SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 14
Teori Holland
tentang Karir
Latar Belakang Teori

John L.Holland mengembangkan teori karir berdasarkan
 pengalamannya di dunia militer

Menurutnya individu dapat diklasifikasikan menjadi beberapa
 tipe]

Mengembangkan instrumen sendiri yang disebut dengan :
  - Vocational Preference Inventory (VPI)
  - Self Directed Search (SDS)
  - My Vocational Situation (MVS)
  - Vocational Exploration and Insight Kit (VEIK)
6 tipe manusia
• Realistic : lebih memilih manipulasi sistematik
  terhadap mesin, alat dll
• Investigative : cenderung analitis, selau ingin
  tahu, metodikal dn tepat. Kurang dapat
  memimpin.
• Artistic : cenderung ekspresif, original,
  introspektif. Kurang teratur dan orientasi pada
  seni
• Sosial : membantu orang lain, fleksibel, dan
  menghindari sesuatu yang mekanistis
• Enterpising : pekerjaan yang memanipulasi orang
  lain shg. Tujuan ekonomis tercapai
• Conventional : senang pada pek. Data atau
  administrasi.
Structural -Interactive
• Pemilihan pekerjaan merupakan ekspresi dari kepribadian dan
  bukan pemilihan secara acak walaupun kesempatan juga
  berperan.

• Individu yang memiliki pekerjaan yang sama, memiliki
  kerpibadian yang sama dan sejarah perkembangan yang sama
  pula

• Karena mereka memiliki kepribadian yang sama maka akan
  berespon dengan cara yang sama terhadap situasi dan masalah

• Prestasi, stabilitas dan kepuasan dalam pekerjaan tergantung
  bagaimana hubungan antara kepribadian dengan lingkungan
  pekerjaan
Realistik   Investigatif




Conventional

                                                    artistik




               Enterprising          Sosial
Hexagon
Model Hexagon mempresentasikan hubungan antara
 konstruk dalam teori Holland.

Gunanya untuk memahami teori, instrumen dan sistem
 klasifikikasi. Setiap tipe tampil dalam satu poin hexagon

Manfaatnya untuk menunjukkan kesamaan psikologis
 antara berbagai tipe.

Ada 5 konsep kunci untuk melengkapi asumsi dasar yang
 dibuat Holland yaitu : konsistensi, diferensiasi,identitas,
 kongruen, kalkulus.
Konsistensi
 - Diterapkan untuk tipe kepribadian maupun lingkungan
 - bebrapa pasang tipe mempunyai kesamaan dibanding
   kan dengan yang lain. Mis. Tipe artistik dan sosial
   lebih mempunyai banyak kesamaan dibandingkan dgn
   investigtif dgn enterprising
 - satu dari fungsi hexagon adalah menentukan tgkt
   konsistensi kepribadian. Mis. RIC lbh konsisten diban
   dingkan RES
 - cara yang mudah untuk mengoperasikan konsistensi
   yi.dgn.gunakan dua huruf dari kode holland. Yi:
   High consistency : 2 huruf pertama berdampingan (adjacent)
                     (RI atau SE)
   Medium consistency ; huruf lain di antara dua huruf pertama dari
                        kode person ( RA atau SC)
   Low consistency : dua huruf pertama kode dipisahkan oleh dua
                    huruf ( RS atau AC )
Diferensiasi
  - ada individu atau lingkungan yang sangat murni yaitu
    menonjol dalam satu tipe tertentu, sedangkan ada
    individu /lingkungan yang relatif sama pada bbrp
    tipe. Individu/lingkungan yang menunjukkan kesama
    an pada semua tipe dianggap tidak terdiferensiasi.
    Diferensiasi untuk manusia ditentukan oleh profil
    SDS atau VPI

   - Skor untuk 6 tipe dipakai untuk mengoperasikan de
     finisi diferensiasi yang paling sederhana yaitu : meng
     kurangi skor tertinggi dengan skor terendah.
Identitas
 - Bagi manusia identitas adalah gambaran stabil dan jls
    tentang tujuan-tujuan, minat-minat dan bakat-bakat
    yang dimiliki. Bagi lingkungan, identitas yaitu penorga-
    nisasian tujuan-tujuan, tugas dan rewards yang jelas,
    stabil dan terintegrasi.
  - The Vocational Identity Scale of MVS dugynakan untuk
    mengukur konstruk ini pada manusia. Mis. Individu dgn.
    skor rendah pada alat ini memilki banyak accupational
    goal
  - Identitas lingkungan kebalikannya berhubungan dengan
     jumlah pekerjaan yang berbeda dalam sebuah setting.
     Mis. SD mempunyai 5 pekerjaan maka setting memiliki
     identitas 1/5 atau 20
Kongruen
 - Perbedaan tipe membutuhkan perbedaan lingkungan

