1. INFRASTRUKTUR LIVELIHOOD BERBASIS KAWASAN
(PENGEMBANGAN LIVELIHOOD DALAM PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN)
KELURAHAN PRINGSEWU UTARA
TEMPLATE
PRA DESAIN
PRINGSEWU UTARA
2. SUBSTANSI
PRA DESAIN
1. OVERVIEW KEBIJAKAN
1.1 Kajian Kebijakan Kota/Kab Terhadap Kelurahan
1.2 Isu Strategis Terhadap Kota
1.3 SK Kumuh Kab/Kota
2. GAMBARAN UMUM KELURAHAN
2.1 Visi dan Misi Kelurahan
2.2 Profil Kelurahan
2.3 Profil Kumuh Kelurahan
2.4 Kondisi Sarana dan Prasarana Watsan
3. GAMBARAN MEKANISME PENGELOLAAN
PERSAMPAHAN
3.1 Pola dan Mekanisme Pengelolaan Sampah di Tingkat
Kelurahan
3.2 Profil TPS 3R/TPST/Bank Sampah
3.2.1 Kelembagaan
3.2.1.1 Struktur Organisasi
3.2.1.2 Aspek Legalitas
3.2.1.3 Aturan Main (AD/ART)
3.2.2 Kondisi Eksisting Sarana, Prasarana dan Lahan
3.2.3 Cakupan Layanan
3.2.4 Alur Pengolahan Sampah di TPS 3R/TPST/Bank
Sampah
3.2.5 Kondisi keuangan Eksisting
4. PRIORITAS PENGEMBANGAN DAN KEBUTUHAN
INVESTASI
5. DESAIN PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN
LIVELIHOOD
5.1 Konsep pengembangan livelihood kawasan
5.2 Matriks program dan sumber pendanaan
5.3 Siteplan rencana kegiatan livelihood kawasan
5.4 Simulasi Perhitungan Pengurangan Kumuh
6. PRELIMINARY DESAIN PENGEMBANGAN
INFRASTRUKTUR LIVELIHOOD BERBASIS
KAWASAN
6.1 Rencana aksi dan pemaketan pekerjaan
6.2 Draft desain (sketsa denah, tampak,
potongan, ilustrasi before-after)
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BA rembug penyusunan perencanaan dan pre desain
kegiatan
BA pembentukan KSM/Panitia
BA Kegiatan Safeguard Lahan
Dokumen Penting Lainnya
Dokumentasi
Infrastruktur Livelihood Berbasis Kawasan
4.1 Analisis Potensi dan Masalah
4.2 Analisis Proyeksi Timbulan Sampah
4.3 Analisis Potensi Layanan Pengelolaan Sampah
4.4 Analisis Kebutuhan Sarana dan Prasarana
4.5 Analisis Safeguard Sosial dan Lingkungan
4.6 Analisis Pemasaran dan Keuangan
4.5.1 Safeguard Sosial
4.5.2 Safeguard Lingkungan
4.7 Program dan Strategi Pengembangan Pengelolaan
Sampah
4.6.1 Produk - Pasar
4.6.2 Alur Analisis Kelayakan Investasi Keuangan
4.6.3 Pendapatan dan Biaya
4.6.4 Proyeksi Cash Flow
4.6.5 Hasil Analisis Keuangan
4. 1.1. Kajian Kebijakan Kota/Kab
terhadap Kelurahan
OVERVIEW KEBIJAKAN
1
Mencermati kembali kebijakan Visi dan
Misi Kab/Kota
Mencermati kembali kebijakan kab/kota
terhadap aspek sanitasi (Dok SSK)
Menemukenali kebijakan yang berkaitan
dengan lokasi, kegiatan maupun
perencanaan untuk pencapaian visi yang
sesuai dengan kebijakan dan isu strategis
yang ada
V I S I
“Pringsewu Unggul, Dinamis dan Agamis”
- Pembangunan sarana dan prasarana wilayah serta utilitas dasar
sesuai dengan tata ruang wilayah
- Meningkatkan perekonomian daerah melalui pemberdayaan
masyarakat dan optimalisasi pemanfaatan potensi daerah yang
berwawasan lingkungan
- Meningkatkan kualitas sumberdaya manusai yang produktif dan
berdaya saing
- Membangun tata kelola pemerintahan yang baik dengan
menerapkan kaidah-kaidah good governance and clean
government
- Membangun masyarakat religius, berbudaya, tentram dan
harmonis
1
2
3
4
5
M I S I
Arahan kebijakan pembangunan dan
penanganan sektor air bersih, sanitasi
dan persampahan di Kab Tangerang yang
berfokus pada lokasi perencanaan
5. 1.1. Kajian Kebijakan Kota/Kab
terhadap Kelurahan
OVERVIEW KEBIJAKAN
1
Mencermati kembali kebijakan Visi dan
Misi Kab/Kota
Mencermati kembali kebijakan kab/kota
terhadap aspek sanitasi (Dok SSK)
Menemukenali kebijakan yang berkaitan
dengan lokasi, kegiatan maupun
perencanaan untuk pencapaian visi yang
sesuai dengan kebijakan dan isu strategis
yang ada
Arahan kebijakan pembangunan dan
penanganan sektor air bersih, sanitasi
dan persampahan di Kab Tangerang yang
berfokus pada lokasi perencanaan
Overview Area
Beresiko Sanitasi
Overview Rencana
Pengembangan Air
Limbah
Overview Rencana
Pengembangan
Persampahan
Melakukan overview
hasil klasifikasi dan
pemetaan area-area yang
terdapat resiko sanitasi
dengan menampilkan
peta dan klasifikasi.
Tahapan Overview Dokumen SSK
Berdasarkan Dokumen SSK Kab
Pringsewu, Kawasan Pringsewu
Bersahaja dan Kawasan Sakai
Sambaiyan masuk kedalam kategori
area beresiko sedang sanitasi.
Arah pengembangan air limbah pada
Kawasan Pringsewu Bersahaja
tahapan pengembangan penanganan
sanitasi untuk sidoharjo yakni
penanganan non prioritas daerah
komersil sedangkan untuk
podomoro tahapan pengembangan
adalah non prioritas daerah
urban. Pada Kawasan Sakai
Sambaiyan tahapan pengembangan
penanganan air limbah yaitu
prioritas daerah komersial/CBD
(Central Busines Development).
Secara umum arah pengembangan
On-site komunal.
Arah pengembangan persampahan
pada Kawasan Pringsewu Bersahaja
tahapan pengembangan penanganan
sanitasi untuk sidoharjo yakni
penanganan non prioritas daerah
komersil sedangkan untuk podomoro
tahapan pengembangan adalah non
prioritas daerah urban. Pada
Kawasan Sakai Sambaiyan tahapan
pengembangan penanganan
persampahan yaitu prioritas daerah
komersial/CBD (Central Busines
Development). Secara umum arah
pengembangan dengan Sistem
Pengolahan.
6. 1.2. Isu Strategis terhadap
Kab/Kota
OVERVIEW KEBIJAKAN
1
Mencermati kembali nilai strategis
kelurahan berdasarkan Rencana Tata
Ruang Wilayah (Pola Ruang, Struktur
Ruang dan Kawasan Strategis)
Melakukan identifikasi potensi dan
permasalahan yang terjadi di
lokasi/kelurahan
Menemukenali kebijakan yang berkaitan
dengan lokasi, kegiatan maupun
perencanaan untuk pencapaian visi yang
sesuai dengan kebijakan dan isu strategis
yang ada
Berdasarkan Perda Provinsi Lampung No. 1 Tahun 2010
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Lampung
Tahun 2009-2029, Perkotaan Pringsewu ditetapkan
sebagai Pusat Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp)
Berdasarkan Rencana Pola Ruang Kabupaten Pringsewu
Kecamatan Pringsewu di arahan pola ruang didominasi
oleh Kawasan Permukiman, Perdagangan, Kawasan
Lindung Setempat dan Kawasan Rawan Bencana.
Nilai strategis Kelurahan Perencanaan
terhadap pengembangan perkotaan serta
terindentifikasi potensi dan
permasalahan dilokasi perencanaan
Peran Kecamatan Pringsewu dalam Rencana Struktur
Tata Ruang Kabupaten Pringsewu adalah menjadi Pusat
Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp) untuk daerah
pusat kota dan sekitarnya.
7. 1.3. SK Kumuh Kab/Kota
OVERVIEW KEBIJAKAN
1
Mencermati kembali lokasi kelurahan
perencanaan masuk kedalam SK Kumuh
Kab/Kota yang berlaku
Menemukenali kebijakan yang berkaitan
dengan lokasi, kegiatan maupun
perencanaan untuk pencapaian visi yang
sesuai dengan kebijakan dan isu strategis
yang ada
NO SK TANGGAL TAHUN
JUMLAH
KAWASAN
LUASAN
KUMUH
SK
2014
280 18 Agustus 2014
7
kel/desa
46,924
SK
2020
545
16
Desember
2020
50
kel/desa
208,264
Lokasi perencanaan masuk kedalam SK
Kumuh Kab/Kota yang menjadi rujukan
8. 2
GAMBARAN UMUM
KELURAHAN
2.1 Visi dan Misi Kelurahan
2.2 Profil Kelurahan
2.3 Profil Kumuh Kelurahan
2.4 Kondisi Sarana dan Prasarana Watsan
9. 2.1 Visi dan Misi Kelurahan
GAMBARAN UMUM
KELURAHAN
2
Mencermati kembali Visi dan Misi
Kelurahan Perencanaan sebagai dasar
penyusunan pra desain
Pengumpulan atau kompilasi data dan
informasi dasar terkait dengan lokasi
perencanaan yang nantinya digunakan
sebagai dasar dalam penyusunan Pra
Desain
Misi:
1. Mewujudkan masyaraka tKelurahan Pringsewu Utara yang bersih dan sehat
2. Membangkitkan nilai-nilai luhur masyarakat dalam melakukan pemberdayaan masyarakat dalam
penanggulangan kekumuhan di Kabupaten
3. Mewujudkan kelambagan yang kuat dan berkelanjutan dalam penang-gulangan kekumuhan di
kelurahanPringsewu Utara
4. Meningkatkan Sumber daya manusia melalui pemeberdayaan masyarakat
5. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan melibatkan semua masyarakat yang kurang
mampu.
6. Memberikan kemudahan akses modal bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
7 Membangkitkan kewirausahaan masyarakat berpenghasilan rendah untuk meningkatkan
penghasilan.
Visi:
Terwujudnya Masyarakat Kelurahan Yang Sehat, Bersih,
Mandiri Serta Berdaya Saing Tinggi Dalam Pertumbuan
Ekonomi.
10. 2.2 Profil Kelurahan
Mencermati kembali data dasar profil
kelurahan
Pengumpulan atau kompilasi data dan
informasi dasar terkait dengan lokasi
perencanaan yang nantinya digunakan
sebagai dasar dalam penyusunan Pra
Desain
Kelurahan Pringsewu Utara
▪Sebelah Utara : Kelurahan Podosari
▪Sebelah Timur : Kelurahan Sidoharjo
▪Sebalah Selatan: Kelurahan Pringsewu Timur
▪Sebelah Barat : Kelurahan Pringsewu Barat
Kelurahan Pringsewu Utara merupakan salah satu
Kelurahan di wilayah Kabupaten Pringsewu Di
Kecamatan Pringsewu yang terletak pada 05o 22’
11,9”Lintang Selatan dan 104o 56’ 11,6” Bujur
Timur dengan batas-batas wilayah administratif
sebagai berikut :
45.92 % 54,08 %
3.791 Jiwa 4.434 Jiwa
8.225 Jiwa
Jumlah
Penduduk
GAMBARAN UMUM
KELURAHAN
2
Permasalahan persoalan kumuh di kelurahan ini disebabkan pada masalah penyediaan air
minum, jalan lingkungan rusak, rumah yang tidak teratur, kepadatan penduduk dan
pengelolaan air limbah rumah tangga, dan persoalan sanitasi, dan penanganan masalah
sampah. Kelurahan ini memiliki penduduk sekitar 2.372 KK yang berada di 5 RW, 31 RT
dengan jumlah penduduk 8.225
Luas wilayah administratif Kelurahan Pringsewu
Utara sekitar 2.02 km2 atau 202 hektar, yang
terbagi dalam 5 RW dan 31 RT
11. 2.3 Profil Kumuh Kelurahan
Mencermati kembali kondisi kekumuhan
di kelurahan perencanaan sebagai data
dasar dalam upaya penanganan
permukiman kumuh
Pengumpulan atau kompilasi data dan
informasi dasar terkait dengan lokasi
perencanaan yang nantinya digunakan
sebagai dasar dalam penyusunan Pra
Desain
GAMBARAN UMUM
KELURAHAN
2 PROFIL KUMUH KELURAHAN
PRINGSEWU UTARA
KAWASAN : Sakai Sambaiyan
KELURAHAN : Pringsewu Utara
KECAMATAN : Pringsewu
KABUPATEN : Pringsewu
LUAS KELURAHAN : 202 Ha
LUAS PERMUKIMAN : 45,32 Ha
LUAS SK DELINIASI : 14,36 Ha
JUMLAH RT DELINIASI : 13 RT
JUMLAH BANGUNAN : 2.186 Unit
JUMLAH KK : 2.372 KK
JUMLAH PENDUDUK : 8.225 Jiwa
INFORMASI UMUM KAWASAN
KATEGORI, TIPOLOGI DAN KARAKTER
INFORMASI UMUM KAWASAN
KATEGORI KUMUH : Kumuh Ringan
TIPOLOGI : Dataran Rendah
KARAKTERISTIK : Permukiman Komersil
• Kawasan permukiman yang kumuh dan
tidak tertata sejak tahun 2014
• Status lahan permukiman adalah lahan
illegal milik masyarakat
• Ketidak teraturan bangunan akibat
bangunan yang tidak memenuhi GSB, KLB
dan KDB
• Kondisi drainase terbuka, tidak terawat
dan air tergenang
• Terjadi penumpukan sampah di beberapa
titik
• Sarana proteksi kebakaran belum ada
PERMASALAHAN UTAMA
RT KUMUH MELIPUTI :
RT 001/003, RT 004/001, RT 005/005
RT 001/004, RT 004/004, RT 006/005
RT 002/001, RT 005/001, RT 007/001
RT 003/001, RT 005/003, RT 008/005
RT 003/004
• Pusat Perdagangan dan Jasa
• Pusat kegiatan Pendidikan
• Kontrakan Rumah dan Kos
• Wisata Religi dan Budaya
• Usaha Pertanian
• Unit usaha UMKM
POTENSI EKONOMI
Posisi Geografis
▪ Sebelah Utara : Podosari
▪ Sebelah Selatan : Pringsewu Timur
▪ Sebelah Timur : Pringsewu Barat
▪ Sebelah Barat : Sidoharjo
12. 2.3 Profil Kumuh Kelurahan
Mencermati kembali kondisi kekumuhan
di kelurahan perencanaan sebagai data
dasar dalam upaya penanganan
permukiman kumuh
Pengumpulan atau kompilasi data dan
informasi dasar terkait dengan lokasi
perencanaan yang nantinya digunakan
sebagai dasar dalam penyusunan Pra
Desain
GAMBARAN UMUM
KELURAHAN
2
KONDISI PENGELOLAAN AIR LIMBAH
• 16 KK (2,85%) pada lokasi permukiman tidak memiliki sistem
pengelolaan air limbah sesuai standar teknis
• 30 KK (5,35%) pada lokasi permukiman Tidak Memiliki Prasarana dan
Sarana Pengelolaan Air Limbah Sesuai Standar Teknis
KONDISI PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
• 561 KK ( 100,00%) pada lokasi permukiman tidak memiliki prasarana
dan sarana persampahan sesuai standar teknis
• 407 KK (61,07%) pada lokasi permukiman tidak memiliki sistem
pengelolaan persampahan sesuai standar teknis
KONDISI PROTEKSI KEBAKARAN
• 60 unit bangunan (11,76%) pada lokasi permukiman tidak memiliki
prasarana proteksi kebakaran
• 510 unit bangunan (100%) pada lokasi permukiman tidak memiliki
sarana proteksi kebakaran
KONDISI BANGUNAN GEDUNG
• 59 (11,57%) Unit Bangunan pada lokasi
permukiman Tidak Memiliki Keteraturan
• Kepadatan Bangunan Rendah
• 128 (25,10%) Unit Bangunan pada lokasi
permukiman Tidak Sesuai dengan Persyaratan
Teknis Bangunan (ALADIN)
LEGALITAS BANGUNAN DAN LAHAN
• 510 Unit Bangunan ( 100,00%) Milik Sendiri
• 464 Unit Bangunan ( 90,98%) pada lokasi permukiman Tidak memiliki
IMB
• 17 Unit Bangunan ( 3,33%) tidak memiliki status penguasaan lahan
legal (SHM, HGB/Surat yang diakui Pemerintah)
PERTIMBANGAN LAIN
Letak Lokasi Perumahan dan
Permukiman Berada pada Fungsi
Strategis Kabupaten
Lokasi Perumahan dan Permukiman Memilik Potensi Sosial,
Ekonomi dan Budaya untuk Dikembangkan atau Dipelihara
Lokasi Perumahan dan Permukiman
memilik Kepadatan Penduduk Rendah
(30 Jiwa/Ha)
NILAI STRATEGIS LOKAL KEPADATAN PENDUDUK KONDISI SOSIAL, EKONOMI DAN BUDAYA
KONDISI PENYEDIAAN AIR MINUM
• 341 KK (60,78%) pada lokasi permukiman belum
memiliki akses aman air minum
• 108 KK (19,25%) pada lokasi permukiman belum
terpenuhi Kebutuhan Air Minum
KONDISI JALAN LINGKUNGAN
• 450 Meter (4,60%) kondisi tidak ada Cakupan
Pelayanan Jalan Lingkungan
• 5.826 Meter (59,58%) kondisi Jalan Lingkungan
pada lokasi permukiman memiliki kualitas buruk
KONDISI DRAINASE LINGKUNGAN
• 2.739 Meter (18,72%) lokasi perumahan dan
permukiman tidak memilik ketersedian drainase
• 9.810 Meter (67,06%) lokasi perumahan dan
permukiman memilik kualitas konstruksi drainase
yang buruk
13. 2.3 Profil Kumuh Kelurahan
Mencermati kembali kondisi kekumuhan
di kelurahan perencanaan sebagai data
dasar dalam upaya penanganan
permukiman kumuh
Pengumpulan atau kompilasi data dan
informasi dasar terkait dengan lokasi
perencanaan yang nantinya digunakan
sebagai dasar dalam penyusunan Pra
Desain
GAMBARAN UMUM
KELURAHAN
2
Provinsi : LAMPUNG Luas Permukiman 14,36 Ha
Kab/Kota : PRINGSEWU Luas Verifikasi 14,36 Ha
Kecamatan : PRINGSEWU Jumlah Bangunan 510 Unit
Kawasan : PRINGSEWU UTARA Jumlah Penduduk 1.997 Jiwa
Jumlah KK 561 KK
VOLUME SATUAN PROSEN (%) NILAI
a. Ketidakteraturan Bangunan 59,00 Unit 11,57% 0
b. Kepadatan Bangunan - Ha 0,00% 0
c. Ketidaksesuaian dengan Persy Teknis Bangunan 128,00 Unit 25,10% 1
Rata-rata Kondisi
Bangunan Gedung
8,37%
a. Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan 450,00 Meter 4,60% 0
b. Kualitas Permukaan Jalan lingkungan 5.826,00 Meter 59,58% 3
Rata-rata Kondisi Jalan
Lingkungan
29,79%
a. Ketersediaan Akses Aman Air Minum 341,00 KK 60,78% 3
b. Tidak terpenuhinya Kebutuhan Air Minum 108,00 KK 19,25% 0
Rata-rata Kondisi
Penyediaan Air Minum
30,39%
a. Ketidakmampuan Mengalirkan Limpasan Air 2,00 Ha 13,93% 0
b. Ketidaktersediaan Drainase 2.739,00 Meter 18,72% 0
c. Kualitas Konstruksi Drainase 9.810,00 Meter 67,06% 3
Rata-rata Kondisi Drainase
Lingkungan
22,35%
a. Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai
Standar Teknis
16,00 KK 2,85% 0
b. Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah
Tidak Sesuai dengan Persyaratan Teknis
30,00 KK 5,35% 0
Rata-rata Kondisi
Penyediaan Air Limbah
0,00%
a. Prasarana dan Sarana Persampahan Tidak Sesuai
dengan persyaratan Teknis
561,00 KK 100,00% 5
b. Sistem Pengelolaan Persampahan yang tidak
sesuai Standar Teknis
407,00 KK 72,55% 3
Rata-rata Kondisi
Pengelolaan
86,27%
a. Ketidaktersediaan Prasarana Proteksi Kebakaran 60,00 Unit 11,76% 0
b. Ketidaktersediaan Sarana Proteksi Kebakaran 510,00 Unit 100,00% 5
Rata-rata Kondisi Proteksi
Kebakaran
50,00%
RATA2 KEKUMUHAN SEKTORAL 32,45%
KONTRIBUSI PENANGANAN 0,00%
7. Kondisi Proteksi
Kebakaran
TOTAL NILAI
TINGKAT KEKUMUHAN
KUMUH
RINGAN
PERHITUNGAN TINGKAT KEKUMUHAN AKHIR/PERHITUNGAN OUTCOME PENINGKATAN KUALITAS
KONDISI AWAL (BASELINE)
4. Kondisi Drainase
Lingkungan
5. Kondisi Pengelolaan Air
Limbah
ASPEK KRITERIA
3. Kondisi Penyediaan Air
Minum
1. KONDISI BANGUNAN
GEDUNG
2. Kondisi Jalan
Lingkungan
23
6. Kondisi Pengelolaan
Persampahan
12%
0%
25%
5%
58%
61%
19%
14%
17%
50%
3%
5%
100%
73%
12%
100%
0% 25% 50% 75% 100%
1. Ketidakteraturan Bangunan
2. Kepadatan Bangunan Tdk…
3. Ketidaksesuaian dengan…
4. Cakupan Pelayanan Jalan…
5. Kualitas Permukaan Jalan…
6. Ketersediaan Akses Aman…
7. Tidak terpenuhinya…
8. Ketidakmampuan…
9. Ketidaktersediaan Drainase
10. Kualitas Konstruksi Drainase
11. Sistem Pengelolaan Air…
12. Sapras Pengelolaan Air…
13. Sapras Persampahan Tidak…
14. Sistem Pengelolaan…
15. Ketidaktersediaan…
16. Ketidaktersediaan Sarana…
0
20
40
60
80
100
Kondisi
Bangunan
Gedung
Kondisi
Jalan
Lingkungan
Kondisi
Penyediaan
Air Minum
Kondisi
Drainase
Lingkungan
Kondisi
Pengelolaan
Air Limbah
Kondisi
Pengelolaan
Persampaha
n
Kondisi
Proteksi
Kebakaran
Kondisi Awal (Baseline) Kondisi Akhir
14. GAMBARAN UMUM
KELURAHAN
2 2.3 Profil Kumuh Pekon
NUMERIK SATUAN PERSEN (%) NILAI NUMERIK SATUAN PROSEN (%) NILAI
a. Ketidakteraturan Bangunan 66 Unit 15.90% 0 66 Unit 15.90% 0
b. Kepadatan Bangunan 0 Ha 0.00% 0 0 Ha 0.00% 0
c. Ketidaksesuaian dengan Persy Teknis Bangunan 77 Unit 18.55% 0 77 Unit 18.55% 0
0.00% 0.00%
a. Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan 0 Meter 0.00% 0 0 Meter 0.00% 0
b. Kualitas Permukaan Jalan lingkungan 3,579.00 Meter 58.23% 3 3,579.00 Meter 58.23% 3
29.12% 29.12%
a. Ketersediaan Akses Aman Air Minum 264 KK 56.65% 3 264 KK 56.65% 3
b. Tidak terpenuhinya Kebutuhan Air Minum 17 KK 3.65% 0 17 KK 3.65% 0
28.33% 28.33%
a. Ketidakmampuan Mengalirkan Limpasan Air 3,22 Ha 19.91% 0 3,22 Ha 19.91% 0
b. Ketidaktersediaan Drainase 2,300.00 Meter 26.88% 1 2,139.80 Meter 25.01% 1
c. Kualitas Konstruksi Drainase 4,757.00 Meter 55.59% 3 4,598.00 Meter 53.73% 3
27.49% 15.75%
a. Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai Standar Teknis 7 KK 1.50% 0 7 KK 1.50% 0
b. Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai dengan Persyaratan Teknis 12 KK 2.58% 0 12 KK 2.58% 0
0.00% 0.00%
a. Prasarana dan Sarana Persampahan Tidak Sesuai dengan persyaratan Teknis 466 KK 100.00% 5 274 KK 58.80% 3
b. Sistem Pengelolaan Persampahan yang tidak sesuai Standar Teknis 375 KK 80.47% 5 240 KK 51.50% 3
90.24% 36.77%
a. Ketidaktersediaan Prasarana Proteksi Kebakaran 72 Unit 17.35% 0 72 Unit 17.35% 0
b. Ketidaktersediaan Sarana Proteksi Kebakaran 379 Unit 91.33% 5 379 Unit 91.33% 5
45.67% 45.67%
TOTAL NILAI 25 21
TINGKAT
KEKUMUHAN KUMUH RINGAN KUMUH RINGAN
ASPEK KRITERIA
KONDISI AWAL (BASELINE) KONDISI AKHIR
1. KONDISI
BANGUNAN
GEDUNG
Rata-rata Kondisi Bangunan Gedung
2. Kondisi Jalan
Lingkungan
Rata-rata Kondisi Proteksi Kebakaran
PRINGSEWU UTARA
5. Kondisi
Pengelolaan Air
Rata-rata Kondisi Penyediaan Air Limbah
6. Kondisi
Pengelolaan
Rata-rata Kondisi Pengelolaan Persampahan
7. Kondisi Proteksi
Kebakaran
Rata-rata Kondisi Jalan Lingkungan
3. Kondisi
Penyediaan Air
Rata-rata Kondisi Penyediaan Air Minum
4. Kondisi Drainase
Lingkungan
Rata-rata Kondisi Drainase Lingkungan
15. 2.3 Kondisi Sarana dan Prasarana
Watsan
Mengidentifikasi kondisi eksisting sarana
dan prasarana watsan
Pengumpulan atau kompilasi data dan
informasi dasar terkait dengan lokasi
perencanaan yang nantinya digunakan
sebagai dasar dalam penyusunan Pra
Desain
Mengidentifikasi lokasi sarana dan
prasarana watsan
Mengidentifikasi potensi sarana dan
prasarana watsan
Tabel Kondisi Sarana dan Prasarana
eksisting yang dimiliki oleh kelurahan
perencanaan dan peta sebaran saspras
watsan
GAMBARAN UMUM
KELURAHAN
2 NO KEGIATAN TAHUN LOKASI VOLUME KONDISI KETERANGAN
A Persampahan
1 Mobil Sampah L300 2016 Lk 6 dan 4 1 Unit Baik / berfungsi Milik Swasta
2 Motor Sampah 2017 RT 03/06 2 Unit Baik Milik Swasta
3 Motor Sampah 2018 RT 02/02 1 Unit Baik / berfungsi Milik LKM
4 Motor Sampah 2018 RT 07/05 1 Unit Baik / berfungsi Milik Bank Sampah
5 TPS3R 2020 RT 07/01 1 Unit Baik / berfungsi Milik Pemda
6 Motor Sampah 2020 RT 07/01 2 Unit Baik / berfungsi Milik Pemda
7 Motor Sampah 2021 RT 07/01 1 Unit Baik / berfungsi Milik Pemda
B Air Limbah
1 IPAL Komunal + SR 2016 RT 06/01 1 Unit Baik / berfungsi Program Sanimas
2 IPAL Komunal + SR 2017 RT 01/02 1 Unit Baik / berfungsi Program Sanimas
C Air Bersih
1 PDAM 2010 Kelurahan Kelurahan Baik / berfungsi Milik Pemda Kabupaten
16. 2.3 Kondisi Sarana dan Prasarana
Watsan
Mengidentifikasi kondisi eksisting sarana
dan prasarana watsan
Pengumpulan atau kompilasi data dan
informasi dasar terkait dengan lokasi
perencanaan yang nantinya digunakan
sebagai dasar dalam penyusunan Pra
Desain
Mengidentifikasi lokasi sarana dan
prasarana watsan
Mengidentifikasi potensi sarana dan
prasarana watsan
Tabel Kondisi Sarana dan Prasarana
eksisting yang dimiliki oleh kelurahan
perencanaan dan peta sebaran saspras
watsan
GAMBARAN UMUM
KELURAHAN
2 Peta Sebaran Kondisi Sarana dan Prasarana Watsan Kelurahan Pringsewu Utara
IPAL
17. METODE PEMENUHANAIR BERSIH DI KELURAHAN PRINGSEWU BARAT
RUMAH TANGGA
SUMUR BOR WARGA
AIR KERAWANG / AIR KEMASAN ISI ULANG
PDAM PRINGSEWU
2.3 Kondisi Sarana dan Prasarana
Watsan
Mengidentifikasi kondisi eksisting sarana
dan prasarana watsan
Pengumpulan atau kompilasi data dan
informasi dasar terkait dengan lokasi
perencanaan yang nantinya digunakan
sebagai dasar dalam penyusunan Pra
Desain
Mengidentifikasi lokasi sarana dan
prasarana watsan
Mengidentifikasi potensi sarana dan
prasarana watsan
Tabel Kondisi Sarana dan Prasarana
eksisting yang dimiliki oleh kelurahan
perencanaan dan peta sebaran saspras
watsan
GAMBARAN UMUM
KELURAHAN
2
Mengidentifikasi metode pemenuhan air
bersih dan alur pengelolaan air limbah
18. ALUR PENGELOLAANAIR LIMBAH DI KELURAHAN PRINGSEWU BARAT
Rumah Tangga
SR AIR LIMBAH
TANGKI
SEPTIK
KOMUNAL
TRUK TINJA
IPLT
2.3 Kondisi Sarana dan Prasarana
Watsan
Mengidentifikasi kondisi eksisting sarana
dan prasarana watsan
Pengumpulan atau kompilasi data dan
informasi dasar terkait dengan lokasi
perencanaan yang nantinya digunakan
sebagai dasar dalam penyusunan Pra
Desain
Mengidentifikasi lokasi sarana dan
prasarana watsan
Mengidentifikasi potensi sarana dan
prasarana watsan
Tabel Kondisi Sarana dan Prasarana
eksisting yang dimiliki oleh kelurahan
perencanaan dan peta sebaran saspras
watsan
GAMBARAN UMUM
KELURAHAN
2
Mengidentifikasi metode pemenuhan air
bersih dan alur pengelolaan air limbah
19. 3
GAMBARAN
MEKANISME
PENGELOLAAN
PERSAMPAHAN
3.1 Pola dan Mekanisme Pengelolaan Sampah di Tingkat
Kelurahan
3.2 Profil TPS 3R/TPST/Bank Sampah
3.2.1 Kelembagaan
3.2.1.1 Struktur Organisasi
3.2.1.2 Aspek Legalitas
3.2.1.3 Aturan Main (AD/ART)
3.2.2 Kondisi Eksisting Sarana, Prasarana dan Lahan
3.2.3 Cakupan Layanan
3.2.4 Alur Pengolahan Sampah di TPS 3R/TPST/Bank
Sampah
3.2.5 Kondisi keuangan Eksisting
20. Matriks Pola dan Mekanisme Persampahan
3.1 Pola dan Mekanisme
Pengelolaan Sampah di Tingkat
Kelurahan
Mengidentifikasi pola dan mekanisme
pemilahan sampah
Menemukenali kondisi eksisting
mekanisme pengelolaan sampah di lokasi
perencanaan dengan penggambaran pola,
mekanisme dan profil pengelolaan
sampah eksisting untuk data dasar dalam
proses perencanaan pra desain
Mengidentifikasi pola dan mekanisme
pewadahan sampah
Mengidentifikasi pola dan mekanisme
pengumpulan sampah
Mengidentifikasi pola dan mekanisme
pengangkutan sampah
Mengidentifikasi pola dan mekanisme
pengolahan sampah
Matriks pola dan mekanisme pengelolaan
sampah merujuk Permen PUPR No 3
Tahun 2013 (Lihat Lampiran 1 sd 4)
GAMBARAN MEKANISME
PENGELOLAAN
PERSAMPAHAN
3 No RT/RW Pemilahan Sampah Pewadahan sampah Pengumpulan Sampah Pengangkutan Sampah Pengolahan Sampah
1 RT001-RW001 Tidak ada pemilahan sampah Wadah Terbuka Pola Individual Tidak Langsung Gerobak/Motor Sampah Tidak ada pengolahan
2 RT002-RW001 Tidak ada pemilahan sampah Wadah Terbuka Pola Individual Tidak Langsung Gerobak/Motor Sampah Tidak ada pengolahan
3 RT003-RW001 Tidak ada pemilahan sampah Wadah Terbuka Pola Individual Tidak Langsung Gerobak/Motor Sampah Tidak ada pengolahan
4 RT004-RW001 Tidak ada pemilahan sampah Wadah Terbuka Pola Individual Tidak Langsung Gerobak/Motor Sampah Tidak ada pengolahan
5 RT005-RW001 Tidak ada pemilahan sampah Wadah Terbuka Pola Individual Tidak Langsung Gerobak/Motor Sampah Tidak ada pengolahan
6 RT006-RW001 Tidak ada pemilahan sampah Wadah Terbuka Pola Individual Tidak Langsung Gerobak/Motor Sampah Tidak ada pengolahan
7 RT007-RW001 Tidak ada pemilahan sampah Wadah Terbuka Pola Individual Tidak Langsung Gerobak/Motor Sampah Tidak ada pengolahan
8 RT001-RW002 Tidak ada pemilahan sampah Wadah Terbuka Pola Individual Tidak Langsung Gerobak/Motor Sampah Tidak ada pengolahan
9 RT002-RW002 Tidak ada pemilahan sampah Wadah Terbuka Pola Individual Tidak Langsung Gerobak/Motor Sampah Tidak ada pengolahan
10 RT003-RW002 Tidak ada pemilahan sampah Wadah Terbuka Pola Individual Tidak Langsung Gerobak/Motor Sampah Tidak ada pengolahan
11 RT004-RW002 Tidak ada pemilahan sampah Wadah Terbuka Pola Individual Tidak Langsung Gerobak/Motor Sampah Tidak ada pengolahan
12 RT005-RW002 Tidak ada pemilahan sampah Wadah Terbuka Pola Individual Tidak Langsung Gerobak/Motor Sampah Tidak ada pengolahan
13 RT006-RW002 Tidak ada pemilahan sampah Wadah Terbuka Pola Individual Tidak Langsung Gerobak/Motor Sampah Tidak ada pengolahan
14 RT001-RW003 Tidak ada pemilahan sampah Wadah Terbuka Pola Individual Tidak Langsung Gerobak/Motor Sampah Tidak ada pengolahan
15 RT002-RW003 Tidak ada pemilahan sampah Wadah Terbuka Pola Individual Tidak Langsung Gerobak/Motor Sampah Tidak ada pengolahan
16 RT003-RW003 Tidak ada pemilahan sampah Wadah Terbuka Pola Individual Tidak Langsung Gerobak/Motor Sampah Tidak ada pengolahan
17 RT004-RW003 Tidak ada pemilahan sampah Wadah Terbuka Pola Individual Tidak Langsung Gerobak/Motor Sampah Tidak ada pengolahan
18 RT005-RW003 Tidak ada pemilahan sampah Wadah Terbuka Pola Individual Tidak Langsung Gerobak/Motor Sampah Tidak ada pengolahan
19 RT001-RW004 Tidak ada pemilahan sampah Wadah Terbuka Pola Individual Tidak Langsung Gerobak/Motor Sampah Tidak ada pengolahan
20 RT002-RW004 Tidak ada pemilahan sampah Wadah Terbuka Pola Individual Tidak Langsung Gerobak/Motor Sampah Tidak ada pengolahan
21 RT003-RW004 Tidak ada pemilahan sampah Wadah Terbuka Pola Individual Tidak Langsung Gerobak/Motor Sampah Tidak ada pengolahan
22 RT004-RW004 Tidak ada pemilahan sampah Wadah Terbuka Pola Individual Tidak Langsung Gerobak/Motor Sampah Tidak ada pengolahan
23 RT005-RW004 Tidak ada pemilahan sampah Wadah Terbuka Pola Individual Tidak Langsung Gerobak/Motor Sampah Tidak ada pengolahan
24 RT001-RW005 Tidak ada pemilahan sampah Wadah Terbuka Pola Individual Tidak Langsung Gerobak/Motor Sampah Tidak ada pengolahan
25 RT002-RW005 Tidak ada pemilahan sampah Wadah Terbuka Pola Individual Tidak Langsung Gerobak/Motor Sampah Tidak ada pengolahan
26 RT003-RW005 Tidak ada pemilahan sampah Wadah Terbuka Pola Individual Tidak Langsung Gerobak/Motor Sampah Tidak ada pengolahan
27 RT004-RW005 Tidak ada pemilahan sampah Wadah Terbuka Pola Individual Tidak Langsung Gerobak/Motor Sampah Tidak ada pengolahan
28 RT005-RW005 Tidak ada pemilahan sampah Wadah Terbuka Pola Individual Tidak Langsung Gerobak/Motor Sampah Tidak ada pengolahan
29 RT006-RW005 Tidak ada pemilahan sampah Wadah Terbuka Pola Individual Tidak Langsung Gerobak/Motor Sampah Tidak ada pengolahan
30 RT007-RW005 Tidak ada pemilahan sampah Wadah Terbuka Pola Individual Tidak Langsung Gerobak/Motor Sampah Tidak ada pengolahan
31 RT008-RW005 Tidak ada pemilahan sampah Wadah Terbuka Pola Individual Tidak Langsung Gerobak/Motor Sampah Tidak ada pengolahan
21. 1. Pemilahan
3.1 Pola dan Mekanisme
Pengelolaan Sampah di Tingkat
Kelurahan
Mengidentifikasi pola dan mekanisme
pemilahan sampah
Menemukenali kondisi eksisting
mekanisme pengelolaan sampah di lokasi
perencanaan dengan penggambaran pola,
mekanisme dan profil pengelolaan
sampah eksisting untuk data dasar dalam
proses perencanaan pra desain
Mengidentifikasi pola dan mekanisme
pewadahan sampah
Mengidentifikasi pola dan mekanisme
pengumpulan sampah
Mengidentifikasi pola dan mekanisme
pengangkutan sampah
Mengidentifikasi pola dan mekanisme
pengolahan sampah
Matriks pola dan mekanisme pengelolaan
sampah lokasi perencanaan
2. Pewadahan
Baru 1 RT yang melakukan proses pemilahan
sampah organik dan anorganik hanya beberapa
rumah tangga yang sudah memisahkan sampah,
hampir di semua RT sampah masih bercampur atau
belum dilakukan pemilahan sampah dilevel rumah
tangga.
