1. AGENT OF ECONOMIC, BEHAVIOR OF
CONSUMER AND PRODUCER
(PELAKU EKONOMI, PERILAKU
KONSUMEN DAN PRODUSEN)
2. AGENT OF ECONOMIC
(PELAKU KEGIATAN EKONOMI)
Agent of Economic can be classified four as follows
Pelaku kegiatan ekonomi dapat diklasifikasikan empat sebagai
berikut :
1. Consumer household (Rumah tangga konsumen)
2. Producer / company household (Rumah tangga produser /
perusahaan)
3. Governmental household (Rumah tangga pemerintah)
4. Overseas public (Masyarakat luar negeri)
3. Role of consumer household as follows (Peranan
rumah tangga konsumer sebagai berikut):
1. As consumer using goods / service
Sebagai konsumen yang menggunakan
barang/jasa
2. As owner and supplier of factors of production
Sebagai pemilik dan pemasok faktor produksi
4. Role of producer household as follows (Peranan rumah
tangga produser sebagai berikut) :
1. As producer of goods / service
Sebagai produsen barang / jasa
2. As consumer of factors of production
Sebagai konsumen / pengguna faktor produksi
3. As development agent that is assisting government in
development activity, like building infrastructure,
increases quality of human resource etcetera
Sebagai agen pembangunan yaitu membantu
pemerintah dalam kegiatan pembangunan seperti
membangun infrastruktur, meningkatkan kualitas
sumber daya manusia dan sebagainya
5. Role of governmental household as follows (Peranan
rumah tangga pemerintah sebagai berikut) :
1.As producer done through government-owned
corporations
Sebagai produsen yang dilakukan melalui BUMN
2. As consumer, to fulfill needs of governmental
household
Sebagai konsumen, untuk memenuhi kebutuhan
rumah tangga pemerintah
3. As economics regulator
Sebagai pengatur perekonomian
6. Role of overseas public as follows (Peranan masyarakat
luar negeri sebagai berikut) :
1. As importer & eksporter goods / service
Sebagai pengimpor & pengekspor barang / jasa
2. As supplier of factors of production
Sebagai pemasok faktofr produksi
3. As creditor
Sebagai kreditur
4. As investor
Sebagai investor
5. As donor / contributor
Sebagai donator / penyumbang
7. LINGKARAN KEGIATAN EKONOMI (ECONOMIC
ACTIVITY CICLE)
Stream goods / service and money between
consumption households and production household
(Simple economic restriction)
Aliran barang/jasa dan uang antara RTK dan RTP
(Perekonomian tertutup sederhana)
Barang/jasa
Uang
RTP
RTK
Uang
Faktor produksi
8. Consumer behavior (Perilaku Konsumen)
Consumer behavior is behavior of public in
consuming goods / service to obtain
maximum satisfaction with earnings owned.
