1. JOINT VENTURE
tugas Akuntansi Keuangan Lanjutan
Dosen Pengampu: Ibu Dra. Sri Purwati W. W, M.BA
Oleh:
Annisa Galih Sarasati
11.03.3916
2. PENGERTIAN JOINT VENTURE
Joint Venture (JV) tidak banyak berbeda dengan
persekutuan, yaitu kerja sama beberapa pihak
untuk menyelenggarakan usaha bersama dalam
jangka waktu tertentu. Kerja sama tersebut akan
berakhir setelah tujuan tercapai atau pekerjaan
selesai.
Perbedaan pokok antara joint venture dengan
persekutuan pada umumnya terletak pada
umurnya, karena umur joint venture lebih pendek
daripada umur persekutuan.
3. ANGGOTA JOINT VENTURE
Anggota (pihak yang menyelenggarakan) joint
venture sering disebut dengan istilah venture atau
venture atau partner atau sekutu.
Anggota joint venture dapat berupa perseorangan,
persekutuan, perseroan terbatas, dan sebagainya.
Umumnya semua sekutu ikut andil/berperan dalam
berjalannya perusahaan, salah satu sekutu bertugas
sebagai manajernya yang disebut managing partner.
4. PEMBAGIAN LABA JOINT
VENTURE
Laba joint venture merupakan hak para anggota dan akan dibagikan
kepada para anggota sekutu.
Metode pembagian labanya diatur dalam perjanjian yang juga sama
dengan persekutuan, yaitu:
• Laba dibagi sama
• Laba dibagi dengan rasio tertentu
• Laba dibagi sesuai dengan rasio modal
• Laba dibagi dengan memperhitungkan bunga modal dan sisanya
dibagi menurut cara a, b, atau c
• Laba dibagi dengan memperhitungkan gaji dan bonus sisanya dibagi
menurut cara a, b, atau c
• Laba dibagi dengan memperhitungkan bunga modal, gaji, serta
bonus dan sisanya dibagi menurut cara a, b, atau c
5. AKUNTANSI JOINT VENTURE
Pada dasarnya akuntnsi joint venture dapat
diselenggarakan dengan 2 metode, yaitu:
Metode akuntansi terpisah
Metode akuntansi tidak terpisah
6. METODE AKUNTANSI TIDAK
TERPISAH
Joint venture tidak menyelenggarakan akuntansi
secara tersendiri, akuntansi joint venture
diselenggarakan oleh masing-masing sekutu
(partner). Akuntansi joint venture dalam metode
ini dibagi menjadi 2, yaitu:
Akuntansi yang diselenggarakan oleh managing
partner (sekutu manajer) dan yang
diselenggarakan oleh non-managing partner
(sekutu biasa).
7. METODE AKUNTANSI
TERPISAH
Akuntansi yang diselenggarakan oleh joint venture ini pada dasarnya
sama dengan akuntansi yang diselenggarakan oleh persekutuan. Joint
venture akan menyelenggarakan rekening-rekening:
Aktiva
Utang
Modal untuk masing-masing sekutu
Penghasilan
Biaya
Masing-masing sekutu hanya akan mencatat investasinya sendiri,
apabila haknya berubah. Metode ini biasanya dipakai oleh joint
venture yang umurnya panjang.
8. BARANG YANG BELUM TERJUAL
Ada sebuah kemungkinan apabila joint venture
dibubarkan, belum semua barang dagangan
berhasil dijual. Sisa barang dagangan tersebut
diperlakukan sesuai dengan penggunaan sisa
barang yang bersangkutan, yaitu:
Dibagi kepada para sekutu
Dijual kepada pihak luar
Dijual kepada sekutu
9. JOINT VENTURE YANG BELUM
SELESAI
Terkadang umur joint venture melebihi satu periode akuntansi. Pada saat
perusahaan yang menjadi anggota joint venture akan menyusun laporan
keuangan (akhir tahun) masih ada joint venture yang belum selesai. Apabila
hal tersebut terjadi, maka akan timbul masalah akuntansi, yaitu masalah
pengakuan laba atau rugi joint venture. Perlu tidaknya mengakui laba atau
rugi joint venture yang belum selesai harus memperhatikan prinsip yang
mendasari pengakuan rugi-laba (pendapatan dan biaya) terutama prinsip
konservatif.
Apabila usaha joint venture bersifat spekulatif (mengandung resiko yang
besar dan mengandung banyak risiko) sebaiknya laba atas joint venture baru
diakui apabila joint venture sudah selesai. Sesuai dengan prinsip konservatif
apabila indikasi yang ada akan menderita kerugian , sebaiknya kerugian
tersebut segera diakui. Anggota joint venture yang mengakui laba atas joint
venture yang belum selesai ini menimbulkan 2 masalah, yaitu:
• Penentuan besarnya laba-rugi yang diakui
• Pencatatannya