SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 6
Descargar para leer sin conexión
PROPINSI RIAU
                    (Sumber: Status Lingkungan Hidup Daerah Prop. Riau 2002)


Propinsi Riau terdiri dari daerah daratan dan perairan seluas kurang lebih 329.867 km2
dengan luas daratan adalah 94.561,61 km2 dan perairan seluas 235.306 km2 yang meliputi
3214 pulau besar dan kecil. Propinsi Riau terdiri dari 12 kabupaten dan empat kota.

Terdapat 15 sungai dengan empat sungai besar yang mempunyai arti penting sebagai
sarana perhubungan dan kegiatan lainnya yaitu Sungai Siak, Rokam, Kampar, dan Indragiri.
Propinsi Riau terletak antara koordinat 1°15’ LS-4°45’LU dan antara 100°03’-109°19’ BT.


1.       KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN

Berdasarkan data dari Sekretariat Pusat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan
(PUSDALKARHUTLA) Bapedal Propinsi Riau yang diperoleh dari pengamatan satelit,
kebakaran hutan yang terjadi di Propinsi Riau selama tahun 2001 sebanyak 3.100 titik
panas. Adapun rekapitulasi data-data titik api (hot spot) di Propinsi Riau mulai tahun
1996 sampai dengan tahun 2001 dapat dilihat pada Tabel.1.

                              Tabel 1. Data Hot Spot di Propinsi Riau Tahun 1996-2001
                                                                 Tahun
                    No        Bulan
                                             1996    1997    1998    1999       2000    2001
                    1.     Januari              nd     747   1.192       3         95      nd
                    2.     Februari             nd     193   3.642     213        578     164
                    3.     Maret                nd     442   3.998      94      2.100   1.237
                    4.     April                nd     108   1.999   1.386        354      78
                    5.     Mei                 205   2.717   1.194     632      1.544     180
                    6.     Juni                443   2.455   3.057   1.578        134     299
                    7.     Juli              2.949   3.632     889   3.059      2.490   1.145
                    8.     Agustus             582   5.037     215       1        292     183
                    9.     September           307     951     348     301         nd      85
                    10.    Oktober             191      53     655      39         nd     399
                    11.    November          1.251      73   1.353     324         nd       5
                    12.    Desember            149     682     103     188         nd       5
                                Sumber: Data Hasil Olahan PUSDALKARHUTLA Propinsi Riau, 2001


Sedangkan luas lahan yang terbakar akibat kebakaran/pembakaran hutan dan lahan di
Propinsi Riau selama tahun 2001 ditampilkan pada Tabel 2.

                           Tabel 2. Data Luas Kebakaran Hutan Dan Lahan di Propinsi Riau
                             Penggunaan Lahan                Luas Kebakaran (Ha) Tahun 2001
                    Perkebunan                                            222,41
                    HPH                                                   992,70
                    HTI                                                   331,68
                    APL                                                    35,80
                    HL/kawasan konservasi                                   4,14
                    Jumlah                                               1.566,73
                                 Sumber: Data Hasil Olahan PUSDALKARHUTLA Propinsi Riau, 2001


Faktor penyebab (pressure) terjadinya kebakaran hutan dan lahan di Propinsi Riau dapat
disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya:
    a. Masih lemahnya penegakan hukum (law enforcement).


HD/Mydoc/SoE: Propinsi D.I. Yogyakarta.doc                                                      1
b. Masih belum teranggarkannya dana pengendalian kebakaran hutan dan lahan
       secara terprogram (political will pemerintah Propinsi Riau).
    c. Lemahnya aspek kelembagaan pengendalian kebakaran hutan dan lahan di
       Propinsi Riau.
    d. Masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang pemadaman kebakaran hutan
       dan lahan.
    e. Masih kurangnya sarana dan prasarana pemadaman kebakaran hutan dan lahan
       di Propinsi Riau.

Adapun dampak dan kondisi ekosistem lingkungan akibat terjadinya kebakaran hutan
dan lahan, antara lain:
   a. Terganggu aktivitas perekonomian dan pembangunan.
   b. Permasalahan kabut asap yang mengganggu kegiatan penerbangan, yang
       sebarannya sampai ke Malaysia dan Singapura.
   c. Penyebaran penyakit ISPA bagi masyarakat.
   d. Punahnya keanekaragaman hayati baik flora maupun fauna di sekitar lokasi
       kebakaran.

Upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan dapat dilakukan
antara lain sebagai berikut:
   a. Langkah Strategis
       1. Penetapan Surat Keputusan Gubernur Riau No. KPTS 25/V/2000 tentang
           pembentukan organisasi PASDALKARHUTLA.
       2. Mengadakan rapat koordinasi antara Gubernur dengan para Bupati/Walikota
           se-propinsi Riau yang dihadiri Menteri Kehutanan.
       3. Mengadakan rapat koordinasi antara Gubernur Riau dengan Pimpinan
           Perusahaan di bidang Kehutanan dan Perkebunan dalam rangka persiapan
           menghadapi musim kemarau.
       4. Mengadakan kerjasama dengan berbagai pihak, dalam dan luar negeri dalam
           rangka penyusunan Standard Operating Procedure (SOP) penanggulangan
           kebakaran.
       5. Mengadakan kegiatan simulasi kegiatan penanggulangan kebakaran hutan.

    b. Langkah-Langkah Rutin/Umum
       1. Preventif
          • Pemasangan papan iklan
          • Penyuluhan
          • Pemantauan dan penyebarluasan data hot spot

         2. Pengendalian
            • Rapat koordinasi yang diikuti instansi terkait.
            • Penyebarluasa instruksi/pengumuman/himbauan/edaran Gubernur
               tentang peningkatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi
               musim kemarau.
            • Mengaktifkan posko siaga pada kondisi siaga 1 yang bertugas selama 24
               jam.
            • Melakukan koordinasi dengan posko pada SATLAKDALKARHUTLA.

         3. Pemadaman
            • Penyiapan perlengkapan pemadaman.
            • Penyiapan Brigade pemadaman dengan tenaga inti polisi kehutanan.
            • Persiapan mobilisasi sumber daya pemadaman seperti transportasi,
               logistik dan pendanaan.



HD/Mydoc/SoE: Propinsi D.I. Yogyakarta.doc                                            2
•   Mobilisasi regu pemadam di sekitar hutan Pekanbaru dan areal kerja
                  HPH/HPHTI.
              •   Membentuk brigade pemadam kebakaran di kabuaten/kota Dumai, Siak,
                  Inhu, Pekanbaru dan Batam.

Beberapa kendala dalam penanggulangan kebakaran dan hutan yang terjadi pada tahun
2001 antara lain karena:
   a. Belum jelasnya acuan alternatif program zero burning dalam pelaksanaan
      pembukaan lahan.
   b. Kondisi alam di bagian timur daerah Riau daratan yang merupakan lahan
      gambut.
   c. Pola pembukaan areal masyarakat tani tempatan yang masih melakukan
      pembakaran sisa kayu/tebangan.


