SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 10
MACAM – MACAM PENDEKATAN PEMBELAJARAN 
Ada beberapa macam pendekatan pembelajaran yang digunakan pada kegiatan belajar 
mengajar, antara lain : 
1. Pendekatan Kontekstual 
Pendekatan konstekstual berlatar belakang bahwa siswa belajar lebih bermakna 
dengan melalui kegiatan mengalami sendiri dalam lingkungan alamiah, tidak hanya 
sekedar mengetahui, mengingat, dan memahami. Pembelajaran tidak hanya berorientasi 
target penguasaan materi, yang akan gagal dalam membekali siswa untuk memecahkan 
masalah dalam kehidupannya. Dengan demikian proses pembelajaran lebih diutamakan 
daripada hasil belajar, sehingga guru dituntut untuk merencanakan strategi pembelajaran 
yang variatif dengan prinsip membelajarkan – memberdayakan siswa, bukan mengajar 
siswa(http://smacepiring.wordpress.com/2008/02/19/pendekatan-dan-metode-pembelajaran/). 
Borko dan Putnam mengemukakan bahwa dalam pembelajaran kontekstual, 
guru memilih konteks pembelajaran yang tepat bagi siswa dengan cara mengaitkan 
pembelajaran dengan kehidupan nyata dan lingkungan di mana anak hidup dan berada 
serta dengan budaya yang berlaku dalam masyarakatnya (http.//www.contextual.org.id). 
Pemahaman, penyajian ilmu pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang ada dalam 
materi dikaitkan dengan apa yang dipelajari dalam kelas dan dengan kehidupan sehari-hari 
(Dirjen Dikdasmen, 2001: 8). Dengan memilih konteks secara tepat, maka siswa 
dapat diarahkan kepada pemikiranagar tidak hanya berkonsentrasi dalam pembelajaran di 
lingkungan kelas saja, tetapi diajak untuk mengaitkan aspek-aspek yang benar-benar 
terjadi dalam kehidupan mereka sehari-hari, masa depan mereka, dan lingkungan 
masyarakat luas. 
Dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa dalam mencapai 
tujuannya. Guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi 
informasi.Guru bertugas mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk
merumuskan, menemukan sesuatu yang baru bagi kelas yang dapat berupa pengetahuan, 
keterampilan dari hasil “menemukan sendiri” dan bukan dari “apa kata guru. 
Penggunaan pembelajaran kontekstual memiliki potensi tidak hanya untuk 
mengembangkan ranah pengetahuan dan keterampilan proses, tetapi juga untuk 
mengembangkan sikap, nilai, serta kreativitas siswa dalam memecahkan masalah 
yang terkait dengan kehidupan mereka sehari-hari melalui interaksi dengan sesama 
teman, misalnya melalui pembelajaran kooperatif, sehingga juga mengembangkan 
ketrampilan sosial (social skills) (Dirjen Dikmenum, 2002:6). Lebih lanjut Schaible, 
Klopher, dan Raghven, dalam Joyce-Well (2000:172) menyatakan bahwa pendekatan 
kontekstual melibatkan siswa dalam masalah yang sebenarnya dalam penelitian dengan 
menghadapkan anak didik pada bidang penelitian, membantu mereka mengidentifikasi 
masalah yang konseptual atau metodologis dalam bidang penelitian dan mengajak 
mereka untuk merancang cara dalam mengatasi masalah. 
2. Pendekatan Konstruktivisme 
Kontruktivisme merupakan landasan berfikir pendekatan kontekstual. Yaitu 
bahwa pendekatan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas 
melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba(Suwarna,2005). 
Piaget (1970), Brunner dan Brand 1966), Dewey (1938) dan Ausubel (1963). 
Menurut Caprio (1994), McBrien Brandt (1997), dan Nik Aziz (1999) kelebihan teori 
konstruktivisme ialah pelajar berpeluang membina pengetahuan secara aktif melalui 
proses saling pengaruh antara pembelajaran terdahulu dengan pembelajaran terbaru. 
Pembelajaran terdahulu dikaitkan dengan pembelajaran terbaru. Perkaitan ini dibina 
sendiri oleh pelajar. 
Menurut teori konstruktivisme, konsep-konsep yang dibina pada struktur kognitif 
seorang akan berkembang dan berubah apabila ia mendapat pengetahuan atau 
pengalaman baru. Rumelhart dan Norman (1978) menjelaskan seseorang akan dapat 
membina konsep dalam struktur kognitifnya dengan menghubungkan pengetahuan baru 
dengan pengetahuan yang sedia ada padanya dan proses ini dikenali sebagai accretion. 
Selain itu, konsep-konsep yang ada pada seseorang boleh berubah selaras dengan 
pengalaman baru yang dialaminya dan ini dikenali sebagai penalaan atau tuning.
Seseorang juga boleh membina konsep-konsep dalam struktur kognitifnya dengan 
menggunakan analogi, iaitu berdasarkan pengetahuan yang ada padanya. Menurut Gagne, 
Yekovich, dan Yekovich (1993) konsep baru juga boleh dibina dengan menggabungkan 
konsep-konsep yang sedia ada pada seseorang dan ini dikenali sebagai parcing. 
Pendekatan konstruktivisme sangat penting dalam proses pembelajaran kerana 
belajar digalakkan membina konsep sendiri dengan menghubungkaitkan perkara yang 
dipelajari dengan pengetahuan yang sedia ada pada mereka. Dalam proses ini, pelajar 
dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang sesuatu perkara. 
Kajian Sharan dan Sachar (1992, disebut dalam Sushkin, 1999) membuktikan 
kumpulan pelajar yang diajar menggunakan pendekatan konstruktivisme telah mendapat 
pencapaian yang lebih tinggi dan signifikan berbanding kumpulan pelajar yang diajar 
menggunakan pendekatan tradisional. Kajian Caprio (1994), Nor Aini (2002), Van Drie 
dan Van Boxtel (2003), Curtis (1998), dan Lieu (1997) turut membuktikan bahawa 
pendekatan konstruktivisme dapat membantu pelajar untuk mendapatkan pemahaman dan 
pencapaian yang lebih tinggi dan signifikan. 
3. Pendekatan Deduktif – Induktif 
a. Pendekatan Deduktif 
Pendekatan deduktif ditandai dengan pemaparan konsep, definisi dan istilah-istilah 
pada bagian awal pembelajaran. Pendekatan deduktif dilandasi oleh suatu 
pemikiran bahwa proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik bila siswa telah 
mengetahui wilayah persoalannya dan konsep dasarnya(Suwarna,2005). 
b. Pendekatan Induktif 
Ciri uatama pendekatan induktif dalam pengolahan informasi adalah 
menggunakan data untuk membangun konsep atau untuk memperoleh pengertian. 
Data yang digunakan mungkin merupakan data primer atau dapat pula berupa kasus-kasus 
nyata yang terjadi dilingkungan. 
Prince dan Felder (2006) menyatakan pembelajaran tradisional adalah 
pembelajaran dengan pendekatan deduktif, memulai dengan teori-teori dan meningkat ke 
penerapan teori. Di bidang sain dan teknik dijumpai upaya mencoba pembelajaran dan 
topik baru yang menyajikan kerangka pengetahuan, menyajikan teori-teori dan rumus
dengan sedikit memperhatikan pengetahuan utama mahasiswa, dan kurang atau tidak 
mengkaitkan dengan pengalaman mereka. Pembelajaran dengan pendekatan deduktif 
menekankan pada guru mentransfer informasi atau pengetahuan. Bransford (dalam Prince 
dan Felder, 2006) melakukan penelitian dibidang psikologi dan neurologi. Temuannya 
adalah: ”All new learning involves transfer of information based on previous learning”, 
artinya semua pembelajaran baru melibatkan transfer informasi berbasis pembelajaran 
sebelumnya. 
Major (2006) menyatakan dalam pembelajaran dengan pendekatan deduktif 
dimulai dengan menyajikan generalisasi atau konsep. Dikembangkan melalui kekuatan 
argumen logika. Contoh urutan pembelajaran: (1) definisi disampaikan; dan (2) memberi 
contoh, dan beberapa tugas mirip contoh dikerjakan siswa dengan maksud untuk menguji 
pemahaman siswa tentang definisi yang disampaikan. 
Alternatif pendekatan pembelajaran lainnya selain dengan pembelajaran pendekatan 
deduktif adalah dengan pendekatan induktif . Beberapa contoh pembelajaran dengan 
pendekatan induktif misalnya pembelajaran inkuiri, pembelajaran berbasis masalah, 
pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran berbasis kasus, dan pembelajaran 
penemuan. Pembelajaran dengan pendekatan induktif dimulai dengan melakukan 
pengamati terhadap hal-hal khusus dan menginterpretasikannya, menganalisis kasus, atau 
memberi masalah konstekstual, siswa dibimbing memahami konsep, aturan-aturan, dan 
prosedur-prosedur berdasar pengamatan siswa sendiri. 
Major (2006) berpendapat bahwa pembelajaran dengan pendekatan induktif 
efektif untuk mengajarkan konsep atau generalisasi. Pembelajaran diawali dengan 
memberikan contoh-contoh atau kasus khusus menuju konsep atau generalisasi. Siswa 
melakukan sejumlah pengamatan yang kemudian membangun dalam suatu konsep atau 
geralisasi. Siswa tidak harus memiliki pengetahuan utama berupa abstraksi, tetapi sampai 
pada abstraksi tersebut setelah mengamati dan menganalisis apa yang diamati. 
Dalam fase pendekatan induktif-deduktif ini siswa diminta memecahkan soal atau 
masalah. Kemp (1994: 90) menyatakan ada dua kategori yang dapat dipakai dalam 
membahas materi pembelajaran yaitu metode induktif dan deduktif. Pada prinsipnya 
matematika bersifat deduktif. Matematika sebagai “ilmu” hanya diterima pola pikir 
deduktif. Pola pikir deduktif secara sederhana dapat dikatakan pemikiran “yang
berpangkal dari hal yang bersifat umum diterapkan atau diarahkan kepada hal yang 
bersifat khusus” Soedjadi (2000: 16). Dalam kegiatan memecahkan masalah siswa dapat 
terlibat berpikir dengan dengan menggunakan pola pikir induktif, pola pikir deduktif, 
atau keduanya digunakan secara bergantian. 
(http://rochmad-unnes.blogspot.com/2008/01/penggunaan-pola-pikir-induktif-deduktif. 
html) 
4. Pendekatan Konsep dan Proses 
a. Pendekatan Konsep 
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konsep berarti siswa 
dibimbing memahami suatu bahasan melalui pemahaman konsep yang terkandung 
di dalamnya. Dalam proses pembelajaran tersebut penguasaan konsep dan 
subkonsep yang menjadi fokus. Dengan beberapa metode siswa dibimbing untuk 
memahami konsep. (http://smacepiring.wordpress.com/2008/02/19/pendekatan-dan- 
metode-pembelajaran/). 
b. Pendekatan Proses 
Pada pendekatan proses, tujuan utama pembelajaran adalah 
mengembangkan kemampuan siswa dalam keterampilan proses seperti 
mengamati, berhipotesa, merencanakan, menafsirkan, dan mengkomunikasikan. 
Pendekatan keterampilan proses digunakan dan dikembangkan sejak kurikulum 
1984. Penggunaan pendekatan proses menuntut keterlibatan langsung siswa 
dalam kegiatan belajar. 
(http://smacepiring.wordpress.com/2008/02/19/pendekatan-dan-metode-pembelajaran/). 
Dalam pendekatan proses, ada dua hal mendasar yang harus selalu 
dipegang pada setiap proses yang berlangsung dalam pendidikan. Pertama, proses 
mengalami. Pendidikan harus sungguh menjadi suatu pengalaman pribadi bagi 
peserta didik. Dengan proses mengalami, maka pendidikan akan menjadi bagian 
integral dari diri peserta didik; bukan lagi potongan-potongan pengalaman
yang disodorkan untuk diterima, yang sebenarnya bukan miliknya sendiri. 
Dengan demikian, pendidikan mengejawantah dalam diri peserta didik dalam 
setiap proses pendidikan yang dialaminya (http://groups.yahoo.com/group/sd-islam/ 
message/1907). 
5. Pendekatan Sains, Tekhnologi dan Masyarakat 
National Science Teachers Association (NSTA) (1990 :1)memandang STM 
sebagai the teaching and learning of science in thecontext of human experience. STM 
dipandang sebagai proses pembelajaran yang senantiasa sesuai dengan konteks 
pengalaman manusia. Dalam pendekatan ini siswa diajak untuk meningkatakan 
kreativitas, sikap ilmiah, menggunakan konsep dan proses sains dalam kehidupan sehari-hari. 
Definisi lain tentang STM dikemukakan oleh PENN STATE(2006:1) bahwa STM 
merupakan an interdisciplinary approach whichreflects the widespread realization that 
in order to meet the increasingdemands of a technical society, education must integrate 
acrossdisciplines. Dengan demikian, pembelajaran dengan pendekatan STMharuslah 
diselenggarakan dengan cara mengintegrasikan berbagaidisiplin (ilmu) dalam rangka 
memahami berbagai hubungan yangterjadi di antara sains, teknologi dan masyarakat. Hal 
ini berarti bahwa pemahaman kita terhadap hubungan antara sistem politik, tradisi 
masyarakat dan bagaimana pengaruh sains dan teknologi terhadap hubungan-hubungan 
tersebut menjadi bagian yang penting dalampengembangan pembelajaran di era sekarang 
ini. 
Pandangan tersebut senada dengan pendapat NC State University (2006: 1), 
bahwa STM merupakan an interdisciplinery field of study that seeks to explore a 
understand the many ways that scinence and technology shape culture, values, and 
institution, and how such factors shape science and technology. STM dengandemikian 
adalah sebuah pendekatan yang dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana sains dan 
teknologi masuk dan merubah proses-proses sosial di masyarakat, dan bagaimana situasi 
sosial mempengaruhi perkembangan sains dan teknologi. 
Hasil penelitian dari National Science Teacher Association ( NSTA ) ( dalam 
Poedjiadi, 2000 ) menunjukan bahwa pembelajaran sains dengan menggunakan 
pendekatan STM mempunyai beberapa perbedaan jika dibandingkan dengan cara biasa.
Perbedaan tersebut ada pada aspek : kaitan dan aplikasi bahan pelajaran, kreativitas, 
sikap, proses, dan konsep pengetahuan. Melalui pendekatan STM ini guru dianggap 
sebagai fasilitator dan informasi yang diterima siswa akan lebih lama diingat. Sebenarnya 
dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STM ini tercakup juga adanya 
pemecahan masalah, tetapi masalah itu lebih ditekankan pada masalah yang ditemukan 
sehari – hari, yang dalam pemecahannya menggunakan langkah – langkah 
(ilmiahhttp://smacepiring.wordpress.com/2008/02/19/pendekatan-dan-metode-pembelajaran/). 
Sumber : 
Abdul Rahim Rashid. (1998). Ilmu Sejarah: Teori dan amalan dalam pengajaran A 
dan pembelajaran Sejarah. Kertas kerja yang dibentangkan dalam Simposium Sejarah, Universiti 
Malaya, Kuala Lumpur, 30–31 Oktober. 
Anwar. (2004). Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill Education). Bandung: Penerbit 
Alfabeta. 
Ausubel, D. P. (1963). The psychology of meaningful verbal learning. New York: A 
Grune & Stratton Inc. 
Bybee, R. W. (1993). Leadership, responsibility and reform in science education. B 
Science Educator, 2,1–9. 
Depdiknas. (2002). Pengembangan Pelaksanaan Broad-Based Education, High- 
Based Education, dan Life Skills di SMU. Jakarta: Depdiknas. 
Firdaus M Yunus. (2004). Pendidikan Berbasis Realitas Sosial, Paulo freire-Y.B 
Mangunwijaya. Yogyakarta: Logung Pustaka 
(http://smacepiring.wordpress.com/2008/02/19/pendekatan-dan-metode-pembelajaran/) 
(http.//www.contextual.org.id) 
(http://rochmad-unnes.blogspot.com/2008/01/penggunaan-pola-pikir-induktif-deduktif.html) 
(http://smacepiring.wordpress.com/2008/02/19/pendekatan-dan-metode-pembelajaran/
(http://groups.yahoo.com/group/sd-islam/message/1907). 
(ilmiahhttp://smacepiring.wordpress.com/2008/02/19/pendekatan-dan-metode-pembelajaran/). 
IOWA State University. (2003). Incorporating Developmentally Appropriate 
Learning Opportunities to Assess Impact of Life Skill Development. 
Lifeskills4kids. (2000). Introduction & F.A.Q. 
Ngalim Purwanto. 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya 
Lee, Kwuang-wu. 2000. English Teachers’ Barriers to the Use of Computer 
assisted Language Learning. The Internet TESL Journal, Vol. VI, No. 12, 
December 2000. http:/www..aitech.ac.jp/~iteslj/ 
(Frequently Asked Questions). kdavis@LifeSkills4Kids.com 
Suhandoyo (1993). Upaya Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Melalui 
Interaksi Positif dengan Lingkungan. Yogyakarta: PPM IKIP Yogyakarta. 
Supriyadi. (1999). Buku Pegangan Perkuliahan Teknologi Pengajaran Fisika. 
Yogyakarta: Jurdik Fisika FMIPA UNY 
Suyoso. (2001). Ilmu Alamiah Dasar. Yogyakarta: 
Trowbidge dan Byebee. (1986). Becoming a Secondary school science Teacher. 
London: Merill Publishing Company. 
Utah State Board of Education. (2001). Life Skills. www.caseylifeskills.org 
Rusmansyah.(2000). Prospek Penerapan Pendekatan Sains-Teknologi- 
Masyarakat (STM) dalam pembelajaran Kimia di Kalimantan Selatan.
TUGAS MATA KULIAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR 
Disusun Oleh: 
Ida Hariyanti 
K3308084 
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN 
UNIVERSITAS SEBELAS MARET 
SURAKARTA 
2008
TUGAS MATA KULIAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR 
Disusun Oleh: 
Ida Hariyanti 
K3308084 
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN 
UNIVERSITAS SEBELAS MARET 
SURAKARTA 
2008

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Kemahiran Belajar Add Maths 1
Kemahiran Belajar Add Maths 1Kemahiran Belajar Add Maths 1
Kemahiran Belajar Add Maths 1zabidah awang
 
Tes Slide Share
Tes Slide ShareTes Slide Share
Tes Slide Shareputra177
 
Strategi Pembelajaran Kontextual
Strategi Pembelajaran KontextualStrategi Pembelajaran Kontextual
Strategi Pembelajaran KontextualPratiwiKartikaSari
 
Model pembelajaran generatif
Model pembelajaran generatifModel pembelajaran generatif
Model pembelajaran generatifAchyar Mounthead
 
Model konstruktivisme 5
Model konstruktivisme 5Model konstruktivisme 5
Model konstruktivisme 5Julia Tan
 
Teori konstruktivistik
Teori konstruktivistikTeori konstruktivistik
Teori konstruktivistikDiah Japri
 
Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran
Pendekatan Konstruktivisme dalam PembelajaranPendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran
Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaranyus01
 
Pembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstualPembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstualadhiah
 
Lutvia resta-setyawati 1406973
Lutvia resta-setyawati 1406973Lutvia resta-setyawati 1406973
Lutvia resta-setyawati 1406973Nadia Anwar
 
Model pembelajaran clis
Model pembelajaran clisModel pembelajaran clis
Model pembelajaran clismartinrusmaja
 
P5 model, pendekatan, strategi, metode&teknik pemb.
P5 model, pendekatan, strategi, metode&teknik pemb.P5 model, pendekatan, strategi, metode&teknik pemb.
P5 model, pendekatan, strategi, metode&teknik pemb.Jen Kelana
 

La actualidad más candente (18)

Kemahiran Belajar Add Maths 1
Kemahiran Belajar Add Maths 1Kemahiran Belajar Add Maths 1
Kemahiran Belajar Add Maths 1
 
Tes Slide Share
Tes Slide ShareTes Slide Share
Tes Slide Share
 
Strategi Pembelajaran Kontextual
Strategi Pembelajaran KontextualStrategi Pembelajaran Kontextual
Strategi Pembelajaran Kontextual
 
Model pembelajaran generatif
Model pembelajaran generatifModel pembelajaran generatif
Model pembelajaran generatif
 
Teori Belajar Konstruktivisme
Teori Belajar KonstruktivismeTeori Belajar Konstruktivisme
Teori Belajar Konstruktivisme
 
Model konstruktivisme 5
Model konstruktivisme 5Model konstruktivisme 5
Model konstruktivisme 5
 
Teori konstruktivistik
Teori konstruktivistikTeori konstruktivistik
Teori konstruktivistik
 
Teori Konstruktivisme
Teori Konstruktivisme Teori Konstruktivisme
Teori Konstruktivisme
 
Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran
Pendekatan Konstruktivisme dalam PembelajaranPendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran
Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran
 
Kontekstual
KontekstualKontekstual
Kontekstual
 
Pembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstualPembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstual
 
Pendekatan inkuiri
Pendekatan inkuiriPendekatan inkuiri
Pendekatan inkuiri
 
2
22
2
 
Lutvia resta-setyawati 1406973
Lutvia resta-setyawati 1406973Lutvia resta-setyawati 1406973
Lutvia resta-setyawati 1406973
 
Gagne
GagneGagne
Gagne
 
Model pembelajaran clis
Model pembelajaran clisModel pembelajaran clis
Model pembelajaran clis
 
Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran KontekstualPembelajaran Kontekstual
Pembelajaran Kontekstual
 
P5 model, pendekatan, strategi, metode&teknik pemb.
P5 model, pendekatan, strategi, metode&teknik pemb.P5 model, pendekatan, strategi, metode&teknik pemb.
P5 model, pendekatan, strategi, metode&teknik pemb.
 

Destacado

Story Board !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Story Board !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!Story Board !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Story Board !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!WilliamCox
 
Quarterly Forum Reaches out to Young Leaders
Quarterly Forum Reaches out to Young LeadersQuarterly Forum Reaches out to Young Leaders
Quarterly Forum Reaches out to Young LeadersScott Reiman
 
Storytelling in Web Design for Nonprofits
Storytelling in Web Design for NonprofitsStorytelling in Web Design for Nonprofits
Storytelling in Web Design for NonprofitsMaggie Hall
 
Ancillary feedback development
Ancillary feedback developmentAncillary feedback development
Ancillary feedback developmentabbsmurray
 
Representation in ethnicity mise cine ad adaption upload1[1]
Representation in ethnicity mise cine ad adaption upload1[1]Representation in ethnicity mise cine ad adaption upload1[1]
Representation in ethnicity mise cine ad adaption upload1[1]ibz10
 
Jekyll Island Convention Center Opening 2012
Jekyll Island Convention Center Opening 2012Jekyll Island Convention Center Opening 2012
Jekyll Island Convention Center Opening 2012Jekyll Island
 
Presentationonmusicanalyses
PresentationonmusicanalysesPresentationonmusicanalyses
Presentationonmusicanalysesfindyfums
 
Rotary International Spain District 2203 fundraising profile
Rotary International Spain District 2203 fundraising profileRotary International Spain District 2203 fundraising profile
Rotary International Spain District 2203 fundraising profilePablo Ruiz Amo
 
Get connected
Get connectedGet connected
Get connectedajmahn
 
Revista da-turma-da-monica-sobre-drogas
Revista da-turma-da-monica-sobre-drogasRevista da-turma-da-monica-sobre-drogas
Revista da-turma-da-monica-sobre-drogastaniap07
 

Destacado (20)

Story Board !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Story Board !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!Story Board !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Story Board !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
 
Quarterly Forum Reaches out to Young Leaders
Quarterly Forum Reaches out to Young LeadersQuarterly Forum Reaches out to Young Leaders
Quarterly Forum Reaches out to Young Leaders
 
Storytelling in Web Design for Nonprofits
Storytelling in Web Design for NonprofitsStorytelling in Web Design for Nonprofits
Storytelling in Web Design for Nonprofits
 
11014482 pt8
11014482 pt811014482 pt8
11014482 pt8
 
Top Ten Twitter Mistakes
Top Ten Twitter MistakesTop Ten Twitter Mistakes
Top Ten Twitter Mistakes
 
Ancillary feedback development
Ancillary feedback developmentAncillary feedback development
Ancillary feedback development
 
Representation in ethnicity mise cine ad adaption upload1[1]
Representation in ethnicity mise cine ad adaption upload1[1]Representation in ethnicity mise cine ad adaption upload1[1]
Representation in ethnicity mise cine ad adaption upload1[1]
 
Hunter s
Hunter sHunter s
Hunter s
 
Jekyll Island Convention Center Opening 2012
Jekyll Island Convention Center Opening 2012Jekyll Island Convention Center Opening 2012
Jekyll Island Convention Center Opening 2012
 
Presentationonmusicanalyses
PresentationonmusicanalysesPresentationonmusicanalyses
Presentationonmusicanalyses
 
Ppt storyboard
Ppt storyboardPpt storyboard
Ppt storyboard
 
Stein & newfield 2006
Stein & newfield 2006Stein & newfield 2006
Stein & newfield 2006
 
Rotary International Spain District 2203 fundraising profile
Rotary International Spain District 2203 fundraising profileRotary International Spain District 2203 fundraising profile
Rotary International Spain District 2203 fundraising profile
 
Smart Gals Slide Show Aug09
Smart  Gals Slide Show Aug09Smart  Gals Slide Show Aug09
Smart Gals Slide Show Aug09
 
Wordle Presentation
Wordle PresentationWordle Presentation
Wordle Presentation
 
Présentation du POP C5
Présentation du POP C5Présentation du POP C5
Présentation du POP C5
 
Tm4 89 a
Tm4 89 aTm4 89 a
Tm4 89 a
 
Get connected
Get connectedGet connected
Get connected
 
Ana paula
Ana paulaAna paula
Ana paula
 
Revista da-turma-da-monica-sobre-drogas
Revista da-turma-da-monica-sobre-drogasRevista da-turma-da-monica-sobre-drogas
Revista da-turma-da-monica-sobre-drogas
 

Similar a Macam macampendekatan-120918023440-phpapp01

Macam macam pendekatan
Macam macam pendekatanMacam macam pendekatan
Macam macam pendekatandgielz31
 
Grant Theory Pembelajaran-Moh_ Nurhakim.pptx
Grant Theory Pembelajaran-Moh_ Nurhakim.pptxGrant Theory Pembelajaran-Moh_ Nurhakim.pptx
Grant Theory Pembelajaran-Moh_ Nurhakim.pptxLeli85
 
Assigment prof madya dr christina l send
Assigment prof madya dr christina l sendAssigment prof madya dr christina l send
Assigment prof madya dr christina l sendkirutping71
 
Pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaran
Pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaranPendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaran
Pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaranAsri Maulida Ramadhani
 
Prinsip teknoogi pengajaran
Prinsip teknoogi pengajaranPrinsip teknoogi pengajaran
Prinsip teknoogi pengajaranmuhammad
 
Pembelajaran secara kontekstual
Pembelajaran secara kontekstualPembelajaran secara kontekstual
Pembelajaran secara kontekstualhamranjantan
 
Pembelajaran Kontekstual.ppt
Pembelajaran Kontekstual.pptPembelajaran Kontekstual.ppt
Pembelajaran Kontekstual.ppthuda adilah
 
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN...PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN...Dunia Komputer
 
Ppt pendekatan pembelajaran
Ppt pendekatan pembelajaranPpt pendekatan pembelajaran
Ppt pendekatan pembelajaranrizka_pratiwi
 
Makalah belajar pembelajaran
Makalah belajar pembelajaranMakalah belajar pembelajaran
Makalah belajar pembelajaranNaa Sadjo
 
Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka.ppsx
Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka.ppsxModel Pembelajaran Kurikulum Merdeka.ppsx
Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka.ppsxlalumhw88
 
Model model pembelajaran
Model model pembelajaranModel model pembelajaran
Model model pembelajaranmarnosumarno2
 

Similar a Macam macampendekatan-120918023440-phpapp01 (20)

Macam macam pendekatan
Macam macam pendekatanMacam macam pendekatan
Macam macam pendekatan
 
Grant Theory Pembelajaran-Moh_ Nurhakim.pptx
Grant Theory Pembelajaran-Moh_ Nurhakim.pptxGrant Theory Pembelajaran-Moh_ Nurhakim.pptx
Grant Theory Pembelajaran-Moh_ Nurhakim.pptx
 
Assigment prof madya dr christina l send
Assigment prof madya dr christina l sendAssigment prof madya dr christina l send
Assigment prof madya dr christina l send
 
Pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaran
Pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaranPendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaran
Pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaran
 
Prinsip teknoogi pengajaran
Prinsip teknoogi pengajaranPrinsip teknoogi pengajaran
Prinsip teknoogi pengajaran
 
Pembelajaran secara kontekstual
Pembelajaran secara kontekstualPembelajaran secara kontekstual
Pembelajaran secara kontekstual
 
Pembelajaran Kontekstual.ppt
Pembelajaran Kontekstual.pptPembelajaran Kontekstual.ppt
Pembelajaran Kontekstual.ppt
 
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN...PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN...
 
Teori belajar gestalt
Teori belajar gestaltTeori belajar gestalt
Teori belajar gestalt
 
Ppt pendekatan pembelajaran
Ppt pendekatan pembelajaranPpt pendekatan pembelajaran
Ppt pendekatan pembelajaran
 
Makalah belajar pembelajaran
Makalah belajar pembelajaranMakalah belajar pembelajaran
Makalah belajar pembelajaran
 
Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka.ppsx
Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka.ppsxModel Pembelajaran Kurikulum Merdeka.ppsx
Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka.ppsx
 
Model model pembelajaran
Model model pembelajaranModel model pembelajaran
Model model pembelajaran
 
Pembelajaran orang dewasa
Pembelajaran orang dewasaPembelajaran orang dewasa
Pembelajaran orang dewasa
 
Pembelajaran orang dewasa
Pembelajaran orang dewasaPembelajaran orang dewasa
Pembelajaran orang dewasa
 
4 modelnl
4 modelnl4 modelnl
4 modelnl
 
Model model pembelajaran ipa
Model model pembelajaran ipaModel model pembelajaran ipa
Model model pembelajaran ipa
 
Model model pembelajaran ipa
Model model pembelajaran ipaModel model pembelajaran ipa
Model model pembelajaran ipa
 
Model model pembelajaran ipa
Model model pembelajaran ipaModel model pembelajaran ipa
Model model pembelajaran ipa
 
Model model pembelajaran ipa
Model model pembelajaran ipaModel model pembelajaran ipa
Model model pembelajaran ipa
 

Más de Yuanita Papamama

Junior recount-powerpoint-2003-version4713
Junior recount-powerpoint-2003-version4713Junior recount-powerpoint-2003-version4713
Junior recount-powerpoint-2003-version4713Yuanita Papamama
 
Junior recount-powerpoint-2003-version4713
Junior recount-powerpoint-2003-version4713Junior recount-powerpoint-2003-version4713
Junior recount-powerpoint-2003-version4713Yuanita Papamama
 
Buku pegangan siswa bahasa inggris sma kelas 10 kurikulum 2013 edisi revisi 2...
Buku pegangan siswa bahasa inggris sma kelas 10 kurikulum 2013 edisi revisi 2...Buku pegangan siswa bahasa inggris sma kelas 10 kurikulum 2013 edisi revisi 2...
Buku pegangan siswa bahasa inggris sma kelas 10 kurikulum 2013 edisi revisi 2...Yuanita Papamama
 
Macam macampendekatan-120918023440-phpapp01
Macam macampendekatan-120918023440-phpapp01Macam macampendekatan-120918023440-phpapp01
Macam macampendekatan-120918023440-phpapp01Yuanita Papamama
 
Methods of-language-teaching
Methods of-language-teachingMethods of-language-teaching
Methods of-language-teachingYuanita Papamama
 
Poetry presentation(the elements of poetry)
Poetry presentation(the elements of poetry)Poetry presentation(the elements of poetry)
Poetry presentation(the elements of poetry)Yuanita Papamama
 
Poetry presentation(the elements of poetry)
Poetry presentation(the elements of poetry)Poetry presentation(the elements of poetry)
Poetry presentation(the elements of poetry)Yuanita Papamama
 
Kartini tahir (presentation)
Kartini tahir (presentation)Kartini tahir (presentation)
Kartini tahir (presentation)Yuanita Papamama
 
Kartini tahir (a1 d211121)
Kartini tahir (a1 d211121)Kartini tahir (a1 d211121)
Kartini tahir (a1 d211121)Yuanita Papamama
 

Más de Yuanita Papamama (10)

Junior recount-powerpoint-2003-version4713
Junior recount-powerpoint-2003-version4713Junior recount-powerpoint-2003-version4713
Junior recount-powerpoint-2003-version4713
 
Junior recount-powerpoint-2003-version4713
Junior recount-powerpoint-2003-version4713Junior recount-powerpoint-2003-version4713
Junior recount-powerpoint-2003-version4713
 
16 mr bean
16 mr bean16 mr bean
16 mr bean
 
Buku pegangan siswa bahasa inggris sma kelas 10 kurikulum 2013 edisi revisi 2...
Buku pegangan siswa bahasa inggris sma kelas 10 kurikulum 2013 edisi revisi 2...Buku pegangan siswa bahasa inggris sma kelas 10 kurikulum 2013 edisi revisi 2...
Buku pegangan siswa bahasa inggris sma kelas 10 kurikulum 2013 edisi revisi 2...
 
Macam macampendekatan-120918023440-phpapp01
Macam macampendekatan-120918023440-phpapp01Macam macampendekatan-120918023440-phpapp01
Macam macampendekatan-120918023440-phpapp01
 
Methods of-language-teaching
Methods of-language-teachingMethods of-language-teaching
Methods of-language-teaching
 
Poetry presentation(the elements of poetry)
Poetry presentation(the elements of poetry)Poetry presentation(the elements of poetry)
Poetry presentation(the elements of poetry)
 
Poetry presentation(the elements of poetry)
Poetry presentation(the elements of poetry)Poetry presentation(the elements of poetry)
Poetry presentation(the elements of poetry)
 
Kartini tahir (presentation)
Kartini tahir (presentation)Kartini tahir (presentation)
Kartini tahir (presentation)
 
Kartini tahir (a1 d211121)
Kartini tahir (a1 d211121)Kartini tahir (a1 d211121)
Kartini tahir (a1 d211121)
 

Último

vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAAmmar Ahmad
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxfitriaoskar
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 

Último (20)

vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 

Macam macampendekatan-120918023440-phpapp01

  • 1. MACAM – MACAM PENDEKATAN PEMBELAJARAN Ada beberapa macam pendekatan pembelajaran yang digunakan pada kegiatan belajar mengajar, antara lain : 1. Pendekatan Kontekstual Pendekatan konstekstual berlatar belakang bahwa siswa belajar lebih bermakna dengan melalui kegiatan mengalami sendiri dalam lingkungan alamiah, tidak hanya sekedar mengetahui, mengingat, dan memahami. Pembelajaran tidak hanya berorientasi target penguasaan materi, yang akan gagal dalam membekali siswa untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya. Dengan demikian proses pembelajaran lebih diutamakan daripada hasil belajar, sehingga guru dituntut untuk merencanakan strategi pembelajaran yang variatif dengan prinsip membelajarkan – memberdayakan siswa, bukan mengajar siswa(http://smacepiring.wordpress.com/2008/02/19/pendekatan-dan-metode-pembelajaran/). Borko dan Putnam mengemukakan bahwa dalam pembelajaran kontekstual, guru memilih konteks pembelajaran yang tepat bagi siswa dengan cara mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan nyata dan lingkungan di mana anak hidup dan berada serta dengan budaya yang berlaku dalam masyarakatnya (http.//www.contextual.org.id). Pemahaman, penyajian ilmu pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang ada dalam materi dikaitkan dengan apa yang dipelajari dalam kelas dan dengan kehidupan sehari-hari (Dirjen Dikdasmen, 2001: 8). Dengan memilih konteks secara tepat, maka siswa dapat diarahkan kepada pemikiranagar tidak hanya berkonsentrasi dalam pembelajaran di lingkungan kelas saja, tetapi diajak untuk mengaitkan aspek-aspek yang benar-benar terjadi dalam kehidupan mereka sehari-hari, masa depan mereka, dan lingkungan masyarakat luas. Dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa dalam mencapai tujuannya. Guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi.Guru bertugas mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk
  • 2. merumuskan, menemukan sesuatu yang baru bagi kelas yang dapat berupa pengetahuan, keterampilan dari hasil “menemukan sendiri” dan bukan dari “apa kata guru. Penggunaan pembelajaran kontekstual memiliki potensi tidak hanya untuk mengembangkan ranah pengetahuan dan keterampilan proses, tetapi juga untuk mengembangkan sikap, nilai, serta kreativitas siswa dalam memecahkan masalah yang terkait dengan kehidupan mereka sehari-hari melalui interaksi dengan sesama teman, misalnya melalui pembelajaran kooperatif, sehingga juga mengembangkan ketrampilan sosial (social skills) (Dirjen Dikmenum, 2002:6). Lebih lanjut Schaible, Klopher, dan Raghven, dalam Joyce-Well (2000:172) menyatakan bahwa pendekatan kontekstual melibatkan siswa dalam masalah yang sebenarnya dalam penelitian dengan menghadapkan anak didik pada bidang penelitian, membantu mereka mengidentifikasi masalah yang konseptual atau metodologis dalam bidang penelitian dan mengajak mereka untuk merancang cara dalam mengatasi masalah. 2. Pendekatan Konstruktivisme Kontruktivisme merupakan landasan berfikir pendekatan kontekstual. Yaitu bahwa pendekatan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba(Suwarna,2005). Piaget (1970), Brunner dan Brand 1966), Dewey (1938) dan Ausubel (1963). Menurut Caprio (1994), McBrien Brandt (1997), dan Nik Aziz (1999) kelebihan teori konstruktivisme ialah pelajar berpeluang membina pengetahuan secara aktif melalui proses saling pengaruh antara pembelajaran terdahulu dengan pembelajaran terbaru. Pembelajaran terdahulu dikaitkan dengan pembelajaran terbaru. Perkaitan ini dibina sendiri oleh pelajar. Menurut teori konstruktivisme, konsep-konsep yang dibina pada struktur kognitif seorang akan berkembang dan berubah apabila ia mendapat pengetahuan atau pengalaman baru. Rumelhart dan Norman (1978) menjelaskan seseorang akan dapat membina konsep dalam struktur kognitifnya dengan menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sedia ada padanya dan proses ini dikenali sebagai accretion. Selain itu, konsep-konsep yang ada pada seseorang boleh berubah selaras dengan pengalaman baru yang dialaminya dan ini dikenali sebagai penalaan atau tuning.
  • 3. Seseorang juga boleh membina konsep-konsep dalam struktur kognitifnya dengan menggunakan analogi, iaitu berdasarkan pengetahuan yang ada padanya. Menurut Gagne, Yekovich, dan Yekovich (1993) konsep baru juga boleh dibina dengan menggabungkan konsep-konsep yang sedia ada pada seseorang dan ini dikenali sebagai parcing. Pendekatan konstruktivisme sangat penting dalam proses pembelajaran kerana belajar digalakkan membina konsep sendiri dengan menghubungkaitkan perkara yang dipelajari dengan pengetahuan yang sedia ada pada mereka. Dalam proses ini, pelajar dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang sesuatu perkara. Kajian Sharan dan Sachar (1992, disebut dalam Sushkin, 1999) membuktikan kumpulan pelajar yang diajar menggunakan pendekatan konstruktivisme telah mendapat pencapaian yang lebih tinggi dan signifikan berbanding kumpulan pelajar yang diajar menggunakan pendekatan tradisional. Kajian Caprio (1994), Nor Aini (2002), Van Drie dan Van Boxtel (2003), Curtis (1998), dan Lieu (1997) turut membuktikan bahawa pendekatan konstruktivisme dapat membantu pelajar untuk mendapatkan pemahaman dan pencapaian yang lebih tinggi dan signifikan. 3. Pendekatan Deduktif – Induktif a. Pendekatan Deduktif Pendekatan deduktif ditandai dengan pemaparan konsep, definisi dan istilah-istilah pada bagian awal pembelajaran. Pendekatan deduktif dilandasi oleh suatu pemikiran bahwa proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik bila siswa telah mengetahui wilayah persoalannya dan konsep dasarnya(Suwarna,2005). b. Pendekatan Induktif Ciri uatama pendekatan induktif dalam pengolahan informasi adalah menggunakan data untuk membangun konsep atau untuk memperoleh pengertian. Data yang digunakan mungkin merupakan data primer atau dapat pula berupa kasus-kasus nyata yang terjadi dilingkungan. Prince dan Felder (2006) menyatakan pembelajaran tradisional adalah pembelajaran dengan pendekatan deduktif, memulai dengan teori-teori dan meningkat ke penerapan teori. Di bidang sain dan teknik dijumpai upaya mencoba pembelajaran dan topik baru yang menyajikan kerangka pengetahuan, menyajikan teori-teori dan rumus
  • 4. dengan sedikit memperhatikan pengetahuan utama mahasiswa, dan kurang atau tidak mengkaitkan dengan pengalaman mereka. Pembelajaran dengan pendekatan deduktif menekankan pada guru mentransfer informasi atau pengetahuan. Bransford (dalam Prince dan Felder, 2006) melakukan penelitian dibidang psikologi dan neurologi. Temuannya adalah: ”All new learning involves transfer of information based on previous learning”, artinya semua pembelajaran baru melibatkan transfer informasi berbasis pembelajaran sebelumnya. Major (2006) menyatakan dalam pembelajaran dengan pendekatan deduktif dimulai dengan menyajikan generalisasi atau konsep. Dikembangkan melalui kekuatan argumen logika. Contoh urutan pembelajaran: (1) definisi disampaikan; dan (2) memberi contoh, dan beberapa tugas mirip contoh dikerjakan siswa dengan maksud untuk menguji pemahaman siswa tentang definisi yang disampaikan. Alternatif pendekatan pembelajaran lainnya selain dengan pembelajaran pendekatan deduktif adalah dengan pendekatan induktif . Beberapa contoh pembelajaran dengan pendekatan induktif misalnya pembelajaran inkuiri, pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran berbasis kasus, dan pembelajaran penemuan. Pembelajaran dengan pendekatan induktif dimulai dengan melakukan pengamati terhadap hal-hal khusus dan menginterpretasikannya, menganalisis kasus, atau memberi masalah konstekstual, siswa dibimbing memahami konsep, aturan-aturan, dan prosedur-prosedur berdasar pengamatan siswa sendiri. Major (2006) berpendapat bahwa pembelajaran dengan pendekatan induktif efektif untuk mengajarkan konsep atau generalisasi. Pembelajaran diawali dengan memberikan contoh-contoh atau kasus khusus menuju konsep atau generalisasi. Siswa melakukan sejumlah pengamatan yang kemudian membangun dalam suatu konsep atau geralisasi. Siswa tidak harus memiliki pengetahuan utama berupa abstraksi, tetapi sampai pada abstraksi tersebut setelah mengamati dan menganalisis apa yang diamati. Dalam fase pendekatan induktif-deduktif ini siswa diminta memecahkan soal atau masalah. Kemp (1994: 90) menyatakan ada dua kategori yang dapat dipakai dalam membahas materi pembelajaran yaitu metode induktif dan deduktif. Pada prinsipnya matematika bersifat deduktif. Matematika sebagai “ilmu” hanya diterima pola pikir deduktif. Pola pikir deduktif secara sederhana dapat dikatakan pemikiran “yang
  • 5. berpangkal dari hal yang bersifat umum diterapkan atau diarahkan kepada hal yang bersifat khusus” Soedjadi (2000: 16). Dalam kegiatan memecahkan masalah siswa dapat terlibat berpikir dengan dengan menggunakan pola pikir induktif, pola pikir deduktif, atau keduanya digunakan secara bergantian. (http://rochmad-unnes.blogspot.com/2008/01/penggunaan-pola-pikir-induktif-deduktif. html) 4. Pendekatan Konsep dan Proses a. Pendekatan Konsep Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konsep berarti siswa dibimbing memahami suatu bahasan melalui pemahaman konsep yang terkandung di dalamnya. Dalam proses pembelajaran tersebut penguasaan konsep dan subkonsep yang menjadi fokus. Dengan beberapa metode siswa dibimbing untuk memahami konsep. (http://smacepiring.wordpress.com/2008/02/19/pendekatan-dan- metode-pembelajaran/). b. Pendekatan Proses Pada pendekatan proses, tujuan utama pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam keterampilan proses seperti mengamati, berhipotesa, merencanakan, menafsirkan, dan mengkomunikasikan. Pendekatan keterampilan proses digunakan dan dikembangkan sejak kurikulum 1984. Penggunaan pendekatan proses menuntut keterlibatan langsung siswa dalam kegiatan belajar. (http://smacepiring.wordpress.com/2008/02/19/pendekatan-dan-metode-pembelajaran/). Dalam pendekatan proses, ada dua hal mendasar yang harus selalu dipegang pada setiap proses yang berlangsung dalam pendidikan. Pertama, proses mengalami. Pendidikan harus sungguh menjadi suatu pengalaman pribadi bagi peserta didik. Dengan proses mengalami, maka pendidikan akan menjadi bagian integral dari diri peserta didik; bukan lagi potongan-potongan pengalaman
  • 6. yang disodorkan untuk diterima, yang sebenarnya bukan miliknya sendiri. Dengan demikian, pendidikan mengejawantah dalam diri peserta didik dalam setiap proses pendidikan yang dialaminya (http://groups.yahoo.com/group/sd-islam/ message/1907). 5. Pendekatan Sains, Tekhnologi dan Masyarakat National Science Teachers Association (NSTA) (1990 :1)memandang STM sebagai the teaching and learning of science in thecontext of human experience. STM dipandang sebagai proses pembelajaran yang senantiasa sesuai dengan konteks pengalaman manusia. Dalam pendekatan ini siswa diajak untuk meningkatakan kreativitas, sikap ilmiah, menggunakan konsep dan proses sains dalam kehidupan sehari-hari. Definisi lain tentang STM dikemukakan oleh PENN STATE(2006:1) bahwa STM merupakan an interdisciplinary approach whichreflects the widespread realization that in order to meet the increasingdemands of a technical society, education must integrate acrossdisciplines. Dengan demikian, pembelajaran dengan pendekatan STMharuslah diselenggarakan dengan cara mengintegrasikan berbagaidisiplin (ilmu) dalam rangka memahami berbagai hubungan yangterjadi di antara sains, teknologi dan masyarakat. Hal ini berarti bahwa pemahaman kita terhadap hubungan antara sistem politik, tradisi masyarakat dan bagaimana pengaruh sains dan teknologi terhadap hubungan-hubungan tersebut menjadi bagian yang penting dalampengembangan pembelajaran di era sekarang ini. Pandangan tersebut senada dengan pendapat NC State University (2006: 1), bahwa STM merupakan an interdisciplinery field of study that seeks to explore a understand the many ways that scinence and technology shape culture, values, and institution, and how such factors shape science and technology. STM dengandemikian adalah sebuah pendekatan yang dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana sains dan teknologi masuk dan merubah proses-proses sosial di masyarakat, dan bagaimana situasi sosial mempengaruhi perkembangan sains dan teknologi. Hasil penelitian dari National Science Teacher Association ( NSTA ) ( dalam Poedjiadi, 2000 ) menunjukan bahwa pembelajaran sains dengan menggunakan pendekatan STM mempunyai beberapa perbedaan jika dibandingkan dengan cara biasa.
  • 7. Perbedaan tersebut ada pada aspek : kaitan dan aplikasi bahan pelajaran, kreativitas, sikap, proses, dan konsep pengetahuan. Melalui pendekatan STM ini guru dianggap sebagai fasilitator dan informasi yang diterima siswa akan lebih lama diingat. Sebenarnya dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STM ini tercakup juga adanya pemecahan masalah, tetapi masalah itu lebih ditekankan pada masalah yang ditemukan sehari – hari, yang dalam pemecahannya menggunakan langkah – langkah (ilmiahhttp://smacepiring.wordpress.com/2008/02/19/pendekatan-dan-metode-pembelajaran/). Sumber : Abdul Rahim Rashid. (1998). Ilmu Sejarah: Teori dan amalan dalam pengajaran A dan pembelajaran Sejarah. Kertas kerja yang dibentangkan dalam Simposium Sejarah, Universiti Malaya, Kuala Lumpur, 30–31 Oktober. Anwar. (2004). Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill Education). Bandung: Penerbit Alfabeta. Ausubel, D. P. (1963). The psychology of meaningful verbal learning. New York: A Grune & Stratton Inc. Bybee, R. W. (1993). Leadership, responsibility and reform in science education. B Science Educator, 2,1–9. Depdiknas. (2002). Pengembangan Pelaksanaan Broad-Based Education, High- Based Education, dan Life Skills di SMU. Jakarta: Depdiknas. Firdaus M Yunus. (2004). Pendidikan Berbasis Realitas Sosial, Paulo freire-Y.B Mangunwijaya. Yogyakarta: Logung Pustaka (http://smacepiring.wordpress.com/2008/02/19/pendekatan-dan-metode-pembelajaran/) (http.//www.contextual.org.id) (http://rochmad-unnes.blogspot.com/2008/01/penggunaan-pola-pikir-induktif-deduktif.html) (http://smacepiring.wordpress.com/2008/02/19/pendekatan-dan-metode-pembelajaran/
  • 8. (http://groups.yahoo.com/group/sd-islam/message/1907). (ilmiahhttp://smacepiring.wordpress.com/2008/02/19/pendekatan-dan-metode-pembelajaran/). IOWA State University. (2003). Incorporating Developmentally Appropriate Learning Opportunities to Assess Impact of Life Skill Development. Lifeskills4kids. (2000). Introduction & F.A.Q. Ngalim Purwanto. 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya Lee, Kwuang-wu. 2000. English Teachers’ Barriers to the Use of Computer assisted Language Learning. The Internet TESL Journal, Vol. VI, No. 12, December 2000. http:/www..aitech.ac.jp/~iteslj/ (Frequently Asked Questions). kdavis@LifeSkills4Kids.com Suhandoyo (1993). Upaya Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Melalui Interaksi Positif dengan Lingkungan. Yogyakarta: PPM IKIP Yogyakarta. Supriyadi. (1999). Buku Pegangan Perkuliahan Teknologi Pengajaran Fisika. Yogyakarta: Jurdik Fisika FMIPA UNY Suyoso. (2001). Ilmu Alamiah Dasar. Yogyakarta: Trowbidge dan Byebee. (1986). Becoming a Secondary school science Teacher. London: Merill Publishing Company. Utah State Board of Education. (2001). Life Skills. www.caseylifeskills.org Rusmansyah.(2000). Prospek Penerapan Pendekatan Sains-Teknologi- Masyarakat (STM) dalam pembelajaran Kimia di Kalimantan Selatan.
  • 9. TUGAS MATA KULIAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR Disusun Oleh: Ida Hariyanti K3308084 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2008
  • 10. TUGAS MATA KULIAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR Disusun Oleh: Ida Hariyanti K3308084 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2008