Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya evangelisasi dan model evangelisasi yang ideal dewasa ini, khususnya melalui pembentukan komunitas-komunitas kecil dimana anggotanya dapat mengalami kehadiran Tuhan dan mempraktekkan iman melalui perbuatan."
1. Pelajaran 1
EVANGELISASI OIKOS
A. Evangelisasi
1. Pentingnyas Evangelisasi
2. Kebutuhan Evangelisasi Saat ini
3. Model Evangelisasi yang ideal dewasa ini
B. Evangelisasi Oikos
1. Apakah “Evangelisasi Oikos” itu.
2. Evangelisasi Oikos dalam Kitab Suci
3. Keuntungan Evangelisasi Oikos
4. Proses Evangelisasi oikos
5. Momen Penting dalam Evangelisasi Oikos
C. 1. Refleksi
2. Bahan Diskusi
3. Bahan Studi
4. Survei Pribadi
5. Tugas
1
2. “Kami ingin menegaskan sekali
lagi bahwa tugas evangelisasi
semua orang menjadi bagian
penting misi gereja”
-Paus Paulus VI-
Gereja masa depan ialah gereja yang
dibangun
dari bawah oleh komunitas dasar
-Karl Rahner-
2
3. EVANGELISASI OIKOS
A. Evangelisasi
Evangelisasi atau Penginjilan berarti membawa Kabar Gembira ke
dalam seluruh lapisan hidup manusia dan memperbaharui manusia dari
dalam.1 Evangelisasi juga mempunyai maksud secara explisit yaitu secara
terang-terangan mewartakan Kabar Gembira dan mengajak orang-orang
untuk mengalami pertobatan yang dapat merubah hidupnya.
A.1 Pentingnya Evangelisasi.
Evangelisasi merupakan tugas perutusan yang diamanatkan oleh
Yesus sendiri sebelum kenaikanNya ke surga: “KepadaKu telah diberikan
segala kuasa di surga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua
bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan
Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah
Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa
sampai kepada akhir zaman.” Mat.28:18-20. Kata-kata kunci: “Pergilah.,
Jadikanlah muridKu.., Baptislah.., Ajarlah.., Ketahuilah..!”
Kita dipanggil untuk pergi ke dalam dunia yang penuh ketegangan, luka-
luka dan dosa serta membawa kembali domba-domba yang sesat dan
kelaparan. Paulus sendiri sungguh-sungguh menyadari akan tugas ini.
“Jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk
memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika
aku tidak memberitakan Injil.” I Kor.9:16. Kata-kata Paulus ini
dibuktikannya dengan gigih memberitakan Injil, walaupun harus menderita,
dipenjara, bahkan dihukum mati pancung kepala. Bagi Paulus “hidup
adalah Kristus mati adalah keuntungan“ Flp.1:21. Di tengah dunia dewasa
ini evangelisasi merupakan suatu kebutuhan yang sangat mendesak.
Pada jaman gereja awali, evangelisasi merupakan hal yang ter-
penting. Waktu itu orang kristen menganggap dirinya sebagai umat yang
“diutus”, sebagai terang dan ragi. Mereka tahu bahwa gereja “ada” karena
umat terlibat dalam evangelisasi, seperti api “ada” karena menyala.
Demikian juga gereja ada karena umatnya menyala-nyala oleh Roh Kudus
dalam penginjilan. Hasilnya meskipun ditengah-tengah kesulitan, dalam
waktu singkat kekristenan dapat menaklukkan sebuah kekaisaran romawi.
1
Evangelii Nuntiandi 18.
3
4. Fakta historis yang sudah berlangsung selama 2000 thn
membuktikan bahwa agama kristen mampu mengubah suatu masyarakat,
mampu mengubah kehidupan suatu negara atau bahkan negara-negara.
Perubahan itu tidak terjadi lewat deklarasi prinsip-prinsip yang disebar-
luaskan melalui media komunikasi, pernyataan-pernyataan ataupun dialog
dengan para penguasa politik, melainkan melalui kuasa cinta kasih dan
evangelisasi yang mengubah hati manusia. Pada awalnya manusia-manusia
itu tersentuh oleh cinta kasih Tuhan dan kuasa Injil sehingga hidupnya
berubah, sesudah itu masyarakat sipil mengikuti perubahan dengan
mengubah hukum-hukumnya. Perubahan yang radikal dari hatilah yang
akan mampu mengalahkan kondisi-kondisi penghambat yang ada dalam
masyarakat yang bukan kristen atau yang sudah bukan kristen lagi. Hal itu
dapat terwujud apabila ada semangat evangelisasi dalam gereja.
Pada tahun 1974 Paus Paulus VI telah mengungkapkan kebutuhan
akan penginjilan dalam ensiklik “Evangelii Nuntiandi” yang berisi tentang
evangelisasi dalam dunia modern. Kemudian dalam pelbagai kesempatan
Paus Yohanes Paulus II telah berkali-kali menekankan akan perlunya suatu
Evangelisasi Baru yang bersifat langsung. Evangelisasi Baru berbeda
dengan Evangelisasi Indirek yang pada beberapa dekade yang lalu di-
mengerti dan ditekankan sebagai penginjilan tanpa pewartaan, tetapi
penginjilan melalui karya-karya sosial dan karitatif. “Evangelisasi Baru”
berarti baru dalam cara, baru dalam semangat, baru dalam subjeknya dan
baru dalam sasaran. Sasaran evangelisasi baru adalah orang kristen yang
kehidupannya bukan kristen lagi, sehingga pada mereka perlu diadakan
penginjilan kembali atau re-evangelisasi. Akan tetapi tidak menutup
kesem-patan untuk evangelisasi bagi mereka yang belum mengenal Kristus.
Fakta di Amerika hanya ada 12% dari orang-orang yang beragama yang
sungguh-sungguh berdedikasi spiritual tinggi. Orang-orang lain pada
umumnya tidak begitu berbeda dengan orang-orang yang tidak beragama
atau kafir, namanya saja yang kristen tapi perbuatan, cara hidup dan cara
berpikirnya masih kafir. Akan tetapi mereka yang berdedikasi spiritual
tinggi itu semangat evangelisasinya sangat kecil. Menurut statistik,
kehidupan orang-orang yang berdedikasi spiritual tinggi tersebut adalah:
• mereka lebih puas dengan keadaan hidupnya
• mereka jauh lebih bahagia daripada orang-orang lain
• mereka lebih mengutamakan hidup keluarga
• mereka lebih dapat menghargai suku dan agama lain
• mereka juga sungguh memperhatikan perbaikan masyarakat.
• Mereka melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan karitatif.
4
5. A.2 Kebutuhan Evangelisasi saat ini.
Dewasa ini, sekurang-kurangnya sejak beberapa abad yang lalu,
penginjilan dalam gereja Katolik diartikan sebagai misi. “Misi” berarti
suatu kegiatan penginjilan di tanah orang non kristen atau di pelosok-
pelosok negeri atau di bagian kota yang kotor. Misi ini dipandang sebagai
pekerjaan orang-orang tertentu yaitu imam, biarawan-biarawati ataupun
katekis, bukan oleh anggota gereja biasa. Sesungguhnya Misi itu
merupakan ciri khas gereja. Gereja tidak mungkin ada dan berkembang
tanpa misi atau evangelisasi itu. Persoalannya adalah bagaimana kita dapat
menyadari bahwa gereja itu adalah misi dan umatnya adalah misionaris.
Padahal oleh pembaptisan setiap orang mengambil bagian dalam imamat
Kristus, dalam perutusanNya sebagai nabi dan raja. 2 Yang disebut
misionaris bukan hanya orang-orang tertentu tetapi setiap anggota gereja.
Gereja saat ini membutuhkan anggota-anggota yang dapat
memberikan kesaksian yang efektif tentang imannya dalam perkataan dan
perbuatan, jika berhadapan dengan dunia yang tidak beriman ini. Gereja
membutuhkan umat kristen yang tahu bahwa mereka sedang berperang
untuk keselamatan jiwa-jiwa manusia, yang tahu juga bahwa untuk dapat
menjalankannya mereka harus memasuki komunitas supaya dapat
dilengkapi. Karena tidaklah mungkin mereka dapat mewartakan Kristus
tanpa bantuan orang lain, tanpa komunitas. Yesus melalui gerejaNya sangat
mengharapkan umatnya untuk mencari kesempatan membawa Injil Kristus
kepada orang-orang yang tidak percaya dan tidak berdaya. Yesus tidak
mengajak manusia untuk menjadi tokoh dan pendukung suatu lembaga
agama dan mereka hanya seperti domba yang gemuk dan nyaman yang
menerima makanan terus dari gembalanya, tetapi Dia menghendaki supaya
mereka pergi bersama Dia dalam misi untuk menebus dunia. Orang yang
tidak mau mengambil bagian dengan segenap hati dalam misiNya akan
ditinggalkanNya, meskipun mereka antusias terhadap ajaranNya dan
mengagumi kepribadianNya. Tuhan mau menyelamatkan manusia dengan
rela menjadi manusia. Dosa manusia ditebus oleh manusia Yesus yang
merupakan penjelmaan Allah itu sendiri. Dengan demikian kita dapat
melihat bahwa Allah mau menyelamatkan manusia melalui manusia pula.
Dengan kerelaan untuk menginjil maka kita dapat mengambil bagian dalam
karya penyelamatan itu. Sesungguhnya hanya Yesus saja yang dapat
menyelamatkan manusia tetapi Dia juga mau melibatkan manusia di dalam
karya penyelamatan itu. Untuk itu Yesus mencari orang-orang yang rela
memberikan diri dan hatinya untuk karya penyelamatan dan selanjutnya
2
Katekismus Gereja Katolik 1268
5
6. diberiNya kekuatan, kemampuan, karunia dan rahmat di dalam pelaksana-
annya. Semuanya itu dikerjakan oleh Roh Kudus, Dialah penggerak utama
karya evangelisasi.
A.3 Model Evangelisasi yang ideal dewasa ini
Tujuan penginjilan sesungguhnya adalah pertobatan. Tetapi ini
bukan berarti mempertobatkan orang secara dangkal, seperti yang sering
terjadi bahwa orang bertobat hanya sampai pada tahap emosional saja atau
hanya sampai pada kulit saja. Pertobatan yang hanya sampai tahap ini
mudah luntur sehingga semangat berimannya berangsur-angsur hilang dan
akhirnya orang tersebut meninggalkan Tuhan dan gerejaNya. Yang
diharapkan dalam penginjilan ialah mempermudah proses pertobatan
seseorang untuk sampai pada pertobatan sesungguhnya. Maksud dari
“pertobatan sesungguhnya” adalah setelah penghayatan bertahap yang
diawali pengalaman perjumpaan dengan Allah, pada gilirannya orang
tersebut boleh mempertobatkan orang lain melalui kesaksian hidup,
pengalaman iman dan juga pengetahuannya akan kebenaran. Akhirnya
pertobatan itu bukan saja dalam relasinya dengan Tuhan tetapi harus juga
bertobat dalam relasinya dengan sesama manusia, masyarakat dan dunia.
Itulah sasaran evangelisasi di dunia yang sulit dewasa ini. Pertobatan
seperti ini akan mampu merubah dunia. Hal itu sudah dilaksanakan oleh
umat gereja awali, yang dalam waktu relatif singkat mampu mempertobat-
kan satu kekaisaran romawi sehingga dalam jangka waktu dua abad lebih
hampir semua Eropah menjadi kristen. Pertobatan yang sesungguhnya itu
merupakan suatu proses. Pertama-tama orang dibawah pada pengalaman
perjumpaan dengan Allah yang menyadarkan akan Cinta Tuhan sehingga
memungkinkan dia terbuka terhadap Roh Kudus dan Roh Kudus itu dapat
berkarya secara bebas. Pengalaman perjumpaan itu masih merupakan awal
hidup baru di dalam Roh Kudus. Selanjutnya hidup baru itu masih perlu
ditumbuhkan melalui latihan-latihan rohani dan kesetiaan dalam kasih
persaudaraan dalam suatu komunitas. Untuk dapat tumbuh dalam hidup
rohani maka lingkungan hidup itu sangat mempengaruhi. Lingkungan
hidup rohani yang baik akan memberikan pengaruh hidup rohani yang baik
pula pada orang di sekitarnya. Yang dimaksudkan dengan lingkungan
hidup itu adalah komunitas. Komunitas adalah tempat pembelajaran,
tempat pelaksanaan praktek iman sehingga iman bukan hanya sampai pada
akal budi tapi dapat diwujutkan dalam perbuatan. Sesungguhnya Yesus
datang ke dunia pertama-tama mendirikan komunitas para rasul sebagai
pondasi-pondasi gereja. Dalam komunitas ini Yesus memberikan perhatian-
6
7. nya secara khusus, mengajar murid-muridNya, memberikan waktu untuk
mereka. Dalam komunitas kecil ini murid-murid Yesus dapat mempraktek-
kan iman dalam perbuatan serta mewujutkan kasih dalam tindakan. Itulah
cara evangelisasi yang diajarkan oleh Yesus, dan cara ini pula yang dipakai
oleh penerus-penerusNya yang walaupun tanpa rumah ibadat, mereka dapat
terus bertumbuh dalam kualitas iman maupun dalam kuantitas.
