi mobil yang
  dipakai




Reliabilitas & Validitas
•   Privacy subjek
•   Keamanan subjek
•   Persetujuan subjek
•   Perlindungan terhadap kenyamanan dan keamanan
•   Proses diseminasi informasi kepada para profesional dan komunitas ilmuwan
•   Pencegahan kecuragan dan penipuan terhadap subjek, kelompok atau masyarakat
•   Penggunaan oleh dirinya dan pihak lain dengan maksud negatif



    Pertimbangan diatas diterapkan pada 3 tahap penelitian yaitu rencangan penelitian, proses
    di lapangan, dan penulisan-publikasi




ETIKA OBSERVASI
JENIS OBSERVASI
Observasi
                            obstrusif
  Observasi                                         Observasi
 Sistematik/                                        Partisipan
 terstruktur

              Observasi
             laboratory/                Observasi
            eksperimental                natural



Observasi tidak                                     Observasi Non
  sistematik                                          partisipan


                             Observasi                       SILAHKAN
                            unobstrusif               DIKEMBANGKAN
                                                SENDIRI : kombinasi jenis
                                                               observasi
• Disbt juga observasi terstruktur; ada kerangka yang memuat
  faktor-faktor dan ciri-ciri khusus dari setiap faktor yang diamati
• Sistematik : lebihmenekankan pada segi frekuensi dan interval
  waktu tertentu (misalnya setiap 10 menit)
• Hal perlu diperhatikan :
  • Isi dan luas observasi lebih terbatas, sesuai rumusan khusus
  • Memungkinkan respons dan peristiwa dicatat secara lebih
     teliti, dan mungkin dikuantifikasikan
  • Dapat menggunakan one way screen




OBSERVASI SISTEMATIK
• Dilakukan dengan cara mengendalikan unsur-unsur penting ke
  dalam situasi sedemikian rupa sehingga situasi tersebut dapat
  diatur sesuai dengan tujuan riset dan dapat dikendalikan untuk
  mengurangi atau menghindari bahaya timbulnya faktor-faktor
  lain yang dapat mempengaruhi situasi
• Ciri penting :
   • Observee dihadapkan pada situasi perangsang yang dibuat
     seragam atau berbeda
   • Situasi dibuat sedemikian rupa untuk memunculkan variasi
     perilaku
   • Situasi dibuat sedemikian rupa sehingga observee tidak
     mengetahui maksud observasi


OBSERVASI EKSPERIMENTAL
• Orang yang mengadakan observasi turut ambil bagian dalam
  kehidupan orang-orang yang diobservasi
• Umumnya untuk penelitian yang bersifat eksploratif. Menyelidiki
  perilaku individu dalam situasi sosial seperti cara hidup, hubungan
  sosial dalam pabrik-penjara dll
• Perlu diperhatikan :
  • Materi observasi disesuaikan dengan tujuan observasi
  • Waktu dan Bentuk pencatatan : segera setelah kejadian dg kata
    kunci. Kronologis – sistematis
  • HUbungan : mencegah kecurigaan, pendekatan yang baik dan
    menjaga situasi tetap wajar
  • Kedalaman partisipasi tergantung pada tujuan dan situasi


   OBSERVASI PARTISIPAN
• Partisipasi lengkap (penuh)
  • Anggota penuh
• Partisipasi fungsional
  • Aktivitas tertentu bergabung
• Partisipasi sebagai pengamat




TINGKAT PARTISIPASI
• Unobstrusive measures - unobstrusive methods – non reactive methods
• Metode tidak mengganggu lingkungan sosial, tidak terlibat dengan penduduk, tanpa
  berinteraksi dengan subjek melalui pertanyaan atau perlakuan lainnya.
• Termasuk un obtrusive methods: tulisan dan rekaman audio visual, materi budaya (objek
  fisik), jejak-jejak perilaku, arsip pekerjaan, pakaian atau benda lain di musium, isi dari
  buku-buku di perpustakaan, observasi sederhana, hardware techniques; kamera, video
  dll, rekaman politik dan demografi
• Obtrusive : wawancara, kuesioner, eksperimen manipulatif, tes

   •   “Contrived“ observation
       Menggunakan perangkat keras seperti kamera, tape recorders, one way mirrors dll.
   •   Experimental manipulation dipandang sebagai non reactive jika tidak disadari oleh subjek
       (Bochner, 1979) vs sisi etika observasi




Obtrusive dan unobtrusive
• Observasi formal mempunyai sifat tersruktur yang tinggi, terkontrol
  dan biasanya untuk penelitian
• Observasi formal perlu mengidentifikasi definisi secara hati-hati,
  menyusun data, melatih obsrerver dan menjaga reliabilitas antar rater,
  pencatatan-analisis-interpretasi menggunakan prosedur yang
  sophisticated.
• Observasi in formal mempunyai sifat yang lebih longgar dalam hal
  kontrol, elaborasi, sifat terstruktur, dan biasanya untuk perencanaan
  pengajaran dan pelaksanaan program harian. Lebih mudah dan lebih
  berpeluang untuk digunakan pada berbagai keadaan.
• Observasi informal sering disebut juga naturalistic observation (lho
  menopo hubunganipun kalian observasi yang non eskperimental?)



OBSERVASI FORMAL DAN INFORMAL
(Goodwin & Driscoll, 1980)
Observasi partisipan : peneliti berinteraksi dengan subjek yang dipelajari
  dan melakukan observasi dalam interaksi tersebut, dan biasanya sebagai
  bagian dari proses wawancara dan menggunakan informan


Observasi dengan observer yang tidak menampakan diri (penyembunyian
  diri) dan memisahkan diri dari yang diobservasi




Observasi Partisipan & Observasi
Unobstrusif
• Data “nyata“ bukan perilaku yang        • Distorsi dari data asli, terutama
  dilaporkan                                sumber berupa arsip
• Aman                                    • Decontextualising (emic-ingroup/etic-
• Mungkin untuk diulang                     outsider)
• Tanpa mengganggu                        • Peran Intervening variable
• Mudah diakses dan dilakukan             • Bias dari metode tunggal
• Mudah
                                          • Keterbatasan wilayah terapan
• Baik sebagai sumber data longitudinal




   Keuntungan dan kelemahan
• Mengabdi pada tujuan penelitian yang telah ditetapkan
• Direncanakan secara sistematik, bukan kebetulan dan
  tidak beraturan
• Dicatat secara sistematik dan dihubungkan dengan
  proposisi yang lebih umum, tidak sekedar memenuhi rasa
  ingin tahu
• Dapat dicek dan dikontrol validitas dan reliabilitasnya



Observasi Dipandang Ilmiah, Jika :
(Jehoda)
Checklist notations                 Narrative types
   •Time sampling                   •Diary descriptions
   •Event sampling                      •Specimen
 •Field unit analysis                  descriptions



                        STRATEGI
                        OBSERVASI



       Wright           Rating scales      Brandt
       (1960)                              (1972)
• Narrative types
    pengumpulan (pencatatan) data oleh observer apa adanya sesuai (sama)
    dengan kejadian dan urutan kejadiannya sebagaimana yang terjadi pada
    situasi nyata.
  • Checklist notations
    Observer menyusun struktur observasi dengan memilih dan mendefinisikan
    perilaku sebelum observasi dilaksanakan sehingga ketika observasi tinggal
    memberi tanda cek
  • Rating scales
    Observer membuat interpretasi terhadap apa yang diamati dan informasi
    direkam dengan sebagai refleksi dari penilaian observer



Strategi Observasi
•    Diary descriptions :
     Pengamatan (pencatatan) perubahan-perubahan pada perkembangan perilaku secara umum atau perilaku
     spesifik sesuai tujuan observasi seperti perkembangan bahasa dll. Membutuhkan waktu yang panjang dan
     frekuensi kontak yang banyak
•    Specimen descriptions (desriftif naratif, running records)
     Pengamatan yang detail dan lengkap, intensif dan kontinyu dengan pencatatan naratif sekuensial terhadap
     episode tunggal dari perilaku dan keadaan lingkungannya.
•    Time sampling
     Pengamatan seperti specimen descriptions terhadap perilaku tertentu (sesuai tujuan observasi) pada interval
     waktu tertentu yang telah ditentukan (biasanya frekuensi kejadian perilaku)
•    Event sampling
     Pengamatan yang berfokus pada pencatatan kejadian perilaku-perilaku penting yang diamati pada situasi
     tertentu
•    Field unit analysis
     Ada kesamaannya dengan specimen records, tapi metode ini mengkaitkan perilaku-perilaku yang terjadi pada
     pengamatan ke dalam unit-unit perilaku yang sudah disusun dan menyediakan fasilitas on the spot coding.



    Checklist Notation
• Observer menyusun struktur observasi dengan memilih dan
  mendefinisikan perilaku sebelum observasi dilaksanakan sehingga
  ketika observasi tinggal memberi tanda cek
• Melihat kehadiran perilaku yang dianggap penting
• Tidak memberikan informasi tentang frekuensi, durasi, dan kualitas
  perilaku
• Digunakan pada time sampling, event sampling




Checklist
Keunggulan                                   Kelemahan

 • Strategi yang sederhana dan relatif mudah
 • Merekam dengan cepat dan efisien,           • Informasi terlalu sedikit
   kebutuhan energi observer minimum           • Informasi kurang mendalam
 • Ketrampilan yang dibutuhkan dari observer   • Tidak ada informasi tentang bagaimana
   relatif lebih sederhana
                                                 (kualitas, durasi, frekwensi)
 • Seteleh dilakukan check terhadap perilaku
   dapat ditambahkan catatan tertentu
 • Mudah diolah dalam lembar komputasi (dan
   proses kuantifikasi)




KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN
•   Tentukan tujuan observasi
•   Tentukan definisi operasional perilaku
•   Tentukan content perilaku yang akan diobservasi
•   Susun checklist berdasarkan content perilaku sebelum observasi
    dilakukan
    •   Identifikasi secara detail content perilaku
    •   Organisasi detail content perilaku harus logis
    •   Organisasi checklist harus dapat mencapai tujuan : identifikasi
        kehadiran/ketidakhadiran target perilaku dan merekam perkembangan
        kronologis (munculnya ketrampilan tertentu)
• Gunakan cheklist untuk melihat kehadiran perilaku target



PANDUAN CHECKLIST
• Static descriptor
  • Seperangkat aitem yang mendeskripsikan karakteristik subjek
    atau setting yang relatif stabil : umur, jenis kelamin, ras, status
    ekonomi, karakteristik lingkungan, dan waktu
• Action
  • Seperangkat aitem yang mendeskripsikan perilaku/tindakan
    spesifik observee




Dua tipe checklist
Observer membuat interpretasi terhadap apa yang diamati dan
informasi direkam dalam bentuk nilai tertentu (angka) sebagai
refleksi dari penilaian observer




Rating scales
• Didesain untuk mengukur kuantifikasi impresi dari
   pengamatan
 • Penilaian kuantitatif tentang tingkat terjadinya perilaku atau
   bagaimana perilaku ditampakan
 • Menjadi mudah dan cepat untuk memaknakan kesimpulan dari
   impresi yang didapatkan
 • Dapat mengukur ciri sifat dan perilaku yang tidak dapat
   diungkap oleh strategi lain
 • Metode asesment > metode deskriptif
 • Dapat sebagai perekaman on the spot, ada yang tidak




DESKRIPSI RATING SCALES
• Numerical : angka tertentu dikaitkan dengan nilai tertentu dari perilaku
  1 = Perilaku mengganggu, meninggalkan kelompok
  2 = Perilaku mengganggu tidak tampak
  3 = Mengikuti guru, tatapan mengarah ke guru
  4 = Mengikuti guru, ekspresi menunjukkan ketertarikan
  5 = Mengikuti guru, melaksanakan instruksi
• Graphic : Kemunculan perilaku tertentu dinilai berdasarkan rentang penilaian yang bersifat
  meningkat (bentuk garis lurus)

             Selalu   Sering  Kadang Jarang Tidak pernah
                              kadang
• Semantic differential (termasuk grafik) dengan tujuh unit penilaian pada perilaku yang bipolar
        1          2          3          4          5         6          7
Aktif                                                                    Pasif
Bersahabat                                                       Bermusuhan




   TIPE RATING SCALES
• Standart
  Penilai dihadapkan pada satu set standar untuk menilai yang
  lain
• Cumulated points
  Penilaian didasarkan pada akumulasi terhadap penilaian unit-
  unit perilaku tertentu
• Forced-choice
  Rater dihadapkan pada satu set deskripsi kualitas tertentu dan
  memilih satu yang sesuai dengan hasil pengamatan
•   Error of leniency
•   Error of central tendency
•   Hallo effect
•   Error of logic
•   Error of contrast
•   Proximity error




