SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 4
Descargar para leer sin conexión
PENGELOLAAN LAHAN GAMBUT KRITIS
                DENGAN PENANAMAN KARET DAN JELUTUNG

                                  Oleh:
            Comunity Empowerment and Participatory Institute (CEPI)

                                  Ketua Tim Peneliti:
                                     Ir. Metarius


                                    PENDAHULUAN
1. Pengantar
Propinsi Kalimantan Tengah memiliki luasan ± 153.564 km2 atau 1,5 kali luas pulau
Jawa. Terletak 0°45’ lintang utara; 3°30’ Lintang Selatan dan 111° Bujur Timur.
Sebagian besar wilayahnya merupakan dataran rendah, ketinggiannya berkisar antara
0 s/d 150 meter dari permukaan laut. Kecuali sebagian kecil di daerah utara
merupakan daerah perbuktian dimana terbentang pegunungan Muller – Schwanner.
Dari luasan tersebut, 22% atau sekitar 3,47 juta hektar merupakan kawasan gambut,
dengan ketebalan berkisar 50cm – 1200 cm, dan diperkirakan terdapat sekitar 5 – 6
Giga ton cadangan karbon. Melihat pada pada potensi luasan gambut tersebu   t
seharusnya lahan gambut mampu menjadi peluang pengembangan berbagai sektor,
namun pada sisi lain juga kita melihat bahwa laju penurunan dan kerusakan yang
terjadi juga sangat besar.
Dalam sepuluh tahun terakhir kita melihat kekhawatiran mengenai kehilangan dan
kerusakan ekosistem lahan gambut secara significan di Indonesia, serta menyebabkan
kerusakan dan kehancuran keanekaragamanhayati lahan gambut, kerusakan tata air,
dan lepasnya jutaan karbon ke udara. Konversi lahan gambut, drainase dan
eksploitasi berlebihan terhadap lahan gambut telah diketahui merupakan akan
penyebab munculnya kebakaranyang telah menghancurkan atau merusak lahan
gambut. Untuk menghindari degradasi yang lebih parahlagi maka diperlukan suatu
upaya sesegara mungkin untuk memperbaiki kondisi tersebut dengan melibatkan para
pihak.
Salah satu pihak yang dianggap memiliki keterkaitan secaralangsung dengan
pengelolaan lahan gambut ini, adalah masyarakat. Keterlibatan masyarakat untuk
mengurangi tingkat ancaman dan kerusakan pada lahan gambut menjadi sangat besar
mengingat bahwa adanya interaksi dengan pola pemanfaatandan laju kerusakan.
Hal yang sangat penting dan dapat dilakukan oleh masyarakat adalah bagaimana
mengarahkan masyarakat dalam mengelola lahan gambut untuk kepentingan
pemanfaatan dengan pola budaya tradis   ionil (kearifan lokal) yang memadukan antara
pengembangan teknologi budidaya dan nilai budaya bertani.

2. Kondisi Lahan Gambut Kalimantan Tengah
Disampaikan di atas bahwa luas lahan gambut di Kalimantan Tengah mencapai 3,47
juta hektar dengan tingkat kematangan dan kedalaman yang sangat variatif. Namun
yang sangat dominan adalah Gambut dengan kedalaman ”dalam” sampai ”sangat
dalam” ( 200 cm – 800 cm dengan total luasan 2.170 juta hektar).
Dalam skala sepuluh tahun belakangan ini, laju kerusakan mencapai hampir 50%
yang terbesar disebabkan faktor pengelolaan dan pemanfaatan (konversi) kawasan
untuk kegunaan lain yang menjadi tidak terkendali akibatnya adalah terjadinya
kebakaran hutan dan lahan sepanjang tahun dan kondisi ini terjadi di wilayah
kawasan lahan gambut.
Untuk mengurangi tingkat kerusakan yang diaki atkan oleh kebakaran, maka
                                                b
berbagai upaya terlah dilakukan oleh pihak Pemerintah maupun para pihak namun
belum menampakkan hasil yang significant.
Daerah-daerah lahan gambut yang memiliki tingkat kerusakan luas dan terparah
antara lain : Kabupaten Kapuas (kawasan PLG), Kabupaten Pulang Pisau (RuasJalan
Tumbang Nusa), Kotawaringin Barat, Katingan, Kotawaringin Timur dan Kota
Palangka Raya sendiri.
Akibat terjadinya kebakaran lahan yang terjadi pada kawasan gambut tersebut
disamping memusnahkan beragam jenis flora fauna, meninbulkan efek samping atas
gangguan kesehatan juga mengakibatkan munculnya fenomena ikutan yaitu
terjadinya banjir pada musim hujan.
Pada kondisi demikian maka sebuah sistem pengelolaan lahan gambut yang
memadukan konsep teknologi pemanfaatan (budidaya), managament kawasan dan
keterlibatan peran masyarakat menjadi sangat perlu untuk dilakukan. Pelibatan
masyarakat secara langsung disini adalah dalam mengelola lahan dengan pola
pemanfaatan sistem pertanian / perkebunan dengan menyesuaikankarakteristik lahan
dan jenis tanaman.

3. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengelola dan Pemanfaatan Lahan
                                                    an
Gambut
Pemanfaatan lahan gambut secara bijaksana dan berkelanjutan merupakan upaya
untuk tetap mempertahankan potensi kekayaan alami ekosistem, serta
memanfaatkanya secara berkelanjutan agar dapat diperoleh manfaat tidak hanya
untuk masa kini namun juga pada masa mendatang.
Selama ini dan pasti akan terus berlangsung bahwa lahan gambut akan dimanfaatkan
secara beragam oleh pemangku kepentingan, sehingga berakibat pada beberapa
tempat memicu rusaknya sumber daya ekosistem hayati. Pengalaman menunjukkan
bahwa pengelolaan lahan gambut yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan,
khususnya masyarakat lokal akan lebih memberikan kepastian keberlanjutan
pengelolaan dibandingkan dengan kegiatan serupa yang dilakukan tanpa peran
masyarakat lokal.
Melibatkan masyarakat melalui pola program pemberdayaan harus juga disesuaikan
dengan dengan kondisi masyarakat setempat dan menghargai pemanfaatan secara
tradisional.
Dalam kasus terjadi kerusakan yang sangat drastis pada lahan gambut maka
pemberdayaan masyarakat yang memungkinkan dan memiliki peluang utnuk
dikembangkan adalah mengajakmasyarakat kembali kepada pola tradisionil yaitu
melakukan usaha penanaman kembali jenis-jenis tanaman yang sudah sangat familiar
bagi masyarakat Kalimantan Tengah dan disesuaikan dengan kondisi setempat serta
arah kebijakan pembangunan khususnya pada bidang perkebunan dan ataupertanian.
Untuk saat ini sektor perkebunan menjadi salah satu program yang mendapat
perhatian utama, ini dapat dilihat dengan begitu banyak dan luasnya pencadangan
kawasan untuk kepentingan perkebunan dan komoditi andalan yang menjadi prioritas
adalah pada jenis sawit dan karet dan jelutung
Pemberdayaan masyarakat dalam mengelola lahan gambut untuk pengembangan
sektor perkebunan terutama untuk jenis tanaman karet dan jelutung pada lahan
gambut sangat perlu untuk dicermati, karena disamping untuk melakukan upaya
rehabilitasi kembali kawasan-kawasanyang telah rusak juga diharapkan akan
berdampak pada penurunan terhadap ancaman bahaya kebakaran hutan dan lahan.
Upaya-upaya pemberdayaan yang akan dilakukan tidak hanya berhenti pada upaya
memfasilitasi petani atau masyarakatdengan pemberian bibit, namun juga harus
diiringi dengan peningkatan pemahaman dan kapasitas serta tanggung jawab bersama
terutama masyarakat yang menjadi penerima manfaat dari sebuah program.

