Risalah kebijakan ini membahas tentang apa itu policy brief, apa yang diinginkan oleh pengambil keputusan dari sebuah policy brief, dan prinsip-prinsip penting dalam membuat policy brief yang efektif. Policy brief merupakan dokumen singkat yang membahas masalah spesifik dan memberikan rekomendasi solusi. Pengambil keputusan membutuhkan solusi atas masalah penting dalam bentuk dokumen yang pendek dan mudah dipahami. Prinsip-prinsip
2. YANG AKAN KITA
DISKUSIKAN
1.Apa itu policy brief atau
risalah kebijakan
2. Apa yang diinginkan
pembuat keputusan dari
sebuah policy brief
3. Prinsip-prinsip policy brief
yang efektif
3. #1
APA ITU
POLICY BRIEF
Dokumen ringkas
Membahas satu problem spesifik
Memberikan konteks dan analisa mengenai
masalahan yang dibahas
Merekomendasikan solusi
Ditujukan bagi pengambil keputusan (dan
pemangku kepentingan lain)
5. Sangat sibuk (setiap hari berhadapan
dengan tumpukan laporan dan tidak punya
cukup waktu untuk membaca semuanya)
Umumnya tidak menguasai persoalan teknis
Ingin berhasil dalam program kerja demi
mempertahankan jabatannya
Bagaimana Karakter
Pengambil Kebijakan
6. Solusi terhadap masalah yang
mereka anggap penting
Apa yang Mereka Butuhkan
8. Rekomendasi
Usulan praktis
tentang apa yang
dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah.
Tubuh
- Konteks: menjelaskan
latar belakang dan
lebih jauh mengenai
pentingnya masalah.
- Pembahasan masalah
dan implikasinya
- Pembahasan alternatif
solusi
Judul
Memberikan gambaran
mengenai masalah serta
rekomendasi.
Ringkasan eksekutif
Pernyataan singkat
mengenai persoalan
yang dibahas, mengapa
penting, serta
gambaran usulan.
10. ABRASI ANCAM PULAU TERLUAR DI RIAU
Provinsi Riau memiliki pulau-pulau terluar yang panjang garis
pantainya secara terus-menerus berkurang setiap tahun karena
abrasi. Jika tidak ditangani dengan cepat pulau-pulau tersebut akan
tenggelam. Kondisi ini tidak hanya mengancam masyarakat di
pesisir pantai tetapi juga kedaulatan negara. Tidak ada pilihan lain,
pemerintah harus segera bertindak untuk mengantisipasi
kerusakan yang lebih buruk.
Latihan menulis efektif, Tempo Institute, 2019
15. 1. Beban krisis perbankan pada masa itu, berupa obligasi rekap senilai
Rp600 triliun, masih menjadi tanggungan rakyat sampai sekarang.
2. Kala itu, banyak pengemplang utang tak tersentuh hukum meski
memanipulasi asset dan melanggar ketentuan perbankan.
3. Tak sedikit dari mereka yang ujung-ujungnya membeli Kembali asset
yang sudah direstrukturisasi dengan harga murah.
4. OJK harus belajar dari pengalamanan Badan Penyehatan Perbankan
Nasional pasca-krisis 1998.
5. Kita tentu tidak ingin sejarah kelam itu terulang.
SUSUNLAH KALIMAT-KALIMAT BERIKUT MENJADI
SEBUAH PARAGRAF DEDUKTIF
16. 1. Sebuah survei pada 2008-2009 oleh Kementerian Kesehatan, yang
mengumpulkan sampel anak dan keluarga di dalam sistem kesejahteraan
anak, menemukan banyak anak tidak menerima layanan yang dibutuhkan.
2. Masalah anggaran pada pemeritahan provinsi, yang mempengaruhi sokongan
pemerintah terhadap lembaga kesejahteraan anak, berkontribusi terhadap
kesulitan-kesulitan tersebut.
3. Lembaga-lembaga kesejahteraan anak menemui kesulitan memberikan
layanan perumahan dan penanganan kecanduan obat bagi ribuan anak yang
berhak.
4. Para pejabat menyebutkan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap
kekurangan layanan tersebut antara lain kurangannya jumlah staf kesehatan
dan fasilitas transportasi.
5. Sebagai contoh, sekitar 58 persen dari anak usia 10 tahun yang berisiko
mengalami gangguan emosi, perilaku atau mengkonsumsi narkoba belum
menerima layanan yang dibutuhkan dalam tahun terakhir.
17. 1. Eddy Hiariej menerima pemberian uang Rp7 miliar melalui rekening bank milik
anggota staf khususnya.
2. Eddy Hiariej meminta posisi komisaris di perusahaan itu untuk dua orang
dekatnya, yakni Yogi Ari Rukmana dan Yosi Andika.
3. Pemberian dana dan jabatan diduga berkaitan dengan keputusan Eddy Hariej
memihak salah satu kubu yang bersengketa.
4. Eddy Hiariej diduga memperdagangkan kewenangan dalam sengketa
kepemilikan saham PT Citra Lampia Mandiri, perusahaan tambang nikel di
Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
19. PERTIM-
BANGKAN
TARGET
AUDIENS
● Menggunakan fakta dan temuan yang relevan dengan
masalah yang dibahas
●Ada bahasan mengenai alternatif kebijakan yang hendak
diusulkan (apa yang kita pelajari dari masalah ini; kekurangan
kebijakan sebelumnya; peluang yang bisa dimanfaatkan)
21. Kalimat pendek, satu kalimat satu pokok pikiran
The Travel & Tourism Competitiveness Report 2019 yang disusun oleh World Economic
Forum, menyebutkan bahwa Indonesia masuk dalam rangking ke-40 dalam index daya
saing perjalanan dan pariwisata yang mengukur serangkaian faktor dan kebijakan yang
memungkinkan pembangunan berkelanjutan sektor perjalanan dan pariwisata dan
berkontribusi pada pengembangan dan daya saing suatu Negara. (50 kata)
The Travel & Tourism Competitiveness Report 2019 yang disusun oleh World Economic
Forum, menempatkan Indonesia pada peringkat ke-40 dalam index daya saing
perjalanan dan pariwisata. Indeks ini mengukur serangkaian faktor dan kebijakan di
sektor pariwisata. Pemerintah dapat menggunakanya untuk merancang pembangunan
yang berkelanjutan serta meningkatkan daya saing negara di sektor ini. (25 , 10 dan 16
kata)
24. Desain dan ilustrasi yang menarik dan
memudahkan pembaca
25. PERTIM-
BANGKAN
TARGET
AUDIENS
Infografis dalam risalah
kebijakan, setidaknya
memiliki 4 fungsi:
Sebagai pelengkap,
menampilkan data yang
sulit disajikan dalam bentuk
teks
Menyederhanakan narasi
Menegaskan data atau
gagasan tertentu
Memberikan konteks
secara visual