(Perilaku Konsumen merupakan perilaku
masyarakat dalam mengkonsumsi barang /
jasa untuk memperoleh kepuasan
maksimum dengan pendapatan yang dimiliki)
9. Factors influencing consumer behavior (Faktorfaktor yang mempengaruhi perilaku konsumen) :
1. Factor Intern (Faktor Intern)
a. Income (Pendapatan)
b. Life style (Gaya hidup)
c. Taste (Selera)
d. Motivation (Motivasi)
10. 2. Factor Ekstern (Faktor Ekstern)
a. Culture (Kebudayaan)
b. Area (Lingkungan)
c. Development of science and
technological (Perkembangan IPTEK)
d. Price (Harga)
11. Consumer behavior can be classified as
follows (Perilaku konsumen dapat dibedakan
sbb : )
1. Rational consumer behavior (Perilaku konsumen
rasional)
Consumer behavior told to be rational if in consuming
goods / service based on consideration as follows
(Perilaku konsumen dikatakan rasional apabila dalam
mengkonsumsi barang / jasa berdasar pertimbangan
sebagai berikut) :
a. Product consumed really required by consumer
(Produk yang dikonsumsi benar-benar dibutuhkan
konsumen)
12. b. Product consumed can give optimal
usefulness (Produk yang dikonsumsi mampu
memberikan kegunaan optimal)
c. Product consumed with quality good (Produk yang
dikonsumsi berkualitas baik )
d. The price of reached (Harga terjangkau)
2. Irrational consumer behavior (Perilaku konsumen
irrasional)
Consumer behavior is told irrasional if in consuming
goods / service without good consideration. For
example (Perilaku konsumen dikatakan irrasional
apabila dalam mengkonsumsi barang / jasa tanpa
pertimbangan yang baik. Misal) :
a. Buys goods because the famous merk (Membeli
barang hanya karena merknya yang terkenal)
13. b. Buys goods because undercuts or
obtain bonus (Membeli barang hanya
karena obral atau untuk memperoleh
bonus)
c. Buys goods because interests
advertisement (Membeli barang hanya
karena tertarik iklan)
d. Buys goods because for prestige / exhibits
(Membeli barang hanya karena untuk gengsi /
pamer)
14. Rational / irrasional consumer behavior is
influenced (Perilaku konsumen rasional /
irrasional dipengaruhi) :
a. Level of education (Tingkat pendidikan)
b. Level of adulthood (Tingkat
kedewasaan)
c. Emotional maturity (Kematangan
emosional)
15. B. Usage value or goods benefit (Nilai guna atau
manfaat barang)
Value is ability a goods to be used or
exchanged with other goods (Nilai adalah
kemampuan suatu barang untuk dipakai atau
ditukarkan dengan barang lainnya)
Value a goods can be classified as follows (Nilai
suatu barang dapat dibedakan sebagai berikut)
1. Value uses (Nilai pakai)
2. Conversion value (Nilai tukar)
16. Value uses is ability a goods to be used fulfills
need of man (Nilai pakai adalah kemampuan suatu
barang untuk dipakai memenuhi kebutuhan manusia)
Value uses is differentiated as follows (Nilai pakai
dibedakan sebagai berikut)
1. Value uses objective is ability a goods in
general to be used in fulfilling need of man. Its
the review at goods / service (Nilai pakai obyektif
, adalah kemampuan suatu barang secara umum
untuk dipakai dalam memenuhi kebutuhan manusia.
Tinjauannya pada barang / jasa)
17. 2. Value uses subyektif is value given someone to a
goods because the usable goods to fulfill its need.
Be assessing goods evaluated from the side of the
goods / service consumer
(Nilai pakai subyektif adalah nilai yang diberikan
seseorang terhadap suatu barang karena barang
tersebut dapat dipakai untuk memenuhi
kebutuhannya.
Merupakan nilai barang yang ditinjau dari pihak
pengguna barang / jasa tersebut)
18. Conversion value (Nilai Tukar)
Conversion value is ability a goods / service to be exchanged
with other goods / service (Nilai tukar adalah kemampuan
suatu barang / jasa untuk ditukarkan dengan barang / jasa
lainnya)
Conversion value is differentiated as follows (Nilai tukar
dibedakan sebagai berikut) :
1. Objective conversion value is ability a goods /
service in general to be exchanged with other goods /
service. Its the review at goods / service (Nilai tukar
obyektif adalah kemampuan suatu barang / jasa
secara umum untuk ditukarkan dengan barang / jasa
lain. Tinjauannya pada barang / jasa)
19. 2. Conversion value subyektif is value given someone
to a goods / service because the exchangeable goods
/ service with other goods / service. Be assessing
goods evaluated from side exchanging the goods /
service.
(Nilai tukar subyektif adalah nilai yang diberikan
seseorang terhadap suatu barang / jasa karena
barang / jasa tersebut dapat ditukarkan dengan
barang / jasa lain. Merupakan nilai barang yang
ditinjau dari pihak yang menukarkan barang /
jasa tersebut)
20. Paradox of value is a goods having value to use
with conversion value to differ in.
a goods has value to use height but having low
conversion value. example : water.
a goods has value to use is low but having high
conversion value. example : jewel.
