SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 8
Descargar para leer sin conexión
Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.1.,No.1.,2011



      RESENSI HASIL TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA KUMBANG BUBUK
                        PADA TANAMAN JAGUNG



                                                       Ayyub Arrahman
                                             Politeknik Pertanian Negeri Pangkep


                                                           ABSTRAK

       Selama periode penyimpanan bahan, kerusakan akibat infestasi Kumbang Bubuk dapat mencapai angka
       21%. Kerusakan tersebut akan berpengaruh terhadap bobot biji atau rusaknya kualitas biji selama
       proses penyimpanan yang dapat menyebabkan kehilangan hasil hingga lebih dari 30%. Upaya
       penyelamatan produk simpanan telah banyak dilakukan seperti sanitasi tempat-tempat penyimpanan
       bahan (gudang), penurunan kualitas kadar air bahan sebelum disimpan, fumigasi dan penggunaan
       beberapa bahan nabati yang dicampur dengan bahan simpan. Hasilnya setelah dievaluasi cara ini belum
       memberikan hasil yang memuaskan karena kualitas serangan masih cukup tinggi. Oleh sebab itu
       penggunaan varietas tahan adalah cara yang terbaik bila dipilih sebagai salah satu komponen tehnologi
       alternatif dalam menekan serangan hama kumbang bubuk pada periode penyimpanan bahan. Beberapa
       hasil teknologi pembentukan varietas/galur yang tahan yang dilanjutkan dengan upaya penyaringan
       galur terhadap tekanan serangga, dan kajian heritabilitas ketahanan genotip yang digunakan untuk
       mengukur ratio ragan genotip terhadap ragam total dalam pendugaan kemajuan suatu seleksi galur,
       dinamika serangga dalam mengakses sumber makanan oleh pengaruh varietas dan bentuk biji juga
       disajikan dalam makalah ini.

       Kata Kunci : Hasil Teknologi, Hama Kumbang Bubuk, Jagung



                                                           ABSTRACT

       In the period of grain storage, the damages of maize grain due to the infestation of maize weevil
       could reach up to 2%. These grain damages would affected either the weight of grain or reduced
       grain quality coincide with the storage period that could caused grain losses more than 30%. Efforts
       to maintain grain quality in storage room have been done, i.e., sanitation of ware house, lowering the
       moisture content of the grain before strong, fumigation and the use of several botanical pesticides
       that could be mixed with the grain prior to be stored. After being evaluated, the result showed that
       all these efforts still not effective yet, and the maize weevil population remean high. Therefore, the
       used of resistant variety is the best solution as one of component of technology of producing
       resistant varieties/lines could be done using variety the ratio of variance genetic to the total
       variance to predict selection progress of the each line/variety, insect dynamic on accessing the
       source of feeds due to varieties and seed size.

       Key word : Technology, maize weevil, pest weevil, pest control, maize.



                                                       1. PENDAHULUAN
1.1. Peranan Jagung Sebagai Sumber Makanan
       Sumber kalori utama bagai sebahagian masyarakat kita setelah beras adala jagung. Sebagai
bahan makanan, sumbangan jagung bagi nutrisi masyarakat pada umumnya sangat besar peranannya,
dengan porsi kira-kira mencapai 10% dari total masukan protein dan kalori yang dibutuhkan. Data survei
menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi perkapita antara 15-20 kg/tahun (Anonim,1988). Data ini
                                                              34
Ayyub Arrachman : Resensi Hasil Teknologi Pengendalian Hama Kumbang Bubuk Pada Tanaman Jagung



menunjukkan bahwa jagung berperanan dalam menyumbang kebutuhan nasional akan pangan dan pakan.
Pada tahun 1996 saja, kebutuhan jagung untuk bahan baku industri mencapai jumlah permintaan senilai
3.510.000 ton (Badan Pengendalai Bimas,1996).

1.2. Kendala Utama Usahatani Jagung
        Masalah yang paling mendasar dan yang merupakan kendala bagi usahatani jagung adalah adanya
kehilangan hasil yang cukup besar oleh infestasi hama gudang, khususnya dari spesies hama kumbang
bubuk jagung, Sitophilus zeamais Motsch. Angka kehilangan hasil secara nasional mencapai 20 % terjadi
sewaktu panen, penjemuran, pemipilan, pengangkutan dan penyimpa-nan (Rajesus,1981; ICRISAT,1988;
FAO,1977). Kehilangan hasil dari tiap-tiap tahap tersebut berlainan menurut daerah dan sistim
produksinya. Akan tetapi, tahap penyimpanan merupakan tahap yang paling kritis, dan hama gudang
merupakan faktor utama yang menimbulkan masalah pada tahap ini yang biasanya terjadi sangat drastis
sekali (Morallo dan Javier,1980; Bedjo,1992).

1.3. Upaya-Upaya Pengelolaan Hama Jagung
         Usaha-usaha pemerintah dalam rangka penyelamatan produksi telah banyak diupayakan dengan
dana dan waktu yang cukup banyak, akan tetapi hasilnya belum terlalu memuaskan mengingat sampai
saat ini varietas atau galur jagung yang tahan serangan hama kumbang bubuk belum ada. Oleh sebab itu
pembentukan galur/famili yang tahan terhadap serangan hama ini perlu segera diupayakan.
         Perakitan varietas jagung untuk ketahanan terhadap hama kumbang bubuk di Indonesia belum
dilakukan kecuali untuk aspek penutupan kelobot. Menurut Painter (1968), kelobot yang tertutup dan
lebih panjang dari tongkolnya dapat mengurangi infeksi kumbang bubuk sejak biji masih berada di
lapangan. Informasi ketahanan jagung terhadap infestasi hama kumbang bubuk juga masih kurang. Kim
et. al (1988), menyatakan bahwa lapisan luar biji jagung yang sama sekali tersusun dari jaringan
maternal adalah faktor utama ketahanan dalam mencegah peletakan telur hama kumbang bubuk. Peneliti
lain seperti Widstrom et. al (1975) menemukan 6 galur murni jagung tropis yang tahan terhadap hama
kumbang bubuk dengan karakter utama terletak pada struktur kotiledon biji, sedangkan Tipping et. al
(1989) dan Tadesse et. al (1994) menemukan bahwa ketahanan jagung terhadap hama kumbang bubuk
lebih ditentukan oleh faktor genetik. Faktor genetik yang berperanan dapat bersifat nonpreferen
(dalam peletakan telur, makanan dan berlindung) dan antibiosis (beracun bagi serangga hama).

                              2.TEKNOLOGI PENCIPTAAN VARIETAS TAHAN

        Sumber-sumber ketahanan dari faktor genetik berpeluang untuk dapat dipindahkan kepada
varietas unggul, yakni dengan cara seleksi saudara kandung yang selanjutnya dilakukan dengan seleksi
berulang S1. Diperlukan tiga periode pertanaman untuk menghasilkan satu siklus. Seleksi dinilai sudah
mantap apabila telah menampilkan keseragaman yang maksimum antara lain minimal telah dicapai empat
siklus seleksi(Dahlan dan Slamet,1992).
2.1. Pembentukan Populasi Sumber Gen Tahan
         Materi seleksi untuk perakitan varietas jagung unggul baru berasal dari populasi dasar yang
bersumber dari Malang komposit A, Malang komposit F dan P31, yakni MCA(FS)C5, MCA(FS)C6,
MCF(FS)C5, MCF(FS)C6, AC(FS)C5, AC(FS)C6, P31(FS)C5 dan P31(FS)C6 masing-masing disilang
diri(selfing) sehingga dihasilkan 749 galur. Galur-galur tersebut selanjutnya dievaluasi ketahanannya
terhadap hama kumbang bubuk di laboratorium. Ratio ragam genotipe terhadap ragam total dan
pendugaan kemajuan seleksi juga diamati. Satuan heritabilitas tercatat berkisar antara 0,83-0,99
dengan nilai rata-rata 0,97 menunjukkan bahwa keragaman disebabkan oleh faktor genetik, yang
berarti peluang untuk mendapatkan jagung yang tahan hama kumbang bubuk cukup besar. Malang
komposit A (MCA) memiliki tingkat serangan yang lebih rendah dibanding populasi lain. Dari kedua
populasi tersebut apabila dipilih galur yang intensitas serangannya kurang dari 10% kemudian dilakukan
seleksi S1, maka akan diperoleh populasi baru yang tahan, yang selanjutnya dapat dikembangkan sebagai
                                                            35
Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.1.,No.1.,2011



sumber ketahanan (Tabel 1) (Oman Suherman et. al, 1996).
                      Tabel 1. Populasi awal dan jumlah galur yang diuji serta nilai pendugaan
                               kemajuan seleksi ketahanan jagung terhadap hama kumbang bubuk.

