SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
1
MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN
HIPERTIROID
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..........................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG ....................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................5
C. TUJUAN.........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................6
2.1 PENGERTIAN .....................................................................................................5
2.2 ETIOLOGI............................................................................................................5
2.3 PATOFISIOLOGI ................................................................................................6
2.4 KLASIFIKASI......................................................................................................7
2.5MANIFESTASI KLINIK......................................................................................7
2.6KOMPLIKASI .....................................................................................................7
2.7 PEMERIKSAAN PENUNJANG.........................................................................7
2.8 PENATALAKSANAAN ......................................................................................7
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN................................................................................10
3.1 PENGKAJIAN .....................................................................................................10
3.2 DIANOGSA KEPERAWATAN ..........................................................................10
3.3 INTERVERENSI..................................................................................................10
3.4 EVALUASI...........................................................................................................13
BAB IV PENUTUP...............................................................................................................14
4.1 KESIMPULAN ...................................................................................................14
4.2 SARAN................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertiroidisme dan tirotoksikosis sering dipertukarkan. Tirotoksikosis berhubungan
dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan
memberikan hormon tiroid berlebihan. Sedangkan hipertiroidisme adalah tirotoksikosis
sebagai akibat produksi tiroid itu sendiri. Tirotoksikosis terbagi atas kelainan yang
berhubungan dengan hipertiroidisme dan yang tidak berhubungan dengan hipertiroidisme.
Tiroid sendiri diatur oleh kelenjar lain yang berlokasi di otak, disebut pituitari. Pada
gilirannya, pituitari diatur sebagian oleh hormon tiroid yang beredar dalam darah (suatu
efek umpan balik dari hormon tiroid pada kelenjar pituitari) dan sebagian oleh kelenjar
lain yang disebut hipothalamus, juga suatu bagian dari otak.
Hipothalamus melepaskan suatu hormon yang disebut thyrotropin releasing hormone
(TRH), yang mengirim sebuah sinyal ke pituitari untuk melepaskan thyroid stimulating
hormone (TSH). Pada gilirannya, TSH mengirim sebuah signal ke tiroid untuk melepas
hormon-hormon tiroid. Jika aktivitas yang berlebihan dari yang mana saja dari tiga
kelenjar-kelenjar ini terjadi, suatu jumlah hormon-hormon tiroid yang berlebihan dapat
dihasilkan, dengan demikian berakibat pada hipertiroid. Pengobatan hipertiroidisme
adalah membatasi produksi hormon tiroid yang berlebihan dengan cara menekan produksi
(obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal).
4
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud hipertiroid ?
2. Apa yang menyebabakan hipertiroid ?
3. Bagaimana patofisiologi hipertiroid ?
4. Apa saja klasifikasi hipertiroid ?
5. Bagaimana penata laksanaan hipertiroid ?
C. TUJUAN
1. Tujuan umum
 Memberikan penjelasan mengenai hipertiroid
2. Tujuan Khusus
 Menjelaskan teori dan konsep terkait dengan hipertiroid
 Memaparkan proses terjadinya hipertiriod
5
BAB II
PEMBAHASAN
LABIO PALATO SKISIS
2.1 PENGERTIAN
Labio Palato skisis merupakan kongenital yang berupa adanyya kelainan bentuk pada
struktur wajah (Ngastiah, 2005 : 167)
Bibir sumbing adalah malformasi yang disebabkan oleh gagalnya propsuesus nasal
median dan maksilaris untuk menyatu selama perkembangan embriotik. (Wong,
Donna L. 2003)
Palato skisis adalah fissura garis tengah pada polatum yang terjadi karena kegagalan 2
sisi untuk menyatu karena perkembangan embriotik (Wong, Donna L. 2003)
Beberapa jenis bibir sumbing :
1. Unilateral Incomplete
Apabila celah sumbing terjadi hanya di salah satu bibir dan memanjang hingga ke
hidung.
2. Unilateral complete
Apabila celah sumbing terjadi ghanya di salah satu bibir dan memanjang hinga ke
hidung.
3. Bilateral complete
Apabila celah sumbin terjadi di kedua sisi bibir dan memanjang hingga ke hidung.
Labio Palato skisis merupakan suatu kelainan yang dapat terjadi pada daerah mulut,
palato skisis (subbing palatum) dan labio palato skisis (sumbing tulang) untuk
menyatu selama perkkkembangan embrio (Hidayat, Aziz, 2005:21)
2.2 ETIOLOGI
Ada beberapa etiologi yang dapat menyebabkan terjadinya kelainan Labio
palatoschizis, antara lain:
1. Faktor Genetik
Merupakan penyebab beberapa palatoschizis, tetapi tidak dapat ditentukan dengan
pasti karena berkaitan dengan gen kedua orang tua. Diseluruh dunia ditemukan
hampir 25 – 30 % penderita labio palatoscizhis terjadi karena faktor herediter. Faktor
dominan dan resesif dalam gen merupakan manifestasi genetik yang menyebabkan
terjadinya labio palatoschizis. Faktor genetik yang menyebabkan celah bibir dan
palatum merupakan manifestasi yang kurang potensial dalam penyatuan beberapa
bagian kontak.
2. Insufisiensi zat untuk tumbuh kembang organ selama masa embrional, baik kualitas
maupun kuantitas (Gangguan sirkulasi foto maternal).
Zat –zat yang berpengaruh adalah :
 Asam folat
 Vitamin C
 Zn
Apabila pada kehamilan, ibu kurang mengkonsumsi asam folat, vitamin C dan
Zn dapat berpengaruh pada janin. Karena zat - zat tersebut dibutuhkan dalam tumbuh
6
kembang organ selama masa embrional. Selain itu gangguan sirkulasi foto maternal
juga berpengaruh terhadap tumbuh kembang organ selama masa embrional.
3. Pengaruh obat teratogenik.Yang termasuk obat teratogenik adalah:
 Jamu. Mengkonsumsi jamu pada waktu kehamilan dapat berpengaruh pada janin,
terutama terjadinya labio palatoskisis. Akan tetapi jenis jamu apa yang
menyebabkan kelainan kongenital ini masih belum jelas. Masih ada penelitian
lebih lanjut
 Kontrasepsi hormonal. Pada ibu hamil yang masih mengkonsumsi kontrasepsi
hormonal, terutama untuk hormon estrogen yang berlebihan akan menyebabkan
terjadinya hipertensi sehingga berpengaruh pada janin, karena akan terjadi
gangguan sirkulasi fotomaternal.
 Obat – obatan yang dapat menyebabkan kelainan kongenital terutama labio
palatoschizis. Obat – obatan itu antara lain :
- Talidomid, diazepam (obat – obat penenang)
- Aspirin (Obat – obat analgetika)
- Kosmetika yang mengandung merkuri & timah hitam (cream pemutih)
Sehingga penggunaan obat pada ibu hamil harus dengan pengawasan dokter.
4. Faktor lingkungan. Beberapa faktor lingkungan yang dapat menyebabkan Labio
palatoskisis, yaitu:
 Zat kimia (rokok dan alkohol). Pada ibu hamil yang masih mengkonsumsi rokok
dan alkohol dapat berakibat terjadi kelainan kongenital karena zat toksik yang
terkandung pada rokok dan alkohol yang dapat mengganggu pertumbuhan organ
selama masa embrional.
 Gangguan metabolik (DM). Untuk ibu hamil yang mempunyai penyakit
diabetessangat rentan terjadi kelainan kongenital, karena dapat menyebabkan
gangguan sirkulasi fetomaternal. Kadar gula dalam darah yang tinggi dapat
berpengaruh padatumbuh kembang organ selama masa embrional.
 Penyinaran radioaktif. Untuk ibu hamil pada trimester pertama tidak dianjurkan
terapi penyinaran radioaktif, karena radiasi dari terapi tersebut
dapat mengganggu proses tumbuh kembang organ selama masa embrional.
5. Infeksi, khususnya virus (toxoplasma) dan klamidial . Ibu hamil yang terinfeksi virus
(toxoplasma) berpengaruh pada janin sehingga dapat berpengaruh terjadinya kelainan
kongenital terutama labio palatoskisis.
Dari beberapa faktor tersebit diatas dapat meningkatkan terjadinya Labio
palatoskisis, tetapi tergantung dari frekuensi dari frekuensi pemakaian, lama
pemakaian, dan waktu pemakaian.
2.3 PATOFISIOLOGI
Kegagalan penyatuan atau perkembangan jaringan lunak dan atau tulang
selama fase embrio pada trimester I. Terbelahnya bibir dan atau hidung karena
kegagalan proses nosal medial dan maksilaris untuk menyatu terjadi selama
kehamilan 6-8 minggu.
Palatoskisis adalah adanya penyatuan susunan palato pada masa kehamilan 7-12
minggu. Penggabungan komplit garis tengah atas bibir antara 7-8 minggu masa
kehamilan.
7
2.4 KLASIFIKASI
2.4.1 Berdasarkan organ yang terlibat
 Celah bibir ( labioscizis ) : celah terdapat pada bibir bagian atas
 Celah gusi ( gnatoscizis ) : celah terdapat pada gusi gigi bagian atas
 Celah palatum ( palatoscizis ) : celah terdapat pada palatum
2.4.2 Berdasarkan lengkap atau tidaknya celah yang terbentuk
 Komplit : jika celah melebar sampai ke dasar hidung
 Inkomplit : jika celah tidak melebar sampai ke dasar hidung
2.4.3 Berdasarkan letak celah
 Unilateral : celah terjadi hanya pada satu sisi bibir
 Bilateral : celah terjadi pada kedua sisi bibir
 Midline : celah terjadi pada tengah bibir
2.5 MANIFESTASI KLINIS
a) Tampak ada celah
b) Adanya rongga pada hidung
c) Distorsi hidung
d) Kesukaran dalam menghisap atau makan.
2.6 KOMPLIKASI
a) Gangguan bicara
b) Terjadinya atitis media
c) Aspirasi
d) Distress pernafasan
e) Resiko infeksi saluran nafas
f) Pertumbuhan dan perkembangan terhambat
g) Gangguan pendengaran yang disebabkan oleh atitis media rekureris sekunder
akibat disfungsi tuba eustachius
h) Masalah gigi
i) Perubahan harga diri dan citra tubuh tyang dipengaruhi derajat kecacatan dan
jaringan paruh.
2.7 PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Pemeriksaan Laboratorium
 Pemeriksaan prabedan rutin
2) Pemeriksaan Diagnostik
 Foto Rontgen
 Pemeriksaan fisik
 MRI untuk evaluasi abnormal
2.8 PENATA LAKSANAAN
1) Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan bibir sumbing adalah tindakan bedah efektif yang melibatkan
beberapa disiplin ilmu untuk penanganan selanjutnya.Adanya kemajuan teknik bedah,
orbodantis, dokter anak, dokter THT, serta hasil akhir tindakan koreksi kosmetik dan
fungsional menjadi lebih baik. Tergantung dari berat ringan yang ada maka tindakan
bedah maupun ortidentik dilakukan secara bertahap.
8
Biasanya penutupan celah bibir melalui pembedahan dilakukan bila bayi
tersebut telah berumur 1-2 bulan.setelah memperlihatkan penambahan berat badan
yang memuaskan dan bebas dari infeksi induk, saluran napas atau sistemis.
Perbadaan asal ini dapat diperbaiki kembali pada usia 4-5 tahun. Pada kebanyakan
kasus, pembedahan pada hidung hendaknya di tunda hingga usia mencapai usia
pubertas.
Karena celah-celah pada langit-langit mempunyai ukuran, bentuk dan derajat cerah
yang cukup besar, maka pada saat pembedahan, perbaikan harus disesuaikan bagi
masing-masing penderita.
Waktu optimal untuk melakukan pembedahan langit-langit bervariasi dari 6 bulan – 5
