SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 24
PERAN PERAWAT DALAM
PEMBERIAN OBAT
Perawat harus terampil dan
tepat saat memberikan obat,
tidak sekedar memberikan pil
untuk diminum (oral) atau
injeksi obat melalui pembuluh
darah (parenteral), namun juga
mengobservasi respon klien
terhadap pemberian obat
tersebut.
PENDAHULUAN
• Pengetahuan tentang manfaat
dan efek samping obat sangat
penting dimiliki oleh perawat.
• Perawat memiliki peran yang
utama dalam meningkatkan dan
mempertahankan kesehatan
klien dengan mendorong klien
untuk lebih proaktif jika
membutuhkan pengobatan.
• Perawat berusaha membantu
klien dalam membangun
pengertian yang benar dan
jelas tentang pengobatan
mengkonsultasikan setiap
obat yang dipesankan.
• Turut serta
bertanggungjawab dalam
pengambilan keputusan
tentang pengobatan bersama
dengan tenaga kesehatan lain
• Perawat bertanggung
jawab dalam pemberian
obat – obatan yang aman.
Sekali obat telah
diberikan, perawat
bertanggung jawab pada
efek obat yang diduga
bakal terjadi
1. Benar Klien
 Selalu dipastikan dengan memeriksa
identitas pasien dengan memeriksa gelang
identifikasi dan meminta menyebutkan
namanya sendiri.
 Klien berhak untuk mengetahui alasan obat
 Klien berhak untuk menolak penggunaan
sebuah obat
 Membedakan klien dengan dua nama yang
sama
Prinsip 12 Benar Dalam
Pemberian Obat
2. Benar Obat
 Klien dapat menerima obat yang telah diresepkan
 Perawat bertanggung jawab untuk mengikuti
perintah yang tepat
 Perawat harus menghindari kesalahan, yaitu
dengan membaca label obat minimal tiga kali:
1. Pada saat melihat botol atau kemasan obat
2. Sebelum menuang atau menghisap obat
3. Setelah menuang atau mengisap obat
 Memeriksa apakah perintah pengobatan lengkap
dan sah
 Mengetahui alasan mengapa klien menerima obat
tersebut
 Memberikan obat-obatan tanda: nama obat,
tanggal kadaluarsa
3.Benar Dosis Obat
 Dosis yang diberikan klien sesuai dengan
kondisi klien.
 Dosis yang diberikan dalam batas yang
direkomendasikan untuk obat yang
bersangkutan.
 Perawat harus teliti dalam menghitung
secara akurat jumlah dosis yang akan
diberikan, dengan mempertimbangkan hal-
hal sebagai berikut: tersedianya obat dan
dosis obat yang diresepkan atau diminta,
pertimbangan berat badan klien
(mg/KgBB/hari), jika ragu-ragu dosisi obat
harus dihitung kembali dan diperiksa oleh
perawat lain.
 Melihat batas yang direkomendasikan bagi
dosis obat tertentu.
4. Benar Waktu Pemberian
 Pemberian obat harus sesuai dengan waktu
yang telah ditetapkan.
 Dosis obat harian diberikan pada waktu
tertentu dalam sehari. Misalnya seperti dua
kali sehari, tiga kali sehat, empat kali sehari
dan 6 kali sehari sehingga kadar obat dalam
plasma tubuh dapat dipertimbangkan.
 Pemberian obat harus sesuai dengan waktu
paruh obat.
 Obat yang mempunyai waktu paruh panjang
diberikan sekali sehari, dan untuk obat yang
memiliki waktu paruh pendek diberikan
beberapa kali sehari pada selang waktu
tertentu.
 Pemberian obat juga memperhatikan
diberikan sebelum atau sesudah makan atau
bersama makanan
 Memberikan obat obat-obat seperti kalium
dan aspirin yang dapat mengiritasi mukosa
lambung bersama-sama dengan makanan.
 Menjadi tanggung jawab perawat untuk
memeriksa apakah klien telah dijadwalkan
untuk memeriksa diagnostik, seperti tes
darah puasa yang merupakan kontraindikasi
pemeriksaan obat.
5.Benar Cara Pemberian (rute)
 Memperhatikan proses absorbsi obat dalam
tubuh harus tepat dan memadai.
 Memperhatikan kemampuan klien dalam
menelan sebelum memberikan obat-obat
peroral.
 Menggunakan teknik aseptik sewaktu
memberikan obat melalui rute parenteral
 Memberikan obat pada tempat yang sesuai dan
tetap bersama dengan klien sampai obat oral
telah ditelan.
 Rute yang lebih sering dari absorpsi adalah :
1. Oral.
2. Parenteral
3. Topilak
4. Rektal
5. Inhalasi
1. Oral
Rute pemberian yang paling umum dan paling banyak
dipakai, karena ekonomis, paling nyaman dan aman.
Obat dapat juga diabsorpsi melalui rongga mulut
(sublingual atau bukal) seperti tablet ISDN.
2. Parenteral
Berasal dari bahasa Yunani, para berarti disamping,
enteron berarti usus, jadi parenteral berarti diluar
usus, atau tidak melalui saluran cerna, yaitu melalui
vena (perset / perinfus).
3. Topikal
Pemberian obat melalui kulit atau membran mukosa.
Misalnya salep, losion, krim, spray, tetes mata.
Penjelasan rute obat….
4. Rektal
Obat dapat diberi melalui rute rektal berupa
enema atau supositoria yang akan mencair pada
suhu badan. Pemberian rektal dilakukan untuk
memperoleh efek lokal seperti konstipasi
(dulkolax supp), hemoroid (anusol), pasien yang
tidak sadar / kejang (stesolid supp).
5. Inhalasi
Pemberian obat melalui saluran pernafasan.
Saluran nafas memiliki epitel untuk absorpsi
yang sangat luas, dengan demikian berguna untuk
pemberian obat secara lokal pada salurannya,
misalnya salbotamol (ventolin), combivent,
berotek untuk asma, atau dalam keadaan
darurat misalnya terapi oksigen.
6. Benar Dokumentasikan
• Pemberian obat sesuai dengan standar
prosedur yang berlaku di rumah sakit, selalu
mencatat informasi yang sesuai mengenai
obat yang telah diberikan serta respon klien
terhadap pengobatan.
• Setelah obat itu diberikan, harus
didokumentasikan, dosis, rute, waktu dan oleh
siapa obat itu diberikan. Bila pasien menolak
meminum obatnya, atau obat itu tidak dapat
diminum, harus dicatat
7. Benar Pendidikan Kesehatan Perihal Medikasi
Klien
• Perawat mempunyai tanggungjawab dalam
melakukan pendidikan kesehatan pada pasien,
keluarga dan masyarakat luas terutama yang
berkaitan dengan obat
• Seperti manfaat obat secara umum,
penggunaan obat yang baik dan benar, alasan
terapi obat, hasil yang diharapkan setelah
pemberian obat, efek samping dan reaksi
yang merugikan dari obat, interaksi obat
dengan obat dan obat dengan makanan,
perubahan yang diperlukan dalam
menjalankan aktivitas sehari-hari selama
sakit.
8. Hak Klien Untuk Menolak
Klien berhak untuk menolak dalam
pemberian obat. Perawat harus
memberikan Inform consent dalam
pemberian obat.
9. Benar pengkajian TTV
Tanda-tanda vital diperiksa sebelum
pemberian obat.
10. Benar Evaluasi
Perawat selalu melihat atau memantau
efek kerja dari obat setelah
pemberiannya.
11.Benar Reaksi Terhadap Makanan
Obat memiliki efektivitas jika diberikan
pada waktu yang tepat. Jika obat itu
harus diminum sebelum makan untuk
memperoleh kadar yang diperlukan
harus diberi satu jam sebelum makan
misalnya tetrasiklin, dan sebaiknya ada
obat yang harus diminum setelah makan
misalnya indometasin.
12.Benar Reaksi Dengan Obat Lain
Pada penggunaan obat seperti
chloramphenicol diberikan dengan
omeprazol penggunaan pada penyakit
kronis.
1. Berikan obat pada saat yang khusus. Obat-obat
dapat diberikan ½ jam sebelum atau sesudah
waktu yang tertulis dalam resep.
2. Berikan obat-obat yang terpengaruh oleh
makanan seperti captopril, sebelum makan
3. Berikan obat-obat, seperti kalium dan aspirin,
yang dapat mengiritasi perut ( mukosa lambung )
bersama-sama dengan makanan.
4. Tanggung jawab perawat untuk memeriksa apakah
klien telah dijadwalkan untuk pemeriksaan
diagnostik, seperti endoskopi, tes darah puasa,
yang merupakan kontraindikasi pemberian obat.
5. Periksa tanggal kadaluarsa. Jika telah melewati
tanggalnya, buang atau kembalikan ke apotik
(tergantung peraturan ).
Implikasi Pengobatan Dalam
Keperawatan
6. Antibiotika harus diberikan dalam selang
waktu yang sama sepanjang 24 jam (
misalnya setiap 8 jam bila di resep
tertulis) untuk menjaga kadar darah
terapeutik.
7. Nilai kemampuan klien untuk menelan obat
sebelum memberikan obat – obat per oral
8. Pergunakan teknik aseptik sewaktu
memberikan obat.
9. Teknik steril dibutuhkan dalam rute
parenteral .
10. Berikan obat- obat pada tempat yang
sesuai .
11. Tetaplah bersama klien sampai obat oral
telah ditelan.
1. Hak Klien Mengetahui Alasan Pemberian
Obat
Hak ini adalah prinsip dari memberikan
persetujuan setelah mendapatkan
informasi (Informed concent), yang
berdasarkan pengetahuan individu yang
diperlukan untuk membuat suatu keputusan.
Hak-Hak Klien dalam
Pemberian Obat
2. Hak Klien untuk Menolak Pengobatan
• Klien dapat menolak untuk pemberian suatu
pengobatan. Adalah tanggung jawab perawat
untuk menentukan, jika memungkinkan,
alasan penolakan dan mengambil langkah-
langkah yang perlu untuk mengusahakan agar
klien mau menerima pengobatan.
• Jika suatu pengobatan ditolak, penolakan ini
harus segera didokumentasikan. Perawat
yang bertanggung jawab, perawat primer,
atau dokter harus diberitahu
jika pembatalan pemberian obat ini dapat
membahayakan klien.
• Dengan memiliki pengetahuan yang memadai tentang
daya kerja dan efek terapeutik obat, perawat harus
mampu melakukan observasi untuk mengevaluasi efek
obat dan harus melakukan upaya untuk meningkatkan
keefektifitasan obat.
• Ada berbagai pendekatan yang dapat dipakai dalam
mengevaluasi keefektifitasan obat yang diberikan
kepada pasien. Namun, laporan langsung yang
disampaikan oleh pasien dapat digunakan pada
berbagai keadaan. Sehingga, perawat penting untuk
bertanya langsung kepada pasien tentang
keefektifitasan obat yang diberikan.
Peran Perawat Dalam Mendukung
Keefektifitasan Obat
• Perawat mempunyai peran yang penting dalam mengobservasi
pasien terhadap kemungkinan terjadinya efek samping obat
untuk melakukan hal ini, perawat harus mengetahui obat yang
diberikan pada pasien serta kemungkinan efek samping yang
dapat terjadi.
• Perawat harus memberitahu pasien yang memakai atau minum
obat di rumah mengenai tanda-tanda atau gejala efek
samping obat yang harus dilaporkan pada dokter atau
perawat.
• Setiap pasien mempunyai ketahanan yang berbeda terhadap
obat. Beberapa pasien dapat mengalami alergi terhadap obat-
obat tertentu. Perawat mempunyai peran penting untuk
mencegah terjadinya alergi pada pasien akibat pemberian
obat. Data tentang alergi harus diperoleh sewaktu perawat
melakukan pengumpulan data riwayat kesehatan.
Peran Perawat Dalam Mengobservasi
Efek Samping Dan Alergi Obat
• Peran Perawat dalam Dalam menyimpan obat harus
diperhatikan tiga faktor utama, yaitu :
• Suhu, adalah faktor terpenting, karena pada umumnya obat
itu bersifat termolabil (rusak atau berubah karena panas),
untuk itu perhatikan cara penyimpanan masing-masing obat
yang berbeda-beda. Misalnya insulin, supositoria disimpan
di tempat sejuk < 15°C (tapi tidak boleh beku), vaksin tifoid
antara 2 - 10°C, vaksin cacar air harus < 5°C.
• Posisi, pada tempat yang terang, letak setinggi mata, bukan
tempat umum dan terkunci.
• Kedaluwarsa, dapat dihindari dengan cara rotasi stok,
dimana obat baru diletakkan dibelakang, yang lama diambil
duluan. Perhatikan perubahan warna (dari bening menjadi
keruh) pada tablet menjadi basah atau bentuknya rusak.
Peran Perawat Dalam Menyimpan,
Menyiapkan, dan Pencatatan

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Konsep dasar-kep.-maternitas
Konsep dasar-kep.-maternitasKonsep dasar-kep.-maternitas
Konsep dasar-kep.-maternitasDoraSinurat
 
Penghitungan Dosis Obat
Penghitungan Dosis ObatPenghitungan Dosis Obat
Penghitungan Dosis Obatpjj_kemenkes
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutanPrinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutanKampus-Sakinah
 
Teknik pemberian obat Oral Sublingual Parenteral Inhalasi
Teknik pemberian obat Oral Sublingual Parenteral InhalasiTeknik pemberian obat Oral Sublingual Parenteral Inhalasi
Teknik pemberian obat Oral Sublingual Parenteral Inhalasiaulia rahmah
 
Perawatan paliatif
Perawatan paliatif Perawatan paliatif
Perawatan paliatif Agus Prayogi
 
Aspek legal pendokumentasian Keperawatan
Aspek legal pendokumentasian KeperawatanAspek legal pendokumentasian Keperawatan
Aspek legal pendokumentasian KeperawatanAmalia Senja
 
Prosedur Melepaskan Infus
Prosedur Melepaskan InfusProsedur Melepaskan Infus
Prosedur Melepaskan Infuspjj_kemenkes
 
prinsip dan teknik pemberian obat oral, sublingual, ic, sc dan im
prinsip dan teknik pemberian obat oral, sublingual, ic, sc dan imprinsip dan teknik pemberian obat oral, sublingual, ic, sc dan im
prinsip dan teknik pemberian obat oral, sublingual, ic, sc dan im4nakmans4
 
Makalah patient safety
Makalah patient safetyMakalah patient safety
Makalah patient safetyVicky Thio
 
Model konsep-dan-teori-keperawatan
Model konsep-dan-teori-keperawatanModel konsep-dan-teori-keperawatan
Model konsep-dan-teori-keperawatanadeputra93
 
Implikasi proses keperawatan dalam farmakologi (I)
Implikasi proses keperawatan dalam farmakologi (I)Implikasi proses keperawatan dalam farmakologi (I)
Implikasi proses keperawatan dalam farmakologi (I)Shelfi Steiv
 
Sistem Kesehatan Nasional
Sistem Kesehatan NasionalSistem Kesehatan Nasional
Sistem Kesehatan NasionalCandra Wiguna
 
Perencanaan Keperawatan
Perencanaan KeperawatanPerencanaan Keperawatan
Perencanaan KeperawatanUwes Chaeruman
 

La actualidad más candente (20)

Konsep dasar-kep.-maternitas
Konsep dasar-kep.-maternitasKonsep dasar-kep.-maternitas
Konsep dasar-kep.-maternitas
 
Penghitungan Dosis Obat
Penghitungan Dosis ObatPenghitungan Dosis Obat
Penghitungan Dosis Obat
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutanPrinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
 
Teknik pemberian obat Oral Sublingual Parenteral Inhalasi
Teknik pemberian obat Oral Sublingual Parenteral InhalasiTeknik pemberian obat Oral Sublingual Parenteral Inhalasi
Teknik pemberian obat Oral Sublingual Parenteral Inhalasi
 
sistem perkemihan
sistem perkemihansistem perkemihan
sistem perkemihan
 
141050362 kasus-pelanggaran-etika-keperawatan(1)
141050362 kasus-pelanggaran-etika-keperawatan(1)141050362 kasus-pelanggaran-etika-keperawatan(1)
141050362 kasus-pelanggaran-etika-keperawatan(1)
 
Perawatan paliatif
Perawatan paliatif Perawatan paliatif
Perawatan paliatif
 
Aspek legal pendokumentasian Keperawatan
Aspek legal pendokumentasian KeperawatanAspek legal pendokumentasian Keperawatan
Aspek legal pendokumentasian Keperawatan
 
Materi buku panduan komunikasi terapeutik
Materi buku panduan komunikasi terapeutikMateri buku panduan komunikasi terapeutik
Materi buku panduan komunikasi terapeutik
 
