Dokumen tersebut membahas tentang pembinaan olahraga mahasiswa di Universitas Gadjah Mada. Tujuannya adalah meningkatkan kegiatan olahraga di kampus dan prestasi atlit mahasiswa. Programnya meliputi penyediaan pelatih dan fasilitas, penyelenggaraan latihan dan pertandingan, serta pembentukan unit kegiatan mahasiswa sepak bola dan futsal.
12. studi komparatif sistem pddkn di jerman dan korea selatan
Organisasi kemahasiswaan
1. Organisasi
kemahasiswaan
1. Landasan Pengembangan Kemahasiswaan
UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.
0457/U/1990 tentang Pedoman Umum Organisasi kemahasiswaan
di Perguruan Tinggi
Pola Pengembangan Kemahasiswaan yang dikeluarkan oleh
Direktorat Kelembagaan Dirjen Dikti, Depdiknas.
Visi, Misi, dan Tujuan Unhas
Visi, Misi, dan Tujuan Fakultas Hukum Unhas
PEMBINAAN OLAHRAGA MAHASISWA
UNIVERSITAS GADJAH MADA
PENDAHULUAN
Usia seseorang saat menjadi mahasiswa, sering disebut sebagai usia emas (golden age). Hal
tersebut disebabkan karena pada usia sekitar 20-an, prestasi kegiatan yang berkaitan dengan
fisik, khususnya olahraga, mencapai saat-saat puncak. Atlet-atlet internasional, khususnya
olahraga yang terukur, mencapai masa keemasannya pada usia-usia tersebut. Anonim (1993)
menyebutkan bahwa sebagian besar atlit cabang olahraga mencapai puncak pada 18-25 tahun,
kecuali untuk senam putri dan renang.
Menyadari bahwa masa-masa puncak tersebut penting dan tidak boleh dilewatkan, maka
Perguruan Tinggi di negara-negara maju mempunyai peran yang sangat penting dalam membina
atlit-mahasiswanya. Penyediaan fasilitas yang memadai, program yang jelas dan terarah, tenaga
kepelatihan yang handal, tenaga pembina yang memadai, atensi yang cukup besar dari instansi
ybs, dll. merupakan sumberdaya yang perlu dioptimalkan dalam upaya mencetak atlit-atlit yang
dapat membawa nama harum perguruan tinggi, daerah, dan bahkan negara dan bangsanya.
Siregar (1997) menyebutkan bahwa beberapa faktor sukses dalam membina olahraga di
perguruan tinggi adalah : (i) olahragawan, pelatih, dan pembina yang tersedia; (ii) manajemen
yang baik; (iii) kepelatihan atas dasar IPTEK olahraga; (iv) program pertandingan yang teratur;
dan (v) kesejahteraan / penghargaan; dan (vi) penelitian dan pengembangan.
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia dalam pernyataannya beberapa waktu yang
lalu telah mempertimbangkan mulai dimasukkannya mata kuliah olahraga dalam kurikulum
perguruan tinggi. Walaupun dengan sistem yang berbeda, beberapa perguruan tinggi sudah
memasukkan mata kuliah olahraga dalam kurikulumnya, dengan respon yang positif dari para
mahasiswa serta sivitas akademika lainnya. Sidi (1997) menyebutkan bahwa strategi
pengembangan olahraga prestasi di perguruan tinggi ialah : (i) mengembangkan mata kuliah
olahraga menjadi mata kuliah wajib, (ii) mengembangkan pola penerimaan mahasiswa baru yang
memperhatikan prestasi olahraga siswa, (iii) membentuk unit-unit olahraga mahasiswa, dan (iv)
mengembangkan sistem perkuliahan yang terintegrasi dengan kegiatan ekstra. Gagasan yang
cukup progresif ini belum dapat diujudkan di seluruh perguruan tinggi, karena jumlah mahasiswa
yang demikian besar akan mengakibatkan tingginya biaya untuk pengadaan fasilitas.
