SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 53
Siti Mujariyah
Winda Indrawati
Yanggi RizkalWianto
Yuliani
Kelas XII IPA 3
Pewarisan sifat-
sifat genetik
Pewarisan
kromosom
Reproduksi sel
(pembelahan sel)
 Adalah peristiwa dimana sebuah sel
membelah menjadi dua atau lebih sel baru.
 Fungsi pembelahan sel yakni :
 Pertumbuhan
 Perkembangan
 Perbaikan jaringan rusak
 Reproduksi (membentuk sel gamet untuk
perkawinan)
Pembelahan Sel
Pada prokariot,
pembelahan sel
terjadi secara
pembelahan
biner
Pada eukariot,
terbagi menjadi
dua macam :
Mitosis dan
Meiosis
 Pembelahan pada sel prokariotik dikenal dengan
pembelahan biner yang artinya pembelahan ini
berlangsung secara sederhana dan spontan.
 Proses pembelahan ini juga dikenal dengan
proses pembelahan amitosis.
 Amitosis artinya pembelahan yang tidak
melibatkan kromosom.
 Pembelahan biner dapat ditemukan pada sel
bakteri, proses pertumbuhan sel, duplikasi
materi genetik, pembagian kromosom, dan
pembelahan sitoplasma.
 Pada pembelahan biner, kromosom
diduplikasi dan akan menempel pada
membrane plasma.
 Kemudian akan terjadi pertumbuhan di
antara dua tempat pelekatan kromosom
tersebut.
 Hal ini untuk melakukan pemisahan inti.
 Sitokinesis dan pembentukan dinding sel
kemudian terbentuk sehingga 2 sel anak
terbentuk.
 Merupakan pembelahan sel yang menghasilkan
sel-sel anak dengan jumlah kromosom yang
sama dengan jumlah kromosom sel induknya.
 Pembelahan mitosis berlangsung pada masa
perkembangan embrio dan masa pertumbuhan
atau masa pemeliharaan jaringan suatu
organisme.
 Contoh : pada sumsum tulang (membentuk sel
darah merah), sel sel meristem, dan sel-sel kulit
(menghasilkan kulit baru).
 Berlangsung dalam lima fase, yaitu profase,
metafase, anafase, telofase, dan interfase.
Keterangan :
1. Interfase (masa
istirahat)
2. G1 = pertumbuhan
sel untuk mencapai
ukuran dewasa
3. S = melakukan
sintesis SNA dan
kromosom
menggandakan diri
(fase S)
4. G2 = pembesaran sel
 Fase dimana sel mempersiapkan diri,
sehingga membutuhkan waktu paling lama
dan energi paling banyak.
 Terjadi di dalam inti maupun sitoplasma.
 Dalam inti, benang-benang kromatin menjadi
lebih padat akibat kondensasi dan pelekukan
menjadi kromosom.
 Hasil duplikasi terbentuk kembar kromatid
(kromatid bersaudara) yang menempel satu
sama lain.
 Pada setiap kromatid, ada bagian yang menyempit
dan kurang menyerap zat warna yang disebut
sentromer.
 Posisi sentromer dapat berada di tengah, di tempat
lain bahkan di salah satu ujung setiap kromatid.
 Dalam sitoplasma, benang gelendong yang terdiri
atas mikrotubula mulai terbentuk dan terentang dari
sentriol.
 Pada tumbuhan, benang kumparan atau gelendong
tersusun atas mikrotubula-mikrotubula yang terdapat
pada sitoplasma, sedangkan pada sel hewan berasal
dari sentrosom akan menjauhkan diri satu sama lain
dan tampak terdorong sepanjang permukaan inti oleh
adanya perpanjangan berkas-berkas mikrotubula di
antara kedua sentrosom.
 Selanjutnya sentrosom akan menjauhkan diri
satu sama lain dan tampak terdorong
sepanjang permukaan inti oleh adanya
perpanjangan berkas-berkas mikrotubula di
antara kedua sentrosom.
 Ditandai dengan hilangnya membran inti dan
munculnya serat-serat halus dari dua kutub
yang berlawanan.
 Serat tersebut akan menempel pada
sentromer dan menarik kromosom ke arah
dua kutub yang berlawanan.
 Daya tarik yang seimbang menyebabkan
kromosom akan terletak di tengah sel, yaitu
pada suatu bidang imajinasi yang dinamakan
bidang ekuator.
 Berlangsung bila pasangan sentromer setiap kromosom
berpisah dan diakhiri dengan terbebasnya pasangan
kromatid bersaudara satu sama lain.
 Setelah itu, masing-masing kromatid bersaudara akan
menjadi kromosom baru yang bebas dan secara perlahan
akan bergerak ke arah kutub yang berlawanan dari sel.
 Bersamaan dengan itu, mikrotubula kinektokor memendek.
 Karena mikrotubula-mikrotubula ini terikat pada sentromer
maka kromosom bergerakmengikuti gerka sentromer.
 Pada saat yang bersamaan, kutub-kutub bergerak lebih jauh
sehingga mikrotubula nonkinektotkor meamanjang.
 Dengan berakhirnya anafase, kedua daerah kutub dari sel
mempunyai kumpulan sejumlah kromosom yang lengkap
dan sama satu sama lain.
 Mikrotubula nonkinektokor memanjang dan
kembaran nuklei mulai terbentuk pada kedua daerah
kutub dari sel.
 Membran nukleus yang berasal dari fragmen-fragmen
membran nukleus sel induk dan bagian-bagian lain
dari sistem endomembran mulai terbentuk.
 Lebih lanjut terbentuk benang-benang kromatin dari
setiap kromosom dan semakin lama semakin tidak
tampak seiring dengan terbentuknya membran inti.
 Mitosis atau pembelahan nukleus menjadi dua
nukleus dengan kandungan genetik yang identik
sekarang telah selesai.