Prosedur Melepaskan Infus
Prosedur Melepaskan InfusProsedur Melepaskan Infus
Prosedur Melepaskan Infus
 
prinsip dan teknik pemberian obat oral, sublingual, ic, sc dan im
prinsip dan teknik pemberian obat oral, sublingual, ic, sc dan imprinsip dan teknik pemberian obat oral, sublingual, ic, sc dan im
prinsip dan teknik pemberian obat oral, sublingual, ic, sc dan im
 
Konsep dan-perspektif-kmb
Konsep dan-perspektif-kmbKonsep dan-perspektif-kmb
Konsep dan-perspektif-kmb
 
Makalah patient safety
Makalah patient safetyMakalah patient safety
Makalah patient safety
 
Sistem Perkemihan
Sistem PerkemihanSistem Perkemihan
Sistem Perkemihan
 
Komunikasi pada bayi
Komunikasi pada bayiKomunikasi pada bayi
Komunikasi pada bayi
 
Model konsep-dan-teori-keperawatan
Model konsep-dan-teori-keperawatanModel konsep-dan-teori-keperawatan
Model konsep-dan-teori-keperawatan
 
Implikasi proses keperawatan dalam farmakologi (I)
Implikasi proses keperawatan dalam farmakologi (I)Implikasi proses keperawatan dalam farmakologi (I)
Implikasi proses keperawatan dalam farmakologi (I)
 
Sistem Kesehatan Nasional
Sistem Kesehatan NasionalSistem Kesehatan Nasional
Sistem Kesehatan Nasional
 
Perencanaan Keperawatan
Perencanaan KeperawatanPerencanaan Keperawatan
Perencanaan Keperawatan
 
5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga
 

Destacado

Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian ObatPrinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obatpjj_kemenkes
 
pemberian obat dalam keperawatan
pemberian obat dalam keperawatanpemberian obat dalam keperawatan
pemberian obat dalam keperawatanindah puspa pratiwi
 
Prinsip dan Peran Perawat Dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat Dalam Pemberian ObatPrinsip dan Peran Perawat Dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat Dalam Pemberian Obatpjj_kemenkes
 
Bahan Ajar Farmakologi Keperawatan
Bahan Ajar Farmakologi  Keperawatan Bahan Ajar Farmakologi  Keperawatan
Bahan Ajar Farmakologi Keperawatan Sainal Edi Kamal
 
perhitungan dosis obat
perhitungan dosis obatperhitungan dosis obat
perhitungan dosis obat4nakmans4
 
Peran, Fungsi dan tugas Perawat,
Peran, Fungsi dan tugas Perawat,Peran, Fungsi dan tugas Perawat,
Peran, Fungsi dan tugas Perawat,pjj_kemenkes
 
Konsep Dasar Pemberian Obat (KDK II)
Konsep Dasar Pemberian Obat (KDK II)Konsep Dasar Pemberian Obat (KDK II)
Konsep Dasar Pemberian Obat (KDK II)Nurul Wulandari
 
Prosedur pemberian obat
Prosedur pemberian obatProsedur pemberian obat
Prosedur pemberian obatW Theresia
 
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBATPENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBATSurya Amal
 
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping ObatJenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obatpjj_kemenkes
 
Peran perawat bagi pasien (belajar dari lilin)
Peran perawat bagi pasien (belajar dari lilin)Peran perawat bagi pasien (belajar dari lilin)
Peran perawat bagi pasien (belajar dari lilin)materi-x2
 
Peran Perawat Dalam Pengobatan klik
Peran Perawat Dalam Pengobatan klikPeran Perawat Dalam Pengobatan klik
Peran Perawat Dalam Pengobatan klikUti Tia
 
Peran perawat pada anak Asma
Peran perawat pada anak AsmaPeran perawat pada anak Asma
Peran perawat pada anak AsmaSulistia Rini
 
Keperawatan sebagai profesi dan proses profesional
Keperawatan sebagai profesi dan proses profesionalKeperawatan sebagai profesi dan proses profesional
Keperawatan sebagai profesi dan proses profesionalocto zulkarnain
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat
Prinsip dan tehnik pemberian obatPrinsip dan tehnik pemberian obat
Prinsip dan tehnik pemberian obatSTIKES GRAHA MEDIKA
 
Peran Fungsi dan tugas Perawat
Peran Fungsi dan tugas PerawatPeran Fungsi dan tugas Perawat
Peran Fungsi dan tugas PerawatUwes Chaeruman
 

Destacado (20)

Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian ObatPrinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
 
pemberian obat dalam keperawatan
pemberian obat dalam keperawatanpemberian obat dalam keperawatan
pemberian obat dalam keperawatan
 
Peran perawat dalam pemberian obat
Peran perawat dalam pemberian obatPeran perawat dalam pemberian obat
Peran perawat dalam pemberian obat
 
Prinsip dan Peran Perawat Dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat Dalam Pemberian ObatPrinsip dan Peran Perawat Dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat Dalam Pemberian Obat
 
Bahan Ajar Farmakologi Keperawatan
Bahan Ajar Farmakologi  Keperawatan Bahan Ajar Farmakologi  Keperawatan
Bahan Ajar Farmakologi Keperawatan
 
perhitungan dosis obat
perhitungan dosis obatperhitungan dosis obat
perhitungan dosis obat
 
Peran, Fungsi dan tugas Perawat,
Peran, Fungsi dan tugas Perawat,Peran, Fungsi dan tugas Perawat,
Peran, Fungsi dan tugas Perawat,
 
Konsep Dasar Pemberian Obat (KDK II)
Konsep Dasar Pemberian Obat (KDK II)Konsep Dasar Pemberian Obat (KDK II)
Konsep Dasar Pemberian Obat (KDK II)
 
Prosedur pemberian obat
Prosedur pemberian obatProsedur pemberian obat
Prosedur pemberian obat
 
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBATPENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
 
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping ObatJenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
 
Kb 3
Kb 3Kb 3
Kb 3
 
Peran perawat bagi pasien (belajar dari lilin)
Peran perawat bagi pasien (belajar dari lilin)Peran perawat bagi pasien (belajar dari lilin)
Peran perawat bagi pasien (belajar dari lilin)
 
Peran Perawat Dalam Pengobatan klik
Peran Perawat Dalam Pengobatan klikPeran Perawat Dalam Pengobatan klik
Peran Perawat Dalam Pengobatan klik
 
Peran perawat pada anak Asma
Peran perawat pada anak AsmaPeran perawat pada anak Asma
Peran perawat pada anak Asma
 
Infeksi nosokomial UHAMKA
Infeksi nosokomial UHAMKAInfeksi nosokomial UHAMKA
Infeksi nosokomial UHAMKA
 
Keperawatan sebagai profesi dan proses profesional
Keperawatan sebagai profesi dan proses profesionalKeperawatan sebagai profesi dan proses profesional
Keperawatan sebagai profesi dan proses profesional
 
Nosokomial
NosokomialNosokomial
Nosokomial
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat
Prinsip dan tehnik pemberian obatPrinsip dan tehnik pemberian obat
Prinsip dan tehnik pemberian obat
 
Peran Fungsi dan tugas Perawat
Peran Fungsi dan tugas PerawatPeran Fungsi dan tugas Perawat
Peran Fungsi dan tugas Perawat
 

Similar a PERAN PERAWAT

Keselamatan Pemakaian Obat.ppt
Keselamatan Pemakaian Obat.pptKeselamatan Pemakaian Obat.ppt
Keselamatan Pemakaian Obat.pptMeliAnti5
 
Indikasi obat dan kontra indikasi di dalam pemberian
Indikasi obat dan kontra indikasi di dalam pemberianIndikasi obat dan kontra indikasi di dalam pemberian
Indikasi obat dan kontra indikasi di dalam pemberianhaslinahaslina3
 
4._Rute_Pemberian_Obat.pptx.......................
4._Rute_Pemberian_Obat.pptx.......................4._Rute_Pemberian_Obat.pptx.......................
4._Rute_Pemberian_Obat.pptx.......................ssuser72b568
 
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian ObatPrinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obatpjj_kemenkes
 
Cara pemberian obat yang benar
Cara pemberian obat yang benarCara pemberian obat yang benar
Cara pemberian obat yang benarmateri-x2
 
Pemberian ubat melelui mulut
Pemberian ubat melelui mulutPemberian ubat melelui mulut
Pemberian ubat melelui muluthkdt
 

Similar a PERAN PERAWAT (20)

Keselamatan Pemakaian Obat.ppt
Keselamatan Pemakaian Obat.pptKeselamatan Pemakaian Obat.ppt
Keselamatan Pemakaian Obat.ppt
 
Indikasi obat dan kontra indikasi di dalam pemberian
Indikasi obat dan kontra indikasi di dalam pemberianIndikasi obat dan kontra indikasi di dalam pemberian
Indikasi obat dan kontra indikasi di dalam pemberian
 
4._Rute_Pemberian_Obat.pptx.......................
4._Rute_Pemberian_Obat.pptx.......................4._Rute_Pemberian_Obat.pptx.......................
4._Rute_Pemberian_Obat.pptx.......................
 
Kb 3
Kb 3Kb 3
Kb 3
 
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian ObatPrinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
 
Cara pemberian obat yang benar
Cara pemberian obat yang benarCara pemberian obat yang benar
Cara pemberian obat yang benar
 
Sentralisasi obat
Sentralisasi obatSentralisasi obat
Sentralisasi obat
 
138657564 cara-pemberian-obat
138657564 cara-pemberian-obat138657564 cara-pemberian-obat
138657564 cara-pemberian-obat
 
138657564 cara-pemberian-obat
138657564 cara-pemberian-obat138657564 cara-pemberian-obat
138657564 cara-pemberian-obat
 
138657564 cara-pemberian-obat
138657564 cara-pemberian-obat138657564 cara-pemberian-obat
138657564 cara-pemberian-obat
 
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
 
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
 
SPO Obat Oral.pptx
SPO Obat Oral.pptxSPO Obat Oral.pptx
SPO Obat Oral.pptx
 
Pemberian ubat melelui mulut
Pemberian ubat melelui mulutPemberian ubat melelui mulut
Pemberian ubat melelui mulut
 
Sentralisasi obat
Sentralisasi obatSentralisasi obat
Sentralisasi obat
 
Pemberian obat
Pemberian obatPemberian obat
Pemberian obat
 
Pemberian obat
Pemberian obatPemberian obat
Pemberian obat
 
Pemberian obat
Pemberian obatPemberian obat
Pemberian obat
 
Pemberian obat
Pemberian obatPemberian obat
Pemberian obat
 
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
 

Más de Cahya

Database kesehataan per kabupaten pada tahun 2012 mengenai gizi buruk
Database kesehataan per kabupaten pada tahun 2012 mengenai gizi burukDatabase kesehataan per kabupaten pada tahun 2012 mengenai gizi buruk
Database kesehataan per kabupaten pada tahun 2012 mengenai gizi burukCahya
 
Thermofisika keperawatan
Thermofisika keperawatanThermofisika keperawatan
Thermofisika keperawatanCahya
 
Biooptik
BiooptikBiooptik
BiooptikCahya
 
Terapi panas
Terapi panasTerapi panas
Terapi panasCahya
 
Siklus tidur
Siklus tidurSiklus tidur
Siklus tidurCahya
 
Remaja dan HIV AIDS
Remaja dan HIV AIDSRemaja dan HIV AIDS
Remaja dan HIV AIDSCahya
 
Kebutuhan seksualitas
Kebutuhan seksualitasKebutuhan seksualitas
Kebutuhan seksualitasCahya
 
Penyimpangan seksual
Penyimpangan seksualPenyimpangan seksual
Penyimpangan seksualCahya
 
Siklus sirkardian
Siklus sirkardianSiklus sirkardian
Siklus sirkardianCahya
 
Kebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyamanKebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyamanCahya
 
Kebutuhan aktivitas
Kebutuhan aktivitasKebutuhan aktivitas
Kebutuhan aktivitasCahya
 
Aspek seksualitas dalam keperawatan
Aspek seksualitas dalam keperawatanAspek seksualitas dalam keperawatan
Aspek seksualitas dalam keperawatanCahya
 
ANFIS sistem reproduksi
ANFIS sistem reproduksiANFIS sistem reproduksi
ANFIS sistem reproduksiCahya
 
Trend issue pengobatan
Trend issue pengobatanTrend issue pengobatan
Trend issue pengobatanCahya
 
Farmakologi
FarmakologiFarmakologi
FarmakologiCahya
 
Nutrisi pada gangguan sistem pencernaan makanan
Nutrisi pada gangguan sistem pencernaan makananNutrisi pada gangguan sistem pencernaan makanan
Nutrisi pada gangguan sistem pencernaan makananCahya
 
Nutrisi pada gangguan sistem kardiovaskuler
Nutrisi pada gangguan sistem kardiovaskulerNutrisi pada gangguan sistem kardiovaskuler
Nutrisi pada gangguan sistem kardiovaskulerCahya
 
Konsep dasar ilmu gizi
Konsep dasar ilmu giziKonsep dasar ilmu gizi
Konsep dasar ilmu giziCahya
 
Jenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makananJenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makananCahya
 
Diit pada kanker
Diit pada kankerDiit pada kanker
Diit pada kankerCahya
 

Más de Cahya (20)

Database kesehataan per kabupaten pada tahun 2012 mengenai gizi buruk
Database kesehataan per kabupaten pada tahun 2012 mengenai gizi burukDatabase kesehataan per kabupaten pada tahun 2012 mengenai gizi buruk
Database kesehataan per kabupaten pada tahun 2012 mengenai gizi buruk
 
Thermofisika keperawatan
Thermofisika keperawatanThermofisika keperawatan
Thermofisika keperawatan
 
Biooptik
BiooptikBiooptik
Biooptik
 
Terapi panas
Terapi panasTerapi panas
Terapi panas
 
Siklus tidur
Siklus tidurSiklus tidur
Siklus tidur
 
Remaja dan HIV AIDS
Remaja dan HIV AIDSRemaja dan HIV AIDS
Remaja dan HIV AIDS
 
Kebutuhan seksualitas
Kebutuhan seksualitasKebutuhan seksualitas
Kebutuhan seksualitas
 
Penyimpangan seksual
Penyimpangan seksualPenyimpangan seksual
Penyimpangan seksual
 
Siklus sirkardian
Siklus sirkardianSiklus sirkardian
Siklus sirkardian
 
Kebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyamanKebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyaman
 
Kebutuhan aktivitas
Kebutuhan aktivitasKebutuhan aktivitas
Kebutuhan aktivitas
 
Aspek seksualitas dalam keperawatan
Aspek seksualitas dalam keperawatanAspek seksualitas dalam keperawatan
Aspek seksualitas dalam keperawatan
 
ANFIS sistem reproduksi
ANFIS sistem reproduksiANFIS sistem reproduksi
ANFIS sistem reproduksi
 
Trend issue pengobatan
Trend issue pengobatanTrend issue pengobatan
Trend issue pengobatan
 
Farmakologi
FarmakologiFarmakologi
Farmakologi
 
Nutrisi pada gangguan sistem pencernaan makanan
Nutrisi pada gangguan sistem pencernaan makananNutrisi pada gangguan sistem pencernaan makanan
Nutrisi pada gangguan sistem pencernaan makanan
 
Nutrisi pada gangguan sistem kardiovaskuler
Nutrisi pada gangguan sistem kardiovaskulerNutrisi pada gangguan sistem kardiovaskuler
Nutrisi pada gangguan sistem kardiovaskuler
 
Konsep dasar ilmu gizi
Konsep dasar ilmu giziKonsep dasar ilmu gizi
Konsep dasar ilmu gizi
 
Jenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makananJenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makanan
 