  - Ketika individu bekerja atau tinggal di lingkungan yg tipenya sama dengan
 tipe dirinya maka hal itu disebut kongruen

  - Individu artistik bekerja atau tinggal di lingkungan konvensional maka
 tidak kongruen

  - Hexagon dapat digunakan untuk menentukan tingkat kongruen antara
 tipe individu dan lingkungan :
      sempurna : tipe realistik berada dalam lingkungan
                    realistik
      next-highest degree of congruence tipe kepribadian yang ber
                    dampingan terhadap tipe lingkungan, misalnya
                    realistik bekerja di lingkungan investigatif
      least degree of congruence : tipe yang berlawanan spt dalam hexagon
Kalkulus
 - haxagon menyediakan grafik yang merepresentasikan
    tingkat konsistensi dalam atau antara sorang manusia
    atau sebuah lingkungan ;
  - hexagon juga menjelaskan hubungan –hubungan
    inernal dari teorinya.
Self Directed Search
 Disusun pertama kali th 1971 dan direvisi 1985
 Bentuknya lembar kerja yang digunakan sekali, diskor oleh klien dan memililki booklet
  yang dapat digunakan kembali
 Lembar kerja :
   - diawali bagian tg pekerjaan yang diangan-angankan
   - berkaitan dengan kegiatan, kompetensi, sikap terhadap pekerjaan tertentu dan
  perkiraan pribadi terhadap kemampuan.
   - skor kasar dikonversi ke dalam three-letter summary code, yang menunjukkan style
  yang diinginkan.
   - urutan ketiga huruf tersusun sec.hirarkhir dimana huruf -huruf terdepan
  merupakan keinginan plg kuat terhadap tipe tertentu
   - Dalam menginterpretasikan konselor harus ingat the rule of 8
   - dengan summary code dimungkinkan hubungan antara lembar kerja dengan
  booklet. Manual SDS Holland memberikan daftar pekerjaan yang diurutkan
  berdasarkan alphabet seperti yang tercantum dalam booklet.
   - booklet terdiri dari 1156 pekerjaan yang paling diinginkan di USA dan setiap
  pekerjaan memiliki nomor yang terdiri dari 6 digit yang disesuaikan dengan Dictionary
  of Occupational Titles (US Employment Service, 1977) yg memungkinkan eksplorasi
  lebih lanjut.
   - setiap jenis pekerjaan memiliki satu nomor indeks dr tk pendidikan yg diharapkan
  dari setiap pekerjaan
 SDS –Computer version juga telah dikembangkan oleh Holland dengan
  memiliki beberapa kelebihan yaitu :
   - SDS-CV menilai bagian pekerjaan yang diangan-angankan seara
  terpisah shg klien dan konselor dapat menentukan apakah ada ketidak
  sesuaian antara skor dengan summary code sebagai periangatan
  terhadap instrumen
   - Level 0f Vocational Identity, the level of congruence dan derajat
  konsistensi serta diferensiasi juga termasuk di dalamnya serta laporan
  interpretasi (utk klien) dan kesimpulan profesional (utk konselor) dapat
  dicetak
   - SDS-CV merupakan sistem yg interakaktif, mengeliminasi
  kemungkinan adanya kesalahan aritmatika serta mengurangi waktu
  administrasi dan skoring
   - Konselor menyerahkan kepada klien untk mencari sendiri melalui
  Occupation Finder Booklet untuk pekerjaan yang sesuai dengan setiap
  summary code. Kemudian konselor mendapatkan efisiensi melalui cara
  ini dan keakuratan dari komputer.
   Krieshok (1987) menyarankan penggunaannya hrus dibawah
  pengawasan konselor untuk mengurangi salah perhitungan yang
  dilakukan oleh klien
Berkarya untuk 1ndONEsia

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

psikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialpsikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialMunna Hab
 
Pendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisisPendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisissafutri nurhidayah
 
“TEORI PERKEMBANGAN KARIR GINZBERG”
“TEORI PERKEMBANGAN KARIR GINZBERG”“TEORI PERKEMBANGAN KARIR GINZBERG”
“TEORI PERKEMBANGAN KARIR GINZBERG”nessa_ti
 
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitifContoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitifStevany Sinaga
 
21. rpl perencanaan karir masa depan (genap)
21. rpl perencanaan karir masa depan (genap)21. rpl perencanaan karir masa depan (genap)
21. rpl perencanaan karir masa depan (genap)aji ali mabruri
 
Presentasi kepribadian (psikologi)
Presentasi kepribadian (psikologi)Presentasi kepribadian (psikologi)
Presentasi kepribadian (psikologi)Mustaqim Furohman
 
Verbatim terapi client centered CC (REFRENSI)
Verbatim terapi client centered CC (REFRENSI)Verbatim terapi client centered CC (REFRENSI)
Verbatim terapi client centered CC (REFRENSI)Nur Arifaizal Basri
 