 Selanjutnya akan diikuti oleh pembelahan
sitoplasma atau sitokinesis.
 Sitokinesis atau proses pembelahan sel,
biasanya akan segera berlangsung setelah
terjadi pembelahan inti sehingga dua
kembaran sel baru akan muncul.
Sebelum melakukan pembelahan, sel mengalami
terlebih dahulu periode interfase (perhatikan siklus).
Interfase sering disebut tahap istirahat. Hal ini
merupakan istilah yang tidak tepat, karena dalam
tahap ini sel justru berada dalam keadaan aktif
melakukan metabloisme, termasuk mempersiapkan
diri sebelum melakukan pembelahan. Pada tahap ini
terjadi pertumbuhan sel untuk mencapai ukuran
dewasa (fase G1). Selanjutnya, sel akan melakukan
sintesis DNA dan kromosom menggandakan diri (fase
S) dan melakukan pembesaran ukuran sel (fase G2)
sehingga sel siap memasuki fase M yang hasil
akhirnya adalah sitokinesis.
 Merupakan pembelahan sel sengan adanya
pengurangan atau reduksi faktor pewarisan sifat yang
hanya menjadi setengahnya (haploid) dari sel induk
sehingga pembelahan ini disebut juga sebagai
pembelahan reduksi.
 Replikasi tunggal ini akan diikuti oleh dua kali
pembelahan sel secara berturut-turut, yaitu meiosis I
dan meiosis II tanpa ada fase istirahat atau interfase.
 Dari pembelahan ini dihasilkan empat sel anak (pada
mitosis hanya dihasilkan dua sel anak), yang masing-
masing sel hanya mengandung setengah jumlah
kromosom induknya.
 Seperti halnya mitosis, proses meiosis didahului
dengan replikasi kromosom pada tahap interfase.
 Membutuhkan waktu yang lama dan lebih
kompleks daripada proses profase mitosis.
 Diawali dengan mulai tampaknya benang-
benang kromosom tunggal yang ramping
dan panjang (fase leptoten).
 Selanjutnya, kromosom mulai menjadi lebih
padat dan memendek.
 Setiap homolog dari masing-masing
kromosom terdiri atas dua kromatid kembar
yang saling berpasangan.
 Keadaan tersebut dinamakan sinapsis (fase
zigoten) karena adanya suatu struktur protein
kompleks sinaptonemal yang melekat pada
kromosom homolog dengan kuat bersama-
sama sepanjang kromosom.
 Bila sinaptonemal komplekas menghilang
pada akhir profase, masing-masing pasangan
kromosom akan terlihat dibawah mikroskop
dalam bentuk tetrad, yaitu suatu kelompok
terdiri atas empat kromatid (fase pakiten).
 Pada bermacam-macam tempat, sepanjang-
panjangnya kromatid dari kromosom homolog
saling menyilang (fase diploten).
 Persilangan tersebut dinamakan khiasma
(jamak, khiasmata).
 Khiasmata tersebut mengikat pasangan-
pasangan kromosom homolog bersama-sama
sampai pada Anafase I.
 Sementara komponen-komponen dari sel,
menyiapkan diri untuk pembelahan inti.
 Hal yang sama terlihat juga pada mitosis.
 Sentriol bergerak menjauhi satu sama lain dan
gelendong mikrotubula akan terbentuk diantara
keduanya.
 Membran inti dan nukleoli menghilang (fase
diakinesis).
 Kumparan mikrotubula menangkap kinektor
yang terbentuk pada kromosom dan mulai
bergerak menuju bidang ekuator.
 Profase I dapat berlangsung sehari atau
bahkan lebih lama karena mencakup lebih
dari 90% waktu yang dibutuhkan untuk
meiosis.
Fase leptoten Fase zigoten Fase pakiten Fase diploten Fase diakinesis
Profase I
Kromosom
homolog
melalui
sinapsis
mebentuk
tetrad
 Kromosom-kromosom sekarang tersusun
dalam bidang ekuator dan tetap pada
pasangan homolognya dalam bentuk tetrad.
 Mikrotubula kinektokor dari satu kutub sel,
terikat pada satu kromosom dari tiap-tiap
pasangannya.
 Sementara mikrotubula dari kutub yang
berlawanan, terikat pada pasangan
homolognya.
 Seperti halnya pada mitosis,benang kumparan
mengarahkan gerakan kromosom ke kutub-
kutub.
 Meskipun demikian, kromatid bersaudara tetap
melekat pada sentromernya sebagai satu
kesatuan ke arah kutub yang sama.
 Kromosom yang homolog, bergerak kearah
kutub yang berlawanan.
 Hal ini berbeda dengan prilaku kromosom
selama mitosis karena dalam mitosis yang
berpisah adalah kromatidnya.
 Anggota dari pasangan kromosom homolog,
terus bergerak sampai mendekati kutub dari sel.
 Setiap kutub sekarang mempunyai satu
kromosom yang haploid, tetapi setiap
kromosom masih memiliki dua kromatid
kembar.
 Biasanya, sitokinesis (pembelahan sitoplasma)
berlangsung stimultan atau bersamaan dengan
telofase I menghasilkan dua sel kembar.
 Bila tidak ada hal-hal khusus, terjadi replikasi
dari materi genetik lebih dahulu sebelum
terjadinya meiosis kedua.
 Benang-beang kumparan terbentuk dan
kromosom tersusun dengan cepat pada
bidang ekuator.
 Seluruh kromosom berada pada bidang
ekuator, seperti yang tampak pada mitosis
dengan kinektokor dari setiap pasang
kromatid.
 Masing-masing kromosom mengarah ke
kutub yang berlawanan.
 Sentromer dari kromatid kembar akhirnya
terpisah dan saudara dari setiap pasang
sekarang menjadi kromosom tersendiri,
