2. KONSEP DASAR
Model konseling client centered ini berpusat pada pribadi.
Carl R. Rogers mengembangkan terapi client-centered sebagai
reaksi terhadap apa yang disebutnya keterbatasan-keterbatasan
mendasar dari psikoanalisis.
Terapi berfugsi terutama sebagai penunjang pertumbuhan
pribadi seseorang dengan jalan membantunya dalam
menemukan kesanggupan-kesanggupan untuk memecahkan
masalah-masalah.
Pendekatan client centered ini menaruh kepercayaan yang
besar pada kesanggupan seseorang untuk mengikuti jalan terapi
dan menemukan arahnya sendiri.
3. ASUMSI DASAR PENDEKATAN KONSELING
CLIENT CENTERED
Individu memiliki kapasitas untuk membimbing, mengatur,
mengarahkan, dan mengendalikan dirinya sendiri.
Individu memiliki potensi untuk memahami apa yang terjadi
dalam hidupnya yang terkait dengan tekanan dan kecemasan
yang ia rasakan.
Individu memiliki potensi untuk mengatur ulang dirinya
sedemikian rupa sehingga tidak hanya untuk menghilangkan
tekanan dan kecemasan yang ia rasakan, tetapi juga untuk
memenuhi kebutuhan diri dan mencapai kebahagiaan.
4. CIRI-CIRI PENDEKATAN CLIENT CENTERED
Client dapat bertanggungjawab, memiliki kesanggupan dalam
memecahkan masalah dan memilih perliku yang dianggap pantas
bagi dirinya.
Menekankan dunia fenomenal client.
Prinsip-prinsip psikoterapi berdasarkana bahwa hasrat
kematangan psikologis manusia itu berakar pada manusia
sendiri.
Efektifitas terapi didasarkan pada sifat-sifat ketulusan,
kehangatan, penerimaan nonposesif dan empati yang akurat.
5. Menciptakan suasana yang kondusif
bagi klien untuk mengeksplorasi diri
sehingga dapat mengenal hambatan
pertumbuhannya .
Membantu klien agar dapat
bergerak ke arah keterbukaan,
kepercayaan yang lebih besar kepada
dirinya.
Menjadikan klien sebagai pribadi
yang mandiri.
TUJUAN KONSELING CLIENT CENTERED
6. PERAN KONSELOR
Konselor berperan sebagai fasilitator.
Konselor merefleksikan perasaan-perasaan klien , sedangkan
arah pembicaraan ditentukan oleh klien.
Konselor menerima individu dengan sepenuhnya dalam
keadaan atau kenyataan yang bagaimanapun.
Konselor memberi kebebasan kepada klien untuk
mengekspresikan perasaan sedalam-dalamnya dan seluas-
luasnya.
Konselor harus dapat membuat klien merasa nyaman,
menghormati klien, dan menghargai klien.
Konselor tidak membiarkan klien berjalan sendiri jika pada
suatu ketika menemukan sendiri apa yang ingin dicapai, tetapi
konselor tetap mengatur proses konseling menurut fase-fase
tertentu dengan mengambil pula langkah-langkah kerja tertentu.
7. Konseling memusatkan pada pengalaman individual.
Konseling berupaya meminimalisir perasaan terancam,
dan memaksimalkan serta menopang eksplorasi diri.
Melalui penerimaan terhadap klien, konselor membantu
untuk menyatakan, mengkaji dan memadukan pengalaman-
pengalaman sebelumnya ke dalam konsep diri.
Dengan redefinisi dan pengalaman maka individu
mencapai penerimaan diri dan menjadi orang yang
berkembang penuh.
DESKRIPSI PROSES KONSELING
8. TEKNIK KONSELING
Congruence yaitu keselarasan antara pikiran dan
perilaku konselor dengan klien.
Unconditional positive regard yakni penerimaan dan
penghargaan tanpa syarat.
Empathic understanding yaitu menyelami alam perasaan
konseli/seolah-olah konselor mengenakan kepribadian
konseli.
Relationship , yaitu konselor menjalin hubungan yang
baik dengan konseli.
9. KELEBIHAN KONSELING CLIENT CENTERED
Menekankan pada peranan klien sendiri sebagai pihak yang
akhirnya menentukan keberhasilan atau kegagalan proses
konseling sesuai dengan keinginan klien.
Klien diberi kebebasan untuk menentukan apa yang akan
diubahnya pada diri sendiri.
Lebih mementingkan hubungan antarpribadi.
Lebih mementingkan konsep diri.
Tingginya rasa menghargai terhadap apa yang menjadi
keputusan klien.
Lebih pada penekanan emosi, perasaan dan afektif dalam
konseling.
10. KELEMAHAN KONSELING
CLIENT CENTERED
Tidak semua klien dapat menangkap makna dari apa
yang diterapkan oleh konselor, sehingga mereka merasa
seolah-olah dibiarkan berputar-putar dalam dirinya sendiri
tanpa ada tujuan dan arah yang jelas.
Teknik client-centered counseling kurang tepat untuk
diterapkan pada klien yang memiliki tingkat kecerdasan
yang biasa-biasa saja , karena bisa menimbulkan
kebingungan dari pada klien untuk berbuat apa dan harus
bagaimana.