SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 8
A. AL-QUR’AN
1. Pengertian Al-Qur‟an
Al-Qur‟an berasal dari bahasa Arab qara‟a yang berarti bacaan, sedangkan menurut istilah kalam
Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, dengan pelantara Malaikat Jibril menjadi
mukjizatnya tertulis dalam bahasa Arab dan membacanya merupakan ibadah.
2. Peristiwa Turunnya Al-Qur‟an
Al-Qur‟an diturunkan pertama kali pada tanggal 17 Ramadhan tahun 40 Milady yaitu tahun
kelahiran Nabi Muhammad, maka peristiwa itu disebut Nuzulul Qur‟an.
Cara diturunkannya wahyu kepada Nabi Muhammad SAW sebagai berikut :
a. Malaikat memasukkan wahyu ke dalam hatinya.
b. Malaikat Jibril menampakkan diri kepada Nabi Muhammad SAW dalam wujud laki-laki yang
mengucapkan kata-kata kepadanya sehingga beliau hafal dan mengetahui.
c. Wahyu yang datang diiringi bunyi gemerincing lonceng. Cara ini paling berat dirasakan oleh
Rasulullah. Ayat Al-Qur‟an yang diturunkan pertama kali adalah QS. Al-„Alaq ; 1-5 dan yang
terakhir adalah QS. Al-Maidah:3
3. Nama lain Al-Qur‟an
a. Al-Kitab
b. Al-Huda (petunjuk)
c. Al-Furqon (Pembeda)
d. Az-Zikr (peringatan)
e. Al-Bayan (Keterangan/bukti nyata)
f. As-Suhuf (lembaran)
4. Fungsi Al-Qur‟an
Manfaat Al-Qur‟an diturunkan kepada manusia adalah sebagai berikut :
a. Sebagai petunjuk bagi menusia agar hidupnya diatas jalan yang benar dan diridhai Allah.
b. Nikmat dan karunia dari Allah bagi orang yang beriman.
c. Kabar gembira bagi orang yang beriman.
d. Peringatan bagi manusia yang ingkar tentang siksa api neraka.
5. Kedudukan Al-Qur‟an
Al-Qur‟an merupakan sumber hukum utama dan pertama atau sumber dari segala sumber hukum
islam.Adapun isi dalam Al-Qur‟an tersebut mengatur hukum-hukum yang berkaitan dengan
kehidupan manusia, baik hubungan antara manusia dengan Allah atau hubungan antara manusia
dengan sesamanya. Seandainya orang beriman menghadapi suatu masalah hendaknya dikembalikan
pada hukum Al-Qur‟an dan sunnah. Sebagaimana firman Allah :






59. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara
kamu. kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah
(Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian.
yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Berdasarkan ayat tersebut apabila kita mempunyai masalah, maka sebagai prinsip atau pegangan
dalam menyelesaikannya adalah Al-Qur‟an dan sunnah. Selain itu, kita harus taat pada aturan yang dibuat
oleh pemimpin kita. Berpegang pada Al-Qur‟an dan sunnah merupakan jalan menuju keselamatan dan
kebahagiaan dunia akhirat.
B. HADIS
1. PengertianHadis
Menurut bahasa, hadis artinya baru, dekat, dan berita. Adapun menurut istilah, hadis adalah segala
ucapan,perbuatan dan keadaan Rasulullah SAW atau segala berita yang bersumber dari Allah.
2. Fungsi Hadis
Berikut ini adalah fungsi hadis bagi manusia,
A. Bayan at-taqrir, yaitu menetapkan dan memperkuat apa yang telah diterangkan dalam Al-quran. Jadi
fungsi hadis hanya memperkukuh kedudukan Al-quran.
“Apabila kalian melihat bulan,maka berpuasalah dan jika kalian melihatnya (yang keduakalinya) maka
berbukalah” (H.R Muslim)
Hadis tersebut memperkuat ayat Al-quran sebagai berikut :


…karena itu, Barang siapa di antara kamu hadir di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa… (QS. Al-
Baqarah ; 185)
B. Bayan at-tafsir, yaitu hadis yang berfungsi untuk memberikan penjelasan dalam bentuk sebagai
berikut.
1. Memerinci keglobalan ayat.
Salatlah sebagaimana engkau melihat aku salat.” (H.R. Bukhari dan Muslim)
Hadis tersebut menjelaskan bagaimana cara mendirikan salat. Dalam Al-quran hanya terdapat perintah
salat, sedangkan caranya tidak ada.



Artinya: “dan laksanakan salat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang yang rukuk.” (Q.S. Al-
Baqarah :43)
2. Hadis yang membatasi ayat-ayat Al-quran yang bersifat mutlak.
“Janganlah potong tangan seorang pencuri, melainkan pada (pencurian senilai) seperempat dirham atau
lebih.” (H.R. Muslim)
Hadis tersebut menjelaskan pada ayat berikut.




Artinya : “Adapun orang laki-laki yang mencuri ataupun perempuan yang mencuri, potonglah tangan
keduanya (sebagai) balasan atas perbuatan mereka lakukan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah
Maha Perkasa, Maha Bijaksana.” (Q.S. Al-Ma‟idah : 38)
3. Mengkhusukan terhadap ayat-ayat Al-quran yang bersifat umum.
“Pembunuh tidak berhak mewarisi dari orang yang dibunuh.” (H.R. Ahmad)
Hadis tersebut mengkhususkan dari ayat berikut.


