SlideShare a Scribd company logo
1 of 101
MANAJEMEN PERUBAHAN 
DR. RUDY S. WENAS, SE.MM 
IPDN REGIONAL SULUT
MANAJEMEN PERUBAHAN (3 Sks) 
 DESKRIPSI 
 Manajemen perubahan merupakan pendekatan terstruktur untuk 
membawa sebuah organisasi dari kondisi saat ini ke masa depan 
yang diinginkan 
 Fokus pada bagaimana mengelola perubahan-perubahan yang 
didasarkan pada prinsip-prinsip manajemen. 
 Bagaimana mengelola organisasi pemerintah agar tetap exist dan 
inovatif seiring dengan perubahan lingkungan internal dan 
eksternal. 
 TUJUAN 
 Memberikan pemahaman kepada praja sehigga memiliki wawasan 
dan kemampuan menejerial yang handal untuk mengelola secara 
inovatif organisasi pemerintahan yang secara langsung dituntut 
untuk melakukan perubahan yang terencana dan teroganisir 
 Praja memiliki kemampuan daya saing sehingga siap untuk terjun 
dalam praktik organisasi pemerintahan.
SESI 1. KONSEP MANAJEMEN 
 PENGERTIAN MANAJEMEN 
 Managing is essential in all organized cooperation, as well as at 
all levels of organization in an enterprise. Managing is Science 
and Art (Harold Koontz & Cyril O’Donnell) 
 Merupakan suatu proses yang khas, yang terdiri atas kegiatan-kegiatan 
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, 
pengorganisasian dan pengendalian yang dilakukan untuk 
menentukan serta mencapai sasaran melalui pemanfaatan 
SDM dan SD lain. Sumarni & Soeprihanto)
KONSEP MANAJEMEN 
 Dalam manajemen menggunakan metode ilmiah dalam 
setiap pendekatan dan penyelesaian masalah. Metode 
tersebut meliputi beberapa kegiatan: 
 Mengetahui adanya persoalan (Problem recognition) 
 Mendefinisikan persoalan (Problem Definition) 
 Mengumpulkan fakta, data dan informasi 
 Menyusun alternatif Penyelesaian (Design Alternative Solution) 
 Mengambil keputusan dengan memilih salah satu alternatif 
penyelesaian (Decision making process and alternative chosen) 
 Melaksanakan keputusan serta tindak lanjut (Implementation of 
program/method)
Proses Manajemen dalam Organisasi
Management Hierarchy 
Top Management: Pimpinan 
(keahlian: decision making) 
Middle Management: 
Menejer, kepala seksi, 
koordinator (keahlian: teknis 
& menejerial) 
Lower Management: staf dan 
atau pegawai (keahlian: 
teknis)
Fungsi-fungsi Menejemen 
 Perecanaan/planning 
 Pengorganisasian/organizing 
 Pengarahan/actuating 
 Pengendalian/controlling
Perencanaan/planning 
 Perencanaan menyatakan tujuan organisasi dan 
menentukan prosedur terbaik untuk mencapainya. Jadi 
yang harus dipikirkan oleh para manajer atau individu 
dalam manajemen adalah memikirkan tujuan dan 
kegiatannya. Kegiatan tersebut biasanya didasarkan 
pada suatu metode, rencana atau logika tertentu 
sehingga perlu direncanakan. 
 Langkah yang harus ditempuh dalam perencanaan 
adalah: 
 Memilih sasaran organisasi. 
 Penetapan tujuan, per sub bagian/departemen/divisi. 
 Penyusunan program yang sistematis.
Penorganisasian/organizing 
 Proses penciptaan hubungan antara berbagai fungsi, 
personalia dan factor-faktor fisik agar pekerjaan yang 
dilakukan bermanfaat dan terarah. Biasanya ditujukan 
dengan suatu bagan organisasi. 
 Terdapat tiga hubungan dasar dalam hubungan formal: 
 Tanggung jawab  kewajiban individu utk melaksanakan tugas. 
 Wewenang  hak utk mengambil keputusan mengenai apa yg harus 
dijalankan. 
 Pertanggungjawaban  dari bawah keatas dalam bentuk laporan 
kepada atasan. 
 Berkaitan juga dengan staffing adalah proses 
pengadaan, penempatan, dan melatih personel yang 
memenuhi syarat yang dibutuhkan untuk melaksanakan 
tugas organisasi.
Pengarahan/actuating 
 Tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota 
organisasi melakukan kegiatan yang sudah 
ditentukan kerah tercapainya tujuan. 
 Pengarahan akan terwujud apabila kebutuhan 
individu terwujud. Teori motivasi.hirarki kebutuhan 
Maslow: Kubutuhan fisiologis, Rasa Aman, Sosial, 
Esteems (penghargaan) dan Aktualisasi Diri.
Pengendalian/controlling 
 Aktifitas untuk menemukan, mengoreksi adanya 
penyimpangan-penyimpangan dari hasil yang telah 
dicapai dibandingkan dengan rencana kerja yang 
telah ditetapkan. Pengendalian mencakup tiga 
unsure penting yaitu: 
 Menetapkan stadar prestasi. 
 Mengukur prestasi sekarang dan membandingkan dengan 
standar yang telah ditetapkan. 
 Mengambil tindakan untuk mengoreksi prestasi yang tidak 
memenuhi standar.
SESI 2. KONSEP PERUBAHAN
PENGERTIAN PERUBAHAN 
 Menurut Linda Ackerman terdapat beberapa 
kategori perubahan dalam organisasi yaitu: 
 Development change 
 Transnational change 
 Transformational change
Development Change 
 Adalah perubahan yang dilakukan melalui 
peningkatan keahlian, metode atau kondisi yang 
untuk beberapa alasan tidak memiliki sifat-sifat 
dikehendaki atau yang diharapankan sekarang ini. 
 Development change beruhubungan dengan berbuat 
sesuatu harus lebih baik dari sebelumnya atau 
berbuat lebih.
Transnational Change 
 Adalah proses perubahan dalam organisasi yang terjadi 
secara perlahan. Dalam proses perubahan ini, terpadat 
implementasi terhadap pengenalan tahapan yang baru. 
Manajemen perusahaan pada posisi ini berada pada proses 
transisi. Contoh: proses rorganisasi, mergers,pengenalan 
produk/services yang baru; proses; sistem dan teknologi 
yang baru kepada konsumen. 
Bentuk 
organisasi 
lama 
Bentuk 
organisasi baru 
Masa Transisi/peralihan
Transformational Change 
 Adalah proses perubahan tentang apa yang dipercayai dan 
disadari yang mungkin akan terjadi dalam organisasi. 
 Pada perubahan ini, organisasi melakukan perubahan-perubahan 
namun tidak dilakukan dengan pasti karena 
dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang tidak pasti juga. 
Atau segala sesuau bisa terjadi karena time period not 
easily controlled. 
Death 
Maju/posisi tinggi 
Berkembang 
Birth 
Bangkit 
Chaos Kembali
KAPAN HARUS BERUBAH 
 Organisasi suatu saat akan diperhadapkan dengan 
adanya tuntutan untuk melakukan perubahan. 
 Organisasi melakukan perubahan karena adanya: 
 Proactive change (internal drivers), Perubahan yang dilaksanakan 
karena adanya kebijakan organisasi yang sadar harus melakukan 
peruabahan. Perubahan ini dapat dilakukan melalui perubahan 
tujuan perusahaan: Visi, Misi dan Strategi. Disebut juga dengan 
controleble change. 
 Reactive change (external drivers), Perubahan yang terjadi karena 
pengaruh dari ekternal atau adanya dorongan untuk berubah karena 
pengaruh lingkungan eksternal seperti. Contoh perubahan karena: 
Government regulation, Economic Change (micro environments = 
keadaan ekonomi suatu negara), rate of competition, community 
driven company, globalization effect (free trade area), technology.
KEMAMPUAN UNTUK MELAKUKAN PERUBAHAN 
 Dalam melakukan perubahan, organisasi juga 
diperhadapkan dengan keadaan: Ada kemungkinan 
tidak perusahaan itu berubah? 
 Hal ini juga berhubungan dengan kemampuan 
organisasi untuk melakukan perubahan. Untuk 
menilai apakah organisasi bisa berubah, maka dapat 
dilakukan melalui analisis SWOT (Strength, 
Weakness, Opportunities, Treats):
REACTING to CHANGE 
 Pada akhirnya perusahaan diperhadapkan dengan 
suatu keputusan apakah akan melakukan perubahan 
atau tidak? Apabila diputuskan untuk melakukan 
perubahan maka harus disertai dengan actions.
HAMBATAN PERUBAHAN 
 Dalam melakukan perubahan terdapat hambatan-hambatan 
yang berpengaruh secara langsung 
maupun tidak langsung terhadap kebijakan 
perubahan manajemen organisasi. Hal ini berkaitan 
dengan lingkungan (direct & indirect environment) 
Organisasi 
/lembaga 
Indirect Environment: 
EKONOMI, POLITIK, 
SOSIAL, BUDAYA, 
HANKAM, TEKNOLOGI 
DIRECT 
ENVIRONMENT: 
Masyarakat, pemerintah 
pusat/daerah/diatasnya, 
pimpinan & karyawan
ORGANISASI & PERAN STAKEHOLDERS 
ORGANISASI 
INTERNAL 
STAKEHOLDER: 
Lembaga organisasi 
diatasnya; 
Pimpinan; 
Staf 
EXTERNAL 
STAKEHOLDER: 
Masyarakat; swasta 
investor; turis 
organisasai/daerah 
lain; negara lain 
Kebermanfaatan 
Pendorong/drivers
4 TAHAPAN PERUBAHAN YANG EFEKTIF 
 SELF CONTROLLED  lakukan introspeksi diri apakah 
memang harus berubah. 
 PENCARIAN INFOMASI  mencari informasi masa lalu dan 
sekarang untuk menghadapi perubahan yang sedang atau 
akan terjadi. 
 IDENTIFIKASI SASARAN PROGRAN PEMBAHARUAN  
mencari media program untuk perubahan. 
 PENENTUAN ALTERNATIF PERUBAHAN  lingkungan 
pada dasarnya akan terus berubah yang pada akhirya 
memaksa para manajer untuk terus melakukan perubahan 
agar tetap survive. Agar bisa bertahan dan mengantasipasi 
kegagalan yang terjadi akibat perubahan maka para manajer 
harus mempunyai beberapa recana alternatif untuk 
perubahan.
SESI 3. KONSEP MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA 
 Praktik Manajemen Sumberdaya Manusia 
 Managerial skills 
 Leadership
Konsep HRM 
 Set of organizational activities directed at attracting, 
developing, and maintaining an effective workforce 
 Human resources planning 
 Job analysis: systematic analysis of jobs within an organization 
 Job description: outline of the duties of a job, working conditions, and 
the tools, material, and equipment used to perform it 
 Job specification: description of the skills, abilities, and other 
credentials required by a job 
 Forecasting HR demand and supply 
 Internal supply: from a internal data 
 External supply: from labor 
 Replacement chart: forecast job rotation 
 Skills inventories: facilitate both planning and identifying people for 
transfer and promotion
Staffing & selecting 
 Staffing the organization 
 Recruiting HR: process of attracting qualified persons to apply 
for job an organization is seeking to fill 
 Internal recruiting: honor 
 External recruiting: CPNS umum 
 Selecting HR 
 Application form 
 Test 
 Interview 
 Other techniques
Developing, compensation, & benefits 
 Developing 
 Training 
 Performance appraisal: penghargaan  employee is 
performing effectively 
 Compensation & benefits 
 Wages and salaries 
 Incentives program 
 Individual incentives 
 Companywide incentives: pembagian SHU 
 Benefits program 
 Retirement plans: pension fund 
 Containing the cost of benefits: dana pensiun dini
New challenges in the changing workplace 
 Managing workforce diversity: range of workers 
attitudes, values, and behavior that differ by gender, 
race, and ethnicity. 
 Managing knowledge workers: pendidikan dan 
pengalaman kerja 
 Contingent worker: employee hired on something 
other than a full-time basis to supplement an 
organization permanent workers  side job
Managerial Skills 
 Managerial skills: ketrampilan individu dan pimpinan 
organisasi dalam menjalankan fungsi-fungsi manajemen 
untuk mencapai tujuan. 
 Dasar managerial skills: 
 Technical skills: skills needed to perform specialized task (otodidat; 
learning doing) 
 Human relations skills: skills in understanding and getting along 
with people (soft skills; communications skills) 
 Conceptual skills: abilities to think in the abstract, diagnose, analyze 
different situation and see beyond the present (science) 
 Decision-making skills: skills in defining problems and selecting the 
best course action. 
 Time management skills: manage valuable time
The decision making process 
Define the 
problem 
Gather facts and 
develop 
alternatives 
Evaluate 
alternative 
Select the best 
alternative 
Implement the 
chosen 
alternative 
Follow up and 
evaluate the chosen 
alternative
Peran-peran manajerial 
 Interpersonal 
Peran Deskripsi contoh 
Figurehead Is symbolic head to perform a 
number of routine duties of a 
legal or social nature 
Handles ceremonies, 
status request, 
solicitations 
Leader Is responsible fot the motivation 
& direction of subord 
Perform virtually all 
managerial activity 
Liasion Maintain a network of outside 
contacts who provide favors & 
information 
Acknowledges mail, 
external board work
Peran-peran manajerial 
 Informational 
Peran Deskripsi contoh 
Monitor Receives wide variety of 
information; serves as nerve 
center of internal & external info 
of the organization 
Handles all mail & 
contact categorized as 
concerned with receiving 
information 
Disseminator 
(sosialisasi) 
Transmits info received from 
outsider/from other subboard to 
the members of orgnaization 
Forward mail into 
organization; makes 
verbal contact 
Spokesperson Transmits info to outsiders on 
organization plans, policies, 
action & results; sere as expert 
on organization . 
Attends board meeting 
handles contact invol 
transmission of info to 
oursider.
Peran-peran manajerial 
 Decisional 
Peran Deskripsi contoh 
Entreprneur Serches organization & its 
environment for opportunities & 
initiates projects to bring about 
change 
Holds starting & revies 
session involvement 
initiation /design of 
improvement 
Disturbance 
handler 
Is responsible for corrective 
organization faces important, 
unexpected disturbances 
Holds strategy & review 
session involvement 
disturbances & crises 
Resource 
allocator 
Makes or approves significant 
decisions 
Handles resources 
scheduling 
Negotiator Is responsible for representing 
the organization at major 
negotiation 
Handles contact 
negotiations
perspektif manajemen sebagai respon berbagai 
perubahan 
PARADIGMA LAMA PARADIGMA BARU 
1. Tujuan jangka pendek 
2. Fokus pada operasional 
3. Pemecahan masalah lokal 
4. Orientasi pengendalian 
5. Kepemimpinan dogmatis 
6. Orientasi stabilitas 
7. Pelaksana pekerjaan yang sama 
8. Struktur kaku & hirarki 
9. Pengembangan sikap patuh 
10.Fokus pada pekerjaan 
11. Evaluasi penyelia 
1. Visi organisasi dan individu 
2. Fokus pada misi, nilai dan 
strategi 
3. Organisasi sebagai sistem 
4. Orientasi pemberdayaan 
5. Kepeminpinan informasional 
6. Orientasi perubahan 
7. Perbaikan berkelanjutan 
8. Struktur fleksibel & berbasis tim 
9. Pengembangan trust & 
kooperasi 
10.Fokus pada peran & konstribusi 
11. Penilaian diri (self evaluations)
Kepemimpinan (leadership) 
 Definisi: 
 Kepemimpinan adalah aktivitas para pemegang 
kekuasaan dan membuat keputusan (Dubin, 1951) 
 Kepemimpinan adalah langkah pertama yang 
hasilnya berupa pola interaksi kelompok yang 
konsisten dan bertujuan menyelesaikan problem-problem 
yang saling berkaitan (Hamphill, 1954) 
 Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi 
aktivitas kelompok dalam rangka perumusan dan 
pencapaian tujuan (Stogdill, 1948)
Kesimpulan 
 Kepemimpinan sebagai konsep 
manajemen di dalam kehidupan 
organisasi mempunyai kedudukan 
yang strategis dan merupakan 
figure sosial yang selalu diperlu-kan 
dalam kelompok. 
 Strategis karena sebagai 
dinamisator, katalisator, motiva-tor, 
provokator, agitator, promo-tor, 
konseptor dan sebagainya
KEPEMIMPINAN 
Seni – Proses 
Mempengaruhi Bekerja 
Sungguh 
sungguh 
Kegiatan Bekerjasama 
Fungsi Manajemen: 
Mengkoordinasi 
Perencanaan, 
pengorganisasian, 
pelaksanaan dan 
pengendalian 
TUJUAN 
MANAJER
 Ruang lingkup kepemimpinan 
Ruang lingkup kepemimpinan dalam hal ini adalah yang terkait 
dengan penyelenggaraan negara dan pemerintahan dalam 
administrasi negara dan organisasi maupun perusahaan 
 Kepemimpinan dalam kerangka manajemen dan 
administrasi 
kepemimpinan 
Manajemen administrasi
Perilaku kepemimpinan 
 Berorientasi pada tugas 
1. Menetapkan-merumuskan : tujuan (sukar 
tapi dapat dicaai secara jelas). 
2. Beritahu orang lain: apa yang mereka 
harapkan. 
3. Tentukan prosedur pengukuran tujuan 
secara rinci dan mengukur pencapaian 
tujuan itu 
4. Berminat mencapai peningkatan 
produktivitas 
5. Melaksanakan peranan kepemimpinan 
secara aktif dalam: merencanakan, 
mengarahkan, membimbing dan 
mengendalikan kegiatan yang berorientasi 
tujuan 
6. Pemimpin yang efektif harus membekali diri 
dengan keterampilan: teknis, kemanusiaan, 
konseptual, mengambil keputusan
Perilaku kepemimpinan 
 Berorientasi pada orang lain: 
1. Perhatian besar pada terciptanya 
keharmonisan dalam berorganisasi 
1. Menciptakan komunikasi timbal balik 
antar karyawan 
2. Menciptakan suasana kerjasama dan 
gugus kerja dalam organisasi. 
3. Menunjukkan pengertian & rasa hormat 
pada; kebutuhan, tujuan, ide dan 
perasaan pada karyawan. 
4. Pendelegasian kekuasaan dan tanggung 
jawab, mendorong inisiatif.
TEORI KEPEMIMPINAN 
Leader are born and not made : Teori Genetis 
Leader are made not born : Teori Sosial 
Bakat (Pemimpin) 
Berkembang melalui 
Pendidikan dan 
Pengalaman 
BERHASIL 
SIFAT YANG 
DIBUTUHKAN 
Memiliki pengetahuan & 
teknologi, mampu 
menghub. Ilmu dan 
teknologi yang dimiliki 
dengan tugas, 
kemandirian mantap, 
teguh dalam prinsip-prinsip 
kerja, kreativitas 
tinggi, cermat, berani 
bertindak, kepribadian 
menarik, kecerdasan 
tinggi 
Kriteria yang harus dimiliki 
(Terry – 1960) 
Kekuatan, keseimbangan 
emosi, pengetahuan 
hubungan kemanusiaan, 
motivasi pribadi, kecakapan 
berkomunikasi, kecakapan 
mengajar kecakapan bergaul, 
kemampuan teknis
Model kepemimpinan 
Kwadran 2 
Selling 
(konsultasi) 
Kwadran 3 
Participating 
(partisipasi) 
Kwadran 1 
Telling 
(instruksi) 
Kwadran 4 
Delegating 
(delegasikan)
Instruksi (telling) 
(Agar bawahan mampu 
Dan mau melaksanakan 
tugas Sesuai ketentuan) 
Tingkat kematangan rendah 
(perlu pengarahan)
Konsultasi (selling) 
Tingkat kematangan rendah-sedang 
(telah memiliki kemauan) 
Konsultatitif 
(two way s communication)
partiasipasi (participating) 
Tingkat kematangan sedang-tinggi 
(telah ada kemampuan, tapi kemauan 
Masih rendah) 
Libatkan dalam proses 
kerja praktik
Delegasikan (delegating) 
Tingkat kematangan tinggi 
(kemauan tinggi) 
Berikan tugas praktik
4 Gaya kepemimpinan 
Otoriter 
(autocratic) 
demokratis 
(democratic) 
Situasional 
(situational) 
kebebasan 
(Laissez faire) 
Memaksa keras, 
mendesak kekuasaan 
kepada bawahan 
Memaksakan 
kehendak tapi 
memberikan 
kesempatan untuk 
mengutarakan 
pendapat 
Melihat kondisi 
situasi: kapan 
harus keras, 
moderat, atau 
kebebasan penuh 
Memberikan 
kebebasan penuh
Ciri-ciri kepeminpinan otokratis 
 Tanpa musyawarah 
 Tidak mau menerima saran dari 
bawahan 
 Mementingkan diri sendiri dan 
kelompok 
 Selalu memerintah 
 Memberikan tugas mendadak 
 Cenderung menyukai bawahan “ABS” 
 Memaksakan kehendak 
 Setiap keputusan tidak dapat 
dibantah 
 Kekuasaan mutlak ada pada 
pimpinan 
 Hubungan dengan bawahan kurang 
harmonis 
 Tanpa kenal ampun atas kesalahan 
bawahan 
 Kurang percaya pada anak buah 
 Kurang memberi dorongan 
semangat kerja bawahan 
 Kurang mawas diri 
 Selalu tertutup 
 Suka mengancam 
 Kurang menghiraukan usulan 
bawahan 
 Ada rasa bangga bila bawahannya 
takut 
 Tidak suka bawahannya maju dan 
berkembang 
 Kurang adanya rasa kekeluargaan 
 Senang sanjungan
Ciri-ciri kepemimpinan demokratis 
 Pendapat terfokus pada hasil 
musyawarah 
 Tenggang rasa 
 Memberi kesempatan 
mengembangkan karir bawahan 
 Selalu menerima kritik dari 
bawahan 
 Menciptakan suasana 
kekeluargaan 
 Mengetahui kekurangan dan 
kelebihan bawahan 
 Komunikatif dengan bawahan 
 Partisipatif dengan bawahan 
 Tanggap terhadap situasi 
 Tidak mementingkan diri sendiri 
 Selalu mawas diri 
 Senang kepada bawahan yang kreatif dan 
inovatif 
 Mau menerima usulan atau pendapat 
bawahan 
 Lapang dada dan terbuka 
 Mendorong bawahan untuk mencapai hasil 
baik 
 Tidak sombong 
 Menghargai pendapat bawahan 
 Mau membimbing bawahan 
 Tidak mudah putus asa 
 Percaya pada bawahan 
 Tidak ada jarak dengan bawahan 
 Adil dan bijaksana 
 Suka bermusyawarah 
 Mau mendelegasikan tugas kepada bawahan 
selalu mendahulukan hal-hal yang lebih 
penting
Ciri-ciri kepemimpinan situasional 
 Supel / luwes 
 Berwawasan luas 
 Mudah menyesuaikan dengan 
lingkungan 
 Mampu menggerakan bawahan 
 Bersikap keras pada saat tertentu 
 Berprinsip dan konsisten terhadap 
suatu masalah 
 Mempunyai tujuan yang jelas 
 Bersikap terbuka 
 Mau membantu memecahkan 
permasalahan bawahan 
 Mengutamakan suatu 
kekeluargaan 
 Ada komunikasi baik satu 
arah/dua arah 
 Mengutakan produktifitas kerja 
 Bertanggungjawab terhadap 
masalah yang dihadapinya 
 Bawahan diberi kesempatan untuk 
mengutarakan pendapat 
 Mengutamakan kontrol 
 mengetahui kelebihan dan 
kekurangan bawahan 
 mengutamakan kepentingan 
bersama 
 Mempunyai ketegasan dalam 
situasi dan kondisi tertentu 
 Mau menerima saran dan kritik 
dari bawahan
Ciri-ciri kepemimpinan bebas 
 Pemimpin bersikap pasif 
 Semua target diberikan kepada 
bawahan 
 Tidak tegas 
 Kurang memperhatikan 
kekurangan dan kelebihan 
bawahan 
 Percaya kepada bawahan 
 Pelaksanaan pekerjaan tidak 
terkendali 
 Mudah dibohongi bawahan 
 Pemimpin kurang kreatif 
 Kurang mawas diri 
 Perencanaan dan tujuan 
kurang jelas 
 Bawahan merasa sebagai orang 
yang berkuasa 
 Kurang memberikan dorongan 
pada bawahan 
 Rasa tanggungjawab kurang 
 Kurang berwibawa 
 Menjungjung tinggi hak asasi 
 Menghargai pendapat bawahan 
 Kurang bermusyawarah
TEORI DUO KONTINUM 
Pemimpin 
Pemimpin 
membuat 
keputusan dan 
mengumum 
kannya 
Pemimpin 
menjual 
keputusan 
Pemimpin 
memberikan ide 
dan mengundang 
pertanyaan 
Pemimpin 
memberikan 
keputusan 
sementara yang 
bisa diubah 
Pimpinan 
memberikan 
persoalan 
meminta saran-saran 
dan 
membuat 
keputusan 
Pimpinan 
merumuskan 
batas-batasnya 
meminta pada 
kelompok untuk 
membuat 
keputusan 
Pimpinan/ 
mengizinkan 
bawahan untuk 
melakukan 
fungsi dalam 
batas yang telah 
dirumuskan oleh 
atasan 
PERILAKU YANG NAMPAK 
Daerah 
Kebebasan untuk 
Bawahan 
Penggunaan 
Otoritas oleh 
Pemimpin 
Bawahan
KEPEMIMPINAN NASIONAL YG EFEKTIF 
Adopted from: Hersey and Blanchard’s Situational Theory 
P1 
Tinggi 
hubungan dan 
tinggi tugas 
Tinggi 
hubungan dan 
rendah tugas 
P4 
Tinggi 
hubungan dan 
rendah tugas 
P.3 P.2 
Rendah 
hubungan dan 
rendah tugas 
RENDAH  PERILAKU MENDUKUNG  (TINGGI) 
(HUBUNGAN) 
GAYA KEPEMIMPINAN 
(TUGAS) 
RENDAH PERILAKU MENGARAHKAN (TINGGI)
KEPEMIMPINAN SEORANG PENJUAL 
Setiap salesman yang berhasil adalah 
pemimpin yang besar dan setiap 
pemimpin yang berhasil adalah salesman 
yang besar (Paul Meyer) 
Pemimpin = Penjual 
Apa yang dijual? Yang dijual adalah Ide / gagasan 
Sasaran? Maksimal terhadap pengikutnya/bawahannya
Aktifitas pemimpin yang berhasil & efektif 
Traditional Management 
(32%) 
Routine Communication 
(29%) 
Human resources 
(20%) 
Networking 
(19%)
Aktifitas pemimpin yang berhasil & efektif 
Jenis aktifitas (%) Deskripsi/contoh aktifitas yang 
dilakukan 
Melakukan komunikasi rutin (29%) -Melakukan pertukaran informasi 
-terut terlibat menangani pekerjaan 
administrasi 
Manajemen tradisional (32%) -Merencanakan (planning) 
-Pengambil keputusan (decision 
making) 
-Mengendalikan (controlling) 
Membangun jejaring (19%) -interaksi dengan pihak luar org. 
-sosialisasi dan politicking 
Management Sumberdaya manusia 
(20%) 
-memotivasi/penguatan 
-penegakan disiplin/hukuman 
-mengatasi konflik 
-menempatkan (staffing) 
-melatih dan mengembangkan
Apa saja yang dibutuhkan oleh pemimpin 
Keahlian pribadi (personal skills) 
Kepercayaan diri Mengatasi stres Mengatasi masalah 
pribadi dgn kreatif 
Mampu menentukan nilai 
dan prioritas 
Pengendalian emosi Menggunakan 
pendekatan rasional 
Mampu mengidentifikasi 
sikap kognitif 
Mampu mengatur waktu Menggunakan 
pendekatan yg inovatif 
Mampu menilai sikap utk 
berubah 
Mampu mendelegasikan Menghasilkan karya-karya 
inovatif
Apa saja yang dibutuhkan oleh pemimpin 
Keahlian interpersonal 
komunikasi Kekuatan 
mempengaruhi 
Motivasi Mengatasi 
konflik 
coaching Memiliki kekuatan Mendiaknosa 
kinerja yang 
rendah 
Mengidentifikasi 
masalah 
konseling Mampu 
mempengaruhi 
Menciptakan 
lingkungan 
motivasi 
Memilih alternatif 
strategi 
Pendengar yang 
baik 
Mampu 
mendorong/meng 
uatkan orang lain 
Memberikan 
penghargaan 
Menyelesaikan 
konfrontasi
Perubahan Sosial dan Kebudayaan
Pengantar 
 Setiap masyarakat manusia selama hidupnya 
pasti mengalami perubahan-perubahan 
 Ilustrasi perubahan: orang-orang desa sudah 
mengenal sistem perdagangan, alat 
transportasi, media, dll. 
 Perubahan dlm masyarakat: nilai sosial, pola 
perilaku org. , susunan lembaga kemasy., 
lapisan sosial, kekuasaan & wewenang, 
interaksi sosial, dll. 
 Jenis masyarakat: (1)statis & (2)dinamis
 Masyarakat statis: sedikit mengalami 
perubahan dan perubahan umumnya 
berjalan lambat 
 Masyarakat dinamis: mengalami 
berbagai perubahan dan umumnya 
terjadi dengan cepat 
 Perubahan dalam masyarakat bukan 
semata-mata berarti suatu kemajuan 
(progress) namun dapat pula berarti 
kemunduran.
 Social change is a real phenomenon; it can be 
observed and analyzed. 
 Human societies evolve from simple to complex 
structures in a progression of definitive stages. 
 Behavior of people are trying to meet their 
needs. Human have basic needs and societies 
constantly adapt themselves to meet these 
needs. 
 The needs of people: (1) survival and 
(2)personal growth. Common survival needs: 
food, shelter, safety. Personal growth needs: 
love, approval from others, self worth and 
creativity.
Pengertian Perubahan Sosial dan 
Kebudayaan 
 Gilin-Gilin: variasi cara hidup yang diterima 
karena perubahan kondisi geografis, 
kebudayaan material, komposisi penduduk, 
ideologi maupun adanya inovasi atau penemuan 
baru dalam masyarakat. 
 Selo Sumarjan: perubahan pada lembaga 
kemasyarakatan yang mempengaruhi sistem 
sosial termasuk nilai, sikap, pola perilaku 
diantara kelompok dalam masyarakat. 
 Ogburn: kondisi sosial primer yang 
menyebabkan perubahan, misalnya kondisi 
ekonomi, teknologi, geografi dan biologis
TEORI PERUBAHAN SOSIAL 
Peradaban 
Peradaban 
Waktu 
Waktu 
Evoluasi Rektilinier 
Sederhana 
Evoluasi Melalui Tahap- 
Tahap
Bentuk Perubahan Sosial 
 Bentuk perubahan: lambat (evolusi) dan 
cepat (revolusi) 
 Evolusi: perubahan perlu waktu lama dgn 
rentetan perubahan kecil yang saling 
mengikuti dengan lambat. Manusia dan 
masyarakat mengalami perkembangan 
sesuai dengan tahapan tertentu, contoh: 
masyarakat sederhana menjadi komplek. 
 Revolusi: perubahan sosial yang 
berlangsung cepat dan menyangkut dasar-dasar 
sendi pokok kehidupan masyarakat.
Syarat Terjadinya Revolusi (Soekanto, 
2003) 
 Keinginan umum untuk mengadakan perubahan 
 Ada seorang/kelompok yang memimpin 
 Pemimpin dapat menampung aspirasi dalam 
gerakan 
 Pemimpin mampu menunjukan tujuan masyarakat 
 Ada momentum yang tepat.
Cara mempengaruhi masyarakat 
dengan sistem yang teratur dan 
direncanakan terlebih dahulu 