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa tujuan evangelisasi dewasa
ini adalah membentuk komunitas-komunitas orang beriman, di mana
orang dapat secara nyata mengalami kuasa cinta Allah, mengalami
kehadiran Roh Kudus yang memperkuat persaudaraan kristiani di antara
mereka, serta menghayati karya penyelamatan Allah dalam Ekaristi dan
sakramen-sakramen. Setelah mengalami lebih dahulu pengalaman akan
Allah, akhirnya mereka dapat membawa orang lain pada pengalaman yang
sama. Komunitas-komunitas seperti itu akan mampu mempengaruhi secara
mendalam kehidupan para anggotanya dan mengubah cara hidup mereka.
Adanya komunitas-komunitas seperti itulah yang merupakan syarat untuk
evangelisasi yang sejati dewasa ini.
Rupanya sesuatu yang menggembirakan sementara terjadi di dalam
gereja Katolik dewasa ini. Di mana-mana muncul komunitas-komunitas
baru, baik komunitas religius maupun komunitas awam di pelbagai tempat
dan bagian dunia ini: di Afrika, Amerika Selatan, Amerika Utara, Asia dan
Eropah. Pada Pentakosta 1998 berkumpullah sekitar 500.000 orang anggota
komunitas-komunitas baru dari pelbagai dunia. Karena itu Sri Paus
Yohanes Paulus II berkata, bahwa suatu musim semi baru sudah mulai
dalam Gereja, tanda-tandanya yang pertama sudah kelihatan. Selanjutnya
berbicara tentang gerakan-gerakan dan komunitas-komunitas baru tersebut
Paus Yohanes Paulus II melihat semua itu sebagai suatu karunia Allah bagi
Gereja dan dunia, khususnya untuk karya evangelisasi: “Gerakan-gerakan
itu merupakan suatu karunia sejati dari Allah untuk evangelisasi baru dan
untuk aktivitas misioner yang sesungguhnya. Jadi saya menganjurkan agar
supaya gerakan-gerakan baru itu diperkembangkan dan supaya orang
minta bantuan mereka untuk memberikan kekuatan dan semangat,
khususnya pada orang-orang muda untuk hidup kristiani dan karya
evangelisasi, dalam suatu pandangan yang lebih pluralistik dalam bentuk
persekutuannya dan dalam ekspresinya.”3 Para uskup Italia telah
melakukan suatu terobosan baru dalam kesadaran mereka untuk karya
evangelisasi ini lewat pengakuan mereka akan rahmat dan karunia Roh
Kudus yang diberikan kepada komunitas-komunitas awam dan meng-
3
Redemtoris Missio no.72
7
8. undang mereka untuk melibatkan diri secara lebih mendalam lagi:
“Pesekutuan kaum awam merupakan suatu realitas wajib untuk
evangelisasi baru dan karenanya harus semakin membuka diri dengan
besar hati untuk karya misi, lebih-lebih karena kita melihat usaha-usaha
yang semakin nyata untuk menyingkirkan iman dan nilai-nilai kristiani
dari kehidupan masyarakat, juga dalam negara kita (maksudnya Italia)”. 4
Komunitas Tritunggal Mahakudus khususnya para pelayan-nya
sesuai dengan visi dan misi komunitas sangat diharapkan untuk mengambil
bagian secara optimal di dalam evangelisasi ini dengan sungguh-sungguh
berpegang pada Kitab Suci, Iman Katolik dan Statuta KTM. Hendaklah
dengan berani dan semangat berkobar-kobar yang dinyalakan oleh Roh
Kudus yang merupakan penggerak utama dari evangelisasi ini, setiap insan
KTM mengambil langkah yang pasti untuk terjun dalam penginjilan ini
dimana petunjuk-petunjuk dan caranya dijelaskan dalam program pem-
binaan ini.
B. Evangelisasi Oikos
Umat dewasa ini sering berpendapat bahwa penginjilan adalah suatu
pekerjaan pelayanan yang hanya dikerjakan oleh orang-orang tertentu.
Gereja dewasa ini sudah kehilangan semangat penginjilan yang digunakan
oleh gereja awali, yang dalam penginjilannya memakai sarana yang
sederhana yaitu cara alami. Strategi penginjilan cara alami ini disebut
strategi oikos. Kata Oikos berasal dari bahasa Yunani yang berarti rumah
tangga atau keluarga atau sekelompok orang di dalam rumah.
B.1 Apakah “Evangelisasi Oikos” Itu
Evangelisasi oikos ialah penginjilan yang menggunakan strategi
hubungan pribadi dengan sesama, atau strategi keluarga. Arti kata keluarga
menurut para misionaris kristen adalah siapa saja yang dapat ditemukan
dalam kehidupan sehari-hari, yaitu keluarga kita sendiri atau hubungan
darah, bawahan atau karyawan, langganan atau rekan bisnis, teman sehobi,
teman kerja dan tetangga. Kepada merekalah terang injil itu dapat
diwartakan khususnya mereka yang dalam kegelapan.
Gereja Awali tidak melakukan evangelisasi dengan KRK yang
mengumpulkan umat yang banyak. Mereka tidak mengantar jemput orang
4
Le Aggregazioni Laicali nella Chiesa, dikutip dalam: Don Giuseppe, oc h 41
8
9. ke gereja atau membawa anak-anak ke Sekolah Minggu dan memberi kue
pada akhir acara. Tetapi sejarah gereja dan kitab suci mengatakan bahwa
gereja awali tumbuh melalui sarana alami yaitu evangelisasi oikos. Yesus
memanggil Petrus dan Andreas ketika mereka sedang menebarkan jala di
danau (Mrk 1:16). Demikian pula Yohanes dan Yakobus ketika mereka
sedang membereskan jala (Mrk 1:19-20). Matius dipanggil Yesus ketika ia
sedang bekerja di rumah cukai (Mat 9:9). Mereka dipanggil Yesus bukan di
sinagoga tetapi ketika mereka sedang bekerja, di tempat kehidupan mereka
sehari-hari. Konsep evangelisasi oikos mengatakan bahwa tempat yang
paling efektif untuk pelayanan ialah kehidupan sehari-hari. Sarana-sarana
alami yang disediakan Allah untuk evangelisasi ialah menggunakan
hubungan dengan sesama.
B.2 Evangelisasi Oikos dalam Kitab Suci
• Kisah 10 dan 11 (tentang Kornelius).
Dalam Kisah 10:2 dituliskan: “Ia serta seisi rumahnya (oikos) saleh
dan takut akan Allah.” Seorang malaikat Allah berkata kepada
Kornelius untuk mendatangkan Petrus dan “ia akan menyampaikan
suatu berita kepada kamu, yang akan mendatangkan keselamatan
bagimu dan bagi seluruh isi rumahmu (oikos)” (11:14). Ketika Petrus
sampai di rumah Kornelius (Kis 10:24), Kornelius “sedang menanti-
kan sanak saudaranya dan sahabat-sahabatnya.” Oikos anda adalah
orang-orang yang sering bertemu dengan anda.
• Lukas 8:26-39, kisah orang yang kerasukan setan.
Setelah Yesus menyembuhkan orang itu, ia meminta pada Yesus
agar boleh menyertaiNya (ayat 38). Tetapi Yesus berkata kepadanya
“pulanglah ke rumahmu dan ceritakanlah segala sesuatu yang telah
diperbuat Allah atasmu” (ayat 39). Selanjutnya dikatakan bahwa
orang itu pergi mengelilingi seluruh kota dan memberitahukan
kepada anggota oikosnya tentang Yesus.
• Lukas 5:27-32
Dalam perikop ini diceritakan bahwa Yesus bertemu dengan seorang
pemungut cukai yang bernama Lewi dan memintanya untuk menjadi
muridNya. Lewi segera mengikuti Yesus lalu ia mengadakan
perjamuan makan yang besar dan mengundang anggota oikosnya
yaitu sejumlah besar pemungut cukai dan orang-orang lain turut
makan bersama-sama dengan Yesus (Lk.5:29). Karena Lewi adalah
seorang pemungut pajak yang dibenci orang, maka teman-temannya
9
10. ialah para pemungut pajak dan “orang-orang berdosa” lainnya.
Dalam hal ini ia melayani oikosnya.
• Lukas 19:9, Zakeus membawa Yesus ke rumahnya dan seluruh isi
rumahnya (oikos) diselamatkan (Luk 19:9) ;
• Yoh.1:35-42, Andreas bertemu dengan Yesus.
Ia segera membawa salah seorang anggota oikosnya (Simon) kepada
Yesus (Yoh.1:40-42)
• Yoh.1:44-45, Filipus setelah bertemu dengan Yesus memanggil
Natanael.
• Yoh.4:50-53, anak seorang pegawai istana disembuhkan Yesus dan
dikatakan di situ bahwa “seluruh isi rumahnya (oikos) menjadi
percaya (ayat 53).”
B.3 Keuntungan Evangelisasi Oikos
1. Merupakan cara alami untuk menjangkau orang lain.
Orang-orang yang akan diinjili tidak perlu dicari lagi, karena
hubungan dengan orang-orang yang akan diinjili sudah ada, tinggal
memanfaatkan hubungan itu untuk mewartakan Injil. Sehingga
istilah yang dapat dipakai dalam evangelisasi oikos ini ialah bukan
“pergi untuk menginjil” tetapi “menginjil ketika pergi”.
2. Merupakan cara yang paling banyak menghasilkan buah dalam
pewartaan.
Semakin kita dekat dengan seseorang, kita semakin mempunyai
banyak kesempatan untuk membawa pengaruh dalam hidup mereka.
Kesempatan paling baik untuk evangelisasi adalah jika teman-teman
atau anggota keluarga kita yang mengatakan, “Kenapa anda begitu
memperhatikan saya”; “Kenapa hidupmu berubah”.
3. Sumber kontak itu terus bertambah.
Kalau ada 20 orang dalam oikos kita, maka kita akan mempunyai
400 kontak melalui orang-orang dalam oikos kita.
4. Memungkinkan orang mengalami kepuasan pribadi yang besar.
Merupakan sesuatu yang menyenangkan apabila ada orang yang
ingin mengenal Kristus. Tetapi akan ada kegembiraan khusus kalau
kita melihat orang-orang yang sudah kita doakan dengan penuh kasih
dalam waktu yang cukup lama mau menerima Kristus dan tumbuh
secara rohani. Rasul Yohanes mengatakan, “Bagiku, tidak ada
10
11. sukacita yang lebih besar daripada mendengar bahwa anak-anakku
hidup dalam kebenaran” (III yoh 4).
5. Memberikan kesempatan pembinaan lanjut yang lebih efektif.
Hubungan sudah terbina dengan baik, akan memudahkan
komunikasi. Banyak orang non Kristen tetap non Kristen karena
mereka tidak mengenal satu orang Kristen.
B.4 Proses Evangelisasi oikos
Karena evangelisasi oikos memanfaatkan hubungan yang sudah ada
maka dibawa ini dijelaskan enam tahap evangelisasi dalam menjalin
hubungan dengan orang lain:
Tahap Pertama–Melayani (perhatian dan kesaksian hidup).
Suatu kesadaran hakiki adalah “kalau kita melayani orang lain, maka
yang kita layani ialah Yesus. Kalau kita memberi kesaksian hidup maka
kita menyaksikan Yesus yang hidup dalam diri kita”. Dengan melayani
orang-orang di sekitar kita, berarti kita membangun persahabatan yang
nantinya akan dapat dipakai untuk mewartakan Injil kepada mereka.
Yang perlu kita perhatikan adalah “Orang akan lebih dulu melihat siapa
kita ini sebelum mereka mendengarkan apa yang kita katakan.” Sikap
kita seperti itu akan dapat menimbulkan kepercayaan kepada orang lain.
