1. Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh
Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari pengalaman. Aliran ini menekankan pada
terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-
responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai
individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan
menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata.
Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan
penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
Mohamad Adriyanto – http://bit.ly/adriyanto 1
2. Belajar umumnya didefinisikan sebagai perubahan di dalam diri
seseorang yang disebabkan oleh pengalaman (lihat Mazur,1990 ;
Rocklin, 1987)
Belajar dapat terjadi dengan banyak cara :
Dengan disengaja (menemukan sesuatu didalam ensiklopedia)
Tidak sengaja (seorang anak bereaksi ketika melihat jarum suntik)
I Ketut Budayasa – Teori Belajar Perilaku, hal 3-10 2
3. 1. Ivan Pavlov (abad 19 dan 20)
Stimulus tak terkondisi (Unconditioned stimulus)
Respon tak terkondisi (Unconditioned Respond)
Stimuli netral (Neutral Stimuli)
Stimuli netral (Neutral Stimuli)- Stimulus tak terkondisi (Unconditioned
stimulus) menghasilkan Stimulus terkondisi (memiliki kekuatan untuk
membangkitkan respon serupa dengan yang dihasilkan oleh stimulus tak
terkondisi)
Dikenal dengan istilah pengkondisian klasik (classical conditioning)
I Ketut Budayasa – Teori Belajar Perilaku, hal 6-10 3
4. 1. Jelaskan pengertian teori belajar behavioristik !
Jawaban :
Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan
Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang
tampak sebagai hasil belajar.
2. Mengapa teori behavioristik menjadi sangat penting dalam
pembelajaran ?
Mohamad Adriyanto – http://bit.ly/adriyanto
Mohamad Adriyanto – http://bit.ly/adriyanto
4
5. 2. E.L Thorndike : Hukum Pengaruh / perilaku refleksif
(abad 20)
Diawal studinya memandang kebanyakan perilaku sebagai respon
terhadap stimuli di dalam lingkungan.
Hukum pengaruh Thorndike menyatakan bahwa :
“Jika suatu tindakan dikikuti oleh hal yang memuaskan
(menyenangkan) dalam lingkungan, maka kemungkinan tindakan itu
akan diulangi dalam suasana serupa, akan meningkat. Sebaliknya , jika
suatu perilaku diikuti oleh hal yang tidak menyenangkan dalam
lingkungan, maka kemungkinan tindakan itu diulangi lagi , akan
menurun.”
I Ketut Budayasa – Teori Belajar Perilaku, hal 10-11
5
6. 3. BF. Skinner : Pengkondisian Operan (abad 20)
“Perilaku operan” perilaku ini berlaku (operated) pada lingkungan yang
secara nyata tanpa kehadiran stimuli tak terkondisi
Berfokus pada hubungan antara perilaku dan konsekuensi-
konsekuensinya
Penggunaan konsekuensi-konsekuensi menyenangkan dan tak
menyenangkan untuk mengubah perilaku disebut pengkondisian operan
(operant conditioning)
I Ketut Budayasa – Teori Belajar Perilaku, hal 11-14 6
7. 1. Peranan konsekuensi
Perilaku berubah sesuai dengan konsekuensi-konsekuensi segera dari
perilaku tersebut. Konsekuensi yang menyenangkan (reinforcer) akan
akan memperkuat perilaku . Konsekuensi yang tidak menyenangkan
(hukuman / punisher) akan memperlemah perilaku.
2. Penguat Primer dan Sekunder
Primary Reinforcer adalah memuaskan kebutuhan-kebutuhan dasar
manusia
Secondary Reinforcer adalah penguat yang memperoleh nilai-nilainya
setelah dikaitkan dengan penguat primer atau penguat lain yang telah
diakui.
I Ketut Budayasa – Teori Belajar Perilaku, hal 14-16 7
8. 1. Apakah teori pembelajaran perilaku telah berevolusi ?
Jawaban :
Ivan Pavlov (Clasical Conditioning, abad 19)
EL. Thorndike (Hukum Pengaruh, abad 20)
B.F. Skinner (Pengkondisian Operan, abad 20)
2. Bagaimanakah menerapkan pembelajaran perilaku dikelas menurut
BF. Skinner dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran praktek di
bengkel ?
Jawaban :
I Ketut Budayasa – Teori Belajar Perilaku, hal 10-13
I Ketut Budayasa – Teori Belajar Perilaku, hal 11-13 8
9. Katagori penguat sekunder yaitu :
Penguat sosial (penghargaan, senyuman, pelukan, perhatian
Penguat aktivitas (diperbolehkan menonton TV, menonton
bioskop, mengunjungi arena permainan, atau aktivitas-aktivitas yang
menyenangkan
Penguat simbolik (uang, nilai dan tanda jasa)
I Ketut Budayasa – Teori Belajar Perilaku, hal 16
9
11. 3. Prinsip Premack (1965)
Salah satu prinsip perilaku yang penting adalah bahwa aktivitas-aktivitas yang
kurang disukai dapat ditinggalkan dengan cara mengkaitkan aktivitas-aktivitas
tersebut dengan aktivitas-aktivitas yang lebih disukai.
4. Pelaksanaan Penguatan dalam praktek di kelas
Prinsip-prinsip utama dari penggunaan penguatan untuk meningkatkan
perilaku yang diinginkan di dalam kelas adalah sebagai berikut :
◦ Tetapkan perilaku-perilaku apa yang anda inginkan dari para siswa
◦ Beitahu siswa perilaku-perilaku apa yang anda inginkan untuk dilakukan
mereka
◦ Dan perkuat perilaku-perilaku itu bila perilaku itu muncul
I Ketut Budayasa – Teori Belajar Perilaku, hal 17-19
11
12. 1. Kapan seorang guru memberikan Primary Reinforcer ?
Jawaban :
Penguat primer (Primary Reinforcer) merupakan penguatan untuk
memuaskan kebutuhan-kebutuhan dasar manusia, misalnya
makanan, minuman,keamanan, kehangatan dan seks. Karena menjadi
kebutuhan dasar maka sebaiknya diberikan ketika seseorang telah
melakukan penguatan perilakunya.
2. Bagaimana penerapan prinsip belajar perilaku di kelas ?
Jawaban :
I Ketut Budayasa – Teori Belajar Perilaku, hal 15-16
I Ketut Budayasa – Teori Belajar Perilaku, hal 17-19
12
13. 5. Hukuman
Konsekukuensi-konsekuensi yang tidak memperkuat, yaitu yang
melemahkan perilaku disebut hukuman
Hukuman dapat dibagi menjadi dua bentuk yaitu :
Hukuman paksaan (presentation punishment) / aversive stimuli
Hukuman larangan (removal punishment)
6. Timeout
Menyuruh siswa salah berperilaku untuk berdiri dipojok kelas selama
beberapa menit
I Ketut Budayasa – Teori Belajar Perilaku, hal 19-23 13
14. 7. Kesegaran konsekuensi-konsekuensi
Konsekuensi-konsekuensi diberikan segera setelah perilaku tertentu
mempengaruhi perilaku lebih banyak dibandingkan dengan konsekuensi
yang ditunda.
Suatu penguatan lebih kecil yang diberikan segera pada umumnya
mempunyai efek jauh lebih besar dibandingkan dengan penguatan besar
yang diberikan tertunda (Kulik dan Kulik 1988)
I Ketut Budayasa – Teori Belajar Perilaku, hal 23-25 14
15. 8. Pembentukan (shaping)
Memberikan penguatan sepanjang tiap langkah yang menuju kea rah
keberhasilan dan tercapainya tujuan akhir
Prinsip disini adalah anak harus diberi penguatan untuk perilaku-perilaku
yang berada dalam kemampuannya saat ini dan juga mengembangkan
kemampuan mereka kearah keterampilan-terampilan baru
9. Pemunahan (Extinction)
Pemunahan merupakan salah satu kunci untuk menangani perilaku siswa.
Perilaku siswa yang tidak diinginkan sering dapat dihilangkan jika penguat-
penguat yang mempertahankan perilaku tersebut teridentifikasi dan dapat
dihilangkan
I Ketut Budayasa – Teori Belajar Perilaku, hal 25-31
15
16. 1. Apakah keuntungan dari penguatan perilaku dengan menggunakan
time out ?
Jawaban :
Time out yaitu menyuruh salah satu siswa salah berperilaku untuk
berdiri di pojok kelas selama beberapa waktu (menit). Time out dapat
menimbulkan rasa malu sehingga dukungan siswa yang lain akan
melemah.
2. Bagaimana langkah-langkah yang diterapkan seorang guru dalam
menggunakan metode hukuman dalam pembentukan perilaku siswa ?
I Ketut Budayasa – Teori Belajar Perilaku, hal 22
I Ketut Budayasa – Teori Belajar Perilaku, hal 19-22
16
17. 10. Jadwal Penguatan
Rasio tetap (fixed ratio) Suatu penguatan diberikan setelah sejumlah
perilaku yang tetap, meningkatkan rasio penguatan tahap demi tahap.
Rasio Variabel (variable ratio) Banyaknya perilaku yang diperlukan untuk
penguatan tidak dapat diramalkan, walau dapat dipastikan perilaku itu
akhirnya akan diperkuat, menghasilkan perilaku yang tahan terhadap
kepunahan
Interval-tetap (fixed- interval) Penguatan diberikan hanya dalam periode
waktu tetentu
Interval-Variable (Variabel-Interval) Penguatan diberikan dalam suatu
interval waktu acak, sangat efektif untuk menjaga agar perilaku yang
diinginkan bertahan lama.
I Ketut Budayasa – Teori Belajar Perilaku, hal 31-35 17
19. Proses pembelajaran di sekolah dan kelas adalah suatu proses
dimana siswa mendapatkan pengetahuan, ketrampilan, perilaku
dan nilai-nilai (values) berdasarkan berbagai jenis informasi yang
difasilitasi oleh para pendidik.
Tanpa adanya motivasi pendidikan, maka seluruh komponen
penting yang terlibat dalam proses pembelajaran seperti
pendidik, siswa, kepala sekolah, para staf pendukung tidak akan
mampu menyelenggarakan proses ini secara optimal.
Mohamad Adriyanto – http://bit.ly/adriyanto
19
20. 1. Sebutkan metode jadwal penguatan yang dapat dilakukan dalam
pembentukan perilaku?
Jawaban :
Rasio Tetap (Fixed Ratio) suatu penguat diberikan setelah sejumlah
perilaku yang tetap
Rasio Variabel (Variable Ratio) tidak dapat diramalkan, untuk dikelas
penguatan terjadi bila siswa mengancungkan tangan untuk menjawab
pertanyaan guru
Interval-Variable (Variabel-Interval) penguatan diberikan dalam suatu
interval waktu acak, seseorang tidak tahu persis kapan kapan suatu
perilaku akan dilakukan
2. Apakah motivasi, adaptasi siswa berkaitan dengan pembentukan
perilaku ?
I Ketut Budayasa – Teori Belajar Perilaku, hal 19-22
I Ketut Budayasa – Teori Belajar Perilaku, hal 1-35 20
21. Presentasi Oleh :
Mohammad Yasin (NIM 127895035)
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Luthfiyah Nurlaela, M.Pd
Dr. Euis Ismiyati, M.Pd
PASCA SARJANA
PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNESA SURABAYA 2013