tahun. Jika perbaikan pembedahan tertunda hingga berumur 3 tahun, maka sebuah
balon bicara dapat dilekatkan pada bagian belakang geligi maksila sehingga kontraksi
otot-otot faring dan velfaring dapat menyebabkan jaringan-jaringan bersentuhan
dengan balon tadi untuk menghasilkan penutup nasoporing.
2) Penatalaksanaan Keperawatan
a) Perawatan Pra-Operasi :
Fasilitas penyesuaian yang positif dari orang tuaterhadap bayi.
 Bantu orang tua dalam mengatasi reaksi berduka
 Dorong orangtua untuk mengekspresikan perasaannya
 Diskusikan tentang pembedahan
 Berikan informasi yang membangkitkan harapan dan perasaan yang
positif terhadap bayi
 Tunjukkan sikap penerimaan terhadap bayi
 Berikan dan kuatkan informasi pada orangtua tentang prognosis dan
pengobatan bayi
Tahap – tahap intervensi bedah
 Teknik pemberian makan
 Penyebab devitasi
 Tingkatkan dan pertahankan asupan dan nutrisi yang adekuat
 Fasilitasi menyesui dengan ASI atau susu formula dengan botol atau dot
yang cocok. Monitor atau mengobservasi kemampuan menelan dan
menghisap.
 Tempatkan bayi pada posisi yang tegak dan arahkan aliran susu ke
dinding mulut. Apakah cairan ke sebelah dalam gusi di dekat lidah
 Sendawakan bayi dengan sering selama pemberian makan
 Kaji respon bayi terhadap pemberian susu
 Akhiri pemberian susu dengan air.
Meningkatkan dan Mempertahankan Jalan Napas
 Pantau status pernapasan
 Posisikan bayi miring ke kanan dengan sedikit ditinggikan
 Letakkan selalu alat penghisap di dekat bayi
b) Perawatan Pasca-Operasi
 Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi yang adekuat
9
 Berikan makan cair selama 3 minggu mempergunakan alat penetes atau
sendok
 Lanjutkan dengan makanan formula sesuai toleransi
 Lanjutkan dengan diet lunak
 Sendawakan bayi selama pemberian makanan
 Tingkatkan penyembuhan dan pertahankan integritas daerah insisi anak
 Bersihkan garis sutura dengan hati-hati
 Oleskan salep antibiotik pada garis sutura ( keilostkisis )
 Bilas mulut dengan air sebelum dan sesudah pemberian makan
 Hindari memasukkan objek ke dalam mulut anak sesudah pemberian
makan untuk mencegah terjadinya aspirasi.
 Pantau tanda – tanda infeksi pada tempat operasi dan secara sistemik
 Pantau tingkat nyeri pada bayi dan perlunya obat pereda nyeri
 Perhatikan poendarahan , edema, drainage
 Monitor keutuhan jaringan kulit
 Perhatikan posisi jahitan, hindari dengan kontak dengan alat – alat tidak
steril misal alat tensi
10
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Riwayat Kesehatan
Riwayat kehamilan, riwayat keturunan, labiotapalatoskisis dari keluarga, berat
atau panjang bayi saat lahir, pola pertumbuhan, pertambahan atau penurunan berta badan,
riwayat otitis media dan infeksi saluran pernapasan atas.
Pemeriksaan fisik
Inpeksi kecacatan pada sat lahir untuk menguidentifikasi karakteristik sumbing.
Kaji asupan cairan dan nutrisi bayi
Kaji kemampuan hisap,menelan ,bernafas.
Kaji tanda-tanda infeksi
Palpasi dengan menggunakan jari
Kaji tingkat nyeri pada bayi
Pengkajian Keluarga
Obserfasi infeksi bayi dan keluarga
Kaji harga diri / mekanisme kuping dari anak /orangtua
Kajian reaksi orangtua terhadap operasi yang akan di lakukan
Kaji kesepian orangtua terhadap pemulangan dan kesanggupan mengaturperawatan di rumah
Kaji tingkat pengetahuan keluarga
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kuping keluarga melemah berhubungan dengan situasi lain atau krisis perkembangan /
keadan dari orang terdekat mungkin muncul ke permukaaan.
Resiko aspirasi perhubungan dengan kondisi yang menghambat elevasi tubuh bagian atas.
Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan ketidak seimbangan.
Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidak
mampuan menaikan zat-zat gizi berhubungan dengan faktor biologis.
Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik
Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur infasif
INTERVENSI
DX.1 :Koping keluarga melemah berhubungan dengan situasi lain dan kritis perkembangan
dan keadaan dari orang lain terdekat mungkin muncul ke permukaan.
NOC: Fmily kuping
KH:
Mengatur masalah
Mengekspresikan perasaan dan emosional dengan bebas
Menggunakan strategi pengurangan stress
Indikator skala:
Tidak pernah dilakukan
Jaang dilakukan
Kadang dilakukan
Sering dilakukan
Selalu dilakukan
11
NIC: Family support
Dengarkan apa yang diungkapkan
Bangun hubungan kepercayaan
Ajarkan pengobatan dan rencana keperawatan untuk keluargga
Gunakan mekanisme kopoing adaptif
Mengkonsultasikan dengan angota keluarga untuk menambah koping yang efektif.
DX.II: resiko aspirasi berhubungan dengan kondisiyang menghambat elevasi tubuh bagian
atas.
NOC : Risk Control
KH :
Monitor lingkungan faktor resiko
Gunakan strategi kontrol resiko yang efektif
Modifikasi gaya hidup untuk mengurangi resiko
Monitor perubahan status kesehatan
Monitor faktor resiko individu
Indikator skala :
Tidak pernah dilakukan
Jarang dilakukan
Kadang dilakukan
Sering dilakukan
Selalu dilakukan
NIC : Aspiration Precaution
Monitor status hormonal
Hindari penggunaan cairan / penggunaan agen amat tebal
Tawarkan makanan / cairan yang dapat dibentuk menjadi bolu sebelumditelan.
Sarankan untuk berkonsultasi ke Patologi
Posisikan 90 atau lebih jika memungkinkan.
Cek NGT sebelum memberi makan
DX. III : Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan ketidak seimbangan
NOC :
Menggunakan pesan tertulis
Menggunakan bahasa percakapan vokal
Menggunakan percakapan yang jelas
Menggunakan gambar/lukisan
Menggunakan bahasa non verbal
Indikator skala :
Tidak pernah dilakukan
Jarang dilakukan
Kadang dilakukan
Sering dilakukan
Selalu dilakukan
NIC : Perbaikan Komunikasi
Membantu keluarga dalam memahami pembicaraan pasien
Berbicara kepada pasien dengan lambat dan dengan suara yang jelas.
Menggunakan kata dan kalimat yang singkat
Mendengarkan pasien dengan baik
Memberikan reinforcement/pujian positif pada keluarga
Anjurkan pasien mengulangi pembicaraannya jika belum jelas
12
DX. IV : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhberhubungan dengan
ketidakmampuan menaikkan zat-zat giziberhubungan dengan faktor biologis.
NOC : Status Nutrisi
KH :
Stamina
Tenaga
Penyembuhan jaringan
Daya tahan tubuh
Pertumbuhan (untuk anak)
Indikator skala :
Tidak pernah dilakukan
Jarang dilakukan
NIC : Nutrition Monitoring
BB dalam batas normal
Monitor type dan jumlah aktifitas yang biasa dilakukan
Monitor interaksi anak/orangtua selama makan
Monitor lingkungan selama makan
Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
Monitor turgor kulit
Monitor rambut kusam, kering dan mudah patah
Monitor pertumbuhan danperkembangan
DX. V : Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik
NOC : Tingkat Kenyamanan
KH :
Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan managemennyeri.
Mampu mengenali nyeri (skal), intensitas, frekwensi, dan tanda nyeri.
TTV dalam batas normal
Indikator skala :
Tidak pernah dilakukan
Jarang dilakukan
Kadang dilakukan
Sering dilakukan
Selalu dilakukan
NIC : Pain Management
K aji secara komprehensif tentang nyeri meiput i : Lokasi, karakterist ik,
durasi, frekwensi, kualitas dan intensitas nyeri.
Observasi isarat-isarat non verbal dari ketidaknyamanan
Gunakan komunikasi teraupeutik agar pasien dapat nyamanmengekspresikan
nyeri.berikan dukungan kepada pasien dan keluarga.
DX. VI : Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur infasif
NOC : Risk Control
KH :
Monitor gejala kemunduran penglihatan
Hindari tauma mata
Hindarkan gejal penyakit mata
Gunakan alat melindungi mata
Gunakan resep obat mata yang benar
13
Indikator skala :
Tidak pernah dilakukan
Jarang dilakukan
Kadang dilakukan
Sering dilakukan
Selalu dilakukan
NIC : Identifikasi Resiko
Identifikasi pasien dengan kebutuhan perawatan rencana berkelanjutan
Menentukan sumber yang finansial
Identifikasi sumber agen penyakit untuk mengurangi faktor resiko
Menentukan faktor pelaksanaan dengan treatment medis dan perawatan
EVALUASI
Dianoksa I : koping keluarga melemah berhubungan dengan situasi lain atau krisis
perkembangan keadaan dari orang terdekat mungkin muncul ke permukaan.
a. Mengatur masalah
b. Mengekspresikan perasaan dan emosional dengan bebas
c. Mengunakan strategi pengurangan stres
d. Membuat jatwal untuk rutinitas dan kegiatan keluarga
Diagnosa II : resiko aspirasi berhubungan dengan kondisi yang menghambat elevasi tubuh
bagian atas.
a. Monitor lingkungan faktor resiko
b. Gunakan strategi kontrol resiko yang efektif
c. Modifikasi gaya hidup untuk mengurang resiko
d. Monitor perubahan status kesehatan
e. Monitor faktor resiko indifidu
Diagnosa III : kerusakan komunikasi ferbal berhubungan dengan ketidakseimbangan.
a. Menggunakan pesan tertulis
b. Menggunakan bahasa percakapan vokal
c. Menggunakan percakapan yang jelas
d. Mengunakan gambar/lukisan
e. Menggunakan bahasa non verbal
Diagnosa IV : ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidak mampuan menaikan zat-zat gizi berhubungan dengan faktor biologis.
a. Stamina
b. Tenaga
c. Penyembuhan jaringan
d. Daya tahan tubuh
e. Pertumbuhan (untuk anak)
Diagnosa V : Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik
Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakanmanagemen nyeri.
Mampu mengenali nyeri (skal), intensitas, frekwensi, dantanda nyeri.
TTV dalam batas normal
Diagnosa VI : Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur infasif
14
a. Monitor gejala kemunduran penglihatan
b. Hindari tauma mata
c. Hindarkan gejal penyakit mata
d. Gunakan alat melindungi mata
e. Gunakan resep obat mata yang benar
15
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
1. Labio palatoschizis adalah suatu keadaan terbukanya bibir dan langit – langit rongga
mulut dapat melalui palatum durum maupum palatum mole, hal ini disebabkan bibir dan
langit – langit tiadak dapat tumbuh dengan sempurna pada masa pembentukan mesuderm
pada saat kehamilan
2. Beberapa penyebab labio palatoschizis antara lain : faktor genetik, insufisiensi zat untuk
tumbuh kembang, pengaruh obat teratogenik, faktor lingkungan maupun infeksi
khususnya toxoplasma dan klamidial
3. Labio palatoshizis dibagi menjadi tiga klasifikasi: berdasarkan organ yang terlibat,
berdasarkan lengkap atau tidaknya celah yang terbentuk, berdasarkan letak celah.
4. Labio palatoshizis adalah suatu kelainan kongenital sehingga insidensnya adalah
kongenital.
5. Penatalaksanaan Labio palatoshizis adalah dengan tindakan pembedahan.
6. Asuhan keperawatan ditegakkan untuk mengatasi masalah dan dampak hospitalisasi yang
ditimbulkan.
4.2 SARAN
Bagi masyarakat khusunya ibu hamil dapat sesering mungkin untuk memeriksakan
kehamilannya dan menghindari seminimal mungkin hal-hal yang dapat menyebabkan
terjadinya kelainan kongenital pada janin atau organ yang dikandungnya
16
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat,Aziz Alimul.2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta : Salemba Medika
Tucker,Susan Martin. Standart Perawatan Pasien. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
Canobbio,Mary M. Standart Perawatan Pasien. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
Paquette,EleanorvVargo. Standart Perawatan Pasien. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
Wells,Majorie Fyfe. Standart Perawatan Pasien. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran

More Related Content

Viewers also liked

How to generate winning in mails on LinkedIn recruiter
How to generate winning in mails on LinkedIn recruiterHow to generate winning in mails on LinkedIn recruiter
How to generate winning in mails on LinkedIn recruiterJulie Parrette
 
อาณาจักรที่พระเจ้าให้เราครอบครอง ร่วมกับพระองค์
อาณาจักรที่พระเจ้าให้เราครอบครอง ร่วมกับพระองค์อาณาจักรที่พระเจ้าให้เราครอบครอง ร่วมกับพระองค์
อาณาจักรที่พระเจ้าให้เราครอบครอง ร่วมกับพระองค์Thaisong Lord
 
Curriculum Vitae, Addendum -Theatre
Curriculum Vitae, Addendum -TheatreCurriculum Vitae, Addendum -Theatre
Curriculum Vitae, Addendum -TheatreB. R. FLEMING
 

Viewers also liked (7)

How to generate winning in mails on LinkedIn recruiter
How to generate winning in mails on LinkedIn recruiterHow to generate winning in mails on LinkedIn recruiter
How to generate winning in mails on LinkedIn recruiter
 
American Airlines Winners
American Airlines WinnersAmerican Airlines Winners
American Airlines Winners
 
Pochii & Denise
Pochii & DenisePochii & Denise
Pochii & Denise
 
อาณาจักรที่พระเจ้าให้เราครอบครอง ร่วมกับพระองค์
อาณาจักรที่พระเจ้าให้เราครอบครอง ร่วมกับพระองค์อาณาจักรที่พระเจ้าให้เราครอบครอง ร่วมกับพระองค์
อาณาจักรที่พระเจ้าให้เราครอบครอง ร่วมกับพระองค์
 
