1. Soal:
1. Jelaskan dan beri contoh:
a. Model Pembelajaran;
b. Strategi Pembelajaran;
c. Metode Pembelajaran;
d. Pendekatan Pembelajaran;
e. Teknik Pembelajaran;
f. Taktik Pembelajaran.
2. Jelaskan langkah-langkah serta kelebihan dan kekurangan dari metode:
a. Ceramah;
b. Demonstrasi;
c. Diskusi;
d. Simulasi;
e. Tugas dan Resitasi;
f. Tanya Jawab;
g. Kerja Kelompok;
h. Team Teching;
i. Latihan (Drill);
j. Karya Wisata.
3. Jelaskan langkah-langkah serta kelebihan dan kekurangan dari strategi pembelajaran:
a. Ekspositori;
b. PAKEM;
c. Jigsaw;
d. Inkuiri;
e. CTL;
f. TGT;
g. Problem Solving.
2. Jawab:
1. a. Model Pembelajaran:adalah suatu konsepsi untuk mengajar suatu materi dalam
mencapai tujuan tertentu.Merupakan salah satu komponen utama dalam menciptakan
suasana belajar yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan (PAKEM).Menurut
Richard I Arends: Model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan,
termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap kegiatan di dalam
pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengolahan kelas.
Contoh: Model pembelajaran kooperatif, Model pembelajaran konstektual, Model
pembelajaran berbasis masalah, Model pembelajaran langsung, Model pembelajaran
konstruktivisme, Model pembelajaran matematika realistik, dll.
b. Strategi Pembelajaran: adalah suatu kegiatan pembelajaran yang dikerjakan guru dan
siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.Rencana tindakan
(rangkaian kegiatan) yang termasuk juga penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai
sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti bahwa di dalam penyusunan suatu
strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan.
Contoh:Ekpositori, Inkuiri, Kontekstual, Kooperatif, Kuantum, dll.
c. Metode Pembelajaran: adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan
rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
Contoh: Metode ceramah, Metode tanya jawab, Metode diskusi, Metode kerja kelompok,
Metode pemberian tugas, Metode eksperimen, Metode simulasi, Metode jigsaw, Metode
demonstrasi, Metode pembelajaran unit, dll.
d. Pendekatan Pembelajaran: adalah titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya
masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari
metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
Contoh:Aswan Zain, et al (2006) memberikan contoh pendekatan, yaitu: pendekatan
individual: pendekatan yang dilakukan oleh guru dengan memahami karakter atau watak
dari setiap siswa. Karakter siswa dalam sebuah kelas tentu berbeda-beda.Agar benar-benar
memahami karakter siswa ini, guru harus melakukan pendekatan secara individu. Dengan
pendekatan ini, guru akan lebih mudah memahami karakter siswa, disamping juga
persoalan kesulitan belajar siswa lebih mudah dipecahkan, meskipun terkadang
pendekatan kelompok diperlukan.
e. Teknik Pembelajaran: adalah cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
Contoh: Teknik Bermain peran, Teknik soal jawab, Teknik inkuiri, Teknik kuis, Teknik
forum, Teknik perbincangan, Teknik permainan, Teknik kooperatif, Teknik projek, Teknik
penyelesaian masalah, Teknik dapatan.
3. f. Taktik Pembelajaran: adalahgayaseseorang dalam melaksanakan metode atau teknik
pembelajaran tertentu yang sifatnya individual.
Contoh: ada dua orang yang sama-sama menggunakan metode ceramah dalam situasi yang
sama maka bisa dipastikan mereka akan melakukannya secara berbeda. dalam
penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena dia memiliki
sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor,
tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat
menguasai bidang itu.
4. 2. a. Ceramah
Langkah-langkah:
1) Tahap persiapan
Merumuskan tujuan yang ingin dicapai.
Menentukan pokok-pokok materi yang akan diceramahkan.
Mempersiapkan alat bantu.
2) Tahap pelaksanaan
a) Langkah pembuka
Keberhasilan pelaksanaan ceramah sangat ditentukan oleh langkah ini.Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam langkah pembukaan ini.
Yakin bahwa siswa memahami tujuan yang akan dicapai.
Melakukan langkah apersepsi, yaitu langkah menghubungkan materi pelajaran
yang lalu dengan materi pelajaran yang akan disampaikan.
b) Langkah penyajian
Agar ceramah kita berkualitas sebagai metode pembelajaran, maka guru harus
menjaga perhatian siswa agar tetap terarah pada materi pembelajaran yang sedang
disampaikan.
Menjaga kontak mata secara terus-menerus dengan siswa.
Gunakan bahasa yang komunikatif dan mudah dicerna oleh siswa.
Sajikan materi pembelajaran secara sistematis, tidak meloncat-loncat agar
mudah ditangkap oleh siswa.
Tampilah respons siswa dengan segera. Artinya, sekecil apapun respons siswa
harus kita tanggapi.
Jagalah agar kelas tetap kondusif dan menggairahkan untuk belajar.
c) Langkah mengakhiri atau penutup ceramah.
Ceramah harus ditutup agar materi pelajaran yang sudah dipahami dan dikuasai
siswa tidak terbang kembali. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk keperluan
tersebut di antaranya:
Membimbing siswa untuk menarik kesimpulan atau merangkum materi
pelajaran yang baru saja disampaikan.
Merangsang siswa untuk dapat menanggapi atau memberi semacam ulasan
tentang materi pembelajaran yang telah disampaikan.
Melakukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa menguasai materi
pembelajaran yang baru saja disampaikan.
Kelebihan :
1. Guru mudah menguasai kelas; Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar;Mudah
mempersiapkan dan melaksanakannya; Guru mudah menerangkan pelajaran
dengan baik; Lebih ekonomis dalam hal waktu; Konsep yang disajikan secara
hirarki akan memberikan fasilitas belajar kepada siswa; Membantu siswa untuk
mendengar secara akurat, kritis, dan penuh perhatian.
2. Merupakan metode yang „murah‟ dan „mudah‟ untuk dilakukan. Murah dalam hal
ini dimaksudkan proses ceramah tidak memerlukan peralatan-peralatan yang
lengkap, berbeda dengan metode yang lain seperti demonstrasi atau peragaan.
5. Sedangkan mudah, memang ceramah hanya mengandalkan suara guru, dengan
demikian tidak terlalu memerlukan persiapan yang rumit.
3. Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya, materi pelajran
yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-pokoknya oleh guru dalam
waktu yang singkat.
4. Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan. Artinya,
guru dapat mengatur pokok-pokok materi yang mana yang perlu ditekankan
sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
5. Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih
sederhana. Tidak memerlukan setting kelas yang beragam, atau tidak memerlukan
persiapan-persiapan yang rumit. Asal siswa dapat menempati tempat duduk untuk
mendengarkan guru, maka ceramah sudah dapat dilakukan.
