1. Penelitian ini bertujuan meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP pada materi lingkaran dengan menerapkan metode pembelajaran Snowballing.
2. Hasilnya menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa secara klasikal menjadi 85,19% dan aktivitas siswa mencapai 81,25%.
3. Metode Snowballing melibatkan siswa untuk belajar secara berkelompok dari yang kecil hingga besar untuk mendisk
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
Anis andriani (09.31.114) stkip blitar
1. 1
PENERAPAN PEMBELAJARAN SNOWBALLING TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP PGRI 01 KESAMBEN PADA
LINGKARAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Anis Andriani, Suryanti, S.Si, M.Pd, Dra. Riki Suliana R.S, M.Pd
Program Studi Pendidikan Matematika
STKIP PGRI BLITAR
Abstrak: Pembelajaran yang baik harus bersifat aktif dimana siswa mendominasi
aktivitas belajar dengan menggunakan otak untuk menemukan ide pokok,
memecahkan persoalan yang dipelajari. Dengan menerapkan metode pembelajaran
Snowballing siswa akan terlihat aktif dalam menyelesaikan persoalan dan guru hanya
bertindak mendampingi saja. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Subyek dalam penilitian ini adalah siswa kelas VIII SMP PGRI 01 Kesamben
tahun pelajaran 2012/2013. Pengumpulan dilakukan dengan menggunakan lembar tes
dan lembar observasi (aktivitas guru dan aktivitas siswa). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dengan penerapan pembelajaran Snowballing diperoleh hasil
belajar secara klasikal mencapai 85,19%, lembar observasi aktivitas guru mencapai
82,60% dengan kriteria “baik”, dan lembar observasi aktivitas siswa mencapai
81,25% dengan kriteria “baik”.
Kata Kunci: Snowballing, Hasil Belajar
Abstract: Learning should be active both dominate activity in which students learn to
use your brain to find the main idea, to solve the problem being studied. By applying
the learning method Snowballing students will be heavily involved in solving
problems and assisting teachers only act alone. This research is Classroom Action
Research (CAR). The subjects in this research is the eighth grade students of SMP
PGRI 01 Kesamben lessons 2012/2013. The collection is done by using a test sheet
and observation sheet (teacher activity and student activity). The results showed that
the application of learning gained Snowballing classical learning outcomes reached
85.19%, teacher observation sheet activity reached 82.60% with criteria of "good",
and observation of student activity sheets reached 81.25% with criteria of "good".
Keywords: Snowballing, Learning Outcomes
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan usaha
yang disadari dan mempunyai
arah/tujuan yang jelas. Secara umum
pendidikan bertujuan untuk
memanusiakan manusia dalam
pengertiannya mengangkat harkat dan
martabat manusia. Hal ini sesuai
dengan UU Sisdiknas No. 20 tahun
2003 Bab II Pasal 3 tentang fungsi
pendidikan nasional. Untuk itu,
pemerintah terus berupaya untuk
meningkatkan mutu pendidikan dengan
diberlakukannya KTSP berkarakter
sebagai hasil pemberharuan dari KTSP
2008.
Dalam pelaksanaannya KTSP
berkarakter menuntut adanya
perubahan dalam pembelajaran yang
harus diikuti oleh pendidik sebagai
2. penanggung jawab pembelajaran di
sekolah. Salah satunya adalah dengan
memilih metode pembelajaran yang
sesuai untuk setiap materi
pembelajaran.
Pembelajaran yang baik harus
bersifat aktif. Pembelajaran aktif
merupakan pembelajaran yang
mengajak peserta didik untuk terlibat
belajar aktif. Saat peserta didik belajar
aktif, berarti peserta didik telah
mendominasi aktifitas pembelajaran.
Dengan ini peserta didik secara aktif
menggunakan otak, baik untuk
menemukan ide pokok dari materi
pembelajaran, memecahkan persoalan,
atau mengaplikasikan apa yang peserta
didik pelajari ke dalam suatu persoalan
yang ada dalam kehidupan nyata.
Berdasarkan hasil wawancara
antara peneliti dengan bapak Drs. Gidjo
Hadi S. pada tanggal 24 November
2012 di SMP PGRI 01 Kesamben,
mengatakan bahwa hasil pembelajaran
siswa khususnya kelas VIII kurang
memuaskan karena dari 27 siswa rata-
rata nilainya masih belum memenuhi
standar ketuntasan belajar yang
ditetapkan yaitu 75. Menurut guru yang
bersangkutan, penyebab rendahnya
hasil belajar matematika siswa adalah
kurangnya keaktifan siswa saat
mengikuti proses pembelajaran dan
pada akhirnya mengakibatkan
rendahnya pemahaman siswa terhadap
mata pelajaran matematika.
