SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
Download to read offline
Pengantar Singkat tentang Buku Pedoman
        “Penegakan Hukum dengan ILEA Model”
                                   CIFOR
                             Jakarta, 29 Juni 2010
THINKING beyond the canopy
Latar Belakang

 • Diperlukan suatu pendekatan penegakan
     hukum yang lebih terpadu, terintegrasi dan
     komprehensif untuk tindak pidana bidang
     kehutanan sehingga mendapatkan hasil
     yang lebih baik untuk melindungi sektor
     kehutanan kita.
 •   Artinya, pendekatan yang tidak hanya
     bertumpu pada kerangka hukum sektor
     kehutanan dan proses penegakan hukum
     tindak pidana di sektor kehutanan saja,
     melainkan bisa menggunakan kerangka
     hukum pidana lainnya yang terkait ,
     khususnya ketentuan anti korupsi dan
     ketentuan mengenai money laundering
     (pencucian uang).

                           THINKING beyond the canopy
Beberapa modus dari “mafia kehutanan” antara lain:
 penyalahgunaan kewenangan dalam penerbitan izin
 pemberian izin tidak sesuai peruntukan,
 regulasi dan kebijakan digunakan untuk menghancurkan
  hutan dan menutupi kejahatan kehutanan,
 suap dan gratifikasiterhadap pejabat pusat atau daerah atas
  izin yang diterbitkan      ,
 perusahaan memfasilitasi institusi penegak hukum seperti
  mobil dinas dan lainnya
 pejabat diberi saham gratis di perusahaan, memecah
  perusahaan untuk mendapat izin lokasi melebihi batas
  minimum, dan sebagainya .


                                            THINKING beyond the canopy
 Pendekatan yang lebih komprehensif sangat diperlukan,
  misalnya dengan menggunakan UU Pemberantasan
  Korupsi maka beberapa perbuatan yang berkaitan dengan
  illegal logging tetapi masuk rumusan atau unsur-unsur
  tindak pidana korupsi dapat dijerat dengan menggunakan
  UU Pemberantasan Korupsi.
                        Perluasan alat-alat bukti dan pembuktian
                         (termasuk pembuktian terbalik terbatas)
                         serta teknik-teknik investigasi yang
                         dimiliki penegak hukum bidang korupsi
                         dapat lebih efektif digunakan karena
                         dalam banyak hal kasus illegal logging
                         dimulai dengan adanya beberapa bentuk
                         korupsi .
                                           THINKING beyond the canopy
• Begitu pula penggunaan UU
  Pencucian Uang juga sangat penting
  karena prinsipnya yaitu “follow the
  money” sehingga dapat ditelusuri
  asal-muasal uang sampai ke
  terjadinya illegal logging.
• Apalagi kerangka hukum mengenai
  pencucian uang juga mengatur
  proses beracara khusus, alat-alat
  bukti, dan teknik-teknik penelusuran
  asal uang hasil kejahatan sehingga
  diharapkan dapat menguak hasil
  kejahatannya.

                                         THINKING beyond the canopy
• Meskipun sudah banyak upaya dilakukan untuk menanggulangi
  kejahatan di bidang kehutanan, tetapi masih banyak kelemahannya
  dan perlu perbaikan di masa mendatang.
• Kelemahan tersebut antara lain:
  a) pelaku yang bisa dipidana hanya yang tertangkap tangan;
  b) pelaku banyak yang bebas atau mendapat hukuman ringan;
  c) tidak memenuhi rasa keadilan masyarakat; dan
  d) d). sedikitnya penggantian terhadap kerugian negara akibat
      penyitaan hasil kejahatan yang belum signifikan;
  e) e). pejabat yang terlibat dan pihak-pihak yang menyuap pejabat,
      dan pencucian uang hasil kejahatan kehutanan tidak tersentuh .



                                               THINKING beyond the canopy
• Untuk mengatasi berbagai kelemahan di dalam
  penanganan kasus-kasus di bidang kehutanan, kita
  memerlukan pendekatan baru yang lebih integratif untuk
  lebih mencapai tujuan perlindungan hutan. Pendekatan
  ini dapat diberi nama Integrated Law Enforcement
  Approach atau disingkat ILEA.
• Pendekatan ini tidak dapat dilakukan dengan baik tanpa
  dipenuhinya perangkat (instrument) dan komponen
  ILEA. Perangkat merupakan sarana atau alat yang
  diperlukan untuk dapat melaksanakan pendekatan
  penegakan hukum yang terpadu, sementara komponen
  merujuk pada subyek/ lembaga-lembaga yang berperan
  dalam melaksanakan pendekatan ILEA ini.

                                       THINKING beyond the canopy
• Uraian berikut ini membahas landasan konseptual dari Model
    ILEA yang digunakan untuk menanggulangi kejahatan illegal
    logging dan kejahatan lain yang terkait dengan hal tersebut.
    Pendekatan ini berbeda dengan pendekatan yang secara
    umum teah digunakan, yaitu hanya memfokuskan atau
    membidik pelaku illegal logging dengan menggunakan
    kerangka hukum dan institusi terkait bidang kehutanan.
•   Pendekatan ini lebih mencakup dan lebih luas serta hasilnya
    diharapkan lebih optimal dalam melindungi sektor kehutanan
    kita dan aset negara dibanding pendekatan yang sudah
    umum digunakan. Uraian berikut akan membahas: 1)
    Perangkat ILEA; dan 2) komponen ILEA.


                                              THINKING beyond the canopy
1. Perangkat ILEA

a. Pengembalian Aset (Asset Recovery)
b. Know Your Customer
c. Tokoh Yang Secara Politis Dipercaya Publik
     (Politically Exposed Persons)
d.   Bantuan Hukum Timbal Balik (Mutual Legal
     Assistance)
e.   Sistem Informasi Geografis (Geography Information
     System)
f.   Memperkirakan Kerugian Lingkungan dan Kerugian
     Negara


                                      THINKING beyond the canopy
2. Komponen ILEA

   Lembaga-lembaga Penegak Hukum
   PPATK
   Sektor-sektor terkait Kehutanan
   Lembaga Audit
   Lembaga-lembaga Keuangan
   Masyarakat Sipil




                                      THINKING beyond the canopy
Skema ILEA

                                                             Financial
          Forest-related           Civil                   institutions
             agency               society


                                            Financial intelligence
             Auditor
                                                    unit
             agency



                           Law enforcement

Information/data
                             Law enforcement : Police, Attorney general, KPK,
 Coordination
                                    Forestry department investigator
  Investigation

