SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 27
Soal:
   1. Jelaskan dan beri contoh:
      a. Model Pembelajaran;
      b. Strategi Pembelajaran;
      c. Metode Pembelajaran;
      d. Pendekatan Pembelajaran;
      e. Teknik Pembelajaran;
      f. Taktik Pembelajaran.

   2. Jelaskan langkah-langkah serta kelebihan dan kekurangan dari metode:
      a. Ceramah;
      b. Demonstrasi;
      c. Diskusi;
      d. Simulasi;
      e. Tugas dan Resitasi;
      f. Tanya Jawab;
      g. Kerja Kelompok;
      h. Team Teching;
      i. Latihan (Drill);
      j. Karya Wisata.

   3. Jelaskan langkah-langkah serta kelebihan dan kekurangan dari strategi pembelajaran:
      a. Ekspositori;
      b. PAKEM;
      c. Jigsaw;
      d. Inkuiri;
      e. CTL;
      f. TGT;
      g. Problem Solving.
Jawab:
1. a. Model Pembelajaran:adalah suatu konsepsi untuk mengajar suatu materi dalam
   mencapai tujuan tertentu.Merupakan salah satu komponen utama dalam menciptakan
   suasana belajar yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan (PAKEM).Menurut
   Richard I Arends: Model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan,
   termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap kegiatan di dalam
   pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengolahan kelas.
   Contoh: Model pembelajaran kooperatif, Model pembelajaran konstektual, Model
   pembelajaran berbasis masalah, Model pembelajaran langsung, Model pembelajaran
   konstruktivisme, Model pembelajaran matematika realistik, dll.

  b. Strategi Pembelajaran: adalah suatu kegiatan pembelajaran yang dikerjakan guru dan
  siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.Rencana tindakan
  (rangkaian kegiatan) yang termasuk juga penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai
  sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti bahwa di dalam penyusunan suatu
  strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan.
  Contoh:Ekpositori, Inkuiri, Kontekstual, Kooperatif, Kuantum, dll.

  c. Metode Pembelajaran: adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan
  rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai
  tujuan pembelajaran.
  Contoh: Metode ceramah, Metode tanya jawab, Metode diskusi, Metode kerja kelompok,
  Metode pemberian tugas, Metode eksperimen, Metode simulasi, Metode jigsaw, Metode
  demonstrasi, Metode pembelajaran unit, dll.

  d. Pendekatan Pembelajaran: adalah titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
  pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya
  masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari
  metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
  Contoh:Aswan Zain, et al (2006) memberikan contoh pendekatan, yaitu: pendekatan
  individual: pendekatan yang dilakukan oleh guru dengan memahami karakter atau watak
  dari setiap siswa. Karakter siswa dalam sebuah kelas tentu berbeda-beda.Agar benar-benar
  memahami karakter siswa ini, guru harus melakukan pendekatan secara individu. Dengan
  pendekatan ini, guru akan lebih mudah memahami karakter siswa, disamping juga
  persoalan kesulitan belajar siswa lebih mudah dipecahkan, meskipun terkadang
  pendekatan kelompok diperlukan.

  e. Teknik Pembelajaran: adalah cara yang dilakukan seseorang dalam
  mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
  Contoh: Teknik Bermain peran, Teknik soal jawab, Teknik inkuiri, Teknik kuis, Teknik
  forum, Teknik perbincangan, Teknik permainan, Teknik kooperatif, Teknik projek, Teknik
  penyelesaian masalah, Teknik dapatan.
f.   Taktik Pembelajaran: adalahgayaseseorang dalam melaksanakan metode atau teknik
pembelajaran tertentu yang sifatnya individual.
Contoh: ada dua orang yang sama-sama menggunakan metode ceramah dalam situasi yang
sama maka bisa dipastikan mereka akan melakukannya secara berbeda. dalam
penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena dia memiliki
sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor,
tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat
menguasai bidang itu.
2. a. Ceramah
         Langkah-langkah:
      1) Tahap persiapan
          Merumuskan tujuan yang ingin dicapai.
          Menentukan pokok-pokok materi yang akan diceramahkan.
          Mempersiapkan alat bantu.
      2) Tahap pelaksanaan
         a) Langkah pembuka
            Keberhasilan pelaksanaan ceramah sangat ditentukan oleh langkah ini.Ada
            beberapa hal yang harus diperhatikan dalam langkah pembukaan ini.
             Yakin bahwa siswa memahami tujuan yang akan dicapai.
             Melakukan langkah apersepsi, yaitu langkah menghubungkan materi pelajaran
               yang lalu dengan materi pelajaran yang akan disampaikan.
        b) Langkah penyajian
           Agar ceramah kita berkualitas sebagai metode pembelajaran, maka guru harus
           menjaga perhatian siswa agar tetap terarah pada materi pembelajaran yang sedang
           disampaikan.
            Menjaga kontak mata secara terus-menerus dengan siswa.
            Gunakan bahasa yang komunikatif dan mudah dicerna oleh siswa.
            Sajikan materi pembelajaran secara sistematis, tidak meloncat-loncat agar
              mudah ditangkap oleh siswa.
            Tampilah respons siswa dengan segera. Artinya, sekecil apapun respons siswa
              harus kita tanggapi.
            Jagalah agar kelas tetap kondusif dan menggairahkan untuk belajar.
        c) Langkah mengakhiri atau penutup ceramah.
           Ceramah harus ditutup agar materi pelajaran yang sudah dipahami dan dikuasai
           siswa tidak terbang kembali. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk keperluan
           tersebut di antaranya:
            Membimbing siswa untuk menarik kesimpulan atau merangkum materi
              pelajaran yang baru saja disampaikan.
            Merangsang siswa untuk dapat menanggapi atau memberi semacam ulasan
              tentang materi pembelajaran yang telah disampaikan.
            Melakukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa menguasai materi
              pembelajaran yang baru saja disampaikan.

        Kelebihan :
        1. Guru mudah menguasai kelas; Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar;Mudah
           mempersiapkan dan melaksanakannya; Guru mudah menerangkan pelajaran
           dengan baik; Lebih ekonomis dalam hal waktu; Konsep yang disajikan secara
           hirarki akan memberikan fasilitas belajar kepada siswa; Membantu siswa untuk
           mendengar secara akurat, kritis, dan penuh perhatian.
        2. Merupakan metode yang „murah‟ dan „mudah‟ untuk dilakukan. Murah dalam hal
           ini dimaksudkan proses ceramah tidak memerlukan peralatan-peralatan yang
           lengkap, berbeda dengan metode yang lain seperti demonstrasi atau peragaan.
Sedangkan mudah, memang ceramah hanya mengandalkan suara guru, dengan
        demikian tidak terlalu memerlukan persiapan yang rumit.
     3. Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya, materi pelajran
        yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-pokoknya oleh guru dalam
        waktu yang singkat.
     4. Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan. Artinya,
        guru dapat mengatur pokok-pokok materi yang mana yang perlu ditekankan
        sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
     5. Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih
        sederhana. Tidak memerlukan setting kelas yang beragam, atau tidak memerlukan
        persiapan-persiapan yang rumit. Asal siswa dapat menempati tempat duduk untuk
        mendengarkan guru, maka ceramah sudah dapat dilakukan.

     Kekurangan :
     1. Yang visual menjadi rugi, dan yang auditif (mendengarkan) yang benar-benar
        menerimanya.Pengetahuan yang diperoleh melaui ceramah lebih cepat
        terlupakan. Menyebabkan belajar siswa menjadi “Belajar Menghafal”.
     2. Guru lebih aktif sedangkan murid pasif karena perhatian hanya terpusat pada
        guru saja.Murid seakan diharuskan mengikuti segala apa yang disampaikan oleh
        guru, karena guru dianggap selalu benar.
     3. Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya
        verbalisme. Verbalisme adalah: “penyakit” yang dalam proses penyajiannya,
        guru hanya mengandalkan auditifnya. Disadari bahwa setiap siswa memiliki
        kemampuan yang tidak sama, termasuk dalam ketajaman menangkap materi
        pembelajaran melalui pendengarannya.
     4. Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah sering
        dianggap sebagai metode yang membosankan. Sering terjadi, walaupun secara
        fisik siswa ada di dalam kelas, namun secara mental siswa sama sekali tidak
        mengikuti jalannya proses pebelajaran; pikirannya melayang ke mana-mana,
        atau siswa mengantuk, oleh gaya bertutur guru yang tidak menarik.
     5. Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah
        mengerti apa yang dijelaskan atau belum. Walaupun ketika siswa diberi
        kesepatan untuk bertanya, dan tidak ada seorang pun yang bertanya, semua itu
        tidak menjamin seluruhnya sudah paham.

b. Demonstrasi
     Langkah-langkah:
     1) Tahap Persiapan
        Padatahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan:
         Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi
          berakhir tujuan ini meliputi beberapa aspek seperti aspek pengetahuan, sikap,
          atau keterampilan tertentu.
   Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan
      dilakukan.Garis-garis besar langkah demonstrasi diperlukan sebagai panduan
      untuk menghindari kegagalan.
    Lakukan uji coba demonstrasi. Uji coba meliputi segala peralatan yang
      diperlukan.
2) Tahap Pelaksanaan
   Langkah Pembukaan
    Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memerhatikan
      dengan jelas apa yang didemonstrasikan.
    Kemukakan tujuan apa yang harus dicapaioleh siswa.
    Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa
      ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan
      demonstrasi.
3) Langkah pelaksanaan demonstrasi
    Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk
      berpikir, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki
      sehingga mendorong siswa untuk tertarik memerhatikan demonstrasi.
    Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang
      menegangkan.
    Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan
      memerhatikan reaksi seluruh siswa.
    Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut
      sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.
4) Langkah mengakhiri demonstrasi
   Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan
   memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan
   demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk
   meyakinkan apakah siswa mamahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain
   memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakuan evaluasi
   bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.

Kelebihan:
1. Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab
    siswa disuruh langsung memerhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.
2. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebabsiswa tak hanya mendengarkan,
    tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
3. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk
    membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih
    meyakini kebenaran materi pembelajaran.
4. Perhatian siswa lebih dapat terpusatkan pada pelajaran yang diberikan, lebih
    mudah memahami apa yang dipelajari.
5. Memberi motivasi yang kuat untuk siswa agar lebih giat belajar.
6. Siswa dapat berpartisipasi aktif dan memperoleh pengalaman langsung.
Kekurangan
     1. Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang. Sebab tanpa
        persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan
        metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk menghasilkan
        pertunjukkan suatu proses tertentu, guru harus beberapa kali mencobanya
        terlebih dahulu, sehingga dapat memakan waktu yang banyak.
     2. Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai
        yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal
        dibandingkan dengan ceramah.
     3. Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus,
        sehingga guru dituntut untuk berkerja lebih profesional. Di samping itu
        demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk
        keberhasilan proses pembelajaran siswa.
     4. Bila waktu tidak tersedia cukup, maka demonstrasi akan berlangsung terputus-
        putus atau berjalan tergesa-gesa.

c. Diskusi
      Langkah-langkah:
      Agar penggunaan diskusi berhasil dengan efektif, maka perlu di lakukan langkah-
      langkah sebagai berikut:
      1) Langkah persiapan
         Hal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan diskusi di antarannya:
          Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang bersifat umum
            maupun tujuan khusus. Tujuan yang ingin dicapai harus dipahami oleh siswa
            sebagai peserta diskusi. Tujuan yang jelas dapat dijadikan sebagai kontrol
            dalam pelaksanaan yang jelas dapat dijadikan sebagai kontrol dalam
            pelaksanaan.
          Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang
            ingin dicapai. Misalnya, apabila tujuan yang ingin dicapai adalah penambahan
            wawasan siswa tentang suatu persoalan, maka dapat digunakan diskusi panel;
            sedangkan jika yang diutamakan adaalah mengembangkan kemampuan siswa
            dalam mengembangkan gagasan, maka symposium dianggap sebagai jenis
            diskusi yang tepat.
          Menetapkan masalah yang akan dibahas. Masalah dapat ditentukan dari isi
            materi pembelajaran atau masalah-masalah yang aktual yang terjadi di
            lingkungan masyarakat yang dihubungkan dengan materi pelajaran sesuai
            dengan bidang studi yang diajarkan.
          Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan
            diskusi, misalnya ruang kelas dengan segala fasilitasnya, petugas-petugas
            diskusi seperti moderator, notulis, dan tim perumus, harus diperlukan.
      2) Pelaksanaan diskusi
         Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan diskusi adalah:
          Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat memengaruhi kelancaran
            diskusi.
 Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi, misalnya menyajikan
      tujuan yang ingin dicapai serta aturan-aturan diskusi sesuai dengan jenis
      diskusi yang akan dilaksanakan.
    Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan. Dalam
      pelaksanaan diskusi hendaklah memerhatikan suasana atau iklim belajar yang
      menyenangkan, misalnya tidak tegang, tidak saling menyudutkan dan lain
      sebagainya.
    Mengendalikan pembicaraaan kepada pokok persoalan yang sedang dibahas.
      Hal ini sangat penting, sebab tanpa pengendalian biasanya arah pembahasan
      menjadi lebar dan tidak fokus.
3) Menutup diskusi
   Akhiri dari proses pembelajaran dengan menggunakan diskusi hendaklah
   dilakukan hal-hal sebagai berikut
    Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai dengan hasil
      diskusi.
    Mereview jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta
      sebagai umpan baik untuk perbaikan selanjutnya.

Kelebihan:
1. Metode diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam
    memberikan gagasan dan ide-ide dan terobosan baru dalam pemecahan suatu
    masalah.
2. Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap
    permasalahan; Melatih siswa utuk dapat mengemukakan pendapat, sikap dan
    aspirasinya secara bebas atau gagasan secara verbal.
3. Terjadi interaksi yang tinggi antara komunikator dan komunikasi.
4. Memotivasi atau memberi stimulasi kepada siswa agar berfikir kritis,
    mengeluarkan pendapatnya, serta menyumbangkan pikiran-pikirannya.
5. Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain, Memperluas wawasan,
    Membina untuk terbiasa musyawarah untuk mufakat dalam memecahkan suatu
    masalah.

Kekurangan:
1. Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa yang
   memiliki keterampilan berbicara.
2. Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi
   kabur.
3. Memerlukan waktu yang cukuppanjang, dan kadang-kadang tidak sesuai dengan
   yang direncanakan.
4. Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang
   tidak terkontrol. Akibatnya, kadang-kadang ada pihak yang merasa tersinggung,
   sehingga dapat mengganggu iklim pembelajaran.
5. Tidak semua argumen bisa dilayani atau diajukan untuk dijawab.
6. Pada umumnya siswa tidak terlatih untuk melakukan diskusi dan menggunakan
   waktu diskusi dengan baik, maka kecenderungannya mereka tidak sanggup
   berdiskusi.
d. Simulasi
      Langkah-langkah:
      1) Persiapan simulasi
          Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak di capai oleh
            simulasi.
          Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan disimulasikan.
          Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam simulasi, peranan yang
            harus dimainkan oleh para pemeran, serta waktu yang disediakan.
          Guru memberikan kesempatan kepada siswa utuk bertanya khususnya pada
            siswa yang terlihat dalam pemeran simulasi.
      2) Pelaksanaan simulasi
          Simulasi mulai dimainkan oleh kelompok pemeran.
          Para siswa lainnya mengikuti dengan penuh perhatian.
          Guru hendaknya memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapat
            kesulitan.
          Simulasi hendaknya dihentikan pada saat puncak. Hal ini dimaksudkan untuk
            mendorong siswa berpikir dalam menyelesaikan masalah yang sedang
            disimulasikan.
       3) Penutup
          Melakukan diskusi baik tentang jalannya semulasi maupun materi yang
            disimulasikan. Guru harus mendorong agar siswa dapat memberikan kritik dan
            tanggapan terhadap proses pelaksanaan simulasi.
          Merumuskan kesimpulan.