(Paradoks nilai adalah suatu barang yang
memiliki nilai pakai dan nilai tukar yang berbeda.
Suatu barang mempunyai nilai pakai tinggi tetapi
memiliki nilai tukar rendah contoh : air.
Barang yang mempunyai nilai pakai rendah tetapi
memiliki nilai tukar tinggi contoh permata).
21. The Value theory (Teori Nilai)
1. The objective value theory is theory arising that
value a goods / service based on itself goods /
service. (Teori nilai obyektif merupakan teori
yang mengemukakan bahwa nilai suatu barang /
jasa didasarkan pada barang / jasa itu sendiri)
a. The value theory expense of production, told
by Adam Smith (Teori nilai beaya produksi,
dikemukakan oleh Adam Smith).
22. According to Adam Smith : Value a goods determined by
value in exchanges, conversion value determined by all
costs released by producer to produce the goods,
therefore value a goods determined by all costs released
by producer to produce the goods.
Menurut Adam Smith : Nilai suatu barang
ditentukan oleh nilai dalam pertukaran, nilai tukar
ditentukan oleh semua beaya yang dikeluarkan produsen
untuk memproduksi barang tersebut oleh karena itu nilai
suatu barang ditentukan oleh semua beaya yang
dikeluarkan produsen untuk memproduksi barang
tersebut.
23. Adam Smith differentiates expense of produce of
becoming two (Adam Smith membedakan beaya
produksi menjadi dua) :
1). Expense of direct, for example raw material,
indirect material (Beaya langsung, misal bahan baku,
bahan pembantu)
2). Indirect cost, for example expense of electrics,
expense of phonecall etcetera (Beaya tidak langsung,
misal beaya listrik, beaya telpon dan sebagainya).
24. b. The job value theory, told by David Ricardo (Teori nilai
kerja, dikemukakan oleh David Ricardo)
Value a goods determined by expense of job to
produce the goods.
Expense of job according to David Ricardo covers
expense of man labour, machines, equipments and
other involving in production process
(Nilai suatu barang ditentukan oleh beaya kerja untuk
memproduksi barang tersebut. Beaya kerja menurut
David Ricardo meliputi beaya tenaga kerja manusia,
mesin-mesin, peralatan dan lainnya yang terlibat
dalam proses produksi).
25. c. The value is more theory / the average job value
theory, told by Karl Marx
(Teori nilai lebih / teori nilai kerja rata-rata, dikemukakan
oleh Karl Marx).
Value a goods based on expense of average of public
labour.
If labour receive lower fee or conversion value from
achievement given, hence the side of entrepreneur will
obtain value is more (gain).
(Nilai suatu barang didasarkan pada beaya rata-rata tenaga
kerja masyarakat.
Apabila buruh menerima upah atau nilai tukar yang lebih
rendah dari prestasi yang diberikan, maka pihak
pengusaha akan memperoleh nilai lebih (keuntungan)).
26. d. The reproduction value theory / the value theory
expense of substitution, told by Carey
(Teori nilai reproduksi / teori nilai beaya pengganti,
dikemukakan oleh Carey)
Value a goods determined by expense of remake the
goods. (Nilai suatu barang ditentukan oleh beaya
untuk membuat lagi barang tersebut).
e. The market value theory, told by David Humme and
John Locke (Teori nilai pasar, dikemukakan oleh David
Humme dan John Locke)
Value a goods determined by the supply and demand
amounts in market (Nilai suatu barang ditentukan oleh
jumlah permintaan dan penawaran yang ada di pasar).