Contoh RPL Bimbingan dan konseling topik bebas "Pelecehan seksual"
Contoh RPL Bimbingan dan konseling topik bebas "Pelecehan seksual"Contoh RPL Bimbingan dan konseling topik bebas "Pelecehan seksual"
Contoh RPL Bimbingan dan konseling topik bebas "Pelecehan seksual"Komara Yusuf
 
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersTeori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersAi Nurhasanah
 
Kode Etik Psikologi Indonesia, Amerika, Eropa
Kode Etik Psikologi Indonesia, Amerika, EropaKode Etik Psikologi Indonesia, Amerika, Eropa
Kode Etik Psikologi Indonesia, Amerika, EropaErnita Mijil
 
Skkpd standar kompetensi kemandirian pesdik
Skkpd standar kompetensi kemandirian pesdikSkkpd standar kompetensi kemandirian pesdik
Skkpd standar kompetensi kemandirian pesdikVaris Ical
 
power point diagnosa prognosa dalam BK
power point diagnosa prognosa dalam BKpower point diagnosa prognosa dalam BK
power point diagnosa prognosa dalam BKkhomisah
 
Pertemuan ke-13 GeoRge A Kelly
Pertemuan ke-13 GeoRge A KellyPertemuan ke-13 GeoRge A Kelly
Pertemuan ke-13 GeoRge A KellyVivia Maya Rafica
 

La actualidad más candente (20)

Tes kepribadian
Tes kepribadianTes kepribadian
Tes kepribadian
 
psikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialpsikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosial
 
Pendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisisPendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisis
 
“TEORI PERKEMBANGAN KARIR GINZBERG”
“TEORI PERKEMBANGAN KARIR GINZBERG”“TEORI PERKEMBANGAN KARIR GINZBERG”
“TEORI PERKEMBANGAN KARIR GINZBERG”
 
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitifContoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
 
RPL BIMBINGAN KELOMPOK (POP)
RPL BIMBINGAN KELOMPOK (POP)RPL BIMBINGAN KELOMPOK (POP)
RPL BIMBINGAN KELOMPOK (POP)
 
6. RPL BIMBINGAN KLASIKAL (POP)
6. RPL BIMBINGAN KLASIKAL (POP)6. RPL BIMBINGAN KLASIKAL (POP)
6. RPL BIMBINGAN KLASIKAL (POP)
 
21. rpl perencanaan karir masa depan (genap)
21. rpl perencanaan karir masa depan (genap)21. rpl perencanaan karir masa depan (genap)
21. rpl perencanaan karir masa depan (genap)
 
CONTOH PROPOSAL KEGIATAN BK
CONTOH PROPOSAL KEGIATAN BKCONTOH PROPOSAL KEGIATAN BK
CONTOH PROPOSAL KEGIATAN BK
 
Presentasi kepribadian (psikologi)
Presentasi kepribadian (psikologi)Presentasi kepribadian (psikologi)
Presentasi kepribadian (psikologi)
 
Verbatim terapi client centered CC (REFRENSI)
Verbatim terapi client centered CC (REFRENSI)Verbatim terapi client centered CC (REFRENSI)
Verbatim terapi client centered CC (REFRENSI)
 
Contoh RPL Bimbingan dan konseling topik bebas "Pelecehan seksual"
Contoh RPL Bimbingan dan konseling topik bebas "Pelecehan seksual"Contoh RPL Bimbingan dan konseling topik bebas "Pelecehan seksual"
Contoh RPL Bimbingan dan konseling topik bebas "Pelecehan seksual"
 
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersTeori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. Rogers
 
Kode Etik Psikologi Indonesia, Amerika, Eropa
Kode Etik Psikologi Indonesia, Amerika, EropaKode Etik Psikologi Indonesia, Amerika, Eropa
Kode Etik Psikologi Indonesia, Amerika, Eropa
 
4. fungsi fungsi bk
4. fungsi fungsi bk4. fungsi fungsi bk
4. fungsi fungsi bk
 
Tes bakat
Tes bakatTes bakat
Tes bakat
 
Skkpd standar kompetensi kemandirian pesdik
Skkpd standar kompetensi kemandirian pesdikSkkpd standar kompetensi kemandirian pesdik
Skkpd standar kompetensi kemandirian pesdik
 
VERBATIM PADA KONSELING
VERBATIM PADA KONSELINGVERBATIM PADA KONSELING
VERBATIM PADA KONSELING
 
power point diagnosa prognosa dalam BK
power point diagnosa prognosa dalam BKpower point diagnosa prognosa dalam BK
power point diagnosa prognosa dalam BK
 
Pertemuan ke-13 GeoRge A Kelly
Pertemuan ke-13 GeoRge A KellyPertemuan ke-13 GeoRge A Kelly
Pertemuan ke-13 GeoRge A Kelly
 

