SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 14
MAKALAH
PENDEKATAN DAN PENERAPAN KETERAMPILAN PROSES
DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

DISUSUN OLEH:
Yusrina Fitriani (06121408005)
Winda Efrializa (06121408017)
Ratna Febiola (06121408023)

PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
DAFTAR ISI

Daftar Isi…………………………………………..................................
BAB I
Pendahuluan…………………………………………………………….
1.
2.
3.
4.

Latar Belakang
Tujuan
Manfaat
Rumusan Makalah

BAB II
Pembahasan……………………………………………………………
1.
2.
3.
4.
5.

Pengertian Pendekatan Keterampilan Proses
Alasan Perlunya Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses
Jenis- jenis Pendekatan Keterampilan Proses
Keterkaitan Keterampilan Proses dengan CBSA dan CTL
Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran
Matematika

BAB III
PENUTUP……………………………………………………………………....
1. Kesimpulan
2. Saran
REFERENSI…………………………………………………………….............
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Pembelajaran dalam konteks mempersiapkan sumber daya manusia abad 21 harus
lebih mengacu pada konsep belajar yang dicanangkan oleh Komisi UNESCO dalam wujud
the four pillars of education (Delors 1996:86), yaitu belajar untuk mengetahui (learning to
know), belajar melakukan sesuatu (learning to do), belajar hidup bersama sebagai dasar
untuk berpartisipasi dan bekerjasama dengan orang lain dalam keseluruhan aktivitas
kehidupan manusia (learning to life together), dan belajar menjadi dirinya (learning to be).
Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu menghasilkan
kemampuan untuk belajar (Joice & Weil 1996:7), bukan saja diperolehnya sejumlah
pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana
pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh siswa (Zamroni 2000:30; Semiawan
1998:13). Dan
Berkenaan dengan model pembelajaran yang dibutuhkan diatas, model
pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses diharapkan dapat menjadi alternatif.
Keterampilan proses adalah keterampilan memproses informasi yang diwarnai dengan
prinsip-prinsip Cara Belajar Siswa Aktif yang secara umum hampir sama dengan
pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) seperti termuat dalam
Kurikulum 2004 dan 2006.
Pada pembahasan kali ini, penyaji makalah mencoba memfokuskan pembahasan
Pendekatan Keterampilan Proses (PKP) pada mata pelajaran Matematika. Hal tersebut
dikarenakan rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika, sehingga
diindikasikan bahwa selama ini proses pembelajaran belum optimal. Selain hasil belajar
yang rendah, kurangnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran juga menjadi
problematika yang harus dipecahkan. Oleh karenanya penulis menyajika makalah ini berisi
tentang keterkaitan penerapan PKP dalam pembelajaran Matematika, agar dapat
memecahkan masalah yang diuraikan di atas

2. TUJUAN
Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagi berikut :
1) menjelaskan mengenai Pendekatan Keterampilan Proses (PKP) dan keterkaitannya dengan
CBSA dan CTL.
2) Menjelasakan manfaat atau alasan pentingnya penerapan PKP dalam proses belajar.
3) menjelaskan bagaimana penerapan keterampilan proses di dalam pembelajaran Matematika.
3. MANFAAT
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Memberikan informasi kepada pembaca mengenai PKP
2. Tugas mata kuliah Belajar Pembelajaran Prodi Pend. Matematika’12 kampus Palembang
3. Bahan diskusi mata kuliah Belajar Pembelajaran

4. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, ialah:
1. Apa Pengertian Pendekatan Keterampilan Proses?
2. Mengapa Perlunya Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses ?
3. Apa Saja Jenis- jenis Pendekatan Keterampilan Proses?
4. Apa Keterkaitan Keterampilan Proses dengan CBSA dan CTL?
5. Bagaimana Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran Matematika?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pendekatan Keterampilan Proses
Pendekatan keterampilan proses pada hakikatnya adalah suatu pengelolaan kegiatan
belajar-mengajar yang berfokus pada pelibatan siswa secara aktif dan kreatif dalam proses
pemerolehan hasil belajar (Semiawan, 2002). Pendekatan keterampilan proses ini dipandang
sebagai pendekatan yang oleh banyak pakar paling sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran di
sekolah dalam rangka menghadapi pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi
yang
semakin
cepat
dewasa
ini.
Pendekatan keterampilan proses akan efektif jika sesuai dengan kesiapan intelektual. Oleh
karena itu, pendekatan keterampilan proses harus tersusun menurut urutan yang logis sesuai
dengan tingkat kemampuan dan pengalaman siswa. Misalnya sebelum melaksanakan
penelitian, siswa terlebih dahulu harus mengobservasi atau mengamati dan membuat hipotesis.
Alasannya tentulah sederhana, yaitu agar siswa dapat menciptakan kembali konsep-konsep
yang ada dalam pikiran dan mampu mengorganisasikannya. Dengan demikian, keberhasilan
anak dalam belajar sains menggunakan pendekatan keterampilan proses adalah suatu
perubahan tingkah laku dari seorang anak yang belum paham terhadap permasalahan sains
yang sedang dipelajari sehingga menjadi paham dan mengerti permasalahannya.
a. Perinsip Pendekatan Keterampilan Proses
Menurut (Semiawan, 2002), terdapat sepuluh keterampilan proses yaitu :
(1) kemampuan mengamati,
(2) kemampuan menghitung,
(3) kemampuan mengukur,
(4) kemampuan mengklasifikasi,
(5) kemampuan menemukan hubungan,
(6) kemampuan membuat prediksi (ramalan),
(7) kemampuan melaksanakan penelitian (percobaan),
(8) kemampuan mengumpulkan dan menganalisis data,
(9) kemampuan menginterpretasikan data, dan
(10) kemampuan mengkomunikasikan hasil.

2. Alasan Perlunya Penerapan Keterampilan Proses
Semiawan dkk, (1985: 15-16) merinci alasan yang melandasi perlunya
diterapkan pendekatanketerampilan proses dalam kegiatan belajar mengajar sehari-hari :
1. Perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung semakin cepat sehingga tak mungkin
lagi para guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa. Untuk mengatasi
hal tersebut, siswa diberi bekal keterampilan proses yang dapat mereka gunakan
untuk memperoleh ilmu pengetahuan tanpa tergantung dari guru.
2. Para ahli psikologi umumnya sependapat bahwa anak-anak mudah memahami
konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh konkrit,
contoh-contoh yang wajar sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi, dengan
mempraktekkan sendiri upaya penemuan konsep melalui perlakuan terhadap
kenyataan fisik, melalui penanganan benda-benda yang benar-benar nyata.
3. Tugas guru bukanlah memberikan pengetahuan, melainkan menyiapkan situasi
menggiring anak untuk bertanya, mengamati, mengadakan eksperimen, serta
menemukan fakta dan konsep sendiri.
4. Penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak benar 100 %, penemuannya bersifat
relatif. Suatu teori mungkin terbantah dan ditolak setelah orang mendapatkan data baru
yang mampu membuktikan kekeliruan teori yang dianut. Muncul lagi, teori baru yang
prinsipnya mengandung kebenaran yang relatif. Jika kita hendak menanamkan sikap
ilmiah pada diri anak, maka anak perlu dilatih untuk selalu bertanya, berpikir kritis, dan
mengusahakan kemungkinan-kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah. Dengan
perkataan lain anak perlu dibina berpikir dan bertindak kreatif.
5. Dalam proses belajar mengajar seyogyanya pengembangan konsep tidak dilepaskan dari
pengembangan sikap dan nilai dalam diri anak-anak didik. Konsep disatu pihak serta sikap
dan nilai di lain pihak harus dikaitkan. (Semiawan dkk, 1985 : 15-16)
3. Jenis-Jenis Keterampilan Proses
Terdapat berbagai keterampilan proses yang perlu diterapkan dalam pembelajaran yang
menggunakan Pendekatan Keterampilan Prose situ (conny semiawan, dkk, 1985: 19-43;
Moedjiono dan Moh. Dimyati, 1992/1993: 15-19) sebagai berikut :
Observasi atau pengamatan
Sebagai keterampilan ilmiah yang mendasar, mengobservasi atau mengamati
adalah penggunaan semua alat indera (untuk melihat, mendengar, meraba,
mencium, dan atau mengecap) dengan seksama untuk memilah-milahkan sesuatu
yang penting dari yang kurang/tidak penting. Murid dalam kehuidupannya
sehari-hari pasti banyak melihat benda, binatang, tumbuhan, dan atau orang di
sekitarnya, atau mendengar kicauan burung, bunyi klakson kendaraan, dll itu
hanya sepintas dan kurang saksama, sehingga kegiatan itu bukan observasi atau
pengamatan. Prasyarat utama dalam observasi adalah pemusatan perhatian,
ketelitian, dan kecermatan dalam melihat, mendenga, dan sebagainya sehingga
dapat memilihkan yang penting dari yang lainnya. Murid seharusnya dilatih
melalui pembelajaran untuk melakukan observasi atau pengamatan dengan
cermat dan terarah, dan tidak sekadar melihat/mendengar sesuatu itu sepintas
lalu.
Penghitungan
Menghitung merupakan keterampilan mendasar yang banyak sekali dipergunakan
para ilmuwan dalam bekerja. Oleh karena itu, menghitung harus dilatihkan
melalui pembelajaran di SD-MI, bukan hanya dalam pembelajaran matematika
tetapi juga pembeljaran lainnya, seperti dalam pembelajaran ilmu pengetahuan
alam (menghitung jumlah daun, kaki belalang, dsb), pembelajaran ilmu
pengetahuan sosial(menhitung jumlah anggota keluarga, penduduk satu wilayah),
pembelajaran Bahasa Indonesia (menghitung jumlah kata dalam setiap kalimat,
jumlah kalimat dalam satu alinea, dsb), dan lain-lain. Hasil perhitungan itu dapat
dilaporkan dengan membuat table, grafik, dan atau histogram, tingkat kesulitan
penghitungan itu harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan
kemampuan murid, di kelas-kelas awal dengan penghitungan sederhana,
sedangkan untuk kelas-kelas lanjut dengan penghitungan dan cara pelaporan
yang lebih rumit.
Pengukuran
Keterampilan pengukuran adalah salah satu ketrampilan penting dan banyak
dipergunakan para ilmuwan dalam pekerjaannya. Oleh karena itu, keterampilan
pengukuran harus menjadi bagian penting dalam pembelajaran di SD-MI.
Pengukuran didasarkan pada perbandingan, seperti membandingkan panjang,
luas, volume dari benda, membandingkan kecepatan, suhu, dan sebagainya.
Melatih murid melakukan berbagai pengukuran haruslah menjadi bagian penting
dalam pembelajaran SD-MI. Pelatihan pengukuran itu dilakukan secara bertahap,
pada awlanya hanya membandingkan panjang, besar, dll bertahap benda di
sekitarnya, kemudian mulai diperkenalkan dengan ukuran seperti meter, gram,
liter, dll yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan kemampuan murid.
Klasifikasi
Keterampilan klasifikasi atau menggolong-golongkan sesuatu merupakan
pekerjaan rutin serang ilmuwan, dan karena itu Murid SD-MI sejak harus
diperkenalkan dengan keterampilan klasifikasi ini. Murid harus terlatih melihat
persamaan dan perbedaan sesuatu sebagai dasar klasifikasi itu, baik berdasarkan
cirri khusus, tujuan, maupun untuk kepentingan tertentu. Melalui pembelajaran,
murid ditugaskan melakukan penggolongan berbagai benda di sekitarnya,
umpama daunan berdasarkan bentuknya, dan sebagainya. Dengan demikian,
murid akan terlatih mengamati sesuatu secara cermat, mengenal persamaan dan
perbedaan benda-benda tersebut, serta mampu menggolong-golongkannya sesuai
cirri-ciri khususnya masing-masing. Di kelas awalm, cara klasifikasi yang
ditugaskan masih sederhana, dan makin lanjut kelas dan dengan kemampuan
murid yang mulai berkembang, tugas klasifikasi makin sulit, baik isi tugasnya
maupun cara pengolahan hasil klasifikasi itu dalam pelaporan.
Pengenalan Ruang dan Waktu serta Hubungan Keduanya
Keterampilan berkaitan dengan pengenalan bentuk-bentuk ruang (lingkaran,
persegi empat, segi tiga, kubus, silinder, dll termasuk keterampilan yang sering
dipergunakan ilmuwan dalam bekerja. Olehb karena itu, keterampilan ini perlu
dilatihkan kepada murid SD-MI melalui pembelajaran, seperti menetapkan
bentuk suatu ruang benda, arah suatu gerakan, lamanya waktu yang dipakai untuk
mengelilingi lapangan olahraga dengan berjalan kaki dan sebagainya.
Pembuatan Hipotesis
Pembuatan hipotesis merupakan keterampilan yang sangat penting bagi seorang
ilmuwan. Suatu hipotesis adalah suatu perkiraan ilmiah tentang pemecahan suatu
masalah, penjelasan suatu keadaan, dll yang selanjutnya di uji kebenarannya
melalui penelitian, eksperimen, dan sebagainya. Murid SD-MI perlu memperoleh
latihan untuk membuat hipotesis yang kemudian di uji dengan eksperimen
sederhana melalui berbagai pembelajaran di sekolah. Sebagai contoh : karena
setiap pembakaran memerlukan oksigen yang ada di udara, maka lilin yang
menyala akan mati apabila ditutup rapat; atau lilin menyala yang penutupnya
kecil akan padam lebih dahulu dari pada lilin menyala yang penutupnya lebih
besar. Karena tanaman memerlukan air, maka tanaman yang disiram teraturakan
lebih subur dari pada tanaman yang kurang/jarang disiram (dengan catatan:
kedua tanaman itu ditempatkan pada tempat yang tidak kenahujan).
Pembuatan
dan
pengujian
hipotesis
melalui
eksperimen
akan
menumbuhkan/mengembangkan berbagai keterampilan mendasar seperti yang
diperlukan para ilmuwan dalam bekerja, tetapi juga murid akan menemukan
sendiri pengetahuan-pengetahuan yang ilmiah, serentak dengan itu, akan
menumbuhkan/mengembangkan sikap ilmiah.
Perencanaan Penelitian/Eksperimen
Eksperimen atau percobaan dapat dilakukan oleh siapa saja dalam kehidupan
sehari-hari, tetapi kebanyakan melakukannya secara trial and error saja.
Demikian pula dengan anak, sering melakukan percobaan trial and error dengan
mainannya, dengan binatang peliharaannya, dan sebagainya. Berbeda dengan
kebanyakan orang, para ilmuwan melakukan eksperimen dalam rangka penelitian
untuk menguji hipotesisnya. Para ilmuwan melakukan penelitian/eksperimen
dilandasi oleh dasar teoritis, serta dilakukan secara sistematis dan terarah yang
dipandu oleh hipotesisnya. Oleh karena itu, pembelajaran di SD-MI seharusnya
meningkatkan kemampuan murid yang biasa melakukan percobaan secara Trial
and Error saja menjadi suatu eksperimen yang dipandu oleh suatu hipotesis yang
dilandasi dasar teoritis, dan dilakukan secara sistematis dan terarah. Melalui
pembelajaran, disamping seperti; jumlah anak dari setiap orang tua murid
dikelasnya, tinggi badan seluruh murid dikelasnya dan sebagainya. Dapat pula
melakukan penelitian yang lebih rumit, umpama hubungan antara tinggi badan
seseorang dengan berat badan seseorang, hubungan antara tinggi badan dengan
nomor sepatu yang dipakainya, dan sebagainya. Perlu ditekankan bahwa setiap
penelitian harus didahului oleh perencanaan yang matang, sehingga perencanaan
itu dapat berlangsung seperti yang diinginkan.
Pengendalian Variabel
Pengendalian variabel atau faktor yang berpengaruh dalam penelitian/eksperimen
merupakan salah satu keterampilan mendasar yang dilakukan para ilmuwan
dalam melaksanakan penelitian/eksperimen itu. Pengendalian variabel meliputi
variabel bebas maupun variabel tergantung (variabel eksperimen). Pengendalian
variabel, baik variabel bebas maupun variabel tergantung, sangat penting dalam
setiap eksperimen. Dengan demikian, murid perlu segera diperkenalkan dengan
keterampilan pengendalian variabel itu melalui pembelajaran di SD-MI.
keterampilan pengendalian variabel dilatihkan secara langsung sewaktu murid
melakukan eksperimen. Sebagai contoh eksperimen tentang pentingnya berbagai
jenis pupuk bagi tanaman: variabel tergantung (variabel yang akan diteliti adalah
pupuk), sedang variabel bebas adalah semua hal yang terkait dengan tanaman,
kecuali pupuk, seperti bibit tanaman, tanahb tempat menanam, curah hujan atau
penyiraman, sinar matahari, dan sebagainya. Dalam eksperimen, murid berlatih
mengedalikan variabel bebas agar hal-hal itu sama untuk semua tanaman (baik
tanaman percobaan maupun tanaman lain sebagai pembanding), demikian juga
dengan variabel tergantung (variabel yang akan dicobakan) yakni penggunaan
berbagai jenis pupuk pada beberapa tanaman yang berbeda dan yang tidak
dipupuk. Setelah beberapa minggu, keadaan tanaman yang dipupuk. Setelah
beberapa minggu, keadaan tanaman yang dipupuk dengan pupuk yang berbeda
dan yang tidak dipupuk dibandingkan, sehingga akan dapat disimpulkan tentang
-Pengaruh
pupuk
terhadap
kesuburan
tanaman,
dan
-Jenis
pupuk
yang
lebih
menambah
kesuburan
tanaman.
Dengan latihan pengendalian variabel dalam berbagai eksperimen, murid akan
lebih menguasai keterampilan pengendalian variabel itu.
Interpasi Data
Keterampilan menginterpretasi atau menafsirkan data adalah salah satu
keterampilan kunci dalam keberhasilan ilmuwan dalam pekerjaannya. Data yang
telah
dikumpulkan
dalam
penelitian/eksperimen
harus
dapat
diinterpensi/ditafsirkan dengan cara-cara sesuai kaidah ilmiah. Pembelajaran di
SD-MI seyogiyanya melatih murid untuk menguasai keterampilan interpretasi
data ini. Data yang telah dikumpulkan melalui berbagai kegiatan seperti:
perhitungan, pengukuran, eksperimen, dan atau penelitian sederhana, diolah dan
disajikan dalam berbagai cara seperti : tabel, grafik, diagram, dan atau histogram,
yang
selanjutnya
diinterpretasikan
dalam
berbagai
kesimpulan.
Umpamanya, pengukuran tinggi badan murid satu kelas itu, dan sebagainya.
Dengan pembelajaran yang member peluang untuk berlatih menginterpretasi
data, murid akan terbiasa membuat kesimpulan yang sesuai dengan kaidah
ilmiah, dan bukannya kesimpulan yang direka-reka saja.
Kesimpulan Sementara
Keterampilan membuat kesimpulan sementara atau referensi sering dipergunakan
para ilmuwan dalam suatu penelitian, suatu kesimpulan yang masih akan diuji
selanjutnya untuk menjadi kesimpulan akhir. Murid dilatih untuk membuat
kesimpulan sementara berdasarkan informasi atau data yang dimilikinya pada
suatu waktu tertentu, yang masih akan diuji kembali dengan diperolehnya
informasi/data tambahan. Umpamanya guru menyebutkan tiga ciri suatu hewan
(seperti, berkaki empat, lebih besar dari kambing, biasa jadi pacuan), dan murid
menebaknya (kuda). Kesimpulan sementara itu diselidiki kebenarannya dengan
mencari informasi atau data tambahan, seperti tidak bertanduk, mudah djinakkan
dan sebagainya.
Peramalan
Baik ilmuwan maupun orang awam biasa membuat peramalan. Perbedaannya
terletak pada dasar peramalan itu. Peramalan orang awam biasanya didasarkan
pada pengalamannya, seperti kalau menung akan terjadi hujan, kalau panen padi
gagal akian terjadi harga beras naik dan sebagainya. Peramalan para ilmuwan
biasanya didasarkan fakta atau data yang talah dikumpulkannya melalui
observasi, pengukuran, eksperimen, dan lain-lain yang memperlihatkan suatu
kecenderungan gejala tertentu. pembelajaran di SD-MI harus member peluang
kepada murid untuk berlatih membuat peramalan yang didasarkan pada informasi
atau data yang telah tersedia. Umpama dapat membuat peramalan benyaknya
curah hujan bulan ybs tahun ini. Demikian pula dengan informasi lainnya yang
tersedia dapat dijadikan dasar untuk membuat peramalan.
Pengaplikasian
Para ilmuwan pada umumnya menguasai keterampilan untuk mengaplikasikan
suatu konsep, prinsip, dan atau teori untuk memcahkan suatu masalah,
menjelaskan suatu peristiwa baru dan sebagainya. Pembelajaran di SD-MI
seharusnya melatihb muridnya untuk menggunakan keterampilan penerapan ini,
baik dengan langsung melakukannya maupun dengan menunjukkan bukti
penerapan itu di sekitarnya. Beberapa contoh seperti konsep yang menyatakan
bahwa udara mempunyai tekanan dapat diterapkan dengan memompa ban sepeda
agar dapat mengalir keseluruh bagian rumah (untuk cadangan air di rumah
tinggal) atau keseluruh bagian kota ( untuk cadangan air Perusahaan Air Minum
atau PDAM)
Komunikasi
Keterampilan komunikasi selalu dipergunakan para ilmuwan untuk
menyampaikan gagasan, hasil penelitian, penemuan, dan lain-lain kepada orang
lain, baik lisan maupun tertulis, yang biasanya dilengkapi dengan penyajian data
dalam bentuk gambar, model, table, grafik, diagram dan sebagainya yang akan
memudahkan orang lain untuk memahami apa yang dikomunikasikan itu.
Keterampilan komunikasi ini mutlak dikuasai oleh para ilmuwan, agar gagasan,
penemuan dan sejenisnya dapat tersebar luas dan diketahui orang lain. Murid SDMI perlu dibiasakan mengkomunikasikan gagasan, hasil pengamatan,
pengukuran, dan atau eksperimen, dan sebagainya yang sesuai kaidah
komunikasi ilmiah. Dengan bimbingan guru, murid harus melengkapi laporannya
dengan penyajian data yang relevan dengan laporan itu, seperti gambar, table,
grafik, dan lain-lain. Demikian juga keterampilan proses yang selalu dipakai oleh
para ilmuwan untuk menguasai keterampilan komunikasi ini, baikn lisan maupun
tertulis.

4. Keterkaitan Keterampilan Proses dengan CBSA dan CTL
Pendekatan Keterampilan Proses (PKP) adalah keterampilan memproses informasi yang
diwarnai dengan prinsip-prinsip Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) dan pembelajaran
kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) seperti termuat dalam Kurikulum 2004
dan 2006.
. CBSA
Sebagai suatu konsep, CBSA adalah suatu proses pembelajaran yang subjek
didiknya terlibat secara fisik, mental-intelektual, maupun sosial dalam memahami
ide-ide dan konsep-konsep pembelajaran (Ahmadi, 1991). Dengan kata lain, arah
pembelajaran CBSA mengacu pada siswa atau “student oriented” yang bermakna
pembentukan sejumlah keterampilan untuk membangun pengetahuan sendiri baik
melalui proses asimilasi maupun akomodasi. Dalam proses pembelajaran yang
seperti ini, siswa dipandang sebagai objek dan sekaligus sebagai subjek.
CBSA adalah salah satu strategi pembelajaran yang menuntut aktivitas atau
partisipasi peserta didik seoptimal mungkin sehingga mereka mampu mengubah
tingkah lakunya dalam proses internalisasi secara lebih efektif dan efisien.
Prinsip-prinsip yang harus muncul di dalam CBSA ada delapan, yaitu:
(1) Motivasi siswa,
(2) Pengetahuan prasyarat,
(3) Tujuan yang akan dicapai,
(4) Hubungan sosial,
(5) Belajar sambil bekerja,
(6) Perbedaan individu,
(7) Menemukan, dan
(8) Pemecahan masalah.
b. CTL
Dalam pembelajaran kontekstual, terdapat beberapa ciri, yaitu:
1. Pembelajaran aktif: peserta didik diaktifkan untuk mengkontsruksi pengetahuan dan
memecahkan masalah.
2.

Multi konteks: pembelajaran dalam konteks yang ganda akan memberikan peserta didik
pengalaman yang dapat digunakan untuk mempelajari dan mengidentifikasi ataupun
memecahkan masalah dalam konteks yang baru (terjadi transfer).

3. Kerjasama dan diskursus: peserta didik belajar dari orang lain melalui kerjasama, diskursus
(penjelasan-penjelasan) kerja tim dan mandiri (self reflection).
4.

Berhubungan dengan dunia nyata: pembelajaran yang menghubungkan dengan isu-isu
kehidupan nyata melalui kegiatan pengalaman di luar kelas dan simulasi.

5. Pengetahuan prasyarat: pengalaman awal peserta didik dan situasi pengetahuan yang didapat
mereka akan berarti atau bernilai dan nampak sebagai dasar dalam pembelajaran.
6.

Pemecahan masalah: berpikir tingkat tinggi yang diperlukan dalam memecahkan masalah
nyata harus ditekankan pada kebermaknaan memorasi dan pengulangan-pengulangan.

7.

Mengarahkan sendiri (self-direction): peserta didik ditantang dan dimungkinkan untuk
membuat pilihan-pilihan, mengembangkan alternatif-laternatif, dan diarahkan sendiri.
Dengan demikian mereka bertanggung jawab sendiri dalam belajarnya (Siswono, 2004).
Sedangkan prinsip-prinsip pembelajaran kontekstual ada tujuh, yaitu :
(1) konstruktivis (constructivism),
(2) inkuiri (inquiry),
(3) bertanya (questioning),
(4) masyarakat belajar (learning community),
(5) pemodelan (modeling),
(6) refleksi (reflection)
(7) penilaian yang sebenarnya (authentic assestment).

5. Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran
Matematika
Penerapan pendekatan keterampilan proses di dalam pembelajaran matematika,
diperlukan peralatan dan sumber-sumber pembelajaran yang mendukung pelaksanaan
pembelajaran. Sumber-sumber ini diupayakan seminim dan sesederhana mungkin dengan
memanfaatkan benda-benda yang ada di lingkungan sekitar siswa. Sumber-sumber yang bisa
didapatkan di sekitar sekolah antara lain adalah referensi, lingkungan fisik, bahan siswa atau
barang bekas yang dapat diolah menjadi barang yang bermanfaat, peristiwa alam, dan
pengalaman siswa.
Penerapan yang dapat diterapkan dapat mengacu pada jenis-jenis Pendekatan
Keterampilan Proses, seperti observasi, mengklasifikasi, mengukur, dan sebagainya. Sehingga
diharapkan, proses pembelajaran tidak menjadi monoton dan dapat diterima dengan baik oleh
siswa. Serta proses pembelajarannya pun lebih melibatkan atau membuat siswa lebih aktif baik
secara fisik maupun psikis.
Contoh Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses pada Mata Pelajaran Matematika :
Prinsip Keterampilan
Uraian Kegiatan Pembelajaran
Proses
Standar Kompetensi:
Menjelaskan sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun
Kompetensi Dasar:
Menyelidiki sifat-sifat kesebangunan dan simetri
·
·
·
·

Indikator:
Siswa dapat menunjukkan kesebangunan antarbangun datar
Materi Pokok: Kesebangunan
Alat dan Bahan:
Penggaris dan pensil
Kertas karton atau kertas berpetak
Gunting
Benda-benda di sekitar
Metode : Diskusi Kelompok
Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pendahuluan:
a. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran
b. Melakukan tanya jawab berkaitan dengan materi prasyarat, yaitu
pembagian dua bilangan
c. Menjelaskan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan siswa di
dalam kelompoknya
2. Kegiatan Inti:
a. Siswa mengamati benda-benda yang ada di dalam kelas
b. Siswa mengelompokkan benda-benda yang mempunyai
permukaan datar dan tidak
c. Siswa meramal dan membuat hipotesis tentang pasangan-pasangan
benda yang sebangun, misalnya antara permukaan meja dan
permukaan buku
d. Siswa melakukan percobaan mengukur dan menghitung
perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian dari setiap pasangan
benda
e. Siswa mengukur sisi-sisi pada masing-masing pasangan benda
f. Siswa menghitung perbandingan panjang sisi-sisi yang bersesuaian
dari masing-masing pasangan benda
g. Siswa mengendalikan variabel panjang sisi untuk menentukan
perbandingan benda
h. Siswa menentukan perbandingan yang senilai dan tidak senilai
i. Siswa membuat tabel perbandingan sisi pasangan benda
j. Berdasarkan tabel yang ada, siswa menafsirkan benda-benda yang
sebangun dan tidak sebangun

Observasi
Klasifikasi
Meramal dan membuat
hipotesis
Percobaan/Eksperimen

Mengukur
Menghitung
Mengendalikan variabel
Menemukan hubungan
Komunikasi
Interpretasi data

3. Penutup
a. Merangkum hasil kegiatan
b. Memberi PR

Di atas merupakan contoh penerapan Pendekatan Keterampilan Proses dalam mata
pelajaran matematika. Dari tabel di atas kita dapat melihat bahwa melalui proses kegiatan inti
yang kita desain dapat terwujuh berbagai jenis prinsip Pendekatan Keterampilan Proses (PKP)
bagi diri siswa.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai pendekatan pembelajaran yang
dapat mengembangkan keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber dari
kemampuan-kemampuan dasar yang pada prinsipnya telah ada pada diri siswanya. PKP
memiliki beberapa keunggulan. Keterampilan dasar yaitu mengamati, mengklasifikasikan,
mengukur, memprediksi, dan menyimpulkan. Keterampilan terintegrasi yaitu mengenali
variabel, membuat tabel, membuat grafik, menggambarkan hubungan antar variabel,
mengumpulkan dan mengolah data, menganalisis penelitian, menyususn hipotesis,
mendefinisikan variabel, merancang penelitian, dan bereksperimen.

2. SARAN
Pembelajaran dengan pendekatan ini dapat dijadikan sebagai pedoman:
Bagi guru matematika, hendaknya menggunakan pendekatan keterampilan proses sebagai
salah satu alternatif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran matematika pada masa yang akan datang.
Bagi sekolah, sebagai masukan dalam menentukan kebijakan tentang pendekatan yang dapat
digunakan oleh guru sebagai upaya meningkatkan kualitas mutu pendidikan.
REFRENSI
http://faizalnizbah.blogspot.com/2013/05/pendekatan-keterampilan-proses.html
http://gindayinda.blogspot.com/2010/10/pendekatan-keterampilan-proses.html
http://ichaledutech.blogspot.com/2011/09/penerapan-pendekatan-keterampilan.html

http://mgmpmatoi.blogspot.com/2012/12/penerapan-pendekatan-keterampilan.html
http://muinmenangis.blogspot.com/2012/04/pendekatan-keterampilan-proses.html
http://www.google.com/url?q=http://ejurnal.ikipgunungsitoli.ac.id/index.php/dk/article/download/7/5&sa=U&ei=NOZEUsmeH8mArgeH84G
4Cw&ved=0CDEQFjAG&sig2=HVKMjG4oQtvmNqGmIHyiFQ&usg=AFQjCNHrsEXwlnyLDcXPxY
KJoInjO3_BkA

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009
Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009
Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009antiantika
 
rpp, lkpd dan lembar penilaian materi fungsi invers kelas XI MIA
rpp, lkpd dan lembar penilaian materi fungsi invers kelas XI MIArpp, lkpd dan lembar penilaian materi fungsi invers kelas XI MIA
rpp, lkpd dan lembar penilaian materi fungsi invers kelas XI MIAMuhammad Alfiansyah Alfi
 
8.3.8 instrumen penilaian pengetahuan, sikap, dan keterampilan lingkaran (ren...
8.3.8 instrumen penilaian pengetahuan, sikap, dan keterampilan lingkaran (ren...8.3.8 instrumen penilaian pengetahuan, sikap, dan keterampilan lingkaran (ren...
8.3.8 instrumen penilaian pengetahuan, sikap, dan keterampilan lingkaran (ren...reno sutriono
 
Lkpd kelas 5 tema 6 panas dan perpindahannya
Lkpd kelas 5 tema 6 panas dan perpindahannyaLkpd kelas 5 tema 6 panas dan perpindahannya
Lkpd kelas 5 tema 6 panas dan perpindahannyaanugerah pratama
 
Pembelajaran Kemampuan Memecahkan Masalah Matematika di SD
Pembelajaran Kemampuan Memecahkan Masalah Matematika di SDPembelajaran Kemampuan Memecahkan Masalah Matematika di SD
Pembelajaran Kemampuan Memecahkan Masalah Matematika di SDNASuprawoto Sunardjo
 
Strategi Pembelajaran Matematika di SD
Strategi Pembelajaran Matematika di SDStrategi Pembelajaran Matematika di SD
Strategi Pembelajaran Matematika di SDNASuprawoto Sunardjo
 
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil BelajarModul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil BelajarNaita Novia Sari
 
Contoh RPP Bahasa Indonesia 1 Lembar kelas 7
Contoh RPP Bahasa Indonesia 1 Lembar kelas 7Contoh RPP Bahasa Indonesia 1 Lembar kelas 7
Contoh RPP Bahasa Indonesia 1 Lembar kelas 7A Faiz
 
PPT Modul 1 Pembelajaran Matematika SD (PDGK4406)
PPT Modul 1 Pembelajaran Matematika SD (PDGK4406)PPT Modul 1 Pembelajaran Matematika SD (PDGK4406)
PPT Modul 1 Pembelajaran Matematika SD (PDGK4406)shinobi12
 
Kemampuan Awal Peserta Didik
Kemampuan Awal Peserta DidikKemampuan Awal Peserta Didik
Kemampuan Awal Peserta DidikFitri Yusmaniah
 
Ruang Kolaborasi Topik 4 Asesmen I.pptx
Ruang Kolaborasi Topik 4 Asesmen I.pptxRuang Kolaborasi Topik 4 Asesmen I.pptx
Ruang Kolaborasi Topik 4 Asesmen I.pptxFaridajulinda
 
2. JURNAL KEGIATAN HARIAN PPL PPG YUK MIF.docx
2. JURNAL KEGIATAN HARIAN PPL PPG YUK MIF.docx2. JURNAL KEGIATAN HARIAN PPL PPG YUK MIF.docx
2. JURNAL KEGIATAN HARIAN PPL PPG YUK MIF.docxNurhasanah213373
 
Penilaian tradisional
Penilaian tradisionalPenilaian tradisional
Penilaian tradisionalf' yagami
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah-Ismariyana.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah-Ismariyana.docxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah-Ismariyana.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah-Ismariyana.docxerica233597
 

La actualidad más candente (20)

Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009
Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009
Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009
 
Topik 1 Ruang Kolaborasi.pptx
Topik 1 Ruang Kolaborasi.pptxTopik 1 Ruang Kolaborasi.pptx
Topik 1 Ruang Kolaborasi.pptx
 
rpp, lkpd dan lembar penilaian materi fungsi invers kelas XI MIA
rpp, lkpd dan lembar penilaian materi fungsi invers kelas XI MIArpp, lkpd dan lembar penilaian materi fungsi invers kelas XI MIA
rpp, lkpd dan lembar penilaian materi fungsi invers kelas XI MIA
 
8.3.8 instrumen penilaian pengetahuan, sikap, dan keterampilan lingkaran (ren...
8.3.8 instrumen penilaian pengetahuan, sikap, dan keterampilan lingkaran (ren...8.3.8 instrumen penilaian pengetahuan, sikap, dan keterampilan lingkaran (ren...
8.3.8 instrumen penilaian pengetahuan, sikap, dan keterampilan lingkaran (ren...
 
Lkpd kelas 5 tema 6 panas dan perpindahannya
Lkpd kelas 5 tema 6 panas dan perpindahannyaLkpd kelas 5 tema 6 panas dan perpindahannya
Lkpd kelas 5 tema 6 panas dan perpindahannya
 
Tugas kuliah tap
Tugas kuliah tapTugas kuliah tap
Tugas kuliah tap
 
Pembelajaran Kemampuan Memecahkan Masalah Matematika di SD
Pembelajaran Kemampuan Memecahkan Masalah Matematika di SDPembelajaran Kemampuan Memecahkan Masalah Matematika di SD
Pembelajaran Kemampuan Memecahkan Masalah Matematika di SD
 
Strategi Pembelajaran Matematika di SD
Strategi Pembelajaran Matematika di SDStrategi Pembelajaran Matematika di SD
Strategi Pembelajaran Matematika di SD
 
Tabel 3. 4_3.5_3.6.docx
Tabel 3. 4_3.5_3.6.docxTabel 3. 4_3.5_3.6.docx
Tabel 3. 4_3.5_3.6.docx
 
Laporan pkp ut
Laporan pkp utLaporan pkp ut
Laporan pkp ut
 
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil BelajarModul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
 
Contoh RPP Bahasa Indonesia 1 Lembar kelas 7
Contoh RPP Bahasa Indonesia 1 Lembar kelas 7Contoh RPP Bahasa Indonesia 1 Lembar kelas 7
Contoh RPP Bahasa Indonesia 1 Lembar kelas 7
 
PPT Modul 1 Pembelajaran Matematika SD (PDGK4406)
PPT Modul 1 Pembelajaran Matematika SD (PDGK4406)PPT Modul 1 Pembelajaran Matematika SD (PDGK4406)
PPT Modul 1 Pembelajaran Matematika SD (PDGK4406)
 
Kemampuan Awal Peserta Didik
Kemampuan Awal Peserta DidikKemampuan Awal Peserta Didik
Kemampuan Awal Peserta Didik
 
Marzano's Taksonomi
Marzano's TaksonomiMarzano's Taksonomi
Marzano's Taksonomi
 
Ruang Kolaborasi Topik 4 Asesmen I.pptx
Ruang Kolaborasi Topik 4 Asesmen I.pptxRuang Kolaborasi Topik 4 Asesmen I.pptx
Ruang Kolaborasi Topik 4 Asesmen I.pptx
 
2. JURNAL KEGIATAN HARIAN PPL PPG YUK MIF.docx
2. JURNAL KEGIATAN HARIAN PPL PPG YUK MIF.docx2. JURNAL KEGIATAN HARIAN PPL PPG YUK MIF.docx
2. JURNAL KEGIATAN HARIAN PPL PPG YUK MIF.docx
 
Penilaian tradisional
Penilaian tradisionalPenilaian tradisional
Penilaian tradisional
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah-Ismariyana.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah-Ismariyana.docxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah-Ismariyana.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah-Ismariyana.docx
 
Kasus pembelajaran tap
Kasus pembelajaran tapKasus pembelajaran tap
Kasus pembelajaran tap
 

Destacado

Masalah Keterampilan Pembelajaran matematika
Masalah Keterampilan Pembelajaran matematikaMasalah Keterampilan Pembelajaran matematika
Masalah Keterampilan Pembelajaran matematikaArvina Frida Karela
 
Pendekatan dan penerapan keterampilan proses dalam pembelajaran materi matema...
Pendekatan dan penerapan keterampilan proses dalam pembelajaran materi matema...Pendekatan dan penerapan keterampilan proses dalam pembelajaran materi matema...
Pendekatan dan penerapan keterampilan proses dalam pembelajaran materi matema...Rfebiola
 
Makalah pendekatan dan penerapan keterampilan proses
Makalah pendekatan dan penerapan keterampilan prosesMakalah pendekatan dan penerapan keterampilan proses
Makalah pendekatan dan penerapan keterampilan prosesRfebiola
 
Pemecahan masalah matematika
Pemecahan masalah matematika Pemecahan masalah matematika
Pemecahan masalah matematika Tree Myutz
 
Pengajaran dan pembelajaran bahasa indonesia sebagai bahasa kedua
Pengajaran dan pembelajaran bahasa indonesia sebagai bahasa keduaPengajaran dan pembelajaran bahasa indonesia sebagai bahasa kedua
Pengajaran dan pembelajaran bahasa indonesia sebagai bahasa keduaAndi Sahtiani Jahrir
 
Program Kewirausahaan Bagi Mahasiswa
Program Kewirausahaan Bagi MahasiswaProgram Kewirausahaan Bagi Mahasiswa
Program Kewirausahaan Bagi MahasiswaNindya Sukmawati
 
Pemanfaatan lidi sebagai media pembelajaran matematika
Pemanfaatan lidi sebagai media pembelajaran matematikaPemanfaatan lidi sebagai media pembelajaran matematika
Pemanfaatan lidi sebagai media pembelajaran matematikanenipmt
 
PEMEROLEHAN DAN PEMBELAJARAN BAHASA KEDUA
PEMEROLEHAN DAN PEMBELAJARAN BAHASA KEDUAPEMEROLEHAN DAN PEMBELAJARAN BAHASA KEDUA
PEMEROLEHAN DAN PEMBELAJARAN BAHASA KEDUAEndang Pristiawaty
 
Strategi pembelajaran matematika (lokakarya guru sd kawalu)
Strategi pembelajaran matematika (lokakarya guru sd kawalu)Strategi pembelajaran matematika (lokakarya guru sd kawalu)
Strategi pembelajaran matematika (lokakarya guru sd kawalu)unhystarskelyn
 
Keterampilan dasar mengajar matematika
Keterampilan dasar mengajar matematikaKeterampilan dasar mengajar matematika
Keterampilan dasar mengajar matematikaSusand Susand
 
Sistem Pembinaan Profesional Guru Sd
Sistem Pembinaan Profesional Guru SdSistem Pembinaan Profesional Guru Sd
Sistem Pembinaan Profesional Guru SdNASuprawoto Sunardjo
 
Keterampilan proses pembelajaran ipa
Keterampilan proses pembelajaran ipaKeterampilan proses pembelajaran ipa
Keterampilan proses pembelajaran ipaMheela Smart
 
Penggunaan alat peraga dalam matematika
Penggunaan alat peraga dalam matematikaPenggunaan alat peraga dalam matematika
Penggunaan alat peraga dalam matematikaoctaviana shinta dewi
 
Makalah Alat Peraga PENAPATI DE POLI
Makalah Alat Peraga PENAPATI DE POLIMakalah Alat Peraga PENAPATI DE POLI
Makalah Alat Peraga PENAPATI DE POLIRini Rahayu
 
Makalah Media Pembelajaran Matematika
Makalah Media Pembelajaran MatematikaMakalah Media Pembelajaran Matematika
Makalah Media Pembelajaran MatematikaGita Setiawan
 
Pemanfaatan Alat Peraga Sebagai Media Pembelajaran
Pemanfaatan Alat Peraga Sebagai Media PembelajaranPemanfaatan Alat Peraga Sebagai Media Pembelajaran
Pemanfaatan Alat Peraga Sebagai Media PembelajaranNASuprawoto Sunardjo
 
Berbagai permasalahan pembelajaran matematika dalam kurikulum 2013
Berbagai permasalahan pembelajaran matematika dalam kurikulum 2013Berbagai permasalahan pembelajaran matematika dalam kurikulum 2013
Berbagai permasalahan pembelajaran matematika dalam kurikulum 2013ulfah Nasution
 

Destacado (20)

Masalah Keterampilan Pembelajaran matematika
Masalah Keterampilan Pembelajaran matematikaMasalah Keterampilan Pembelajaran matematika
Masalah Keterampilan Pembelajaran matematika
 
Pendekatan dan penerapan keterampilan proses dalam pembelajaran materi matema...
Pendekatan dan penerapan keterampilan proses dalam pembelajaran materi matema...Pendekatan dan penerapan keterampilan proses dalam pembelajaran materi matema...
Pendekatan dan penerapan keterampilan proses dalam pembelajaran materi matema...
 
Makalah pendekatan dan penerapan keterampilan proses
Makalah pendekatan dan penerapan keterampilan prosesMakalah pendekatan dan penerapan keterampilan proses
Makalah pendekatan dan penerapan keterampilan proses
 
Pemecahan masalah matematika
Pemecahan masalah matematika Pemecahan masalah matematika
Pemecahan masalah matematika
 
Pengajaran dan pembelajaran bahasa indonesia sebagai bahasa kedua
Pengajaran dan pembelajaran bahasa indonesia sebagai bahasa keduaPengajaran dan pembelajaran bahasa indonesia sebagai bahasa kedua
Pengajaran dan pembelajaran bahasa indonesia sebagai bahasa kedua
 
Dialog prestasi 2
Dialog prestasi 2Dialog prestasi 2
Dialog prestasi 2
 
Program Kewirausahaan Bagi Mahasiswa
Program Kewirausahaan Bagi MahasiswaProgram Kewirausahaan Bagi Mahasiswa
Program Kewirausahaan Bagi Mahasiswa
 
Pemanfaatan lidi sebagai media pembelajaran matematika
Pemanfaatan lidi sebagai media pembelajaran matematikaPemanfaatan lidi sebagai media pembelajaran matematika
Pemanfaatan lidi sebagai media pembelajaran matematika
 
PEMEROLEHAN DAN PEMBELAJARAN BAHASA KEDUA
PEMEROLEHAN DAN PEMBELAJARAN BAHASA KEDUAPEMEROLEHAN DAN PEMBELAJARAN BAHASA KEDUA
PEMEROLEHAN DAN PEMBELAJARAN BAHASA KEDUA
 
Strategi pembelajaran matematika (lokakarya guru sd kawalu)
Strategi pembelajaran matematika (lokakarya guru sd kawalu)Strategi pembelajaran matematika (lokakarya guru sd kawalu)
Strategi pembelajaran matematika (lokakarya guru sd kawalu)
 
Keterampilan dasar mengajar matematika
Keterampilan dasar mengajar matematikaKeterampilan dasar mengajar matematika
Keterampilan dasar mengajar matematika
 
Sistem Pembinaan Profesional Guru Sd
Sistem Pembinaan Profesional Guru SdSistem Pembinaan Profesional Guru Sd
Sistem Pembinaan Profesional Guru Sd
 
Keterampilan proses pembelajaran ipa
Keterampilan proses pembelajaran ipaKeterampilan proses pembelajaran ipa
Keterampilan proses pembelajaran ipa
 
Penggunaan alat peraga dalam matematika
Penggunaan alat peraga dalam matematikaPenggunaan alat peraga dalam matematika
Penggunaan alat peraga dalam matematika
 
Makalah Alat Peraga PENAPATI DE POLI
Makalah Alat Peraga PENAPATI DE POLIMakalah Alat Peraga PENAPATI DE POLI
Makalah Alat Peraga PENAPATI DE POLI
 
Makalah Media Pembelajaran Matematika
Makalah Media Pembelajaran MatematikaMakalah Media Pembelajaran Matematika
Makalah Media Pembelajaran Matematika
 
Makalah penyesuaian ijazah....cobacoba tolng perbaiki
Makalah penyesuaian ijazah....cobacoba  tolng perbaikiMakalah penyesuaian ijazah....cobacoba  tolng perbaiki
Makalah penyesuaian ijazah....cobacoba tolng perbaiki
 
Pemanfaatan Alat Peraga Sebagai Media Pembelajaran
Pemanfaatan Alat Peraga Sebagai Media PembelajaranPemanfaatan Alat Peraga Sebagai Media Pembelajaran
Pemanfaatan Alat Peraga Sebagai Media Pembelajaran
 
Berbagai permasalahan pembelajaran matematika dalam kurikulum 2013
Berbagai permasalahan pembelajaran matematika dalam kurikulum 2013Berbagai permasalahan pembelajaran matematika dalam kurikulum 2013
Berbagai permasalahan pembelajaran matematika dalam kurikulum 2013
 
Year 2 KSSR Assesment
Year 2 KSSR AssesmentYear 2 KSSR Assesment
Year 2 KSSR Assesment
 

Similar a Keterampilan Proses Matematika

5.-Prosedur-Perencanaan-Dan-Pelaksanaan-PTK.ppt
5.-Prosedur-Perencanaan-Dan-Pelaksanaan-PTK.ppt5.-Prosedur-Perencanaan-Dan-Pelaksanaan-PTK.ppt
5.-Prosedur-Perencanaan-Dan-Pelaksanaan-PTK.pptetiernawati20
 
Aplikom_UNSRI_3. 8 Unsur dalam Skripsi_Lusi Kurnia(06081181419023)
Aplikom_UNSRI_3. 8 Unsur dalam Skripsi_Lusi Kurnia(06081181419023)Aplikom_UNSRI_3. 8 Unsur dalam Skripsi_Lusi Kurnia(06081181419023)
Aplikom_UNSRI_3. 8 Unsur dalam Skripsi_Lusi Kurnia(06081181419023)lusi kurnia
 
aplikom_UNSRI_3.8 Unsur_Restie Amelia
aplikom_UNSRI_3.8 Unsur_Restie Ameliaaplikom_UNSRI_3.8 Unsur_Restie Amelia
aplikom_UNSRI_3.8 Unsur_Restie AmeliaRestie Amelia
 
Proposal ibm 2013
Proposal ibm 2013Proposal ibm 2013
Proposal ibm 2013FKIP UHO
 
Lusi kurnia (06081181419023) tugas penelitian pendidikan
Lusi kurnia (06081181419023) tugas penelitian pendidikan Lusi kurnia (06081181419023) tugas penelitian pendidikan
Lusi kurnia (06081181419023) tugas penelitian pendidikan Lusi Kurnia
 
Thangavelo mpsa hkk
Thangavelo mpsa hkkThangavelo mpsa hkk
Thangavelo mpsa hkkLim Leh Hong
 
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN MAPEL SAINS MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN ...
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN MAPEL SAINS MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN ...PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN MAPEL SAINS MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN ...
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN MAPEL SAINS MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN ...Ta'allum: Jurnal Pendidikan Islam
 
Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan KelasPenelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan KelasAyah Abeeb
 
contoh Jurnal Matematika
contoh Jurnal Matematikacontoh Jurnal Matematika
contoh Jurnal Matematikaimam syafii
 
RANCANGAN_DAN_SIKLUS_PELAKSANAAN_PENELIT.docx
RANCANGAN_DAN_SIKLUS_PELAKSANAAN_PENELIT.docxRANCANGAN_DAN_SIKLUS_PELAKSANAAN_PENELIT.docx
RANCANGAN_DAN_SIKLUS_PELAKSANAAN_PENELIT.docxsarwani sarwani
 
Jurnal pendidikan maret 2011, volume 3 nomor 1
Jurnal pendidikan maret 2011, volume 3 nomor 1Jurnal pendidikan maret 2011, volume 3 nomor 1
Jurnal pendidikan maret 2011, volume 3 nomor 1sintaroyani
 
Rpp 6 manfaat informasi
Rpp 6 manfaat informasiRpp 6 manfaat informasi
Rpp 6 manfaat informasiArjuna Ahmadi
 
02.BOBOT PENILAIAN, LEMBAR KERJA PENGEMBANGAN PERANGKAT.docx
02.BOBOT PENILAIAN, LEMBAR KERJA PENGEMBANGAN PERANGKAT.docx02.BOBOT PENILAIAN, LEMBAR KERJA PENGEMBANGAN PERANGKAT.docx
02.BOBOT PENILAIAN, LEMBAR KERJA PENGEMBANGAN PERANGKAT.docxInasuriyani1
 
119339-ID-none.pdf
119339-ID-none.pdf119339-ID-none.pdf
119339-ID-none.pdfLarasFS1
 

Similar a Keterampilan Proses Matematika (20)

5.-Prosedur-Perencanaan-Dan-Pelaksanaan-PTK.ppt
5.-Prosedur-Perencanaan-Dan-Pelaksanaan-PTK.ppt5.-Prosedur-Perencanaan-Dan-Pelaksanaan-PTK.ppt
5.-Prosedur-Perencanaan-Dan-Pelaksanaan-PTK.ppt
 
Aplikom_UNSRI_3. 8 Unsur dalam Skripsi_Lusi Kurnia(06081181419023)
Aplikom_UNSRI_3. 8 Unsur dalam Skripsi_Lusi Kurnia(06081181419023)Aplikom_UNSRI_3. 8 Unsur dalam Skripsi_Lusi Kurnia(06081181419023)
Aplikom_UNSRI_3. 8 Unsur dalam Skripsi_Lusi Kurnia(06081181419023)
 
aplikom_UNSRI_3.8 Unsur_Restie Amelia
aplikom_UNSRI_3.8 Unsur_Restie Ameliaaplikom_UNSRI_3.8 Unsur_Restie Amelia
aplikom_UNSRI_3.8 Unsur_Restie Amelia
 
Proposal ibm 2013
Proposal ibm 2013Proposal ibm 2013
Proposal ibm 2013
 
Lusi kurnia (06081181419023) tugas penelitian pendidikan
Lusi kurnia (06081181419023) tugas penelitian pendidikan Lusi kurnia (06081181419023) tugas penelitian pendidikan
Lusi kurnia (06081181419023) tugas penelitian pendidikan
 
Pkp sbm
Pkp sbmPkp sbm
Pkp sbm
 
JURNAL IBNU.docx
JURNAL IBNU.docxJURNAL IBNU.docx
JURNAL IBNU.docx
 
Thangavelo mpsa hkk
Thangavelo mpsa hkkThangavelo mpsa hkk
Thangavelo mpsa hkk
 
Ipi350130
Ipi350130Ipi350130
Ipi350130
 
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN MAPEL SAINS MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN ...
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN MAPEL SAINS MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN ...PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN MAPEL SAINS MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN ...
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN MAPEL SAINS MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN ...
 
RPP - Kuartil Data Tunggal
RPP - Kuartil Data TunggalRPP - Kuartil Data Tunggal
RPP - Kuartil Data Tunggal
 
Artikel ptk
Artikel ptkArtikel ptk
Artikel ptk
 
Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan KelasPenelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas
 
contoh Jurnal Matematika
contoh Jurnal Matematikacontoh Jurnal Matematika
contoh Jurnal Matematika
 
RANCANGAN_DAN_SIKLUS_PELAKSANAAN_PENELIT.docx
RANCANGAN_DAN_SIKLUS_PELAKSANAAN_PENELIT.docxRANCANGAN_DAN_SIKLUS_PELAKSANAAN_PENELIT.docx
RANCANGAN_DAN_SIKLUS_PELAKSANAAN_PENELIT.docx
 
Jurnal pendidikan maret 2011, volume 3 nomor 1
Jurnal pendidikan maret 2011, volume 3 nomor 1Jurnal pendidikan maret 2011, volume 3 nomor 1
Jurnal pendidikan maret 2011, volume 3 nomor 1
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
Rpp 6 manfaat informasi
Rpp 6 manfaat informasiRpp 6 manfaat informasi
Rpp 6 manfaat informasi
 
02.BOBOT PENILAIAN, LEMBAR KERJA PENGEMBANGAN PERANGKAT.docx
02.BOBOT PENILAIAN, LEMBAR KERJA PENGEMBANGAN PERANGKAT.docx02.BOBOT PENILAIAN, LEMBAR KERJA PENGEMBANGAN PERANGKAT.docx
02.BOBOT PENILAIAN, LEMBAR KERJA PENGEMBANGAN PERANGKAT.docx
 
119339-ID-none.pdf
119339-ID-none.pdf119339-ID-none.pdf
119339-ID-none.pdf
 

Más de Yusrina Fitriani Ns

Anova satu jalur (Statistika Matematika)
Anova satu jalur (Statistika Matematika)Anova satu jalur (Statistika Matematika)
Anova satu jalur (Statistika Matematika)Yusrina Fitriani Ns
 
Populasi dan sampel (Statistika Matematika)
Populasi dan sampel (Statistika Matematika)Populasi dan sampel (Statistika Matematika)
Populasi dan sampel (Statistika Matematika)Yusrina Fitriani Ns
 
Rpp 'Bilangan Bulat' -SMP kelas VII-
Rpp 'Bilangan Bulat' -SMP kelas VII-Rpp 'Bilangan Bulat' -SMP kelas VII-
Rpp 'Bilangan Bulat' -SMP kelas VII-Yusrina Fitriani Ns
 
LKS 'Bilangan Bulat' -SMP kelas VII-
LKS 'Bilangan Bulat' -SMP kelas VII-LKS 'Bilangan Bulat' -SMP kelas VII-
LKS 'Bilangan Bulat' -SMP kelas VII-Yusrina Fitriani Ns
 
DPPM2 Buku siswa 'Bilangan Bulat' -SMP kelas VII-
DPPM2 Buku siswa 'Bilangan Bulat' -SMP kelas VII- DPPM2 Buku siswa 'Bilangan Bulat' -SMP kelas VII-
DPPM2 Buku siswa 'Bilangan Bulat' -SMP kelas VII- Yusrina Fitriani Ns
 
DPPM1 Bilangan Bulat -SMP kelas VII- (Metode Scientific)
DPPM1 Bilangan Bulat -SMP kelas VII- (Metode Scientific)DPPM1 Bilangan Bulat -SMP kelas VII- (Metode Scientific)
DPPM1 Bilangan Bulat -SMP kelas VII- (Metode Scientific)Yusrina Fitriani Ns
 
STATISTIKA DASAR (CARA PENYAJIAN DATA STATISTIKA)
STATISTIKA DASAR (CARA PENYAJIAN DATA STATISTIKA)STATISTIKA DASAR (CARA PENYAJIAN DATA STATISTIKA)
STATISTIKA DASAR (CARA PENYAJIAN DATA STATISTIKA)Yusrina Fitriani Ns
 
Pengenalan Diri Remaja (MK. Pengembangan Peserta Didik)
Pengenalan Diri Remaja (MK. Pengembangan Peserta Didik)Pengenalan Diri Remaja (MK. Pengembangan Peserta Didik)
Pengenalan Diri Remaja (MK. Pengembangan Peserta Didik)Yusrina Fitriani Ns
 
Peranan PII (Pelajar Islam Indonesia) dalam peradaban islam di tanah melayu
Peranan PII (Pelajar Islam Indonesia) dalam peradaban islam di tanah melayuPeranan PII (Pelajar Islam Indonesia) dalam peradaban islam di tanah melayu
Peranan PII (Pelajar Islam Indonesia) dalam peradaban islam di tanah melayuYusrina Fitriani Ns
 

Más de Yusrina Fitriani Ns (15)

Anova satu jalur (Statistika Matematika)
Anova satu jalur (Statistika Matematika)Anova satu jalur (Statistika Matematika)
Anova satu jalur (Statistika Matematika)
 
Populasi dan sampel (Statistika Matematika)
Populasi dan sampel (Statistika Matematika)Populasi dan sampel (Statistika Matematika)
Populasi dan sampel (Statistika Matematika)
 
Rpp 'Bilangan Bulat' -SMP kelas VII-
Rpp 'Bilangan Bulat' -SMP kelas VII-Rpp 'Bilangan Bulat' -SMP kelas VII-
Rpp 'Bilangan Bulat' -SMP kelas VII-
 
LKS 'Bilangan Bulat' -SMP kelas VII-
LKS 'Bilangan Bulat' -SMP kelas VII-LKS 'Bilangan Bulat' -SMP kelas VII-
LKS 'Bilangan Bulat' -SMP kelas VII-
 
DPPM2 Buku siswa 'Bilangan Bulat' -SMP kelas VII-
DPPM2 Buku siswa 'Bilangan Bulat' -SMP kelas VII- DPPM2 Buku siswa 'Bilangan Bulat' -SMP kelas VII-
DPPM2 Buku siswa 'Bilangan Bulat' -SMP kelas VII-
 
DPPM1 Bilangan Bulat -SMP kelas VII- (Metode Scientific)
DPPM1 Bilangan Bulat -SMP kelas VII- (Metode Scientific)DPPM1 Bilangan Bulat -SMP kelas VII- (Metode Scientific)
DPPM1 Bilangan Bulat -SMP kelas VII- (Metode Scientific)
 
Statdas (distribusi frekuensi)
Statdas (distribusi frekuensi)Statdas (distribusi frekuensi)
Statdas (distribusi frekuensi)
 
STATISTIKA DASAR (CARA PENYAJIAN DATA STATISTIKA)
STATISTIKA DASAR (CARA PENYAJIAN DATA STATISTIKA)STATISTIKA DASAR (CARA PENYAJIAN DATA STATISTIKA)
STATISTIKA DASAR (CARA PENYAJIAN DATA STATISTIKA)
 
Trigonometri
TrigonometriTrigonometri
Trigonometri
 
Analisis kurikulum 2013
Analisis kurikulum 2013Analisis kurikulum 2013
Analisis kurikulum 2013
 
Pengenalan Diri Remaja (MK. Pengembangan Peserta Didik)
Pengenalan Diri Remaja (MK. Pengembangan Peserta Didik)Pengenalan Diri Remaja (MK. Pengembangan Peserta Didik)
Pengenalan Diri Remaja (MK. Pengembangan Peserta Didik)
 
Pengantar ilmu pendidikan
Pengantar ilmu pendidikanPengantar ilmu pendidikan
Pengantar ilmu pendidikan
 
Peranan PII (Pelajar Islam Indonesia) dalam peradaban islam di tanah melayu
Peranan PII (Pelajar Islam Indonesia) dalam peradaban islam di tanah melayuPeranan PII (Pelajar Islam Indonesia) dalam peradaban islam di tanah melayu
Peranan PII (Pelajar Islam Indonesia) dalam peradaban islam di tanah melayu
 
Peerteaching matematika
Peerteaching matematikaPeerteaching matematika
Peerteaching matematika
 
Program 'prosedur' pascal
Program 'prosedur' pascalProgram 'prosedur' pascal
Program 'prosedur' pascal
 

Último

Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPAnaNoorAfdilla
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 

Último (20)

Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 

Keterampilan Proses Matematika

  • 1. MAKALAH PENDEKATAN DAN PENERAPAN KETERAMPILAN PROSES DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DISUSUN OLEH: Yusrina Fitriani (06121408005) Winda Efrializa (06121408017) Ratna Febiola (06121408023) PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
  • 2. DAFTAR ISI Daftar Isi………………………………………….................................. BAB I Pendahuluan……………………………………………………………. 1. 2. 3. 4. Latar Belakang Tujuan Manfaat Rumusan Makalah BAB II Pembahasan…………………………………………………………… 1. 2. 3. 4. 5. Pengertian Pendekatan Keterampilan Proses Alasan Perlunya Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Jenis- jenis Pendekatan Keterampilan Proses Keterkaitan Keterampilan Proses dengan CBSA dan CTL Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran Matematika BAB III PENUTUP…………………………………………………………………….... 1. Kesimpulan 2. Saran REFERENSI…………………………………………………………….............
  • 3. BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Pembelajaran dalam konteks mempersiapkan sumber daya manusia abad 21 harus lebih mengacu pada konsep belajar yang dicanangkan oleh Komisi UNESCO dalam wujud the four pillars of education (Delors 1996:86), yaitu belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar melakukan sesuatu (learning to do), belajar hidup bersama sebagai dasar untuk berpartisipasi dan bekerjasama dengan orang lain dalam keseluruhan aktivitas kehidupan manusia (learning to life together), dan belajar menjadi dirinya (learning to be). Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar (Joice & Weil 1996:7), bukan saja diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh siswa (Zamroni 2000:30; Semiawan 1998:13). Dan Berkenaan dengan model pembelajaran yang dibutuhkan diatas, model pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses diharapkan dapat menjadi alternatif. Keterampilan proses adalah keterampilan memproses informasi yang diwarnai dengan prinsip-prinsip Cara Belajar Siswa Aktif yang secara umum hampir sama dengan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) seperti termuat dalam Kurikulum 2004 dan 2006. Pada pembahasan kali ini, penyaji makalah mencoba memfokuskan pembahasan Pendekatan Keterampilan Proses (PKP) pada mata pelajaran Matematika. Hal tersebut dikarenakan rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika, sehingga diindikasikan bahwa selama ini proses pembelajaran belum optimal. Selain hasil belajar yang rendah, kurangnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran juga menjadi problematika yang harus dipecahkan. Oleh karenanya penulis menyajika makalah ini berisi tentang keterkaitan penerapan PKP dalam pembelajaran Matematika, agar dapat memecahkan masalah yang diuraikan di atas 2. TUJUAN Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagi berikut : 1) menjelaskan mengenai Pendekatan Keterampilan Proses (PKP) dan keterkaitannya dengan CBSA dan CTL. 2) Menjelasakan manfaat atau alasan pentingnya penerapan PKP dalam proses belajar. 3) menjelaskan bagaimana penerapan keterampilan proses di dalam pembelajaran Matematika.
  • 4. 3. MANFAAT Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Memberikan informasi kepada pembaca mengenai PKP 2. Tugas mata kuliah Belajar Pembelajaran Prodi Pend. Matematika’12 kampus Palembang 3. Bahan diskusi mata kuliah Belajar Pembelajaran 4. RUMUSAN MASALAH Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, ialah: 1. Apa Pengertian Pendekatan Keterampilan Proses? 2. Mengapa Perlunya Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses ? 3. Apa Saja Jenis- jenis Pendekatan Keterampilan Proses? 4. Apa Keterkaitan Keterampilan Proses dengan CBSA dan CTL? 5. Bagaimana Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran Matematika?
  • 5. BAB II PEMBAHASAN 1. Pendekatan Keterampilan Proses Pendekatan keterampilan proses pada hakikatnya adalah suatu pengelolaan kegiatan belajar-mengajar yang berfokus pada pelibatan siswa secara aktif dan kreatif dalam proses pemerolehan hasil belajar (Semiawan, 2002). Pendekatan keterampilan proses ini dipandang sebagai pendekatan yang oleh banyak pakar paling sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran di sekolah dalam rangka menghadapi pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat dewasa ini. Pendekatan keterampilan proses akan efektif jika sesuai dengan kesiapan intelektual. Oleh karena itu, pendekatan keterampilan proses harus tersusun menurut urutan yang logis sesuai dengan tingkat kemampuan dan pengalaman siswa. Misalnya sebelum melaksanakan penelitian, siswa terlebih dahulu harus mengobservasi atau mengamati dan membuat hipotesis. Alasannya tentulah sederhana, yaitu agar siswa dapat menciptakan kembali konsep-konsep yang ada dalam pikiran dan mampu mengorganisasikannya. Dengan demikian, keberhasilan anak dalam belajar sains menggunakan pendekatan keterampilan proses adalah suatu perubahan tingkah laku dari seorang anak yang belum paham terhadap permasalahan sains yang sedang dipelajari sehingga menjadi paham dan mengerti permasalahannya. a. Perinsip Pendekatan Keterampilan Proses Menurut (Semiawan, 2002), terdapat sepuluh keterampilan proses yaitu : (1) kemampuan mengamati, (2) kemampuan menghitung, (3) kemampuan mengukur, (4) kemampuan mengklasifikasi, (5) kemampuan menemukan hubungan, (6) kemampuan membuat prediksi (ramalan), (7) kemampuan melaksanakan penelitian (percobaan), (8) kemampuan mengumpulkan dan menganalisis data, (9) kemampuan menginterpretasikan data, dan (10) kemampuan mengkomunikasikan hasil. 2. Alasan Perlunya Penerapan Keterampilan Proses Semiawan dkk, (1985: 15-16) merinci alasan yang melandasi perlunya diterapkan pendekatanketerampilan proses dalam kegiatan belajar mengajar sehari-hari : 1. Perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung semakin cepat sehingga tak mungkin lagi para guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa. Untuk mengatasi hal tersebut, siswa diberi bekal keterampilan proses yang dapat mereka gunakan untuk memperoleh ilmu pengetahuan tanpa tergantung dari guru.
  • 6. 2. Para ahli psikologi umumnya sependapat bahwa anak-anak mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh konkrit, contoh-contoh yang wajar sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi, dengan mempraktekkan sendiri upaya penemuan konsep melalui perlakuan terhadap kenyataan fisik, melalui penanganan benda-benda yang benar-benar nyata. 3. Tugas guru bukanlah memberikan pengetahuan, melainkan menyiapkan situasi menggiring anak untuk bertanya, mengamati, mengadakan eksperimen, serta menemukan fakta dan konsep sendiri. 4. Penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak benar 100 %, penemuannya bersifat relatif. Suatu teori mungkin terbantah dan ditolak setelah orang mendapatkan data baru yang mampu membuktikan kekeliruan teori yang dianut. Muncul lagi, teori baru yang prinsipnya mengandung kebenaran yang relatif. Jika kita hendak menanamkan sikap ilmiah pada diri anak, maka anak perlu dilatih untuk selalu bertanya, berpikir kritis, dan mengusahakan kemungkinan-kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah. Dengan perkataan lain anak perlu dibina berpikir dan bertindak kreatif. 5. Dalam proses belajar mengajar seyogyanya pengembangan konsep tidak dilepaskan dari pengembangan sikap dan nilai dalam diri anak-anak didik. Konsep disatu pihak serta sikap dan nilai di lain pihak harus dikaitkan. (Semiawan dkk, 1985 : 15-16) 3. Jenis-Jenis Keterampilan Proses Terdapat berbagai keterampilan proses yang perlu diterapkan dalam pembelajaran yang menggunakan Pendekatan Keterampilan Prose situ (conny semiawan, dkk, 1985: 19-43; Moedjiono dan Moh. Dimyati, 1992/1993: 15-19) sebagai berikut : Observasi atau pengamatan Sebagai keterampilan ilmiah yang mendasar, mengobservasi atau mengamati adalah penggunaan semua alat indera (untuk melihat, mendengar, meraba, mencium, dan atau mengecap) dengan seksama untuk memilah-milahkan sesuatu yang penting dari yang kurang/tidak penting. Murid dalam kehuidupannya sehari-hari pasti banyak melihat benda, binatang, tumbuhan, dan atau orang di sekitarnya, atau mendengar kicauan burung, bunyi klakson kendaraan, dll itu hanya sepintas dan kurang saksama, sehingga kegiatan itu bukan observasi atau pengamatan. Prasyarat utama dalam observasi adalah pemusatan perhatian, ketelitian, dan kecermatan dalam melihat, mendenga, dan sebagainya sehingga dapat memilihkan yang penting dari yang lainnya. Murid seharusnya dilatih melalui pembelajaran untuk melakukan observasi atau pengamatan dengan cermat dan terarah, dan tidak sekadar melihat/mendengar sesuatu itu sepintas lalu. Penghitungan Menghitung merupakan keterampilan mendasar yang banyak sekali dipergunakan para ilmuwan dalam bekerja. Oleh karena itu, menghitung harus dilatihkan melalui pembelajaran di SD-MI, bukan hanya dalam pembelajaran matematika tetapi juga pembeljaran lainnya, seperti dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam (menghitung jumlah daun, kaki belalang, dsb), pembelajaran ilmu pengetahuan sosial(menhitung jumlah anggota keluarga, penduduk satu wilayah), pembelajaran Bahasa Indonesia (menghitung jumlah kata dalam setiap kalimat, jumlah kalimat dalam satu alinea, dsb), dan lain-lain. Hasil perhitungan itu dapat dilaporkan dengan membuat table, grafik, dan atau histogram, tingkat kesulitan penghitungan itu harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan kemampuan murid, di kelas-kelas awal dengan penghitungan sederhana,
  • 7. sedangkan untuk kelas-kelas lanjut dengan penghitungan dan cara pelaporan yang lebih rumit. Pengukuran Keterampilan pengukuran adalah salah satu ketrampilan penting dan banyak dipergunakan para ilmuwan dalam pekerjaannya. Oleh karena itu, keterampilan pengukuran harus menjadi bagian penting dalam pembelajaran di SD-MI. Pengukuran didasarkan pada perbandingan, seperti membandingkan panjang, luas, volume dari benda, membandingkan kecepatan, suhu, dan sebagainya. Melatih murid melakukan berbagai pengukuran haruslah menjadi bagian penting dalam pembelajaran SD-MI. Pelatihan pengukuran itu dilakukan secara bertahap, pada awlanya hanya membandingkan panjang, besar, dll bertahap benda di sekitarnya, kemudian mulai diperkenalkan dengan ukuran seperti meter, gram, liter, dll yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan kemampuan murid. Klasifikasi Keterampilan klasifikasi atau menggolong-golongkan sesuatu merupakan pekerjaan rutin serang ilmuwan, dan karena itu Murid SD-MI sejak harus diperkenalkan dengan keterampilan klasifikasi ini. Murid harus terlatih melihat persamaan dan perbedaan sesuatu sebagai dasar klasifikasi itu, baik berdasarkan cirri khusus, tujuan, maupun untuk kepentingan tertentu. Melalui pembelajaran, murid ditugaskan melakukan penggolongan berbagai benda di sekitarnya, umpama daunan berdasarkan bentuknya, dan sebagainya. Dengan demikian, murid akan terlatih mengamati sesuatu secara cermat, mengenal persamaan dan perbedaan benda-benda tersebut, serta mampu menggolong-golongkannya sesuai cirri-ciri khususnya masing-masing. Di kelas awalm, cara klasifikasi yang ditugaskan masih sederhana, dan makin lanjut kelas dan dengan kemampuan murid yang mulai berkembang, tugas klasifikasi makin sulit, baik isi tugasnya maupun cara pengolahan hasil klasifikasi itu dalam pelaporan. Pengenalan Ruang dan Waktu serta Hubungan Keduanya Keterampilan berkaitan dengan pengenalan bentuk-bentuk ruang (lingkaran, persegi empat, segi tiga, kubus, silinder, dll termasuk keterampilan yang sering dipergunakan ilmuwan dalam bekerja. Olehb karena itu, keterampilan ini perlu dilatihkan kepada murid SD-MI melalui pembelajaran, seperti menetapkan bentuk suatu ruang benda, arah suatu gerakan, lamanya waktu yang dipakai untuk mengelilingi lapangan olahraga dengan berjalan kaki dan sebagainya. Pembuatan Hipotesis Pembuatan hipotesis merupakan keterampilan yang sangat penting bagi seorang ilmuwan. Suatu hipotesis adalah suatu perkiraan ilmiah tentang pemecahan suatu masalah, penjelasan suatu keadaan, dll yang selanjutnya di uji kebenarannya melalui penelitian, eksperimen, dan sebagainya. Murid SD-MI perlu memperoleh latihan untuk membuat hipotesis yang kemudian di uji dengan eksperimen sederhana melalui berbagai pembelajaran di sekolah. Sebagai contoh : karena setiap pembakaran memerlukan oksigen yang ada di udara, maka lilin yang menyala akan mati apabila ditutup rapat; atau lilin menyala yang penutupnya kecil akan padam lebih dahulu dari pada lilin menyala yang penutupnya lebih besar. Karena tanaman memerlukan air, maka tanaman yang disiram teraturakan lebih subur dari pada tanaman yang kurang/jarang disiram (dengan catatan: kedua tanaman itu ditempatkan pada tempat yang tidak kenahujan). Pembuatan dan pengujian hipotesis melalui eksperimen akan