                                                      THINKING beyond the canopy
Langkah-Langkah Dalam ILEA
                Model
• Mengumpulkan Informasi
• Penyelidikan/ Penyidikan pada illegal logging dan
    kejahatan yang terkait dengan itu
•   Mengidentifikasi dan menganalisis Transaksi Finansial
•   Menelusuri dan Membekukan Hasil Kejahatan (Tracing
    and freezing the proceeds of crime)
•   Penuntutan
•   Menjalankan Putusan




                                          THINKING beyond the canopy
Korupsi Terkait Sektor Kehutanan

• Setidaknya dalam usaha sektor kehutanan, terdapat tiga
  tipologi tindak pidana korupsi yaitu: korupsi yang terkait
  dengan pemberian izin, korupsi yang terkait dengan
  pengawasan terhadap kegiatan usaha kehutanan, dan
  korupsi yang terkait dengan pengawasan terhadap
  kegiatan usaha kehutanan berskala besar .
• Sedangkan terkait pemberian izin, menurut penelitian
  Indonesian Corruption Watch, terdapat empat tipologi
  praktik korupsi, yaitu: Korupsi Transaktif, Korupsi
  Investif, Korupsi Kekerabatan, dan Korupsi Defensif.



                                           THINKING beyond the canopy
Pencucian Uang dan Illegal
                Logging

• Pencucian uang melibatkan aset (pendapatan atau
    kekayaan) yang disamarkan sehingga dapat digunakan
    tanpa terdeteksi bahwa aset tersebut berasal dari
    kegiatan yang ilegal.
•   Sehingga melalui money laundering pendapatan atau
    kekayaan yang berasal dari kegiatan yang melawan
    hukum diubah menjadi aset keuangan yang seolah-olah
    berasal dari sumber yang sah/legal




                                       THINKING beyond the canopy
•   Tindak pidana pencucian uang berasal dari kejahatan (tindak pidana awal/predicates
    crimes) sebagaimana diatur dalam Pasal 2 ayat (1) yaitu bahwa yang dimaksud dengan
    hasil tindak pidana adalah harta kekayaan yang diperoleh dari tindak pidana:
•   korupsi;
•   penyuapan;
•   penyelundupan barang;
•   penyelundupan tenaga kerja;
•   penyelundupan imigran;
•   di bidang perbankan;
•   di bidang pasar modal;
•   di bidang asuransi;
•   narkotika;
•   psikotropika;
•   perdagangan manusia;
•   perdagangan senjata gelap;
•   penculikan;
•   terorisme;
•   pencurian;



                                                              THINKING beyond the canopy
•   penggelapan;
•   penipuan;
•   pemalsuan uang;
•   perjudian;
•   prostitusi;
•   di bidang perpajakan;
•   di bidang kehutanan;
•   di bidang lingkungan hidup;
•   di bidang kelautan; atau
•   tindak pidana lainnya yang diancam dengan pidana penjara 4
    (empat) tahun atau lebih, yang dilakukan di wilayah Negara
    Republik Indonesia atau di luar wilayah Negara Republik
    Indonesia dan tindak pidana tersebut juga merupakan tindak
    pidana menurut hukum Indonesia


                                             THINKING beyond the canopy
• Pasal-pasal dalam UU Pencucian Uang dapat digunakan
    untuk menangani kejahatan bidang kehutanan yang
    berkorelasi dengan tindak pidana pencucian uang. Seperti
    tampak pada modus operandi berikut:
•   untuk memperlancar kegiatan bisnisnya, pelaku illegal logging
    diduga secara rutin menyetorkan uang suap dalam jumlah
    besar ke rekening oknum pejabat dan oknum aparat terkait.
•   selain pengusaha lokal, beberapa pelaku illegal logging
    berasal dari Malaysia, yang dalam melakukan kegiatannya
    menggunakan identitas beberapa WNI untuk membuka
    rekening di Bank dan menjadi pengurus perusahaan.
    Selanjutnya kontrol atas rekening dan perusahaan dimaksud,
    diduga dilakukan oleh orang asing tersebut


                                              THINKING beyond the canopy
• Untuk dapat dilakukannya penanganan perkara terhadap
  dugaan tindak pidana kehutanan dengan pendekatan
  ILEA model melalui Undang-Undang Tindak Pidana
  Korupsi dan Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian
  Uang, maka harus dipahami terlebih dahulu mengenai
  pemenuhan terhadap unsur-unsur tindak pidana dari
  pasal yang disangkakan/didakwakan.
• Termasuk pula pemahaman terhadap peranan lembaga
  penegak hukum yang berwenang untuk menangani
  perkara, prosedur hukum acara serta penerapan pasal
  terhadap perkara-perkara yang sudah pernah
  diputuskan oleh pengadilan.


                                      THINKING beyond the canopy
Buku Pedoman

• Illegal logging adalah kejahatan multi dimensional.
  Tidak hanya menyangkut undang-undang kehutanan
  semata tetapi juga menyangkut undang-undang
  pemberantasan tindak pidana korupsi, undang-undang
  tindak pidana pencucian uang, bahkan sebenarnya juga
  undang-undang lingkungan hidup dan undang-undang
  kepabeanan. Bahan ini terutama difokuskan pada
  kejahatan di bidang kehutanan, kejahatan korupsi di
  sektor kehutanan dan kejahatan pencucian uang dari
  kejahatan kehutanan.



                                      THINKING beyond the canopy
Buku Pedoman
• Beberapa hal penting mengenai pendekatan ILEA telah
  dibahas di dalam Buku ini yang diharapkan dapat
  memberikan wawasan dan panduan bagi penegakan
  hukum untuk menanggulangi kejahatan di bidang
  kehutanan. Pendekatan yang digunakan lebih
  komprehensif karena tidak hanya menggunakan UU
  Kehutanan, tetapi juga menggunakan UU
  Pemberantasan Korupsi dan UU Pencucian Uang.
  Penggunaan pendekatan ini diharapkan dapat lebih
  melindungi sektor kehutanan kita dan juga melindungi
  kekayaan alam kita dari berbagai kejahatan yang saling
  terkait.

                                        THINKING beyond the canopy
Buku Pedoman
 Ada beberapa keuntungan memberantas illegal logging
  dengan menggunakan undang-undang pemberantasan
  tindak pidana korupsi. Pertama, untuk membuktikan
  kejahatan tersebut jauh lebih mudah. Kedua, Indonesia
  telah meratifikasi UNCAC dan merupakan ujung tombak
  dalam STAR Inisiatif. Ketiga, ada kewajiban bagi state
  party UNCAC untuk melakukan kerjasama internasional
  dalam memberantas korupsi. Keempat, dengan
  menggunakan intrumen UNCAC kita dapat melakukan
  extradiksi pelaku illegal logging yang melibatkan warga
  negara asing, khususnya Malaysia .