Tahap Kedua – Sharing
Kalau kita sudah dipercaya, maka perwartaan kita atau kata-kata kita
lebih mudah diterima. Dalam keadaan hubungan yang biasa seperti itulah
evangelisasi itu paling efektif. Kemudian barulah kita dengan penuh
kasih dapat menceritakan kesaksian dan fakta-fakta Injil sejelas mungkin.
Yang perlu kita perhatikan ialah “Kita harus mempunyai keinginan untuk
membagikan iman kita kepada orang-orang di sekitar kita.”
Tahap Ketiga – Menjelaskan
Pada saat kita mulai mewartakan tentang kebenaran kepada seseorang,
mungkin kita akan menerima banyak pertanyaan. Dalam hal ini kita
harus siap untuk menjelaskannya. Ketakutan, kesalah-pahaman, terlalu
teoritis dsb, sering menjadi halangan bagi seseorang untuk menerima
Kristus. Hal-hal itu harus kita tangani dengan hati-hati, tetapi tepat. Tentu
saja hal itu disertai dengan doa.
11
12. Tahap Keempat – Terikat
Pada tahap ini kita menggunakan trik-trik untuk membuat orang itu
merasa terikat dan mau mengabdi kepada Yesus. Kadang-kadang tahap
ini merupakan bagian yang paling sulit, tetapi paling penting. Keterikatan
kepada Kristus merupakan saat yang tepat untuk memulai sesuatu yang
baru. Seseorang akan menjadi terikat kepada Yesus kalau dia senang
dengan Yesus. Untuk sampai pada proses ini tergantung dari kepandaian
kita dalam mewartakan. Kalau dia tidak menyukai pasti dia tidak akan
terikat.
Tahap Kelima – Keterlibatan
Setelah orang itu merasa yakin terhadap Kristus, orang itu dapat diajak
untuk masuk menjadi anggota sel komunitas sebagai peninjau atau calon
anggota. Setelah itu dia diarahkan untuk mengikuti retret awal hidup di
dalam Roh atau seminar hidup baru dalam Roh supaya dapat menerima
baptisan Roh (Doa Pencurahan Roh).
Tahap Keenam – Masuk Gereja dan ambil bagian dalam evangelisasi
Membawa orang tersebut menjadi anggota gereja dengan menerima
baptisan, tentu saja hal ini dilaporkan kepada pastor paroki. Setelah
karunia-karunianya diketahui, maka dia harus didorong untuk melayani,
terlibat dalam pelayanan sebagai suatu tugas yang diberikan kepada
setiap orang otomatis pada saat pembaptisan.
12
13. BOM : PROSES EVANGELISASI OIKOS
Liturgi Pelayanan
PENCURAHAN
ROH KUDUS
Kelas
Pertobatan
Masuk dalam tubuh Diajak masuk ke sel
setelah terikat lebih dalam
Menggunakan jala
dengan berhasil
Dibimbing dengan lemah
lembut Sampai menerima KETERIKATAN Menangani rasa takut,
kesalah pahaman dan
Yesus Sebagai Tuhan luka-luka batin
Menjawab Pertanyaan
MENJELASKAN
Jawabannya
Sh Sharing tentang
selalu YESUS aring tentang Yesus dan fakta-fakta Injil kesaksian Anda
S H A R I N G
Membangun jembatan persahabatan dengan melayani
M E L A Y A N I
Mempunyai
Rumah tangga Lingkungan hati seorang
hamba
Pekerjaan Bepergian
Aku berkata kepada
mu, sesungguhnya se- Gereja Sehobi
gala sesuatu yang kamu
lakukan untuk salah
seorang dari saudaraKu
yang paling hina ini,
Membangun di atas hu- Membuat daftar dan berdoa Evangelisasi
kamu telah melakukan-
bungan yang sudah ada syafaat bagi oikos anda Oikos
nya untuk Aku
13
14. B.5 Momen penting dalam evangelisasi Oikos.
Kehidupan setiap orang ditandai dengan peristiwa-peristiwa apakah
itu peristiwa menyakitkan ataupun membahagiakan. Yang pasti adalah
peristiwa-peristiwa itu sangat berpotensi mempengaruhi pola hidupnya.
Dalam keadaan ini seseorang ataupun keluarga berada dalam keadaan tidak
stabil sehingga sangat membutuhkan sesuatu yang lebih baik. Dalam
kehidupan berkeluarga peristiwa-peristiwa tersebut misalnya: perkawinan,
kelahiran anak, perselingkuhan, perceraian dll. Seorang karyawan meng-
alami peristiwa-peristiwa seperti: Penyesuaian dalam kerja, kesulitan
dengan atasan, perubahan jam kerja, dipecat dll. Lain lagi yang dialami
seorang murid sekolah ataupun mahasiswa.
Jangka waktu ketika pola kelakuan seseorang atau suatu keluarga
mengalami gangguan oleh satu atau beberapa peristiwa yang membutuhkan
tanggapan ekstra disebut Masa Transisi. Pada saat seseorang atau keluarga
berada dalam “Masa Transisi ini” merupakan kesempatan yang paling baik
untuk evangelisasi. Sebaliknya orang yang berada dalam keadaan stabil
dimana dia hanya mengalami sedikit kesulitan atau gangguan dalam pola
hidupnya, dia tidak akan begitu terbuka untuk mengubah gaya hidupnya
secara radikal. Semakin lama tenggang waktu masa transisi seseorang akan
semakin sulit penerimaannya untuk evangelisasi. Dengan kata lain kesem-
patan untuk meng-evangelisasi semakin kecil. Perlu diketahui bahwa
“Masa Transisi” dapat menjadi lebih besar kalau seseorang mengalami
lebih dari satu peristiwa dalam waktu yang sama atau dalam jangka waktu
yang berdekatan (peristiwa beruntun). Misalnya seseorang yang mau
menikah dan juga sedang menghadapi kesulitan dengan atasannya di
kantor. Orang yang mengalami saat-saat seperti ini akan lebih mudah
menerima pendapat atau pelayanan daripada jika masing-masing peristiwa
itu terjadi sendiri-sendiri.
“Berdasarkan pengalaman yang sudah teruji bahwa orang yang tidak
ke gereja lebih mudah menerima perubahan pola hidup daripada orang
yang setia ke gereja, meskipun peristiwa yang dialami sama.”
Karena itu berusahalah untuk mengetahui secepat mungkin masa-
masa transisi yang dialami seseorang ataupun keluarga yang anda kenal.
Sangat perlu juga untuk mempelajari cara-cara pendekatan pada seseorang
sesuai peristiwa yang dialami. Gereja-gereja yang sedang mengalami
pertumbuhan pesat sungguh-sungguh memberikan perhatian besar untuk
penginjilan pada masa-masa transisi ini. Mereka melatih para awam supaya
terampil dalam bidang ini. Mereka menetapkan suatu sistim untuk
14
15. mengenali masa-masa transisi dalam kehidupan orang-orang di sekitar yang
belum mengenal Kristus ataupun mereka yang sudah anggota gereja tetapi
tidak menggereja lagi.
“Menetapkan suatu sistim pelayanan untuk mengenali masa-masa
transisi dan menginjili orang-orang pada masa transisi ini akan
membuka kesempatan besar bagi pertumbuhan sel komunitas dan
bagi gereja lokal.”
Di bawah ini adalah peristiwa-peristiwa yang dapat menyebabkan masa
transisi dalam hidup seseorang atau keluarga. Peristiwa-peristiwa ini
belumlah semua peristiwa, tetapi sudah menyangkut peristiwa-peristiwa
yang penting.
- Kematian suami atau istri
- Perceraian
- Pisah ranjang
- Kematian seorang anggota keluarga dekat
- Sakit atau luka badan
- Perkawinan
- Dipecat dari pekerjaan
- Kehamilan
- Kesulitan dalam hal seks
- Pertambahan anggota keluarga
- Penyesuaian dalam bisnis
- Perubahan dalam keuangan
- Kematian seorang sahabat dekat
- Gadaian atau pinjaman dalam jumlah yang besar
- Anak perempuan atau laki-laki yang meninggalkan rumah
- Kesulitan dengan saudara ipar atau mertua
- Suami atau istri yang mulai bekerja
- Kesulitan dengan atasan
- Perubahan jam kerja atau keadaan
- Pindah rumah
15
16. R e f l e k s i
Pemungutan suara yang dilakukan oleh George Gallup pada
musim semi 1980 menunjukkan suatu fakta yang menarik
tentang orang-orang yang sekarang tidak ke gereja lagi.
“50% orang yang tidak masuk gereja melihat bahwa sebentar lagi
mereka akan menjadi anggota gereja yang aktif.” Mereka sudah
membuat keputusan dalam hati, bahwa mereka akan melangkah
masuk ke dalam Tubuh Kristus. Mereka kira-kira tahu bahwa
mereka harus dan sedang merencanakan akan kembali ke gereja.
Yang harus kita kerjakan adalah memberi semangat dan
mendorong mereka. Mereka menunggu undangan kita.
“Empat dari lima keluarga yang tidak ke gereja menginginkan agar
anak-anak mereka mendapat pendidikan dan bimbingan rohani.”
Jika kita tidak mendapatkan orang tua-nya, mungkin mereka lebih
dari sekadar mau untuk mengijinkan anak mereka dididik. Pada
gilirannya anak-anak mereka yang akan menginjili orang tua-nya.
“Duapertiga dari orang-orang yang tidak ke gereja masih berdoa
kepada Tuhan, percaya bahwa Yesus Kristus itu Putera Allah dan
percaya akan kehidupan setelah kematian.” Orang-orang ini
mungkin mempunyai iman tetapi tidak mempunyai perbuatan.
Mereka dapat digerakkan dengan mudah supaya mereka bertindak
dengan iman dan menjadi pengikut Kristus yang beriman.
Gallup menyimpulkan, “Kita sedang menangani suatu bangsa
yang mempunyai akar yang dalam pada agama. Jika akar itu
16
disirami dengan kebaikan dan kasih, maka akar itu akan
17. menumbuhkan.
Berdasarkan apa yang sudah dibaca di atas, hal-hal apa yang dapat anda
lakukan supaya anda dapat melibatkan orang-orang yang tidak ke gereja
di sekitar anda?
-----------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------
B a h a n D i s k u s i
Bacalah Injil Mat.9:35-38, kemudian jawaban atas
beberapa pertanyaan-pertanyaan di bawah ini
diskusikanlah dalam kelompokmu:
1. Ayat 36 mengatakan bahwa orang banyak yang mengikuti
Yesus itu “lelah dan terlantar seperti domba yang tidak
mempunyai gembala.” Apakah artinya?
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
2. Apakah ini merupakan gambaran yang tepat bagi keadaan
orang sekarang ini? Menurut anda bagaimana? Jelaskan!
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
3. Ayat 37 mengatakan “Tuaian banyak.” Apakah ada
banyak tuaian di sekitar anda? Jika jawaban anda “ya”,
tulislah beberapa hal yang perlu dilakukan supaya tuaian
itu dapat dituai. Jika anda menjawab “tidak”, berikanlah
alasannya mengapa anda berpendapat seperti itu? Apakah
tuaian pada jaman Yesus lebih banyak daripada tuaian
17
18. jaman ini?
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
B a h a n S t u d i
1. Mensharingkan Injil
Apakah anda pernah bertanya pada diri sendiri,
“Mengapa Tuhan menaruh saya di bumi ini?” Sebagai
orang beriman, tidaklah diragukan lagi bahwa salah satu
alasannya ialah untuk membawa orang lain kepada
Kristus. Catatlah pikiran-pikiran pokok ayat-ayat Kitab
Suci di bawah ini:
1. Lukas 19:10, Yesus berbicara setelah Zakheus bertobat
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
2. Yohanes 15:18, Yesus kepada murid-muridNya
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
18
19. 3. Kisah 20:24, Paulus kepada para penatua Efesus
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
4. Kisah 1:8, Yesus kepada para muridNya
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
5. II Tim.4:2, Paulus kepada Timotius
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------
Apakah sekarang anda menyadari tentang pentingnya
mensharingkan Kristus kepada orang lain?
----------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------
2. Melayani
Bacalah Yoh.13:1-17, kemudian garisbawahilah.
1. Empat hal apakah yang diketahui Yesus pada ayat 1-3?
a. ---------------------------------------------------------------------------------------------------------
b. ---------------------------------------------------------------------------------------------------------
c. ---------------------------------------------------------------------------------------------------------
d. ---------------------------------------------------------------------------------------------------------
2. Setelah mengetahui empat hal ini, apa yang dilakukan Yesus
?
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
3. Mengapa Simon Petrus menjawab seperti pada ayat 9?
19
20. ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
4. Mengapa Yesus yang membasuh kaki Yudas itu patut
menjadi perhatian kita ?
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
5. Tulislah tiga orang yang perlu “anda basuh kakinya.” Apa
yang dapat anda lakukan untuk “membasuh kaki mereka.”?
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
6. Apa janji Yesus pada ayat 17 ?
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
S u r v e i p r i b a d i
Membuat Daftar Oikos
Dalam “dunia” anda, ada 20 sampai 30 orang
yang termasuk dalam oikos anda. Orang-orang
ini adalah orang-orang yang sering berhubung-
an dengan anda, mungkin karena hubungan
keluarga, pekerjaan atau berdekatan dengan
rumah anda atau mempunyai hobi yang sama.
Beberapa orang dalam oikos anda itu anda
temui setiap hari. Sebagian besar lainnya anda
temui beberapa kali dalam seminggu.
Isilah daftar 20
oikos di bawah ini dengan nama
orang-orang dalam oikos anda itu. Renungkan-
21. lah kehidupan rohani mereka.
Kelompokkanlah mereka menurut kriteria di
bawah ini (no.1 s/d no.7). Jika anda tidak yakin
akan keadaan rohani mereka, buatlah
perkiraan setepat mungkin
Daftar oikos anda
N Nama-nama Kriteria
Kriteria Nilai:
o
1 1. Tidak sadar akan kebenaran kristen
2 dan tidak tertarik.
3 2. Terbuka untuk mendengar kabar
4 gembira Yesus Kristus.
5 3. Mengerti Injil, tetapi ada halangan
6 untuk dapat melibatkan dirinya
7 4. Sudah siap membuat keputusan
untuk menerima Kristus.
8
5. Kristen tetapi belum tumbuh.
9
6. Orang kristen yang sedang tumbuh.
10
7. Orang kristen dewasa.
11
12
dst
.
21
22. T u g a s
1. Bacalah dan tandailah “Evangelii Nuntiandi no.6-39
2. Tulislah hasil refleksi pribadi.
3. Studi no.1 “Melayani” dan no.2 “Mensharingkan
Injil” jawabannya ditulis dalam lembar tugas.
4. Kerjakan Survei “Membuat daftar oikos”.
5. Cantumkan nama anda pada lembaran-lembaran
jawaban dan kumpulkan pada pengarahan
berikutnya.
22
23. Pelajaran 2
METODE EVANGELISASI OIKOS
A. Mengubah Strategi
B. Memperkenalkan Kristus
1. Memulai Percakapan
2. Memasukkan Kristus dalam Percakapan
3. Empat cara mensharingkan Kristus.
C. Menanggulangi Penolakan
D. Beberapa Pendekatan untuk menjawab keluhan-
keluahan tentang Gereja
E. 1. Refleksi
2. Bahan Diskusi
3. Bahan Studi
4. Survei Pribadi
5. Tugas
23
24. Teknik-teknik evangelisasi itu baik,
Tetapi teknik yang paling canggih sekalipun
Tidak dapat menggantikan karya Roh Kudus yang lembut.
Persiapan yang paling sempurnapun dari seorang evangelis,
Tidak ada efeknya sama sekali tanpa Roh Kudus.
Tanpa Roh Kudus
Skema yang mengandalkan sosiologi atau psikologi
Yang paling canggih sekalipun,
Akan segera tampak tidak ada nilainya.
-Paus Paulus VI-
Kalau komunitas-komunitas dasar
menjadi sungguh-sungguh aktif dan
mengarah keluar kelompok, maka
mereka akan dapat menjadi
pembawa kuasa misioner sejati
bagi gereja masa depan
-Karl Rahner-
24
25. METODE EVANGELISASI OIKOS
A. Mengubah strategi
Apa yang menjadi pusat perhatian gereja dewasa ini? Gereja
memberi perhatian besar pada pembangunan gedung-gedung yang efisien
misalnya gedung gereja, gedung pertemuan untuk dapat menampung
jumlah umat yang besar, dll. Gereja memberikan perhatian pada karya-
karya misioner karitatif berupa kesehatan dengan mendirikan rumah-rumah
sakit, pendidikan dengan sekolah-sekolah yang bermutu, panti-panti asuhan
dan karya-karya sosial lainnya.
Situasi Umat saat ini banyak yang kehausan dan kekeringan,
seolah-olah berada di tengah padang gurun. Tetapi perhatian gereja belum
terarah pada kenyataan ini. Seandainyapun gereja memberi perhatian pada
kebutuhan-kebutuhan rohani atau evangelisasi maka seringkali hal ini
merupakan cara yang bertolak belakang dengan metode evangelisasi yang
diterapkan Yesus yang telah terbukti dipakai oleh gereja awali dan
menghasilkan pertobatan yang gemilang karena peranan Roh Kudus.
Awam masih kurang dilibatkan dalam karya evangelisasi sehingga
merekapun tidak tertarik dan tidak mempunyai motivasi dengan karya
evangelisasi. Padahal tugas pewartaan ini merupakan tugas mereka juga.
Sekaranglah saatnya merubah strategi, awam bukan hanya menerima
makanan rohani, bukan hanya sebagai objek tetapi juga menjadikan dirinya
pelaksana dan sungguh-sungguh terlibat di dalam karya evangelisasi ini.
Allah mau menyelamatkan manusia lewat manusia pula. Paus Yohanes
Paulus II dalam pesannya pada hari minggu misi sedunia pada tanggal 22
oktober 2000 mengatakan: ”Setiap orang Kristen adalah misionaris.
Mereka dapat menyumbangkan sesuatu: mulai dari doa, kurban, kesaksian
hidup serta derma bahkan kemartiran. Api misi perlu lebih bernyala dan
berkobar.” Karena awam ditempatkan di tengah-tengah dunia dengan
tugas-tugas duniawi yang sangat beraneka macam, maka Paus Paulus VI
mengharapkan keterlibatan awam dalam evangelisasi yang sangat khusus
itu.5 Awam bersentuhan langsung dengan dunia maka awampun mendapat
tugas untuk menguduskan nilai-nilai duniawi karena awam dapat
menembus seluruh aspek kehidupan. Untuk itu perlu memotivasi para
awam dan sekaligus membekali mereka untuk dapat mewartakan Kristus
dengan teknik-teknik sederhana yaitu dengan memakai strategi oikos.
5
Evangelii Nuntiandi 70.
25
26. B. Memperkenalkan Kristus
B.1. Memulai percakapan.
Pertama-tama carilah kesempatan, tentu saja ini diperlukan
kebijaksanaan dan terutama mohon campur tangan Allah melalui doa.
Ingatlah selalu bahwa Tuhan-lah yang akan membuka pintu jika waktunya
tiba. Kalau anda sungguh-sungguh memohon pada Tuhan supaya diberikan
kesempatan, maka anda akan heran menyaksikan betapa banyaknya
kesempatan yang diberikan Tuhan untuk anda, Tuhan memberikan kejutan-
kejutan yang anda tidak pernah duga lebih dahulu. Ramahlah terhadap
semua orang dan layanilah mereka. Kadangkala orang yang anda anggap
tidak mungkin menerima Kristus justru dialah ladang yang subur. Cara
pandang anda terhadap orang tersebut mungkin sama dengan orang lain
memandang dia. Karena itu mungkin anda-lah satu-satunya orang yang
bersikap hangat padanya sehingga dia dapat membuka pintu hatinya
terhadap pelayananmu.
Ajaklah dia berbicara dan anda hanya mendengarkan. Setiap orang
mempunyai kesenangan sendiri, punya topik-topik pembicaraan yang
menarik bagi-nya sekalipun dia orang yang pendiam. Karena itu orang
yang pendiampun akan ikut berbicara jika yang dibicarakan itu adalah topik
yang dia senangi apalagi kalau dia mengetahui bahwa dia sungguh-sungguh
didengarkan. Jika sudah yakin akan hal ini, anda dapat mengambil kesem-
patan untuk mengajukan pertanyaan yang paling mengena. Saat itu pasti
dia akan menjawab pertanyaan anda.
Bagaimana caranya?
- Pertama-tama pandanglah mata orang itu dengan penuh kasih tanpa
menimbulkan curiga baginya.
- Kemudian tersenyumlah dengan lembut, wajah anda harus kelihatan
ramah.
- Sesudah itu ajukanlah pertanyaan yang dimulai dengan kata “bagaimana”
atau “mengapa”.
Pada saat dia berbicara tentang kejenuhan, hidup yang tidak berarti, rasa
bersalah, kesepian, dll, secara tidak langsung dia sudah bertanya tentang
Yesus itu sendiri. Jangan terburu-buru dulu, ciptakanlah suasana rilex.
Sediakanlah waktu untuk berbicara, mungkin dengan sambil minum kopi
atau ajaklah makan bersama. Terimalah orang itu sebagaimana adanya. Itu
tidak berarti bahwa anda membiarkan mereka dalam keadaan seperti itu
terus. Tapi dengan menerima dia, sudah merupakan awal untuk memasuki
pembicaraan yang baik. Paus Paulus VI berkata: ”Hormatilah keadaan
26
27. rohani orang yang dilayani. Bergeraklah sesuai waktu dan kecepatan
mereka. Tidak ada orang yang berhak untuk terlalu memaksa mereka”.
Berikanlah pujian yang jujur dan dengan tulus. Pujian yang sesuai dapat
membantu banyak. Jangan kikir dengan pujian bagi orang lain, tapi jangan
juga memberikan pujian yang berlebihan. Dari cara anda menanggapi, dia
dapat menilai siapa anda. Perhatikanlah apa yang menyebabkan orang itu
stress, dan kebutuhan apa yang diperlukan akhibat stress tersebut.
Tunjukkanlah rasa belas kasihan (empati) anda dengan menceritakan hal
yang hampir sama menimpa hidup anda dulu dan bagaimana anda telah
menanggulanginya dengan kuasa Yesus.
B.2. Memasukkan Kristus ke dalam percakapan.
Untuk berbicara terang-terangan tentang Kristus biasanya kita tidak
punya keberanian. Ingatlah bahwa keberanian itu bukan berarti tidak ada
rasa takut. Keberanian berarti mengambil tindakan di tengah-tengah rasa
takut. Di bawah ini diuraikan sembilan cara yang kreatif untuk memasuk-
kan Kristus dalam pembicaraan anda:
1. Apabila orang itu tahu bahwa hidupmu baik, tanyalah kepadanya,
”apakah saya pernah menceritakan kepada anda bagaimana saya tertarik
kepada hal-hal rohani?”
2. Apabila orang itu tahu bahwa keluargamu baik dan anda punya kasih
serta aktif dalam pelayanan, Katakanlah kepadanya:
”Seandainya engkau mengenal saya sepuluh tahun yang lalu, mungkin
engkau tidak akan berkata seperti itu”.
Apabila saat itu bukan merupakan waktu dan tempat yang tepat untuk
berbicara tentang Kristus, katakanlah:
“Apabila nanti ada kesempatan biar 15 menit saja, saya akan menceritakan
tentang apa yang membuat hidup saya berubah seperti ini”
3. Jika anda berbicara dengan orang Katolik yang sudah murtad, mungkin
anda dapat berkata, “Dulu saya juga merasa seperti anda…. Saya juga
mempunyai banyak problem dengan gereja, tetapi sekarang tidak lagi. Saya
akan ceritakan kepadamu apa yang telah saya alami.”
Ingatlah bahwa mungkin alasan yang diungkapkan orang itu tentang
kemurtatannya bukanlah alasan yang utama atau sebenarnya. Seringkali
alasan itu hanya menutupi sesuatu yang lebih besar. Jadi janganlah
terlalu memperhatikan alasan yang dikemukakan pertama. Dengarkan
saja tetapi tidak perlu terlalu dihiraukan. Katakanlah bahwa hidup
dengan Yesus itu sangat menyenangkan, karena anda sendiri
mengetahuinya dan sudah mengalaminya sendiri.