Curriculum Vitae, Addendum -Theatre
Curriculum Vitae, Addendum -TheatreCurriculum Vitae, Addendum -Theatre
Curriculum Vitae, Addendum -Theatre
 
Overall Equipment Efficiency
Overall Equipment EfficiencyOverall Equipment Efficiency
Overall Equipment Efficiency
 
research1
research1research1
research1
 

Similar to Hipertiroidisme

Pharmaceutical Care Ibu Hamil dan Menyusui
Pharmaceutical Care Ibu Hamil dan MenyusuiPharmaceutical Care Ibu Hamil dan Menyusui
Pharmaceutical Care Ibu Hamil dan MenyusuiSainal Edi Kamal
 
1._pertumbuhanperkembangan.ppt
1._pertumbuhanperkembangan.ppt1._pertumbuhanperkembangan.ppt
1._pertumbuhanperkembangan.pptrahmat714026
 
Masalah Kebidanan Akibat Kesehatan Lingkungan
Masalah Kebidanan Akibat Kesehatan LingkunganMasalah Kebidanan Akibat Kesehatan Lingkungan
Masalah Kebidanan Akibat Kesehatan Lingkunganpjj_kemenkes
 
Modul 2 BBLR Blok reproduksi
Modul 2 BBLR Blok reproduksi Modul 2 BBLR Blok reproduksi
Modul 2 BBLR Blok reproduksi Aulia Amani
 
referat obgyn resiko pada kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
referat obgyn resiko pada kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)referat obgyn resiko pada kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
referat obgyn resiko pada kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)Adeline Dlin
 
Abortus illahhhhhh
Abortus illahhhhhhAbortus illahhhhhh
Abortus illahhhhhhfhradillah
 
KB 1 Lingkup Kebidanan
KB 1 Lingkup KebidananKB 1 Lingkup Kebidanan
KB 1 Lingkup Kebidananpjj_kemenkes
 
Perubahan anatomi fisiologi pada ibu hamil
Perubahan anatomi fisiologi pada ibu hamilPerubahan anatomi fisiologi pada ibu hamil
Perubahan anatomi fisiologi pada ibu hamildiana permatasari
 
OBAT DALAM KEHAMILAN DAN MENYUSUI.ppt
OBAT DALAM KEHAMILAN DAN MENYUSUI.pptOBAT DALAM KEHAMILAN DAN MENYUSUI.ppt
OBAT DALAM KEHAMILAN DAN MENYUSUI.pptFadhol Romdhoni
 
Makalah hipertiroidisme
Makalah hipertiroidismeMakalah hipertiroidisme
Makalah hipertiroidismeKANDA IZUL
 

Similar to Hipertiroidisme (20)

Egalk
EgalkEgalk
Egalk
 
Pedoman ibu hamil
Pedoman ibu hamilPedoman ibu hamil
Pedoman ibu hamil
 
Pharmaceutical Care Ibu Hamil dan Menyusui
Pharmaceutical Care Ibu Hamil dan MenyusuiPharmaceutical Care Ibu Hamil dan Menyusui
Pharmaceutical Care Ibu Hamil dan Menyusui
 
Asuhan neonatus AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan neonatus AKPER PEMKAB MUNAAsuhan neonatus AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan neonatus AKPER PEMKAB MUNA
 
Kelompok 4
Kelompok 4Kelompok 4
Kelompok 4
 
LABIOKISIS
LABIOKISISLABIOKISIS
LABIOKISIS
 
1._pertumbuhanperkembangan.ppt
1._pertumbuhanperkembangan.ppt1._pertumbuhanperkembangan.ppt
1._pertumbuhanperkembangan.ppt
 
Masalah Kebidanan Akibat Kesehatan Lingkungan
Masalah Kebidanan Akibat Kesehatan LingkunganMasalah Kebidanan Akibat Kesehatan Lingkungan
Masalah Kebidanan Akibat Kesehatan Lingkungan
 
Hutryanti
HutryantiHutryanti
Hutryanti
 
Hutryanti
HutryantiHutryanti
Hutryanti
 
Modul 2 BBLR Blok reproduksi
Modul 2 BBLR Blok reproduksi Modul 2 BBLR Blok reproduksi
Modul 2 BBLR Blok reproduksi
 
Makalah bahaya kehamilan
Makalah bahaya kehamilanMakalah bahaya kehamilan
Makalah bahaya kehamilan
 
referat obgyn resiko pada kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
referat obgyn resiko pada kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)referat obgyn resiko pada kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
referat obgyn resiko pada kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
 
Komplikasi persalinan
Komplikasi persalinanKomplikasi persalinan
Komplikasi persalinan
 
Abortus illahhhhhh
Abortus illahhhhhhAbortus illahhhhhh
Abortus illahhhhhh
 
KB 1 Lingkup Kebidanan
KB 1 Lingkup KebidananKB 1 Lingkup Kebidanan
KB 1 Lingkup Kebidanan
 
Perubahan anatomi fisiologi pada ibu hamil
Perubahan anatomi fisiologi pada ibu hamilPerubahan anatomi fisiologi pada ibu hamil
Perubahan anatomi fisiologi pada ibu hamil
 
struma
strumastruma
struma
 
OBAT DALAM KEHAMILAN DAN MENYUSUI.ppt
OBAT DALAM KEHAMILAN DAN MENYUSUI.pptOBAT DALAM KEHAMILAN DAN MENYUSUI.ppt
OBAT DALAM KEHAMILAN DAN MENYUSUI.ppt
 
Makalah hipertiroidisme
Makalah hipertiroidismeMakalah hipertiroidisme
Makalah hipertiroidisme
 

More from yohanes meor

materi tentang Dna,rna,metabolisme purin,pirimidin
materi tentang Dna,rna,metabolisme purin,pirimidinmateri tentang Dna,rna,metabolisme purin,pirimidin
materi tentang Dna,rna,metabolisme purin,pirimidinyohanes meor
 
Materi Tentang Parasomnia_wajib dipelajari bagi mahasiswa yang kulia di keseh...
Materi Tentang Parasomnia_wajib dipelajari bagi mahasiswa yang kulia di keseh...Materi Tentang Parasomnia_wajib dipelajari bagi mahasiswa yang kulia di keseh...
Materi Tentang Parasomnia_wajib dipelajari bagi mahasiswa yang kulia di keseh...yohanes meor
 
Konsep Dasar Kimia Dalam Ilmu Keperawatan_ Bagi Mahasiswa Keperawatan Dasar
Konsep Dasar Kimia Dalam Ilmu Keperawatan_ Bagi Mahasiswa Keperawatan DasarKonsep Dasar Kimia Dalam Ilmu Keperawatan_ Bagi Mahasiswa Keperawatan Dasar
Konsep Dasar Kimia Dalam Ilmu Keperawatan_ Bagi Mahasiswa Keperawatan Dasaryohanes meor
 
KULIAH PENGANTAR HISTORY TAKING DAN PHYSICAL ASSESSMENT
KULIAH PENGANTAR HISTORY TAKING  DAN PHYSICAL  ASSESSMENT KULIAH PENGANTAR HISTORY TAKING  DAN PHYSICAL  ASSESSMENT
KULIAH PENGANTAR HISTORY TAKING DAN PHYSICAL ASSESSMENT yohanes meor
 
Konsep Dasar Kimia Dalam Ilmu Keperawatan_ Bagi Mahasiswa Keperawatan
Konsep Dasar Kimia Dalam Ilmu Keperawatan_ Bagi Mahasiswa Keperawatan Konsep Dasar Kimia Dalam Ilmu Keperawatan_ Bagi Mahasiswa Keperawatan
Konsep Dasar Kimia Dalam Ilmu Keperawatan_ Bagi Mahasiswa Keperawatan yohanes meor
 
Materi Tentang Sistem Reproduksi fungi/ Jamur
Materi Tentang Sistem Reproduksi fungi/ JamurMateri Tentang Sistem Reproduksi fungi/ Jamur
Materi Tentang Sistem Reproduksi fungi/ Jamuryohanes meor
 
Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit_materi bagi mahasiswa keperawatan
Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit_materi bagi mahasiswa keperawatanGangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit_materi bagi mahasiswa keperawatan
Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit_materi bagi mahasiswa keperawatanyohanes meor
 
Materi tentang Inform Consent_Khusus Mahasiswa Keperawatan
Materi tentang Inform Consent_Khusus Mahasiswa KeperawatanMateri tentang Inform Consent_Khusus Mahasiswa Keperawatan
Materi tentang Inform Consent_Khusus Mahasiswa Keperawatanyohanes meor
 