Berdasarkan gambaran diatas
peneliti tertarik menggunakan strategi
pembelajaran Snowballing untuk
mengetahui hasil belajar siswa kelas
VII SMP PGRI 01 Kesamben pada
materi lingkaran khususnya,
menghitung luas juring. Strategi
pembelajaran Snowballing merupakan
strategi kooperatif yang berfungsi
untuk mengaktifkan siswa. Menurut
Zaini (2008: 58) “Strategi ini
digunakan untuk mendapatkan jawaban
yang dihasilkan dari diskusi peserta
didik secara bertingkat. Dimulai dari
kelompok kecil kemudian dilanjutkan
kelompok yang lebih besar”.
Dari uraian tersebut peneliti
akan melakukan penelitian yang
berjudul “Penerapan Pembelajaran
Snowballing Terhadap Hasil Belajar
Siswa Kelas VIII SMP PGRI 01
Kesamben Pada Lingkaran Tahun
Pelajaran 2012/2013”.
METODE PEMBELAJARAN
SNOWBALLING
Upaya yang dapat dilakukan
untuk mengaktifkan siswa dalam
3. belajar yaitu dengan penggunaan
strategi pembelajaran yang tepat. Salah
satu stategi pembelajaran yang bisa
mengaktifkan siswa adalah metode
Snowballing. Secara bahasa
Snowballing terdiri dari dua kata, yaitu
Snow = salju, Ball = bola. Snowball =
bola saju.
Dinamakan metode Snowballing
dikarenakan dalam pembelajaran siswa
melakukan tugas berpasangan
kemudian berempat. Dari pasangan
tersebut kemudian mencari pasangan
yang lain sehingga semakin lama
anggota kelompok semakin besar bagai
bola salju yang menggelinding.
Menurut Hisyam Zaini,
dkk(2008: 58) Strategi Snowballing
sebagai berikut: “Strategi Snowballing
digunakan untuk mendapatkan jawaban
yang dihasilkan dari kelompok kecil
kemudian dilanjutkan dengan
kelompok yang lebih besar sehingga
pada akhirnya akan memunculkan dua
atau tiga jawaban yang telah disepakati
oleh peserta didik secara
berkelompok”.
Sedangkan menurut Bookman
(dalam Mashafid, www.google.com
diakses 25 Oktober 2012) “Dalam
model Snowballing sepasang siswa
menjawab pertanyaan kemudian 2
pasang siswa bergabung menjadi satu
untuk membandingkan hasil jawaban
masing-masing pasangan dan 2 pasang
siswa tersebut dapat bergabung lagi
dengan pasangan yang lain menjadi
kelompok yang lebih besar”.
Adapapun langkah-langkah
pembelajaran Snowballing (Hisyam
Zaini, 2008: 58-59) yaitu:
a. Sampaikan topik materi yangakan
diajarkan.
b. Minta peserta didik untuk menjawab
secara berpasangan (dua orang).
c. Setelah peserta didik yang bekerja
berpasangan tadi mendapatkan
jawaban, pasangan tadi digabungkan
dengan pasangan disampingnya.
Dengan ini terbentuk kelompok
dengan anggota empat orang.
d. Kelompok berempat ini
mengerjakan tugas yang sama
seperti kelompok dua orang. Tugas
ini dapat dilakukan dengan
membandingkan jawaban kelompok
berpasangan dengan kelompok yang
lain. Dalam kelompok ini perlu
ditegaskan bahwa jawaban kedua
kelompok harus disepakati oleh
semua anggota kelompok baru.
e. Setelah kelompok berempat selesai
mengerjakan tugas, setiap kelompok
digabung dengan kelompok yang
4. lain. Dengan ini muncul kelompok
baru yang anggotanyanya delapan
orang.
f. Yang dikerjakan oleh kelompok
baru ini sama dengan tugas pada
langkah 4 diatas. Langkah ini dapat
dilanjutkan sesuai dengan jumlah
peserta didik atau waktu yang
tersedia.
g. Masing-masing kelompok diminta
menyampaikan hasilnya kepada
kelas.
h. Pengajar akan membandingkan
jawaban dari masing-masing
kelompok kemudian memberikan
ulasan dan penjelasan secukupnya
sebagai klarifikasi dari jawaban
peserta didik.