bergerak ke arah kutub yang berlawanan dari
sel.
 Nuklei terbentuk pada kedua yang
berlawanan, selanjutnya berlangsung
sitokinesis.
 Pada sitokinesis yang sempurna, akan
didapatkan empat sel kembar.
 Masing-masing memiliki jumlah kromosom
yang haploid dari kromosom yang
mengalami replikasi.
 Merupakan proses pembentukan sel-sel
gamet di dalam tubuh makhluk hidup.
 Gametogenesis terjadi pada hewan dan
tumbuhan.
 Pada hewan, terbagi menjadi
spermatogenensis dan oogenesis.
 Pada tumbuhan tingkat tinggi, terbagi
menjadi mikrosporogenesis dan
megasporogenesis
 Adalah proses pembentukan sel spermatozoa atau
sel kimia jantan yang terjadi di dalam testis,
tepatnya pada tubulus seminiferus.
 Proses spermatogenesis berlangsung sebagai
berikut.
 Sel primordial sperma yang bersifat diploid (2n) di
dalam testis membelah secara mitosis berkali-kali dan
akhirnya membentuk atau menghasilkan empat sel
spermatogonium diploid (2n).
 Sel spermatogonium mengalami perkembangan dan
membelah secara mitosis membentuk
spermatosit primer (2n).
 Kemudian spermatosit primer mengalami
pembelahan secara meiosis I dan menghasilkan dua
buah spermatosit sekunder yang haploid (n).
 Setiap spermatosik sekunder akan melanjutkan
pembelahan secara meiosis II dan masing-masing
menghasilkan dua spermatosit sehingga pada akhir
meiosis dua dihasilkan empat buah spermatosit.
Pada manusia dua spermatid mengandung 22 autosom + 1
kromosom X atau 22 AA + X dan spermatid lainnya
mengandung 22 autosom + 1 kromosomY atau 22 AA +Y
yang akan digunakan dalam pewarisan jenis kelamin.
Selanjutnya keempat spermatid akan mengalami
pematangan empat buah spermatozoa yang haploid (n).
 Adalah proses pembentukan ovum atau sel telur
yang terjadi di dalam ovarium oleh sel folikel.
 Proses yang terjadi pada oogenesis
adalah sebagai berikut.
 Sel primordial ovum atau oogenesis yang bersifat
diploid (2n) membelah secara mitosis berkali-kali dan
menjadi oosit primer (2n).
 Oosit primer akan melakukan pembelahan meiosis I
dan akan menjadi oosit sekunder dan haploid (n)
kemudian menjadi badan polar atau sel polosit
sekunder (n).
 Sedangkan sel polosit primer membelah menjadi dua
buah sel polosit sekunder (n).
Pada akhir oogenesis, ootid akan mengalami
pertumbuhan dan perkembangan menjadi sebuah
ovum haploid (n) yang fungsional dan 3 sel
polosit sekunder akan mengalami degenerasi (pada
manusia ovum mengandung 22 autosom dan
kromosom X atau 22AA + X).
 Adalah proses pembentukan gamet jantan
(sperma) yang berlangsung pada bunga yaitu
di dalam serbuk sari bagian dari kepala sari
(antenna) yang di dalamnya terdapat
kantong serbuk sari atau mikrosporangium.
 Proses mikrosporogenesis berlangsung
sebagai berikut:
 Sebuah sel induk mikrospora diploid
(mikrosporosit) dalam antenna membelah secara
meiosis I dan menghasilkan sepasang sel haploid.
 Pada meiosis II menghasilkan 4 mikrospora haploid
(n) yang berkelompok membentuk tetrad.
 Setiap mikrospora akan mengalami kariokinesis
(pembelahan inti), sehingga menghasilkan 2 inti yang
haploid yaitu satu inti dinamakan inti saluran serbuk
sari dan satu inti generatif.
 Inti generatif membelah secara mitosis tanpa disertai
sitokinesis dan terbentuklah 2 inti sperma (n) dan inti
serbuk sari tidak membelah.
 Dengan demikian maka sebutir serbuk sari yang telah
masak mengandung 3 inti yang haploid, yaitu serbuk
inti saluran serbuk sari dan 2 buah inti sperma.
 Adalah proses pembentukan gamet betina
(ovum) yang berlangsung dalam bakal buah
(ovarium) dan menghasilkan
kandung lembaga.
 Proses megasporogenesis berlangsung
sebagai berikut.
 Sebuah sel induk megaspora diploid
(megasporosit) dalam ovarium mengalami
meiosis I dan menghasilkan 2 sel diploid.
 Selanjutnya mengalami meiosis II menghasilkan 4
megaspora haploid yang letaknya berderet dan
3 megaspora mengalami degenerasi dan mati.
 Satu megaspora yang tersisa mengalami
pembelahan mitosis tiga kali berturut-turut tanpa
diikuti sitokinesis (pembelahan plasma) dan
menjadi 8 inti megaspora (kandung lembaga
muda) yang haploid, kemudian 4 inti kelompok di
kalaza (bagian antara bakal biji dan tangkai biji)
dan 4 inti berada di dekat mikrofil.
 Satu inti dari masing-masing kelompok bergerak ke
tengah dan menyatu membentuk inti kandung
lembaga sekunder (2n) sedangkan 3 inti yang berada
pada kalaza dinamakan inti antipoda dan 3 inti yang
berada di mikrofil berkembang menjadi 1 inti sel telur
atau ovum (n) yang di tengah dan 2 inti sinergid (n)
yang di sampingnya maka pada kandung lembaga
yang masak terdapat:
▪ 3 inti antipoda
▪ 2 inti sinergid (n)
▪ 1 inti ovum (n)
▪ 1 inti kandung lembaga sekunder (2n).
Biologi reproduksi sel-edited
Biologi reproduksi sel-edited