Artinya : “Allah mensyaratkan (mewajibkan) kepadamu tentang (pembagian warisan untuk) anak-
anakmu, (yaitu) bagian seorang anak laki-laki sama dengan bagian dua orang anak perempuan…..” (Q.S.
An-Nisa :11)
C. Bayan at-tasyri, yaitu penjelasan hadis yang berupa mewujudkan, mengadakan, atau menetapkan
suatu hukum/syarak yang tidak didapati nasnya dalam Al-quran.
Hadis yang termasuk dalam kelompok ini, antara lain , hadis tentang penetapan haramnya
mengumpulkan dua wanita bersaudara (antara istri dan bibinya) hukum merajam pezina wanita yang
masih perawan, dan hukum tentang hak waris seorang anak . Contoh hadis ini sebagai berikut.
“Dan keharaman mengawini wanita karena sebab susuan, sama dengan keharaman mengawini wanita
karena pertalian darah.” (H.R. Muttafaq „Alaih)
3. Kedudukan Hadis.
Dalam hukum islam, hadis merupakan sumber hukum kedua setelah Al-quran. Penerimaan hadis
sama dengan penerimaan Al-quran karena dalam islam aturan Allah adalah Al-quran, sedangkan kita juga
diwajibkan menaati Rasul-Nya. Maka dengan pasti kita juga menaati ucapan atau perkataan Rasul yang
berupa hadis. Selain itu, hingga saat ini perlakuan umat islam sama antara Al-quran dan hadis yaitu
memercayai, menerima, mengamalkan, bahkan menghafal dan menyebarluaskan.




Artinya : “…..Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu
maka tinggalkanlah. Dan bertaqwalah kepada Allah.Sungguh, Allah sangat keras hukuman-Nya.” (Q.S.
Al-Hasyr :7) Selain ayat Al-quran tersebut kedudukan hadis juga dijelaskan pada hadis berikut :
“Aku tinggalkan dua pusaka untukmu sekali yang kalian tidak akan tersesat selagi berpegang teguh pada
keduanya yaitu kitab Allah dan sunah-Ku.” (H.R. Malik)
Dalam bermasyarakat kita diharapkan dengan berbagai persoalan, maka sebagai umat Islam kita
harus memakai hukum Al-quran dan hadis sebagai sumber hukum.
Macam-macam Hadist:
ditinjau dari bentuknya
1. Fi‟li (perbuatan Nabi)
2. Qauli (perkataan Nabi)
3. Taqriri (persetujuan atau izin Nabi)
ditinjau dari segi jumlah orang-orang yang menyampaikannya
1. Mutawir, yaitu yang diriwayatkan oleh orang banyak
2. Masyhur, diriwayatkan oleh banyak orang, tetapi tidak sampai (jumlahnya) kepada derajat
mutawir
3. Ahad, yang diriwayatkan oleh satu orang.
ditinjau dari kualitasnya
1. Shahih, yaitu hadits yang sehat, benar, dan sah
2. Hasan, yaitu hadits yang baik, memenuhi syarat shahih, tetapi dari segi hafalan pembawaannya
yang kurang baik.
3. Dhaif, yaitu hadits yang lemah
4. Maudhu‟, yaitu hadits yang palsu.
ditinjau dari segi diterima atau tidaknya
1. Maqbul, yang diterima.
2. Mardud, yang ditolak.
3. Ijtihad
Menurut bahasa : bersungguh-sungguh mencurahkan tenaga, menggunakan pikiran, dan bekerja seoptimal
mungkin.
Menurut istilah : Berusaha bersungguh-sungguh untuk memecahkan suatu masalah yang tidak ada
ketetapannya, baik dalam hukum Al-Qur‟an maupun hadist yang berpedoman pada cara-cara menetapkan
hukum yang telah ditentukan.
Pembagian Ijtihad
Dilihat dari segi mujtahidnya :
1. Ijtihad Fardi (individu)
Ijtihad yang dilakukan oleh seorang mujtahid saja.
2. Ijtihad Jama‟i (kolektif)
Ijtihad yang dilakukan oleh sekelompok mujahidin secara bersama-sama.
Menurut Syekh Mahmud Syaltout, kemampuanpun dibagi menjadi 2 :
1. Ijtihad dalam arti menggunakan seluruh kemampuan berpikir untuk menentukan hukum suatu
perkara yang tidak ditentukan secara eksolisit oleh Al-Qur‟an / Sunnah Rasul.
Contoh : Berijtihad dalam menentukan hukum transplantasi (pencangkokan) tubuh manusia.
2. Ijtihad dalam arti menggunakan seluruh kemampuan berpikir sekadar untuk mengartikan,
menafsirkan, dan mengambil kesimpulan dari suatu ayat atau hadist yang ada.
Contoh : menafsirkan/menyimpulkan ayat “Au Lamastumum Nisa” (atau kamu menyentuh
wanita). Ayat ini berkaitan dengan hal-hal yang menyebabkan berhadas atau membatalkan
wudhu.
Menurut Imam Syafi‟I, menyentuh wanita yang bukan mahram adalah membatalkan wudhu tetapi
menurut Imam Abu Hanifah, menyentuh wanita tidak membatalkan wudhu.
A. Kedudukan Ijtihad
Ijtihad dilakukan jika ada suatu permasalahan yang dalam Al-Qur‟an tidak dijelaskan secara
terperinci, demikian pula dalam hadist tidak dijelaskan. Ijtihad adalah sumber dasar ketiga setelah
Al-Qur‟an dan Hadist
B. Lapangan Ijtihad
1. Perkara yang tidak ada dan tidak jelas ketentuan hukumnya di dalam Al-Qur‟an.
Contohnya : Bayi tabung, transplantasi tubuh manusia.
2. Ayat-ayat Al-Qur‟an tertentu atau Hadist Nabi yang tidak begitu jelas maksudnya.
C. Syarat-Syarat Ijtihad
1. Syarat umum :
-Islam, dewasa, berakal sehat, kuat daya tangkap dan ingatannya (IQ-nya tinggi).
2. Syarat pokok :
-Menguasai Al-Qur‟an dan ilmu-ilmu Al-Qur‟an, terutama ayat-ayat hukumnya, asbabun
nuzulnya, dan nasikh mansukhnya.
-Menguasai Hadist dan ilmu-ilmu Hadist.
-Menguasai bahasa Arab dan ilmu bahasa Arab seperti : Nahwu, Sharaf, Balaghah, dsb.
-Menguasai Ilmu Ushul Fiqih.
-Menguasai tujuan-tujuan pokok Syari‟at Islam.
-Memahami Qawaki Kulliyah atau Qawaidul Fiqhiyah.
3. Syarat Pelengkap :
-Mengetahui tidak adanya dalil yang qath‟I tentang kasus yang dihadapi.
-Mengetahui masalah-masalah yang telah tercapai consensus, masalah-masalah yang masih
khilafian dan masalah-masalah yang belum ada kepastian hukumnya.
-Shaleh dan taqwa.
4. Bentuk-bentuk Ijtihad :
-Ijma‟ : kesepakatan seluruh ulama dalam menetapkan suatu masalah dengan cara
musyawarah.Contohnya : keputusan mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur‟an yang masih berserakan
kemudian dibukukan dalam suatu mushaf.
-Qiyas : menganalogi atau menghubungkan suatu hukum / masalah tertentu dengan hukum/
masalah lain yang memiliki kesamaan sifat.
Contohnya : mengharamkan bir dan wiski diqiyaskan dengan khamr dalam Al-Qur‟an.
-Istihsan : menetapkan hukum suatu perbuatan berdasarkan prinsip-prinsip umum ajaran agama
Islam yang didasarkan atas kepentingan umum dan demi keadilan.
Contohnya : mengambil dua alternatife perbuatan yang keduanya memiliki kelemahan atau
kekurangan, tetapi ambil salah satu yang ringan kelemahannya.
-Maslahah mursalah : menetapkan hukum suatu masalah yang tidak ada nasnya dalam Al-Qur‟an
dan hadist untuk mencapai kebaikan.
Contohnya :mengangkat seorang sebagai ketua dalam perkumpulan.
-„Urf : pengambilan hukum berdasarkan kebiasaan umum atau adat istiadat yang tidak
bertentangan dengan akidah Islam.
Contohnya : pengurus yang berumur 60 tahun ke atas digantikan oleh pengurus baru yang lebih
muda.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Makalah ushul fiqh ii stain kudus
Makalah ushul fiqh ii stain kudusMakalah ushul fiqh ii stain kudus
Makalah ushul fiqh ii stain kudusKira Distinct
 
