Peluang peningkatan ekspor furnitur kayu Indonesia sangat besar karena Indonesia memiliki potensi dalam produksi furnitur kayu secara besar-besaran dengan keunggulan bahan baku dan SDM (Sumber Daya Manusia) yang tersedia. Indonesia termasuk tiga besar yang menikmati fasilitas pengurangan bea masuk melalui skema GSP (Generalized System of Preference) yang diberikan Uni Eropa untuk mendapatkan tarif cukai khusus berupa pengurangan atau pemberian bea masuk hingga 0 persen ke wilayah Uni Eropa.
Nilai ekspor furnitur kayu Indonesia selalu di bawah Cina sejak tahun 2004. Malaysia dan Vietnam juga merupakan pesaing utama ekspor furnitur kayu Indonesia. Beragam faktor dapat memengaruhi permintaan ekspor furnitur kayu Indonesia untuk pemenuhan kebutuhan furnitur kayu di kawasan Uni Eropa antara lain PDB (Produk Domestik Bruto) per kapita, nilai kurs, nilai produksi, dan harga.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran umum perkembangan ekspor, posisi daya saing ekspor, dan faktor-faktor yang memengaruhi ekspor industri furnitur kayu Indonesia di pasar Uni Eropa tahun 2003-2011. Metode analisis yang digunakan adalah RCA dinamis untuk mengkaji posisi daya saing ekspor furnitur kayu Indonesia dibanding Cina, Malaysia, dan Vietnam sebagai negara pesaing utama serta analisis regresi data panel untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi ekspor industri furnitur kayu Indonesia di pasar Uni Eropa.
Secara grafis, nilai ekspor furnitur kayu Indonesia di kawasan Uni Eropa memiliki trend yang tidak terlalu berfluktuatif pada periode 2003-2011. Melalui metode RCA dinamis, semua produk furnitur kayu Indonesia yang diekspor ke Uni Eropa berada pada posisi leading retreat yang mengindikasikan pertumbuhan pangsa ekspor produk furnitur kayu negara Indonesia mengalami penurunan yang lebih kecil dibandingkan pertumbuhan pangsa pasar furnitur kayu dunia yang juga sedang menurun.
Melalui regresi data panel, variabel PDB per kapita, nilai produksi, dan harga berpengaruh terhadap nilai ekspor industri furnitur kayu Indonesia ke pasar Uni Eropa. Variabel PDB per kapita dan harga berpengaruh positif, sedangkan variabel nilai produksi berpengaruh negatif terhadap nilai ekspor furnitur kayu Indonesia di pasar Uni Eropa.
Presentasi skripsi - daya saing dan variabel-variabel yang memengaruhi n ilai ekspor furnitur kayu indonesia di pasar uni eropa tahun 2003-2011
1. Kajian Daya Saing dan
Faktor-faktor yang
Memengaruhi Ekspor
Industri Furnitur Kayu
Indonesia di Pasar Uni Eropa
Tahun 2003-2011
Oleh:
Wulandari Permatasari/ 09.6171/ 4 SE 4
Pembimbing:
Drs. Josep Rasmuli Tarigan M.M.
5. Fokus Pengembangan Industri Prioritas
Periode 2010-2014
1. Industri
Padat
Karya
Industri
gula, pupuk,
petrokimia
• Industri Furnitur
• Industri Tekstil
• Industri Alas Kaki
6. Industri
Prioritas
Khusus
Industri
otomotif, ele
ktronika, tele
matika
2. Industri
Kecil dan
Menengah
5. Industri
Pertumbuhan
Tinggi
3. Industri
Barang
Modal
Sumber: Kemenperin
Gambar 1.
Fokus Penge,bangan Industri
Prioritas Periode 2010-2014
4. Industri
Berbasis
Sumber
Daya
Alam
Industri
fesyen, kerajina
n,
batu
mulia, keramik,
minyak atsiri
Industri
penghasil
modal, perka
palan
Industri
makanan
dan
minuman,
kelapa
sawit, karet, kakao, baja &
alumunium hulu, rumput laut
6. Persentase Produksi Furnitur Indonesia
13%
2% 1%
Furnitur kayu
Furnitur rotan dan/ atau
bambu
20%
64%
Furnitur logam
Furnitur plastik
Furnitur lainnya
Sumber: BPS (diolah)
Gambar 2. Diagram
Tahun 2010
Persentase Produksi Furnitur Indonesia
7. Peluang Ekspor Produk Furnitur Kayu
Indonesia di Pasar Uni Eropa
Pada tahun 2011, lima dari delapan negara
utama tujuan ekspor furnitur kayu Indonesia
adalah negara-negara Uni Eropa.
Indonesia termasuk tiga besar yang menikmati
fasilitas pengurangan bea masuk melalui skema
GSP (Generalized System of Preference) Uni
Eropa.
Adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi
negara-negara di kawasan Uni Eropa pada
periode 2003-2011.
8. Negara Pesaing Utama
dan Tahun Penelitian
2
1.8
Miliar Dolar US$
1.6
1.4
1.2
Brazil
1
China
Indonesia
0.8
Malaysia
0.6
Viet Nam
0.4
0.2
0
2001
2002
2003
2004
Sumber: UN COMTRADE (diolah)
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
Tahun
Gambar 3. Grafik Nilai Ekspor Furnitur Kayu Indonesia dan Negara Pesaing Utama Tahun
2003-2011
9. Identifikasi dan Batasan Masalah
Identifikasi
• Uni Eropa sebagai
pasar potensial
ekspor furnitur kayu
• Cina, Malaysia, dan
Vietnam sebagai
pesaing utama
• Indonesia mulai
tersaingi oleh Cina
pasca tahun 2003
Batasan
• Posisi daya saing ekspor
furnitur berdasarkan kode
HS
940330, 940340, 940350,
dan 940360.
• Nilai produksi
berdasarkan kode KBLI
31001.
• Negara tujuan sebanyak
23 negara di kawasan Uni
Eropa
• Periode penelitian tahun
2003-2011
10. Tujuan Penelitian
Mengetahui perkembangan ekspor industri furnitur kayu
Indonesia di pasar Uni Eropa tahun 2003-2011.
Mengetahui posisi daya saing ekspor industri furnitur kayu
Indonesia di pasar Uni Eropa pada tahun 2003-2011.
Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi ekspor
industri furnitur kayu Indonesia di pasar Uni Eropa tahun
2003-2011.
11.
12. Teori Ekspor
Harga barang
Definisi Ekspor
Nilai tukar mata uang
Pendapatan konsumen
Faktor-faktor yang
memengaruhi
ekspor
Produksi
Biaya membawa barang
Kebijakan pemerintah
Selera konsumen
13. Definisi Peubah Operasional
Nilai ekspor riil
nilai ekspor hasil industri furnitur kayu Indonesia
yang dideflasi dengan IHPB ekspor (2005=100)
PDB riil per kapita
nilai PDB riil per kapita masing-masing negara di
kawasan Uni Eropa
Kurs riil
nilai kurs riil mata uang 23 negara di kawasan Uni
Eropa terhadap dolar Amerika Serikat
Nilai riil produksi
nilai produksi yang dideflasi dengan IHPB menurut
subsektor (2005=100)
Harga rill
rasio nilai ekspor dan volume ekspor yang
dideflasi dengan IHPB ekspor (2005=100)
14. Hipotesis dan Model Penelitian
di mana :
Ln(EXP)it : nilai logaritma natural nilai ekspor riil (US$)
Ln(GDP)it : nilai logarima natural Produk Domestik
Diduga (+)
Bruto (PDB) riil per kapita (US$)
Ln(REER)it : nilai logaritma natural kurs riil (mata
uang domestik/US$)
Diduga (-)
Ln(PROD)it : nilai logaritma natural nilai produksi riil
(Rp)
Diduga (+)
Ln(PRICE)it : nilai logaritma natural harga ekspor riil
Diduga (-)
(US$/Kg)
Ekspor
Industri
Furnitur
Kayu
Indonesia di
Pasar Uni
Eropa
Tahun 20032011
15. Kerangka Pikir
Daya Saing dan Faktor-faktor yang Memengaruhi Ekspor
Industri Furnitur Kayu Indonesia di Pasar Uni Eropa
Analisis Deskriptif
Gambaran Umum dan
Posisi Daya Saing
dengan RCA Dinamis
Kesimpulan
Analisis Inferensia
Nilai Ekspor
Furnitur Kayu
< PDB per kapita,
< kurs,
< nilai produksi,
< harga
16.
17. Sumber Data dan Metode Analisis
Sumber Data
• BPS Nilai dan volume
ekspor, nilai
produksi, IHPB
• UNCOMTRADE Nilai
dan total ekspor furnitur
kayu Cina, Malaysia, dan
Vietnam ke Uni Eropa
• UNSD jumlah
penduduk negara-negara
Uni Eropa
• UNCTAD kurs dan
PDB riil Uni Eropa
• IFS Wholesale Price
Index USA dan Uni
Eropa
Metode Analisis
• Analisis
deskriptif
• Analisis RCA
dinamis
• Analisis regresi
data panel
18. RCA Dinamis
di mana :
DRCAi = indikator RCA dinamis negara produk i
Xi,j
= nilai ekspor produk i negara j ke pasar Uni Eropa (US$)
Xt,j
= nilai total ekspor negara j ke pasar Uni Eropa (US$)
Wi
= nilai ekspor produk i dunia ke pasar Uni Eropa (US$)
Wt
= nilai total ekspor dunia ke pasar Uni Eropa (US$)
19. Matriks Posisi Daya Saing Ekspor
Tabel 1. Matriks Posisi Daya Saing Ekspor
Pangsa i
pada ekspor
negara j
Pangsa i pada
ekspor pasar
Uni Eropa
Posisi
↑
Rising stars
↑
>
↓
Falling stars
>
↓
Lagging Retreat
↓
<
↑
Lost opportunity
↓
<
↓
Leading retreat
↑
RCA
Turun
↑
↓
RCA Naik
>
<
↑
Lagging opportunity
Sumber: Edwards dan Schoer (2001) dalam Widyasanti (2010)
20.
21. Perkembangan Total Nilai Ekspor Furnitur Kayu
Indonesia ke 23 Negara Tujuan di Uni Eropa
Sumber: BPS (diolah)
Gambar 5. Perkembangan Total Nilai Ekspor Industri Furnitur Kayu Indonesia ke 23
Negara di Kawasan Uni Eropa Tahun 2003-2011 Dalam Ratus Juta US$
22. Perkembangan Rata-rata PDB Riil Per Kapita 23
Negara di Uni Eropa
Sumber: UNCTAD (diolah)
Gambar 6. Perkembangan Rata-rata PDB Riil Per Kapita 23 Negara di Kawasan Uni Eropa
Tahun 2003-2011 Dalam Ribu US$
23. Triliun Rupiah
Perkembangan Nilai Produksi Furnitur Kayu
Indonesia
16
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
Tahun
Nilai Produksi
Sumber: BPS (diolah)
Gambar 7. Perkembangan Nilai Produksi Industri Furnitur Kayu Indonesia Tahun 2003-2011
24. Posisi Daya Saing Indonesia
Sumber: UNCOMTRADE (diolah)
Gambar 8. Posisi Daya Saing Industri Furnitur Kayu Indonesia di Pasar Uni Eropa Tahun 2003-2011
25. Posisi Daya Saing Cina
Sumber: UNCOMTRADE (diolah)
Gambar 9. Posisi Daya Saing Industri Furnitur Kayu Cina di Pasar Uni Eropa Tahun 2003-2011
26. Posisi Daya Saing Malaysia
Sumber: UNCOMTRADE (diolah)
Gambar 10. Posisi Daya Saing Industri Furnitur Kayu Malaysia di Pasar Uni Eropa Tahun 2003-2011
27. Posisi Daya Saing Vietnam
Sumber: UNCOMTRADE (diolah)
Gambar 11. Posisi Daya Saing Industri Furnitur Kayu Vietnam di Pasar Uni Eropa Tahun 2003-2011
28. Hasil Regresi Data Panel
Dari hasil pemilihan model terbaik diperoleh model fixed effect crosssection weights dengan Seemingly Unrelated Regression (SUR),
karakteristik dari model yang terbentuk dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 2. Ringkasan statistik hasil estimasi model fixed effect dengan cross section
weight SUR pada model nilai ekspor.
Variable
C
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob
-25,01746
10,3130
-2,4258
0,0163
LN(GDP)
6,4091
0,8246
7,7727
0,0000
LN(REER)
0,4680
0,4642
1,008
0,3147
LN(PROD)
-0,8099
0,2316
-3,4965
0,0006
LN(PRICE)
0,3831
0,1016
3,7694
0,0002
Sumber: Keluaran/ output dari Eviews 6
Adj R2
0,9655
29. Hasil Regresi Data Panel (Lanjutan)
Model yang terbentuk dalam penelitian ini adalah :
30. Uji Asumsi Klasik
Normalitas
• Dengan tingkat keyakinan 95
persen,
asumsi
normalitas
terpenuhi karena nilai probability
Jarque Bera yang melebihi 0,05.
Non
multikolinearitas
• Berdasarkan nilai VIF, tidak
terdapat nilai VIF yang lebih dari
10, sehingga dapat asumsi non
multikolinearitas terpenuhi.
31.
32. Kesimpulan (1)
1. Nilai ekspor furnitur kayu Indonesia ke 23 negara di
kawasan Uni Eropa secara garis besar memiliki trend
yang tidak terlalu berfluktuatif pada periode 20032011. Pasca krisis ekonomi Eropa, nilai ekspor
furnitur kayu Indonesia ke pasar Uni Eropa
mengalami penurunan yang drastis pada tahun 2011.
2. Semua produk furnitur kayu Indonesia yang diekspor
berada pada posisi leading retreat berdasarkan
penghitungan
RCA
dinamis.
Posisi
tersebut
mengindikasikan bahwa pertumbuhan pangsa ekspor
produk furnitur kayu negara Indonesia mengalami
penurunan yang lebih besar dibanding pertumbuhan
pangsa pasar furnitur kayu dunia juga sedang
mengalami penurunan selama periode 2003 hingga
2011.
33. Kesimpulan (2)
3. Berdasarkan penghitungan RCA dinamis, produk
furnitur
kayu
Indonesia
yang
cukup
baik
perkembangannya adalah produk furnitur kayu yang
digunakan di kantor (kode HS 940330).
4. Jika dibandingkan dengan negara pesaingnya seperti
Cina, Malaysia, dan Vietnam, furnitur kayu Indonesia
memiliki daya saing ekspor/ keunggulan komparatif yang
rendah.
5. Seluruh variabel yang digunakan pada penelitian ini
yaitu PDB riil per kapita, kurs riil, nilai produksi tahun
lalu, dan harga riil secara simultan memengaruhi nilai
ekspor riil furnitur kayu Indonesia ke 23 negara di
kawasan Uni Eropa. Secara parsial, variabel PDB riil per
kapita, nilai produksi riil, dan harga riil berpengaruh
terhadap nilai ekspor industri furnitur kayu Indonesia ke
pasar Uni Eropa.
34. Saran (1)
1. Perusahaan furnitur kayu Indonesia sebaiknya
menghubungi asosiasi atau galeri-galeri furnitur
kayu di masing-masing negara tujuan eskpor pada
kawasan Uni Eropa, sehingga dapat bertukar
informasi daya beli masyarakat atau mempelajari
lebih dalam mengenai standar, kualitas, model, dan
consumen behaviour di kawasan Uni Eropa.
2. Perlu adanya peningkatan keunggulan kompetitif
produk furnitur kayu Indonesia karena Indonesia
memiliki daya saing yang rendah jika dibandingkan
dengan Cina, Malaysia, dan Vietnam. Furnitur
Indonesia masih bisa bersaing di pasar Uni Eropa
dengan mengandalkan keunggulan berupa keunikan
desain yang terus diperbarui.
35. Saran (2)
3. Dari keempat jenis furnitur kayu, produk furnitur
kayu Indonesia yang cukup tinggi daya saingnya
adalah produk furnitur kayu yang digunakan di
kantor. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan
kualitas dan kreasi produk furnitur kayu yang
digunakan di kantor pada khususnya.
4. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya tidak hanya
mengkaji
keunggulan
komparatif,
tapi
juga
keunggulan kompetitif ekspor furnitur kayu Indonesia
dibandingkan negara-negara pesaingnya. Selain
itu, perlu dilakukan penambahan variabel-variabel
yang dapat memengaruhi ekspor furnitur kayu
Indonesia di pasar Uni Eropa pada khususnya.