  • 8. menumbuhkan/mengembangkan berbagai keterampilan mendasar seperti yang diperlukan para ilmuwan dalam bekerja, tetapi juga murid akan menemukan sendiri pengetahuan-pengetahuan yang ilmiah, serentak dengan itu, akan menumbuhkan/mengembangkan sikap ilmiah. Perencanaan Penelitian/Eksperimen Eksperimen atau percobaan dapat dilakukan oleh siapa saja dalam kehidupan sehari-hari, tetapi kebanyakan melakukannya secara trial and error saja. Demikian pula dengan anak, sering melakukan percobaan trial and error dengan mainannya, dengan binatang peliharaannya, dan sebagainya. Berbeda dengan kebanyakan orang, para ilmuwan melakukan eksperimen dalam rangka penelitian untuk menguji hipotesisnya. Para ilmuwan melakukan penelitian/eksperimen dilandasi oleh dasar teoritis, serta dilakukan secara sistematis dan terarah yang dipandu oleh hipotesisnya. Oleh karena itu, pembelajaran di SD-MI seharusnya meningkatkan kemampuan murid yang biasa melakukan percobaan secara Trial and Error saja menjadi suatu eksperimen yang dipandu oleh suatu hipotesis yang dilandasi dasar teoritis, dan dilakukan secara sistematis dan terarah. Melalui pembelajaran, disamping seperti; jumlah anak dari setiap orang tua murid dikelasnya, tinggi badan seluruh murid dikelasnya dan sebagainya. Dapat pula melakukan penelitian yang lebih rumit, umpama hubungan antara tinggi badan seseorang dengan berat badan seseorang, hubungan antara tinggi badan dengan nomor sepatu yang dipakainya, dan sebagainya. Perlu ditekankan bahwa setiap penelitian harus didahului oleh perencanaan yang matang, sehingga perencanaan itu dapat berlangsung seperti yang diinginkan. Pengendalian Variabel Pengendalian variabel atau faktor yang berpengaruh dalam penelitian/eksperimen merupakan salah satu keterampilan mendasar yang dilakukan para ilmuwan dalam melaksanakan penelitian/eksperimen itu. Pengendalian variabel meliputi variabel bebas maupun variabel tergantung (variabel eksperimen). Pengendalian variabel, baik variabel bebas maupun variabel tergantung, sangat penting dalam setiap eksperimen. Dengan demikian, murid perlu segera diperkenalkan dengan keterampilan pengendalian variabel itu melalui pembelajaran di SD-MI. keterampilan pengendalian variabel dilatihkan secara langsung sewaktu murid melakukan eksperimen. Sebagai contoh eksperimen tentang pentingnya berbagai jenis pupuk bagi tanaman: variabel tergantung (variabel yang akan diteliti adalah pupuk), sedang variabel bebas adalah semua hal yang terkait dengan tanaman, kecuali pupuk, seperti bibit tanaman, tanahb tempat menanam, curah hujan atau penyiraman, sinar matahari, dan sebagainya. Dalam eksperimen, murid berlatih mengedalikan variabel bebas agar hal-hal itu sama untuk semua tanaman (baik tanaman percobaan maupun tanaman lain sebagai pembanding), demikian juga dengan variabel tergantung (variabel yang akan dicobakan) yakni penggunaan berbagai jenis pupuk pada beberapa tanaman yang berbeda dan yang tidak dipupuk. Setelah beberapa minggu, keadaan tanaman yang dipupuk. Setelah beberapa minggu, keadaan tanaman yang dipupuk dengan pupuk yang berbeda dan yang tidak dipupuk dibandingkan, sehingga akan dapat disimpulkan tentang -Pengaruh pupuk terhadap kesuburan tanaman, dan -Jenis pupuk yang lebih menambah kesuburan tanaman. Dengan latihan pengendalian variabel dalam berbagai eksperimen, murid akan lebih menguasai keterampilan pengendalian variabel itu.
  • 9. Interpasi Data Keterampilan menginterpretasi atau menafsirkan data adalah salah satu keterampilan kunci dalam keberhasilan ilmuwan dalam pekerjaannya. Data yang telah dikumpulkan dalam penelitian/eksperimen harus dapat diinterpensi/ditafsirkan dengan cara-cara sesuai kaidah ilmiah. Pembelajaran di SD-MI seyogiyanya melatih murid untuk menguasai keterampilan interpretasi data ini. Data yang telah dikumpulkan melalui berbagai kegiatan seperti: perhitungan, pengukuran, eksperimen, dan atau penelitian sederhana, diolah dan disajikan dalam berbagai cara seperti : tabel, grafik, diagram, dan atau histogram, yang selanjutnya diinterpretasikan dalam berbagai kesimpulan. Umpamanya, pengukuran tinggi badan murid satu kelas itu, dan sebagainya. Dengan pembelajaran yang member peluang untuk berlatih menginterpretasi data, murid akan terbiasa membuat kesimpulan yang sesuai dengan kaidah ilmiah, dan bukannya kesimpulan yang direka-reka saja. Kesimpulan Sementara Keterampilan membuat kesimpulan sementara atau referensi sering dipergunakan para ilmuwan dalam suatu penelitian, suatu kesimpulan yang masih akan diuji selanjutnya untuk menjadi kesimpulan akhir. Murid dilatih untuk membuat kesimpulan sementara berdasarkan informasi atau data yang dimilikinya pada suatu waktu tertentu, yang masih akan diuji kembali dengan diperolehnya informasi/data tambahan. Umpamanya guru menyebutkan tiga ciri suatu hewan (seperti, berkaki empat, lebih besar dari kambing, biasa jadi pacuan), dan murid menebaknya (kuda). Kesimpulan sementara itu diselidiki kebenarannya dengan mencari informasi atau data tambahan, seperti tidak bertanduk, mudah djinakkan dan sebagainya. Peramalan Baik ilmuwan maupun orang awam biasa membuat peramalan. Perbedaannya terletak pada dasar peramalan itu. Peramalan orang awam biasanya didasarkan pada pengalamannya, seperti kalau menung akan terjadi hujan, kalau panen padi gagal akian terjadi harga beras naik dan sebagainya. Peramalan para ilmuwan biasanya didasarkan fakta atau data yang talah dikumpulkannya melalui observasi, pengukuran, eksperimen, dan lain-lain yang memperlihatkan suatu kecenderungan gejala tertentu. pembelajaran di SD-MI harus member peluang kepada murid untuk berlatih membuat peramalan yang didasarkan pada informasi atau data yang telah tersedia. Umpama dapat membuat peramalan benyaknya curah hujan bulan ybs tahun ini. Demikian pula dengan informasi lainnya yang tersedia dapat dijadikan dasar untuk membuat peramalan. Pengaplikasian Para ilmuwan pada umumnya menguasai keterampilan untuk mengaplikasikan suatu konsep, prinsip, dan atau teori untuk memcahkan suatu masalah, menjelaskan suatu peristiwa baru dan sebagainya. Pembelajaran di SD-MI seharusnya melatihb muridnya untuk menggunakan keterampilan penerapan ini, baik dengan langsung melakukannya maupun dengan menunjukkan bukti penerapan itu di sekitarnya. Beberapa contoh seperti konsep yang menyatakan bahwa udara mempunyai tekanan dapat diterapkan dengan memompa ban sepeda agar dapat mengalir keseluruh bagian rumah (untuk cadangan air di rumah tinggal) atau keseluruh bagian kota ( untuk cadangan air Perusahaan Air Minum atau PDAM)
  • 10. Komunikasi Keterampilan komunikasi selalu dipergunakan para ilmuwan untuk menyampaikan gagasan, hasil penelitian, penemuan, dan lain-lain kepada orang lain, baik lisan maupun tertulis, yang biasanya dilengkapi dengan penyajian data dalam bentuk gambar, model, table, grafik, diagram dan sebagainya yang akan memudahkan orang lain untuk memahami apa yang dikomunikasikan itu. Keterampilan komunikasi ini mutlak dikuasai oleh para ilmuwan, agar gagasan, penemuan dan sejenisnya dapat tersebar luas dan diketahui orang lain. Murid SDMI perlu dibiasakan mengkomunikasikan gagasan, hasil pengamatan, pengukuran, dan atau eksperimen, dan sebagainya yang sesuai kaidah komunikasi ilmiah. Dengan bimbingan guru, murid harus melengkapi laporannya dengan penyajian data yang relevan dengan laporan itu, seperti gambar, table, grafik, dan lain-lain. Demikian juga keterampilan proses yang selalu dipakai oleh para ilmuwan untuk menguasai keterampilan komunikasi ini, baikn lisan maupun tertulis. 4. Keterkaitan Keterampilan Proses dengan CBSA dan CTL Pendekatan Keterampilan Proses (PKP) adalah keterampilan memproses informasi yang diwarnai dengan prinsip-prinsip Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) dan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) seperti termuat dalam Kurikulum 2004 dan 2006. . CBSA Sebagai suatu konsep, CBSA adalah suatu proses pembelajaran yang subjek didiknya terlibat secara fisik, mental-intelektual, maupun sosial dalam memahami ide-ide dan konsep-konsep pembelajaran (Ahmadi, 1991). Dengan kata lain, arah pembelajaran CBSA mengacu pada siswa atau “student oriented” yang bermakna pembentukan sejumlah keterampilan untuk membangun pengetahuan sendiri baik melalui proses asimilasi maupun akomodasi. Dalam proses pembelajaran yang seperti ini, siswa dipandang sebagai objek dan sekaligus sebagai subjek. CBSA adalah salah satu strategi pembelajaran yang menuntut aktivitas atau partisipasi peserta didik seoptimal mungkin sehingga mereka mampu mengubah tingkah lakunya dalam proses internalisasi secara lebih efektif dan efisien. Prinsip-prinsip yang harus muncul di dalam CBSA ada delapan, yaitu: (1) Motivasi siswa, (2) Pengetahuan prasyarat, (3) Tujuan yang akan dicapai, (4) Hubungan sosial, (5) Belajar sambil bekerja, (6) Perbedaan individu, (7) Menemukan, dan (8) Pemecahan masalah. b. CTL Dalam pembelajaran kontekstual, terdapat beberapa ciri, yaitu: 1. Pembelajaran aktif: peserta didik diaktifkan untuk mengkontsruksi pengetahuan dan memecahkan masalah.
  • 11. 2. Multi konteks: pembelajaran dalam konteks yang ganda akan memberikan peserta didik pengalaman yang dapat digunakan untuk mempelajari dan mengidentifikasi ataupun memecahkan masalah dalam konteks yang baru (terjadi transfer). 3. Kerjasama dan diskursus: peserta didik belajar dari orang lain melalui kerjasama, diskursus (penjelasan-penjelasan) kerja tim dan mandiri (self reflection). 4. Berhubungan dengan dunia nyata: pembelajaran yang menghubungkan dengan isu-isu kehidupan nyata melalui kegiatan pengalaman di luar kelas dan simulasi. 5. Pengetahuan prasyarat: pengalaman awal peserta didik dan situasi pengetahuan yang didapat mereka akan berarti atau bernilai dan nampak sebagai dasar dalam pembelajaran. 6. Pemecahan masalah: berpikir tingkat tinggi yang diperlukan dalam memecahkan masalah nyata harus ditekankan pada kebermaknaan memorasi dan pengulangan-pengulangan. 7. Mengarahkan sendiri (self-direction): peserta didik ditantang dan dimungkinkan untuk membuat pilihan-pilihan, mengembangkan alternatif-laternatif, dan diarahkan sendiri. Dengan demikian mereka bertanggung jawab sendiri dalam belajarnya (Siswono, 2004). Sedangkan prinsip-prinsip pembelajaran kontekstual ada tujuh, yaitu : (1) konstruktivis (constructivism), (2) inkuiri (inquiry), (3) bertanya (questioning), (4) masyarakat belajar (learning community), (5) pemodelan (modeling), (6) refleksi (reflection) (7) penilaian yang sebenarnya (authentic assestment). 5. Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran Matematika Penerapan pendekatan keterampilan proses di dalam pembelajaran matematika, diperlukan peralatan dan sumber-sumber pembelajaran yang mendukung pelaksanaan pembelajaran. Sumber-sumber ini diupayakan seminim dan sesederhana mungkin dengan memanfaatkan benda-benda yang ada di lingkungan sekitar siswa. Sumber-sumber yang bisa didapatkan di sekitar sekolah antara lain adalah referensi, lingkungan fisik, bahan siswa atau barang bekas yang dapat diolah menjadi barang yang bermanfaat, peristiwa alam, dan pengalaman siswa. Penerapan yang dapat diterapkan dapat mengacu pada jenis-jenis Pendekatan Keterampilan Proses, seperti observasi, mengklasifikasi, mengukur, dan sebagainya. Sehingga diharapkan, proses pembelajaran tidak menjadi monoton dan dapat diterima dengan baik oleh siswa. Serta proses pembelajarannya pun lebih melibatkan atau membuat siswa lebih aktif baik secara fisik maupun psikis. Contoh Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses pada Mata Pelajaran Matematika : Prinsip Keterampilan Uraian Kegiatan Pembelajaran Proses Standar Kompetensi: Menjelaskan sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun Kompetensi Dasar: Menyelidiki sifat-sifat kesebangunan dan simetri
  • 12. · · · · Indikator: Siswa dapat menunjukkan kesebangunan antarbangun datar Materi Pokok: Kesebangunan Alat dan Bahan: Penggaris dan pensil Kertas karton atau kertas berpetak Gunting Benda-benda di sekitar Metode : Diskusi Kelompok Langkah-langkah Pembelajaran 1. Pendahuluan: a. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran b. Melakukan tanya jawab berkaitan dengan materi prasyarat, yaitu pembagian dua bilangan c. Menjelaskan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan siswa di dalam kelompoknya 2. Kegiatan Inti: a. Siswa mengamati benda-benda yang ada di dalam kelas b. Siswa mengelompokkan benda-benda yang mempunyai permukaan datar dan tidak c. Siswa meramal dan membuat hipotesis tentang pasangan-pasangan benda yang sebangun, misalnya antara permukaan meja dan permukaan buku d. Siswa melakukan percobaan mengukur dan menghitung perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian dari setiap pasangan benda e. Siswa mengukur sisi-sisi pada masing-masing pasangan benda f. Siswa menghitung perbandingan panjang sisi-sisi yang bersesuaian dari masing-masing pasangan benda g. Siswa mengendalikan variabel panjang sisi untuk menentukan perbandingan benda h. Siswa menentukan perbandingan yang senilai dan tidak senilai i. Siswa membuat tabel perbandingan sisi pasangan benda j. Berdasarkan tabel yang ada, siswa menafsirkan benda-benda yang sebangun dan tidak sebangun Observasi Klasifikasi Meramal dan membuat hipotesis Percobaan/Eksperimen Mengukur Menghitung Mengendalikan variabel Menemukan hubungan Komunikasi Interpretasi data 3. Penutup a. Merangkum hasil kegiatan b. Memberi PR Di atas merupakan contoh penerapan Pendekatan Keterampilan Proses dalam mata pelajaran matematika. Dari tabel di atas kita dapat melihat bahwa melalui proses kegiatan inti yang kita desain dapat terwujuh berbagai jenis prinsip Pendekatan Keterampilan Proses (PKP) bagi diri siswa.
  • 13. BAB III PENUTUP 1. KESIMPULAN Pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai pendekatan pembelajaran yang dapat mengembangkan keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber dari kemampuan-kemampuan dasar yang pada prinsipnya telah ada pada diri siswanya. PKP memiliki beberapa keunggulan. Keterampilan dasar yaitu mengamati, mengklasifikasikan, mengukur, memprediksi, dan menyimpulkan. Keterampilan terintegrasi yaitu mengenali variabel, membuat tabel, membuat grafik, menggambarkan hubungan antar variabel, mengumpulkan dan mengolah data, menganalisis penelitian, menyususn hipotesis, mendefinisikan variabel, merancang penelitian, dan bereksperimen. 2. SARAN Pembelajaran dengan pendekatan ini dapat dijadikan sebagai pedoman: Bagi guru matematika, hendaknya menggunakan pendekatan keterampilan proses sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika pada masa yang akan datang. Bagi sekolah, sebagai masukan dalam menentukan kebijakan tentang pendekatan yang dapat digunakan oleh guru sebagai upaya meningkatkan kualitas mutu pendidikan.