6 FAKTOR POTENSIAL RATER ERRORS
• KEUNTUNGAN                         • KELEMAHAN
  • Efisiensi waktu                    • Peluang error dan bias cukup
  • Lebih menarik bagi observer          besar
  • Lebih mudah diskor dan             • Ambiguitas aitem
    dikuantifikasi (statistik)         • Pengaruh penerimaan sosial
  • Dapat mengukur perilaku lebih      • Kurang bercerita tentang
    luas termasuk trait                  penyebab perilaku
  • Dapat membandingkan antar
    individu dan intraindividu
  • Membutuhkan minimum training
  • Memfasilitasi melihat hubungan
    realita dan persepsi individu
    (rating guru dan DO)
• Pernyataan pendek, simple, dan tidak ambigu
• Berhubungan dengan trait yang akan diungkap
• Pilih kata yang berhubungan dengan skala (tidak overlap
  dengan deskripsi)
• Hindari penggunaan pernyataan seperti average,
  excellent, dan very
• Hindari pernyataan yang mengandung unsur baik-buruk
• Nilai semua individu pada satu trait sebelum ke trait
  lainnya
• Lebih baik jika kita tidak kenal
• Lakukan dengan hati-hati


Pertanyaan
Pengamatan terhadap perilaku tertentu (sesuai tujuan
observasi) pada interval waktu yang telah ditentukan (biasanya
kemunculan perilaku, frekuensi, dan durasi)




Time sampling
• Subjek diobservasi pada periode waktu tertentu yang relatif pendek, dan perilaku yang
   diperoleh dipandang sebagai sampel dari perilaku yang biasa terjadi (Goodenough).
 • Efektif pada perilaku yang cukup sering muncul karena perilaku diamati selama periode
   waktu tertentu yang pendek . Arrington (1943) ; minimal 15 menit sekali.
 • Time sampling sebaiknya digunakan untuk overt behavior
 • Variasi penggunaan time sampling:
    • Mengukur frekuensi kemunculan perilaku. Mencatat setiap perilaku yang muncul selama interval
      waktu tertentu.
    • Mengukur kemunculan perilaku. Satu atau 5 kali selama interval waktu 5 menit dalam
      pengamatan dengan tanda cek satu.
    • Mengukur durasi ( berapa lama) perilaku terjadi dalam frame waktu tertentu.
    NB : Yang perlu dipertimbangkan adalah : panjang interval, jarak antar interval, dan jumlah interval
      waktu.




Deskripsi Time Sampling
• Kehilangan gambaran kontinyuitas
• Kehilangan konteks
• Kehilangan sifat-sifat natural.



Kelemahan Time sampling
Kerlinger (1973)
• Definisi operasional overt behavior harus jelas dan dipahami semua yang terlibat (observer)
• Tetapkan tujuan observasi dengan jelas sehingga dapat membuat struktur time sampling
  dengan jelas, antara lain :
   •   Jumlah subjek yang dibutuhkan
   •   Fokus observasi pada hasil yang menekankan pada perilaku individu atau kelompok
   •   Seberapa banyak observasi akan dilakukan agar sample representatif
• Tetapkan informasi apa yang dibutuhkan untuk direkam : apakah kemunculan perilaku,
  frekuensi perilaku atau durasi.
• Tetapkan interval waktu yang digunakan :
   •   Penentuan panjang interval didasarkan pada frekuensi kehadiran perilaku, dan interval minimum
       kemunuculan satu perilaku
   •   Jeda antar interval waktu (spacing), tergantung pada panjang interval dan detail yang direkam
       (misalnya berapa katergori) atau tanpa jeda .
   •   Jumlah total interval yang dibutuhkan pada setiap subjek tergantung pada terpenuhinya sample
       perilaku yang representative.




Panduan Time Sampling
Seorang psikolog yang tertarik dengan permasalahan anak di sekolah, dan ingin
   mendapatkan informasi spesifik, dia dapat , mengobservasi anak pada 5 menit pertama
           tiap jam, dan focus pada perilaku ketika ada tugas dan tanpa tugas.

Dia dapat mengobservasi dengan beberapa pilihan :
• Mengobservasi 5 menit pertama setiap jam (dapat memberi informasi selama satu hari
  tapi tidak mendapatkan gambaran pada aktivitas yang berbeda)
• Mengobservasi 5 menit pertama pada tiap aktivitas terpilih (dapat dibandingkan antar
  aktivitas)
• Memilih satu atau lebih aktivitas dan mengobservasi selama 10-15 menit untuk
  mendapatkan gambaran pada ke dua jenis situasi




Contoh Rancangan Observasi
•   Kesamaan dengan time sampling adalah sampel perilaku
•   Time sampling focus pada waktu tertentu, event sampling focus pada
    perilaku itu sendiri.
•   Time sampling focus pada eksistensi dari event, sedangkan event
    sampling focus pada eksplorasi dari karakteristik event.
•   Pada event sampling, obserber menunggu kemunculan perilaku yang
    dipilih kemudian merekamnya. Tidak ada batasan waktu, focus ada
    pada perilaku itu sendiri dan waktu adalah sebagai akibat dari durasi
    normal dari peristiwa. Rentang perilaku-perilaku yang diamati dibatasi
•   pada event sampling, waktu yang dibutuhkan tidak dapat ditentukan
    seperti pada time sampling.
•   Time sampling focus pada frekuensi dan durasi guru berbicara
    dibandingkan siswa berbicara, maka event sampling focus pada kepada
    siapa guru berbicara, dan apa penyebab dan hasil dari perilaku tersebut.




PERBANDINGAN TIME SAMPLING DAN EVENT SAMPLING
Pengamatan yang berfokus pada pencatatan kejadian perilaku-
 perilaku penting yang diamati pada situasi tertentu




Event sampling
• Efisien untuk mengurangi waktu observasi
• Dapat dirangkum dan dianalisis statistik dengan mudah.




 KEUNGGULAN EVENT SAMPLING
1. Identifikasi dan susun definisi operasional perilaku yang akan diobservasi dengan
   jelas
2. Ketahui secara umum dimana dan kapan perilaku dapat terjadi
3. Tentukan jenis informasi yang akan direkam. (dapat menggunakan pencatatan
   naratif maupun kategoris. Misalnya pada studi tentang pertengkaran tadi adalah
   berapa lama terjadi, apa yang terjadi ketika pertengkaran dimulai, jenis perilaku
   dalam pertengkaran, apa yang dilakukan dan dikatakan, apa akibatnya, dan apa
   yang terjadi setelah pertengkaran.
4. Susunlah lembar pencatatan semudah mungkin




Panduan Event sampling
•   Observasi pada natural setting, observasi pada 200 pertengkaran anak TK. Penyelidikan diarahkan
     pada pertengkaran spontan selama bermain bebas pada sekolah TK dari 19 oktober 1931 sampai 17
     pebruari 1932. Subjek adalah 19 perempuan dan 21 laki-laki. Berumur 25-60 bulan.
 •   Proses observasi : Observer menunggu pertengkaran terjadi, ketika terjadi stopwatch diaktifkan, dan
     mengamati apa yang terjadi, ketika pertengkaran selesai maka stopwatch dimatikan. Yang disiapkan
     adalah blangko pengamatan yaitu nama subjek, umur dan jenis kelamin anak yang terlibat, durasi
     pertengkaran, problem yang menyebabkan pertengkaran, perilaku yang terjadi,. Setelah kejadian
     observer menuliskan secepatnya apa yang diingat.
 •   Hasil Analisis data :
     •   dari 58.75 jam observasi, terjadi 200 pertengkaran, dengan rata-rata 3.4 perjam
     •   68 pertengkaran terjjadi di luar ruangan, dan 132 di dalam ruangan
     •   Hanya 13 yang lebih dari 1 menit
     •   Laki-laki lebih sering bertengkar dari perempuan.
     •   Penyebab pertengkaran adalah perselisihan terkait dengan kepemilikian benda
     •   Anak-anak yang terlibat pertengkaran cepat berbaikan kembali seolah-olah tidak terjadi apa-apa.




Contoh observasi event sampling dilakukan oleh Helen C. dawe (1934)
•   Teknik pengamatan yang merekam perubahan atau
    perkembangan baru atau perilaku baru pada subjek
    pengamatan.
•   Aitemisasi perubahan perilaku.
•   Pengamat mencatat secara langsung pada saat
    kejadian atau sesegera mungkin setelah kejadian setiap
    hari sehingga membutuhkan interaksi yang tetap dan
    berlangsung lama




               CATATAN HARIAN
Kritik/Kelemahan metode ini adalah
            Kelebihan                  (William Stern):

                                       •   Bias seleksi : kehilangan
                                           keterwakilan sifat-sifat fakta
1.   Memberikan gambaran Proses        •   Bias observasi :
      perubahan/perkembangan                     • Reliabilitas pencatatan
                                                 • Objektivitas interpretasi
      seiring waktu secara jelas dan
                                       •   Keterbatasan Kasus untuk
      detail                               generalisasi
2.    Merupakan gudang data            •   Waktu dan sumber daya terlalu
                                           banyak : dalam rentang tertentu
      yang kaya                            dan tiap hari melakukan
                                           pengamatan (tidak efisien)




     KELEBIHAN DAN KETERBATASAN
Studi kasus
      Digunakan untuk menyelidikan anak-anak atau
      kasus yang “spesial’’
Studi ethologis
      Penelitian pada binatang yang tidak dapat
      berbicara, yang hasilnya dapat diterapkan pada
      manusia




Penggunaan Diary Descpriptions
•   Tentukan target perilaku yang akan diamati (dapat perilaku umum, atau aspek khusus,
    misalnya perilaku terkait dengan merokok)
•   Tentukan subjek pengamatan dan panjang pengamatan (sebagai latihan selama 1
    minggu)G
•   Siapkan jurnal atau pencatatan harian
•   Format pencatatan hasil pengamatan
     •   Tanggal, waktu, setting-lokasi, objek observasi, umur
     •   Deskripsi anak dan setting observasi dilakukan
     •   Temuan perilaku beserta waktu kejadian dalam pengamatan (harian) dapat dilengakapi
         dengan kolom catatan-catatan khusus
     •   Rangkuman temuan selama satu minggu
•   Pengolahan hasil pengamatan (generalisasi)
     •   Deskripsi ringkas aktivitas dan informasi yang relevan untuk memahami setting
     •   Deskripsi objek observasi dan bagaimana perilakunya
     •   Susun pernyataan yang tepat untuk generalisasi pada populasi (karakteristik yang sama (umum
         dsb) berdasarkan performansi objek observasi)
     •   Pilih 2 objek lain yang mempunysai umur sama dan catat performansi mereka dengan prosedur
         yang sama (deskripsi objek 1, deskripsi objek 2)
     •   Identifikasi perbedaan-perbedaan yang terjadi pada objek tersebut pada aktivitas yang sama
     •   Identifikasi pesamaan-persamaan yang muncul
     •   Apa generalisasi yang akan dibuat setelah mengamati ketiga anak.




    Langkah-langkah dalam Diary descriptions
•    Persamaan dengan diary adalah menggunakan pencatatan naratif.
•    Perbedaannya tidak focus pada hanya satu anak atau kelompok, dan tidak
     terbatas pada kemunculan perilaku baru.
•    Melaporkan apapun yang terjadi dan penting bagi pengamat kapan saja perilaku
     terjadi, pada orang yang berbeda dan waktu yang berbeda.
•    Tidak membutuhkan spesifikasi waktu tertentu tetapi dapt dilakukan kapanpun
     ketika perilaku yang penting/menarik muncul, tidak tergantung pada setting atau
     lingkungan tertentu dan dapat dilakukan dimanapun. Tidak mensyaratkan kode
     khusus atau kategori atau diagram dapat ditulis secara sederhana pada buku
     catatan




    ANECDOTAL RECORDS
•       Beberapa variasi :
    •        Bersifat tematik : misalnya perilaku imitasi anak pada orang dewasa, akan
             menggambarkan bagaimana perilaku meniru terjadi
    •        Bersifat interval (periode waktu tertentu : tidak focus pada tema tertentu tetapi
             akan melakukan pencatatan terhadap perilaku yang muncul pada periode waktu
             tertentu)
    •        Pencatatan akumulasi terjadinya perilaku tertentu untuk dianalisis
•       Contoh penggunaan :
        Membantu guru dalam mengetahui keadaan siswa pada tahun pertama sekolah. Jika
        guru mencatat secara teratur kejadian tertentu selama satu tahun maka ia akan dapat
        melakukan asesmen kemajuan, identifikasi perubahan tingkat pemahaman dan
        kesulitan yang ditemui.
•       Tiga kegunaan lain : menguji dugaan tentang alasan perilaku atau gaya belajar
        anak, mengidentifikasi kondisi yang memperkuat perilaku, dan mendapatkan
        umpan balik tentang apa yang dipelajari anak dari unit kurikulum,
•       Untuk mendapatkan informasi, menguji ide/dugaan, dan mengevaluasi kemajuan
1. Tuliskan secara berurutan anekdot yang muncul sesegera mungkin setelah terjadi
2. Identifikasi aktivitas utama dan perkataan dari orang kunci
3. Sertakan pernyataan tentang setting, waktu, dan aktivitas utama (ketika sebuah mobil
        sedang melewati.......)
4. Dekripsikan tindakan atau verbalisasi tokoh utama, dan respon atau reaksi dari orang
        lain dari situasi itu
5. Jika munkgin catat dengan tepat kata-kata yang muncul pada percakapan
6. Deskripsikan sesuai seperti urutan kejadian pada satu episode kejadian
7. Tiga level tindakan yang harus dicatat adalah :
     •      Molar behavior (deskripsi perilaku/aktivitas utama) , “Ellen dan Mollen bermain puzzle di meja“
     •      Sub ordinat molar unit (deskripsi unit perilaku/aktivitas yang lebih kecil), “Ellen bermain puzlle
            rumah sakit 3 kali, sedangkan Mollen setelah selesai satu puzzle beralih ke puzzle bentuk lain“.
     •      Molecular units (deskripsi bagaimana perilaku/aktivitas utama dilakukan, gambaran kualitatif dari
            anecdot),“Ellen meletakkan dengan hati-hati sambil bersenandung lirih. Kadang berjalan mondar
            mandir“
8. Objektif, akurat dan lengkap



 Panduan Anecdotal records Brandt (1972)
•   232# Charlie Umur 3 tahun. Charlie bermain di rumah denan
    adik perempuannya. Dia berkata bahwa dia adalah ayah. Dari
    dapur, saudara perempuannya yang lebih tua memberinya
    beberapa roti karena saudarnaza tahu ia sangat suka. Ia
    mengatakan “apa yang akan aku lakukan dengan roti ini
    sekarang) Dia melanjutkan. lelaki tidak akan makan kecuali
    ketika lapar. Setelah 10 menit berlalu ia datang dan berkata ke
    sarah, “Dapatkah saya memperoleh roti sekarnang”. “Saya
    bukan ayah, Saya charlie“.
•   334# Harlan ......