27. 2. The subjective value theory is theory relating to level of
satisfaction, so that man who is different is enabled to
has different appraisal also (Teori nilai subyektif
merupakan teori yang berhubungan dengan tingkat
kepuasan, sehingga orang yang berbeda dimungkinkan
memiliki penilaian yang berbeda pula).
a. The subjective value theory according to Gossen
(Teori nilai subyektif menurut Gossen)
Gossen Law 1 th : Law of deminishing utility
(Hukum Gossen I : Hukum tambahan guna yang
semakin berkurang)
If need a kinds of goods is fulfilled continually, hence
addition of satisfaction longer on the wane
(Jika kebutuhan suatu macam barang dipenuhi secara
terus menerus, maka tambahan kepuasan semakin
lama semakin berkurang)
28. Level of fill of cake
(Tingkat Pemenuhan kue)
Marginal Utility
(Tambahan Kepuasan)
1
10
2
8
3
6
4
4
5
2
6
0
29. Law Gossen 2 th: Everyone always try to fulfill
assorted of needs that is multifarious up to level of
the same intensity.
(Hukum Gossen II : Setiap orang senantiasa
berusaha memenuhi berbagai macam kebutuhan
yang beraneka ragam sampai dengan tingkat
intensitas yang sama)
31. b. The value theory subyektif according to Karl
Menger (Teori nilai subyektif menurut Karl
Menger)
Height / low assessed a goods determined by
usefulness of the goods for the owner.
This theory often is called of the terminal
value theory
(Tinggi / rendah nilai suatu barang ditentukan
pada kegunaan barang itu bagi pemiliknya.
Teori ini sering disebut sebagai teori nilai
batas)
32. Marginal utility approach / Cardinal approach and
ordinal approach
(Pendekatan marginal utility / pendekatan kardinal
dan pendekatan ordinal)
The consumer behavior theory also can be
evaluated with marginal approach / cardinal
approach and ordinal approach.
(Teori perilaku konsumen juga dapat ditinjau dengan
pendekatan marginal utility / pendekatan kardinal
dan pendekatan ordinal).
33. Marginal approach of utility told by H. Gossen, while
ordinal approach is done with curve. Indifference
curve that is curve showing various point of
combinations two kinds of goods giving same
satisfaction
Following example of Indefference curve
(Pendekatan marginal utility dikemukakan oleh H.
Gossen, sedangkan pendekatan ordinal dilakukan
dengan kurve. Kurve indeferensi yaitu kurve yang
menunjukkan berbagai titik kombinasi dua macam
barang yang memberikan kepuasan sama bagi
seorang konsumen
Berikut ini contoh kurve indiferensi)
34. INDEFFERENCE CURVE (KURVE INDIFERENSI)
GOODS (BARANG) Y
25
20
15
Series1
10
5
0
0
5
10
15
20
GOODS (BARANG X)
• Point - point : A (3, 20); B (5, 16); C (10, 8); and D (15, 5)
•
level of the satisfaction is same
(Titik- titik : A (3, 20); B (5, 16); C (10, 8); dan D (15, 5)
36. PRODUCTION (PRODUKSI)
Production is activity to make or adds goods usage value
(Produksi adalah kegiatan untuk membuat atau menambah
nilai guna barang)
Factors produce of covering (Faktor-faktor produksi meliputi) :
1. Factor of production of Nature (Faktor produksi alam)
Factors of production of Nature covers the sun, soil, land,
ground, water, result of natural forest ( is not conducting by
man), gas, commodity exchange incorporated, gold etcetera
(Faktor produksi alam meliputi matahari, tanah, air, hasil
hutan alami (tidak dibudidayakan oleh manusia), gas,
minyak, emas dan sebagainya)
37. 2. Factor of production of Labour (Faktor produksi tenaga
kerja)
Labour can be classified as follows (Tenaga kerja dapat
digolongkan sebagai berikut) :
a. Skilled labour, for example medical doctor, teacher,
accountant, judge, attorney, advocate, etcetera. ( Tenaga
kerja terdidik, misal dokter, guru, akuntan, hakim, jaksa,
advokat dan sebagainya)
b. Trained labour, for example driver, mechanic, etcetera.