0001 ii.pengertian al-qur'an
0001 ii.pengertian al-qur'an0001 ii.pengertian al-qur'an
0001 ii.pengertian al-qur'anSurono Rene
 
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan Wahyu
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan WahyuPPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan Wahyu
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan WahyuIbanez Sofadella
 
PPT Materi 1 kelompok 2
PPT Materi 1 kelompok 2PPT Materi 1 kelompok 2
PPT Materi 1 kelompok 2nisawahyu1
 
Tasyri' masa nabi Muhammad Saw
Tasyri'  masa nabi Muhammad SawTasyri'  masa nabi Muhammad Saw
Tasyri' masa nabi Muhammad SawMarhamah Saleh
 
Quran, Sunnah, Ijma, Qiyas
Quran, Sunnah, Ijma, QiyasQuran, Sunnah, Ijma, Qiyas
Quran, Sunnah, Ijma, QiyasMarhamah Saleh
 
Makalah nasikh dan mansukh
Makalah nasikh dan mansukhMakalah nasikh dan mansukh
Makalah nasikh dan mansukhMuhammad Iqbal
 
konsep kenabian & wahyu
konsep kenabian & wahyukonsep kenabian & wahyu
konsep kenabian & wahyuRaden Ngampar
 
Presentasi terminologi Tarikh Tayri'
Presentasi  terminologi Tarikh Tayri'Presentasi  terminologi Tarikh Tayri'
Presentasi terminologi Tarikh Tayri'Marhamah Saleh
 
Presentasi Fiqh 6 ( Kisi)
Presentasi Fiqh 6 ( Kisi)Presentasi Fiqh 6 ( Kisi)
Presentasi Fiqh 6 ( Kisi)Marhamah Saleh
 