Kekurangan :
1. Yang visual menjadi rugi, dan yang auditif (mendengarkan) yang benar-benar
menerimanya.Pengetahuan yang diperoleh melaui ceramah lebih cepat
terlupakan. Menyebabkan belajar siswa menjadi “Belajar Menghafal”.
2. Guru lebih aktif sedangkan murid pasif karena perhatian hanya terpusat pada
guru saja.Murid seakan diharuskan mengikuti segala apa yang disampaikan oleh
guru, karena guru dianggap selalu benar.
3. Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya
verbalisme. Verbalisme adalah: “penyakit” yang dalam proses penyajiannya,
guru hanya mengandalkan auditifnya. Disadari bahwa setiap siswa memiliki
kemampuan yang tidak sama, termasuk dalam ketajaman menangkap materi
pembelajaran melalui pendengarannya.
4. Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah sering
dianggap sebagai metode yang membosankan. Sering terjadi, walaupun secara
fisik siswa ada di dalam kelas, namun secara mental siswa sama sekali tidak
mengikuti jalannya proses pebelajaran; pikirannya melayang ke mana-mana,
atau siswa mengantuk, oleh gaya bertutur guru yang tidak menarik.
5. Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah
mengerti apa yang dijelaskan atau belum. Walaupun ketika siswa diberi
kesepatan untuk bertanya, dan tidak ada seorang pun yang bertanya, semua itu
tidak menjamin seluruhnya sudah paham.
b. Demonstrasi
Langkah-langkah:
1) Tahap Persiapan
Padatahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan:
Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi
berakhir tujuan ini meliputi beberapa aspek seperti aspek pengetahuan, sikap,
atau keterampilan tertentu.
6. Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan
dilakukan.Garis-garis besar langkah demonstrasi diperlukan sebagai panduan
untuk menghindari kegagalan.
Lakukan uji coba demonstrasi. Uji coba meliputi segala peralatan yang
diperlukan.
2) Tahap Pelaksanaan
Langkah Pembukaan
Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memerhatikan
dengan jelas apa yang didemonstrasikan.
Kemukakan tujuan apa yang harus dicapaioleh siswa.
Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa
ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan
demonstrasi.
3) Langkah pelaksanaan demonstrasi
Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk
berpikir, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki
sehingga mendorong siswa untuk tertarik memerhatikan demonstrasi.
Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang
menegangkan.
Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan
memerhatikan reaksi seluruh siswa.
Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut
sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.
4) Langkah mengakhiri demonstrasi
Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan
memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan
demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk
meyakinkan apakah siswa mamahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain
memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakuan evaluasi
bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.
Kelebihan:
1. Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab
siswa disuruh langsung memerhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.
2. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebabsiswa tak hanya mendengarkan,
tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
3. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk
membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih
meyakini kebenaran materi pembelajaran.
4. Perhatian siswa lebih dapat terpusatkan pada pelajaran yang diberikan, lebih
mudah memahami apa yang dipelajari.
5. Memberi motivasi yang kuat untuk siswa agar lebih giat belajar.
6. Siswa dapat berpartisipasi aktif dan memperoleh pengalaman langsung.
7. Kekurangan
1. Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang. Sebab tanpa
persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan
metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk menghasilkan
pertunjukkan suatu proses tertentu, guru harus beberapa kali mencobanya
terlebih dahulu, sehingga dapat memakan waktu yang banyak.
2. Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai
yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal
dibandingkan dengan ceramah.
3. Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus,
sehingga guru dituntut untuk berkerja lebih profesional. Di samping itu
demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk
keberhasilan proses pembelajaran siswa.
4. Bila waktu tidak tersedia cukup, maka demonstrasi akan berlangsung terputus-
putus atau berjalan tergesa-gesa.
c. Diskusi
Langkah-langkah:
Agar penggunaan diskusi berhasil dengan efektif, maka perlu di lakukan langkah-
langkah sebagai berikut:
1) Langkah persiapan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan diskusi di antarannya:
Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang bersifat umum
maupun tujuan khusus. Tujuan yang ingin dicapai harus dipahami oleh siswa
sebagai peserta diskusi. Tujuan yang jelas dapat dijadikan sebagai kontrol
dalam pelaksanaan yang jelas dapat dijadikan sebagai kontrol dalam
pelaksanaan.
Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai. Misalnya, apabila tujuan yang ingin dicapai adalah penambahan
wawasan siswa tentang suatu persoalan, maka dapat digunakan diskusi panel;
sedangkan jika yang diutamakan adaalah mengembangkan kemampuan siswa
dalam mengembangkan gagasan, maka symposium dianggap sebagai jenis
diskusi yang tepat.
Menetapkan masalah yang akan dibahas. Masalah dapat ditentukan dari isi
materi pembelajaran atau masalah-masalah yang aktual yang terjadi di
lingkungan masyarakat yang dihubungkan dengan materi pelajaran sesuai
dengan bidang studi yang diajarkan.
Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan
diskusi, misalnya ruang kelas dengan segala fasilitasnya, petugas-petugas
diskusi seperti moderator, notulis, dan tim perumus, harus diperlukan.
2) Pelaksanaan diskusi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan diskusi adalah:
Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat memengaruhi kelancaran
diskusi.
8. Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi, misalnya menyajikan
tujuan yang ingin dicapai serta aturan-aturan diskusi sesuai dengan jenis
diskusi yang akan dilaksanakan.
Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan. Dalam
pelaksanaan diskusi hendaklah memerhatikan suasana atau iklim belajar yang
menyenangkan, misalnya tidak tegang, tidak saling menyudutkan dan lain
sebagainya.
Mengendalikan pembicaraaan kepada pokok persoalan yang sedang dibahas.
Hal ini sangat penting, sebab tanpa pengendalian biasanya arah pembahasan
menjadi lebar dan tidak fokus.
3) Menutup diskusi
Akhiri dari proses pembelajaran dengan menggunakan diskusi hendaklah
dilakukan hal-hal sebagai berikut
Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai dengan hasil
diskusi.
Mereview jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta
sebagai umpan baik untuk perbaikan selanjutnya.
Kelebihan:
1. Metode diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam
memberikan gagasan dan ide-ide dan terobosan baru dalam pemecahan suatu
masalah.
2. Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap
permasalahan; Melatih siswa utuk dapat mengemukakan pendapat, sikap dan
aspirasinya secara bebas atau gagasan secara verbal.
3. Terjadi interaksi yang tinggi antara komunikator dan komunikasi.
4. Memotivasi atau memberi stimulasi kepada siswa agar berfikir kritis,
mengeluarkan pendapatnya, serta menyumbangkan pikiran-pikirannya.
5. Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain, Memperluas wawasan,
Membina untuk terbiasa musyawarah untuk mufakat dalam memecahkan suatu
masalah.
Kekurangan:
1. Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa yang
memiliki keterampilan berbicara.
2. Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi
kabur.
3. Memerlukan waktu yang cukuppanjang, dan kadang-kadang tidak sesuai dengan
yang direncanakan.
4. Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang
tidak terkontrol. Akibatnya, kadang-kadang ada pihak yang merasa tersinggung,
sehingga dapat mengganggu iklim pembelajaran.
5. Tidak semua argumen bisa dilayani atau diajukan untuk dijawab.
6. Pada umumnya siswa tidak terlatih untuk melakukan diskusi dan menggunakan
waktu diskusi dengan baik, maka kecenderungannya mereka tidak sanggup
berdiskusi.
9. d. Simulasi
Langkah-langkah:
1) Persiapan simulasi
Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak di capai oleh
simulasi.
Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan disimulasikan.
Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam simulasi, peranan yang
harus dimainkan oleh para pemeran, serta waktu yang disediakan.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa utuk bertanya khususnya pada
siswa yang terlihat dalam pemeran simulasi.
2) Pelaksanaan simulasi
Simulasi mulai dimainkan oleh kelompok pemeran.
Para siswa lainnya mengikuti dengan penuh perhatian.
Guru hendaknya memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapat
kesulitan.
Simulasi hendaknya dihentikan pada saat puncak. Hal ini dimaksudkan untuk
mendorong siswa berpikir dalam menyelesaikan masalah yang sedang
disimulasikan.
3) Penutup
Melakukan diskusi baik tentang jalannya semulasi maupun materi yang
disimulasikan. Guru harus mendorong agar siswa dapat memberikan kritik dan
tanggapan terhadap proses pelaksanaan simulasi.
Merumuskan kesimpulan.
Kelebihan:
1. Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi
yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun
menghadapi dunia kerja.
2. Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui simulasi
siswa diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topik yang
disimulasikan.
3. Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa; meningkatkan
gairah siswa dalam proses pembelajaran.
4. Mengurangi hal-hal yang verbalistik; menumbuhkan cara berfikir yang kritis.
Kekurangan:
1. Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan alat hiburan, sehingga
tujuan pembelajaran menjadi terabaikan; Banyak orang meragukan hasilnya
karena sering tidak diikutsertakan elemen-elemen penting.
2. Terlalu mahal biayanya.
3. Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi siswa dalam
melakukan simulasi; Efektifitas dalam memajukan belajar siswa belum dapat
dilaporkan oleh riset.
10. 4. Menghendaki pengelompokan yang fleksibel; Menghendaki banyak imajinasi
dari guru dan siswa; Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu
tepat dan sesuai dengan kenyataan di lapangan.
e. Tugas dan Resitasi
Langkah-langkah:
1. Fase Pemberian Tugas
Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan; tujuan yang
akan dicapai, jenis tugas dan tepat, sesuai dengan kemampuan siswa, ada
petunjuk yang dapat membantu dan sediakan waktu yang cukup.
2. Langkah Pelaksanaan Tugas
a) Diberikan bimbingan/pengawasan oleh guru.
b) Diberikan dorongan sehingga anak mau melaksanakannya.
c) Diusahakan atau dikerjakan oleh anak sendiri.
d) Mencatat semua hasil yang diperoleh dengan baik dan sistematik.
3. Fase Pertanggungjawaban Tugas
Hal yang perlu diperhatikan adalah:
a) Laporan siswa baik lisan/tertulis dari apa yang telah dikerjakan.
b) Ada tanya jawab dan diskusi.
c) Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes atau nontes atau cara lainnya.
Fase mempertanggungjawabkan tugas inilah yang disebut resitasi.
Kelebihan:
1. Kelompok lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar individual.
2. Dapat mengembangkan kemandirian siswa di luar pengawasan guru; dapat
membina tanggung jawab dan disiplin siswa; dapat mengembangkan kreativitas
siswa.
3. Baik sekali untuk mengisi waktu luang dengan hal-hal yang konstruktif.
4. Memupuk rasa tanggung jawab dalam segala tugas sebab dalam strategi ini siswa
harus mempertanggung jawabkan segala sesuatu (tugas) yang telah dikerjakan.
5. Memberikan kebiasaan siswa untuk giat belajar.
Kekurangan:
1. Siswa sulit dikontrol, apakah benar ia yang mengerjakan tugas ataukah orang
lain; tidak jarang pekerjaan yang ditugaskan itu diselesaikan dengan meniru
pekerjaan orang lain.
2. Khusus untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan
menyelesaikannya adalah anggota tertentu saja, sedangkan anggota lainnya tidak
berpatisipasi dengan baik.
3. Sering memberikan tugas yang monoton (tidak bervariasi) dapat menimbulkan
kebosanan siswa.
4. Karena perbedaan individu, maka tugas apabila diberikan secara umum mungkin
beberapa orang diantaranya merasa sukar sedangkan sebagian lainnya merasa
mudah menyelesaikan tugas tersebut.
11. g. Tanya Jawab:
Langkah-langkah:
Guru mengawali menanyakan sesuatu yang berkaitan dengan materi yang dibahas.
Siswa yang ditunjuk menjawab pertanyaan itu.
Bila jawaban yang diberikan oleh siswa kurang tepat atau salah, guru
memberikan pertanyaan baru yang sifatnya menggiring pikiran siswa agar ia
sadar bahwa jawaban yang diberikannya kurang tepat. Bila tetap tidak bisa
menjawab dengan benar maka pertanyaan tersebut dilemparkan kepada siswa
yang lain.
Bila siswa masih kesulitan mencari jawaban, maka guru membantu mencari
jawaban dengan menunjukkan alat peraga yang relevan.
Bantuan kepada proses berpikir dapat pula berupa contoh-contoh kongkrit yang
terdapat di masyarakat atau lingkungan.
Bila dengan bantuan tersebut siswa belum juga menjawab dengan tepat, guru
memberi kesempatan kepada para siswa untuk bertanya jawab antar siswa.
Tanya jawab tersebut seringkali dilanjutkan dengan tanya jawab segi tiga, yaitu
guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa.
Bila segala model tanya jawab tersebut menemui jalan buntu, dalam arti tidak ada
satupun siswa yang menjawab pertanyaan dengan tepat, maka gurulah yang turun
tangan menjawab pertanyaan itu yang biasanya dilengkapi dengan penjelasan
yang cukup mendalam agar siswa benar-benar memahaminya.
Kelebihan:
1. Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa, sekalipun ketika itu
siswa sedang ribut, yang mengantuk kembali tegar dan hilang kantuknya.
2. Suasana kelas lebih hidup karena murid-murid berpikir aktif.
3. Merangsang siswa melatih dan mengembangkan daya pikir, termasuk daya ingat;
mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan
mengemukakan pendapat.