Satuan Acara Penyuluan Diit Diabetes Melitus
Satuan Acara Penyuluan Diit Diabetes MelitusSatuan Acara Penyuluan Diit Diabetes Melitus
Satuan Acara Penyuluan Diit Diabetes Melitusyohanes meor
 
Makalah Memberi Makanan Melalui NGT
Makalah Memberi Makanan Melalui NGTMakalah Memberi Makanan Melalui NGT
Makalah Memberi Makanan Melalui NGTyohanes meor
 
Hematologi_Tentang Darah Manusia
Hematologi_Tentang Darah ManusiaHematologi_Tentang Darah Manusia
Hematologi_Tentang Darah Manusiayohanes meor
 
Standart Operating Procedure ( SOP ) Prosedure Perawatan Kateter_Khusus Mahas...
Standart Operating Procedure ( SOP ) Prosedure Perawatan Kateter_Khusus Mahas...Standart Operating Procedure ( SOP ) Prosedure Perawatan Kateter_Khusus Mahas...
Standart Operating Procedure ( SOP ) Prosedure Perawatan Kateter_Khusus Mahas...yohanes meor
 
Standar Operating Procedure (SOP) PROSEDUR PIJAT REFLEKSI_bagi Mahasiswa Kepe...
Standar Operating Procedure (SOP) PROSEDUR PIJAT REFLEKSI_bagi Mahasiswa Kepe...Standar Operating Procedure (SOP) PROSEDUR PIJAT REFLEKSI_bagi Mahasiswa Kepe...
Standar Operating Procedure (SOP) PROSEDUR PIJAT REFLEKSI_bagi Mahasiswa Kepe...yohanes meor
 
Standart Operating Procedure ( SOP ) Perawatan Manicure Padicure di Rumah
Standart Operating Procedure ( SOP ) Perawatan Manicure Padicure di RumahStandart Operating Procedure ( SOP ) Perawatan Manicure Padicure di Rumah
Standart Operating Procedure ( SOP ) Perawatan Manicure Padicure di Rumahyohanes meor
 
Materi Tentang Nyeri_Materi Keperawatan
Materi Tentang Nyeri_Materi Keperawatan Materi Tentang Nyeri_Materi Keperawatan
Materi Tentang Nyeri_Materi Keperawatan yohanes meor
 
Materi Tentan Pengendalian infeksi_ Mahasisw Keperawatan
Materi Tentan Pengendalian infeksi_ Mahasisw KeperawatanMateri Tentan Pengendalian infeksi_ Mahasisw Keperawatan
Materi Tentan Pengendalian infeksi_ Mahasisw Keperawatanyohanes meor
 
Materi Tentang Metabolisme purin,pirimidin
Materi Tentang Metabolisme purin,pirimidinMateri Tentang Metabolisme purin,pirimidin
Materi Tentang Metabolisme purin,pirimidinyohanes meor
 
Makalah Tentang Nyeri_Materi Khusus Perawat dan bidang lain boleh kok baca
Makalah Tentang Nyeri_Materi Khusus Perawat dan bidang lain boleh kok bacaMakalah Tentang Nyeri_Materi Khusus Perawat dan bidang lain boleh kok baca
Makalah Tentang Nyeri_Materi Khusus Perawat dan bidang lain boleh kok bacayohanes meor
 
Materi Tentang Bakteriologi_Bagi Mahasiswa Keperawatan
Materi Tentang Bakteriologi_Bagi Mahasiswa KeperawatanMateri Tentang Bakteriologi_Bagi Mahasiswa Keperawatan
Materi Tentang Bakteriologi_Bagi Mahasiswa Keperawatanyohanes meor
 
Makalah Obat Tradisional Jahe Asal Nusa Tenggara Timur
Makalah Obat Tradisional Jahe Asal Nusa Tenggara TimurMakalah Obat Tradisional Jahe Asal Nusa Tenggara Timur
Makalah Obat Tradisional Jahe Asal Nusa Tenggara Timuryohanes meor
 

More from yohanes meor (20)

materi tentang Dna,rna,metabolisme purin,pirimidin
materi tentang Dna,rna,metabolisme purin,pirimidinmateri tentang Dna,rna,metabolisme purin,pirimidin
materi tentang Dna,rna,metabolisme purin,pirimidin
 
Materi Tentang Parasomnia_wajib dipelajari bagi mahasiswa yang kulia di keseh...
Materi Tentang Parasomnia_wajib dipelajari bagi mahasiswa yang kulia di keseh...Materi Tentang Parasomnia_wajib dipelajari bagi mahasiswa yang kulia di keseh...
Materi Tentang Parasomnia_wajib dipelajari bagi mahasiswa yang kulia di keseh...
 
Konsep Dasar Kimia Dalam Ilmu Keperawatan_ Bagi Mahasiswa Keperawatan Dasar
Konsep Dasar Kimia Dalam Ilmu Keperawatan_ Bagi Mahasiswa Keperawatan DasarKonsep Dasar Kimia Dalam Ilmu Keperawatan_ Bagi Mahasiswa Keperawatan Dasar
Konsep Dasar Kimia Dalam Ilmu Keperawatan_ Bagi Mahasiswa Keperawatan Dasar
 
KULIAH PENGANTAR HISTORY TAKING DAN PHYSICAL ASSESSMENT
KULIAH PENGANTAR HISTORY TAKING  DAN PHYSICAL  ASSESSMENT KULIAH PENGANTAR HISTORY TAKING  DAN PHYSICAL  ASSESSMENT
KULIAH PENGANTAR HISTORY TAKING DAN PHYSICAL ASSESSMENT
 
Konsep Dasar Kimia Dalam Ilmu Keperawatan_ Bagi Mahasiswa Keperawatan
Konsep Dasar Kimia Dalam Ilmu Keperawatan_ Bagi Mahasiswa Keperawatan Konsep Dasar Kimia Dalam Ilmu Keperawatan_ Bagi Mahasiswa Keperawatan
Konsep Dasar Kimia Dalam Ilmu Keperawatan_ Bagi Mahasiswa Keperawatan
 
Materi Tentang Sistem Reproduksi fungi/ Jamur
Materi Tentang Sistem Reproduksi fungi/ JamurMateri Tentang Sistem Reproduksi fungi/ Jamur
Materi Tentang Sistem Reproduksi fungi/ Jamur
 
Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit_materi bagi mahasiswa keperawatan
Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit_materi bagi mahasiswa keperawatanGangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit_materi bagi mahasiswa keperawatan
Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit_materi bagi mahasiswa keperawatan
 
Materi tentang Inform Consent_Khusus Mahasiswa Keperawatan
Materi tentang Inform Consent_Khusus Mahasiswa KeperawatanMateri tentang Inform Consent_Khusus Mahasiswa Keperawatan
Materi tentang Inform Consent_Khusus Mahasiswa Keperawatan
 
Satuan Acara Penyuluan Diit Diabetes Melitus
Satuan Acara Penyuluan Diit Diabetes MelitusSatuan Acara Penyuluan Diit Diabetes Melitus
Satuan Acara Penyuluan Diit Diabetes Melitus
 
Makalah Memberi Makanan Melalui NGT
Makalah Memberi Makanan Melalui NGTMakalah Memberi Makanan Melalui NGT
Makalah Memberi Makanan Melalui NGT
 
Hematologi_Tentang Darah Manusia
Hematologi_Tentang Darah ManusiaHematologi_Tentang Darah Manusia
Hematologi_Tentang Darah Manusia
 
Standart Operating Procedure ( SOP ) Prosedure Perawatan Kateter_Khusus Mahas...
Standart Operating Procedure ( SOP ) Prosedure Perawatan Kateter_Khusus Mahas...Standart Operating Procedure ( SOP ) Prosedure Perawatan Kateter_Khusus Mahas...
Standart Operating Procedure ( SOP ) Prosedure Perawatan Kateter_Khusus Mahas...
 
Standar Operating Procedure (SOP) PROSEDUR PIJAT REFLEKSI_bagi Mahasiswa Kepe...
Standar Operating Procedure (SOP) PROSEDUR PIJAT REFLEKSI_bagi Mahasiswa Kepe...Standar Operating Procedure (SOP) PROSEDUR PIJAT REFLEKSI_bagi Mahasiswa Kepe...
Standar Operating Procedure (SOP) PROSEDUR PIJAT REFLEKSI_bagi Mahasiswa Kepe...
 
Standart Operating Procedure ( SOP ) Perawatan Manicure Padicure di Rumah
Standart Operating Procedure ( SOP ) Perawatan Manicure Padicure di RumahStandart Operating Procedure ( SOP ) Perawatan Manicure Padicure di Rumah
Standart Operating Procedure ( SOP ) Perawatan Manicure Padicure di Rumah
 
Materi Tentang Nyeri_Materi Keperawatan
Materi Tentang Nyeri_Materi Keperawatan Materi Tentang Nyeri_Materi Keperawatan
Materi Tentang Nyeri_Materi Keperawatan
 
Materi Tentan Pengendalian infeksi_ Mahasisw Keperawatan
Materi Tentan Pengendalian infeksi_ Mahasisw KeperawatanMateri Tentan Pengendalian infeksi_ Mahasisw Keperawatan
Materi Tentan Pengendalian infeksi_ Mahasisw Keperawatan
 
Materi Tentang Metabolisme purin,pirimidin
Materi Tentang Metabolisme purin,pirimidinMateri Tentang Metabolisme purin,pirimidin
Materi Tentang Metabolisme purin,pirimidin
 
Makalah Tentang Nyeri_Materi Khusus Perawat dan bidang lain boleh kok baca
Makalah Tentang Nyeri_Materi Khusus Perawat dan bidang lain boleh kok bacaMakalah Tentang Nyeri_Materi Khusus Perawat dan bidang lain boleh kok baca
Makalah Tentang Nyeri_Materi Khusus Perawat dan bidang lain boleh kok baca
 
Materi Tentang Bakteriologi_Bagi Mahasiswa Keperawatan
Materi Tentang Bakteriologi_Bagi Mahasiswa KeperawatanMateri Tentang Bakteriologi_Bagi Mahasiswa Keperawatan
Materi Tentang Bakteriologi_Bagi Mahasiswa Keperawatan
 
Makalah Obat Tradisional Jahe Asal Nusa Tenggara Timur
Makalah Obat Tradisional Jahe Asal Nusa Tenggara TimurMakalah Obat Tradisional Jahe Asal Nusa Tenggara Timur
Makalah Obat Tradisional Jahe Asal Nusa Tenggara Timur
 

Recently uploaded

Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 

Recently uploaded (20)

Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 

Hipertiroidisme

  • 2. 2 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ..........................................................................................................2 DAFTAR ISI.........................................................................................................................3 BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................4 A. LATAR BELAKANG ....................................................................................4 B. RUMUSAN MASALAH................................................................................5 C. TUJUAN.........................................................................................................5 BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................6 2.1 PENGERTIAN .....................................................................................................5 2.2 ETIOLOGI............................................................................................................5 2.3 PATOFISIOLOGI ................................................................................................6 2.4 KLASIFIKASI......................................................................................................7 2.5MANIFESTASI KLINIK......................................................................................7 2.6KOMPLIKASI .....................................................................................................7 2.7 PEMERIKSAAN PENUNJANG.........................................................................7 2.8 PENATALAKSANAAN ......................................................................................7 BAB III ASUHAN KEPERAWATAN................................................................................10 3.1 PENGKAJIAN .....................................................................................................10 3.2 DIANOGSA KEPERAWATAN ..........................................................................10 3.3 INTERVERENSI..................................................................................................10 3.4 EVALUASI...........................................................................................................13 BAB IV PENUTUP...............................................................................................................14 4.1 KESIMPULAN ...................................................................................................14 4.2 SARAN................................................................................................................14 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................15
  • 3. 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertiroidisme dan tirotoksikosis sering dipertukarkan. Tirotoksikosis berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan. Sedangkan hipertiroidisme adalah tirotoksikosis sebagai akibat produksi tiroid itu sendiri. Tirotoksikosis terbagi atas kelainan yang berhubungan dengan hipertiroidisme dan yang tidak berhubungan dengan hipertiroidisme. Tiroid sendiri diatur oleh kelenjar lain yang berlokasi di otak, disebut pituitari. Pada gilirannya, pituitari diatur sebagian oleh hormon tiroid yang beredar dalam darah (suatu efek umpan balik dari hormon tiroid pada kelenjar pituitari) dan sebagian oleh kelenjar lain yang disebut hipothalamus, juga suatu bagian dari otak. Hipothalamus melepaskan suatu hormon yang disebut thyrotropin releasing hormone (TRH), yang mengirim sebuah sinyal ke pituitari untuk melepaskan thyroid stimulating hormone (TSH). Pada gilirannya, TSH mengirim sebuah signal ke tiroid untuk melepas hormon-hormon tiroid. Jika aktivitas yang berlebihan dari yang mana saja dari tiga kelenjar-kelenjar ini terjadi, suatu jumlah hormon-hormon tiroid yang berlebihan dapat dihasilkan, dengan demikian berakibat pada hipertiroid. Pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid yang berlebihan dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal).
  • 4. 4 B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa yang dimaksud hipertiroid ? 2. Apa yang menyebabakan hipertiroid ? 3. Bagaimana patofisiologi hipertiroid ? 4. Apa saja klasifikasi hipertiroid ? 5. Bagaimana penata laksanaan hipertiroid ? C. TUJUAN 1. Tujuan umum  Memberikan penjelasan mengenai hipertiroid 2. Tujuan Khusus  Menjelaskan teori dan konsep terkait dengan hipertiroid  Memaparkan proses terjadinya hipertiriod
  • 5. 5 BAB II PEMBAHASAN LABIO PALATO SKISIS 2.1 PENGERTIAN Labio Palato skisis merupakan kongenital yang berupa adanyya kelainan bentuk pada struktur wajah (Ngastiah, 2005 : 167) Bibir sumbing adalah malformasi yang disebabkan oleh gagalnya propsuesus nasal median dan maksilaris untuk menyatu selama perkembangan embriotik. (Wong, Donna L. 2003) Palato skisis adalah fissura garis tengah pada polatum yang terjadi karena kegagalan 2 sisi untuk menyatu karena perkembangan embriotik (Wong, Donna L. 2003) Beberapa jenis bibir sumbing : 1. Unilateral Incomplete Apabila celah sumbing terjadi hanya di salah satu bibir dan memanjang hingga ke hidung. 2. Unilateral complete Apabila celah sumbing terjadi ghanya di salah satu bibir dan memanjang hinga ke hidung. 3. Bilateral complete Apabila celah sumbin terjadi di kedua sisi bibir dan memanjang hingga ke hidung. Labio Palato skisis merupakan suatu kelainan yang dapat terjadi pada daerah mulut, palato skisis (subbing palatum) dan labio palato skisis (sumbing tulang) untuk menyatu selama perkkkembangan embrio (Hidayat, Aziz, 2005:21) 2.2 ETIOLOGI Ada beberapa etiologi yang dapat menyebabkan terjadinya kelainan Labio palatoschizis, antara lain: 1. Faktor Genetik Merupakan penyebab beberapa palatoschizis, tetapi tidak dapat ditentukan dengan pasti karena berkaitan dengan gen kedua orang tua. Diseluruh dunia ditemukan hampir 25 – 30 % penderita labio palatoscizhis terjadi karena faktor herediter. Faktor dominan dan resesif dalam gen merupakan manifestasi genetik yang menyebabkan terjadinya labio palatoschizis. Faktor genetik yang menyebabkan celah bibir dan palatum merupakan manifestasi yang kurang potensial dalam penyatuan beberapa bagian kontak. 2. Insufisiensi zat untuk tumbuh kembang organ selama masa embrional, baik kualitas maupun kuantitas (Gangguan sirkulasi foto maternal). Zat –zat yang berpengaruh adalah :  Asam folat  Vitamin C  Zn Apabila pada kehamilan, ibu kurang mengkonsumsi asam folat, vitamin C dan Zn dapat berpengaruh pada janin. Karena zat - zat tersebut dibutuhkan dalam tumbuh
  • 6. 6 kembang organ selama masa embrional. Selain itu gangguan sirkulasi foto maternal juga berpengaruh terhadap tumbuh kembang organ selama masa embrional. 3. Pengaruh obat teratogenik.Yang termasuk obat teratogenik adalah:  Jamu. Mengkonsumsi jamu pada waktu kehamilan dapat berpengaruh pada janin, terutama terjadinya labio palatoskisis. Akan tetapi jenis jamu apa yang menyebabkan kelainan kongenital ini masih belum jelas. Masih ada penelitian lebih lanjut  Kontrasepsi hormonal. Pada ibu hamil yang masih mengkonsumsi kontrasepsi hormonal, terutama untuk hormon estrogen yang berlebihan akan menyebabkan terjadinya hipertensi sehingga berpengaruh pada janin, karena akan terjadi gangguan sirkulasi fotomaternal.  Obat – obatan yang dapat menyebabkan kelainan kongenital terutama labio palatoschizis. Obat – obatan itu antara lain : - Talidomid, diazepam (obat – obat penenang) - Aspirin (Obat – obat analgetika) - Kosmetika yang mengandung merkuri & timah hitam (cream pemutih) Sehingga penggunaan obat pada ibu hamil harus dengan pengawasan dokter. 4. Faktor lingkungan. Beberapa faktor lingkungan yang dapat menyebabkan Labio palatoskisis, yaitu:  Zat kimia (rokok dan alkohol). Pada ibu hamil yang masih mengkonsumsi rokok dan alkohol dapat berakibat terjadi kelainan kongenital karena zat toksik yang terkandung pada rokok dan alkohol yang dapat mengganggu pertumbuhan organ selama masa embrional.  Gangguan metabolik (DM). Untuk ibu hamil yang mempunyai penyakit diabetessangat rentan terjadi kelainan kongenital, karena dapat menyebabkan gangguan sirkulasi fetomaternal. Kadar gula dalam darah yang tinggi dapat berpengaruh padatumbuh kembang organ selama masa embrional.  Penyinaran radioaktif. Untuk ibu hamil pada trimester pertama tidak dianjurkan terapi penyinaran radioaktif, karena radiasi dari terapi tersebut dapat mengganggu proses tumbuh kembang organ selama masa embrional. 5. Infeksi, khususnya virus (toxoplasma) dan klamidial . Ibu hamil yang terinfeksi virus (toxoplasma) berpengaruh pada janin sehingga dapat berpengaruh terjadinya kelainan kongenital terutama labio palatoskisis. Dari beberapa faktor tersebit diatas dapat meningkatkan terjadinya Labio palatoskisis, tetapi tergantung dari frekuensi dari frekuensi pemakaian, lama pemakaian, dan waktu pemakaian. 2.3 PATOFISIOLOGI Kegagalan penyatuan atau perkembangan jaringan lunak dan atau tulang selama fase embrio pada trimester I. Terbelahnya bibir dan atau hidung karena kegagalan proses nosal medial dan maksilaris untuk menyatu terjadi selama kehamilan 6-8 minggu. Palatoskisis adalah adanya penyatuan susunan palato pada masa kehamilan 7-12 minggu. Penggabungan komplit garis tengah atas bibir antara 7-8 minggu masa kehamilan.
  • 7. 7 2.4 KLASIFIKASI 2.4.1 Berdasarkan organ yang terlibat  Celah bibir ( labioscizis ) : celah terdapat pada bibir bagian atas  Celah gusi ( gnatoscizis ) : celah terdapat pada gusi gigi bagian atas  Celah palatum ( palatoscizis ) : celah terdapat pada palatum 2.4.2 Berdasarkan lengkap atau tidaknya celah yang terbentuk  Komplit : jika celah melebar sampai ke dasar hidung  Inkomplit : jika celah tidak melebar sampai ke dasar hidung 2.4.3 Berdasarkan letak celah  Unilateral : celah terjadi hanya pada satu sisi bibir  Bilateral : celah terjadi pada kedua sisi bibir  Midline : celah terjadi pada tengah bibir 2.5 MANIFESTASI KLINIS a) Tampak ada celah b) Adanya rongga pada hidung c) Distorsi hidung d) Kesukaran dalam menghisap atau makan. 2.6 KOMPLIKASI a) Gangguan bicara b) Terjadinya atitis media c) Aspirasi d) Distress pernafasan e) Resiko infeksi saluran nafas f) Pertumbuhan dan perkembangan terhambat g) Gangguan pendengaran yang disebabkan oleh atitis media rekureris sekunder akibat disfungsi tuba eustachius h) Masalah gigi i) Perubahan harga diri dan citra tubuh tyang dipengaruhi derajat kecacatan dan jaringan paruh. 2.7 PEMERIKSAAN PENUNJANG 1) Pemeriksaan Laboratorium  Pemeriksaan prabedan rutin 2) Pemeriksaan Diagnostik  Foto Rontgen  Pemeriksaan fisik  MRI untuk evaluasi abnormal 2.8 PENATA LAKSANAAN 1) Penatalaksanaan Medis Penatalaksanaan bibir sumbing adalah tindakan bedah efektif yang melibatkan beberapa disiplin ilmu untuk penanganan selanjutnya.Adanya kemajuan teknik bedah, orbodantis, dokter anak, dokter THT, serta hasil akhir tindakan koreksi kosmetik dan fungsional menjadi lebih baik. Tergantung dari berat ringan yang ada maka tindakan bedah maupun ortidentik dilakukan secara bertahap.
  • 8. 8 Biasanya penutupan celah bibir melalui pembedahan dilakukan bila bayi tersebut telah berumur 1-2 bulan.setelah memperlihatkan penambahan berat badan yang memuaskan dan bebas dari infeksi induk, saluran napas atau sistemis. Perbadaan asal ini dapat diperbaiki kembali pada usia 4-5 tahun. Pada kebanyakan kasus, pembedahan pada hidung hendaknya di tunda hingga usia mencapai usia pubertas. Karena celah-celah pada langit-langit mempunyai ukuran, bentuk dan derajat cerah yang cukup besar, maka pada saat pembedahan, perbaikan harus disesuaikan bagi masing-masing penderita. Waktu optimal untuk melakukan pembedahan langit-langit bervariasi dari 6 bulan – 5 tahun. Jika perbaikan pembedahan tertunda hingga berumur 3 tahun, maka sebuah balon bicara dapat dilekatkan pada bagian belakang geligi maksila sehingga kontraksi otot-otot faring dan velfaring dapat menyebabkan jaringan-jaringan bersentuhan dengan balon tadi untuk menghasilkan penutup nasoporing. 2) Penatalaksanaan Keperawatan a) Perawatan Pra-Operasi : Fasilitas penyesuaian yang positif dari orang tuaterhadap bayi.  Bantu orang tua dalam mengatasi reaksi berduka  Dorong orangtua untuk mengekspresikan perasaannya  Diskusikan tentang pembedahan  Berikan informasi yang membangkitkan harapan dan perasaan yang positif terhadap bayi  Tunjukkan sikap penerimaan terhadap bayi  Berikan dan kuatkan informasi pada orangtua tentang prognosis dan pengobatan bayi Tahap – tahap intervensi bedah  Teknik pemberian makan  Penyebab devitasi  Tingkatkan dan pertahankan asupan dan nutrisi yang adekuat  Fasilitasi menyesui dengan ASI atau susu formula dengan botol atau dot yang cocok. Monitor atau mengobservasi kemampuan menelan dan menghisap.  Tempatkan bayi pada posisi yang tegak dan arahkan aliran susu ke dinding mulut. Apakah cairan ke sebelah dalam gusi di dekat lidah  Sendawakan bayi dengan sering selama pemberian makan  Kaji respon bayi terhadap pemberian susu  Akhiri pemberian susu dengan air. Meningkatkan dan Mempertahankan Jalan Napas  Pantau status pernapasan  Posisikan bayi miring ke kanan dengan sedikit ditinggikan  Letakkan selalu alat penghisap di dekat bayi b) Perawatan Pasca-Operasi  Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi yang adekuat
  • 9. 9  Berikan makan cair selama 3 minggu mempergunakan alat penetes atau sendok  Lanjutkan dengan makanan formula sesuai toleransi  Lanjutkan dengan diet lunak  Sendawakan bayi selama pemberian makanan  Tingkatkan penyembuhan dan pertahankan integritas daerah insisi anak  Bersihkan garis sutura dengan hati-hati  Oleskan salep antibiotik pada garis sutura ( keilostkisis )  Bilas mulut dengan air sebelum dan sesudah pemberian makan  Hindari memasukkan objek ke dalam mulut anak sesudah pemberian makan untuk mencegah terjadinya aspirasi.  Pantau tanda – tanda infeksi pada tempat operasi dan secara sistemik  Pantau tingkat nyeri pada bayi dan perlunya obat pereda nyeri  Perhatikan poendarahan , edema, drainage  Monitor keutuhan jaringan kulit  Perhatikan posisi jahitan, hindari dengan kontak dengan alat – alat tidak steril misal alat tensi
  • 10. 10 BAB III ASUHAN KEPERAWATAN PENGKAJIAN Riwayat Kesehatan Riwayat kehamilan, riwayat keturunan, labiotapalatoskisis dari keluarga, berat atau panjang bayi saat lahir, pola pertumbuhan, pertambahan atau penurunan berta badan, riwayat otitis media dan infeksi saluran pernapasan atas. Pemeriksaan fisik Inpeksi kecacatan pada sat lahir untuk menguidentifikasi karakteristik sumbing. Kaji asupan cairan dan nutrisi bayi Kaji kemampuan hisap,menelan ,bernafas. Kaji tanda-tanda infeksi Palpasi dengan menggunakan jari Kaji tingkat nyeri pada bayi Pengkajian Keluarga Obserfasi infeksi bayi dan keluarga Kaji harga diri / mekanisme kuping dari anak /orangtua Kajian reaksi orangtua terhadap operasi yang akan di lakukan Kaji kesepian orangtua terhadap pemulangan dan kesanggupan mengaturperawatan di rumah Kaji tingkat pengetahuan keluarga DIAGNOSA KEPERAWATAN Kuping keluarga melemah berhubungan dengan situasi lain atau krisis perkembangan / keadan dari orang terdekat mungkin muncul ke permukaaan. Resiko aspirasi perhubungan dengan kondisi yang menghambat elevasi tubuh bagian atas. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan ketidak seimbangan. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan menaikan zat-zat gizi berhubungan dengan faktor biologis. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur infasif INTERVENSI DX.1 :Koping keluarga melemah berhubungan dengan situasi lain dan kritis perkembangan dan keadaan dari orang lain terdekat mungkin muncul ke permukaan. NOC: Fmily kuping KH: Mengatur masalah Mengekspresikan perasaan dan emosional dengan bebas Menggunakan strategi pengurangan stress Indikator skala: Tidak pernah dilakukan Jaang dilakukan Kadang dilakukan Sering dilakukan Selalu dilakukan
  • 11. 11 NIC: Family support Dengarkan apa yang diungkapkan Bangun hubungan kepercayaan Ajarkan pengobatan dan rencana keperawatan untuk keluargga Gunakan mekanisme kopoing adaptif Mengkonsultasikan dengan angota keluarga untuk menambah koping yang efektif. DX.II: resiko aspirasi berhubungan dengan kondisiyang menghambat elevasi tubuh bagian atas. NOC : Risk Control KH : Monitor lingkungan faktor resiko Gunakan strategi kontrol resiko yang efektif Modifikasi gaya hidup untuk mengurangi resiko Monitor perubahan status kesehatan Monitor faktor resiko individu Indikator skala : Tidak pernah dilakukan Jarang dilakukan Kadang dilakukan Sering dilakukan Selalu dilakukan NIC : Aspiration Precaution Monitor status hormonal Hindari penggunaan cairan / penggunaan agen amat tebal Tawarkan makanan / cairan yang dapat dibentuk menjadi bolu sebelumditelan. Sarankan untuk berkonsultasi ke Patologi Posisikan 90 atau lebih jika memungkinkan. Cek NGT sebelum memberi makan DX. III : Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan ketidak seimbangan NOC : Menggunakan pesan tertulis Menggunakan bahasa percakapan vokal Menggunakan percakapan yang jelas Menggunakan gambar/lukisan Menggunakan bahasa non verbal Indikator skala : Tidak pernah dilakukan Jarang dilakukan Kadang dilakukan Sering dilakukan Selalu dilakukan NIC : Perbaikan Komunikasi Membantu keluarga dalam memahami pembicaraan pasien Berbicara kepada pasien dengan lambat dan dengan suara yang jelas. Menggunakan kata dan kalimat yang singkat Mendengarkan pasien dengan baik Memberikan reinforcement/pujian positif pada keluarga Anjurkan pasien mengulangi pembicaraannya jika belum jelas
  • 12. 12 DX. IV : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhberhubungan dengan ketidakmampuan menaikkan zat-zat giziberhubungan dengan faktor biologis. NOC : Status Nutrisi KH : Stamina Tenaga Penyembuhan jaringan Daya tahan tubuh Pertumbuhan (untuk anak) Indikator skala : Tidak pernah dilakukan Jarang dilakukan NIC : Nutrition Monitoring BB dalam batas normal Monitor type dan jumlah aktifitas yang biasa dilakukan Monitor interaksi anak/orangtua selama makan Monitor lingkungan selama makan Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi Monitor turgor kulit Monitor rambut kusam, kering dan mudah patah Monitor pertumbuhan danperkembangan DX. V : Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik NOC : Tingkat Kenyamanan KH : Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan managemennyeri. Mampu mengenali nyeri (skal), intensitas, frekwensi, dan tanda nyeri. TTV dalam batas normal Indikator skala : Tidak pernah dilakukan Jarang dilakukan Kadang dilakukan Sering dilakukan Selalu dilakukan NIC : Pain Management K aji secara komprehensif tentang nyeri meiput i : Lokasi, karakterist ik, durasi, frekwensi, kualitas dan intensitas nyeri. Observasi isarat-isarat non verbal dari ketidaknyamanan Gunakan komunikasi teraupeutik agar pasien dapat nyamanmengekspresikan nyeri.berikan dukungan kepada pasien dan keluarga. DX. VI : Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur infasif NOC : Risk Control KH : Monitor gejala kemunduran penglihatan Hindari tauma mata Hindarkan gejal penyakit mata Gunakan alat melindungi mata Gunakan resep obat mata yang benar
  • 13. 13 Indikator skala : Tidak pernah dilakukan Jarang dilakukan Kadang dilakukan Sering dilakukan Selalu dilakukan NIC : Identifikasi Resiko Identifikasi pasien dengan kebutuhan perawatan rencana berkelanjutan Menentukan sumber yang finansial Identifikasi sumber agen penyakit untuk mengurangi faktor resiko Menentukan faktor pelaksanaan dengan treatment medis dan perawatan EVALUASI Dianoksa I : koping keluarga melemah berhubungan dengan situasi lain atau krisis perkembangan keadaan dari orang terdekat mungkin muncul ke permukaan. a. Mengatur masalah b. Mengekspresikan perasaan dan emosional dengan bebas c. Mengunakan strategi pengurangan stres d. Membuat jatwal untuk rutinitas dan kegiatan keluarga Diagnosa II : resiko aspirasi berhubungan dengan kondisi yang menghambat elevasi tubuh bagian atas. a. Monitor lingkungan faktor resiko b. Gunakan strategi kontrol resiko yang efektif c. Modifikasi gaya hidup untuk mengurang resiko d. Monitor perubahan status kesehatan e. Monitor faktor resiko indifidu Diagnosa III : kerusakan komunikasi ferbal berhubungan dengan ketidakseimbangan. a. Menggunakan pesan tertulis b. Menggunakan bahasa percakapan vokal c. Menggunakan percakapan yang jelas d. Mengunakan gambar/lukisan e. Menggunakan bahasa non verbal Diagnosa IV : ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan menaikan zat-zat gizi berhubungan dengan faktor biologis. a. Stamina b. Tenaga c. Penyembuhan jaringan d. Daya tahan tubuh e. Pertumbuhan (untuk anak) Diagnosa V : Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakanmanagemen nyeri. Mampu mengenali nyeri (skal), intensitas, frekwensi, dantanda nyeri. TTV dalam batas normal Diagnosa VI : Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur infasif
  • 14. 14 a. Monitor gejala kemunduran penglihatan b. Hindari tauma mata c. Hindarkan gejal penyakit mata d. Gunakan alat melindungi mata e. Gunakan resep obat mata yang benar
  • 15. 15 BAB IV PENUTUP 4.1 KESIMPULAN 1. Labio palatoschizis adalah suatu keadaan terbukanya bibir dan langit – langit rongga mulut dapat melalui palatum durum maupum palatum mole, hal ini disebabkan bibir dan langit – langit tiadak dapat tumbuh dengan sempurna pada masa pembentukan mesuderm pada saat kehamilan 2. Beberapa penyebab labio palatoschizis antara lain : faktor genetik, insufisiensi zat untuk tumbuh kembang, pengaruh obat teratogenik, faktor lingkungan maupun infeksi khususnya toxoplasma dan klamidial 3. Labio palatoshizis dibagi menjadi tiga klasifikasi: berdasarkan organ yang terlibat, berdasarkan lengkap atau tidaknya celah yang terbentuk, berdasarkan letak celah. 4. Labio palatoshizis adalah suatu kelainan kongenital sehingga insidensnya adalah kongenital. 5. Penatalaksanaan Labio palatoshizis adalah dengan tindakan pembedahan. 6. Asuhan keperawatan ditegakkan untuk mengatasi masalah dan dampak hospitalisasi yang ditimbulkan. 4.2 SARAN Bagi masyarakat khusunya ibu hamil dapat sesering mungkin untuk memeriksakan kehamilannya dan menghindari seminimal mungkin hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya kelainan kongenital pada janin atau organ yang dikandungnya
  • 16. 16 DAFTAR PUSTAKA Hidayat,Aziz Alimul.2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta : Salemba Medika Tucker,Susan Martin. Standart Perawatan Pasien. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran Canobbio,Mary M. Standart Perawatan Pasien. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran Paquette,EleanorvVargo. Standart Perawatan Pasien. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran Wells,Majorie Fyfe. Standart Perawatan Pasien. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran