Rilis Calon Kapolri - LBH Jakarta

C

Rilis calon Kapolri - LBH Jakarta

RILIS MEDIA
“POLISI DAN PELANGGARAN HAM : PEKERJAAN RUMAH KAPOLRI BARU”
Pada Rabu, 13 Januari 2021 Pemerintah menyambangi DPR RI untuk menyerahkan Surat Presiden
(Surpres) tentang Nama calon Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk
menggantikan Kapolri Idham Azis yang akan memasuki masa pensiun pada akhir Januari 2021.
Surpres tersebut berisi nama calon tunggal Kapolri Komjen Listyo Sigit Prabowo yang saat ini
menjabat sebagai Kabareskrim Polri. Calon Kapolri kedepan tentu harus dapat menjawab berbagai
pekerjaan rumah yang belum (tidak) selesai dikerjakan oleh Kapolri sebelumnya. Masyarakat
berharap Kapolri kedepan mampu mewujudkan cita-cita reformasi untuk menjadi kepolisian
sebagai lembaga penegakan hukum yang demokratis dan menghormati hak asasi manusia.
Mengingat pada tanggal 20 Januari 2021 akan dilaksanakan Fit and Proper Test terhadap calon
Kapolri oleh DPR RI, maka berdasarkan hasil Pemantauan dan Pengaduan yang masuk ke LBH
Jakarta, setidaknya terdapat 2 isu utama di tubuh kepolisian, yakni Pelanggaran HAM dan
Keterlibatan Polisi dalam politik kekuasan, hal tersebut terkait erat dengan kegagalan reformasi
di tubuh kepolisian. Selanjutnya berbagai catatan akan dijabarkan sebagai berikut;
I. PRAKTIK PENYIKSAAN (TORTURE);
Sepanjang 2013-2016 LBH Jakarta menerima pengaduan terkait dengan Praktik
Penyiksaan yang dilakukan oleh Anggota Kepolisiaan dengan jumlah korban sebanyak 37
orang, kemudian pada saat melakukan Survey Anak Berhadapan dengan Hukum (“ABH”)
di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) di Wilayah Jakarta 2018-2019 LBH Jakarta
menemukan 20 orang anak yang menjadi Korban Penyiksaan pada saat proses Penyidikan
di tingkat kepolisian. Dalam kasus 21-22 Mei 2019 LBH Jakarta mendapat 2 anak menjadi
korban penyiksaan, Selanjutnya pada saat mendampingi kasus Vandalisme di Tanggerang
2020, LBH Jakarta menemukan 5 orang menjadi korban penyiksaan anggota kepolisian.
Data tersebut menunjukkan bahwa problem penyiksaan menjadi praktik pelanggaran
HAM yang terus terjadi dan harus serius untuk dihentikan oleh Kapolri kedepan.
II. PEMBUNUHAN DILUAR PROSES HUKUM (EXTRA JUDICIAL KILLING);
Pada 2011 kepolisan menembak mati 1 orang (YBD) dengan dalih melawan petugas Pada
2018 LBH Jakarta menerima pengaduan dan melakukan investigasi dan mendapati 15
orang yang diduga sebagai penjahat jalan ditembak mati oleh Anggota Polisi dengan dalih
pengamanan Asian Games 2018 Jakarta-Palembang, Menutup Tahun 2020 Kepolisian
diduga telah melakukan pembunuhan diluar hukum terhadap 6 Anggota Laskar FPI yang
terjadi di Kilometer 50 Tol Jakarta-Cikampek.
III. KEKERASAN DAN BRUTALITAS DALAM PENGAMANAN AKSI DEMONSTRASI-
PENYAMPAIAN PENDAPAT DI MUKA UMUM;
Sepanjang 2019 terdapat beberasa aksi demonstasi yang dilakukan oleh warga dan
mahasiswa dan semuanya berujung pada pembubaran dan yang dilakukan dengan cara
kekerasan dan brutal oleh Anggota Kepolisian (data hanya mencakup wilayah
Jabodetabek). Yakni;
1) kerusuhan 21-22 mei yang mengakibatkan 4 orang tewas karena peluru tajam dan
1 orang tewas karena hantaman benda tumpul, dan banyak beredar anggota yang
memakai baju Polisi melakukan kekerasan dan penganiayaan terhadap masa
demonstran;
2) Demonstrasi menolak Revisi KUHP dan Revisi UU KPK di Jakarta
(#ReformasiDikorupsi), pada saat melakukan pengamanan aksi Polisi melakukan
kekerasan setidaknya kepada 88 orang dan dilarikan ke Rumah Sakit Pusat
Pertamina dan 2 orang menderita luka pada bagian kepala, Tim Advokasi untuk
Demokrasi menerima 390 Pengaduan korban kekerasan Anggota Polisi antara lain
201 korban merupakan mahasiswa, 50 korban merupakan pelajar, 13 korban
berasal dari karyawan, 3 aduan kekerasan berasa dari pedagang, 2 aduan pegawai
lepas 2, dan 1 aduan dari pengemudi ojek daring
Pada Agustus 2020 saat Demonstrasi Menolak Omnibus Law, beredar puluhan video
brutalitas anggota polisi yang melakukan kekerasan terhadap demonstran, berdasarkan
data pengaduan yang masuk ke Tim Advokasi Untuk Demokrasi terdapat 187 orang
dibawa ke Polda Metro Jaya, berdasarkan informasi dari korban mereka mengalami
kekerasan dari Anggota Kepolisian pada saat ditangkap.
selain itu aksi kekerasan Polisi pada saat pengamanan demonstrasi juga mengenai Jurnalis,
menurut catatan Aliansi Jurnalis Independen (AJI), terdapat 28 Jurnalis Alami Kekerasan
Oleh Polisi saat meliput aksi masyarakat menentang UU Omnibus Law Cipta Kerja.
IV. KRIMINALISASI AKTIVIS;
Kepolisian nampak terseret arus politik kekuasaan. Ketika Kepolisian RI menunjukkan
praktik penegakan hukum yang sulit dibedakan dari bentuk praktik aparat represif
kekuasaan terhadap masyarakat atau oposisi yang mengkritik dan memiliki pandangan
yang berbeda dengan pemerintah. Hal ini menjadikan polisi sebagai alat kekuasaan bukan
alat negara untuk penegakan hukum yang adil dan imparsial. Polri diduga terlibat dalam
banyak upaya pembungkaman dan kriminalisasi aktivis melalui berbagai penerapan pasal
karet seperti Pasal Makar, UU ITE dll, setidaknya berdasarkan catatan penanganan kasus
LBH Jakarta antara lain sebagai berikut:
1. Kriminalisasi 6 aktivis Papua; Surya Anta, Charles Kossay, Dano Tabuni, Isay Wenda,
Ambrosius Mulait, dan Arina Elopere
2. Kriminalisasi terhadap Dandhy Dwi Laksono;
3. Kriminalisasi terhadap Robertus Robert,
4. Kriminalisasi terhadap musisi Ananda Badudu, dan
5. Kriminalisasi terhadap pengacara Aliansi Mahasiswa Papua Veronica Koman;
6. Kriminalisasi terhadap Aktivis Kebijakan Publik Ravio Patra;
7. Kriminalisasi terhadap 6 orang pada aksi Omnibus Law Agustus 2020;
8. Kriminalisasi terhadap Aktivis KAMI, Syahganda Nainggolan dan Jumhur Hidayat 2020;
V. MENERBITKAN MAKLUMAT DAN INSTRUKSI (YANG) MEMBATASI DAN
MENGURANGI HAM;
Sepanjang 2020 Kepolisan telah menerbitkan beberapat Maklumat yang melanggar
karena membatasi Hak Asasi Manusia, Pertama Maklumat Kapolri Nomor : 2/III/2020
tentang Kepatuhan terhadap Kebijakan Pemerintah dalam Penanganan Penyebaran virus
Corona (Covid-19), yang pada intinya mengatur tentang pembatasan kebebasan
berkumpul warga, kedua Maklumat Nomor Mak/1/I/2020 itu terbit pada 1 Januari 2021
Tentang Kepatuhan terhadap Larangan Kegiatan, Penggunaan Simbol dan Atribut Serta
Penghentian Kegiatan FPI yang pada intinya berisi tentang larangan bagi setiap warga
negara untuk “tidak mengkases, mengunggah dan menyebarluaskan konten terkait FPI
baik melalui website maupun melalui media sosial”.
Penerbitan 2 maklumat tersebut tidak berdasarkan Hukum dan tidak dapat
dipertanggungjawabkan karena tidak sesuai dengan Standar Pembatasan dan
Pengurangan HAM.
Selain itu Kapolri secara terang-terangan menerbitkan instruksi khusus melalui telegram
nomor STR/645/X/ PAM.3.2./2020 tertanggal 2 Oktober 2020 untuk menggagalkan aksi-
aksi demonstrasi penolakan Omnimbus Law ini. Selain berisi instruksi untuk menggagalkan
aksi unjuk rasa di lapangan, telegram ini juga melegitimasi tindakan kepolisian yang
menjadi pendengung (buzzer) sekaligus alat pukul pemerintah terhadap kritik publik di
media sosial. Sebelumnya, kepolisian juga mengeluarkan telegram nomor
ST/1100/IV/HUK.7.1/2020 yang berisi pemidanaan menggunakan undang-undang ITE
pada kritik publik di media sosial berkaitan dengan Covid 19. Telegram ini bahkan
menghidupkan kembali pasal penghinaan presiden yang telah dinyatakan inkonstitusional
oleh Mahkamah Konstitusi. Polisi telah menetapkan 82 orang warga menjadi tersangka
atas telegram ini.
VI. KORUPSI;
Pada 2019 kita masih ingat dengan “Skandal Buku Merah” atau kasus dugaan perusakan
barang bukti dalam kasus impor daging, dalam buku tersebut terdapat catatan
pengeluaran uang ke petinggi polisi dan terdapat nama Jendral Tito Karnavian. Kasus
tersebut. Kasus tersebut telah dilimpahkan KPK ke POLRI namun tak berselang lama kasus
tersebut dihentikan.
Pada November 2020 Publik kembali dikejutkan oleh keterlibatan 2 Perwira Tinggi Polisi
yang terlibat kasus suap penghapusan red notice Joko Tjandra, Brigadir Jenderal Prasetijo
Utomo dan Inspektur Jenderal Napoleon Bonaparte.
VII. DWI FUNGSI POLISI;
Praktik dwifungsi ABRI yang terjadi di masa orde baru dituntut dihapuskan di era reformasi
untuk mewujudkan aparat keamanan yang professional dan demokratis. Namun saat ini,
praktik tersebut kembali muncul. Kepolisian saat ini dapat menduduki berbagai jabatan
publik meski masih berstatus Kepolisian Aktif. Seperti menjadi Ketua KPK, Kepala BIN,
Direktur Utama BULOG, Kepala BNN, Kepala BNPT, LPSK, Kepala-kepala inspektorat dan
direktorat di berbagai kementerian, Lemhanas, menjadi Ketua Umum PSSI hingga menjadi
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) dan masih banyak lainnya. Ombusdman juga
menemukan 13 orang polisi menjadi komisaris BUMN dan 7% dari 167 Komisaris di anak
perusahaan BUMN. Kondisi ini tentu saja tidak tepat mengingat salah satu tujuan
penghapusan dwifungsi adalah untuk memperkuat pemerintahan yang bersih (good
governance) yang bebas dari conflict kepentingan (conflict of interest).
VIII. LEMAHNYA KONTROL TERHADAP PERTANGGUNGJAWABAN ETIK DAN HUKUM
APARAT KEPOLISIAN;
Paska Reformasi, Kepolisian menjadi lembaga yang super power. Sampai saat ini tidak
ada lembaga yang dapat secara efektif mengawasi dan menuntut pertanggungjawaban
kepolisan dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan peratauran perundang-undangan.
Sementara Propam sebagai pengawas internal di kepolisian sendiri nampak tidak
berfungsi efektif. Termasuk Kompolnas sebagai pengawas eksternal yang secara design
kelembagaan dan kewenangan tidak memadai sebagai lembaga yang dapat mengawasi
lembaga sebesar Kepolisian. Sebagai contoh dalam hasil penyelidikan Komnas HAM
ditemukan adanya abuse of proses yang dilakukan oleh penyidik dalam menangani kasus
Novel Baswedan. Selain itu, Ombudsman RI menemukan dugaan tindak pidana pemalsuan
surat oleh aparat kepolisian dalam kasus NB terkait kriminalisasi kasus sarang burung
wallet. Namun, rekomendasi yang diberikan kedua lembaga tersebut menguap begitu
saja. Tak hanya itu, terhadap dua polisi aktif yang menjadi terpidana kasus penyiraman air
keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan, Kepolisian justru memberikan bantuan
hukum secara maksimal dan tidak melakukan pemecatan kepada dua polisi aktif tersebut.
Meski telah dilaporkan ke Propam, pelaporan terhadap keduanya tidak ditindaklanjuti.
Laporan pelanggaran etik dan profesional yang dilayangkan oleh LBH Jakarta kepada divisi
propam Polri dalam berbagai kasus masyarakat acapkali berhenti tanpa tindak lanjut yang
jelas termasuk laporan dugaan tindak pidana yang dilakukan oleh Kepolisian.
IX. PENUNDAAN PROSES (UNDUE DELAY);
Kasus penundaan proses hukum terjadi dalam berbagai kasus yang ditangani oleh LBH
Jakarta, diantaranya adalah terkait kasus pinjaman online. Pada 2018 LBH Jakarta
menerima Pengaduan dari korban pinjaman online sebanyak 3.000 orang, hampir semua
korban mengalami pelanggaran hak karena laporan korban ke pihak kepolisian terkait
dengan dugaan tindak pidana yang dilakukan oleh Pinjaman online tidak ditindak lanjuti
oleh Kepolisian.
Selain itu Kepolisian seringkali menolak laporan korban kekerasan seksual dan kekerasan
dalam pacaran. Polisi mempersalahkan dan melecehkan korban, serta menunda
penanganan kasus hingga berlarut-larut (undue delay). Banyak kasus yang ditolak oleh
kepolisian dengan berbagai alasan, kasus KDP (kekerasan dalam pacaran) misalnya,
dianggap sebagai bukan kasus kekerasan karena terjadi dalam relasi pacaran. Diasumsikan
suka sama suka merupakan dasar pembenar bagi perilaku jahat pelaku KDP. Minimnya
bukti, sampai mendesak atau menuntut korban untuk mencari bukti terlebih dahulu
menjadi pola dalam penanganan kasus KDRT dan KDP di Kepolisian. Kasus KDRT yang
terjadi dalam perkawinan yang tidak dicatatkan kepada Negara, dianggap tidak memenuhi
unsur KDRT sebab dianggap perkawinannya tidak ada.
Selanjutnya Buruh dan Serikat Pekerja/ Serikat Buruh sering menghadapi penolakan
laporan dan penundaan berlarut (undue delay) perkara pidana ketenagakerjaan.
X. POLISI MENJADI AKTOR LAPANGAN PELANGGARAN HAK KEMERDEKAAN
BERPENDAPAT, BERSERIKAT, BERKUMPUL DAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT
DIMUKA UMUM;
Sepanjang 2019-2020, berdasarkan pemantauan dan pengaduan yang masuk ke LBH
Jakarta, Polisi menjadi aktor lapangan yang melakukan Pelanggaran Hak Kemerdekaan
Berpendapat, Berserikat, Berkumpul dan Meyampaikan Pendapat dimuka umum, dalam
beberapa aksi demonstrasi besar di Jakarta, setidaknya pada aksi #ReformasiDikorupsi dan
Menolak Omnibus Law LBH Jakarta menemukan beberapa tindakan Polisi untuk
melanggar hak, seperti;
1. Melakukan intimidasi terhadap orang yang akan mengikuti demonstrasi;
2. Melakukan penangkapan dan upaya paksa tidak sah kepada warga yang akan
menggunakan haknya untuk menyampaikan pendapat di muka umum/ demonstrasi;
3. Diduga melakukan peretasan terhadap aktivis;
4. Melakukan kriminalisasi terhadap aktivis;
5. Melakukan sweping ke kantor-kantor serikat buruh;
Berdasarkan catatan LBH Jakarta, yang menjadi korban dari tindakan tersebut adalah :
Pelajar, Mahasiswa, Anak, Perempuan, Buruh, Petani, Jurnalis. Bahkan masyarakat yang
tidak tahu menahu tentang aksi juga tidak luput dari sasaran tindakan tersebut.
XI. UPAYA PAKSA - PENANGKAPAN SEWENANG-WENANG DAN PENGHALANGAN
AKSES BANTUAN HUKUM;
Sepanjang 2019-2020 untuk wilayah Jabaodetabek Polri sudah menangkap ribuan orang
yang terlibat dalam aksi demonstrasi;
1. 442 orang pada aksi 21-22 mei 2019 di Bawaslu;
diantaranya terdapat 29 karyawan Gedung Sarinah yang ditangkap pada saat menjaga
dan mengamankan gedung sarinah selama aksi;
2. 700 orang lebih ditangkap pada aksi #ReformasiDikorpusi pada September-Oktober
2019;
3. 187 orang ditangkap pada aksi menolak Omnibus Law Agustus 2020;
4. 1.377 orang ditangkap pada aksi menolak Omnibus Law Oktober 2020;
Pada aksi #ReformasiDikorupsi dan Menolak Omnibus Law hampir semua korban
penangkapan ditangkap sebelum mengikuti aksi, Polisi mengangkap secara sporadik
terhadap orang yang dicurigai, bahkan banyak warga yang tidak tahu mengenai aksi
juga tidak luput dari tindakan penangkapan sewenang-wenang Polisi.
Berdasarkan temuan LBH Jakarta yang mendampingi korban penangkapan pada saat
demonstrasi, hampir kesemuanya mengalami pelanggaran hak-haknya sebagai orang
yang berhadapan dengan proses hukum seperti halnya Hak Akses Bantuan Hukum. Hal
tersebut karena penasehat hukum (Pengacara) dihalang-halangi untuk melakukan
pendampingan dalam upaya memberikan bantuan hukum. Acapkali Kepolisian
menggunakan dalih pengamanan yang tidak berdasar untuk menghindarkan diri dari
tanggungjawab pelaksanaan upaya paksa yang sah sebagaimana ketentuan dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana.
XII. PEMBENTUKAN SUB DIREKTORAT TINDAK PIDANA KHUSUS KETENAGAKERJAAN
KEPOLISIAN RI TANPA DASAR HUKUM YANG MEMADAI;
Berdasarkan temuan tim peneliti LBH Jakarta, pada tahun 2017 – 2018, terdapat sebanyak
1.704 korban pelanggaran pidana perburuhan di wilayah Jabotabek dan Karawang, kasus
pidana ketenagakerjaan tersebut hanya segelintir saja pengusaha pelaku pelanggaran
yang berhasil dimajukan ke meja hijau. pada tahun 2019, Polda Metro Jaya meresmikan
“desk tenaga kerja”, untuk menampung pengaduan kasus pidana ketenagakerjaan, namun
hanya berfungsi sebagai meja konseling untuk itu perlu dibentuk subdit khusus yang
memiliki aparat penyidik khusus pidana ketenagakerjaan tersendiri untuk menindak kasus
pidana ketenagakerjaan. Kapolri kedepan harus mengevaluasi Sub Direktorat Tindak
Pidana Ketenagakerjaan yang ada dengan membentuk dasar hukum yang memadai
setingkat Peraturan Kapolri untuk memperkuat penegakan hukum tindak pidana
ketenagakerjaan yang marak terjadi diberbagai wilayah di Indonesia.
Dari serangkaian permasalahan yang terdapat di tubuh Institusi Kepolisian tersebut LBH
Jakarta mendesak;
1. Presiden Joko Widodo dan DPR RI memastikan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia yang baru berkomitmen untuk menyelesaikan berbagai persoalan pelanggaran-
pelanggaran diatas dalam upaya menghentikan dampak Pelanggaran HAM yang semakin
luas dan mewujudkan kepolisian harapan rakyat yang humanis, professional dan
demokratis sebagaimana cita-cita reformasi;
2. DPR RI harus melakukan proses Fit and Proper Test dengan serius dengan menanyakan
permasalahan dan komitmen peenuntasan permasalahan kepolisian diatas kepada calon
tunggal Kapolri Komjen Listyo Sigit Prabowo;
3. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang terpilih harus melaksanakan Reformasi
kepolisian dengan maksimal untuk menghentikan Pelanggaran HAM yang terjadi dan
mewujudkan kepolisian harapan rakyat yang humanis, professional dan demokratis
sebagaimana cita-cita reformasi.
Jakarta,19 Januari 2020
Hormat kami,
LEMBAGA BANTUAN HUKUM (LBH) JAKARTA
Narahubung:
Arif Maulana: 0817 256167
Shaleh Al Ghifari: 085376769969
Rilis Calon Kapolri - LBH Jakarta

Recomendados

Ppt kwn por
Ppt kwnPpt kwn
Ppt kwndyvan2
49 vistas10 diapositivas
Suara Merdeka 24 Februari 2014 por
Suara Merdeka 24 Februari 2014Suara Merdeka 24 Februari 2014
Suara Merdeka 24 Februari 2014hastapurnama
6.1K vistas32 diapositivas
Analisa Korupsi Ketua MK (Akil Mochtar) por
Analisa Korupsi Ketua MK (Akil Mochtar)Analisa Korupsi Ketua MK (Akil Mochtar)
Analisa Korupsi Ketua MK (Akil Mochtar)Herlambang Bagus
12.5K vistas7 diapositivas
Hukum kepolisian por
Hukum kepolisianHukum kepolisian
Hukum kepolisianfitrianovita
11.2K vistas87 diapositivas
Tinjauan yuridis tentang diskresi kepolisian (pasal 18 uu nomor 2 tahun 2002 ... por
Tinjauan yuridis tentang diskresi kepolisian (pasal 18 uu nomor 2 tahun 2002 ...Tinjauan yuridis tentang diskresi kepolisian (pasal 18 uu nomor 2 tahun 2002 ...
Tinjauan yuridis tentang diskresi kepolisian (pasal 18 uu nomor 2 tahun 2002 ...MAfrizal5
37 vistas7 diapositivas
Makalah peran polisi sebagai penegak hukum por
Makalah peran polisi sebagai penegak hukumMakalah peran polisi sebagai penegak hukum
Makalah peran polisi sebagai penegak hukumPhoto Setudio Planet solo grand mall
13.5K vistas11 diapositivas

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Proposal Skripsi por
Proposal Skripsi Proposal Skripsi
Proposal Skripsi Norsel Maranden
2.3K vistas30 diapositivas
Pernyataan sikap atas tindakan pemerintah melakukan pembubaran ormas tanpa me... por
Pernyataan sikap atas tindakan pemerintah melakukan pembubaran ormas tanpa me...Pernyataan sikap atas tindakan pemerintah melakukan pembubaran ormas tanpa me...
Pernyataan sikap atas tindakan pemerintah melakukan pembubaran ormas tanpa me...glugutharipamungkas
3.6K vistas3 diapositivas
Daftar tangkapan terbesar kpk por
Daftar tangkapan terbesar kpkDaftar tangkapan terbesar kpk
Daftar tangkapan terbesar kpkMisbachul Munirul E
560 vistas10 diapositivas
Akuntabilitas politik dan profesional polri ronny lihawa por
Akuntabilitas politik dan profesional polri   ronny lihawaAkuntabilitas politik dan profesional polri   ronny lihawa
Akuntabilitas politik dan profesional polri ronny lihawaA Harisman
1K vistas10 diapositivas
Peran dan fungsi polri dalam pemilu 2014 por
Peran dan fungsi polri dalam pemilu 2014Peran dan fungsi polri dalam pemilu 2014
Peran dan fungsi polri dalam pemilu 2014Tri Cahyono
13.5K vistas10 diapositivas
Cara Pengadilan Mengeksekusi Tindak Pidana Korupsi por
Cara Pengadilan Mengeksekusi Tindak Pidana KorupsiCara Pengadilan Mengeksekusi Tindak Pidana Korupsi
Cara Pengadilan Mengeksekusi Tindak Pidana KorupsiAndrean Tan
2.9K vistas18 diapositivas

La actualidad más candente(19)

Pernyataan sikap atas tindakan pemerintah melakukan pembubaran ormas tanpa me... por glugutharipamungkas
Pernyataan sikap atas tindakan pemerintah melakukan pembubaran ormas tanpa me...Pernyataan sikap atas tindakan pemerintah melakukan pembubaran ormas tanpa me...
Pernyataan sikap atas tindakan pemerintah melakukan pembubaran ormas tanpa me...
glugutharipamungkas3.6K vistas
Akuntabilitas politik dan profesional polri ronny lihawa por A Harisman
Akuntabilitas politik dan profesional polri   ronny lihawaAkuntabilitas politik dan profesional polri   ronny lihawa
Akuntabilitas politik dan profesional polri ronny lihawa
A Harisman1K vistas
Peran dan fungsi polri dalam pemilu 2014 por Tri Cahyono
Peran dan fungsi polri dalam pemilu 2014Peran dan fungsi polri dalam pemilu 2014
Peran dan fungsi polri dalam pemilu 2014
Tri Cahyono13.5K vistas
Cara Pengadilan Mengeksekusi Tindak Pidana Korupsi por Andrean Tan
Cara Pengadilan Mengeksekusi Tindak Pidana KorupsiCara Pengadilan Mengeksekusi Tindak Pidana Korupsi
Cara Pengadilan Mengeksekusi Tindak Pidana Korupsi
Andrean Tan2.9K vistas
Negara hukum dan HAM Pasal 34 UUD 1945 por Agung Muflih
Negara hukum dan HAM Pasal 34 UUD 1945Negara hukum dan HAM Pasal 34 UUD 1945
Negara hukum dan HAM Pasal 34 UUD 1945
Agung Muflih7.5K vistas
Proposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansos por Andy Susanto
Proposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansosProposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansos
Proposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansos
Andy Susanto55.4K vistas
Undang undang no.2 tahun 2002 tentang kepolisian negara republik indonesia por Sylvia Diansari
Undang undang no.2 tahun 2002 tentang kepolisian negara republik indonesiaUndang undang no.2 tahun 2002 tentang kepolisian negara republik indonesia
Undang undang no.2 tahun 2002 tentang kepolisian negara republik indonesia
Sylvia Diansari15.4K vistas
negara hukum dan HAM por Ade ahmad
negara hukum dan HAMnegara hukum dan HAM
negara hukum dan HAM
Ade ahmad416 vistas
Peran Intelijen Kepolisian Dalam Pengungkapan Tindak Pidana Pembunuhan di Wil... por AlfirdausDaus
Peran Intelijen Kepolisian Dalam Pengungkapan Tindak Pidana Pembunuhan di Wil...Peran Intelijen Kepolisian Dalam Pengungkapan Tindak Pidana Pembunuhan di Wil...
Peran Intelijen Kepolisian Dalam Pengungkapan Tindak Pidana Pembunuhan di Wil...
AlfirdausDaus1.1K vistas
Draft Permohonan Keberatan Permenkominfo 19/2014 por ICT Watch
Draft Permohonan Keberatan Permenkominfo 19/2014Draft Permohonan Keberatan Permenkominfo 19/2014
Draft Permohonan Keberatan Permenkominfo 19/2014
ICT Watch1.8K vistas
(Sindonews.com) Opini hukum-politik 27 desember 2014-31 Januari 2015 por ekho109
(Sindonews.com) Opini hukum-politik 27 desember 2014-31 Januari 2015(Sindonews.com) Opini hukum-politik 27 desember 2014-31 Januari 2015
(Sindonews.com) Opini hukum-politik 27 desember 2014-31 Januari 2015
ekho1091K vistas
(Sindonews.com) Opini hukum-politik 3 februari 2015-5 maret 2015 por ekho109
(Sindonews.com) Opini hukum-politik 3 februari 2015-5 maret 2015(Sindonews.com) Opini hukum-politik 3 februari 2015-5 maret 2015
(Sindonews.com) Opini hukum-politik 3 februari 2015-5 maret 2015
ekho109793 vistas
penerapan asas praduga tak bersalah dalam proses penyidikan por DELA ASFARINA
penerapan asas praduga tak bersalah dalam proses penyidikanpenerapan asas praduga tak bersalah dalam proses penyidikan
penerapan asas praduga tak bersalah dalam proses penyidikan
DELA ASFARINA 2.6K vistas
4153 pp nomor_43_tahun_2018 PP Hadiah bagi pelapor korupsi por Ahmad Toriq
4153 pp nomor_43_tahun_2018 PP Hadiah bagi pelapor korupsi4153 pp nomor_43_tahun_2018 PP Hadiah bagi pelapor korupsi
4153 pp nomor_43_tahun_2018 PP Hadiah bagi pelapor korupsi
Ahmad Toriq18.3K vistas

Similar a Rilis Calon Kapolri - LBH Jakarta

Materi 6 a pemberantasan korupsi di indonesia dalam lintasan sejarah 2010 por
Materi 6 a pemberantasan korupsi di indonesia dalam lintasan sejarah 2010Materi 6 a pemberantasan korupsi di indonesia dalam lintasan sejarah 2010
Materi 6 a pemberantasan korupsi di indonesia dalam lintasan sejarah 2010Fathur Rohman
4.6K vistas17 diapositivas
Tugas kelompok ii por
Tugas kelompok iiTugas kelompok ii
Tugas kelompok iiLely Marlia
577 vistas10 diapositivas
UPAYA PENANGGULANGAN KORUPSI JALUR PENAL MELALUI PEMBAHARUAN RKUHP DENGAN UU... por
UPAYA PENANGGULANGAN KORUPSI  JALUR PENAL MELALUI PEMBAHARUAN RKUHP DENGAN UU...UPAYA PENANGGULANGAN KORUPSI  JALUR PENAL MELALUI PEMBAHARUAN RKUHP DENGAN UU...
UPAYA PENANGGULANGAN KORUPSI JALUR PENAL MELALUI PEMBAHARUAN RKUHP DENGAN UU...Muhammad Rafi Kambara
7K vistas20 diapositivas
Makalah pkn por
Makalah pknMakalah pkn
Makalah pknOperator Warnet Vast Raha
1.1K vistas7 diapositivas
Makalah pkn por
Makalah pknMakalah pkn
Makalah pknOperator Warnet Vast Raha
284 vistas7 diapositivas
Makalah pkn por
Makalah pknMakalah pkn
Makalah pknOperator Warnet Vast Raha
328 vistas7 diapositivas

Similar a Rilis Calon Kapolri - LBH Jakarta(20)

Materi 6 a pemberantasan korupsi di indonesia dalam lintasan sejarah 2010 por Fathur Rohman
Materi 6 a pemberantasan korupsi di indonesia dalam lintasan sejarah 2010Materi 6 a pemberantasan korupsi di indonesia dalam lintasan sejarah 2010
Materi 6 a pemberantasan korupsi di indonesia dalam lintasan sejarah 2010
Fathur Rohman4.6K vistas
Tugas kelompok ii por Lely Marlia
Tugas kelompok iiTugas kelompok ii
Tugas kelompok ii
Lely Marlia577 vistas
UPAYA PENANGGULANGAN KORUPSI JALUR PENAL MELALUI PEMBAHARUAN RKUHP DENGAN UU... por Muhammad Rafi Kambara
UPAYA PENANGGULANGAN KORUPSI  JALUR PENAL MELALUI PEMBAHARUAN RKUHP DENGAN UU...UPAYA PENANGGULANGAN KORUPSI  JALUR PENAL MELALUI PEMBAHARUAN RKUHP DENGAN UU...
UPAYA PENANGGULANGAN KORUPSI JALUR PENAL MELALUI PEMBAHARUAN RKUHP DENGAN UU...
Buku putih-agenda-antikorupsi-bg-presiden-2014-2019 por Ernima Sukmasari
Buku putih-agenda-antikorupsi-bg-presiden-2014-2019Buku putih-agenda-antikorupsi-bg-presiden-2014-2019
Buku putih-agenda-antikorupsi-bg-presiden-2014-2019
Ernima Sukmasari697 vistas
Pendidikan anti korupsi - Kasus-kasus mega korupsi di Indonesia dan Mengenal ... por Idik Saeful Bahri
Pendidikan anti korupsi - Kasus-kasus mega korupsi di Indonesia dan Mengenal ...Pendidikan anti korupsi - Kasus-kasus mega korupsi di Indonesia dan Mengenal ...
Pendidikan anti korupsi - Kasus-kasus mega korupsi di Indonesia dan Mengenal ...
Idik Saeful Bahri79 vistas
ARIA FAJAR PUTRA PPKN 5.doc por Fajar961
ARIA FAJAR PUTRA PPKN 5.docARIA FAJAR PUTRA PPKN 5.doc
ARIA FAJAR PUTRA PPKN 5.doc
Fajar9612 vistas
FORMAT KEPOLISIAN DIMASA PANDEMI.pdf por cipta73
FORMAT KEPOLISIAN DIMASA PANDEMI.pdfFORMAT KEPOLISIAN DIMASA PANDEMI.pdf
FORMAT KEPOLISIAN DIMASA PANDEMI.pdf
cipta734 vistas
Refleksi bidang politik akhir tahun 2013 por Beni Desrizal
Refleksi bidang politik akhir tahun 2013Refleksi bidang politik akhir tahun 2013
Refleksi bidang politik akhir tahun 2013
Beni Desrizal626 vistas

Más de CIkumparan

Rilis Timnas AMIN.pdf por
Rilis Timnas AMIN.pdfRilis Timnas AMIN.pdf
Rilis Timnas AMIN.pdfCIkumparan
24 vistas2 diapositivas
Salinan PP Nomor 53 Tahun 2023 por
Salinan PP Nomor 53 Tahun 2023Salinan PP Nomor 53 Tahun 2023
Salinan PP Nomor 53 Tahun 2023CIkumparan
4.6K vistas16 diapositivas
Salinan Permohonan_3357 por
Salinan Permohonan_3357Salinan Permohonan_3357
Salinan Permohonan_3357CIkumparan
222 vistas17 diapositivas
SP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdf por
SP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdfSP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdf
SP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdfCIkumparan
20 vistas6 diapositivas
Salinan Visi Misi Prabowo-Gibran por
Salinan Visi Misi Prabowo-GibranSalinan Visi Misi Prabowo-Gibran
Salinan Visi Misi Prabowo-GibranCIkumparan
6.1K vistas3 diapositivas
Salinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOX por
Salinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOXSalinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOX
Salinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOXCIkumparan
156 vistas5 diapositivas

Más de CIkumparan(20)

Rilis Timnas AMIN.pdf por CIkumparan
Rilis Timnas AMIN.pdfRilis Timnas AMIN.pdf
Rilis Timnas AMIN.pdf
CIkumparan24 vistas
Salinan PP Nomor 53 Tahun 2023 por CIkumparan
Salinan PP Nomor 53 Tahun 2023Salinan PP Nomor 53 Tahun 2023
Salinan PP Nomor 53 Tahun 2023
CIkumparan4.6K vistas
Salinan Permohonan_3357 por CIkumparan
Salinan Permohonan_3357Salinan Permohonan_3357
Salinan Permohonan_3357
CIkumparan222 vistas
SP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdf por CIkumparan
SP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdfSP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdf
SP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdf
CIkumparan20 vistas
Salinan Visi Misi Prabowo-Gibran por CIkumparan
Salinan Visi Misi Prabowo-GibranSalinan Visi Misi Prabowo-Gibran
Salinan Visi Misi Prabowo-Gibran
CIkumparan6.1K vistas
Salinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOX por CIkumparan
Salinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOXSalinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOX
Salinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOX
CIkumparan156 vistas
Salinan AMIN VISI MISI PROGRAM por CIkumparan
Salinan AMIN VISI MISI PROGRAMSalinan AMIN VISI MISI PROGRAM
Salinan AMIN VISI MISI PROGRAM
CIkumparan1.7K vistas
Salinan PP Nomor 48 Tahun 2023 por CIkumparan
Salinan PP Nomor 48 Tahun 2023Salinan PP Nomor 48 Tahun 2023
Salinan PP Nomor 48 Tahun 2023
CIkumparan169 vistas
Salinan KEPGUB DKI Nomor 636 Tahun 2023 por CIkumparan
Salinan KEPGUB DKI Nomor 636 Tahun 2023Salinan KEPGUB DKI Nomor 636 Tahun 2023
Salinan KEPGUB DKI Nomor 636 Tahun 2023
CIkumparan320 vistas
Salinan Perpres Nomor 57 Tahun 2023 por CIkumparan
Salinan Perpres Nomor 57 Tahun 2023Salinan Perpres Nomor 57 Tahun 2023
Salinan Perpres Nomor 57 Tahun 2023
CIkumparan643 vistas
Persyaratan & Prosedur Perubahan PTS Penyelenggara Pendidikan Akademik por CIkumparan
Persyaratan & Prosedur Perubahan PTS Penyelenggara Pendidikan AkademikPersyaratan & Prosedur Perubahan PTS Penyelenggara Pendidikan Akademik
Persyaratan & Prosedur Perubahan PTS Penyelenggara Pendidikan Akademik
CIkumparan371 vistas
RILIS TIM 8 - 3100823 - 15.50 - approved.pdf por CIkumparan
RILIS TIM 8 - 3100823 - 15.50 - approved.pdfRILIS TIM 8 - 3100823 - 15.50 - approved.pdf
RILIS TIM 8 - 3100823 - 15.50 - approved.pdf
CIkumparan6.3K vistas
UU No.7 Tahun 2017.pdf por CIkumparan
UU No.7 Tahun 2017.pdfUU No.7 Tahun 2017.pdf
UU No.7 Tahun 2017.pdf
CIkumparan2.6K vistas
Buku Tatalaksana COVID-19 5 OP Edisi 4 Jan 2022 por CIkumparan
Buku Tatalaksana COVID-19 5 OP Edisi 4 Jan 2022Buku Tatalaksana COVID-19 5 OP Edisi 4 Jan 2022
Buku Tatalaksana COVID-19 5 OP Edisi 4 Jan 2022
CIkumparan115 vistas
Salinan Perpres Nomor 49 Tahun 2023 por CIkumparan
Salinan Perpres Nomor 49 Tahun 2023Salinan Perpres Nomor 49 Tahun 2023
Salinan Perpres Nomor 49 Tahun 2023
CIkumparan49 vistas
Salinan Permendikbudristek 46 Tahun 2023 tentang Pencegahan dan Penanganan Ke... por CIkumparan
Salinan Permendikbudristek 46 Tahun 2023 tentang Pencegahan dan Penanganan Ke...Salinan Permendikbudristek 46 Tahun 2023 tentang Pencegahan dan Penanganan Ke...
Salinan Permendikbudristek 46 Tahun 2023 tentang Pencegahan dan Penanganan Ke...
CIkumparan4.4K vistas
766 SD Ketua kepada Pimpinan Parpol perihal Himbauan Tidak Memasang Alat Pera... por CIkumparan
766 SD Ketua kepada Pimpinan Parpol perihal Himbauan Tidak Memasang Alat Pera...766 SD Ketua kepada Pimpinan Parpol perihal Himbauan Tidak Memasang Alat Pera...
766 SD Ketua kepada Pimpinan Parpol perihal Himbauan Tidak Memasang Alat Pera...
CIkumparan405 vistas
UU KESEHATAN por CIkumparan
UU KESEHATANUU KESEHATAN
UU KESEHATAN
CIkumparan12.3K vistas
2023pmkeuangan066 (1).pdf por CIkumparan
2023pmkeuangan066 (1).pdf2023pmkeuangan066 (1).pdf
2023pmkeuangan066 (1).pdf
CIkumparan321 vistas
Salinan PERKAP NOMOR 9 TH 2017 TTG USAHA BISNIS.pdf por CIkumparan
Salinan PERKAP NOMOR 9 TH 2017 TTG USAHA BISNIS.pdfSalinan PERKAP NOMOR 9 TH 2017 TTG USAHA BISNIS.pdf
Salinan PERKAP NOMOR 9 TH 2017 TTG USAHA BISNIS.pdf
CIkumparan1K vistas

Rilis Calon Kapolri - LBH Jakarta

  • 1. RILIS MEDIA “POLISI DAN PELANGGARAN HAM : PEKERJAAN RUMAH KAPOLRI BARU” Pada Rabu, 13 Januari 2021 Pemerintah menyambangi DPR RI untuk menyerahkan Surat Presiden (Surpres) tentang Nama calon Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk menggantikan Kapolri Idham Azis yang akan memasuki masa pensiun pada akhir Januari 2021. Surpres tersebut berisi nama calon tunggal Kapolri Komjen Listyo Sigit Prabowo yang saat ini menjabat sebagai Kabareskrim Polri. Calon Kapolri kedepan tentu harus dapat menjawab berbagai pekerjaan rumah yang belum (tidak) selesai dikerjakan oleh Kapolri sebelumnya. Masyarakat berharap Kapolri kedepan mampu mewujudkan cita-cita reformasi untuk menjadi kepolisian sebagai lembaga penegakan hukum yang demokratis dan menghormati hak asasi manusia. Mengingat pada tanggal 20 Januari 2021 akan dilaksanakan Fit and Proper Test terhadap calon Kapolri oleh DPR RI, maka berdasarkan hasil Pemantauan dan Pengaduan yang masuk ke LBH Jakarta, setidaknya terdapat 2 isu utama di tubuh kepolisian, yakni Pelanggaran HAM dan Keterlibatan Polisi dalam politik kekuasan, hal tersebut terkait erat dengan kegagalan reformasi di tubuh kepolisian. Selanjutnya berbagai catatan akan dijabarkan sebagai berikut; I. PRAKTIK PENYIKSAAN (TORTURE); Sepanjang 2013-2016 LBH Jakarta menerima pengaduan terkait dengan Praktik Penyiksaan yang dilakukan oleh Anggota Kepolisiaan dengan jumlah korban sebanyak 37 orang, kemudian pada saat melakukan Survey Anak Berhadapan dengan Hukum (“ABH”) di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) di Wilayah Jakarta 2018-2019 LBH Jakarta menemukan 20 orang anak yang menjadi Korban Penyiksaan pada saat proses Penyidikan di tingkat kepolisian. Dalam kasus 21-22 Mei 2019 LBH Jakarta mendapat 2 anak menjadi korban penyiksaan, Selanjutnya pada saat mendampingi kasus Vandalisme di Tanggerang 2020, LBH Jakarta menemukan 5 orang menjadi korban penyiksaan anggota kepolisian. Data tersebut menunjukkan bahwa problem penyiksaan menjadi praktik pelanggaran HAM yang terus terjadi dan harus serius untuk dihentikan oleh Kapolri kedepan. II. PEMBUNUHAN DILUAR PROSES HUKUM (EXTRA JUDICIAL KILLING); Pada 2011 kepolisan menembak mati 1 orang (YBD) dengan dalih melawan petugas Pada 2018 LBH Jakarta menerima pengaduan dan melakukan investigasi dan mendapati 15 orang yang diduga sebagai penjahat jalan ditembak mati oleh Anggota Polisi dengan dalih pengamanan Asian Games 2018 Jakarta-Palembang, Menutup Tahun 2020 Kepolisian diduga telah melakukan pembunuhan diluar hukum terhadap 6 Anggota Laskar FPI yang terjadi di Kilometer 50 Tol Jakarta-Cikampek.
  • 2. III. KEKERASAN DAN BRUTALITAS DALAM PENGAMANAN AKSI DEMONSTRASI- PENYAMPAIAN PENDAPAT DI MUKA UMUM; Sepanjang 2019 terdapat beberasa aksi demonstasi yang dilakukan oleh warga dan mahasiswa dan semuanya berujung pada pembubaran dan yang dilakukan dengan cara kekerasan dan brutal oleh Anggota Kepolisian (data hanya mencakup wilayah Jabodetabek). Yakni; 1) kerusuhan 21-22 mei yang mengakibatkan 4 orang tewas karena peluru tajam dan 1 orang tewas karena hantaman benda tumpul, dan banyak beredar anggota yang memakai baju Polisi melakukan kekerasan dan penganiayaan terhadap masa demonstran; 2) Demonstrasi menolak Revisi KUHP dan Revisi UU KPK di Jakarta (#ReformasiDikorupsi), pada saat melakukan pengamanan aksi Polisi melakukan kekerasan setidaknya kepada 88 orang dan dilarikan ke Rumah Sakit Pusat Pertamina dan 2 orang menderita luka pada bagian kepala, Tim Advokasi untuk Demokrasi menerima 390 Pengaduan korban kekerasan Anggota Polisi antara lain 201 korban merupakan mahasiswa, 50 korban merupakan pelajar, 13 korban berasal dari karyawan, 3 aduan kekerasan berasa dari pedagang, 2 aduan pegawai lepas 2, dan 1 aduan dari pengemudi ojek daring Pada Agustus 2020 saat Demonstrasi Menolak Omnibus Law, beredar puluhan video brutalitas anggota polisi yang melakukan kekerasan terhadap demonstran, berdasarkan data pengaduan yang masuk ke Tim Advokasi Untuk Demokrasi terdapat 187 orang dibawa ke Polda Metro Jaya, berdasarkan informasi dari korban mereka mengalami kekerasan dari Anggota Kepolisian pada saat ditangkap. selain itu aksi kekerasan Polisi pada saat pengamanan demonstrasi juga mengenai Jurnalis, menurut catatan Aliansi Jurnalis Independen (AJI), terdapat 28 Jurnalis Alami Kekerasan Oleh Polisi saat meliput aksi masyarakat menentang UU Omnibus Law Cipta Kerja. IV. KRIMINALISASI AKTIVIS; Kepolisian nampak terseret arus politik kekuasaan. Ketika Kepolisian RI menunjukkan praktik penegakan hukum yang sulit dibedakan dari bentuk praktik aparat represif kekuasaan terhadap masyarakat atau oposisi yang mengkritik dan memiliki pandangan yang berbeda dengan pemerintah. Hal ini menjadikan polisi sebagai alat kekuasaan bukan alat negara untuk penegakan hukum yang adil dan imparsial. Polri diduga terlibat dalam banyak upaya pembungkaman dan kriminalisasi aktivis melalui berbagai penerapan pasal
  • 3. karet seperti Pasal Makar, UU ITE dll, setidaknya berdasarkan catatan penanganan kasus LBH Jakarta antara lain sebagai berikut: 1. Kriminalisasi 6 aktivis Papua; Surya Anta, Charles Kossay, Dano Tabuni, Isay Wenda, Ambrosius Mulait, dan Arina Elopere 2. Kriminalisasi terhadap Dandhy Dwi Laksono; 3. Kriminalisasi terhadap Robertus Robert, 4. Kriminalisasi terhadap musisi Ananda Badudu, dan 5. Kriminalisasi terhadap pengacara Aliansi Mahasiswa Papua Veronica Koman; 6. Kriminalisasi terhadap Aktivis Kebijakan Publik Ravio Patra; 7. Kriminalisasi terhadap 6 orang pada aksi Omnibus Law Agustus 2020; 8. Kriminalisasi terhadap Aktivis KAMI, Syahganda Nainggolan dan Jumhur Hidayat 2020; V. MENERBITKAN MAKLUMAT DAN INSTRUKSI (YANG) MEMBATASI DAN MENGURANGI HAM; Sepanjang 2020 Kepolisan telah menerbitkan beberapat Maklumat yang melanggar karena membatasi Hak Asasi Manusia, Pertama Maklumat Kapolri Nomor : 2/III/2020 tentang Kepatuhan terhadap Kebijakan Pemerintah dalam Penanganan Penyebaran virus Corona (Covid-19), yang pada intinya mengatur tentang pembatasan kebebasan berkumpul warga, kedua Maklumat Nomor Mak/1/I/2020 itu terbit pada 1 Januari 2021 Tentang Kepatuhan terhadap Larangan Kegiatan, Penggunaan Simbol dan Atribut Serta Penghentian Kegiatan FPI yang pada intinya berisi tentang larangan bagi setiap warga negara untuk “tidak mengkases, mengunggah dan menyebarluaskan konten terkait FPI baik melalui website maupun melalui media sosial”. Penerbitan 2 maklumat tersebut tidak berdasarkan Hukum dan tidak dapat dipertanggungjawabkan karena tidak sesuai dengan Standar Pembatasan dan Pengurangan HAM. Selain itu Kapolri secara terang-terangan menerbitkan instruksi khusus melalui telegram nomor STR/645/X/ PAM.3.2./2020 tertanggal 2 Oktober 2020 untuk menggagalkan aksi- aksi demonstrasi penolakan Omnimbus Law ini. Selain berisi instruksi untuk menggagalkan aksi unjuk rasa di lapangan, telegram ini juga melegitimasi tindakan kepolisian yang menjadi pendengung (buzzer) sekaligus alat pukul pemerintah terhadap kritik publik di media sosial. Sebelumnya, kepolisian juga mengeluarkan telegram nomor ST/1100/IV/HUK.7.1/2020 yang berisi pemidanaan menggunakan undang-undang ITE pada kritik publik di media sosial berkaitan dengan Covid 19. Telegram ini bahkan menghidupkan kembali pasal penghinaan presiden yang telah dinyatakan inkonstitusional
  • 4. oleh Mahkamah Konstitusi. Polisi telah menetapkan 82 orang warga menjadi tersangka atas telegram ini. VI. KORUPSI; Pada 2019 kita masih ingat dengan “Skandal Buku Merah” atau kasus dugaan perusakan barang bukti dalam kasus impor daging, dalam buku tersebut terdapat catatan pengeluaran uang ke petinggi polisi dan terdapat nama Jendral Tito Karnavian. Kasus tersebut. Kasus tersebut telah dilimpahkan KPK ke POLRI namun tak berselang lama kasus tersebut dihentikan. Pada November 2020 Publik kembali dikejutkan oleh keterlibatan 2 Perwira Tinggi Polisi yang terlibat kasus suap penghapusan red notice Joko Tjandra, Brigadir Jenderal Prasetijo Utomo dan Inspektur Jenderal Napoleon Bonaparte. VII. DWI FUNGSI POLISI; Praktik dwifungsi ABRI yang terjadi di masa orde baru dituntut dihapuskan di era reformasi untuk mewujudkan aparat keamanan yang professional dan demokratis. Namun saat ini, praktik tersebut kembali muncul. Kepolisian saat ini dapat menduduki berbagai jabatan publik meski masih berstatus Kepolisian Aktif. Seperti menjadi Ketua KPK, Kepala BIN, Direktur Utama BULOG, Kepala BNN, Kepala BNPT, LPSK, Kepala-kepala inspektorat dan direktorat di berbagai kementerian, Lemhanas, menjadi Ketua Umum PSSI hingga menjadi Menteri Dalam Negeri (Mendagri) dan masih banyak lainnya. Ombusdman juga menemukan 13 orang polisi menjadi komisaris BUMN dan 7% dari 167 Komisaris di anak perusahaan BUMN. Kondisi ini tentu saja tidak tepat mengingat salah satu tujuan penghapusan dwifungsi adalah untuk memperkuat pemerintahan yang bersih (good governance) yang bebas dari conflict kepentingan (conflict of interest). VIII. LEMAHNYA KONTROL TERHADAP PERTANGGUNGJAWABAN ETIK DAN HUKUM APARAT KEPOLISIAN; Paska Reformasi, Kepolisian menjadi lembaga yang super power. Sampai saat ini tidak ada lembaga yang dapat secara efektif mengawasi dan menuntut pertanggungjawaban kepolisan dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan peratauran perundang-undangan. Sementara Propam sebagai pengawas internal di kepolisian sendiri nampak tidak berfungsi efektif. Termasuk Kompolnas sebagai pengawas eksternal yang secara design kelembagaan dan kewenangan tidak memadai sebagai lembaga yang dapat mengawasi lembaga sebesar Kepolisian. Sebagai contoh dalam hasil penyelidikan Komnas HAM ditemukan adanya abuse of proses yang dilakukan oleh penyidik dalam menangani kasus
  • 5. Novel Baswedan. Selain itu, Ombudsman RI menemukan dugaan tindak pidana pemalsuan surat oleh aparat kepolisian dalam kasus NB terkait kriminalisasi kasus sarang burung wallet. Namun, rekomendasi yang diberikan kedua lembaga tersebut menguap begitu saja. Tak hanya itu, terhadap dua polisi aktif yang menjadi terpidana kasus penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan, Kepolisian justru memberikan bantuan hukum secara maksimal dan tidak melakukan pemecatan kepada dua polisi aktif tersebut. Meski telah dilaporkan ke Propam, pelaporan terhadap keduanya tidak ditindaklanjuti. Laporan pelanggaran etik dan profesional yang dilayangkan oleh LBH Jakarta kepada divisi propam Polri dalam berbagai kasus masyarakat acapkali berhenti tanpa tindak lanjut yang jelas termasuk laporan dugaan tindak pidana yang dilakukan oleh Kepolisian. IX. PENUNDAAN PROSES (UNDUE DELAY); Kasus penundaan proses hukum terjadi dalam berbagai kasus yang ditangani oleh LBH Jakarta, diantaranya adalah terkait kasus pinjaman online. Pada 2018 LBH Jakarta menerima Pengaduan dari korban pinjaman online sebanyak 3.000 orang, hampir semua korban mengalami pelanggaran hak karena laporan korban ke pihak kepolisian terkait dengan dugaan tindak pidana yang dilakukan oleh Pinjaman online tidak ditindak lanjuti oleh Kepolisian. Selain itu Kepolisian seringkali menolak laporan korban kekerasan seksual dan kekerasan dalam pacaran. Polisi mempersalahkan dan melecehkan korban, serta menunda penanganan kasus hingga berlarut-larut (undue delay). Banyak kasus yang ditolak oleh kepolisian dengan berbagai alasan, kasus KDP (kekerasan dalam pacaran) misalnya, dianggap sebagai bukan kasus kekerasan karena terjadi dalam relasi pacaran. Diasumsikan suka sama suka merupakan dasar pembenar bagi perilaku jahat pelaku KDP. Minimnya bukti, sampai mendesak atau menuntut korban untuk mencari bukti terlebih dahulu menjadi pola dalam penanganan kasus KDRT dan KDP di Kepolisian. Kasus KDRT yang terjadi dalam perkawinan yang tidak dicatatkan kepada Negara, dianggap tidak memenuhi unsur KDRT sebab dianggap perkawinannya tidak ada. Selanjutnya Buruh dan Serikat Pekerja/ Serikat Buruh sering menghadapi penolakan laporan dan penundaan berlarut (undue delay) perkara pidana ketenagakerjaan. X. POLISI MENJADI AKTOR LAPANGAN PELANGGARAN HAK KEMERDEKAAN BERPENDAPAT, BERSERIKAT, BERKUMPUL DAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DIMUKA UMUM; Sepanjang 2019-2020, berdasarkan pemantauan dan pengaduan yang masuk ke LBH Jakarta, Polisi menjadi aktor lapangan yang melakukan Pelanggaran Hak Kemerdekaan
  • 6. Berpendapat, Berserikat, Berkumpul dan Meyampaikan Pendapat dimuka umum, dalam beberapa aksi demonstrasi besar di Jakarta, setidaknya pada aksi #ReformasiDikorupsi dan Menolak Omnibus Law LBH Jakarta menemukan beberapa tindakan Polisi untuk melanggar hak, seperti; 1. Melakukan intimidasi terhadap orang yang akan mengikuti demonstrasi; 2. Melakukan penangkapan dan upaya paksa tidak sah kepada warga yang akan menggunakan haknya untuk menyampaikan pendapat di muka umum/ demonstrasi; 3. Diduga melakukan peretasan terhadap aktivis; 4. Melakukan kriminalisasi terhadap aktivis; 5. Melakukan sweping ke kantor-kantor serikat buruh; Berdasarkan catatan LBH Jakarta, yang menjadi korban dari tindakan tersebut adalah : Pelajar, Mahasiswa, Anak, Perempuan, Buruh, Petani, Jurnalis. Bahkan masyarakat yang tidak tahu menahu tentang aksi juga tidak luput dari sasaran tindakan tersebut. XI. UPAYA PAKSA - PENANGKAPAN SEWENANG-WENANG DAN PENGHALANGAN AKSES BANTUAN HUKUM; Sepanjang 2019-2020 untuk wilayah Jabaodetabek Polri sudah menangkap ribuan orang yang terlibat dalam aksi demonstrasi; 1. 442 orang pada aksi 21-22 mei 2019 di Bawaslu; diantaranya terdapat 29 karyawan Gedung Sarinah yang ditangkap pada saat menjaga dan mengamankan gedung sarinah selama aksi; 2. 700 orang lebih ditangkap pada aksi #ReformasiDikorpusi pada September-Oktober 2019; 3. 187 orang ditangkap pada aksi menolak Omnibus Law Agustus 2020; 4. 1.377 orang ditangkap pada aksi menolak Omnibus Law Oktober 2020; Pada aksi #ReformasiDikorupsi dan Menolak Omnibus Law hampir semua korban penangkapan ditangkap sebelum mengikuti aksi, Polisi mengangkap secara sporadik terhadap orang yang dicurigai, bahkan banyak warga yang tidak tahu mengenai aksi juga tidak luput dari tindakan penangkapan sewenang-wenang Polisi. Berdasarkan temuan LBH Jakarta yang mendampingi korban penangkapan pada saat demonstrasi, hampir kesemuanya mengalami pelanggaran hak-haknya sebagai orang yang berhadapan dengan proses hukum seperti halnya Hak Akses Bantuan Hukum. Hal tersebut karena penasehat hukum (Pengacara) dihalang-halangi untuk melakukan pendampingan dalam upaya memberikan bantuan hukum. Acapkali Kepolisian menggunakan dalih pengamanan yang tidak berdasar untuk menghindarkan diri dari
  • 7. tanggungjawab pelaksanaan upaya paksa yang sah sebagaimana ketentuan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana. XII. PEMBENTUKAN SUB DIREKTORAT TINDAK PIDANA KHUSUS KETENAGAKERJAAN KEPOLISIAN RI TANPA DASAR HUKUM YANG MEMADAI; Berdasarkan temuan tim peneliti LBH Jakarta, pada tahun 2017 – 2018, terdapat sebanyak 1.704 korban pelanggaran pidana perburuhan di wilayah Jabotabek dan Karawang, kasus pidana ketenagakerjaan tersebut hanya segelintir saja pengusaha pelaku pelanggaran yang berhasil dimajukan ke meja hijau. pada tahun 2019, Polda Metro Jaya meresmikan “desk tenaga kerja”, untuk menampung pengaduan kasus pidana ketenagakerjaan, namun hanya berfungsi sebagai meja konseling untuk itu perlu dibentuk subdit khusus yang memiliki aparat penyidik khusus pidana ketenagakerjaan tersendiri untuk menindak kasus pidana ketenagakerjaan. Kapolri kedepan harus mengevaluasi Sub Direktorat Tindak Pidana Ketenagakerjaan yang ada dengan membentuk dasar hukum yang memadai setingkat Peraturan Kapolri untuk memperkuat penegakan hukum tindak pidana ketenagakerjaan yang marak terjadi diberbagai wilayah di Indonesia. Dari serangkaian permasalahan yang terdapat di tubuh Institusi Kepolisian tersebut LBH Jakarta mendesak; 1. Presiden Joko Widodo dan DPR RI memastikan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang baru berkomitmen untuk menyelesaikan berbagai persoalan pelanggaran- pelanggaran diatas dalam upaya menghentikan dampak Pelanggaran HAM yang semakin luas dan mewujudkan kepolisian harapan rakyat yang humanis, professional dan demokratis sebagaimana cita-cita reformasi; 2. DPR RI harus melakukan proses Fit and Proper Test dengan serius dengan menanyakan permasalahan dan komitmen peenuntasan permasalahan kepolisian diatas kepada calon tunggal Kapolri Komjen Listyo Sigit Prabowo; 3. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang terpilih harus melaksanakan Reformasi kepolisian dengan maksimal untuk menghentikan Pelanggaran HAM yang terjadi dan mewujudkan kepolisian harapan rakyat yang humanis, professional dan demokratis sebagaimana cita-cita reformasi. Jakarta,19 Januari 2020 Hormat kami, LEMBAGA BANTUAN HUKUM (LBH) JAKARTA Narahubung: Arif Maulana: 0817 256167 Shaleh Al Ghifari: 085376769969