2. ANGGOTA KELOMPOK
Indah Setya N. (41 )
Moch. Secsar H. (42)
Ni Putu Yuni W. (43)
Rahmawati Nur A. (44)
Lani Frida M. (45)
Ikhwan Abriakta P. (47)
Azmil Umroh (48)
Jupita Ayu P. (49)
Niki Anindia M. (50)
4. Aktivitas atau Isirahat
Keterbatasan atau kehilangan fungsi pada bagian yang terkena
Sirkulasi
Hipertensi atau hipotensi
Takikardia
Penurunan atau tak ada nadi pada bagian distal yang cidera
Pucat pada bagian yang terkena
Edema
Hematoma
Neurosensori
Hilang gerakan atau sensasi
Spasme otot
Keterbatasan
Krepitasi (bunyi berderit)
Terlihat kelemahan atau hilang fungsi.
5. Nyeri atau Kenyamanan
Nyeri berat tiba-tiba pada saat cidera
Tak ada nyeri akibat kerusakan saraf.
Spasme atau kram otot
Keamanan
Laserasi kulit
Perdarahan
Edema lokal
Penyuluhan atau Pembelajaran
Aktivitas perawatan diri
Pemeliharaan atau perawatan rumah.
6. Pemeriksaan ronsen: menentukan lokasi, luasnya fraktur
CT skan/MRI : memperlihatkan fraktur, juga dapat
digunakan untuk mengidentifikasi kerusakan jaringan
lunak.
Arteriogram : dilakukan bila dicurigai adanya kerusakan
vaskuler
Hitung darah lengkap: Ht mungkin meningkat
(hematokonsentrasi)
Peningkatan jumlah SDP
7. PRIORITAS KEPERAWATAN
Mencegah cidera tulang atau
jaringan lanjut
Menghilangkan nyeri
Mencegah komplikasi
Memberikan informasi tentang
kondisi atau prognosis dan
kebutuhan pengobatan.
8. DIAGNOSA KPERAWATAN
Risiko tinggi terhadap gangguan pertukaran gas
berhubungan dengan perubahan aliran darah atau
emboli lemak.
Ganguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri atau
ketidak nyamanan
Kerusakn integitas kulit atau jaringan aktual atau resiko
tinggi berhubungan dengan fraktur terbuka
Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan
kebutuhan pengobatan berhubungan dengan salah
interpretasi informasi/terjadinya komplikasi yang dapat
dicegah.
9. Risiko tinggi terhadap gangguan pertukaran gas
berhubungan dengan perubahan aliran darah atau emboli
lemak.
Ganguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri atau
ketidak nyamanan
Kerusakn integitas kulit atau jaringan aktual atau resiko
tinggi berhubungan dengan fraktur terbuka
Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan
kebutuhan pengobatan berhubungan dengan salah
interpretasi informasi/terjadinya komplikasi yang dapat
dicegah.
10. DIAGNOSA 1
Diagnosa keperawatan :
Trauma, risiko tinggi terhadap hilangnya integritas
tulang
Kriteria hasil :
Mempertahankan stabilisasi dan posisi fraktur
Menunjukkan mekanika tubuh yang meningkatkan
stabilitas pada sisi fraktur
Menunjukkan pembentukan kalus atau mulai penyatuan
fraktur yang tepat
11. INTERVENSI
Mandiri
Pertahankan tirah baring atau ekstermitas sesuai indikasi.
Berikan sokongan sendi diatas dan dibawah fraktur bila
bergerak atau berbalik.
Letakkan papan dibawah tempat tidur
Gips atau bebat
Sokong fraktur dengan bantal atau gulungan selimut.
Pertahankan posisi netral pada bagian yang sakit.
Tugaskan petugas yang cukup untuk membalik pasien.
Evaluasi pembebat ekstermitas terhadap edema.
12. INTERVENSI
Mandiri
Traksi
Pertahankan posisi
Yakinkan bahwa semua klem berfungsi. Minyaki katrol dan priksa
ali terhadap tegangan.
Pertahankan katrol tidak terhambat dengan beban bebas
menggantung, hindari mengangkat atau menghilangkan berat.
Kaji ulang tahanan yang mungkin timbul karena terapi, contoh
pergelangan tidak menekuk
Kaji integritas alat fiksasi eksternal
Kolaborasi
Kaji ulang foto atau evaluasi
Berikan atau pertahankan stimulasi listrik bila digunkan
13. DIAGNOSA 2
Diagnosa keperawatan :
Nyeri akut berhubungan dengan gerakan fragmen
tulang, edema dan cidera pada jaringan lunak.