4. Potret dan Prospek Pasar Tanaman Karet dan Jelutung
Karet dan Jelutung merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan konstribusi
di dalam upaya peningkatan devisa Indonesia. Ekspor karet Indonesia selama 20
tahun terakhir terus menunjuk peningkatan dari 1.0 juta ton pada tahun 1985
                               kan
menjadi 1.9 juta ton pada 2004 dan 2.2 juta ton pada tahun 200 Pendapatan devisa
                                                                5.
dari komoditi ini pada tahun 2004 mencapai US$2.25 milyar, yang merupakan 5%
dari pendapatan devisa non migas. Sedangkan untuk jelutung sendiri nilai ekspor dari
tahun 1970 sampai tahun akhir tahun 1980 an nilai ekspor rata-rata tiap tahun berkisar
antara 400.000 kg – 800 kg 1) , dengan nilai devisa berkisar US$ 1.60 milyar.
Untuk Kalimantan Tengah sendiri luasan areal perkebunan karet pada tahun 2004,
mencapai luasan ± 2.460 km2 dimana 60 % diantaranya adalah dikelola oleh pihak
swasta dan sisanya merupakan karet rakyat dan umumnya berusia diatas 20 tahun
pada kondisi hutan karet., untuk tanaman jelutung sendiri sampai sekarang belum
teridentifikasi luasan kebun yang dikelola, karena masyarakat masih mengambil getah
(lateks) dari hutan, dan penanaman jenis ini mulai dilirik oleh Pemerintah, para pihak
dan masyarakat sendiri baru memasuki era tahun 2000-an melalui berberapa program
yang dikembangkan oleh DepartemenKehutanan seperti program DAK-DR atau pun
GERHAN.
Melihat pada luasan wilayah dan masih kecilnya volume devisa ekspor yang
disumbangkan sektor ini, sebenarnya ini menjadi sebuah peluang yang sangat baik,
mengingat kebutuhan dan harga karet dunia yang semakin melonjak dan permintaan
pasar yang semakin tinggi, lonjakan permintaan dan tingginya harga ini disebabkan
tingginya harga minyak dunia, akibatnya industri yang selama ini mengembangkan
karet sintetis harus kembali ke karet alam.

5. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan pilot project penanaman tanaman karet dan jelutung pada
lahan gambut di wilayah Tumbang Nusa – Pilang dan sekitarnya ini antara lain :
a. Sebagai upaya untuk mengurangi tingkat ancaman kebakaran hutan dan lahan
dengan pola pengelolaan dan pengembangan tanaman karet dan jelutung.
b. Merupakan upaya untuk merehabilitasi kembali lahan-lahan gambutyang kritis
dengan menanam jenis-jenis tanaman lokal yang sudah familiar dengan petani dan
masyarakat Kalimantan Tengah
c. Sebagai bentuk ujicoba pengelolaan dan pemanfataan kawasan lahan gambut
yang berkelanjutan
d. Sebagai wadah bagi peningkatan kapasitas petani/masyarakat dalam bertukar
informasi dan pengalaman dengan para pihak.

6. Lokasi Kegiatan dan Waktu Pelaksanaan
Lokasi ujicoba pilot project ini adalah disekitar ruas jalan Tumbang Nusa – Pilang
wilayah Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah,dengan lausan 20 hektar yang
terdiri atas 10 hektar untuk tanaman Karet dan 10 hektar untuk tanaman Jelutung
Pelaksanaan kegiatan dimulai bulan April – Desember 2007 dengan (Schedule
terdapat dalam lampiran tersendiri)




                                      BAB V
                                  REKOMENDASI
Dari hasil kegiatan serta hasil pengamatan yang telah dilakukan dalam
melakukan Uji Coba Penanganan Lahan Gambut Kritis dengan Penanaman
Tanaman Karet dan Jelutung yang bersumber dari bibit anakan alam maka dapat
disampaikan beberapa hal :
1. Penanaman Karet dan Jelutung merupakan salah satu upaya untuk
memanfaatkan lahan kritis kearah pemanfaatan lahan budidaya perkebunan
dengan pola tanpa bakar.
2. Penanaman Karet dan Jelutung pada lahan kritis dengan melibatkan
masyarakat merupakan salah satu upaya untuk menekan ancaman terhadap
bahaya kebakaran yang sering terjadi pada lahan-lahan gambut.
3. Dalam pengambilan bibit anakan yang berasal dari alam, maka beberapa hal
harus dipersiapkan untuk mengantisiapsi atau mengurangi tingkat kematian
bibit. Antara lain (a) pola pengambilan bibit haru dilakukan dengan
memperhatikan musim, yaitu sangat baik pada musim penghujan; (b) tempat
penangan bibit di sekitar kebun selama masa adaptasi harus dipersiapkan
secara maksimal (c) untuk bibit jelutung sebaiknya dipilih yang berukuran
tinggi antara 30-45 cm karena dianggap cukup memiliki daya adaptasi dan
daya tahan yang tinggi baik ketika setelah pencabutan maupun ketika proses
fisiologi pertumbuhan lainnya.
4. Untuk menciptakan ruang tumbuh yang baik bagi tanaman setelah
penanaman, maka disekitar pernaman harus sering dilakukan
penggemburan, dan pada saat penanaman bibit maka tanah sekitar
perakaran jangan dipadatkan sehingga tercipta ruang tumbuh dan aerase
udara yang cukup bagi pertumbuhan sistem perakaran.
5. Untuk tanaman karet, karena ini berasal dari anakan alam, maka pada saat
penanaman diupayakan agar lobang tanam jangan terlalu dalam, tetapi harus
menyesuaikan dengan tingkat kedalaman pada saat dilakukan pencabutan,
artinya sampai sampai lebih dalam dari ketika tanaman pada saat dicabut.
6 Untuk mengurangi tingkat kompetisi atas unusr hara, maka sebaiknya sekitar
pertanaman dapat dilakukan pembersihan lahan sekitar 3 bulan sekali
disesuaikan dengan pertumbuhan gulma.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