27
28. 4. Apabila orang itu adalah orang non kristen tapi anda dekat dengannya
dan mengenalnya secara pribadi, maka dia akan percaya pada anda dan
dia mulai mensharingkan tentang segala beban, kerinduan, frustasi,
kekosongan, kerinduan mereka dll. Jika itu yang terjadi dan pengalaman
anda hampir sama dengannya, katakanlah,
”Saya juga dulu merasa begitu sampai saya mengalami sesuatu yang benar-
benar mengubah pandangan saya tentang hidup ini. Apakah engkau mau
mendengar pengalaman saya?”
Jika pengalaman anda tidak sama dengan yang dia alami, anda dapat
berkata,
“Kalau cara pandang saya masih seperti dulu, dan saya mengalami seperti
yang anda alami sekarang ini, tentu perasaan saya seperti anda. Tetapi
sekarang tidak begitu, karena ada suatu pengalaman yang benar-benar
telah mengubah pandangan saya tentang hidup ini. Apakah anda ingin
mendengarnya?”
5. Kepada orang yang telah lama anda kenal tetapi anda belum pernah
berbicara tentang Kristus kepadanya, katakanlah,
“Saya kira saya perlu minta maaf kepadamu. Saya sudah mengenalmu
beberapa tahun tetapi saya belum pernah menceritakan apa yang paling
berarti bagi hidup saya.”
6. Kepada orang yang mengeluh tentang dunia ini, katakanlah,
“Pernahkah anda mempertimbangkan diagnosa Yesus dan perbaikan yang
dilakukanNya bagi dunia?”
7. Jika anda sedang membicarakan pokok berita yang sedang terjadi atau
krisis dunia yang paling akhir atau beberapa peristiwa yang paling
mutakhir, mungkin anda dapat bertanya,
”Menurut anda, apakah yang tidak beres dalam dunia ini?”
Setelah mendengar dari dia tentang berbagai penyebab eksternal yang
menyebabkan problema pada manusia, kita dapat bertanya,
“Apakah anda pernah memikirkan apa yang dikatakan Yesus tentang hal
ini?”
Kemudian katakanlah apa yang dipikirkan Yesus tentang manusia
dalam Mrk.7:21-23. Manusia sendirilah, karena sikap batinnya
penyebab masalah pokok.
8. Untuk mengangkat pembicaraan tentang hal-hal rohani, bertanyalah:
“Apakah anda tertarik pada hal-hal rohani?”
Perhatikan apakah mereka menjawab ya atau tidak, selanjutnya
tanyalah:
“Menurut anda, yang disebut orang kristen sejati itu yang bagaimana?”
28
29. Biasanya jawaban mereka tentang orang kristen adalah mereka yang
melakukan kegiatan kristiani seperti: pergi ke gereja, hidup dengan
baik, berdoa,dll. Jika mereka menjawab seperti itu, berkatalah:
“Hal-hal itu memang benar. Itulah yang dilakukan orang kristen sejati.
Bolehkah saya ceritakan apa yang dikatakan Kitab Suci mengenai orang
kristen sejati?”
9. Jika pembicaraan sudah mulai mengenai hal-hal rohani, tanyakanlah
dua pertanyaan ini:
a. “Sudah tahukah anda bahwa sekarang ini anda memiliki hidup yang
kekal?”
Jawaban selalu ya atau tidak. Tetapi kalau mereka menjawab
“mungkin”, anggaplah jawaban itu “tidak”.
b. “Seandainya saat ini anda berdiri di hadapan Allah, kemudian Dia
bertanya: Mengapa Aku harus membawa engkau masuk surga?
bagaimana anda menjawabnya?”
Jawaban akan selalu didasarkan pada iman atau karya. (Jawaban
atas pertanyaan ini akan membuat anda mengetahui sampai di
mana kerohanian mereka).
B.3. Empat cara mensharingkan Kristus
Biasanya kita mempunyai anggapan bahwa mensharingkan Kristus
adalah berbicara tentang Injil, hal itu merupakan salah satu cara.
Sebenarnya ada empat cara untuk mensharing Kristus dalam kehidupan
sehari-hari. Setiap saat kita mempunyai kesempatan untuk mensyaringkan
Kristus dengan menggunakan salah satu dari empat cara ini:
1. Kebenaran.
Di sini kita hanya dapat berbicara tentang kebenaran Allah. Misalnya
kita dapat berkata:
“Allah telah memberikan hari yang indah ini”,
“Anak-anak merupakan suatu karunia Allah yang berharga” atau
“bintang-bintang yang indah itu menunjukkan kepada saya bahwa Allah di
balik alam raya”.
Kita dapat mengatakan perkataan kebenaran ini pada situasi yang
paling santai sekalipun. Dalam Yohanes 1:29 Yohanes pembaptis
mengatakan satu sabda kebenaran ketika ia mengakui Kristus sebagai
“Anak domba Allah yang menghapus dosa-dosa dunia”.
2. Kesaksian.
Di sini kita hanya menceritakan kebaikan Allah dalam pengalaman
hidup kita. Suatu kesaksian merupakan pengalaman pribadi karena itu
29
30. kesaksian tidak dapat dibantah. Suatu kesaksian tidak selalu mengenai
mengapa menjadi kristen, tetapi juga tentang apa yang telah dilakukan
Allah. Dalam Yoh.1:41 Andreas menceritakan kesaksiannya ketika ia
berkata kepada Petrus: “Kami sudah menemukan Mesias”.
Paus Paulus VI mengatakan “Manusia modern lebih mau
mendengarkan kesaksian daripada mendengarkan guru. Dan jika ia
mendengarkan guru, hal itu disebabkan karena mereka adalah saksi-
saksi.”6
3. Injil.
Menceritakan siapa Yesus itu. Yesus adalah Allah yang menjadi
manusia. Dia datang ke dunia dengan ajaran-ajaran-Nya, teladan-
teladan-Nya dll. Dia rela menderita dan wafat bagi manusia untuk
menebus dosa-dosa manusia. Kemudian Dia bangkit dari mati lalu naik
ke surga. Semuanya Dia lakukan demi cintaNya pada manusia. Dalam
hal ini seakan-akan kita berkotbah tentang Yesus.
4. Mengajak (mengundang).
Dengan cara mengajak mereka datang menghadiri pertemuan sel
komunitas. Perlihatkanlah bahwa anda akan sangat senang jika mereka
mau memenuhi undangan anda. Kalau perlu tawarkan untuk dijemput,
kontaklah selalu dengan menelpon.
C. Menanggulangi Penolakan
Untuk memperkenalkan Kristus pada orang lain, kita perlu mengetahui
mengapa orang menolak Kristus dan bagaimana menangani alasan-alasan
penolakan itu.
Tingkat pertama: melayani.
Dalam melayani anggota oikos mungkin anda menemukan orang-orang
yang menolak Kristus dengan macam-macam alasan misalnya:
1. Menolak karena tidak pernah mendengar tentang Kristus. Masalah ini
dapat ditangani dengan mengatakan kebenaran-kebenaran tentang
Kristus.
2. Yang lain menolak karena keliru, mereka hanya tahu dari dengar-
dengar saja, akhibatnya. mereka salah dengar tentang Kristus dan
6
Pidato kepada Para Anggota Consilium de Laici, (2Okt 1974): AAS 66 (1974),
hal 568
30
31. agama kristen. Cara menanggulanginya ialah melayani orang tersebut
dengan mengatakan yang sebenarnya.
3. Ada yang menilai agama kristen tidak baik karena mengenal orang-
orang kristen yang salah. Cara menanggulanginya ialah dengan
melayani dan mengasihi orang itu sehingga ia dapat mempunyai
gambaran yang benar tentang seorang kristen.
Tingkat kedua: sharing
Pada tingkat ini orang mendengarkan sharing anda dan dia akan mengambil
perbandingan dengan keadaan dirinya. Jika mereka menolak Kristus pada
tingkat-tingkat ini, hal itu disebabkan karena:
1. Tidak mau tunduk kepada siapapun.
Mungkin mereka tidak mau menerima siapa saja sebagai Tuhan dalam
hidup mereka, karena merasa puas dengan gaya hidupnya. Ini
merupakan salah satu alasan yang paling menakutkan dalam penolakan
karena orang itu percaya kepada berita yang diwartakan tetapi tetap
berkanjang pada gaya hidupnya. Beritahukanlah kepadanya bahwa
dirinya dalam bahaya. Dan sampaikanlah kebenaran ini:
“Jika percaya, maka engkau dapat menerima Kristus sebagai Tuhan.”
2. Menolak menerima Kristus karena takut kehilangan orang-orang
dekat.
Biasanya dia mendapat tekanan dari keluarga dan kerabatnya. Hal ini
adalah hal yang biasa, karena itu kita harus mengerti dengan orang
tersebut. Anda dapat menjelaskan Sabda Tuhan dalam Mat.10:34-35.
Di lain pihak jelaskan juga bahwa menerima Kristus berarti membawa
keluarga dan teman kepada Kristus. Kis.16:13-15.
Tingkat ketiga: Menjelaskan
Pada tingkat ini orang perlu mendengarkan penjelasan yang logis tentang
Injil supaya dia dapat mengambil suatu keputusan. Apabila pada tingkat ini
dia menolak hal itu disebabkan karena:
1. Orang tersebut merasa tidak layak karena dosanya terlalu besar.
Ia merasa tidak layak menerima pengampunan Kristus. Penolakan ini
dapat diungkapkan dengan perkataan
“dosaku terlalu berat” atau
“Bagaimana mungkin Allah akan menerima saya?”
Anda dapat menangani masalah ini dengan mengatakan bahwa Allah
justru mau menyelamatkan orang-orang yang berdosa dan bahwa
karena Dia adalah Allah, maka kuasaNya untuk mengampuni lebih
besar daripada kemampuan kita untuk berbuat dosa. Dasar-dasar kitab
31
32. suci untuk menunjang penjelasan anda adalah: Mat.9:12; Lk.15:11-32;
Lk.19:1-10; Yoh.8:1-11; Lk.7:36-50, dll.
2. Menolak karena tidak dapat berhenti melakukan kebiasaan
berdosa.
Orang ini tidak mengerti bahwa Tuhan berkuasa untuk memberikan
kemampuan kepadanya mengalahkan kebiasaan berdosa. Anda dapat
memberi penjelasan seperti pada no.3.
3. Menunda-nunda.
Orang ini merasa bahwa nanti jika sudah ada waktu, ia dapat
membenahi dirinya dan kemudian ia dapat berbuat seperti yang
dikehendaki Kristus baginya. Pendekatan yang paling baik untuk
menangani orang-orang seperti ini adalah katakanlah padanya:
a. “Mungkin tidak ada lagi hari esok.” (Yoh.4:14; II Kor.6:2; Mzm.14:4)
b. “Jika anda ingin menunggu sampai anda berbenah diri, anda tidak
akan pernah dapat mewujudkannya.”
D. Beberapa pendekatan untuk menjawab keluhan-
keluhan tentang Gereja
Banyak kali kita temukan orang-orang Katolik yang tidak lagi
menjalankan kehidupan iman mereka karena berbagai macam alasan.
Dibawah ini diuraikan mengenai alasan-alasan mereka dan cara
pendekatannya.
1. “Semua yang mereka bicarakan di gereja ialah uang”
Kerapkali pernyataan seperti ini hanyalah alasan permukaan untuk
menyembunyikan alasan yang sesungguhnya.
Untuk menanggapinya ada beberapa usul:
• “Saya sudah menerima begitu banyak dari Allah melalui gereja
(komunitas), sehingga saya merasa tidak akan pernah dapat membayar
semuanya”.
• “Saya merasa bahwa Gereja seolah-olah rumah saya yang kedua
sehingga saya juga bertanggung jawab atas kebutuhannya dalam hal
keuangan”
Jelaskan juga pandangan anda tentang sumbangan itu sebagai suatu
karya misioner, sebagai salahsatu cara untuk pengungkapan syukur
kepada Allah. Sebagaimana kita mengalami masalah keuangan rumah
tangga sendiri, demikian juga gereja mengalaminya, bahkan kebutuhan
32
33. itu jauh lebih besar. Sumber pemasukan keuangan gereja adalah
sumbangan umat.
2. “Hidupku sudah terlalu buruk, sehingga Tuhan tidak mau dengan
aku lagi.”
Biasanya orang seperti ini telah menjadikan hal-hal lain sebagai
allahnya dan terikat olehnya. Terikat oleh pekerjaan, keluarga, uang,
kenikmatan, dll. Cara pendekatan pada orang seperti ini adalah
menekankan rasa bersalah dan rasa berdosa yang ada pada mereka.
Untuk dapat menolong orang seperti ini anda dapat melakukan sebagai
berikut:
• Ingatkan dia akan masa lalunya dan saat-saat ketika dia beribadat:
“Bukankah anda ke gereja ketika masih muda?”
Tetaplah membicarakan masa itu dan ceritakan juga pengalaman
anda sendiri. Dengan demikian anda telah mengingatkan padanya
sesuatu yang mungkin akan direnungkannya setelah anda pergi.
• Berikanlah kesaksian tentang keluarga anda sendiri, tentang
problem anda dan bagaimana anda dapat menanggungnya berkat
pertolongan Tuhan.
“Syukurlah saya mempunyai banyak saudara seiman di dalam gereja
yang mau ikut menanggung beban saya. Sel komunitas kami benar-
benar memberikan penghiburan dalam masalah ini. Ceritanya
begini…..”
3. “Beberapa tahun yang lalu saya dikecewakan oleh seorang pastor,
karena itu saya meninggalkan gereja.”
Terhadap orang seperti ini janganlah berbantahan dan berlagak menjadi
pembela gereja. Dengarkanlah cerita orang itu, mungkin juga yang
terjadi tidaklah seperti yang dipikirkan atau yang dirasakannya.
Beberapa cara untuk menanggapinya:
• “Itu belum seberapa, ada cerita yang lebih hebat lagi.”
Dia tidak menyangka bahwa reaksi anda lain sekali. Hal ini akan
memperlunak pengalaman yang dialaminya dengan pastor itu.
• “Itu menunjukkan bahwa sebagai manusia, kadang-kadang kita semua
juga, dapat berbuat buruk seperti itu.”
Dalam Kitab Suci orang-orang memperlakukan Yesus dengan
tidak baik. Mereka menyebut-Nya “orang Samaria”, “anak haram”,
“dirasuk setan”. Meskipun begitu, Ia tidak menyerah.
• Undanglah dia ke sel komunitasmu:
33
34. “Lupakan semua itu, datanglah dan lihatlah sendiri bagaimana
pertemuan sel komunitas kami. Setiap orang pernah terluka seperti
anda juga. Ikutlah dengan sel kami, anda akan senang.”
4. “Saya tidak setuju dengan banyak hal dalam gereja…. Karena itu
saya tidak pergi ke gereja lagi.”
Anda dapat menjelaskan beberapa hal tentang gereja sbb:
• Kebijaksanaan Gereja Katolik sudah berlangsung dan teruji selama
2000 tahun. Gereja dengan sungguh-sungguh telah mengemban
mandat Yesus untuk “mengajarkan segala hal yang telah
Kuperintahkan kepadamu” (Mat.28:20).
• Yesus berkata kepada Gereja yang dilambangkan oleh Petrus:
“Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan
mendirikan jemaatKu dan alam maut tidak akan
menguasainya…….” (Mat.16:18-19)
• Gereja Katolik adalah satu-satunya Gereja yang teguh dalam
memperjuangkan moral kemanusiaan dengan menentang hal-hal
seperti pengguguran kandungan, perceraian, kontrasepsi, Eutanasia,
homoseks, ketidakadilan, dll.
• Undanglah dia ke sel komunitas anda:
“Banyak hal menarik yang kami bicarakan dalam sel komunitas kami.
Kami akan senang sekali mendengarkan pandangan-pandangan anda
dan anda dapat belajar banyak di sana. Saya juga begitu.”
5. “Gereja tidak mau menerima saya, saya sudah cerai.”
Orang-orang yang sudah bercerai biasanya berpikir bahwa mereka
dikucilkan oleh gereja. Ini pendapat keliru dan salah. Anda harus
mengetahui aturan gereja tentang hal ini dan menjelaskan kepada
mereka:
• Jika orang yang sudah bercerai dan belum kawin lagi, ia bebas
menerima sakramen. Sedangkan orang yang sudah bercerai dan
kawin lagi, dia boleh menghadiri misa dan ikut kegiatan gereja
tetapi tidak boleh menerima komuni. Tidak menerima komuni ini
disebut “puasa ekaristi”. Bagi orang yang telah cerai dan kawin lagi
“Puasa ekaristi” bukan berarti Tuhan telah diambil daripadanya.
Sama sekali tidak! Penerimaan Ekaristi merupakan cara yang lazim
bagi kita di dunia untuk berkomunikasi dengan cinta Yesus. Namun
Allah tidak terbelenggu oleh sakramen-sakramen cintaNya.
Menerima Sakramen Mahakudus tidak lain adalah menerima cinta
Tuhan yang tersalib dan mengambil bagian dalam buah
kehidupanNya. Orang yang sudah cerai dan kawin lagi diundang
34
35. Yesus ke perjamuan kudusNya untuk turut ambil bagian di dalam
perayaan kurban cintaNya itu, justru dengan tidak menerima
Komuni Suci. Kepada kaum Kristiani yang mengalami kegagalan
perkawinan, Yesus bersabda: “Engkau saudaraKu, engkau
saudariKu, hendaklah kamu berkomunikasi dengan salib dan
kebangkitanKu, justru dengan tidak menerima Komuni Suci.
Terimalah sengsara ini demi cintamu kepadaKu dan demi
hormatmu bagi perjanjian cintaKu. Dan Aku Tuhanmu dan
Allahmu, pasti menemukan sarana-sarana untuk menghibur
dengan cara lain dan memenuhimu dengan karunia yang
berlimpah-limpah. Percayalah padaKu dan pada GerejaKu.”
• Anda tidak boleh meninggalkan Tuhan karena Ia tidak pernah
meninggalkan anda. Lakukanlah yang terbaik dalam situasi yang
anda hadapi. Jika anda bertekun dalam iman yang baik, anda akan
menyaksikan bagaimana Tuhan akan membuka pintu-pintu yang
dulu tertutup.
6. “Saya tidak tahan terhadap semua perubahan yang terjadi dalam
gereja, karena itu saya keluar.”
Orang ini mempunyai type konserfatif, yang sulit menerima perubahan.
Oleh karena itu kita perlu hati-hati dalam menjelaskan kepada mereka.
• Sebagian besar perubahan yang terjadi dalam Gereja Katolik akhir-
akhir ini merupakan hasil konsili Vatikan II, yang diprakarsai oleh
Paus Yohanes XXIII. Hasilnya adalah gereja senantiasa selalu peka
terhadap perkembangan zaman yang senantiasa selalu berubah.
Misalnya dalam Misa, konstitusi hasil Konsili mengadakan
perubahan dari bahasa Latin ke bahasa Indonesia, justru supaya kita
dapat mengikuti liturgi dengan baik. Tidak ada perubahan pada inti
misa. Pengantin tetap pengantin meskipun bajunya sudah diganti.
• “Banyak perubahan yang dulu tidak saya senangi, sekarang dapat saya
ikuti dengan lebih baik. Berdoa, bernyanyi dll, membuat saya lebih
banyak mengalami kepuasan dalam mengikuti misa.”
• Undanglah dia ke misa:
“Datanglah dan saksikan sendiri. Misanya sama, hanya bajunya saja
yang lain.”
7. “Saya tidak membutuhkan gereja, saya beribadat kepada Tuhan
dengan cara saya sendiri.”
Anda harus mengatakan suatu kebenaran bahwa kita tidak boleh
beribadat kepada Tuhan dengan cara kita sendiri tetapi harus menurut
cara yang dikatakanNya kepada kita di dalam Kitab Suci.
35
36. Ada dua dimensi ibadat yang harus kita lakukan:
- Pribadi: Hubungan pribadi dengan Yesus yang dikembangkan
terutama melalui doa pribadi dan bacaan Kitab Suci.
- Umum: Yesus mendirikan Gereja yang diberiNya kuasa.
(Mat.16:18). Yesus berkata dalam Lk.10:16: “Siapa yang
mendengarkan kamu mendengarkan Aku dan siapa yang menolak
kamu menolak Aku.”
Untuk dapat berkembang dalam hubungan pribadi dengan Tuhan,
dibutuhkan pengajaran-pengajaran dari gereja.
8. “Mengapa orang Katolik harus menghadiri misa pada hari
minggu?”
Orang seperti ini belum mengerti banyak tentang kehidupan beriman
karena itu kita dapat memberi penjelasan:
• Perintah ketiga berbunyi: “Peliharalah hari Sabat.” Dalam Doa
Kesepuluh perintah Allah dalam perintah ketiga disebutkan
“Kuduskanlah hari Tuhan”. Gereja mempunyai kewajiban untuk
menganjurkan umatnya memenuhi perintah ketiga ini. Seperti
seorang ibu yang baik, Gereja katolik mengetahui apa yang baik
bagi anak-anaknya. Untuk itu gereja mengharuskan anak-anaknya
untuk taat dengan mematuhi aturan-aturan gereja demi kebaikan
anak-anaknya. Betapa seringnya orang tua mengatakan, ”Ayo,
makanlah sayuran ini supaya kamu tumbuh sehat dan kuat.”
• Supaya kita dapat tumbuh menjadi orang kristen, misa pada hari
minggu merupakan hal yang penting sekali. Inilah cara yang
diinginkan Yesus.
36
37. R e f l e k s i
Berperan
Kita dapat mengenali sesuatu dengan baik kalau kita melihat
suatu perbuatan dilakukan. Sebagai pihak ketiga kita dapat
mengamati sesuatu yang terjadi dengan objektif.
Amatilah dengan baik dan buatlah catatan pada waktu anda
melihat situasi-situasi di bawah ini:
Situasi I : “Keluarga Katolik yang murtad”
Anda sedang berbicara tentang evangelisasi, pada saat
yang sama anda berpapasan dengan tetangga anda yang
mobilnya sedang mogok. Tetangga anda itu adalah
seorang yang dulunya Katolik. Dia mengenal anda dan
tahu bahwa anda adalah anggota KTM. Apa yang anda
akan lakukan?
Situassi II: “Anggota Paroki yang tidak aktif”
Anda sedang berada di supermarket bersama dengan
teman-teman anda. Akhirnya pembicaraan masuk ke
dalam aktifitas paroki. Salah seorang yang bersama anda
adalah seorang yang 37tidak aktif di paroki, tidak
menyetujui aktifitas di paroki. Apa yang anda lakukan?
38. B a h a n D i s k u s i
1. Bacalah Yohanes 4:5-15. Berdasarkan bacaan itu
susunlah secara sistimatis metode yang dipakai
Yesus dalam mewartakan Injil.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
2. Biasanya orang katolik kurang begitu berani melakukan
evangelisasi pribadi. Mengapa demikian?
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------
3. Untuk dapat merubah strategi evangelisasi, apa yang harus
dilakukan oleh gereja dewasa ini? Berilah beberapa jawaban.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
B a h a n S t u d i
Penolakan
38
39. Di dalam Kitab Suci kita dapat melihat orang-orang
yang menolak pewartaan Injil. Di bawah ini ada
beberapa contoh. Bacalah berulang-ulang kisahnya
kemudian tulislah dalam lembaran jawaban alasan
penolakan dan tingkat kriteria penolakannya.
Kriteria Penolakan
Tingkat 1 Tingkat 2 Tingkat 3
- Salah dengar karena - Halangan intelektual - Dosa
dengar-dengar saja - Tidak mau tunduk - Rasa bersalah
- Ketidak tahuan - Tekanan dari - Menunda-nunda
- Keliru. keluarga dan teman
1. Pemimpin yang muda dan kaya: Markus 10:17-23
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
2. Orang-orang Farisi : Yohanes 11:46-53
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------
39
40. 3. Nikodemus : Yohanes 3:1-21
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------
4. Perampok yang tidak percaya : Lukas 23:39
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------
5. Agripa : Kisah 26:27-29
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------
6. Orang-orang Efesus : Kisah 19:21-40
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------
7. Orang-orang Atena : Kisah 17:16-32
S u r v e i p r i b a d i
Tanyakan pertanyaan-pertanyaan ini kepada lima
orang. Anda dapat bertanya kepada anggota oikos
anda sendiri atau orang lain. Mulailah dengan
berkata, “Saya mengikuti suatu kursus yang
berusaha mengajar saya bagaimana orang berpikir,
bolehkah saya mengajukan lima pertanyaan
pendek ini?
(Jika anda belum kenal dengan orang yang anda ajak bicara itu,
perkenalkanlah diri anda terlebih dahulu.)
1. Menurut anda masalah paling besar yang dihadapi orang
40
41. dewasa ini adalah ……..
Orang 1 ------------------------------------------------------------------------------
Orang 2 ------------------------------------------------------------------------------
Orang 3 ------------------------------------------------------------------------------
Orang 4 ------------------------------------------------------------------------------
Orang 5 ------------------------------------------------------------------------------
2. Apakah yang paling memuaskan anda dalam hidup anda?
Orang 1 -----------------------------------------------------------------------------
Orang 2 -----------------------------------------------------------------------------
Orang 3 -----------------------------------------------------------------------------
Orang 4 -----------------------------------------------------------------------------
Orang 5 -----------------------------------------------------------------------------
4. Apakah yang membuat anda paling frustrasi?
Orang 1 -----------------------------------------------------------------------------
Orang 2 -----------------------------------------------------------------------------
Orang 3 -----------------------------------------------------------------------------
Orang 4 -----------------------------------------------------------------------------
Orang 5 -----------------------------------------------------------------------------
5. Apakah tujuan hidup anda?
Orang 1 -----------------------------------------------------------------------------
Orang 2 -----------------------------------------------------------------------------
Orang 3 -----------------------------------------------------------------------------
Orang 4 -----------------------------------------------------------------------------
Orang 5 -----------------------------------------------------------------------------
6. Menurut anda apakah agama yang terorganisasi (gereja) itu
relevan bagi orang-orang dewasa ini? Jelaskan!
Orang 1 -----------------------------------------------------------------------------
Orang 2 -----------------------------------------------------------------------------
Orang 3 -----------------------------------------------------------------------------
Orang 4 -----------------------------------------------------------------------------
Orang 5 -----------------------------------------------------------------------------
T u g a s
41
42. 1. Bacalah dan tandailah “Evangelii Nuntiandi no.40-82
2. Hasil refleksi pribadi
3. Hasil studi
4. Buatlah survei “pertanyaan untuk lima orang”
5. Cantumkan nama anda pada lembaran-lembaran
jawaban dan kumpulkan pada pengarahan berikutnya.
Pelajaran 3
SEL KOMUNITAS
A. Alasan mengembangkan Sel Komunitas
B. Sel Komunitas
1. Sel Komunitas ialah sebuah kelompok kecil
2. Tujuan Sel Komunitas
3. Prinsip-prinsip penting dalam sebuah Sel Komunitas
4. Keuntungan Sistim Sel Komunitas
C. Pertemuan Sel
1. Waktu Pertemuan
2. Unsur-unsur Pertemuan Sel
D. Pertumbuhan Sel Komunitas
1. Cara anggota baru masuk ke dalam Sel Komunitas
2. Petunjuk praktis untuk mengundang anggota Oikos
3. Pembelahan Sel
1) Metode Pembelahan Sel
2) Mengapa Sel tidak membela
3) Hambatan Perkembangan Sel
E. Sed Inti
42
43. F. 1. Bahan Diskusi
2. Bahan Studi
3. Survei Pridadi
4. Tugas
Jika pemimpin berapi-api dengan
semangat evangelisasi,
akan mempengaruhi seluruh anggota
sel.
Hasilnya ialah sebuah sel komunitas
yang berkobar-kobar semangatnya
dalam melakukan evangelisasi
dan berusaha untuk menjangkau orang
sebanyak-banyaknya.
Jika pemimpin tidak berapi-api maka
sel komunitas
akan pasif dan mungkin mati
Prinsip Pedoman Strategi Sel Komunitas
43
44. Melihat adanya kebutuhan……. penuhilah
Melihat adanya luka……. sembuhkanlah
SEL KOMUNITAS
A. Alasan mengembangkan Sel Komunitas
1. Allah menghendaki agar setiap orang menjadi murid Kristus.
Sebagai anggota gereja, seringkali kita terlena dan berpuas diri
dengan keadaan gereja yang penuh tiap minggu, bangga dengan organisasi
gereja yang tersusun rapih dll. Apabila kita meninjau kembali sampai di
mana kesuksesan tugas perutusan kita, dengan jujur dapat dikatakan bahwa
kesuksesan tugas perutusan itu masih jauh dari yang diharapkan. Yesus
berkata: “Jadikanlah semua bangsa muridKu” Mat.28:19. Tapi kalau kita
melihat saudara-saudara di lingkungan hidup kita masing-masing, dengan
jujur kita akan mengatakan bahwa masih banyak orang yang belum
menjadi muridNya, masih banyak yang belum hidup sesuai dengan
kehendakNya. Bahkan banyak saudara dan kenalan kita yang berada di
ambang kehancuran hidup rohani, mereka berada di tepi jurang neraka.
Banyak orang yang menamakan kristen tapi belum bisa disebut murid
Kristus. Karena itu dari kita sangat dibutuhkan semangat evangelisasi
seperti yang dimiliki umat gereja awali yaitu melayani dengan memanfaat-
kan hubungan antar pribadi. Dewasa ini dibutuhkan kesaksian hidup
kristiani yang mengandalkan cinta persaudaraan seperti yang dimiliki umat
gereja awali yang membuat mereka disukai banyak orang. Untuk dapat
mewujudkan semangat cinta persaudaraan kristiani ini membutuhkan suatu
lingkungan hidup. Lingkungan hidup yang dimaksudkan adalah kelompok-
kelompok yang kecil yang disebut kelompok sel.
2. Pelayanan paling baik ialah melalui jalinan persahabatan.
44
45. Orang kristen harus selalu melayani di mana saja mereka berada,
tetapi hal ini belum dilaksanakan. Mereka belum melayani oikos yaitu
mereka di sekitar pekerjaan, keluarga, orang-orang yang sehobi atau para
tetangga. Allah telah memberikan mereka yang ada di sekitar anda supaya
anda dapat melayani mereka dan berbicara tentang Kristus kepada mereka
tetapi sering kali anda mengabaikan kesempatan ini. Dengan
memanfaatkan hubungan yang sudah ada ini anda tidak perlu lagi mencari
domba di tempat lain karena mereka sudah diberikan Tuhan di sekitar anda.
Tempat yang paling baik untuk melayani ialah di mana anda berada
sekarang ini karena di situ sudah ada orang-orang yang diberikan Tuhan
padamu untuk dilayani yaitu sauhabat-sahabatmu, keluargamu,
tetanggamu, karyawammu, dll. Tidak perlu anda harus berkotbah di dalam
suatu persekutuan doa atau menjadi misionaris di tempat-tempat pedalaman
di mana masih banyak orang kafir. Hal itu memang mungkin tetapi untuk
mewujudkannya masih diperlukan banyak persyaratan dll.
3. Gereja harus melayani kebutuhan seluruh umat.
Gereja tidak dapat menjangkau seluruh umat kalau tugas pelayan
itu hanya menjadi beban para klerus, katekis atau biarawan-biarawati.
Melalui jalinan persahabatan yang terbentuk lewat kelompok-kelompok
kecil, orang-orang di dalamnya pasti akan saling memperhatikan kebutuhan
rohani orang lain bahkan bukan hanya pada kebutuhan rohani tapi sampai
pada kebutuhan emosional dan jasmani. Karena apabila seseorang sudah
terlibat dalam kehidupan orang lain maka dia pasti akan merasa terbeban
untuk melayani orang itu.
4. Evangelisasi merupakan prioritas gereja.
Wartakanlah dan jadikanlah mereka muridKu! Kedua pekerjaan ini
menjadi tugas setiap orang kristen. Pemuridan selalu dimulai dengan
evangelisasi yang tujuan akhirnya adalah menjadikan murid itu seorang
evangelis. Rasul Petrus sudah mengatakan dengan jelas dalam II Ptr.3:9,
bahwa satu-satunya alasan mengapa Yesus menunda kedatanganNya
kembali ialah supaya lebih banyak orang diselamatkan. Karena itu evange-
lisasi harus diprioritaskan. Evangelisasi itu adalah salah satu tujuan sel.
B. Sel Komunitas
B.1. Sel Komunitas ialah sebuah kelompok kecil.
Ciri khas Sel Komunitas adalah:
45
46. • Tempat orang mengenal dan mengalami kasih Allah dalam Kristus
oleh Roh Kudus.
• Bersemangat dalam evangelisasi, pemuridan dan penggembalaan
anggota-anggotanya sehari-hari.
• Tekanan utama pada hubungan antarpribadi, baik dengan Allah
maupun dengan sesama.
• Ada suasana persaudaraan yang nampak dari jalinan persahabatan
yang erat di antara anggotanya.
• selalu menghasilkan komunitas baru.
B.2. Tujuan Sel Komunitas.
1. Pemuridan.
• Membentuk anggota menjadi murid-murid Kristus yang sejati dan
menjadikan orang-orang Katolik yang dewasa serta
• Membawa para anggota sel KTM agar “dalam kuasa Roh Kudus
mengalami dan menghayati sendiri kehadiran Allah yang menye-
lamatkan sampai pada persatuan cinta kasih.”
2. Multiplikasi.
Tanda bahwa sel itu hidup dan berkembang adalah terjadinya
multiplikasi atau pembelahan sel. Multiplikasi hanya mungkin bila
anggota sel itu bertambah sampai mencapai jumlah tertentu dan pada
saatnya membelah atau melahirkan sel baru. Tentu saja supaya anggota
sel bertambah mensyaratkan adanya semangat evangelisasi dan
pelayanan dari setiap anggota khususnya Pelayan Selnya. Tujuan kedua
ini bisa terlaksana bila tujuan pertama diupayakan. Tujuan kedua ini
merealisasikan visi “membawa orang lain kepada pengalaman yang
sama.”
B.3. Prinsip-prinsip penting dalam sebuah sel Komunitas:
1. Yang penting bukan kuantitas tetapi kualitas.
Anggota-anggota sel yang mempunyai kualitas rohani yang baik
dengan sendirinya akan menambah jumlah anggota sel itu secara alami.
Kualitas rohani setiap anggota akan menjadi daya tarik bagi orang lain
untuk mencari tahu apa yang menjadikan mereka demikian. Tentu saja
46
47. anggota yang berkualitas dengan sendirinya akan bersemangat dalam
evangelisasi.
2. Sel komunitas bekerja pada oikos.
Kebanyakan pelayanan sel komunitas dilakukan di luar pertemuan sel.
Dan meskipun pertemuan sel itu merupakan tempat perkumpulan bagi
kelompok dan tempat pemberhentian di mana anggota dapat menimba
kembali semangat yang diperlukan dalam pelayanan, memberikan
laporan dan saling meneguhkan, namun sebagian besar pelayanan
terjadi ketika setiap anggota bersama-sama dengan orang lain dalam
kehidupan sehari-hari (oikos). Mungkin orang-orang itu berasal dari
tempat kerja yang sama, atau mempunyai kesenangan yang sama, dsb.
3. Sel komunitas selalu berkembang menghasilkan sel komunitas
baru.
Setelah orang dibawa masuk ke dalam sel dia dijadikan murid,
dibimbing, diberi pelajaran, dikonseling, disembuhkan dll. Sehingga
pada akhirnya dia menjadi orang yang sungguh-sungguh beriman
kepada Yesus dan menjadikanNya pusat hidupnya. Pada gilirannya
dengan sendirinya dia akan termotivasi untuk membawa pengalaman
yang sama kepada orang lain. Hal itu tentu saja akan menambah
jumlah anggota sel tersebut. Setelah anggota sel mencapai jumlah
tertentu maka sel itu sudah harus membelah, hal mana berarti terbentuk
lagi sel komunitas baru.
4. Sel komunitas ialah kumpulan dari orang-orang yang sungguh-
sungguh mau melayani.
Dapat dikatakan bahwa sel komunitas berfungsi sebagai gereja mini
yang mempunyai tujuan menjangkau orang-orang non Kristen atau
Kristen atau Katolik KTP dan menjadikan mereka murid Kristus,
kemudian pada gilirannya mereka juga dapat melayani Tuhan.
5. Sel komunitas menekankan hubungan antar pribadi.
Sel menekankan persaudaraan kristiani karena itu kebersamaan di
dalam sel merupakan satu keharusan. Para anggota dibina untuk saling
mengasihi dan saling terbuka satu sama lain supaya yang satu dapat
menopang dan menguatkan yang lainnya. Tetapi lebih dari itu yang
diutamakan adalah hubungan pribadi mereka dengan Tuhan. Itu yang
menjadi utama dan terutama barulah menyusul yang lain.
B.4. Keuntungan Sistim Sel Komunitas
1. Fleksibel.
47
48. - Karena kelompoknya kecil, maka prosedur atau fungsi dapat
diubah dengan mudah untuk menghadapi perubahan situasi atau
mencapai tujuan berbeda.