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Cell reproduction 12 science 2 - silvania
Cell reproduction   12 science 2 - silvaniaCell reproduction   12 science 2 - silvania
Cell reproduction 12 science 2 - silvania
Silvania Rusdianto
 
Bab 4 pembelahan sel ismail
Bab 4 pembelahan sel ismailBab 4 pembelahan sel ismail
Bab 4 pembelahan sel ismail
Ismail Fizh
 

La actualidad más candente (20)

Meiosis
MeiosisMeiosis
Meiosis
 
Cell reproduction 12 science 2 - silvania
Cell reproduction   12 science 2 - silvaniaCell reproduction   12 science 2 - silvania
Cell reproduction 12 science 2 - silvania
 
Pembelahan Sel
Pembelahan SelPembelahan Sel
Pembelahan Sel
 
Pembelahan amitosis, mitosis, gametogenesis pada manusia, hewan, dan tumbuhan...
Pembelahan amitosis, mitosis, gametogenesis pada manusia, hewan, dan tumbuhan...Pembelahan amitosis, mitosis, gametogenesis pada manusia, hewan, dan tumbuhan...
Pembelahan amitosis, mitosis, gametogenesis pada manusia, hewan, dan tumbuhan...
 
PEMBELAHAN MEIOSIS
PEMBELAHAN MEIOSISPEMBELAHAN MEIOSIS
PEMBELAHAN MEIOSIS
 
Reproduksi sel
Reproduksi selReproduksi sel
Reproduksi sel
 
PPT Multimedia Interaktif Reproduksi Sel
PPT Multimedia Interaktif Reproduksi SelPPT Multimedia Interaktif Reproduksi Sel
PPT Multimedia Interaktif Reproduksi Sel
 
Pembelahan Sel : Meiosis
Pembelahan Sel : MeiosisPembelahan Sel : Meiosis
Pembelahan Sel : Meiosis
 
Reproduksi sel (amitosis, mitosis, dan meiosis)
Reproduksi sel (amitosis, mitosis, dan meiosis)Reproduksi sel (amitosis, mitosis, dan meiosis)
Reproduksi sel (amitosis, mitosis, dan meiosis)
 
Siklus sel dan mitosis
Siklus sel dan mitosisSiklus sel dan mitosis
Siklus sel dan mitosis
 
Biosel
BioselBiosel
Biosel
 
Siklus sel dan Pembelahan sel
Siklus sel dan Pembelahan selSiklus sel dan Pembelahan sel
Siklus sel dan Pembelahan sel
 
Bab 4 pembelahan sel ismail
Bab 4 pembelahan sel ismailBab 4 pembelahan sel ismail
Bab 4 pembelahan sel ismail
 
Pembelahan sel
Pembelahan selPembelahan sel
Pembelahan sel
 
Presentasi patklin Siklus Sel Normal
Presentasi patklin Siklus Sel NormalPresentasi patklin Siklus Sel Normal
Presentasi patklin Siklus Sel Normal
 
Pembelahan sel
Pembelahan selPembelahan sel
Pembelahan sel
 
Pembelahan Sel
Pembelahan SelPembelahan Sel
Pembelahan Sel
 
Anatomi Tumbuhan - Reproduksi Sel
Anatomi Tumbuhan - Reproduksi SelAnatomi Tumbuhan - Reproduksi Sel
Anatomi Tumbuhan - Reproduksi Sel
 
Mitosis
Mitosis Mitosis
Mitosis
 
Pembelahan sel
Pembelahan selPembelahan sel
Pembelahan sel
 

Similar a Biologi reproduksi sel-edited

laporan genetika mitosis
laporan genetika mitosislaporan genetika mitosis
laporan genetika mitosis
Kris Wu
 
Mitosis-Meiosis.ppt
Mitosis-Meiosis.pptMitosis-Meiosis.ppt
Mitosis-Meiosis.ppt
Wan Na
 
Kelas 9 SMP IPA Materi PEMBELAHAN sel mitosis dan meiosis
Kelas 9 SMP IPA Materi PEMBELAHAN sel mitosis dan meiosisKelas 9 SMP IPA Materi PEMBELAHAN sel mitosis dan meiosis
Kelas 9 SMP IPA Materi PEMBELAHAN sel mitosis dan meiosis
fajrinadifah1
 
Presentasi mitosis sel hewan
Presentasi mitosis  sel hewanPresentasi mitosis  sel hewan
Presentasi mitosis sel hewan
Irfan Suhada
 
Pembelahan Sel - SMAN 3 Tangerang - 12 IPA 2
Pembelahan Sel - SMAN 3 Tangerang - 12 IPA 2Pembelahan Sel - SMAN 3 Tangerang - 12 IPA 2
Pembelahan Sel - SMAN 3 Tangerang - 12 IPA 2
SMA Negri 3 Tngerang
 
Proses pembelahan sel
Proses pembelahan selProses pembelahan sel
Proses pembelahan sel
Feny Mustika
 
Proses pembelahan sel
Proses pembelahan selProses pembelahan sel
Proses pembelahan sel
Feny Mustika
 

Similar a Biologi reproduksi sel-edited (20)

laporan genetika mitosis
laporan genetika mitosislaporan genetika mitosis
laporan genetika mitosis
 
PPT. Pembelahan Sel.pptx
PPT. Pembelahan Sel.pptxPPT. Pembelahan Sel.pptx
PPT. Pembelahan Sel.pptx
 
Telofase
TelofaseTelofase
Telofase
 
Mitosis-Meiosis.ppt
Mitosis-Meiosis.pptMitosis-Meiosis.ppt
Mitosis-Meiosis.ppt
 
MITOSIS.pptx
MITOSIS.pptxMITOSIS.pptx
MITOSIS.pptx
 
Pembelahan Sel hewan dan tumbuhan powerpoint
Pembelahan Sel hewan dan tumbuhan powerpointPembelahan Sel hewan dan tumbuhan powerpoint
Pembelahan Sel hewan dan tumbuhan powerpoint
 
Lks wesi -pembelahan sel-
Lks wesi  -pembelahan sel-Lks wesi  -pembelahan sel-
Lks wesi -pembelahan sel-
 
Praktikum 1 (mawar)
Praktikum 1 (mawar)Praktikum 1 (mawar)
Praktikum 1 (mawar)
 
siklus sel (cell cycle)
siklus sel (cell cycle)siklus sel (cell cycle)
siklus sel (cell cycle)
 
Pembelahan sel (Ramandhika Abi Karami)
Pembelahan sel (Ramandhika Abi Karami)Pembelahan sel (Ramandhika Abi Karami)
Pembelahan sel (Ramandhika Abi Karami)
 
Kelas 9 SMP IPA Materi PEMBELAHAN sel mitosis dan meiosis
Kelas 9 SMP IPA Materi PEMBELAHAN sel mitosis dan meiosisKelas 9 SMP IPA Materi PEMBELAHAN sel mitosis dan meiosis
Kelas 9 SMP IPA Materi PEMBELAHAN sel mitosis dan meiosis
 
Presentasi mitosis sel hewan
Presentasi mitosis  sel hewanPresentasi mitosis  sel hewan
Presentasi mitosis sel hewan
 
1. pembelahan sel
1. pembelahan sel1. pembelahan sel
1. pembelahan sel
 
4. pembelahan sel
4. pembelahan sel4. pembelahan sel
4. pembelahan sel
 
Materi reproduksi sel
Materi reproduksi selMateri reproduksi sel
Materi reproduksi sel
 
Pembelahan Sel - SMAN 3 Tangerang - 12 IPA 2
Pembelahan Sel - SMAN 3 Tangerang - 12 IPA 2Pembelahan Sel - SMAN 3 Tangerang - 12 IPA 2
Pembelahan Sel - SMAN 3 Tangerang - 12 IPA 2
 
Pembelahan mitosis
Pembelahan mitosisPembelahan mitosis
Pembelahan mitosis
 
Proses pembelahan sel
Proses pembelahan selProses pembelahan sel
Proses pembelahan sel
 
Proses pembelahan sel
Proses pembelahan selProses pembelahan sel
Proses pembelahan sel
 
Reproduksi sel
Reproduksi selReproduksi sel
Reproduksi sel
 

Último

Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 

Último (20)

Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxPelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 

Biologi reproduksi sel-edited

  • 1. Siti Mujariyah Winda Indrawati Yanggi RizkalWianto Yuliani Kelas XII IPA 3
  • 3.  Adalah peristiwa dimana sebuah sel membelah menjadi dua atau lebih sel baru.  Fungsi pembelahan sel yakni :  Pertumbuhan  Perkembangan  Perbaikan jaringan rusak  Reproduksi (membentuk sel gamet untuk perkawinan)
  • 4. Pembelahan Sel Pada prokariot, pembelahan sel terjadi secara pembelahan biner Pada eukariot, terbagi menjadi dua macam : Mitosis dan Meiosis
  • 5.  Pembelahan pada sel prokariotik dikenal dengan pembelahan biner yang artinya pembelahan ini berlangsung secara sederhana dan spontan.  Proses pembelahan ini juga dikenal dengan proses pembelahan amitosis.  Amitosis artinya pembelahan yang tidak melibatkan kromosom.  Pembelahan biner dapat ditemukan pada sel bakteri, proses pertumbuhan sel, duplikasi materi genetik, pembagian kromosom, dan pembelahan sitoplasma.
  • 6.  Pada pembelahan biner, kromosom diduplikasi dan akan menempel pada membrane plasma.  Kemudian akan terjadi pertumbuhan di antara dua tempat pelekatan kromosom tersebut.  Hal ini untuk melakukan pemisahan inti.  Sitokinesis dan pembentukan dinding sel kemudian terbentuk sehingga 2 sel anak terbentuk.
  • 7.
  • 8.  Merupakan pembelahan sel yang menghasilkan sel-sel anak dengan jumlah kromosom yang sama dengan jumlah kromosom sel induknya.  Pembelahan mitosis berlangsung pada masa perkembangan embrio dan masa pertumbuhan atau masa pemeliharaan jaringan suatu organisme.  Contoh : pada sumsum tulang (membentuk sel darah merah), sel sel meristem, dan sel-sel kulit (menghasilkan kulit baru).  Berlangsung dalam lima fase, yaitu profase, metafase, anafase, telofase, dan interfase.
  • 9.
  • 10. Keterangan : 1. Interfase (masa istirahat) 2. G1 = pertumbuhan sel untuk mencapai ukuran dewasa 3. S = melakukan sintesis SNA dan kromosom menggandakan diri (fase S) 4. G2 = pembesaran sel
  • 11.  Fase dimana sel mempersiapkan diri, sehingga membutuhkan waktu paling lama dan energi paling banyak.  Terjadi di dalam inti maupun sitoplasma.  Dalam inti, benang-benang kromatin menjadi lebih padat akibat kondensasi dan pelekukan menjadi kromosom.  Hasil duplikasi terbentuk kembar kromatid (kromatid bersaudara) yang menempel satu sama lain.
  • 12.  Pada setiap kromatid, ada bagian yang menyempit dan kurang menyerap zat warna yang disebut sentromer.  Posisi sentromer dapat berada di tengah, di tempat lain bahkan di salah satu ujung setiap kromatid.  Dalam sitoplasma, benang gelendong yang terdiri atas mikrotubula mulai terbentuk dan terentang dari sentriol.  Pada tumbuhan, benang kumparan atau gelendong tersusun atas mikrotubula-mikrotubula yang terdapat pada sitoplasma, sedangkan pada sel hewan berasal dari sentrosom akan menjauhkan diri satu sama lain dan tampak terdorong sepanjang permukaan inti oleh adanya perpanjangan berkas-berkas mikrotubula di antara kedua sentrosom.
  • 13.  Selanjutnya sentrosom akan menjauhkan diri satu sama lain dan tampak terdorong sepanjang permukaan inti oleh adanya perpanjangan berkas-berkas mikrotubula di antara kedua sentrosom.
  • 14.
  • 15.  Ditandai dengan hilangnya membran inti dan munculnya serat-serat halus dari dua kutub yang berlawanan.  Serat tersebut akan menempel pada sentromer dan menarik kromosom ke arah dua kutub yang berlawanan.  Daya tarik yang seimbang menyebabkan kromosom akan terletak di tengah sel, yaitu pada suatu bidang imajinasi yang dinamakan bidang ekuator.
  • 16.
  • 17.
  • 18.  Berlangsung bila pasangan sentromer setiap kromosom berpisah dan diakhiri dengan terbebasnya pasangan kromatid bersaudara satu sama lain.  Setelah itu, masing-masing kromatid bersaudara akan menjadi kromosom baru yang bebas dan secara perlahan akan bergerak ke arah kutub yang berlawanan dari sel.  Bersamaan dengan itu, mikrotubula kinektokor memendek.  Karena mikrotubula-mikrotubula ini terikat pada sentromer maka kromosom bergerakmengikuti gerka sentromer.  Pada saat yang bersamaan, kutub-kutub bergerak lebih jauh sehingga mikrotubula nonkinektotkor meamanjang.  Dengan berakhirnya anafase, kedua daerah kutub dari sel mempunyai kumpulan sejumlah kromosom yang lengkap dan sama satu sama lain.
  • 19.
  • 20.  Mikrotubula nonkinektokor memanjang dan kembaran nuklei mulai terbentuk pada kedua daerah kutub dari sel.  Membran nukleus yang berasal dari fragmen-fragmen membran nukleus sel induk dan bagian-bagian lain dari sistem endomembran mulai terbentuk.  Lebih lanjut terbentuk benang-benang kromatin dari setiap kromosom dan semakin lama semakin tidak tampak seiring dengan terbentuknya membran inti.  Mitosis atau pembelahan nukleus menjadi dua nukleus dengan kandungan genetik yang identik sekarang telah selesai.
  • 21.  Selanjutnya akan diikuti oleh pembelahan sitoplasma atau sitokinesis.  Sitokinesis atau proses pembelahan sel, biasanya akan segera berlangsung setelah terjadi pembelahan inti sehingga dua kembaran sel baru akan muncul.
  • 22. Sebelum melakukan pembelahan, sel mengalami terlebih dahulu periode interfase (perhatikan siklus). Interfase sering disebut tahap istirahat. Hal ini merupakan istilah yang tidak tepat, karena dalam tahap ini sel justru berada dalam keadaan aktif melakukan metabloisme, termasuk mempersiapkan diri sebelum melakukan pembelahan. Pada tahap ini terjadi pertumbuhan sel untuk mencapai ukuran dewasa (fase G1). Selanjutnya, sel akan melakukan sintesis DNA dan kromosom menggandakan diri (fase S) dan melakukan pembesaran ukuran sel (fase G2) sehingga sel siap memasuki fase M yang hasil akhirnya adalah sitokinesis.
  • 23.  Merupakan pembelahan sel sengan adanya pengurangan atau reduksi faktor pewarisan sifat yang hanya menjadi setengahnya (haploid) dari sel induk sehingga pembelahan ini disebut juga sebagai pembelahan reduksi.  Replikasi tunggal ini akan diikuti oleh dua kali pembelahan sel secara berturut-turut, yaitu meiosis I dan meiosis II tanpa ada fase istirahat atau interfase.  Dari pembelahan ini dihasilkan empat sel anak (pada mitosis hanya dihasilkan dua sel anak), yang masing- masing sel hanya mengandung setengah jumlah kromosom induknya.  Seperti halnya mitosis, proses meiosis didahului dengan replikasi kromosom pada tahap interfase.
  • 24.
  • 25.  Membutuhkan waktu yang lama dan lebih kompleks daripada proses profase mitosis.  Diawali dengan mulai tampaknya benang- benang kromosom tunggal yang ramping dan panjang (fase leptoten).  Selanjutnya, kromosom mulai menjadi lebih padat dan memendek.  Setiap homolog dari masing-masing kromosom terdiri atas dua kromatid kembar yang saling berpasangan.
  • 26.  Keadaan tersebut dinamakan sinapsis (fase zigoten) karena adanya suatu struktur protein kompleks sinaptonemal yang melekat pada kromosom homolog dengan kuat bersama- sama sepanjang kromosom.  Bila sinaptonemal komplekas menghilang pada akhir profase, masing-masing pasangan kromosom akan terlihat dibawah mikroskop dalam bentuk tetrad, yaitu suatu kelompok terdiri atas empat kromatid (fase pakiten).
  • 27.  Pada bermacam-macam tempat, sepanjang- panjangnya kromatid dari kromosom homolog saling menyilang (fase diploten).  Persilangan tersebut dinamakan khiasma (jamak, khiasmata).  Khiasmata tersebut mengikat pasangan- pasangan kromosom homolog bersama-sama sampai pada Anafase I.  Sementara komponen-komponen dari sel, menyiapkan diri untuk pembelahan inti.  Hal yang sama terlihat juga pada mitosis.  Sentriol bergerak menjauhi satu sama lain dan gelendong mikrotubula akan terbentuk diantara keduanya.
  • 28.  Membran inti dan nukleoli menghilang (fase diakinesis).  Kumparan mikrotubula menangkap kinektor yang terbentuk pada kromosom dan mulai bergerak menuju bidang ekuator.  Profase I dapat berlangsung sehari atau bahkan lebih lama karena mencakup lebih dari 90% waktu yang dibutuhkan untuk meiosis.
  • 29. Fase leptoten Fase zigoten Fase pakiten Fase diploten Fase diakinesis
  • 31.  Kromosom-kromosom sekarang tersusun dalam bidang ekuator dan tetap pada pasangan homolognya dalam bentuk tetrad.  Mikrotubula kinektokor dari satu kutub sel, terikat pada satu kromosom dari tiap-tiap pasangannya.  Sementara mikrotubula dari kutub yang berlawanan, terikat pada pasangan homolognya.
  • 32.  Seperti halnya pada mitosis,benang kumparan mengarahkan gerakan kromosom ke kutub- kutub.  Meskipun demikian, kromatid bersaudara tetap melekat pada sentromernya sebagai satu kesatuan ke arah kutub yang sama.  Kromosom yang homolog, bergerak kearah kutub yang berlawanan.  Hal ini berbeda dengan prilaku kromosom selama mitosis karena dalam mitosis yang berpisah adalah kromatidnya.
  • 33.  Anggota dari pasangan kromosom homolog, terus bergerak sampai mendekati kutub dari sel.  Setiap kutub sekarang mempunyai satu kromosom yang haploid, tetapi setiap kromosom masih memiliki dua kromatid kembar.  Biasanya, sitokinesis (pembelahan sitoplasma) berlangsung stimultan atau bersamaan dengan telofase I menghasilkan dua sel kembar.  Bila tidak ada hal-hal khusus, terjadi replikasi dari materi genetik lebih dahulu sebelum terjadinya meiosis kedua.
  • 34.  Benang-beang kumparan terbentuk dan kromosom tersusun dengan cepat pada bidang ekuator.
  • 35.  Seluruh kromosom berada pada bidang ekuator, seperti yang tampak pada mitosis dengan kinektokor dari setiap pasang kromatid.  Masing-masing kromosom mengarah ke kutub yang berlawanan.
  • 36.  Sentromer dari kromatid kembar akhirnya terpisah dan saudara dari setiap pasang sekarang menjadi kromosom tersendiri, bergerak ke arah kutub yang berlawanan dari sel.
  • 37.  Nuklei terbentuk pada kedua yang berlawanan, selanjutnya berlangsung sitokinesis.  Pada sitokinesis yang sempurna, akan didapatkan empat sel kembar.  Masing-masing memiliki jumlah kromosom yang haploid dari kromosom yang mengalami replikasi.
  • 38.
  • 39.  Merupakan proses pembentukan sel-sel gamet di dalam tubuh makhluk hidup.  Gametogenesis terjadi pada hewan dan tumbuhan.  Pada hewan, terbagi menjadi spermatogenensis dan oogenesis.  Pada tumbuhan tingkat tinggi, terbagi menjadi mikrosporogenesis dan megasporogenesis
  • 40.  Adalah proses pembentukan sel spermatozoa atau sel kimia jantan yang terjadi di dalam testis, tepatnya pada tubulus seminiferus.  Proses spermatogenesis berlangsung sebagai berikut.  Sel primordial sperma yang bersifat diploid (2n) di dalam testis membelah secara mitosis berkali-kali dan akhirnya membentuk atau menghasilkan empat sel spermatogonium diploid (2n).  Sel spermatogonium mengalami perkembangan dan membelah secara mitosis membentuk spermatosit primer (2n).
  • 41.  Kemudian spermatosit primer mengalami pembelahan secara meiosis I dan menghasilkan dua buah spermatosit sekunder yang haploid (n).  Setiap spermatosik sekunder akan melanjutkan pembelahan secara meiosis II dan masing-masing menghasilkan dua spermatosit sehingga pada akhir meiosis dua dihasilkan empat buah spermatosit. Pada manusia dua spermatid mengandung 22 autosom + 1 kromosom X atau 22 AA + X dan spermatid lainnya mengandung 22 autosom + 1 kromosomY atau 22 AA +Y yang akan digunakan dalam pewarisan jenis kelamin. Selanjutnya keempat spermatid akan mengalami pematangan empat buah spermatozoa yang haploid (n).
  • 42.
  • 43.  Adalah proses pembentukan ovum atau sel telur yang terjadi di dalam ovarium oleh sel folikel.  Proses yang terjadi pada oogenesis adalah sebagai berikut.  Sel primordial ovum atau oogenesis yang bersifat diploid (2n) membelah secara mitosis berkali-kali dan menjadi oosit primer (2n).  Oosit primer akan melakukan pembelahan meiosis I dan akan menjadi oosit sekunder dan haploid (n) kemudian menjadi badan polar atau sel polosit sekunder (n).
  • 44.  Sedangkan sel polosit primer membelah menjadi dua buah sel polosit sekunder (n). Pada akhir oogenesis, ootid akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan menjadi sebuah ovum haploid (n) yang fungsional dan 3 sel polosit sekunder akan mengalami degenerasi (pada manusia ovum mengandung 22 autosom dan kromosom X atau 22AA + X).
  • 45.
  • 46.
  • 47.  Adalah proses pembentukan gamet jantan (sperma) yang berlangsung pada bunga yaitu di dalam serbuk sari bagian dari kepala sari (antenna) yang di dalamnya terdapat kantong serbuk sari atau mikrosporangium.  Proses mikrosporogenesis berlangsung sebagai berikut:  Sebuah sel induk mikrospora diploid (mikrosporosit) dalam antenna membelah secara meiosis I dan menghasilkan sepasang sel haploid.
  • 48.  Pada meiosis II menghasilkan 4 mikrospora haploid (n) yang berkelompok membentuk tetrad.  Setiap mikrospora akan mengalami kariokinesis (pembelahan inti), sehingga menghasilkan 2 inti yang haploid yaitu satu inti dinamakan inti saluran serbuk sari dan satu inti generatif.  Inti generatif membelah secara mitosis tanpa disertai sitokinesis dan terbentuklah 2 inti sperma (n) dan inti serbuk sari tidak membelah.  Dengan demikian maka sebutir serbuk sari yang telah masak mengandung 3 inti yang haploid, yaitu serbuk inti saluran serbuk sari dan 2 buah inti sperma.
  • 49.  Adalah proses pembentukan gamet betina (ovum) yang berlangsung dalam bakal buah (ovarium) dan menghasilkan kandung lembaga.  Proses megasporogenesis berlangsung sebagai berikut.  Sebuah sel induk megaspora diploid (megasporosit) dalam ovarium mengalami meiosis I dan menghasilkan 2 sel diploid.
  • 50.  Selanjutnya mengalami meiosis II menghasilkan 4 megaspora haploid yang letaknya berderet dan 3 megaspora mengalami degenerasi dan mati.  Satu megaspora yang tersisa mengalami pembelahan mitosis tiga kali berturut-turut tanpa diikuti sitokinesis (pembelahan plasma) dan menjadi 8 inti megaspora (kandung lembaga muda) yang haploid, kemudian 4 inti kelompok di kalaza (bagian antara bakal biji dan tangkai biji) dan 4 inti berada di dekat mikrofil.
  • 51.  Satu inti dari masing-masing kelompok bergerak ke tengah dan menyatu membentuk inti kandung lembaga sekunder (2n) sedangkan 3 inti yang berada pada kalaza dinamakan inti antipoda dan 3 inti yang berada di mikrofil berkembang menjadi 1 inti sel telur atau ovum (n) yang di tengah dan 2 inti sinergid (n) yang di sampingnya maka pada kandung lembaga yang masak terdapat: ▪ 3 inti antipoda ▪ 2 inti sinergid (n) ▪ 1 inti ovum (n) ▪ 1 inti kandung lembaga sekunder (2n).