Destacado

JURNAL KARIER TEORI HOLLAND (REFERENSI)
JURNAL KARIER TEORI HOLLAND (REFERENSI)JURNAL KARIER TEORI HOLLAND (REFERENSI)
JURNAL KARIER TEORI HOLLAND (REFERENSI)Nur Arifaizal Basri
 
47437406 teori-holland-2
47437406 teori-holland-247437406 teori-holland-2
47437406 teori-holland-2Mis Faralia
 
PERKEMBANGAN DAN KEMATANGAN KARIR DEWASA
PERKEMBANGAN DAN KEMATANGAN KARIR DEWASAPERKEMBANGAN DAN KEMATANGAN KARIR DEWASA
PERKEMBANGAN DAN KEMATANGAN KARIR DEWASAsafutri nurhidayah
 
1. pengenalan psikometrik
1. pengenalan psikometrik1. pengenalan psikometrik
1. pengenalan psikometrikCIKGUAMI
 
Edu 3102 teori tipologi holland
Edu 3102   teori tipologi hollandEdu 3102   teori tipologi holland
Edu 3102 teori tipologi hollandSehgar Kandasamy
 
UJIAN & PENGUKURAN DLM PSIKOLOGI
UJIAN & PENGUKURAN DLM PSIKOLOGIUJIAN & PENGUKURAN DLM PSIKOLOGI
UJIAN & PENGUKURAN DLM PSIKOLOGIInna Khoirunna
 
surat mohon maaf menolak tawaran latihan industri
surat mohon maaf menolak tawaran latihan industrisurat mohon maaf menolak tawaran latihan industri
surat mohon maaf menolak tawaran latihan industriXiao Doubles
 
Ujian personaliti
Ujian personalitiUjian personaliti
Ujian personalitiMakhi Adnan
 
Teori kerjaya holland
Teori kerjaya hollandTeori kerjaya holland
Teori kerjaya hollandeydah_walidah
 
djeme98 : INVENTORI MINAT KERJAYA (IMK)
djeme98 : INVENTORI MINAT KERJAYA (IMK)djeme98 : INVENTORI MINAT KERJAYA (IMK)
djeme98 : INVENTORI MINAT KERJAYA (IMK)Djeme Djusoh
 
Inventori Minat Kerjaya
Inventori Minat Kerjaya Inventori Minat Kerjaya
Inventori Minat Kerjaya ubkktk
 
Permendikbud no 111 tahun 2014 tentang bimbingan dan konseling
Permendikbud no 111 tahun 2014 tentang bimbingan dan konselingPermendikbud no 111 tahun 2014 tentang bimbingan dan konseling
Permendikbud no 111 tahun 2014 tentang bimbingan dan konselingNur Arifaizal Basri
 

Destacado (15)

JURNAL KARIER TEORI HOLLAND (REFERENSI)
JURNAL KARIER TEORI HOLLAND (REFERENSI)JURNAL KARIER TEORI HOLLAND (REFERENSI)
JURNAL KARIER TEORI HOLLAND (REFERENSI)
 
47437406 teori-holland-2
47437406 teori-holland-247437406 teori-holland-2
47437406 teori-holland-2
 
JURNAL KARIER (REFERENSI)
JURNAL KARIER (REFERENSI)JURNAL KARIER (REFERENSI)
JURNAL KARIER (REFERENSI)
 
PERKEMBANGAN DAN KEMATANGAN KARIR DEWASA
PERKEMBANGAN DAN KEMATANGAN KARIR DEWASAPERKEMBANGAN DAN KEMATANGAN KARIR DEWASA
PERKEMBANGAN DAN KEMATANGAN KARIR DEWASA
 
1. pengenalan psikometrik
1. pengenalan psikometrik1. pengenalan psikometrik
1. pengenalan psikometrik
 
Edu 3102 teori tipologi holland
Edu 3102   teori tipologi hollandEdu 3102   teori tipologi holland
Edu 3102 teori tipologi holland
 
INVENTORI
INVENTORIINVENTORI
INVENTORI
 
UJIAN & PENGUKURAN DLM PSIKOLOGI
UJIAN & PENGUKURAN DLM PSIKOLOGIUJIAN & PENGUKURAN DLM PSIKOLOGI
UJIAN & PENGUKURAN DLM PSIKOLOGI
 
surat mohon maaf menolak tawaran latihan industri
surat mohon maaf menolak tawaran latihan industrisurat mohon maaf menolak tawaran latihan industri
surat mohon maaf menolak tawaran latihan industri
 
Ujian personaliti
Ujian personalitiUjian personaliti
Ujian personaliti
 
Teori kerjaya holland
Teori kerjaya hollandTeori kerjaya holland
Teori kerjaya holland
 
djeme98 : INVENTORI MINAT KERJAYA (IMK)
djeme98 : INVENTORI MINAT KERJAYA (IMK)djeme98 : INVENTORI MINAT KERJAYA (IMK)
djeme98 : INVENTORI MINAT KERJAYA (IMK)
 