Kriteria hasil :
Menyatakan nyeri hilang
Menunjukkan tindakan santai, mampu beradaptsi
dalam aktivitas atau tidur atau istirahat dengan tepat.
Menunjukkan penggunaan keterampilan relaksasi dan
aktivitas terapeutik sesuai indikasi untuk situasi
individual.
14. INTERVENSI
Mandiri
Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah
baring, gips, pembebat, traksi.
Tinggikan dan dukung ekstermitas yang tekena
Hindari penggunaan sprei atau bantal plastik di bawah
ekstremitas dengan gips.
Evaluasi keluhan nyeri atau ketidaknyamanan,
perhatikan lokasi dan karakteristik, termasuk intensitas.
Dorong pasien untuk mendiskusikan masalah
sehubungan dengan cidera.
Jelaskan prosedur sebelum memulai
15. INTERVENSI
Lakukan dan awasi latihan rentang gerak pasif atau aktif
Berikan tindakan alternatif kenyamanan, contoh pijatan,
pijatan punggung, perubahan posisi
Dorong menggunakan teknik manajemen stress, contoh
latihan napas dalam, sentuhan terapeutik.
Indikasi aktivitas terapeutik yang tepat untuk usia pasien,
kemampuan fisik dan penampilan pribadi.
Kolaborasi
Lakukan kompres dingin atau air es 24-48jam pertama dan
sesuai keperluan
Berikan obat sesuai indikasi (analgesik)
16. DIAGNOSA 3
Diagnosa Keperawatan
Resiko tinggi terhadap disfungsi neurovaskuler
perifer berhubungan dengan penurunan aliran darah
Kriteria hasil
Mempertahankan perfungsi jaringan dibuktikan
oleh terabanya nadi, kulit hangat/kering, tanda
vital stabil
Haluaran urin adekuat untuk situasi individu.
17. INTERVENSI
Mandiri
Evaluasi adanya/kualitas nadi perifer
Kaji aliran kapiler, warna kulit, dan kehangatan distal
pada fraktur.
Lakukan pengkajian neuromuskuler. Perhatikan
perubahan fungsi motor/sensori.
Pertahankan peninggian ekstremitas yang cidera
Kaji keseluruhan panjang ekstremitas yang cedera
untuk pembengkakan.
18. INTERVENSI
Perhatikan keluhan nyeri, tegangan otot/nyeri tekan dengan
eritema, dan perubahan nadi distal.
Selidiki tanda iskemia ekstremitas tiba-tiba, contoh
penurunan suhu kulit, dan peningkatan nyeri.
Dorong pasien untuk secara rutin latihan (ambulasi sesegera
mungkin)
Awasi tanda vital. Perhatikan tanda-tanda pucat/sianosis
umum, kulit dingin
Perhatikan perdarahan lanjut pada sisi trauma
Kolaborasi
Berikan kompres es sekitar fraktur sesuai indikasi.
Bebat/buat spalk sesuai kebutuhan.
Awasi Hb/Ht, pemeriksaan koagulasi, contoh kadar
protrombin.
19. DIAGNOSA 4
Diagnosa keperawatan
Risiko tinggi terhadap gangguan pertukaran gas
berhubungan dengan perubahan aliran darah
Kriteria hasil
Mempertahankan fungsi pernapasan adekuat,
dibuktikan oleh tak adanya dispnea/sianosis;
frekuensi pernapasan dalam batas normal
GDA dalam batas normal.
20. INTERVENSI
Mandiri
Awasi frekuensi pernapasan. Perhatikan stridor,
penggunaan otot bantu, dan retraksi
Auskultasi bunyi napas
Atasi jaringan cedera/tulang
Instruksikan dan bantu dalam latihan napas dalam
Perhatikan peningkatan kegelisahan, kacau, letargi,
stupor.
Observasi sputum untuk tanda adanya darah.
21. INTERVENSI
Kolaborasi
Berikan tambahan oksigen bila diindikasikan.
Awasi pemeriksaan laboratorium, contoh : Seri GDA.
Hb, kalsium, LED, trombosit.