Contoh anecdotal records
Psikologi Klinis
- Identifikasi simtom dari gangguan
- Identifikasi tingkat gangguan
- Pendukung dalam proses konseling
- Evaluasi kemajuan terapi / konseling
- Pendukung dalam proses psikotes : projektif individual
- Bersama-sama dengan wawancara pada in take interv. dan
  konseling
- dll

CONTOH TERAPAN
OBSERVASI
• Identifikasi kemunculan gejala/simtom yang muncul dari
  gangguan/permasalahan perkembangan (khususnya anak)
• Identifikasi level gangguan perkembangan
• Identifikasi tingkat perkembangan anak
• Evaluasi hasil terapi atau intervensi pada anak




BIDANG PERKEMBANGAN
• Studi ergonomika, contoh penelitian tentang
  peralatan militer mungkin di simulasikan
• Seleksi dan asesmen kepribadian, ada
  intervensi perlakuan kemudian dilihat
  bagaimana perilaku peserta
• Analisis jabatan, natural tanpa intervensi
• Identifikasi kebutuhan training
• Pemantauan perilaku dalam proses training
  (terutama out bound)




CONTOH TERAPAN OBSERVASI DALAM PIO
•   Penelitian studi kelayakan kebijakan pendidikan
•   Penelitian evaluasi kebijakan
•   Penelitian tindakan kelas oleh guru
•   Penilaian kemampuan mengajar
•   Evaluasi hasil belajar
•   Asesmen awal kemampuan siswa
•   Identifikasi permasalahan siswa: belajar dan pribadi
•   Monggo dipun padosi piyambak nggih




CONTOH TERAPAN OBSERVASI DALAM BIDANG PENDIDIKAN
Studi Pemetaan masalah sosial dan kecenderungan masyarakat *
Studi kancah masalah sosial * : agresivitas masyarakat, pelacuran, anak
   jalanan, tawuran.
Studi perilaku manusia dalam situasi sosial * : perempatan, perilaku
   menolong (eksperimental – partisipan)
Evaluasi penderitaan korban : kasus rifka anisa dll
Identifikasi kebutuhan intervensi sosial
dll



TERAPAN DI BIDANG PSIKOLOGI SOSIAL
PENGOLAHAN DATA
untuk menuju kesimpulan
• Pengolahan data akan berbeda sesuai konteks penggunaan metode ; penelitian
  vs psikodiagnostik
• Pada konteks penelitian biasanya menggunakan beberapa metode, proses
  pengolahan data lebih rumit
• Pengolahan data pada observasi sebagai metode tunggal berbeda dengan
  penggunaan berbagai metode pengumpulan data
• Pada konteks psikodiagnostik proses secara umum lebih sederhana dan
  tergantung keperluan
• Angka (kuantifikasi hasil observasi)
   • Checklist     : frekuensi
   • Rating scales : skor
   • Time sampling            : frekuensi,durasi
• Desripsi naratif
   • Catatan harian
   • Anecdotal records
   • Event sampling
• Dokumen tertulis dan tidak tertulis
   • Un obstrusive
   • Catatan harian/anecdotal records dll. orang lain




   BENTUK DATA HASIL OBSERVASI
• Mempresentasikan secara kronologis peristiwa yang diamati, mulai dari awal
   hingga akhir
 • Mempresentasikan insiden-insiden kritis atau peristiwa kunci, berdasarkan urutan
   kepentingan insiden tersebut
 • Mendeskripsikan setiap tempat, setting dan atau lokasi yang berbeda sebelum
   mempresentasikan gambaran dan pola pada umumnya
 • Fokuskan analisis pada individu-individu atau kelompok-kelompok
 • Mengorganisasi data dengan menjelaskan proses-proses yang terjadi (proses
   komunikasi dll)
 • Memfokus pengamatan pada isu-isu kunci yang diperkirakan menjawab tujuan
   observasi/penelitian




Pemaparan Hasil Observasi
(Patton, dalam Poerwandari, 1998)
•   Data banyak dan berasal dari berbagai cara pengumpulan data.
 •   Proses sederhana yang dilakukan adalah menyusun,
     mengelompokan, dan menghimpun data sesuai dengan tujuan
     penelitian dengan rapi, sistematis dan selengkap mungkin.
 •   Meliputi data mentah (catatan lapangan, kaset), data yang sudah
     diproses (trasnkripsi wawancara), dan bentuk-bentuk dari
     pengolahan dari data mentah dan semua berkas yang diperoleh dari
     proses penelitian (observasi)




Organisasi data
•       Proses membubuhkan kode-kode pada materi yang diperoleh dengan
        maksud untuk dapat mengorganisasi dan mensistematisasi data secara
        lengkap dan detail sehingga data dapat memunculkan gambaran
        tentang topik yang dipelajari.
•       Langkah koding :
    •      peneliti menyusun catatan lapangan dengan ada kolom kosong yang
           cukup besar di sebelah kiri dan kanan catatan (untuk kode dan catatan
           tertentu)
    •      Peneliti secara urut dan kontinyu melakukan penomoran pada catatan
           lapangan tersebut (penomoran baru perbaris atau per paragraf)
    •      Peneliti memberi nama untuk masing-masing berkas dengan kode
           tertentu
    •      Contoh. OS.L2Jun03 : Hasil observasi siswa laki-laki pada 2 Juni
           2003



Koding
•       Pengintegrasian data dari berbagai sumber, komunikasi antar data, distrukturisasikan sesuai
        kebutuhan, untuk kemudian di analisis
•       Analisis data membutuhkan kepekaan teoritis, karena observer/peneliti melakukan upaya
        mengembangkan teori atau berteori.
•       Kepekaan teoritis mengacu pada kemampuan untuk memperoleh insight, memberi makna pada
        data, memahami dan memilah mana yang esensial dan yang tidak.
•       Teknik-teknik untuk meningkatkan kepekaan teoritis adalah sebagai berikut :
    •       mengembangkan pertanyaan-pertanyaa “what? Who? When? Where? How? How Much? Dan Why?”
    •       Analisis kata, frase, kalimat (pada observasi apa ya?)
    •       Analisis tahap lanjut melalui perbandingan. Melakukan perbandingan sistematis terhadap dua atau
            lebih fenomena yang ditampilkan dalam data, baik terhadap gejala-gejala yang dekat atau memiliki
            kesamaan karakteristik tertentu, ataupun terhadap gejala-gejala yang dianggap berjauhan atau tidak
            memiliki kesamaan karakteristik apapun.




        Integrasi dan Analisis data
•       Upaya memahami data secara lebih ekstensif sekaligus mendalam berdasarkan perspektif
        peneliti/obsever terhadap apa yang diobservasi dan menginterpretasi data melalui persepektif tersebut,
        melampaui apa yang secara langsung dikatakan atau dilihat pada responden, untuk mengembangkan
        struktur-struktur dan hubungan-hubungan bermakna yang tidak tertampilkan dalam data mentah.
•       Tiga konteks interpretasi :
    •        Interpretasi pemahaman diri : peneliti/obsever berusaha memformulasikan dalam bentuk padat apa yang oleh
             subjek penelitian sendiri dipahami sebagai makna dari pernyataan-pernyataannya atau perilakunya.
    •        Interpretasi pemahaman biasa yang kritis : peneliti beranjak lebih jauh dengan menggunakan kerangka
             pemahaman yang lebih luas dari pemahaman subjek penelitian dengan bersikap kritis terhadap apa yang
             ditunjukkan subjek baik dengan memfokuskan diri pada pada isi maupun subjek yang diamati (pembuat
             pernyataan). Peneliti mengambil posisi sebagai masyarakat umum di mana subjek penelitian berada.
    •        Interpretasi pemahaman teoritis : peneliti menggunakan kerangka teoritis tertentu untuk memahami pernyataan-
             pernyataan yang ada sehingga dapat mengatasi konteks pemahaman diri subjek dan penalaran umum
•       Penelitian yang baik akan mencakup semua tahapan interpretasi tetapi berakhir pada kesimpulan
        pemahaman teoritis.




    Interpretasi
Peneliti/observer menyimpulkan tentang gejala yang
    diamati berdasarkan analis dan interpretasi yang dilakukan
    untuk memberikan jawaban terhadap permasalahan dan
    tujuan observasi.




Kesimpulan
• Pengetahuan, values, attitudes, dan pengalaman berfungsi sebagai filters
• Tidak semua data yang kita butuhkan “tersedia“ :
   •   Luput dari perhatian
   •   Gagal mendapatkan sense impressions of an object or event
• Penyebab hasil observasi tidak lengkap :
   •   Level of concentration
   •   Fatigue/illness
   •   Situation
   •   The annount of time
• Two biases :
   •   Personal
   •   Theory




HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
• Implementasi pertanyaan penelitian
• Conditions . The physical & psychological characteristics
• On going evaluation :
  • Jeda pengumpulan data dengan ? Data yang kurang
  • Comparison between some event, object, behavior




IMPLEMENTATION OF FINDINGS
Berrkarya untuk 1ndONEsia

More Related Content

What's hot

Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungTeori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungRatih Aini
 
Contoh pelanggaran kode etik psikologi
Contoh pelanggaran kode etik psikologiContoh pelanggaran kode etik psikologi
Contoh pelanggaran kode etik psikologiTyaseta Sardjono
 
PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF (KARAKTERISTIK)
PARADIGMA PENELITIANKUALITATIF (KARAKTERISTIK)PARADIGMA PENELITIANKUALITATIF (KARAKTERISTIK)
PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF (KARAKTERISTIK)MAR'AH NAILUL FAROH
 
Psikologi sosial
Psikologi sosialPsikologi sosial
Psikologi sosialPuryanto SS
 
Metode Studi Kasus (Psikologi Umum)
Metode Studi Kasus (Psikologi Umum)Metode Studi Kasus (Psikologi Umum)
Metode Studi Kasus (Psikologi Umum)atone_lotus
 
Psikodiagnostik jenis-jenis observasi kelompok 3 Uin rafa
Psikodiagnostik jenis-jenis observasi kelompok 3 Uin rafaPsikodiagnostik jenis-jenis observasi kelompok 3 Uin rafa
Psikodiagnostik jenis-jenis observasi kelompok 3 Uin rafaCherryn Maysaoenarto
 
Presentasi kepribadian (psikologi)
Presentasi kepribadian (psikologi)Presentasi kepribadian (psikologi)
Presentasi kepribadian (psikologi)Mustaqim Furohman
 
Berpikir
BerpikirBerpikir
Berpikirvera78
 
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERSTEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERSIlma Urrutyana
 
Makalah kode etik psikologi
Makalah kode etik psikologiMakalah kode etik psikologi
Makalah kode etik psikologiIrvan Khoerul
 
PPT Kerangka konsep dan kerangka teori
PPT Kerangka konsep dan kerangka teoriPPT Kerangka konsep dan kerangka teori
PPT Kerangka konsep dan kerangka teoriNona Zesifa
 
Dinamika Kepribadian Sigmund Freud
Dinamika Kepribadian Sigmund FreudDinamika Kepribadian Sigmund Freud
Dinamika Kepribadian Sigmund Freudelmakrufi
 

What's hot (20)

PERSEPSI
PERSEPSIPERSEPSI
PERSEPSI
 
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungTeori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
 
Contoh pelanggaran kode etik psikologi
Contoh pelanggaran kode etik psikologiContoh pelanggaran kode etik psikologi
Contoh pelanggaran kode etik psikologi
 
PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF (KARAKTERISTIK)
PARADIGMA PENELITIANKUALITATIF (KARAKTERISTIK)PARADIGMA PENELITIANKUALITATIF (KARAKTERISTIK)
PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF (KARAKTERISTIK)
 
Psikologi sosial
Psikologi sosialPsikologi sosial
Psikologi sosial
 
Materi psikometri ss
Materi psikometri ssMateri psikometri ss
Materi psikometri ss
 
PSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESI
PSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESIPSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESI
PSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESI
 
Instrumen penelitian
Instrumen penelitianInstrumen penelitian
Instrumen penelitian
 
Ppt carl rogers
Ppt carl rogersPpt carl rogers
Ppt carl rogers
 
Metode Studi Kasus (Psikologi Umum)
Metode Studi Kasus (Psikologi Umum)Metode Studi Kasus (Psikologi Umum)
Metode Studi Kasus (Psikologi Umum)
 
Pertemuan 4 psikometri
Pertemuan 4 psikometriPertemuan 4 psikometri
Pertemuan 4 psikometri
 
Analisis Item dan Norma
Analisis Item dan NormaAnalisis Item dan Norma
Analisis Item dan Norma
 
Psikodiagnostik jenis-jenis observasi kelompok 3 Uin rafa
Psikodiagnostik jenis-jenis observasi kelompok 3 Uin rafaPsikodiagnostik jenis-jenis observasi kelompok 3 Uin rafa
Psikodiagnostik jenis-jenis observasi kelompok 3 Uin rafa
 
Presentasi kepribadian (psikologi)
Presentasi kepribadian (psikologi)Presentasi kepribadian (psikologi)
Presentasi kepribadian (psikologi)
 
Berpikir
BerpikirBerpikir
Berpikir
 
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERSTEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
 
Metode Eksperimen dalam Psikologi
Metode Eksperimen dalam PsikologiMetode Eksperimen dalam Psikologi
Metode Eksperimen dalam Psikologi
 
Makalah kode etik psikologi
Makalah kode etik psikologiMakalah kode etik psikologi
Makalah kode etik psikologi
 
PPT Kerangka konsep dan kerangka teori
PPT Kerangka konsep dan kerangka teoriPPT Kerangka konsep dan kerangka teori
PPT Kerangka konsep dan kerangka teori
 
Dinamika Kepribadian Sigmund Freud
Dinamika Kepribadian Sigmund FreudDinamika Kepribadian Sigmund Freud
Dinamika Kepribadian Sigmund Freud
 

Viewers also liked

Psikodiagnostik: Metode dan Teknik Psikodiagnostik
Psikodiagnostik: Metode dan Teknik PsikodiagnostikPsikodiagnostik: Metode dan Teknik Psikodiagnostik
Psikodiagnostik: Metode dan Teknik PsikodiagnostikIqbal Nugraha
 
POWERPOINT Teks laporan observasi
POWERPOINT Teks laporan observasiPOWERPOINT Teks laporan observasi
POWERPOINT Teks laporan observasiMaghfira Ganivy
 
Metode Observasi (Psikologi Umum)
Metode Observasi (Psikologi Umum)Metode Observasi (Psikologi Umum)
Metode Observasi (Psikologi Umum)atone_lotus
 
Tema 3, kd 3.3 dan 4.3 teks observasi
Tema 3, kd 3.3 dan 4.3 teks observasiTema 3, kd 3.3 dan 4.3 teks observasi
Tema 3, kd 3.3 dan 4.3 teks observasieli priyatna laidan
 
Metode Wawancara 2 (Psikologi Umum)
Metode Wawancara 2 (Psikologi Umum)Metode Wawancara 2 (Psikologi Umum)
Metode Wawancara 2 (Psikologi Umum)atone_lotus
 
Bahan 1 evaluasi anak usia dini
Bahan 1 evaluasi anak usia diniBahan 1 evaluasi anak usia dini
Bahan 1 evaluasi anak usia diniMuhaimin Abu Faiz
 
(Observasi dan evaluasi)
(Observasi dan evaluasi)(Observasi dan evaluasi)
(Observasi dan evaluasi)Agus Sus
 
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...Arif Winahyu
 
Konstruksi Alat Ukur Gaya Kepemimpinan
Konstruksi Alat Ukur Gaya KepemimpinanKonstruksi Alat Ukur Gaya Kepemimpinan
Konstruksi Alat Ukur Gaya KepemimpinanYudi Fathoni Wijaya
 
Pengkajian (Praktik Asuhan Kegawatdaruratan Maternal padaPersalinan)
Pengkajian (Praktik Asuhan Kegawatdaruratan Maternal padaPersalinan)Pengkajian (Praktik Asuhan Kegawatdaruratan Maternal padaPersalinan)
Pengkajian (Praktik Asuhan Kegawatdaruratan Maternal padaPersalinan)pjj_kemenkes
 
Contoh laporan observasi lapangan
Contoh laporan observasi lapanganContoh laporan observasi lapangan
Contoh laporan observasi lapanganAburafika
 
Konsep Perilaku Manusia
Konsep Perilaku ManusiaKonsep Perilaku Manusia
Konsep Perilaku Manusiapjj_kemenkes
 
ppt Teks laporan hasil observasi
ppt Teks laporan hasil observasippt Teks laporan hasil observasi
ppt Teks laporan hasil observasiDalilah Adani
 
Presentasib 131215081144-phpapp02-140529105721-phpapp01(2)
Presentasib 131215081144-phpapp02-140529105721-phpapp01(2)Presentasib 131215081144-phpapp02-140529105721-phpapp01(2)
Presentasib 131215081144-phpapp02-140529105721-phpapp01(2)Mellyasari
 

Viewers also liked (20)

Psikodiagnostik: Metode dan Teknik Psikodiagnostik
Psikodiagnostik: Metode dan Teknik PsikodiagnostikPsikodiagnostik: Metode dan Teknik Psikodiagnostik
Psikodiagnostik: Metode dan Teknik Psikodiagnostik
 
Event sampling
Event samplingEvent sampling
Event sampling
 
Life is simple
Life is simpleLife is simple
Life is simple
 
Penilaian dalam pembelajaran aud
Penilaian dalam pembelajaran audPenilaian dalam pembelajaran aud
Penilaian dalam pembelajaran aud
 
POWERPOINT Teks laporan observasi
POWERPOINT Teks laporan observasiPOWERPOINT Teks laporan observasi
POWERPOINT Teks laporan observasi
 
Laporan Hasil Observasi
Laporan Hasil ObservasiLaporan Hasil Observasi
Laporan Hasil Observasi
 
Metode Observasi (Psikologi Umum)
Metode Observasi (Psikologi Umum)Metode Observasi (Psikologi Umum)
Metode Observasi (Psikologi Umum)
 
Tema 3, kd 3.3 dan 4.3 teks observasi
Tema 3, kd 3.3 dan 4.3 teks observasiTema 3, kd 3.3 dan 4.3 teks observasi
Tema 3, kd 3.3 dan 4.3 teks observasi
 
Metode Wawancara 2 (Psikologi Umum)
Metode Wawancara 2 (Psikologi Umum)Metode Wawancara 2 (Psikologi Umum)
Metode Wawancara 2 (Psikologi Umum)
 
Bahan 1 evaluasi anak usia dini
Bahan 1 evaluasi anak usia diniBahan 1 evaluasi anak usia dini
Bahan 1 evaluasi anak usia dini
 
(Observasi dan evaluasi)
(Observasi dan evaluasi)(Observasi dan evaluasi)
(Observasi dan evaluasi)
 
Distribusi sampling
Distribusi samplingDistribusi sampling
Distribusi sampling
 
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
 
Konstruksi Alat Ukur Gaya Kepemimpinan
Konstruksi Alat Ukur Gaya KepemimpinanKonstruksi Alat Ukur Gaya Kepemimpinan
Konstruksi Alat Ukur Gaya Kepemimpinan
 
Pengkajian (Praktik Asuhan Kegawatdaruratan Maternal padaPersalinan)
Pengkajian (Praktik Asuhan Kegawatdaruratan Maternal padaPersalinan)Pengkajian (Praktik Asuhan Kegawatdaruratan Maternal padaPersalinan)
Pengkajian (Praktik Asuhan Kegawatdaruratan Maternal padaPersalinan)
 
Contoh laporan observasi lapangan
Contoh laporan observasi lapanganContoh laporan observasi lapangan
Contoh laporan observasi lapangan
 
Konsep Perilaku Manusia
Konsep Perilaku ManusiaKonsep Perilaku Manusia
Konsep Perilaku Manusia
 
Laporan observasi..........
Laporan observasi..........Laporan observasi..........
Laporan observasi..........
 
ppt Teks laporan hasil observasi
ppt Teks laporan hasil observasippt Teks laporan hasil observasi
ppt Teks laporan hasil observasi
 
Presentasib 131215081144-phpapp02-140529105721-phpapp01(2)
Presentasib 131215081144-phpapp02-140529105721-phpapp01(2)Presentasib 131215081144-phpapp02-140529105721-phpapp01(2)
Presentasib 131215081144-phpapp02-140529105721-phpapp01(2)
 

Similar to OBSERVASI DALAM PSIKODIAGNOSTIKA

Kajian tindakan kaedah pengumpulan data kajian tindakan
Kajian tindakan  kaedah pengumpulan data kajian tindakanKajian tindakan  kaedah pengumpulan data kajian tindakan
Kajian tindakan kaedah pengumpulan data kajian tindakannym_namrod
 
Kaedah pengumpulan data pemerhatian
Kaedah pengumpulan data pemerhatianKaedah pengumpulan data pemerhatian
Kaedah pengumpulan data pemerhatianANIS IBRAHIM
 
3. instrumen dan teknik pengumpulan data
3. instrumen dan teknik pengumpulan data3. instrumen dan teknik pengumpulan data
3. instrumen dan teknik pengumpulan dataJan Hutahaean
 
Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data_3-140330221805-phpapp01.pdf
Instrumen dan Teknik  Pengumpulan Data_3-140330221805-phpapp01.pdfInstrumen dan Teknik  Pengumpulan Data_3-140330221805-phpapp01.pdf
Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data_3-140330221805-phpapp01.pdfesdeenduaranggailung
 
Pd2 teori observasi
Pd2 teori observasiPd2 teori observasi
Pd2 teori observasitanayaup
 
Topic 7 AR data collection methods (quali approach)
Topic 7 AR data collection methods (quali approach)Topic 7 AR data collection methods (quali approach)
Topic 7 AR data collection methods (quali approach)zytemys
 
Observasi dan wawancara pertemuan ke-4.pptx
Observasi dan wawancara pertemuan ke-4.pptxObservasi dan wawancara pertemuan ke-4.pptx
Observasi dan wawancara pertemuan ke-4.pptxGabrielPetrovSzovock
 
penelitia kulitatif dan kuantitatif.pptx
penelitia kulitatif dan kuantitatif.pptxpenelitia kulitatif dan kuantitatif.pptx
penelitia kulitatif dan kuantitatif.pptxnersputeri
 
07.Perbedaan penelitian Kualitatatif dan Kuantitatif.ppt
07.Perbedaan penelitian Kualitatatif dan Kuantitatif.ppt07.Perbedaan penelitian Kualitatatif dan Kuantitatif.ppt
07.Perbedaan penelitian Kualitatatif dan Kuantitatif.pptsamrul2
 
Jenis penelitian.pptx
Jenis penelitian.pptxJenis penelitian.pptx
Jenis penelitian.pptxiwanrizwan4
 
Metpen 4 Pengump Data
Metpen 4   Pengump DataMetpen 4   Pengump Data
Metpen 4 Pengump DataAndi Iswoyo
 
MP11-penelitian_kualitatif.ppt
MP11-penelitian_kualitatif.pptMP11-penelitian_kualitatif.ppt
MP11-penelitian_kualitatif.pptjhosiyosi2
 
Metodologi Penelitian
Metodologi PenelitianMetodologi Penelitian
Metodologi PenelitianIrma Retna
 

Similar to OBSERVASI DALAM PSIKODIAGNOSTIKA (20)

INSTRUMEN PENELITIAN
INSTRUMEN PENELITIANINSTRUMEN PENELITIAN
INSTRUMEN PENELITIAN
 
Kajian tindakan kaedah pengumpulan data kajian tindakan
Kajian tindakan  kaedah pengumpulan data kajian tindakanKajian tindakan  kaedah pengumpulan data kajian tindakan
Kajian tindakan kaedah pengumpulan data kajian tindakan
 
Kaedah pengumpulan data pemerhatian
Kaedah pengumpulan data pemerhatianKaedah pengumpulan data pemerhatian
Kaedah pengumpulan data pemerhatian
 