Penggunaan pembelajaran
Snowballing mempunyai pengaruh
yang besar terhadap hasil belajar siswa.
Karena dengan pembelajaran
Snowballing telah terjadi interaksi
antara siswa dengan guru, sehingga
proses belajar mengajar berjalan secara
efektif. Siswa juga tampak aktif dan
menjadi siap dalam melakukan diskusi,
serta siswa yang pandai dapat
mengajari siswa yang kurang.
Dari penjelasan diatas kita dapat
mengambil suatu kesimpulan bahwa
pembelajaran Snowballing adalah suatu
strategi pembelajaran yang berguna
untuk mengaktifkan peserta didik
dengan model pembelajaran kelompok,
dimulai dari kelompok tingkat kecil
menjadi kelompok besar seperti bola
salju menggelinding.
Hasil Belajar
Belajar sangat erat kaitannya
dengan hasil belajar. Hasil belajar
adalah suatu nilai yang menunjukan
hasil tertinggi dalam belajar yang
dicapai menurut kemampuan anak
dalam mengerjakan suatu hal pada saat
tertentu.
Menurut Gagne dalam
(Suprijono, 2009: 5) menyatakan
bahwa Hasil belajar adalah pola-pola
perbuatan, nilai-nilai, pengertian-
pengertian, sikap, apresiasi dan
ketrampilan. Merujuk dari pengertian
diatas hasil belajar berupa, (1)
Informasi verbal, (2) Ketrampilan
Intelektual, (3) Strategi kognitif, (4)
Ketrampilan motorik, (5) Sikap
Hasil yang dimaksud dalam penilitian
ini adalah nilai yang diperoleh siswa
pada mata pelajaran matematika dalam
bentuk nilai berupa angka yang
diberikan oleh guru setelah
menyelesaikan tes yang diberikan pada
akhir siklus berdasarkan indikator
5. keberhasilan yang telah ditetapkan.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas (PTK) yang
didalamnya terdapat tindakan-tindakan
antara guru dan peserta didik yang
disengaja untuk memperbaiki dan
meningkatkan hasil belajar siswa.
Dalam penelitian tindakan ini
menggunakan bentuk guru sebagai
utama dari penelitian tindakan ini
adalah untuk meningkatkan hasil
pembelajaran di kelas dimana guru
secara penuh terlibat dalam penelitian
mulai dari perencanaan, tindakan,
pengamatan, dan refleksi.
Rancangan Penelitian
Model penelitian tindakan kelas
ini mengacu pada model siklus
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dikembangkan oleh Kemmis dan
Taggart dimana setiap siklus terdiri
atas perencanaan (planning),
pelaksanaan tindakan (acting),
pengamatan (observing), dan refleksi
(refleksing).
Adapun kegiatan yang
dilaksanakan untuk setiap langkah-
langkah tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Tahap Perencanaan (Plan)
Kegiatan yang dilakukan pada tahap
perencanaan tindakan adalah
merencanakan dan menyiapkan
rencana pembelajaran, materi
pelajaran, instrumen penelitian.
b. Pada kotak Tindakan (Action)
Tahap pelaksanaan tindakan ini
merupakan realisasi dari rencana
pembelajaran yang telah dibuat.
c. Pelaksanaan Tindakan (Observe)
Pada tahap observasi peneliti
melakukan pengamatan
pembelajaran dari awal hingga akhir
dan menulis pengamatan tersebut
pada lembar observasi yang telah
disiapkan.
d. Dalam kotak Refleksi (Reflect)
Pada tahap refleksi peneliti
menganalisa semua data yang telah
diperoleh dari hasil pelaksanaan
pembelajaran. Kegiatan ini
bertujuan untuk mengevaluasi hasil
tindakan yang telah dilakukan
apakah sudah memenuhi ketuntasan
belajar secara individu maupun
klasikal.
6. Siklus Penelitian
Model penelitian tindakan kelas
ini mengacu pada model siklus
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dikembangkan oleh Kemmis dan
Taggart, dimana setiap siklus terdiri
atas perencanaan (planning),
pelaksanaan tindakan (acting),
pengamatan (observing), dan refleksi
(refleksing).