13325 27415-1-sm (1) (1)
13325 27415-1-sm (1) (1)13325 27415-1-sm (1) (1)
13325 27415-1-sm (1) (1)Samuel Rahallus
 
Kabar bahari
Kabar bahariKabar bahari
Kabar bahariKIARA
 
Data Sosial: Pembelajaran dari Proses Penyusunan Profil Desa
Data Sosial: Pembelajaran dari Proses Penyusunan Profil DesaData Sosial: Pembelajaran dari Proses Penyusunan Profil Desa
Data Sosial: Pembelajaran dari Proses Penyusunan Profil DesaSiti Chaakimah
 
Kajian Penolakan Izin Operasi Produksi Pertambangan Batu Bara PT. Mantimin Co...
Kajian Penolakan Izin Operasi Produksi Pertambangan Batu Bara PT. Mantimin Co...Kajian Penolakan Izin Operasi Produksi Pertambangan Batu Bara PT. Mantimin Co...
Kajian Penolakan Izin Operasi Produksi Pertambangan Batu Bara PT. Mantimin Co...Muhammad Hafizhurrahman
 
Identifikasi alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan permukiman kecamatan t...
Identifikasi alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan permukiman kecamatan t...Identifikasi alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan permukiman kecamatan t...
Identifikasi alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan permukiman kecamatan t...M Eka
 
Rpi 5 pengelolaan_hutan_rawa_gambut
Rpi 5 pengelolaan_hutan_rawa_gambutRpi 5 pengelolaan_hutan_rawa_gambut
Rpi 5 pengelolaan_hutan_rawa_gambutwalhiaceh
 
PELESTARIAN SUMBERDAYA LAHAN GAMBUT
PELESTARIAN SUMBERDAYA LAHAN GAMBUTPELESTARIAN SUMBERDAYA LAHAN GAMBUT
PELESTARIAN SUMBERDAYA LAHAN GAMBUTAnnisaRangkuti
 
ANALISIS VEGETASI HUTAN MANGROVE KAWASAN MANDEH, PESISIR SELATAN
ANALISIS VEGETASI HUTAN MANGROVE KAWASAN MANDEH, PESISIR SELATANANALISIS VEGETASI HUTAN MANGROVE KAWASAN MANDEH, PESISIR SELATAN
ANALISIS VEGETASI HUTAN MANGROVE KAWASAN MANDEH, PESISIR SELATANDevi Ningsih
 
Kajian konektivitas sistem lindung dan budidaya gambut dalam rangka pengelola...
Kajian konektivitas sistem lindung dan budidaya gambut dalam rangka pengelola...Kajian konektivitas sistem lindung dan budidaya gambut dalam rangka pengelola...
Kajian konektivitas sistem lindung dan budidaya gambut dalam rangka pengelola...International Tropical Peatlands Center
 
Makalah kebakaran hutan riau
Makalah kebakaran hutan riauMakalah kebakaran hutan riau
Makalah kebakaran hutan riaunur azizah
 
Vol 11 No 3 (Jul-Sep 2003)
Vol 11 No 3 (Jul-Sep 2003)Vol 11 No 3 (Jul-Sep 2003)
Vol 11 No 3 (Jul-Sep 2003)Yoel Hendrawan
 
Membongkar Praktek SDA Asing di Indonesia dan Transaksi Politik; Oleh WALHI K...
Membongkar Praktek SDA Asing di Indonesia dan Transaksi Politik; Oleh WALHI K...Membongkar Praktek SDA Asing di Indonesia dan Transaksi Politik; Oleh WALHI K...
Membongkar Praktek SDA Asing di Indonesia dan Transaksi Politik; Oleh WALHI K...Yandi Novia (Debu Yandi)
 

La actualidad más candente (20)

Makalah iis
Makalah iisMakalah iis
Makalah iis
 
13325 27415-1-sm (1) (1)
13325 27415-1-sm (1) (1)13325 27415-1-sm (1) (1)
13325 27415-1-sm (1) (1)
 
Kabar bahari
Kabar bahariKabar bahari
Kabar bahari
 
Data Sosial: Pembelajaran dari Proses Penyusunan Profil Desa
Data Sosial: Pembelajaran dari Proses Penyusunan Profil DesaData Sosial: Pembelajaran dari Proses Penyusunan Profil Desa
Data Sosial: Pembelajaran dari Proses Penyusunan Profil Desa
 
Kajian Penolakan Izin Operasi Produksi Pertambangan Batu Bara PT. Mantimin Co...
Kajian Penolakan Izin Operasi Produksi Pertambangan Batu Bara PT. Mantimin Co...Kajian Penolakan Izin Operasi Produksi Pertambangan Batu Bara PT. Mantimin Co...
Kajian Penolakan Izin Operasi Produksi Pertambangan Batu Bara PT. Mantimin Co...
 
Makalah konservasi
Makalah konservasiMakalah konservasi
Makalah konservasi
 
Alih fungsi lahan
Alih fungsi lahanAlih fungsi lahan
Alih fungsi lahan
 
Identifikasi alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan permukiman kecamatan t...
Identifikasi alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan permukiman kecamatan t...Identifikasi alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan permukiman kecamatan t...
Identifikasi alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan permukiman kecamatan t...
 
Opini
OpiniOpini
Opini
 
Rpi 5 pengelolaan_hutan_rawa_gambut
Rpi 5 pengelolaan_hutan_rawa_gambutRpi 5 pengelolaan_hutan_rawa_gambut
Rpi 5 pengelolaan_hutan_rawa_gambut
 
PELESTARIAN SUMBERDAYA LAHAN GAMBUT
PELESTARIAN SUMBERDAYA LAHAN GAMBUTPELESTARIAN SUMBERDAYA LAHAN GAMBUT
PELESTARIAN SUMBERDAYA LAHAN GAMBUT
 
ANALISIS VEGETASI HUTAN MANGROVE KAWASAN MANDEH, PESISIR SELATAN
ANALISIS VEGETASI HUTAN MANGROVE KAWASAN MANDEH, PESISIR SELATANANALISIS VEGETASI HUTAN MANGROVE KAWASAN MANDEH, PESISIR SELATAN
ANALISIS VEGETASI HUTAN MANGROVE KAWASAN MANDEH, PESISIR SELATAN
 
Kajian konektivitas sistem lindung dan budidaya gambut dalam rangka pengelola...
Kajian konektivitas sistem lindung dan budidaya gambut dalam rangka pengelola...Kajian konektivitas sistem lindung dan budidaya gambut dalam rangka pengelola...
Kajian konektivitas sistem lindung dan budidaya gambut dalam rangka pengelola...
 
Review pesisir dan laut
Review pesisir dan lautReview pesisir dan laut
Review pesisir dan laut
 
Makalah kebakaran hutan riau
Makalah kebakaran hutan riauMakalah kebakaran hutan riau
Makalah kebakaran hutan riau
 
Vol 11 No 3 (Jul-Sep 2003)
Vol 11 No 3 (Jul-Sep 2003)Vol 11 No 3 (Jul-Sep 2003)
Vol 11 No 3 (Jul-Sep 2003)
 
Prospek dan kendala pembangunan wilayah pesisir berbasis pembudidayaan mangro...
Prospek dan kendala pembangunan wilayah pesisir berbasis pembudidayaan mangro...Prospek dan kendala pembangunan wilayah pesisir berbasis pembudidayaan mangro...
Prospek dan kendala pembangunan wilayah pesisir berbasis pembudidayaan mangro...
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Membongkar Praktek SDA Asing di Indonesia dan Transaksi Politik; Oleh WALHI K...
Membongkar Praktek SDA Asing di Indonesia dan Transaksi Politik; Oleh WALHI K...Membongkar Praktek SDA Asing di Indonesia dan Transaksi Politik; Oleh WALHI K...
Membongkar Praktek SDA Asing di Indonesia dan Transaksi Politik; Oleh WALHI K...
 
Hutan 4
Hutan 4Hutan 4
Hutan 4
 

Similar a Pengelolaan Lahan Gambut Kritis

Penggunaan lahan kering di das limboto sept 2011
Penggunaan lahan kering di das limboto sept 2011Penggunaan lahan kering di das limboto sept 2011
Penggunaan lahan kering di das limboto sept 2011NurdinUng
 
RUSAKNYA EKOSISTEM TAMBAK AKIBAT BANJIR ROB DI KAWASAN MINAPOLITAN KECAMATAN ...
RUSAKNYA EKOSISTEM TAMBAK AKIBAT BANJIR ROB DI KAWASAN MINAPOLITAN KECAMATAN ...RUSAKNYA EKOSISTEM TAMBAK AKIBAT BANJIR ROB DI KAWASAN MINAPOLITAN KECAMATAN ...
RUSAKNYA EKOSISTEM TAMBAK AKIBAT BANJIR ROB DI KAWASAN MINAPOLITAN KECAMATAN ...Analyst of Water Resources Management
 
Mamfaat hutan
Mamfaat hutan Mamfaat hutan
Mamfaat hutan Nova DiLa
 
KERENTANAN EKOSISTEM MANGROVE TERHADAP PEMBANGUNAN KOTA MINAPOLITAN (KEC. SED...
KERENTANAN EKOSISTEM MANGROVE TERHADAP PEMBANGUNAN KOTA MINAPOLITAN (KEC. SED...KERENTANAN EKOSISTEM MANGROVE TERHADAP PEMBANGUNAN KOTA MINAPOLITAN (KEC. SED...
KERENTANAN EKOSISTEM MANGROVE TERHADAP PEMBANGUNAN KOTA MINAPOLITAN (KEC. SED...Analyst of Water Resources Management
 
Praktek lapang sembawa rifa sotia
Praktek lapang sembawa   rifa sotia Praktek lapang sembawa   rifa sotia
Praktek lapang sembawa rifa sotia Rifa Rifa
 
Petisi Penyelamatan Jawa (Desember 2015)
Petisi Penyelamatan Jawa (Desember 2015)Petisi Penyelamatan Jawa (Desember 2015)
Petisi Penyelamatan Jawa (Desember 2015)Luluk Uliyah
 
Makalah konservasi gambut
Makalah konservasi gambutMakalah konservasi gambut
Makalah konservasi gambut11682204417
 
Role model btn tesso nilo
Role model btn tesso niloRole model btn tesso nilo
Role model btn tesso niloRhomaDoni3
 
Kombinasi teknik konservasi tanah dan pengaruhnya terhadap hasil jagung dan e...
Kombinasi teknik konservasi tanah dan pengaruhnya terhadap hasil jagung dan e...Kombinasi teknik konservasi tanah dan pengaruhnya terhadap hasil jagung dan e...
Kombinasi teknik konservasi tanah dan pengaruhnya terhadap hasil jagung dan e...NurdinUng
 
Tugas Kelompok 4_Agroekosistem Lahan Gambut.pptx
Tugas Kelompok 4_Agroekosistem Lahan Gambut.pptxTugas Kelompok 4_Agroekosistem Lahan Gambut.pptx
Tugas Kelompok 4_Agroekosistem Lahan Gambut.pptxdwiputri123
 
Makalah konservasi tanah dan air UNSRI
Makalah konservasi tanah dan air UNSRIMakalah konservasi tanah dan air UNSRI
Makalah konservasi tanah dan air UNSRIRizki Chairunnisya
 
Makalah lingkungan hidup 2
Makalah lingkungan hidup 2Makalah lingkungan hidup 2
Makalah lingkungan hidup 2Net Break
 
ekologi pangan, kerentanan pangan, diversifikasi pangan dan daya dukung lingk...
ekologi pangan, kerentanan pangan, diversifikasi pangan dan daya dukung lingk...ekologi pangan, kerentanan pangan, diversifikasi pangan dan daya dukung lingk...
ekologi pangan, kerentanan pangan, diversifikasi pangan dan daya dukung lingk...Analyst of Water Resources Management
 
Geografi XI Sosial Environment
Geografi XI Sosial EnvironmentGeografi XI Sosial Environment
Geografi XI Sosial EnvironmentMTR
 
Laporan workshop dari barito kuala untuk indonesia
Laporan workshop dari barito kuala untuk indonesiaLaporan workshop dari barito kuala untuk indonesia
Laporan workshop dari barito kuala untuk indonesiapdatarawa
 
Kebijakan Nasional Perlindungan Lingkungan Hidup dan Pemanfaatan Ruang dalam ...
Kebijakan Nasional Perlindungan Lingkungan Hidup dan Pemanfaatan Ruang dalam ...Kebijakan Nasional Perlindungan Lingkungan Hidup dan Pemanfaatan Ruang dalam ...
Kebijakan Nasional Perlindungan Lingkungan Hidup dan Pemanfaatan Ruang dalam ...imaniar nastiti
 

Similar a Pengelolaan Lahan Gambut Kritis (20)

Penggunaan lahan kering di das limboto sept 2011
Penggunaan lahan kering di das limboto sept 2011Penggunaan lahan kering di das limboto sept 2011
Penggunaan lahan kering di das limboto sept 2011
 
RUSAKNYA EKOSISTEM TAMBAK AKIBAT BANJIR ROB DI KAWASAN MINAPOLITAN KECAMATAN ...
RUSAKNYA EKOSISTEM TAMBAK AKIBAT BANJIR ROB DI KAWASAN MINAPOLITAN KECAMATAN ...RUSAKNYA EKOSISTEM TAMBAK AKIBAT BANJIR ROB DI KAWASAN MINAPOLITAN KECAMATAN ...
RUSAKNYA EKOSISTEM TAMBAK AKIBAT BANJIR ROB DI KAWASAN MINAPOLITAN KECAMATAN ...
 
