SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
KELOMPOK 6
ZAHRA SALSABILA SILALAHI 202114102
ROIHANA ROHMAH 202114089
MAYSARO SITOMPUL 202114087
YENNI SANIA 202114029
NUR AINUN 202114042
AQILAH MUTMAINNAH 202114096
Dosen Pengampu : apt. Sri Wahyuni, M.Fa
OBAT TEOFILIN
• Teofilin adalah bronkodilator yang digunakan untuk asma dan untuk mengatasi
penyakit paru obstruksi kronik yang stabil, secara umum tidak efektif untuk
eksaserbasi penyakit paru obstruksi kronik.
• Teofilin salah satu obat yang memiliki indeks terapi sempit
• Teofilin dimetabolisme oleh enzim mikrosom hepar sitokrom P450 CYP 1A2.
08613048 Yunita Paramitasari.pdf
Referensi
08613048 Yunita Paramitasari.pdf
Referensi
MEKANISME
TEOFILIN
enzim
nukleotida siklik
fosfodiesterase
(PDE).
Adenosina
monofosfat
siklik (AMP)
pemecahan AMP siklik menjadi 5’- AMP
dan (guanosine monophosphate)GMP
siklik menjadi 5’-GMP
Penghambatan PDE menyebabkan
penumpukan AMP siklik dan GMP siklik
08613048 Yunita Paramitasari.pdf
Referensi
MEKANISME OBAT TEOFILIN
• Mekanisme kerja teofillin menghambat enzim nukleotida siklik
phospodiesterase (PDE). PDE mengkatalis pemecahan adenosine mono phospat
(AMP) siklik menjadi 5’-AMP dan guanosin mono phospat (GMP) siklik menjadi
5’-GMP. Penghambatan PDE menyebabkan penumpukan AMP siklik dan GMP
siklik, sehingga meningkatkan tranduksi sinyal melalui jalur ini.
08613048 Yunita Paramitasari.pdf
Referensi
STRUKTUR OBAT TEOFILIN
Struktur Kimia
Teofili
n (Anonim,1979)
AMBANG TERAPI DAN
KONSENTRASI TOKSIK
08613048 Yunita Paramitasari.pdf
Referensi
• Teofilin salah satu obat yang memiliki indeks terapi
sempit yaitu 8-15 mg/L darah.
• Potensi toksisitasnya telah diketahui berhubungan
dengan kadar teofilin utuh dalam darah yaitu >20
mg/L (Dollery, 1991).
AMBANG TERAPI DAN KONSENTRASI
TOKSIK
08613048 Yunita Paramitasari.pdf
Referensi
AMBANG TERAPI DAN KONSENTRASI
TOKSIK
Applied_Clinical_Pharmacokinetics-761-814.en.id.pdf
Referensi
• Ketika teofilin atau aminofilin intravena diberikan kepada pasien sebagai
infus kontinu, dibutuhkan 3-5 waktu paruh untuk konsentrasi teofilin serum
untuk mencapai tingkat kondisi mapan. Oleh karena itu, respon obat yang
maksimal akan membutuhkan waktu untuk mencapainya. Untuk
mempercepat onset aksi obat, loading dose diberikan untuk segera mencapai
konsentrasi teofilin yang efektif.
Konsentrasi terapeutik TF :
• Asma dan COPD : 10–20 μg/mL
• Apnea dini : 6–13 μg/mL
• Terapi awal : 5-15 μg/mL
• Banyak juga yg menggunakan : 8-12 μg/mL
u
AMBANG TERAPI DAN KONSENTRASI
TOKSIK
08613048 Yunita Paramitasari.pdf
Referensi
Harus di individualisasi, melalui TDM :
• gejala toksik tdk terlihat pada konsentrasi toksik
• atau pada konsentrasi efektif terkadang muncul
efek samping
• Dosis pemeliharaan untuk teofilin non-sustained release
adalah 200-300 mg, 3-4 kali sehari atau 200-400mg, 2 kali
sehari untuk sediaan sustained released.
• Kadar terapetik plasmanya adalah 5-20 mg/L.
Konsentrasi serum 10 – 20 μg/ml diperlukan untuk
menghasilkan respon bronkodilator optimum.
u
AMBANG TERAPI DAN KONSENTRASI
TOKSIK
08613048 Yunita Paramitasari.pdf
Referensi
DOSIS EFEK SAMPING
15 μg/mL
> 20–30 μg/mL tachyarrhythmias termasuk sinus
tachycardia
> 40 μg/mL mengancam nyawa; aritmia ventricular