Adapun penjelasan dari empat
tahapan siklus dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
Perencanaan tindakan berisi
persiapan awal yang akan digunakan
pada pelaksanaan tindakan, yaitu:
(1) Analisis silabus, (2) Menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran
dengan metode Snowballing, (3)
Menyiapkan referensi dan buku-
buku penunjang proses
pembelajaran, (4) Menyusun tes
akhir siklus, (5) Menyusun lembar
observasi yang meliputi lembar
pengamatan aktivitas siswa dan
lembar pengamatan aktivitas guru.
b. Tindakan
Pada tahap ini peneliti
melakukan pembelajaran dengan
pembelajaran Snowballing.
Tindakan yang dilakukan peneliti
pada awal pembelajaran adalah
menyampaikan kompetensi yang
hendak dicapai, kemudian peneliti
menyajikan materi secara klasikal.
Kemudian guru membagikan LKS
kepada tiap bangku untuk
dikerjakan secara berpasangan
dengan batasan waktu yang telah
ditentukan. Kemudian, kelompok
siswa berpasangan bergabung
dengan kelompok berpasangan
lainnya sehingga terbentuk
kelompok berempat. Tugas dari
kelompok berempat adalah
mendiskusikan hasil dari LKS untuk
mendapatkan kesepakatan jawaban
dengan batas waktu yang telah
ditentukan.
Selanjutnya, kelompok
berempat digabung dengan
kelompok berempat lainnya
sehingga terbentuk kelompok
berdelapan. Tugas kelompok
berdelapan sama dengan tugas
kelompok berempat untuk
mendiskusikan hasil LKS sehingga
terjadi kesepakatan jawaban dan
hanya satu jawaban yang benar.
Kemudian guru memberikan
kesempatan masing-masing
kelompok berdelapan untuk
menuliskan hasil LKS dipapan.
7. Langkah terakhir, Guru memberikan
kesimpulan dan menganalisis hasil
pekerjaan siswa serta memberi
kesempatan siswa untuk bertanya
jika ada yang kurang dipahami dari
indikator yang telah disampaikan.
Disisi lain, kolaborator melakukan
pengamatan terhadap proses
pembelajaran.
c. Tahap Pengamatan
Observasi dilakukan oleh dua orang
observer yaitu guru matematika
kelas VIII SMP PGRI 01 Kesamben
sebagai observer I dan teman
sejawat yang berperan sebagai
observer II. Pada tahap ini kedua
observer melakukan pengamatan
terhadap aktifitas guru/peneliti dan
siswa kelas VIII SMP PGRI 01
Kesamben selama proses
pembelajaran berlangsung.
d. Refleksi
Refleksi adalah aktivitas
melihat berbagai kekurangan dan
kelebihan yang dilaksanakan
peneliti selama proses berlangsung.
Dengan melakukan diskusi dengan
observer, peneliti dapat mengetahui
hal-hal apa yang perlu diperbaiki
sehingga dapat dijadikan dasar
dalam penyusunan laporan.
Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat
pengumpul data yang digunakan
sebagai data penelitian. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan
instrumen sebagai berikut:
a. Lembar tes
Metode tes adalah suatu
metode yang digunakan untuk
mengetahui
kemampuan/pengetahuan siswa
dengan cara dilakukan tes evaluasi
diakhir siklus.
Tes ini dilakukan peneliti
pada saat pertemuan ke-3 (tes
siklus). Hasil tes ini akan
digunakan sebagai acuan peneliti
untuk mengetahui hasil belajar
siswa tentang materi lingkaran
khususnya sub bab sudut pusat,
panjang busur dan luas juring
lingkaran setelah menerapkan
pembelajaran Snowballing.
b. Lembar Observasi
1. Aktifitas siswa
Lembar observasi
berupa blanko pengamatan
yang berisi kejadian atau
tingkah laku yang diprediksi
akan terjadi. Digunakan untuk
mengetahui aktivitas siswa
selama mengikuti pelajaran.
8. 2. Aktifitas guru
Digunakan untuk
mengetahui aktivitas guru
pada saat pembelajaran
dengan metode pembelajaran
Snowballing.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan perhitungan hasil pengamatan
dan presentase ketuntasan belajar
individu serta presentase ketuntasan
kelas. Sehingga dalam PTK ini
dikatakan tuntas atau berhasil bila
setiap data yang diperoleh
menunjukkan bahwa data tersebut telah
memenuhi katentuan yang telah dibuat
oleh peneliti sebelum pelaksanaan
tindakan.