(Tenaga kerja terlatih, misal sopir, montir dan
sebagainya)
c. Labour is not educated and doesn't train, for example
coolie, broom worker, custodian parks, servant etcetera
(Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih, misal kuli,
tukang sapu, penjaga parkir, babu dan sebagainya)
38. 3. Factors of production of Capital (Faktor produksi modal)
Kinds of capitals as follows (Macam-macam modal sebagai
berikut) :
a. Capital according to form, composes (Modal menurut
bentuk, terdiri) :
1). Concrete capital, be visible capital in production
process for example money capital, goods capital
(Modal kongkrit, merupakan modal yang dapat
dilihat dalam produksi misal modal uang,
modal barang)
2). Abstraction capital, be capital which cannot be seen
but result can seen in producing, for example
expertise, knowledge etcetera (merupakan modal
yang tidak dapat dilihat tetapi hasilnya dapat terlihat
dalam produksi, misal keahlian, pengetahuan dsb )
39. b. Capital according to subject ( owner), composes
(Modal menurut subyek / pemilik, terdiri) :
1). Individual capital, be capital owned by civil
(Modal individu, merupakan modal yang dimiliki
perseorangan)
2). Public capital, be capital owned by public, and
applied for the sake of public, for example road,
bridge etcetera
(Modal masyarakat, merupakan modal yang
dimiliki masyarakat, dan digunakan untuk
kepentingan masyarakat, misal jalan, jembatan
dan sebagainya)
40. c. capital according to source, composes
(Modal menurut sumber, terdiri) :
1). Capital x'self, be capital coming from owner of
company (Modal sendiri, merupakan modal yang
berasal dari pemilik perusahaan).
2). Foreign capital, be company capital coming from
debt (Modal asing, merupakan modal perusahaan
yang berasal dari hutang)
41. d. Capital according to character, composes
(Modal menurut sifat, terdiri) :
1). Fixed capital, be usable legal capital more than
once a period of production, for example machine,
equipments, building etcetera.
(Modal tetap, merupakan modal yang dapat
dipakai lebih dari sekali masa produksi, misal
mesin, peralatan, gedung dan sebagainya)
2). Circulating capital, be capital that is finished
is used once production process, for example raw
material, indirect material
(Modal lancar, merupakan modal yang habis dipakai
sekali proses produksi, misal bahan baku, bahan
pembantu)
42. 4. Factors of production of Enterpreneurship
(Faktor produksi kewirausahaan)
Skill entrepreneurs is expertise manages factors of
production of nature, labour and capital to produce
goods / service. Man who is managing factors of
production of labour nature and capital to yield
goods / service called as entrepreneurs.
Entrepreneurs determines in produce of goods /
service
(Skill wirausaha adalah keahlian mengelola faktor produksi
alam, tenaga kerja dan modal untuk memproduksi barang /
jasa. Orang yang mengelola faktor produksi alam tenaga
kerja dan modal untuk menghasilkan barang / jasa disebut
wirausahawan.
Wirausahawan / pengusaha sangat menentukan dalam
produksi barang / jasa)
43. Production types (Jenis-jenis produksi )
Production can be classified as follows
(Produksi dapat digolongkan sebagai berikut) :
1. Ekstraktif, that is production collecting natural
product (Ekstraktif, yaitu produksi yang memungut
hasil alam)
2. Agrarian, that is activity of production processing
land for agriculture, breeding and fishery
(Agraris, yaitu kegiatan produksi yang mengolah
tanah untuk pertanian, peternakan dan perikanan)
44. 3. Industry, that is activity of production processing
raw material to become finished goods or
fabricating material goods (Industri, yaitu kegiatan
produksi yang mengolah bahan mentah menjadi
barang jadi atau barang setengah jadi)
4. Trade, that is activity of production buying goods to
be sold again without transforming (Perdagangan,
yaitu kegiatan produksi yang membeli barang untuk
dijual kembali tanpa mengubah bentuk)
5. Service, that is activity of production serving
service to others (Jasa, yaitu kegiatan produksi
yang melayani jasa kepada orang lain)
45. Level produce of differentiated as follows
(Tingkatan produksi dibedakan sebagai berikut) :
1. Primary production, covers area ekstraktif and
agrarian (Produksi primer, meliputi bidang
ekstraktif dan agraris)
2. Produce of secondaries, covers industrial area
and trade (Produksi sekunder, meliputi bidang
industri dan perdagangan)
3. Tertiary production, covers service area ( Produksi
tersier, meliputi bidang jasa)
46. Production extension (Perluasan produksi)
Extension of produce can be done by the way as follows
(Perluasan produksi dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut) :
1. Intensification, that is increasing product by the way of
intensifying production factors owned
(Intensifikasi,
yaitu meningkatkan produksi dengan cara
mengintensifkan faktor-faktor produksi yang dimiliki).
2. Extensification, that is increasing product by the way of
adding production factors, for example adding labour,
machine, equipments, etc.
(Ekstensifikasi, yaitu meningkatkan produksi dengan cara
menambah faktor-faktor produksi, misal menambah
tenaga kerja, mesin, peralatan, dsb)
47. 3. Diversification, that is increasing product by the way of
adding type and quality of product.
Increases product by adding type produce of called as
horizontal diversification, while increasing product by the
way of adding quality of product called as vertical
diversification
(Diversifikasi, yaitu meningkatkan produksi dengan cara
menambah jenis dan mutu produk.
Meningkatkan produksi dengan menambah jenis produksi
disebut diversifikasi horisontal, sedangkan meningkatkan
produksi dengan cara menambah mutu produk disebut
diversifikasi vertikal).
48. 4. Rationalization, that is increasing product by the way of
heightening job efficiency and capital, for example done
with scientific management, mechanization,
standardization, etc.
(Rasionalisasi, yaitu meningkatkan produksi dengan cara
mempertinggi efisiensi kerja dan modal, misalnya
dilakukan dengan scientific manajemen, mekanisasi,
standardisasi, dsb)
- Scientific management : done by the way of applying
better management and more precise (Scientific
manajemen : dilakukan dengan cara menerapkan
manajemen yang lebih baik dan lebih tepat)
49. - Mechanizes : done by the way of changing
manpower to machine (Mekanisasi : dilakukan
dengan cara mengganti tenaga manusia dengan
mesin)
- Standardization : done with making standard quality
and certain quantity (Standardisasi : dilakukan
dengan membuat standar kualitas dan kuantitas
tertentu)
According to David Ricardo and Thomas Robert Malthus
at product increase will apply Law of diminishing return.
(Menurut David Ricardo dan Thomas Robert Malthus
pada peningkatan produksi akan berlaku hukum
tambahan hasil yang semakin berkurang).
Example (Contoh) :
51. Law of diminishing return applies at labour 4 people
because addition result has started decreases
(Law of diminishing return berlaku pada tenaga kerja 4 orang
karena tambahan hasil sudah mulai berkurang).
TP = 43 ton
MP =
AP =
TP = 43 - 34 = 9
L
4 - 3
TP = 43 = 10,75
L
4
52. Product increase evaluated from comparison
between expense and results can be classified as
follows
(Peningkatan produksi ditinjau dari perbandingan
antara beaya dan hasil dapat digolongkan sebagai
berikut) :
1. Increases proportionally, produce of increasing
proportional / equal to improvement of expense
of production
(Meningkat secara proporsional, produksi
meningkat sebanding / sama dengan
peningkatan beaya produksi)
53. 2. Increases progressively, produce of increasing
bigger than improvement of expense of
production.
(Meningkat secara progresif, produksi
meningkat lebih besar dari pada peningkatan
beaya produksi)
3. Increases in degresif, produce of increasing
smaller than improvement of expense of
production.
(Meningkat secara degresif, produksi meningkat
lebih kecil dari pada peningkatan beaya
produksi)
54. EXPENSE OF PRODUCTION, INCOME, AND
PROFIT OF COMPANY
(BEAYA PRODUKSI, PENDAPATAN, DAN
LABA
PERUSAHAAN)
EXPENSE OF PRODUCTION (BEAYA PRODUKSI)
Expense of production is all costs applied to produce
goods
(Beaya produksi adalah semua beaya yang
digunakan untuk memproduksi barang )
55. Expense of production differentiated as follows
(Beaya produksi dibedakan sebagai berikut) :
a. Fixed cost (Beaya tetap )
Fixed cost is cost that is the numbers doesn't
change when goods amounts produced changes.