Berikan obat sesuai indikasi
Kortikosteroid
22. DIAGNOSA 5
Diagnosa keperawatan
Ganguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
atau ketidak nyamanan
Kriteria hasil
Meningkatkan atau mempertahankan mobilisasi
Mepertahankan posisi fungsional
Meningkatkan kekuatan atau fungsi bagian yang sakit
23. INTERVENSI
Mandiri
Kaji derajat imobilitas yang dihasilkan oleh cedera
Dorong partisipasi pada aktivitas terapeutik
Dorong penggunaan latihan pada tungkai yang tak
sakit
Tempatkan dalam posisi terlentang secara periodik
bila mungkin.
Bangtu atau dorong perawatan diri atau kebersihan
(contoh mandi, mencukur)
24. INTERVENSI
Berikan atau bantu dalam mobilisasi dengan kursi
roda, atau yang lain sesegera mungkin.
Awasi TD dengan melakukan aktivitas. Perhatikan
keluhan pusing
Ubah posisi secara periodik
Berikan diet tinggi protein, karbohidrat,vitamin, dan
mineral.
Kolaborasi
Konsul dengan ahli terapi fisik
25. DIAGNOSA 6
Diagnosa keperawatan
Kerusakn integitas kulit atau jaringan aktual atau
resiko tinggi berhubungan dengan fraktur terbuka
Kriteria hasil
Menyatakan ketidaknyamanan hilang
Menunjukkan perilaku atau tekhnik untuk mencegah
kerusakan kulit/memudahkan penyembuhan sesuai
indikasi
Mencapai penyembuhan luka sesuai waktu/
penyembuhan lesi terjadi
26. INTERVENSI
Mandiri
Kaji kulit luka terbuka, benda asing, kemerahan,
perdarahan, perubahan warna, kelabu, memutih
Massase kulit dan penonjolan tulang. Pertahankan
tempat tidur kering dan bebas kerutan.
Ubah posisi dengan sering.
Penggunaan gips dan perawatan kulit :
Bersihkan kulit dengan sabun dan air gosok perlahan
Gunakan telapak tangan untuk memasang,
mempertahankan atau gips
27. INTERVENSI
Tingkatkan pengeringan gips
Observasi untuk potensial area yang tertekan
Instruksikan pasien / orang terdekat untuk
menghindari memasukkan objek kedalam gips.
Masase kulit sekitar akhir gips
Mandiri
Balik pasien dengan sering untuk melibatkan sisi yang
tak sakit
28. DIAGNOSA 7
Diagnosa keperawatan
Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan
dengan tidak adekuatnya pertahanan primer
Kriteria hasil
Mencapai penyembuhan luka sesuai waktu
Bebas drainase purulen atau eritema, dan demam
29. INTERVENSI
Mandiri
Inspeksi kulit untuk adanya iritasi
Kaji kulit perhatikan keluhan peningkatan nyeri, edema,
eritema,
Berikan perawatan yang steril dan latihan mencuci tangan.
Observasi luka untuk krepitasi, perubahan warna kulit
kecoklatan, bau drainase yang tak
Kaji tonus otot
Selidiki keterbatasan gerakan
Lakukan prosedur isolasi
31. DIAGNOSA 8
Diagnosa keperawatan
Kurangnya pengetahuan tentang kondisi,
prognosis, dan kebutuhan pengobatan berhubungan
dengan salah interpretasi informasi/terjadinya
komplikasi yang dapat dicegah.
Kriteria hasil
Menyatakan pemahaman kondisi, prognosis, dan
pengobatan.
32. INTERVENSI
Mandiri
Kaji ulang patologi, prognosis, dan harapan yang akan
datang.
Beri pengetahuan metode mobilisasi dan ambulasi
Diskusikan pentingnya perjanjian evaluasi klinis.
Identifikasi tanda-tanda dan gejala-gejala yang
memerlukan perhatian
33. INTERVENSI
Mandiri
Anjurkan penggunaan pakaian yang adaptif.
Diskusikan instruksi pasca-pengangkatan gips :
Instruksikan pasien untuk melanjutkan latihan sesuai
izin;
Cuci kulit dengan perlahan dengan sabun
Informasikan pasien bahwa otot dapat tampak lembek
dan atrofi (massa otot kurang).
Tinggikan ekstremitas sesuai kebutuhan
35. Dasar Data
Pengkajian Pasien
Sirkulasi
Riwayat masalah jantung, penyakit vaskular perifer, atau stasis
vaskular (peningkatan resiko pembentukan trombus)
Integritas Ego
Perasaan cemas, takut, marah, apatis. Tidak dapat beristirahat,
peningkatan, ketegangan/peka rangsang.