AMBANG TERAPI DAN KONSENTRASI
TOKSIK
08613048 Yunita Paramitasari.pdf
Referensi
PARAMETER
FARMAKOKINETIK KLINIK
• Teofilin terutama dieliminasi oleh metabolisme hati
(>90%).
• Metabolisme hati terutama melalui sistem enzim
CYP1A2 dengan jumlah yang lebih kecil
dimetabolisme oleh CYP3A dan CYP2E1.
• Sekitar 10% dari dosis teofilin ditemukan dalam urin
sebagai tidak berubah
Referensi
fApplied_Clinical_Pharmacokinetics-761-814.en.id.pdf
PARAMETER
FARMAKOKINETIK KLINIK
Ada beberapa bentuk teofilin yang berbeda
• Aminofilin adalah garam etilendiamin dari teofilin,
dan aminofilin anhidrat mengandung sekitar 85%
teofilin sedangkan aminofilin dihidrat mengandung
sekitar 80% teofilin.Digunakan untuk untuk injeksi
intravena dan penggunaan oral.
• Oxtriphylline adalah garam kolin dari teofilin dan
mengandung sekitar 65% teofilin.Pengunaannya
oral
fApplied_Clinical_Pharmacokinetics-761-814.en.id.pdf
Referensi
PENGARUH KONDISI
PATOFISIOLOGIS PASIEN
TERHADAP PARAMETER
FARMAKOKINETIK
Referensi
fApplied_Clinical_Pharmacokinetics-761-814.en.id.pdf
Referensi : fApplied_Clinical_Pharmacokinetics-761-
KEADAAN
PENYAKIT/KONDISI
WAKTU PARUH VOLUME DISTRIBUSI KETERANGAN
Pada orang dewasa dengan
kondisi fungsi hati normal.
8 jam dengan tentang
waktu 6-12 jam.
0,5 L/kg (Kisaran 0,4-0,6
L/kg)
-
Pada orang dewasa dengan
kondisi sebagai perokok
ganja atau tembakau.
5 jam 0,5 L/kg Asap tembakau atau ganja
akan menginduksi system
enzim CYP1A2 dan akan
mempercepat klirens
teofilin.
Pada orang dewasa dengan
diagnosa penyakit hati
(sirosis hati atau hepatitis
akut) .
24 jam 0,5 L/kg Theofilin dimetabolisme
oleh enzim mikrosomal hati
yang lebih besar dari 90 %
sehingga penurunan fungsi
hati menurunkan klirens
theofilin. Dan parameter
farmakokinetik pada pasien
gangguan hati sangat
bervariasi.
Referensi : fApplied_Clinical_Pharmacokinetics-761-814.en.id.pdf
KEADAAN PENYAKIT/KONDISI WAKTU PARUH VOLUME DISTRIBUSI KETERANGAN
Pada orang dewasa dengan
kasus gagal jantung. (NYHA
CHF kelas 1 dan 2
12 jam. 0,5 L/kg Terjadinya penurunan darah
hati pada aliran sekunder
karena gagal jantung dapat
mengurangi klirens dari
theofilin.
Pada orang dewasa dengan
kondisi gagal jantung sedang
hingga berat (kelas NYHA CHF
3 dan 4) atau kor pulmonal
(gagal jantung pada bagian
kanan)
24 jam 0,5 L/kg Kegagalan jantung sedang
hinga berat mengurangi curah
jantung bahkan lebih dari
gagal jantung ringanringan
yang mengakibatkan
penurunan klirens theofilin
drastis dan bervariasi. Status
jantung harus selalu dipantau
sejak pemberian theofilin.
Karena memungkinkan
terjadinya perubahan akut
(secara mendadak) dicurah
jantung.
Referensi
fApplied_Clinical_Pharmacokinetics-761-814.en.id.pdf
KEADAAN PENYAKIT/KONDISI WAKTU PARUH VOLUME DISTRIBUSI KETERANGAN
Pada orang dewasa yang
obesitas, >30% berat badan
lebih ideal.
Status penyakit/kondisi itu
mempengaruhi
farmakokinetik teofilin.
0,5 L/kg BB Dosis teofilin harus
didasarkan pada berat badan
ideal untuk pasien yang berat
badannya lebih dari 30%
Referensi
fApplied_Clinical_Pharmacokinetics-761-814.en.id.pdf
KEADAAN
PENYAKIT/KONDISI
WAKTU PARUH VOLUME DISTRIBUSI KETERANGAN
Pada anak anak usia 1-9
tahun dengan jantung dan
fungsi hati normal.
3,5 jam. 0,5 L/kg Klirens theofilin pada anak
anak akan meningkat
setelah pubertas. Dan
pemberian dosis dewasa
dapat digunakan dengan
mempertimbangkan status
penyakit dan kondisi
dengan cara mengubah
farmakokinetik theofilin
Lansia >65tahun 12 jam 0,5 L/kg Lansia dengan penyakit
bersamaan dengan keadaan
yang telah diketahui, dapat
diubah klirens dari theofilin
dan harus menggunakan
rekomendasi dosis yang
spesifik
Referensi
fApplied_Clinical_Pharmacokinetics-761-814.en.id.pdf
PENGARUH KONDISI PATOFISIOLOGIS PASIEN
TERHADAP PARAMETER FARMAKOKINETIK
KELAS KEGAGALAN
JANTUNG NYHA
KETERANGAN
I Pasien dengan penyakit jantung tetapi tanpa keterbatasan
aktivitas fisik. Aktivitas fisik biasa tidak menyebabkan
kelelahan, dyspnea atau palpitasi yang tidak semestinya.
II Penderita penyakit jantung yang mengakibatkan sedikit
keterbatasan fisik aktivitas. Aktivitas fisik biasa dapat
menyebabkan kelelahan, palpitasi, dyspnea, atau angina.
III Pasien dengan penyakit jantung yang ditandai dengan
keterbatasan fisik aktivitas. Meski pasien merasa nyaman saat
istirahat, aktivitas yang kurang dari biasanya akan menimbulkan
gejala.
IV Pasien dengan penyakit jantung yang mengakibatkan
ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas fisik tanpa
ketidaknyamanan. Gejala gagal jantung kongestif timbul
bahkan saat istirahat. Dengan aktivitas fisik apapun, dapat
menimbulkan ketidaknyamanan yang meningkat.
Referensi
fApplied_Clinical_Pharmacokinetics-761-814.en.id.pdf
PENGARUH KONDISI PATOFISIOLOGIS PASIEN
TERHADAP PARAMETER FARMAKOKINETIK
• Gagal jantung menyebabkan berkurangnya klirens teofilin karena
penurunan aliran darah hepatik akibat gangguan curah jantung
• Pasien dengan gagal jantung ringan memiliki waktu paruh teofilin rata-rata
sama dengan 12 jam (kisaran: 5-24 jam)
• Pasien dengan gagal jantung sedang hingga beratmemiliki waktu paruh
teofilin rata-rata 24 jam (5-50 jam).
Referensi
fApplied_Clinical_Pharmacokinetics-761-814.en.id.pdf
PENGARUH KONDISI PATOFISIOLOGIS PASIEN
TERHADAP PARAMETER FARMAKOKINETIK
• Efek gagal jantung terhadap farmakokinetik teofilin sangat bervariasi dan
sulit diprediksi secara akurat. Pasien dengan gagal jantung mungkin
memiliki pembersihan teofilin dan waktu paruh yang relatif normal atau
sangat abnormal. Untuk pasien gagal jantung, dosis awal dimaksudkan
sebagai titik awal untuk titrasi dosis berdasarkan respon pasien dan
menghindari efek samping
USIA WAKTU PARU
Bayi neonatus prematur 30 jam 3–15 hari setelah lahir
dan 20 jam 25–57 hari setelah
lahir
Bayi rata-rata 25 jam 1-2 hari setelah
lahir, dan 11 jam 3-30 minggu
setelah
Referensi
fApplied_Clinical_Pharmacokinetics-761-814.en.id.pdf
PENGARUH KONDISI PATOFISIOLOGIS PASIEN
TERHADAP PARAMETER FARMAKOKINETIK
USIA WAKTU PARU
Anak - anak usia 1- 9 tahun rata-rata 3,5 jam (kisaran: 1,5–5
jam)
> 65 tahun rata-rata = 12 jam). , rentang: 8–
16 jam
Referensi
fApplied_Clinical_Pharmacokinetics-761-814.en.id.pdf
PENGARUH KONDISI PATOFISIOLOGIS PASIEN
TERHADAP PARAMETER FARMAKOKINETIK
KONTRAINDIKASI PENGGUNAAN
ALTERNATIF
MINOR
dipyridamole abametapir cetirizine
febuxostat allopurinol razole
riociguat ketoconazole .dll pyridoxine
Referensi
Medscape.com
INTERAKSI OBAT
• Interaksi obat penghambat berukuran sedang adalah yang
menurunkan klirens teofilin sebesar 10-30%
Farmakokinetik Teofilin Kel 6.pptx

More Related Content

What's hot

Ekskresi obat - Anak-farmasi.com
Ekskresi obat - Anak-farmasi.comEkskresi obat - Anak-farmasi.com
Ekskresi obat - Anak-farmasi.comCholid Maradanger
 
Relin yesika 1201022 ganguan fungsi hati
Relin yesika 1201022 ganguan fungsi hatiRelin yesika 1201022 ganguan fungsi hati
Relin yesika 1201022 ganguan fungsi hatirelin yesika
 
Ppt hipertiroidisme
Ppt hipertiroidismePpt hipertiroidisme
Ppt hipertiroidismeKANDA IZUL
 
FARMAKOKINETIK NON LINIER
FARMAKOKINETIK NON LINIERFARMAKOKINETIK NON LINIER
FARMAKOKINETIK NON LINIERTaofik Rusdiana
 
Konseling dan pio nada
Konseling dan pio nadaKonseling dan pio nada
Konseling dan pio nadaSapan Nada
 
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Sapan Nada
 
Mi 1 5. pendistribusian obat di puskesmas
Mi 1   5. pendistribusian obat di puskesmasMi 1   5. pendistribusian obat di puskesmas
Mi 1 5. pendistribusian obat di puskesmasLinaNadhilah2
 
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptx
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptxKEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptx
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptxZakiah dr
 
Power point asma bronkial
Power point asma  bronkialPower point asma  bronkial
Power point asma bronkialyeliani
 
Penyuluhan diabetes mellitus
Penyuluhan diabetes mellitusPenyuluhan diabetes mellitus
Penyuluhan diabetes mellitusYunita Manurung
 
Reseptor obat wahyu
Reseptor obat wahyuReseptor obat wahyu
Reseptor obat wahyuAsti Haryani
 

What's hot (20)

Ekskresi obat - Anak-farmasi.com
Ekskresi obat - Anak-farmasi.comEkskresi obat - Anak-farmasi.com
Ekskresi obat - Anak-farmasi.com
 
Hipnotik sedativ
Hipnotik sedativHipnotik sedativ
Hipnotik sedativ
 
Ppt mual muntah
Ppt mual muntahPpt mual muntah
Ppt mual muntah
 
Relin yesika 1201022 ganguan fungsi hati
Relin yesika 1201022 ganguan fungsi hatiRelin yesika 1201022 ganguan fungsi hati
Relin yesika 1201022 ganguan fungsi hati
 
Evaluasi Granul
Evaluasi GranulEvaluasi Granul
Evaluasi Granul
 
Ppt hipertiroidisme
Ppt hipertiroidismePpt hipertiroidisme
Ppt hipertiroidisme
 
FARMAKOKINETIK NON LINIER
FARMAKOKINETIK NON LINIERFARMAKOKINETIK NON LINIER
FARMAKOKINETIK NON LINIER
 
Kasus 1
Kasus 1Kasus 1
Kasus 1
 
Isk
IskIsk
Isk
 
Konseling dan pio nada
Konseling dan pio nadaKonseling dan pio nada
Konseling dan pio nada
 
Obat saluran pencernaan
Obat saluran pencernaanObat saluran pencernaan
Obat saluran pencernaan
 
Tetes Mata
Tetes MataTetes Mata
Tetes Mata
 
Skizofrenia
Skizofrenia Skizofrenia
Skizofrenia
 
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
 
Mi 1 5. pendistribusian obat di puskesmas
Mi 1   5. pendistribusian obat di puskesmasMi 1   5. pendistribusian obat di puskesmas
Mi 1 5. pendistribusian obat di puskesmas
 
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptx
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptxKEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptx
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptx
 
Power point asma bronkial
Power point asma  bronkialPower point asma  bronkial
Power point asma bronkial
 
Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1
 
Penyuluhan diabetes mellitus
Penyuluhan diabetes mellitusPenyuluhan diabetes mellitus
Penyuluhan diabetes mellitus
 
Reseptor obat wahyu
Reseptor obat wahyuReseptor obat wahyu
Reseptor obat wahyu
 

Similar to Farmakokinetik Teofilin Kel 6.pptx

Stimulan sistem saraf pusat (ssp)
Stimulan sistem saraf pusat (ssp)Stimulan sistem saraf pusat (ssp)
Stimulan sistem saraf pusat (ssp)riizqii
 
Propofol Related Infusion Syndrome
Propofol Related Infusion SyndromePropofol Related Infusion Syndrome
Propofol Related Infusion SyndromeYesi Yehezkiel
 
Hipotiroid subklinis
Hipotiroid subklinisHipotiroid subklinis
Hipotiroid subklinisPrima Yogi
 
Pio pioglitazone achmad fauzi al' amrie
Pio pioglitazone achmad fauzi al' amriePio pioglitazone achmad fauzi al' amrie
Pio pioglitazone achmad fauzi al' amrieAchmad Fauzi Al' Amrie
 
farmakoterapi pada pasien gangguan hati
farmakoterapi pada pasien gangguan hatifarmakoterapi pada pasien gangguan hati
farmakoterapi pada pasien gangguan hatiwitanurma
 
Regimen dosis pada gagal jantung (heart failure)
Regimen dosis pada gagal jantung (heart failure)Regimen dosis pada gagal jantung (heart failure)
Regimen dosis pada gagal jantung (heart failure)Taofik Rusdiana
 
Farmakodinamika captopril full (fix)
Farmakodinamika captopril full (fix)Farmakodinamika captopril full (fix)
Farmakodinamika captopril full (fix)Euis Noorhayaty
 
237100501 case-bedah
237100501 case-bedah237100501 case-bedah
237100501 case-bedahhomeworkping3
 
Interaksi Obat.pdf
Interaksi Obat.pdfInteraksi Obat.pdf
Interaksi Obat.pdfTika995824
 
Farmakologi obat emergency, vitamin dan mineral.pdf
Farmakologi obat emergency, vitamin dan mineral.pdfFarmakologi obat emergency, vitamin dan mineral.pdf
Farmakologi obat emergency, vitamin dan mineral.pdfSugeng Ners
 
PPT KASUS PJK.pptx
PPT KASUS PJK.pptxPPT KASUS PJK.pptx
PPT KASUS PJK.pptxAdelReine1
 

Similar to Farmakokinetik Teofilin Kel 6.pptx (20)

Stimulan sistem saraf pusat (ssp)
Stimulan sistem saraf pusat (ssp)Stimulan sistem saraf pusat (ssp)
Stimulan sistem saraf pusat (ssp)
 
Farmakokinetik Teofilin
Farmakokinetik TeofilinFarmakokinetik Teofilin
Farmakokinetik Teofilin
 
Propofol Related Infusion Syndrome
Propofol Related Infusion SyndromePropofol Related Infusion Syndrome
Propofol Related Infusion Syndrome
 
Hipotiroid subklinis
Hipotiroid subklinisHipotiroid subklinis
Hipotiroid subklinis
 
Pio pioglitazone achmad fauzi al' amrie
Pio pioglitazone achmad fauzi al' amriePio pioglitazone achmad fauzi al' amrie
Pio pioglitazone achmad fauzi al' amrie
 
Tugas farmakologi
Tugas farmakologiTugas farmakologi
Tugas farmakologi
 
farmakoterapi pada pasien gangguan hati
farmakoterapi pada pasien gangguan hatifarmakoterapi pada pasien gangguan hati
farmakoterapi pada pasien gangguan hati
 
Regimen dosis pada gagal jantung (heart failure)
Regimen dosis pada gagal jantung (heart failure)Regimen dosis pada gagal jantung (heart failure)
Regimen dosis pada gagal jantung (heart failure)
 
Farmakoterapi-BLOK15.pptx
Farmakoterapi-BLOK15.pptxFarmakoterapi-BLOK15.pptx
Farmakoterapi-BLOK15.pptx
 
Farmakodinamika captopril full (fix)
Farmakodinamika captopril full (fix)Farmakodinamika captopril full (fix)
Farmakodinamika captopril full (fix)
 
242872084 injeksi-ketorolac
242872084 injeksi-ketorolac242872084 injeksi-ketorolac
242872084 injeksi-ketorolac
 
237100501 case-bedah
237100501 case-bedah237100501 case-bedah
237100501 case-bedah
 
Interaksi Obat.pdf
Interaksi Obat.pdfInteraksi Obat.pdf
Interaksi Obat.pdf
 
Farmakologi obat emergency, vitamin dan mineral.pdf
Farmakologi obat emergency, vitamin dan mineral.pdfFarmakologi obat emergency, vitamin dan mineral.pdf
Farmakologi obat emergency, vitamin dan mineral.pdf
 
Toksikologi klinik 2017
Toksikologi klinik 2017Toksikologi klinik 2017
Toksikologi klinik 2017
 
Fr 02 Reaksi Media Kontras
Fr 02 Reaksi Media KontrasFr 02 Reaksi Media Kontras
Fr 02 Reaksi Media Kontras
 
ASMA
ASMAASMA
ASMA
 
Tiroid 1
Tiroid 1Tiroid 1
Tiroid 1
 
PPT KASUS PJK.pptx
PPT KASUS PJK.pptxPPT KASUS PJK.pptx
PPT KASUS PJK.pptx
 
Farmasi klinik dili
Farmasi klinik diliFarmasi klinik dili
Farmasi klinik dili
 

Recently uploaded

FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxindah849420
 
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfKOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfnoviarani6
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptUserTank2
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptRekhaDP2
 
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxProses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxArdianAdhiwijaya
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfsrirezeki99
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptssuser551745
 
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOASCATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOASCokDevitia
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...nadyahermawan
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiAikawaMita
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptxNezaPurna
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanFeraAyuFitriyani
 
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiReferat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiRizalMalik9
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitaBintangBaskoro1
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiNezaPurna
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALBagasTriNugroho5
 

Recently uploaded (20)

FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
 
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfKOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxProses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOASCATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiReferat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
 

Farmakokinetik Teofilin Kel 6.pptx

  • 1. KELOMPOK 6 ZAHRA SALSABILA SILALAHI 202114102 ROIHANA ROHMAH 202114089 MAYSARO SITOMPUL 202114087 YENNI SANIA 202114029 NUR AINUN 202114042 AQILAH MUTMAINNAH 202114096 Dosen Pengampu : apt. Sri Wahyuni, M.Fa
  • 2. OBAT TEOFILIN • Teofilin adalah bronkodilator yang digunakan untuk asma dan untuk mengatasi penyakit paru obstruksi kronik yang stabil, secara umum tidak efektif untuk eksaserbasi penyakit paru obstruksi kronik. • Teofilin salah satu obat yang memiliki indeks terapi sempit • Teofilin dimetabolisme oleh enzim mikrosom hepar sitokrom P450 CYP 1A2. 08613048 Yunita Paramitasari.pdf Referensi
  • 3. 08613048 Yunita Paramitasari.pdf Referensi MEKANISME TEOFILIN enzim nukleotida siklik fosfodiesterase (PDE). Adenosina monofosfat siklik (AMP) pemecahan AMP siklik menjadi 5’- AMP dan (guanosine monophosphate)GMP siklik menjadi 5’-GMP Penghambatan PDE menyebabkan penumpukan AMP siklik dan GMP siklik
  • 4. 08613048 Yunita Paramitasari.pdf Referensi MEKANISME OBAT TEOFILIN • Mekanisme kerja teofillin menghambat enzim nukleotida siklik phospodiesterase (PDE). PDE mengkatalis pemecahan adenosine mono phospat (AMP) siklik menjadi 5’-AMP dan guanosin mono phospat (GMP) siklik menjadi 5’-GMP. Penghambatan PDE menyebabkan penumpukan AMP siklik dan GMP siklik, sehingga meningkatkan tranduksi sinyal melalui jalur ini.
  • 5. 08613048 Yunita Paramitasari.pdf Referensi STRUKTUR OBAT TEOFILIN Struktur Kimia Teofili n (Anonim,1979)
  • 6. AMBANG TERAPI DAN KONSENTRASI TOKSIK 08613048 Yunita Paramitasari.pdf Referensi • Teofilin salah satu obat yang memiliki indeks terapi sempit yaitu 8-15 mg/L darah. • Potensi toksisitasnya telah diketahui berhubungan dengan kadar teofilin utuh dalam darah yaitu >20 mg/L (Dollery, 1991).
  • 7. AMBANG TERAPI DAN KONSENTRASI TOKSIK 08613048 Yunita Paramitasari.pdf Referensi
  • 8. AMBANG TERAPI DAN KONSENTRASI TOKSIK Applied_Clinical_Pharmacokinetics-761-814.en.id.pdf Referensi • Ketika teofilin atau aminofilin intravena diberikan kepada pasien sebagai infus kontinu, dibutuhkan 3-5 waktu paruh untuk konsentrasi teofilin serum untuk mencapai tingkat kondisi mapan. Oleh karena itu, respon obat yang maksimal akan membutuhkan waktu untuk mencapainya. Untuk mempercepat onset aksi obat, loading dose diberikan untuk segera mencapai konsentrasi teofilin yang efektif.
  • 9. Konsentrasi terapeutik TF : • Asma dan COPD : 10–20 μg/mL • Apnea dini : 6–13 μg/mL • Terapi awal : 5-15 μg/mL • Banyak juga yg menggunakan : 8-12 μg/mL u AMBANG TERAPI DAN KONSENTRASI TOKSIK 08613048 Yunita Paramitasari.pdf Referensi Harus di individualisasi, melalui TDM : • gejala toksik tdk terlihat pada konsentrasi toksik • atau pada konsentrasi efektif terkadang muncul efek samping
  • 10. • Dosis pemeliharaan untuk teofilin non-sustained release adalah 200-300 mg, 3-4 kali sehari atau 200-400mg, 2 kali sehari untuk sediaan sustained released. • Kadar terapetik plasmanya adalah 5-20 mg/L. Konsentrasi serum 10 – 20 μg/ml diperlukan untuk menghasilkan respon bronkodilator optimum. u AMBANG TERAPI DAN KONSENTRASI TOKSIK 08613048 Yunita Paramitasari.pdf Referensi
  • 11. DOSIS EFEK SAMPING 15 μg/mL > 20–30 μg/mL tachyarrhythmias termasuk sinus tachycardia > 40 μg/mL mengancam nyawa; aritmia ventricular AMBANG TERAPI DAN KONSENTRASI TOKSIK 08613048 Yunita Paramitasari.pdf Referensi
  • 12. PARAMETER FARMAKOKINETIK KLINIK • Teofilin terutama dieliminasi oleh metabolisme hati (>90%). • Metabolisme hati terutama melalui sistem enzim CYP1A2 dengan jumlah yang lebih kecil dimetabolisme oleh CYP3A dan CYP2E1. • Sekitar 10% dari dosis teofilin ditemukan dalam urin sebagai tidak berubah Referensi fApplied_Clinical_Pharmacokinetics-761-814.en.id.pdf
  • 13. PARAMETER FARMAKOKINETIK KLINIK Ada beberapa bentuk teofilin yang berbeda • Aminofilin adalah garam etilendiamin dari teofilin, dan aminofilin anhidrat mengandung sekitar 85% teofilin sedangkan aminofilin dihidrat mengandung sekitar 80% teofilin.Digunakan untuk untuk injeksi intravena dan penggunaan oral. • Oxtriphylline adalah garam kolin dari teofilin dan mengandung sekitar 65% teofilin.Pengunaannya oral fApplied_Clinical_Pharmacokinetics-761-814.en.id.pdf Referensi
  • 14. PENGARUH KONDISI PATOFISIOLOGIS PASIEN TERHADAP PARAMETER FARMAKOKINETIK Referensi fApplied_Clinical_Pharmacokinetics-761-814.en.id.pdf
  • 15. Referensi : fApplied_Clinical_Pharmacokinetics-761- KEADAAN PENYAKIT/KONDISI WAKTU PARUH VOLUME DISTRIBUSI KETERANGAN Pada orang dewasa dengan kondisi fungsi hati normal. 8 jam dengan tentang waktu 6-12 jam. 0,5 L/kg (Kisaran 0,4-0,6 L/kg) - Pada orang dewasa dengan kondisi sebagai perokok ganja atau tembakau. 5 jam 0,5 L/kg Asap tembakau atau ganja akan menginduksi system enzim CYP1A2 dan akan mempercepat klirens teofilin. Pada orang dewasa dengan diagnosa penyakit hati (sirosis hati atau hepatitis akut) . 24 jam 0,5 L/kg Theofilin dimetabolisme oleh enzim mikrosomal hati yang lebih besar dari 90 % sehingga penurunan fungsi hati menurunkan klirens theofilin. Dan parameter farmakokinetik pada pasien gangguan hati sangat bervariasi.
  • 16. Referensi : fApplied_Clinical_Pharmacokinetics-761-814.en.id.pdf KEADAAN PENYAKIT/KONDISI WAKTU PARUH VOLUME DISTRIBUSI KETERANGAN Pada orang dewasa dengan kasus gagal jantung. (NYHA CHF kelas 1 dan 2 12 jam. 0,5 L/kg Terjadinya penurunan darah hati pada aliran sekunder karena gagal jantung dapat mengurangi klirens dari theofilin. Pada orang dewasa dengan kondisi gagal jantung sedang hingga berat (kelas NYHA CHF 3 dan 4) atau kor pulmonal (gagal jantung pada bagian kanan) 24 jam 0,5 L/kg Kegagalan jantung sedang hinga berat mengurangi curah jantung bahkan lebih dari gagal jantung ringanringan yang mengakibatkan penurunan klirens theofilin drastis dan bervariasi. Status jantung harus selalu dipantau sejak pemberian theofilin. Karena memungkinkan terjadinya perubahan akut (secara mendadak) dicurah jantung.
  • 17. Referensi fApplied_Clinical_Pharmacokinetics-761-814.en.id.pdf KEADAAN PENYAKIT/KONDISI WAKTU PARUH VOLUME DISTRIBUSI KETERANGAN Pada orang dewasa yang obesitas, >30% berat badan lebih ideal. Status penyakit/kondisi itu mempengaruhi farmakokinetik teofilin. 0,5 L/kg BB Dosis teofilin harus didasarkan pada berat badan ideal untuk pasien yang berat badannya lebih dari 30%
  • 18. Referensi fApplied_Clinical_Pharmacokinetics-761-814.en.id.pdf KEADAAN PENYAKIT/KONDISI WAKTU PARUH VOLUME DISTRIBUSI KETERANGAN Pada anak anak usia 1-9 tahun dengan jantung dan fungsi hati normal. 3,5 jam. 0,5 L/kg Klirens theofilin pada anak anak akan meningkat setelah pubertas. Dan pemberian dosis dewasa dapat digunakan dengan mempertimbangkan status penyakit dan kondisi dengan cara mengubah farmakokinetik theofilin Lansia >65tahun 12 jam 0,5 L/kg Lansia dengan penyakit bersamaan dengan keadaan yang telah diketahui, dapat diubah klirens dari theofilin dan harus menggunakan rekomendasi dosis yang spesifik
  • 19. Referensi fApplied_Clinical_Pharmacokinetics-761-814.en.id.pdf PENGARUH KONDISI PATOFISIOLOGIS PASIEN TERHADAP PARAMETER FARMAKOKINETIK KELAS KEGAGALAN JANTUNG NYHA KETERANGAN I Pasien dengan penyakit jantung tetapi tanpa keterbatasan aktivitas fisik. Aktivitas fisik biasa tidak menyebabkan kelelahan, dyspnea atau palpitasi yang tidak semestinya. II Penderita penyakit jantung yang mengakibatkan sedikit keterbatasan fisik aktivitas. Aktivitas fisik biasa dapat menyebabkan kelelahan, palpitasi, dyspnea, atau angina. III Pasien dengan penyakit jantung yang ditandai dengan keterbatasan fisik aktivitas. Meski pasien merasa nyaman saat istirahat, aktivitas yang kurang dari biasanya akan menimbulkan gejala. IV Pasien dengan penyakit jantung yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas fisik tanpa ketidaknyamanan. Gejala gagal jantung kongestif timbul bahkan saat istirahat. Dengan aktivitas fisik apapun, dapat menimbulkan ketidaknyamanan yang meningkat.
  • 20. Referensi fApplied_Clinical_Pharmacokinetics-761-814.en.id.pdf PENGARUH KONDISI PATOFISIOLOGIS PASIEN TERHADAP PARAMETER FARMAKOKINETIK • Gagal jantung menyebabkan berkurangnya klirens teofilin karena penurunan aliran darah hepatik akibat gangguan curah jantung • Pasien dengan gagal jantung ringan memiliki waktu paruh teofilin rata-rata sama dengan 12 jam (kisaran: 5-24 jam) • Pasien dengan gagal jantung sedang hingga beratmemiliki waktu paruh teofilin rata-rata 24 jam (5-50 jam).
  • 21. Referensi fApplied_Clinical_Pharmacokinetics-761-814.en.id.pdf PENGARUH KONDISI PATOFISIOLOGIS PASIEN TERHADAP PARAMETER FARMAKOKINETIK • Efek gagal jantung terhadap farmakokinetik teofilin sangat bervariasi dan sulit diprediksi secara akurat. Pasien dengan gagal jantung mungkin memiliki pembersihan teofilin dan waktu paruh yang relatif normal atau sangat abnormal. Untuk pasien gagal jantung, dosis awal dimaksudkan sebagai titik awal untuk titrasi dosis berdasarkan respon pasien dan menghindari efek samping
  • 22. USIA WAKTU PARU Bayi neonatus prematur 30 jam 3–15 hari setelah lahir dan 20 jam 25–57 hari setelah lahir Bayi rata-rata 25 jam 1-2 hari setelah lahir, dan 11 jam 3-30 minggu setelah Referensi fApplied_Clinical_Pharmacokinetics-761-814.en.id.pdf PENGARUH KONDISI PATOFISIOLOGIS PASIEN TERHADAP PARAMETER FARMAKOKINETIK
  • 23. USIA WAKTU PARU Anak - anak usia 1- 9 tahun rata-rata 3,5 jam (kisaran: 1,5–5 jam) > 65 tahun rata-rata = 12 jam). , rentang: 8– 16 jam Referensi fApplied_Clinical_Pharmacokinetics-761-814.en.id.pdf PENGARUH KONDISI PATOFISIOLOGIS PASIEN TERHADAP PARAMETER FARMAKOKINETIK
  • 24. KONTRAINDIKASI PENGGUNAAN ALTERNATIF MINOR dipyridamole abametapir cetirizine febuxostat allopurinol razole riociguat ketoconazole .dll pyridoxine Referensi Medscape.com INTERAKSI OBAT • Interaksi obat penghambat berukuran sedang adalah yang menurunkan klirens teofilin sebesar 10-30%