Analisis data yang diperoleh
dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Lembar observasi
Untuk mengetahui sejauh mana
peneliti dan siswa telah
melaksanakan pembelajaran
dengan melalui pembelajaran
Snowballing.
a. Lembar pengamatan aktivitas
guru
Ada 4 kriteria aktifitas guru,
yaitu 1) tidak pernah, 2)
kadang-kadang, 3) sering, dan
4) selalu.
b. Lembar pengamatan aktivitas
siswa
Dalam lembar pengamatan
aktifitas siswa ini ada 4 kriteria,
yaitu: 1) tidak pernah, 2)
kadang-kadang, 3) sering, dan
4) selalu.
Nilai dalam setiap indikator
dalam lembar pengamatan aktifitas
guru dan siswa dapat dirumuskan
dengan rumus yang digunakan
untuk memprosentasekan hasil
yang diambil dari Purwanto (2010:
102-103) yaitu sebagai berikut:
2. Tes
Dalam penelitian ini akan
dilakukan tes akhir siklus. Siswa
dikatakan berhasil melewati tes
akhir siklus bila nilai yang
diperoleh 75%.
Kriteria Kebehasilan Penelitian
a. Ketuntasan individual
Seorang siswa dikatakan
berhasil (mencapai ketuntasan) jika
Prosentase nilai rata-rata (NR) =
9. telah mencapai penguasaan
minimal 75% atau dengan nilai 75
pada tes akhir siklus.
Rumus Ketuntasan Perorangan :
x 100%
Syarat ketuntasan ≥ 75%
b. Ketuntasan klasikal
Seorang siswa dikatakan
berhasil (mencapai ketuntasan)
dalam belajar klasikal jika
mencapai penguasaan minimal
75% dari jumlah siswa dalam kelas
yang tuntas.
Rumus Ketutasan Klasikal
=
Syarat ketuntasan ≥ 75%
c. Hasil observasi aktifitas guru
Dalam penelitian ini, pada
lembar observasi aktifitas guru
dalam penerapan pembelajaran
Snowballing dapat dikatakan
berhasil apabila telah mencapai
kriteria baik yaitu ≥ 76%.
d. Hasil observasi aktifitas siswa
Dalam penelitian ini, pada
lembar observasi aktifitas siswa
dalam penerapan pembelajaran
Snowballing dapat dikatakan
berhasil apabila telah mencapai
kriteria baik yaitu ≥ 76%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Data penelitian yang diperoleh
berupa data observasi aktivitas guru
dan aktivitas siswa serta hasil tes akhir
siklus setelah penerapan pembelajaran
Snowballing.
Analisis Data Penelitian
1. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti
mempersiapkan perangkat
pembelajaran yang terdiri dari (1)
Silabus, (2) Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) sesuai dengan
pembelajaran Snowballing, (3)
Bahan Ajar Materi yang dibahas
yaitu lingkaran, (4) Lembar Kerja
Siswa (LKS). Selain itu juga
menyusun instrumen penelitian
antara lain Tes akhir siklus, lembar
observasi aktivitas guru dan
lembar observasi aktivitas siswa.
2. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar dilaksanakan
sebanyak 3 (tiga) pertemuan, dan
pada pertemuan ke-3 diadakan tes
akhir siklus.
Pertemuan Pertama
Pertemuan ini dilaksanakan
pada hari Senin, 20 Mei 2013 pada
10. jam ke-1 dan ke-2 selama 2 x 40
menit. Pada pertemuan pertama ini
peneliti sudah mulai menerapkan
pembelajaran Snowballing sesuai
dengan RPP. Adapun uraian
kegiatannya adalah (1) guru
menyampaikan materi lingkaran
hubungan sudut pusat dan sudut
keliling jika menghadap busur
yang sama, (2) guru menjelaskan
tentang metode pembelajaran
Snowballing, (3) guru
menginstruksi siswa untuk
membentuk kelompok
berpasangan dan membagikan
LKS untuk dikerjakan dengan
batas waktu tertentu, (4) guru
menginstruksi siswa untuk
membentuk kelompok berempat
dengan tugas untuk mendiskusikan
hasil LKS kelompok berpasangan
sehingga hanya ada satu jawaban
yang dianggap benar, (5) guru
menginstruksi siswa untuk
membentuk kelompok berdelapan
dengan tugas yang sama dengan
kelompok berempat, (6) guru
menginstruksi siswa untuk
menyampaikan hasil kelompok
kedepan/papan tulis, (7) guru
memberikan ulasan dan
kesimpulan atas pembelajaran
yang dilakukan. (8) guru menutup
kegiatan pembelajaran dan
meminta siswa untuk mempelajari
materi hubungan sudut pusat,
panjang busur, dan luas juring
lingkaran.
Pertemuan Kedua
Pertemuan ini dilaksanakan
pada hari Selasa, 21 Mei 2013
pada jam ke-3 dan ke-4 selama 2 x
40 menit dengan menerapkan
pembelajaran Snowballing sesuai
dengan RPP. Adapun uraian
kegiatannya adalah (1) guru
menyampaikan materi lingkaran
hubungan sudut pusat panjang
busur dan luas juring lingkaran, (2)
guru menjelaskan tentang metode
pembelajaran Snowballing, (3)
guru menginstruksi siswa untuk
membentuk kelompok
berpasangan dan membagikan
LKS untuk dikerjakan dengan
batas waktu tertentu, (4) guru
menginstruksi siswa untuk
membentuk kelompok berempat
dengan tugas untuk mendiskusikan
hasil LKS kelompok berpasangan
sehingga hanya ada satu jawaban
yang dianggap benar, (5) guru
menginstruksi siswa untuk
membentuk kelompok berdelapan
11. dengan tugas yang sama dengan
kelompok berempat, (6) guru
menginstruksi siswa untuk
menyampaikan hasil kelompok
kedepan/papan tulis, (7) guru
memberikan ulasan dan
kesimpulan atas pembelajaran
yang dilakukan. (8) guru menutup
kegiatan pembelajaran dan
meminta siswa untuk mempelajari
materi yang telah disampaikan
selama 2 hari ini karena akan
diadakan tes akhir siklus besok.
Pertemuan Ketiga
Pertemuan ini dilaksanakan
pada hari Rabu, tanggal 22 Mei
2013 pada jam ke-5 dan ke-6
selama 2 x 40 menit. Pada
pertemuan ketiga ini merupakan
kegiatan evaluasi diakhir siklus.
Kegiatan evaluasi di kelas VIII
SMP PGRI 01 Kesamben diikuti
oleh 27 siswa. Materi yang
digunakan evaluasi yaitu lingkaran
sub bab sudut pusat, panjang
busur, dan luas juring lingkaran.
3. Tahap Pengamatan
Berdasarkan hasil analisis
data observasi aktifitas guru dan
siswa dalam pertemuan ke-1 dan
ke-2 dengan penerapan
pembelajaran Snowballing. Dari
kedua pertemuan tersebut
diperoleh rata-rata nilai 82,60%
dengan kriteria “baik” untuk
lembar observasi aktifitas guru dan
81,25% dengan kriteria “baik”
untuk lembar observasi siswa.
Sedangkan untuk hasil tes
di akhir siklus diperoleh nilai
klasikal sebesar 85,19% dengan
rincian 23 siswa nilainya ≥75 dan
4 siswa ≤75. Berdasarkan data
tersebut dapat disimpulkan bahwa
penerapan pembelajaran
Snowballing dapat diterapkan
untuk siswa kelas VIII SMP PGRI
01 Kesamben pada materi
lingkaran khususnya sub bab sudut
pusat, panjang busur, dan luas
juring lingkaran tahun pelajaran
2012/2013.
4. Tahap Refleksi
Pelaksanaan pembelajaran dengan
pembelajaran Snowballing pada
lingkaran sudah mencapai
ketuntasan klasikal dan telah
mencapai kemajuan yang pesat. Hal
ini terjadi karena adanya
keberhasilan yang dicapai oleh
siswa maupun guru. Adapun
keberhasilan tersebut adalah (1)
Para siswa terlihat aktif dalam
pembelajaran Snowballing, (2)
12. Rasa kebersamaan dan kerja sama
pun semakin meningkat dengan
kerja kelompok, (3) peneliti yang
berperan sebagai guru telah mampu
menjadi fasilitator dan pembimbing
dalam proses pembelajaran
berlangsung.
Pembahasan
Pada awal pelaksanaan kegiatan
pembelajaran pada materi lingkaran,
siswa tergolong belum maksimal. Hal
ini mungkin karena siswa masih
menyesuaikan diri dengan
pembelajaran yang belum pernah
mereka terima. Namun, ketertarikan
kelas VIII SMP PGRI 01 Kesamben
dalam menerima hal baru membuat
mereka terlihat aktif dalam mengikuti
pelaksanaan pembelajaran.
Pada pelaksanaan pembelajaran
di awal siklus pertemuan pertama dan
kedua tampak terlihat keaktifan dan
keberanian siswa. Hal ini terlihat
dengan semakin banyaknya siswa yang
aktif dalam memecahkan soal LKS
dalam kelompok. Dalam pembelajaran
ini, guru tidak terlalu banyak memberi
bantuan kepada siswa saat
menyelesaikan soal. Guru hanya
memberikan bimbingan dan arahan jika
semua anggota kelompok tidak
memahami LKS. Sehingga dalam
kelompok siswa bisa saling bertanya,
bertukar pikiran dan berbagi
pengetahuan dengan kelompoknya.
Dengan begitu informasi yang
diperoleh dalam pembelajaran
Snowballing dapat merata.
Komunikasi dengan teman satu
kelompok atau kelompok lain pun
terjalin dengan sangat baik, serta rasa
canggung pun diantara mereka tidak
tampak sehingga, tujuan yang ingin
dicapai oleh peneliti bisa tercapai. Hal
itu terlihat dari hasil observasi kegiatan
pembelajaran siswa.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Penelitian tindakan kelas
dengan penerapan pembelajaran
Snowballing di kelas VIII SMP PGRI
01 Kesamben tahun pelajaran
2012/2013 pada materi lingkaran dapat
berlangsung sesuai yang diharapkan
peneliti yaitu siswa menjadi lebih aktif,
terjalin kerja sama yang baik antar
siswa, dan siswa tidak canggung lagi
untuk berkomunikasi dengan
temannya.
Hasil penelitian diperoleh
bahwa tes akhir siklus mencapai
ketuntasan klasikal 85,19%. Hasil
13. observasi aktivitas guru secara
keseluruhan mencapai 82,60% dengan
kriteria “Baik”. Sedangkan hasil
observasi aktivitas siswa secara
keseluruhan mencapai 81,25% dengan
kriteria “Baik”.
Dari beberapa uraian tersebut
telah membuktikan bahwa Penerapan
Pembelajaran Snowballing Terhadap
Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP
PGRI 01 Kesamben Pada Lingkaran
Tahun 2012/2013 dikatakan berhasil.
Saran
Setelah mengetahui hasil dan
kesimpulan selama penelitian
berlangsung di SMP PGRI 01
Kesamben, peneliti memberikan saran
sebagai berikut:
1. Perlu adanya motivasi yang lebih
kepada siswa agar lebih aktif dalam
pembelajaran khususnya
mengajukan pertanyaan kepada
guru bila kurang memahami materi.
2. Sebelum kegiatan pembelajaran
berlangsung sebaiknya semua
perangkat pembelajaran harus
sudah siap agar tidak ada lagi siswa
yang bicara sendiri.
3. Guru harus bisa memahami
karakter siswa secara keseluruhan
supaya proses kegiatan belajar
mengajar berjalan lebih baik.
4. Pembelajaran dengan metode
Snowballing dapat diterapkan pada
materi yang berbeda.
Daftar Rujukan
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur
Penelitian. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Saputro, Davis. www.google.com.
Diakses pada tanggal 25
Oktober 2012.
Maemanah, Sri, dkk. (2005). Pelajaran
Matematika untuk SMP Kelas
VIII jilid 2. Jakarta:Arya Duta .
Mashafid. www.google.com. Diakses
pada tanggal 25 Oktober 2012.
Mazjun.http://gurupkn.wordpress.com/
2007/11/13/metode-team-
games-tournament-tgt/ diakses
tanggal 22 Mei 2013
Mulyasa, E. (2011). Pratik Penelitian
Tindakan Kelas. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Purwanto, Ngalim, M.Pd. (2010).
Prinsip-prinsip dan Teknik
Evaluasi Pengajaran . Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Sanjaya, Wena. (2011). Strategi
Pembelajaran Berorientasi
Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana.
Suprijono, Agus. (2009). Cooperative
Learning Teori dan Aplikasi
PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Wiriaatmadja, Rochiati. (2007).
Metode Penelitian Tindakan
Kelas. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Zaini, Hisyam, dkk.(2008). Strategi
Pembelajaran Aktif.
Yogyakarta: Pustaka Insan
Madani.