3. MANUSIA & AGAMA
I. Kebutuhan Manusia Terhadap Agama
Pengertian Agama
Pengertian secara Bahasa
Pengertian Istilah
Pengertian para Tokoh
4. MANUSIA & AGAMA
Perlunya Manusia Terhadap
Agama
• Latar belakang fitrah manusia
• Kelemahan dan kekurangan manusia
• Tantangan manusia
5. PENDEKATAN DALAM
MEMAHAMI AGAMA
Pendekatan Teologis Normatif
Pendekatan Antropologis
Pendekatan Sosiologis
Pendekatan Filosofis
Pendekatan Historis
Pendekatan Kebudayaan
Pendekatan Psikologi
6. PENDEKATAN TEOLOGIS NORMATIF
Pendekatan ini dalam memahami agama
secara harfiah dapat diartikan sebagai
upaya memahami agama dengan
menggunakan kerangkan Ilmu Ketuhanan
yang bertolak dari suatu keyakinan bahwa
wujud empirik dari suatu keagamaan
dianggap sebagai yang paling benar
dibandingkan dengan yang lainnya.
7. Lanjutan….
Pendekatan ini tidak bisa menyelesaikan
persoalan pluralitas agama sekarang ini.
Pendekatan ini memahami agama dengan
menggunakan cara berpikir deduktif, yaitu cara
berpikir yang berawal dari keyakinan yang
diyakini benar dan mutlak adanya, karena
ajarannya berasal dari Tuhan sehingga tidak
perlu dipertanyakan lagi.
Orang yang menggunakan agama dengan
pendekatan ini: rigit, kaku, eksklusif, fanatis,
individualis-partikularistik.
8. Lanjutan…
Suatu pendekatan yang memandang
agama dari segi ajarannya yang pokok
dan asli dari Tuhan yang di dalamnya
belum terdapat penalaran pemikiran
manusia. Agama dilihat sebagai suatu
kebenaran yang mutlak dari Tuhan.
9. Pendekatan ini dalam memahami agama
dapat diartikan sebagai salah satu upaya
memahami agama dengan cara melihat
wujud praktek keagamaan yang tumbuh
dan berkembang dalam masyarakat.
PENDEKATAN ANTROPOLOGIS
10. Lanjutan…
Ada banyak hubungan-hubungan, antara
lain:
Agama dengan kondisi ekonomi
Agama dengan kondisi politik
Agama dengan etos kerja dan
perkembangan ekonomi masyarakat
12. PENDEKATAN SOSIOLOGIS
Banyak bidang kajian yang baru dapat
dipahami secara proporsional dan tepat
apabila menggunakan jasa bantuan dari
ilmu sosiologi.
Jalaluddin Rakhmat, perhatian agama
pada masalah-masalah sosial mengajukan
5 alasan:
13. 5 alasan:
(1) dalam al-Qur’an atau kitab-kitab hadis, porsi
terbesarnya pada urusan muamalah
(2) muamalah lebih ditekankan, adanya
kenyataan bahwa bila urusan ibadah bersamaan
waktunya dengan urusan muamalah yang
penting, maka ibadah boleh diperpendek atau
ditangguhkan (bukan ditinggalkan).
(3) ibadah yang mengandung segi
kemasyarakatan diberi ganjaran lebih besar
daripada ibadah yang bersifat perseorangan.
14. (4) dalam Islam terdapat ketentuan bila urusan
ibadah dilakukan tidak sempurna atau batal,
karena melakukan pelanggaran tertentu, maka
kifaratnya (tebusannya) ialah melakukan
sesuatu yang berhubungan dengan masalah
sosial.
(5) dalam Islam terdapat ajaran bahwa amal
baik dalam bidang kemasyarakatan mendapat
ganjaran yang lebih besar daripada ibadah
sunnah.
Jadi, agama diturunkan untuk kepentingan sosial.
15. PENDEKATAN FILOSOFIS
Pendekatan ini dapat digunakan dalam memahami
ajaran agama, dengan maksud agar hikmah, hakikat
atau inti dari ajaran agama dapat dimengerti dan
dipahami secara seksama.
Pendekatan ini sudah banyak dilakukan oleh para ahli.
Misalnya sebuah buku yang berjudul Hikmah al-Tasyri’
wa Falsafatuhu karya Muhammad al-Jurjawi. Dalam
buku ini al-Jurjawi berusaha mengungkapkan hikmah
yang terkandung di balik ajaran-ajaran agama Islam.
Contoh: Ibadah puasa, shalat, haji, zakat; kisah-kisah
Nabi.
16. Melalui pendekatan filosofis ini, seseorang tidak
akan terjebak pada pengamalan agama yang
bersifat formalistik, yakni mengamalkan agama
dengan susah payah tetapi tidak memiliki makna
apa-apa, tanpa arti. Mereka tidak dapat
merasakan nilai-nilai spiritual yang tekandung di
dalamnya.
Namun demikian, pendekatan ini tidak berarti
menafikan atau menyepelekan bentuk
pengalaman agama yang bersifat formal.
Islam sebagai ajaran agama yang banyak
menyuruh penganutnya untuk menggunakan
akal pikiran sudah dapat dipastikan sangat
memerlukan pendekatan filosofis dalam
memahami ajaran agamanya.
17. PENDEKATAN HISTORIS
Pendekatan ini mengajak seseorang menukik
dari alam idealis ke alam yang bersifat empiris
dan mendunia. Bisa diketahui ada kesenjangan
atau keselarasan antara yang terdapat dalam
alam idealis dengan yang empiris dan historis.
Pendekatan ini amat dibutuhkan dalam
memahami agama, karena agama itu sendiri
turun dalam situasi yang konkret bahkan
berkaitan dengan kondisi sosial
kemasyarakatan.
18. Lanjutan…
Kuntowijoyo: al-Quran terbagi menjadi dua,
yaitu: berisi konsep-konsep, dan berisi kisah-
kisah sejarah dan perumpamaan.
Melalui pendekatan ini seseorang diajak untuk
memasuki keadaan yang sebenarnya
berkenaan dengan penerapan suatu peristiwa.
Sehingga seseorang akan bisa memahami
agama tanpa keluar dari konteks historisnya.
Dalam al-Qur’an istilahnya asbab al-nuzul.
19. PENDEKATAN KEBUDAYAAN
Pendekatan ini dapat digunakan dalam
memahami agama yang terdapat pada dataran
empiriknya atau agama yang tampil dalam
bentuk formal yang menggejala di masyarakat.
Pengalaman agama yang terdapat dalam
masyarakat tersebut diproses oleh penganutnya
dari sumber agama yaitu wahyu melalui
penalaran.
Contoh: kitab fiqh itu merupakan penalaran dari
al-Qur’an dan Hadis. Cara berjilbab, bergaul,
berpakaian.
20. PENDEKATAN PSIKOLOGIS
Zakiyah Daradjat tidak mempersoalkan benar tidaknya
suatu agama yang dianut seseorang, melainkan yang
dipentingkan adalah bagaimana keyakinan agama
tersebut terlihat pengaruhnya dalam perilaku
penganutnya.
Dalam ajaran agama banyak dijumpai istilah-istilah yang
menggambarkan sikap batin seseorang. misalnya, sikap
beriman, bertakwa, sebagai orang shaleh, berbuat baik,
jujur. Semua itu merupakan gejala-gejala kejiwaan yang
berkaitan dengan agama.
Dengan ilmu ini, seseorang selain akan mengetahui
tingkat keagamaan yang dihayati, dipahami dan
diamalkan seseorang, juga dapat digunakan sebagai
alat untuk memasukkan agama ke jiwa seseorang
sesuai dengan tingkatan usianya.
Contoh: zakat, puasa, shalat dapat diketahui
pengaruhnya dengan melalui ilmu jiwa.
21. HUBUNGAN AGAMA-IPS
Realitas Globalisasi dampak positif & negatif.
Bagaimana Ilmu Pengetahuan Sosial
memecahkan atas berbagai persoalan yang
terjadi?
IPS telah kewalahan dalam memberikan solusi,
karena dasar-dasar dan prinsip-prinsip yang
dijadikan landasan dalam IPS tersebut berasal
dari filsafat Barat yang bertumpu pada logika
rasional dan cara berpikir empirik.
22. Lanjutan...
Agama diharapkan dapat memberikan
arahan dan perspektif baru.
Bagaimana pandangan ajaran Islam
tentang kepeduliannya terhadap masalah
sosial?
23. Pandangan Islam tentang Ilmu Sosial
Islam tampil sbg agama yg memperhatikan:
keseimbangan hidup dunia dan akhirat,
hubungan manusia dengan Tuhan,
hubungan manusia dengan sesama
manusia,
antara hubungan urusan ibadah dengan
muamalah.
24. Lanjutan...
Perhatian Islam lebih besar pada muamalah
daripada ibadah (dalam arti khusus).
Dunia modern dengan kemajuan Iptek
sebenarnya menyimpan suatu potensi yang
dapat menghancurkan martabat manusia.
Hal ini membutuhkan IPS yang mampu
membebaskan manusia dari problem2 yang
dihadapi. Yaitu ilmu pengetahuan yang digali
dari nilai-nilai agama.
Kuntowijoyo menyebutnya Ilmu Sosial Profetik
25. Ilmu Sosial Bernuansa Islam
Ilmu Sosial Profetik yaitu ilmu sosial yang
tidak hanya menjelaskan dan mengubah
fenomena sosial, tetapi juga memberi
petunjuk ke arah mana transformasi itu
dilakukan, untuk apa dan oleh siapa?
Yaitu ilmu sosial yang mampu mengubah
fenomena berdasarkan cita-cita etik dan
profetik tertentu.
26. Lanjutan...
Perubahan itu didasarkan pada 3 hal:
cita-cita kemanusiaan (humanisasi)
liberasi
Transendensi
Cita-cita profetik itu dapat diderivasikan dari
kandungan surat Ali Imran ayat 110
27. Lanjutan...
Humaisasi; Tujuannya memanusiakan
manusia dari proses dehumanisasi
Liberasi; Tujuannya pembebasan manusia
dari kungkungan teknologi, dan
pemerasan kehidupan, menyatu dengan
orang miskin, dan membebaskan manusia
dari belenggu yang dibuat sendiri
Transendensi; Tujuannya menumbuhkan
dimensi transendental dalam kebudayaan
28. Peran Ilmu Sosial Profetik
dalam Era Globalisasi
Stratifikasi sosial, adanya kelas-kelas sosial
Peran Islam: keadilan dan egaliter, kesenjangan dikikis
oleh Islam (zakat, infaq, shadaqah).
Islam agama terbuka, akomodatif serta berdampingan
dengan agama, kebudayaan dan peradaban lainnya.
Islam memberikan kritik, perbaikan dan penolakan
dengan cara-cara yang simpatik dan tidak menimbulkan
gejolak sosial yang membawa korban yang tidak
diharapkan.
Islam memiliki perhatian dan kepedulian yang tinggi
terhadap masalah-masalah sosial.
29. PENGERTIAN ISLAM
& SUMBER AJARAN ISLAM
Pengertian Islam
Secara umum: tauhid dari Nabi Adam as.
sampai Nabi Isa as.
Secara khusus: tauhid yang dibawa oleh
Nabi Muhammad Saw.
30. Sumber Ajaran Islam
1. Al-Qur’an
kemukjizatan: bahasa, redaksi, isyarat ilmiah, berita
ghaib, sinonim & antonim, dll.
membaca; ilmu tajwid, ilmu qira’at,
berasal dari Allah & mutlak benar
pendekatan-pendekatan: kebahasaan, korelasi ayat
dengan ayat lain, hermeneutik.
metode: tahlili, ijmali, muqaran, tematik
corak: teologi, fikih, filsafat, tasawuf, sejarah, ilmiah,
politik, dsb
meneliti sejarah dan sosial: asbabun nuzul
memunculkan banyak disiplin ilmu tentang al-Qur’an
31. 2. As-Sunnah
Kedudukan as-Sunnah:
Ayat-ayat al-Qur’an
Fungsi as-Sunnah:
Menjelaskan/memerinci yang global
Mengecualikan yang umum
Membatasi yang mutlak
Menetapkan makna atas ayat yang musytarak
Membuat hukum sendiri.
32. Studi tentang as-sunnah:
segi kandungan
kualitas
tingkatan
latar belakang sejarah dan sosial
cara-cara memahami dan meneliti sunnah.
Memunculkan disiplin ilmu tertentu
33. 3. Akal/Ijtihad
Berdasarkan al-Qur’an dan hadis
Macamnya: Ijma’, qiyas, maslahah
mursalah, istihsan, istishhab, ‘urf, sadd
adz-dzara’i, syar’u man qablana
34. KARAKTERISTIK AJARAN ISLAM
Bidang agama
Bidang ibadah
Bidang akidah
Bidang ilmu dan kebudayaan
Bidang pendidikan
Bidang sosial
Bidang ekonomi
Bidang kesehatan
Bidang politik
Bidang pekerjaan
35. Bidang Agama
Islam mengakui adanya pluralisme = sunnatullah,
dan universalisme
Universalisme, yakni mengajarkan kepercayaan
kepada Tuhan dan hari akhir, menyuruh berbuat
baik dan mengajak pada keselamatan.
Itulah yang menjadi dasar dalam toleransi dalam
beragama.
Karakteristik Islam dalam visi keagamaannya:
bersifat toleran, pemaaf, tidak memaksakan, dan
saling menghormati.
Karena dalam pluralisme agama tersebut terdapat
unsur kesamaan yaitu pengabdian pada Tuhan.
36. Bidang Ibadah
Ibadah dalam arti khusus: apa yang telah
ditetapkan Allah akan perincian-perinciannya,
tingkat dan cara-caranya yang tertentu.
Dalam urusan ibadah tidak boleh ada
“kreativitas”.
Tidak ada campur tangan akal manusia.
Hak dan otoritas ada pada Tuhan.
Visi Islam tentang ibadah adalah merupakan
sifat, jiwa, dan misi ajaran Islam itu sendiri yang
sejalan dengan tugas penciptaan manusia,
untuk beribadah kepada-Nya.
37. Bidang Akidah
Karakteristiknya: akidah Islam bersifat murni baik dalam
isinya maupun prosesnya.
Isinya= diyakini dan diakui sebagai Tuhan yang wajib
disembah adalah Allah.
Prosesnya= keyakinan tersebut harus langsung, tidak boleh
melalui perantara.
Akidah inilah yang akan melahirkan bentuk pengabdian
hanya pada Allah.
Selanjutnya, akidah harus berpengaruh ke dalam segala
aktivitas yang dilakukan manusia, sehingga berbagai
aktivitas tersebut bernilai ibadah.
Akidah Islam bukan sekedar keyakinan dalam hati,
melainkan juga harus menjadi acuan dan dasar dalam
bertingkah laku serta berbuat sehingga menimbulkan amal
saleh.
38. Bidang Ilmu & Kebudayaan
Bersikap terbuka, akomodatif, dan selektif.
Terbuka dan akomodatif untuk menerima
berbagai masukan dari luar, bersamaan
dengan itu juga selektif, yaitu tidak begitu
saja menerima seluruh jenis ilmu dan
kebudayaan.
Surat al-‘Alaq ayat 1-5.
39. Bidang Pendidikan
Pendidikan adalah hak bagi setiap orang
(eduction for all), laki-laki dan perempuan,
dan berlangsung sepanjang hayat (long
life education).
Hadis Nabi: uthlubul ilma minal mahdi ilal
lahdi
40. Bidang Sosial
Bidang sosial ini paling menonjol, karena
seluruh ajaran Islam akhirnya ditujukan untuk
kesejahteraan manusia.
Islam menjunjung tinggi tolong menolong, saling
menasehati, kesetikawanan, egaliter (kesamaan
derajat), tenggang rasa dan kebersamaan.
Ketinggian derajat manusia hanya diukur
dengan ketaqwaannya.
Menurut penelitian Jalaluddin Rahmat (baca:
pendekatan sosiologis)
41. Bidang Ekonomi
Kehidupan manusia harus seimbang dan tidak
terpisahkan antara urusan dunia dan akhirat.
Hadis diriwayatkan Ibn Mubarak: dunia tidak,
akhirat tidak, tapi kedua-duanya.
Islam menolak kehidupan yang bercorak
sekularistik, kehidupan yang memisahkan
antara dunia dengan agama.
Alam raya sebagai ladang untuk mencari
kehidupan, adalah sesuatu yang suci dapat
dimanfaatkan. Alam diciptakan Allah, bukan
untuk obyek penyembahan sebagaimana
masyarakat primitif.
42. Bidang Kesehatan
Prinsip: pencegahan lebih diutamakan daripada
penyembuhan.
Islam menekankan kebersihan lahir dan batin.
Al-Baqarah 222: sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertaubat dan senang kepada
orang-orang yang membersihkan diri.
Taubat= kesehatan mental
Kebersihan lahiriah= kesehatan fisik.
Al-Mudatstsir, 4-5: bersihkanlah pakaianmu dan
tinggalkanlah segala macam kekotoran.
43. Bidang Politik
QS. an-Nisa’ 156: perintah mentaati ulil
amri (politik, pemerintahan dan negara).
Islam mengajarkan ketaatan kritis, bukan
ketaatan buta, disadarkan pada tolok ukur
kebenaran dari Tuhan.
Pemerintahan untuk menegakkan
keadilan, kemakmuran, kesejahteraan,
keamanan, kedamaian, ketentraman
masyarakat.
44. Bidang Pekerjaan
Islam memandang bahwa kerja sebagai ibadah
kepada Allah.
Kerja yang dikehendaki Islam adalah kerja yang
bermutu, terarah pada pengabdian kepada Allah
dan yang bermanfaat bagi orang lain.
Kerja yang profesional, kerja yang didukung ilmu
pengetahuan, keahlian, pengalaman,
kesungguhan, dst.
Kalau diserahkan pada yang bukan ahlinya,
maka tunggulah kehancurannya.
45. Islam sebagai Disiplin Ilmu
Yaitu ilmu keislaman
Termasuk ilmu keislaman, yaitu al-Qur’an/tafsir,
Hadis/ilmu hadis, ilmu kalam, filsafat, tasawuf,
hukum Islam (fikih), sejarah dan kebudayaan
Islam, dan pendidikan Islam.
Harun Nasution, Islam memiliki berbagai aspek:
teologi, ibadah, moral, mistisisme, filsafat,
sejarah, kebudayaan dsb.
Inilah yang kemudian memunculkan IAIN,
STAIN, PTAIN/S.
46. METODOLOGI PEMAHAMAN ISLAM
Kegunaan Metodologi
Metode memiliki peranan sangat penting dalam
kemajuan dan kemunduran.
Mukti Ali: yang menentukan dan membawa stagnasi
dan masa kebodohan atau kemajuan bukanlah
karena ada atau tidak adanya orang-orang yang
jenius, melainkan karena metode dan cara melihat
sesuatu.
Metode yang tepat adalah masalah pertama yang
harus diusahakan dalam pelbagai cabang ilmu
pengetahuan.
Kewajiban pertama bagi setiap peneliti adalah
memilih metode yang tepat untuk penelitiannya.
47. Studi Islam
Studi Islam
Amin Abdullah= Normativitas dan Historisitas
Normativitas= Islam kurang pas dijadikan
sebagai disiplin ilmu. Masih banyak terbebani
oleh misi keagamaan yang bersifat memihak,
romantis, dan apologis, sehingga kadar muatan
analitis, kritis, metodologis, historis, empiris,
terutama dalam menelaah teks-teks atau
naskah-naskah keagamaan produk sejarah
terdahulu kurang begitu ditonjolkan, kecuali
dalam lingkungan para peneliti tertentu yang
masih sangat terbatas.
48. Lanjutan...
Jadi pada normativitas ini tidak dapat
diberlakukan kepadanya paradigma ilmu
pengetahuan. Islam merupakan agama yang
berisi ajaran Tuhan yang berkaitan dengan
urusan akidah dan muamalah.
Historisitas= Islam dijadikan sebagai disiplin
ilmu. Islam dalam arti yang dipraktekkan oleh
manusia serta tumbuh dan berkembang dalam
sejarah kehidupan manusia, maka Islam
dikatakan sebagai sebuah disiplin ilmu, yaitu
ilmu keislaman (islamic studies).
49. Lanjutan...
Studi Islam berbeda dengan sains Islam
Sains Islam menurut Nasr adalah sains yang
dikembangkan oleh kaum muslimin sejak abad
kedua, yang keadaannya sudah tentu merupakan
salah satu pencapaian besar dalam peradaban
Islam. Sejak abad ke-2 s.d ke-9 Islam merupakan
peradaban yang paling produktif dan terdepan.
Sains Islam= mencakup berbagai pengetahuan
modern seperti kedokteran, astronomi, matematika,
fisika dan sebagainya yang dibangun atas arahan
nilai-nilai Islami.
Studi Islam= pengetahuan yang dirumuskan dari
ajaran Islam yang dipraktekkan dalam sejarah dan
kehidupan manusia.
50. Lanjutan...
Pengetahuan agama= pengetahuan yang
sepenuhnya diambil dari ajaran-ajaran Allah dan
Rasul-Nya secara murni tanpa dipengaruhi
sejarah, seperti ajaran tentang akidah, ibadah,
membaca al-Qur’an dan akhlak.
Dari 3 kategori keilmuan itu, muncullah
Madrasah Diniyah, MI, MTs, MA dan IAI yang di
dalamnya diajarkan studi Islam, meliputi: Tafsir,
Hadis, Teologi, Filsafat, Tasawuf, Hukum Islam,
Sejarah Kebudayaan Islam, dan Pendidikan
Islam.
Lalu muncul pula Universitas Islam (sains Islam)
51. Metode Memahami Islam
Islam harus dipahami secara komprehensif dengan
berpedoman kepada semangat dan isi ajaran al-
Qur’an yang diketahui mengandung banyak aspek.
Berbagai aspek yang ada dalam al-Qur’an jika
dipelajari secara keseluruhannya akan menghasilkan
pemahaman Islam yang menyeluruh.
Nasruddin Razak mengajukan 4 cara dalam
memahami Islam secara utuh: (1) sumbernya al-
Qur’an dan hadis, (2) integral, (3) kepustakaan, (4)
ketentuan normatif teologis dalam al-Qur’an
dihubungkan dengan kenyataan historis, empiris dan
sosiologis.
Mukti Ali: metode sintesis, tipologi, komparasi.
52. KONSTRUKSI TEORI PENELITIAN AGAMA
Konstruksi Teori= susunan atau bangunan dari suatu
pendapat, asas-asas atau hukum-hukum mengenai
sesuatu yang antara satu dan lainnya saling berkaitan
sehingga membentuk suatu bangunan.
Konstruksi Teori Penelitian Agama= suatu upaya
memeriksa, mempelajari, meramalkan dan memahami
secara seksama susunan atau bangunan dasar-dasar
atau hukum-hukum dan ketentuan lainnya yang
diperlukan untuk melakukan penelitian terhadap bentuk
pelaksanaan ajaran agama sebagai dasar pertimbangan
untuk mengembangkan pemahaman ajaran agama
sesuai tuntutan zaman.
Penelitian agama= pendekatan ilmiah yang diterapkan
untuk menyelidiki masalah-masalah agama.
53. Macam-macam Penelitian
Segi hasil yang ingin dicapai: menjelajah
(exploratory, deskriptif) dan menerangkan
(explanatory).
Segi bahan atau objek: kepustakaan, dan
lapangan.
Segi analisisnya: kualitatif, dan kauntitatif.
Segi metode dasar dan rancangan penelitian:
historis, perkembangan, kasus, korelasional,
kausal-komparatif, eksperimen sungguhan,
eksperimen semu dan penelitian tindakan.
Segi metode dan rancangan: survei,
eksperimen, dan grounded research.
55. Model Penelitian Tafsir
Quraish Shihab
Bersifat eksploratif, deskriptif, analitis dan perbandingan
Kesimpulan:
Periodesasi pertumbuhan dan perkembangan tafsir
Corak-corak penafsiran (sastra dan bahasa, filsafat dan
teologi, ilmiah, fikih/hukum, tasawuf, sastra budaya
kemasyarakatan)
Macam-macam metode penafsiran al-Qur’an
(ma’tsur/riwayat, penalaran: tahlili, ijmali, muqaran,
maudlu’i)
Syarat-syarat dalam menafsirkan al-Qur’an
Hubungan tafsir modernisasi
56. Lanjutan....
Muhammad al-Ghazali
Macam-macam metode memahami al-Qur’an
(klasik dan modern)
Ayat kauniyah
Bagaimana memahami al-Qur’an
Peran ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan dalam
memahami al-Qur’an
Penelitian lain: fokusnya pada: kemu’jizatan al-
Qur’an, metode-metode, kaidah-kaidah dalam
menafsirkan al-Qur’an, kunci-kunci untuk
memahami al-Qur’an.
57. Model Penelitian Hadis
Quraish Shihab
Keberadaan hadis: hub. hadis dengan al-
Qur’an dan fungsinya, serta posisi sunnah
dalam tafsir
58. Lanjutan....
Mushthafa Siba’i
Bercorak eksploratif dengan menggunakan pendekatan
historis dan disajikan secara deskriptif analitis. Yakni
dalam sistem penyajiannya menggunakan pendekatan
kronologi urutan waktu dalam sejarah.
Hasil: sejarah proses terjadi dan tersebarnya hadis mulai
masa Rasul sampai terjadinya upaya pemalsuan hadis
dan upaya para ulama untuk membendungnya, dengan
melakukan pencatatan sunnah, dibukukannya Ilmu
Mushthalahul hadis, ilmu jarh wa ta’dil, kitab-kitab
tentang hadis palsu dan para pemalsu serta
penyebarannya.
Lalu termasuk pandangan kaum Khawarij, Syi’ah,
Mu’tazilah dan Mutakallimin, para penulis modern dan
kaum muslimin pada umumnya terhadap hadis.
59. Lanjutan...
Muhammad al-Ghazali
Bersifat eksploratif, yaitu membahas, mengkaji
dan menyelami sedalam-dalamnya berbagai
persoalan aktual yang muncul di masyarakat
untuk kemudian diberikan status hukumnya
dengan berpijak pada konteks hadis.
Deskriptif analitis, yaitu mendeskripsikan hasil
penelitian sedemikian rupa, dilanjutkan
menganalisisnya dengan menggunakan
pendekatan fikih, sehingga terkesan ada misi
pembalaan dan pemurnian ajaran Islam dari
berbagai paham yang dianggapnya tidak sejalan
dengan al-Qur’an dan sunnah yang mutawatir.
60. Model Penelitian Filsafat Islam
Filsafat Islam: alam semesta, bermacam2 mslh
manusia atas dasar aj.2 keagamaan yang turun
bersama lahirx ag.Islam
5 ciri:
1. Sifat dan corak: berdasar aj.Islam QH
2. Ruang lingkup pembahasan: kosmologi, metafisika,
kehidupan dunia-akhirat, IP, kebudayaan dll.
3. Datangx flsft Islm sjalan dg prkembangn aj.Islam
4. Yang mengembangkanx: orang2 Islam
5. Kedudukanx: filsafat Islam sejajar dg studi
keislaman lainnya
61. Contoh Model Penelitianx
Amin Abdullah
Model penelitian: kepustakaan yang
bercorak deskriptif.
Pendekatan: studi tokoh, dengan studi
komparasi.
62. Lanjutan...
Otto Horrassowitz
Penelitian pemikiran filsafat Islam yang
berasal dari tokoh-tokoh abad klasik.
Pemikiran tentang: Tuhan, roh, akal,
teologi, moral, metode, metafisika, materi,
ruang, waktu.
Penelitian kualitatif, sumbernya kajian
pustaka. Metodenya deskriptif analitis.
Pendekatannya historis dan tokoh.
63. Lanjutan...
Majid Fakhry
Penelitian campuran: pendekatan historis,
kawasan dan pendekatan substansi.
Harun Nasution
Pendekatan tokoh dan historis. Bentuknya
deskripstif, bersifat kualitatif.
64. Model Penelitian Ilmu Kalam
Ilmu yang membahas tentang masalah
ketuhanan serta berbagai masalah yang
berkaitan dengan-Nya berdasarkan dalil-dalil
yang meyakinkan.
Ibn Khaldun, Ilmu kalam adalah ilmu yang berisi
alasan-alasan yang mempertahankan
kepercayaan-kepercayaan dengan
menggunakan dalil-dalil, pikiran-pikiran dan
berisi bantahan terhadap orang-orang yang
menyelewengkan dari kepercayaan aliran
golongan salaf dan ahli sunnah.
65. Model Penelitian Ilmu Kalam
Pemula
Al-Maturidi: kitab at-Tauhid, isinya:
cacatnya taqlid, kewajiban mengetahui
agama dengan dalil-dalil naqli dan aqli,
penciptaan alam, perbedaan paham
tentang penciptaan makhluk.
66. Lanjutan ...
Abu Zahrah: kitab Tarikh al-Madzahib al-
islamiyah fi al-Siyasah wa al-Aqaid: objek-
objek yang dijadikan pangkal
pertentangan oleh berbagai aliran dalam
bidang politik yang berdampak pada
masalah teologi, dan membahasa aliran
Syi’ah, Khawarij dengan berbagai
sengketanya.
67. Lanjutan...
Harun Nasution, Teologi Islam: sejarah
timbulx persoalan2 teologi islam, aliran2 &
tokohx, lalu analisa perbandingan.
Catatan:
Penelitian kepustakaan
Bercorak deskriptif
Pendekatan historis
Analisis: doktrin dan perbandingan
68. MODEL PENELITIAN TASAWUF
Terminologis:
1. Manusia sebagai makhluk terbatas: upaya
penyucian diri dg cara menjauhkan pengaruh
kehidupan dunia dan memusatkan perhatian pd
Allah
2. Man. makhluk yang berjuang: memperindah diri
dg akhlak yang bersumber dr aj.agama,
mendekatkan diri pada Allah
3. Man.makhluk bertuhan: sadar akan adanya
Tuhan, mengarahkan jiwax serta memusatkan
kegiatan2 yang berhub.Tuhan
69. MODEL PENELITIAN
Sayyed Husein Nasr
Judul buku: Tasawuf Dulu dan Sekarang
- Pendekatan tematik
- Model: Kualitatif
- Studi kritis thdp aj.tasawuf yang pernah
berkembang dlm sejarah
70. Harun Nasution
Bukunya: Falsafat dan Mistisisme dalam
Islam
- Pendekatan tematik: pendekatan ini lebih
menarik, krn terfokus pd persoalan
tasawuf, berbeda dg pendekatan tokoh
- Sifat: deskriptif eksploratif (aj.agama
sbgmn adanya dikemukakan sdmikian
rupa, walau garis besar.
71. MODEL PENELITIAN
HUKUM ISLAM/FIQH
Karakteristik Hkm Islam
1. Penerapan bersifat universal
2. Tidak memberatkan
3. Bersifat realistis
4. Menetapkan hkm berdasar musyawarah
sebagai bahan pertimbangan
5. Sanksi: dunia & akhirat
72. Model penelitian Harun Nasution
- Deskriptif komprehensif:
ayat-ayat hukum dalam al-Qur’an
latar belakang sej.pertumbuhan &
perkembangan hkm Islam (Nabi s.d
sekarang) lengkap dg madzhab & sumber
hukumx
- Penelitian eksploratif, deskriptif
- Pendekatan kesejarahan
73. M. Atho Mudzhar
- Penelitian uji teori/uji asumsi
- Penelitian kepustakaan
- Kerangka analisis: sosiologi hukum
- Hasil:
1. Latar belakang & karakteristik Islam di
Indonesia serta pengaruhnya thdp corak
hkm Islam
2. Kondisi hkm Islam (penjajahan-merdeka)
3. Fatwa-fatwa MUI
74. MODEL PENELITIAN POLITIK ISLAM
Problem
- Persoalan yang pertama muncul dalam Islam
adalah persoalan politik, bukan keyakinan
- Nabi teo-demokratis
- Khalifah 4 aristokrat demokratik
- Bibit perpecahan: masa Usman r.a, puncaknya
masa Ali k.w
- Muncullah sekian banyak aliran2
- Tanpa bentuk, catatan: menegakkan keadilan,
kemakmuran, kesejahteraan, aman-damai.
75. Model Penelitian
M. Syafi’i Ma’arif
- Ajaran al-Qur’an ttg ketatanegaraan
- Metode: kepustakaan
- Pendekatan & analisis: normative-historis
- Fokus: politik umat Islam abad 20
- Corak: deskriptif analitis
76. Harry J. Benda
- Sumber informasi: sesudah perang
- Fokus: perkembangan Islam di Jawa
- Model: Kepustakaan
- Corak: deskriptif
- Pendekatan: historis normatif, sosio-
historis
77. MODEL PENELITIAN PENDIDIKAN ISLAM
Pendidikan Islam: upaya membimbing,
mengarahkan, & membina peserta didik
yang dilakukan scr sadar & terencana
agar terbina suatu kepribadian yang
utama ss dg nilai2 aj.Islam
78. Aspek-aspek Pendidikan Islam
Perspektif Sejarah
1. Periode pembinaan Islam masa Nabi
2. Periode pertumbuhan stlh Nabi wafat s.d Bani
Umayyah
3. Periode kejayaan pendidikan Islam (mulai
Daulat Abbasiyah s.d jatuhnya Baghdad)
4. Periode kemunduran (jatuhnya baghdad s.d
jatuhnya Mesir)
5. Periode pembaharuan pendidikan Islam
(pendudukan Mesir s.d sekarang)
79. Model Penelitian
Model: Problem Guru
Himpunan Pendidikan Nasional AS
- Fokus: problem yang dihadapi guru scr nasional
th. 1968
- Pengumpulan data: survey, quesioner (17
macam)
- Sampel: guru2 sekolah negeri
- Penelitian: survey
- Model: lapangan
- Hasil: 5 aspek pokok
80. Model Lembaga Pendidikan Islam
Karel A. Steenbrink,
- Judul: Pesantren, Madrasah & Sekolah
Pendidikan Islam dalam kurun Modern
(1986)
- Metode: pengamatan (observasi)
- Objek: sejumlah pesantren di Jawa &
Sumatera
- Analisis: historis
- Pendekatan: komparatif
81. Model: Kultur Pendidikan Islam
Mastuhu
- Judul: Dinamika Sistem Pendidikan
Pesantren (1994)
- Metode pendekatan: grounded research
- Analisis: fakta di lapangan (berbagai pondok)
- Bentuk: Disertasi, sehingga sistem ilmiah
cukup kentara (pendahuluan, tinjauan
pustaka, kerangka & metode serta simpulan)
82. MODEL PENELITIAN SEJARAH ISLAM
Ruang Lingkup Sejarah
Periode klasik (650-1250): 650-1000 masa
kemajuan, 1000-1250 disintegrasi
Periode pertengahan (1250-1800): masa
kemuduran I (1250-1500) & tiga kerajaan besar
(1500-1800) yang dpt dbagi: fase kemajuan
(1500-1700) & kemunduran II (1700-1800
Periode modern (1800 s.d sekarang): ditandai
dg zaman kebangkitan
84. Model Penelitian Keagamaan
Djamari
- Metode sosiologi dlm kajian agama
- Pendekatan sosiologis
- Metode penelitian: analisis sejarah,
analisis lintas budaya, analisis isi
85. Analisis sejarah:
- Sejarah dpt menyajikan gambaran ttg
unsur-unsur yang mendukung timbulnya
suatu lembaga
- Pendekatan sejarah bertujuan untuk
menemukan inti karakter agama
- Pendekatan sejarah dlm agama dpt
membuktikan apakah agama msh tetap pd
orisinalitasnya atau tidak.
86. Analisis Lintas Budaya
- Ilmu antropologi (mengkaji kebudayaan
manusia)
- Islam telah melalui berbagai dimensi
budaya & adat istiadat
- Masing-masing negara memiliki corak
budayanya dlm mengekspresikan
agamanya.
87. Analisis Isi
Peneliti mencoba mencari keterangan ttg:
- Tema agama, baik tulisan atau buku-buku
- Doktrin
- Deklarasi teks
88. Sejarah Kawasan
John L. Esposito, edit buku Islam in Asia,
Religion, Politics & Society.
- Kumpulan tulisan
- Bahan awal untuk studi lanjut
- Menghilangkan kesan bahwa Islam identik
dg Arab
89. David D. Newson, Islam in Asia Ally or
Adversary
- Respon Islam atas berbagai masalah di
berbagai belahan dunia
- Kesan negatif masyarakat Barat thdp
Islam
90. Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur
Tengah & Kepulauan Nusantara Abad
XVII-XVIII
- Fokus: sejarah interaksi antara ulama
Timur Tengah & Nusantara
- Islam Indonesia berbeda dg Islam Timur
Tengah, tetapi tetap ada kaitannya.
- Dikemukakan ttg: latar belakang
pemikiran, permasalahan, tujuan, bahan-
bahan yang digunakan, pendekatan,
kesimpulan
91. MODEL PENELITIAN PEMIKIRAN
MODERN DLM ISLAM
Terminologi
Pembaharuan Islam: upaya-upaya untuk
menyesuaikan paham keagamaan Islam
dg perkembangan baru yg ditimbulkan
kemajuan Iptek modern
92. Model Penelitian
Deliar Noer, Gerakan Modern Islam di Indonesia
1900-1942
- Sifat: deskriptif analitis
- Terungkap: pemikiran masa merdeka memiliki
relevansi dg pemikiran pd tahun sebelumnya
(1900-1942): soal khilafiyah, sifat fragmentasi
kepartaian, kepemimpinan bersifat pribadi,
perbedaan & prtentangan faham, hub. dg
pemerintah
- Pendekatan historis-kronologis, sosiologis
- Diketahui asal usul & pertumbuhan gerakan
modern Islam
93. H.A.R Gibb
- Asumsi: Islam adlh agama yg hidup & vital yg
menyampaikan dakwah kpd hati, pikiran &
perasaan manusia, memberikan pedoman hidup
jujur, bersungguh-sungguh & bertakwa
- Lalu diadakan penelitian: telaah thdp doktrin2
aj.Islam (al-Qur’an + Hadis)
- Deskriptif
- Sifat: Kepustakaan
- Pendekatan: filosofis-historis
- Dikemukakan: dasar2 alam pikiran Islam,
dasar2 modernisme, agama kaum modern,
hukum & masyarakat Islam dunia