3. instrumen dan teknik pengumpulan data
3. instrumen dan teknik pengumpulan data3. instrumen dan teknik pengumpulan data
3. instrumen dan teknik pengumpulan data
 
Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data_3-140330221805-phpapp01.pdf
Instrumen dan Teknik  Pengumpulan Data_3-140330221805-phpapp01.pdfInstrumen dan Teknik  Pengumpulan Data_3-140330221805-phpapp01.pdf
Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data_3-140330221805-phpapp01.pdf
 
Pd2 teori observasi
Pd2 teori observasiPd2 teori observasi
Pd2 teori observasi
 
metodelogi penelitian
metodelogi penelitianmetodelogi penelitian
metodelogi penelitian
 
Topic 7 AR data collection methods (quali approach)
Topic 7 AR data collection methods (quali approach)Topic 7 AR data collection methods (quali approach)
Topic 7 AR data collection methods (quali approach)
 
Observasi dan wawancara pertemuan ke-4.pptx
Observasi dan wawancara pertemuan ke-4.pptxObservasi dan wawancara pertemuan ke-4.pptx
Observasi dan wawancara pertemuan ke-4.pptx
 
Teknik Non-Tes untuk Memahami Peserta Didik
Teknik Non-Tes untuk Memahami Peserta DidikTeknik Non-Tes untuk Memahami Peserta Didik
Teknik Non-Tes untuk Memahami Peserta Didik
 
penelitia kulitatif dan kuantitatif.pptx
penelitia kulitatif dan kuantitatif.pptxpenelitia kulitatif dan kuantitatif.pptx
penelitia kulitatif dan kuantitatif.pptx
 
TUGAS perawat.pptx
TUGAS perawat.pptxTUGAS perawat.pptx
TUGAS perawat.pptx
 
07.Perbedaan penelitian Kualitatatif dan Kuantitatif.ppt
07.Perbedaan penelitian Kualitatatif dan Kuantitatif.ppt07.Perbedaan penelitian Kualitatatif dan Kuantitatif.ppt
07.Perbedaan penelitian Kualitatatif dan Kuantitatif.ppt
 
Jenis penelitian.pptx
Jenis penelitian.pptxJenis penelitian.pptx
Jenis penelitian.pptx
 
Metpen 4 Pengump Data
Metpen 4   Pengump DataMetpen 4   Pengump Data
Metpen 4 Pengump Data
 
MP11-penelitian_kualitatif.ppt
MP11-penelitian_kualitatif.pptMP11-penelitian_kualitatif.ppt
MP11-penelitian_kualitatif.ppt
 
Metode fact finding & requirement
Metode fact finding & requirementMetode fact finding & requirement
Metode fact finding & requirement
 
Metode fact finding & requirement
Metode fact finding & requirementMetode fact finding & requirement
Metode fact finding & requirement
 
Makalah mpk ii
Makalah mpk iiMakalah mpk ii
Makalah mpk ii
 
Metodologi Penelitian
Metodologi PenelitianMetodologi Penelitian
Metodologi Penelitian
 

More from Seta Wicaksana

Organizational Structure Running A Successful Business
Organizational Structure Running A Successful BusinessOrganizational Structure Running A Successful Business
Organizational Structure Running A Successful BusinessSeta Wicaksana
 
Ten Organizational Design Models to align structure and operations to busines...
Ten Organizational Design Models to align structure and operations to busines...Ten Organizational Design Models to align structure and operations to busines...
Ten Organizational Design Models to align structure and operations to busines...Seta Wicaksana
 
Understanding Business Function and Business Process
Understanding Business Function and Business ProcessUnderstanding Business Function and Business Process
Understanding Business Function and Business ProcessSeta Wicaksana
 
HC Company Profile 2024 Excellence Journey
HC Company Profile 2024 Excellence JourneyHC Company Profile 2024 Excellence Journey
HC Company Profile 2024 Excellence JourneySeta Wicaksana
 
Business Strategy Creating and Sustaining Competitive Advantages
Business Strategy Creating and Sustaining Competitive AdvantagesBusiness Strategy Creating and Sustaining Competitive Advantages
Business Strategy Creating and Sustaining Competitive AdvantagesSeta Wicaksana
 
Strategic Management Organization objective with Appreciative Inquiry
Strategic Management Organization objective with Appreciative InquiryStrategic Management Organization objective with Appreciative Inquiry
Strategic Management Organization objective with Appreciative InquirySeta Wicaksana
 
Developing Organization's Vision, Mission and Values
Developing Organization's Vision, Mission and ValuesDeveloping Organization's Vision, Mission and Values
Developing Organization's Vision, Mission and ValuesSeta Wicaksana
 
The Future of Business, Organization and HRM
The Future of Business, Organization and HRMThe Future of Business, Organization and HRM
The Future of Business, Organization and HRMSeta Wicaksana
 
Transformasi menuju SDM Unggul dalam Era VUCA
Transformasi menuju SDM Unggul dalam Era VUCATransformasi menuju SDM Unggul dalam Era VUCA
Transformasi menuju SDM Unggul dalam Era VUCASeta Wicaksana
 
Using Workload Analysis for Manpower Planning
Using Workload Analysis for Manpower PlanningUsing Workload Analysis for Manpower Planning
Using Workload Analysis for Manpower PlanningSeta Wicaksana
 
The Talent Management Navigator Performance Management
The Talent Management Navigator Performance ManagementThe Talent Management Navigator Performance Management
The Talent Management Navigator Performance ManagementSeta Wicaksana
 
Integrating Talent Management Practices
Integrating Talent Management PracticesIntegrating Talent Management Practices
Integrating Talent Management PracticesSeta Wicaksana
 
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through coaching
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through coachingChanging Group to High Performing Teams with SOBATWAY through coaching
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through coachingSeta Wicaksana
 
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through Leading
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through LeadingChanging Group to High Performing Teams with SOBATWAY through Leading
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through LeadingSeta Wicaksana
 
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through Participating
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through ParticipatingChanging Group to High Performing Teams with SOBATWAY through Participating
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through ParticipatingSeta Wicaksana
 
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY (Intro)
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY (Intro)Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY (Intro)
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY (Intro)Seta Wicaksana
 
SMART dalam Mengelola Proyek (Project Management)
SMART dalam Mengelola Proyek (Project Management)SMART dalam Mengelola Proyek (Project Management)
SMART dalam Mengelola Proyek (Project Management)Seta Wicaksana
 
Sehat Mental dalam Perubahan dengan SOBATWAY
Sehat Mental dalam Perubahan dengan SOBATWAY Sehat Mental dalam Perubahan dengan SOBATWAY
Sehat Mental dalam Perubahan dengan SOBATWAY Seta Wicaksana
 
Membangun Karakter Disiplin Kepada Taruna Di Poltek SSN
Membangun Karakter Disiplin Kepada Taruna Di Poltek SSNMembangun Karakter Disiplin Kepada Taruna Di Poltek SSN
Membangun Karakter Disiplin Kepada Taruna Di Poltek SSNSeta Wicaksana
 

More from Seta Wicaksana (20)

Organizational Structure Running A Successful Business
Organizational Structure Running A Successful BusinessOrganizational Structure Running A Successful Business
Organizational Structure Running A Successful Business
 
Ten Organizational Design Models to align structure and operations to busines...
Ten Organizational Design Models to align structure and operations to busines...Ten Organizational Design Models to align structure and operations to busines...
Ten Organizational Design Models to align structure and operations to busines...
 
Understanding Business Function and Business Process
Understanding Business Function and Business ProcessUnderstanding Business Function and Business Process
Understanding Business Function and Business Process
 
HC Company Profile 2024 Excellence Journey
HC Company Profile 2024 Excellence JourneyHC Company Profile 2024 Excellence Journey
HC Company Profile 2024 Excellence Journey
 
Business Strategy Creating and Sustaining Competitive Advantages
Business Strategy Creating and Sustaining Competitive AdvantagesBusiness Strategy Creating and Sustaining Competitive Advantages
Business Strategy Creating and Sustaining Competitive Advantages
 
Strategic Management Organization objective with Appreciative Inquiry
Strategic Management Organization objective with Appreciative InquiryStrategic Management Organization objective with Appreciative Inquiry
Strategic Management Organization objective with Appreciative Inquiry
 
Developing Organization's Vision, Mission and Values
Developing Organization's Vision, Mission and ValuesDeveloping Organization's Vision, Mission and Values
Developing Organization's Vision, Mission and Values
 
The Future of Business, Organization and HRM
The Future of Business, Organization and HRMThe Future of Business, Organization and HRM
The Future of Business, Organization and HRM
 
Transformasi menuju SDM Unggul dalam Era VUCA
Transformasi menuju SDM Unggul dalam Era VUCATransformasi menuju SDM Unggul dalam Era VUCA
Transformasi menuju SDM Unggul dalam Era VUCA
 
Using Workload Analysis for Manpower Planning
Using Workload Analysis for Manpower PlanningUsing Workload Analysis for Manpower Planning
Using Workload Analysis for Manpower Planning
 
The Talent Management Navigator Performance Management
The Talent Management Navigator Performance ManagementThe Talent Management Navigator Performance Management
The Talent Management Navigator Performance Management
 
Integrating Talent Management Practices
Integrating Talent Management PracticesIntegrating Talent Management Practices
Integrating Talent Management Practices
 
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through coaching
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through coachingChanging Group to High Performing Teams with SOBATWAY through coaching
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through coaching
 
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through Leading
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through LeadingChanging Group to High Performing Teams with SOBATWAY through Leading
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through Leading
 
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through Participating
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through ParticipatingChanging Group to High Performing Teams with SOBATWAY through Participating
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through Participating
 
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY (Intro)
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY (Intro)Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY (Intro)
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY (Intro)
 
SMART dalam Mengelola Proyek (Project Management)
SMART dalam Mengelola Proyek (Project Management)SMART dalam Mengelola Proyek (Project Management)
SMART dalam Mengelola Proyek (Project Management)
 
Sehat Mental dalam Perubahan dengan SOBATWAY
Sehat Mental dalam Perubahan dengan SOBATWAY Sehat Mental dalam Perubahan dengan SOBATWAY
Sehat Mental dalam Perubahan dengan SOBATWAY
 
Leading in A Culture
Leading in A CultureLeading in A Culture
Leading in A Culture
 
Membangun Karakter Disiplin Kepada Taruna Di Poltek SSN
Membangun Karakter Disiplin Kepada Taruna Di Poltek SSNMembangun Karakter Disiplin Kepada Taruna Di Poltek SSN
Membangun Karakter Disiplin Kepada Taruna Di Poltek SSN
 

Recently uploaded

PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 

Recently uploaded (20)

PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 

OBSERVASI DALAM PSIKODIAGNOSTIKA

  • 1. PSIKODIAGNOSTIKA (II) (Observasi) www.humanikaconsulting.com
  • 2. MATERI KULIAH OBSERVASI 1. Definisi, tujuan, Manfaat, Kelebihan dan Kelemahan, 2. Observer, proses observasi, dan objektivitas data observasi 3. Observasi sehari-hari dan observasi ilmiah, dan observasi sebagai alat psikodiagnotik 4. observasi sistematik-non sistematik, Partisipan-non partisipan, Eksperimental- natural 5. Pencatatan hasil observasi dan praktek 6. Strategi observasi jenis naratif 7. Strategi observasi Event sampling dan time sampling 8. Strategi observasi Check lists dan rating scales 9. Pengolahan dan interpretasi data observasi 10. Penutup : penyajian data observasi dan review
  • 3. O BSERVAS I Penemuan Pengamatan/ pengumpulan Penilaian PENELITIAN data OBSERVASI ASESMEN Non perilaku Perilaku Pemberian arti DIAGNOSTIK Inferensi Penegakan Sampel perilaku diagnosis Konstruk hipotetis
  • 4. Berkaitan dengan proses penyelidikan untuk mengidentifikasi dan memahami variabel psikologis untuk penegakan diagnosis psikologis Ada proses pengukuran dan penggunaan berbagai teknik untuk mampu memahami dan mendiagnosis variabel psikologis Psikodiagnostik bukan hanya milik psikologi klinis, walapun istilah diagnosis didominasi di psikologi klinis. OBSERVASI dalam PSIKODIAGNOSTIKA
  • 5. • Memungkinkan mengukur perilaku yang tidak dapat dengan alat ukur psikologis lain (banyak pada anak) • Prosedur formal ditanggapi tidak serius (tidak dapat dilakukan) • Lebih tidak mengancam (pada anak lebih akurat) Mengapa Perlu Observasi bagi Psikolog Goodwin & Driscoll (dalam Bentzen, 1993)
  • 6. • Keperluan asesmen awal • Menentukan kekuatan observee dan menggunakannya untuk meningkatkan hal-hal yang masih lemah • Dasar merancang rencana individual • Dasar dari titik awal kemajuan klien • Mengetahui perkembangan anak pada area tertentu • Untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan anak • Bahan untuk memberi laporan kepada orang tua, guru, dokter, dan profesi lain • Informasi status anak/remaja di sekolah untuk keperluan BK • Informasi status klien klinis (di rumah sakit jiwa) Kegunaan observasi dalam psikodiagnostik
  • 7. • Carilah objek observasi : • Fisik • Manusia (individu) • Kelompok • Catatlah hasil amatan Anda • Apa makna amatan tersebut? • Apa kesimpulan Anda? TUGAS
  • 8. • Patton (1990) persepsi selektif manusia menyebabkan munculnya keragu-raguan terhadap validitas dan reliabilitas observasi sebagai suatu metode pengumpulan data ilmiah. • Dia menjelaskan pengaruh persepsi selektif yang diwarnai bias dan minat pribadi terjadi pada kebanyak orang awam yang tidak terlatih untuk dapat disebut sebagai peneliti terlatih • Agar dapat menjadi metode yang akurat maka harus dilakukan oleh peneliti yang melewati latihan-latihan yang memadai dan telah mengadakan persiapan yang teliti dan lengkap. PRO DAN KONTRA
  • 9. - Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul , dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut. - Sebagai metode yang paling dasar dan paling tua, dasar karena dalam setiap aktivitas psikologi ada aspek observasi - Semua bentuk penelitian kualitatif dan kuantitatif mengandung aspek obsevasi - Dapat berlangsung dalam konteks laboratorium (eksperimental) maupun dalam konteks alamiah (Banister, 1994) Observasi Definisi dan deskripsi umum
  • 10. • Observasi Metode pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan sengaja melalui pengamatan dan pencatatan terhadap gejala objek yang diteliti • Pengertian sempit Pengamatan secara langsung terhadap gejala yang diselidiki baik dalam situasi alamiah maupun situasi buatan • Pengertian luas Termasuk pengamatan yang dilakukan secara tidak langsung dengan menggunakan alat-alat bantu yang sudah dipersiapkan sebelumnya maupun yang diadakan khusus untuk keperluan tersebut. PENGERTIAN
  • 11. TUJUAN OBSERVASI mendeskripsikan seting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang- orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian yang dilihat dari perspektif mereka yang terlibat dalam kejadian yang diamati. PENTINGNYA OBSERVASI, Patton (1990) 1. peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks 2. Peneliti lebih bersikap terbuka, berorientsai pada penemuan daripada pembuktian, dan mendekati masalah secara induktif. Pengaruh konseptualisasi (yang ada sebelumnya) ttg topik yang diamati berkurang 3. Peneliti dapat melihat hal-hal yang oleh partisipan kurang disadari atau partisipan kurang mampu merefleksikan pemikiran tentang pengalaman itu 4. Memperoleh data tentang hal-hal yang tidak diungkapkan secara terbuka dengan wawancara 5. Mengatasi persepsi selektif dan peneliti dapat bergerak lebih jauh 6. Memungkinkan peneliti merefleksi & bersikap introspektif terhadap penelitian yang dilakukan. Impresi & perasaan pengamat menjadi bagian untuk memahami fenomena
  • 12. • Berdasarkan tujuan / variabel yang menjadi target • Ekspresi verbal, non verbal, respons verbal/non verbal/perilaku terhadap stimulus, atau kemunculan indikator khusus • Level observasi dapat aspek khusus dari perilaku, individu, kelompok, dan situasi/proses • Waktu (kapan, kecepatan, durasi), lokasi (tempat), penampakan eksterior (cara jalan, berpakaian), gaya bahasa (intonasi, pilihan kata) Apa yang diobservasi
  • 13. Yang diobservasi : Exterior physical signs : pakaian, gaya rambut, sepatu, tato, rumah, perhiasan dll Expressive movements : gerakan-gerakan tubuh seperti gerakan mata, wajah, postur, lengan, senyum, kerutan dahi dll Physical location : perhatikan personal space dan lingkungan fisik Language behaviour : menyilangkan kaki dll Time duration Diterapkan pada kelas sosial, status, jender, dan sikap sosial Webb dkk (1966) & Denzin (1970)
  • 14. • Reliabilitas : Metode yang reliabel, metode yang digunakan orang lain dalam kondisi yang sama akan menunjukkan hasil yang sama atau serupa. Perlunya reliabilitas antar rater • Valisitas : keakuratan/keterpercayaan seberapa tepat metode mengukur apa yang diukur. Validitas tidak intrinsik ada pada metode karena dapat lebih dihubungkan dengan problem yang diteliti. Contoh Untuk meneliti tentang kelas sosial lebih valid dengan wawancara daripada observasi mobil yang dipakai Reliabilitas & Validitas
  • 15. Privacy subjek • Keamanan subjek • Persetujuan subjek • Perlindungan terhadap kenyamanan dan keamanan • Proses diseminasi informasi kepada para profesional dan komunitas ilmuwan • Pencegahan kecuragan dan penipuan terhadap subjek, kelompok atau masyarakat • Penggunaan oleh dirinya dan pihak lain dengan maksud negatif Pertimbangan diatas diterapkan pada 3 tahap penelitian yaitu rencangan penelitian, proses di lapangan, dan penulisan-publikasi ETIKA OBSERVASI
  • 17. Observasi obstrusif Observasi Observasi Sistematik/ Partisipan terstruktur Observasi laboratory/ Observasi eksperimental natural Observasi tidak Observasi Non sistematik partisipan Observasi SILAHKAN unobstrusif DIKEMBANGKAN SENDIRI : kombinasi jenis observasi
  • 18. • Disbt juga observasi terstruktur; ada kerangka yang memuat faktor-faktor dan ciri-ciri khusus dari setiap faktor yang diamati • Sistematik : lebihmenekankan pada segi frekuensi dan interval waktu tertentu (misalnya setiap 10 menit) • Hal perlu diperhatikan : • Isi dan luas observasi lebih terbatas, sesuai rumusan khusus • Memungkinkan respons dan peristiwa dicatat secara lebih teliti, dan mungkin dikuantifikasikan • Dapat menggunakan one way screen OBSERVASI SISTEMATIK
  • 19. • Dilakukan dengan cara mengendalikan unsur-unsur penting ke dalam situasi sedemikian rupa sehingga situasi tersebut dapat diatur sesuai dengan tujuan riset dan dapat dikendalikan untuk mengurangi atau menghindari bahaya timbulnya faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi situasi • Ciri penting : • Observee dihadapkan pada situasi perangsang yang dibuat seragam atau berbeda • Situasi dibuat sedemikian rupa untuk memunculkan variasi perilaku • Situasi dibuat sedemikian rupa sehingga observee tidak mengetahui maksud observasi OBSERVASI EKSPERIMENTAL
  • 20. • Orang yang mengadakan observasi turut ambil bagian dalam kehidupan orang-orang yang diobservasi • Umumnya untuk penelitian yang bersifat eksploratif. Menyelidiki perilaku individu dalam situasi sosial seperti cara hidup, hubungan sosial dalam pabrik-penjara dll • Perlu diperhatikan : • Materi observasi disesuaikan dengan tujuan observasi • Waktu dan Bentuk pencatatan : segera setelah kejadian dg kata kunci. Kronologis – sistematis • HUbungan : mencegah kecurigaan, pendekatan yang baik dan menjaga situasi tetap wajar • Kedalaman partisipasi tergantung pada tujuan dan situasi OBSERVASI PARTISIPAN
  • 21. • Partisipasi lengkap (penuh) • Anggota penuh • Partisipasi fungsional • Aktivitas tertentu bergabung • Partisipasi sebagai pengamat TINGKAT PARTISIPASI
  • 22. • Unobstrusive measures - unobstrusive methods – non reactive methods • Metode tidak mengganggu lingkungan sosial, tidak terlibat dengan penduduk, tanpa berinteraksi dengan subjek melalui pertanyaan atau perlakuan lainnya. • Termasuk un obtrusive methods: tulisan dan rekaman audio visual, materi budaya (objek fisik), jejak-jejak perilaku, arsip pekerjaan, pakaian atau benda lain di musium, isi dari buku-buku di perpustakaan, observasi sederhana, hardware techniques; kamera, video dll, rekaman politik dan demografi • Obtrusive : wawancara, kuesioner, eksperimen manipulatif, tes • “Contrived“ observation Menggunakan perangkat keras seperti kamera, tape recorders, one way mirrors dll. • Experimental manipulation dipandang sebagai non reactive jika tidak disadari oleh subjek (Bochner, 1979) vs sisi etika observasi Obtrusive dan unobtrusive
  • 23. • Observasi formal mempunyai sifat tersruktur yang tinggi, terkontrol dan biasanya untuk penelitian • Observasi formal perlu mengidentifikasi definisi secara hati-hati, menyusun data, melatih obsrerver dan menjaga reliabilitas antar rater, pencatatan-analisis-interpretasi menggunakan prosedur yang sophisticated. • Observasi in formal mempunyai sifat yang lebih longgar dalam hal kontrol, elaborasi, sifat terstruktur, dan biasanya untuk perencanaan pengajaran dan pelaksanaan program harian. Lebih mudah dan lebih berpeluang untuk digunakan pada berbagai keadaan. • Observasi informal sering disebut juga naturalistic observation (lho menopo hubunganipun kalian observasi yang non eskperimental?) OBSERVASI FORMAL DAN INFORMAL (Goodwin & Driscoll, 1980)
  • 24. Observasi partisipan : peneliti berinteraksi dengan subjek yang dipelajari dan melakukan observasi dalam interaksi tersebut, dan biasanya sebagai bagian dari proses wawancara dan menggunakan informan Observasi dengan observer yang tidak menampakan diri (penyembunyian diri) dan memisahkan diri dari yang diobservasi Observasi Partisipan & Observasi Unobstrusif
  • 25. • Data “nyata“ bukan perilaku yang • Distorsi dari data asli, terutama dilaporkan sumber berupa arsip • Aman • Decontextualising (emic-ingroup/etic- • Mungkin untuk diulang outsider) • Tanpa mengganggu • Peran Intervening variable • Mudah diakses dan dilakukan • Bias dari metode tunggal • Mudah • Keterbatasan wilayah terapan • Baik sebagai sumber data longitudinal Keuntungan dan kelemahan
  • 26. • Mengabdi pada tujuan penelitian yang telah ditetapkan • Direncanakan secara sistematik, bukan kebetulan dan tidak beraturan • Dicatat secara sistematik dan dihubungkan dengan proposisi yang lebih umum, tidak sekedar memenuhi rasa ingin tahu • Dapat dicek dan dikontrol validitas dan reliabilitasnya Observasi Dipandang Ilmiah, Jika : (Jehoda)
  • 27. Checklist notations Narrative types •Time sampling •Diary descriptions •Event sampling •Specimen •Field unit analysis descriptions STRATEGI OBSERVASI Wright Rating scales Brandt (1960) (1972)
  • 28. • Narrative types pengumpulan (pencatatan) data oleh observer apa adanya sesuai (sama) dengan kejadian dan urutan kejadiannya sebagaimana yang terjadi pada situasi nyata. • Checklist notations Observer menyusun struktur observasi dengan memilih dan mendefinisikan perilaku sebelum observasi dilaksanakan sehingga ketika observasi tinggal memberi tanda cek • Rating scales Observer membuat interpretasi terhadap apa yang diamati dan informasi direkam dengan sebagai refleksi dari penilaian observer Strategi Observasi