Kaidah cabang al umuru bi maqasidiha
Kaidah cabang al umuru bi maqasidihaKaidah cabang al umuru bi maqasidiha
Kaidah cabang al umuru bi maqasidihaDodyk Fallen
 
1. pengertian hadits khabar dan atsar
1. pengertian hadits khabar dan atsar1. pengertian hadits khabar dan atsar
1. pengertian hadits khabar dan atsarFakhri Cool
 
Power point pr pai smk 10 a ed. 2019 bab 1
Power point pr pai smk 10 a ed. 2019   bab 1Power point pr pai smk 10 a ed. 2019   bab 1
Power point pr pai smk 10 a ed. 2019 bab 1Lili Rohily
 
PAI - SUMBER HUKUM ISLAM
PAI - SUMBER HUKUM ISLAMPAI - SUMBER HUKUM ISLAM
PAI - SUMBER HUKUM ISLAMSarah Nadhila
 

La actualidad más candente (20)

5. sunnah sbg sumber
5. sunnah sbg sumber5. sunnah sbg sumber
5. sunnah sbg sumber
 
Makalah ushul fiqh ii stain kudus
Makalah ushul fiqh ii stain kudusMakalah ushul fiqh ii stain kudus
Makalah ushul fiqh ii stain kudus
 
0001 ii.pengertian al-qur'an
0001 ii.pengertian al-qur'an0001 ii.pengertian al-qur'an
0001 ii.pengertian al-qur'an
 
kekuatan hukum hadist
kekuatan hukum hadistkekuatan hukum hadist
kekuatan hukum hadist
 
Beriman kepada kitabkitab allah
Beriman kepada kitabkitab allahBeriman kepada kitabkitab allah
Beriman kepada kitabkitab allah
 
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan Wahyu
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan WahyuPPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan Wahyu
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan Wahyu
 
PPT Materi 1 kelompok 2
PPT Materi 1 kelompok 2PPT Materi 1 kelompok 2
PPT Materi 1 kelompok 2
 
Tasyri' masa nabi Muhammad Saw
Tasyri'  masa nabi Muhammad SawTasyri'  masa nabi Muhammad Saw
Tasyri' masa nabi Muhammad Saw
 
Quran, Sunnah, Ijma, Qiyas
Quran, Sunnah, Ijma, QiyasQuran, Sunnah, Ijma, Qiyas
Quran, Sunnah, Ijma, Qiyas
 
Makalah nasikh dan mansukh
Makalah nasikh dan mansukhMakalah nasikh dan mansukh
Makalah nasikh dan mansukh
 
konsep kenabian & wahyu
konsep kenabian & wahyukonsep kenabian & wahyu
konsep kenabian & wahyu
 
Presentasi terminologi Tarikh Tayri'
Presentasi  terminologi Tarikh Tayri'Presentasi  terminologi Tarikh Tayri'
Presentasi terminologi Tarikh Tayri'
 
Presentasi Fiqh 6 ( Kisi)
Presentasi Fiqh 6 ( Kisi)Presentasi Fiqh 6 ( Kisi)
Presentasi Fiqh 6 ( Kisi)
 
Kaidah cabang al umuru bi maqasidiha
Kaidah cabang al umuru bi maqasidihaKaidah cabang al umuru bi maqasidiha
Kaidah cabang al umuru bi maqasidiha
 
1. pengertian hadits khabar dan atsar
1. pengertian hadits khabar dan atsar1. pengertian hadits khabar dan atsar
1. pengertian hadits khabar dan atsar
 
Power point pr pai smk 10 a ed. 2019 bab 1
Power point pr pai smk 10 a ed. 2019   bab 1Power point pr pai smk 10 a ed. 2019   bab 1
Power point pr pai smk 10 a ed. 2019 bab 1
 
Mengenal Al Qur'an
Mengenal Al Qur'anMengenal Al Qur'an
Mengenal Al Qur'an
 
PAI - SUMBER HUKUM ISLAM
PAI - SUMBER HUKUM ISLAMPAI - SUMBER HUKUM ISLAM
PAI - SUMBER HUKUM ISLAM
 
Makalah usul fiqih
Makalah usul fiqihMakalah usul fiqih
Makalah usul fiqih
 
Makalah u. fiqh
Makalah u. fiqhMakalah u. fiqh
Makalah u. fiqh
 

Similar a ALQURANDANHADIS

Alqur'an dan hadits_adalah_pedoman_hidup (1)
Alqur'an dan hadits_adalah_pedoman_hidup (1)Alqur'an dan hadits_adalah_pedoman_hidup (1)
Alqur'an dan hadits_adalah_pedoman_hidup (1)jiran muhammad
 
Alqur’an dan hadits_adalah_pedoman_hidup[1]
Alqur’an dan hadits_adalah_pedoman_hidup[1]Alqur’an dan hadits_adalah_pedoman_hidup[1]
Alqur’an dan hadits_adalah_pedoman_hidup[1]jiran muhammad
 
Pertemuan 4-SHI - Alquran dan Sunnah.pptx
Pertemuan 4-SHI - Alquran dan Sunnah.pptxPertemuan 4-SHI - Alquran dan Sunnah.pptx
Pertemuan 4-SHI - Alquran dan Sunnah.pptxFauziahNurHutauruk
 