Inventori Minat Kerjaya
Inventori Minat Kerjaya Inventori Minat Kerjaya
Inventori Minat Kerjaya
 
Konsep & Kaedah Penyelidikan
Konsep & Kaedah PenyelidikanKonsep & Kaedah Penyelidikan
Konsep & Kaedah Penyelidikan
 
Permendikbud no 111 tahun 2014 tentang bimbingan dan konseling
Permendikbud no 111 tahun 2014 tentang bimbingan dan konselingPermendikbud no 111 tahun 2014 tentang bimbingan dan konseling
Permendikbud no 111 tahun 2014 tentang bimbingan dan konseling
 

Similar a Teori Holland tentang Karir dan Pendekatan SDS

Pentadbiran dan penskoran
Pentadbiran dan penskoranPentadbiran dan penskoran
Pentadbiran dan penskoranUda Anie
 
Kelompok 6_3A_Teori John L. Holland PPT.pptx
Kelompok 6_3A_Teori John L. Holland PPT.pptxKelompok 6_3A_Teori John L. Holland PPT.pptx
Kelompok 6_3A_Teori John L. Holland PPT.pptxmegatama
 
Translite handbook bab 1
Translite handbook bab 1Translite handbook bab 1
Translite handbook bab 1Suardi Hasjum
 
IST (intelligence structure test)
IST (intelligence structure test)IST (intelligence structure test)
IST (intelligence structure test)Fadhiah Elbas
 
PERTEMUAN KE-3 KEPRIBADIAN DAN NILAI.pptx
PERTEMUAN KE-3 KEPRIBADIAN DAN NILAI.pptxPERTEMUAN KE-3 KEPRIBADIAN DAN NILAI.pptx
PERTEMUAN KE-3 KEPRIBADIAN DAN NILAI.pptxrahmayulita3
 
Ciri-ciri pengukuran psikologi
Ciri-ciri pengukuran psikologiCiri-ciri pengukuran psikologi
Ciri-ciri pengukuran psikologiakmalmustafakamal
 
EBOOK PSIKOTES.pdf
EBOOK PSIKOTES.pdfEBOOK PSIKOTES.pdf
EBOOK PSIKOTES.pdfRasya Rianto
 

Similar a Teori Holland tentang Karir dan Pendekatan SDS (7)

Pentadbiran dan penskoran
Pentadbiran dan penskoranPentadbiran dan penskoran
Pentadbiran dan penskoran
 
Kelompok 6_3A_Teori John L. Holland PPT.pptx
Kelompok 6_3A_Teori John L. Holland PPT.pptxKelompok 6_3A_Teori John L. Holland PPT.pptx
Kelompok 6_3A_Teori John L. Holland PPT.pptx
 
Translite handbook bab 1
Translite handbook bab 1Translite handbook bab 1
Translite handbook bab 1
 
IST (intelligence structure test)
IST (intelligence structure test)IST (intelligence structure test)
IST (intelligence structure test)
 
PERTEMUAN KE-3 KEPRIBADIAN DAN NILAI.pptx
PERTEMUAN KE-3 KEPRIBADIAN DAN NILAI.pptxPERTEMUAN KE-3 KEPRIBADIAN DAN NILAI.pptx
PERTEMUAN KE-3 KEPRIBADIAN DAN NILAI.pptx
 
Ciri-ciri pengukuran psikologi
Ciri-ciri pengukuran psikologiCiri-ciri pengukuran psikologi
Ciri-ciri pengukuran psikologi
 
EBOOK PSIKOTES.pdf
EBOOK PSIKOTES.pdfEBOOK PSIKOTES.pdf
EBOOK PSIKOTES.pdf
 

Más de Seta Wicaksana

Organizational Transformation Lead with Culture
Organizational Transformation Lead with CultureOrganizational Transformation Lead with Culture
Organizational Transformation Lead with CultureSeta Wicaksana
 
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiPerspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiSeta Wicaksana
 
Organizational Structure Running A Successful Business
Organizational Structure Running A Successful BusinessOrganizational Structure Running A Successful Business
Organizational Structure Running A Successful BusinessSeta Wicaksana
 
Ten Organizational Design Models to align structure and operations to busines...
Ten Organizational Design Models to align structure and operations to busines...Ten Organizational Design Models to align structure and operations to busines...
Ten Organizational Design Models to align structure and operations to busines...Seta Wicaksana
 
Understanding Business Function and Business Process
Understanding Business Function and Business ProcessUnderstanding Business Function and Business Process
Understanding Business Function and Business ProcessSeta Wicaksana
 