Diit pada kanker
Diit pada kankerDiit pada kanker
Diit pada kanker
 

PERAN PERAWAT

  • 2. Perawat harus terampil dan tepat saat memberikan obat, tidak sekedar memberikan pil untuk diminum (oral) atau injeksi obat melalui pembuluh darah (parenteral), namun juga mengobservasi respon klien terhadap pemberian obat tersebut. PENDAHULUAN
  • 3. • Pengetahuan tentang manfaat dan efek samping obat sangat penting dimiliki oleh perawat. • Perawat memiliki peran yang utama dalam meningkatkan dan mempertahankan kesehatan klien dengan mendorong klien untuk lebih proaktif jika membutuhkan pengobatan.
  • 4. • Perawat berusaha membantu klien dalam membangun pengertian yang benar dan jelas tentang pengobatan mengkonsultasikan setiap obat yang dipesankan. • Turut serta bertanggungjawab dalam pengambilan keputusan tentang pengobatan bersama dengan tenaga kesehatan lain
  • 5. • Perawat bertanggung jawab dalam pemberian obat – obatan yang aman. Sekali obat telah diberikan, perawat bertanggung jawab pada efek obat yang diduga bakal terjadi
  • 6. 1. Benar Klien  Selalu dipastikan dengan memeriksa identitas pasien dengan memeriksa gelang identifikasi dan meminta menyebutkan namanya sendiri.  Klien berhak untuk mengetahui alasan obat  Klien berhak untuk menolak penggunaan sebuah obat  Membedakan klien dengan dua nama yang sama Prinsip 12 Benar Dalam Pemberian Obat
  • 7. 2. Benar Obat  Klien dapat menerima obat yang telah diresepkan  Perawat bertanggung jawab untuk mengikuti perintah yang tepat  Perawat harus menghindari kesalahan, yaitu dengan membaca label obat minimal tiga kali: 1. Pada saat melihat botol atau kemasan obat 2. Sebelum menuang atau menghisap obat 3. Setelah menuang atau mengisap obat  Memeriksa apakah perintah pengobatan lengkap dan sah  Mengetahui alasan mengapa klien menerima obat tersebut  Memberikan obat-obatan tanda: nama obat, tanggal kadaluarsa
  • 8. 3.Benar Dosis Obat  Dosis yang diberikan klien sesuai dengan kondisi klien.  Dosis yang diberikan dalam batas yang direkomendasikan untuk obat yang bersangkutan.  Perawat harus teliti dalam menghitung secara akurat jumlah dosis yang akan diberikan, dengan mempertimbangkan hal- hal sebagai berikut: tersedianya obat dan dosis obat yang diresepkan atau diminta, pertimbangan berat badan klien (mg/KgBB/hari), jika ragu-ragu dosisi obat harus dihitung kembali dan diperiksa oleh perawat lain.  Melihat batas yang direkomendasikan bagi dosis obat tertentu.
  • 9. 4. Benar Waktu Pemberian  Pemberian obat harus sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.  Dosis obat harian diberikan pada waktu tertentu dalam sehari. Misalnya seperti dua kali sehari, tiga kali sehat, empat kali sehari dan 6 kali sehari sehingga kadar obat dalam plasma tubuh dapat dipertimbangkan.  Pemberian obat harus sesuai dengan waktu paruh obat.  Obat yang mempunyai waktu paruh panjang diberikan sekali sehari, dan untuk obat yang memiliki waktu paruh pendek diberikan beberapa kali sehari pada selang waktu tertentu.
  • 10.  Pemberian obat juga memperhatikan diberikan sebelum atau sesudah makan atau bersama makanan  Memberikan obat obat-obat seperti kalium dan aspirin yang dapat mengiritasi mukosa lambung bersama-sama dengan makanan.  Menjadi tanggung jawab perawat untuk memeriksa apakah klien telah dijadwalkan untuk memeriksa diagnostik, seperti tes darah puasa yang merupakan kontraindikasi pemeriksaan obat.
  • 11. 5.Benar Cara Pemberian (rute)  Memperhatikan proses absorbsi obat dalam tubuh harus tepat dan memadai.  Memperhatikan kemampuan klien dalam menelan sebelum memberikan obat-obat peroral.  Menggunakan teknik aseptik sewaktu memberikan obat melalui rute parenteral  Memberikan obat pada tempat yang sesuai dan tetap bersama dengan klien sampai obat oral telah ditelan.  Rute yang lebih sering dari absorpsi adalah : 1. Oral. 2. Parenteral 3. Topilak 4. Rektal 5. Inhalasi
  • 12. 1. Oral Rute pemberian yang paling umum dan paling banyak dipakai, karena ekonomis, paling nyaman dan aman. Obat dapat juga diabsorpsi melalui rongga mulut (sublingual atau bukal) seperti tablet ISDN. 2. Parenteral Berasal dari bahasa Yunani, para berarti disamping, enteron berarti usus, jadi parenteral berarti diluar usus, atau tidak melalui saluran cerna, yaitu melalui vena (perset / perinfus). 3. Topikal Pemberian obat melalui kulit atau membran mukosa. Misalnya salep, losion, krim, spray, tetes mata. Penjelasan rute obat….
  • 13. 4. Rektal Obat dapat diberi melalui rute rektal berupa enema atau supositoria yang akan mencair pada suhu badan. Pemberian rektal dilakukan untuk memperoleh efek lokal seperti konstipasi (dulkolax supp), hemoroid (anusol), pasien yang tidak sadar / kejang (stesolid supp). 5. Inhalasi Pemberian obat melalui saluran pernafasan. Saluran nafas memiliki epitel untuk absorpsi yang sangat luas, dengan demikian berguna untuk pemberian obat secara lokal pada salurannya, misalnya salbotamol (ventolin), combivent, berotek untuk asma, atau dalam keadaan darurat misalnya terapi oksigen.
  • 14. 6. Benar Dokumentasikan • Pemberian obat sesuai dengan standar prosedur yang berlaku di rumah sakit, selalu mencatat informasi yang sesuai mengenai obat yang telah diberikan serta respon klien terhadap pengobatan. • Setelah obat itu diberikan, harus didokumentasikan, dosis, rute, waktu dan oleh siapa obat itu diberikan. Bila pasien menolak meminum obatnya, atau obat itu tidak dapat diminum, harus dicatat
  • 15. 7. Benar Pendidikan Kesehatan Perihal Medikasi Klien • Perawat mempunyai tanggungjawab dalam melakukan pendidikan kesehatan pada pasien, keluarga dan masyarakat luas terutama yang berkaitan dengan obat • Seperti manfaat obat secara umum, penggunaan obat yang baik dan benar, alasan terapi obat, hasil yang diharapkan setelah pemberian obat, efek samping dan reaksi yang merugikan dari obat, interaksi obat dengan obat dan obat dengan makanan, perubahan yang diperlukan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari selama sakit.
  • 16. 8. Hak Klien Untuk Menolak Klien berhak untuk menolak dalam pemberian obat. Perawat harus memberikan Inform consent dalam pemberian obat. 9. Benar pengkajian TTV Tanda-tanda vital diperiksa sebelum pemberian obat. 10. Benar Evaluasi Perawat selalu melihat atau memantau efek kerja dari obat setelah pemberiannya.
  • 17. 11.Benar Reaksi Terhadap Makanan Obat memiliki efektivitas jika diberikan pada waktu yang tepat. Jika obat itu harus diminum sebelum makan untuk memperoleh kadar yang diperlukan harus diberi satu jam sebelum makan misalnya tetrasiklin, dan sebaiknya ada obat yang harus diminum setelah makan misalnya indometasin. 12.Benar Reaksi Dengan Obat Lain Pada penggunaan obat seperti chloramphenicol diberikan dengan omeprazol penggunaan pada penyakit kronis.
  • 18. 1. Berikan obat pada saat yang khusus. Obat-obat dapat diberikan ½ jam sebelum atau sesudah waktu yang tertulis dalam resep. 2. Berikan obat-obat yang terpengaruh oleh makanan seperti captopril, sebelum makan 3. Berikan obat-obat, seperti kalium dan aspirin, yang dapat mengiritasi perut ( mukosa lambung ) bersama-sama dengan makanan. 4. Tanggung jawab perawat untuk memeriksa apakah klien telah dijadwalkan untuk pemeriksaan diagnostik, seperti endoskopi, tes darah puasa, yang merupakan kontraindikasi pemberian obat. 5. Periksa tanggal kadaluarsa. Jika telah melewati tanggalnya, buang atau kembalikan ke apotik (tergantung peraturan ). Implikasi Pengobatan Dalam Keperawatan
  • 19. 6. Antibiotika harus diberikan dalam selang waktu yang sama sepanjang 24 jam ( misalnya setiap 8 jam bila di resep tertulis) untuk menjaga kadar darah terapeutik. 7. Nilai kemampuan klien untuk menelan obat sebelum memberikan obat – obat per oral 8. Pergunakan teknik aseptik sewaktu memberikan obat. 9. Teknik steril dibutuhkan dalam rute parenteral . 10. Berikan obat- obat pada tempat yang sesuai . 11. Tetaplah bersama klien sampai obat oral telah ditelan.
  • 20. 1. Hak Klien Mengetahui Alasan Pemberian Obat Hak ini adalah prinsip dari memberikan persetujuan setelah mendapatkan informasi (Informed concent), yang berdasarkan pengetahuan individu yang diperlukan untuk membuat suatu keputusan. Hak-Hak Klien dalam Pemberian Obat
  • 21. 2. Hak Klien untuk Menolak Pengobatan • Klien dapat menolak untuk pemberian suatu pengobatan. Adalah tanggung jawab perawat untuk menentukan, jika memungkinkan, alasan penolakan dan mengambil langkah- langkah yang perlu untuk mengusahakan agar klien mau menerima pengobatan. • Jika suatu pengobatan ditolak, penolakan ini harus segera didokumentasikan. Perawat yang bertanggung jawab, perawat primer, atau dokter harus diberitahu jika pembatalan pemberian obat ini dapat membahayakan klien.
  • 22. • Dengan memiliki pengetahuan yang memadai tentang daya kerja dan efek terapeutik obat, perawat harus mampu melakukan observasi untuk mengevaluasi efek obat dan harus melakukan upaya untuk meningkatkan keefektifitasan obat. • Ada berbagai pendekatan yang dapat dipakai dalam mengevaluasi keefektifitasan obat yang diberikan kepada pasien. Namun, laporan langsung yang disampaikan oleh pasien dapat digunakan pada berbagai keadaan. Sehingga, perawat penting untuk bertanya langsung kepada pasien tentang keefektifitasan obat yang diberikan. Peran Perawat Dalam Mendukung Keefektifitasan Obat
  • 23. • Perawat mempunyai peran yang penting dalam mengobservasi pasien terhadap kemungkinan terjadinya efek samping obat untuk melakukan hal ini, perawat harus mengetahui obat yang diberikan pada pasien serta kemungkinan efek samping yang dapat terjadi. • Perawat harus memberitahu pasien yang memakai atau minum obat di rumah mengenai tanda-tanda atau gejala efek samping obat yang harus dilaporkan pada dokter atau perawat. • Setiap pasien mempunyai ketahanan yang berbeda terhadap obat. Beberapa pasien dapat mengalami alergi terhadap obat- obat tertentu. Perawat mempunyai peran penting untuk mencegah terjadinya alergi pada pasien akibat pemberian obat. Data tentang alergi harus diperoleh sewaktu perawat melakukan pengumpulan data riwayat kesehatan. Peran Perawat Dalam Mengobservasi Efek Samping Dan Alergi Obat
  • 24. • Peran Perawat dalam Dalam menyimpan obat harus diperhatikan tiga faktor utama, yaitu : • Suhu, adalah faktor terpenting, karena pada umumnya obat itu bersifat termolabil (rusak atau berubah karena panas), untuk itu perhatikan cara penyimpanan masing-masing obat yang berbeda-beda. Misalnya insulin, supositoria disimpan di tempat sejuk < 15°C (tapi tidak boleh beku), vaksin tifoid antara 2 - 10°C, vaksin cacar air harus < 5°C. • Posisi, pada tempat yang terang, letak setinggi mata, bukan tempat umum dan terkunci. • Kedaluwarsa, dapat dihindari dengan cara rotasi stok, dimana obat baru diletakkan dibelakang, yang lama diambil duluan. Perhatikan perubahan warna (dari bening menjadi keruh) pada tablet menjadi basah atau bentuknya rusak. Peran Perawat Dalam Menyimpan, Menyiapkan, dan Pencatatan