                                        THINKING beyond the canopy
Buku Pedoman
• Meski demikian, mengingat sifatnya yang singkat dan padat,
    masih diharapkan kepada pengguna buku ini untuk tetap
    melengkapi dengan berbagai peraturan perundang-undangan
    di bidang kehutanan, korupsi dan pencucian uang serta
    sumber-sumber lainnya yang relevan.
•   Dengan berbagai keterbatasannya diharapkan buku ini
    bermanfaat baik bagi penegak hukum maupun pihak-pihak
    lainnya yang berkaitan dengan penegakan hukum di sektor
    kehutanan serta pihak-pihak yang menaruh perhatian pada
    bidang ini.
•   Di masa depan tetap diharapkan adanya perbaikan
    berdasarkan masukan-masukan dan kritik membangun dari
    pengguna buku ini. Atas bantuan semua pihak yang telah
    memberikan masukan dan bantuan dalam pembuatan buku
    ini kami sampaikan terima kasih.


                                           THINKING beyond the canopy
Buku Pedoman
• Buku Pedoman ini merupakan suatu sarana yang tidak
    mengikat (non-binding tool) yang bisa disebarluaskan dan
    digunakan untuk membantu penegak hukum di Indonesia
    (seperti PPNS Kehutanan, kepolisian, kejaksaan, KPK dan
    bahkan hakim) serta pemangku kepentingan lainnya (seperti
    LSM dan Masyarakat) dalam menangani kasus-kasus tindak
    pidana di bidang kehutanan dengan pendekatan yang lebih
    komprehensif dibanding sebelumnya.
•   Melalui Buku Pedoman ini diharapkan berbagai pihak,
    khususnya para penegak hukum mempunyai pandangan
    yang lebih luas dan sarana bantu untuk mendekati
    permasalahan hukum pidana menyangkut kasus-kasus
    bidang kehutanan.

                                            THINKING beyond the canopy
Sistematika isi Pedoman
                              Bab 1
                              Pendahuluan
                              A. Mengapa Buku ini Disusun?
                              B. Apa Kegunaan Buku ini?
                              C. Bagaimana Buku ini Disusun?
Bab 2
Kejahatan di Bidang Kehutanan
A. Deforestasi di berbagai Jenis Hutan
B. Apa yang Mendorong Kerusakan Hutan?
C. Apa saja Cakupan Kejahatan di Bidang Kehutanan?
D. Bagaimana Penanganan Kejahatan di Bidang
   Kehutanan?
E. Adakah Putusan Pengadilan Tentang Kejahatan
   Bidang Kehutanan?

                                                     THINKING beyond the canopy
Sistematika isi Pedoman

Bab 3
Pendekatan ILEA dalam Penanganan Kejahatan
  di Bidang Kehutanan

Apa saja Perangkat dan Komponen ILEA?
1. Perangkat ILEA
2. Komponen ILEA
3. Bagaimana Langkah-langkah Penanganan
   Illegal Logging dengan ILEA Model dilakukan?




                                 THINKING beyond the canopy
Sistematika isi Pedoman

Bab 4
Tindak Pidana Korupsi Dan Pencucian Uang Serta Unsur-
   Unsurnya
A. Tindak Pidana Korupsi  unsur-unsur tindak pidana korupsi
    yang diatur dalam UU no. 20 tahun 2001 jo UU no. 31 tahun
    1999. ini di atur dalam pasal 2, 3, 5, 8, 9, 10, 11, 12 dan 13.
B. Tindak Pidana Pencucian Uang dalam Kejahatan Bidang
    Kehutanan
C. Pendekatan ILEA Melalui UU Tindak Pidana Korupsi dan UU
    Tindak Pidana Pencucian Uang




                                                 THINKING beyond the canopy
Sistematika isi Pedoman
Bab 5
Proses Penanganan Perkara
  Peranan Lembaga Penegak Hukum
  Penyidik, Penuntut Umum dan Hakim Dalam UU Kehutanan
  Penyidik, Penuntut Umum dan Hakim Dalam UU Tipikor
  Penyidik, Penuntut Umum dan Hakim Dalam UU TPPU
Prosedur Hukum Acara
  Secara Umum Menurut KUHAP
  Kekhususan Dalam UU Kehutanan
  Kekhususan Dalam UU Tipikor, UU KPK dan UU Pengadilan Tipikor
  Kekhususan Dalam UU TPPU
  Penerapan Dalam Perkara-Perkara Yang Sudah Diputus Oleh
    Pengadilan
Masalah Khusus: Pengembalian Aset Hasil Kejahatan




                                                 THINKING beyond the canopy
www.cifor.cgiar.org



                      THINKING beyond the canopy

More Related Content

Similar to ILEA Model untuk Penegakan Hukum Kehutanan

Fakto penyebab Penyebab korupsi korupsii
Fakto penyebab Penyebab korupsi korupsiiFakto penyebab Penyebab korupsi korupsii
Fakto penyebab Penyebab korupsi korupsiiFikriArdian5
 
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA “ BE & GG Minggu 13 Corrupti...
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA   “ BE & GG Minggu 13 Corrupti...BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA   “ BE & GG Minggu 13 Corrupti...
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA “ BE & GG Minggu 13 Corrupti...parluhutan silitonga
 
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA “ BE & GG Minggu 13 Corrupti...
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA   “ BE & GG Minggu 13 Corrupti...BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA   “ BE & GG Minggu 13 Corrupti...
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA “ BE & GG Minggu 13 Corrupti...parluhutan silitonga
 
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA “ BE & GG Minggu 13 Corrupti...
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA   “ BE & GG Minggu 13 Corrupti...BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA   “ BE & GG Minggu 13 Corrupti...
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA “ BE & GG Minggu 13 Corrupti...parluhutan silitonga
 
2 moneylaundering -langkah-negara-kita_x
2 moneylaundering -langkah-negara-kita_x2 moneylaundering -langkah-negara-kita_x
2 moneylaundering -langkah-negara-kita_xeli priyatna laidan
 
15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx
15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx
15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptxcahyomeiyana
 
Audit Investigatif new slides terbaru.pptx
Audit Investigatif new slides terbaru.pptxAudit Investigatif new slides terbaru.pptx
Audit Investigatif new slides terbaru.pptxNourahSuzumieZea1
 
Ppt etik kelompok 15 (1)
Ppt etik kelompok 15  (1)Ppt etik kelompok 15  (1)
Ppt etik kelompok 15 (1)SalmaHanifah14
 
1-pengertian-dan-prinsip-anti-korupsi.pptx
1-pengertian-dan-prinsip-anti-korupsi.pptx1-pengertian-dan-prinsip-anti-korupsi.pptx
1-pengertian-dan-prinsip-anti-korupsi.pptxSuriskaDestriyanti
 
1-pengertian-dan-prinsip-anti-korupsi.pptx
1-pengertian-dan-prinsip-anti-korupsi.pptx1-pengertian-dan-prinsip-anti-korupsi.pptx
1-pengertian-dan-prinsip-anti-korupsi.pptxAiniAzahraErinatasya
 
Strategi Pemberantasan Korupsi Indonesia
Strategi Pemberantasan Korupsi Indonesia Strategi Pemberantasan Korupsi Indonesia
Strategi Pemberantasan Korupsi Indonesia Coky Fauzi Alfi
 
penanggulangan money laundring perkara korupsi.docx
penanggulangan money laundring perkara korupsi.docxpenanggulangan money laundring perkara korupsi.docx
penanggulangan money laundring perkara korupsi.docxHRLEGALERGYORBINTANE
 
Makalah pendidikan agama islam
Makalah pendidikan agama islamMakalah pendidikan agama islam
Makalah pendidikan agama islamNovaaaRukmana
 
Perbandingan kebijakan pemberantasan korupsi s h-i
Perbandingan kebijakan pemberantasan korupsi s h-iPerbandingan kebijakan pemberantasan korupsi s h-i
Perbandingan kebijakan pemberantasan korupsi s h-iHello Katie
 
Aminullah assagaf akuntansi forensik dan aufit investigatif
Aminullah assagaf akuntansi forensik dan aufit investigatifAminullah assagaf akuntansi forensik dan aufit investigatif
Aminullah assagaf akuntansi forensik dan aufit investigatifAminullah Assagaf
 

Similar to ILEA Model untuk Penegakan Hukum Kehutanan (20)

Fakto penyebab Penyebab korupsi korupsii
Fakto penyebab Penyebab korupsi korupsiiFakto penyebab Penyebab korupsi korupsii
Fakto penyebab Penyebab korupsi korupsii
 
Fraud.pptx
Fraud.pptxFraud.pptx
Fraud.pptx
 
Tugas
TugasTugas
Tugas
 
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA “ BE & GG Minggu 13 Corrupti...
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA   “ BE & GG Minggu 13 Corrupti...BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA   “ BE & GG Minggu 13 Corrupti...
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA “ BE & GG Minggu 13 Corrupti...
 
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA “ BE & GG Minggu 13 Corrupti...
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA   “ BE & GG Minggu 13 Corrupti...BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA   “ BE & GG Minggu 13 Corrupti...
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA “ BE & GG Minggu 13 Corrupti...
 
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA “ BE & GG Minggu 13 Corrupti...
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA   “ BE & GG Minggu 13 Corrupti...BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA   “ BE & GG Minggu 13 Corrupti...
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA “ BE & GG Minggu 13 Corrupti...
 
2 moneylaundering -langkah-negara-kita_x
2 moneylaundering -langkah-negara-kita_x2 moneylaundering -langkah-negara-kita_x
2 moneylaundering -langkah-negara-kita_x
 
Hari HKI 1
Hari HKI 1Hari HKI 1
Hari HKI 1
 
15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx
15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx
15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx
 
Audit Investigatif new slides terbaru.pptx
Audit Investigatif new slides terbaru.pptxAudit Investigatif new slides terbaru.pptx
Audit Investigatif new slides terbaru.pptx
 
Ppt etik kelompok 15 (1)
Ppt etik kelompok 15  (1)Ppt etik kelompok 15  (1)
Ppt etik kelompok 15 (1)
 
1-pengertian-dan-prinsip-anti-korupsi.pptx
1-pengertian-dan-prinsip-anti-korupsi.pptx1-pengertian-dan-prinsip-anti-korupsi.pptx
1-pengertian-dan-prinsip-anti-korupsi.pptx
 
1-pengertian-dan-prinsip-anti-korupsi.pptx
1-pengertian-dan-prinsip-anti-korupsi.pptx1-pengertian-dan-prinsip-anti-korupsi.pptx
1-pengertian-dan-prinsip-anti-korupsi.pptx
 
Strategi Pemberantasan Korupsi Indonesia
Strategi Pemberantasan Korupsi Indonesia Strategi Pemberantasan Korupsi Indonesia
Strategi Pemberantasan Korupsi Indonesia
 
penanggulangan money laundring perkara korupsi.docx
penanggulangan money laundring perkara korupsi.docxpenanggulangan money laundring perkara korupsi.docx
penanggulangan money laundring perkara korupsi.docx
 
Makalah pendidikan agama islam
Makalah pendidikan agama islamMakalah pendidikan agama islam
Makalah pendidikan agama islam
 
Bagaimana melacak aliran dana (how to follow
Bagaimana melacak aliran dana (how to followBagaimana melacak aliran dana (how to follow
Bagaimana melacak aliran dana (how to follow
 
Penyebab Korpusi.pptx
Penyebab Korpusi.pptxPenyebab Korpusi.pptx
Penyebab Korpusi.pptx
 
Perbandingan kebijakan pemberantasan korupsi s h-i
Perbandingan kebijakan pemberantasan korupsi s h-iPerbandingan kebijakan pemberantasan korupsi s h-i
Perbandingan kebijakan pemberantasan korupsi s h-i
 
Aminullah assagaf akuntansi forensik dan aufit investigatif
Aminullah assagaf akuntansi forensik dan aufit investigatifAminullah assagaf akuntansi forensik dan aufit investigatif
Aminullah assagaf akuntansi forensik dan aufit investigatif
 

More from CIFOR-ICRAF

Policy Dialogue Three Key Priorities
Policy Dialogue Three Key PrioritiesPolicy Dialogue Three Key Priorities
Policy Dialogue Three Key PrioritiesCIFOR-ICRAF
 
The Second Roadmap on ASEAN Cooperation towards Transboundary Haze Pollution ...
The Second Roadmap on ASEAN Cooperation towards Transboundary Haze Pollution ...The Second Roadmap on ASEAN Cooperation towards Transboundary Haze Pollution ...
The Second Roadmap on ASEAN Cooperation towards Transboundary Haze Pollution ...CIFOR-ICRAF
 
The role of forest in climate change mitigation: Introduction to REDD+ initia...
The role of forest in climate change mitigation: Introduction to REDD+ initia...The role of forest in climate change mitigation: Introduction to REDD+ initia...
The role of forest in climate change mitigation: Introduction to REDD+ initia...CIFOR-ICRAF
 