HC Company Profile 2024 Excellence Journey
HC Company Profile 2024 Excellence JourneyHC Company Profile 2024 Excellence Journey
HC Company Profile 2024 Excellence JourneySeta Wicaksana
 
Business Strategy Creating and Sustaining Competitive Advantages
Business Strategy Creating and Sustaining Competitive AdvantagesBusiness Strategy Creating and Sustaining Competitive Advantages
Business Strategy Creating and Sustaining Competitive AdvantagesSeta Wicaksana
 
Strategic Management Organization objective with Appreciative Inquiry
Strategic Management Organization objective with Appreciative InquiryStrategic Management Organization objective with Appreciative Inquiry
Strategic Management Organization objective with Appreciative InquirySeta Wicaksana
 
Developing Organization's Vision, Mission and Values
Developing Organization's Vision, Mission and ValuesDeveloping Organization's Vision, Mission and Values
Developing Organization's Vision, Mission and ValuesSeta Wicaksana
 
The Future of Business, Organization and HRM
The Future of Business, Organization and HRMThe Future of Business, Organization and HRM
The Future of Business, Organization and HRMSeta Wicaksana
 
Transformasi menuju SDM Unggul dalam Era VUCA
Transformasi menuju SDM Unggul dalam Era VUCATransformasi menuju SDM Unggul dalam Era VUCA
Transformasi menuju SDM Unggul dalam Era VUCASeta Wicaksana
 
Using Workload Analysis for Manpower Planning
Using Workload Analysis for Manpower PlanningUsing Workload Analysis for Manpower Planning
Using Workload Analysis for Manpower PlanningSeta Wicaksana
 
The Talent Management Navigator Performance Management
The Talent Management Navigator Performance ManagementThe Talent Management Navigator Performance Management
The Talent Management Navigator Performance ManagementSeta Wicaksana
 
Integrating Talent Management Practices
Integrating Talent Management PracticesIntegrating Talent Management Practices
Integrating Talent Management PracticesSeta Wicaksana
 
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through coaching
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through coachingChanging Group to High Performing Teams with SOBATWAY through coaching
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through coachingSeta Wicaksana
 
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through Leading
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through LeadingChanging Group to High Performing Teams with SOBATWAY through Leading
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through LeadingSeta Wicaksana
 
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through Participating
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through ParticipatingChanging Group to High Performing Teams with SOBATWAY through Participating
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through ParticipatingSeta Wicaksana
 
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY (Intro)
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY (Intro)Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY (Intro)
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY (Intro)Seta Wicaksana
 
SMART dalam Mengelola Proyek (Project Management)
SMART dalam Mengelola Proyek (Project Management)SMART dalam Mengelola Proyek (Project Management)
SMART dalam Mengelola Proyek (Project Management)Seta Wicaksana
 
Sehat Mental dalam Perubahan dengan SOBATWAY
Sehat Mental dalam Perubahan dengan SOBATWAY Sehat Mental dalam Perubahan dengan SOBATWAY
Sehat Mental dalam Perubahan dengan SOBATWAY Seta Wicaksana
 

Más de Seta Wicaksana (20)

Organizational Transformation Lead with Culture
Organizational Transformation Lead with CultureOrganizational Transformation Lead with Culture
Organizational Transformation Lead with Culture
 
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiPerspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
 
Organizational Structure Running A Successful Business
Organizational Structure Running A Successful BusinessOrganizational Structure Running A Successful Business
Organizational Structure Running A Successful Business
 
Ten Organizational Design Models to align structure and operations to busines...
Ten Organizational Design Models to align structure and operations to busines...Ten Organizational Design Models to align structure and operations to busines...
Ten Organizational Design Models to align structure and operations to busines...
 
Understanding Business Function and Business Process
Understanding Business Function and Business ProcessUnderstanding Business Function and Business Process
Understanding Business Function and Business Process
 
HC Company Profile 2024 Excellence Journey
HC Company Profile 2024 Excellence JourneyHC Company Profile 2024 Excellence Journey
HC Company Profile 2024 Excellence Journey
 
Business Strategy Creating and Sustaining Competitive Advantages
Business Strategy Creating and Sustaining Competitive AdvantagesBusiness Strategy Creating and Sustaining Competitive Advantages
Business Strategy Creating and Sustaining Competitive Advantages
 
Strategic Management Organization objective with Appreciative Inquiry
Strategic Management Organization objective with Appreciative InquiryStrategic Management Organization objective with Appreciative Inquiry
Strategic Management Organization objective with Appreciative Inquiry
 
Developing Organization's Vision, Mission and Values
Developing Organization's Vision, Mission and ValuesDeveloping Organization's Vision, Mission and Values
Developing Organization's Vision, Mission and Values
 
The Future of Business, Organization and HRM
The Future of Business, Organization and HRMThe Future of Business, Organization and HRM
The Future of Business, Organization and HRM
 