Hukum dalam islam
Hukum dalam islamHukum dalam islam
Hukum dalam islamAhmad Rudi
 
Memahami Islam Secara Komprehensif
Memahami Islam Secara KomprehensifMemahami Islam Secara Komprehensif
Memahami Islam Secara KomprehensifRia Widia
 
Hadis sebagai sumber ajaran islam
Hadis sebagai sumber ajaran islamHadis sebagai sumber ajaran islam
Hadis sebagai sumber ajaran islamkristinwiranata
 
Fungsi hadits dalam ajaran islam
Fungsi hadits dalam ajaran islamFungsi hadits dalam ajaran islam
Fungsi hadits dalam ajaran islamSri Wiji Lestari
 
Makalah nasikh mansukh
Makalah nasikh mansukhMakalah nasikh mansukh
Makalah nasikh mansukhLutfi Widad
 
HADIST ATAU SUNNAH SEBAGI HUKUM ISLAM KEDUA.pptx
HADIST ATAU SUNNAH SEBAGI HUKUM ISLAM KEDUA.pptxHADIST ATAU SUNNAH SEBAGI HUKUM ISLAM KEDUA.pptx
HADIST ATAU SUNNAH SEBAGI HUKUM ISLAM KEDUA.pptxFachrum1
 
11. Wahyu dan Kenabian.pptx
11. Wahyu dan Kenabian.pptx11. Wahyu dan Kenabian.pptx
11. Wahyu dan Kenabian.pptxMuhammadSyauqi66
 
sumber-sumber hukum islam, hukum Takfili, dan Hukum Wad’i
sumber-sumber hukum islam, hukum Takfili, dan Hukum Wad’isumber-sumber hukum islam, hukum Takfili, dan Hukum Wad’i
sumber-sumber hukum islam, hukum Takfili, dan Hukum Wad’iOppi Ulandari
 

Similar a ALQURANDANHADIS (20)

Bab 4
Bab 4Bab 4
Bab 4
 
Sumber sumber-hukum-islam-new
Sumber sumber-hukum-islam-newSumber sumber-hukum-islam-new
Sumber sumber-hukum-islam-new
 
Alqur'an dan hadits_adalah_pedoman_hidup (1)
Alqur'an dan hadits_adalah_pedoman_hidup (1)Alqur'an dan hadits_adalah_pedoman_hidup (1)
Alqur'an dan hadits_adalah_pedoman_hidup (1)
 
Alqur’an dan hadits_adalah_pedoman_hidup[1]
Alqur’an dan hadits_adalah_pedoman_hidup[1]Alqur’an dan hadits_adalah_pedoman_hidup[1]
Alqur’an dan hadits_adalah_pedoman_hidup[1]
 
Pertemuan 4-SHI - Alquran dan Sunnah.pptx
Pertemuan 4-SHI - Alquran dan Sunnah.pptxPertemuan 4-SHI - Alquran dan Sunnah.pptx
Pertemuan 4-SHI - Alquran dan Sunnah.pptx
 
Hukum dalam islam
Hukum dalam islamHukum dalam islam
Hukum dalam islam
 
Memahami Islam Secara Komprehensif
Memahami Islam Secara KomprehensifMemahami Islam Secara Komprehensif
Memahami Islam Secara Komprehensif
 
Hadis sebagai sumber ajaran islam
Hadis sebagai sumber ajaran islamHadis sebagai sumber ajaran islam
Hadis sebagai sumber ajaran islam
 
pengantar studi islam
pengantar studi islampengantar studi islam
pengantar studi islam
 
akhlak dan tasawuf
akhlak dan tasawufakhlak dan tasawuf
akhlak dan tasawuf
 
Fungsi hadits dalam ajaran islam
Fungsi hadits dalam ajaran islamFungsi hadits dalam ajaran islam
Fungsi hadits dalam ajaran islam
 
Makalah nasikh mansukh
Makalah nasikh mansukhMakalah nasikh mansukh
Makalah nasikh mansukh
 
HADIST ATAU SUNNAH SEBAGI HUKUM ISLAM KEDUA.pptx
HADIST ATAU SUNNAH SEBAGI HUKUM ISLAM KEDUA.pptxHADIST ATAU SUNNAH SEBAGI HUKUM ISLAM KEDUA.pptx
HADIST ATAU SUNNAH SEBAGI HUKUM ISLAM KEDUA.pptx
 
hukum islam (kel.1)
hukum islam (kel.1)hukum islam (kel.1)
hukum islam (kel.1)
 
11. Wahyu dan Kenabian.pptx
11. Wahyu dan Kenabian.pptx11. Wahyu dan Kenabian.pptx
11. Wahyu dan Kenabian.pptx
 
sumber-sumber hukum islam, hukum Takfili, dan Hukum Wad’i
sumber-sumber hukum islam, hukum Takfili, dan Hukum Wad’isumber-sumber hukum islam, hukum Takfili, dan Hukum Wad’i
sumber-sumber hukum islam, hukum Takfili, dan Hukum Wad’i
 
Alquran sumber utama
Alquran sumber utamaAlquran sumber utama
Alquran sumber utama
 
Alquran sumber utama
Alquran sumber utamaAlquran sumber utama
Alquran sumber utama
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Ulumul Qur'an Maki Madani
Ulumul Qur'an Maki MadaniUlumul Qur'an Maki Madani
Ulumul Qur'an Maki Madani
 

Más de Yanuar Hadi Saputro (20)

commad & request
commad & requestcommad & request
commad & request
 
Soal tauhid q 5 ( madrasah)
Soal tauhid q 5 ( madrasah)Soal tauhid q 5 ( madrasah)
Soal tauhid q 5 ( madrasah)
 
Soal tarikh q 5 (madrasah)
Soal tarikh q 5 (madrasah)Soal tarikh q 5 (madrasah)
Soal tarikh q 5 (madrasah)
 
Soal fiqih q 5 (madrasah)
Soal fiqih q 5 (madrasah)Soal fiqih q 5 (madrasah)
Soal fiqih q 5 (madrasah)
 
Soal akhlaq (madrasah)
Soal akhlaq (madrasah)Soal akhlaq (madrasah)
Soal akhlaq (madrasah)
 
Hubungan iman, islam, dan ihsan
Hubungan iman, islam, dan ihsanHubungan iman, islam, dan ihsan
Hubungan iman, islam, dan ihsan
 
Agama
AgamaAgama
Agama
 
موارث
موارثموارث
موارث
 
Quiz 2
Quiz 2Quiz 2
Quiz 2
 
Simple future
Simple futureSimple future
Simple future
 
Pop quizzzzz
Pop quizzzzzPop quizzzzz
Pop quizzzzz
 
Present perfect tense
Present perfect tensePresent perfect tense
Present perfect tense
 
Pancasila sebagai ideologi nasional
Pancasila sebagai ideologi nasionalPancasila sebagai ideologi nasional
Pancasila sebagai ideologi nasional
 
Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa indonesia
Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa indonesiaPancasila sebagai falsafah hidup bangsa indonesia
Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa indonesia
 
Demokrasi pancasila.revisi
Demokrasi pancasila.revisiDemokrasi pancasila.revisi
Demokrasi pancasila.revisi
 
Parts of speech
Parts of speechParts of speech
Parts of speech
 
Pendidikan moral upaya mendidik generasi seutuhnya
Pendidikan moral upaya mendidik generasi seutuhnyaPendidikan moral upaya mendidik generasi seutuhnya
Pendidikan moral upaya mendidik generasi seutuhnya
 
Politik dan strategi nasional
Politik dan strategi nasionalPolitik dan strategi nasional
Politik dan strategi nasional
 
Materials for ies
Materials for iesMaterials for ies
Materials for ies
 
Resume
ResumeResume
Resume
 

ALQURANDANHADIS

  • 1. A. AL-QUR’AN 1. Pengertian Al-Qur‟an Al-Qur‟an berasal dari bahasa Arab qara‟a yang berarti bacaan, sedangkan menurut istilah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, dengan pelantara Malaikat Jibril menjadi mukjizatnya tertulis dalam bahasa Arab dan membacanya merupakan ibadah. 2. Peristiwa Turunnya Al-Qur‟an Al-Qur‟an diturunkan pertama kali pada tanggal 17 Ramadhan tahun 40 Milady yaitu tahun kelahiran Nabi Muhammad, maka peristiwa itu disebut Nuzulul Qur‟an. Cara diturunkannya wahyu kepada Nabi Muhammad SAW sebagai berikut : a. Malaikat memasukkan wahyu ke dalam hatinya. b. Malaikat Jibril menampakkan diri kepada Nabi Muhammad SAW dalam wujud laki-laki yang mengucapkan kata-kata kepadanya sehingga beliau hafal dan mengetahui. c. Wahyu yang datang diiringi bunyi gemerincing lonceng. Cara ini paling berat dirasakan oleh Rasulullah. Ayat Al-Qur‟an yang diturunkan pertama kali adalah QS. Al-„Alaq ; 1-5 dan yang terakhir adalah QS. Al-Maidah:3 3. Nama lain Al-Qur‟an a. Al-Kitab b. Al-Huda (petunjuk) c. Al-Furqon (Pembeda) d. Az-Zikr (peringatan) e. Al-Bayan (Keterangan/bukti nyata) f. As-Suhuf (lembaran) 4. Fungsi Al-Qur‟an Manfaat Al-Qur‟an diturunkan kepada manusia adalah sebagai berikut : a. Sebagai petunjuk bagi menusia agar hidupnya diatas jalan yang benar dan diridhai Allah. b. Nikmat dan karunia dari Allah bagi orang yang beriman. c. Kabar gembira bagi orang yang beriman. d. Peringatan bagi manusia yang ingkar tentang siksa api neraka. 5. Kedudukan Al-Qur‟an Al-Qur‟an merupakan sumber hukum utama dan pertama atau sumber dari segala sumber hukum islam.Adapun isi dalam Al-Qur‟an tersebut mengatur hukum-hukum yang berkaitan dengan kehidupan manusia, baik hubungan antara manusia dengan Allah atau hubungan antara manusia dengan sesamanya. Seandainya orang beriman menghadapi suatu masalah hendaknya dikembalikan pada hukum Al-Qur‟an dan sunnah. Sebagaimana firman Allah :
  • 2.       59. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. Berdasarkan ayat tersebut apabila kita mempunyai masalah, maka sebagai prinsip atau pegangan dalam menyelesaikannya adalah Al-Qur‟an dan sunnah. Selain itu, kita harus taat pada aturan yang dibuat oleh pemimpin kita. Berpegang pada Al-Qur‟an dan sunnah merupakan jalan menuju keselamatan dan kebahagiaan dunia akhirat. B. HADIS 1. PengertianHadis Menurut bahasa, hadis artinya baru, dekat, dan berita. Adapun menurut istilah, hadis adalah segala ucapan,perbuatan dan keadaan Rasulullah SAW atau segala berita yang bersumber dari Allah. 2. Fungsi Hadis Berikut ini adalah fungsi hadis bagi manusia, A. Bayan at-taqrir, yaitu menetapkan dan memperkuat apa yang telah diterangkan dalam Al-quran. Jadi fungsi hadis hanya memperkukuh kedudukan Al-quran. “Apabila kalian melihat bulan,maka berpuasalah dan jika kalian melihatnya (yang keduakalinya) maka berbukalah” (H.R Muslim) Hadis tersebut memperkuat ayat Al-quran sebagai berikut :  
  • 3. …karena itu, Barang siapa di antara kamu hadir di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa… (QS. Al- Baqarah ; 185) B. Bayan at-tafsir, yaitu hadis yang berfungsi untuk memberikan penjelasan dalam bentuk sebagai berikut. 1. Memerinci keglobalan ayat. Salatlah sebagaimana engkau melihat aku salat.” (H.R. Bukhari dan Muslim) Hadis tersebut menjelaskan bagaimana cara mendirikan salat. Dalam Al-quran hanya terdapat perintah salat, sedangkan caranya tidak ada.    Artinya: “dan laksanakan salat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang yang rukuk.” (Q.S. Al- Baqarah :43) 2. Hadis yang membatasi ayat-ayat Al-quran yang bersifat mutlak. “Janganlah potong tangan seorang pencuri, melainkan pada (pencurian senilai) seperempat dirham atau lebih.” (H.R. Muslim) Hadis tersebut menjelaskan pada ayat berikut.     Artinya : “Adapun orang laki-laki yang mencuri ataupun perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) balasan atas perbuatan mereka lakukan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana.” (Q.S. Al-Ma‟idah : 38) 3. Mengkhusukan terhadap ayat-ayat Al-quran yang bersifat umum. “Pembunuh tidak berhak mewarisi dari orang yang dibunuh.” (H.R. Ahmad)
  • 4. Hadis tersebut mengkhususkan dari ayat berikut.   Artinya : “Allah mensyaratkan (mewajibkan) kepadamu tentang (pembagian warisan untuk) anak- anakmu, (yaitu) bagian seorang anak laki-laki sama dengan bagian dua orang anak perempuan…..” (Q.S. An-Nisa :11) C. Bayan at-tasyri, yaitu penjelasan hadis yang berupa mewujudkan, mengadakan, atau menetapkan suatu hukum/syarak yang tidak didapati nasnya dalam Al-quran. Hadis yang termasuk dalam kelompok ini, antara lain , hadis tentang penetapan haramnya mengumpulkan dua wanita bersaudara (antara istri dan bibinya) hukum merajam pezina wanita yang masih perawan, dan hukum tentang hak waris seorang anak . Contoh hadis ini sebagai berikut. “Dan keharaman mengawini wanita karena sebab susuan, sama dengan keharaman mengawini wanita karena pertalian darah.” (H.R. Muttafaq „Alaih) 3. Kedudukan Hadis. Dalam hukum islam, hadis merupakan sumber hukum kedua setelah Al-quran. Penerimaan hadis sama dengan penerimaan Al-quran karena dalam islam aturan Allah adalah Al-quran, sedangkan kita juga diwajibkan menaati Rasul-Nya. Maka dengan pasti kita juga menaati ucapan atau perkataan Rasul yang berupa hadis. Selain itu, hingga saat ini perlakuan umat islam sama antara Al-quran dan hadis yaitu memercayai, menerima, mengamalkan, bahkan menghafal dan menyebarluaskan.     Artinya : “…..Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertaqwalah kepada Allah.Sungguh, Allah sangat keras hukuman-Nya.” (Q.S. Al-Hasyr :7) Selain ayat Al-quran tersebut kedudukan hadis juga dijelaskan pada hadis berikut :
  • 5. “Aku tinggalkan dua pusaka untukmu sekali yang kalian tidak akan tersesat selagi berpegang teguh pada keduanya yaitu kitab Allah dan sunah-Ku.” (H.R. Malik) Dalam bermasyarakat kita diharapkan dengan berbagai persoalan, maka sebagai umat Islam kita harus memakai hukum Al-quran dan hadis sebagai sumber hukum. Macam-macam Hadist: ditinjau dari bentuknya 1. Fi‟li (perbuatan Nabi) 2. Qauli (perkataan Nabi) 3. Taqriri (persetujuan atau izin Nabi) ditinjau dari segi jumlah orang-orang yang menyampaikannya 1. Mutawir, yaitu yang diriwayatkan oleh orang banyak 2. Masyhur, diriwayatkan oleh banyak orang, tetapi tidak sampai (jumlahnya) kepada derajat mutawir 3. Ahad, yang diriwayatkan oleh satu orang. ditinjau dari kualitasnya 1. Shahih, yaitu hadits yang sehat, benar, dan sah 2. Hasan, yaitu hadits yang baik, memenuhi syarat shahih, tetapi dari segi hafalan pembawaannya yang kurang baik. 3. Dhaif, yaitu hadits yang lemah 4. Maudhu‟, yaitu hadits yang palsu. ditinjau dari segi diterima atau tidaknya 1. Maqbul, yang diterima. 2. Mardud, yang ditolak. 3. Ijtihad
  • 6. Menurut bahasa : bersungguh-sungguh mencurahkan tenaga, menggunakan pikiran, dan bekerja seoptimal mungkin. Menurut istilah : Berusaha bersungguh-sungguh untuk memecahkan suatu masalah yang tidak ada ketetapannya, baik dalam hukum Al-Qur‟an maupun hadist yang berpedoman pada cara-cara menetapkan hukum yang telah ditentukan. Pembagian Ijtihad Dilihat dari segi mujtahidnya : 1. Ijtihad Fardi (individu) Ijtihad yang dilakukan oleh seorang mujtahid saja. 2. Ijtihad Jama‟i (kolektif) Ijtihad yang dilakukan oleh sekelompok mujahidin secara bersama-sama. Menurut Syekh Mahmud Syaltout, kemampuanpun dibagi menjadi 2 : 1. Ijtihad dalam arti menggunakan seluruh kemampuan berpikir untuk menentukan hukum suatu perkara yang tidak ditentukan secara eksolisit oleh Al-Qur‟an / Sunnah Rasul. Contoh : Berijtihad dalam menentukan hukum transplantasi (pencangkokan) tubuh manusia. 2. Ijtihad dalam arti menggunakan seluruh kemampuan berpikir sekadar untuk mengartikan, menafsirkan, dan mengambil kesimpulan dari suatu ayat atau hadist yang ada. Contoh : menafsirkan/menyimpulkan ayat “Au Lamastumum Nisa” (atau kamu menyentuh wanita). Ayat ini berkaitan dengan hal-hal yang menyebabkan berhadas atau membatalkan wudhu. Menurut Imam Syafi‟I, menyentuh wanita yang bukan mahram adalah membatalkan wudhu tetapi menurut Imam Abu Hanifah, menyentuh wanita tidak membatalkan wudhu. A. Kedudukan Ijtihad Ijtihad dilakukan jika ada suatu permasalahan yang dalam Al-Qur‟an tidak dijelaskan secara terperinci, demikian pula dalam hadist tidak dijelaskan. Ijtihad adalah sumber dasar ketiga setelah Al-Qur‟an dan Hadist B. Lapangan Ijtihad
  • 7. 1. Perkara yang tidak ada dan tidak jelas ketentuan hukumnya di dalam Al-Qur‟an. Contohnya : Bayi tabung, transplantasi tubuh manusia. 2. Ayat-ayat Al-Qur‟an tertentu atau Hadist Nabi yang tidak begitu jelas maksudnya. C. Syarat-Syarat Ijtihad 1. Syarat umum : -Islam, dewasa, berakal sehat, kuat daya tangkap dan ingatannya (IQ-nya tinggi). 2. Syarat pokok : -Menguasai Al-Qur‟an dan ilmu-ilmu Al-Qur‟an, terutama ayat-ayat hukumnya, asbabun nuzulnya, dan nasikh mansukhnya. -Menguasai Hadist dan ilmu-ilmu Hadist. -Menguasai bahasa Arab dan ilmu bahasa Arab seperti : Nahwu, Sharaf, Balaghah, dsb. -Menguasai Ilmu Ushul Fiqih. -Menguasai tujuan-tujuan pokok Syari‟at Islam. -Memahami Qawaki Kulliyah atau Qawaidul Fiqhiyah. 3. Syarat Pelengkap : -Mengetahui tidak adanya dalil yang qath‟I tentang kasus yang dihadapi. -Mengetahui masalah-masalah yang telah tercapai consensus, masalah-masalah yang masih khilafian dan masalah-masalah yang belum ada kepastian hukumnya. -Shaleh dan taqwa. 4. Bentuk-bentuk Ijtihad : -Ijma‟ : kesepakatan seluruh ulama dalam menetapkan suatu masalah dengan cara musyawarah.Contohnya : keputusan mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur‟an yang masih berserakan kemudian dibukukan dalam suatu mushaf. -Qiyas : menganalogi atau menghubungkan suatu hukum / masalah tertentu dengan hukum/ masalah lain yang memiliki kesamaan sifat. Contohnya : mengharamkan bir dan wiski diqiyaskan dengan khamr dalam Al-Qur‟an. -Istihsan : menetapkan hukum suatu perbuatan berdasarkan prinsip-prinsip umum ajaran agama Islam yang didasarkan atas kepentingan umum dan demi keadilan. Contohnya : mengambil dua alternatife perbuatan yang keduanya memiliki kelemahan atau kekurangan, tetapi ambil salah satu yang ringan kelemahannya. -Maslahah mursalah : menetapkan hukum suatu masalah yang tidak ada nasnya dalam Al-Qur‟an dan hadist untuk mencapai kebaikan. Contohnya :mengangkat seorang sebagai ketua dalam perkumpulan.
  • 8. -„Urf : pengambilan hukum berdasarkan kebiasaan umum atau adat istiadat yang tidak bertentangan dengan akidah Islam. Contohnya : pengurus yang berumur 60 tahun ke atas digantikan oleh pengurus baru yang lebih muda.