     Kelebihan:
     1. Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi
         yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun
         menghadapi dunia kerja.
     2. Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui simulasi
         siswa diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topik yang
         disimulasikan.
     3. Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa; meningkatkan
         gairah siswa dalam proses pembelajaran.
     4. Mengurangi hal-hal yang verbalistik; menumbuhkan cara berfikir yang kritis.

     Kekurangan:
     1. Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan alat hiburan, sehingga
        tujuan pembelajaran menjadi terabaikan; Banyak orang meragukan hasilnya
        karena sering tidak diikutsertakan elemen-elemen penting.
     2. Terlalu mahal biayanya.
     3. Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi siswa dalam
        melakukan simulasi; Efektifitas dalam memajukan belajar siswa belum dapat
        dilaporkan oleh riset.
4. Menghendaki pengelompokan yang fleksibel; Menghendaki banyak imajinasi
        dari guru dan siswa; Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu
        tepat dan sesuai dengan kenyataan di lapangan.

e. Tugas dan Resitasi
      Langkah-langkah:
      1. Fase Pemberian Tugas
         Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan; tujuan yang
         akan dicapai, jenis tugas dan tepat, sesuai dengan kemampuan siswa, ada
         petunjuk yang dapat membantu dan sediakan waktu yang cukup.
      2. Langkah Pelaksanaan Tugas
         a) Diberikan bimbingan/pengawasan oleh guru.
         b) Diberikan dorongan sehingga anak mau melaksanakannya.
         c) Diusahakan atau dikerjakan oleh anak sendiri.
         d) Mencatat semua hasil yang diperoleh dengan baik dan sistematik.
      3. Fase Pertanggungjawaban Tugas
         Hal yang perlu diperhatikan adalah:
         a) Laporan siswa baik lisan/tertulis dari apa yang telah dikerjakan.
         b) Ada tanya jawab dan diskusi.
         c) Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes atau nontes atau cara lainnya.
            Fase mempertanggungjawabkan tugas inilah yang disebut resitasi.

     Kelebihan:
     1. Kelompok lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar individual.
     2. Dapat mengembangkan kemandirian siswa di luar pengawasan guru; dapat
        membina tanggung jawab dan disiplin siswa; dapat mengembangkan kreativitas
        siswa.
     3. Baik sekali untuk mengisi waktu luang dengan hal-hal yang konstruktif.
     4. Memupuk rasa tanggung jawab dalam segala tugas sebab dalam strategi ini siswa
        harus mempertanggung jawabkan segala sesuatu (tugas) yang telah dikerjakan.
     5. Memberikan kebiasaan siswa untuk giat belajar.

     Kekurangan:
     1. Siswa sulit dikontrol, apakah benar ia yang mengerjakan tugas ataukah orang
        lain; tidak jarang pekerjaan yang ditugaskan itu diselesaikan dengan meniru
        pekerjaan orang lain.
     2. Khusus untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan
        menyelesaikannya adalah anggota tertentu saja, sedangkan anggota lainnya tidak
        berpatisipasi dengan baik.
     3. Sering memberikan tugas yang monoton (tidak bervariasi) dapat menimbulkan
        kebosanan siswa.
     4. Karena perbedaan individu, maka tugas apabila diberikan secara umum mungkin
        beberapa orang diantaranya merasa sukar sedangkan sebagian lainnya merasa
        mudah menyelesaikan tugas tersebut.
g. Tanya Jawab:
     Langkah-langkah:
      Guru mengawali menanyakan sesuatu yang berkaitan dengan materi yang dibahas.
      Siswa yang ditunjuk menjawab pertanyaan itu.
      Bila jawaban yang diberikan oleh siswa kurang tepat atau salah, guru
        memberikan pertanyaan baru yang sifatnya menggiring pikiran siswa agar ia
        sadar bahwa jawaban yang diberikannya kurang tepat. Bila tetap tidak bisa
        menjawab dengan benar maka pertanyaan tersebut dilemparkan kepada siswa
        yang lain.
      Bila siswa masih kesulitan mencari jawaban, maka guru membantu mencari
        jawaban dengan menunjukkan alat peraga yang relevan.
      Bantuan kepada proses berpikir dapat pula berupa contoh-contoh kongkrit yang
        terdapat di masyarakat atau lingkungan.
      Bila dengan bantuan tersebut siswa belum juga menjawab dengan tepat, guru
        memberi kesempatan kepada para siswa untuk bertanya jawab antar siswa.
      Tanya jawab tersebut seringkali dilanjutkan dengan tanya jawab segi tiga, yaitu
        guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa.
      Bila segala model tanya jawab tersebut menemui jalan buntu, dalam arti tidak ada
        satupun siswa yang menjawab pertanyaan dengan tepat, maka gurulah yang turun
        tangan menjawab pertanyaan itu yang biasanya dilengkapi dengan penjelasan
        yang cukup mendalam agar siswa benar-benar memahaminya.

     Kelebihan:
     1. Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa, sekalipun ketika itu
        siswa sedang ribut, yang mengantuk kembali tegar dan hilang kantuknya.
     2. Suasana kelas lebih hidup karena murid-murid berpikir aktif.
     3. Merangsang siswa melatih dan mengembangkan daya pikir, termasuk daya ingat;
        mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan
        mengemukakan pendapat.
     4. Guru dapat mengetahui penguasaan pelajar terhadap bahan yang telah disajikan.
     5. Walaupun pelajaran berjalan agak lambat tetapi guru dapat melakukan kontrol
        terhadap pemahaman murid.

     Kekurangan:
     1. Siswa merasa takut, apalagi bila guru kurang dapat mendorong siswa untuk
        berani, dengan menciptakan suasana yang tidak tegang, melainkan akrab.
     2. Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan
        mudah dipahami siswa.
     3. Dalam jumlah siswa yang banyak, tidak mungkin cukup waktu untuk
        memberikan pertanyaan kepada setiap siswa.
     4. Hanya dikuasai oleh siswa yang pandai.
     5. Kemungkinan timbul penyimpangan dari pokok persoalan.
6. Terjadi perbedaan pendapat/jawaban maka akan terjadi perdebatan sengit
        sehingga memakan waktu banyak untuk menyelesaikan, terkadang murid
        mengalahkan pendapat guru.

h. Kerja Kelompok;
     Langkah-langkah:
     1) Kegiatan Persiapan
         a) Merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
         b) Menyiapkan materi pembelajaran dan menjabarkan materi tersebutkedalam
            tugas-tugas kelompok.
         c) Mengidentifikasi sumber-sumber yang akan menjadi sasaran kegiatankerja
            kelompok.
         d) Menyusun peraturan pembentukan kelompok, cara kerja, saatmemulai dan
            mengakhiri, dan tata tertib lainnya.
     2) Kegiatan Pelaksanaan
         a) Kegiatan Membuka Pelajaran
             Melaksanakan apersepsi, yaitu pertanyaan tentang materipelajaran
               sebelumnya.
             Memotivasi belajar dengan mengemukakan kasus yang adakaitannya
               dengan materi pelajaran yang akan diajarkan.
             Mengemukakan tujuan pelajaran dan berbagai kegiatan yang
               akandikerjakan dalam mencapai tujuan pelajaran itu.
         b) Kegiatan Inti Pelajaran
             Mengemukakan lingkup materi pelajaran yang akan dipelajari.
             Membentuk kelompok.
             Mengemukakan tugas setiap kelompok kepada ketua kelompok atau
               langsung kepada semua siswa.
             Mengemukakan peraturan dan tata tertib serta saat memulai danmengakhiri
               kegiatan kerja kelompok.
             Mengawasi, memonitor, dan bertindak sebagai fasilitator selama siswa
               melakukan kerja kelompok.
             Pertemuan klasikal untuk pelaporan hasil kerja kelompok,pemberian
               balikan dari kelompok lain atau dari guru.
         c) Kegiatan Mengakhiri Pelajaran
             Meminta siswa merangkum isi pelajaran yang telah dikaji melaluikerja
               kelompok.
             Melakukan evaluasi hasil dan proses.
             Melaksanakan tindak lanjut baik berupa mengajari ulang materi yang belum
               dikuasai siswa maupun memberi tugas pengayaan bagi siswa yang telah
               menguasai materi tersebut.
     Kelebihan:
     1. Para siswa lebih aktif tergabung dalam pelajaran mereka, lebih mudah diawasi
         dan dibimbing; Memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan kemampuan
         para siswa.
2. Dapat memberikan kesempatan pada para siswa untuk lebih menggunakan
        ketrampilan bertanya dalam membahas suatu masalah; Timbul rasa
        kesetiakawanan sosial antar kelompok/group yang dilandasi motivasi kerja sama
        untuk kepentingan dan kebaikan bersama.
     3. Mengembangkan bakat kepemimpinan para siswa serta mengerjakan ketrampilan
        berdiskusi; Mempercepat penyelesaian pemecahan suatu problem, karena
        dipikirkan oleh beberapa orang secara bersama-sama.
     4. Menumbuhkan rasa ingin maju dan mendorong anggota kelompok untuk tampil
        sebagai kelompok yang terbaik sehingga dengan demikian terjadilah persaingan
        yang sehat, untuk berlomba-lomba mencari kemajuan dan prestasi dalam
        kelompoknya.
     5. Kemungkinan terjadi adanya transfer pengetahuan antar sesama dalam kelompok
        yang masing-masing dapat saling isi mengisi dan melengkapi kekurangan dan
        kelebihan antar mereka.
     6. Pokok-pokok pikiran yang telah diperbincangkan dan dibahas dalam kelompok
        kecil, akan merupakan pendapat yang lebih matang dan dapat
        dipertanggungjawabkan, jika dibandingkan buah pikiran sendiri.

     Kekurangan:
     1. Kerja kelompok terkadang hanya melibatkan para siswa yang mampu sebab
        mereka cakap memimpin dan mengarahkan mereka yang kurang.
     2. Keberhasilan strategi ini tergantung kemampuan siswa memimpin kelompok atau
        untuk bekerja sendiri-sendiri; Sifat dan kemampuan individualitas kadang-kadang
        terasa diabaikan.
     3. Persaingan yang tidak sehat akan terjadi manakala guru tidak dapat memberikan
        pengertian kepada siswa. Bahkan pembagian tugas yang dilakukan bukanlah
        dimaksudkan membeda-bedakan satu dengan yang lainnya dalam arti yang luas.
     4. Bagi siswa yang tidak memiliki disiplin diri dan pemalas terbuka kemungkinan
        untuk pasif dalam kelompoknya, dan hal ini berpengaruh kepada aktivitas
        kelompok secara kolektif.
     5. Jika tugas yang diberikan kepada kelompok masing-masing kemudian tidak
        diberikan batas-batas waktu tertentu, maka cenderung tugas tersebut diabaikan
        /terlupakan.

i. Team Teaching
     Langkah-langkah:
     1) Pengumpulan data
           Data disini adalah nilai siswa yang didapat dari hasil try out atau hasil ulangan
        semester satu, kemudian nilai tersebut dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu
        kelompok tinggi, kelompok sedang dan kelompok rendah, untuk siswa kelompok
        sedang tidak diberikan tambahan layanan intesif karena dianggap dalam posisi
        yang tidak mengkhawatirkan mereka dianggap mampu dalam mengerjakan soal-
        soal ujian, sedang kelompok tinggi dan kelompok rendah diberikan tambahan
        layanan intensif dengan pertimbangan, siswa kelompok tinggi diharapkan mampu
        memperoleh nilai maksimal bahkan nilai sempurna 10, hal ini memungkinkan
        karena bentuk soal ujian adalah multiple choice sedang kelompok rendah
        diharapkan bisa lulus dari batas nilai minimal yang distandarkan pemerintah.
2) Pre test
       Pada tahap ini pemberian pre test dimaksudkan untuk mengetahui materi-
   materi apa yang tidak dikuasai oleh siswa terutama materi essensial (materi yang
   sering muncul pada soal-soal UAN) sehingga guru dapat menyiapkan materi
   tersebut yang akan disampaikan melaui pembahasan atau latihan soal.
3) Treatment
       Pada kelompok rendah dibagi lagi menjadi sub kelompok yang terdiri dari
   delapan sampai sepuluh siswa untuk tujuan efektifitas. Karena kalau jumlah siswa
   terlalu banyak guru tidak dapat mengakomodasi dengan baik. Tiap sub kelompok
   di fasilitasi oleh seorang guru, mengerjakan soal dan mendiskusikannya besama-
   sama atau secara individu. Hal yang sama juga dilaksanakan pada kelompok
   tinggi. Kegiatan ini berlangsung selama tiga atau empat kali pertemuan.
4) Post test
       Setelah mendapatkan beberapa kali treatment siswa dilihat pencapaian
   prestasinya melalui pos test yang dilaksanakan untuk mengukur sejauh mana
   perolehan siswa setelah diberi treatment secara intensif dengan menggunakan
   metode Team Teaching apakah ada peningkatan atau tidak, berdasarkan
   pengalaman yang telah diterapkan oleh penulis, bahwa metode team teaching bisa
   meningkatkan perolehan nilai siswa dalam menghadapi ujian akhir nasional.
   Tentunya ini adalah salah satu dari sekian banyak metode yang diharapkan bisa
   dijadikan referensi oleh pembaca. Pada prinsipnya komitmen tinggi dan niat yang
   tulus dari seorang pendidik untuk meningkatkan kualitas pribadi adalah kunci
   keberhasilan dalam menciptakan generasi masa depan yang siap bersaing di era
   global.

Kelebihan:
1. Team-teaching diharapkan dapat membangun budaya kemitraan yang positif
   diantara guru sehingga terjalin kerja sama (kolaborasi) dalam meningkatkan
   proses pembelajaran yang lebih baik.
2. Team-teaching dapat lebih mematangkan kegiatan perencanaan dan persiapan
   mengajar. Dua orang guru atau lebih bisa saling berdiskusi untuk menyusun
   perencanaan pembelajaran, sehingga dapat mengantisipasi berbagai kendala
   dalam pelaksanaan pembelajaran.
3. Team-teaching dapat menjamin pengawasan pembelajaran secara efektif. Dengan
   melibatkan lebih dari satu orang guru di dalam satu kelas, maka masing-masing
   siswa bisa mendapatkan perhatian yang cukup dalam memahami pelajaran yang
   diberikan. Hal ini membuat guru semakin peka terhadap situasi-situasi faktual di
   kelas.
4. Team-teaching dapat menjalin komunikasi yang intensif antar guru. Apabila
   team-teaching ini terdiri guru senior dan pemula, maka guru yang berpengalaman
   (senior) dapat membagi pengalamannya kepada guru pemula dan masing-masing
   juga saling melengkapi kekurangannya. Sehingga team-teaching ini secara tidak
   langsung bisa menjadi sarana pelatihan dan bimbingan bagi guru pemula yang
   baru dalam menjalankan tugasnya.
5. Dapat menjadi alternatif untuk memenuhi beban mengajar 24 jam dalam satu
        minggu; Tugas mengajar guru sedikit lebih ringan, sehingga cukup waktu untuk
        merencanakan persiapan mengajar yang lebih baik; Melalui metode sistem regu
        (team teaching) ini banyak menguntungkan, karena interaksi mengajar akan lebih
        lancar.

     Kekurangan:
     1. Pelajaran menjadi tidak sistematis, apabila masing-masing berjalan sendiri-sendiri,
        dan tidak adanya koordinasi yang baik. Hal ini dapat berakibat membingungkan
        dan menyulitkan bagi siswa.
     2. Bagi guru yang kurang disiplin, bila mendapatkan giliran bebas tugas,
        kemungkinan waktu tersebut hanya digunakan untuk beristirahat daripada
        membuat rencana pelajaran yang baik.
     3. Kemungkinan bagi pembentukan (team teaching) hanya sekedar
        memperbincangkan faktor ekonomis dan administrasi pengajaran yang justru hal
        yang pokok.
     4. Apabila tidak tercipta hubungan yang harmonis dan kerja sama yang kompak
        antar guru bidang studi, maka kemungkinan akan berakibat fatal bagi tercapainya
        tujuan pengajaran.
     5. Kecenderungan sistem pengajaran modern menghendaki adanya pemisahan yang
        tugas spesialisasi dari masing-masing mata pelajaran.

j. Latihan (Drill)
      Langkah-langkah:
       Siswa diberi penjelasan mengenai manfaat dan tujuan latihan untuk
         membangkitkan motivasi belajar pada siswa agar latihan itu tidak bersifat verbal.
       Latihan hendaknya dilakukan secara bertahap dimulai dari yang sederhana
         kemudian meningkat ke taraf yang lebih kompleks atau sulit.
       Selama latihan berlangsung perhatikan bagian yang dirasa sulit oleh siswa.
       Latihan pada bagian yang dianggap sulit hendaknya lebih intensif,
         dengan menggunakan alat pelajaran yang dapat membantu mengatasi kesulitan.
       Perhatikan perbedaan individual siswa, kesulitan yang dialami siswa perlu
         mendapat perhatian khusus.
       Jika suatu latihan telah dikuasai siswa taraf berikutnya adalah aplikasinya. Oleh
         karena itu diusahakan agar konsep yang dilatihkan ada hubungannya dengan
         kehidupan sehari-hari.

     Kelebihan:
     1. Untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf, kata-
         kata atau kalimat, membuat alat-alat, menggunakan alat-alat (mesin permaianan
         dan atletik), dan terampil menggunakan peralatan olahraga; dan memperoleh
         kecakapan mental seperti dalam perkalian, menjumlahkan, pengurangan,
         pembagian, tanda-tanda (simbol), dan sebagainya.
     2. Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat, seperti
         hubungan huruf-huruf dalam ejaan, penggunaan simbol, membaca peta, dan
         sebagainya.
3.   Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dan menambah ketepatan serta
          kecepatan pelaksanaan; membuat gerakan-gerakan yang kompleks, rumit,
          menjadi lebih otomatis.
     4.   Ketegasan dan keterampilan siswa meningkat atau lebih tinggi dari apa yang
          telah dipelajari.
     5.   Peserta didik memperoleh ketangkasan dan kemahiran dalam melakukan
          sesuatu sesuai dengan yang dipelajarinya; Guru lebih mudah mengontrol dan
          membedakan mana peserta didik yang disiplin dalam belajarnya dan mana yang
          kurang dengan memperhatikan tindakan dan perbuatan peserta didik saat
          berlangsungnya pengajaran.

     Kekurangan:
     1. Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal
        yang monoton, mudah membosankan.
     2. Sifat atau cara latihan kaku atau tidak fleksibel maka akan mengakibatkan
        penguasaan ketrampilan melalui inisiatif individu tidak akan dicapai;
        Membentuk kebiasaan yang kaku, artinya seolah-olah peserta didik melakukan
        sesuatu secara mekanis, dalam dalam memberikan stimulus peserta didik
        bertindak secara otomatis.
     3. Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak
        dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian.
     4. Dapat menimbulkan verbalisme, terutama pengajaran yang bersifat menghapal.
        Dimana peserta didik dilatih untuk dapat menguasai bahan pelajaran secara
        hapalan dan secara otomatis mengingatkannya bila ada pertanyaan yang
        berkenaan dengan hapalan tersebut tanpa suatu proses berfikir secara logis.
     5. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan, dimana peserta
        didik menyelesaikan tugas secara statis sesuai dengan apa yang diinginkan oleh
        guru.

k. Karya wisata
     Langkah-langkah:
      Perencanaan Karyawisata
        1) Merumuskan tujuan karyawisata;
        2) Menetapkan objek kayawisata sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai;
        3) Menetapkan lamanya karyawisata;
        4) Menyusun rencana belajar bagi siswa selama karyawisata;
        5) Merencanakan perlengkapan belajar yang harus disediakan.
      Pelaksanaan Karyawisata
        Fase ini adalah pelaksanaan kegiatan belajar di tempat karyawisata
        denganbimbingan guru.Kegiatan belajar ini harus diarahkan kepada tujuan yang
        telah ditetapkan pada fase perencanaan di atas.
      Tindak Lanjut
        Pada akhir karyawisata siswa diminta laporannya baik lisan maupun tertulis,
        mengenai inti.
Kelebihan:
1. Karyawisata memiliki prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan
    lingkungan nyata dalam pengajaran.
2. Membuat apa yang dipelajari di sekolah lebih relevan dengan kenyataan dan
    kebutuhan di masyarakat; Dapat memberi kepuasan kepada para murid, karena
    dapatmelihat secara langsung obyek yang diamati.
3. Pengajaran serupa ini dapat lebih merangsang kreativitas siswa.
4. Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas dan aktual
5. Siswa dapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para
    petugas obyek karya wisata itu serta mengalami dan menghayati langsung. Hal
    mana tidak mungkin diperoleh disekolah, sehingga kesempatan tersebut dapat
    mengembangkan bakat khusus atau ketrampilan mereka.
6. Siswa dapat melihat kegiatan para petugas secara individu atau kelompok dan
    menghayatinya secara langsung yang akan memperdalam dan memperluas
    pengalaman mereka; dapat bertanya jawab menemukan sumber informasi yang
    pertama untuk memecahkan segala macam persoalan yang dihadapi.
7. Para murid bisa mempelajari sesuatu secara integral dankomprehensif.

Kekurangan:
1. Fasilitas yang diperlukan dan biaya yang dipergunakan sulit untuk disediakan
   oleh siswa atau sekolah
2. Sangat memerlukan persiapan yang penjang dan perencanaan yang matang
3. Memerlukan koordinasi dengan guru serta bidang studi lain agar tak terjadi
   tumpang tindih waktu dan kegiatan selama karyawisata
4. Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi lebih prioritas daripada tujuan
   utama, sedang unsur studinya menjadi terabaikan
5. Sulit mengatur siswa yang banyak dalam perjalanan dan mengarahkan mereka
   kepada kegiatan studi yang menjadi permasalahan.
6. Memerlukan waktu yang cukup lama, apalagi kalau dilaksanakan terlalu
   sering dan jauh dari sekolah, sehingga dapat mengganggujadwal pelajaran.
7. Memerlukan pengawasan yang ketat agar siswa fokus kepadatugasnya.
8. Laporan hasil karya wisata biasanya diserahkan tidak tepat waktu.
3. a. Ekspositori
       Langkah-langkah:
       Ada beberapa langkah dalam penerapan strategi ekspositori, yaitu:
        Persiapan (Preparation)
          Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima
          pelajaran.Dalam strategi ekspositori, langkah persiapan merupakan langkah yang
          sangat penting.Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
          strategi ekspositori sangat tergantung pada langkah persiapan.
          Beberapa hal yang harus dilakukan dalam langkah persiapan di antaranya adalah:
          1) Berikan sugesti yang positif dan hindari sugesti yang negatif.
          2) Mulailah dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai.
          3) Bukalah file dalam otak siswa.
        Penyajian (Presentation)
          Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai dengan
          persiapan yang telah dilakukan. Guru harus dipikirkan guru dalam penyajian ini
          adalah bagaimana agar materi pelajaran dapat dengan mudah ditangkap dan
          dipahami oleh siswa. Karena itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
          pelaksanaan langkah ini, yaitu:
          1) penggunaan bahasa,
          2) intonasi suara,
          3) menjaga kontak mata dengan siswa, dan
          4) menggunakan joke-joke yang menyegarkan.
        Korelasi (Correlation)
          Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan
          pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat
          menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah di-
          milikinya.Langkah korelasi dilakukan untuk memberikan makna terhadap materi
          pelajaran, baik makna untuk memperbaiki struktur pengetahuan yang telah
          dimilikinya maupun makna untuk meningkatkan kualitas kemampuan berpikir dan
          kemampuan motorik siswa.
        Menyimpulkan (Generalization)
          Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti (core) dari materi pelajaran
          yang telah disajikan. Langkah menyimpulkan merupakan langkah yang sangat
          penting dalam strategi ekspositori, sebab melalui langkah menyimpulkan siswa akan
          dapat mengambil inti sari dari proses penyajian.
        Mengaplikasikan (Application)
          Langkah aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah mereka
          menyimak penjelasan guru. Langkah ini merupakan langkah yang sangat penting
          dalam proses pembelajaran ekspositori, sebab melalui langkah ini guru akan dapat
          mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan pemahaman materi pelajaran oleh
          siswa. Teknik yang biasa dilakukan pada langkah ini di antaranya:
          1) dengan membuat tugas yang relevan dengan materi yang telah disajikan,
          2) dengan memberikan tes yang sesuai dengan materi pelajaran yang telah
             disajikan.
Kelebihan:
     1. Dengan strategi pembelajaran ekspositori guru bisa mengontrol urutan dan
        keluasan materi pembelajaran, ia dapat mengetahui sampai sejauh mana siswa
        menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.
     2. Strategi pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran
        yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk
        belajar terbatas.
     3. Melalui strategi pembelajaran ekspositori selain siswa dapat mendengar melalui
        penuturan (kuliah) tentang suatu materi pelajaran, juga sekaligus siswa bisa
        melihat atau mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi).
     4. Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini bisa digunakan untuk jumlah
        siswa dan ukuran kelas yang besar.

     Kekurangan:
    1. Hanya dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki kemampuan mendengar dan
       menyimak secara baik. Untuk siswa yang tidak memiliki kemampuan seperti itu
       perlu digunakan strategi lain.
    2. Strategi ini tidak mungkin melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan
       kemampuan, pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbedaan gayabelajar.
    3. Sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi,
       hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis.
    4. Keberhasilan sangat tergantung kepada apa yang dimiliki guru, seperti persiapan,
       pengetahuan, rasa percaya diri, semangat, antusiasme, motivasi, dan berbagai
       kemampuan seperti kemampuan bertutur (berkomunikasi), dan kemampuan
       mengelola kelas. Tanpa itu sudah dapat dipastikan proses pembelajaran tidak
       mungkin berhasil.
    5. Gaya komunikasi strategi pembelajaran lebih banyak terjadi satu arah, maka
       kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa akan materi pembelajaran akan
       sangat terbatas pula. Komunikasi satu arah bisa mengakibatkan pengetahuan yang
       dimiliki siswa akan terbatas pada apa yang diberikan guru.

b. PAKEM
     Langkah-langkah:
      Memahami sifat yang dimiliki anak;
      Mengenal anak secara perorangan;
      Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar;
      Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif dan kemampuan
       memecahkan masalah;
      Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik;
      Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar;
      Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar;
      Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental. Dengan ini, diharapkan guru
       mampu melaksanakan model PAKEM yang tepat dan sesuai.
Kelebihan:
     1. Guru tidak hanya monoton saja dalam menyampaikan materinya, namun dapat
        bervariatif dan lebih kreatif dalam menampilkan berbagai hal materi kepada
        siswanya. Begitu pula dengan keadaan peserta didik akan lebih enjoydalam
        menangkap materi, mengikuti pelajarannya tidak mudah bosan dan suntuk.
     2. Siswa selalu termotivasi akan lebih giat untuk meraih prestasi yang cerah,
        gemilang, penuh antusias.
     3. Guru lebih dekat dengan siswa karena dengan prinsip PAKEM, maka guru selalu
        menjadi inspirator dan motivator bagi mereka tentunya lebih mengenal masing-
        masing individu.
     4. Peserta didik dapat lebih mengembangkan dirinya; dan dapat memecahkan
        permasalahan dengan memanfaatkan lingkungan sekitarnya.
     5. Mental dan fisik peserta didik akan terasah secara optimal.

     Kekurangan:
     1. PAKEM menuntut seorang guru untuk aktif dan kreatif dalam mengembangkan
        ilmu dan wawasannya, sehingga mampu memberikan inspirasi dan motivasi
        siswa untuk belajar dan mengembangkan kreativitasnya.
     2. Pembelajaran ini tidak hanya membutuhkan penguasaan terhadap materi secara
        verbal, namun juga membutuhkan daya kreativitas yang tinggi untuk
        mempermudah belajar siswa.
     3. Guru harus mengubah pandangan bahwa belajar hanyalah ritual yang
        membosankan. Sebab, PAKEM juga memperhatikan bakat, minat dan modalitas
        belajar siswa, bukan semata potensi akademiknya saja.
     4. Guru harus menyiapkan pembelajaran yang lebih dari sekedar ceramah, maka
        dibutuhkan alat dan bahan yang lebih pula untuk melaksanakan pembelajaran
        tersebut; dan harus bisa mengcover semua kebutuhan siswa baik dari segi mental
        maupun fisik.

c. Jigsaw
       Langkah-langkah:
        Siswa dikelompokkan ke dalam 4-5 anggota tim.
        Tiap timdiberi bagian materi yang berbeda.
        Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan.
        Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama
         bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab
         mereka.
        Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal
         dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka
         kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
        Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.
        Guru memberi evaluasi/kompetensi.
        Penutup.
Kelebihan:
     1. Mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar,karena sudah ada kelompok ahli
        yang bertugas menjelaskan materi kepada rekan-rekannya.
     2. Pemerataan penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat.
     3. Metode pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk lebih aktif dalam berbicara
        dan berpendapat.
     4. Dapat mengembangkan hubungan antar pribadi di antara siswa yang memiliki
        kemampuan belajar yang berbeda; Menerapkan bimbingan sesama teman.
     5. Rasa harga diri siswa yang lebih tinggi; sikap apatis berkurang; pemahaman materi
        lebih mendalam.

     Kekurangan:
     a. Siswa yang aktif akan lebih mendominasi diskusi, dan cenderung mengontrol
        jalannya diskusi. Untuk mengantisipasi masalah ini guru harus benar-benar
        memperhatikan jalannya diskusi. Guru harus menekankan agar para anggota
        kelompok menyimak terlebih dahulu penjelasan dari tenaga ahli. Kemudian
        baru mengajukan pertanyaan apabila tidak mengerti.
     b. Siswa yang memiliki kemampuan membaca dan berpikir rendah akan
        mengalami kesulitan untuk menjelaskan materi apabila ditunjuk sebagai
        tenaga ahli. Untuk mengantisipasi hal ini guru harus memilih tenaga ahli secara
        tepat, kemudian memonitor kinerja mereka dalam menjelaskan materi, agar materi
        dapat tersampaikan secara akurat.
     c. Siswa yang cerdas cenderung merasa bosan. Untuk mengantisipasi hal ini guru
        harus pandai menciptakan suasana kelas yang menggairahkan agar siswa yang
        cerdas tertantang untuk mengikuti jalannya diskusi.

d. Inkuiri
      Langkah-langkah:
      Secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan strategi dapat mengikuti
      langkah-langkah sebagai berikut:
       Orientasi
         Langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada
         langkah ini guru mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan proses
         pembelajaran. Guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan
         masalah. Langkah orientasi merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan
         startegi ini sangat tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan
         kemampuannya dalam memecahkan masalah, tanpa kemauan dan kemampuan itu
         tak mungkin proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar.
       Merumuskan Masalah
         Langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-
         teki.Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk
         berpikir memecahkan teka-teki itu.Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah
         yang ingin dikaji disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa
didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang
    sangat penting dalam strategi inkuiri, oleh sebab itu melalui proses tersebut siswa
    akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya
    mengembangkan mental melalui proses berpikir.
   Merumuskan Hipotesis
    Jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji.Sebagai jawaban
    sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya.Perkiraan sebagai hipotesis bukan
    sembarang perkiraan, tetapi harus memiliki landasan berpikir yang kokoh,
    sehingga hipotesis yang dimunculkan itu bersifat rasional dan logis. Kemampuan
    berpikir logis itu sendiri akan sangat dipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang
    dimiliki serta keluasan pengalaman. Dengan demikian, setiap individu yang
    kurang mempunyai wawasan akan sulit mengembangkan hipotesis yang rasional
    dan logis.
   Mengumpulkan Data
    Aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang
    diajukan. Dalam strategi pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan
    proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses
    pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar,
    akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi
    berpikirnya. Karena itu, tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah
    mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir
    mencari informasi yang dibutuhkan.Sering terjadi kemacetan berinkuiri adalah
    manakala siswa tidak apresiatif terhadap pokok permasalahan.Tidak apresiatif itu
    biasanya ditunjukkan oleh gejala-gejala ketidakgairahan dalam belajar.Manakala
    guru menemukan gejala-gej ala semacam ini, maka guru hendaknya secara terus-
    menerus memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar melalui penyuguhan
    berbagai jenis pertanyaan secara merata kepada seluruh siswa sehingga mereka
    terangsang untuk berpikir.
   Menguji Hipotesis
    Proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau
    informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Dalam menguji
    hipotesis yang terpenting adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban
    yang diberikan.Di samping itu, menguji hipotesis juga berarti mengembangkan
    kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan
    hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang
    ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
   Merumuskan Kesimpulan
    Proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian
    hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan gong-nya dalam proses
    pembelajaran. Sering terjadi, karena banyaknya data yang diperoleh,
    menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan tidak fokus pada masalah yang
    hendak dipecahkan.Karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang akurat
    sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswadata mana yang relevan.
Kelebihan:
     1. Menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
        secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih
        bermakna.Dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan
        gaya belajar mereka.
     2. Dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang
        menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya
        pengalaman.
     3. Melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya,
        siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa
        yang lemah dalam belajar.
     4. Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata,
        artinya siswa yang memiliki kemampuan belajar baik tidak akan terhambat oleh
        siswa yang lemah dalam belajar.

     Kekurangan:
     1. Jika strategi ini digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit
        mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa; Strategi ini sulit dalam
        merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam
        belajar.
     2. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang
        sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
     3. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa
        menguasai materi pelajaran, maka startegi ini akan sulit diimplementasikan oleh
        setiap guru.
     4. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung, peran siswa dalam strategi ini
        adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru
        berperan sebagai fasilitator dan membimbing siswa untuk belajar.

e. CTL
     Langkah-langkah:
     Secara garis besar, langkah-langkah yang harus ditempuh dalam CTL adalah sebagai
     berikut.
      Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara
        bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan
        barunya.
      Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.
      Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
      Ciptakan masyarakat belajar.
      Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
      Lakukan refleksi di akhir pertemuan.
      Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.
Kelebihan:
     1. Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut untuk dapat
        menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan
        nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang
        ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan
        berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam
        erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan.
     2. Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep
        kepada siswa karena metode pembelajaran CTL menganut aliran konstruktivisme,
        dimana seorang siswa dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri.
        Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa diharapkan belajar
        melalui ”mengalami” bukan ”menghafal”.

     Kekurangan:
     1. Guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam metode CTL, guru tidak
        lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai
        sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan pengetahuan dan
        ketrampilan yang baru bagi siswa. Siswa dipandang sebagai individu yang sedang
        berkembang. Kemampuan belajar seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat
        perkembangan dan keluasan pengalaman yang dimilikinya. Dengan demikian,
        peran guru bukanlah sebagai instruktur atau ”penguasa” yang memaksa kehendak
        melainkan guru adalah pembimbing siswa agar mereka dapat belajar sesuai
        dengan tahap perkembangannya.
     2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan
        sendiri ide–ide dan mengajak siswa agar dengan menyadari dan dengan sadar
        menggunakan strategi–strategi mereka sendiri untuk belajar. Namun dalam
        konteks ini guru memerlukan perhatian dan bimbingan yang ekstra terhadap
        siswa agar tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang diterapkan semula.

f. TGT(Teams Games Tournament)
     Langkah-langkah:
      Mengajar: Guru menyampaikan materi.
      Belajar kelompok: siswa belajar dengan menggunakan lembar kerja dalam
       kelompok untuk menguasai materi.
      Turnamen: siswa memainkan pertandingan akademik dalam regu yang
       berkemampuan homogen, masing-masing meja turnamen berisi 3 anggota.
      Penghargaan kelompok: skor kelompok dihitung berdasarkan skor anggota
       kelompok turnamen, dan kelompok baru diakui bila dapat melampaui kriteria
       minimal.

     Kelebihan:
     1. Melatih siswa untuk bekerjasama dalam kelompok diskusi.
     2. Suasana belajar nyaman, menyenangkan dan kondusif.
3. Tercipta suasana kompetisi antara kelompok diskusikecil.
     4. Melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status; peran siswa
        sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan penguatan.
     5. Aktifitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran
        kooperatif tipe TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping
        menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan
        belajar.

     Kekurangan:
     1. Tidak efisien waktu; Penggunaan waktu yang relatif lama dan biaya yang besar.
     2. Hanya dilaksanakan pada luang waktu selasai UAS.
     3. Belajarnya kurang efektif karena hanya bersifat games.
     4. Pembelajaran kooperatif tipe TGT sulit dilaksanakan jika kemampuan guru
        sebagai motivator dan fasilitator kurang memadai atau sarana yang tidak cukup
        tersedia.

g. Problem Solving
      Langkah-langkah:
       Ada masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh dari siswa
         sesuai dengan taraf kemampuannya.
       Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah
         tersebut. Misalnya, dengan jalan membaca buku-buku, meneliti, bertanya dan lain-
         lain.
       Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban ini tentu
         saja didasarkan kepada data yang telah diperoleh, pada langkah kedua di atas.
       Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini siswa harus
         berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin bahwa jawaban tersebut
         itu betul-betul cocok. Apakah sesuai dengan jawaban sementara atau sama sekali
         tidak sesuai. Untuk menguji kebenaran jawaban ini tentu saja diperlukan metode-
         metode lainnya seperti demonstrasi, tugas, diskusi, dan lain-lain.
       Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sampai kepada kesimpulan ter-akhir
         tentang jawaban dari masalah tadi.

     Kelebihan:
     1. Metode ini dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan
         kehidupan, khususnya dengan dunia kerja.
     2. Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat membiasakan para
         siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil, apabila
         menghadapi permasalahan di dalam kehidupan dalam keluarga, bermasyarakat,
         dan bekerja kelak, suatu kemampuan yang sangat bermakna bagi kehidupan
         manusia.
     3. Metode ini merangsang pengembangan kemampuan berfikir siswa secara kreatif
         dan menyeluruh, karena dalam proses belajarnya, siswa banyak melakukan
mental dengan menyoroti permasalahan dari berbagai segi dalam rangka
     mencari pemecahannya.
4.   Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan; berpikir dan bertindak kreatif;
     memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis; mengidentifikasi dan
     melakukan penyelidikan; menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
5.   Pemecahan masalah (problem solving) merupakan teknik yang cukup bagus
     untuk memahami isi pelajaran; dapat menantang kemampuan siswa serta
     memberikan siswa kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa;
     dapat meningkatkan aktifitas pembelajaran siswa; dapat membantu siswa
     bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam
     kehidupan nyata.
6.   Melalui pemecahan masalah (problem solving) bisa memperlihatkan kepada
     siswa bahwa setiap mata pelajaran, pada dasarnya merupakan cara berpikir, dan
     sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari
     guru atau dari buku-buku saja.
7.   Pemecahan masalah (problem solving) dianggap lebih menyenangkan dan
     disukai siswa; dapat mengembangkan kemampuan siswa berpikir kritis dan
     mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan
     baru; dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar
     sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.

Kekurangan:
1. Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat
   berfikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan dan pengalaman
   yang telah dimiliki siswa, sanagat memerlukan kemmpuan dan keterampilan guru.
   Sering orang beranggapan keliru bahwa metode pemecahan masalah hanya cocok
   untuk SLTP, SLTA, dan PT saja. Padahal untuk siswa SD sederajat bjuga bias
   dilakukan dengan tingkat kesulitan permasalahan yang sesuai dengan taraf
   kemampuan berfikir anak
2. Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misal
   terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan
   mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut.
3. Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode
   pembelajaran yang lain.
4. Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat
   berpikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan dan pengalaman
   yang telah dimiliki siswa, sangat memerlukan kemampuan dan keterampilan guru.
5. Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima
   informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berpikir memecahkan
   permasalahan sendiri atau kelompok, yang kadang-kadang memerlukan berbagai
   sumber belajar, merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa.
DAFTAR PUSTAKA

 http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pendekatan-strategi-metode-teknik-
  dan-model-pembelajaran
 http://naidra.student.fkip.uns.ac.id/?p=375/
 http://blog.elearning.unesa.ac.id/m-saikhul-arif/tugas-makalah-1-pengertian-strategi-
  metode-teknik-dan-taktik
 http://zonainfosemua.blogspot.com/2011/01/pengertian-kelebihan-dan-
  kekurangan.html
 http://dewin221106.blogspot.com/2010/05/contoh-contoh-pendekatan-
  pembelajaran.html
 http://blog.elearning.unesa.ac.id/m-saikhul-arif/tugas-makalah-1-pengertian-strategi-
  metode-teknik-dan-taktik
 http://www.masbied.com/2012/03/05/langkah-langkah-pelaksanaan-metode-tugas-
  kelompok/
 http://muhammadirfani.wordpress.com/2009/03/31/team-teaching-sebagai-
  implementasi-penerapan-lesson-study/
 http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/28/team-teaching/
 http://rumahdesakoe.blogspot.com/2011/05/model-pembelajaran-demonstrasi.html
 http://rumahdesakoe.blogspot.com/2011/05/model-pembelajaran-jigsaw-model-
  tim.html
 http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/03/strategi-pembelajaran.html
 http://www.psb-psma.org/content/blog/pengertian-pendekatan-strategi-metode-teknik-
  taktik-dan-model-pembelajaran
 http://belajarpsikologi.com/macam-macam-metode-pembelajaran/
 http://alitadisanjaya.blogspot.com/2011/03/team-teaching-mengajar-
  berkelompok.html
 http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2009913-strategi-pembelajaran-
  konstekstual-teaching-learning/
 http://www.anneahira.com/strategi-pembelajaran-18416.htm
 http://arisandi.com/kumpulan-metode-pempbelajaran/

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Kpd 3026 unit pengajaran dan rph
Kpd 3026   unit pengajaran dan rphKpd 3026   unit pengajaran dan rph
Kpd 3026 unit pengajaran dan rphAzidah Abu Ziden
 
Teori Pemprosesan Maklumat
Teori Pemprosesan MaklumatTeori Pemprosesan Maklumat
Teori Pemprosesan MaklumatWan Farid Nazrin
 
Manajemen peserta didik
Manajemen peserta didikManajemen peserta didik
Manajemen peserta didikUrwatul Wutsqo
 
Sintesis artikel strategi pengajaran murid autisme
Sintesis artikel strategi pengajaran murid autismeSintesis artikel strategi pengajaran murid autisme
Sintesis artikel strategi pengajaran murid autismeUmithayyibah Ramly
 
Kerja kursus pemulihan dan pengayaan bmm3106
Kerja kursus pemulihan dan pengayaan bmm3106Kerja kursus pemulihan dan pengayaan bmm3106
Kerja kursus pemulihan dan pengayaan bmm3106Alia Ayumi
 
Bab 2 interaksi dan pembelajaran
Bab 2 interaksi dan pembelajaranBab 2 interaksi dan pembelajaran
Bab 2 interaksi dan pembelajaranAsyikin4996
 
Teori behaviorisme
Teori behaviorismeTeori behaviorisme
Teori behaviorismeNor Saroni
 
Strategi Pembelajaran Kooperatif: Flipped Classroom (Nota)
Strategi Pembelajaran Kooperatif: Flipped Classroom (Nota)Strategi Pembelajaran Kooperatif: Flipped Classroom (Nota)
Strategi Pembelajaran Kooperatif: Flipped Classroom (Nota)Mokhzani Fadir
 
Menggunakan Projek, Amali dll. dlm Pentaksiran
Menggunakan Projek, Amali dll. dlm PentaksiranMenggunakan Projek, Amali dll. dlm Pentaksiran
Menggunakan Projek, Amali dll. dlm PentaksiranNoor Idayu Abu Bakar
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Copy.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Copy.docxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Copy.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Copy.docxSukarnoSukarno16
 
Model pengajaran
Model pengajaranModel pengajaran
Model pengajaranfiro HAR
 
Konsep kepimpinan
Konsep kepimpinanKonsep kepimpinan
Konsep kepimpinanCik BaCo
 
Sejarah Teknologi dan Media Pembelajaran
Sejarah Teknologi dan Media PembelajaranSejarah Teknologi dan Media Pembelajaran
Sejarah Teknologi dan Media PembelajaranFitrahDinanti
 
Ppt taksonomi bloom revisi & taksonomi marzano
Ppt taksonomi bloom revisi & taksonomi marzanoPpt taksonomi bloom revisi & taksonomi marzano
Ppt taksonomi bloom revisi & taksonomi marzanoEka Nurlita Budiarti
 
Penggunaan Deria Dalam P&P (WAJ 3107)
Penggunaan Deria Dalam P&P (WAJ 3107)Penggunaan Deria Dalam P&P (WAJ 3107)
Penggunaan Deria Dalam P&P (WAJ 3107)Izzati Zamburi
 

La actualidad más candente (20)

Kpd 3026 unit pengajaran dan rph
Kpd 3026   unit pengajaran dan rphKpd 3026   unit pengajaran dan rph
Kpd 3026 unit pengajaran dan rph
 
Teori Pemprosesan Maklumat
Teori Pemprosesan MaklumatTeori Pemprosesan Maklumat
Teori Pemprosesan Maklumat
 
Manajemen peserta didik
Manajemen peserta didikManajemen peserta didik
Manajemen peserta didik
 
Sintesis artikel strategi pengajaran murid autisme
Sintesis artikel strategi pengajaran murid autismeSintesis artikel strategi pengajaran murid autisme
Sintesis artikel strategi pengajaran murid autisme
 
Model assure
Model assureModel assure
Model assure
 
Tujuan Pengukuran & Penilaian
Tujuan Pengukuran & PenilaianTujuan Pengukuran & Penilaian
Tujuan Pengukuran & Penilaian
 
Kerja kursus pemulihan dan pengayaan bmm3106
Kerja kursus pemulihan dan pengayaan bmm3106Kerja kursus pemulihan dan pengayaan bmm3106
Kerja kursus pemulihan dan pengayaan bmm3106
 
Bab 2 interaksi dan pembelajaran
Bab 2 interaksi dan pembelajaranBab 2 interaksi dan pembelajaran
Bab 2 interaksi dan pembelajaran
 
Teori behaviorisme
Teori behaviorismeTeori behaviorisme
Teori behaviorisme
 
Strategi Pembelajaran Kooperatif: Flipped Classroom (Nota)
Strategi Pembelajaran Kooperatif: Flipped Classroom (Nota)Strategi Pembelajaran Kooperatif: Flipped Classroom (Nota)
Strategi Pembelajaran Kooperatif: Flipped Classroom (Nota)
 
Statistik awalan
Statistik awalanStatistik awalan
Statistik awalan
 
Ciri ciri guru abad ke-21
Ciri ciri guru abad ke-21Ciri ciri guru abad ke-21
Ciri ciri guru abad ke-21
 
Menggunakan Projek, Amali dll. dlm Pentaksiran
Menggunakan Projek, Amali dll. dlm PentaksiranMenggunakan Projek, Amali dll. dlm Pentaksiran
Menggunakan Projek, Amali dll. dlm Pentaksiran
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Copy.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Copy.docxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Copy.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Copy.docx
 
Nota rph pj
Nota rph pjNota rph pj
Nota rph pj
 
Model pengajaran
Model pengajaranModel pengajaran
Model pengajaran
 
Konsep kepimpinan
Konsep kepimpinanKonsep kepimpinan
Konsep kepimpinan
 
Sejarah Teknologi dan Media Pembelajaran
Sejarah Teknologi dan Media PembelajaranSejarah Teknologi dan Media Pembelajaran
Sejarah Teknologi dan Media Pembelajaran
 
Ppt taksonomi bloom revisi & taksonomi marzano
Ppt taksonomi bloom revisi & taksonomi marzanoPpt taksonomi bloom revisi & taksonomi marzano
Ppt taksonomi bloom revisi & taksonomi marzano
 
Penggunaan Deria Dalam P&P (WAJ 3107)
Penggunaan Deria Dalam P&P (WAJ 3107)Penggunaan Deria Dalam P&P (WAJ 3107)
Penggunaan Deria Dalam P&P (WAJ 3107)
 

Destacado

Strategi pembelajaran PNF
Strategi pembelajaran PNFStrategi pembelajaran PNF
Strategi pembelajaran PNFSalma Van Licht
 
Model pembelajaran ttw
Model pembelajaran ttwModel pembelajaran ttw
Model pembelajaran ttwanatahara
 
21784060 interaksi-belajar-mengajar
21784060 interaksi-belajar-mengajar21784060 interaksi-belajar-mengajar
21784060 interaksi-belajar-mengajarfungahku
 
Modul strategi dan model pembelajaran
Modul strategi dan model pembelajaranModul strategi dan model pembelajaran
Modul strategi dan model pembelajaranRAHMANULJA
 
Kelemahan dan kelebihan model jerrold kemp
Kelemahan dan kelebihan model jerrold kempKelemahan dan kelebihan model jerrold kemp
Kelemahan dan kelebihan model jerrold kempsmpusy13
 
Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran
Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaranKelebihan dan kekurangan metode pembelajaran
Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaranLilis indah Kurniawati
 
Ppt strategi pembelajaran
Ppt strategi pembelajaranPpt strategi pembelajaran
Ppt strategi pembelajaranKhusnul Kotimah
 
ppt Model pembelajaran
ppt Model pembelajaranppt Model pembelajaran
ppt Model pembelajaranrizka_pratiwi
 

Destacado (12)

Strategi pengajaran ci
Strategi pengajaran ci Strategi pengajaran ci
Strategi pengajaran ci
 
Strategi pembelajaran PNF
Strategi pembelajaran PNFStrategi pembelajaran PNF
Strategi pembelajaran PNF
 
Konsep pembelajaran
Konsep pembelajaranKonsep pembelajaran
Konsep pembelajaran
 
Model pembelajaran ttw
Model pembelajaran ttwModel pembelajaran ttw
Model pembelajaran ttw
 
21784060 interaksi-belajar-mengajar
21784060 interaksi-belajar-mengajar21784060 interaksi-belajar-mengajar
21784060 interaksi-belajar-mengajar
 
Modul strategi dan model pembelajaran
Modul strategi dan model pembelajaranModul strategi dan model pembelajaran
Modul strategi dan model pembelajaran
 
Kelemahan dan kelebihan model jerrold kemp
Kelemahan dan kelebihan model jerrold kempKelemahan dan kelebihan model jerrold kemp
Kelemahan dan kelebihan model jerrold kemp
 
Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran
Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaranKelebihan dan kekurangan metode pembelajaran
Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran
 
Powerpoint strategi pembelajaran
Powerpoint strategi pembelajaranPowerpoint strategi pembelajaran
Powerpoint strategi pembelajaran
 
Soal sbm 2012
Soal sbm 2012Soal sbm 2012
Soal sbm 2012
 
Ppt strategi pembelajaran
Ppt strategi pembelajaranPpt strategi pembelajaran
Ppt strategi pembelajaran
 
ppt Model pembelajaran
ppt Model pembelajaranppt Model pembelajaran
ppt Model pembelajaran
 

Similar a Pembelajaran Metode

Analisis Materi Pembelajaran
Analisis Materi Pembelajaran Analisis Materi Pembelajaran
Analisis Materi Pembelajaran yuni dwinovika
 
(4). metode & media pembelajaran dlm standar proses pendidikan
(4). metode & media pembelajaran dlm standar proses pendidikan(4). metode & media pembelajaran dlm standar proses pendidikan
(4). metode & media pembelajaran dlm standar proses pendidikanProdalima Sinulingga, M.Kep
 
bdp Nurwaningsih kaitan antara metode ceramah dan teori ausubel
bdp Nurwaningsih kaitan antara metode ceramah dan teori ausubelbdp Nurwaningsih kaitan antara metode ceramah dan teori ausubel
bdp Nurwaningsih kaitan antara metode ceramah dan teori ausubelnurwa ningsih
 
Strategi pembelajaran ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositoriStrategi pembelajaran ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositoriPotpotya Fitri
 
Makalah metode pembelajaran a1 c317026
Makalah metode pembelajaran a1 c317026Makalah metode pembelajaran a1 c317026
Makalah metode pembelajaran a1 c317026JunikaPurnama1
 
BME 3102 Konsep Pendekatan (Kump. Saufi
BME 3102 Konsep Pendekatan (Kump. SaufiBME 3102 Konsep Pendekatan (Kump. Saufi
BME 3102 Konsep Pendekatan (Kump. Saufiartventure ipkt
 
Keterampilan dasar mengajar
Keterampilan dasar mengajarKeterampilan dasar mengajar
Keterampilan dasar mengajarLutfi Isni
 
Makalah metode pembelajaran pkn sd
                Makalah metode pembelajaran pkn sd                Makalah metode pembelajaran pkn sd
Makalah metode pembelajaran pkn sdetto kono
 
Metode Pembelajaran
Metode PembelajaranMetode Pembelajaran
Metode Pembelajaransuep_x
 
Metode pengajaran langsung
Metode pengajaran langsungMetode pengajaran langsung
Metode pengajaran langsungSunawan Sunawan
 
PPT PERTEMUAN 12 KELOMPOK 4.pptx
PPT PERTEMUAN 12 KELOMPOK 4.pptxPPT PERTEMUAN 12 KELOMPOK 4.pptx
PPT PERTEMUAN 12 KELOMPOK 4.pptxSahlimaHutagalung1
 
Penyamaan Persepsi Modul Ajar Pendidikan Umum.pptx
Penyamaan Persepsi  Modul Ajar Pendidikan Umum.pptxPenyamaan Persepsi  Modul Ajar Pendidikan Umum.pptx
Penyamaan Persepsi Modul Ajar Pendidikan Umum.pptxasmali3
 
macam-macam metode pembelajaran
macam-macam metode pembelajaranmacam-macam metode pembelajaran
macam-macam metode pembelajaranreza ediya
 
3 P.P Model Pembelajaran.pptx
3 P.P Model Pembelajaran.pptx3 P.P Model Pembelajaran.pptx
3 P.P Model Pembelajaran.pptxSirFranky
 
Ppt tekpen sukma
Ppt tekpen sukmaPpt tekpen sukma
Ppt tekpen sukmamaya38
 
52374047 teknik-kaedah-dan-strategi-dalam-p-p-pj
52374047 teknik-kaedah-dan-strategi-dalam-p-p-pj52374047 teknik-kaedah-dan-strategi-dalam-p-p-pj
52374047 teknik-kaedah-dan-strategi-dalam-p-p-pjeida Idahyunizah
 

Similar a Pembelajaran Metode (20)

Analisis Materi Pembelajaran
Analisis Materi Pembelajaran Analisis Materi Pembelajaran
Analisis Materi Pembelajaran
 
(4). metode & media pembelajaran dlm standar proses pendidikan
(4). metode & media pembelajaran dlm standar proses pendidikan(4). metode & media pembelajaran dlm standar proses pendidikan
(4). metode & media pembelajaran dlm standar proses pendidikan
 
bdp Nurwaningsih kaitan antara metode ceramah dan teori ausubel
bdp Nurwaningsih kaitan antara metode ceramah dan teori ausubelbdp Nurwaningsih kaitan antara metode ceramah dan teori ausubel
bdp Nurwaningsih kaitan antara metode ceramah dan teori ausubel
 
Metode pembelajaran mtk (2)
Metode pembelajaran mtk (2)Metode pembelajaran mtk (2)
Metode pembelajaran mtk (2)
 
Strategi pembelajaran ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositoriStrategi pembelajaran ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori
 
Makalah metode pembelajaran a1 c317026
Makalah metode pembelajaran a1 c317026Makalah metode pembelajaran a1 c317026
Makalah metode pembelajaran a1 c317026
 
BME 3102 Konsep Pendekatan (Kump. Saufi
BME 3102 Konsep Pendekatan (Kump. SaufiBME 3102 Konsep Pendekatan (Kump. Saufi
BME 3102 Konsep Pendekatan (Kump. Saufi
 
Metode dan tehnik pembelajaran sosiologi
Metode dan tehnik pembelajaran sosiologiMetode dan tehnik pembelajaran sosiologi
Metode dan tehnik pembelajaran sosiologi
 
Keterampilan dasar mengajar
Keterampilan dasar mengajarKeterampilan dasar mengajar
Keterampilan dasar mengajar
 
Strategi pembelajaran ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositoriStrategi pembelajaran ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori
 
Makalah metode pembelajaran pkn sd
                Makalah metode pembelajaran pkn sd                Makalah metode pembelajaran pkn sd
Makalah metode pembelajaran pkn sd
 
Metode Pembelajaran
Metode PembelajaranMetode Pembelajaran
Metode Pembelajaran
 
Etika Profesi_keterampilan dasar guru (8 ket das gur)
Etika Profesi_keterampilan dasar guru (8 ket das gur)Etika Profesi_keterampilan dasar guru (8 ket das gur)
Etika Profesi_keterampilan dasar guru (8 ket das gur)
 
Metode pengajaran langsung
Metode pengajaran langsungMetode pengajaran langsung
Metode pengajaran langsung
 
PPT PERTEMUAN 12 KELOMPOK 4.pptx
PPT PERTEMUAN 12 KELOMPOK 4.pptxPPT PERTEMUAN 12 KELOMPOK 4.pptx
PPT PERTEMUAN 12 KELOMPOK 4.pptx
 
Penyamaan Persepsi Modul Ajar Pendidikan Umum.pptx
Penyamaan Persepsi  Modul Ajar Pendidikan Umum.pptxPenyamaan Persepsi  Modul Ajar Pendidikan Umum.pptx
Penyamaan Persepsi Modul Ajar Pendidikan Umum.pptx
 
macam-macam metode pembelajaran
macam-macam metode pembelajaranmacam-macam metode pembelajaran
macam-macam metode pembelajaran
 
3 P.P Model Pembelajaran.pptx
3 P.P Model Pembelajaran.pptx3 P.P Model Pembelajaran.pptx
3 P.P Model Pembelajaran.pptx
 
Ppt tekpen sukma
Ppt tekpen sukmaPpt tekpen sukma
Ppt tekpen sukma
 
52374047 teknik-kaedah-dan-strategi-dalam-p-p-pj
52374047 teknik-kaedah-dan-strategi-dalam-p-p-pj52374047 teknik-kaedah-dan-strategi-dalam-p-p-pj
52374047 teknik-kaedah-dan-strategi-dalam-p-p-pj
 

Pembelajaran Metode

  • 1. Soal: 1. Jelaskan dan beri contoh: a. Model Pembelajaran; b. Strategi Pembelajaran; c. Metode Pembelajaran; d. Pendekatan Pembelajaran; e. Teknik Pembelajaran; f. Taktik Pembelajaran. 2. Jelaskan langkah-langkah serta kelebihan dan kekurangan dari metode: a. Ceramah; b. Demonstrasi; c. Diskusi; d. Simulasi; e. Tugas dan Resitasi; f. Tanya Jawab; g. Kerja Kelompok; h. Team Teching; i. Latihan (Drill); j. Karya Wisata. 3. Jelaskan langkah-langkah serta kelebihan dan kekurangan dari strategi pembelajaran: a. Ekspositori; b. PAKEM; c. Jigsaw; d. Inkuiri; e. CTL; f. TGT; g. Problem Solving.
  • 2. Jawab: 1. a. Model Pembelajaran:adalah suatu konsepsi untuk mengajar suatu materi dalam mencapai tujuan tertentu.Merupakan salah satu komponen utama dalam menciptakan suasana belajar yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan (PAKEM).Menurut Richard I Arends: Model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap kegiatan di dalam pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengolahan kelas. Contoh: Model pembelajaran kooperatif, Model pembelajaran konstektual, Model pembelajaran berbasis masalah, Model pembelajaran langsung, Model pembelajaran konstruktivisme, Model pembelajaran matematika realistik, dll. b. Strategi Pembelajaran: adalah suatu kegiatan pembelajaran yang dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.Rencana tindakan (rangkaian kegiatan) yang termasuk juga penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti bahwa di dalam penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan. Contoh:Ekpositori, Inkuiri, Kontekstual, Kooperatif, Kuantum, dll. c. Metode Pembelajaran: adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Contoh: Metode ceramah, Metode tanya jawab, Metode diskusi, Metode kerja kelompok, Metode pemberian tugas, Metode eksperimen, Metode simulasi, Metode jigsaw, Metode demonstrasi, Metode pembelajaran unit, dll. d. Pendekatan Pembelajaran: adalah titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Contoh:Aswan Zain, et al (2006) memberikan contoh pendekatan, yaitu: pendekatan individual: pendekatan yang dilakukan oleh guru dengan memahami karakter atau watak dari setiap siswa. Karakter siswa dalam sebuah kelas tentu berbeda-beda.Agar benar-benar memahami karakter siswa ini, guru harus melakukan pendekatan secara individu. Dengan pendekatan ini, guru akan lebih mudah memahami karakter siswa, disamping juga persoalan kesulitan belajar siswa lebih mudah dipecahkan, meskipun terkadang pendekatan kelompok diperlukan. e. Teknik Pembelajaran: adalah cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Contoh: Teknik Bermain peran, Teknik soal jawab, Teknik inkuiri, Teknik kuis, Teknik forum, Teknik perbincangan, Teknik permainan, Teknik kooperatif, Teknik projek, Teknik penyelesaian masalah, Teknik dapatan.
  • 3. f. Taktik Pembelajaran: adalahgayaseseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Contoh: ada dua orang yang sama-sama menggunakan metode ceramah dalam situasi yang sama maka bisa dipastikan mereka akan melakukannya secara berbeda. dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu.
  • 4. 2. a. Ceramah Langkah-langkah: 1) Tahap persiapan  Merumuskan tujuan yang ingin dicapai.  Menentukan pokok-pokok materi yang akan diceramahkan.  Mempersiapkan alat bantu. 2) Tahap pelaksanaan a) Langkah pembuka Keberhasilan pelaksanaan ceramah sangat ditentukan oleh langkah ini.Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam langkah pembukaan ini.  Yakin bahwa siswa memahami tujuan yang akan dicapai.  Melakukan langkah apersepsi, yaitu langkah menghubungkan materi pelajaran yang lalu dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. b) Langkah penyajian Agar ceramah kita berkualitas sebagai metode pembelajaran, maka guru harus menjaga perhatian siswa agar tetap terarah pada materi pembelajaran yang sedang disampaikan.  Menjaga kontak mata secara terus-menerus dengan siswa.  Gunakan bahasa yang komunikatif dan mudah dicerna oleh siswa.  Sajikan materi pembelajaran secara sistematis, tidak meloncat-loncat agar mudah ditangkap oleh siswa.  Tampilah respons siswa dengan segera. Artinya, sekecil apapun respons siswa harus kita tanggapi.  Jagalah agar kelas tetap kondusif dan menggairahkan untuk belajar. c) Langkah mengakhiri atau penutup ceramah. Ceramah harus ditutup agar materi pelajaran yang sudah dipahami dan dikuasai siswa tidak terbang kembali. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk keperluan tersebut di antaranya:  Membimbing siswa untuk menarik kesimpulan atau merangkum materi pelajaran yang baru saja disampaikan.  Merangsang siswa untuk dapat menanggapi atau memberi semacam ulasan tentang materi pembelajaran yang telah disampaikan.  Melakukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa menguasai materi pembelajaran yang baru saja disampaikan. Kelebihan : 1. Guru mudah menguasai kelas; Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar;Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya; Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik; Lebih ekonomis dalam hal waktu; Konsep yang disajikan secara hirarki akan memberikan fasilitas belajar kepada siswa; Membantu siswa untuk mendengar secara akurat, kritis, dan penuh perhatian. 2. Merupakan metode yang „murah‟ dan „mudah‟ untuk dilakukan. Murah dalam hal ini dimaksudkan proses ceramah tidak memerlukan peralatan-peralatan yang lengkap, berbeda dengan metode yang lain seperti demonstrasi atau peragaan.
  • 5. Sedangkan mudah, memang ceramah hanya mengandalkan suara guru, dengan demikian tidak terlalu memerlukan persiapan yang rumit. 3. Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya, materi pelajran yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-pokoknya oleh guru dalam waktu yang singkat. 4. Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan. Artinya, guru dapat mengatur pokok-pokok materi yang mana yang perlu ditekankan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. 5. Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih sederhana. Tidak memerlukan setting kelas yang beragam, atau tidak memerlukan persiapan-persiapan yang rumit. Asal siswa dapat menempati tempat duduk untuk mendengarkan guru, maka ceramah sudah dapat dilakukan. Kekurangan : 1. Yang visual menjadi rugi, dan yang auditif (mendengarkan) yang benar-benar menerimanya.Pengetahuan yang diperoleh melaui ceramah lebih cepat terlupakan. Menyebabkan belajar siswa menjadi “Belajar Menghafal”. 2. Guru lebih aktif sedangkan murid pasif karena perhatian hanya terpusat pada guru saja.Murid seakan diharuskan mengikuti segala apa yang disampaikan oleh guru, karena guru dianggap selalu benar. 3. Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya verbalisme. Verbalisme adalah: “penyakit” yang dalam proses penyajiannya, guru hanya mengandalkan auditifnya. Disadari bahwa setiap siswa memiliki kemampuan yang tidak sama, termasuk dalam ketajaman menangkap materi pembelajaran melalui pendengarannya. 4. Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah sering dianggap sebagai metode yang membosankan. Sering terjadi, walaupun secara fisik siswa ada di dalam kelas, namun secara mental siswa sama sekali tidak mengikuti jalannya proses pebelajaran; pikirannya melayang ke mana-mana, atau siswa mengantuk, oleh gaya bertutur guru yang tidak menarik. 5. Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti apa yang dijelaskan atau belum. Walaupun ketika siswa diberi kesepatan untuk bertanya, dan tidak ada seorang pun yang bertanya, semua itu tidak menjamin seluruhnya sudah paham. b. Demonstrasi Langkah-langkah: 1) Tahap Persiapan Padatahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan:  Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir tujuan ini meliputi beberapa aspek seperti aspek pengetahuan, sikap, atau keterampilan tertentu.
  • 6. Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan.Garis-garis besar langkah demonstrasi diperlukan sebagai panduan untuk menghindari kegagalan.  Lakukan uji coba demonstrasi. Uji coba meliputi segala peralatan yang diperlukan. 2) Tahap Pelaksanaan Langkah Pembukaan  Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memerhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan.  Kemukakan tujuan apa yang harus dicapaioleh siswa.  Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan demonstrasi. 3) Langkah pelaksanaan demonstrasi  Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik memerhatikan demonstrasi.  Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan.  Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memerhatikan reaksi seluruh siswa.  Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu. 4) Langkah mengakhiri demonstrasi Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa mamahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakuan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya. Kelebihan: 1. Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab siswa disuruh langsung memerhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan. 2. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebabsiswa tak hanya mendengarkan, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi. 3. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran. 4. Perhatian siswa lebih dapat terpusatkan pada pelajaran yang diberikan, lebih mudah memahami apa yang dipelajari. 5. Memberi motivasi yang kuat untuk siswa agar lebih giat belajar. 6. Siswa dapat berpartisipasi aktif dan memperoleh pengalaman langsung.
  • 7. Kekurangan 1. Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang. Sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk menghasilkan pertunjukkan suatu proses tertentu, guru harus beberapa kali mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat memakan waktu yang banyak. 2. Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah. 3. Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk berkerja lebih profesional. Di samping itu demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa. 4. Bila waktu tidak tersedia cukup, maka demonstrasi akan berlangsung terputus- putus atau berjalan tergesa-gesa. c. Diskusi Langkah-langkah: Agar penggunaan diskusi berhasil dengan efektif, maka perlu di lakukan langkah- langkah sebagai berikut: 1) Langkah persiapan Hal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan diskusi di antarannya:  Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang bersifat umum maupun tujuan khusus. Tujuan yang ingin dicapai harus dipahami oleh siswa sebagai peserta diskusi. Tujuan yang jelas dapat dijadikan sebagai kontrol dalam pelaksanaan yang jelas dapat dijadikan sebagai kontrol dalam pelaksanaan.  Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Misalnya, apabila tujuan yang ingin dicapai adalah penambahan wawasan siswa tentang suatu persoalan, maka dapat digunakan diskusi panel; sedangkan jika yang diutamakan adaalah mengembangkan kemampuan siswa dalam mengembangkan gagasan, maka symposium dianggap sebagai jenis diskusi yang tepat.  Menetapkan masalah yang akan dibahas. Masalah dapat ditentukan dari isi materi pembelajaran atau masalah-masalah yang aktual yang terjadi di lingkungan masyarakat yang dihubungkan dengan materi pelajaran sesuai dengan bidang studi yang diajarkan.  Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan diskusi, misalnya ruang kelas dengan segala fasilitasnya, petugas-petugas diskusi seperti moderator, notulis, dan tim perumus, harus diperlukan. 2) Pelaksanaan diskusi Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan diskusi adalah:  Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat memengaruhi kelancaran diskusi.
  • 8.  Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi, misalnya menyajikan tujuan yang ingin dicapai serta aturan-aturan diskusi sesuai dengan jenis diskusi yang akan dilaksanakan.  Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan diskusi hendaklah memerhatikan suasana atau iklim belajar yang menyenangkan, misalnya tidak tegang, tidak saling menyudutkan dan lain sebagainya.  Mengendalikan pembicaraaan kepada pokok persoalan yang sedang dibahas. Hal ini sangat penting, sebab tanpa pengendalian biasanya arah pembahasan menjadi lebar dan tidak fokus. 3) Menutup diskusi Akhiri dari proses pembelajaran dengan menggunakan diskusi hendaklah dilakukan hal-hal sebagai berikut  Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai dengan hasil diskusi.  Mereview jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta sebagai umpan baik untuk perbaikan selanjutnya. Kelebihan: 1. Metode diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam memberikan gagasan dan ide-ide dan terobosan baru dalam pemecahan suatu masalah. 2. Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan; Melatih siswa utuk dapat mengemukakan pendapat, sikap dan aspirasinya secara bebas atau gagasan secara verbal. 3. Terjadi interaksi yang tinggi antara komunikator dan komunikasi. 4. Memotivasi atau memberi stimulasi kepada siswa agar berfikir kritis, mengeluarkan pendapatnya, serta menyumbangkan pikiran-pikirannya. 5. Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain, Memperluas wawasan, Membina untuk terbiasa musyawarah untuk mufakat dalam memecahkan suatu masalah. Kekurangan: 1. Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa yang memiliki keterampilan berbicara. 2. Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur. 3. Memerlukan waktu yang cukuppanjang, dan kadang-kadang tidak sesuai dengan yang direncanakan. 4. Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak terkontrol. Akibatnya, kadang-kadang ada pihak yang merasa tersinggung, sehingga dapat mengganggu iklim pembelajaran. 5. Tidak semua argumen bisa dilayani atau diajukan untuk dijawab. 6. Pada umumnya siswa tidak terlatih untuk melakukan diskusi dan menggunakan waktu diskusi dengan baik, maka kecenderungannya mereka tidak sanggup berdiskusi.
  • 9. d. Simulasi Langkah-langkah: 1) Persiapan simulasi  Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak di capai oleh simulasi.  Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan disimulasikan.  Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam simulasi, peranan yang harus dimainkan oleh para pemeran, serta waktu yang disediakan.  Guru memberikan kesempatan kepada siswa utuk bertanya khususnya pada siswa yang terlihat dalam pemeran simulasi. 2) Pelaksanaan simulasi  Simulasi mulai dimainkan oleh kelompok pemeran.  Para siswa lainnya mengikuti dengan penuh perhatian.  Guru hendaknya memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapat kesulitan.  Simulasi hendaknya dihentikan pada saat puncak. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong siswa berpikir dalam menyelesaikan masalah yang sedang disimulasikan. 3) Penutup  Melakukan diskusi baik tentang jalannya semulasi maupun materi yang disimulasikan. Guru harus mendorong agar siswa dapat memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses pelaksanaan simulasi.  Merumuskan kesimpulan. Kelebihan: 1. Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja. 2. Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui simulasi siswa diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topik yang disimulasikan. 3. Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa; meningkatkan gairah siswa dalam proses pembelajaran. 4. Mengurangi hal-hal yang verbalistik; menumbuhkan cara berfikir yang kritis. Kekurangan: 1. Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan alat hiburan, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan; Banyak orang meragukan hasilnya karena sering tidak diikutsertakan elemen-elemen penting. 2. Terlalu mahal biayanya. 3. Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi siswa dalam melakukan simulasi; Efektifitas dalam memajukan belajar siswa belum dapat dilaporkan oleh riset.
  • 10. 4. Menghendaki pengelompokan yang fleksibel; Menghendaki banyak imajinasi dari guru dan siswa; Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan di lapangan. e. Tugas dan Resitasi Langkah-langkah: 1. Fase Pemberian Tugas Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan; tujuan yang akan dicapai, jenis tugas dan tepat, sesuai dengan kemampuan siswa, ada petunjuk yang dapat membantu dan sediakan waktu yang cukup. 2. Langkah Pelaksanaan Tugas a) Diberikan bimbingan/pengawasan oleh guru. b) Diberikan dorongan sehingga anak mau melaksanakannya. c) Diusahakan atau dikerjakan oleh anak sendiri. d) Mencatat semua hasil yang diperoleh dengan baik dan sistematik. 3. Fase Pertanggungjawaban Tugas Hal yang perlu diperhatikan adalah: a) Laporan siswa baik lisan/tertulis dari apa yang telah dikerjakan. b) Ada tanya jawab dan diskusi. c) Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes atau nontes atau cara lainnya. Fase mempertanggungjawabkan tugas inilah yang disebut resitasi. Kelebihan: 1. Kelompok lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar individual. 2. Dapat mengembangkan kemandirian siswa di luar pengawasan guru; dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa; dapat mengembangkan kreativitas siswa. 3. Baik sekali untuk mengisi waktu luang dengan hal-hal yang konstruktif. 4. Memupuk rasa tanggung jawab dalam segala tugas sebab dalam strategi ini siswa harus mempertanggung jawabkan segala sesuatu (tugas) yang telah dikerjakan. 5. Memberikan kebiasaan siswa untuk giat belajar. Kekurangan: 1. Siswa sulit dikontrol, apakah benar ia yang mengerjakan tugas ataukah orang lain; tidak jarang pekerjaan yang ditugaskan itu diselesaikan dengan meniru pekerjaan orang lain. 2. Khusus untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan menyelesaikannya adalah anggota tertentu saja, sedangkan anggota lainnya tidak berpatisipasi dengan baik. 3. Sering memberikan tugas yang monoton (tidak bervariasi) dapat menimbulkan kebosanan siswa. 4. Karena perbedaan individu, maka tugas apabila diberikan secara umum mungkin beberapa orang diantaranya merasa sukar sedangkan sebagian lainnya merasa mudah menyelesaikan tugas tersebut.
  • 11. g. Tanya Jawab: Langkah-langkah:  Guru mengawali menanyakan sesuatu yang berkaitan dengan materi yang dibahas.  Siswa yang ditunjuk menjawab pertanyaan itu.  Bila jawaban yang diberikan oleh siswa kurang tepat atau salah, guru memberikan pertanyaan baru yang sifatnya menggiring pikiran siswa agar ia sadar bahwa jawaban yang diberikannya kurang tepat. Bila tetap tidak bisa menjawab dengan benar maka pertanyaan tersebut dilemparkan kepada siswa yang lain.  Bila siswa masih kesulitan mencari jawaban, maka guru membantu mencari jawaban dengan menunjukkan alat peraga yang relevan.  Bantuan kepada proses berpikir dapat pula berupa contoh-contoh kongkrit yang terdapat di masyarakat atau lingkungan.  Bila dengan bantuan tersebut siswa belum juga menjawab dengan tepat, guru memberi kesempatan kepada para siswa untuk bertanya jawab antar siswa.  Tanya jawab tersebut seringkali dilanjutkan dengan tanya jawab segi tiga, yaitu guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa.  Bila segala model tanya jawab tersebut menemui jalan buntu, dalam arti tidak ada satupun siswa yang menjawab pertanyaan dengan tepat, maka gurulah yang turun tangan menjawab pertanyaan itu yang biasanya dilengkapi dengan penjelasan yang cukup mendalam agar siswa benar-benar memahaminya. Kelebihan: 1. Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa, sekalipun ketika itu siswa sedang ribut, yang mengantuk kembali tegar dan hilang kantuknya. 2. Suasana kelas lebih hidup karena murid-murid berpikir aktif. 3. Merangsang siswa melatih dan mengembangkan daya pikir, termasuk daya ingat; mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat. 4. Guru dapat mengetahui penguasaan pelajar terhadap bahan yang telah disajikan. 5. Walaupun pelajaran berjalan agak lambat tetapi guru dapat melakukan kontrol terhadap pemahaman murid. Kekurangan: 1. Siswa merasa takut, apalagi bila guru kurang dapat mendorong siswa untuk berani, dengan menciptakan suasana yang tidak tegang, melainkan akrab. 2. Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan mudah dipahami siswa. 3. Dalam jumlah siswa yang banyak, tidak mungkin cukup waktu untuk memberikan pertanyaan kepada setiap siswa. 4. Hanya dikuasai oleh siswa yang pandai. 5. Kemungkinan timbul penyimpangan dari pokok persoalan.
  • 12. 6. Terjadi perbedaan pendapat/jawaban maka akan terjadi perdebatan sengit sehingga memakan waktu banyak untuk menyelesaikan, terkadang murid mengalahkan pendapat guru. h. Kerja Kelompok; Langkah-langkah: 1) Kegiatan Persiapan a) Merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. b) Menyiapkan materi pembelajaran dan menjabarkan materi tersebutkedalam tugas-tugas kelompok. c) Mengidentifikasi sumber-sumber yang akan menjadi sasaran kegiatankerja kelompok. d) Menyusun peraturan pembentukan kelompok, cara kerja, saatmemulai dan mengakhiri, dan tata tertib lainnya. 2) Kegiatan Pelaksanaan a) Kegiatan Membuka Pelajaran  Melaksanakan apersepsi, yaitu pertanyaan tentang materipelajaran sebelumnya.  Memotivasi belajar dengan mengemukakan kasus yang adakaitannya dengan materi pelajaran yang akan diajarkan.  Mengemukakan tujuan pelajaran dan berbagai kegiatan yang akandikerjakan dalam mencapai tujuan pelajaran itu. b) Kegiatan Inti Pelajaran  Mengemukakan lingkup materi pelajaran yang akan dipelajari.  Membentuk kelompok.  Mengemukakan tugas setiap kelompok kepada ketua kelompok atau langsung kepada semua siswa.  Mengemukakan peraturan dan tata tertib serta saat memulai danmengakhiri kegiatan kerja kelompok.  Mengawasi, memonitor, dan bertindak sebagai fasilitator selama siswa melakukan kerja kelompok.  Pertemuan klasikal untuk pelaporan hasil kerja kelompok,pemberian balikan dari kelompok lain atau dari guru. c) Kegiatan Mengakhiri Pelajaran  Meminta siswa merangkum isi pelajaran yang telah dikaji melaluikerja kelompok.  Melakukan evaluasi hasil dan proses.  Melaksanakan tindak lanjut baik berupa mengajari ulang materi yang belum dikuasai siswa maupun memberi tugas pengayaan bagi siswa yang telah menguasai materi tersebut. Kelebihan: 1. Para siswa lebih aktif tergabung dalam pelajaran mereka, lebih mudah diawasi dan dibimbing; Memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan kemampuan para siswa.
  • 13. 2. Dapat memberikan kesempatan pada para siswa untuk lebih menggunakan ketrampilan bertanya dalam membahas suatu masalah; Timbul rasa kesetiakawanan sosial antar kelompok/group yang dilandasi motivasi kerja sama untuk kepentingan dan kebaikan bersama. 3. Mengembangkan bakat kepemimpinan para siswa serta mengerjakan ketrampilan berdiskusi; Mempercepat penyelesaian pemecahan suatu problem, karena dipikirkan oleh beberapa orang secara bersama-sama. 4. Menumbuhkan rasa ingin maju dan mendorong anggota kelompok untuk tampil sebagai kelompok yang terbaik sehingga dengan demikian terjadilah persaingan yang sehat, untuk berlomba-lomba mencari kemajuan dan prestasi dalam kelompoknya. 5. Kemungkinan terjadi adanya transfer pengetahuan antar sesama dalam kelompok yang masing-masing dapat saling isi mengisi dan melengkapi kekurangan dan kelebihan antar mereka. 6. Pokok-pokok pikiran yang telah diperbincangkan dan dibahas dalam kelompok kecil, akan merupakan pendapat yang lebih matang dan dapat dipertanggungjawabkan, jika dibandingkan buah pikiran sendiri. Kekurangan: 1. Kerja kelompok terkadang hanya melibatkan para siswa yang mampu sebab mereka cakap memimpin dan mengarahkan mereka yang kurang. 2. Keberhasilan strategi ini tergantung kemampuan siswa memimpin kelompok atau untuk bekerja sendiri-sendiri; Sifat dan kemampuan individualitas kadang-kadang terasa diabaikan. 3. Persaingan yang tidak sehat akan terjadi manakala guru tidak dapat memberikan pengertian kepada siswa. Bahkan pembagian tugas yang dilakukan bukanlah dimaksudkan membeda-bedakan satu dengan yang lainnya dalam arti yang luas. 4. Bagi siswa yang tidak memiliki disiplin diri dan pemalas terbuka kemungkinan untuk pasif dalam kelompoknya, dan hal ini berpengaruh kepada aktivitas kelompok secara kolektif. 5. Jika tugas yang diberikan kepada kelompok masing-masing kemudian tidak diberikan batas-batas waktu tertentu, maka cenderung tugas tersebut diabaikan /terlupakan. i. Team Teaching Langkah-langkah: 1) Pengumpulan data Data disini adalah nilai siswa yang didapat dari hasil try out atau hasil ulangan semester satu, kemudian nilai tersebut dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu kelompok tinggi, kelompok sedang dan kelompok rendah, untuk siswa kelompok sedang tidak diberikan tambahan layanan intesif karena dianggap dalam posisi yang tidak mengkhawatirkan mereka dianggap mampu dalam mengerjakan soal- soal ujian, sedang kelompok tinggi dan kelompok rendah diberikan tambahan layanan intensif dengan pertimbangan, siswa kelompok tinggi diharapkan mampu memperoleh nilai maksimal bahkan nilai sempurna 10, hal ini memungkinkan karena bentuk soal ujian adalah multiple choice sedang kelompok rendah diharapkan bisa lulus dari batas nilai minimal yang distandarkan pemerintah.
  • 14. 2) Pre test Pada tahap ini pemberian pre test dimaksudkan untuk mengetahui materi- materi apa yang tidak dikuasai oleh siswa terutama materi essensial (materi yang sering muncul pada soal-soal UAN) sehingga guru dapat menyiapkan materi tersebut yang akan disampaikan melaui pembahasan atau latihan soal. 3) Treatment Pada kelompok rendah dibagi lagi menjadi sub kelompok yang terdiri dari delapan sampai sepuluh siswa untuk tujuan efektifitas. Karena kalau jumlah siswa terlalu banyak guru tidak dapat mengakomodasi dengan baik. Tiap sub kelompok di fasilitasi oleh seorang guru, mengerjakan soal dan mendiskusikannya besama- sama atau secara individu. Hal yang sama juga dilaksanakan pada kelompok tinggi. Kegiatan ini berlangsung selama tiga atau empat kali pertemuan. 4) Post test Setelah mendapatkan beberapa kali treatment siswa dilihat pencapaian prestasinya melalui pos test yang dilaksanakan untuk mengukur sejauh mana perolehan siswa setelah diberi treatment secara intensif dengan menggunakan metode Team Teaching apakah ada peningkatan atau tidak, berdasarkan pengalaman yang telah diterapkan oleh penulis, bahwa metode team teaching bisa meningkatkan perolehan nilai siswa dalam menghadapi ujian akhir nasional. Tentunya ini adalah salah satu dari sekian banyak metode yang diharapkan bisa dijadikan referensi oleh pembaca. Pada prinsipnya komitmen tinggi dan niat yang tulus dari seorang pendidik untuk meningkatkan kualitas pribadi adalah kunci keberhasilan dalam menciptakan generasi masa depan yang siap bersaing di era global. Kelebihan: 1. Team-teaching diharapkan dapat membangun budaya kemitraan yang positif diantara guru sehingga terjalin kerja sama (kolaborasi) dalam meningkatkan proses pembelajaran yang lebih baik. 2. Team-teaching dapat lebih mematangkan kegiatan perencanaan dan persiapan mengajar. Dua orang guru atau lebih bisa saling berdiskusi untuk menyusun perencanaan pembelajaran, sehingga dapat mengantisipasi berbagai kendala dalam pelaksanaan pembelajaran. 3. Team-teaching dapat menjamin pengawasan pembelajaran secara efektif. Dengan melibatkan lebih dari satu orang guru di dalam satu kelas, maka masing-masing siswa bisa mendapatkan perhatian yang cukup dalam memahami pelajaran yang diberikan. Hal ini membuat guru semakin peka terhadap situasi-situasi faktual di kelas. 4. Team-teaching dapat menjalin komunikasi yang intensif antar guru. Apabila team-teaching ini terdiri guru senior dan pemula, maka guru yang berpengalaman (senior) dapat membagi pengalamannya kepada guru pemula dan masing-masing juga saling melengkapi kekurangannya. Sehingga team-teaching ini secara tidak langsung bisa menjadi sarana pelatihan dan bimbingan bagi guru pemula yang baru dalam menjalankan tugasnya.
  • 15. 5. Dapat menjadi alternatif untuk memenuhi beban mengajar 24 jam dalam satu minggu; Tugas mengajar guru sedikit lebih ringan, sehingga cukup waktu untuk merencanakan persiapan mengajar yang lebih baik; Melalui metode sistem regu (team teaching) ini banyak menguntungkan, karena interaksi mengajar akan lebih lancar. Kekurangan: 1. Pelajaran menjadi tidak sistematis, apabila masing-masing berjalan sendiri-sendiri, dan tidak adanya koordinasi yang baik. Hal ini dapat berakibat membingungkan dan menyulitkan bagi siswa. 2. Bagi guru yang kurang disiplin, bila mendapatkan giliran bebas tugas, kemungkinan waktu tersebut hanya digunakan untuk beristirahat daripada membuat rencana pelajaran yang baik. 3. Kemungkinan bagi pembentukan (team teaching) hanya sekedar memperbincangkan faktor ekonomis dan administrasi pengajaran yang justru hal yang pokok. 4. Apabila tidak tercipta hubungan yang harmonis dan kerja sama yang kompak antar guru bidang studi, maka kemungkinan akan berakibat fatal bagi tercapainya tujuan pengajaran. 5. Kecenderungan sistem pengajaran modern menghendaki adanya pemisahan yang tugas spesialisasi dari masing-masing mata pelajaran. j. Latihan (Drill) Langkah-langkah:  Siswa diberi penjelasan mengenai manfaat dan tujuan latihan untuk membangkitkan motivasi belajar pada siswa agar latihan itu tidak bersifat verbal.  Latihan hendaknya dilakukan secara bertahap dimulai dari yang sederhana kemudian meningkat ke taraf yang lebih kompleks atau sulit.  Selama latihan berlangsung perhatikan bagian yang dirasa sulit oleh siswa.  Latihan pada bagian yang dianggap sulit hendaknya lebih intensif, dengan menggunakan alat pelajaran yang dapat membantu mengatasi kesulitan.  Perhatikan perbedaan individual siswa, kesulitan yang dialami siswa perlu mendapat perhatian khusus.  Jika suatu latihan telah dikuasai siswa taraf berikutnya adalah aplikasinya. Oleh karena itu diusahakan agar konsep yang dilatihkan ada hubungannya dengan kehidupan sehari-hari. Kelebihan: 1. Untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf, kata- kata atau kalimat, membuat alat-alat, menggunakan alat-alat (mesin permaianan dan atletik), dan terampil menggunakan peralatan olahraga; dan memperoleh kecakapan mental seperti dalam perkalian, menjumlahkan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda (simbol), dan sebagainya. 2. Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat, seperti hubungan huruf-huruf dalam ejaan, penggunaan simbol, membaca peta, dan sebagainya.
  • 16. 3. Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dan menambah ketepatan serta kecepatan pelaksanaan; membuat gerakan-gerakan yang kompleks, rumit, menjadi lebih otomatis. 4. Ketegasan dan keterampilan siswa meningkat atau lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari. 5. Peserta didik memperoleh ketangkasan dan kemahiran dalam melakukan sesuatu sesuai dengan yang dipelajarinya; Guru lebih mudah mengontrol dan membedakan mana peserta didik yang disiplin dalam belajarnya dan mana yang kurang dengan memperhatikan tindakan dan perbuatan peserta didik saat berlangsungnya pengajaran. Kekurangan: 1. Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton, mudah membosankan. 2. Sifat atau cara latihan kaku atau tidak fleksibel maka akan mengakibatkan penguasaan ketrampilan melalui inisiatif individu tidak akan dicapai; Membentuk kebiasaan yang kaku, artinya seolah-olah peserta didik melakukan sesuatu secara mekanis, dalam dalam memberikan stimulus peserta didik bertindak secara otomatis. 3. Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian. 4. Dapat menimbulkan verbalisme, terutama pengajaran yang bersifat menghapal. Dimana peserta didik dilatih untuk dapat menguasai bahan pelajaran secara hapalan dan secara otomatis mengingatkannya bila ada pertanyaan yang berkenaan dengan hapalan tersebut tanpa suatu proses berfikir secara logis. 5. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan, dimana peserta didik menyelesaikan tugas secara statis sesuai dengan apa yang diinginkan oleh guru. k. Karya wisata Langkah-langkah:  Perencanaan Karyawisata 1) Merumuskan tujuan karyawisata; 2) Menetapkan objek kayawisata sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai; 3) Menetapkan lamanya karyawisata; 4) Menyusun rencana belajar bagi siswa selama karyawisata; 5) Merencanakan perlengkapan belajar yang harus disediakan.  Pelaksanaan Karyawisata Fase ini adalah pelaksanaan kegiatan belajar di tempat karyawisata denganbimbingan guru.Kegiatan belajar ini harus diarahkan kepada tujuan yang telah ditetapkan pada fase perencanaan di atas.  Tindak Lanjut Pada akhir karyawisata siswa diminta laporannya baik lisan maupun tertulis, mengenai inti.
  • 17. Kelebihan: 1. Karyawisata memiliki prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran. 2. Membuat apa yang dipelajari di sekolah lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan di masyarakat; Dapat memberi kepuasan kepada para murid, karena dapatmelihat secara langsung obyek yang diamati. 3. Pengajaran serupa ini dapat lebih merangsang kreativitas siswa. 4. Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas dan aktual 5. Siswa dapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para petugas obyek karya wisata itu serta mengalami dan menghayati langsung. Hal mana tidak mungkin diperoleh disekolah, sehingga kesempatan tersebut dapat mengembangkan bakat khusus atau ketrampilan mereka. 6. Siswa dapat melihat kegiatan para petugas secara individu atau kelompok dan menghayatinya secara langsung yang akan memperdalam dan memperluas pengalaman mereka; dapat bertanya jawab menemukan sumber informasi yang pertama untuk memecahkan segala macam persoalan yang dihadapi. 7. Para murid bisa mempelajari sesuatu secara integral dankomprehensif. Kekurangan: 1. Fasilitas yang diperlukan dan biaya yang dipergunakan sulit untuk disediakan oleh siswa atau sekolah 2. Sangat memerlukan persiapan yang penjang dan perencanaan yang matang 3. Memerlukan koordinasi dengan guru serta bidang studi lain agar tak terjadi tumpang tindih waktu dan kegiatan selama karyawisata 4. Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi lebih prioritas daripada tujuan utama, sedang unsur studinya menjadi terabaikan 5. Sulit mengatur siswa yang banyak dalam perjalanan dan mengarahkan mereka kepada kegiatan studi yang menjadi permasalahan. 6. Memerlukan waktu yang cukup lama, apalagi kalau dilaksanakan terlalu sering dan jauh dari sekolah, sehingga dapat mengganggujadwal pelajaran. 7. Memerlukan pengawasan yang ketat agar siswa fokus kepadatugasnya. 8. Laporan hasil karya wisata biasanya diserahkan tidak tepat waktu.
  • 18. 3. a. Ekspositori Langkah-langkah: Ada beberapa langkah dalam penerapan strategi ekspositori, yaitu:  Persiapan (Preparation) Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran.Dalam strategi ekspositori, langkah persiapan merupakan langkah yang sangat penting.Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi ekspositori sangat tergantung pada langkah persiapan. Beberapa hal yang harus dilakukan dalam langkah persiapan di antaranya adalah: 1) Berikan sugesti yang positif dan hindari sugesti yang negatif. 2) Mulailah dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai. 3) Bukalah file dalam otak siswa.  Penyajian (Presentation) Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan. Guru harus dipikirkan guru dalam penyajian ini adalah bagaimana agar materi pelajaran dapat dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa. Karena itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan langkah ini, yaitu: 1) penggunaan bahasa, 2) intonasi suara, 3) menjaga kontak mata dengan siswa, dan 4) menggunakan joke-joke yang menyegarkan.  Korelasi (Correlation) Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah di- milikinya.Langkah korelasi dilakukan untuk memberikan makna terhadap materi pelajaran, baik makna untuk memperbaiki struktur pengetahuan yang telah dimilikinya maupun makna untuk meningkatkan kualitas kemampuan berpikir dan kemampuan motorik siswa.  Menyimpulkan (Generalization) Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti (core) dari materi pelajaran yang telah disajikan. Langkah menyimpulkan merupakan langkah yang sangat penting dalam strategi ekspositori, sebab melalui langkah menyimpulkan siswa akan dapat mengambil inti sari dari proses penyajian.  Mengaplikasikan (Application) Langkah aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah mereka menyimak penjelasan guru. Langkah ini merupakan langkah yang sangat penting dalam proses pembelajaran ekspositori, sebab melalui langkah ini guru akan dapat mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan pemahaman materi pelajaran oleh siswa. Teknik yang biasa dilakukan pada langkah ini di antaranya: 1) dengan membuat tugas yang relevan dengan materi yang telah disajikan, 2) dengan memberikan tes yang sesuai dengan materi pelajaran yang telah disajikan.
  • 19. Kelebihan: 1. Dengan strategi pembelajaran ekspositori guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran, ia dapat mengetahui sampai sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan. 2. Strategi pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas. 3. Melalui strategi pembelajaran ekspositori selain siswa dapat mendengar melalui penuturan (kuliah) tentang suatu materi pelajaran, juga sekaligus siswa bisa melihat atau mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi). 4. Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini bisa digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar. Kekurangan: 1. Hanya dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik. Untuk siswa yang tidak memiliki kemampuan seperti itu perlu digunakan strategi lain. 2. Strategi ini tidak mungkin melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan kemampuan, pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbedaan gayabelajar. 3. Sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis. 4. Keberhasilan sangat tergantung kepada apa yang dimiliki guru, seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri, semangat, antusiasme, motivasi, dan berbagai kemampuan seperti kemampuan bertutur (berkomunikasi), dan kemampuan mengelola kelas. Tanpa itu sudah dapat dipastikan proses pembelajaran tidak mungkin berhasil. 5. Gaya komunikasi strategi pembelajaran lebih banyak terjadi satu arah, maka kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa akan materi pembelajaran akan sangat terbatas pula. Komunikasi satu arah bisa mengakibatkan pengetahuan yang dimiliki siswa akan terbatas pada apa yang diberikan guru. b. PAKEM Langkah-langkah:  Memahami sifat yang dimiliki anak;  Mengenal anak secara perorangan;  Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar;  Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif dan kemampuan memecahkan masalah;  Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik;  Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar;  Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar;  Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental. Dengan ini, diharapkan guru mampu melaksanakan model PAKEM yang tepat dan sesuai.
  • 20. Kelebihan: 1. Guru tidak hanya monoton saja dalam menyampaikan materinya, namun dapat bervariatif dan lebih kreatif dalam menampilkan berbagai hal materi kepada siswanya. Begitu pula dengan keadaan peserta didik akan lebih enjoydalam menangkap materi, mengikuti pelajarannya tidak mudah bosan dan suntuk. 2. Siswa selalu termotivasi akan lebih giat untuk meraih prestasi yang cerah, gemilang, penuh antusias. 3. Guru lebih dekat dengan siswa karena dengan prinsip PAKEM, maka guru selalu menjadi inspirator dan motivator bagi mereka tentunya lebih mengenal masing- masing individu. 4. Peserta didik dapat lebih mengembangkan dirinya; dan dapat memecahkan permasalahan dengan memanfaatkan lingkungan sekitarnya. 5. Mental dan fisik peserta didik akan terasah secara optimal. Kekurangan: 1. PAKEM menuntut seorang guru untuk aktif dan kreatif dalam mengembangkan ilmu dan wawasannya, sehingga mampu memberikan inspirasi dan motivasi siswa untuk belajar dan mengembangkan kreativitasnya. 2. Pembelajaran ini tidak hanya membutuhkan penguasaan terhadap materi secara verbal, namun juga membutuhkan daya kreativitas yang tinggi untuk mempermudah belajar siswa. 3. Guru harus mengubah pandangan bahwa belajar hanyalah ritual yang membosankan. Sebab, PAKEM juga memperhatikan bakat, minat dan modalitas belajar siswa, bukan semata potensi akademiknya saja. 4. Guru harus menyiapkan pembelajaran yang lebih dari sekedar ceramah, maka dibutuhkan alat dan bahan yang lebih pula untuk melaksanakan pembelajaran tersebut; dan harus bisa mengcover semua kebutuhan siswa baik dari segi mental maupun fisik. c. Jigsaw Langkah-langkah:  Siswa dikelompokkan ke dalam 4-5 anggota tim.  Tiap timdiberi bagian materi yang berbeda.  Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan.  Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka.  Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh.  Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.  Guru memberi evaluasi/kompetensi.  Penutup.
  • 21. Kelebihan: 1. Mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar,karena sudah ada kelompok ahli yang bertugas menjelaskan materi kepada rekan-rekannya. 2. Pemerataan penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat. 3. Metode pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk lebih aktif dalam berbicara dan berpendapat. 4. Dapat mengembangkan hubungan antar pribadi di antara siswa yang memiliki kemampuan belajar yang berbeda; Menerapkan bimbingan sesama teman. 5. Rasa harga diri siswa yang lebih tinggi; sikap apatis berkurang; pemahaman materi lebih mendalam. Kekurangan: a. Siswa yang aktif akan lebih mendominasi diskusi, dan cenderung mengontrol jalannya diskusi. Untuk mengantisipasi masalah ini guru harus benar-benar memperhatikan jalannya diskusi. Guru harus menekankan agar para anggota kelompok menyimak terlebih dahulu penjelasan dari tenaga ahli. Kemudian baru mengajukan pertanyaan apabila tidak mengerti. b. Siswa yang memiliki kemampuan membaca dan berpikir rendah akan mengalami kesulitan untuk menjelaskan materi apabila ditunjuk sebagai tenaga ahli. Untuk mengantisipasi hal ini guru harus memilih tenaga ahli secara tepat, kemudian memonitor kinerja mereka dalam menjelaskan materi, agar materi dapat tersampaikan secara akurat. c. Siswa yang cerdas cenderung merasa bosan. Untuk mengantisipasi hal ini guru harus pandai menciptakan suasana kelas yang menggairahkan agar siswa yang cerdas tertantang untuk mengikuti jalannya diskusi. d. Inkuiri Langkah-langkah: Secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan strategi dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:  Orientasi Langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Langkah orientasi merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan startegi ini sangat tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah, tanpa kemauan dan kemampuan itu tak mungkin proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar.  Merumuskan Masalah Langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka- teki.Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu.Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa
  • 22. didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam strategi inkuiri, oleh sebab itu melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir.  Merumuskan Hipotesis Jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji.Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya.Perkiraan sebagai hipotesis bukan sembarang perkiraan, tetapi harus memiliki landasan berpikir yang kokoh, sehingga hipotesis yang dimunculkan itu bersifat rasional dan logis. Kemampuan berpikir logis itu sendiri akan sangat dipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang dimiliki serta keluasan pengalaman. Dengan demikian, setiap individu yang kurang mempunyai wawasan akan sulit mengembangkan hipotesis yang rasional dan logis.  Mengumpulkan Data Aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Karena itu, tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.Sering terjadi kemacetan berinkuiri adalah manakala siswa tidak apresiatif terhadap pokok permasalahan.Tidak apresiatif itu biasanya ditunjukkan oleh gejala-gejala ketidakgairahan dalam belajar.Manakala guru menemukan gejala-gej ala semacam ini, maka guru hendaknya secara terus- menerus memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar melalui penyuguhan berbagai jenis pertanyaan secara merata kepada seluruh siswa sehingga mereka terangsang untuk berpikir.  Menguji Hipotesis Proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Dalam menguji hipotesis yang terpenting adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan.Di samping itu, menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.  Merumuskan Kesimpulan Proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan gong-nya dalam proses pembelajaran. Sering terjadi, karena banyaknya data yang diperoleh, menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan tidak fokus pada masalah yang hendak dipecahkan.Karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswadata mana yang relevan.
  • 23. Kelebihan: 1. Menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.Dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka. 2. Dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. 3. Melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar. 4. Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata, artinya siswa yang memiliki kemampuan belajar baik tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar. Kekurangan: 1. Jika strategi ini digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa; Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar. 2. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan. 3. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka startegi ini akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru. 4. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung, peran siswa dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan membimbing siswa untuk belajar. e. CTL Langkah-langkah: Secara garis besar, langkah-langkah yang harus ditempuh dalam CTL adalah sebagai berikut.  Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.  Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.  Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.  Ciptakan masyarakat belajar.  Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.  Lakukan refleksi di akhir pertemuan.  Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.
  • 24. Kelebihan: 1. Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan. 2. Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena metode pembelajaran CTL menganut aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui ”mengalami” bukan ”menghafal”. Kekurangan: 1. Guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam metode CTL, guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan pengetahuan dan ketrampilan yang baru bagi siswa. Siswa dipandang sebagai individu yang sedang berkembang. Kemampuan belajar seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan keluasan pengalaman yang dimilikinya. Dengan demikian, peran guru bukanlah sebagai instruktur atau ”penguasa” yang memaksa kehendak melainkan guru adalah pembimbing siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan tahap perkembangannya. 2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide–ide dan mengajak siswa agar dengan menyadari dan dengan sadar menggunakan strategi–strategi mereka sendiri untuk belajar. Namun dalam konteks ini guru memerlukan perhatian dan bimbingan yang ekstra terhadap siswa agar tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang diterapkan semula. f. TGT(Teams Games Tournament) Langkah-langkah:  Mengajar: Guru menyampaikan materi.  Belajar kelompok: siswa belajar dengan menggunakan lembar kerja dalam kelompok untuk menguasai materi.  Turnamen: siswa memainkan pertandingan akademik dalam regu yang berkemampuan homogen, masing-masing meja turnamen berisi 3 anggota.  Penghargaan kelompok: skor kelompok dihitung berdasarkan skor anggota kelompok turnamen, dan kelompok baru diakui bila dapat melampaui kriteria minimal. Kelebihan: 1. Melatih siswa untuk bekerjasama dalam kelompok diskusi. 2. Suasana belajar nyaman, menyenangkan dan kondusif.
  • 25. 3. Tercipta suasana kompetisi antara kelompok diskusikecil. 4. Melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status; peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan penguatan. 5. Aktifitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. Kekurangan: 1. Tidak efisien waktu; Penggunaan waktu yang relatif lama dan biaya yang besar. 2. Hanya dilaksanakan pada luang waktu selasai UAS. 3. Belajarnya kurang efektif karena hanya bersifat games. 4. Pembelajaran kooperatif tipe TGT sulit dilaksanakan jika kemampuan guru sebagai motivator dan fasilitator kurang memadai atau sarana yang tidak cukup tersedia. g. Problem Solving Langkah-langkah:  Ada masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh dari siswa sesuai dengan taraf kemampuannya.  Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Misalnya, dengan jalan membaca buku-buku, meneliti, bertanya dan lain- lain.  Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban ini tentu saja didasarkan kepada data yang telah diperoleh, pada langkah kedua di atas.  Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini siswa harus berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin bahwa jawaban tersebut itu betul-betul cocok. Apakah sesuai dengan jawaban sementara atau sama sekali tidak sesuai. Untuk menguji kebenaran jawaban ini tentu saja diperlukan metode- metode lainnya seperti demonstrasi, tugas, diskusi, dan lain-lain.  Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sampai kepada kesimpulan ter-akhir tentang jawaban dari masalah tadi. Kelebihan: 1. Metode ini dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dengan dunia kerja. 2. Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil, apabila menghadapi permasalahan di dalam kehidupan dalam keluarga, bermasyarakat, dan bekerja kelak, suatu kemampuan yang sangat bermakna bagi kehidupan manusia. 3. Metode ini merangsang pengembangan kemampuan berfikir siswa secara kreatif dan menyeluruh, karena dalam proses belajarnya, siswa banyak melakukan
  • 26. mental dengan menyoroti permasalahan dari berbagai segi dalam rangka mencari pemecahannya. 4. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan; berpikir dan bertindak kreatif; memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis; mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan; menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan. 5. Pemecahan masalah (problem solving) merupakan teknik yang cukup bagus untuk memahami isi pelajaran; dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan siswa kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa; dapat meningkatkan aktifitas pembelajaran siswa; dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata. 6. Melalui pemecahan masalah (problem solving) bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran, pada dasarnya merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja. 7. Pemecahan masalah (problem solving) dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa; dapat mengembangkan kemampuan siswa berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru; dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir. Kekurangan: 1. Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berfikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa, sanagat memerlukan kemmpuan dan keterampilan guru. Sering orang beranggapan keliru bahwa metode pemecahan masalah hanya cocok untuk SLTP, SLTA, dan PT saja. Padahal untuk siswa SD sederajat bjuga bias dilakukan dengan tingkat kesulitan permasalahan yang sesuai dengan taraf kemampuan berfikir anak 2. Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misal terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut. 3. Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain. 4. Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berpikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa, sangat memerlukan kemampuan dan keterampilan guru. 5. Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berpikir memecahkan permasalahan sendiri atau kelompok, yang kadang-kadang memerlukan berbagai sumber belajar, merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa.
  • 27. DAFTAR PUSTAKA  http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pendekatan-strategi-metode-teknik- dan-model-pembelajaran  http://naidra.student.fkip.uns.ac.id/?p=375/  http://blog.elearning.unesa.ac.id/m-saikhul-arif/tugas-makalah-1-pengertian-strategi- metode-teknik-dan-taktik  http://zonainfosemua.blogspot.com/2011/01/pengertian-kelebihan-dan- kekurangan.html  http://dewin221106.blogspot.com/2010/05/contoh-contoh-pendekatan- pembelajaran.html  http://blog.elearning.unesa.ac.id/m-saikhul-arif/tugas-makalah-1-pengertian-strategi- metode-teknik-dan-taktik  http://www.masbied.com/2012/03/05/langkah-langkah-pelaksanaan-metode-tugas- kelompok/  http://muhammadirfani.wordpress.com/2009/03/31/team-teaching-sebagai- implementasi-penerapan-lesson-study/  http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/28/team-teaching/  http://rumahdesakoe.blogspot.com/2011/05/model-pembelajaran-demonstrasi.html  http://rumahdesakoe.blogspot.com/2011/05/model-pembelajaran-jigsaw-model- tim.html  http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/03/strategi-pembelajaran.html  http://www.psb-psma.org/content/blog/pengertian-pendekatan-strategi-metode-teknik- taktik-dan-model-pembelajaran  http://belajarpsikologi.com/macam-macam-metode-pembelajaran/  http://alitadisanjaya.blogspot.com/2011/03/team-teaching-mengajar- berkelompok.html  http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2009913-strategi-pembelajaran- konstekstual-teaching-learning/  http://www.anneahira.com/strategi-pembelajaran-18416.htm  http://arisandi.com/kumpulan-metode-pempbelajaran/