- Karena sel sebagai kelompok kecil adalah tidak formal, maka pola
pelaksanaannya tidak perlu kaku.
- Tempat, waktu dan lamanya pertemuan dapat diatur.
- Kelompok yang kecil dapat dengan mudah dibelah kalau sudah
mencapai tujuannya.
2. Inklusif.
Orang lebih dapat berintegrasi dengan sebuah kelompok kecil daripada
kelompok besar karena dalam kelompok kecil tidak terlalu banyak
perbedaan pendapat.
3. Pribadi
Komunikasi Kristiani seringkali tidak bersifat pribadi. Tetapi di dalam
kelompok kecil, komunikasi terjadi pada tingkat pribadi, pribadi
bertemu dengan pribadi. Itulah sebabnya sebuah kelompok kecil dapat
mencapai lebih banyak orang daripada komunikasi media massa.
Komunikasi pribadi jangkauannya dapat lebih mendalam. Hal ini
memang kontradiksi kedengarannya. Media massa menjangkau
jutaan orang tetapi hanya sedikit sekali yang dijangkau secara
mendalam. Gereja harus menggunakan berbagai bentuk komunikasi
yang ada, tetapi dalam mewartakan Kristus yang pribadi, tidak ada
yang dapat menggantikan komunikasi pribadi.
4. Kelompok kecil dapat tumbuh dengan dibelah.
Sebuah kelompok itu akan efektif hanya jika kelompok itu kecil, tetapi
dapat berkembang dengan mudah. Kelompok kecil dapat berkembang
biak seperti sebuah sel yang hidup, menjadi 2, 4, 8 atau lebih,
tergantung pada vitalitas setiap kelompok.
5. Kelompok kecil dapat menjadi sarana efektif untuk evangelisasi.
Evangelisasi yang paling efektif adalah dengan menggunakan
kelompok-kelompok kecil sebagai metodologi yang mendasar.
6. Hanya membutuhkan kepemimpinan profesional yang minim.
Memimpin suatu kelompok yang kecil tidak serumit memimpin
kelompok yang besar.
7. Dapat beradaptasi dengan Gereja Institusional.
Kelompok kecil tidak perlu membuang Gereja. Kelompok-kelompok
kecil dapat terus ada tanpa melewati atau meremehkan Gereja.
48
49. Kelompok kecil merupakan komponen hakiki dari struktur Gereja dan
pelayanannya, bukan untuk menggantikannya.
C. Pertemuan Sel Komunitas.
Pertemuan sel adalah acara yang sangat penting. Inti dari sel adalah
pertemuan sel. Pertemuan sel adalah tempat pemberhentian di mana
anggota dapat menimba kembali semangat yang diperlukan dalam
pelayanan, memberikan laporan dan saling meneguhkan.
C.1. Waktu Pertemuan Sel
• Sel komunitas dapat bertemu kapan saja sepanjang minggu, sesuai
dengan keadaan setempat.
• Pada umumnya waktu pertemuan yang paling baik ialah 1,5 jam.
Jangan pernah memperpanjang waktu lebih dari dua jam. Orang yang
mau tinggal lama boleh, tetapi yang punya bayi atau kebutuhan lain
yang mendesak dapat pulang pada waktu yang telah ditentukan.
Tentukan waktu tertentu kapan orang dapat pulang. Pertemuan sel itu
harus selalu berakhir sedemikian rupa, sehingga orang-orang yang
hadir merasa, bahwa waktunya kurang.
• Pertemuan sel itu dilakukan secara periodik dan teratur, misalnya
seminggu sekali atau dua minggu sekali. Periode pertemuan sel KTM
idealnya seminggu sekali, paling sedikit dua minggu sekali.
C.2. Unsur-unsur pertemuan sel
Yang pertama-tama bertanggung jawab dalam pertemuan sel itu
ialah Pelayan Sel. Dia dapat menentukan siapa yang dapat memimpin
pujian, pengajaran atau kotbah dll. Tetapi yang sesungguhnya memimpin
pertemuan sel itu ialah Roh Kudus sendiri. Karena itu para petugas harus
mempersiapkan pertemuan itu sebaik-baiknya dan berdoa untuk itu.
Pelayan sel dapat menyusun jadwal petugas. Unsur-unsur pertemuan sel
akan dibicarakan secara terperinci dalam pertemuan berikutnya.
D. Pertumbuhan Sel Komunitas
49
50. Pertumbuhan sebuah sel komunitas kadang-kadang lambat sekali,
tetapi kadang-kadang amat cepat. Jika pelayan dan anggota setia dan taat,
Allah akan menumbuhkan. Tuhan selalu menghendaki agar setiap anggota
sel dapat menjangkau orang-orang baru.
D.1. Cara anggota baru masuk ke dalam sel komunitas :
1. Bila orang datang pada salah satu kegiatan komunitas (PD.KTM,
Adorasi bersama, Pendalaman iman, retret, dll), nama mereka
diberikan kepada pelayan sel komunitas kemudian pelayan sel tersebut
akan mengunjungi orang itu dan mengadakan evangelisasi.
2. Kalau orang sudah mulai tertarik, mereka akan dimasukkan ke dalam
sel komunitas sesuai dengan tempat tinggal mereka.
3. Anggota-anggota sel komunitas dapat mengundang anggota oikosnya
untuk menghadiri sel komunitas setelah mereka melayani anggota
oikosnya lebih dahulu. Tetapi untuk mengundang mereka ke pertemuan
sel sebaiknya memberitahukan kepada pelayan sel lebih dahulu.
D.2. Petunjuk untuk mengundang anggota oikos :
1. Undanglah anggota-anggota oikos siapa saja yang jauh dari Kristus
dan mereka yang membutuhkan Kristus (orang-orang bermasalah,
sakit, dll) bahkan meskipun mereka tidak tinggal berdekatan dengan sel
komunitas anda. Menjangkau seseorang merupakan prioritas yang
lebih besar daripada memper-tahankan prinsip dekatnya tempat tinggal.
2. Jika ada seorang anggota oikos yang sudah mengenal Kristus, tetapi
tinggal jauh dari sel komunitas anda, bertanyalah dulu kepada
pelayan wilayah sebelum mengundang mereka ke dalam pertemuan
sel anda. Lebih baik kiranya jika orang menghadiri pertemuan sel yang
terdekat dengan tempat tinggalnya, kecuali jika ada alasan tertentu
yang mengharuskannya menghadiri pertemuan sel lain.
3. Jangan mengundang orang yang sudah banyak aktivitasnya dalam
organisasi atau kelompok lain. Lebih baik mereka berfungsi dalam
pelayanan di kelompoknya sendiri. Namun kalau mereka minta untuk
bergabung, jangan pula ditolak, asal mereka dapat memenuhi
persyaratannya.
D.3. Pembelahan Sel (Multiplikasi)
Ketika tiba saatnya, maka kelompok sel harus membela. Banyak
kelompok sel yang tidak pernah melahirkan sel baru atau bahkan anggota
50
51. selnya berkurang dan akhirnya kelompok sel itu mati. Dalam Statuta KTM
pasal 7 no.38 menyebutkan jumlah anggota yang ideal untuk satu sel adalah
minimal 4 orang dan maksimal 16 orang. Jadi apabila satu sel sudah
mencapai jumlah 14 sampai 16 orang dan ada kira-kira setengahnya sudah
komit dalam kehadiran pertemuan sel serta sudah ada calon pelayan sel
maka sel itu harus membelah. Calon Pelayan Sel yang baru biasanya ialah
wakil pelayan sel dan sudah harus mengikuti Program Latihan Pelayan Sel.
Sel yang sehat biasanya dalam jangka waktu 6 sampai 12 bulan sudah
bermultiplikasi.
D.3.1. Metode Pembelahan Sel.
Ada dua metode pembelahan sel yaitu metode 5x5 dan G-12. Yang
dipakai dalam KTM adalah metode 5x5. Karena itu yang akan dibicarakan
di sini adalah Metode Pembelahan 5x5. Dalam prinsip ini pelayan sel
berusaha untuk melipat gandakan kelompok sel menjadi dua. Salah satu
kewajiban pelayan sel adalah mempersiapkan seorang calon pelayan sel
dan dua orang calon wakil pelayan sel. Yang dipersiapkan sebagai calon
pelayan sel adalah wakilnya sedangkan yang dipersiapkan sebagai calon
wakil pelayan sel adalah orang yang dianggap cakap dan mempunyai
kemampuan memimpin. Pelayan Sel wajib mendorong mereka untuk
mengikuti Program Latihan Pelayan Sel. Metode 5x5 seringkali dikenal
sebagai prinsip tradisional atau metode induk-anak. Ada dua variasi dalam
prinsip ini:
Variasi pertama:
Biasanya sel induk akan membentuk nukleus baru yang terdiri dari
pelayan baru, wakil pelayan baru dan beberapa anggota dari sel induk.
Pelayan baru dari tim ini adalah wakil pelayan dari sel induk. Nukleus
baru ini memulai sel anak.
Variasi kedua: Pelayan dengan beberapa anggota dari sel induk keluar
memulai sel anak. Dalam skenario ini, si wakil pelayan akan mengam-
bil alih kemudi di sel induk.
Proses multiplikasi metode 5x5:
Multiplikasi yang terjadi dalam metode 5x5 ini mirip dengan perkembang-
an sebuah sel biologi. Pada sebuah sel biologi, pelipat gandaan dimulai
ketika kromoson-kromoson mulai saling mencari pasangannya. Tahap
kedua, pasangan kromoson itu membentuk poros di tengah. Tahap
berikutnya masing-masing kromosom saling mengikat, sebelum akhirnya
51
52. membentuk kutub-kutub untuk melepaskan diri. Pada tahap kelima
akhirnya sel itu membelah diri. Dalam sel rohani kelima tahap ini disebut:
pertama tahap mengenal, kedua tahap mengasihi, ketiga tahap mengikat,
keempat tahap melepaskan diri dan kelima tahap meninggalkan.
Tahap pertama: Tahap mengenal.
Pada tahap ini setiap anggota mulai belajar untuk saling mengenal dan
memperhatikan anggota sel lainnya. Mereka saling menceritakan latar
belakang dirinya, keluarganya dan memberi kesaksian-kesaksian
pribadi mereka. Proses pengenalan ini penting untuk menciptakan
suasana persaudaraan dan keakraban di dalam sel. Yang banyak
berperan pada tahap ini adalah pelayan sel dan wakilnya. Proses ini
memerlukan waktu kira-kira dua bulan atau empat sampai lima kali
pertemuan sel.
Tahap kedua: Tahap mengasihi.
Pada tahap ini proses pengenalan yang menyenangkan telah berakhir.
Setiap anggota telah mengenal sifat-sifat anggota selnya. Mulailah
terjadi perbedaan pendapat di dalam sel, terjadi konflik yang
menciptakan kubu-kubu. Situasi ini menyebabkan banyak anggota sel
yang mengalami krisis dan mulai mempertanyakan keberadaannya
dalam sel. Pada tahap inilah setiap anggota belajar saling mengasihi,
saling mengerti dan memberi perhatian. Dibutuhkan suatu komitmen
untuk bertumbuh bersama-sama agar mereka dapat mempertahankan
selnya. Pelayan sel harus memainkan perannya sebagai seorang
gembala yang sudah mengetahui sifat-sifat anggotanya. Sangat
dibutuhkan kearifan dari pelayan sel untuk mendampingi anggota-
anggotanya. Tahap mengasihi berlangsung kira-kira dua bulan atau
empat sampai lima kali pertemuan sel.
Tahap ketiga: mengikat.
Pada tahap ini persoalan-persoalan besar telah teratasi, masa krisis
telah terlewati. Sel mulai tumbuh lebih kuat dan lebih terikat. Setiap
anggota mulai saling menarik dan mengikatkan diri dalam kelompok
dan mulai menetapkan peran, sasaran dan tujuan kelompok. Ada
perasaan memiliki sel dan mempunyai keinginan besar untuk
mengambil bagian secara aktif dalam kegiatan sel. Ada yang
mengambil peran sebagai pemimpin pujian, pemain musik, memberi-
kan perhatian kepada yang lain dll. Pada tahap ini kelompok sel telah
menjadi suatu “komunitas” yang saling berbagi dan saling mendukung.
Tahap ini berlangsung selama dua bulan atau empat sampai lima kali
52