REDD+ et marche du carbone. Instrument de developpement ou marche de dupes de...
REDD+ et marche du carbone. Instrument de developpement ou marche de dupes de...REDD+ et marche du carbone. Instrument de developpement ou marche de dupes de...
REDD+ et marche du carbone. Instrument de developpement ou marche de dupes de...CIFOR-ICRAF
 
La RDC dans le paysage des projets et des programmes juridictionnels REDD+
La RDC dans le paysage des projets et des programmes juridictionnels REDD+La RDC dans le paysage des projets et des programmes juridictionnels REDD+
La RDC dans le paysage des projets et des programmes juridictionnels REDD+CIFOR-ICRAF
 
Cadre légal et réglementaire du marché carbone en RDC
Cadre légal et réglementaire du marché carbone en RDCCadre légal et réglementaire du marché carbone en RDC
Cadre légal et réglementaire du marché carbone en RDCCIFOR-ICRAF
 
Exploitation minière artisanale, moyens de subsistance et déforestation dans ...
Exploitation minière artisanale, moyens de subsistance et déforestation dans ...Exploitation minière artisanale, moyens de subsistance et déforestation dans ...
Exploitation minière artisanale, moyens de subsistance et déforestation dans ...CIFOR-ICRAF
 
Qu'est-ce qui influence l'efficacité des interventions de conservation des fo...
Qu'est-ce qui influence l'efficacité des interventions de conservation des fo...Qu'est-ce qui influence l'efficacité des interventions de conservation des fo...
Qu'est-ce qui influence l'efficacité des interventions de conservation des fo...CIFOR-ICRAF
 
Industries miniéres et justice climatique en Afrique centrale : étude de droi...
Industries miniéres et justice climatique en Afrique centrale : étude de droi...Industries miniéres et justice climatique en Afrique centrale : étude de droi...
Industries miniéres et justice climatique en Afrique centrale : étude de droi...CIFOR-ICRAF
 
Enjeux de la future politique forestière de la République Démocratique du Congo
Enjeux de la future politique forestière de la République Démocratique du CongoEnjeux de la future politique forestière de la République Démocratique du Congo
Enjeux de la future politique forestière de la République Démocratique du CongoCIFOR-ICRAF
 
Incentive Scheme for Smallholders
Incentive Scheme for Smallholders Incentive Scheme for Smallholders
Incentive Scheme for Smallholders CIFOR-ICRAF
 
Capacity Building in oil palm trade and sustainability
Capacity Building in oil palm trade and sustainabilityCapacity Building in oil palm trade and sustainability
Capacity Building in oil palm trade and sustainabilityCIFOR-ICRAF
 
Monitoring songbirds' online market
Monitoring songbirds' online market Monitoring songbirds' online market
Monitoring songbirds' online market CIFOR-ICRAF
 
Supporting Farmer Transition to Produce Deforestation-Free Coffee
Supporting Farmer Transition to Produce Deforestation-Free CoffeeSupporting Farmer Transition to Produce Deforestation-Free Coffee
Supporting Farmer Transition to Produce Deforestation-Free CoffeeCIFOR-ICRAF
 
Pathways to sustainable trade and system dynamic simulation
Pathways to sustainable trade and system dynamic simulationPathways to sustainable trade and system dynamic simulation
Pathways to sustainable trade and system dynamic simulationCIFOR-ICRAF
 
Cenários de desmatamento para o Brasil Plataforma REDD BRASIL
Cenários de desmatamento para o Brasil Plataforma REDD BRASILCenários de desmatamento para o Brasil Plataforma REDD BRASIL
Cenários de desmatamento para o Brasil Plataforma REDD BRASILCIFOR-ICRAF
 
A Plataforma REDD+ Brasil: contexto
A Plataforma REDD+ Brasil: contexto   A Plataforma REDD+ Brasil: contexto
A Plataforma REDD+ Brasil: contexto CIFOR-ICRAF
 
Research priorities in seagrass ecosystems to enhance blue carbon as Natural...
Research priorities in seagrass ecosystems to enhance blue carbon  as Natural...Research priorities in seagrass ecosystems to enhance blue carbon  as Natural...
Research priorities in seagrass ecosystems to enhance blue carbon as Natural...CIFOR-ICRAF
 
The role of mangrove blue carbon research to support national climate mitigat...
The role of mangrove blue carbon research to support national climate mitigat...The role of mangrove blue carbon research to support national climate mitigat...
The role of mangrove blue carbon research to support national climate mitigat...CIFOR-ICRAF
 
Mangrove restoration – where to restore & can we monitor? case for Indonesia
Mangrove restoration – where to restore & can we monitor? case for IndonesiaMangrove restoration – where to restore & can we monitor? case for Indonesia
Mangrove restoration – where to restore & can we monitor? case for IndonesiaCIFOR-ICRAF
 

More from CIFOR-ICRAF (20)

Policy Dialogue Three Key Priorities
Policy Dialogue Three Key PrioritiesPolicy Dialogue Three Key Priorities
Policy Dialogue Three Key Priorities
 
The Second Roadmap on ASEAN Cooperation towards Transboundary Haze Pollution ...
The Second Roadmap on ASEAN Cooperation towards Transboundary Haze Pollution ...The Second Roadmap on ASEAN Cooperation towards Transboundary Haze Pollution ...
The Second Roadmap on ASEAN Cooperation towards Transboundary Haze Pollution ...
 
The role of forest in climate change mitigation: Introduction to REDD+ initia...
The role of forest in climate change mitigation: Introduction to REDD+ initia...The role of forest in climate change mitigation: Introduction to REDD+ initia...
The role of forest in climate change mitigation: Introduction to REDD+ initia...
 
REDD+ et marche du carbone. Instrument de developpement ou marche de dupes de...
REDD+ et marche du carbone. Instrument de developpement ou marche de dupes de...REDD+ et marche du carbone. Instrument de developpement ou marche de dupes de...
REDD+ et marche du carbone. Instrument de developpement ou marche de dupes de...
 
La RDC dans le paysage des projets et des programmes juridictionnels REDD+
La RDC dans le paysage des projets et des programmes juridictionnels REDD+La RDC dans le paysage des projets et des programmes juridictionnels REDD+
La RDC dans le paysage des projets et des programmes juridictionnels REDD+
 
Cadre légal et réglementaire du marché carbone en RDC
Cadre légal et réglementaire du marché carbone en RDCCadre légal et réglementaire du marché carbone en RDC
Cadre légal et réglementaire du marché carbone en RDC
 
Exploitation minière artisanale, moyens de subsistance et déforestation dans ...
Exploitation minière artisanale, moyens de subsistance et déforestation dans ...Exploitation minière artisanale, moyens de subsistance et déforestation dans ...
Exploitation minière artisanale, moyens de subsistance et déforestation dans ...
 
Qu'est-ce qui influence l'efficacité des interventions de conservation des fo...
Qu'est-ce qui influence l'efficacité des interventions de conservation des fo...Qu'est-ce qui influence l'efficacité des interventions de conservation des fo...
Qu'est-ce qui influence l'efficacité des interventions de conservation des fo...
 
Industries miniéres et justice climatique en Afrique centrale : étude de droi...
Industries miniéres et justice climatique en Afrique centrale : étude de droi...Industries miniéres et justice climatique en Afrique centrale : étude de droi...
Industries miniéres et justice climatique en Afrique centrale : étude de droi...
 
Enjeux de la future politique forestière de la République Démocratique du Congo
Enjeux de la future politique forestière de la République Démocratique du CongoEnjeux de la future politique forestière de la République Démocratique du Congo
Enjeux de la future politique forestière de la République Démocratique du Congo
 
Incentive Scheme for Smallholders
Incentive Scheme for Smallholders Incentive Scheme for Smallholders
Incentive Scheme for Smallholders
 
Capacity Building in oil palm trade and sustainability
Capacity Building in oil palm trade and sustainabilityCapacity Building in oil palm trade and sustainability
Capacity Building in oil palm trade and sustainability
 
Monitoring songbirds' online market
Monitoring songbirds' online market Monitoring songbirds' online market
Monitoring songbirds' online market
 
Supporting Farmer Transition to Produce Deforestation-Free Coffee
Supporting Farmer Transition to Produce Deforestation-Free CoffeeSupporting Farmer Transition to Produce Deforestation-Free Coffee
Supporting Farmer Transition to Produce Deforestation-Free Coffee
 
Pathways to sustainable trade and system dynamic simulation
Pathways to sustainable trade and system dynamic simulationPathways to sustainable trade and system dynamic simulation
Pathways to sustainable trade and system dynamic simulation
 
Cenários de desmatamento para o Brasil Plataforma REDD BRASIL
Cenários de desmatamento para o Brasil Plataforma REDD BRASILCenários de desmatamento para o Brasil Plataforma REDD BRASIL
Cenários de desmatamento para o Brasil Plataforma REDD BRASIL
 
A Plataforma REDD+ Brasil: contexto
A Plataforma REDD+ Brasil: contexto   A Plataforma REDD+ Brasil: contexto
A Plataforma REDD+ Brasil: contexto
 
Research priorities in seagrass ecosystems to enhance blue carbon as Natural...
Research priorities in seagrass ecosystems to enhance blue carbon  as Natural...Research priorities in seagrass ecosystems to enhance blue carbon  as Natural...
Research priorities in seagrass ecosystems to enhance blue carbon as Natural...
 
The role of mangrove blue carbon research to support national climate mitigat...
The role of mangrove blue carbon research to support national climate mitigat...The role of mangrove blue carbon research to support national climate mitigat...
The role of mangrove blue carbon research to support national climate mitigat...
 
Mangrove restoration – where to restore & can we monitor? case for Indonesia
Mangrove restoration – where to restore & can we monitor? case for IndonesiaMangrove restoration – where to restore & can we monitor? case for Indonesia
Mangrove restoration – where to restore & can we monitor? case for Indonesia
 

ILEA Model untuk Penegakan Hukum Kehutanan

  • 1. Pengantar Singkat tentang Buku Pedoman “Penegakan Hukum dengan ILEA Model” CIFOR Jakarta, 29 Juni 2010 THINKING beyond the canopy
  • 2. Latar Belakang • Diperlukan suatu pendekatan penegakan hukum yang lebih terpadu, terintegrasi dan komprehensif untuk tindak pidana bidang kehutanan sehingga mendapatkan hasil yang lebih baik untuk melindungi sektor kehutanan kita. • Artinya, pendekatan yang tidak hanya bertumpu pada kerangka hukum sektor kehutanan dan proses penegakan hukum tindak pidana di sektor kehutanan saja, melainkan bisa menggunakan kerangka hukum pidana lainnya yang terkait , khususnya ketentuan anti korupsi dan ketentuan mengenai money laundering (pencucian uang). THINKING beyond the canopy
  • 3. Beberapa modus dari “mafia kehutanan” antara lain:  penyalahgunaan kewenangan dalam penerbitan izin  pemberian izin tidak sesuai peruntukan,  regulasi dan kebijakan digunakan untuk menghancurkan hutan dan menutupi kejahatan kehutanan,  suap dan gratifikasiterhadap pejabat pusat atau daerah atas izin yang diterbitkan ,  perusahaan memfasilitasi institusi penegak hukum seperti mobil dinas dan lainnya  pejabat diberi saham gratis di perusahaan, memecah perusahaan untuk mendapat izin lokasi melebihi batas minimum, dan sebagainya . THINKING beyond the canopy
  • 4.  Pendekatan yang lebih komprehensif sangat diperlukan, misalnya dengan menggunakan UU Pemberantasan Korupsi maka beberapa perbuatan yang berkaitan dengan illegal logging tetapi masuk rumusan atau unsur-unsur tindak pidana korupsi dapat dijerat dengan menggunakan UU Pemberantasan Korupsi.  Perluasan alat-alat bukti dan pembuktian (termasuk pembuktian terbalik terbatas) serta teknik-teknik investigasi yang dimiliki penegak hukum bidang korupsi dapat lebih efektif digunakan karena dalam banyak hal kasus illegal logging dimulai dengan adanya beberapa bentuk korupsi . THINKING beyond the canopy
  • 5. • Begitu pula penggunaan UU Pencucian Uang juga sangat penting karena prinsipnya yaitu “follow the money” sehingga dapat ditelusuri asal-muasal uang sampai ke terjadinya illegal logging. • Apalagi kerangka hukum mengenai pencucian uang juga mengatur proses beracara khusus, alat-alat bukti, dan teknik-teknik penelusuran asal uang hasil kejahatan sehingga diharapkan dapat menguak hasil kejahatannya. THINKING beyond the canopy
  • 6. • Meskipun sudah banyak upaya dilakukan untuk menanggulangi kejahatan di bidang kehutanan, tetapi masih banyak kelemahannya dan perlu perbaikan di masa mendatang. • Kelemahan tersebut antara lain: a) pelaku yang bisa dipidana hanya yang tertangkap tangan; b) pelaku banyak yang bebas atau mendapat hukuman ringan; c) tidak memenuhi rasa keadilan masyarakat; dan d) d). sedikitnya penggantian terhadap kerugian negara akibat penyitaan hasil kejahatan yang belum signifikan; e) e). pejabat yang terlibat dan pihak-pihak yang menyuap pejabat, dan pencucian uang hasil kejahatan kehutanan tidak tersentuh . THINKING beyond the canopy
  • 7. • Untuk mengatasi berbagai kelemahan di dalam penanganan kasus-kasus di bidang kehutanan, kita memerlukan pendekatan baru yang lebih integratif untuk lebih mencapai tujuan perlindungan hutan. Pendekatan ini dapat diberi nama Integrated Law Enforcement Approach atau disingkat ILEA. • Pendekatan ini tidak dapat dilakukan dengan baik tanpa dipenuhinya perangkat (instrument) dan komponen ILEA. Perangkat merupakan sarana atau alat yang diperlukan untuk dapat melaksanakan pendekatan penegakan hukum yang terpadu, sementara komponen merujuk pada subyek/ lembaga-lembaga yang berperan dalam melaksanakan pendekatan ILEA ini. THINKING beyond the canopy
  • 8. • Uraian berikut ini membahas landasan konseptual dari Model ILEA yang digunakan untuk menanggulangi kejahatan illegal logging dan kejahatan lain yang terkait dengan hal tersebut. Pendekatan ini berbeda dengan pendekatan yang secara umum teah digunakan, yaitu hanya memfokuskan atau membidik pelaku illegal logging dengan menggunakan kerangka hukum dan institusi terkait bidang kehutanan. • Pendekatan ini lebih mencakup dan lebih luas serta hasilnya diharapkan lebih optimal dalam melindungi sektor kehutanan kita dan aset negara dibanding pendekatan yang sudah umum digunakan. Uraian berikut akan membahas: 1) Perangkat ILEA; dan 2) komponen ILEA. THINKING beyond the canopy
  • 9. 1. Perangkat ILEA a. Pengembalian Aset (Asset Recovery) b. Know Your Customer c. Tokoh Yang Secara Politis Dipercaya Publik (Politically Exposed Persons) d. Bantuan Hukum Timbal Balik (Mutual Legal Assistance) e. Sistem Informasi Geografis (Geography Information System) f. Memperkirakan Kerugian Lingkungan dan Kerugian Negara THINKING beyond the canopy
  • 10. 2. Komponen ILEA  Lembaga-lembaga Penegak Hukum  PPATK  Sektor-sektor terkait Kehutanan  Lembaga Audit  Lembaga-lembaga Keuangan  Masyarakat Sipil THINKING beyond the canopy
  • 11. Skema ILEA Financial Forest-related Civil institutions agency society Financial intelligence Auditor unit agency Law enforcement Information/data Law enforcement : Police, Attorney general, KPK, Coordination Forestry department investigator Investigation THINKING beyond the canopy
  • 12. Langkah-Langkah Dalam ILEA Model • Mengumpulkan Informasi • Penyelidikan/ Penyidikan pada illegal logging dan kejahatan yang terkait dengan itu • Mengidentifikasi dan menganalisis Transaksi Finansial • Menelusuri dan Membekukan Hasil Kejahatan (Tracing and freezing the proceeds of crime) • Penuntutan • Menjalankan Putusan THINKING beyond the canopy
  • 13. Korupsi Terkait Sektor Kehutanan • Setidaknya dalam usaha sektor kehutanan, terdapat tiga tipologi tindak pidana korupsi yaitu: korupsi yang terkait dengan pemberian izin, korupsi yang terkait dengan pengawasan terhadap kegiatan usaha kehutanan, dan korupsi yang terkait dengan pengawasan terhadap kegiatan usaha kehutanan berskala besar . • Sedangkan terkait pemberian izin, menurut penelitian Indonesian Corruption Watch, terdapat empat tipologi praktik korupsi, yaitu: Korupsi Transaktif, Korupsi Investif, Korupsi Kekerabatan, dan Korupsi Defensif. THINKING beyond the canopy
  • 14. Pencucian Uang dan Illegal Logging • Pencucian uang melibatkan aset (pendapatan atau kekayaan) yang disamarkan sehingga dapat digunakan tanpa terdeteksi bahwa aset tersebut berasal dari kegiatan yang ilegal. • Sehingga melalui money laundering pendapatan atau kekayaan yang berasal dari kegiatan yang melawan hukum diubah menjadi aset keuangan yang seolah-olah berasal dari sumber yang sah/legal THINKING beyond the canopy
  • 15. Tindak pidana pencucian uang berasal dari kejahatan (tindak pidana awal/predicates crimes) sebagaimana diatur dalam Pasal 2 ayat (1) yaitu bahwa yang dimaksud dengan hasil tindak pidana adalah harta kekayaan yang diperoleh dari tindak pidana: • korupsi; • penyuapan; • penyelundupan barang; • penyelundupan tenaga kerja; • penyelundupan imigran; • di bidang perbankan; • di bidang pasar modal; • di bidang asuransi; • narkotika; • psikotropika; • perdagangan manusia; • perdagangan senjata gelap; • penculikan; • terorisme; • pencurian; THINKING beyond the canopy