4. Guru dapat mengetahui penguasaan pelajar terhadap bahan yang telah disajikan.
5. Walaupun pelajaran berjalan agak lambat tetapi guru dapat melakukan kontrol
terhadap pemahaman murid.
Kekurangan:
1. Siswa merasa takut, apalagi bila guru kurang dapat mendorong siswa untuk
berani, dengan menciptakan suasana yang tidak tegang, melainkan akrab.
2. Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan
mudah dipahami siswa.
3. Dalam jumlah siswa yang banyak, tidak mungkin cukup waktu untuk
memberikan pertanyaan kepada setiap siswa.
4. Hanya dikuasai oleh siswa yang pandai.
5. Kemungkinan timbul penyimpangan dari pokok persoalan.
12. 6. Terjadi perbedaan pendapat/jawaban maka akan terjadi perdebatan sengit
sehingga memakan waktu banyak untuk menyelesaikan, terkadang murid
mengalahkan pendapat guru.
h. Kerja Kelompok;
Langkah-langkah:
1) Kegiatan Persiapan
a) Merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
b) Menyiapkan materi pembelajaran dan menjabarkan materi tersebutkedalam
tugas-tugas kelompok.
c) Mengidentifikasi sumber-sumber yang akan menjadi sasaran kegiatankerja
kelompok.
d) Menyusun peraturan pembentukan kelompok, cara kerja, saatmemulai dan
mengakhiri, dan tata tertib lainnya.
2) Kegiatan Pelaksanaan
a) Kegiatan Membuka Pelajaran
Melaksanakan apersepsi, yaitu pertanyaan tentang materipelajaran
sebelumnya.
Memotivasi belajar dengan mengemukakan kasus yang adakaitannya
dengan materi pelajaran yang akan diajarkan.
Mengemukakan tujuan pelajaran dan berbagai kegiatan yang
akandikerjakan dalam mencapai tujuan pelajaran itu.
b) Kegiatan Inti Pelajaran
Mengemukakan lingkup materi pelajaran yang akan dipelajari.
Membentuk kelompok.
Mengemukakan tugas setiap kelompok kepada ketua kelompok atau
langsung kepada semua siswa.
Mengemukakan peraturan dan tata tertib serta saat memulai danmengakhiri
kegiatan kerja kelompok.
Mengawasi, memonitor, dan bertindak sebagai fasilitator selama siswa
melakukan kerja kelompok.
Pertemuan klasikal untuk pelaporan hasil kerja kelompok,pemberian
balikan dari kelompok lain atau dari guru.
c) Kegiatan Mengakhiri Pelajaran
Meminta siswa merangkum isi pelajaran yang telah dikaji melaluikerja
kelompok.
Melakukan evaluasi hasil dan proses.
Melaksanakan tindak lanjut baik berupa mengajari ulang materi yang belum
dikuasai siswa maupun memberi tugas pengayaan bagi siswa yang telah
menguasai materi tersebut.
Kelebihan:
1. Para siswa lebih aktif tergabung dalam pelajaran mereka, lebih mudah diawasi
dan dibimbing; Memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan kemampuan
para siswa.
13. 2. Dapat memberikan kesempatan pada para siswa untuk lebih menggunakan
ketrampilan bertanya dalam membahas suatu masalah; Timbul rasa
kesetiakawanan sosial antar kelompok/group yang dilandasi motivasi kerja sama
untuk kepentingan dan kebaikan bersama.
3. Mengembangkan bakat kepemimpinan para siswa serta mengerjakan ketrampilan
berdiskusi; Mempercepat penyelesaian pemecahan suatu problem, karena
dipikirkan oleh beberapa orang secara bersama-sama.
4. Menumbuhkan rasa ingin maju dan mendorong anggota kelompok untuk tampil
sebagai kelompok yang terbaik sehingga dengan demikian terjadilah persaingan
yang sehat, untuk berlomba-lomba mencari kemajuan dan prestasi dalam
kelompoknya.
5. Kemungkinan terjadi adanya transfer pengetahuan antar sesama dalam kelompok
yang masing-masing dapat saling isi mengisi dan melengkapi kekurangan dan
kelebihan antar mereka.
6. Pokok-pokok pikiran yang telah diperbincangkan dan dibahas dalam kelompok
kecil, akan merupakan pendapat yang lebih matang dan dapat
dipertanggungjawabkan, jika dibandingkan buah pikiran sendiri.
Kekurangan:
1. Kerja kelompok terkadang hanya melibatkan para siswa yang mampu sebab
mereka cakap memimpin dan mengarahkan mereka yang kurang.
2. Keberhasilan strategi ini tergantung kemampuan siswa memimpin kelompok atau
untuk bekerja sendiri-sendiri; Sifat dan kemampuan individualitas kadang-kadang
terasa diabaikan.
3. Persaingan yang tidak sehat akan terjadi manakala guru tidak dapat memberikan
pengertian kepada siswa. Bahkan pembagian tugas yang dilakukan bukanlah
dimaksudkan membeda-bedakan satu dengan yang lainnya dalam arti yang luas.
4. Bagi siswa yang tidak memiliki disiplin diri dan pemalas terbuka kemungkinan
untuk pasif dalam kelompoknya, dan hal ini berpengaruh kepada aktivitas
kelompok secara kolektif.
5. Jika tugas yang diberikan kepada kelompok masing-masing kemudian tidak
diberikan batas-batas waktu tertentu, maka cenderung tugas tersebut diabaikan
/terlupakan.
i. Team Teaching
Langkah-langkah:
1) Pengumpulan data
Data disini adalah nilai siswa yang didapat dari hasil try out atau hasil ulangan
semester satu, kemudian nilai tersebut dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu
kelompok tinggi, kelompok sedang dan kelompok rendah, untuk siswa kelompok
sedang tidak diberikan tambahan layanan intesif karena dianggap dalam posisi
yang tidak mengkhawatirkan mereka dianggap mampu dalam mengerjakan soal-
soal ujian, sedang kelompok tinggi dan kelompok rendah diberikan tambahan
layanan intensif dengan pertimbangan, siswa kelompok tinggi diharapkan mampu
memperoleh nilai maksimal bahkan nilai sempurna 10, hal ini memungkinkan
karena bentuk soal ujian adalah multiple choice sedang kelompok rendah
diharapkan bisa lulus dari batas nilai minimal yang distandarkan pemerintah.
14. 2) Pre test
Pada tahap ini pemberian pre test dimaksudkan untuk mengetahui materi-
materi apa yang tidak dikuasai oleh siswa terutama materi essensial (materi yang
sering muncul pada soal-soal UAN) sehingga guru dapat menyiapkan materi
tersebut yang akan disampaikan melaui pembahasan atau latihan soal.
3) Treatment
Pada kelompok rendah dibagi lagi menjadi sub kelompok yang terdiri dari
delapan sampai sepuluh siswa untuk tujuan efektifitas. Karena kalau jumlah siswa
terlalu banyak guru tidak dapat mengakomodasi dengan baik. Tiap sub kelompok
di fasilitasi oleh seorang guru, mengerjakan soal dan mendiskusikannya besama-
sama atau secara individu. Hal yang sama juga dilaksanakan pada kelompok
tinggi. Kegiatan ini berlangsung selama tiga atau empat kali pertemuan.
4) Post test
Setelah mendapatkan beberapa kali treatment siswa dilihat pencapaian
prestasinya melalui pos test yang dilaksanakan untuk mengukur sejauh mana
perolehan siswa setelah diberi treatment secara intensif dengan menggunakan
metode Team Teaching apakah ada peningkatan atau tidak, berdasarkan
pengalaman yang telah diterapkan oleh penulis, bahwa metode team teaching bisa
meningkatkan perolehan nilai siswa dalam menghadapi ujian akhir nasional.
Tentunya ini adalah salah satu dari sekian banyak metode yang diharapkan bisa
dijadikan referensi oleh pembaca. Pada prinsipnya komitmen tinggi dan niat yang
tulus dari seorang pendidik untuk meningkatkan kualitas pribadi adalah kunci
keberhasilan dalam menciptakan generasi masa depan yang siap bersaing di era
global.
Kelebihan:
1. Team-teaching diharapkan dapat membangun budaya kemitraan yang positif
diantara guru sehingga terjalin kerja sama (kolaborasi) dalam meningkatkan
proses pembelajaran yang lebih baik.
2. Team-teaching dapat lebih mematangkan kegiatan perencanaan dan persiapan
mengajar. Dua orang guru atau lebih bisa saling berdiskusi untuk menyusun
perencanaan pembelajaran, sehingga dapat mengantisipasi berbagai kendala
dalam pelaksanaan pembelajaran.
3. Team-teaching dapat menjamin pengawasan pembelajaran secara efektif. Dengan
melibatkan lebih dari satu orang guru di dalam satu kelas, maka masing-masing
siswa bisa mendapatkan perhatian yang cukup dalam memahami pelajaran yang
diberikan. Hal ini membuat guru semakin peka terhadap situasi-situasi faktual di
kelas.
4. Team-teaching dapat menjalin komunikasi yang intensif antar guru. Apabila
team-teaching ini terdiri guru senior dan pemula, maka guru yang berpengalaman
(senior) dapat membagi pengalamannya kepada guru pemula dan masing-masing
juga saling melengkapi kekurangannya. Sehingga team-teaching ini secara tidak
langsung bisa menjadi sarana pelatihan dan bimbingan bagi guru pemula yang
baru dalam menjalankan tugasnya.
15. 5. Dapat menjadi alternatif untuk memenuhi beban mengajar 24 jam dalam satu
minggu; Tugas mengajar guru sedikit lebih ringan, sehingga cukup waktu untuk
merencanakan persiapan mengajar yang lebih baik; Melalui metode sistem regu
(team teaching) ini banyak menguntungkan, karena interaksi mengajar akan lebih
lancar.
Kekurangan:
1. Pelajaran menjadi tidak sistematis, apabila masing-masing berjalan sendiri-sendiri,
dan tidak adanya koordinasi yang baik. Hal ini dapat berakibat membingungkan
dan menyulitkan bagi siswa.
2. Bagi guru yang kurang disiplin, bila mendapatkan giliran bebas tugas,
kemungkinan waktu tersebut hanya digunakan untuk beristirahat daripada
membuat rencana pelajaran yang baik.
3. Kemungkinan bagi pembentukan (team teaching) hanya sekedar
memperbincangkan faktor ekonomis dan administrasi pengajaran yang justru hal
yang pokok.
4. Apabila tidak tercipta hubungan yang harmonis dan kerja sama yang kompak
antar guru bidang studi, maka kemungkinan akan berakibat fatal bagi tercapainya
tujuan pengajaran.
5. Kecenderungan sistem pengajaran modern menghendaki adanya pemisahan yang
tugas spesialisasi dari masing-masing mata pelajaran.
j. Latihan (Drill)
Langkah-langkah:
Siswa diberi penjelasan mengenai manfaat dan tujuan latihan untuk
membangkitkan motivasi belajar pada siswa agar latihan itu tidak bersifat verbal.
Latihan hendaknya dilakukan secara bertahap dimulai dari yang sederhana
kemudian meningkat ke taraf yang lebih kompleks atau sulit.
Selama latihan berlangsung perhatikan bagian yang dirasa sulit oleh siswa.
Latihan pada bagian yang dianggap sulit hendaknya lebih intensif,
dengan menggunakan alat pelajaran yang dapat membantu mengatasi kesulitan.
Perhatikan perbedaan individual siswa, kesulitan yang dialami siswa perlu
mendapat perhatian khusus.
Jika suatu latihan telah dikuasai siswa taraf berikutnya adalah aplikasinya. Oleh
karena itu diusahakan agar konsep yang dilatihkan ada hubungannya dengan
kehidupan sehari-hari.
Kelebihan:
1. Untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf, kata-
kata atau kalimat, membuat alat-alat, menggunakan alat-alat (mesin permaianan
dan atletik), dan terampil menggunakan peralatan olahraga; dan memperoleh
kecakapan mental seperti dalam perkalian, menjumlahkan, pengurangan,
pembagian, tanda-tanda (simbol), dan sebagainya.
2. Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat, seperti
hubungan huruf-huruf dalam ejaan, penggunaan simbol, membaca peta, dan
sebagainya.
16. 3. Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dan menambah ketepatan serta
kecepatan pelaksanaan; membuat gerakan-gerakan yang kompleks, rumit,
menjadi lebih otomatis.
4. Ketegasan dan keterampilan siswa meningkat atau lebih tinggi dari apa yang
telah dipelajari.
5. Peserta didik memperoleh ketangkasan dan kemahiran dalam melakukan
sesuatu sesuai dengan yang dipelajarinya; Guru lebih mudah mengontrol dan
membedakan mana peserta didik yang disiplin dalam belajarnya dan mana yang
kurang dengan memperhatikan tindakan dan perbuatan peserta didik saat
berlangsungnya pengajaran.
Kekurangan:
1. Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal
yang monoton, mudah membosankan.
2. Sifat atau cara latihan kaku atau tidak fleksibel maka akan mengakibatkan
penguasaan ketrampilan melalui inisiatif individu tidak akan dicapai;
Membentuk kebiasaan yang kaku, artinya seolah-olah peserta didik melakukan
sesuatu secara mekanis, dalam dalam memberikan stimulus peserta didik
bertindak secara otomatis.
3. Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak
dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian.
4. Dapat menimbulkan verbalisme, terutama pengajaran yang bersifat menghapal.
Dimana peserta didik dilatih untuk dapat menguasai bahan pelajaran secara
hapalan dan secara otomatis mengingatkannya bila ada pertanyaan yang
berkenaan dengan hapalan tersebut tanpa suatu proses berfikir secara logis.
5. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan, dimana peserta
didik menyelesaikan tugas secara statis sesuai dengan apa yang diinginkan oleh
guru.
k. Karya wisata
Langkah-langkah:
Perencanaan Karyawisata
1) Merumuskan tujuan karyawisata;
2) Menetapkan objek kayawisata sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai;
3) Menetapkan lamanya karyawisata;
4) Menyusun rencana belajar bagi siswa selama karyawisata;
5) Merencanakan perlengkapan belajar yang harus disediakan.
Pelaksanaan Karyawisata
Fase ini adalah pelaksanaan kegiatan belajar di tempat karyawisata
denganbimbingan guru.Kegiatan belajar ini harus diarahkan kepada tujuan yang
telah ditetapkan pada fase perencanaan di atas.
Tindak Lanjut
Pada akhir karyawisata siswa diminta laporannya baik lisan maupun tertulis,
mengenai inti.
17. Kelebihan:
1. Karyawisata memiliki prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan
lingkungan nyata dalam pengajaran.
2. Membuat apa yang dipelajari di sekolah lebih relevan dengan kenyataan dan
kebutuhan di masyarakat; Dapat memberi kepuasan kepada para murid, karena
dapatmelihat secara langsung obyek yang diamati.
3. Pengajaran serupa ini dapat lebih merangsang kreativitas siswa.
4. Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas dan aktual
5. Siswa dapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para
petugas obyek karya wisata itu serta mengalami dan menghayati langsung. Hal
mana tidak mungkin diperoleh disekolah, sehingga kesempatan tersebut dapat
mengembangkan bakat khusus atau ketrampilan mereka.
6. Siswa dapat melihat kegiatan para petugas secara individu atau kelompok dan
menghayatinya secara langsung yang akan memperdalam dan memperluas
pengalaman mereka; dapat bertanya jawab menemukan sumber informasi yang
pertama untuk memecahkan segala macam persoalan yang dihadapi.
7. Para murid bisa mempelajari sesuatu secara integral dankomprehensif.
Kekurangan:
1. Fasilitas yang diperlukan dan biaya yang dipergunakan sulit untuk disediakan
oleh siswa atau sekolah
2. Sangat memerlukan persiapan yang penjang dan perencanaan yang matang
3. Memerlukan koordinasi dengan guru serta bidang studi lain agar tak terjadi
tumpang tindih waktu dan kegiatan selama karyawisata
4. Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi lebih prioritas daripada tujuan
utama, sedang unsur studinya menjadi terabaikan
5. Sulit mengatur siswa yang banyak dalam perjalanan dan mengarahkan mereka
kepada kegiatan studi yang menjadi permasalahan.
6. Memerlukan waktu yang cukup lama, apalagi kalau dilaksanakan terlalu
sering dan jauh dari sekolah, sehingga dapat mengganggujadwal pelajaran.
7. Memerlukan pengawasan yang ketat agar siswa fokus kepadatugasnya.
8. Laporan hasil karya wisata biasanya diserahkan tidak tepat waktu.
18. 3. a. Ekspositori
Langkah-langkah:
Ada beberapa langkah dalam penerapan strategi ekspositori, yaitu:
Persiapan (Preparation)
Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima
pelajaran.Dalam strategi ekspositori, langkah persiapan merupakan langkah yang
sangat penting.Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
strategi ekspositori sangat tergantung pada langkah persiapan.
Beberapa hal yang harus dilakukan dalam langkah persiapan di antaranya adalah:
1) Berikan sugesti yang positif dan hindari sugesti yang negatif.
2) Mulailah dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai.
3) Bukalah file dalam otak siswa.
Penyajian (Presentation)
Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai dengan
persiapan yang telah dilakukan. Guru harus dipikirkan guru dalam penyajian ini
adalah bagaimana agar materi pelajaran dapat dengan mudah ditangkap dan
dipahami oleh siswa. Karena itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
pelaksanaan langkah ini, yaitu:
1) penggunaan bahasa,
2) intonasi suara,
3) menjaga kontak mata dengan siswa, dan
4) menggunakan joke-joke yang menyegarkan.
Korelasi (Correlation)
Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan
pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat
menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah di-
milikinya.Langkah korelasi dilakukan untuk memberikan makna terhadap materi
pelajaran, baik makna untuk memperbaiki struktur pengetahuan yang telah
dimilikinya maupun makna untuk meningkatkan kualitas kemampuan berpikir dan
kemampuan motorik siswa.
Menyimpulkan (Generalization)
Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti (core) dari materi pelajaran
yang telah disajikan. Langkah menyimpulkan merupakan langkah yang sangat
penting dalam strategi ekspositori, sebab melalui langkah menyimpulkan siswa akan
dapat mengambil inti sari dari proses penyajian.
Mengaplikasikan (Application)
Langkah aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah mereka
menyimak penjelasan guru. Langkah ini merupakan langkah yang sangat penting
dalam proses pembelajaran ekspositori, sebab melalui langkah ini guru akan dapat
mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan pemahaman materi pelajaran oleh
siswa. Teknik yang biasa dilakukan pada langkah ini di antaranya:
1) dengan membuat tugas yang relevan dengan materi yang telah disajikan,
2) dengan memberikan tes yang sesuai dengan materi pelajaran yang telah
disajikan.
19. Kelebihan:
1. Dengan strategi pembelajaran ekspositori guru bisa mengontrol urutan dan
keluasan materi pembelajaran, ia dapat mengetahui sampai sejauh mana siswa
menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.
2. Strategi pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran
yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk
belajar terbatas.
3. Melalui strategi pembelajaran ekspositori selain siswa dapat mendengar melalui
penuturan (kuliah) tentang suatu materi pelajaran, juga sekaligus siswa bisa
melihat atau mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi).
4. Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini bisa digunakan untuk jumlah
siswa dan ukuran kelas yang besar.
Kekurangan:
1. Hanya dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki kemampuan mendengar dan
menyimak secara baik. Untuk siswa yang tidak memiliki kemampuan seperti itu
perlu digunakan strategi lain.
2. Strategi ini tidak mungkin melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan
kemampuan, pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbedaan gayabelajar.
3. Sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi,
hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis.
4. Keberhasilan sangat tergantung kepada apa yang dimiliki guru, seperti persiapan,
pengetahuan, rasa percaya diri, semangat, antusiasme, motivasi, dan berbagai
kemampuan seperti kemampuan bertutur (berkomunikasi), dan kemampuan
mengelola kelas. Tanpa itu sudah dapat dipastikan proses pembelajaran tidak
mungkin berhasil.
5. Gaya komunikasi strategi pembelajaran lebih banyak terjadi satu arah, maka
kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa akan materi pembelajaran akan
sangat terbatas pula. Komunikasi satu arah bisa mengakibatkan pengetahuan yang
dimiliki siswa akan terbatas pada apa yang diberikan guru.
b. PAKEM
Langkah-langkah:
Memahami sifat yang dimiliki anak;
Mengenal anak secara perorangan;
Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar;
Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif dan kemampuan
memecahkan masalah;
Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik;
Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar;
Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar;
Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental. Dengan ini, diharapkan guru
mampu melaksanakan model PAKEM yang tepat dan sesuai.
20. Kelebihan:
1. Guru tidak hanya monoton saja dalam menyampaikan materinya, namun dapat
bervariatif dan lebih kreatif dalam menampilkan berbagai hal materi kepada
siswanya. Begitu pula dengan keadaan peserta didik akan lebih enjoydalam
menangkap materi, mengikuti pelajarannya tidak mudah bosan dan suntuk.
2. Siswa selalu termotivasi akan lebih giat untuk meraih prestasi yang cerah,
gemilang, penuh antusias.
3. Guru lebih dekat dengan siswa karena dengan prinsip PAKEM, maka guru selalu
menjadi inspirator dan motivator bagi mereka tentunya lebih mengenal masing-
masing individu.
4. Peserta didik dapat lebih mengembangkan dirinya; dan dapat memecahkan
permasalahan dengan memanfaatkan lingkungan sekitarnya.
5. Mental dan fisik peserta didik akan terasah secara optimal.
Kekurangan:
1. PAKEM menuntut seorang guru untuk aktif dan kreatif dalam mengembangkan
ilmu dan wawasannya, sehingga mampu memberikan inspirasi dan motivasi
siswa untuk belajar dan mengembangkan kreativitasnya.
2. Pembelajaran ini tidak hanya membutuhkan penguasaan terhadap materi secara
verbal, namun juga membutuhkan daya kreativitas yang tinggi untuk
mempermudah belajar siswa.
3. Guru harus mengubah pandangan bahwa belajar hanyalah ritual yang
membosankan. Sebab, PAKEM juga memperhatikan bakat, minat dan modalitas
belajar siswa, bukan semata potensi akademiknya saja.
4. Guru harus menyiapkan pembelajaran yang lebih dari sekedar ceramah, maka
dibutuhkan alat dan bahan yang lebih pula untuk melaksanakan pembelajaran
tersebut; dan harus bisa mengcover semua kebutuhan siswa baik dari segi mental
maupun fisik.
c. Jigsaw
Langkah-langkah:
Siswa dikelompokkan ke dalam 4-5 anggota tim.
Tiap timdiberi bagian materi yang berbeda.
Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan.
Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama
bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab
mereka.
Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal
dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka
kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.
Guru memberi evaluasi/kompetensi.
Penutup.
21. Kelebihan:
1. Mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar,karena sudah ada kelompok ahli
yang bertugas menjelaskan materi kepada rekan-rekannya.
2. Pemerataan penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat.
3. Metode pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk lebih aktif dalam berbicara
dan berpendapat.
4. Dapat mengembangkan hubungan antar pribadi di antara siswa yang memiliki
kemampuan belajar yang berbeda; Menerapkan bimbingan sesama teman.
5. Rasa harga diri siswa yang lebih tinggi; sikap apatis berkurang; pemahaman materi
lebih mendalam.
Kekurangan:
a. Siswa yang aktif akan lebih mendominasi diskusi, dan cenderung mengontrol
jalannya diskusi. Untuk mengantisipasi masalah ini guru harus benar-benar
memperhatikan jalannya diskusi. Guru harus menekankan agar para anggota
kelompok menyimak terlebih dahulu penjelasan dari tenaga ahli. Kemudian
baru mengajukan pertanyaan apabila tidak mengerti.
b. Siswa yang memiliki kemampuan membaca dan berpikir rendah akan
mengalami kesulitan untuk menjelaskan materi apabila ditunjuk sebagai
tenaga ahli. Untuk mengantisipasi hal ini guru harus memilih tenaga ahli secara
tepat, kemudian memonitor kinerja mereka dalam menjelaskan materi, agar materi
dapat tersampaikan secara akurat.
c. Siswa yang cerdas cenderung merasa bosan. Untuk mengantisipasi hal ini guru
harus pandai menciptakan suasana kelas yang menggairahkan agar siswa yang
cerdas tertantang untuk mengikuti jalannya diskusi.
d. Inkuiri
Langkah-langkah:
Secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan strategi dapat mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut:
Orientasi
Langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada
langkah ini guru mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan proses
pembelajaran. Guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan
masalah. Langkah orientasi merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan
startegi ini sangat tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan
kemampuannya dalam memecahkan masalah, tanpa kemauan dan kemampuan itu
tak mungkin proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar.
Merumuskan Masalah
Langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-
teki.Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk
berpikir memecahkan teka-teki itu.Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah
yang ingin dikaji disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa
22. didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang
sangat penting dalam strategi inkuiri, oleh sebab itu melalui proses tersebut siswa
akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya
mengembangkan mental melalui proses berpikir.
Merumuskan Hipotesis
Jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji.Sebagai jawaban
sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya.Perkiraan sebagai hipotesis bukan
sembarang perkiraan, tetapi harus memiliki landasan berpikir yang kokoh,
sehingga hipotesis yang dimunculkan itu bersifat rasional dan logis. Kemampuan
berpikir logis itu sendiri akan sangat dipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang
dimiliki serta keluasan pengalaman. Dengan demikian, setiap individu yang
kurang mempunyai wawasan akan sulit mengembangkan hipotesis yang rasional
dan logis.
Mengumpulkan Data
Aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang
diajukan. Dalam strategi pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan
proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses
pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar,
akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi
berpikirnya. Karena itu, tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir
mencari informasi yang dibutuhkan.Sering terjadi kemacetan berinkuiri adalah
manakala siswa tidak apresiatif terhadap pokok permasalahan.Tidak apresiatif itu
biasanya ditunjukkan oleh gejala-gejala ketidakgairahan dalam belajar.Manakala
guru menemukan gejala-gej ala semacam ini, maka guru hendaknya secara terus-
menerus memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar melalui penyuguhan
berbagai jenis pertanyaan secara merata kepada seluruh siswa sehingga mereka
terangsang untuk berpikir.
Menguji Hipotesis
Proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau
informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Dalam menguji
hipotesis yang terpenting adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban
yang diberikan.Di samping itu, menguji hipotesis juga berarti mengembangkan
kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan
hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang
ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
Merumuskan Kesimpulan
Proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian
hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan gong-nya dalam proses
pembelajaran. Sering terjadi, karena banyaknya data yang diperoleh,
menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan tidak fokus pada masalah yang
hendak dipecahkan.Karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang akurat
sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswadata mana yang relevan.