             Populasi            Jumlah Galur                                  Keterangan
           MCA(FS)C5                  94                              25 varietas lokal x Bromo
           MCA(FS)C6                  75
           MCF(FS)C5                 127                                Komposit varietas lokal
           MCF(FS)C6                  141
           AC(FS)C5                   59                                   Arjuna x Cettar
           AC(FS)C6                   59
           P31(FS)C5                 105                                  Amarillo Critalino
           P31(FS)C6                  89                              (Populasi 31 dari CIMMYT)
           Total galur               749
                                  Biji rusak          Biji rusak
                                                                    Heritabilitas                 Nilai harapan
             Populasi           rata-rata unit         populasi                      E (GS)
                                                                       (plot)                     populasi baru
                                     (%)                 (%)
           MCA(FS)C5                 3,58               25,68          0,979         -21,66          4,02
           MCA(FS)C6                 2,10               32,53          0,989         -30,12          2,40
           MCF(FS)C5                 4,50               52,37          0,967         -46,43          5,94
           MCF(FS)C6                 6,20               46,45          0,983         -39,44          7,00
           AC(FS)C5                 18,60               73,55          0,935         -54,40          19,15
           AC(FS)C6                 63,10               91,67          0,979         -26,57          65,10
           P31(FS)C5                68,10               87,91          0,838         -16,83          71,05
           P31(FS)C6                28,92               74,79          0,980         -44,95          29,84

       Keterangan :
           E (GS) : Pendugaan kemajuan seleksi, nilai negatif berarti serangan
                    Kumbang bubuk berkurang
                           Sumber : Oman Suherman et. al (1996)

2.2. Perbaikan Genotipe Melalui Pembentukan galur/famili
        Menurut Dahlan (1988), pembentukan galur/famili dalam rangka perbaikan genotip jagung tahan
terhadap hama kumbang bubuk dipilih metode seleksi selfing (silang diri) agar terjadi segregasi pada
lokus homozygot, sehingga karakter yang tidak diinginkan akan muncul dan mudah dibuang.
        Seleksi tersebut cocok bila dikombinasikan dengan kegiatan seleksi daya hasil dan penyaringan
terhadap ketahanan hama atau penyakit. Sedangkan seleksi full-sib(seleksi saudara kandung) dilakukan
dengan cara menyilangkan di antara tanaman superior (kekar, sehat, penampilan baik, tidak rebah) ke
dalam famili baru yang membawa sifat tahan terhadap hama kumbang bubuk (Tabel 2).
        Untuk full-sibb (seleksi saudara kandung), galur antar famili yang berpenampilan baik disilang.
Galur-galur tersebut berasal dari individu tanaman yang memiliki karakter tinggi, umur tongkol keluar
rambut dan umur panen yang bervariasi. Makin tinggi seleksi, makin seragam keragaman dalam
populasinya (Tabel 3).

2.3. Penyaringan Galur Terhadap Infestasi Serangga
        Galur-galur hasil persilangan motode seleksi selfing dan full-sibb yang telah dipilih (seleksi 5
generasi dan 6 generasi) kemudian diuji ketahanannya terhadap tekanan serangga imago hama kumbang
bubuk di laboratorium. Dari 750 galur yang diuji, ternyata ada 62 galur yang mempunyai nilai kerusakan
lebih kecil dari 10% yaitu 10 galur dari populasi MCF(FS)C5, 8 galur dari MCF(FS)C6, 24 galur dari
MCA(FS)C5, 17 galur dari MCA(FS)C6, 2 galur dari AC(FS)C6 dan 1 galur asal P31(FS)C6. Selanjutnya
                                                               36
Ayyub Arrachman : Resensi Hasil Teknologi Pengendalian Hama Kumbang Bubuk Pada Tanaman Jagung



galur yang mempunyai kerusakan biji 11-20% sebanyak 82 galur, yaitu 17 galur asal MCF(FS)C5, 25
galur asal MCS(FS)C6, 24 galur asal MCA(FS)C5, 9 galur asal MCA(FS)C6, 1 galur AC(FS)C6 dan 6 galur
asal P31(FS)C5 (Tabel 4) (Masmawati et. al.,1996).

                 Tabel 2. Jumlah galur dari populasi bahan seleksi selfing, ketegapan, umur
                          keluar rambut, umur panen, tinggi tanaman, tipe biji dan jumlah
                          biji untuk pengamatan ketahanan kumbang bubuk.

                  Populasi                 Half-sibb             Selfing(silang diri)           Total galur
                MCF(FS)C5                      43                         48                        91
                MCF(FS)C6                      60                         62                       122
                MCA(FS)C5                      31                          5                       36
                MCA(FS)C6                      7                           5                        12
                P31(FS)C6                      4                          21                       25

                  Populasi            Tinggi tanaman(cm)               Tipe biji           Jumlah biji per
                                                                                              tongkol
                MCF(FS)C5                   124-156               Semiflint-flint             52-102
                MCF(FS)C6                   110-148               Semiflint-flint             62-114
                MCA(FS)C5                   115-165               Semiflint-flint              12-98
                MCA(FS)C6                   110-153               Semiflint-flint              14-84
                P31(FS)C6                   124-169                     Flint                  15-73
                 Populasi                                         Nilai Kisaran
                                           Ketegapan                Silking(hari)               Panen(hari)
                MCF(FS)C5                      3-5                      53-62                     93-100
                MCF(FS)C6                      3-5                      54-60                     94-100
                MCA(FS)C5                      3-5                      54-64                     94-105
                MCA(FS)C6                      3-5                      55-62                     95-100
                P31(FS)C6                      1-3                      56-62                     95-105

          Sumber : Oman Suherman dan Muslimah Hamdani (1996)

                 Tabel 3. Karakter agronomi persilangan full-sibb(seleksi saudara kandung)
                          dari dua famili

                                                                               Famili
            Karakter tanaman
                                                              AC(FS)C5                      AC(FS)C6
            Tinggi tanaman (cm)                              99,0-152,8                    115,4-149,8
            Letak tongkol (cm)                                45,1-110,6                    45,6-85,7
            Umur tongkol berambut (hari)                      53,0-59,0                     52,0-57,0
            Umur tanaman (hari)                               88,0-98,0                     85,0-92,0
            Skor ketegapan                                       3-7                           3-5
            Tipe biji                                         Semiflint                       Flint
            Warna biji                                       Kuning muda                Kuning kecoklatan
            jumlah biji/tongkol                                   50                           150
            Berat (g/1000 biji)                                  200                           220

            Sumber : Oman Suherman dan Muslimah Hamdani (1996)



                                                            37
Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.1.,No.1.,2011



2.4. Pemahanan Tingkah Laku Serangga Terhadap Varietas Uji
        Hasil penelitian Metchor (1981) menemukan bahwa varietas Kretek dan DMR Composite#1
dengan biji yang kecil dan kandungan amylase tinggi lebih disenangi untuk oviposisi, perkembangan larva
dan survival dibanding varietas Metro dan Harapan. Pada pengkajian populasi galur/varietas Malang
Komposit A dan F disimpulkan bahwa galur MCF(FS)C6-61 dan MCA(FS)C5-14 tergolong tahan karena
mengalami tingkat kerusakan yang rendah (<10%) (Surtikanti et. al.,1996). Hal yang sama ditemukan
Masmawati et. al.,(1997) bahwa dari pengujian 445 galur/varietas, ada 21 galur yang tidak mengalami
kerusakan yang terdiri dari 5 galur persilangan dalam, 5 galur persilangan antar tanaman, 1 galur
persilangan bebas dan 10 galur persilangan antar galur. Fenomena tersebut memberi arti bahwa faktor
jenis makanan termasuk kualitas, tekstur, jenis varietas maupun galur berpengaruh terhadap
kecenderungamn serangga hama kumbang bubuk dalam mengakses sumber makanan.
        Pada pengujian akses makan oleh perbedaan varietas, preferensi tercatat pada varietas Arjuna
(16,13%) dan Bisma (14,01%), terendah GM30 (0,20%), sedangkan mortalitas tertinggi GM30 (45,50%
dan 51,75%) dan Rama masing-masing (27,50% dan 25,25%) terendah Semar2 dan GM27 (0,00%).
Kerusakan biji tertinggi Semar2 (61,75%), terendah Wisanggeni (2,00%). Ini artinya bahwa serangga
lebih memilih Arjuna, Semar2 dan Bisma pada waktu makan dan tidak menyenangi GM30 dan Rama. Pada
pengamatan progeni, nampak bahwa dari semua interval pengamatan, Semar2, Bisma, GM27 dan GM30,
pemunculan serangga progeninya lebih tinggi dibanding yang lain dengan nilai rata-rata masing-masing
8,28 ekor, 6,78 ekor dan 6,16 ekor, yang terendah tercatat pada varietas Wisanggeni (Tabel 5).

                                                           3. PENUTUP

        Upaya pencarian varietas tahan sebagai salah satu teknologi alternatif ditempuh dengan diawali
dari pembentukan populasi sumber ketahanan, selanjutnya melakukan persilangan-persilangan baik
halfship maupun fullship untuk memperoleh keragaman sumber genetika dalam pembentukan varietas
tahan.

                                                    4. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1988. Kordinasi Program Penelitian Nasional Jagung. Pusat Penelitian Tanaman Pangan. Badan
       Penelitian Pengembangan Pertanian.