Atensi Universitas Gadjah Mada dalam mengakomodasikan keberadaan atlit-atlit mahasiswa
2. tersebut dituangkan dalam bentuk program Penjaringan Bibit Atlit Daerah (PBAD) yang telah
dimulai tahun 1996/1997. Program yang sekarang disebut Pejaringan Bibit Olahraga dan Seni
(PBOS) tersebut dimaksudkan untuk memberi kesempatan bagi siswa SMA yang potensial
dalam bidang olahraga untuk menimba ilmu di Universitas Gadjah Mada. Keberadaan
mahasiswa PBOS tersebut diharapkan juga dapat meningkatkan atmosfir kegiatan olahraga di
kampus, meningkatkan prestasi atlit ybs, serta membawa nama harum Universitas Gadjah Mada
dan daerah.
Menyadari pentingnya pembinaan olahraga bagi atlit-mahasiswa, terutama dengan semakin
banyaknya mahasiswa PBOS, maka pembinaan olahraga bagi atlit-mahasiswa di Universitas
Gadjah Mada harus dilakukan dengan jelas, mantap, dan terarah agar potensi mahasiswa yang
ada bisa dioptimalkan. Bagaimanapun juga pembinaan olahraga di perguruan tinggi dihadapkan
oleh banyak kendala, antara lain: (i) minimnya pemahaman, apresiasi terhadap peran olahraga
dalam pendidikan dan dalam kehidupan di kampus, (ii) sarana dan prasarana yang terbatas, (iii)
minimnya tenaga pembina dan pelatih, (iv) kegiatan akademis, terutama jadual yang tidak
mendukung, dan (v) atlit yang kurang all-round (Sidi, 1997). Menyadari hal tersebut, maka
pembinaan olahraga harus dapat dilakukan dengan benar, sesuai dengan prinsip yang telah
disepakati bersama dengan memperhatikan kelebihan dan kekurangan, dengan tujuan agar
pembinaan olahraga mahasiswa dapat diarahkan ke olahraga prestasi.
TUJUAN PEMBINAAN
Secara umum pembinaan olahraga mahasiswa Universitas Gadjah Mada bertujuan untuk
melakukan: pengelolaan (perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan pemantauan serta penilaian)
terhadap program olahraga mahasiswa, demi tercapainya peningkatan kegiatan olahraga di
kampus dan tercapainya puncak prestasi atlit-mahasiswa yang membawa nama universitas,
daerah, dan bangsa serta negara. Lebih lanjut, dengan diselenggarakannya kegiatan olahraga di
Kampus Universitas Gadjah Mada, nilai-nilai dan karaketr-karakter yang ada di dalam olahraga
(sportivitas yang rinciannya antara lain fair play, jujur, tidak curang, senantiasa menyiapkan diri,
teamwork, serta belajar atau berlatih terus menerus, berstrategi, disiplin, dan semangat juang)
dapat diserap dan diamalkan oleh mahasiswa UGM.
UNSUR-UNSUR PEMBINAAN
Unsur-unsur pembina olahraga bagi atlit-mahasiswa Universitas Gadjah Mada terdiri atas Wakil
Rektor Senior I UGM yang dalam hal ini dilaksanakan oleh Direktur Kemahasiswaan UGM,
Pembina yang bertugas untuk membantu Direktur Kemahasiswaan UGM dalam pembinaan
olahraga mahasiswa, Pelatih yang bertugas meningkatkan ketrampilan teknis atlit-mahasiswa,
dan lembaga olahraga mahasiswa yang merupakan wadah bagi atlit-mahasiswa untuk
meningkatkan kemampuannyya, serta lembaga-lembaga mahasiswa di fakultas.
SEJARAH
UKM ini terbentuk pada tanggal 1 Oktober 1950 oleh Dewan Mahasiswa UGM, bahkan sebagai
UKM tertua di UGM. Dalam perkembangannya dengan metode latihan dari instruktur yang
handal menjadikan UKM ini sebagai unit strategis yang berperan penting dalam mensuplai
3. pemain–pemain, baik untuk klub – klub profesional di sekitar DIY maupun pihak-pihak yang
sifatnya membawa nama DIY semisal PON maupun POMNAS.
Selain Sepakbola, pada tanggal 10 Oktober 2005 unit ini juga menangungi jenis olahraga baru
yaitu Futsal. Olahraga Futsal sendiri tidak berdiri sendiri sebagai unit kegiatan mahasiswa namun
menjadi sub unit dari UKM sepakbola karena olahraga ini juga diadopsi dari olahraga Sepakbola.
Sub divisi Futsal sendiri didirikan oleh Bowo Widianto selaku Ketua UKM pada waktu itu,
dimana atas dorongan senior–senior bahwa dirasa perlu untuk membentuk wadah yang menaungi
olahraga Futsal karena semakin populernya olahraga ini. Sebagai olahraga baru Futsal belum
begitu populer dikalangan mahasiswa UGM maupun Yogyakarta, atas dasar ini UKM Sepakbola
terpanggil untuk menjadi pioner dalam mengembangkan olahraga ini. Hal ini dibuktikan dengan
penyelenggaraan event rutin ditingkat kampus serta penyelenggaraan event Futsal nasional
pertama tingkat mahasiswa pada tahun 2006.
PROGRAM
1. Menyediakan instruktur dan pelatih yang berkompeten.
2. Menyediakan peralatan & perlengkapan latihan yang memadai.
3. Menyelenggarakan latihan yang mengacu pada IPTEK
4. Menyelenggarakan event sebagai tolak ukur latihan–latihan dan pengorganisasian.
5. Membina dan mengembangkan pengelolaan unit kegiatan yang bertanggung jawab.
6. Membentuk relasi dan menjalin kerjasama anatara sesama mahasiswa/mahasiswi, dosen, dan
alumni serta masyarakat sebagai sumber untuk mengumpulkan pengetahuan dan pengalaman.
SUSUNAN PENGURUS
Pembina UKM : drh.Sudarminto
Ketua UKM : Kevinder
Sekretaris : Marliansyah
Bendahara : Bonang Adi Saputra
Pengurus harian :
- Koordinator Sepakbola
1. Bidang Internal : Tonny Wijaya
2. Bidang Eksternal : Herlambang Raditya Putra
- Koordinator Futsal
1. Bidang Internal : Akbar Rahmatullah
2. Bidang Eksternal : Teguh Pribadi
Divisi Khusus :
- Divisi :
1. Divisi Litbang:
a. Andi Irawan
b. Aminda Aditya Rachman
2. Divisi Danus :
a. I Gede Widiarta
b. Dedi Agung Putra jaya
3. Divisi Humas :
4. a. Chris Valdano
b. Burhan Baskoro
4. Divisi kreatif :
a. Oki Abriawan
b. Danar Miftah Wicaksono
5. Divisi grafis :
a. Anggoro
b. Lucky Husaeni Hartanto
SEKRETARIAT
UKM Sepakbola & Futsal.lantai 2 sayap selatan, Gelanggang Mahasiswa UGM, Jl. Pancasila
No. 01 , Bulaksumur, Yogyakarta 55281
E-MAIL : Sepakbolafutsal_ugm@yahoo.co.id
WEBSITE : http://www.sepakbola.ukm.ugm.ac.id
BLOG : http://www.sepakbolafutsal-ugm.blogspot.com
Sriwijaya Football Club (disingkat Sriwijaya FC) adalah sebuah klub sepak bola Indonesia yang
bermarkas di Palembang, Sumatera Selatan.
Tim berjuluk Laskar Wong Kito ini merupakan tim yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi
Sumatera Selatan setelah terjadi penjualan opsi kepemilikan dari Persijatim Jakarta Timur.
Tim ini memiliki dua kelompok suporter (S-Mania, Singa Mania) yang kemudian digabung
menjadi Sumselmania.