  • 29. Diary descriptions : Pengamatan (pencatatan) perubahan-perubahan pada perkembangan perilaku secara umum atau perilaku spesifik sesuai tujuan observasi seperti perkembangan bahasa dll. Membutuhkan waktu yang panjang dan frekuensi kontak yang banyak • Specimen descriptions (desriftif naratif, running records) Pengamatan yang detail dan lengkap, intensif dan kontinyu dengan pencatatan naratif sekuensial terhadap episode tunggal dari perilaku dan keadaan lingkungannya. • Time sampling Pengamatan seperti specimen descriptions terhadap perilaku tertentu (sesuai tujuan observasi) pada interval waktu tertentu yang telah ditentukan (biasanya frekuensi kejadian perilaku) • Event sampling Pengamatan yang berfokus pada pencatatan kejadian perilaku-perilaku penting yang diamati pada situasi tertentu • Field unit analysis Ada kesamaannya dengan specimen records, tapi metode ini mengkaitkan perilaku-perilaku yang terjadi pada pengamatan ke dalam unit-unit perilaku yang sudah disusun dan menyediakan fasilitas on the spot coding. Checklist Notation
  • 30. • Observer menyusun struktur observasi dengan memilih dan mendefinisikan perilaku sebelum observasi dilaksanakan sehingga ketika observasi tinggal memberi tanda cek • Melihat kehadiran perilaku yang dianggap penting • Tidak memberikan informasi tentang frekuensi, durasi, dan kualitas perilaku • Digunakan pada time sampling, event sampling Checklist
  • 31. Keunggulan Kelemahan • Strategi yang sederhana dan relatif mudah • Merekam dengan cepat dan efisien, • Informasi terlalu sedikit kebutuhan energi observer minimum • Informasi kurang mendalam • Ketrampilan yang dibutuhkan dari observer • Tidak ada informasi tentang bagaimana relatif lebih sederhana (kualitas, durasi, frekwensi) • Seteleh dilakukan check terhadap perilaku dapat ditambahkan catatan tertentu • Mudah diolah dalam lembar komputasi (dan proses kuantifikasi) KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN
  • 32. Tentukan tujuan observasi • Tentukan definisi operasional perilaku • Tentukan content perilaku yang akan diobservasi • Susun checklist berdasarkan content perilaku sebelum observasi dilakukan • Identifikasi secara detail content perilaku • Organisasi detail content perilaku harus logis • Organisasi checklist harus dapat mencapai tujuan : identifikasi kehadiran/ketidakhadiran target perilaku dan merekam perkembangan kronologis (munculnya ketrampilan tertentu) • Gunakan cheklist untuk melihat kehadiran perilaku target PANDUAN CHECKLIST
  • 33. • Static descriptor • Seperangkat aitem yang mendeskripsikan karakteristik subjek atau setting yang relatif stabil : umur, jenis kelamin, ras, status ekonomi, karakteristik lingkungan, dan waktu • Action • Seperangkat aitem yang mendeskripsikan perilaku/tindakan spesifik observee Dua tipe checklist
  • 34. Observer membuat interpretasi terhadap apa yang diamati dan informasi direkam dalam bentuk nilai tertentu (angka) sebagai refleksi dari penilaian observer Rating scales
  • 35. • Didesain untuk mengukur kuantifikasi impresi dari pengamatan • Penilaian kuantitatif tentang tingkat terjadinya perilaku atau bagaimana perilaku ditampakan • Menjadi mudah dan cepat untuk memaknakan kesimpulan dari impresi yang didapatkan • Dapat mengukur ciri sifat dan perilaku yang tidak dapat diungkap oleh strategi lain • Metode asesment > metode deskriptif • Dapat sebagai perekaman on the spot, ada yang tidak DESKRIPSI RATING SCALES
  • 36. • Numerical : angka tertentu dikaitkan dengan nilai tertentu dari perilaku 1 = Perilaku mengganggu, meninggalkan kelompok 2 = Perilaku mengganggu tidak tampak 3 = Mengikuti guru, tatapan mengarah ke guru 4 = Mengikuti guru, ekspresi menunjukkan ketertarikan 5 = Mengikuti guru, melaksanakan instruksi • Graphic : Kemunculan perilaku tertentu dinilai berdasarkan rentang penilaian yang bersifat meningkat (bentuk garis lurus) Selalu Sering Kadang Jarang Tidak pernah kadang • Semantic differential (termasuk grafik) dengan tujuh unit penilaian pada perilaku yang bipolar 1 2 3 4 5 6 7 Aktif Pasif Bersahabat Bermusuhan TIPE RATING SCALES
  • 37. • Standart Penilai dihadapkan pada satu set standar untuk menilai yang lain • Cumulated points Penilaian didasarkan pada akumulasi terhadap penilaian unit- unit perilaku tertentu • Forced-choice Rater dihadapkan pada satu set deskripsi kualitas tertentu dan memilih satu yang sesuai dengan hasil pengamatan
  • 38. Error of leniency • Error of central tendency • Hallo effect • Error of logic • Error of contrast • Proximity error 6 FAKTOR POTENSIAL RATER ERRORS
  • 39. • KEUNTUNGAN • KELEMAHAN • Efisiensi waktu • Peluang error dan bias cukup • Lebih menarik bagi observer besar • Lebih mudah diskor dan • Ambiguitas aitem dikuantifikasi (statistik) • Pengaruh penerimaan sosial • Dapat mengukur perilaku lebih • Kurang bercerita tentang luas termasuk trait penyebab perilaku • Dapat membandingkan antar individu dan intraindividu • Membutuhkan minimum training • Memfasilitasi melihat hubungan realita dan persepsi individu (rating guru dan DO)
  • 40. • Pernyataan pendek, simple, dan tidak ambigu • Berhubungan dengan trait yang akan diungkap • Pilih kata yang berhubungan dengan skala (tidak overlap dengan deskripsi) • Hindari penggunaan pernyataan seperti average, excellent, dan very • Hindari pernyataan yang mengandung unsur baik-buruk • Nilai semua individu pada satu trait sebelum ke trait lainnya • Lebih baik jika kita tidak kenal • Lakukan dengan hati-hati Pertanyaan
  • 41. Pengamatan terhadap perilaku tertentu (sesuai tujuan observasi) pada interval waktu yang telah ditentukan (biasanya kemunculan perilaku, frekuensi, dan durasi) Time sampling
  • 42. • Subjek diobservasi pada periode waktu tertentu yang relatif pendek, dan perilaku yang diperoleh dipandang sebagai sampel dari perilaku yang biasa terjadi (Goodenough). • Efektif pada perilaku yang cukup sering muncul karena perilaku diamati selama periode waktu tertentu yang pendek . Arrington (1943) ; minimal 15 menit sekali. • Time sampling sebaiknya digunakan untuk overt behavior • Variasi penggunaan time sampling: • Mengukur frekuensi kemunculan perilaku. Mencatat setiap perilaku yang muncul selama interval waktu tertentu. • Mengukur kemunculan perilaku. Satu atau 5 kali selama interval waktu 5 menit dalam pengamatan dengan tanda cek satu. • Mengukur durasi ( berapa lama) perilaku terjadi dalam frame waktu tertentu. NB : Yang perlu dipertimbangkan adalah : panjang interval, jarak antar interval, dan jumlah interval waktu. Deskripsi Time Sampling
  • 43. • Kehilangan gambaran kontinyuitas • Kehilangan konteks • Kehilangan sifat-sifat natural. Kelemahan Time sampling Kerlinger (1973)
  • 44. • Definisi operasional overt behavior harus jelas dan dipahami semua yang terlibat (observer) • Tetapkan tujuan observasi dengan jelas sehingga dapat membuat struktur time sampling dengan jelas, antara lain : • Jumlah subjek yang dibutuhkan • Fokus observasi pada hasil yang menekankan pada perilaku individu atau kelompok • Seberapa banyak observasi akan dilakukan agar sample representatif • Tetapkan informasi apa yang dibutuhkan untuk direkam : apakah kemunculan perilaku, frekuensi perilaku atau durasi. • Tetapkan interval waktu yang digunakan : • Penentuan panjang interval didasarkan pada frekuensi kehadiran perilaku, dan interval minimum kemunuculan satu perilaku • Jeda antar interval waktu (spacing), tergantung pada panjang interval dan detail yang direkam (misalnya berapa katergori) atau tanpa jeda . • Jumlah total interval yang dibutuhkan pada setiap subjek tergantung pada terpenuhinya sample perilaku yang representative. Panduan Time Sampling
  • 45. Seorang psikolog yang tertarik dengan permasalahan anak di sekolah, dan ingin mendapatkan informasi spesifik, dia dapat , mengobservasi anak pada 5 menit pertama tiap jam, dan focus pada perilaku ketika ada tugas dan tanpa tugas. Dia dapat mengobservasi dengan beberapa pilihan : • Mengobservasi 5 menit pertama setiap jam (dapat memberi informasi selama satu hari tapi tidak mendapatkan gambaran pada aktivitas yang berbeda) • Mengobservasi 5 menit pertama pada tiap aktivitas terpilih (dapat dibandingkan antar aktivitas) • Memilih satu atau lebih aktivitas dan mengobservasi selama 10-15 menit untuk mendapatkan gambaran pada ke dua jenis situasi Contoh Rancangan Observasi
  • 46. Kesamaan dengan time sampling adalah sampel perilaku • Time sampling focus pada waktu tertentu, event sampling focus pada perilaku itu sendiri. • Time sampling focus pada eksistensi dari event, sedangkan event sampling focus pada eksplorasi dari karakteristik event. • Pada event sampling, obserber menunggu kemunculan perilaku yang dipilih kemudian merekamnya. Tidak ada batasan waktu, focus ada pada perilaku itu sendiri dan waktu adalah sebagai akibat dari durasi normal dari peristiwa. Rentang perilaku-perilaku yang diamati dibatasi • pada event sampling, waktu yang dibutuhkan tidak dapat ditentukan seperti pada time sampling. • Time sampling focus pada frekuensi dan durasi guru berbicara dibandingkan siswa berbicara, maka event sampling focus pada kepada siapa guru berbicara, dan apa penyebab dan hasil dari perilaku tersebut. PERBANDINGAN TIME SAMPLING DAN EVENT SAMPLING
  • 47. Pengamatan yang berfokus pada pencatatan kejadian perilaku- perilaku penting yang diamati pada situasi tertentu Event sampling
  • 48. • Efisien untuk mengurangi waktu observasi • Dapat dirangkum dan dianalisis statistik dengan mudah. KEUNGGULAN EVENT SAMPLING
  • 49. 1. Identifikasi dan susun definisi operasional perilaku yang akan diobservasi dengan jelas 2. Ketahui secara umum dimana dan kapan perilaku dapat terjadi 3. Tentukan jenis informasi yang akan direkam. (dapat menggunakan pencatatan naratif maupun kategoris. Misalnya pada studi tentang pertengkaran tadi adalah berapa lama terjadi, apa yang terjadi ketika pertengkaran dimulai, jenis perilaku dalam pertengkaran, apa yang dilakukan dan dikatakan, apa akibatnya, dan apa yang terjadi setelah pertengkaran. 4. Susunlah lembar pencatatan semudah mungkin Panduan Event sampling
  • 50. Observasi pada natural setting, observasi pada 200 pertengkaran anak TK. Penyelidikan diarahkan pada pertengkaran spontan selama bermain bebas pada sekolah TK dari 19 oktober 1931 sampai 17 pebruari 1932. Subjek adalah 19 perempuan dan 21 laki-laki. Berumur 25-60 bulan. • Proses observasi : Observer menunggu pertengkaran terjadi, ketika terjadi stopwatch diaktifkan, dan mengamati apa yang terjadi, ketika pertengkaran selesai maka stopwatch dimatikan. Yang disiapkan adalah blangko pengamatan yaitu nama subjek, umur dan jenis kelamin anak yang terlibat, durasi pertengkaran, problem yang menyebabkan pertengkaran, perilaku yang terjadi,. Setelah kejadian observer menuliskan secepatnya apa yang diingat. • Hasil Analisis data : • dari 58.75 jam observasi, terjadi 200 pertengkaran, dengan rata-rata 3.4 perjam • 68 pertengkaran terjjadi di luar ruangan, dan 132 di dalam ruangan • Hanya 13 yang lebih dari 1 menit • Laki-laki lebih sering bertengkar dari perempuan. • Penyebab pertengkaran adalah perselisihan terkait dengan kepemilikian benda • Anak-anak yang terlibat pertengkaran cepat berbaikan kembali seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Contoh observasi event sampling dilakukan oleh Helen C. dawe (1934)
  • 51.
  • 52. Teknik pengamatan yang merekam perubahan atau perkembangan baru atau perilaku baru pada subjek pengamatan. • Aitemisasi perubahan perilaku. • Pengamat mencatat secara langsung pada saat kejadian atau sesegera mungkin setelah kejadian setiap hari sehingga membutuhkan interaksi yang tetap dan berlangsung lama CATATAN HARIAN
  • 53. Kritik/Kelemahan metode ini adalah Kelebihan (William Stern): • Bias seleksi : kehilangan keterwakilan sifat-sifat fakta 1. Memberikan gambaran Proses • Bias observasi : perubahan/perkembangan • Reliabilitas pencatatan • Objektivitas interpretasi seiring waktu secara jelas dan • Keterbatasan Kasus untuk detail generalisasi 2. Merupakan gudang data • Waktu dan sumber daya terlalu banyak : dalam rentang tertentu yang kaya dan tiap hari melakukan pengamatan (tidak efisien) KELEBIHAN DAN KETERBATASAN
  • 54. Studi kasus Digunakan untuk menyelidikan anak-anak atau kasus yang “spesial’’ Studi ethologis Penelitian pada binatang yang tidak dapat berbicara, yang hasilnya dapat diterapkan pada manusia Penggunaan Diary Descpriptions
  • 55. Tentukan target perilaku yang akan diamati (dapat perilaku umum, atau aspek khusus, misalnya perilaku terkait dengan merokok) • Tentukan subjek pengamatan dan panjang pengamatan (sebagai latihan selama 1 minggu)G • Siapkan jurnal atau pencatatan harian • Format pencatatan hasil pengamatan • Tanggal, waktu, setting-lokasi, objek observasi, umur • Deskripsi anak dan setting observasi dilakukan • Temuan perilaku beserta waktu kejadian dalam pengamatan (harian) dapat dilengakapi dengan kolom catatan-catatan khusus • Rangkuman temuan selama satu minggu • Pengolahan hasil pengamatan (generalisasi) • Deskripsi ringkas aktivitas dan informasi yang relevan untuk memahami setting • Deskripsi objek observasi dan bagaimana perilakunya • Susun pernyataan yang tepat untuk generalisasi pada populasi (karakteristik yang sama (umum dsb) berdasarkan performansi objek observasi) • Pilih 2 objek lain yang mempunysai umur sama dan catat performansi mereka dengan prosedur yang sama (deskripsi objek 1, deskripsi objek 2) • Identifikasi perbedaan-perbedaan yang terjadi pada objek tersebut pada aktivitas yang sama • Identifikasi pesamaan-persamaan yang muncul • Apa generalisasi yang akan dibuat setelah mengamati ketiga anak. Langkah-langkah dalam Diary descriptions
  • 56. Persamaan dengan diary adalah menggunakan pencatatan naratif. • Perbedaannya tidak focus pada hanya satu anak atau kelompok, dan tidak terbatas pada kemunculan perilaku baru. • Melaporkan apapun yang terjadi dan penting bagi pengamat kapan saja perilaku terjadi, pada orang yang berbeda dan waktu yang berbeda. • Tidak membutuhkan spesifikasi waktu tertentu tetapi dapt dilakukan kapanpun ketika perilaku yang penting/menarik muncul, tidak tergantung pada setting atau lingkungan tertentu dan dapat dilakukan dimanapun. Tidak mensyaratkan kode khusus atau kategori atau diagram dapat ditulis secara sederhana pada buku catatan ANECDOTAL RECORDS
  • 57. Beberapa variasi : • Bersifat tematik : misalnya perilaku imitasi anak pada orang dewasa, akan menggambarkan bagaimana perilaku meniru terjadi • Bersifat interval (periode waktu tertentu : tidak focus pada tema tertentu tetapi akan melakukan pencatatan terhadap perilaku yang muncul pada periode waktu tertentu) • Pencatatan akumulasi terjadinya perilaku tertentu untuk dianalisis • Contoh penggunaan : Membantu guru dalam mengetahui keadaan siswa pada tahun pertama sekolah. Jika guru mencatat secara teratur kejadian tertentu selama satu tahun maka ia akan dapat melakukan asesmen kemajuan, identifikasi perubahan tingkat pemahaman dan kesulitan yang ditemui. • Tiga kegunaan lain : menguji dugaan tentang alasan perilaku atau gaya belajar anak, mengidentifikasi kondisi yang memperkuat perilaku, dan mendapatkan umpan balik tentang apa yang dipelajari anak dari unit kurikulum, • Untuk mendapatkan informasi, menguji ide/dugaan, dan mengevaluasi kemajuan
  • 58. 1. Tuliskan secara berurutan anekdot yang muncul sesegera mungkin setelah terjadi 2. Identifikasi aktivitas utama dan perkataan dari orang kunci 3. Sertakan pernyataan tentang setting, waktu, dan aktivitas utama (ketika sebuah mobil sedang melewati.......) 4. Dekripsikan tindakan atau verbalisasi tokoh utama, dan respon atau reaksi dari orang lain dari situasi itu 5. Jika munkgin catat dengan tepat kata-kata yang muncul pada percakapan 6. Deskripsikan sesuai seperti urutan kejadian pada satu episode kejadian 7. Tiga level tindakan yang harus dicatat adalah : • Molar behavior (deskripsi perilaku/aktivitas utama) , “Ellen dan Mollen bermain puzzle di meja“ • Sub ordinat molar unit (deskripsi unit perilaku/aktivitas yang lebih kecil), “Ellen bermain puzlle rumah sakit 3 kali, sedangkan Mollen setelah selesai satu puzzle beralih ke puzzle bentuk lain“. • Molecular units (deskripsi bagaimana perilaku/aktivitas utama dilakukan, gambaran kualitatif dari anecdot),“Ellen meletakkan dengan hati-hati sambil bersenandung lirih. Kadang berjalan mondar mandir“ 8. Objektif, akurat dan lengkap Panduan Anecdotal records Brandt (1972)
  • 59. 232# Charlie Umur 3 tahun. Charlie bermain di rumah denan adik perempuannya. Dia berkata bahwa dia adalah ayah. Dari dapur, saudara perempuannya yang lebih tua memberinya beberapa roti karena saudarnaza tahu ia sangat suka. Ia mengatakan “apa yang akan aku lakukan dengan roti ini sekarang) Dia melanjutkan. lelaki tidak akan makan kecuali ketika lapar. Setelah 10 menit berlalu ia datang dan berkata ke sarah, “Dapatkah saya memperoleh roti sekarnang”. “Saya bukan ayah, Saya charlie“. • 334# Harlan ...... Contoh anecdotal records
  • 60. Psikologi Klinis - Identifikasi simtom dari gangguan - Identifikasi tingkat gangguan - Pendukung dalam proses konseling - Evaluasi kemajuan terapi / konseling - Pendukung dalam proses psikotes : projektif individual - Bersama-sama dengan wawancara pada in take interv. dan konseling - dll CONTOH TERAPAN OBSERVASI
  • 61. • Identifikasi kemunculan gejala/simtom yang muncul dari gangguan/permasalahan perkembangan (khususnya anak) • Identifikasi level gangguan perkembangan • Identifikasi tingkat perkembangan anak • Evaluasi hasil terapi atau intervensi pada anak BIDANG PERKEMBANGAN
  • 62. • Studi ergonomika, contoh penelitian tentang peralatan militer mungkin di simulasikan • Seleksi dan asesmen kepribadian, ada intervensi perlakuan kemudian dilihat bagaimana perilaku peserta • Analisis jabatan, natural tanpa intervensi • Identifikasi kebutuhan training • Pemantauan perilaku dalam proses training (terutama out bound) CONTOH TERAPAN OBSERVASI DALAM PIO
  • 63. Penelitian studi kelayakan kebijakan pendidikan • Penelitian evaluasi kebijakan • Penelitian tindakan kelas oleh guru • Penilaian kemampuan mengajar • Evaluasi hasil belajar • Asesmen awal kemampuan siswa • Identifikasi permasalahan siswa: belajar dan pribadi • Monggo dipun padosi piyambak nggih CONTOH TERAPAN OBSERVASI DALAM BIDANG PENDIDIKAN
  • 64. Studi Pemetaan masalah sosial dan kecenderungan masyarakat * Studi kancah masalah sosial * : agresivitas masyarakat, pelacuran, anak jalanan, tawuran. Studi perilaku manusia dalam situasi sosial * : perempatan, perilaku menolong (eksperimental – partisipan) Evaluasi penderitaan korban : kasus rifka anisa dll Identifikasi kebutuhan intervensi sosial dll TERAPAN DI BIDANG PSIKOLOGI SOSIAL
  • 66. • Pengolahan data akan berbeda sesuai konteks penggunaan metode ; penelitian vs psikodiagnostik • Pada konteks penelitian biasanya menggunakan beberapa metode, proses pengolahan data lebih rumit • Pengolahan data pada observasi sebagai metode tunggal berbeda dengan penggunaan berbagai metode pengumpulan data • Pada konteks psikodiagnostik proses secara umum lebih sederhana dan tergantung keperluan
  • 67. • Angka (kuantifikasi hasil observasi) • Checklist : frekuensi • Rating scales : skor • Time sampling : frekuensi,durasi • Desripsi naratif • Catatan harian • Anecdotal records • Event sampling • Dokumen tertulis dan tidak tertulis • Un obstrusive • Catatan harian/anecdotal records dll. orang lain BENTUK DATA HASIL OBSERVASI
  • 68. • Mempresentasikan secara kronologis peristiwa yang diamati, mulai dari awal hingga akhir • Mempresentasikan insiden-insiden kritis atau peristiwa kunci, berdasarkan urutan kepentingan insiden tersebut • Mendeskripsikan setiap tempat, setting dan atau lokasi yang berbeda sebelum mempresentasikan gambaran dan pola pada umumnya • Fokuskan analisis pada individu-individu atau kelompok-kelompok • Mengorganisasi data dengan menjelaskan proses-proses yang terjadi (proses komunikasi dll) • Memfokus pengamatan pada isu-isu kunci yang diperkirakan menjawab tujuan observasi/penelitian Pemaparan Hasil Observasi (Patton, dalam Poerwandari, 1998)
  • 69. Data banyak dan berasal dari berbagai cara pengumpulan data. • Proses sederhana yang dilakukan adalah menyusun, mengelompokan, dan menghimpun data sesuai dengan tujuan penelitian dengan rapi, sistematis dan selengkap mungkin. • Meliputi data mentah (catatan lapangan, kaset), data yang sudah diproses (trasnkripsi wawancara), dan bentuk-bentuk dari pengolahan dari data mentah dan semua berkas yang diperoleh dari proses penelitian (observasi) Organisasi data
  • 70. Proses membubuhkan kode-kode pada materi yang diperoleh dengan maksud untuk dapat mengorganisasi dan mensistematisasi data secara lengkap dan detail sehingga data dapat memunculkan gambaran tentang topik yang dipelajari. • Langkah koding : • peneliti menyusun catatan lapangan dengan ada kolom kosong yang cukup besar di sebelah kiri dan kanan catatan (untuk kode dan catatan tertentu) • Peneliti secara urut dan kontinyu melakukan penomoran pada catatan lapangan tersebut (penomoran baru perbaris atau per paragraf) • Peneliti memberi nama untuk masing-masing berkas dengan kode tertentu • Contoh. OS.L2Jun03 : Hasil observasi siswa laki-laki pada 2 Juni 2003 Koding
  • 71. Pengintegrasian data dari berbagai sumber, komunikasi antar data, distrukturisasikan sesuai kebutuhan, untuk kemudian di analisis • Analisis data membutuhkan kepekaan teoritis, karena observer/peneliti melakukan upaya mengembangkan teori atau berteori. • Kepekaan teoritis mengacu pada kemampuan untuk memperoleh insight, memberi makna pada data, memahami dan memilah mana yang esensial dan yang tidak. • Teknik-teknik untuk meningkatkan kepekaan teoritis adalah sebagai berikut : • mengembangkan pertanyaan-pertanyaa “what? Who? When? Where? How? How Much? Dan Why?” • Analisis kata, frase, kalimat (pada observasi apa ya?) • Analisis tahap lanjut melalui perbandingan. Melakukan perbandingan sistematis terhadap dua atau lebih fenomena yang ditampilkan dalam data, baik terhadap gejala-gejala yang dekat atau memiliki kesamaan karakteristik tertentu, ataupun terhadap gejala-gejala yang dianggap berjauhan atau tidak memiliki kesamaan karakteristik apapun. Integrasi dan Analisis data
  • 72. Upaya memahami data secara lebih ekstensif sekaligus mendalam berdasarkan perspektif peneliti/obsever terhadap apa yang diobservasi dan menginterpretasi data melalui persepektif tersebut, melampaui apa yang secara langsung dikatakan atau dilihat pada responden, untuk mengembangkan struktur-struktur dan hubungan-hubungan bermakna yang tidak tertampilkan dalam data mentah. • Tiga konteks interpretasi : • Interpretasi pemahaman diri : peneliti/obsever berusaha memformulasikan dalam bentuk padat apa yang oleh subjek penelitian sendiri dipahami sebagai makna dari pernyataan-pernyataannya atau perilakunya. • Interpretasi pemahaman biasa yang kritis : peneliti beranjak lebih jauh dengan menggunakan kerangka pemahaman yang lebih luas dari pemahaman subjek penelitian dengan bersikap kritis terhadap apa yang ditunjukkan subjek baik dengan memfokuskan diri pada pada isi maupun subjek yang diamati (pembuat pernyataan). Peneliti mengambil posisi sebagai masyarakat umum di mana subjek penelitian berada. • Interpretasi pemahaman teoritis : peneliti menggunakan kerangka teoritis tertentu untuk memahami pernyataan- pernyataan yang ada sehingga dapat mengatasi konteks pemahaman diri subjek dan penalaran umum • Penelitian yang baik akan mencakup semua tahapan interpretasi tetapi berakhir pada kesimpulan pemahaman teoritis. Interpretasi
  • 73. Peneliti/observer menyimpulkan tentang gejala yang diamati berdasarkan analis dan interpretasi yang dilakukan untuk memberikan jawaban terhadap permasalahan dan tujuan observasi. Kesimpulan
  • 74. • Pengetahuan, values, attitudes, dan pengalaman berfungsi sebagai filters • Tidak semua data yang kita butuhkan “tersedia“ : • Luput dari perhatian • Gagal mendapatkan sense impressions of an object or event • Penyebab hasil observasi tidak lengkap : • Level of concentration • Fatigue/illness • Situation • The annount of time • Two biases : • Personal • Theory HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
  • 75. • Implementasi pertanyaan penelitian • Conditions . The physical & psychological characteristics • On going evaluation : • Jeda pengumpulan data dengan ? Data yang kurang • Comparison between some event, object, behavior IMPLEMENTATION OF FINDINGS