Mamfaat hutan
Mamfaat hutan Mamfaat hutan
Mamfaat hutan
 
KERENTANAN EKOSISTEM MANGROVE TERHADAP PEMBANGUNAN KOTA MINAPOLITAN (KEC. SED...
KERENTANAN EKOSISTEM MANGROVE TERHADAP PEMBANGUNAN KOTA MINAPOLITAN (KEC. SED...KERENTANAN EKOSISTEM MANGROVE TERHADAP PEMBANGUNAN KOTA MINAPOLITAN (KEC. SED...
KERENTANAN EKOSISTEM MANGROVE TERHADAP PEMBANGUNAN KOTA MINAPOLITAN (KEC. SED...
 
Praktek lapang sembawa rifa sotia
Praktek lapang sembawa   rifa sotia Praktek lapang sembawa   rifa sotia
Praktek lapang sembawa rifa sotia
 
Petisi Penyelamatan Jawa (Desember 2015)
Petisi Penyelamatan Jawa (Desember 2015)Petisi Penyelamatan Jawa (Desember 2015)
Petisi Penyelamatan Jawa (Desember 2015)
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Rdhp peningkatan ip 2018
Rdhp peningkatan ip 2018Rdhp peningkatan ip 2018
Rdhp peningkatan ip 2018
 
Makalah konservasi gambut
Makalah konservasi gambutMakalah konservasi gambut
Makalah konservasi gambut
 
Role model btn tesso nilo
Role model btn tesso niloRole model btn tesso nilo
Role model btn tesso nilo
 
Kombinasi teknik konservasi tanah dan pengaruhnya terhadap hasil jagung dan e...
Kombinasi teknik konservasi tanah dan pengaruhnya terhadap hasil jagung dan e...Kombinasi teknik konservasi tanah dan pengaruhnya terhadap hasil jagung dan e...
Kombinasi teknik konservasi tanah dan pengaruhnya terhadap hasil jagung dan e...
 
Tugas Kelompok 4_Agroekosistem Lahan Gambut.pptx
Tugas Kelompok 4_Agroekosistem Lahan Gambut.pptxTugas Kelompok 4_Agroekosistem Lahan Gambut.pptx
Tugas Kelompok 4_Agroekosistem Lahan Gambut.pptx
 
Bab i ratih
Bab i ratihBab i ratih
Bab i ratih
 
Makalah konservasi tanah dan air UNSRI
Makalah konservasi tanah dan air UNSRIMakalah konservasi tanah dan air UNSRI
Makalah konservasi tanah dan air UNSRI
 
Makalah lingkungan hidup 2
Makalah lingkungan hidup 2Makalah lingkungan hidup 2
Makalah lingkungan hidup 2
 
ekologi pangan, kerentanan pangan, diversifikasi pangan dan daya dukung lingk...
ekologi pangan, kerentanan pangan, diversifikasi pangan dan daya dukung lingk...ekologi pangan, kerentanan pangan, diversifikasi pangan dan daya dukung lingk...
ekologi pangan, kerentanan pangan, diversifikasi pangan dan daya dukung lingk...
 
7. kelestarian lingkungan
7. kelestarian lingkungan7. kelestarian lingkungan
7. kelestarian lingkungan
 
Geografi XI Sosial Environment
Geografi XI Sosial EnvironmentGeografi XI Sosial Environment
Geografi XI Sosial Environment
 
Laporan workshop dari barito kuala untuk indonesia
Laporan workshop dari barito kuala untuk indonesiaLaporan workshop dari barito kuala untuk indonesia
Laporan workshop dari barito kuala untuk indonesia
 
Kebijakan Nasional Perlindungan Lingkungan Hidup dan Pemanfaatan Ruang dalam ...
Kebijakan Nasional Perlindungan Lingkungan Hidup dan Pemanfaatan Ruang dalam ...Kebijakan Nasional Perlindungan Lingkungan Hidup dan Pemanfaatan Ruang dalam ...
Kebijakan Nasional Perlindungan Lingkungan Hidup dan Pemanfaatan Ruang dalam ...
 

Más de People Power

Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019People Power
 
sahabat walhi riau by Tya
sahabat walhi riau by Tyasahabat walhi riau by Tya
sahabat walhi riau by TyaPeople Power
 
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kamparKronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kamparPeople Power
 
Kronologis penolakan - di jakarta malam senin
Kronologis penolakan - di jakarta malam seninKronologis penolakan - di jakarta malam senin
Kronologis penolakan - di jakarta malam seninPeople Power
 
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadi
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadiLangkah langkah pemetaan pengingat pribadi
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadiPeople Power
 
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013People Power
 
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013People Power
 
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...People Power
 
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012People Power
 
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...People Power
 
090112 konflik pulau padang potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
090112 konflik pulau padang  potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...090112 konflik pulau padang  potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
090112 konflik pulau padang potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...People Power
 
Pengelolaan Lansekap di Pulau Padang
Pengelolaan Lansekap di Pulau PadangPengelolaan Lansekap di Pulau Padang
Pengelolaan Lansekap di Pulau PadangPeople Power
 
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.People Power
 
Surat STR menolak TIM MEDIASI
Surat STR menolak TIM MEDIASISurat STR menolak TIM MEDIASI
Surat STR menolak TIM MEDIASIPeople Power
 
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASISurat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASIPeople Power
 

Más de People Power (20)

Strategi advokasi
Strategi advokasiStrategi advokasi
Strategi advokasi
 
Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
 
sahabat walhi riau by Tya
sahabat walhi riau by Tyasahabat walhi riau by Tya
sahabat walhi riau by Tya
 
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kamparKronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
 
Kronologis 1
Kronologis 1Kronologis 1
Kronologis 1
 
Kronologis 2
Kronologis 2Kronologis 2
Kronologis 2
 
Kronologis 4
Kronologis 4Kronologis 4
Kronologis 4
 
Kronologis penolakan - di jakarta malam senin
Kronologis penolakan - di jakarta malam seninKronologis penolakan - di jakarta malam senin
Kronologis penolakan - di jakarta malam senin
 
Kronologis 3
Kronologis 3Kronologis 3
Kronologis 3
 
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadi
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadiLangkah langkah pemetaan pengingat pribadi
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadi
 
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
 
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013
 
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...
 
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012
 
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
 
090112 konflik pulau padang potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
090112 konflik pulau padang  potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...090112 konflik pulau padang  potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
090112 konflik pulau padang potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
 
Pengelolaan Lansekap di Pulau Padang
Pengelolaan Lansekap di Pulau PadangPengelolaan Lansekap di Pulau Padang
Pengelolaan Lansekap di Pulau Padang
 
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
 
Surat STR menolak TIM MEDIASI
Surat STR menolak TIM MEDIASISurat STR menolak TIM MEDIASI
Surat STR menolak TIM MEDIASI
 
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASISurat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
 

Último

Info-perancangan-dan-pengembangan-produk
Info-perancangan-dan-pengembangan-produkInfo-perancangan-dan-pengembangan-produk
Info-perancangan-dan-pengembangan-produkKresnaSuputra1
 
PAPARAN MATERI PROGRAM ASABRI AI 20032024
PAPARAN MATERI PROGRAM ASABRI AI 20032024PAPARAN MATERI PROGRAM ASABRI AI 20032024
PAPARAN MATERI PROGRAM ASABRI AI 20032024woronotes
 
PPT AKL 2-Pelaporan Segmen & Interim.pptx
PPT AKL 2-Pelaporan Segmen & Interim.pptxPPT AKL 2-Pelaporan Segmen & Interim.pptx
PPT AKL 2-Pelaporan Segmen & Interim.pptxAbdulGalib4
 
Paparan Penyelenggaraan Program PT ASABRI (Persero) Tahun 2023
Paparan Penyelenggaraan Program PT ASABRI (Persero) Tahun 2023Paparan Penyelenggaraan Program PT ASABRI (Persero) Tahun 2023
Paparan Penyelenggaraan Program PT ASABRI (Persero) Tahun 2023BintangDemarta1
 
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PESANTREN RAMADHAN 1445 H.pdf
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PESANTREN RAMADHAN 1445 H.pdfPETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PESANTREN RAMADHAN 1445 H.pdf
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PESANTREN RAMADHAN 1445 H.pdflucyanarahmi88
 
AMSI-Modul-Pelatihan-Daring -digital-marketing
AMSI-Modul-Pelatihan-Daring -digital-marketingAMSI-Modul-Pelatihan-Daring -digital-marketing
AMSI-Modul-Pelatihan-Daring -digital-marketingLhalNhiez1
 
Paparan Penyelenggaraan Program PT ASABRI (Persero) Tahun 2023
Paparan Penyelenggaraan Program PT ASABRI (Persero) Tahun 2023Paparan Penyelenggaraan Program PT ASABRI (Persero) Tahun 2023
Paparan Penyelenggaraan Program PT ASABRI (Persero) Tahun 2023woronotes
 
ppt manajer pengelola bangunan gedung jenjang 7
ppt manajer pengelola bangunan gedung jenjang 7ppt manajer pengelola bangunan gedung jenjang 7
ppt manajer pengelola bangunan gedung jenjang 7vickrygaluh59
 
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Swasta dan BUMN.pptx
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Swasta dan BUMN.pptxANALISIS LAPORAN KEUANGAN Swasta dan BUMN.pptx
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Swasta dan BUMN.pptxrahmatraju03
 
PAPARAN MATERI PROGRAM ASABRI AI.pptx
PAPARAN MATERI PROGRAM ASABRI AI.pptxPAPARAN MATERI PROGRAM ASABRI AI.pptx
PAPARAN MATERI PROGRAM ASABRI AI.pptxBintangDemarta1
 

Último (10)

Info-perancangan-dan-pengembangan-produk
Info-perancangan-dan-pengembangan-produkInfo-perancangan-dan-pengembangan-produk
Info-perancangan-dan-pengembangan-produk
 
PAPARAN MATERI PROGRAM ASABRI AI 20032024
PAPARAN MATERI PROGRAM ASABRI AI 20032024PAPARAN MATERI PROGRAM ASABRI AI 20032024
PAPARAN MATERI PROGRAM ASABRI AI 20032024
 
PPT AKL 2-Pelaporan Segmen & Interim.pptx
PPT AKL 2-Pelaporan Segmen & Interim.pptxPPT AKL 2-Pelaporan Segmen & Interim.pptx
PPT AKL 2-Pelaporan Segmen & Interim.pptx
 
Paparan Penyelenggaraan Program PT ASABRI (Persero) Tahun 2023
Paparan Penyelenggaraan Program PT ASABRI (Persero) Tahun 2023Paparan Penyelenggaraan Program PT ASABRI (Persero) Tahun 2023
Paparan Penyelenggaraan Program PT ASABRI (Persero) Tahun 2023
 
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PESANTREN RAMADHAN 1445 H.pdf
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PESANTREN RAMADHAN 1445 H.pdfPETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PESANTREN RAMADHAN 1445 H.pdf
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PESANTREN RAMADHAN 1445 H.pdf
 
AMSI-Modul-Pelatihan-Daring -digital-marketing
AMSI-Modul-Pelatihan-Daring -digital-marketingAMSI-Modul-Pelatihan-Daring -digital-marketing
AMSI-Modul-Pelatihan-Daring -digital-marketing
 
Paparan Penyelenggaraan Program PT ASABRI (Persero) Tahun 2023
Paparan Penyelenggaraan Program PT ASABRI (Persero) Tahun 2023Paparan Penyelenggaraan Program PT ASABRI (Persero) Tahun 2023
Paparan Penyelenggaraan Program PT ASABRI (Persero) Tahun 2023
 
ppt manajer pengelola bangunan gedung jenjang 7
ppt manajer pengelola bangunan gedung jenjang 7ppt manajer pengelola bangunan gedung jenjang 7
ppt manajer pengelola bangunan gedung jenjang 7
 
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Swasta dan BUMN.pptx
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Swasta dan BUMN.pptxANALISIS LAPORAN KEUANGAN Swasta dan BUMN.pptx
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Swasta dan BUMN.pptx
 
PAPARAN MATERI PROGRAM ASABRI AI.pptx
PAPARAN MATERI PROGRAM ASABRI AI.pptxPAPARAN MATERI PROGRAM ASABRI AI.pptx
PAPARAN MATERI PROGRAM ASABRI AI.pptx
 