23. Kelebihan:
1. Menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih
bermakna.Dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan
gaya belajar mereka.
2. Dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang
menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya
pengalaman.
3. Melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya,
siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa
yang lemah dalam belajar.
4. Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata,
artinya siswa yang memiliki kemampuan belajar baik tidak akan terhambat oleh
siswa yang lemah dalam belajar.
Kekurangan:
1. Jika strategi ini digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit
mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa; Strategi ini sulit dalam
merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam
belajar.
2. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang
sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
3. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa
menguasai materi pelajaran, maka startegi ini akan sulit diimplementasikan oleh
setiap guru.
4. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung, peran siswa dalam strategi ini
adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru
berperan sebagai fasilitator dan membimbing siswa untuk belajar.
e. CTL
Langkah-langkah:
Secara garis besar, langkah-langkah yang harus ditempuh dalam CTL adalah sebagai
berikut.
Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara
bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan
barunya.
Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.
Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
Ciptakan masyarakat belajar.
Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
Lakukan refleksi di akhir pertemuan.
Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.
24. Kelebihan:
1. Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut untuk dapat
menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan
nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang
ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan
berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam
erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan.
2. Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep
kepada siswa karena metode pembelajaran CTL menganut aliran konstruktivisme,
dimana seorang siswa dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri.
Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa diharapkan belajar
melalui ”mengalami” bukan ”menghafal”.
Kekurangan:
1. Guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam metode CTL, guru tidak
lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai
sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan pengetahuan dan
ketrampilan yang baru bagi siswa. Siswa dipandang sebagai individu yang sedang
berkembang. Kemampuan belajar seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat
perkembangan dan keluasan pengalaman yang dimilikinya. Dengan demikian,
peran guru bukanlah sebagai instruktur atau ”penguasa” yang memaksa kehendak
melainkan guru adalah pembimbing siswa agar mereka dapat belajar sesuai
dengan tahap perkembangannya.
2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan
sendiri ide–ide dan mengajak siswa agar dengan menyadari dan dengan sadar
menggunakan strategi–strategi mereka sendiri untuk belajar. Namun dalam
konteks ini guru memerlukan perhatian dan bimbingan yang ekstra terhadap
siswa agar tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang diterapkan semula.
f. TGT(Teams Games Tournament)
Langkah-langkah:
Mengajar: Guru menyampaikan materi.
Belajar kelompok: siswa belajar dengan menggunakan lembar kerja dalam
kelompok untuk menguasai materi.
Turnamen: siswa memainkan pertandingan akademik dalam regu yang
berkemampuan homogen, masing-masing meja turnamen berisi 3 anggota.
Penghargaan kelompok: skor kelompok dihitung berdasarkan skor anggota
kelompok turnamen, dan kelompok baru diakui bila dapat melampaui kriteria
minimal.
Kelebihan:
1. Melatih siswa untuk bekerjasama dalam kelompok diskusi.
2. Suasana belajar nyaman, menyenangkan dan kondusif.
25. 3. Tercipta suasana kompetisi antara kelompok diskusikecil.
4. Melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status; peran siswa
sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan penguatan.
5. Aktifitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran
kooperatif tipe TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping
menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan
belajar.
Kekurangan:
1. Tidak efisien waktu; Penggunaan waktu yang relatif lama dan biaya yang besar.
2. Hanya dilaksanakan pada luang waktu selasai UAS.
3. Belajarnya kurang efektif karena hanya bersifat games.
4. Pembelajaran kooperatif tipe TGT sulit dilaksanakan jika kemampuan guru
sebagai motivator dan fasilitator kurang memadai atau sarana yang tidak cukup
tersedia.
g. Problem Solving
Langkah-langkah:
Ada masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh dari siswa
sesuai dengan taraf kemampuannya.
Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah
tersebut. Misalnya, dengan jalan membaca buku-buku, meneliti, bertanya dan lain-
lain.
Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban ini tentu
saja didasarkan kepada data yang telah diperoleh, pada langkah kedua di atas.
Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini siswa harus
berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin bahwa jawaban tersebut
itu betul-betul cocok. Apakah sesuai dengan jawaban sementara atau sama sekali
tidak sesuai. Untuk menguji kebenaran jawaban ini tentu saja diperlukan metode-
metode lainnya seperti demonstrasi, tugas, diskusi, dan lain-lain.
Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sampai kepada kesimpulan ter-akhir
tentang jawaban dari masalah tadi.
Kelebihan:
1. Metode ini dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan
kehidupan, khususnya dengan dunia kerja.
2. Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat membiasakan para
siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil, apabila
menghadapi permasalahan di dalam kehidupan dalam keluarga, bermasyarakat,
dan bekerja kelak, suatu kemampuan yang sangat bermakna bagi kehidupan
manusia.
3. Metode ini merangsang pengembangan kemampuan berfikir siswa secara kreatif
dan menyeluruh, karena dalam proses belajarnya, siswa banyak melakukan
26. mental dengan menyoroti permasalahan dari berbagai segi dalam rangka
mencari pemecahannya.
4. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan; berpikir dan bertindak kreatif;
memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis; mengidentifikasi dan
melakukan penyelidikan; menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
5. Pemecahan masalah (problem solving) merupakan teknik yang cukup bagus
untuk memahami isi pelajaran; dapat menantang kemampuan siswa serta
memberikan siswa kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa;
dapat meningkatkan aktifitas pembelajaran siswa; dapat membantu siswa
bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam
kehidupan nyata.
6. Melalui pemecahan masalah (problem solving) bisa memperlihatkan kepada
siswa bahwa setiap mata pelajaran, pada dasarnya merupakan cara berpikir, dan
sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari
guru atau dari buku-buku saja.
7. Pemecahan masalah (problem solving) dianggap lebih menyenangkan dan
disukai siswa; dapat mengembangkan kemampuan siswa berpikir kritis dan
mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan
baru; dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar
sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
Kekurangan:
1. Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat
berfikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan dan pengalaman
yang telah dimiliki siswa, sanagat memerlukan kemmpuan dan keterampilan guru.
Sering orang beranggapan keliru bahwa metode pemecahan masalah hanya cocok
untuk SLTP, SLTA, dan PT saja. Padahal untuk siswa SD sederajat bjuga bias
dilakukan dengan tingkat kesulitan permasalahan yang sesuai dengan taraf
kemampuan berfikir anak
2. Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misal
terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan
mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut.
3. Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode
pembelajaran yang lain.
4. Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat
berpikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan dan pengalaman
yang telah dimiliki siswa, sangat memerlukan kemampuan dan keterampilan guru.
5. Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima
informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berpikir memecahkan
permasalahan sendiri atau kelompok, yang kadang-kadang memerlukan berbagai
sumber belajar, merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa.