ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
Taksonomi CBT
1. Konvensi Nasional Tes Psikologi Indonesia
Bali 7 – 8 April 2016
Taksonomi
Computer BasedTesting
Urip Purwono
Pusat Studi Psikometri
Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran
2. Latar Belakang
• Computer BasedTesting (CBT) menjadi semakin populer
• Dipergunakan istilah yang berbeda-beda
• Computer BasedTesting
• Computer AssistedTesting
• Computer AdaptifveTesting
• E-Testing
• ComputerizedTesting
• Banyak perkembangan model-model CBT
• Masing-masing model memiliki kompleksitasnya masing-masing
5. Model Linear, Fix
• Single Form
• Bentuk paling sederhana dari CBT
• Hanya seperti memindahkan PPT/PBT ke CBT sehingga tidak lebih efisien dari
PPT/PBT
• Memungkinkan “pengacakan” nomor soal
• Memungkinkan “pengacakan” options
• Penskoran dapat dilakukan secara langsung
• Dapat dilakukan review tes secara keseluruhan sebelum pengadministrasian tes
6. Model Linear, Fix
• Multiple Form
• Peserta mendapatkan form yang berbeda-beda, dan pre-assigned tergantung
dari banyaknya form yang tersedia
• Menggunakan form-form yang setara atau dilakukan penyetaraan pada saat
skoring
• Memungkinkan pendistribusian form yang disesuaikan dengan tempat duduk
peserta
• Fitur lainnya sama dengan Model linear fix single test
7. Model Linear, Random
• Random Item
• Istilah lain: Linear OnThe FlyTesting (LOFT)
• Pemilihan item dilakukan real time, on the fly
• Untuk setiap nomor tersedia sejumlah item paralel
• Dapat dikembangkan dengan mendasarkan pada ClassicalTestTheory maupun
Item ResponseTheory
• Penulisan soal dilakukan secara horizontal – ialah dengan mengembangkan
sejumlah item yang paralel untuk setiap nomor soal, sesuai dengan kisi-kisinya
• Item paralel bukan cloning
• Kesulitan Utama: Menjamin Form/Set yang paralel
8. Model Linear, Random
• Random Form/Set
• Tersedia banyak form/set paralel dengan item yang tetap pada setiap form/set
• Pemilihan form/set dilakukan real time, on the fly
• Dapat disusun form/set yang paralel, atau dilakukan penyetaraan/equating pada
saat penyekoran
• Dapat dikembangkan dengan mendasarkan pada ClassicalTestTheory maupun
Item ResponseTheory
9. Model Adaptive, Item
• Tes disesuaikan dengan kemampuan peserta
• Dimungkinkan bahwa setiap peserta mendapatkan item yang berbeda dalam
jumlah yang berbeda
• Dilakukan melalui Bank Soal
• Setiap soal pada Bank Soal harus sudah terkalibrasi
• Hanya dapat dilakukan dengan mendasarkan pada Item Respons
Theory
• Item dipilih dan diadministrasikan secara iterative dengan tujuan
memaksimalkan Test Information Function
10. Test Information Function (TIF)
' 2
1 1
( )
( ) ( )
( )[1 ( )]
n n
i
i
i i
i i
P
I I
P P
SE
I
( )
( )
1
1| 1
1
i j i
i j i
Da b
i j i i Da b
e
P u c c
e
3-p Model IRT
11. Model Adaptive, Item
• Gagasan untuk menyesuaikan tingkat kesulitan item dengan
kemampuan peserta pertama kali dikemukakan oleh Lord (1977,
1980):
• Dimulai dengan menyajikan item dengan tingkat kesulitan moderat
• Item yang disajikan berikutnya tergantung dari apakah peserta menjawab benar
atau salah pada item sebelumnya
• Kemampuan peserta diestimasikan setelah setiap penyajian item
12. Model Adaptive, Item
• Banyak pilihan algoritma pemilihan item. Dasar pertimbangan
pemilihan item (oleh sistem):
a) measurement precision
b) content balancing,
c) test security, dan
d) efisiensi pengetesan
• Stopping rules tergantung dari jenis tes (NRT atau CRT)
• Variasi:
• CAT dengan menggunakan tes bayangan (“ShadowTest”)
• CAT dengan menggunakan stratifikasi
13. Model Adaptive, Testlets
• Soal-soal dalam Bank Soal dikelompokkan dalam Testlets
• Adaptive dilakukan pada tingkatTestlets
• Peserta dapat mereview dan mengubah jawaban di semua soal pada
testlest yang sedang dikerjakan
• Fitur lainnya sama dengan CAT (Item)
14. Perkembangan terbaru: Computer-Adaptive
Multistage Testing
• Item dikelompokkan dalam testlet (disebut module)
• Module dikelompokkan dalam “panel”
• Setiap peserta mulai dengan module 1
• Module selanjutnya pada panel berikutnya tergantung dari estimasi
kemampuan peserta pada module 1
17. Rangkuman
• CBT dikembangkan dengan tujuan akurasi dan efisiensi pengetesan
• Terdapat banyak ragam CBT
• Migrasi dari PPT/PBT ke CBT tidak berarti bahwa aspek-aspek teknis
psikometri yang juga akan menyangkut fairness dapat dikesampingkan
• CBT dalam bentuknya yang manapun tidak berbicara mengenai validitas
(construct yang diukur oleh tes). Studi-studi validasi tetap harus dilakukan
untuk mendapatkan bukti-bukti sejauh mana teori dan data empirik
mendukung interpretasi dan penggunaan skor yang didapat melalui suatu
tes
• CBT tidak menggantikan ahli/psikolog, tetapi membantu psikolog untuk
mendapatkan data yang lebih akurat dengan cara yang lebih efisien