Rekayasa Sosial/Social 
engineering/Social planning
Faktor yang menyebabkan perubahan sosial 
(faktor dalam masyarakat) 
Bertambah atau berkurangnya 
penduduk 
Penemuan baru (inovasi) 
 Pertentangan/konflik dalam 
masyarakat 
Pemberontakan/revolusi dalam 
masyarakat
Faktor yang menyebabkan perubahan 
sosial (faktor luar masyarakat) 
 Faktor lingkungan fisik: gempa, banjir, 
gunung meletus, badai, dll. 
Peperangan 
Pengaruh kebudayaan lain.
Faktor yang mendorong jalannya 
proses perubahan 
 Kontak dengan kebudayaan lain 
 Sistem pendidikan formal yang maju 
 Sikap menghargai hasil karya seseorang dan 
keinginan untuk maju 
 Toleransi 
 Sistem terbuka lapisan masyarakat 
 Penduduk yang heterogen 
 Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang 
kehidupan tertentu 
 Orientasi ke masa depan 
 Nilai bahwa manusia harus senantiasa berikhtiar untuk 
meperbaiki hidupnya
Faktor yang menghalangi 
terjadinya perubahan 
 Kurangnya hubungan dengan 
masyarakat lain 
 Perkembangan ilmu pengetahuan yang 
terlambat 
 Sikap masyarakat yang sangat tradisional 
 Adanya kepentingan yang telah tertanam 
dengan kuat 
 Rasa takut akan terjadinya kegoyahan 
pada integrasi kebudayaan
 Prasangka terhadap hal-hal baru atau 
asing atau sikap yang tertutup. 
 Hambatan-hambatan yang bersifat 
ideologis 
 Adat atau kebiasaan 
 Nilai bahwa hidup ini pada hakekatnya 
buruk dan tidak mungkin di perbaiki
Proses Perubahan Sosial dan 
kebudayaan 
 Masyarakat umumnya mengidamkan 
keserasian atau harmoni (social equilibrium). 
 Jika terjadi ketidakserasian dapat dipulihkan 
kembali setelah terjadi perubahan, kedaan 
tersebut dinamakan penyesuaian (adjustment). 
 Penyesuaian dalam masyarakat mencakup 2 
hal: 
Penyesuaian dari lembaga kemasyarakatan 
penyesuaian dari individu dan ada dalam 
masyarakat.
Disorganisasi dan reintegrasi 
 Organsiasi: artikulasi dari bagian-bagian yang 
merupakan kesatuan fungsional. 
 Disorganisasi: suatu keadaan dimana tidak ada 
keserasian pada bagian-bagian dari suatu 
kebulatan. 
 Disorganisasi/disintegrasi: suatu proses 
berpudarnya norma/nilai dalam masyarakat karena 
perubahan yang terjadi pada lembaga 
kemasyarakatan. 
 Reorganisasi/reintegrasi: proses pembentukan 
norma/nilai baru agar serasi dengan lembaga 
kemasayarakat yang telah mengalami perubahan
 Tahap reorganisasi dilaksanakan apabila 
norma/nilai yang baru telah melembaga 
(instituonalized) dalam diri warga masyarakat. 
 Proses reoganisasi umumnya terjadi secara lambat 
karena lebih dahulu harus menyesuaikan diri 
dengan masyarakat. 
 Kemungkinan akan terjadi suatu keadaan dimana 
norma lama sudah hilang karena disorganisasi tadi, 
sedang norma baru belum terbentuk. Hal ini yeng 
memunculkan keadaan krisis dalam masyarakat.
Ketidakserasian Perubahan dan Cultural 
Lag 
 Umumnya unsur-unsur kebudayaan kebendaan lebih 
mudah berubah dari pada unsur kebudayaan 
rohaniah. 
 Pertumbuhan kebudayaan tidak selalu sama 
cepatnya dalam keseluruhannya (meterial dan non-material). 
 Ketertinggalan budaya yang mencolok antara lain 
tertinggalnya alam pikiran dengan perkembangan 
teknologi yang sangat pesat. 
 Alam pikran modern ditandai dengan sifat yang 
terbuka terhadap pengalaman baru serta terbuka 
pula bagi perubahan dan pembaharuan.
 Alam pikiran modern dicirikan dengan berpikir 
secara luas. 
 Unsur pendidikan berperan dalam mebentuk alam 
pikiran modern; semakin terdidik seseorang 
semakin terbuka dan semakin luas daya pikirnya. 
Ada kesadaran bahwa ada pendapat-pendapat lain 
dan sikap-sikap lain yang mengelilinginya. 
 Dengan alam pikiran modern, manusia dapat 
belajar untuk memanfaatkan dan menguasai alam 
sekelilingnya daripada sekedar sikap pasrah dan 
pasif terhadap alam sekelilingnya.
REFORMASI BIROKRASI 
INDONESIA: SEBUAH KASUS 
PERUBAHAN
Situasi Problematis Birokrasi di Indonesia 
 Struktur, norma, nilai dan regulasi yang ada 
masih berorientasi pada kepentingan 
penguasa/birokrat (power culture) 
 Masih belum terbentuk budaya Birokrasi 
(service delivery culture) 
 Masih tingginya ketidakpastian dalam 
Birokrasi (cost of uncertainty) 
 Budaya patron-client dan budaya afiliasi yang 
mengarah kepada moral hazard 
 Rendahnya kompetensi para birokrat
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Birokrasi 
 Faktor Budaya 
 Faktor Individu 
 Faktor Organisasi dan Manajemen
Faktor Budaya 
 Budaya dan perilaku koruptif yang sudah terlembaga 
(“uang administrasi” atau uang “pelicin”) 
 Budaya “sungkan dan tidak enak” dari sisi 
masyarakat 
 Masyarakat harus menanggung biaya ganda karena 
zero sum game 
 Internalisasi budaya dalam mekanisme informal 
yang profesional
Faktor Individu 
 Perilaku individu sangat bersifat unik dan 
tergantung pada mentalitas dan moralitas 
 Perilaku individu juga terkait dengan 
kesempatan yang dimiliki seseorang yang 
memiliki jabatan dan otoritas 
 Perilaku opportunistik hidup subur dalam 
sebuah sistem yang korup 
 Individu yang jujur seringkali dianggap 
menyimpang dan tidak mendapat tempat
Faktor Organisasi dan Manajemen (1) 
 Meliputi struktur, proses, leadership, kepegawaian dan 
hubungan antara pemerintah dan masyarakat 
 Struktur birokrasi masih bersifat hirarkis sentralistis dan 
tidak terdesentralisasi 
 Proses Birokrasi seringkali belum memiliki dan tidak 
melaksanakan prinsip-prinsip efisiensi, transparansi, 
efektivitas dan keadilan 
 Birokrasi juga sangat ditentukan oleh peran kepemimpinan 
yang kredibel
Faktor Organisasi dan Manajemen (2) 
 Dalam aspek kepegawaian, Birokrasi dipengaruhi 
oleh rendahnya gaji, proses rekrutmen yang belum 
memadai, dan kompetensi yang rendah. 
 Hubungan masyarakat dan pemerintah dalam 
Birokrasi belum setara; pengaduan dan partisipasi 
masyarakat masih belum memiliki tempat (citizen 
charter)
Faktor Politik 
 Ketidaksetaraan sistem birokrasi dengan 
sistem politik dan sistem hukum 
 Birokrasi menjadi “Geld Automaten” bagi 
partai politik 
 Kooptasi pengangkatan jabatan birokrasi 
oleh partai politik
Strategi reformasi Birokrasi (1) 
 Pada level kebijakan, harus diciptakan berbagai 
kebijakan yang mendorong Birokrasi yang berorientasi 
pada pemenuhan hak-hak sipil warga (kepastian 
hukum, batas waktu, prosedur, partisipasi, 
pengaduan, gugatan) 
 Pada level organisational, dilakukan melalui 
perbaikan proses rekrutmen berbasis kompetensi, 
pendidikan dan latihan yang sensitif terhadap 
kepentingan masyarakat, penciptaan Standar Kinerja 
Individu, Standar Kinerja Tim dan Standar Kinerja 
Instansi Pemerintah
Strategi reformasi Birokrasi (2) 
 Pada level operasional, dilakukan perbaikan melalui 
peningkatan service quality meliputi dimensi 
tangibles, reliability, responsiveness, assurance dan 
emphaty. 
 Instansi Pemerintah secara periodik melakukan 
pengukuran kepuasan pelanggan dan melakukan 
perbaikan
Review Reformasi Birokrasi 
di Indonesia
Kelembagaan Administrasi Negara 
 Jumlah dan struktur lembaga administrasi negara di 
tingkat pusat masih sangat gemuk setelah desentralisasi 
1999 
 Jumlah dan struktur organisasi perangkat daerah 
membengkak seiring dengan otonomi daerah 
berdasarkan PP 84 tahun 2000 
 Pembentukan lembaga ekstra struktural 
(Badan/Komisi) semakin banyak dan bervariasi 
 Kontrol atas pembentukan lembaga struktural dan 
ekstra struktural sangat lemah dan tidak memiliki 
orientasi 
 Secara internal terjadi proliferasi struktur kelembagaan 
dalam Kementerian, LPND, dan lembaga ekstra 
struktural 
 Masih terjadinya tumpang tindih fungsi antar lembaga-lembaga 
administrasi negara
Sumber Daya Aparatur 
 Undang-Undang 43 tahun 1999 tentang Kepegawaian Negara 
belum operasional 
 Proses rekrutment masih dilakukan secara serampangan 
tidak berdasarkan kompetensi dan kebutuhan 
 Promosi dan pengisian jabatan tidak didasarkan pada 
kompetensi dan kinerja 
 Pengukuran Kinerja Individu masih berdasarkan PP 30/1980 
 Kompensasi/remunerasi masih tidak berdasarkan kinerja, 
kompetensi dan beban kerja 
 Jenjang dan Pola Karir Pegawai masih tidak jelas 
 Proses pendidikan dan pelatihan lebih berorientasi struktural 
daripada kompetensi fungsional 
 Bervariasinya besaran remunerasi antar berbagai lembaga 
administrasi negara (lembaga struktural dan non-struktural)
Ketatalaksanaan 
 Proses pembuatan keputusan administrasi 
pemerintahan dirasakan masih sangat 
berorientasi kekuasaan daripada pelayanan 
 Masih panjang dan berbelit-belitnya proses 
pelayanan kepada masyarakat 
 Tidak standarnya berbagai nomenklatur dalam 
proses pemerintahan dan pelayanan 
 Masih belum optimalnya penggunaan teknologi 
informasi dan komunikasi dalam pelayanan
Reformasi yang dilakukan
Aspek Kelembagaan 
 Ditetapkannya UU 39 tahun 2008 tentang 
Kementerian Negara 
 Direvisinya PP 8/2003 dengan PP 41/2007 
tentang Organisasi Perangkat Daerah
Aspek Sumber Daya Aparatur 
 Disusunnya RUU tentang Manajemen Sumber 
Daya Aparatur Negara 
 Disusunnya berbagai Peraturan Pemerintah 
yang diamanatkan dalam UU 43 tahun 1999
Evaluasi atas Reformasi
Aspek Ketatalaksanaan 
 Disusunnya RUU Administrasi Pemerintahan 
 Disusunnya RUU Etika Penyelenggara Negara 
 Disusunnya RUU Hubungan Kewenangan Pusat 
dan Daerah 
 Disusunnya Peraturan Pemerintah tentang 
Pedoman Tata Laksana Perizinan 
 Disusunya Ketentuan Mengenai Tata Naskah 
Dinas
Evaluasi atas Strategi 
 Secara umum dapat dikatakan bahwa reformasi yang terjadi hanya 
bersifat perubahan yang parsial dan tidak terintegrasi antar berbagai 
aspek (kelembagaan, SDM dan tatalaksana) 
 Ketiadaan grand design reformasi administrasi 
 Kesenjangan kompetensi dari pelaku untuk melakukan perubahan 
atas strategi dan substansi perubahan 
 Ketiadaan agenda setting dan prioritas (tahapan) yang saling terkait 
dari dimensi waktu 
 Komitmen setengah hati dari Presiden, Menteri dan pelaku untuk 
melakukan reformasi administrasi 
 Reformasi Administrasi masih belum menjadi agenda dan gerakan 
nasional 
 Sejumlah pelaku bahkan menunjukkan kerusakan moral, kurangnya 
kesadaran, esensi dan pengetahuan terhadap reformasi birokrasi 
 Motor yang diharapkan mendorong reformasi tidak melakukan 
reformasi dari rumahnya sendiri 
 Terjadinya reformasi parsial di beberapa kementerian dan lembaga 
(Depkeu, KPK, MA, Kejaksaan dll)
Evaluasi Bidang Kelembagaan 
 UU Kementerian Negara pada dasarnya hanya mengatur 
mengenai eksistensi (pembentukan, penggabungan dan 
pembubaran), serta struktur internal 
 Esensi mengenai efisiensi dan rasionalisasi 
organisasi/kelembagaan administrasi negara belum terbentuk 
 Belum adanya kebijakan tentang bagaimana keberadaan organ 
ektsra struktural 
 Prinsip “structure follows function” masih belum menjadi dasar 
pembentukan organisasi 
 Pembentukan organisasi baru di Internal 
kementerian/Badan/Komisi juga UPT Pusat di Daerah tidak 
dasarkan pada analisi fungsi dan desain kebijakan pemerintahan 
 Lemahnya peran dan fungsi Kempan dalam melakukan kontrol 
atas pembentukan dan pembubaran organisasi/struktur baik di 
pusat maupun di daerah
Evaluasi SDM Aparatur 
 Berbagai peraturan perundang-undangan yang 
diamanatkan oleh UU 43/1999 belum terbentuk 
 Seluruh Manajemen SDM Aparatur pada dasarnya 
tidak mengalami perubahan dan masih belum 
berdasarkan sistem merit birokrasi (Tidak terjadi 
Reformasi Kepegawaian) 
 RUU Manajemen SDM Aparatur Negara (sebagai 
revisi UU 43/1999 dan perluasan pengaturannya) 
masih belum mendapatkan tempat yang baik dalam 
komitmen reformasi birokrasi 
 Sejumlah kebijakan seperti rekrutmen tenaga honor 
bahkan kontraproduktif dengan esensi reformasi 
 Komisi Kepegawaian Negara belum dibentuk 
 Di daerah pengisian jabatan/promosi sangat 
didominasi oleh intervensi politik
Evaluasi Ketatalaksanaan 
 RUU Administrasi Pemerintahan yang diharapkan 
memperbaiki proses pembuatan keputusan masih 
belum dikirim ke DPR 
 RUU Etika Negara yang sudah disetujui untuk dikirim 
ke DPR kecil kemungkinan memiliki dampak bagi 
perubahan sikap, etika dan perilaku penyelenggara 
negara 
 RPP Perizinan yang sedang dibahas diharapkan dapat 
memperbaiki proses perizinan 
 RPP Tata Hubungan Kewenangan diharapkan mampu 
memperbaiki bekerjanya fungsi-fungsi pemerintahan 
antara pusat dan daerah 
 Berbagai perbaikan dalam proses pelayanan, terutama 
Aplikasi OSS di daerah, sejatinya bukan merupakan 
hasil dari desain kebijakan di Kempan
Evaluasi Lainnya 
 Dalam bidang pelayanan publik, telah dibahas 
di DPR RUU Pelayanan Publik 
 Dalam bidang Akuntabilitas sedang disusun 
RUU Akuntabilitas Kinerja Penyelenggara 
Negara 
 Dalam bidang pengawasan sedang disusun RUU 
Sistem Pengawasan Nasional
Kesimpulan Akhir Evaluasi 
 Berbagai kebijakan yang dilakukan oleh Kempan 
masih sangat parsial dan belum memiliki Strategi 
Reformasi Administrasi yang komprehensif 
 Persoalan mendasar dalam reformasi adalah 
kesenjangan kompetensi dan pengetahuan, kurangnya 
kesadaran akan arti pentingnya reformasi dan bahkan 
paradigma/budaya proyek dalam reformasi 
 Komitmen untuk melakukan reformasi administrasi 
masih terbatas dalam wacana dan belum menjadi 
“gerakan nasional” 
 Secara umum belum terjadi perubahan paradigma 
dan budaya dalam birokrasi negara sejak tahun 2004

More Related Content

What's hot

Manajemen Perubahan dan Inovasi
Manajemen Perubahan dan InovasiManajemen Perubahan dan Inovasi
Manajemen Perubahan dan InovasiPT Lion Air
 
Manajemen Perubahan dalam Organisasi
Manajemen Perubahan dalam OrganisasiManajemen Perubahan dalam Organisasi
Manajemen Perubahan dalam OrganisasiMaiya Maiya
 
Pert. 2.optimisasi ekonomi
Pert. 2.optimisasi ekonomiPert. 2.optimisasi ekonomi
Pert. 2.optimisasi ekonomiNovia Putri
 
Contoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlal
Contoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlalContoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlal
Contoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlalLailiya NR
 
Struktur dan Desain Organisasi
Struktur dan Desain OrganisasiStruktur dan Desain Organisasi
Struktur dan Desain Organisasijighai
 
Perilaku Organisasi Organizational Behavior
Perilaku Organisasi Organizational BehaviorPerilaku Organisasi Organizational Behavior
Perilaku Organisasi Organizational BehaviorDadang Solihin
 
Analisis studi kasus tentang rekrutmen dan seleksi pt wings group
Analisis studi kasus tentang rekrutmen dan seleksi pt  wings groupAnalisis studi kasus tentang rekrutmen dan seleksi pt  wings group
Analisis studi kasus tentang rekrutmen dan seleksi pt wings groupgilang dwi jatnika
 
Manajemen perubahan
Manajemen perubahanManajemen perubahan
Manajemen perubahanFrans Dione
 
PPT Kelompok 6 Etika Manajemen dan Organisasi
PPT Kelompok 6 Etika Manajemen dan OrganisasiPPT Kelompok 6 Etika Manajemen dan Organisasi
PPT Kelompok 6 Etika Manajemen dan OrganisasiilmahnurmaYanti
 
Peramalan Forecasting
Peramalan ForecastingPeramalan Forecasting
Peramalan ForecastingINDAHMAWARNI1
 
Strategi Proses Manajemen Operasional
Strategi Proses Manajemen OperasionalStrategi Proses Manajemen Operasional
Strategi Proses Manajemen OperasionalIkkaW
 
Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)
Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)
Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)Dayana Florencia
 
IMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAAN
IMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAANIMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAAN
IMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAANHeru Fernandez
 
Pelatihan dan-pengembangan.ppt
Pelatihan dan-pengembangan.pptPelatihan dan-pengembangan.ppt
Pelatihan dan-pengembangan.pptWira Kharisma
 
Aliran-Aliran Teori Organisasi
Aliran-Aliran Teori OrganisasiAliran-Aliran Teori Organisasi
Aliran-Aliran Teori OrganisasiSiti Sahati
 
Contoh kasus dalam perusahaan
Contoh kasus dalam perusahaanContoh kasus dalam perusahaan
Contoh kasus dalam perusahaanPutrii Wiidya
 
Perubahan dan pengembangan organisasi
Perubahan dan pengembangan organisasiPerubahan dan pengembangan organisasi
Perubahan dan pengembangan organisasiRiski Nurfatimah
 

What's hot (20)

Manajemen Perubahan dan Inovasi
Manajemen Perubahan dan InovasiManajemen Perubahan dan Inovasi
Manajemen Perubahan dan Inovasi
 
Manajemen Perubahan dalam Organisasi
Manajemen Perubahan dalam OrganisasiManajemen Perubahan dalam Organisasi
Manajemen Perubahan dalam Organisasi
 
Pert. 2.optimisasi ekonomi
Pert. 2.optimisasi ekonomiPert. 2.optimisasi ekonomi
Pert. 2.optimisasi ekonomi
 
Contoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlal
Contoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlalContoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlal
Contoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlal
 
Struktur dan Desain Organisasi
Struktur dan Desain OrganisasiStruktur dan Desain Organisasi
Struktur dan Desain Organisasi
 
Perilaku Organisasi Organizational Behavior
Perilaku Organisasi Organizational BehaviorPerilaku Organisasi Organizational Behavior
Perilaku Organisasi Organizational Behavior
 
Analisis studi kasus tentang rekrutmen dan seleksi pt wings group
Analisis studi kasus tentang rekrutmen dan seleksi pt  wings groupAnalisis studi kasus tentang rekrutmen dan seleksi pt  wings group
Analisis studi kasus tentang rekrutmen dan seleksi pt wings group
 
Manajemen perubahan
Manajemen perubahanManajemen perubahan
Manajemen perubahan
 
Organizational Diagnostic
Organizational DiagnosticOrganizational Diagnostic
Organizational Diagnostic
 
1.manajemen operasional
1.manajemen operasional1.manajemen operasional
1.manajemen operasional
 
Budaya Organisasi
Budaya OrganisasiBudaya Organisasi
Budaya Organisasi
 
PPT Kelompok 6 Etika Manajemen dan Organisasi
PPT Kelompok 6 Etika Manajemen dan OrganisasiPPT Kelompok 6 Etika Manajemen dan Organisasi
PPT Kelompok 6 Etika Manajemen dan Organisasi
 
Peramalan Forecasting
Peramalan ForecastingPeramalan Forecasting
Peramalan Forecasting
 
Strategi Proses Manajemen Operasional
Strategi Proses Manajemen OperasionalStrategi Proses Manajemen Operasional
Strategi Proses Manajemen Operasional
 
Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)
Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)
Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)
 
IMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAAN
IMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAANIMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAAN
IMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAAN
 
Pelatihan dan-pengembangan.ppt
Pelatihan dan-pengembangan.pptPelatihan dan-pengembangan.ppt
Pelatihan dan-pengembangan.ppt
 
Aliran-Aliran Teori Organisasi
Aliran-Aliran Teori OrganisasiAliran-Aliran Teori Organisasi
Aliran-Aliran Teori Organisasi
 
Contoh kasus dalam perusahaan
Contoh kasus dalam perusahaanContoh kasus dalam perusahaan
Contoh kasus dalam perusahaan
 
Perubahan dan pengembangan organisasi
Perubahan dan pengembangan organisasiPerubahan dan pengembangan organisasi
Perubahan dan pengembangan organisasi
 

Viewers also liked

EKMA 4116 - Modul 9 Manajemen Perubahan
EKMA 4116 - Modul 9 Manajemen PerubahanEKMA 4116 - Modul 9 Manajemen Perubahan
EKMA 4116 - Modul 9 Manajemen PerubahanAncilla Kustedjo
 
kepemimpinan & kinerja
kepemimpinan & kinerjakepemimpinan & kinerja
kepemimpinan & kinerjanasriah1
 
Mengelola perubahan dan pengembangan organisasi
Mengelola perubahan dan pengembangan organisasiMengelola perubahan dan pengembangan organisasi
Mengelola perubahan dan pengembangan organisasiKimamura Wijaya
 
Manajemen perubahan
Manajemen perubahanManajemen perubahan
Manajemen perubahanbatoksay
 
8 LANGKAH MEMIMPIN PERUBAHAN ORGANISASI
8 LANGKAH MEMIMPIN PERUBAHAN ORGANISASI8 LANGKAH MEMIMPIN PERUBAHAN ORGANISASI
8 LANGKAH MEMIMPIN PERUBAHAN ORGANISASIAwang ANWARUDDIN
 
Kelompok 5 : Gaya Kepemimpinan
Kelompok 5 : Gaya KepemimpinanKelompok 5 : Gaya Kepemimpinan
Kelompok 5 : Gaya KepemimpinanVonny Effendi
 
Managing change burnes
Managing change burnesManaging change burnes
Managing change burnestlquoc
 
Makalah kepemimpinan leadership Pdf
Makalah kepemimpinan leadership PdfMakalah kepemimpinan leadership Pdf
Makalah kepemimpinan leadership Pdfifulmoch
 
EKMA 4116 - Modul 1 Konsep Dasar dan Sejarah Manajemen
EKMA 4116 - Modul 1 Konsep Dasar dan Sejarah ManajemenEKMA 4116 - Modul 1 Konsep Dasar dan Sejarah Manajemen
EKMA 4116 - Modul 1 Konsep Dasar dan Sejarah ManajemenAncilla Kustedjo
 
BB Chapter Three: Problem Recognition
BB Chapter Three: Problem RecognitionBB Chapter Three: Problem Recognition
BB Chapter Three: Problem RecognitionBBAdvisor
 
BMP EKMA4565 Manajemen Perubahan
BMP EKMA4565 Manajemen PerubahanBMP EKMA4565 Manajemen Perubahan
BMP EKMA4565 Manajemen PerubahanMang Engkus
 
BMP ESPA4122 Matematika Ekonomi
BMP ESPA4122 Matematika EkonomiBMP ESPA4122 Matematika Ekonomi
BMP ESPA4122 Matematika EkonomiMang Engkus
 
Power point kepemimpinan
Power point kepemimpinanPower point kepemimpinan
Power point kepemimpinanFirdausJuliani
 

Viewers also liked (20)

EKMA 4116 - Modul 9 Manajemen Perubahan
EKMA 4116 - Modul 9 Manajemen PerubahanEKMA 4116 - Modul 9 Manajemen Perubahan
EKMA 4116 - Modul 9 Manajemen Perubahan
 
Modul manajemen perubahan
Modul manajemen perubahanModul manajemen perubahan
Modul manajemen perubahan
 
kepemimpinan & kinerja
kepemimpinan & kinerjakepemimpinan & kinerja
kepemimpinan & kinerja
 
Mengelola perubahan dan pengembangan organisasi
Mengelola perubahan dan pengembangan organisasiMengelola perubahan dan pengembangan organisasi
Mengelola perubahan dan pengembangan organisasi
 
Gaya Kepemimpinan
Gaya KepemimpinanGaya Kepemimpinan
Gaya Kepemimpinan
 
Manajemen perubahan
Manajemen perubahanManajemen perubahan
Manajemen perubahan
 
8 LANGKAH MEMIMPIN PERUBAHAN ORGANISASI
8 LANGKAH MEMIMPIN PERUBAHAN ORGANISASI8 LANGKAH MEMIMPIN PERUBAHAN ORGANISASI
8 LANGKAH MEMIMPIN PERUBAHAN ORGANISASI
 
Kepemimpinan
KepemimpinanKepemimpinan
Kepemimpinan
 
Kelompok 5 : Gaya Kepemimpinan
Kelompok 5 : Gaya KepemimpinanKelompok 5 : Gaya Kepemimpinan
Kelompok 5 : Gaya Kepemimpinan
 
Managing change burnes
Managing change burnesManaging change burnes
Managing change burnes
 
Makalah kepemimpinan leadership Pdf
Makalah kepemimpinan leadership PdfMakalah kepemimpinan leadership Pdf
Makalah kepemimpinan leadership Pdf
 
EKMA 4116 - Modul 1 Konsep Dasar dan Sejarah Manajemen
EKMA 4116 - Modul 1 Konsep Dasar dan Sejarah ManajemenEKMA 4116 - Modul 1 Konsep Dasar dan Sejarah Manajemen
EKMA 4116 - Modul 1 Konsep Dasar dan Sejarah Manajemen
 
BB Chapter Three: Problem Recognition
BB Chapter Three: Problem RecognitionBB Chapter Three: Problem Recognition
BB Chapter Three: Problem Recognition
 
Budaya organisasi
Budaya organisasiBudaya organisasi
Budaya organisasi
 
Manajemen Perubahan
Manajemen PerubahanManajemen Perubahan
Manajemen Perubahan
 
The Managerial grid
The Managerial gridThe Managerial grid
The Managerial grid
 
BMP EKMA4565 Manajemen Perubahan
BMP EKMA4565 Manajemen PerubahanBMP EKMA4565 Manajemen Perubahan
BMP EKMA4565 Manajemen Perubahan
 
BMP ESPA4122 Matematika Ekonomi
BMP ESPA4122 Matematika EkonomiBMP ESPA4122 Matematika Ekonomi
BMP ESPA4122 Matematika Ekonomi
 
Power point kepemimpinan
Power point kepemimpinanPower point kepemimpinan
Power point kepemimpinan
 
Change Management
Change Management  Change Management
Change Management
 

Similar to Manajemen perubahan

Manajemen perubahan- University
Manajemen perubahan- UniversityManajemen perubahan- University
Manajemen perubahan- UniversityPuja Lestari
 
Perubahan dan Pengembangan Organisasi
Perubahan dan Pengembangan OrganisasiPerubahan dan Pengembangan Organisasi
Perubahan dan Pengembangan OrganisasiTika Apriyani
 
10.Bab_10-MENGELOLA_PERUBAHAN_ORGANISASI (1).ppt
10.Bab_10-MENGELOLA_PERUBAHAN_ORGANISASI (1).ppt10.Bab_10-MENGELOLA_PERUBAHAN_ORGANISASI (1).ppt
10.Bab_10-MENGELOLA_PERUBAHAN_ORGANISASI (1).pptDaiwan Al-Bantani
 
Membuat perencanaan perubahan
Membuat perencanaan perubahanMembuat perencanaan perubahan
Membuat perencanaan perubahanzailuphanthy
 
PSIKOLOGI ORGANISASI : TRANSFORMASI DALAM ORGANISASI
PSIKOLOGI ORGANISASI : TRANSFORMASI DALAM ORGANISASIPSIKOLOGI ORGANISASI : TRANSFORMASI DALAM ORGANISASI
PSIKOLOGI ORGANISASI : TRANSFORMASI DALAM ORGANISASIAina Faatihah
 
Perubahan dan pengembangan organisasi1
Perubahan dan pengembangan organisasi1Perubahan dan pengembangan organisasi1
Perubahan dan pengembangan organisasi1Surya Pratama
 
Nunik kurniasih 6
Nunik kurniasih 6Nunik kurniasih 6
Nunik kurniasih 6Nunik21
 
Bab 8 managemen, kepemimpinan, dan organisa
Bab 8 managemen, kepemimpinan, dan organisaBab 8 managemen, kepemimpinan, dan organisa
Bab 8 managemen, kepemimpinan, dan organisapengantarbisnis
 
10 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Manajemen Fungsional,...
10 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Manajemen Fungsional,...10 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Manajemen Fungsional,...
10 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Manajemen Fungsional,...LisaniahAmini
 
11, wirausaha, munib fachrur rozi, hapzi ali, manajemen sdm, produksi, dan op...
11, wirausaha, munib fachrur rozi, hapzi ali, manajemen sdm, produksi, dan op...11, wirausaha, munib fachrur rozi, hapzi ali, manajemen sdm, produksi, dan op...
11, wirausaha, munib fachrur rozi, hapzi ali, manajemen sdm, produksi, dan op...Munibfachrur
 
Perubahan Dan Pengembangan Organisasi
Perubahan Dan Pengembangan OrganisasiPerubahan Dan Pengembangan Organisasi
Perubahan Dan Pengembangan OrganisasiArum Puspitarini
 
Kelompok 4 SKB Manajemen Reg 5B.pptx
Kelompok 4 SKB Manajemen Reg 5B.pptxKelompok 4 SKB Manajemen Reg 5B.pptx
Kelompok 4 SKB Manajemen Reg 5B.pptxrioramadhan33
 
Perubahan dan Pengembangan Organisasi
Perubahan dan Pengembangan OrganisasiPerubahan dan Pengembangan Organisasi
Perubahan dan Pengembangan Organisasibayu_pkusuma14
 
Pengurusan personel
Pengurusan personelPengurusan personel
Pengurusan personelmonyok
 

Similar to Manajemen perubahan (20)

Manajemen perubahan- University
Manajemen perubahan- UniversityManajemen perubahan- University
Manajemen perubahan- University
 
Perubahan dan Pengembangan Organisasi
Perubahan dan Pengembangan OrganisasiPerubahan dan Pengembangan Organisasi
Perubahan dan Pengembangan Organisasi
 
10.Bab_10-MENGELOLA_PERUBAHAN_ORGANISASI (1).ppt
10.Bab_10-MENGELOLA_PERUBAHAN_ORGANISASI (1).ppt10.Bab_10-MENGELOLA_PERUBAHAN_ORGANISASI (1).ppt
10.Bab_10-MENGELOLA_PERUBAHAN_ORGANISASI (1).ppt
 
Manajemen Profesional
Manajemen ProfesionalManajemen Profesional
Manajemen Profesional
 
Membuat perencanaan perubahan
Membuat perencanaan perubahanMembuat perencanaan perubahan
Membuat perencanaan perubahan
 
Resume manajemen
Resume manajemenResume manajemen
Resume manajemen
 
PSIKOLOGI ORGANISASI : TRANSFORMASI DALAM ORGANISASI
PSIKOLOGI ORGANISASI : TRANSFORMASI DALAM ORGANISASIPSIKOLOGI ORGANISASI : TRANSFORMASI DALAM ORGANISASI
PSIKOLOGI ORGANISASI : TRANSFORMASI DALAM ORGANISASI
 
Perubahan dan pengembangan organisasi1
Perubahan dan pengembangan organisasi1Perubahan dan pengembangan organisasi1
Perubahan dan pengembangan organisasi1
 
Proses manajemen
Proses manajemenProses manajemen
Proses manajemen
 
Nunik kurniasih 6
Nunik kurniasih 6Nunik kurniasih 6
Nunik kurniasih 6
 
Bab 8 managemen, kepemimpinan, dan organisa
Bab 8 managemen, kepemimpinan, dan organisaBab 8 managemen, kepemimpinan, dan organisa
Bab 8 managemen, kepemimpinan, dan organisa
 
manajemen sumber daya manusia
manajemen sumber daya manusiamanajemen sumber daya manusia
manajemen sumber daya manusia
 
10 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Manajemen Fungsional,...
10 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Manajemen Fungsional,...10 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Manajemen Fungsional,...
10 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Manajemen Fungsional,...
 
11, wirausaha, munib fachrur rozi, hapzi ali, manajemen sdm, produksi, dan op...
11, wirausaha, munib fachrur rozi, hapzi ali, manajemen sdm, produksi, dan op...11, wirausaha, munib fachrur rozi, hapzi ali, manajemen sdm, produksi, dan op...
11, wirausaha, munib fachrur rozi, hapzi ali, manajemen sdm, produksi, dan op...
 
Perubahan Dan Pengembangan Organisasi
Perubahan Dan Pengembangan OrganisasiPerubahan Dan Pengembangan Organisasi
Perubahan Dan Pengembangan Organisasi
 
Kelompok 4 SKB Manajemen Reg 5B.pptx
Kelompok 4 SKB Manajemen Reg 5B.pptxKelompok 4 SKB Manajemen Reg 5B.pptx
Kelompok 4 SKB Manajemen Reg 5B.pptx
 
Perubahan dan Pengembangan Organisasi
Perubahan dan Pengembangan OrganisasiPerubahan dan Pengembangan Organisasi
Perubahan dan Pengembangan Organisasi
 
Pengurusan personel
Pengurusan personelPengurusan personel
Pengurusan personel
 
Manajemen
ManajemenManajemen
Manajemen
 
Jos softskill
Jos softskillJos softskill
Jos softskill
 

More from 93220872

Sistem Politik Indonesia PARPOL
Sistem Politik Indonesia PARPOLSistem Politik Indonesia PARPOL
Sistem Politik Indonesia PARPOL93220872
 
MATERI MSDM PENGUKURAN KINERJA
MATERI MSDM PENGUKURAN KINERJAMATERI MSDM PENGUKURAN KINERJA
MATERI MSDM PENGUKURAN KINERJA93220872
 
MATERI MSDM BAB I
MATERI MSDM BAB IMATERI MSDM BAB I
MATERI MSDM BAB I93220872
 
Strategi Memperbaiki Neraca Perdagangan
Strategi Memperbaiki Neraca PerdaganganStrategi Memperbaiki Neraca Perdagangan
Strategi Memperbaiki Neraca Perdagangan93220872
 
RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2019
RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2019RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2019
RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 201993220872
 
Prinsip Administrasi Publik
Prinsip Administrasi PublikPrinsip Administrasi Publik
Prinsip Administrasi Publik93220872
 
Pengantar Administrasi Publik MAP
Pengantar Administrasi Publik MAPPengantar Administrasi Publik MAP
Pengantar Administrasi Publik MAP93220872
 
Teknis Aplikasi KRISNA DAK 2019
Teknis Aplikasi KRISNA DAK 2019Teknis Aplikasi KRISNA DAK 2019
Teknis Aplikasi KRISNA DAK 201993220872
 
Program dan kegiatan DAK 2019 jawa tengah
Program dan kegiatan DAK 2019 jawa tengahProgram dan kegiatan DAK 2019 jawa tengah
Program dan kegiatan DAK 2019 jawa tengah93220872
 
KOORDINASI TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN
KOORDINASI TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNANKOORDINASI TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN
KOORDINASI TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN93220872
 
Permen no.117 th 2017 tata cara pengusulan dan verifikasi dak proposal
Permen no.117 th 2017 tata cara pengusulan dan verifikasi dak proposalPermen no.117 th 2017 tata cara pengusulan dan verifikasi dak proposal
Permen no.117 th 2017 tata cara pengusulan dan verifikasi dak proposal93220872
 
Buku panduan SIMLARAS
Buku panduan SIMLARASBuku panduan SIMLARAS
Buku panduan SIMLARAS93220872
 
Penyusunan RPJPD
Penyusunan RPJPD                                                       Penyusunan RPJPD
Penyusunan RPJPD 93220872
 
Penyusunan RPJMD
Penyusunan RPJMDPenyusunan RPJMD
Penyusunan RPJMD93220872
 
Penyusunan RKPD
Penyusunan RKPDPenyusunan RKPD
Penyusunan RKPD93220872
 
Penyusunan RENJA
Penyusunan RENJAPenyusunan RENJA
Penyusunan RENJA93220872
 
Penyusunan RENSTRA
Penyusunan RENSTRAPenyusunan RENSTRA
Penyusunan RENSTRA93220872
 
Kebijakan pemprov jateng 2017
Kebijakan pemprov jateng 2017 Kebijakan pemprov jateng 2017
Kebijakan pemprov jateng 2017 93220872
 
Persiapan pra dan musrenbangwil 2017
Persiapan pra dan musrenbangwil 2017Persiapan pra dan musrenbangwil 2017
Persiapan pra dan musrenbangwil 201793220872
 
perobahan pola pikir ( ice breaking)
 perobahan pola pikir ( ice breaking) perobahan pola pikir ( ice breaking)
perobahan pola pikir ( ice breaking)93220872
 

More from 93220872 (20)

Sistem Politik Indonesia PARPOL
Sistem Politik Indonesia PARPOLSistem Politik Indonesia PARPOL
Sistem Politik Indonesia PARPOL
 
MATERI MSDM PENGUKURAN KINERJA
MATERI MSDM PENGUKURAN KINERJAMATERI MSDM PENGUKURAN KINERJA
MATERI MSDM PENGUKURAN KINERJA
 
MATERI MSDM BAB I
MATERI MSDM BAB IMATERI MSDM BAB I
MATERI MSDM BAB I
 
Strategi Memperbaiki Neraca Perdagangan
Strategi Memperbaiki Neraca PerdaganganStrategi Memperbaiki Neraca Perdagangan
Strategi Memperbaiki Neraca Perdagangan
 
RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2019
RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2019RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2019
RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2019
 
Prinsip Administrasi Publik
Prinsip Administrasi PublikPrinsip Administrasi Publik
Prinsip Administrasi Publik
 
Pengantar Administrasi Publik MAP
Pengantar Administrasi Publik MAPPengantar Administrasi Publik MAP
Pengantar Administrasi Publik MAP
 
Teknis Aplikasi KRISNA DAK 2019
Teknis Aplikasi KRISNA DAK 2019Teknis Aplikasi KRISNA DAK 2019
Teknis Aplikasi KRISNA DAK 2019
 
Program dan kegiatan DAK 2019 jawa tengah
Program dan kegiatan DAK 2019 jawa tengahProgram dan kegiatan DAK 2019 jawa tengah
Program dan kegiatan DAK 2019 jawa tengah
 
KOORDINASI TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN
KOORDINASI TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNANKOORDINASI TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN
KOORDINASI TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN
 
Permen no.117 th 2017 tata cara pengusulan dan verifikasi dak proposal
Permen no.117 th 2017 tata cara pengusulan dan verifikasi dak proposalPermen no.117 th 2017 tata cara pengusulan dan verifikasi dak proposal
Permen no.117 th 2017 tata cara pengusulan dan verifikasi dak proposal
 
Buku panduan SIMLARAS
Buku panduan SIMLARASBuku panduan SIMLARAS
Buku panduan SIMLARAS
 
Penyusunan RPJPD
Penyusunan RPJPD                                                       Penyusunan RPJPD
Penyusunan RPJPD
 
Penyusunan RPJMD
Penyusunan RPJMDPenyusunan RPJMD
Penyusunan RPJMD
 
Penyusunan RKPD
Penyusunan RKPDPenyusunan RKPD
Penyusunan RKPD
 
Penyusunan RENJA
Penyusunan RENJAPenyusunan RENJA
Penyusunan RENJA
 
Penyusunan RENSTRA
Penyusunan RENSTRAPenyusunan RENSTRA
Penyusunan RENSTRA
 
Kebijakan pemprov jateng 2017
Kebijakan pemprov jateng 2017 Kebijakan pemprov jateng 2017
Kebijakan pemprov jateng 2017
 
Persiapan pra dan musrenbangwil 2017
Persiapan pra dan musrenbangwil 2017Persiapan pra dan musrenbangwil 2017
Persiapan pra dan musrenbangwil 2017
 
perobahan pola pikir ( ice breaking)
 perobahan pola pikir ( ice breaking) perobahan pola pikir ( ice breaking)
perobahan pola pikir ( ice breaking)
 

Recently uploaded

PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 

Recently uploaded (20)

PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 

Manajemen perubahan

  • 1. MANAJEMEN PERUBAHAN DR. RUDY S. WENAS, SE.MM IPDN REGIONAL SULUT
  • 2. MANAJEMEN PERUBAHAN (3 Sks)  DESKRIPSI  Manajemen perubahan merupakan pendekatan terstruktur untuk membawa sebuah organisasi dari kondisi saat ini ke masa depan yang diinginkan  Fokus pada bagaimana mengelola perubahan-perubahan yang didasarkan pada prinsip-prinsip manajemen.  Bagaimana mengelola organisasi pemerintah agar tetap exist dan inovatif seiring dengan perubahan lingkungan internal dan eksternal.  TUJUAN  Memberikan pemahaman kepada praja sehigga memiliki wawasan dan kemampuan menejerial yang handal untuk mengelola secara inovatif organisasi pemerintahan yang secara langsung dituntut untuk melakukan perubahan yang terencana dan teroganisir  Praja memiliki kemampuan daya saing sehingga siap untuk terjun dalam praktik organisasi pemerintahan.
  • 3. SESI 1. KONSEP MANAJEMEN  PENGERTIAN MANAJEMEN  Managing is essential in all organized cooperation, as well as at all levels of organization in an enterprise. Managing is Science and Art (Harold Koontz & Cyril O’Donnell)  Merupakan suatu proses yang khas, yang terdiri atas kegiatan-kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengorganisasian dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran melalui pemanfaatan SDM dan SD lain. Sumarni & Soeprihanto)
  • 4. KONSEP MANAJEMEN  Dalam manajemen menggunakan metode ilmiah dalam setiap pendekatan dan penyelesaian masalah. Metode tersebut meliputi beberapa kegiatan:  Mengetahui adanya persoalan (Problem recognition)  Mendefinisikan persoalan (Problem Definition)  Mengumpulkan fakta, data dan informasi  Menyusun alternatif Penyelesaian (Design Alternative Solution)  Mengambil keputusan dengan memilih salah satu alternatif penyelesaian (Decision making process and alternative chosen)  Melaksanakan keputusan serta tindak lanjut (Implementation of program/method)
  • 6. Management Hierarchy Top Management: Pimpinan (keahlian: decision making) Middle Management: Menejer, kepala seksi, koordinator (keahlian: teknis & menejerial) Lower Management: staf dan atau pegawai (keahlian: teknis)
  • 7. Fungsi-fungsi Menejemen  Perecanaan/planning  Pengorganisasian/organizing  Pengarahan/actuating  Pengendalian/controlling
  • 8. Perencanaan/planning  Perencanaan menyatakan tujuan organisasi dan menentukan prosedur terbaik untuk mencapainya. Jadi yang harus dipikirkan oleh para manajer atau individu dalam manajemen adalah memikirkan tujuan dan kegiatannya. Kegiatan tersebut biasanya didasarkan pada suatu metode, rencana atau logika tertentu sehingga perlu direncanakan.  Langkah yang harus ditempuh dalam perencanaan adalah:  Memilih sasaran organisasi.  Penetapan tujuan, per sub bagian/departemen/divisi.  Penyusunan program yang sistematis.
  • 9. Penorganisasian/organizing  Proses penciptaan hubungan antara berbagai fungsi, personalia dan factor-faktor fisik agar pekerjaan yang dilakukan bermanfaat dan terarah. Biasanya ditujukan dengan suatu bagan organisasi.  Terdapat tiga hubungan dasar dalam hubungan formal:  Tanggung jawab  kewajiban individu utk melaksanakan tugas.  Wewenang  hak utk mengambil keputusan mengenai apa yg harus dijalankan.  Pertanggungjawaban  dari bawah keatas dalam bentuk laporan kepada atasan.  Berkaitan juga dengan staffing adalah proses pengadaan, penempatan, dan melatih personel yang memenuhi syarat yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas organisasi.
  • 10. Pengarahan/actuating  Tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota organisasi melakukan kegiatan yang sudah ditentukan kerah tercapainya tujuan.  Pengarahan akan terwujud apabila kebutuhan individu terwujud. Teori motivasi.hirarki kebutuhan Maslow: Kubutuhan fisiologis, Rasa Aman, Sosial, Esteems (penghargaan) dan Aktualisasi Diri.
  • 11. Pengendalian/controlling  Aktifitas untuk menemukan, mengoreksi adanya penyimpangan-penyimpangan dari hasil yang telah dicapai dibandingkan dengan rencana kerja yang telah ditetapkan. Pengendalian mencakup tiga unsure penting yaitu:  Menetapkan stadar prestasi.  Mengukur prestasi sekarang dan membandingkan dengan standar yang telah ditetapkan.  Mengambil tindakan untuk mengoreksi prestasi yang tidak memenuhi standar.
  • 12. SESI 2. KONSEP PERUBAHAN
  • 13. PENGERTIAN PERUBAHAN  Menurut Linda Ackerman terdapat beberapa kategori perubahan dalam organisasi yaitu:  Development change  Transnational change  Transformational change
  • 14. Development Change  Adalah perubahan yang dilakukan melalui peningkatan keahlian, metode atau kondisi yang untuk beberapa alasan tidak memiliki sifat-sifat dikehendaki atau yang diharapankan sekarang ini.  Development change beruhubungan dengan berbuat sesuatu harus lebih baik dari sebelumnya atau berbuat lebih.
  • 15. Transnational Change  Adalah proses perubahan dalam organisasi yang terjadi secara perlahan. Dalam proses perubahan ini, terpadat implementasi terhadap pengenalan tahapan yang baru. Manajemen perusahaan pada posisi ini berada pada proses transisi. Contoh: proses rorganisasi, mergers,pengenalan produk/services yang baru; proses; sistem dan teknologi yang baru kepada konsumen. Bentuk organisasi lama Bentuk organisasi baru Masa Transisi/peralihan
  • 16. Transformational Change  Adalah proses perubahan tentang apa yang dipercayai dan disadari yang mungkin akan terjadi dalam organisasi.  Pada perubahan ini, organisasi melakukan perubahan-perubahan namun tidak dilakukan dengan pasti karena dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang tidak pasti juga. Atau segala sesuau bisa terjadi karena time period not easily controlled. Death Maju/posisi tinggi Berkembang Birth Bangkit Chaos Kembali
  • 17. KAPAN HARUS BERUBAH  Organisasi suatu saat akan diperhadapkan dengan adanya tuntutan untuk melakukan perubahan.  Organisasi melakukan perubahan karena adanya:  Proactive change (internal drivers), Perubahan yang dilaksanakan karena adanya kebijakan organisasi yang sadar harus melakukan peruabahan. Perubahan ini dapat dilakukan melalui perubahan tujuan perusahaan: Visi, Misi dan Strategi. Disebut juga dengan controleble change.  Reactive change (external drivers), Perubahan yang terjadi karena pengaruh dari ekternal atau adanya dorongan untuk berubah karena pengaruh lingkungan eksternal seperti. Contoh perubahan karena: Government regulation, Economic Change (micro environments = keadaan ekonomi suatu negara), rate of competition, community driven company, globalization effect (free trade area), technology.
  • 18. KEMAMPUAN UNTUK MELAKUKAN PERUBAHAN  Dalam melakukan perubahan, organisasi juga diperhadapkan dengan keadaan: Ada kemungkinan tidak perusahaan itu berubah?  Hal ini juga berhubungan dengan kemampuan organisasi untuk melakukan perubahan. Untuk menilai apakah organisasi bisa berubah, maka dapat dilakukan melalui analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Treats):
  • 19. REACTING to CHANGE  Pada akhirnya perusahaan diperhadapkan dengan suatu keputusan apakah akan melakukan perubahan atau tidak? Apabila diputuskan untuk melakukan perubahan maka harus disertai dengan actions.
  • 20. HAMBATAN PERUBAHAN  Dalam melakukan perubahan terdapat hambatan-hambatan yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap kebijakan perubahan manajemen organisasi. Hal ini berkaitan dengan lingkungan (direct & indirect environment) Organisasi /lembaga Indirect Environment: EKONOMI, POLITIK, SOSIAL, BUDAYA, HANKAM, TEKNOLOGI DIRECT ENVIRONMENT: Masyarakat, pemerintah pusat/daerah/diatasnya, pimpinan & karyawan
  • 21. ORGANISASI & PERAN STAKEHOLDERS ORGANISASI INTERNAL STAKEHOLDER: Lembaga organisasi diatasnya; Pimpinan; Staf EXTERNAL STAKEHOLDER: Masyarakat; swasta investor; turis organisasai/daerah lain; negara lain Kebermanfaatan Pendorong/drivers
  • 22. 4 TAHAPAN PERUBAHAN YANG EFEKTIF  SELF CONTROLLED  lakukan introspeksi diri apakah memang harus berubah.  PENCARIAN INFOMASI  mencari informasi masa lalu dan sekarang untuk menghadapi perubahan yang sedang atau akan terjadi.  IDENTIFIKASI SASARAN PROGRAN PEMBAHARUAN  mencari media program untuk perubahan.  PENENTUAN ALTERNATIF PERUBAHAN  lingkungan pada dasarnya akan terus berubah yang pada akhirya memaksa para manajer untuk terus melakukan perubahan agar tetap survive. Agar bisa bertahan dan mengantasipasi kegagalan yang terjadi akibat perubahan maka para manajer harus mempunyai beberapa recana alternatif untuk perubahan.
  • 23. SESI 3. KONSEP MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA  Praktik Manajemen Sumberdaya Manusia  Managerial skills  Leadership
  • 24. Konsep HRM  Set of organizational activities directed at attracting, developing, and maintaining an effective workforce  Human resources planning  Job analysis: systematic analysis of jobs within an organization  Job description: outline of the duties of a job, working conditions, and the tools, material, and equipment used to perform it  Job specification: description of the skills, abilities, and other credentials required by a job  Forecasting HR demand and supply  Internal supply: from a internal data  External supply: from labor  Replacement chart: forecast job rotation  Skills inventories: facilitate both planning and identifying people for transfer and promotion
  • 25. Staffing & selecting  Staffing the organization  Recruiting HR: process of attracting qualified persons to apply for job an organization is seeking to fill  Internal recruiting: honor  External recruiting: CPNS umum  Selecting HR  Application form  Test  Interview  Other techniques
  • 26. Developing, compensation, & benefits  Developing  Training  Performance appraisal: penghargaan  employee is performing effectively  Compensation & benefits  Wages and salaries  Incentives program  Individual incentives  Companywide incentives: pembagian SHU  Benefits program  Retirement plans: pension fund  Containing the cost of benefits: dana pensiun dini
  • 27. New challenges in the changing workplace  Managing workforce diversity: range of workers attitudes, values, and behavior that differ by gender, race, and ethnicity.  Managing knowledge workers: pendidikan dan pengalaman kerja  Contingent worker: employee hired on something other than a full-time basis to supplement an organization permanent workers  side job
  • 28. Managerial Skills  Managerial skills: ketrampilan individu dan pimpinan organisasi dalam menjalankan fungsi-fungsi manajemen untuk mencapai tujuan.  Dasar managerial skills:  Technical skills: skills needed to perform specialized task (otodidat; learning doing)  Human relations skills: skills in understanding and getting along with people (soft skills; communications skills)  Conceptual skills: abilities to think in the abstract, diagnose, analyze different situation and see beyond the present (science)  Decision-making skills: skills in defining problems and selecting the best course action.  Time management skills: manage valuable time
  • 29. The decision making process Define the problem Gather facts and develop alternatives Evaluate alternative Select the best alternative Implement the chosen alternative Follow up and evaluate the chosen alternative
  • 30. Peran-peran manajerial  Interpersonal Peran Deskripsi contoh Figurehead Is symbolic head to perform a number of routine duties of a legal or social nature Handles ceremonies, status request, solicitations Leader Is responsible fot the motivation & direction of subord Perform virtually all managerial activity Liasion Maintain a network of outside contacts who provide favors & information Acknowledges mail, external board work
  • 31. Peran-peran manajerial  Informational Peran Deskripsi contoh Monitor Receives wide variety of information; serves as nerve center of internal & external info of the organization Handles all mail & contact categorized as concerned with receiving information Disseminator (sosialisasi) Transmits info received from outsider/from other subboard to the members of orgnaization Forward mail into organization; makes verbal contact Spokesperson Transmits info to outsiders on organization plans, policies, action & results; sere as expert on organization . Attends board meeting handles contact invol transmission of info to oursider.
  • 32. Peran-peran manajerial  Decisional Peran Deskripsi contoh Entreprneur Serches organization & its environment for opportunities & initiates projects to bring about change Holds starting & revies session involvement initiation /design of improvement Disturbance handler Is responsible for corrective organization faces important, unexpected disturbances Holds strategy & review session involvement disturbances & crises Resource allocator Makes or approves significant decisions Handles resources scheduling Negotiator Is responsible for representing the organization at major negotiation Handles contact negotiations
  • 33. perspektif manajemen sebagai respon berbagai perubahan PARADIGMA LAMA PARADIGMA BARU 1. Tujuan jangka pendek 2. Fokus pada operasional 3. Pemecahan masalah lokal 4. Orientasi pengendalian 5. Kepemimpinan dogmatis 6. Orientasi stabilitas 7. Pelaksana pekerjaan yang sama 8. Struktur kaku & hirarki 9. Pengembangan sikap patuh 10.Fokus pada pekerjaan 11. Evaluasi penyelia 1. Visi organisasi dan individu 2. Fokus pada misi, nilai dan strategi 3. Organisasi sebagai sistem 4. Orientasi pemberdayaan 5. Kepeminpinan informasional 6. Orientasi perubahan 7. Perbaikan berkelanjutan 8. Struktur fleksibel & berbasis tim 9. Pengembangan trust & kooperasi 10.Fokus pada peran & konstribusi 11. Penilaian diri (self evaluations)
  • 34. Kepemimpinan (leadership)  Definisi:  Kepemimpinan adalah aktivitas para pemegang kekuasaan dan membuat keputusan (Dubin, 1951)  Kepemimpinan adalah langkah pertama yang hasilnya berupa pola interaksi kelompok yang konsisten dan bertujuan menyelesaikan problem-problem yang saling berkaitan (Hamphill, 1954)  Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi aktivitas kelompok dalam rangka perumusan dan pencapaian tujuan (Stogdill, 1948)
  • 35. Kesimpulan  Kepemimpinan sebagai konsep manajemen di dalam kehidupan organisasi mempunyai kedudukan yang strategis dan merupakan figure sosial yang selalu diperlu-kan dalam kelompok.  Strategis karena sebagai dinamisator, katalisator, motiva-tor, provokator, agitator, promo-tor, konseptor dan sebagainya
  • 36. KEPEMIMPINAN Seni – Proses Mempengaruhi Bekerja Sungguh sungguh Kegiatan Bekerjasama Fungsi Manajemen: Mengkoordinasi Perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian TUJUAN MANAJER
  • 37.  Ruang lingkup kepemimpinan Ruang lingkup kepemimpinan dalam hal ini adalah yang terkait dengan penyelenggaraan negara dan pemerintahan dalam administrasi negara dan organisasi maupun perusahaan  Kepemimpinan dalam kerangka manajemen dan administrasi kepemimpinan Manajemen administrasi
  • 38. Perilaku kepemimpinan  Berorientasi pada tugas 1. Menetapkan-merumuskan : tujuan (sukar tapi dapat dicaai secara jelas). 2. Beritahu orang lain: apa yang mereka harapkan. 3. Tentukan prosedur pengukuran tujuan secara rinci dan mengukur pencapaian tujuan itu 4. Berminat mencapai peningkatan produktivitas 5. Melaksanakan peranan kepemimpinan secara aktif dalam: merencanakan, mengarahkan, membimbing dan mengendalikan kegiatan yang berorientasi tujuan 6. Pemimpin yang efektif harus membekali diri dengan keterampilan: teknis, kemanusiaan, konseptual, mengambil keputusan
  • 39. Perilaku kepemimpinan  Berorientasi pada orang lain: 1. Perhatian besar pada terciptanya keharmonisan dalam berorganisasi 1. Menciptakan komunikasi timbal balik antar karyawan 2. Menciptakan suasana kerjasama dan gugus kerja dalam organisasi. 3. Menunjukkan pengertian & rasa hormat pada; kebutuhan, tujuan, ide dan perasaan pada karyawan. 4. Pendelegasian kekuasaan dan tanggung jawab, mendorong inisiatif.
  • 40. TEORI KEPEMIMPINAN Leader are born and not made : Teori Genetis Leader are made not born : Teori Sosial Bakat (Pemimpin) Berkembang melalui Pendidikan dan Pengalaman BERHASIL SIFAT YANG DIBUTUHKAN Memiliki pengetahuan & teknologi, mampu menghub. Ilmu dan teknologi yang dimiliki dengan tugas, kemandirian mantap, teguh dalam prinsip-prinsip kerja, kreativitas tinggi, cermat, berani bertindak, kepribadian menarik, kecerdasan tinggi Kriteria yang harus dimiliki (Terry – 1960) Kekuatan, keseimbangan emosi, pengetahuan hubungan kemanusiaan, motivasi pribadi, kecakapan berkomunikasi, kecakapan mengajar kecakapan bergaul, kemampuan teknis
  • 41. Model kepemimpinan Kwadran 2 Selling (konsultasi) Kwadran 3 Participating (partisipasi) Kwadran 1 Telling (instruksi) Kwadran 4 Delegating (delegasikan)
  • 42. Instruksi (telling) (Agar bawahan mampu Dan mau melaksanakan tugas Sesuai ketentuan) Tingkat kematangan rendah (perlu pengarahan)
  • 43. Konsultasi (selling) Tingkat kematangan rendah-sedang (telah memiliki kemauan) Konsultatitif (two way s communication)
  • 44. partiasipasi (participating) Tingkat kematangan sedang-tinggi (telah ada kemampuan, tapi kemauan Masih rendah) Libatkan dalam proses kerja praktik
  • 45. Delegasikan (delegating) Tingkat kematangan tinggi (kemauan tinggi) Berikan tugas praktik
  • 46. 4 Gaya kepemimpinan Otoriter (autocratic) demokratis (democratic) Situasional (situational) kebebasan (Laissez faire) Memaksa keras, mendesak kekuasaan kepada bawahan Memaksakan kehendak tapi memberikan kesempatan untuk mengutarakan pendapat Melihat kondisi situasi: kapan harus keras, moderat, atau kebebasan penuh Memberikan kebebasan penuh
  • 47. Ciri-ciri kepeminpinan otokratis  Tanpa musyawarah  Tidak mau menerima saran dari bawahan  Mementingkan diri sendiri dan kelompok  Selalu memerintah  Memberikan tugas mendadak  Cenderung menyukai bawahan “ABS”  Memaksakan kehendak  Setiap keputusan tidak dapat dibantah  Kekuasaan mutlak ada pada pimpinan  Hubungan dengan bawahan kurang harmonis  Tanpa kenal ampun atas kesalahan bawahan  Kurang percaya pada anak buah  Kurang memberi dorongan semangat kerja bawahan  Kurang mawas diri  Selalu tertutup  Suka mengancam  Kurang menghiraukan usulan bawahan  Ada rasa bangga bila bawahannya takut  Tidak suka bawahannya maju dan berkembang  Kurang adanya rasa kekeluargaan  Senang sanjungan
  • 48. Ciri-ciri kepemimpinan demokratis  Pendapat terfokus pada hasil musyawarah  Tenggang rasa  Memberi kesempatan mengembangkan karir bawahan  Selalu menerima kritik dari bawahan  Menciptakan suasana kekeluargaan  Mengetahui kekurangan dan kelebihan bawahan  Komunikatif dengan bawahan  Partisipatif dengan bawahan  Tanggap terhadap situasi  Tidak mementingkan diri sendiri  Selalu mawas diri  Senang kepada bawahan yang kreatif dan inovatif  Mau menerima usulan atau pendapat bawahan  Lapang dada dan terbuka  Mendorong bawahan untuk mencapai hasil baik  Tidak sombong  Menghargai pendapat bawahan  Mau membimbing bawahan  Tidak mudah putus asa  Percaya pada bawahan  Tidak ada jarak dengan bawahan  Adil dan bijaksana  Suka bermusyawarah  Mau mendelegasikan tugas kepada bawahan selalu mendahulukan hal-hal yang lebih penting
  • 49. Ciri-ciri kepemimpinan situasional  Supel / luwes  Berwawasan luas  Mudah menyesuaikan dengan lingkungan  Mampu menggerakan bawahan  Bersikap keras pada saat tertentu  Berprinsip dan konsisten terhadap suatu masalah  Mempunyai tujuan yang jelas  Bersikap terbuka  Mau membantu memecahkan permasalahan bawahan  Mengutamakan suatu kekeluargaan  Ada komunikasi baik satu arah/dua arah  Mengutakan produktifitas kerja  Bertanggungjawab terhadap masalah yang dihadapinya  Bawahan diberi kesempatan untuk mengutarakan pendapat  Mengutamakan kontrol  mengetahui kelebihan dan kekurangan bawahan  mengutamakan kepentingan bersama  Mempunyai ketegasan dalam situasi dan kondisi tertentu  Mau menerima saran dan kritik dari bawahan
  • 50. Ciri-ciri kepemimpinan bebas  Pemimpin bersikap pasif  Semua target diberikan kepada bawahan  Tidak tegas  Kurang memperhatikan kekurangan dan kelebihan bawahan  Percaya kepada bawahan  Pelaksanaan pekerjaan tidak terkendali  Mudah dibohongi bawahan  Pemimpin kurang kreatif  Kurang mawas diri  Perencanaan dan tujuan kurang jelas  Bawahan merasa sebagai orang yang berkuasa  Kurang memberikan dorongan pada bawahan  Rasa tanggungjawab kurang  Kurang berwibawa  Menjungjung tinggi hak asasi  Menghargai pendapat bawahan  Kurang bermusyawarah
  • 51. TEORI DUO KONTINUM Pemimpin Pemimpin membuat keputusan dan mengumum kannya Pemimpin menjual keputusan Pemimpin memberikan ide dan mengundang pertanyaan Pemimpin memberikan keputusan sementara yang bisa diubah Pimpinan memberikan persoalan meminta saran-saran dan membuat keputusan Pimpinan merumuskan batas-batasnya meminta pada kelompok untuk membuat keputusan Pimpinan/ mengizinkan bawahan untuk melakukan fungsi dalam batas yang telah dirumuskan oleh atasan PERILAKU YANG NAMPAK Daerah Kebebasan untuk Bawahan Penggunaan Otoritas oleh Pemimpin Bawahan
  • 52. KEPEMIMPINAN NASIONAL YG EFEKTIF Adopted from: Hersey and Blanchard’s Situational Theory P1 Tinggi hubungan dan tinggi tugas Tinggi hubungan dan rendah tugas P4 Tinggi hubungan dan rendah tugas P.3 P.2 Rendah hubungan dan rendah tugas RENDAH  PERILAKU MENDUKUNG  (TINGGI) (HUBUNGAN) GAYA KEPEMIMPINAN (TUGAS) RENDAH PERILAKU MENGARAHKAN (TINGGI)
  • 53. KEPEMIMPINAN SEORANG PENJUAL Setiap salesman yang berhasil adalah pemimpin yang besar dan setiap pemimpin yang berhasil adalah salesman yang besar (Paul Meyer) Pemimpin = Penjual Apa yang dijual? Yang dijual adalah Ide / gagasan Sasaran? Maksimal terhadap pengikutnya/bawahannya
  • 54. Aktifitas pemimpin yang berhasil & efektif Traditional Management (32%) Routine Communication (29%) Human resources (20%) Networking (19%)
  • 55. Aktifitas pemimpin yang berhasil & efektif Jenis aktifitas (%) Deskripsi/contoh aktifitas yang dilakukan Melakukan komunikasi rutin (29%) -Melakukan pertukaran informasi -terut terlibat menangani pekerjaan administrasi Manajemen tradisional (32%) -Merencanakan (planning) -Pengambil keputusan (decision making) -Mengendalikan (controlling) Membangun jejaring (19%) -interaksi dengan pihak luar org. -sosialisasi dan politicking Management Sumberdaya manusia (20%) -memotivasi/penguatan -penegakan disiplin/hukuman -mengatasi konflik -menempatkan (staffing) -melatih dan mengembangkan
  • 56. Apa saja yang dibutuhkan oleh pemimpin Keahlian pribadi (personal skills) Kepercayaan diri Mengatasi stres Mengatasi masalah pribadi dgn kreatif Mampu menentukan nilai dan prioritas Pengendalian emosi Menggunakan pendekatan rasional Mampu mengidentifikasi sikap kognitif Mampu mengatur waktu Menggunakan pendekatan yg inovatif Mampu menilai sikap utk berubah Mampu mendelegasikan Menghasilkan karya-karya inovatif
  • 57. Apa saja yang dibutuhkan oleh pemimpin Keahlian interpersonal komunikasi Kekuatan mempengaruhi Motivasi Mengatasi konflik coaching Memiliki kekuatan Mendiaknosa kinerja yang rendah Mengidentifikasi masalah konseling Mampu mempengaruhi Menciptakan lingkungan motivasi Memilih alternatif strategi Pendengar yang baik Mampu mendorong/meng uatkan orang lain Memberikan penghargaan Menyelesaikan konfrontasi
  • 58. Perubahan Sosial dan Kebudayaan
  • 59. Pengantar  Setiap masyarakat manusia selama hidupnya pasti mengalami perubahan-perubahan  Ilustrasi perubahan: orang-orang desa sudah mengenal sistem perdagangan, alat transportasi, media, dll.  Perubahan dlm masyarakat: nilai sosial, pola perilaku org. , susunan lembaga kemasy., lapisan sosial, kekuasaan & wewenang, interaksi sosial, dll.  Jenis masyarakat: (1)statis & (2)dinamis
  • 60.  Masyarakat statis: sedikit mengalami perubahan dan perubahan umumnya berjalan lambat  Masyarakat dinamis: mengalami berbagai perubahan dan umumnya terjadi dengan cepat  Perubahan dalam masyarakat bukan semata-mata berarti suatu kemajuan (progress) namun dapat pula berarti kemunduran.
  • 61.  Social change is a real phenomenon; it can be observed and analyzed.  Human societies evolve from simple to complex structures in a progression of definitive stages.  Behavior of people are trying to meet their needs. Human have basic needs and societies constantly adapt themselves to meet these needs.  The needs of people: (1) survival and (2)personal growth. Common survival needs: food, shelter, safety. Personal growth needs: love, approval from others, self worth and creativity.
  • 62. Pengertian Perubahan Sosial dan Kebudayaan  Gilin-Gilin: variasi cara hidup yang diterima karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun adanya inovasi atau penemuan baru dalam masyarakat.  Selo Sumarjan: perubahan pada lembaga kemasyarakatan yang mempengaruhi sistem sosial termasuk nilai, sikap, pola perilaku diantara kelompok dalam masyarakat.  Ogburn: kondisi sosial primer yang menyebabkan perubahan, misalnya kondisi ekonomi, teknologi, geografi dan biologis
  • 63. TEORI PERUBAHAN SOSIAL Peradaban Peradaban Waktu Waktu Evoluasi Rektilinier Sederhana Evoluasi Melalui Tahap- Tahap
  • 64. Bentuk Perubahan Sosial  Bentuk perubahan: lambat (evolusi) dan cepat (revolusi)  Evolusi: perubahan perlu waktu lama dgn rentetan perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lambat. Manusia dan masyarakat mengalami perkembangan sesuai dengan tahapan tertentu, contoh: masyarakat sederhana menjadi komplek.  Revolusi: perubahan sosial yang berlangsung cepat dan menyangkut dasar-dasar sendi pokok kehidupan masyarakat.
  • 65. Syarat Terjadinya Revolusi (Soekanto, 2003)  Keinginan umum untuk mengadakan perubahan  Ada seorang/kelompok yang memimpin  Pemimpin dapat menampung aspirasi dalam gerakan  Pemimpin mampu menunjukan tujuan masyarakat  Ada momentum yang tepat.
  • 66. Cara mempengaruhi masyarakat dengan sistem yang teratur dan direncanakan terlebih dahulu Rekayasa Sosial/Social engineering/Social planning
  • 67. Faktor yang menyebabkan perubahan sosial (faktor dalam masyarakat) Bertambah atau berkurangnya penduduk Penemuan baru (inovasi)  Pertentangan/konflik dalam masyarakat Pemberontakan/revolusi dalam masyarakat
  • 68. Faktor yang menyebabkan perubahan sosial (faktor luar masyarakat)  Faktor lingkungan fisik: gempa, banjir, gunung meletus, badai, dll. Peperangan Pengaruh kebudayaan lain.
  • 69. Faktor yang mendorong jalannya proses perubahan  Kontak dengan kebudayaan lain  Sistem pendidikan formal yang maju  Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju  Toleransi  Sistem terbuka lapisan masyarakat  Penduduk yang heterogen  Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu  Orientasi ke masa depan  Nilai bahwa manusia harus senantiasa berikhtiar untuk meperbaiki hidupnya
  • 70. Faktor yang menghalangi terjadinya perubahan  Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain  Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat  Sikap masyarakat yang sangat tradisional  Adanya kepentingan yang telah tertanam dengan kuat  Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan
  • 71.  Prasangka terhadap hal-hal baru atau asing atau sikap yang tertutup.  Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis  Adat atau kebiasaan  Nilai bahwa hidup ini pada hakekatnya buruk dan tidak mungkin di perbaiki
  • 72. Proses Perubahan Sosial dan kebudayaan  Masyarakat umumnya mengidamkan keserasian atau harmoni (social equilibrium).  Jika terjadi ketidakserasian dapat dipulihkan kembali setelah terjadi perubahan, kedaan tersebut dinamakan penyesuaian (adjustment).  Penyesuaian dalam masyarakat mencakup 2 hal: Penyesuaian dari lembaga kemasyarakatan penyesuaian dari individu dan ada dalam masyarakat.
  • 73. Disorganisasi dan reintegrasi  Organsiasi: artikulasi dari bagian-bagian yang merupakan kesatuan fungsional.  Disorganisasi: suatu keadaan dimana tidak ada keserasian pada bagian-bagian dari suatu kebulatan.  Disorganisasi/disintegrasi: suatu proses berpudarnya norma/nilai dalam masyarakat karena perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan.  Reorganisasi/reintegrasi: proses pembentukan norma/nilai baru agar serasi dengan lembaga kemasayarakat yang telah mengalami perubahan
  • 74.  Tahap reorganisasi dilaksanakan apabila norma/nilai yang baru telah melembaga (instituonalized) dalam diri warga masyarakat.  Proses reoganisasi umumnya terjadi secara lambat karena lebih dahulu harus menyesuaikan diri dengan masyarakat.  Kemungkinan akan terjadi suatu keadaan dimana norma lama sudah hilang karena disorganisasi tadi, sedang norma baru belum terbentuk. Hal ini yeng memunculkan keadaan krisis dalam masyarakat.
  • 75. Ketidakserasian Perubahan dan Cultural Lag  Umumnya unsur-unsur kebudayaan kebendaan lebih mudah berubah dari pada unsur kebudayaan rohaniah.  Pertumbuhan kebudayaan tidak selalu sama cepatnya dalam keseluruhannya (meterial dan non-material).  Ketertinggalan budaya yang mencolok antara lain tertinggalnya alam pikiran dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat.  Alam pikran modern ditandai dengan sifat yang terbuka terhadap pengalaman baru serta terbuka pula bagi perubahan dan pembaharuan.
  • 76.  Alam pikiran modern dicirikan dengan berpikir secara luas.  Unsur pendidikan berperan dalam mebentuk alam pikiran modern; semakin terdidik seseorang semakin terbuka dan semakin luas daya pikirnya. Ada kesadaran bahwa ada pendapat-pendapat lain dan sikap-sikap lain yang mengelilinginya.  Dengan alam pikiran modern, manusia dapat belajar untuk memanfaatkan dan menguasai alam sekelilingnya daripada sekedar sikap pasrah dan pasif terhadap alam sekelilingnya.
  • 77. REFORMASI BIROKRASI INDONESIA: SEBUAH KASUS PERUBAHAN
  • 78. Situasi Problematis Birokrasi di Indonesia  Struktur, norma, nilai dan regulasi yang ada masih berorientasi pada kepentingan penguasa/birokrat (power culture)  Masih belum terbentuk budaya Birokrasi (service delivery culture)  Masih tingginya ketidakpastian dalam Birokrasi (cost of uncertainty)  Budaya patron-client dan budaya afiliasi yang mengarah kepada moral hazard  Rendahnya kompetensi para birokrat
  • 79. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Birokrasi  Faktor Budaya  Faktor Individu  Faktor Organisasi dan Manajemen
  • 80. Faktor Budaya  Budaya dan perilaku koruptif yang sudah terlembaga (“uang administrasi” atau uang “pelicin”)  Budaya “sungkan dan tidak enak” dari sisi masyarakat  Masyarakat harus menanggung biaya ganda karena zero sum game  Internalisasi budaya dalam mekanisme informal yang profesional
  • 81. Faktor Individu  Perilaku individu sangat bersifat unik dan tergantung pada mentalitas dan moralitas  Perilaku individu juga terkait dengan kesempatan yang dimiliki seseorang yang memiliki jabatan dan otoritas  Perilaku opportunistik hidup subur dalam sebuah sistem yang korup  Individu yang jujur seringkali dianggap menyimpang dan tidak mendapat tempat
  • 82. Faktor Organisasi dan Manajemen (1)  Meliputi struktur, proses, leadership, kepegawaian dan hubungan antara pemerintah dan masyarakat  Struktur birokrasi masih bersifat hirarkis sentralistis dan tidak terdesentralisasi  Proses Birokrasi seringkali belum memiliki dan tidak melaksanakan prinsip-prinsip efisiensi, transparansi, efektivitas dan keadilan  Birokrasi juga sangat ditentukan oleh peran kepemimpinan yang kredibel
  • 83. Faktor Organisasi dan Manajemen (2)  Dalam aspek kepegawaian, Birokrasi dipengaruhi oleh rendahnya gaji, proses rekrutmen yang belum memadai, dan kompetensi yang rendah.  Hubungan masyarakat dan pemerintah dalam Birokrasi belum setara; pengaduan dan partisipasi masyarakat masih belum memiliki tempat (citizen charter)
  • 84. Faktor Politik  Ketidaksetaraan sistem birokrasi dengan sistem politik dan sistem hukum  Birokrasi menjadi “Geld Automaten” bagi partai politik  Kooptasi pengangkatan jabatan birokrasi oleh partai politik
  • 85. Strategi reformasi Birokrasi (1)  Pada level kebijakan, harus diciptakan berbagai kebijakan yang mendorong Birokrasi yang berorientasi pada pemenuhan hak-hak sipil warga (kepastian hukum, batas waktu, prosedur, partisipasi, pengaduan, gugatan)  Pada level organisational, dilakukan melalui perbaikan proses rekrutmen berbasis kompetensi, pendidikan dan latihan yang sensitif terhadap kepentingan masyarakat, penciptaan Standar Kinerja Individu, Standar Kinerja Tim dan Standar Kinerja Instansi Pemerintah
  • 86. Strategi reformasi Birokrasi (2)  Pada level operasional, dilakukan perbaikan melalui peningkatan service quality meliputi dimensi tangibles, reliability, responsiveness, assurance dan emphaty.  Instansi Pemerintah secara periodik melakukan pengukuran kepuasan pelanggan dan melakukan perbaikan
  • 88. Kelembagaan Administrasi Negara  Jumlah dan struktur lembaga administrasi negara di tingkat pusat masih sangat gemuk setelah desentralisasi 1999  Jumlah dan struktur organisasi perangkat daerah membengkak seiring dengan otonomi daerah berdasarkan PP 84 tahun 2000  Pembentukan lembaga ekstra struktural (Badan/Komisi) semakin banyak dan bervariasi  Kontrol atas pembentukan lembaga struktural dan ekstra struktural sangat lemah dan tidak memiliki orientasi  Secara internal terjadi proliferasi struktur kelembagaan dalam Kementerian, LPND, dan lembaga ekstra struktural  Masih terjadinya tumpang tindih fungsi antar lembaga-lembaga administrasi negara
  • 89. Sumber Daya Aparatur  Undang-Undang 43 tahun 1999 tentang Kepegawaian Negara belum operasional  Proses rekrutment masih dilakukan secara serampangan tidak berdasarkan kompetensi dan kebutuhan  Promosi dan pengisian jabatan tidak didasarkan pada kompetensi dan kinerja  Pengukuran Kinerja Individu masih berdasarkan PP 30/1980  Kompensasi/remunerasi masih tidak berdasarkan kinerja, kompetensi dan beban kerja  Jenjang dan Pola Karir Pegawai masih tidak jelas  Proses pendidikan dan pelatihan lebih berorientasi struktural daripada kompetensi fungsional  Bervariasinya besaran remunerasi antar berbagai lembaga administrasi negara (lembaga struktural dan non-struktural)
  • 90. Ketatalaksanaan  Proses pembuatan keputusan administrasi pemerintahan dirasakan masih sangat berorientasi kekuasaan daripada pelayanan  Masih panjang dan berbelit-belitnya proses pelayanan kepada masyarakat  Tidak standarnya berbagai nomenklatur dalam proses pemerintahan dan pelayanan  Masih belum optimalnya penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam pelayanan
  • 92. Aspek Kelembagaan  Ditetapkannya UU 39 tahun 2008 tentang Kementerian Negara  Direvisinya PP 8/2003 dengan PP 41/2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
  • 93. Aspek Sumber Daya Aparatur  Disusunnya RUU tentang Manajemen Sumber Daya Aparatur Negara  Disusunnya berbagai Peraturan Pemerintah yang diamanatkan dalam UU 43 tahun 1999
  • 95. Aspek Ketatalaksanaan  Disusunnya RUU Administrasi Pemerintahan  Disusunnya RUU Etika Penyelenggara Negara  Disusunnya RUU Hubungan Kewenangan Pusat dan Daerah  Disusunnya Peraturan Pemerintah tentang Pedoman Tata Laksana Perizinan  Disusunya Ketentuan Mengenai Tata Naskah Dinas
  • 96. Evaluasi atas Strategi  Secara umum dapat dikatakan bahwa reformasi yang terjadi hanya bersifat perubahan yang parsial dan tidak terintegrasi antar berbagai aspek (kelembagaan, SDM dan tatalaksana)  Ketiadaan grand design reformasi administrasi  Kesenjangan kompetensi dari pelaku untuk melakukan perubahan atas strategi dan substansi perubahan  Ketiadaan agenda setting dan prioritas (tahapan) yang saling terkait dari dimensi waktu  Komitmen setengah hati dari Presiden, Menteri dan pelaku untuk melakukan reformasi administrasi  Reformasi Administrasi masih belum menjadi agenda dan gerakan nasional  Sejumlah pelaku bahkan menunjukkan kerusakan moral, kurangnya kesadaran, esensi dan pengetahuan terhadap reformasi birokrasi  Motor yang diharapkan mendorong reformasi tidak melakukan reformasi dari rumahnya sendiri  Terjadinya reformasi parsial di beberapa kementerian dan lembaga (Depkeu, KPK, MA, Kejaksaan dll)
  • 97. Evaluasi Bidang Kelembagaan  UU Kementerian Negara pada dasarnya hanya mengatur mengenai eksistensi (pembentukan, penggabungan dan pembubaran), serta struktur internal  Esensi mengenai efisiensi dan rasionalisasi organisasi/kelembagaan administrasi negara belum terbentuk  Belum adanya kebijakan tentang bagaimana keberadaan organ ektsra struktural  Prinsip “structure follows function” masih belum menjadi dasar pembentukan organisasi  Pembentukan organisasi baru di Internal kementerian/Badan/Komisi juga UPT Pusat di Daerah tidak dasarkan pada analisi fungsi dan desain kebijakan pemerintahan  Lemahnya peran dan fungsi Kempan dalam melakukan kontrol atas pembentukan dan pembubaran organisasi/struktur baik di pusat maupun di daerah
  • 98. Evaluasi SDM Aparatur  Berbagai peraturan perundang-undangan yang diamanatkan oleh UU 43/1999 belum terbentuk  Seluruh Manajemen SDM Aparatur pada dasarnya tidak mengalami perubahan dan masih belum berdasarkan sistem merit birokrasi (Tidak terjadi Reformasi Kepegawaian)  RUU Manajemen SDM Aparatur Negara (sebagai revisi UU 43/1999 dan perluasan pengaturannya) masih belum mendapatkan tempat yang baik dalam komitmen reformasi birokrasi  Sejumlah kebijakan seperti rekrutmen tenaga honor bahkan kontraproduktif dengan esensi reformasi  Komisi Kepegawaian Negara belum dibentuk  Di daerah pengisian jabatan/promosi sangat didominasi oleh intervensi politik
  • 99. Evaluasi Ketatalaksanaan  RUU Administrasi Pemerintahan yang diharapkan memperbaiki proses pembuatan keputusan masih belum dikirim ke DPR  RUU Etika Negara yang sudah disetujui untuk dikirim ke DPR kecil kemungkinan memiliki dampak bagi perubahan sikap, etika dan perilaku penyelenggara negara  RPP Perizinan yang sedang dibahas diharapkan dapat memperbaiki proses perizinan  RPP Tata Hubungan Kewenangan diharapkan mampu memperbaiki bekerjanya fungsi-fungsi pemerintahan antara pusat dan daerah  Berbagai perbaikan dalam proses pelayanan, terutama Aplikasi OSS di daerah, sejatinya bukan merupakan hasil dari desain kebijakan di Kempan
  • 100. Evaluasi Lainnya  Dalam bidang pelayanan publik, telah dibahas di DPR RUU Pelayanan Publik  Dalam bidang Akuntabilitas sedang disusun RUU Akuntabilitas Kinerja Penyelenggara Negara  Dalam bidang pengawasan sedang disusun RUU Sistem Pengawasan Nasional
  • 101. Kesimpulan Akhir Evaluasi  Berbagai kebijakan yang dilakukan oleh Kempan masih sangat parsial dan belum memiliki Strategi Reformasi Administrasi yang komprehensif  Persoalan mendasar dalam reformasi adalah kesenjangan kompetensi dan pengetahuan, kurangnya kesadaran akan arti pentingnya reformasi dan bahkan paradigma/budaya proyek dalam reformasi  Komitmen untuk melakukan reformasi administrasi masih terbatas dalam wacana dan belum menjadi “gerakan nasional”  Secara umum belum terjadi perubahan paradigma dan budaya dalam birokrasi negara sejak tahun 2004