2. PENCEMARAN DAS SIAK

Faktor penyebab terjadinya pencemaran DAS Siak dapat disebabkan oleh beberapa hal,
diantaranya:
   a. Banyaknya perusahaan yang membuang langsung limbahnya ke sungai.
   b. Kurangnya peralatan pemantauan yang dimiliki oleh aparat.
   c. Kurangnya peran serta masyarakat di sepanjang DAS Siak.
   d. Lemahnya sanksi hukum bagi pelaku pelanggaran.
   e. Tidak jelasnya arahan kebijakan pengelolaan DAS Siak.
   f. Peracunan ikan oleh nelayan dengan potassium sianida.

Dampak dan kondisi ekosistem lingkungan akibat terjadinya pencemaran DAS Siak
antara lain adalah:
   a. Kemungkinan terjadinya penurunan/degradasi kualitas air sungai Siak dari
       golongan B menjadi C.
   b. Penyebaran penyakit kulit dan pencernaan terhadap masyarakat konsumen air
       sungai Siak.
   c. Menurunnya hasil tangkapan ikan bagi nelayan setempat.
   d. Punah/menurunnya kualitas keanekaragaman hayati biota air.

Upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran DAS Siak dapat dilakukan antara
lain sebagai berikut:
    a. Melakukan sosialisasi Prokasih kepada Pemerintah Kabupaten/Kota, dan
        masyarakat yang berada dalam kawasan DAS Siak.
    b. Melaksanakan pengambilan sampel air sungai Siak pada titik-titik yang telah
        disepakati guna mengetahui kualitas air sungai Siak.
    c. Melakukan monitoring terhadap IPAL/UPL industri yang berada dalam kawasan
        DAS Siak.
    d. Membuat laporan tahunan pelaksanaan Prokasih.


3. KERUSAKAN KAWASAN KONSERVASI

Berdasarkan statistik Dinas Kehutanan Propinsi Riau tahun 2001, luas lahan kritis yang
berada dalam kawasan hutan konservasi yang tersebar diseluruh Propinsi Riau adalah
seluas 43.298,35 Ha.

Faktor penyebab terjadinya kerusakan kawasan konservasi dapat disebabkan oleh:


HD/Mydoc/SoE: Propinsi D.I. Yogyakarta.doc                                               3
a. Penebangan liar (illegal logging).
    b. Pembukaan lahan untuk perkebunan oleh masyarakat.
    c. Lemahnya penegakan hukum.
    d. Terjadi tumpang tindih kawasan konservasi dengan kawasan HTI atau HPH,
       perkebunan, permukiman, dan aktivitas pertambangan.
    e. Rendahnya kesadaran masyarakat.
    f. Adanya pemodal yang menyediakan sarana angkutan, menerima/membeli kayu
       illegal.
    g. Adanya indikasi keterlibatan penegak hukum.

Dampak dari rusaknya kawasan konservasi antara lain adalah:
  a. Semakin bertambahnya luas lahan kritis di Propinsi Riau.
  b. Berkurangnya daerah resapan air.
  c. Kerugian negara dan daerah dalam hal pajak dan retribusi hasil hutan.
  d. Rusaknya ekosistem lingkungan kawasan hutan lindung.
  e. Perubahan iklim dan tata air tanah.

Upaya  pencegahan dan penanggulangan kerusakan kawasan konservasi:
   a.  Sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat melalui media massa.
   b.  Meningkatkan keamanan hutan.
   c.  Melakukan penyuluhan hukum, mengumpulkan data, inteligen, dan analisis
       modus operandi penebangan liar.
    d. Melaksanakan reboisasi bagi kawasan yang sudah rusak.


4. KERUSAKAN DAN PENURUNAN KUALITAS KAWASAN PERAIRAN LAUT

Faktor penyebab terjadinya kerusakan kawasan pesisir dan penurunan kualitas perairan
laut diantaranya adalah:
    a. Penebangan liar.
    b. Kerusakan lahan gambut.
    c. Penebangan dan perubahan hutan bakau menjadi perkebunan, kehutanan dan
        perikanan.
    d. Maraknya aktivitas penambangan pasir darat dan laut.
    e. Aktivitas pertambangan minyak bumi di kawasan pesisir.
    f. Terjadinya aktivitas perikanan menggunakan bom, racun, dan sianida.
    g. Buangan limbah industri di kawasan timur Sumatera dan kawasan Barelang.

Dampaknya terhadap ekosistem lingkungan antara lain:
  a. Terjadinya kerusakan ekosistem pesisir dan laut (mangrove terumbu karang dan
     lamun).
  b. Hilangnya habitat biota pantai dan laut.
  c. Abrasi pantai
  d. Penurunan kualitas air laut.
  e. Peningkatan kekeruhan air laut akibat maraknya penambangan pasir laut.

Upaya penanggulangan:
   a. Kerusakan Kawasan Pesisir
      Penyediaan dana APBD untuk penanaman Api-api (Avecenea sp) yang diharapkan
      dapat mencegah abrasi.
   b. Penurunan Kualitas Air Laut
      • Melakukan kajian kualitas perairan dan sumber penyebab utama kerusakan
         perairan.


HD/Mydoc/SoE: Propinsi D.I. Yogyakarta.doc                                         4
•    Pengawasan Amdal, RKL/RPL kegiatan di kawasan pesisir dan lautan.
         •    Pemberdayaan masyarakat kawasan pesisir.


5. PENATAAN RUANG DAN PERTANAHAN

Factor penyebab terjadinya permasalahan penataan ruang dan pertanahan dapat
disebabkan banyak hal, diantaranya:
    a. Arogansi pemerintah kabupaten/kota.
    b. Kurang koordinasi antar kabupaten/kota .
    c. Terbatasnya SDM yang dimiliki.
    d. Belum jelasnya tata batas yang definitive bagi masing-masing wilayah
       kabupaten/kota.
    e. Hak ulayat masyarakat adat belum diakui secara legal.
    f. Rendahnya nilai jual ganti rugi tanah masyarakat.

Dampak dari permasalahan penataan ruang dan pertanahan, diantaranya adalah:
  a. Timbulnya peruntukan lahan yang saling tidak mendukung antar kabupaten/kota.
  b. Penentuan tata ruang wilayah kabupaten/kota belum mengacu kepada
     pendekatan keharmonisan.
  c. Munculnya konflik akibat sengketa batas wilayah kabupaten/kota.
  d. Terjadi konflik sosial (hak tanah ulayat) antara masyarakat dengan pihak swasta.
  e. Terjadinya tuntutan ulang masyarakat terhadap harga ganti rugi tanah.

Upaya pencegahan dan penanggulangannya antara lain dengan:
   a. Sosialisasi penataan ruang kawasan pada masyarakat dan dunia usaha.
   b. Revisi tata ruang sesuai dengan perkembangan kondisi lapangan terakhir sertiap
      lima tahun sekali.
   c. Penyesuaian kembali perizinan penggunaan lahan dengan tata ruang yang ada.


6. GANGGUAN KAWANAN GAJAH

Faktor penyebab terjadinya gangguan kawanan gajah di Propinsi Riau dapat disebabkan
beberapa hal, diantaranya:
   a. Terjadinya penyempitan habitat gajah akibat perluasan HPH/HTI, konversi hutan
       untuk perkebunan.
   b. Terjadinya penurunan/hilangnya rantai makanan alami kawanan gajah akibat
       perluasan pembangunan perkebunan, HTI/HPH.
   c. Masyarakat belum memanfatkan gajah sebagai mitra usaha.
   d. Belum adanya penetapan areal konservasi gajah.

                              Tabel 3. Sebaran Kawasan Habitat Gajah di Propinsi Riau
                      Kabupaten/Kota                            Lokasi/Kawasan
                 1.    Kuantan Singingi      Air Hitam Baserah, Rimbang Baling, Tanjung Pauh
                 2.    Indragiri Hulu        Serangi Sengkilo, Bukit Tigapuluh
                 3.    Indragiri Hilir       Keritang
                 4.    Pelalawan             Kerumutan, Ukui
                 5.    Siak                  Minas, Zambrut
                 6.    Kampar                Batu Gajah, Bukti Suligi
                 7.    Rokan Hulu            Hutan Lindung Mahato, Kelompok Hutan Kalam,
                                             Ampayang Boning
                 8.    Bengkalis             Mandau, SM. Giam Siak Kecil, Balai Raja,
                                             Bagan Siapi-Api
                 9.    Rokan Hilir           Okura, Lembah Sari, Muara Fajar




HD/Mydoc/SoE: Propinsi D.I. Yogyakarta.doc                                                     5
10. Pekanbaru
                                             Sumber: Sub Balai KSDA Propinsi Riau, 2001


Dampak akibat gangguan dari kawanan gajah adalah:
  a. Kerugian materi bagi masyarakat atau pengusaha PBS.
  b. Timbulnya perburuan gajah karena dianggap hama.
  c. Keluhan dunia internasional bila ada gajah yang mati di lokasi perusahaan, yang
     akan berakibat terhadap pemasaran ekspor produknya.

Upaya    pencegahan dan penanggulangannya antara lain adalah:
   a.    Penangkapan dan relokasi gajah.
   b.    Pembuatan parit pagar pengaman gajah.
   c.    Studi pengelolaan kawasan konservasi.
   d.    Mengusulkan untuk mewujudkan kawasan konservasi gajah di HPT Tesso Nilo.




HD/Mydoc/SoE: Propinsi D.I. Yogyakarta.doc                                                6

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...People Power
 
kebijakan nasional mitigasi perubahan iklim
kebijakan nasional mitigasi perubahan iklimkebijakan nasional mitigasi perubahan iklim
kebijakan nasional mitigasi perubahan iklimInstansi
 
Pertanian (Perikanan) NTB
Pertanian (Perikanan) NTBPertanian (Perikanan) NTB
Pertanian (Perikanan) NTBbachrisb
 
Gub bengkulu-rezim-perizinanl
Gub bengkulu-rezim-perizinanlGub bengkulu-rezim-perizinanl
Gub bengkulu-rezim-perizinanlAksi SETAPAK
 
Masterplan Penanggulangan Kebakaran & Bencana Lain Provinsi DKI Jakarta
Masterplan Penanggulangan Kebakaran & Bencana Lain Provinsi DKI JakartaMasterplan Penanggulangan Kebakaran & Bencana Lain Provinsi DKI Jakarta
Masterplan Penanggulangan Kebakaran & Bencana Lain Provinsi DKI JakartaFitri Indra Wardhono
 
Modul Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL)
Modul Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL)Modul Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL)
Modul Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL)Ade Soekadis
 
Modul Kebijakan Nasional Perubahan Iklim - Indonesia
Modul Kebijakan Nasional Perubahan Iklim - IndonesiaModul Kebijakan Nasional Perubahan Iklim - Indonesia
Modul Kebijakan Nasional Perubahan Iklim - IndonesiaAde Soekadis
 
Kebijakan dan perundang kementrian kehutanan
Kebijakan dan perundang kementrian kehutananKebijakan dan perundang kementrian kehutanan
Kebijakan dan perundang kementrian kehutananSeptian Muna Barakati
 
Bahan berita satu menhut karhut 2013
Bahan berita satu menhut karhut 2013Bahan berita satu menhut karhut 2013
Bahan berita satu menhut karhut 2013Franky Zamzani
 
Pp 62 tahun 1998 ttg penyerahan sbagian urusan pemerintah di bid kehutanan ke...
Pp 62 tahun 1998 ttg penyerahan sbagian urusan pemerintah di bid kehutanan ke...Pp 62 tahun 1998 ttg penyerahan sbagian urusan pemerintah di bid kehutanan ke...
Pp 62 tahun 1998 ttg penyerahan sbagian urusan pemerintah di bid kehutanan ke...walhiaceh
 
50 taman nasional di indonesia
50 taman nasional di indonesia50 taman nasional di indonesia
50 taman nasional di indonesiaYadhi Muqsith
 
Lampiran 2 penyelarasan teknik dan prosedur
Lampiran 2   penyelarasan teknik dan prosedurLampiran 2   penyelarasan teknik dan prosedur
Lampiran 2 penyelarasan teknik dan prosedurAji Sahdi Sutisna
 
Studi kasus penataan ruang (perizinan hti di pulau padang)
Studi kasus penataan ruang (perizinan hti di pulau padang)Studi kasus penataan ruang (perizinan hti di pulau padang)
Studi kasus penataan ruang (perizinan hti di pulau padang)Raflis Ssi
 

La actualidad más candente (17)

Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
 
kebijakan nasional mitigasi perubahan iklim
kebijakan nasional mitigasi perubahan iklimkebijakan nasional mitigasi perubahan iklim
kebijakan nasional mitigasi perubahan iklim
 
Pertanian (Perikanan) NTB
Pertanian (Perikanan) NTBPertanian (Perikanan) NTB
Pertanian (Perikanan) NTB
 
Gub bengkulu-rezim-perizinanl
Gub bengkulu-rezim-perizinanlGub bengkulu-rezim-perizinanl
Gub bengkulu-rezim-perizinanl
 
Masterplan Penanggulangan Kebakaran & Bencana Lain Provinsi DKI Jakarta
Masterplan Penanggulangan Kebakaran & Bencana Lain Provinsi DKI JakartaMasterplan Penanggulangan Kebakaran & Bencana Lain Provinsi DKI Jakarta
Masterplan Penanggulangan Kebakaran & Bencana Lain Provinsi DKI Jakarta
 
Modul Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL)
Modul Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL)Modul Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL)
Modul Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL)
 
Modul Kebijakan Nasional Perubahan Iklim - Indonesia
Modul Kebijakan Nasional Perubahan Iklim - IndonesiaModul Kebijakan Nasional Perubahan Iklim - Indonesia
Modul Kebijakan Nasional Perubahan Iklim - Indonesia
 
profil KPH
profil KPHprofil KPH
profil KPH
 
P49 08 Hutan Desa
P49 08   Hutan DesaP49 08   Hutan Desa
P49 08 Hutan Desa
 
Kebijakan dan perundang kementrian kehutanan
Kebijakan dan perundang kementrian kehutananKebijakan dan perundang kementrian kehutanan
Kebijakan dan perundang kementrian kehutanan
 
Bahan berita satu menhut karhut 2013
Bahan berita satu menhut karhut 2013Bahan berita satu menhut karhut 2013
Bahan berita satu menhut karhut 2013
 
Pp 62 tahun 1998 ttg penyerahan sbagian urusan pemerintah di bid kehutanan ke...
Pp 62 tahun 1998 ttg penyerahan sbagian urusan pemerintah di bid kehutanan ke...Pp 62 tahun 1998 ttg penyerahan sbagian urusan pemerintah di bid kehutanan ke...
Pp 62 tahun 1998 ttg penyerahan sbagian urusan pemerintah di bid kehutanan ke...
 
50 taman nasional di indonesia
50 taman nasional di indonesia50 taman nasional di indonesia
50 taman nasional di indonesia
 
Modul RIL-C
Modul RIL-CModul RIL-C
Modul RIL-C
 
Lampiran 2 penyelarasan teknik dan prosedur
Lampiran 2   penyelarasan teknik dan prosedurLampiran 2   penyelarasan teknik dan prosedur
Lampiran 2 penyelarasan teknik dan prosedur
 
Studi kasus penataan ruang (perizinan hti di pulau padang)
Studi kasus penataan ruang (perizinan hti di pulau padang)Studi kasus penataan ruang (perizinan hti di pulau padang)
Studi kasus penataan ruang (perizinan hti di pulau padang)
 
Presentasi kebakaran hutan
Presentasi kebakaran hutanPresentasi kebakaran hutan
Presentasi kebakaran hutan
 

Similar a RIAU PROP

Kebakaran Hutan Dari Walhi Riau
Kebakaran Hutan Dari Walhi RiauKebakaran Hutan Dari Walhi Riau
Kebakaran Hutan Dari Walhi RiauPeople Power
 
Surat STR menolak TIM MEDIASI
Surat STR menolak TIM MEDIASISurat STR menolak TIM MEDIASI
Surat STR menolak TIM MEDIASIPeople Power
 
Valuasi ekonomi sda laut dan pesisir di Pulau Kangean
Valuasi ekonomi sda laut dan pesisir di Pulau Kangean Valuasi ekonomi sda laut dan pesisir di Pulau Kangean
Valuasi ekonomi sda laut dan pesisir di Pulau Kangean Kurniawan Djj
 
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASISurat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASIPeople Power
 
Ilmu kealaman dasar power point
Ilmu kealaman dasar power pointIlmu kealaman dasar power point
Ilmu kealaman dasar power pointElly Willy
 
Materi Kebakaran Hutan Provinsi Bengkulu
Materi Kebakaran Hutan Provinsi BengkuluMateri Kebakaran Hutan Provinsi Bengkulu
Materi Kebakaran Hutan Provinsi Bengkulussuser64c6db
 
Bab 4 Studi kasus proses penanganan kapal tangker CPO oleh LH Kabupaten dan K...
Bab 4 Studi kasus proses penanganan kapal tangker CPO oleh LH Kabupaten dan K...Bab 4 Studi kasus proses penanganan kapal tangker CPO oleh LH Kabupaten dan K...
Bab 4 Studi kasus proses penanganan kapal tangker CPO oleh LH Kabupaten dan K...RumahPintarAkuBisa
 
Mitigasi bencana kebakaran hutan jambi
Mitigasi bencana kebakaran hutan jambiMitigasi bencana kebakaran hutan jambi
Mitigasi bencana kebakaran hutan jambihenny ferniza
 
Bahan gubri 5 5-2015
Bahan gubri 5 5-2015Bahan gubri 5 5-2015
Bahan gubri 5 5-2015septianm
 
Kebijakan penguatan konservasi dan percepatan restorasi ekosistem gambut dan ...
Kebijakan penguatan konservasi dan percepatan restorasi ekosistem gambut dan ...Kebijakan penguatan konservasi dan percepatan restorasi ekosistem gambut dan ...
Kebijakan penguatan konservasi dan percepatan restorasi ekosistem gambut dan ...CIFOR-ICRAF
 
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.5 Tahun 2000 tentang Panduan Penyusunan AMDAL Ke...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.5 Tahun 2000 tentang Panduan Penyusunan AMDAL Ke...Kepmeneg Lingkungan Hidup No.5 Tahun 2000 tentang Panduan Penyusunan AMDAL Ke...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.5 Tahun 2000 tentang Panduan Penyusunan AMDAL Ke...infosanitasi
 
Pemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di Makassar
Pemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di MakassarPemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di Makassar
Pemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di MakassarBBAP takalar
 
Kebijakan dan program dishut sumbar dalam sosialisasi svlk kemitraan kemenhut
Kebijakan dan program dishut sumbar dalam sosialisasi svlk kemitraan kemenhutKebijakan dan program dishut sumbar dalam sosialisasi svlk kemitraan kemenhut
Kebijakan dan program dishut sumbar dalam sosialisasi svlk kemitraan kemenhutFazrin Rahmadani
 
Kebakaran Hutan
Kebakaran HutanKebakaran Hutan
Kebakaran Hutaninasfthnh
 
Membangun Ketahanan Ekonomi Regional dan Masyarakat Adat Melalui Hasil Hutan ...
Membangun Ketahanan Ekonomi Regional dan Masyarakat Adat Melalui Hasil Hutan ...Membangun Ketahanan Ekonomi Regional dan Masyarakat Adat Melalui Hasil Hutan ...
Membangun Ketahanan Ekonomi Regional dan Masyarakat Adat Melalui Hasil Hutan ...CIFOR-ICRAF
 
Makalah konservasi gambut
Makalah konservasi gambutMakalah konservasi gambut
Makalah konservasi gambut11682204417
 
ARAHAN MITIGASI BENCANA PASCA ERUPSI GUNUNG GAMALAMA DI KOTA TERNATE
ARAHAN MITIGASI BENCANA PASCA ERUPSI GUNUNG GAMALAMA DI KOTA TERNATEARAHAN MITIGASI BENCANA PASCA ERUPSI GUNUNG GAMALAMA DI KOTA TERNATE
ARAHAN MITIGASI BENCANA PASCA ERUPSI GUNUNG GAMALAMA DI KOTA TERNATEDede Saputra
 

Similar a RIAU PROP (20)

Kebakaran Hutan Dari Walhi Riau
Kebakaran Hutan Dari Walhi RiauKebakaran Hutan Dari Walhi Riau
Kebakaran Hutan Dari Walhi Riau
 
Surat STR menolak TIM MEDIASI
Surat STR menolak TIM MEDIASISurat STR menolak TIM MEDIASI
Surat STR menolak TIM MEDIASI
 
Valuasi ekonomi sda laut dan pesisir di Pulau Kangean
Valuasi ekonomi sda laut dan pesisir di Pulau Kangean Valuasi ekonomi sda laut dan pesisir di Pulau Kangean
Valuasi ekonomi sda laut dan pesisir di Pulau Kangean
 
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASISurat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
 
Ilmu kealaman dasar power point
Ilmu kealaman dasar power pointIlmu kealaman dasar power point
Ilmu kealaman dasar power point
 
Materi Kebakaran Hutan Provinsi Bengkulu
Materi Kebakaran Hutan Provinsi BengkuluMateri Kebakaran Hutan Provinsi Bengkulu
Materi Kebakaran Hutan Provinsi Bengkulu
 
Bab 4 Studi kasus proses penanganan kapal tangker CPO oleh LH Kabupaten dan K...
Bab 4 Studi kasus proses penanganan kapal tangker CPO oleh LH Kabupaten dan K...Bab 4 Studi kasus proses penanganan kapal tangker CPO oleh LH Kabupaten dan K...
Bab 4 Studi kasus proses penanganan kapal tangker CPO oleh LH Kabupaten dan K...
 
Mitigasi bencana kebakaran hutan jambi
Mitigasi bencana kebakaran hutan jambiMitigasi bencana kebakaran hutan jambi
Mitigasi bencana kebakaran hutan jambi
 
Bahan gubri 5 5-2015
Bahan gubri 5 5-2015Bahan gubri 5 5-2015
Bahan gubri 5 5-2015
 
Rencana Reklamasi
Rencana ReklamasiRencana Reklamasi
Rencana Reklamasi
 
Kebijakan penguatan konservasi dan percepatan restorasi ekosistem gambut dan ...
Kebijakan penguatan konservasi dan percepatan restorasi ekosistem gambut dan ...Kebijakan penguatan konservasi dan percepatan restorasi ekosistem gambut dan ...
Kebijakan penguatan konservasi dan percepatan restorasi ekosistem gambut dan ...
 
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.5 Tahun 2000 tentang Panduan Penyusunan AMDAL Ke...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.5 Tahun 2000 tentang Panduan Penyusunan AMDAL Ke...Kepmeneg Lingkungan Hidup No.5 Tahun 2000 tentang Panduan Penyusunan AMDAL Ke...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.5 Tahun 2000 tentang Panduan Penyusunan AMDAL Ke...
 
Pemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di Makassar
Pemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di MakassarPemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di Makassar
Pemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di Makassar
 
Kebijakan dan program dishut sumbar dalam sosialisasi svlk kemitraan kemenhut
Kebijakan dan program dishut sumbar dalam sosialisasi svlk kemitraan kemenhutKebijakan dan program dishut sumbar dalam sosialisasi svlk kemitraan kemenhut
Kebijakan dan program dishut sumbar dalam sosialisasi svlk kemitraan kemenhut
 
Power Point Kebakaran Hutan
Power Point Kebakaran HutanPower Point Kebakaran Hutan
Power Point Kebakaran Hutan
 
Kebakaran Hutan
Kebakaran HutanKebakaran Hutan
Kebakaran Hutan
 
Bahan Sosialisasi IPHPS Oleh DR. Ir. Hadi Daryanto, DEA
Bahan Sosialisasi IPHPS Oleh DR. Ir. Hadi Daryanto, DEABahan Sosialisasi IPHPS Oleh DR. Ir. Hadi Daryanto, DEA
Bahan Sosialisasi IPHPS Oleh DR. Ir. Hadi Daryanto, DEA
 
Membangun Ketahanan Ekonomi Regional dan Masyarakat Adat Melalui Hasil Hutan ...
Membangun Ketahanan Ekonomi Regional dan Masyarakat Adat Melalui Hasil Hutan ...Membangun Ketahanan Ekonomi Regional dan Masyarakat Adat Melalui Hasil Hutan ...
Membangun Ketahanan Ekonomi Regional dan Masyarakat Adat Melalui Hasil Hutan ...
 
Makalah konservasi gambut
Makalah konservasi gambutMakalah konservasi gambut
Makalah konservasi gambut
 
ARAHAN MITIGASI BENCANA PASCA ERUPSI GUNUNG GAMALAMA DI KOTA TERNATE
ARAHAN MITIGASI BENCANA PASCA ERUPSI GUNUNG GAMALAMA DI KOTA TERNATEARAHAN MITIGASI BENCANA PASCA ERUPSI GUNUNG GAMALAMA DI KOTA TERNATE
ARAHAN MITIGASI BENCANA PASCA ERUPSI GUNUNG GAMALAMA DI KOTA TERNATE
 

Más de People Power

Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019People Power
 
sahabat walhi riau by Tya
sahabat walhi riau by Tyasahabat walhi riau by Tya
sahabat walhi riau by TyaPeople Power
 
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kamparKronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kamparPeople Power
 
Kronologis penolakan - di jakarta malam senin
Kronologis penolakan - di jakarta malam seninKronologis penolakan - di jakarta malam senin
Kronologis penolakan - di jakarta malam seninPeople Power
 
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadi
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadiLangkah langkah pemetaan pengingat pribadi
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadiPeople Power
 
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013People Power
 
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013People Power
 
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...People Power
 
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012People Power
 
Pengelolaan Lansekap di Pulau Padang
Pengelolaan Lansekap di Pulau PadangPengelolaan Lansekap di Pulau Padang
Pengelolaan Lansekap di Pulau PadangPeople Power
 
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.People Power
 
Rekayasa pembela kroni KORUPTOR
Rekayasa pembela kroni KORUPTORRekayasa pembela kroni KORUPTOR
Rekayasa pembela kroni KORUPTORPeople Power
 
Seruan penyelamatan bangsa
Seruan penyelamatan bangsaSeruan penyelamatan bangsa
Seruan penyelamatan bangsaPeople Power
 
22 juli 1996 22 juli 2011; 15 tahun DIRGAHAYU PRD
22 juli 1996   22 juli 2011; 15 tahun DIRGAHAYU PRD22 juli 1996   22 juli 2011; 15 tahun DIRGAHAYU PRD
22 juli 1996 22 juli 2011; 15 tahun DIRGAHAYU PRDPeople Power
 

Más de People Power (20)

Strategi advokasi
Strategi advokasiStrategi advokasi
Strategi advokasi
 
Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
 
sahabat walhi riau by Tya
sahabat walhi riau by Tyasahabat walhi riau by Tya
sahabat walhi riau by Tya
 
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kamparKronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
 
Kronologis 1
Kronologis 1Kronologis 1
Kronologis 1
 
Kronologis 2
Kronologis 2Kronologis 2
Kronologis 2
 
Kronologis 4
Kronologis 4Kronologis 4
Kronologis 4
 
Kronologis penolakan - di jakarta malam senin
Kronologis penolakan - di jakarta malam seninKronologis penolakan - di jakarta malam senin
Kronologis penolakan - di jakarta malam senin
 
Kronologis 3
Kronologis 3Kronologis 3
Kronologis 3
 
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadi
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadiLangkah langkah pemetaan pengingat pribadi
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadi
 
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
 
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013
 
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...
 
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012
 
Pengelolaan Lansekap di Pulau Padang
Pengelolaan Lansekap di Pulau PadangPengelolaan Lansekap di Pulau Padang
Pengelolaan Lansekap di Pulau Padang
 
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
 
Rekayasa pembela kroni KORUPTOR
Rekayasa pembela kroni KORUPTORRekayasa pembela kroni KORUPTOR
Rekayasa pembela kroni KORUPTOR
 
Seruan penyelamatan bangsa
Seruan penyelamatan bangsaSeruan penyelamatan bangsa
Seruan penyelamatan bangsa
 
Sk tim terpadu
Sk tim terpaduSk tim terpadu
Sk tim terpadu
 
22 juli 1996 22 juli 2011; 15 tahun DIRGAHAYU PRD
22 juli 1996   22 juli 2011; 15 tahun DIRGAHAYU PRD22 juli 1996   22 juli 2011; 15 tahun DIRGAHAYU PRD
22 juli 1996 22 juli 2011; 15 tahun DIRGAHAYU PRD
 

Último

"Skintoto: Destinasi Utama bagi Pecinta Judi Online"
"Skintoto: Destinasi Utama bagi Pecinta Judi Online""Skintoto: Destinasi Utama bagi Pecinta Judi Online"
"Skintoto: Destinasi Utama bagi Pecinta Judi Online"HaseebBashir5
 
1000 hari alm KUSWADI aslkdjalksjdlkajdqwd
1000 hari alm KUSWADI aslkdjalksjdlkajdqwd1000 hari alm KUSWADI aslkdjalksjdlkajdqwd
1000 hari alm KUSWADI aslkdjalksjdlkajdqwdfurinews
 
Laporan Aksi Nyata.docx kurikulum merdeka
Laporan Aksi Nyata.docx kurikulum merdekaLaporan Aksi Nyata.docx kurikulum merdeka
Laporan Aksi Nyata.docx kurikulum merdekajohan effendi
 
381311118-Contoh-biodata-diri-PowerPoint.pptx
381311118-Contoh-biodata-diri-PowerPoint.pptx381311118-Contoh-biodata-diri-PowerPoint.pptx
381311118-Contoh-biodata-diri-PowerPoint.pptxSahlimaHutagalung
 
Skintoto: Mengeksplorasi Dunia Judi Online yang Menarik
Skintoto: Mengeksplorasi Dunia Judi Online yang MenarikSkintoto: Mengeksplorasi Dunia Judi Online yang Menarik
Skintoto: Mengeksplorasi Dunia Judi Online yang MenarikHaseebBashir5
 
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptx
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptxPraktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptx
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptxEndah261450
 
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogel
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogelmenang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogel
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogelHaseebBashir5
 
Pelajari Marketing Plan dari Bisnis JKS88
Pelajari Marketing Plan dari Bisnis JKS88Pelajari Marketing Plan dari Bisnis JKS88
Pelajari Marketing Plan dari Bisnis JKS88KangGunawan2
 
Analisa_data_berkala_dengan_metode_semi.pptx
Analisa_data_berkala_dengan_metode_semi.pptxAnalisa_data_berkala_dengan_metode_semi.pptx
Analisa_data_berkala_dengan_metode_semi.pptxEvita50
 
case chapter 2 business ethic traidos bank and roches drug trial in china
case chapter 2 business ethic traidos bank and roches drug trial in chinacase chapter 2 business ethic traidos bank and roches drug trial in china
case chapter 2 business ethic traidos bank and roches drug trial in chinaFarisanKamestiawaraP
 
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda KetahuiPanduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda KetahuiHaseebBashir5
 

Último (11)

"Skintoto: Destinasi Utama bagi Pecinta Judi Online"
"Skintoto: Destinasi Utama bagi Pecinta Judi Online""Skintoto: Destinasi Utama bagi Pecinta Judi Online"
"Skintoto: Destinasi Utama bagi Pecinta Judi Online"
 
1000 hari alm KUSWADI aslkdjalksjdlkajdqwd
1000 hari alm KUSWADI aslkdjalksjdlkajdqwd1000 hari alm KUSWADI aslkdjalksjdlkajdqwd
1000 hari alm KUSWADI aslkdjalksjdlkajdqwd
 
Laporan Aksi Nyata.docx kurikulum merdeka
Laporan Aksi Nyata.docx kurikulum merdekaLaporan Aksi Nyata.docx kurikulum merdeka
Laporan Aksi Nyata.docx kurikulum merdeka
 
381311118-Contoh-biodata-diri-PowerPoint.pptx
381311118-Contoh-biodata-diri-PowerPoint.pptx381311118-Contoh-biodata-diri-PowerPoint.pptx
381311118-Contoh-biodata-diri-PowerPoint.pptx
 
Skintoto: Mengeksplorasi Dunia Judi Online yang Menarik
Skintoto: Mengeksplorasi Dunia Judi Online yang MenarikSkintoto: Mengeksplorasi Dunia Judi Online yang Menarik
Skintoto: Mengeksplorasi Dunia Judi Online yang Menarik
 
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptx
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptxPraktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptx
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptx
 
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogel
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogelmenang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogel
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogel
 
Pelajari Marketing Plan dari Bisnis JKS88
Pelajari Marketing Plan dari Bisnis JKS88Pelajari Marketing Plan dari Bisnis JKS88
Pelajari Marketing Plan dari Bisnis JKS88
 
Analisa_data_berkala_dengan_metode_semi.pptx
Analisa_data_berkala_dengan_metode_semi.pptxAnalisa_data_berkala_dengan_metode_semi.pptx
Analisa_data_berkala_dengan_metode_semi.pptx
 
case chapter 2 business ethic traidos bank and roches drug trial in china
case chapter 2 business ethic traidos bank and roches drug trial in chinacase chapter 2 business ethic traidos bank and roches drug trial in china
case chapter 2 business ethic traidos bank and roches drug trial in china
 
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda KetahuiPanduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
 

RIAU PROP

  • 1. PROPINSI RIAU (Sumber: Status Lingkungan Hidup Daerah Prop. Riau 2002) Propinsi Riau terdiri dari daerah daratan dan perairan seluas kurang lebih 329.867 km2 dengan luas daratan adalah 94.561,61 km2 dan perairan seluas 235.306 km2 yang meliputi 3214 pulau besar dan kecil. Propinsi Riau terdiri dari 12 kabupaten dan empat kota. Terdapat 15 sungai dengan empat sungai besar yang mempunyai arti penting sebagai sarana perhubungan dan kegiatan lainnya yaitu Sungai Siak, Rokam, Kampar, dan Indragiri. Propinsi Riau terletak antara koordinat 1°15’ LS-4°45’LU dan antara 100°03’-109°19’ BT. 1. KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN Berdasarkan data dari Sekretariat Pusat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (PUSDALKARHUTLA) Bapedal Propinsi Riau yang diperoleh dari pengamatan satelit, kebakaran hutan yang terjadi di Propinsi Riau selama tahun 2001 sebanyak 3.100 titik panas. Adapun rekapitulasi data-data titik api (hot spot) di Propinsi Riau mulai tahun 1996 sampai dengan tahun 2001 dapat dilihat pada Tabel.1. Tabel 1. Data Hot Spot di Propinsi Riau Tahun 1996-2001 Tahun No Bulan 1996 1997 1998 1999 2000 2001 1. Januari nd 747 1.192 3 95 nd 2. Februari nd 193 3.642 213 578 164 3. Maret nd 442 3.998 94 2.100 1.237 4. April nd 108 1.999 1.386 354 78 5. Mei 205 2.717 1.194 632 1.544 180 6. Juni 443 2.455 3.057 1.578 134 299 7. Juli 2.949 3.632 889 3.059 2.490 1.145 8. Agustus 582 5.037 215 1 292 183 9. September 307 951 348 301 nd 85 10. Oktober 191 53 655 39 nd 399 11. November 1.251 73 1.353 324 nd 5 12. Desember 149 682 103 188 nd 5 Sumber: Data Hasil Olahan PUSDALKARHUTLA Propinsi Riau, 2001 Sedangkan luas lahan yang terbakar akibat kebakaran/pembakaran hutan dan lahan di Propinsi Riau selama tahun 2001 ditampilkan pada Tabel 2. Tabel 2. Data Luas Kebakaran Hutan Dan Lahan di Propinsi Riau Penggunaan Lahan Luas Kebakaran (Ha) Tahun 2001 Perkebunan 222,41 HPH 992,70 HTI 331,68 APL 35,80 HL/kawasan konservasi 4,14 Jumlah 1.566,73 Sumber: Data Hasil Olahan PUSDALKARHUTLA Propinsi Riau, 2001 Faktor penyebab (pressure) terjadinya kebakaran hutan dan lahan di Propinsi Riau dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya: a. Masih lemahnya penegakan hukum (law enforcement). HD/Mydoc/SoE: Propinsi D.I. Yogyakarta.doc 1
  • 2. b. Masih belum teranggarkannya dana pengendalian kebakaran hutan dan lahan secara terprogram (political will pemerintah Propinsi Riau). c. Lemahnya aspek kelembagaan pengendalian kebakaran hutan dan lahan di Propinsi Riau. d. Masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang pemadaman kebakaran hutan dan lahan. e. Masih kurangnya sarana dan prasarana pemadaman kebakaran hutan dan lahan di Propinsi Riau. Adapun dampak dan kondisi ekosistem lingkungan akibat terjadinya kebakaran hutan dan lahan, antara lain: a. Terganggu aktivitas perekonomian dan pembangunan. b. Permasalahan kabut asap yang mengganggu kegiatan penerbangan, yang sebarannya sampai ke Malaysia dan Singapura. c. Penyebaran penyakit ISPA bagi masyarakat. d. Punahnya keanekaragaman hayati baik flora maupun fauna di sekitar lokasi kebakaran. Upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan dapat dilakukan antara lain sebagai berikut: a. Langkah Strategis 1. Penetapan Surat Keputusan Gubernur Riau No. KPTS 25/V/2000 tentang pembentukan organisasi PASDALKARHUTLA. 2. Mengadakan rapat koordinasi antara Gubernur dengan para Bupati/Walikota se-propinsi Riau yang dihadiri Menteri Kehutanan. 3. Mengadakan rapat koordinasi antara Gubernur Riau dengan Pimpinan Perusahaan di bidang Kehutanan dan Perkebunan dalam rangka persiapan menghadapi musim kemarau. 4. Mengadakan kerjasama dengan berbagai pihak, dalam dan luar negeri dalam rangka penyusunan Standard Operating Procedure (SOP) penanggulangan kebakaran. 5. Mengadakan kegiatan simulasi kegiatan penanggulangan kebakaran hutan. b. Langkah-Langkah Rutin/Umum 1. Preventif • Pemasangan papan iklan • Penyuluhan • Pemantauan dan penyebarluasan data hot spot 2. Pengendalian • Rapat koordinasi yang diikuti instansi terkait. • Penyebarluasa instruksi/pengumuman/himbauan/edaran Gubernur tentang peningkatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi musim kemarau. • Mengaktifkan posko siaga pada kondisi siaga 1 yang bertugas selama 24 jam. • Melakukan koordinasi dengan posko pada SATLAKDALKARHUTLA. 3. Pemadaman • Penyiapan perlengkapan pemadaman. • Penyiapan Brigade pemadaman dengan tenaga inti polisi kehutanan. • Persiapan mobilisasi sumber daya pemadaman seperti transportasi, logistik dan pendanaan. HD/Mydoc/SoE: Propinsi D.I. Yogyakarta.doc 2
  • 3. Mobilisasi regu pemadam di sekitar hutan Pekanbaru dan areal kerja HPH/HPHTI. • Membentuk brigade pemadam kebakaran di kabuaten/kota Dumai, Siak, Inhu, Pekanbaru dan Batam. Beberapa kendala dalam penanggulangan kebakaran dan hutan yang terjadi pada tahun 2001 antara lain karena: a. Belum jelasnya acuan alternatif program zero burning dalam pelaksanaan pembukaan lahan. b. Kondisi alam di bagian timur daerah Riau daratan yang merupakan lahan gambut. c. Pola pembukaan areal masyarakat tani tempatan yang masih melakukan pembakaran sisa kayu/tebangan. 2. PENCEMARAN DAS SIAK Faktor penyebab terjadinya pencemaran DAS Siak dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya: a. Banyaknya perusahaan yang membuang langsung limbahnya ke sungai. b. Kurangnya peralatan pemantauan yang dimiliki oleh aparat. c. Kurangnya peran serta masyarakat di sepanjang DAS Siak. d. Lemahnya sanksi hukum bagi pelaku pelanggaran. e. Tidak jelasnya arahan kebijakan pengelolaan DAS Siak. f. Peracunan ikan oleh nelayan dengan potassium sianida. Dampak dan kondisi ekosistem lingkungan akibat terjadinya pencemaran DAS Siak antara lain adalah: a. Kemungkinan terjadinya penurunan/degradasi kualitas air sungai Siak dari golongan B menjadi C. b. Penyebaran penyakit kulit dan pencernaan terhadap masyarakat konsumen air sungai Siak. c. Menurunnya hasil tangkapan ikan bagi nelayan setempat. d. Punah/menurunnya kualitas keanekaragaman hayati biota air. Upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran DAS Siak dapat dilakukan antara lain sebagai berikut: a. Melakukan sosialisasi Prokasih kepada Pemerintah Kabupaten/Kota, dan masyarakat yang berada dalam kawasan DAS Siak. b. Melaksanakan pengambilan sampel air sungai Siak pada titik-titik yang telah disepakati guna mengetahui kualitas air sungai Siak. c. Melakukan monitoring terhadap IPAL/UPL industri yang berada dalam kawasan DAS Siak. d. Membuat laporan tahunan pelaksanaan Prokasih. 3. KERUSAKAN KAWASAN KONSERVASI Berdasarkan statistik Dinas Kehutanan Propinsi Riau tahun 2001, luas lahan kritis yang berada dalam kawasan hutan konservasi yang tersebar diseluruh Propinsi Riau adalah seluas 43.298,35 Ha. Faktor penyebab terjadinya kerusakan kawasan konservasi dapat disebabkan oleh: HD/Mydoc/SoE: Propinsi D.I. Yogyakarta.doc 3
  • 4. a. Penebangan liar (illegal logging). b. Pembukaan lahan untuk perkebunan oleh masyarakat. c. Lemahnya penegakan hukum. d. Terjadi tumpang tindih kawasan konservasi dengan kawasan HTI atau HPH, perkebunan, permukiman, dan aktivitas pertambangan. e. Rendahnya kesadaran masyarakat. f. Adanya pemodal yang menyediakan sarana angkutan, menerima/membeli kayu illegal. g. Adanya indikasi keterlibatan penegak hukum. Dampak dari rusaknya kawasan konservasi antara lain adalah: a. Semakin bertambahnya luas lahan kritis di Propinsi Riau. b. Berkurangnya daerah resapan air. c. Kerugian negara dan daerah dalam hal pajak dan retribusi hasil hutan. d. Rusaknya ekosistem lingkungan kawasan hutan lindung. e. Perubahan iklim dan tata air tanah. Upaya pencegahan dan penanggulangan kerusakan kawasan konservasi: a. Sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat melalui media massa. b. Meningkatkan keamanan hutan. c. Melakukan penyuluhan hukum, mengumpulkan data, inteligen, dan analisis modus operandi penebangan liar. d. Melaksanakan reboisasi bagi kawasan yang sudah rusak. 4. KERUSAKAN DAN PENURUNAN KUALITAS KAWASAN PERAIRAN LAUT Faktor penyebab terjadinya kerusakan kawasan pesisir dan penurunan kualitas perairan laut diantaranya adalah: a. Penebangan liar. b. Kerusakan lahan gambut. c. Penebangan dan perubahan hutan bakau menjadi perkebunan, kehutanan dan perikanan. d. Maraknya aktivitas penambangan pasir darat dan laut. e. Aktivitas pertambangan minyak bumi di kawasan pesisir. f. Terjadinya aktivitas perikanan menggunakan bom, racun, dan sianida. g. Buangan limbah industri di kawasan timur Sumatera dan kawasan Barelang. Dampaknya terhadap ekosistem lingkungan antara lain: a. Terjadinya kerusakan ekosistem pesisir dan laut (mangrove terumbu karang dan lamun). b. Hilangnya habitat biota pantai dan laut. c. Abrasi pantai d. Penurunan kualitas air laut. e. Peningkatan kekeruhan air laut akibat maraknya penambangan pasir laut. Upaya penanggulangan: a. Kerusakan Kawasan Pesisir Penyediaan dana APBD untuk penanaman Api-api (Avecenea sp) yang diharapkan dapat mencegah abrasi. b. Penurunan Kualitas Air Laut • Melakukan kajian kualitas perairan dan sumber penyebab utama kerusakan perairan. HD/Mydoc/SoE: Propinsi D.I. Yogyakarta.doc 4
  • 5. Pengawasan Amdal, RKL/RPL kegiatan di kawasan pesisir dan lautan. • Pemberdayaan masyarakat kawasan pesisir. 5. PENATAAN RUANG DAN PERTANAHAN Factor penyebab terjadinya permasalahan penataan ruang dan pertanahan dapat disebabkan banyak hal, diantaranya: a. Arogansi pemerintah kabupaten/kota. b. Kurang koordinasi antar kabupaten/kota . c. Terbatasnya SDM yang dimiliki. d. Belum jelasnya tata batas yang definitive bagi masing-masing wilayah kabupaten/kota. e. Hak ulayat masyarakat adat belum diakui secara legal. f. Rendahnya nilai jual ganti rugi tanah masyarakat. Dampak dari permasalahan penataan ruang dan pertanahan, diantaranya adalah: a. Timbulnya peruntukan lahan yang saling tidak mendukung antar kabupaten/kota. b. Penentuan tata ruang wilayah kabupaten/kota belum mengacu kepada pendekatan keharmonisan. c. Munculnya konflik akibat sengketa batas wilayah kabupaten/kota. d. Terjadi konflik sosial (hak tanah ulayat) antara masyarakat dengan pihak swasta. e. Terjadinya tuntutan ulang masyarakat terhadap harga ganti rugi tanah. Upaya pencegahan dan penanggulangannya antara lain dengan: a. Sosialisasi penataan ruang kawasan pada masyarakat dan dunia usaha. b. Revisi tata ruang sesuai dengan perkembangan kondisi lapangan terakhir sertiap lima tahun sekali. c. Penyesuaian kembali perizinan penggunaan lahan dengan tata ruang yang ada. 6. GANGGUAN KAWANAN GAJAH Faktor penyebab terjadinya gangguan kawanan gajah di Propinsi Riau dapat disebabkan beberapa hal, diantaranya: a. Terjadinya penyempitan habitat gajah akibat perluasan HPH/HTI, konversi hutan untuk perkebunan. b. Terjadinya penurunan/hilangnya rantai makanan alami kawanan gajah akibat perluasan pembangunan perkebunan, HTI/HPH. c. Masyarakat belum memanfatkan gajah sebagai mitra usaha. d. Belum adanya penetapan areal konservasi gajah. Tabel 3. Sebaran Kawasan Habitat Gajah di Propinsi Riau Kabupaten/Kota Lokasi/Kawasan 1. Kuantan Singingi Air Hitam Baserah, Rimbang Baling, Tanjung Pauh 2. Indragiri Hulu Serangi Sengkilo, Bukit Tigapuluh 3. Indragiri Hilir Keritang 4. Pelalawan Kerumutan, Ukui 5. Siak Minas, Zambrut 6. Kampar Batu Gajah, Bukti Suligi 7. Rokan Hulu Hutan Lindung Mahato, Kelompok Hutan Kalam, Ampayang Boning 8. Bengkalis Mandau, SM. Giam Siak Kecil, Balai Raja, Bagan Siapi-Api 9. Rokan Hilir Okura, Lembah Sari, Muara Fajar HD/Mydoc/SoE: Propinsi D.I. Yogyakarta.doc 5
  • 6. 10. Pekanbaru Sumber: Sub Balai KSDA Propinsi Riau, 2001 Dampak akibat gangguan dari kawanan gajah adalah: a. Kerugian materi bagi masyarakat atau pengusaha PBS. b. Timbulnya perburuan gajah karena dianggap hama. c. Keluhan dunia internasional bila ada gajah yang mati di lokasi perusahaan, yang akan berakibat terhadap pemasaran ekspor produknya. Upaya pencegahan dan penanggulangannya antara lain adalah: a. Penangkapan dan relokasi gajah. b. Pembuatan parit pagar pengaman gajah. c. Studi pengelolaan kawasan konservasi. d. Mengusulkan untuk mewujudkan kawasan konservasi gajah di HPT Tesso Nilo. HD/Mydoc/SoE: Propinsi D.I. Yogyakarta.doc 6