Transformasi menuju SDM Unggul dalam Era VUCA
Transformasi menuju SDM Unggul dalam Era VUCATransformasi menuju SDM Unggul dalam Era VUCA
Transformasi menuju SDM Unggul dalam Era VUCA
 
Using Workload Analysis for Manpower Planning
Using Workload Analysis for Manpower PlanningUsing Workload Analysis for Manpower Planning
Using Workload Analysis for Manpower Planning
 
The Talent Management Navigator Performance Management
The Talent Management Navigator Performance ManagementThe Talent Management Navigator Performance Management
The Talent Management Navigator Performance Management
 
Integrating Talent Management Practices
Integrating Talent Management PracticesIntegrating Talent Management Practices
Integrating Talent Management Practices
 
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through coaching
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through coachingChanging Group to High Performing Teams with SOBATWAY through coaching
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through coaching
 
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through Leading
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through LeadingChanging Group to High Performing Teams with SOBATWAY through Leading
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through Leading
 
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through Participating
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through ParticipatingChanging Group to High Performing Teams with SOBATWAY through Participating
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through Participating
 
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY (Intro)
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY (Intro)Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY (Intro)
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY (Intro)
 
SMART dalam Mengelola Proyek (Project Management)
SMART dalam Mengelola Proyek (Project Management)SMART dalam Mengelola Proyek (Project Management)
SMART dalam Mengelola Proyek (Project Management)
 
Sehat Mental dalam Perubahan dengan SOBATWAY
Sehat Mental dalam Perubahan dengan SOBATWAY Sehat Mental dalam Perubahan dengan SOBATWAY
Sehat Mental dalam Perubahan dengan SOBATWAY
 

Teori Holland tentang Karir dan Pendekatan SDS

  • 2. Latar Belakang Teori John L.Holland mengembangkan teori karir berdasarkan pengalamannya di dunia militer Menurutnya individu dapat diklasifikasikan menjadi beberapa tipe] Mengembangkan instrumen sendiri yang disebut dengan : - Vocational Preference Inventory (VPI) - Self Directed Search (SDS) - My Vocational Situation (MVS) - Vocational Exploration and Insight Kit (VEIK)
  • 3. 6 tipe manusia • Realistic : lebih memilih manipulasi sistematik terhadap mesin, alat dll • Investigative : cenderung analitis, selau ingin tahu, metodikal dn tepat. Kurang dapat memimpin. • Artistic : cenderung ekspresif, original, introspektif. Kurang teratur dan orientasi pada seni • Sosial : membantu orang lain, fleksibel, dan menghindari sesuatu yang mekanistis • Enterpising : pekerjaan yang memanipulasi orang lain shg. Tujuan ekonomis tercapai • Conventional : senang pada pek. Data atau administrasi.
  • 4. Structural -Interactive • Pemilihan pekerjaan merupakan ekspresi dari kepribadian dan bukan pemilihan secara acak walaupun kesempatan juga berperan. • Individu yang memiliki pekerjaan yang sama, memiliki kerpibadian yang sama dan sejarah perkembangan yang sama pula • Karena mereka memiliki kepribadian yang sama maka akan berespon dengan cara yang sama terhadap situasi dan masalah • Prestasi, stabilitas dan kepuasan dalam pekerjaan tergantung bagaimana hubungan antara kepribadian dengan lingkungan pekerjaan
  • 5. Realistik Investigatif Conventional artistik Enterprising Sosial
  • 6. Hexagon Model Hexagon mempresentasikan hubungan antara konstruk dalam teori Holland. Gunanya untuk memahami teori, instrumen dan sistem klasifikikasi. Setiap tipe tampil dalam satu poin hexagon Manfaatnya untuk menunjukkan kesamaan psikologis antara berbagai tipe. Ada 5 konsep kunci untuk melengkapi asumsi dasar yang dibuat Holland yaitu : konsistensi, diferensiasi,identitas, kongruen, kalkulus.
  • 7. Konsistensi - Diterapkan untuk tipe kepribadian maupun lingkungan - bebrapa pasang tipe mempunyai kesamaan dibanding kan dengan yang lain. Mis. Tipe artistik dan sosial lebih mempunyai banyak kesamaan dibandingkan dgn investigtif dgn enterprising - satu dari fungsi hexagon adalah menentukan tgkt konsistensi kepribadian. Mis. RIC lbh konsisten diban dingkan RES - cara yang mudah untuk mengoperasikan konsistensi yi.dgn.gunakan dua huruf dari kode holland. Yi: High consistency : 2 huruf pertama berdampingan (adjacent) (RI atau SE) Medium consistency ; huruf lain di antara dua huruf pertama dari kode person ( RA atau SC) Low consistency : dua huruf pertama kode dipisahkan oleh dua huruf ( RS atau AC )
  • 8. Diferensiasi - ada individu atau lingkungan yang sangat murni yaitu menonjol dalam satu tipe tertentu, sedangkan ada individu /lingkungan yang relatif sama pada bbrp tipe. Individu/lingkungan yang menunjukkan kesama an pada semua tipe dianggap tidak terdiferensiasi. Diferensiasi untuk manusia ditentukan oleh profil SDS atau VPI - Skor untuk 6 tipe dipakai untuk mengoperasikan de finisi diferensiasi yang paling sederhana yaitu : meng kurangi skor tertinggi dengan skor terendah.
  • 9. Identitas - Bagi manusia identitas adalah gambaran stabil dan jls tentang tujuan-tujuan, minat-minat dan bakat-bakat yang dimiliki. Bagi lingkungan, identitas yaitu penorga- nisasian tujuan-tujuan, tugas dan rewards yang jelas, stabil dan terintegrasi. - The Vocational Identity Scale of MVS dugynakan untuk mengukur konstruk ini pada manusia. Mis. Individu dgn. skor rendah pada alat ini memilki banyak accupational goal - Identitas lingkungan kebalikannya berhubungan dengan jumlah pekerjaan yang berbeda dalam sebuah setting. Mis. SD mempunyai 5 pekerjaan maka setting memiliki identitas 1/5 atau 20
  • 10. Kongruen - Perbedaan tipe membutuhkan perbedaan lingkungan - Ketika individu bekerja atau tinggal di lingkungan yg tipenya sama dengan tipe dirinya maka hal itu disebut kongruen - Individu artistik bekerja atau tinggal di lingkungan konvensional maka tidak kongruen - Hexagon dapat digunakan untuk menentukan tingkat kongruen antara tipe individu dan lingkungan :  sempurna : tipe realistik berada dalam lingkungan realistik next-highest degree of congruence tipe kepribadian yang ber dampingan terhadap tipe lingkungan, misalnya realistik bekerja di lingkungan investigatif  least degree of congruence : tipe yang berlawanan spt dalam hexagon
  • 11. Kalkulus - haxagon menyediakan grafik yang merepresentasikan tingkat konsistensi dalam atau antara sorang manusia atau sebuah lingkungan ; - hexagon juga menjelaskan hubungan –hubungan inernal dari teorinya.
  • 12. Self Directed Search  Disusun pertama kali th 1971 dan direvisi 1985  Bentuknya lembar kerja yang digunakan sekali, diskor oleh klien dan memililki booklet yang dapat digunakan kembali  Lembar kerja : - diawali bagian tg pekerjaan yang diangan-angankan - berkaitan dengan kegiatan, kompetensi, sikap terhadap pekerjaan tertentu dan perkiraan pribadi terhadap kemampuan. - skor kasar dikonversi ke dalam three-letter summary code, yang menunjukkan style yang diinginkan. - urutan ketiga huruf tersusun sec.hirarkhir dimana huruf -huruf terdepan merupakan keinginan plg kuat terhadap tipe tertentu - Dalam menginterpretasikan konselor harus ingat the rule of 8 - dengan summary code dimungkinkan hubungan antara lembar kerja dengan booklet. Manual SDS Holland memberikan daftar pekerjaan yang diurutkan berdasarkan alphabet seperti yang tercantum dalam booklet. - booklet terdiri dari 1156 pekerjaan yang paling diinginkan di USA dan setiap pekerjaan memiliki nomor yang terdiri dari 6 digit yang disesuaikan dengan Dictionary of Occupational Titles (US Employment Service, 1977) yg memungkinkan eksplorasi lebih lanjut. - setiap jenis pekerjaan memiliki satu nomor indeks dr tk pendidikan yg diharapkan dari setiap pekerjaan
  • 13.  SDS –Computer version juga telah dikembangkan oleh Holland dengan memiliki beberapa kelebihan yaitu : - SDS-CV menilai bagian pekerjaan yang diangan-angankan seara terpisah shg klien dan konselor dapat menentukan apakah ada ketidak sesuaian antara skor dengan summary code sebagai periangatan terhadap instrumen - Level 0f Vocational Identity, the level of congruence dan derajat konsistensi serta diferensiasi juga termasuk di dalamnya serta laporan interpretasi (utk klien) dan kesimpulan profesional (utk konselor) dapat dicetak - SDS-CV merupakan sistem yg interakaktif, mengeliminasi kemungkinan adanya kesalahan aritmatika serta mengurangi waktu administrasi dan skoring - Konselor menyerahkan kepada klien untk mencari sendiri melalui Occupation Finder Booklet untuk pekerjaan yang sesuai dengan setiap summary code. Kemudian konselor mendapatkan efisiensi melalui cara ini dan keakuratan dari komputer. Krieshok (1987) menyarankan penggunaannya hrus dibawah pengawasan konselor untuk mengurangi salah perhitungan yang dilakukan oleh klien