Makanan atau Cairan
Insufisiensi pankreas/DM (prediposisi untuk
hipoglikemi/ketoasidosis)
Malnutrisi (termasuk obesitas)
Membran mukosa yang kering (pembatasan pemasukan/
periode puasa praoperasi)
36. LANJUTAN
Sirkulasi
Riwayat masalah jantung, penyakit vaskular perifer, atau
stasis vaskular (peningkatan resiko pembentukan trombus)
Integritas Ego
Perasaan cemas, takut, marah, apatis. Tidak dapat
beristirahat, peningkatan ketegangan
Makanan atau Cairan
Diabetes Melitus
Malnutrisi
Membran mukosa yang kering (pembatasan pemasukan/
periode puasa praoperasi)
38. Prioritas
Keperawatan
Mengurangi ansietas dan trauma emosional.
Menyediakan keamanan fisik.
Mencegah komplikasi.
Meredakan rasa sakit.
Memberikan fasilitas untuk proses kesembuhan
Menyediakan informasi mengenai proses
penyakit/prosedur pembedahan, prognosis dan
kebutuhan pembedahan.
39. Diagnosa
Keperawatan
1. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis, dan kebutuhan
pengobatan b.d kurangnya pemajanan/mengingat, salah intetpretasi.
2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan kerusakan neuromuscular
3. Perubahan persepsi atau sensori berhubungan dengan penggunaan
obat-obatan farmasi
4. Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan
perdarahan
5. Nyeri akut berhubungan dengan gangguan pada kulit, jaringan, dan
integritas otot, trauma musculoskeletal atau tulang
6. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi
7. Resiko tinggi terhadap perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan
gangguan aliran vena atau arteri.
8. Kurang pengetahuan tentang kondisi atau situasi, prognosis dan
kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kesalahan interpretasi
informasi
40. DIAGNOSA 1
Diagnosa
Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis,
dan kebutuhan pengobatan b.d salah interpretasi.
Kriteria hasil :
1. Mengutarakan pemahaman proses penyakit/ proses
praoperasi dan harapan pasca operasi.
2. Melakukan prosedur yang diperlukan dan
menjelaskan alasan dari suatu tindakan.
3. Memulai perubahan gaya hidup yang diperlukan dan
ikut serta dalam tindakan perawatan.
41. INTERVENSI
Kaji tingkat pemahaman pasien.
Laksanakan program pengajaran praoperasi
individual: misalnya perubahan pada sistem
perkemihan dan pencernaan, pertimbangan diet.
Perubahan aktivitas, latihan pernapasan dan kontrol
rasa sakit
Sediakan kesempatan untuk melatih batuk, napas
dalam, dan latian otot.
43. INTERVENSI
Orientasikan kembali pasien secara terus menerus setelah keluar
dari pengaruh anestesi: nyatakan bahwa operasi telah selesai
dilakukan.
Bicara pada pasien dengan suara yang jelas dan normal tanpa
membentak.
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan meskipun pasien belum
pulih secara penuh.
Pertahankan lingkungan yang tenang dan nyaman.
Observasi akan adanya halusinasi, dilusi, depresi, atau keadaan
yang berlebihan.
Kaji kembali pengembalian kemampuan sensorik dan proses
berpikir untuk persiapan pulang sesuai indikasi.
Kolabarasi
Pertahankan untuk tinggal di dalam ruang perawatan
pascaoperasi sebelum pulang
44. DIAGNOSA 3
Diagnosa keperawatan
Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan
berhubungan dengan perdarahan
Kriteria hasil:
Tanda tanda vital yang stabil
Palpasi denyut nadi dengan kualitas yang baik
Turgor kulit abnormal, membran mukosa lembab, dan
pengeluaran urine individu yang sesuai.
45. INTERVENSI
Pantau tanda-tanda vital.
Catat munculnya mual/muntah.
Periksa kasa balutan, dan alat drein. Kaji luka untuk terjadinya
pembengkakan.
Pantau suhu kulit, dan palpasi denyut perifer.
Kolaborasi
Berikan cairan parenteral, produk darah dan/atau plasma
ekspander sesuai petunjuk. Tingkatkan kecepatan IV jika
diperlukan.
Berikan kembali pemasukan oral secara berangsur-angsur sesuai
petunjuk
Berikan antiemetik sesuai kebutuhan.
Pantau studi laboratorium, misalnya Hb, Ht. Bandingkan studi
darah praoperasi dan pascaoperasi
46. DIAGNOSA 4
Diagnosa keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan gangguan pada
kulit, jaringan, dan integritas otot, trauma
musculoskeletal atau tulang
Kriteria hasil
Mengatakan bahwa rasa sakit telah terkontrol
Tampak santai, dapat beristirahat/tidur dan ikut serta
dalam aktivitas sesuai kemampuan.
47. INTERVENSI
Evaluasi rasa sakit secara regular [mis : setiap 2 jam x 12]
catat katrakteristik, lokasi dan intensitas [skala 0-10]
Kaji tanda-tanda vital, perhatikan takikardia, hipertensi
dan peningkatan pernafasan
Lakukan reposisi sesuai petunjuk, misalnya semi-fowler,
miring.
Dorong penggunaan teknik relaksasi, misalnya latihan
napas dalam, dan visualisasi
Kolaborasi
Berikan obat Analgesic IV
48. DIAGNOSA 5
Diagnosa keperawatan
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
perubahan sirkulasi
Kriteria hasil
Mendemonstrasikan tingkah laku atau teknik
untuk meningkatkan kesembuhan dan untuk mencegah
komplikasi
49. INTERVENSI
Beri penguatan pada balutan awal atau penggantian
sesuai indikasi. Gunakan teknik aseptic yang ketat
Periksa luka secara teratur, catat karakteristik dan
integritas kulit
Kaji jumlah dan karakteristik cairan luka
Kolaborasi
Irigasi luka, bantu dengan melakukan debridemen
sesuai kebutuhan
Berikan es pada daerah luka jika dibutuhkan
50. DIAGNOSA 6
Diagnosa keperawatan
Resiko tinggi terhadap perubahan perfusi jaringan
berhubungan dengan gangguan aliran vena atau arteri.
Kriteria hasil:
Tanda-tanda vital yang stabil
Adanya denyut nadi perifer yang kuat
Kulit hangat/kering
Kesadaran normal, dan pengeluaran urinarius individu
sesuai.
51. INTERVENSI
Mandiri
Ubah posisi secara perlahan ditempat tidur dan pada saat
pemindahan
Bantuan latihan rentang gerak aktif atau pasif.
Bantu dengan ambulasi awal
Kaji ekstremitas bagian bawah seperti adanya eritema,
tanda hormon positif
Pantau tanda-tanda vital
Evaluasi waktu dan pengeluaran cairan urine.
Kolaborasi
Beri cairan IV/produk-produk darah sesuai kebutuhan
Berikan obat-obatan antiembolik sesuai indikasi
52. DIAGNOSA 7
Diagnosa keperawatan
Kurang pengetahuan tentang kondisi atau situasi,
prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan
dengan kesalahan interpretasi informasi
Kriteria hasil :
Menuturkan pemahaman kondisi, efek prosedur dan
pengobatan
Dengan tepat menunjukkan prosedur yang diperlukan
dan menjelaskan alasan suatu tindakan
Memulai perubahan gaya hidup yang diperlukan dan
ikut serta dalam program perawatan
53. INTERVENSI
Tinjau ulang pembedahan/ prosedur khusus yang
dilakukan dan harapan masa datang
Tinjau ulang penghindaran faktor-faktor risiko, misalnya
pemajanan pada lingkungan orang yang terinfeksi
Diskusikan terapi obat-obatan, meliputi penggunaan resep
Idenifikasi keterbatasan aktivitas
Rekomendasikan rencana/latihan progresif
Anjurkan istirahat yang adekuat
Ulangi pentingnya diet nutrisi dan pemasukan cairan
adekuat
Identifikasi tanda-tanda dan gejala-gejala yang
membutuhkan evaluasi, misalnya demam, drein luka yang
berlanjut/berbau, edema, eritema
54. TUJUAN
PEMULANGAN
Pasien dapat menerima kondisinya
Cedera di cegah/ diminimalkan.
Komplikasi dicegah/diminimalkan.
Rasa sakit dihilangkan atau dikontrol.
Luka sembuh/fungsi organ berkembang ke arah
normal
Proses penyakit/prosedur pembedahan, prognosis,
dan regimen terapeutik dipahami.