Bedjo.1992. Pengaruh kadar air awal biji jagung terhadap laju infestasi kumbang bubuk dalam Astanto
       et. al (ed). Risalah Hasil Penelitian Tanaman Pangan Malang Tahun 1991. Balai Penelitisan
       Tanaman Pangan Malang.p.294-298.

Bedjo.1993. Pengaruh pengasapan kayu Albizzia terhadap infestasi hama gudang Sitophilus sp pada
       penyimpanan jagung. Seminar Hasil Penelitian Tanaman Pangan.Balittan Malang.

Badan     Pengendali Bimas.1996. Iktiar Mempertahankan                  Swasembada   Beras   dan   Mewujudkan
          Swasembada Jagung dan Kedele. Jakarta.p.6.1-6.14
Dobie,P.1974. The Laboratory Assesment of the Inherent Susceptibility of Maize varieties to Post
        Harvest Infection by Sitophilus zeamais Motsch (Coleoptera:Curculionidae). Journal Stored
        Product Research. Vol.10:183-197.Pergamon Press.
Erliana,1991. Pengaruh bahan nabati, arang dan abu dapur terhadap kerusakan biji jagung dalam
        penyimpanan. Hasil Penelitian Tanaman Pangan Malang.Balittan Malang

FAO. 1977. Analysis of an FAO survey of postharvest crop losses in developing countries
      (AGPP:MISC/227). Food and Agricultrure Organization of the United Nation, Rome.
ICRISAT. 1988. Annual Report.

                                                               38
Ayyub Arrachman : Resensi Hasil Teknologi Pengendalian Hama Kumbang Bubuk Pada Tanaman Jagung



Kalshoven,L.E.1981. The pest of crops in Indonesia. Rivised and trnaslated by P.A.Vander Laan with the
       assistance of G.L.H.Rothsild.PT.Ikhtiar Baru-Van Hoeve.Jakarta.
Morallo-Rejesus,B., P.A. Javier. 1980. Laboratory assessment of damage caused by Sitophilus spp and
       Rhizoperta dominica in stored grain. In sorghum and milletrs abstract C.A.B. April 1982.
       Vol.7,no.1.Abstract.1-2
Masmawati, Suherman O., D.Baco.1996. Penyaringan Galur jagung terhadap hama bubuik Sitophilus
      zeamais. Hasil-Hasil Penelitian Hama dan Penyakit Tanaman tahun 1995/1996. Badan Litabng
      Pertanian, Balitjas Maros p.15-20.
Mas’ud.S.,M.Yasin.,D.Baco.,S.Saenong.1996. Pengaruh kadar air awal biji sorgum terhadap
       perkembangan kumbang bubuk Sitophilus zeamais. Hasil-Hasil Penelitian Hama dan Penyakit
       Tanaman tahun 1995/1996. Badan Litbang Pertabnian, Balitjas Maros.p.35-44.

Oman Suherman, Masmawati., D.Baco. 1996a. Heritabilitas ketahanan genotipe jagung terhadap hama
      bubuk Sitophilus zeamais. Hasil-Hasil Penelitian Hama dan Penyakit Tanaman tahun 1995/1996.
      Badan Litbang Pertanian, Balitjas Maros.p.21-27.
Oman Suherman, dan M.Hamdani. 1996b. Pembentukan galur/famili untuk penyaringan ketahanan jagung
      terhadap hama kumbang Sitophilus zeamais. Hasil-Haisl Penelitian Hama dan Penyakit Tanaman
      tahun 1995/1996. Badan Litbang Pertanian, Balitjas Maros.p.7-14.
Rejesus, B.M. 1981. Stored product pest problems and Research needs in the Philippines. Proceeding of
       Biotrop Symposium on Pest of Stored Product. Bogor,pp.47-63.
Ryoo.M.I and H.W.Cho.1992. Feeding and Oviposition Preference and Demography of Rice Weevil
       (Coleoptera : Curculionidae) Reared on Mixtures of brown, polished and rough rice.
       Environ.Entomol.21:549-555.

Sudjak Saenong.1977. Pengaruh perbedaan padat populasi terhadap tingkat kerusakan benih jagung di
       laboratorium. Kumpulan Seminar Mingguan. Badan Penelitian Pengembangan Pertanian. Balai
       Penelitian Tanaman Jagung dan Serelia lain.
Tandiabang.J., S. Mas’ud dan M.S. Pabbage.1996. Kehilangan hasil jagung oleh kumbang bubuk Sitophilus
       zeamais dengan penundaan panen. Hasil-Hasil Penelitian Hama dan Penyakit Tanaman tahun
       1995/1996. Badan Litbang Pertanian, Balitjas Maros.p.28-34.




                                                            39
Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.1.,No.1.,2011



       Tabel 4. Tingkat kerusakan galur/biji jagung yang lebih kecil dari 20% terhadap hama kumbang bubuk

                                         Biji                                Biji                            Biji
        No.      Pedegree/galur         rusak     No       Pedegree/galur   rusak   No.    Pedegree/galur   rusak
                                         (%)                                 (%)                             (%)
        1.      MCF(FS)C5-101            0,0      49.      MCF(FS)C6-90      16,0   97.    MCA(FS)C5-79      13,3
        2.      MCF(FS)C5-102            0,0      50.      MCF(FS)C6-91      16,0   98.    MCA(FS)C5-57      14,4
        3.      MCF(FS)C5-121            0,0      51.      MCF(FS)C6-97      16,0   99.    MCA(FS)C5-10      15,0
        4.      MCF(FS)C5-90             2,0      52.      MCF(FS)C6-54      16,4   100.   MCA(FS)C5-37      15,3
        5.      MCF(FS)C5-73             3,0      53.      MCF(FS)C6-112     16,8   101.   MCA(FS)C5-28      15,6
        6.      MCF(FS)C5-21             5,0      54.      MCF(FS)C6-32      18,0   102.   MCA(FS)C5-19      16,7
        7.      MCF(FS)C5-48             5,5      55.      MCF(FS)C6-35      18,0   103.   MCA(FS)C5-55      18,0
        8.      MCF(FS)C5-26             8,0      56.      MCF(FS)C6-113     18,0   104.   MCA(FS)C5-16      18,5
        9.      MCF(FS)C5-37             8,0      57.      MCF(FS)C6-73      18,4   105.   MCA(FS)C5-41       41
        10.     MCF(FS)C5-23             10,0     58.      MCF(FS)C6-126     19,3   106.   MCA(FS)C5-62       62
        11.     MCF(FS)C5-126            10,7     59.      MCF(FS)C6-109     19,6   107.   MCA(FS)C5-4         4
        12.     MCF(FS)C5-61             11,6     60.      MCF(FS)C6-79     20,0    108.   MCA(FS)C5-33       33
        13.     MCF(FS)C5-9              12,0     61.      MCA(FS)C5-86       0,0   109.   MCA(FS)C649        49
        14.     MCF(FS)C5-76             14,0     62.      MCA(FS)C5-88       0,8   110.   MCA(FS)C6-59       59
        15.     MCF(FS)C5-91             14,0     63.      MCA(FS)C5-2        3,0   111.   MCA(FS)C6-62       62
        16.     MCF(FS)C5-36             16,8     64.      MCA(FS)C5-         3,6   112.   MCA(FS)C6-63       63
        17.     MCF(FS)C5-29             17,3     65.      91MCA(FS)C5-       4,0   113.   MCA(FS)C627        27
        18.     MCF(FS)C5-45             17,3     66.      M3CA(FS)C5-        4,0   114.   MCA(FS)C6-50       50
        19.     MCF(FS)C5-54             17,3     67.      MC40A(FS)C5-       4,0   115.   MCA(FS)C6-30       30
        20      MCF(FS)C5-52             18,0     68.      MCA(48FS)C5-       4,5   116.   MCA(FS)C6-60       60
        21      MCF(FS)C5-79             18,0     69.      MCA(FS51)C5-       4,8   117.   MCA(FS)C69          9
        22.     MCF(FS)C5-87             18,7     70.      MCA(FS)C205-       6,8   118.   MCA(FS)C6-5         5
        23.     MCF(FS)C5-16             19,0     71.      MCA(FS)C5-92       7,0   119.   MCA(FS)C6-70       70
        24.     MCF(FS)C5-24             19,0     72.      MCA(FS)C5-56       7,2   120.   MCA(FS)C6-58       58
        25.     MCF(FS)C5-125            19,2     73.      MCA(FS)C5-83       7,3   121.   MCA(FS)C642        42
        26.     MCF(FS)C5-49             19,3     74.      MCA(FS)C5-7        7,3   122.   MCA(FS)C6-57       57
        27.     MCF(FS)C5-10            20,0      75.      MCA(FS)C5-54       7,6   123.   MCA(FS)C6-64       64
        28.     MCF(FS)C6-92             0,0      76.      MCA(FS)C5-89       8,0   124.   MCA(FS)C6-4         4
        29.     MCF(FS)C6-116            0,0      77.      MCA(FS)C5-60       8,4   125.   MCA(FS)C652        52
        30.     MCF(FS)C6-134            0,0      78.      MCA(FS)C5-85       8,7   126.   MCA(FS)C6-71       71
        31.     MCF(FS)C6-124            6,0      79.      MCA(FS)C5-82       9,0   127.   MCA(FS)C6-41       41
        32.     MCF(FS)C6-19             8,0      80.      MCA(FS)C5-63       9,0   128.   MCA(FS)C6-48       48
        33.     MCF(FS)C6-48             8,7      81.      MCA(FS)C5-75       9,0   129.   MCA(FS)C612        12
        34.     MCF(FS)C6-140            9,0      82.      MCA(FS)C5-76       9,3   130.   MCA(FS)C6-35       35
        35.     MCF(FS)C6-114            10,0     83.      MCA(FS)C5-50       9,5   131.   MCA(FS)C6-32       32
        36.     MCF(FS)C6-56             10,8     84.      MCA(FS)C5-30      10,0   132.   MCA(FS)C6-73       73
        37.     MCF(FS)C6-93             11,0     85.      MCA(FS)C5-5       10,8   133.   MCA(FS)C617        17
        38.     MCF(FS)C6-63             11,3     86.      MCA(FS)C5-26      10,8   134.   MCA(FS)C6-44       44
        39.     MCF(FS)C6-120            11,6     87.      MCA(FS)C5-35      11,0   135.   AC(FS)C6-44        44
        40.     MCF(FS)C6-83             12,0     88.      MCA(FS)C5-49      12,0   136.   AC(FS)C6-2          2
        41.     MCF(FS)C6-85             12,0     89.      MCA(FS)C5-66      12,0   137.   AC(FS)C6-58        58
        42.     MCF(FS)C6-115            12,0     90.      MCA(FS)C5-74      12,0   138.   P31(FS)C6-24       24
        43.     MCF(FS)C6-119            12,0     91.      MCA(FS)C5-81      12,0   139.   P31(FS)C6-6         6
        44.     MCF(FS)C6-135            12,0     92.      MCA(FS)C5-84      12,8   140.   P31(FS)C6-2         2
        45.     MCF(FS)C6-96             13,3     93.      MCA(FS)C5-36      13,0   141.   P31(FS)C6-9         9
        46.     MCF(FS)C6-34             14,0     94.      MCA(FS)C5-23      13,0   142.   P31(FS)C6-70       70
        47.     MCF(FS)C6-108            14,0     95.      MCA(FS)C5-45      13,0   143.   P31(FS)C6-76       76
        48.     MCF(FS)C6-5              16,0     96.      MCA(FS)C5-59      13,0   144.   P31(FS)C6-104     104