  • 16. penggelapan; • penipuan; • pemalsuan uang; • perjudian; • prostitusi; • di bidang perpajakan; • di bidang kehutanan; • di bidang lingkungan hidup; • di bidang kelautan; atau • tindak pidana lainnya yang diancam dengan pidana penjara 4 (empat) tahun atau lebih, yang dilakukan di wilayah Negara Republik Indonesia atau di luar wilayah Negara Republik Indonesia dan tindak pidana tersebut juga merupakan tindak pidana menurut hukum Indonesia THINKING beyond the canopy
  • 17. • Pasal-pasal dalam UU Pencucian Uang dapat digunakan untuk menangani kejahatan bidang kehutanan yang berkorelasi dengan tindak pidana pencucian uang. Seperti tampak pada modus operandi berikut: • untuk memperlancar kegiatan bisnisnya, pelaku illegal logging diduga secara rutin menyetorkan uang suap dalam jumlah besar ke rekening oknum pejabat dan oknum aparat terkait. • selain pengusaha lokal, beberapa pelaku illegal logging berasal dari Malaysia, yang dalam melakukan kegiatannya menggunakan identitas beberapa WNI untuk membuka rekening di Bank dan menjadi pengurus perusahaan. Selanjutnya kontrol atas rekening dan perusahaan dimaksud, diduga dilakukan oleh orang asing tersebut THINKING beyond the canopy
  • 18. • Untuk dapat dilakukannya penanganan perkara terhadap dugaan tindak pidana kehutanan dengan pendekatan ILEA model melalui Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi dan Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang, maka harus dipahami terlebih dahulu mengenai pemenuhan terhadap unsur-unsur tindak pidana dari pasal yang disangkakan/didakwakan. • Termasuk pula pemahaman terhadap peranan lembaga penegak hukum yang berwenang untuk menangani perkara, prosedur hukum acara serta penerapan pasal terhadap perkara-perkara yang sudah pernah diputuskan oleh pengadilan. THINKING beyond the canopy
  • 19. Buku Pedoman • Illegal logging adalah kejahatan multi dimensional. Tidak hanya menyangkut undang-undang kehutanan semata tetapi juga menyangkut undang-undang pemberantasan tindak pidana korupsi, undang-undang tindak pidana pencucian uang, bahkan sebenarnya juga undang-undang lingkungan hidup dan undang-undang kepabeanan. Bahan ini terutama difokuskan pada kejahatan di bidang kehutanan, kejahatan korupsi di sektor kehutanan dan kejahatan pencucian uang dari kejahatan kehutanan. THINKING beyond the canopy
  • 20. Buku Pedoman • Beberapa hal penting mengenai pendekatan ILEA telah dibahas di dalam Buku ini yang diharapkan dapat memberikan wawasan dan panduan bagi penegakan hukum untuk menanggulangi kejahatan di bidang kehutanan. Pendekatan yang digunakan lebih komprehensif karena tidak hanya menggunakan UU Kehutanan, tetapi juga menggunakan UU Pemberantasan Korupsi dan UU Pencucian Uang. Penggunaan pendekatan ini diharapkan dapat lebih melindungi sektor kehutanan kita dan juga melindungi kekayaan alam kita dari berbagai kejahatan yang saling terkait. THINKING beyond the canopy
  • 21. Buku Pedoman  Ada beberapa keuntungan memberantas illegal logging dengan menggunakan undang-undang pemberantasan tindak pidana korupsi. Pertama, untuk membuktikan kejahatan tersebut jauh lebih mudah. Kedua, Indonesia telah meratifikasi UNCAC dan merupakan ujung tombak dalam STAR Inisiatif. Ketiga, ada kewajiban bagi state party UNCAC untuk melakukan kerjasama internasional dalam memberantas korupsi. Keempat, dengan menggunakan intrumen UNCAC kita dapat melakukan extradiksi pelaku illegal logging yang melibatkan warga negara asing, khususnya Malaysia . THINKING beyond the canopy
  • 22. Buku Pedoman • Meski demikian, mengingat sifatnya yang singkat dan padat, masih diharapkan kepada pengguna buku ini untuk tetap melengkapi dengan berbagai peraturan perundang-undangan di bidang kehutanan, korupsi dan pencucian uang serta sumber-sumber lainnya yang relevan. • Dengan berbagai keterbatasannya diharapkan buku ini bermanfaat baik bagi penegak hukum maupun pihak-pihak lainnya yang berkaitan dengan penegakan hukum di sektor kehutanan serta pihak-pihak yang menaruh perhatian pada bidang ini. • Di masa depan tetap diharapkan adanya perbaikan berdasarkan masukan-masukan dan kritik membangun dari pengguna buku ini. Atas bantuan semua pihak yang telah memberikan masukan dan bantuan dalam pembuatan buku ini kami sampaikan terima kasih. THINKING beyond the canopy
  • 23. Buku Pedoman • Buku Pedoman ini merupakan suatu sarana yang tidak mengikat (non-binding tool) yang bisa disebarluaskan dan digunakan untuk membantu penegak hukum di Indonesia (seperti PPNS Kehutanan, kepolisian, kejaksaan, KPK dan bahkan hakim) serta pemangku kepentingan lainnya (seperti LSM dan Masyarakat) dalam menangani kasus-kasus tindak pidana di bidang kehutanan dengan pendekatan yang lebih komprehensif dibanding sebelumnya. • Melalui Buku Pedoman ini diharapkan berbagai pihak, khususnya para penegak hukum mempunyai pandangan yang lebih luas dan sarana bantu untuk mendekati permasalahan hukum pidana menyangkut kasus-kasus bidang kehutanan. THINKING beyond the canopy
  • 24. Sistematika isi Pedoman Bab 1 Pendahuluan A. Mengapa Buku ini Disusun? B. Apa Kegunaan Buku ini? C. Bagaimana Buku ini Disusun? Bab 2 Kejahatan di Bidang Kehutanan A. Deforestasi di berbagai Jenis Hutan B. Apa yang Mendorong Kerusakan Hutan? C. Apa saja Cakupan Kejahatan di Bidang Kehutanan? D. Bagaimana Penanganan Kejahatan di Bidang Kehutanan? E. Adakah Putusan Pengadilan Tentang Kejahatan Bidang Kehutanan? THINKING beyond the canopy
  • 25. Sistematika isi Pedoman Bab 3 Pendekatan ILEA dalam Penanganan Kejahatan di Bidang Kehutanan Apa saja Perangkat dan Komponen ILEA? 1. Perangkat ILEA 2. Komponen ILEA 3. Bagaimana Langkah-langkah Penanganan Illegal Logging dengan ILEA Model dilakukan? THINKING beyond the canopy
  • 26. Sistematika isi Pedoman Bab 4 Tindak Pidana Korupsi Dan Pencucian Uang Serta Unsur- Unsurnya A. Tindak Pidana Korupsi  unsur-unsur tindak pidana korupsi yang diatur dalam UU no. 20 tahun 2001 jo UU no. 31 tahun 1999. ini di atur dalam pasal 2, 3, 5, 8, 9, 10, 11, 12 dan 13. B. Tindak Pidana Pencucian Uang dalam Kejahatan Bidang Kehutanan C. Pendekatan ILEA Melalui UU Tindak Pidana Korupsi dan UU Tindak Pidana Pencucian Uang THINKING beyond the canopy
  • 27. Sistematika isi Pedoman Bab 5 Proses Penanganan Perkara Peranan Lembaga Penegak Hukum Penyidik, Penuntut Umum dan Hakim Dalam UU Kehutanan Penyidik, Penuntut Umum dan Hakim Dalam UU Tipikor Penyidik, Penuntut Umum dan Hakim Dalam UU TPPU Prosedur Hukum Acara Secara Umum Menurut KUHAP Kekhususan Dalam UU Kehutanan Kekhususan Dalam UU Tipikor, UU KPK dan UU Pengadilan Tipikor Kekhususan Dalam UU TPPU Penerapan Dalam Perkara-Perkara Yang Sudah Diputus Oleh Pengadilan Masalah Khusus: Pengembalian Aset Hasil Kejahatan THINKING beyond the canopy
  • 28. www.cifor.cgiar.org THINKING beyond the canopy