For example : expense of depreciation of fixed
asset, expense of rent, expense of salary of
permanent employee
(Beaya tetap adalah beaya yang jumlahnya tidak
berubah ketika jumlah barang yang diproduksi
berubah. Misal : beaya penyusutan aktiva tetap,
beaya sewa, beaya gaji karyawan tetap).
56. b. Variable cost (Beaya Variabel)
Variable cost is cost that is the numbers changes
when goods amounts produced changes. For
example : Expense of raw material, fuel, etcetera
(Beaya variabel adalah beaya yang jumlahnya
berubah ketika jumlah barang yang diproduksi
berubah. Misal : Beaya bahan baku, bahan bakar,
dan sebagainya)
57. c. Total cost (Beaya total)
Total cost is quantifying of fixed cost and variable cost
Total cost calculated with formula as follows :
Total Cost = Total Fixed Cost + Total Variable Cost
TC = TFC + TVC
Following example : expense of production of a company
Beaya total merupakan penjumlahan beaya tetap dengan
beaya variable.
Beaya total dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Beaya total = beaya tetap + beaya variable
TC = TFC + TVC
Berikut ini contoh : beaya produksi suatu perusahaan
59. If made chart, seen as follows (Apabila dibuat grafik,
tampak sebagai berikut) :
450
400
350
300
(Q)
250
(TFC)
200
(TVC)
150
(TC)
100
50
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11
60. Average cost (Beaya rata-rata)
Average cost is expense of production burdened every
product unit. Expense of this average calculated by the way
of dividing total cost with number of goodses produced.
Beaya rata-rata adalah beaya produksi yang dibebankan per
unit produk. Beaya rata-rata ini dihitung dengan cara
membagi beaya total dengan jumlah barang yang diproduksi
The formula is as follows (Rumusnya sebagai berikut) :
AC = TC
Q
Example : Total cost for (Beaya total untuk) 10 units Rp
410.000,00 hence expense of average of equal to (maka
beaya rata-rata sebesar) Rp 41.000,00
61. Marginal Cost (Beaya Marginal)
• Marginal cost is increase of total cost
resulted increase of production. Marginal
cost is calculated with formula :
(Beaya marginal adalah kenaikan total
beaya yang diakibatkan kenaikan produksi.
Beaya marginal dihitung dengan rumus) :
MC = ΔTC
ΔQ
62. Example : At the time of goods is produced
5 unit, total cost of Rp 190000,00 and at the
time of produced 9 unit, total cost of Rp
350000,00 hence marginal cost is :
(Contoh : Pada saat barang diproduksi 5 unit
beaya total Rp 190.000,00 dan pada saat
diproduksi 9 unit, beaya total Rp 350.000,00
maka beaya marginalnya adalah) :
63. MC = ∆TC
∆Q
= 350.000 - 190.000
9 - 5
= 160.000
4
= 40.000
Other way : MC is calculated by the way of
looking for first generation of TC
(Cara lain : MC dihitung dengan cara
mencari turunan pertama TC)
64. REVENUE
Company receiving comes from sale of
goods yielded by company.
Company receiving is differentiated as
follows :
(Pendapatan perusahaan berasal dari
penjualan barang yang dihasilkan
perusahaan.
Penerimaan perusahaan dapat dibedakan
sebagai berikut) :
65. a.Total Revenue (Penerimaan Total )
Total Revenue is amount of moneys received by
company from sale of product.