      Sumber: Masmawati et. al., (1996)
                                                                 40
Ayyub Arrachman : Resensi Hasil Teknologi Pengendalian Hama Kumbang Bubuk Pada Tanaman Jagung



              Tabel 5. Rata-rata persentase preferensi, mortalitas, kerusakan biji dan perkembangan
                       progeni pengujian dinamika serangga oleh perbedaan varietas

          Uraian                                                      Varietas Uji
                                       Arjuna     Semar      Bisma      Wisang     GM27         GM30    Rama
                                                    2                     geni
          I. Preferensi
              24                        16,13      13,50      4,69       2,63       6,94        1,63    1,00
              48                        5,02       10,06      5,65       1,65       3,17        2,65    1,81
              72                        8,30       13,61      14,01      1,00       6,09        0,20    0,60

          II. Mortalitas
             24                         0,45       1,38       1,00       0,56       0,50        6,25     2,25
             48                         1,95       2,57       1,77       0,94       0,85        45,50   25,25
             72                         0,98       0,00       1,04       0,40       0,00        51,75   27,50

          III. Kerusakan biji (%)
          - Induk                        3,75     14,00       2,75       0,50       4,50        25,57    2,25
          - Progenis                    14,25     47,75       4,45       1,50       34,50       23,47   25,25
          - Total                       18,00     61,75      47,25       2,00       39,00       4,28    27,50

          IV. Berat biji (%)
          - Awal                        30,98     27,88      25,23       28,18      21,47       6,25    31,38
          - Akhir                       30,42     24,65      22,59       28,15      19,99       45,50   30,49
          - Penyusutan                   0,91      6,15       5,52       0,05       3,57        51,75    1,44

          IV.Pengamatan bulan ke
            (ekor)
             II                         0,50        1,00       3,75      0,00       0,25        0,25    0,25
             III                        3,25        7,25       7,75      1,00       2,50        2,25    2,75
             IV                         0,75        1,00       0,00      0,50       0,25        0,75    0,25
             V                          3,75       10,50      16,50      0,75       10,50       14,25   0,75
             VI                         0,75       10,50      10,75      0,00       15,50       18,50   3,00
             VII                        2,00       16,75       7,00      1,25       5,50        4,25    0,75
             VIII                       3,33       13,00       4,25      0,00       4,25        5,50    9,00
             IX                         3,33        6,25       4,25      0,00       2,00        3,50    8,50


         Sumber: Sudjak Saenong et. al. (1996)




                                                            41

Más contenido relacionado

Similar a Ketahanan Jagung

Makalah_32 Makalah diskusi 2 perspektif tanaman obat di indonesia
Makalah_32 Makalah diskusi 2 perspektif tanaman obat di indonesiaMakalah_32 Makalah diskusi 2 perspektif tanaman obat di indonesia
Makalah_32 Makalah diskusi 2 perspektif tanaman obat di indonesiaBondan the Planter of Palm Oil
 
PENGEMBANGAN ERCIS (Pisum sativum L.) JENIS BIJI KERING (DRY PEAS) BERDASARKA...
PENGEMBANGAN ERCIS (Pisum sativum L.) JENIS BIJI KERING (DRY PEAS) BERDASARKA...PENGEMBANGAN ERCIS (Pisum sativum L.) JENIS BIJI KERING (DRY PEAS) BERDASARKA...
PENGEMBANGAN ERCIS (Pisum sativum L.) JENIS BIJI KERING (DRY PEAS) BERDASARKA...University of Brawijaya
 
6 andi m amir - tungau kuning teh
6 andi m amir - tungau kuning teh6 andi m amir - tungau kuning teh
6 andi m amir - tungau kuning tehxie_yeuw_jack
 
Pengaruh pukan dan jarak tanam jg mns
Pengaruh pukan dan jarak tanam jg mnsPengaruh pukan dan jarak tanam jg mns
Pengaruh pukan dan jarak tanam jg mnsIr. Zakaria, M.M
 
8 m assad - kajian pestisida nabati
8 m assad - kajian pestisida nabati8 m assad - kajian pestisida nabati
8 m assad - kajian pestisida nabatixie_yeuw_jack
 
EPIDEMIOLOGI PRAKTIKUM KEJADIAN DAN KEPARAHAN.pdf
EPIDEMIOLOGI PRAKTIKUM KEJADIAN DAN KEPARAHAN.pdfEPIDEMIOLOGI PRAKTIKUM KEJADIAN DAN KEPARAHAN.pdf
EPIDEMIOLOGI PRAKTIKUM KEJADIAN DAN KEPARAHAN.pdfNoorkomala Sari
 

Similar a Ketahanan Jagung (8)

6 ayyub-hama tikus
6 ayyub-hama tikus6 ayyub-hama tikus
6 ayyub-hama tikus
 
Makalah_32 Makalah diskusi 2 perspektif tanaman obat di indonesia
Makalah_32 Makalah diskusi 2 perspektif tanaman obat di indonesiaMakalah_32 Makalah diskusi 2 perspektif tanaman obat di indonesia
Makalah_32 Makalah diskusi 2 perspektif tanaman obat di indonesia
 
PENGEMBANGAN ERCIS (Pisum sativum L.) JENIS BIJI KERING (DRY PEAS) BERDASARKA...
PENGEMBANGAN ERCIS (Pisum sativum L.) JENIS BIJI KERING (DRY PEAS) BERDASARKA...PENGEMBANGAN ERCIS (Pisum sativum L.) JENIS BIJI KERING (DRY PEAS) BERDASARKA...
PENGEMBANGAN ERCIS (Pisum sativum L.) JENIS BIJI KERING (DRY PEAS) BERDASARKA...
 