Meski terbilang tim baru dari segi usia, namun prestasi yang ditorehkannya cukup luar biasa
yakni setelah mereka tampil sebagai juara Liga dan Copa Indonesia 2007, yang membuat mereka
menjadi pusat perhatian publik sepakbola nasional.
DATA KLUB:
Nama lengkap : Sriwijaya Football Club
Julukan : Laskar Wong Kito
Didirikan : 1976 (sebagai Persijatim Jakarta Timur)
Stadion : Gelora Jakabaring, Palembang (Kapasitas: 40.000)
Kostum: Kuning-Kuning (kandang), Hijau-Hijau (tandang)
Alamat: Komp. Palembang Square, Jl. Angkatan 45 / Jl. POM IX No.R-130 Indonesia
Telpon: +62 (0) 711 380130
Presiden Klub: Dodi Reza Alex
Manajer: Hendri Zainuddin
Pelatih : Rahmad Darmawan
SKUAD 2009-2010:
5. Kiper:
1 Andi Irawan
12 Ferry Rotinsulu
26 Andritany Ardhiyasa
34 Hendro Kartiko
Bek:
2 Imam Suprapto
3 A.A Ngurah Wahyu Trisnajaya
4 Charis Yulianto
5 Bobby Satria
19 Ambrizal
20 Precious Emuejeraye
22 Slamet Riyadi
24 Marthen Christian Warobay
25 Isnan Ali
28 Sulaiman Alamsyah Nasution
Gelandang:
6 Tony Sucipto
7 Mohammad Nasuha
10 Zah Rahan Krangar
11 Ponaryo Astaman
14 Arif Suyono
15 Amirul Mukminin
18 Oktavianus
Penyerang:
8 Rachmat M. Rivai
9 Anoure Richad Obiora
17 Keith Jerome Kayamba Gumbs
27 Mustopa Aji
PRESTASI
Liga Indonesia
- 2005: Peringkat ke-9, Wilayah Barat
- 2006: Peringkat ke-6, Wilayah Barat
- 2007: Juara
- 2008: Peringkat kelima Superliga
Copa Indonesia
- 2007: Juara
- 2008: Juara
6. Ketulusan Dalam Membangun Klub Sepakbola
Sebuah klub sepakbola pada dasarnya adalah sebuah "perusahaan" , dimana pemain adalah
sebagai karyawannya. Dimana yang sedikit membedakan dengan perusahaan biasa adalah tidak
ada status "karyawan tetap" bagi para pemain. Selain itu sumber pemasukan perusahaan sangat
tergantung dengan sponsor, penjualan pemain, ticket pertandingan dan penjualan aksesoris klub.
Untuk klub besar di luar negeri seperti Manchester United, sumber pemasukan sudah bukan
masalah lagi, terutama dari hasil penjualan ticket, hak siar TV, merchandiser dan sponsor.
Bagaimana dengan Klub sepakbola di Indonesia ? Seperti kita ketahui di negeri tercinta ini
sejak dulu banyak klub sepakbola yang mewakili daerah masing-masing, seperti Persebaya,
Persija, Persib atau juga SFC. Sumber pendanaan mereka selama ini sebagian besar berasal dari
dana APBD masing-masing. Namun tidak semua provinsi atau daerah yang mampu konsisten
membiayai karena keterbatasan dana APBD mereka, sehingga tidak heran jika banyak klub yang
tak mampu membayar gaji pemainnya bahkan hingga harus meminjam (berhutang) pada pihak
lain. Kesalahannya adalah karena dana APBD tersebut bukan dijadikan modal awal tapi
dijadikan sebagai salah satu "sumber pemasukan".
Untuk itulah sebelum kompetisi ISL 2009/2010 lalu, PT Liga Indonesia (PT LI) mewajibkan
bagi klub yang akan ikut harus memenuhi 5 aspek berikut, yaitu:
1. Aspek Legal, merupakan pernyataan tentang bentuk badan hukum.
2. Aspek Sporting, merupakan program pengembangan pemain usia muda
3. Aspek Infrastruktur, merupakan ketersediaan stadion untuk kompetisi
4. Aspek Personil dan Administrasi, merupakan sekretariat klub dan ofisial tim
5. Aspek Finansial, merupakan laporan keuangan klub dan keuangan masa depan.
Kelima aspek itu adalah standarisasi sebuah klub profesional. Artinya bila benar-benar
diterapkan dengan "baik" dan "benar" dapat memecahkan masalah sumber pemasukan klub.
Sehingga klub sepakbola di negeri kita ini mampu "mandiri" dan memiliki "nilai jual".
Tapi ada satu masalah yang bisa menganggu stabilitas bahkan "keberadaan" klub sepakbola di
suatu daerah, yaitu ketika terjadi pergantian pemimpin daerah tersebut. Sudah bukan rahasia
lagi jika "keberadaan" klub sepakbola yang mewakili daerah tertentu tidak terlepas dari "siapa"
yang memimpin daerah tersebut.
Diakui atau tidak, Klub sepakbola yang mewakili daerah tertentu bisa jadi "alat"promosi atau
tolak ukur keberhasilan "kepemimpinan" seorang kepala daerah :). Artinya "kinerja" manajemen
klub sepakbola daerah bisa sangat tergantung masa periode jabatan sang pemimpin hehehe.
Bayangkan jika orang tersebut tidak terpilih lagi, apakah mereka akan tetap bekerja maksimal
membangun klub tersebut ?
Kita memang tidak boleh berburuk sangka, tapi kenyataannya sudah banyak terjadi dan ini salah
satu masalah yang harus diselesaikan dan dipertegas seberapa besar "komitmen"
manajemen suatu klub dalam membangun klub mereka untuk menjadi "besar" dengan
7. "ketulusan" :). Kalau semua ini masih tergantung dengan hal-hal tersebut, tak akan pernah klub
di negeri ini bisa jadi "real company" atau bisa sebesar MU dan Real Madrid :).
ORGANISASI KEMAHASISWAAN
Pelaksanaan pembinaan kegiatan kemahasiswaan di UNCP diwadahi
dalam berbagai organisasi yang diharapkan dapat menampung seluruh
aktivitas kemahasiswaan. Organisasi kemahasiswaan terdiri atas
organisasi di tingkat universitas dan organisasi di tingkat fakultas dan
program studi. Organisasi kemahasiswaan yang telah terbentuk adalah:
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Majelis Perwakilan Mahasiswa
(Maperwa), dan Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS). Organisasi kemahasiswaan ini
melakukan berbagai macam kegiatan seperti lomba matematika, english speech contest, lomba
komputer, seminar, bakti sosial, pameran, dan mengikuti berbagai kegiatan regional dan
nasional.
UNIT KEGIATAN MAHASISWA
Kegiatan mahasiswa disesuaikan dengan bakat dan minat serta orientasi karir di masa depan.
Untuk itu, pada setiap penerimnaan mahasiswa baru, dilakukan kegiatan orientasi bakat dan
minat mahasiswa. Melalui kegiatan ini mahasiswa diperkenalkan organisasi kemahasiswaan,
sistem pembinaan kemahasiswaan, dan unit kegiatan kemahasiswaan. Selain itu kegiatan ini
menciptakan suasana yang akrab diantara mahasiswa, perubahan sikap mental dan kedisiplinan,
memberikan motivasi mahasiswa dalam menjalani susana akaedmik di perguruan tinggi. Unit
kegiatan mahasiswa UNCP terdiri unit kreativitas mahasiswa, unit kegiatan olahraga, unit
kegiatan seni, dan unit kegiatan khusus.
Uni Kreativitas Mahasiswa
Untuk meningkakan kualitas intelektual dan karakter serta membuka akses pengembangan dan
bakat serta daya nalar mahasiswa maka program kreatifitas dan penelitian mahasiswa merupakan
salah satu program yang mendapat perhatian di UNCP sehingga kegiatan pembinaan mahasiswa
bidang pengembangan karya alternatif dan penelitian mahasiswa diprogramkan tiap tahunnya.
Kegiatan pembinaan kreativitas mahasiswa meliputi: program kreativitas mahasiswa (PKM),
program kewirausahaan mahasiswa, pelibatan mahasiswa dalam penelitian dosen, dan penulisan
proposal dan penelitian mahasiswa untuk lomba dan tugas akhir.
Unit Kegiatan Olahraga
8. Kegiatan mahasiswa di bidang olahraga dilakukan melalui lembaga yang berbentuk unit sesuai
dengan bakat dan minat mahasiswa yang dibina oleh dosen dan profesional. Dalam
melakukan kegiatan tersebut ditunjang sarana dan prasarana yang memadai. UKM olahraga
adalah beladiri taekwondo, pencak silat, karate, sepak bola, tenis, panjat tebing, pecinta alam
(Mapato), catur. Hasil kegiatan ini diantaranya adalah diikutkannya mahasiswa sebagai atlet
daerah maupun mewakili universitas dalam berbagai kegiatan olaharaga.
Unit Kegiatan Seni
Kegiatan pengembangan seni difasilitasi dengan membentuk wadah untuk menyalurkan bakat
dan minat tersebut yang dibina oleh dosen dan profesional. Kegiatan pengembangan seni
merupakan program kegiatan yang banyak diminati oleh mahasiswa. Hal ini ditandai dengan
terbentuknya unit yang mewadahi bidang seni seperti sanggar seni (S2UNCP), teater, musik, dan
fotografi. Beberapa kegiatan seni telah dilaksanakan dan keikutsertaan mahasiswa dalam
berbagai pagelaran seni baik internal maupun eksternal universitas.
Unit Kegiatan Khusus
Unit kegiatan khusus dibentuk berdasarkan apsirasi dan kebutuhan mahasiswa dalam
pengembangan kegiatan dan kualitas diri. Unit kegiatan khusus di UNCP diantaranya adalah:
Resimen Mahasiswa (Menwa), Pramuka Racana UNCP, kegiatan keagamaan, KSR-PMI, pers
kampus (imeca), forum kajian, dan study club.
Untuk pengembangan kewirausahaan dilakukan kerjasama dengan Pemda, Kopertis, dan
beberapa perusahaan. Program kewirausahaan berupa magang kewirausahaan, kuliah
kewirausahaan, kegiatan kewirausahaan mahasiswa, dan inkubator bisnis.
ARTI PENTING SEPAK BOLA/FUTSAL (calcetto) DALAM PEMBINAAN
SOFT SKILLS
Posted on Februari 22, 2008 by awangmaharijaya
Awang Maharijaya
Tulisan ini saya tujukan terutama bagi rekan-rekan baru saya di Wageningen dan saya rasa
(secara pribadi) cukup memancing gairah dan bagi saya sangat berguna untuk segera dapat
masuk dalam pergaulan dan kehidupan saya di Wageningen.
Awal mulanya, begitu susah bagi saya untuk menemukan sarana yang tepat untuk segera akrab
dengan seluruh komunitas Wageningen apalagi untuk mengenal satu persatu, oleh sebab itu
ketika ada sedikit sentilan dari Pak Bessy mengenai Sepak Bola, langsung saya tanggapi.
9. Saat itu saya teringat dengan kegiatan pengembangan softskill yang pernah saya lakukan di
Indonesia dalam berbagai bentuk. Saya teringat salah satu survey yang saya lakukan untuk
memetakan softskill apa yang kurang menurut lulusan kita. Survey tersebut kemudian iseng-
iseng saya lempar juga kepada rekan-rekan di intermilan fans club (sebuah klub sepak bola
kebanggaan kami). Saya sangat surprise bahwa input dari rekan-rekan saya di milist intermilan
sangat bagus dan cerdas. Bahan itulah yang kemudian saya kirim di milist PPI-Wageningen
untuk memeriahkan suasana dan memancing rekan-rekan untuk segera berolahraga.
]
Mengenai softskill sendiri, saya teringat dari sebuah materi yang diberikan oleh Dr. Ilah Sailah,
ketika tim IPB akan menyusun proposal pembinaan softskill mahasiswa. Ada suatu pelajaran
menarik yang dapat diambil dari sebuah buku berjudul ‘Lesson from the top’ karangan Neff dan
Citrin (1999). Penulis buku tersebut membuat survey kepada 500 CEO berbagai perusahaan,
LSM, pemimpin perguruan tinggi, dan berbagai institusi untuk memberikan nominasi orang
sukses di dunia. dari pertanyaan tersebut terpilih 50 orang macam Jack Welch (GE), Bill Gates
(Microsoft), Andy Grove (Intel), Michael Eisner (Walt Disney), dan lain-lain sampai Howard
Schultz (Starbucks).Berikutnya tokoh-tokoh tersebut ditanya mengenai sifat apa yang harus
muncul untuk menjadi orang sukses. Ternyata 10 sifat terpilih tidak memunculkan
keterampilan hardskill, jadi mayoritas softskills. Yaitu:
Passion, Intelligence and clarity of thinking, great communication skills, high energy
level, egos in check, inner peace, creative and innovative, strong familiy lives, positive
attitude dan focus on ‘doing the right things right’.
Berikutnya, hal tersebut saya sambungkan dengan permainan sepakbola/futsal. Yang saya
analogikan dengan sebenarnya gak cukup cuma skill yang yahud dan fisik yang prima aja. tapi
harus ada softskill yang mendukung: misalnya kesetiaan, komitmen, daya juang tinggi,
kerjasama (team work), setia kawan, dan tidak ketinggalan adalah kedewasaan. Akan menjadi
kontraproduktif jika punya skill bagus tapi mainnya manja, suka trik (curang), diving, gampang
10. emosi, dan lain-lain. Namun demikian bukan berarti hardskill (skill menggiring, skill
tendangan, dan lain-lain) tidak penting.
Berikut adalah gambaran betapa banyaknya softskill yang dapat kita latih dalam permainan
sepak bola/futsal (dibantu oleh Adit, seorang rekan di milist Inter milan):
1. Aggression: Keagresifan, inisiatif untuk melakukan sesuatu.
2. Anticipation: Skill dalam mengantisipasi berbagai kondisi.
3. Bravery: Keberanian bertindak.
4. Composure: Ketenangan dalam melakukan sesuatu.
5. Concentration: Konsentrasi.
6. Creativity: Kreativitas, pola pemikiran kreatif.
7. Decisions: Kemampuan untuk mengambil keputusan.
8. Determination: Keseriusan, ketekunan dalam melakukan sesuatu.
9. Flair: Kontrol, pengolahan diri
10.Influence: Jiwa kepemimpinan.
11.Off the Ball: Kemampuan menempatkan diri tanpa harus memegang object, feeling
12.Positioning: Kemampuan menempatkan diri.
13.Teamwork: Keinginan/Passion untuk bekerja sama.
14.Work Rate: Daya kerja, kemampuan untuk mengorbankan tenaga, stamina, waktu, dll untuk
apa yang ditekuninya.
Berikutnya dari rekan yang lain juga memberikan sifat-sifat lain seperti sebagai seorang kapten
tim harus bisa mengemong, sabar, dan flair.
Serta satu yang penting dari diri Moratti (presiden tim): kesabaran, kecintaan, kesetiaan yang
tinggi serta kejujuran.
Sebagai pentutup, hal yang terpenting adalah kegiatan sepakbola telah berjalan, dan dengan
cepat saya menjadi akrab dengan cukup banyak rekan baru di Wageningen
Wageningen, 22 Februari 2008