Pengelolaan Lahan Gambut Kritis

  • 1. PENGELOLAAN LAHAN GAMBUT KRITIS DENGAN PENANAMAN KARET DAN JELUTUNG Oleh: Comunity Empowerment and Participatory Institute (CEPI) Ketua Tim Peneliti: Ir. Metarius PENDAHULUAN 1. Pengantar Propinsi Kalimantan Tengah memiliki luasan ± 153.564 km2 atau 1,5 kali luas pulau Jawa. Terletak 0°45’ lintang utara; 3°30’ Lintang Selatan dan 111° Bujur Timur. Sebagian besar wilayahnya merupakan dataran rendah, ketinggiannya berkisar antara 0 s/d 150 meter dari permukaan laut. Kecuali sebagian kecil di daerah utara merupakan daerah perbuktian dimana terbentang pegunungan Muller – Schwanner. Dari luasan tersebut, 22% atau sekitar 3,47 juta hektar merupakan kawasan gambut, dengan ketebalan berkisar 50cm – 1200 cm, dan diperkirakan terdapat sekitar 5 – 6 Giga ton cadangan karbon. Melihat pada pada potensi luasan gambut tersebu t seharusnya lahan gambut mampu menjadi peluang pengembangan berbagai sektor, namun pada sisi lain juga kita melihat bahwa laju penurunan dan kerusakan yang terjadi juga sangat besar. Dalam sepuluh tahun terakhir kita melihat kekhawatiran mengenai kehilangan dan kerusakan ekosistem lahan gambut secara significan di Indonesia, serta menyebabkan kerusakan dan kehancuran keanekaragamanhayati lahan gambut, kerusakan tata air, dan lepasnya jutaan karbon ke udara. Konversi lahan gambut, drainase dan eksploitasi berlebihan terhadap lahan gambut telah diketahui merupakan akan penyebab munculnya kebakaranyang telah menghancurkan atau merusak lahan gambut. Untuk menghindari degradasi yang lebih parahlagi maka diperlukan suatu upaya sesegara mungkin untuk memperbaiki kondisi tersebut dengan melibatkan para pihak. Salah satu pihak yang dianggap memiliki keterkaitan secaralangsung dengan pengelolaan lahan gambut ini, adalah masyarakat. Keterlibatan masyarakat untuk mengurangi tingkat ancaman dan kerusakan pada lahan gambut menjadi sangat besar mengingat bahwa adanya interaksi dengan pola pemanfaatandan laju kerusakan. Hal yang sangat penting dan dapat dilakukan oleh masyarakat adalah bagaimana mengarahkan masyarakat dalam mengelola lahan gambut untuk kepentingan pemanfaatan dengan pola budaya tradis ionil (kearifan lokal) yang memadukan antara pengembangan teknologi budidaya dan nilai budaya bertani. 2. Kondisi Lahan Gambut Kalimantan Tengah Disampaikan di atas bahwa luas lahan gambut di Kalimantan Tengah mencapai 3,47 juta hektar dengan tingkat kematangan dan kedalaman yang sangat variatif. Namun yang sangat dominan adalah Gambut dengan kedalaman ”dalam” sampai ”sangat dalam” ( 200 cm – 800 cm dengan total luasan 2.170 juta hektar). Dalam skala sepuluh tahun belakangan ini, laju kerusakan mencapai hampir 50% yang terbesar disebabkan faktor pengelolaan dan pemanfaatan (konversi) kawasan
  • 2. untuk kegunaan lain yang menjadi tidak terkendali akibatnya adalah terjadinya kebakaran hutan dan lahan sepanjang tahun dan kondisi ini terjadi di wilayah kawasan lahan gambut. Untuk mengurangi tingkat kerusakan yang diaki atkan oleh kebakaran, maka b berbagai upaya terlah dilakukan oleh pihak Pemerintah maupun para pihak namun belum menampakkan hasil yang significant. Daerah-daerah lahan gambut yang memiliki tingkat kerusakan luas dan terparah antara lain : Kabupaten Kapuas (kawasan PLG), Kabupaten Pulang Pisau (RuasJalan Tumbang Nusa), Kotawaringin Barat, Katingan, Kotawaringin Timur dan Kota Palangka Raya sendiri. Akibat terjadinya kebakaran lahan yang terjadi pada kawasan gambut tersebut disamping memusnahkan beragam jenis flora fauna, meninbulkan efek samping atas gangguan kesehatan juga mengakibatkan munculnya fenomena ikutan yaitu terjadinya banjir pada musim hujan. Pada kondisi demikian maka sebuah sistem pengelolaan lahan gambut yang memadukan konsep teknologi pemanfaatan (budidaya), managament kawasan dan keterlibatan peran masyarakat menjadi sangat perlu untuk dilakukan. Pelibatan masyarakat secara langsung disini adalah dalam mengelola lahan dengan pola pemanfaatan sistem pertanian / perkebunan dengan menyesuaikankarakteristik lahan dan jenis tanaman. 3. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengelola dan Pemanfaatan Lahan an Gambut Pemanfaatan lahan gambut secara bijaksana dan berkelanjutan merupakan upaya untuk tetap mempertahankan potensi kekayaan alami ekosistem, serta memanfaatkanya secara berkelanjutan agar dapat diperoleh manfaat tidak hanya untuk masa kini namun juga pada masa mendatang. Selama ini dan pasti akan terus berlangsung bahwa lahan gambut akan dimanfaatkan secara beragam oleh pemangku kepentingan, sehingga berakibat pada beberapa tempat memicu rusaknya sumber daya ekosistem hayati. Pengalaman menunjukkan bahwa pengelolaan lahan gambut yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, khususnya masyarakat lokal akan lebih memberikan kepastian keberlanjutan pengelolaan dibandingkan dengan kegiatan serupa yang dilakukan tanpa peran masyarakat lokal. Melibatkan masyarakat melalui pola program pemberdayaan harus juga disesuaikan dengan dengan kondisi masyarakat setempat dan menghargai pemanfaatan secara tradisional. Dalam kasus terjadi kerusakan yang sangat drastis pada lahan gambut maka pemberdayaan masyarakat yang memungkinkan dan memiliki peluang utnuk dikembangkan adalah mengajakmasyarakat kembali kepada pola tradisionil yaitu melakukan usaha penanaman kembali jenis-jenis tanaman yang sudah sangat familiar bagi masyarakat Kalimantan Tengah dan disesuaikan dengan kondisi setempat serta arah kebijakan pembangunan khususnya pada bidang perkebunan dan ataupertanian. Untuk saat ini sektor perkebunan menjadi salah satu program yang mendapat perhatian utama, ini dapat dilihat dengan begitu banyak dan luasnya pencadangan kawasan untuk kepentingan perkebunan dan komoditi andalan yang menjadi prioritas adalah pada jenis sawit dan karet dan jelutung Pemberdayaan masyarakat dalam mengelola lahan gambut untuk pengembangan
  • 3. sektor perkebunan terutama untuk jenis tanaman karet dan jelutung pada lahan gambut sangat perlu untuk dicermati, karena disamping untuk melakukan upaya rehabilitasi kembali kawasan-kawasanyang telah rusak juga diharapkan akan berdampak pada penurunan terhadap ancaman bahaya kebakaran hutan dan lahan. Upaya-upaya pemberdayaan yang akan dilakukan tidak hanya berhenti pada upaya memfasilitasi petani atau masyarakatdengan pemberian bibit, namun juga harus diiringi dengan peningkatan pemahaman dan kapasitas serta tanggung jawab bersama terutama masyarakat yang menjadi penerima manfaat dari sebuah program. 4. Potret dan Prospek Pasar Tanaman Karet dan Jelutung Karet dan Jelutung merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan konstribusi di dalam upaya peningkatan devisa Indonesia. Ekspor karet Indonesia selama 20 tahun terakhir terus menunjuk peningkatan dari 1.0 juta ton pada tahun 1985 kan menjadi 1.9 juta ton pada 2004 dan 2.2 juta ton pada tahun 200 Pendapatan devisa 5. dari komoditi ini pada tahun 2004 mencapai US$2.25 milyar, yang merupakan 5% dari pendapatan devisa non migas. Sedangkan untuk jelutung sendiri nilai ekspor dari tahun 1970 sampai tahun akhir tahun 1980 an nilai ekspor rata-rata tiap tahun berkisar antara 400.000 kg – 800 kg 1) , dengan nilai devisa berkisar US$ 1.60 milyar. Untuk Kalimantan Tengah sendiri luasan areal perkebunan karet pada tahun 2004, mencapai luasan ± 2.460 km2 dimana 60 % diantaranya adalah dikelola oleh pihak swasta dan sisanya merupakan karet rakyat dan umumnya berusia diatas 20 tahun pada kondisi hutan karet., untuk tanaman jelutung sendiri sampai sekarang belum teridentifikasi luasan kebun yang dikelola, karena masyarakat masih mengambil getah (lateks) dari hutan, dan penanaman jenis ini mulai dilirik oleh Pemerintah, para pihak dan masyarakat sendiri baru memasuki era tahun 2000-an melalui berberapa program yang dikembangkan oleh DepartemenKehutanan seperti program DAK-DR atau pun GERHAN. Melihat pada luasan wilayah dan masih kecilnya volume devisa ekspor yang disumbangkan sektor ini, sebenarnya ini menjadi sebuah peluang yang sangat baik, mengingat kebutuhan dan harga karet dunia yang semakin melonjak dan permintaan pasar yang semakin tinggi, lonjakan permintaan dan tingginya harga ini disebabkan tingginya harga minyak dunia, akibatnya industri yang selama ini mengembangkan karet sintetis harus kembali ke karet alam. 5. Tujuan Tujuan dari pelaksanaan pilot project penanaman tanaman karet dan jelutung pada lahan gambut di wilayah Tumbang Nusa – Pilang dan sekitarnya ini antara lain : a. Sebagai upaya untuk mengurangi tingkat ancaman kebakaran hutan dan lahan dengan pola pengelolaan dan pengembangan tanaman karet dan jelutung. b. Merupakan upaya untuk merehabilitasi kembali lahan-lahan gambutyang kritis dengan menanam jenis-jenis tanaman lokal yang sudah familiar dengan petani dan masyarakat Kalimantan Tengah c. Sebagai bentuk ujicoba pengelolaan dan pemanfataan kawasan lahan gambut yang berkelanjutan d. Sebagai wadah bagi peningkatan kapasitas petani/masyarakat dalam bertukar informasi dan pengalaman dengan para pihak. 6. Lokasi Kegiatan dan Waktu Pelaksanaan
  • 4. Lokasi ujicoba pilot project ini adalah disekitar ruas jalan Tumbang Nusa – Pilang wilayah Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah,dengan lausan 20 hektar yang terdiri atas 10 hektar untuk tanaman Karet dan 10 hektar untuk tanaman Jelutung Pelaksanaan kegiatan dimulai bulan April – Desember 2007 dengan (Schedule terdapat dalam lampiran tersendiri) BAB V REKOMENDASI Dari hasil kegiatan serta hasil pengamatan yang telah dilakukan dalam melakukan Uji Coba Penanganan Lahan Gambut Kritis dengan Penanaman Tanaman Karet dan Jelutung yang bersumber dari bibit anakan alam maka dapat disampaikan beberapa hal : 1. Penanaman Karet dan Jelutung merupakan salah satu upaya untuk memanfaatkan lahan kritis kearah pemanfaatan lahan budidaya perkebunan dengan pola tanpa bakar. 2. Penanaman Karet dan Jelutung pada lahan kritis dengan melibatkan masyarakat merupakan salah satu upaya untuk menekan ancaman terhadap bahaya kebakaran yang sering terjadi pada lahan-lahan gambut. 3. Dalam pengambilan bibit anakan yang berasal dari alam, maka beberapa hal harus dipersiapkan untuk mengantisiapsi atau mengurangi tingkat kematian bibit. Antara lain (a) pola pengambilan bibit haru dilakukan dengan memperhatikan musim, yaitu sangat baik pada musim penghujan; (b) tempat penangan bibit di sekitar kebun selama masa adaptasi harus dipersiapkan secara maksimal (c) untuk bibit jelutung sebaiknya dipilih yang berukuran tinggi antara 30-45 cm karena dianggap cukup memiliki daya adaptasi dan daya tahan yang tinggi baik ketika setelah pencabutan maupun ketika proses fisiologi pertumbuhan lainnya. 4. Untuk menciptakan ruang tumbuh yang baik bagi tanaman setelah penanaman, maka disekitar pernaman harus sering dilakukan penggemburan, dan pada saat penanaman bibit maka tanah sekitar perakaran jangan dipadatkan sehingga tercipta ruang tumbuh dan aerase udara yang cukup bagi pertumbuhan sistem perakaran. 5. Untuk tanaman karet, karena ini berasal dari anakan alam, maka pada saat penanaman diupayakan agar lobang tanam jangan terlalu dalam, tetapi harus menyesuaikan dengan tingkat kedalaman pada saat dilakukan pencabutan, artinya sampai sampai lebih dalam dari ketika tanaman pada saat dicabut. 6 Untuk mengurangi tingkat kompetisi atas unusr hara, maka sebaiknya sekitar pertanaman dapat dilakukan pembersihan lahan sekitar 3 bulan sekali disesuaikan dengan pertumbuhan gulma.