Penentu agroekosistem
Penentu agroekosistemPenentu agroekosistem
Penentu agroekosistem
 
6 andi m amir - tungau kuning teh
6 andi m amir - tungau kuning teh6 andi m amir - tungau kuning teh
6 andi m amir - tungau kuning teh
 
Pengaruh pukan dan jarak tanam jg mns
Pengaruh pukan dan jarak tanam jg mnsPengaruh pukan dan jarak tanam jg mns
Pengaruh pukan dan jarak tanam jg mns
 
8 m assad - kajian pestisida nabati
8 m assad - kajian pestisida nabati8 m assad - kajian pestisida nabati
8 m assad - kajian pestisida nabati
 
EPIDEMIOLOGI PRAKTIKUM KEJADIAN DAN KEPARAHAN.pdf
EPIDEMIOLOGI PRAKTIKUM KEJADIAN DAN KEPARAHAN.pdfEPIDEMIOLOGI PRAKTIKUM KEJADIAN DAN KEPARAHAN.pdf
EPIDEMIOLOGI PRAKTIKUM KEJADIAN DAN KEPARAHAN.pdf
 

Más de xie_yeuw_jack

Dukungan litbang menuju bioindustri ed nw
Dukungan litbang menuju bioindustri ed nwDukungan litbang menuju bioindustri ed nw
Dukungan litbang menuju bioindustri ed nwxie_yeuw_jack
 
11 pedoman penulisan
11 pedoman penulisan11 pedoman penulisan
11 pedoman penulisanxie_yeuw_jack
 
10 indiati - pengendalian tungau puru
10 indiati - pengendalian tungau puru10 indiati - pengendalian tungau puru
10 indiati - pengendalian tungau puruxie_yeuw_jack
 
9 yusmani - karakter p.leccani
9 yusmani - karakter p.leccani9 yusmani - karakter p.leccani
9 yusmani - karakter p.leccanixie_yeuw_jack
 
7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan
7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan
7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang baranganxie_yeuw_jack
 
5 bedjo-helicoverpa 2011
5 bedjo-helicoverpa 20115 bedjo-helicoverpa 2011
5 bedjo-helicoverpa 2011xie_yeuw_jack
 
10 pedoman penulisan
10 pedoman penulisan10 pedoman penulisan
10 pedoman penulisanxie_yeuw_jack
 
9 surtikanti - penyakit bulai 2
9 surtikanti - penyakit bulai 29 surtikanti - penyakit bulai 2
9 surtikanti - penyakit bulai 2xie_yeuw_jack
 
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---okxie_yeuw_jack
 
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacanganxie_yeuw_jack
 
6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci
6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci
6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabacixie_yeuw_jack
 
5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah
5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah
5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanahxie_yeuw_jack
 
4 bedjo- evaluasi isolat h. armigera
4 bedjo- evaluasi isolat h. armigera4 bedjo- evaluasi isolat h. armigera
4 bedjo- evaluasi isolat h. armigeraxie_yeuw_jack
 

Más de xie_yeuw_jack (20)

Dukungan litbang menuju bioindustri ed nw
Dukungan litbang menuju bioindustri ed nwDukungan litbang menuju bioindustri ed nw
Dukungan litbang menuju bioindustri ed nw
 
11 pedoman penulisan
11 pedoman penulisan11 pedoman penulisan
11 pedoman penulisan
 
10 indiati - pengendalian tungau puru
10 indiati - pengendalian tungau puru10 indiati - pengendalian tungau puru
10 indiati - pengendalian tungau puru
 
9 yusmani - karakter p.leccani
9 yusmani - karakter p.leccani9 yusmani - karakter p.leccani
9 yusmani - karakter p.leccani
 
7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan
7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan
7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan
 
3 daftar isi-4
3 daftar isi-43 daftar isi-4
3 daftar isi-4
 
2 dewan penyunting
2 dewan penyunting2 dewan penyunting
2 dewan penyunting
 
1 sampul depan
1 sampul depan1 sampul depan
1 sampul depan
 
12 sampul belakang
12 sampul belakang12 sampul belakang
12 sampul belakang
 
5 bedjo-helicoverpa 2011
5 bedjo-helicoverpa 20115 bedjo-helicoverpa 2011
5 bedjo-helicoverpa 2011
 
10 pedoman penulisan
10 pedoman penulisan10 pedoman penulisan
10 pedoman penulisan
 
9 surtikanti - penyakit bulai 2
9 surtikanti - penyakit bulai 29 surtikanti - penyakit bulai 2
9 surtikanti - penyakit bulai 2
 
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok
 
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan
 
6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci
6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci
6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci
 
5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah
5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah
5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah
 
4 bedjo- evaluasi isolat h. armigera
4 bedjo- evaluasi isolat h. armigera4 bedjo- evaluasi isolat h. armigera
4 bedjo- evaluasi isolat h. armigera
 
3 daftar isi-4
3 daftar isi-43 daftar isi-4
3 daftar isi-4
 
2 dewan penyunting
2 dewan penyunting2 dewan penyunting
2 dewan penyunting
 
1 sampul depan
1 sampul depan1 sampul depan
1 sampul depan
 

Último

Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptx
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptxPraktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptx
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptxEndah261450
 
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Baratsenapananginterbaik2
 
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...gamal imron khoirudin
 
1000 hari alm KUSWADI aslkdjalksjdlkajdqwd
1000 hari alm KUSWADI aslkdjalksjdlkajdqwd1000 hari alm KUSWADI aslkdjalksjdlkajdqwd
1000 hari alm KUSWADI aslkdjalksjdlkajdqwdfurinews
 
etika dan hukum bisnis dan tanggung jawab sosial
etika dan hukum bisnis dan tanggung jawab sosialetika dan hukum bisnis dan tanggung jawab sosial
etika dan hukum bisnis dan tanggung jawab sosiallux08191
 
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda KetahuiPanduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda KetahuiHaseebBashir5
 
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.pptIjlalMaulana1
 
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaasaw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaNovaRuwanti
 
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogel
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogelmenang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogel
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogelHaseebBashir5
 
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024DarmiePootwo
 
PPT DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptx
PPT  DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptxPPT  DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptx
PPT DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptxvickrygaluh59
 
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdfKELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdfPritaRatuliu
 

Último (12)

Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptx
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptxPraktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptx
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptx
 
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat
 
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
 
1000 hari alm KUSWADI aslkdjalksjdlkajdqwd
1000 hari alm KUSWADI aslkdjalksjdlkajdqwd1000 hari alm KUSWADI aslkdjalksjdlkajdqwd
1000 hari alm KUSWADI aslkdjalksjdlkajdqwd
 
etika dan hukum bisnis dan tanggung jawab sosial
etika dan hukum bisnis dan tanggung jawab sosialetika dan hukum bisnis dan tanggung jawab sosial
etika dan hukum bisnis dan tanggung jawab sosial
 
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda KetahuiPanduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
 
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt
 
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaasaw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogel
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogelmenang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogel
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogel
 
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
PPT DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptx
PPT  DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptxPPT  DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptx
PPT DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptx
 
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdfKELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
 