(Penerimaan total merupakan jumlah uang yang
diterima perusahaan dari penjualan produk)
Total Revenue is calculated with formula as follows
(Penerimaan total dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut) :
TR = P x Q
P = price (harga)
Q = number of goodses (jumlah barang)
66. Example : Shoe company produces and sells
1000 tides with price @ Rp 25000,00 hence
total receiving is calculated as follows :
(Contoh : Perusahaan sepatu memproduksi
dan menjual 1000 pasang dengan harga @
Rp 25.000,00 maka penerimaan total dapat
dihitung sebagai berikut :)
TR = P . Q
= Rp 25000,00 x 1000
= Rp 25.000.000,00
67. b. Average Revenue (Penerimaan Rata-rata)
Average Revenue is company receiving of every unit goods
sold. Average Revenue is calculated as follows :
(Penerimaan rata-rata merupakan penerimaan perusahaan
tiap unit barang yang terjual. Penerimaan rata-rata dapat
dihitung sebagai berikut) :
AR = TR = P x Q = P
Q
Q
So average revenue equal to the price of product per unit.
Based on example to AR = Rp 25000,00
(Sehingga penerimaan rata-rata sama dengan harga produk
per unit
Berdasarkan contoh diatas AR = Rp 25.000,00)
68. c. Marginal Revenue (Penerimaan Marginal)
Marginal Revenue is increase of total revenue as
result of existence of increase of goods amounts
sold.
(Penerimaan marginal merupakan kenaikan
penerimaan total akibat adanya kenaikan jumlah
barang yang terjual).
Marginal Revenue is calculated with formula as
follows :
(Penerimaan marginal dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut) :
MR = ΔTR
ΔQ
69. Example :
At the time of goods sold 10 units number of receivings of
Rp 60000,00 at the time of goods sold 12 units number of
receivings of Rp 70000,00
(Contoh : Pada saat barang yang terjual 10 unit jumlah
penerimaan Rp 60.000,00 pada saat barang yang terjual 12
unit jumlah penerimaan Rp 70.000,00
Level of marginal revenue as follows :
(Besarnya penerimaan marginal sebagai berikut) :
MR = ΔTR
ΔQ
= Rp 70000,00 - Rp 60000,00
12 - 10
= Rp 5000,00
Other way: MR is calculated by the way of looking for first
generation of TR
(Cara lain : MR dihitung dengan cara mencari turunan
pertama TR)
70. LOSS AND PROFIT (LABA RUGI )
All companies surely tried to obtain profit. Company profit is
created if total revenue ( TR) bigger than total cost ( TC). If
TR smaller than TC means the company experiences hit.
Break even point or capital return happened at the time of
TR equal to TC.
Maximum profit happened at the time of MC = MR
Semua perusahaan pasti berusaha untuk memperoleh laba.
Laba perusahaan tercipta apabila penerimaan total (TR)
lebih besar dari pada beaya total (TC). Apabila penerimaan
total (TR) lebih kecil dari pada beaya total (TC) berarti
perusahaan tersebut mengalami kerugian.
Break even point atau pulang modal terjadi pada saat
penerimaan total (TR) sama dengan beaya total (TC).
Laba maksimum terjadi pada saat MC = MR
71. Example :
A company fixed cost RP 12.000.000,00 variable cost every
unit product Rp 20.000,00. If the product is sold with the
price of every unit Rp 50.000,00 calculates :
a. Amount which must be produced to be reached break
even point
b. company profit if produced and sold 1000 units
Contoh :
Beaya tetap suatu perusahaan RP 12.000.000,00 beaya
variabel setiap unit produk Rp 20.000,00. Apabila produk
tersebut dijual dengan harga per unit Rp 50.000,00
hitunglah :
a. Jumlah yang harus diproduksi agar tercapai break even
point
b. laba perusahaan apabila diproduksi dan terjual sebanyak
1000 unit
72. Reply (Jawab) :
a). TR = TC
P x Q = TFC + TVC
50000 x Q = 12000000 + ( 20000 x Q)
50000 Q = 12000000 + 20000 Q
30000 Q = 12000000
Q = 400
b). Laba = TR - TC
= (P x Q) - (TFC + TVC)
= (50000 x 1000) - (12000000 + 20000 x 1000)
= 50000000 - 32000000
= 18000000
= Rp 18.000.000,00