Belum ada penggunaan wadah tertutup di
kelurahan Pringsewu Utara jadi di semua RT masih
menggunakan pewadahan terbuka (wadah yang di
gunakan seperti karung, kranjang bambu, ember,
bak semen, dan kantong plastik.
GAMBARAN MEKANISME
PENGELOLAAN
PERSAMPAHAN
3
Sudah dipilah
22. 3. Pengangkutan
3.1 Pola dan Mekanisme
Pengelolaan Sampah di Tingkat
Kelurahan
Mengidentifikasi pola dan mekanisme
pemilahan sampah
Menemukenali kondisi eksisting
mekanisme pengelolaan sampah di lokasi
perencanaan dengan penggambaran pola,
mekanisme dan profil pengelolaan
sampah eksisting untuk data dasar dalam
proses perencanaan pra desain
Mengidentifikasi pola dan mekanisme
pewadahan sampah
Mengidentifikasi pola dan mekanisme
pengumpulan sampah
Mengidentifikasi pola dan mekanisme
pengangkutan sampah
Mengidentifikasi pola dan mekanisme
pengolahan sampah
Matriks pola dan mekanisme pengelolaan
sampah lokasi perencanaan
4. Pengumpulan
5. Pengolahan
Hampir seluruh RT pengangkutan sampah dilakukan menggunakan motor
sampah dan mobil sampah. Namun hanya beberapa beberapa RT yang
pengangkutan sampahnya masuk ke TPS-3R sisanya langsung dibuang ke TPA.
Pengumpulan sampah di Kelurahan Pringsewu Utara lebih banyak dilakukan
dengan pola individual tidak langsung, dimana sampah rumah tangga
dikumpulan di rumah masing-masing di setiap RT lalu di angkut oleh motor dan
atau mobil sampah diangkut ke TPS-3R dan TPA, kemudian residu sampah dari
TPS-3R dibuang ke TPA dengan motor dan atau mobil sampah, ada juga yang
dilakukan pola penyapuan jalan oleh mobil sampah yang langsung dibuang ke
TPA
Belum Seluruh RT di Kelurahan Pringsewu Utara belum dilakukan pengolahan
sampah
GAMBARAN MEKANISME
PENGELOLAAN
PERSAMPAHAN
3
Sudah diolah
23. Pemilahan
Sampah
Anorganik
3.1 Pola dan Mekanisme
Pengelolaan Sampah di Tingkat
Kelurahan
Mengidentifikasi pola dan mekanisme
pemilahan sampah
Menemukenali kondisi eksisting
mekanisme pengelolaan sampah di lokasi
perencanaan dengan penggambaran pola,
mekanisme dan profil pengelolaan
sampah eksisting untuk data dasar dalam
proses perencanaan pra desain
Mengidentifikasi pola dan mekanisme
pewadahan sampah
Mengidentifikasi pola dan mekanisme
pengumpulan sampah
Mengidentifikasi pola dan mekanisme
pengangkutan sampah
Mengidentifikasi pola dan mekanisme
pengolahan sampah
Matriks pola dan mekanisme pengelolaan
sampah lokasi perencanaan
GAMBARAN MEKANISME
PENGELOLAAN
PERSAMPAHAN
3 ALUR PENGELOLAAN SAMPAH DI KELURAHAN PRINGSEWU BARAT
Bank Sampah
TEMPAT PEMROSESAN AKHIR
Rumah Tangga
Bak Sampah
TPS-3R
Motor Sampah
Pengepul/Pelaku Daur Ulang
24. 3.2 Jumlah Volume Sampah di
Tingkat Kelurahan
Mengidentifikasi jumlah volume sampah
eksiting
Menemukenali kondisi eksisting
mekanisme pengelolaan sampah di lokasi
perencanaan dengan penggambaran pola,
mekanisme dan profil pengelolaan
sampah eksisting untuk data dasar dalam
proses perencanaan pra desain
Matriks volume sampah ditingkat
kelurahan perencanaan merujuk kepada
SNI04-1993-03
Bisa dilihat format tabel bantu Pra Desain
(sheet 3.2)
Matrik Volume Sampah Kelurahan Pringsewu Utara
GAMBARAN MEKANISME
PENGELOLAAN
PERSAMPAHAN
3
Keterangan:
1. Volume sampah yang dikelola oleh TPS-3R = 5,49 m3 / 27%
2. Volume sampah yang dibuang langsung ke TPA= 12,19 m3 / 59%
3. Volume sampah yang tidak dikelola = 2,88 m3 / 14 %
No Alamat RT/RW
Jumlah Kepala
Keluarga
Jumlah Penduduk
Volume Sampah
liter/hari m3/hari
1 RT001-RW001 52 190 475 0.48
2 RT002-RW001 94 322 805 0.81
3 RT003-RW001 50 185 463 0.46
4 RT004-RW001 77 249 623 0.62
5 RT005-RW001 58 220 550 0.55
6 RT006-RW001 59 216 540 0.54
7 RT007-RW001 61 234 585 0.59
8 RT001-RW002 76 237 593 0.59
9 RT002-RW002 29 83 208 0.21
10 RT003-RW002 30 109 273 0.27
11 RT004-RW002 24 79 198 0.20
12 RT005-RW002 103 351 878 0.88
13 RT006-RW002 92 306 765 0.77
14 RT001-RW003 62 217 543 0.54
15 RT002-RW003 67 212 530 0.53
16 RT003-RW003 49 181 453 0.45
17 RT004-RW003 137 505 1263 1.26
18 RT005-RW003 99 359 898 0.90
19 RT001-RW004 64 211 528 0.53
20 RT002-RW004 62 218 545 0.55
21 RT003-RW004 54 194 485 0.49
22 RT004-RW004 52 203 508 0.51
23 RT005-RW004 44 168 420 0.42
24 RT001-RW005 75 236 590 0.59
25 RT002-RW005 84 275 688 0.69
26 RT003-RW005 88 309 773 0.77
27 RT004-RW005 116 397 993 0.99
28 RT005-RW005 162 549 1373 1.37
29 RT006-RW005 121 417 1043 1.04
30 RT007-RW005 159 558 1395 1.40
31 RT008-RW005 72 235 588 0.59
Total 2372 8225 20562.5 20.56
25. 3.3 Profil TPS 3R/TPST/Bank
Sampah
Menemukenali kondisi eksisting
mekanisme pengelolaan sampah di lokasi
perencanaan dengan penggambaran pola,
mekanisme dan profil pengelolaan
sampah eksisting untuk data dasar dalam
proses perencanaan pra desain
3.3.1 Kelembagaan
3.3.2 Kondisi Sarana, Prasarana dan
Lahan
3.3.3 Cakupan Layanan
3.3.4 Teknik Pengolahan Sampah
3.3.5 Kondisi Keuangan
3.3.1.1 Visi dan Misi
3.3.1.2 Struktur Organisasi
Visi :
Mengembangkan pengelolaan sampah menjadi produk bermanfaat dan bernilai ekonomis di Kabupaten Pringsewu melalui
partisipasi masyarakat
Misi :
❖ Melakukan pemilahan sampah dari rumah tangga.
❖ Melakukan daur ulang sampah organic melalui pengomposan dan hasil lainnya yang bermanfaat
❖ Melakukan daur ulang sampah non organic melalui kerajianan tangan.
❖ Memanfaatkan barang-barang bekas untuk digunakan kembali
❖ Mengurangi pemakaian barang barang yang tidak bisa di daur ulang.
❖ Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan nasabah
GAMBARAN MEKANISME
PENGELOLAAN
PERSAMPAHAN
3
26. 3.3 Profil TPS 3R/TPST/Bank
Sampah
Menemukenali kondisi eksisting
mekanisme pengelolaan sampah di lokasi
perencanaan dengan penggambaran pola,
mekanisme dan profil pengelolaan
sampah eksisting untuk data dasar dalam
proses perencanaan pra desain
3.3.1 Kelembagaan
3.3.2 Kondisi Sarana, Prasarana dan
Lahan
3.3.3 Cakupan Layanan
3.3.4 Teknik Pengolahan Sampah
3.3.5 Kondisi Keuangan
3.3.1.3 Aspek Legalitas
3.3.1.4 AD-ART
SK Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pringsewu
Nomor : 660/004/KPTS/D.08/2022
TPS3R Kelurahan Pringsewu Utara belum memiliki AD-ART
GAMBARAN MEKANISME
PENGELOLAAN
PERSAMPAHAN
3
27. No Jenis Sarana/Prasarana Jumlah
Tahun Pengadaan/
Pembangunan
Kondisi Foto
A Sarana
1 Motor Sampah 1 Unit 2018 Befungsi
2 Motor Sampah 1 Unit 2020 Befungsi
3 Timbangan 1 Unit 2020 Befungsi
4 Motor Sampah 2 Unit 2021 Befungsi
5 Mesin Pencacah 1 Unit 2020 Befungsi
6 Mesin Pencacah Plastik 1 Unit 2020 Befungsi
7 Mesin Pengayak Kompos 1 Unit 2020 Befungsi
8 Bak Pengomposan 10 Unit 2020 Befungsi
9 Genset 1 Unit 2020 Befungsi
B Prasarana (Dimensi)
1 Hanggar (8x15) 1 Unit 2020 Berfungsi
2 Kantor (3x4) 1 Unit 2020 Befungsi
3 Gudang (3x4) 1 Unit 2020 Befungsi
Tabel Kondisi Sarana Dan Prasarana TPS-3R
3.3 Profil TPS 3R/TPST/Bank
Sampah
Menemukenali kondisi eksisting
mekanisme pengelolaan sampah di lokasi
perencanaan dengan penggambaran pola,
mekanisme dan profil pengelolaan
sampah eksisting untuk data dasar dalam
proses perencanaan pra desain
3.3.1 Kelembagaan
3.3.2 Kondisi Sarana, Prasarana dan
Lahan
3.3.3 Cakupan Layanan
3.3.4 Teknik Pengolahan Sampah
3.3.5 Kondisi Keuangan
GAMBARAN MEKANISME
PENGELOLAAN
PERSAMPAHAN
3
28. Informasi Lahan
Status Kepemilikan Lahan : Lahan Pemda
Izin Penggunaan Lahan : Bangun Serah Guna
Luas Lahan : 822 m2
Luas Bangunan : 308 m2
KONDISI LAHAN BANK SAMPAH
Gambar Site Lahan dan bangunan Eksisting
Bangunan TPS3R Kelurahan Pringsewu Utara berdiri diatas tanah milik Pemda
dengan luas tanah 822 M2, sedangkan luas bangunan 308 M2 dengan kepemilikan
lahan berupa Bangun Serah Guna
Foto bangunan eksisting
3.3 Profil TPS 3R/TPST/Bank
Sampah
Menemukenali kondisi eksisting
mekanisme pengelolaan sampah di lokasi
perencanaan dengan penggambaran pola,
mekanisme dan profil pengelolaan
sampah eksisting untuk data dasar dalam
proses perencanaan pra desain
3.3.1 Kelembagaan
3.3.2 Kondisi Sarana, Prasarana dan
Lahan
3.3.3 Cakupan Layanan
3.3.4 Teknik Pengolahan Sampah
3.3.5 Kondisi Keuangan
GAMBARAN MEKANISME
PENGELOLAAN
PERSAMPAHAN
3
29. Surat kepemilikan lahan milik pemda Surat perizinan
3.3 Profil TPS 3R/TPST/Bank
Sampah
Menemukenali kondisi eksisting
mekanisme pengelolaan sampah di lokasi
perencanaan dengan penggambaran pola,
mekanisme dan profil pengelolaan
sampah eksisting untuk data dasar dalam
proses perencanaan pra desain
3.3.1 Kelembagaan
3.3.2 Kondisi Sarana, Prasarana dan
Lahan
3.3.3 Cakupan Layanan
3.3.4 Teknik Pengolahan Sampah
3.3.5 Kondisi Keuangan
GAMBARAN MEKANISME
PENGELOLAAN
PERSAMPAHAN
3
30. 3.3 Profil TPS 3R/TPST/Bank
Sampah
Menemukenali kondisi eksisting
mekanisme pengelolaan sampah di lokasi
perencanaan dengan penggambaran pola,
mekanisme dan profil pengelolaan
sampah eksisting untuk data dasar dalam
proses perencanaan pra desain
3.3.1 Kelembagaan
3.3.2 Kondisi Sarana, Prasarana dan
Lahan
3.3.3 Cakupan Layanan
3.3.4 Teknik Pengolahan Sampah
3.3.5 Kondisi Keuangan
GAMBARAN MEKANISME
PENGELOLAAN
PERSAMPAHAN
3
No Kelurahan Alamat RT/RW
Jumlah Kepala
Keluarga
Jumlah KK
Layanan Bank
Sampah
%
1 Pringsewu Utara RT001-RW001 52 20 38%
2 Pringsewu Utara RT002-RW001 94 15 16%
3 Pringsewu Utara RT003-RW001 50 8 16%
4 Pringsewu Utara RT004-RW001 77 13 17%
5 Pringsewu Utara RT005-RW001 58 15 26%
6 Pringsewu Utara RT006-RW001 59 18 31%
7 Pringsewu Utara RT007-RW001 61 35 57%
8 Pringsewu Utara RT001-RW002 76 15 20%
9 Pringsewu Utara RT002-RW002 29 0 0%
10 Pringsewu Utara RT003-RW002 30 0 0%
11 Pringsewu Utara RT004-RW002 24 0 0%
12 Pringsewu Utara RT005-RW002 103 0 0%
13 Pringsewu Utara RT006-RW002 92 0 0%
14 Pringsewu Utara RT001-RW003 62 0 0%
15 Pringsewu Utara RT002-RW003 67 5 7%
16 Pringsewu Utara RT003-RW003 49 0 0%
17 Pringsewu Utara RT004-RW003 137 17 12%
18 Pringsewu Utara RT005-RW003 99 0 0%
19 Pringsewu Utara RT001-RW004 64 0 0%
20 Pringsewu Utara RT002-RW004 62 0 0%
21 Pringsewu Utara RT003-RW004 54 0 0%
22 Pringsewu Utara RT004-RW004 52 8 15%
23 Pringsewu Utara RT005-RW004 44 0 0%
24 Pringsewu Utara RT001-RW005 75 0 0%
25 Pringsewu Utara RT002-RW005 84 0 0%
26 Pringsewu Utara RT003-RW005 88 11 13%
27 Pringsewu Utara RT004-RW005 116 7 6%
28 Pringsewu Utara RT005-RW005 162 18 11%
29 Pringsewu Utara RT006-RW005 121 9 7%
30 Pringsewu Utara RT007-RW005 159 36 23%
31 Pringsewu Utara RT008-RW005 72 0 0%
Total
31. 3.3 Profil TPS 3R/TPST/Bank
Sampah
Menemukenali kondisi eksisting
mekanisme pengelolaan sampah di lokasi
perencanaan dengan penggambaran pola,
mekanisme dan profil pengelolaan
sampah eksisting untuk data dasar dalam
proses perencanaan pra desain
3.3.1 Kelembagaan
3.3.2 Kondisi Sarana, Prasarana dan
Lahan
3.3.3 Cakupan Layanan
3.3.4 Teknik Pengolahan Sampah
3.3.5 Kondisi Keuangan
Proses pemilahan sampah organik
dan anorganik oleh petugas TPS3R
1
2
3
4
Pengangkutan sampah oleh petugas
dari setiap rumah tangga
Pemrosesan sampah oleh petugas
sampah di TPS3R
Sampah yang sudah di pilah dan sudah di
pres dan siap untuk dijual berdasarkan
jenisnya kepada pengepul
GAMBARAN MEKANISME
PENGELOLAAN
PERSAMPAHAN
3
32. 3.3 Profil TPS 3R/TPST/Bank
Sampah
Menemukenali kondisi eksisting
mekanisme pengelolaan sampah di lokasi
perencanaan dengan penggambaran pola,
mekanisme dan profil pengelolaan
sampah eksisting untuk data dasar dalam
proses perencanaan pra desain
3.3.5 Kondisi Keuangan
GAMBARAN MEKANISME
PENGELOLAAN
PERSAMPAHAN
3
Menggambarkan informasi keuangan
atas usaha pengelolaan sampah dan
menuangkannya ke dalam Laporan
Neraca dan Laba Rugi tahun buku 2021
Bagi usaha TPS3R/Bank Sampah yang
belum menyelenggarakan pembukuan
maka perlu disusun neraca dan laba rugi
proforma (neraca dan laba rugi untuk
pertama kalinya)
Neraca dan Laba/Rugi
TPS3R MITRA MANDIRI
N E R A C A
Per 31 Mei 2022
AKTIVA PASIVA
Aktiva Lancar Utang Lancar
Kas Rp. 1,062,900 Utang Usaha Rp. 0
Bank Rp. 0 Utang Gaji Rp.
Piutang Rp. 0 ….................................. Rp.
Persediaan Rp. 8,000,000 ….................................. Rp.
Perlengkapan Rp. ….................................. Rp.
Sewa Dibayar Di
muka Rp. ….................................. Rp.
Jumlah Aktiva Lancar Rp. 9,062,900 Jumlah Utang Lancar Rp. 0
Aktiva Tetap Modal
Mesin dan PeralatanRp. 0
Modal TPS 3R/Bank
Sampah Rp. 3,574,800
Bangunan Rp. 0 L/R Tahun Lalu Rp. 0
Tanah Rp. L/R Tahun Berjalan Rp. 5,488,100
Akumulasi
Penyusutan Rp. -
Jumlah Aktiva Tetap Rp. 0 Jumlah MODAL Rp. 9,062,900
Jumlah Aktiva Rp. 9,062,900 Jumlah Pasiva Rp. 9,062,900
TPS3R MITRA MANDIRI
LABA/RUGI
Periode Januari sd Mei 2022
PENDAPATAN
Iuran Warga Rp. 26,250,000
Subsidi Pemerintah Rp. 35,000,000
Penjualan Sampah Rp. 17,126,600
Pendapatan lainnya Rp.
Pendapatan lainnya Rp.
Pendapatan lainnya Rp.
Jumlah Pendapatan Rp. 78,376,600
BIAYA
Tenaga Kerja Rp. 52,500,000
Biaya Operasional Rp. 18,888,500
Biaya Non Operasional Rp. 1,500,000
….............................. Rp.
….............................. Rp.
Jumlah Biaya Rp. 72,888,500
LABA/RUGI Rp. 5,488,100
33. 4
PRIORITAS
PENGEMBANGAN
DAN KEBUTUHAN
INVESTASI
4.1 Analisis Potensi dan Masalah
4.2 Analisis Proyeksi Timbulan Sampah
4.3 Analisis Potensi Layanan Pengelolaan Sampah
4.4 Analisis Kebutuhan Sarana dan Prasarana
4.5 Analisis Safeguard Sosial dan Lingkungan
4.6 Analisis Pemasaran dan Keuangan
4.5.1 Safeguard Sosial
4.5.2 Safeguard Lingkungan
4.7 Program dan Strategi Pengembangan Pengelolaan
Sampah
4.6.1 Produk - Pasar
4.6.2 Alur Analisis Kelayakan Investasi Keuangan
4.6.3 Pendapatan dan Biaya
4.6.4 Proyeksi Cash Flow
4.6.5 Hasil Analisis Keuangan
34. 4.1 Analisis Potensi dan Masalah
Menemukenali permasalahan dan potensi
terkait pengelolaan sampah ditingkat kelurahan
1. Pengelolaan sampah yang berjalan masih
belum sesuai dengan arahan pengelolaan
sampah tingkat kabupaten yang dimana
Kecamatan Pringsewu masuk kedalam area
Sistem Pengolahan prioritas daerah komersial
2. Manajemen persampahan yang berjalan
belum terkelola dengan baik, manajeman
masih lemah dalam Manajemen Keuangan,
Pembukuan masih dilakukan sangat
sederhana.
3. TPS3R masih belum maksimal dalam
pengolahan sampah organik dan anorganik
4. Sarana dan prasarana persampahan yang ada
saat ini belum memenuhi kebutuhan
penanganan persampahan secara ideal.
5. Kapasitas TPS3R tidak sesuai lagi dengan
Volume sampah yang masuk per hari
dibandingkan dengan luas bangunan yang ada
6. Mesin Press yang ada tidak maksimal
kinerjanya, sehingga membutuhkan waktu
yang lama untuk melakukan pengepresan
1. Kelurahan Pringsewu Utara sudah memilki
Banguan TPS3R
2. TPS3R Mitra Mandiri Kelurahan Pringsewu
Utara sudah memiliki pelanggan 395 KK yang
terdiri dari 16 RT
3. Adanya lokasi yang dapat dimanfaatkan
untuk pembangunan hangar dan Kanopi
4. Sudah memiliki Pekerja sebayak 5 orang.
Merupakan proses analisis berdasarkan data pada bab
sebelumnya yang dilakukan untuk menghasilkan solusi
masalah berdasarkan metode dan hasil observasi yang
dilakukan untuk menghasilkan rekomendasi prioritas
pengembangan dalam kerangka program dan strategi
pengembangan pengelolaan persampahan
PRIORITAS PENGEMBANGAN
DAN KEBUTUHAN INVESTASI
4 Masalah
Potensi
35. 4.2 Analisis Proyeksi Timbulan
Sampah
❑ Dalam proses perhitungan proyeksi timbulan sampah mengacu pada SNI 04-1993-03 Standar Spesifikasi Timbulan
Sampah Untuk Kota Kecil Dan Kota Sedang Di Indonesia;
❑ Dalam proses perhitungan proyeksi timbulan sampah terlebih dahulu menemukenali proyeksi penduduk pada 5 tahun
kedepan, dengan pendekatan metode aritmatika atas dasar menghitung proyeksi penduduk di dalam satu wilayah
dengan laju pertumbuhan rendah dengan rumus sebagai berikut:
❑ Proyeksi perhitungan volume sampah menggunakan pendekatan 2,5 liter/orang/hari untuk komponen sumber sampah
rumah permanen;
❑ Proyeksi perhitungan volume sampah dengan satuan m3 merupakan hasil pembagi dari 1 liter = 0,001 m3.
Pn = Populasi tahun akhir
Po = Populasi tahun awal
r = Laju pertumbuhan penduduk
t = Selisih tahun akhir dan awal
Perhitungan proyeksi penduduk 5 tahun
kedepan
Perhitungan proyeksi volume sampah
dalam satuan liter
Perhitungan proyeksi volume sampah
dalam satuan m3
Data proyeksi timbulan sampah 5 tahun
kedepan sebagai acuan dalam pemilihan
penanganan persampahan
Merupakan proses analisis berdasarkan data pada bab
sebelumnya yang dilakukan untuk menghasilkan solusi
masalah berdasarkan metode dan hasil observasi yang
dilakukan untuk menghasilkan rekomendasi prioritas
pengembangan dalam kerangka program dan strategi
pengembangan pengelolaan persampahan
PRIORITAS PENGEMBANGAN
DAN KEBUTUHAN INVESTASI
4
2023 2024 2025 2026 2027 2023 2024 2025 2026 2027 2023 2024 2025 2026 2027
1 RT001-RW001 52 190 0,01 192 194 196 198 200 480 485 489 494 499 0,48 0,48 0,49 0,49 0,50
2 RT002-RW001 94 322 0,01 325 328 332 335 338 813 821 829 837 845 0,81 0,82 0,83 0,84 0,85
3 RT003-RW001 50 185 0,01 187 189 191 192 194 467 472 476 481 486 0,47 0,47 0,48 0,48 0,49
4 RT004-RW001 77 249 0,01 251 254 256 259 261 629 635 641 647 654 0,63 0,63 0,64 0,65 0,65
5 RT005-RW001 58 220 0,01 222 224 227 229 231 556 561 567 572 578 0,56 0,56 0,57 0,57 0,58
6 RT006-RW001 59 216 0,01 218 220 222 225 227 545 551 556 562 567 0,55 0,55 0,56 0,56 0,57
7 RT007-RW001 61 234 0,01 236 239 241 243 246 591 597 603 608 614 0,59 0,60 0,60 0,61 0,61
8 RT001-RW002 76 237 0,01 239 242 244 246 249 598 604 610 616 622 0,60 0,60 0,61 0,62 0,62
9 RT002-RW002 29 83 0,01 84 85 85 86 87 210 212 214 216 218 0,21 0,21 0,21 0,22 0,22
10 RT003-RW002 30 109 0,01 110 111 112 113 114 275 278 281 283 286 0,28 0,28 0,28 0,28 0,29
11 RT004-RW002 24 79 0,01 80 81 81 82 83 199 201 203 205 207 0,20 0,20 0,20 0,21 0,21
12 RT005-RW002 103 351 0,01 355 358 362 365 369 886 895 904 913 921 0,89 0,90 0,90 0,91 0,92
13 RT006-RW002 92 306 0,01 309 312 315 318 321 773 780 788 796 803 0,77 0,78 0,79 0,80 0,80
14 RT001-RW003 62 217 0,01 219 221 224 226 228 548 553 559 564 570 0,55 0,55 0,56 0,56 0,57
15 RT002-RW003 67 212 0,01 214 216 218 220 223 535 541 546 551 557 0,54 0,54 0,55 0,55 0,56
16 RT003-RW003 49 181 0,01 183 185 186 188 190 457 462 466 471 475 0,46 0,46 0,47 0,47 0,48
17 RT004-RW003 137 505 0,01 510 515 520 525 530 1275 1288 1300 1313 1326 1,28 1,29 1,30 1,31 1,33
18 RT005-RW003 99 359 0,01 363 366 370 373 377 906 915 924 933 942 0,91 0,92 0,92 0,93 0,94
19 RT001-RW004 64 211 0,01 213 215 217 219 222 533 538 543 549 554 0,53 0,54 0,54 0,55 0,55
20 RT002-RW004 62 218 0,01 220 222 225 227 229 550 556 561 567 572 0,55 0,56 0,56 0,57 0,57
21 RT003-RW004 54 194 0,01 196 198 200 202 204 490 495 500 504 509 0,49 0,49 0,50 0,50 0,51
22 RT004-RW004 52 203 0,01 205 207 209 211 213 513 518 523 528 533 0,51 0,52 0,52 0,53 0,53
23 RT005-RW004 44 168 0,01 170 171 173 175 176 424 428 433 437 441 0,42 0,43 0,43 0,44 0,44
24 RT001-RW005 75 236 0,01 238 241 243 245 248 596 602 608 614 620 0,60 0,60 0,61 0,61 0,62
25 RT002-RW005 84 275 0,01 278 281 283 286 289 694 701 708 715 722 0,69 0,70 0,71 0,72 0,72
26 RT003-RW005 88 309 0,01 312 315 318 321 324 780 788 796 803 811 0,78 0,79 0,80 0,80 0,81
27 RT004-RW005 116 397 0,01 401 405 409 413 417 1002 1012 1022 1032 1042 1,00 1,01 1,02 1,03 1,04
28 RT005-RW005 162 549 0,01 554 560 565 571 576 1386 1400 1414 1427 1441 1,39 1,40 1,41 1,43 1,44
29 RT006-RW005 121 417 0,01 421 425 430 434 438 1053 1063 1074 1084 1095 1,05 1,06 1,07 1,08 1,09
30 RT007-RW005 159 558 0,01 564 569 575 580 586 1409 1423 1437 1451 1465 1,41 1,42 1,44 1,45 1,46
31 RT008-RW005 72 235 0,01 237 240 242 244 247 593 599 605 611 617 0,59 0,60 0,61 0,61 0,62
2372 8225 8307 8390 8472 8554 8636 20.768 20.974 21.179 21.385 21.591 20,77 20,97 21,18 21,39 21,59
Total
Rerata
LPP
Proyeksi Penduduk Proyeksi Volume Sampah (liter) Proyeksi Volume Sampah (m3)
No Alamat RT/RW
Jumlah
Kepala
Keluarga
Jumlah
Penduduk
2022
36. 4.3 Analisis Potensi Layanan
Pengelolaan Sampah
❑ Perhitungan potensi layanan pengelolaan sampah menggunakan pendekatan KK yang belum terlayani oleh kegiatan
bank sampah sebelumnya;
❑ Perhitungan volume potensi layanan pengelolaan sampah dihitung berdasarkan jumlah KK yang belum terlayani
dengan rumus: 2,5 liter/orang/hari;
❑ Perhitungan jarak layanan dihitung dengan metode perhitungan jarak menggunakan software GIS dari lokasi eksisting
ke area permukiman yang akan dilayani
Perhitungan potensi jumlah KK yang
akan dilayani kegiatan pengelolaan
persampahan
Perhitungan potensi volume timbunan
sampah yang akan dilayani kegiatan
pengelolaan persampahan
Perhitungan jarak layanan
Data potensi jumlah KK dan volume
sampah yang berpotensi dilayani oleh
kegiatan pengelolaan persampahan
ditingkat kelurahan
Merupakan proses analisis berdasarkan data pada bab
sebelumnya yang dilakukan untuk menghasilkan solusi
masalah berdasarkan metode dan hasil observasi yang
dilakukan untuk menghasilkan rekomendasi prioritas
pengembangan dalam kerangka program dan strategi
pengembangan pengelolaan persampahan
PRIORITAS PENGEMBANGAN
DAN KEBUTUHAN INVESTASI
4
No Kelurahan Alamat RT/RW
Jumlah
Kepala
Keluarga
Jumlah KK
Layanan Bank
Sampah
Jumlah KK
Potensi
Layanan
Jumlah
Penduduk
Volume
Sampah
(liter)
Volume
Sampah (m3)
Jarak
Layanan Dari
Lokasi Bank
Sampah
(m)
1 Pringsewu Utara RT001-RW001 52 20 32 128 320 0,32 1.038
2 Pringsewu Utara RT002-RW001 94 15 79 316 790 0,79 727
3 Pringsewu Utara RT003-RW001 50 8 42 168 420 0,42 927
4 Pringsewu Utara RT004-RW001 77 13 64 256 640 0,64 494
5 Pringsewu Utara RT005-RW001 58 15 43 172 430 0,43 307
6 Pringsewu Utara RT006-RW001 59 18 41 164 410 0,41 170
7 Pringsewu Utara RT007-RW001 61 35 26 104 260 0,26 273
8 Pringsewu Utara RT001-RW002 76 5 71 284 710 0,71 397
9 Pringsewu Utara RT002-RW002 29 0 29 116 290 0,29 411
10 Pringsewu Utara RT003-RW002 30 0 30 120 300 0,3 935
11 Pringsewu Utara RT004-RW002 24 0 24 96 240 0,24 825
12 Pringsewu Utara RT005-RW002 103 0 103 412 1030 1,03 825
13 Pringsewu Utara RT006-RW002 92 0 92 368 920 0,92 825
14 Pringsewu Utara RT001-RW003 62 0 62 248 620 0,62 825
15 Pringsewu Utara RT002-RW003 67 4 63 252 630 0,63 825
16 Pringsewu Utara RT003-RW003 49 0 49 196 490 0,49 825
17 Pringsewu Utara RT004-RW003 137 7 130 520 1300 1,3 825
18 Pringsewu Utara RT005-RW003 99 0 99 396 990 0,99 825
19 Pringsewu Utara RT001-RW004 64 0 64 256 640 0,64 825
20 Pringsewu Utara RT002-RW004 62 0 62 248 620 0,62 825
21 Pringsewu Utara RT003-RW004 54 0 54 216 540 0,54 825
22 Pringsewu Utara RT004-RW004 52 8 44 176 440 0,44 682
23 Pringsewu Utara RT005-RW004 44 0 44 176 440 0,44 787
24 Pringsewu Utara RT001-RW005 75 0 75 300 750 0,75 179
25 Pringsewu Utara RT002-RW005 84 0 84 336 840 0,84 208
26 Pringsewu Utara RT003-RW005 88 1 87 348 870 0,87 263
27 Pringsewu Utara RT004-RW005 116 7 109 436 1090 1,09 341
28 Pringsewu Utara RT005-RW005 162 8 154 616 1540 1,54 337
29 Pringsewu Utara RT006-RW005 121 9 112 448 1120 1,12 413
30 Pringsewu Utara RT007-RW005 159 36 123 492 1230 1,23 872
31 Pringsewu Utara RT008-RW005 72 0 72 288 720 0,72 1.221
2372 457 2163 8652 21630 21,63 20.054
Total
37. 4.3 Analisis Potensi Layanan
Pengelolaan Sampah
❑ Sebaran potensi layanan sampah berdasarkan jumlah KK
didapat dari jumlah KK yang belum terlayani dibandingkan
dengan jumlah KK keseluruhan (Jumlah KK – Jumlah KK
Terlayani)
❑ Persentase potensi KK layanan didapat dari total jumlah KK
yang belum terlayani dibagi dengan jumlah KK keseluruhan
ditingkat RT
❑ Potensi jumlah KK yang dapat dilayani sebanyak 100% berada
tersebar di 14 RT yaitu RT 02/02, 03/02, 04/02, 05/02, 06/02,
03/03, 05/03, 01/04, 02/04, 03/04, 05/04, 01/05, 02/05,
08/05
Potensi Layanan
Perhitungan potensi jumlah KK yang
akan dilayani kegiatan pengelolaan
persampahan
Perhitungan potensi volume timbunan
sampah yang akan dilayani kegiatan
pengelolaan persampahan
Perhitungan jarak layanan
Data potensi jumlah KK dan volume
sampah yang berpotensi dilayani oleh
kegiatan pengelolaan persampahan
ditingkat kelurahan
❑ Sebaran potensi layanan sampah berdasarkan jumlah volume
sampah didapat dari jumlah volume sampah terhadap jumlah
KK yang belum terlayani dengan pendekatan 2,5
liter/orang/hari;
❑ Persentase potensi volume sampah layanan didapat dari jumlah
volume potensi sampah disetiap RT dibagi dengan jumlah
volume potensi sampah keseluruhan;
❑ Potensi jumlah volume sampah yang dapat dilayani terbanyak
berada di RT 07 LK 01 dan RT 01 LK 01
Potensi yang dapat dilayani terbanyak
Merupakan proses analisis berdasarkan data pada bab
sebelumnya yang dilakukan untuk menghasilkan solusi
masalah berdasarkan metode dan hasil observasi yang
dilakukan untuk menghasilkan rekomendasi prioritas
pengembangan dalam kerangka program dan strategi
pengembangan pengelolaan persampahan
PRIORITAS PENGEMBANGAN
DAN KEBUTUHAN INVESTASI
4
38. 4.4 Analisis Kebutuhan Sarana dan
Prasarana
Merupakan proses analisis berdasarkan data pada bab
sebelumnya yang dilakukan untuk menghasilkan solusi
masalah berdasarkan metode dan hasil observasi yang
dilakukan untuk menghasilkan rekomendasi prioritas
pengembangan dalam kerangka program dan strategi
pengembangan pengelolaan persampahan
Perhitungan potensi jumlah KK yang
akan dilayani kegiatan pengelolaan
persampahan
Perhitungan potensi volume timbunan
sampah yang akan dilayani kegiatan
pengelolaan persampahan
Perhitungan jarak layanan
Data potensi jumlah KK dan volume
sampah yang berpotensi dilayani oleh
kegiatan pengelolaan persampahan
ditingkat kelurahan
❑Analisis kebutuhan sarana dan prasarana persampahan menggunakan pendekatan SNI 03-1733-2004
Tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan dan Juknis TPS 3R Tahun 2021;
❑Kebutuhan dari setiap jenis sarana dan prasarana persampahan didapatkan dari jumlah
KK/Jiwa/Volume Sampah;
❑Perhitungan kebutuhan bak sampah di ambil dari SNI 03-1733-2004 dimana 5 jiwa dilayani oleh 1 bak
sampah (1:5);
❑Perhitungan kebutuhan gerobak/motor sampah diambil dari Juknis TPS 3R dimana kapasitas
gerobak/motor sampah sebesar 1,5 m3 dengan rencana penarikan sampah 2x ritase dalam 1 hari -
(jumlah volume sampah/1,5) x 2;
❑Perhitungan kebutuhan TPS 3R diambil dari Juknis TPS 3R dimana kapasitas pengelolaan sampah TPS
3R dalam 1 hari sebanyak 5 m3 (volume sampah / kapasitas layanan pengelolaan TPS 3R)
PRIORITAS PENGEMBANGAN
DAN KEBUTUHAN INVESTASI
4
2023 2024 2025 2026 2027
1 Jumlah Penduduk 8225 8.307 8.390 8.472 8.554 8.636
2 Sampah Rumah Tangga (m3) 20,56 20,77 20,97 21,18 21,39 21,59
3 Bak Sampah 11 1.661 1.678 1.694 1.711 1.727 1.650
4 Motor Sampah 9 28 28 28 29 29 19
5 TPS3R 1 4 4 4 4 4 3
No Jenis Prasarana
Proyeksi Kebutuhan Prasarana Persampahan
2022 GAP
39. 4.4 Analisis Kebutuhan Sarana dan
Prasarana
❑ Dalam proses perhitungan proyeksi kebutuhan air minum serta fasilitas kelengkapannya mengacu pada SNI 7831:2012
Perencanaan sistem penyediaan air minum;
❑ Dalam proses perhitungan kebutuhan air bersih diambil dari data baseline kumuh;
❑ Perhitungan kebutuhan air bersih menggunakan standar minimal 60 lt/org/hari;
Identifikasi Jumlah KK yang belum
terlayani Air Bersih
Perhitungan Air Bersih berdasarkan
standar minimal 60 lt/org/hari
Identifikasi kebutuhan sarpras air bersih
Tersedianya matriks identifikasi kebutuhan
sarpras air bersih
Merupakan proses analisis berdasarkan data pada bab
sebelumnya yang dilakukan untuk menghasilkan solusi
masalah berdasarkan metode dan hasil observasi yang
dilakukan untuk menghasilkan rekomendasi prioritas
pengembangan dalam kerangka program dan strategi
pengembangan pengelolaan sector air bersih
PRIORITAS PENGEMBANGAN
DAN KEBUTUHAN INVESTASI
4
SEKTOR AIR MINUM/AIR BERSIH
No Alamat RT/RW
Jumlah
Kepala
Keluarga
Jumlah
Penduduk
2022
Jumlah KK
terlayani
air bersih
Jumlah KK
belum
terlayani air
bersih
Kebutuhan Air
Bersih (liter)
1 RT001-RW001 52 190 52 0 -
2 RT002-RW001 94 322 43 51 12.240
3 RT003-RW001 50 185 13 37 8.880
4 RT004-RW001 77 249 46 31 7.440
5 RT005-RW001 58 220 39 19 4.560
6 RT006-RW001 59 216 59 0 -
7 RT007-RW001 61 234 36 25 6.000
8 RT001-RW002 76 237 76 0 -
9 RT002-RW002 29 83 29 0 -
10 RT003-RW002 30 109 30 0 -
11 RT004-RW002 24 79 24 0 -
12 RT005-RW002 103 351 103 0 -
13 RT006-RW002 92 306 92 0 -
14 RT001-RW003 62 217 34 28 6.720
15 RT002-RW003 67 212 67 0 -
16 RT003-RW003 49 181 49 0 -
17 RT004-RW003 137 505 137 0 -
18 RT005-RW003 99 359 56 43 10.320
19 RT001-RW004 64 211 64 0 -
20 RT002-RW004 62 218 62 0 -
21 RT003-RW004 54 194 5 49 11.760
22 RT004-RW004 52 203 20 32 7.680
23 RT005-RW004 44 168 44 0 -
24 RT001-RW005 75 236 75 0 -
25 RT002-RW005 84 275 84 0 -
26 RT003-RW005 88 309 88 0 -
27 RT004-RW005 116 397 116 0 -
28 RT005-RW005 162 549 99 63 15.120
29 RT006-RW005 121 417 68 53 12.720
30 RT007-RW005 159 558 159 0 -
31 RT008-RW005 72 235 54 18 4.320
2372 8225 1923 449 107.760
Total
Jumlah KK
belum
terlayani air
besih
kebutuhan air
bersih (liter)
Karakteristik sebaran KK yang belum
terlayani
Ketersediaan jaringan PDAM
Kebutuhan jenis
Sarpras Air Bersih
449 107.760 menyebar pada RT SK Kumuh 2020 tersedia dengan kuantitas baik Jaringan Pipa PDAM
40. 4.4 Analisis Kebutuhan Sarana dan
Prasarana
❑ Dalam proses perencanaan selanjunya, mengacu pada SNI 2398:2017 Tata cara perencanaan tangka septik dengan
pengelolaan lanjutan dan SNI 03-2399-2002 Tata cara perencanaan MCK umum;
❑ Perhitungan kebutuhan air limbah didasarkan dari data baseline untuk jumlah KK yang belum terlayani dari sector air
limbah;
❑ Perhitungan kebutuhan MCK yakni 1 MCK = 50 KK
❑ Perhitungan kebutuhan Septictank Komunal yakni 1 Septic Tank Komunal = 10 KK
❑ Perhitungan kebutuhan IPAL Komunal yakni 1 IPAL Komunal = 50 KK
❑ Sedangkan untuk SR yakni 1 SR = 1 KK
Identifikasi jumlah KK yang belum
terlayani dari sector Air Limbah
Perhitungan kebutuhan sarpras Air
Limbah berdasarkan jumlah layanan KK
Identifikasi kebutuhan Sarpras Air
Limbah yang paling Efisien
Merupakan proses analisis berdasarkan data pada bab
sebelumnya yang dilakukan untuk menghasilkan solusi
masalah berdasarkan metode dan hasil observasi yang
dilakukan untuk menghasilkan rekomendasi prioritas
pengembangan dalam kerangka program dan strategi
pengembangan pengelolaan air limbah
PRIORITAS PENGEMBANGAN
DAN KEBUTUHAN INVESTASI
4
SEKTOR AIR LIMBAH
Tersedianya matriks identifikasi kebutuhan
sarpras Air Limbah
MCK
(1:50)
SEPTIC TANK
KOMUNAL
(1:10)
IPAL
KOMUNAL
(1:50)
SR
(1:1)
1 RT001-RW001 52 190 190 0 0 0 0 0
2 RT002-RW001 94 322 322 0 0 0 0 0
3 RT003-RW001 50 185 185 0 0 0 0 0
4 RT004-RW001 77 249 244 5 0 1 0 5
5 RT005-RW001 58 220 218 2 0 0 0 2
6 RT006-RW001 59 216 216 0 0 0 0 0
7 RT007-RW001 61 234 230 4 0 0 0 4
8 RT001-RW002 76 237 237 0 0 0 0 0
9 RT002-RW002 29 83 83 0 0 0 0 0
10 RT003-RW002 30 109 109 0 0 0 0 0
11 RT004-RW002 24 79 79 0 0 0 0 0
12 RT005-RW002 103 351 351 0 0 0 0 0
13 RT006-RW002 92 306 306 0 0 0 0 0
14 RT001-RW003 62 217 215 2 0 0 0 2
15 RT002-RW003 67 212 212 0 0 0 0 0
16 RT003-RW003 49 181 181 0 0 0 0 0
17 RT004-RW003 137 505 499 6 0 1 0 6
18 RT005-RW003 99 359 357 2 0 0 0 2
19 RT001-RW004 64 211 205 6 0 1 0 6
20 RT002-RW004 62 218 218 0 0 0 0 0
21 RT003-RW004 54 194 194 0 0 0 0 0
22 RT004-RW004 52 203 203 0 0 0 0 0
23 RT005-RW004 44 168 168 0 0 0 0 0
24 RT001-RW005 75 236 236 0 0 0 0 0
25 RT002-RW005 84 275 275 0 0 0 0 0
26 RT003-RW005 88 309 309 0 0 0 0 0
27 RT004-RW005 116 397 397 0 0 0 0 0
28 RT005-RW005 162 549 536 13 0 1 0 13
29 RT006-RW005 121 417 417 0 0 0 0 0
30 RT007-RW005 159 558 558 0 0 0 0 0
31 RT008-RW005 72 235 229 6 0 1 0 6
2372 8225 8179 46 1 5 0 46
Kebutuhan Sarana Pengolahan Air Limbah
Total
No Alamat RT/RW
Jumlah
Kepala
Keluarga
Jumlah
Penduduk
2022
Jumlah KK
terlayani air
limbah
Jumlah KK
belum
terlayani air
limbah
41. 4.5 Analisis Safeguard Sosial dan
Lingkungan
Merupakan proses analisis berdasarkan data pada bab
sebelumnya yang dilakukan untuk menghasilkan solusi
masalah berdasarkan metode dan hasil observasi yang
dilakukan untuk menghasilkan rekomendasi prioritas
pengembangan dalam kerangka program dan strategi
pengembangan pengelolaan persampahan
Melakukan analisis terhadap kebutuhan
lahan yang digunakan untuk kegiatan
Watsan
Menampilkan siteplan lahan, surat
kepemilikan lahan, dokumen ijin
penggunaan lahan yang akan digunakan
untuk kegiatan TPS3R / Watsan
Tersedianya penyaringan terhadap
kegiatan yang akan dilaksanakan dari
aspek social dan kesiapan lahan
PRIORITAS PENGEMBANGAN
DAN KEBUTUHAN INVESTASI
4
4.5.1 Analisis Safeguard Sosial
No Indikator Sosial Lokasi Dampak Kondisi Existing
Rekomendasi/usulan Penanganan
Dampak
Lampiran
1 Persepsi
Masyarakat
Dan
Pengangkutan
sampah dari
sumber ke TPS 3R
(tercecernya
sampah)
Sekitar TPS 3R 1. Masyarakat
berpendapat lokasi
TPS3R
menimbulkan
aroma tak sedap
saat mengolah
sampah organik
2. Yang dikumpulkan
adalah sampah
anorganik dan
sampah organik
yang nantinya akan
diolah
1. Menanam tanaman keliling
sebagai buffer atau penyaring agar
aroma tak sedap dapat
diminimalisir
2. Pemilahan dilakukan dari rumah
(tidak di TPS3R ) bilamana
dilakukan di TPS3R diharapkan
disosialiasikan terlebih dahulu
konsekuensi2 nya.
Lampiran 8
2 Legalitas Lahan Lokasi TPS3R Milik Pemda Kabupaten
Pringsewu
1. Melakukan dan fasilitasi
legalitas penggunaan lahan
milik pemerintah sesuai PMK
115 tahun 2020 terkait
penggunaan lahan milik negara
2. Lahan Tersedia 800 M2
Lampiran 9
Matrik Analisis Dampak Sosial kegiatan TPS3R Kelurahan Pringsewu Utara
42. UTARA
SELATAN
BARAT
TIMUR
20 m
45 m
45 m
20 m
Informasi Lahan
Status Kepemilikan Lahan : Milik Pemda
Izin Penggunaan Lahan : Izin Pakai
Luas Lahan : 822 m2
Luas Bangunan : 308 m2
Kebutuhan lahan untuk kegiatan pengembangan TPS-3R di Kelurahan Pringsewu Utara karena kondisi eksisting kekurangan
lokasi untuk pengomposan, sehingga rencana penambahan ruang pengomposan di bagian belakang Gedung TPS-3R Kelurahan
Pringsewu Utara, akan tetapi lahan yang tersidia sudah tidak memungkinkan sedangkan jika lahan halaman depan di gunakan
maka bentuk wajah bangunan akan tertutup.
a. Analisis kebutuhan Penambahan Fasilitas Baru
Gambar Site Lahan Dokumentasi Lahan
4.5 Analisis Safeguard Sosial dan
Lingkungan
Merupakan proses analisis berdasarkan data pada bab
sebelumnya yang dilakukan untuk menghasilkan solusi
masalah berdasarkan metode dan hasil observasi yang
dilakukan untuk menghasilkan rekomendasi prioritas
pengembangan dalam kerangka program dan strategi
pengembangan pengelolaan persampahan
Melakukan analisis terhadap kebutuhan
lahan yang digunakan untuk kegiatan
Watsan
Menampilkan siteplan lahan, surat
kepemilikan lahan, dokumen ijin
penggunaan lahan yang akan digunakan
untuk kegiatan TPS3R / Watsan
Tersedianya penyaringan terhadap
kegiatan yang akan dilaksanakan dari
aspek social dan kesiapan lahan
PRIORITAS PENGEMBANGAN
DAN KEBUTUHAN INVESTASI
4
4.5.1 Analisis Safeguard Sosial
43. Matrik Analisis Dampak Lingkungan kegiatan TPS3R Kelurahan Pringsewu Utara
No
Komponen
Lingkungan
Lokasi Dampak Kondisi Existing
Rekomendasi Penanganan
Dampak
Usulan Kegiatan
Persepsi Masyarakat
Negatif
Sekitar TPS 3R Sosialisasi pola 3R
belum maksimal
dilakukan ke seluruh
warga masyarakat
Di rutinkan sosialiasi dengan
melibatkan tokoh amsyarakat,
pengelola TPS 3R dan aparat
kelurahan/Kelurahan
Sosialiasi dengan melibatkan
tokoh masyarakat, pengelola
TPS 3R dan aparat
kelurahan/Kelurahan
1 Bau
a. Kegiatan
pengangkutan
sampah dari sumber
ke TPS 3R
Jalur / jalan yang
dilalui
gerobak/motor
sampah
Sudah ada TPS3R
existing
Proses pengangkutan sampah dari
sumber ke TPS 3R, motor/gerobak
sampah harus tertutup rapat
Pengadaan terpal/karung
b. Kegiatan
pengomposan
sampah organik
TPS 3R Sudah ada TPS3R
existing
1. Proses pengomposan dengan
metode anaerobik/tanpa oksigen,
yaitu sampah ditutup rapat dengan
karung/terpal sebagai proses
dekomposisi sampah organik
Pengadaan terpal/karung dan
mikroba
c. Air Leachate/lindi TPS 3R Sudah ada TPS3R
existing
Membuat bak penampung dan
saluran pipa air lindi ke IPAL
saluran pipa dan IPAL
Melakukan penyiraman dan
pembersihan air lindi ke saluran
ipal
Air Bersih
2 Peningkatan
Partikulat/debu
a. Mobilisasi
material/peralatan
Jalan yang dilalui
transportasi
material/peralatan
1. Menutup rapat kendaraan
material/peralatan
2. Memperlambat laju kendaraan
material/peralatan
3. Menjaga knalpot gerobak/motor
sampah dalam kondisi baik
1. Pengadaan terpal/karung
2. Melakukan pemantauan
buangan partikulat dari
kanlpot motor/gerobak
sampah
b. Kegiatan konstruksi
pengembangan TPS
3R
TPS 3R Melakukan penyiraman setiap 2
jam sekali
Penyediaan air bersih
Penyaringan terhadap kegiatan yang akan
dilaksanakan untuk menjadi rekomendasi
dokumen ijin lingkungan yaitu berupa
SPPL/UKL-UPL
4.5 Analisis Safeguard Sosial dan
Lingkungan
Merupakan proses analisis berdasarkan data pada bab
sebelumnya yang dilakukan untuk menghasilkan solusi
masalah berdasarkan metode dan hasil observasi yang
dilakukan untuk menghasilkan rekomendasi prioritas
pengembangan dalam kerangka program dan strategi
pengembangan pengelolaan persampahan
Penyaringan terhadap kegiatan yang akan
dilaksanakan sesuai dengan Juklak
Safeguard dan SMF dan melakukan kajian
dampak lingkungan
Tersedianya penyaringan terhadap
kegiatan yang akan dilaksanakan dari
aspek lingkungan
PRIORITAS PENGEMBANGAN
DAN KEBUTUHAN INVESTASI
4
4.5.2 Analisis Safeguard Lingkungan
a. Safeguard Lingkungan
44. 3 Peningkatan Intenstias
Kebisingan
a. Kegiatan konstruksi
pengembangan TPS 3R
TPS 3R Menggunakan peralatan yang
kebisingannya rendah
Pengadaan material yang
rendah tingkat kebisingan
4 Air Tanah
a. Potensi timbulnya
pencemaran air tanah oleh
lindi/leachate dari kegiatan
pencucian peralatan kerja
TPS 3R Sudah ada TPS3R
existing dan belum ada
saluran limbah
melakukan pembersihan peralatan
kerja pada tempat yang telah
ditentukan yang air cuciannya
dibuang ke saluran ipal
Penyediaan air bersih dan
pembuatan ipal
b. Potensi timbulnya
pencemaran air tanah oleh
lindi/leachate dari kegiatan
Pengomposan sampah
organik
TPS 3R Sudah ada TPS3R
existing dan belum ada
saluran limbah existing
baru
Melakukan penyiraman dan
pembersihan lindi yang dibuang
kesaluran ipal
Penyediaan air bersih dan
pembuatan ipal
6 Estetika / Kebersihan
a. Pengangkutan sampah dari
sumber ke TPS 3R
(tercecernya sampah)
Jalan/Jalur
pengangkutan
sampah
Sampah yg tercecer
hanya sedikit
Menutup rapat motor/gerobak
pengangkut sampah dengan terpal
Pengadaan terpal
Penyaringan terhadap kegiatan yang akan
dilaksanakan untuk menjadi rekomendasi
dokumen ijin lingkungan yaitu berupa
SPPL/UKL-UPL
4.5 Analisis Safeguard Sosial dan
Lingkungan
Merupakan proses analisis berdasarkan data pada bab
sebelumnya yang dilakukan untuk menghasilkan solusi
masalah berdasarkan metode dan hasil observasi yang
dilakukan untuk menghasilkan rekomendasi prioritas
pengembangan dalam kerangka program dan strategi
pengembangan pengelolaan persampahan
Penyaringan terhadap kegiatan yang akan
dilaksanakan sesuai dengan Juklak
Safeguard dan SMF dan melakukan kajian
dampak lingkungan
Tersedianya penyaringan terhadap
kegiatan yang akan dilaksanakan dari
aspek lingkungan
PRIORITAS PENGEMBANGAN
DAN KEBUTUHAN INVESTASI
4
4.5.2 Analisis Safeguard Lingkungan
Matrik Analisis Dampak Lingkungan (Lanjutan...)
45. Contoh Matriks Analisis Safeguard Lingkungan
Penyaringan terhadap kegiatan yang akan
dilaksanakan untuk menjadi rekomendasi
dokumen ijin lingkungan yaitu berupa
SPPL/UKL-UPL
4.5 Analisis Safeguard Sosial dan
Lingkungan
Merupakan proses analisis berdasarkan data pada bab
sebelumnya yang dilakukan untuk menghasilkan solusi
masalah berdasarkan metode dan hasil observasi yang
dilakukan untuk menghasilkan rekomendasi prioritas
pengembangan dalam kerangka program dan strategi
pengembangan pengelolaan persampahan
Penyaringan terhadap kegiatan yang akan
dilaksanakan sesuai dengan Juklak
Safeguard dan SMF dan melakukan kajian
dampak lingkungan
Tersedianya penyaringan terhadap
kegiatan yang akan dilaksanakan dari
aspek lingkungan
PRIORITAS PENGEMBANGAN
DAN KEBUTUHAN INVESTASI
4
4.5.2 Analisis Safeguard Lingkungan
No Kegiatan
Aspek Lingkungan Dokumen Lingkungan
Negative List
Kawasan Rawan
Bencana
Kegiatan Berdasarkan
Batas Fisik
Kawasan
Lindung AMDAL
UKL-
UPL
SPPL
Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk
1 Pembangunan Akses Jalan √ √ √ √ √
2
Pengembangan TPS3R
Eksisting
√ √ √ √ √
3 Pembuatan Drainase √ √ √ √ √
4 Penyediaan IPAL Komunal √ √ √ √ √
5 Penyedian Jaringan SR √ √ √ √ √
6 Pembagunan RTH/RTP √ √ √ √ √
46. KESIMPULAN SAFEGUARD
Penyaringan terhadap kegiatan yang akan
dilaksanakan untuk menjadi rekomendasi
dokumen ijin lingkungan yaitu berupa
SPPL/UKL-UPL
4.5 Analisis Safeguard Sosial dan
Lingkungan
Merupakan proses analisis berdasarkan data pada bab
sebelumnya yang dilakukan untuk menghasilkan solusi
masalah berdasarkan metode dan hasil observasi yang
dilakukan untuk menghasilkan rekomendasi prioritas
pengembangan dalam kerangka program dan strategi
pengembangan pengelolaan persampahan
Penyaringan terhadap kegiatan yang akan
dilaksanakan sesuai dengan Juklak
Safeguard dan SMF dan melakukan kajian
dampak lingkungan
Tersedianya penyaringan terhadap
kegiatan yang akan dilaksanakan dari
aspek lingkungan
PRIORITAS PENGEMBANGAN
DAN KEBUTUHAN INVESTASI
4
4.5.2 Analisis Safeguard Lingkungan
1. Lahan Yang tersedia seluas 822 M2 milik Pemkab
2. Dokumen lingkungan yang disiapkan adalah SPPL
3. Rekomendasi dari Safeguard ada untuk mengantisipasi dampak sosial dan Lingkungan Sebagai
berikut
A. Sosialiasi Perlu dilakukan intensif secara terus menerus untuk TPS3R dan IPAL serta dijelaskan
kemungkinan dampak yang muncul dari lokasi TPS3R dan IPAL serta rekomendasi
penanganannya. (Analisis safeguard sosial)
B. Penyediaan prasarana dan sarana pendukung untuk TPS3R (analisis safeguard lingkungan).
C. Penyediaan IPAL untuk keperluan limbah air lindi dilokasi TPS3R ( Analisis safeguard Lingkungan)
D. Penyediaan prasarana pendukung untuk IPAL (analisis safeguard lingkungan).
47. Volume arus masuk keluarnya barang
4.6 Analisis Pemasaran dan Keuangan
Merupakan proses analisis berdasarkan data pada bab
sebelumnya yang dilakukan untuk menghasilkan solusi
masalah berdasarkan metode dan hasil observasi yang
dilakukan untuk menghasilkan rekomendasi prioritas
pengembangan dalam kerangka program dan strategi
pengembangan pengelolaan persampahan
Melakukan identifikasi terhadap semua
jenis produk yang dihasilkan termasuk
produk samping berupa residu dan
pengelolaannya.
Daftar Jenis dan Harga Produk
PRIORITAS PENGEMBANGAN
DAN KEBUTUHAN INVESTASI
4
Keterangan :
• Residu dibuang ke TPA
• Belum dilakukan Proses Pembuatan Kerajinan dari Sampah yang bisa
menambah omset
JENIS PRODUK DAN HARGA JUAL EKSISTING
Sumber : Data Primer, Maret 2022
4.6.1 Produk - Pasar
No Jenis Produk
Harga per kilo
Harga Rata-Rata (Rp)
(Rp)
1 Duplex 1,550
4,064
2 HVS 3,000
3 Buku 1,700
4 Kardus 3,000
5 Plastik kresek Sablon 700
6 Plastik PE 1,000
7 Karung B5 1,400
8 Gelas Aqua Bersih 9,200
9 Injek SG (Gls Yakult) 8,000
10 Botol Kecap 500
11 Botol Oli 5,000
12 Plastik Warna SG 5,200
13 PP Gelas 4,800
14 Botol Plastik Bewarna SG 5,100
15 Boto Plastik Benin SG 6,100
16 Pupuk Kompos 2,000
17 Botol Kecap Plastik SG 3,000
18 Botol Kaleng Alumunium 12,000
19 Putih campur 6,200
20 Hitam PP SG 4,500
21 Impex 1,400
48. 4.6 Analisis Pemasaran dan Keuangan
Merupakan proses analisis berdasarkan data pada bab
sebelumnya yang dilakukan untuk menghasilkan solusi
masalah berdasarkan metode dan hasil observasi yang
dilakukan untuk menghasilkan rekomendasi prioritas
pengembangan dalam kerangka program dan strategi
pengembangan pengelolaan persampahan
Mengenali pasar:
a. Waktu penjualan
b. Jumlah pelanggan ,
c. Pola penentuan harga ,
d. Pola pembayaran
e. Jaringan pemasaran
f. Dll
Informasi Pasar
PRIORITAS PENGEMBANGAN
DAN KEBUTUHAN INVESTASI
4
4.6.1 Produk - Pasar
Karakteristik Pasar
Sumber : Data Primer, Maret 2022
• Barang Diambil oleh tengkulak Ketika sudah banyak
terkumpul minimal 1 bak mobil.
• Jumlah pengepul yang menjadi pelanggan di Tahun 2021
lima orang
• Harga produk sampah cenderung mengikuti harga yang
ditetapkan oleh pengepul dan tidak stabil
• Pembayaran secara cash
• Jaringan pemasaran masih terbatas pada 5 orang pembeli.
• Pendapatan penjualan produk sampah rendah
49. 4.6 Analisis Pemasaran dan Keuangan
Merupakan proses analisis berdasarkan data pada bab
sebelumnya yang dilakukan untuk menghasilkan solusi
masalah berdasarkan metode dan hasil observasi yang
dilakukan untuk menghasilkan rekomendasi prioritas
pengembangan dalam kerangka program dan strategi
pengembangan pengelolaan persampahan
PRIORITAS PENGEMBANGAN
DAN KEBUTUHAN INVESTASI
4
4.6.3 Pendapatan dan Biaya
Melakukan identifikasi terhadap konsumen
layanan pembuangan sampah dan tarip
iuran sampah guna memperoleh total angka
pendapatan iuran sampah dalam satu
tahun
Jumlah Iuran Sampah dari Warga
ESTIMASI JUMLAH IURAN PEMBAYARAN SAMPAH DARI WARGA
Sumber : Data primer diolah, Mei 2022.
A. Pendapatan Iuran Sampah
NO JENIS LAYANAN
TARIP IURAN PER BULAN
(RP)
JUMLAH PELANGGAN
(KK/INSTANSI)
JUMLAH IURAN (RP)
1 Rumah Tangga 30,000 691 20,730,000
2 Kantor -
3 Pasar -
4 Iuran dari Ipal -
5 Iuran dari Layanan -
TOTAL 20,730,000
Tahunan 248,760,000
50. 4.6 Analisis Pemasaran dan Keuangan
Merupakan proses analisis berdasarkan data pada bab
sebelumnya yang dilakukan untuk menghasilkan solusi
masalah berdasarkan metode dan hasil observasi yang
dilakukan untuk menghasilkan rekomendasi prioritas
pengembangan dalam kerangka program dan strategi
pengembangan pengelolaan persampahan
PRIORITAS PENGEMBANGAN
DAN KEBUTUHAN INVESTASI
4
4.6.3 Pendapatan dan Biaya
Mengidentifikasi seluruh jenis produk yang
dikelola oleh Bank sampah, volume dan
mengidentitifikasi harga untuk masing-
masing jenis guna mendapatkan nilai
pejualan produk dalam satu tahun
Hasil Penjualan Produk Bank Sampah
B. Pendapatan Penjualan produk TPS-3R
Kode Jenis Sampah
Volume Sampah
(Kg/Harian)
Juml. Hari dlm 1
Tahun
Sampah
Masuk Per
Tahun/Ton
Harga Jual
(Rp/Kg)
Jumlah Per Tahun
(Rp)
A. Plastik
A01 Ember Kg 365 - -
A02 Ember Hitam Kg 365 - -
A03 Blowingan/HDPE Kg 365 - -
A04 Aqua Gelas Bersih 9.00 Kg 365 3,285.00 9,200 30,222,000
A05 Aqua Gelas Kotor Kg 365 - -
A06 PP Gelas 7.40 Kg 365 2,701.00 4,800 12,964,800
A07 Pet Bening 9.34 Kg 365 3,409.10 6,000 20,454,600
A08 Pet Warna Kg 365 - 7,000 -
A09 Putih Campur 7.90 Kg 365 2,883.50 6,200 17,877,700
A10 Yakult/Ice Creame 10.25 Kg 365 3,741.25 8,000 29,930,000
A13 Impek 4.50 Kg 365 1,642.50 1,400 2,299,500
A15 Hitam PP SG 7.90 Kg 365 2,883.50 4,500 12,975,750
A16 Keresek 13.50 Kg 365 4,927.50 700 3,449,250
A17 Plastik Daun PP/HDPE 8.34 Kg 365 3,044.10 1,000 3,044,100
A18 Karung Bagus 50Kg 7.80 Kg 365 2,847.00 1,400 3,985,800
A19 Plastik Warna SG 11.76 Kg 365 4,292.40 5,200 22,320,480
Sub Total Sampah Plastik 97.69 159,523,980
51. 4.6 Analisis Pemasaran dan Keuangan
Merupakan proses analisis berdasarkan data pada bab
sebelumnya yang dilakukan untuk menghasilkan solusi
masalah berdasarkan metode dan hasil observasi yang
dilakukan untuk menghasilkan rekomendasi prioritas
pengembangan dalam kerangka program dan strategi
pengembangan pengelolaan persampahan
PRIORITAS PENGEMBANGAN
DAN KEBUTUHAN INVESTASI
4
4.6.3 Pendapatan dan Biaya
Mengidentifikasi seluruh jenis produk yang
dikelola oleh Bank sampah, volume dan
mengidentitifikasi harga untuk masing-
masing jenis guna mendapatkan nilai
pejualan produk dalam satu tahun
Hasil Penjualan Produk Bank Sampah Catatan : Jumlah nasabah TPS3R 691 KK
Sumber : Data primer diolah, Mei2022
B. Pendapatan Penjualan produk TPS-3R (Lanjutan...)
B. Kertas
B01 Dus/Box 6.4 Kg 365 2,336.00 3,000 7,008,000
B02 Arsip/HVS 12.5 Kg 365 4,562.50 3,000 13,687,500
B03 Buku 11.3 Kg 365 4,124.50 1700 7,011,650
B04 Duplek 5.40 Kg 365 1,971.00 1,550 3,055,050
Sub Total Sampah Kertas 35.60 30,762,200
C. Logam
D. Botol / Gelas
D01 Botol kecap 7.6 Kg 365 2,774.00 500 1,387,000
D02 Botol oli 13.5 Kg 365 4,927.50 5,000 24,637,500
D03 Botol Plastik Berwarna SG 4.5 Kg 365 1,642.50 5,100 8,376,750
D04 Botol Plastik Bening SG 5.3 Kg 365 1,934.50 6,100 11,800,450
D05 Botol COca Cola/Sosro alumunium sg 14 Kg 365 5,110.00 12,000 61,320,000
D06 Botol Kecap plastik SG 6.5 Kg 365 2,372.50 3,000 7,117,500
Sub Total Sampah Botol/Gelas 51.4 114,639,200
Total Pendapatan Penjualan Sampah TPS3R 184.69 304,925,380
52. 4.6 Analisis Pemasaran dan Keuangan
Merupakan proses analisis berdasarkan data pada bab
sebelumnya yang dilakukan untuk menghasilkan solusi
masalah berdasarkan metode dan hasil observasi yang
dilakukan untuk menghasilkan rekomendasi prioritas
pengembangan dalam kerangka program dan strategi
pengembangan pengelolaan persampahan
PRIORITAS PENGEMBANGAN
DAN KEBUTUHAN INVESTASI
4
4.6.3 Pendapatan dan Biaya
C. Pendapatan Penjualan produk TPS3R
Estimasi/ Hasil Penjualan Produk Sampah TPS3R
Sumber : Data sekunder diolah, Mei 2022.
Keterangan :
Angka diperoleh dari Rata-rata sampah orang per hari 0,4 Kg x Proporsi sampah Organik (85%)
Angka diperoleh dari Rata-rata sampah orang per hari 0,4 Kg x Proporsi sampah AnOrganik (15%)
▪ Proporsi sampah organik relatif lebih besar dari pada rata-rata usaha pengelolaan TPS3R (85%) dan Anorganik 15%,
karena sampah anorganik telah dipilah oleh masyarakat melalui kegiatan Bank Sampah
▪ Dalam hal usaha masyarakat hanya mengelola TPS3R, proporsi sampah antara organik dengan anorganik
perbandingannya 70% berbanding 30%
Jumlah KK Terlayani TPS3R 691 Harga Jual Kompos / Kg (Rp) 2,000
Proporsi Sampah / KK / Hari / Kg 0.4 Harga Jual Plastik / Kg (Rp) 4,064
Harga Anorganik Lainnya / Kg (Rp) 4,064
Magot -
Pendapatan Hasil Usaha TPS3R
Sampah Masuk'
Volume Sampah
(Kg/Harian)
Jumlah KK Juml. Hari dlm 1 Tahun
Sampah Masuk Per
Tahun/Ton
Harga Jual
(Rp/Ton)
Jumlah per Tahun
(Rp)
Organik (85%) 0.34 691 365 - - -
- Residu (25%) 59 365 - - -
- Bahan Kompos (75%) 176 365 64 2,000,000 128,629,650
- Kompos (50%) dari bahan kompos 88 365 32 2,000,000 64,314,825
Anorganik (15%) 0.06 691 365 - - -
- Residu (25%) 10.365 365 3,783 - -
- Plastik (35%) 14.511 365 5 4,064,000 21,525,037
- Anorganik lainnya (40%) 16.584 365 6 4,064,000 24,600,042
- Bijih Plastik dari pengolahan plastik 365 - - -
- Jual Pengepul (dari Bahan anorganik) 31 365 11 5,150,000 46,125,079
TOTAL 110,439,904
53. 4.6 Analisis Pemasaran dan Keuangan
Merupakan proses analisis berdasarkan data pada bab
sebelumnya yang dilakukan untuk menghasilkan solusi
masalah berdasarkan metode dan hasil observasi yang
dilakukan untuk menghasilkan rekomendasi prioritas
pengembangan dalam kerangka program dan strategi
pengembangan pengelolaan persampahan
PRIORITAS PENGEMBANGAN
DAN KEBUTUHAN INVESTASI
4
4.6.3 Pendapatan dan Biaya
D. Biaya Pemeliharaan dan Penyusutan Sarana Prasarana TPS3R
BIAYA PEMELIHARAAN DAN PENYUSUTAN TPS3R
Sumber : Data primer diolah, Mei 2022
Keterangan: Data diambil dari Contoh 3 Pemaketan Pekerjaan (lihat Bab 6)
Isi kolom jenis bangunan, mesin atau
peralatan sesuai dengan jenis infrastruktur
, mesin, peralatan yang dimiliki oleh
kegiatan TPST/ TPS3R
Menghitung besarnya biaya pemeliharaan
dan penyusutan sebagai bagian dari
komponen data biaya pengelolaan TPS3R
Biaya pemeliharaan dan penyusutan
TPS3R
Penyusutan menggunakan metode garis
lurus (straight line)
NO JENIS INFRASTRUKTUR /MESIN/PERALATAN*) HARGA (RP)
UMUR PAKAI
(TAHUN)
BIAYA
PEMELIHARAAN
(5% DARI HARGA
BELI /5)
BIAYA PENYUSUTAN
(HARGA BELI DIBAGI
UMUR PAKAI)**)
NILAI INVESTASI
PENGEMBANGAN
RP
1 Mesin Press Kapasitas Besar
98,000,000
10 490,000
9,800,000
98,000,000
2 Jalan Rabat Beton
330,978,000
5
3,309,780 66,195,600
330,978,000
3 Ipal Komunal
554,522,000
15
1,848,407 36,968,133
554,522,000
TOTAL
5,648,187 112,963,733 983,500,000
54. 4.6 Analisis Pemasaran dan Keuangan
Merupakan proses analisis berdasarkan data pada bab
sebelumnya yang dilakukan untuk menghasilkan solusi
masalah berdasarkan metode dan hasil observasi yang
dilakukan untuk menghasilkan rekomendasi prioritas
pengembangan dalam kerangka program dan strategi
pengembangan pengelolaan persampahan
PRIORITAS PENGEMBANGAN
DAN KEBUTUHAN INVESTASI
4
4.6.3 Pendapatan dan Biaya
E. Biaya pengelolaan TPS3R
Menetapkan volume untuk masing-masing
jenis biaya beserta harga satuan.
Menidentifikasi seluruh komponen biaya
tenaga kerja, biaya operasional n termasuk
biaya di dalamnya biaya pemeliharan dan
penyusutan , dan biaya operasional.
Matrik Total biaya pengelolaan
TPST/TPS3R/Bank Sampah
Menghitung Total biaya pengelolaan
TPST/TPS3R/Bank Sampah dalam setahun
BIAYA PENGELOLAAN TPS3R
Sumber : Data primer diolah, Mei 2022
NO URAIAN VOLUME SATUAN
HARGA SATUAN
(RP)
JUMLAH / BULAN
(RP)
BIAYA / TAHUN
(RP)
A BIAYA TENAGA KERJA
1 Ketua TPS 3R 1 Orang 2,200,000 2,200,000
2 Sekretaris 1 Orang 2,200,000 2,200,000
3 Bendahara 1 Orang 2,200,000 2,200,000
4 Operator Mesin Pencacah 1 Orang 2,200,000 2,200,000
5 Operator Mesin Pres 1 Orang 2,200,000 2,200,000
6 Operator Motor Sampah 4 Orang 2,200,000 8,800,000
SUB TOTAL 19,800,000 237,600,000
B BIAYA OPERASIONAL
1 Biaya Operasional motor angkut Rp……../Bln -
2 Kebutuhan Bensin @ 1 Motor 312Rp. 7.650/LT 7,650 2,386,800
3 Kebutuhan bahan bakar Pencacah Sampah Organik 26Rp. 7.650/LT 198,900 5,171,400
4 Kebutuhan bahan bakar mesin Pencacah Plastik 15Rp. 7.650/LT 114,750 1,721,250
5 Kebutuhan bahan bakar mesin pres 52Rp. 5.150/LT 5,150 267,800
6 Biaya Listrik /bulan 300,000 Rp……/Kwh 300,000
7 Pemeliharaan /bulan 470,682 Rp……../Bln 1 470,682
8 Biaya Bahan Baku 933 Kg 1,100 1,026,135
9 Biaya Penyusutan Mesin dan Peralatan 9,413,644 Rp……../Bln 1 9,413,644
SUB TOTAL 20,757,712 249,092,540
C BIAYA NON OPERASIONAL
1 Biaya komunikasi 1Rp. 300.000/Bln 300,000 300,000
2 Alat Tulis Kantor (ATK) 1Rp.150.000/Bln 150,000 150,000
3 Asuransi kesehatan operator. 6Rp……../Org 115,000 690,000
4 Lain-lain 1Rp.200.000/Bln 200,000 200,000
SUB TOTAL 1,340,000
TOTAL 41,897,712 502,772,540
55. 4.6 Analisis Pemasaran dan Keuangan
Merupakan proses analisis berdasarkan data pada bab
sebelumnya yang dilakukan untuk menghasilkan solusi
masalah berdasarkan metode dan hasil observasi yang
dilakukan untuk menghasilkan rekomendasi prioritas
pengembangan dalam kerangka program dan strategi
pengembangan pengelolaan persampahan
PRIORITAS PENGEMBANGAN
DAN KEBUTUHAN INVESTASI
4
4.6.3 Pendapatan dan Biaya
E. Biaya pengelolaan TPS3R
Menetapkan volume untuk masing-masing
jenis biaya beserta harga satuan.
Menidentifikasi seluruh komponen biaya
tenaga kerja, biaya operasional n termasuk
biaya di dalamnya biaya pemeliharan dan
penyusutan , dan biaya operasional.
Matrik Total biaya pengelolaan
TPST/TPS3R/Bank Sampah
Menghitung Total biaya pengelolaan
TPST/TPS3R/Bank Sampah dalam setahun
Pembiayaan sampah adalah jumlah biaya yang diperuntukkan bagi pengelolaan sampah. Adapun biaya yang
dihitung dalam analisis ini adalah:
1 Biaya tenaga kerja langsung adalah tenaga yang terlibat secara langsung dalam proses implementasi TPS
3R berupa kebutuhan gaji pengelola dan karyawan
2 Biaya operasional, misal bahan bakar, listrik. pemeliharaan, biaya penyediaan sarana-prasarana (biaya
penyusutan aktiva) .
a. Biaya pemeliharaan adalah biaya yang dikeluarkan untuk tujuan rekondisi atau perbaikan terhadap
seluruh infrastruktur operasional pengolahan sampah. Biaya pemeliharaan meliputi kegiatan
perbaikan rutin/berkala maupun isidentil. Biaya pemeliharaan dihitung dengan menggunakan angka
presentase (misalnya 5%) dari harga beli dibagi umur barang tersebut.
b. Aktiva-aktiva tetap seperti bangunan, mesin, dan kendaraan akan mengalami penurunan kualitas,
entah karena usia atau terlalu sering dipakai. Kondisi inilah yang disebut dengan penyusutan aktiva
tetap. Di dunia akuntansi, penyusutan aktiva tetap wajib dihitung untuk memastikan nilai riil aset
sebuah usaha . Secara umum, penyusutan dapat diartikan sebagai pengalokasian harga suatu aktiva
tetap selama masa kegunaannya dengan metode tertentu. Jadi, timbulnya biaya penyusutan ini
diakibatkan oleh berkurangnya manfaat suatu aktiva dari waktu ke waktu.
3. Biaya non operasional/overhead adalah biaya yang dikeluarkan dan tidak berkorelasi secara signifikan
terhadap kapasitas produksi, atau tidak berhubungan secara langsung dengan aktifitas produksi atau
pengolahan sampah., misal perijinan, pajak, sumbangan sosial, Biaya komunikasi, Alat Tulis Kantor (ATK),
biaya keamanan, asuransi kesehatan operator, dll.
PENJELASAN BIAYA PENGELOLAAN TPS3R
56. 4.6 Analisis Pemasaran dan Keuangan
Merupakan proses analisis berdasarkan data pada bab
sebelumnya yang dilakukan untuk menghasilkan solusi
masalah berdasarkan metode dan hasil observasi yang
dilakukan untuk menghasilkan rekomendasi prioritas
pengembangan dalam kerangka program dan strategi
pengembangan pengelolaan persampahan
PRIORITAS PENGEMBANGAN
DAN KEBUTUHAN INVESTASI
4
4.6.4 Proyeksi Cash Flow
A. Dasar Dasar (Asumsi) Perhitungan Cash Flow
Penyepakan terhadap beberapa informasi
sebagai acuan dalam penghitungan cash
flow maupun analisis keuangan
Dasar Dasar (Asumsi) Perhitungan
Cash Flow
DASAR DASAR (ASUMSI) PERHITUNGAN CASH FLOW
• Rata-rata sampah yang dihasilkan oleh setiap KK dalam satu hari
sebanyak 0,4 Kg.
• Layanan untuk pembuangan sampah (TPS3R) sebanyak 691 KK dan
meningkat sesuai dengan laju pertumbuhan penduduk.
• Peningkatan timbulan sampah per tahun sesuai dengan angka
peningkatan proyeksi pertumbuhan penduduk .
• Komposisi sampah 70% organik dan 30% anorganik
• Harga jual produk sampah organik Rp. 2.000 per Kg.
• Harga jual produk sampah anorganik berbeda tiap jenisnya, jika di rata-
rata Rp. 4.064 per Kg.
• Beban biaya penyusutan hanya yang terkait langsung dengan investasi
usaha TPS3R.
• Harga beli produk sampah terpilah dari nasabah Bank Sampah Rp.
1.100,- per Kg.
57. 4.6 Analisis Pemasaran dan Keuangan
Merupakan proses analisis berdasarkan data pada bab
sebelumnya yang dilakukan untuk menghasilkan solusi
masalah berdasarkan metode dan hasil observasi yang
dilakukan untuk menghasilkan rekomendasi prioritas
pengembangan dalam kerangka program dan strategi
pengembangan pengelolaan persampahan
PRIORITAS PENGEMBANGAN
DAN KEBUTUHAN INVESTASI
4
4.6.4 Proyeksi Cash Flow
B. Proyeksi Volume Sampah per Hari dalam satuan Kg
Proyeksi Volume Sampah per Hari
(Kg)
Menetapkan koefisien sampah per orang
per hari menurut karakteristik tipologi
permukiman . Informasi ini diperlukan
untuk memperkirakan pendapatan dari
penjualan produk sampah
Melakukan pengambilan data proyeksi
jumlah penduduk dari Analisis Potensi
Layanan Pengelolaan Sampah. Kemudian
menghitung tingkat kenaikan penduduk dari
tahun ke tahun sebagai dasar proyeksi
kenaikan sampah per tahunnya.
PROYEKSI VOLUME SAMPAH PER HARI (Kg)
No Tahun
Juml. Penduduk
(Proyeksi) Tingkat Kenaikan
Penduduk per Th
(%)
Proyeksi Volume
Sampah per Th
(Liter)
Koefesien Sampah
per Orang per Hari
Proyeksi Volume
Sampah per Hari
(Kg)
1 2022 8,225
2 2023 8,307 1.00% 20,768 0.40 3,323
3 2024 8,390 1.00% 20,975 0.40 3,356
4 2025 8,472 0.98% 21,180 0.40 3,389
5 2026 8,554 0.97% 21,385 0.40 3,422
6 2027 8,636 0.96% 21,590 0.40 3,454
58. 4.6 Analisis Pemasaran dan Keuangan
Merupakan proses analisis berdasarkan data pada bab
sebelumnya yang dilakukan untuk menghasilkan solusi
masalah berdasarkan metode dan hasil observasi yang
dilakukan untuk menghasilkan rekomendasi prioritas
pengembangan dalam kerangka program dan strategi
pengembangan pengelolaan persampahan
PRIORITAS PENGEMBANGAN
DAN KEBUTUHAN INVESTASI
4
4.6.4 Proyeksi Cash Flow
C. Proyeksi Cash Flow
Informasi Cash Flow
Menginformasikan kondisi keuangan usaha
baik dalam tahun berjalan maupun tahun-
tahun sesudahnya dengan
memperhitungkan:
• Seluruh pendapatan yang masuk dari
berbagai sumber yang relevan.
• Seluruh pengeluaran dari mata
pengeluaran yang relevan
• Dasar Dasar (Asumsi) Perhitungan Cash
Flow
PROYEKSI CASH FLOW TPS 3R
NO KETRERANGAN
CASH FLOW PERIODE TAHUN 2022 S.D 2027
2022 2023 2024 2025 2026 2027
A Saldo Awal
Kas 1,062,900
1,062,900 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000
Bank 0
-
192,415,644
393,030,047 597,802,441 806,708,869
Jumlah Saldo Awal
1,062,900 1,062,900 197,415,644 398,030,047 602,802,441 811,708,869
B Pendapatan
Iuran Warga 26,250,000
248,760,000
251,245,504
253,701,062 256,156,620 258,612,178
Pendapatan Bank Sampah 17,126,600
304,925,380
307,972,064
310,982,042 313,992,019 317,001,996
Pendapatan TPS3R
110,439,904
111,543,373
112,633,546 113,723,720 114,813,893
Subsidi Pemerintah
35,000,000 35,000,000
35,000,000
35,000,000 35,000,000 35,000,000
Pendapatan Magot
- -
-
- - -
Jumlah Pendapatan
78,376,600 699,125,284 705,760,941 712,316,650 718,872,358 725,428,067
C Pengeluaran Operasional
Tenaga Kerja 52,500,000.00
237,600,000
239,973,998
242,371,716 244,793,390 247,239,262
Biaya Operasional 18,888,500
249,092,540
249,092,540
249,092,540 249,092,540 249,092,540
Biaya Non Operasional 1,500,000
16,080,000
16,080,000
16,080,000 16,080,000 16,080,000
Jumlah Pengeluaran
72,888,500 502,772,540 505,146,538 507,544,256 509,965,930 512,411,802
D Sisa Operasional
Kas 1,062,900
5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000
Bank 0
192,415,644
393,030,047
597,802,441 806,708,869 1,019,725,135
Jumlah Sisa Operasional
1,062,900 197,415,644 398,030,047 602,802,441 811,708,869 1,024,725,135
59. 4.6 Analisis Pemasaran dan Keuangan
Merupakan proses analisis berdasarkan data pada bab
sebelumnya yang dilakukan untuk menghasilkan solusi
masalah berdasarkan metode dan hasil observasi yang
dilakukan untuk menghasilkan rekomendasi prioritas
pengembangan dalam kerangka program dan strategi
pengembangan pengelolaan persampahan
PRIORITAS PENGEMBANGAN
DAN KEBUTUHAN INVESTASI
4
4.6.4 Titik Impas (Break Event Point/BEP)
Titik Impas (Break Event Point/BEP)
Informasi Titik Impas
Titik impas atau Break Event Point (BEP)
merupakan jumlah minimal barang yg harus
dijual agar jumlah pemasukan sebuah bisnis
dapat menutupi ongkos produksinya. Titik
impas adalah titik di mana usaha kita tidak
mengakibatkan kerugian tetapi juga tidak
mendapatkan laba. Dengan kata lain total
pemasukan sama dengan total
pengeluaran.Pengembangan usaha akan
mendapatkan hasil setelah usaha mereka
mencapai titik impas.Kegunaan untuk
menentukan jumlah produksi yg dibutuhkan
dengan target laba yg ditentukan
sebelumnya.
TITIK IMPAS TPS 3R KEL.PRINGSEWU UTARA
Keterangan:
Biaya variabel merupakan komponen biaya yg terpengaruh oleh jumlah barang
yang diproduksi. Sedangkan biaya tetap, seperti namanya, sudah tetap tidak
terpengaruh oleh sedikit banyaknya barang yg diproduksi sampai jumlah tertentu.
Jumlah produk yang harus dijual dapat dihitung
dengan rumus titik impas sebagai berikut:
𝑛 = 𝑇𝐵𝑇 + TLB
(𝐻 − 𝑉)
𝑛 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ
𝑇𝐵𝑇 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝
𝑇𝐿𝐵 = 𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝐻 = 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎
𝑉 = 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏el
Jumlah produk sampah yang
dibutuhkan (n) =
Rp. 2.533.644,- + Rp.6.600.000,-
Rp.406.400,- _ Rp.23.191,-
= 24 kwintal (2.400 kg)
Dari perhitungan diperlukan produksi
sekitar 24 kwintal hasil olahan sampah un
organik untuk menutup keseluruhan biaya
operasional TPS 3R dengan total
pemasukan sebesar Rp. 9,686,392,-
Keterangan:
No Data yang Dibutuhkan Isian Data
A Biaya Tetap
Biaya tenaga kerja langsung (Operator Mesin Pencacah, Tenaga
Pemilah, Operator Motor Sampah) 13,200,000
Biaya Penyusutan Mesin dan Peralatan
9,413,644
Biaya komunikasi
300,000
Alat Tulis Kantor (ATK)
150,000
Lain-lain
200,000
Jumlah
23,263,644
B Target Laba Bersih untuk KPP
Ketua TPS 3R
2,200,000
Sekretaris
2,200,000
Bendahara
2,200,000
Jumlah
6,600,000
C Pemasukan dari iuran warga 20,730,000
D Pemasukan dari Pemerintah Daerah 7,000,000
E Sisa Biaya Tetap yang belum tertutup 2,533,644
F Harga rata-rata produk persampahan 4,064
G
Biaya variabel (bensin + listrik +
pemeliharaan)
Kebutuhan Bensin @ 4 Motor
2,386,800
Kebutuhan bahan bakar Pencacah Sampah Organik
1,721,250
Kebutuhan bahan bakar mesin Pencacah Plastik
1,721,250
Pemeliharaan /bulan
470,682
Jumlah
6,299,982
Rp.23.191 /kw
60. 4.6 Analisis Pemasaran dan Keuangan
Merupakan proses analisis berdasarkan data pada bab
sebelumnya yang dilakukan untuk menghasilkan solusi
masalah berdasarkan metode dan hasil observasi yang
dilakukan untuk menghasilkan rekomendasi prioritas
pengembangan dalam kerangka program dan strategi
pengembangan pengelolaan persampahan
PRIORITAS PENGEMBANGAN
DAN KEBUTUHAN INVESTASI
4
4.6.5 Perhitungan Kebutuhan Modal
Perhitungan Kebutuhan Modal
Informasi Kebutuhan Modal
Pengurus KPP merupakan SDM yang
bertanggung jawab terhadap pengelolaan
TPS 3R, tetapi tidak berstatus pegawai
ataupun karyawan .
Pola kepengurusan yang paling cocok
adalah dengan menganggap TPS 3R sebagai
wadah bagi pengurus untuk berwirausaha.
Pada umumnya kemauan seseorang untuk
mengeluarkan modal berbanding lurus
dengan risiko yang harus ditanggung.
Semakin tinggi risiko kegagalan, semakin
enggan orang mengeluarkan modal.
Apabila KPP benar-benar tidak memiliki
modal tetapi mempunyai semangat yang
tinggi, cara lain yang dapat dilakukan untuk
mencari modal adalah dengan membuat
proposal pengajuan dana yang dapat
ditujukan untuk dana desa ataupun dana
CSR.
Perhitungan Modal yang harus dikeluarkan KSM untuk mendapatkan hasil
sekitar 24 kwintal hasil olahan sampah un organik untuk menutup keseluruhan
biaya operasional TPS 3R dengan total pemasukan sebesar Rp 9,686,392,-
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 = 𝑇𝐵𝑇 + 𝑉𝑛
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 = Rp. 23,263,644,- + (23.191 × 24)
= 𝑅𝑝. 23.820.228,-
Dalam satu KPP terdapat 7 Orang pengurus yang aktif, maka modal ini bisa
dibagi rata antara ketiga orang tersebut , masing-masing berkontribusi Rp.
3.879.962,- agar terasa lebih ringan.
Keterangan:
TBT: Total Biaya Tetap
Vn : Total Biaya Variabel dari sejumlah produk yang dihasilkan (n)
61. 4.6 Analisis Pemasaran dan Keuangan
Merupakan proses analisis berdasarkan data pada bab
sebelumnya yang dilakukan untuk menghasilkan solusi
masalah berdasarkan metode dan hasil observasi yang
dilakukan untuk menghasilkan rekomendasi prioritas
pengembangan dalam kerangka program dan strategi
pengembangan pengelolaan persampahan
PRIORITAS PENGEMBANGAN
DAN KEBUTUHAN INVESTASI
4
4.6.6 Tarip Retrubusi Sampah
C. Tarip Retrubusi Sampah
Informasi Tarip Retribusi
Pembiayaan TPS 3R bertumpu pada tiga
pemasukan yang terdiri dari dua
pemasukan utama ( terdiri dari iuran
retribusi dan dana alokasi pemerintah).
Sedangkan pemasukan lainnya erasal dari
hasil penjualan produk pengolahan sampah
berperan sebagai penunjang. Penentuan
tarip retribusi penting karena menyangkut
keberlangsungan pengelolaan sampah.
Tarip retribusi sampah yang dibebankan ke
warga masyarakat dipengaruhi oleh ada
tidaknya subsidi, besar kecilnya hasil jual
produk pengolahan sampah dan tingkat
laba yg diharapkan. Disamping perlu
memperhatikan kemampuan bayar
pengguna jasa layanan pengelolaan sampah
(tarip retribusi yang wajar).
Tarip retribusi sampah dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
((Total Biaya Tetap (TBT) + Total Biaya Variabel (Vn) + Total Laba Bersih
yang diharapkan (TLB)) - (Hasil penjualan produk sampah +Subsidi
pemerintah ))
Jumlah KK yang dilayani
Tarip Retribusi = ( (23,263,644 + (23.191 X 24) + 6.600.000)) -
((406.400 X 24) + 0))
691
= Rp. 29.234,- (dibulatkan ke atas menjadi Rp.30.000,-)
62. 4.6 Analisis Pemasaran dan Keuangan
Merupakan proses analisis berdasarkan data pada bab
sebelumnya yang dilakukan untuk menghasilkan solusi
masalah berdasarkan metode dan hasil observasi yang
dilakukan untuk menghasilkan rekomendasi prioritas
pengembangan dalam kerangka program dan strategi
pengembangan pengelolaan persampahan
PRIORITAS PENGEMBANGAN
DAN KEBUTUHAN INVESTASI
4
4.6.5 Hasil Analisis Keuangan
Tabel hasl Penilaian Kelayakan
Keuangan
Menghitung nilai PBP, IRR, NPV dan BCR
berdasarkan perhitungan cash flow dan
dasar-dasar perhitungan
.membandingkannya dengan parameter
kelayakan guna memperoleh justifikasi
kelayakan dari sisi keuangan
Keterangan :
• Perhitungan PBP menghasilkan angka 4,98 tahun, lebih kecil dari rata-rata PBP industry (5
tahun). Dengan demikian “layak” untuk dilakukan investasi.
• Perhitungan IRR menghasilkan angka 9,23%, lebih besar dari rata-rata tingkat suku bunga
pinjaman (8,75%), dengan demikian “layak” untuk dilakukan investasi.
• Perhitungan NPV menghasilkan angka positif sebesar 162.381.457,- dengan demikian
“Layak” untuk dilakukan investasi.
• Perhitungan BCR menghasilkan angka 1.40, artinya pendapatan 31% lebih besar
dibandingkan dengan biaya. Dengan demikian “Layak” untuk dilakukan investasi.
PROYEKSI ANALISIS
KEUANGAN
HASIL KRITERIA
HASIL PENILAIAN
(LAYAK/TIDAK
LAYAK)
PBP (Pay Back Period) 4.98 ≤ industry Layak
IRR (Internal Rate of Return) 9.23 >Tingkat suku bunga bank Layak
NPV (Net Present Value) 162,381,457 >0 layak, <0 Tidak Layak Layak
BCR (Benefit Cost Ratio) 1.40 Lebih besar dari 1 (1>) Layak
63. 4.7 Program dan Strategi
Pengembangan Pengelolaan Sampah
Merumuskan program pengembangan
yang tepat berdasarkan kondisi faktual
dan isu strategis yang terjadi
Merumuskan strategi pengembangan
dalam upaya mendukung program yang
akan dikembangkan
Matrik rumusan program dan strategi
pengembangan pengelolaan sampah
sebagai dasar penyusunan matriks
investasi dan rencana aksi
No Kondisi Faktual/Isu Strategis Program Pengembangan Strategi Pengembangan
1
Pengelolaan sampah saat ini
belum sesuai dengan arahan
pengelolaan sampah tingkat
kota yang dimana Kecamatan
Pringsewu masuk kedalam
area Sistem Pengolahan
Pengurangan sampah dimulai
dari sumbernya
1. Meningkatkan pemahaman masyarakat akan upaya 3R (Reduce,Reuse-Recycle) dan
pengamanan sampah B3 (Bahan Buangan Berbahaya) rumah tangga
2. Mengembangkan dan menerapkan sistem insentif dan disinsentif dalam pelaksanaan 3R
3. Mendorong koordinasi lintas sektor terutama perdagangan
Peningkatan pengolahan
sampah organik dan anorganik
1. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang sampah organik dan anorganik
2. Pembangunan fasilitas pengolahan sampah organik dan anorganik
2
Manajemen persampahan
belum terkelola dengan baik
Peningkatan cakupan
pelayanan dan kualitas sistem
pengelola
1. Optimalisasi pemanfaatan prasarana dan sarana persampahan
2. Meningkatkan cakupan pelayanan secara terencana dan berkeadilan
3. Meningkatkan kapasitas sarana persampahan sesuai sasaran pelayanan
4. Meningkatkan kualitas pengelolaan TPS3R
5. Penelitian, pengembangan, dan aplikasi teknologi penanganan persampahan tepat guna
dan berwawasan lingkungan
Peningkatan peran aktif
masyarakat dan dunia
usaha/swasta sebagai mitra
pengelolaan
1. Meningkatkan pemahaman tentang pengelolaan sampah sejak dini melalui pendidikan
bagi anak usia sekolah
2. Menyebarluaskan pemahaman tentang pengelolaan persampahan kepada masyarakat
umum
3. Meningkatkan pembinaan masyarakat khususnya kaum perempuan dalam pengelolaan
sampah
4. Mendorong pengelolaan sampah berbasis masyarakat
5. Mengembangkan sistem insentif dan iklim yang kondusif bagi dunia usaha / swasta
3
TPS3R masih belum maksimal
dalam pengolahan sampah
organic dan anorganik
Pengembangan TPS3R agar
pengolahan sampah organik
dan anorganik lebih maksimal
1. Meningkatkan Status dan kapasitas institusi pengelola
2. Meningkatkan kinerja institusi pengelola persampahan
3. Memisahkan fungsi / unit regulator dan operator
4. Meningkatkan kerjasama dan koordinasi dengan pemangku kepentingan lain
5. Meningkatkan kualitas SDM manusia
6. Mendorong pengelolaan kolektif atas penyelenggaraan persampahan skala regional
7. Meningkatkan kelengkapan produk hukum / NPSM sebagai landasan dan acuan
pelaksanaan pengelolaan persampahan
8. Mendorong penerapan sistem pengawasan dan penerapan sanksi hukum secara
konsisten dalam rangka pembinaan aparat masyarakat dan pemangku kepentingan
lainnya
9. pemaksimalan fungsi TPS3R dalam pengolahan sampah organik dan anorganik
Pengembangan kelembagaan
pengelola persampahan
4
Sarana dan prasarana
persampahan yang tersedia
belum memenuhi kebutuhan
penanganan persampahan
Peningkatan sarana dan
prasarana persampahan sesuai
dengan standar kebutuhan
Pemenuhan sarana dan prasarana persampahan sesuai dengan mekanisme sampah yang
akan dikembangkan
Merupakan proses analisis berdasarkan data pada bab
sebelumnya yang dilakukan untuk menghasilkan solusi
masalah berdasarkan metode dan hasil observasi yang
dilakukan untuk menghasilkan rekomendasi prioritas
pengembangan dalam kerangka program dan strategi
pengembangan pengelolaan persampahan
PRIORITAS PENGEMBANGAN
DAN KEBUTUHAN INVESTASI
4