Ketahanan Jagung

  • 1. Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.1.,No.1.,2011 RESENSI HASIL TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA KUMBANG BUBUK PADA TANAMAN JAGUNG Ayyub Arrahman Politeknik Pertanian Negeri Pangkep ABSTRAK Selama periode penyimpanan bahan, kerusakan akibat infestasi Kumbang Bubuk dapat mencapai angka 21%. Kerusakan tersebut akan berpengaruh terhadap bobot biji atau rusaknya kualitas biji selama proses penyimpanan yang dapat menyebabkan kehilangan hasil hingga lebih dari 30%. Upaya penyelamatan produk simpanan telah banyak dilakukan seperti sanitasi tempat-tempat penyimpanan bahan (gudang), penurunan kualitas kadar air bahan sebelum disimpan, fumigasi dan penggunaan beberapa bahan nabati yang dicampur dengan bahan simpan. Hasilnya setelah dievaluasi cara ini belum memberikan hasil yang memuaskan karena kualitas serangan masih cukup tinggi. Oleh sebab itu penggunaan varietas tahan adalah cara yang terbaik bila dipilih sebagai salah satu komponen tehnologi alternatif dalam menekan serangan hama kumbang bubuk pada periode penyimpanan bahan. Beberapa hasil teknologi pembentukan varietas/galur yang tahan yang dilanjutkan dengan upaya penyaringan galur terhadap tekanan serangga, dan kajian heritabilitas ketahanan genotip yang digunakan untuk mengukur ratio ragan genotip terhadap ragam total dalam pendugaan kemajuan suatu seleksi galur, dinamika serangga dalam mengakses sumber makanan oleh pengaruh varietas dan bentuk biji juga disajikan dalam makalah ini. Kata Kunci : Hasil Teknologi, Hama Kumbang Bubuk, Jagung ABSTRACT In the period of grain storage, the damages of maize grain due to the infestation of maize weevil could reach up to 2%. These grain damages would affected either the weight of grain or reduced grain quality coincide with the storage period that could caused grain losses more than 30%. Efforts to maintain grain quality in storage room have been done, i.e., sanitation of ware house, lowering the moisture content of the grain before strong, fumigation and the use of several botanical pesticides that could be mixed with the grain prior to be stored. After being evaluated, the result showed that all these efforts still not effective yet, and the maize weevil population remean high. Therefore, the used of resistant variety is the best solution as one of component of technology of producing resistant varieties/lines could be done using variety the ratio of variance genetic to the total variance to predict selection progress of the each line/variety, insect dynamic on accessing the source of feeds due to varieties and seed size. Key word : Technology, maize weevil, pest weevil, pest control, maize. 1. PENDAHULUAN 1.1. Peranan Jagung Sebagai Sumber Makanan Sumber kalori utama bagai sebahagian masyarakat kita setelah beras adala jagung. Sebagai bahan makanan, sumbangan jagung bagi nutrisi masyarakat pada umumnya sangat besar peranannya, dengan porsi kira-kira mencapai 10% dari total masukan protein dan kalori yang dibutuhkan. Data survei menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi perkapita antara 15-20 kg/tahun (Anonim,1988). Data ini 34
  • 2. Ayyub Arrachman : Resensi Hasil Teknologi Pengendalian Hama Kumbang Bubuk Pada Tanaman Jagung menunjukkan bahwa jagung berperanan dalam menyumbang kebutuhan nasional akan pangan dan pakan. Pada tahun 1996 saja, kebutuhan jagung untuk bahan baku industri mencapai jumlah permintaan senilai 3.510.000 ton (Badan Pengendalai Bimas,1996). 1.2. Kendala Utama Usahatani Jagung Masalah yang paling mendasar dan yang merupakan kendala bagi usahatani jagung adalah adanya kehilangan hasil yang cukup besar oleh infestasi hama gudang, khususnya dari spesies hama kumbang bubuk jagung, Sitophilus zeamais Motsch. Angka kehilangan hasil secara nasional mencapai 20 % terjadi sewaktu panen, penjemuran, pemipilan, pengangkutan dan penyimpa-nan (Rajesus,1981; ICRISAT,1988; FAO,1977). Kehilangan hasil dari tiap-tiap tahap tersebut berlainan menurut daerah dan sistim produksinya. Akan tetapi, tahap penyimpanan merupakan tahap yang paling kritis, dan hama gudang merupakan faktor utama yang menimbulkan masalah pada tahap ini yang biasanya terjadi sangat drastis sekali (Morallo dan Javier,1980; Bedjo,1992). 1.3. Upaya-Upaya Pengelolaan Hama Jagung Usaha-usaha pemerintah dalam rangka penyelamatan produksi telah banyak diupayakan dengan dana dan waktu yang cukup banyak, akan tetapi hasilnya belum terlalu memuaskan mengingat sampai saat ini varietas atau galur jagung yang tahan serangan hama kumbang bubuk belum ada. Oleh sebab itu pembentukan galur/famili yang tahan terhadap serangan hama ini perlu segera diupayakan. Perakitan varietas jagung untuk ketahanan terhadap hama kumbang bubuk di Indonesia belum dilakukan kecuali untuk aspek penutupan kelobot. Menurut Painter (1968), kelobot yang tertutup dan lebih panjang dari tongkolnya dapat mengurangi infeksi kumbang bubuk sejak biji masih berada di lapangan. Informasi ketahanan jagung terhadap infestasi hama kumbang bubuk juga masih kurang. Kim et. al (1988), menyatakan bahwa lapisan luar biji jagung yang sama sekali tersusun dari jaringan maternal adalah faktor utama ketahanan dalam mencegah peletakan telur hama kumbang bubuk. Peneliti lain seperti Widstrom et. al (1975) menemukan 6 galur murni jagung tropis yang tahan terhadap hama kumbang bubuk dengan karakter utama terletak pada struktur kotiledon biji, sedangkan Tipping et. al (1989) dan Tadesse et. al (1994) menemukan bahwa ketahanan jagung terhadap hama kumbang bubuk lebih ditentukan oleh faktor genetik. Faktor genetik yang berperanan dapat bersifat nonpreferen (dalam peletakan telur, makanan dan berlindung) dan antibiosis (beracun bagi serangga hama). 2.TEKNOLOGI PENCIPTAAN VARIETAS TAHAN Sumber-sumber ketahanan dari faktor genetik berpeluang untuk dapat dipindahkan kepada varietas unggul, yakni dengan cara seleksi saudara kandung yang selanjutnya dilakukan dengan seleksi berulang S1. Diperlukan tiga periode pertanaman untuk menghasilkan satu siklus. Seleksi dinilai sudah mantap apabila telah menampilkan keseragaman yang maksimum antara lain minimal telah dicapai empat siklus seleksi(Dahlan dan Slamet,1992). 2.1. Pembentukan Populasi Sumber Gen Tahan Materi seleksi untuk perakitan varietas jagung unggul baru berasal dari populasi dasar yang bersumber dari Malang komposit A, Malang komposit F dan P31, yakni MCA(FS)C5, MCA(FS)C6, MCF(FS)C5, MCF(FS)C6, AC(FS)C5, AC(FS)C6, P31(FS)C5 dan P31(FS)C6 masing-masing disilang diri(selfing) sehingga dihasilkan 749 galur. Galur-galur tersebut selanjutnya dievaluasi ketahanannya terhadap hama kumbang bubuk di laboratorium. Ratio ragam genotipe terhadap ragam total dan pendugaan kemajuan seleksi juga diamati. Satuan heritabilitas tercatat berkisar antara 0,83-0,99 dengan nilai rata-rata 0,97 menunjukkan bahwa keragaman disebabkan oleh faktor genetik, yang berarti peluang untuk mendapatkan jagung yang tahan hama kumbang bubuk cukup besar. Malang komposit A (MCA) memiliki tingkat serangan yang lebih rendah dibanding populasi lain. Dari kedua populasi tersebut apabila dipilih galur yang intensitas serangannya kurang dari 10% kemudian dilakukan seleksi S1, maka akan diperoleh populasi baru yang tahan, yang selanjutnya dapat dikembangkan sebagai 35
  • 3. Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.1.,No.1.,2011 sumber ketahanan (Tabel 1) (Oman Suherman et. al, 1996). Tabel 1. Populasi awal dan jumlah galur yang diuji serta nilai pendugaan kemajuan seleksi ketahanan jagung terhadap hama kumbang bubuk. Populasi Jumlah Galur Keterangan MCA(FS)C5 94 25 varietas lokal x Bromo MCA(FS)C6 75 MCF(FS)C5 127 Komposit varietas lokal MCF(FS)C6 141 AC(FS)C5 59 Arjuna x Cettar AC(FS)C6 59 P31(FS)C5 105 Amarillo Critalino P31(FS)C6 89 (Populasi 31 dari CIMMYT) Total galur 749 Biji rusak Biji rusak Heritabilitas Nilai harapan Populasi rata-rata unit populasi E (GS) (plot) populasi baru (%) (%) MCA(FS)C5 3,58 25,68 0,979 -21,66 4,02 MCA(FS)C6 2,10 32,53 0,989 -30,12 2,40 MCF(FS)C5 4,50 52,37 0,967 -46,43 5,94 MCF(FS)C6 6,20 46,45 0,983 -39,44 7,00 AC(FS)C5 18,60 73,55 0,935 -54,40 19,15 AC(FS)C6 63,10 91,67 0,979 -26,57 65,10 P31(FS)C5 68,10 87,91 0,838 -16,83 71,05 P31(FS)C6 28,92 74,79 0,980 -44,95 29,84 Keterangan : E (GS) : Pendugaan kemajuan seleksi, nilai negatif berarti serangan Kumbang bubuk berkurang Sumber : Oman Suherman et. al (1996) 2.2. Perbaikan Genotipe Melalui Pembentukan galur/famili Menurut Dahlan (1988), pembentukan galur/famili dalam rangka perbaikan genotip jagung tahan terhadap hama kumbang bubuk dipilih metode seleksi selfing (silang diri) agar terjadi segregasi pada lokus homozygot, sehingga karakter yang tidak diinginkan akan muncul dan mudah dibuang. Seleksi tersebut cocok bila dikombinasikan dengan kegiatan seleksi daya hasil dan penyaringan terhadap ketahanan hama atau penyakit. Sedangkan seleksi full-sib(seleksi saudara kandung) dilakukan dengan cara menyilangkan di antara tanaman superior (kekar, sehat, penampilan baik, tidak rebah) ke dalam famili baru yang membawa sifat tahan terhadap hama kumbang bubuk (Tabel 2). Untuk full-sibb (seleksi saudara kandung), galur antar famili yang berpenampilan baik disilang. Galur-galur tersebut berasal dari individu tanaman yang memiliki karakter tinggi, umur tongkol keluar rambut dan umur panen yang bervariasi. Makin tinggi seleksi, makin seragam keragaman dalam populasinya (Tabel 3). 2.3. Penyaringan Galur Terhadap Infestasi Serangga Galur-galur hasil persilangan motode seleksi selfing dan full-sibb yang telah dipilih (seleksi 5 generasi dan 6 generasi) kemudian diuji ketahanannya terhadap tekanan serangga imago hama kumbang bubuk di laboratorium. Dari 750 galur yang diuji, ternyata ada 62 galur yang mempunyai nilai kerusakan lebih kecil dari 10% yaitu 10 galur dari populasi MCF(FS)C5, 8 galur dari MCF(FS)C6, 24 galur dari MCA(FS)C5, 17 galur dari MCA(FS)C6, 2 galur dari AC(FS)C6 dan 1 galur asal P31(FS)C6. Selanjutnya 36
  • 4. Ayyub Arrachman : Resensi Hasil Teknologi Pengendalian Hama Kumbang Bubuk Pada Tanaman Jagung galur yang mempunyai kerusakan biji 11-20% sebanyak 82 galur, yaitu 17 galur asal MCF(FS)C5, 25 galur asal MCS(FS)C6, 24 galur asal MCA(FS)C5, 9 galur asal MCA(FS)C6, 1 galur AC(FS)C6 dan 6 galur asal P31(FS)C5 (Tabel 4) (Masmawati et. al.,1996). Tabel 2. Jumlah galur dari populasi bahan seleksi selfing, ketegapan, umur keluar rambut, umur panen, tinggi tanaman, tipe biji dan jumlah biji untuk pengamatan ketahanan kumbang bubuk. Populasi Half-sibb Selfing(silang diri) Total galur MCF(FS)C5 43 48 91 MCF(FS)C6 60 62 122 MCA(FS)C5 31 5 36 MCA(FS)C6 7 5 12 P31(FS)C6 4 21 25 Populasi Tinggi tanaman(cm) Tipe biji Jumlah biji per tongkol MCF(FS)C5 124-156 Semiflint-flint 52-102 MCF(FS)C6 110-148 Semiflint-flint 62-114 MCA(FS)C5 115-165 Semiflint-flint 12-98 MCA(FS)C6 110-153 Semiflint-flint 14-84 P31(FS)C6 124-169 Flint 15-73 Populasi Nilai Kisaran Ketegapan Silking(hari) Panen(hari) MCF(FS)C5 3-5 53-62 93-100 MCF(FS)C6 3-5 54-60 94-100 MCA(FS)C5 3-5 54-64 94-105 MCA(FS)C6 3-5 55-62 95-100 P31(FS)C6 1-3 56-62 95-105 Sumber : Oman Suherman dan Muslimah Hamdani (1996) Tabel 3. Karakter agronomi persilangan full-sibb(seleksi saudara kandung) dari dua famili Famili Karakter tanaman AC(FS)C5 AC(FS)C6 Tinggi tanaman (cm) 99,0-152,8 115,4-149,8 Letak tongkol (cm) 45,1-110,6 45,6-85,7 Umur tongkol berambut (hari) 53,0-59,0 52,0-57,0 Umur tanaman (hari) 88,0-98,0 85,0-92,0 Skor ketegapan 3-7 3-5 Tipe biji Semiflint Flint Warna biji Kuning muda Kuning kecoklatan jumlah biji/tongkol 50 150 Berat (g/1000 biji) 200 220 Sumber : Oman Suherman dan Muslimah Hamdani (1996) 37
  • 5. Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.1.,No.1.,2011 2.4. Pemahanan Tingkah Laku Serangga Terhadap Varietas Uji Hasil penelitian Metchor (1981) menemukan bahwa varietas Kretek dan DMR Composite#1 dengan biji yang kecil dan kandungan amylase tinggi lebih disenangi untuk oviposisi, perkembangan larva dan survival dibanding varietas Metro dan Harapan. Pada pengkajian populasi galur/varietas Malang Komposit A dan F disimpulkan bahwa galur MCF(FS)C6-61 dan MCA(FS)C5-14 tergolong tahan karena mengalami tingkat kerusakan yang rendah (<10%) (Surtikanti et. al.,1996). Hal yang sama ditemukan Masmawati et. al.,(1997) bahwa dari pengujian 445 galur/varietas, ada 21 galur yang tidak mengalami kerusakan yang terdiri dari 5 galur persilangan dalam, 5 galur persilangan antar tanaman, 1 galur persilangan bebas dan 10 galur persilangan antar galur. Fenomena tersebut memberi arti bahwa faktor jenis makanan termasuk kualitas, tekstur, jenis varietas maupun galur berpengaruh terhadap kecenderungamn serangga hama kumbang bubuk dalam mengakses sumber makanan. Pada pengujian akses makan oleh perbedaan varietas, preferensi tercatat pada varietas Arjuna (16,13%) dan Bisma (14,01%), terendah GM30 (0,20%), sedangkan mortalitas tertinggi GM30 (45,50% dan 51,75%) dan Rama masing-masing (27,50% dan 25,25%) terendah Semar2 dan GM27 (0,00%). Kerusakan biji tertinggi Semar2 (61,75%), terendah Wisanggeni (2,00%). Ini artinya bahwa serangga lebih memilih Arjuna, Semar2 dan Bisma pada waktu makan dan tidak menyenangi GM30 dan Rama. Pada pengamatan progeni, nampak bahwa dari semua interval pengamatan, Semar2, Bisma, GM27 dan GM30, pemunculan serangga progeninya lebih tinggi dibanding yang lain dengan nilai rata-rata masing-masing 8,28 ekor, 6,78 ekor dan 6,16 ekor, yang terendah tercatat pada varietas Wisanggeni (Tabel 5). 3. PENUTUP Upaya pencarian varietas tahan sebagai salah satu teknologi alternatif ditempuh dengan diawali dari pembentukan populasi sumber ketahanan, selanjutnya melakukan persilangan-persilangan baik halfship maupun fullship untuk memperoleh keragaman sumber genetika dalam pembentukan varietas tahan. 4. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1988. Kordinasi Program Penelitian Nasional Jagung. Pusat Penelitian Tanaman Pangan. Badan Penelitian Pengembangan Pertanian. Bedjo.1992. Pengaruh kadar air awal biji jagung terhadap laju infestasi kumbang bubuk dalam Astanto et. al (ed). Risalah Hasil Penelitian Tanaman Pangan Malang Tahun 1991. Balai Penelitisan Tanaman Pangan Malang.p.294-298. Bedjo.1993. Pengaruh pengasapan kayu Albizzia terhadap infestasi hama gudang Sitophilus sp pada penyimpanan jagung. Seminar Hasil Penelitian Tanaman Pangan.Balittan Malang. Badan Pengendali Bimas.1996. Iktiar Mempertahankan Swasembada Beras dan Mewujudkan Swasembada Jagung dan Kedele. Jakarta.p.6.1-6.14 Dobie,P.1974. The Laboratory Assesment of the Inherent Susceptibility of Maize varieties to Post Harvest Infection by Sitophilus zeamais Motsch (Coleoptera:Curculionidae). Journal Stored Product Research. Vol.10:183-197.Pergamon Press. Erliana,1991. Pengaruh bahan nabati, arang dan abu dapur terhadap kerusakan biji jagung dalam penyimpanan. Hasil Penelitian Tanaman Pangan Malang.Balittan Malang FAO. 1977. Analysis of an FAO survey of postharvest crop losses in developing countries (AGPP:MISC/227). Food and Agricultrure Organization of the United Nation, Rome. ICRISAT. 1988. Annual Report. 38
  • 6. Ayyub Arrachman : Resensi Hasil Teknologi Pengendalian Hama Kumbang Bubuk Pada Tanaman Jagung Kalshoven,L.E.1981. The pest of crops in Indonesia. Rivised and trnaslated by P.A.Vander Laan with the assistance of G.L.H.Rothsild.PT.Ikhtiar Baru-Van Hoeve.Jakarta. Morallo-Rejesus,B., P.A. Javier. 1980. Laboratory assessment of damage caused by Sitophilus spp and Rhizoperta dominica in stored grain. In sorghum and milletrs abstract C.A.B. April 1982. Vol.7,no.1.Abstract.1-2 Masmawati, Suherman O., D.Baco.1996. Penyaringan Galur jagung terhadap hama bubuik Sitophilus zeamais. Hasil-Hasil Penelitian Hama dan Penyakit Tanaman tahun 1995/1996. Badan Litabng Pertanian, Balitjas Maros p.15-20. Mas’ud.S.,M.Yasin.,D.Baco.,S.Saenong.1996. Pengaruh kadar air awal biji sorgum terhadap perkembangan kumbang bubuk Sitophilus zeamais. Hasil-Hasil Penelitian Hama dan Penyakit Tanaman tahun 1995/1996. Badan Litbang Pertabnian, Balitjas Maros.p.35-44. Oman Suherman, Masmawati., D.Baco. 1996a. Heritabilitas ketahanan genotipe jagung terhadap hama bubuk Sitophilus zeamais. Hasil-Hasil Penelitian Hama dan Penyakit Tanaman tahun 1995/1996. Badan Litbang Pertanian, Balitjas Maros.p.21-27. Oman Suherman, dan M.Hamdani. 1996b. Pembentukan galur/famili untuk penyaringan ketahanan jagung terhadap hama kumbang Sitophilus zeamais. Hasil-Haisl Penelitian Hama dan Penyakit Tanaman tahun 1995/1996. Badan Litbang Pertanian, Balitjas Maros.p.7-14. Rejesus, B.M. 1981. Stored product pest problems and Research needs in the Philippines. Proceeding of Biotrop Symposium on Pest of Stored Product. Bogor,pp.47-63. Ryoo.M.I and H.W.Cho.1992. Feeding and Oviposition Preference and Demography of Rice Weevil (Coleoptera : Curculionidae) Reared on Mixtures of brown, polished and rough rice. Environ.Entomol.21:549-555. Sudjak Saenong.1977. Pengaruh perbedaan padat populasi terhadap tingkat kerusakan benih jagung di laboratorium. Kumpulan Seminar Mingguan. Badan Penelitian Pengembangan Pertanian. Balai Penelitian Tanaman Jagung dan Serelia lain. Tandiabang.J., S. Mas’ud dan M.S. Pabbage.1996. Kehilangan hasil jagung oleh kumbang bubuk Sitophilus zeamais dengan penundaan panen. Hasil-Hasil Penelitian Hama dan Penyakit Tanaman tahun 1995/1996. Badan Litbang Pertanian, Balitjas Maros.p.28-34. 39
  • 7. Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.1.,No.1.,2011 Tabel 4. Tingkat kerusakan galur/biji jagung yang lebih kecil dari 20% terhadap hama kumbang bubuk Biji Biji Biji No. Pedegree/galur rusak No Pedegree/galur rusak No. Pedegree/galur rusak (%) (%) (%) 1. MCF(FS)C5-101 0,0 49. MCF(FS)C6-90 16,0 97. MCA(FS)C5-79 13,3 2. MCF(FS)C5-102 0,0 50. MCF(FS)C6-91 16,0 98. MCA(FS)C5-57 14,4 3. MCF(FS)C5-121 0,0 51. MCF(FS)C6-97 16,0 99. MCA(FS)C5-10 15,0 4. MCF(FS)C5-90 2,0 52. MCF(FS)C6-54 16,4 100. MCA(FS)C5-37 15,3 5. MCF(FS)C5-73 3,0 53. MCF(FS)C6-112 16,8 101. MCA(FS)C5-28 15,6 6. MCF(FS)C5-21 5,0 54. MCF(FS)C6-32 18,0 102. MCA(FS)C5-19 16,7 7. MCF(FS)C5-48 5,5 55. MCF(FS)C6-35 18,0 103. MCA(FS)C5-55 18,0 8. MCF(FS)C5-26 8,0 56. MCF(FS)C6-113 18,0 104. MCA(FS)C5-16 18,5 9. MCF(FS)C5-37 8,0 57. MCF(FS)C6-73 18,4 105. MCA(FS)C5-41 41 10. MCF(FS)C5-23 10,0 58. MCF(FS)C6-126 19,3 106. MCA(FS)C5-62 62 11. MCF(FS)C5-126 10,7 59. MCF(FS)C6-109 19,6 107. MCA(FS)C5-4 4 12. MCF(FS)C5-61 11,6 60. MCF(FS)C6-79 20,0 108. MCA(FS)C5-33 33 13. MCF(FS)C5-9 12,0 61. MCA(FS)C5-86 0,0 109. MCA(FS)C649 49 14. MCF(FS)C5-76 14,0 62. MCA(FS)C5-88 0,8 110. MCA(FS)C6-59 59 15. MCF(FS)C5-91 14,0 63. MCA(FS)C5-2 3,0 111. MCA(FS)C6-62 62 16. MCF(FS)C5-36 16,8 64. MCA(FS)C5- 3,6 112. MCA(FS)C6-63 63 17. MCF(FS)C5-29 17,3 65. 91MCA(FS)C5- 4,0 113. MCA(FS)C627 27 18. MCF(FS)C5-45 17,3 66. M3CA(FS)C5- 4,0 114. MCA(FS)C6-50 50 19. MCF(FS)C5-54 17,3 67. MC40A(FS)C5- 4,0 115. MCA(FS)C6-30 30 20 MCF(FS)C5-52 18,0 68. MCA(48FS)C5- 4,5 116. MCA(FS)C6-60 60 21 MCF(FS)C5-79 18,0 69. MCA(FS51)C5- 4,8 117. MCA(FS)C69 9 22. MCF(FS)C5-87 18,7 70. MCA(FS)C205- 6,8 118. MCA(FS)C6-5 5 23. MCF(FS)C5-16 19,0 71. MCA(FS)C5-92 7,0 119. MCA(FS)C6-70 70 24. MCF(FS)C5-24 19,0 72. MCA(FS)C5-56 7,2 120. MCA(FS)C6-58 58 25. MCF(FS)C5-125 19,2 73. MCA(FS)C5-83 7,3 121. MCA(FS)C642 42 26. MCF(FS)C5-49 19,3 74. MCA(FS)C5-7 7,3 122. MCA(FS)C6-57 57 27. MCF(FS)C5-10 20,0 75. MCA(FS)C5-54 7,6 123. MCA(FS)C6-64 64 28. MCF(FS)C6-92 0,0 76. MCA(FS)C5-89 8,0 124. MCA(FS)C6-4 4 29. MCF(FS)C6-116 0,0 77. MCA(FS)C5-60 8,4 125. MCA(FS)C652 52 30. MCF(FS)C6-134 0,0 78. MCA(FS)C5-85 8,7 126. MCA(FS)C6-71 71 31. MCF(FS)C6-124 6,0 79. MCA(FS)C5-82 9,0 127. MCA(FS)C6-41 41 32. MCF(FS)C6-19 8,0 80. MCA(FS)C5-63 9,0 128. MCA(FS)C6-48 48 33. MCF(FS)C6-48 8,7 81. MCA(FS)C5-75 9,0 129. MCA(FS)C612 12 34. MCF(FS)C6-140 9,0 82. MCA(FS)C5-76 9,3 130. MCA(FS)C6-35 35 35. MCF(FS)C6-114 10,0 83. MCA(FS)C5-50 9,5 131. MCA(FS)C6-32 32 36. MCF(FS)C6-56 10,8 84. MCA(FS)C5-30 10,0 132. MCA(FS)C6-73 73 37. MCF(FS)C6-93 11,0 85. MCA(FS)C5-5 10,8 133. MCA(FS)C617 17 38. MCF(FS)C6-63 11,3 86. MCA(FS)C5-26 10,8 134. MCA(FS)C6-44 44 39. MCF(FS)C6-120 11,6 87. MCA(FS)C5-35 11,0 135. AC(FS)C6-44 44 40. MCF(FS)C6-83 12,0 88. MCA(FS)C5-49 12,0 136. AC(FS)C6-2 2 41. MCF(FS)C6-85 12,0 89. MCA(FS)C5-66 12,0 137. AC(FS)C6-58 58 42. MCF(FS)C6-115 12,0 90. MCA(FS)C5-74 12,0 138. P31(FS)C6-24 24 43. MCF(FS)C6-119 12,0 91. MCA(FS)C5-81 12,0 139. P31(FS)C6-6 6 44. MCF(FS)C6-135 12,0 92. MCA(FS)C5-84 12,8 140. P31(FS)C6-2 2 45. MCF(FS)C6-96 13,3 93. MCA(FS)C5-36 13,0 141. P31(FS)C6-9 9 46. MCF(FS)C6-34 14,0 94. MCA(FS)C5-23 13,0 142. P31(FS)C6-70 70 47. MCF(FS)C6-108 14,0 95. MCA(FS)C5-45 13,0 143. P31(FS)C6-76 76 48. MCF(FS)C6-5 16,0 96. MCA(FS)C5-59 13,0 144. P31(FS)C6-104 104 Sumber: Masmawati et. al., (1996) 40
  • 8. Ayyub Arrachman : Resensi Hasil Teknologi Pengendalian Hama Kumbang Bubuk Pada Tanaman Jagung Tabel 5. Rata-rata persentase preferensi, mortalitas, kerusakan biji dan perkembangan progeni pengujian dinamika serangga oleh perbedaan varietas Uraian Varietas Uji Arjuna Semar Bisma Wisang GM27 GM30 Rama 2 geni I. Preferensi 24 16,13 13,50 4,69 2,63 6,94 1,63 1,00 48 5,02 10,06 5,65 1,65 3,17 2,65 1,81 72 8,30 13,61 14,01 1,00 6,09 0,20 0,60 II. Mortalitas 24 0,45 1,38 1,00 0,56 0,50 6,25 2,25 48 1,95 2,57 1,77 0,94 0,85 45,50 25,25 72 0,98 0,00 1,04 0,40 0,00 51,75 27,50 III. Kerusakan biji (%) - Induk 3,75 14,00 2,75 0,50 4,50 25,57 2,25 - Progenis 14,25 47,75 4,45 1,50 34,50 23,47 25,25 - Total 18,00 61,75 47,25 2,00 39,00 4,28 27,50 IV. Berat biji (%) - Awal 30,98 27,88 25,23 28,18 21,47 6,25 31,38 - Akhir 30,42 24,65 22,59 28,15 19,99 45,50 30,49 - Penyusutan 0,91 6,15 5,52 0,05 3,57 51,75 1,44 IV.Pengamatan bulan ke (ekor) II 0,50 1,00 3,75 0,00 0,25 0,25 0,25 III 3,25 7,25 7,75 1,00 2,50 2,25 2,75 IV 0,75 1,00 0,00 0,50 0,25 0,75 0,25 V 3,75 10,50 16,50 0,75 10,50 14,25 0,75 VI 0,75 10,50 10,75 0,00 15,50 18,50 3,00 VII 2,00 16,75 7,00 1,25 5,50 4,25 0,75 VIII 3,33 13,00 4,25 0,00 4,25 5,50 9,00 IX 3,33 6,25 4,25 0,00 2,00 3,50 8,50 Sumber: Sudjak Saenong et. al. (1996) 41