SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
Modul 5 Kualitas Alat
Ukur (instrumen)
Disusun Oleh :
◉ Ice Eriani Siagian NIM : 856092469
◉ Rija Pahlepi NIM : 856093819
◉ Arisdawati Damanik NIM : 856091539
1
Kegiatan belajar 1
Validitas dan Reliabilitas hasil pengukuran
I. Validitas Dan Reliabilitas Hasil Pengukuran
A. Apakah Validitas itu?
Validitas atau alat ukur yang baik adalah alat ukur yang dapat dengan tepat mengukur
apa yang ingin anda ukur. Validitas adalah tingkat sejauh mana suatu alat ukur atau
metode penelitian benar-benar mengukur atau memeriksa apa yang seharusnya diukur
atau diperiksa. Validitas merupakan salah satu aspek penting dalam penelitian ilmiah
dan pengukuran yang memastikan bahwa data yang diperoleh atau kesimpulan yang
diambil adalah akurat dan dapat diandalkan.
2
3
Pada pengertia Validitas nengacu pada ketetapan interpretasi yang
dibuat dari hasil pengukuran atau evaluasi (Gronlund dan Linn, 1990).
Secara umum validitas ada tiga jenis.
1. Validitas isi (content validity)
2. Validitas konstrak (construct validity)
3. Validitas yang dikaitkan dengan kriteria tertentu (criterion related
validity)
B. Apakah Reliabilitas Itu?
Jika pengertian validitas mengacu pada ketetapan hasilpengukuran
maka pengertian reliabilitas mengacu pada ketetapan hasil yang
diperoleh dari suatu pengukuran (Gronlund dan Linn,1990).
Ada tiga konsep dalam reliabilitas yaitu:
1. Konsep reliabilitas dalam arti stabilitas tes.
2. Konsep reliabilitas dalam arti equivalent tes.
3. Konsep reliabilitas dalam arti konsistensi internal.
4
C. Bagaimana hubungan antara validitas dan reliabilitas?
Ketetapan hasil pengukuran (reliabilitas) sangat diperlukan untuk memperoleh
alat ukur yang dapat memberikan hasil pengukuran yang tepat (valid). Walaupun
demikian alat ukur yang mempunyai reliabilitas yang tinggi belum tentu secara
otomatis mempunyai validitas yang tinggi. Karena tingginya reliabilitas yang
dihasilkan oleh suatu alat ukur jika tidak dibarengi dengan tingginya validitas
dapat memberikan informasi yang salah tentang apa yang ingin anda ukur.
D. Bagaimana Meningkatkan Reliabilitas Tes?
Reliabilitas suatu tes dapat ditingkatkan dengan menambahkan jumlah butir ke dalam tes
tersebut. Yang mungkin menjadi pertanyaan bagi anda kemudia adalah apakah setiap
penambhan butir soal akan selalu dapat menaikan reliabilitas tes? Jawabanya adalah, belum
tentu. Penambahan butir soal pada tes akan meningkatkan reliabilitas jika butir soal yang
ditambahkan adalah butir-butir soal yang homogen dengan butir soal yang ada. Yang
dimaksud dengan butir soal homogen adalah butir-butir soal mengukur hal yang sama
dengan butir soal yang sudah ada. Penambahan butir soal tidak akan menaikkan reliabilitas
tes jika butir soal yang ditambahkan tidak homogen dengan butir soal yang telah ada.
Kegiatan Belajar 2
ANALISIS DAN PERBAIKAN INSTRUMEN
5
A. MENGAPA ANALISIS BUTIR SOAL PENTING?
Dengan menganalisis butir soal anda akan dapat memperoleh banyak
informasi yang bermanfaat baik bagi anda sebagai guru, siswa, dan
proses pembelajaran yang telah anda lakukan. Dengan menganalisis
butir soal anda akan dapat merningkatkan kualitas butir soal tersebut.
Dengan kualitas butir soal yang lebih baik, anda akan dapat mengukur
hasil belajar siswa anda dengan tepat.
Menurut Nitko ( 1983) analisis butir soal
menggambarkan suatu proses pengambilan data,
dan penggunaan informasi tentang tiap-tiap butir
soal terutama informasi tentang respon siswa
terhadap setiap butir soal.
6
Lebih lanjut dikatakan bahwa arti penting penggunaan analisis butir soal adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah butir soal yang disusun sudah berfungsi sesuai dengan apa yang
dikehendaki oleh penyususun soal.
2. Sebagai umpan balik bagi siswa untuk mengetahui kemampuan mereka dalam menguasai suatu
materi
3. Sebagai umpan balik bagi anda sendiri sebagai guru untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang
dialami siswa dalam memahami suatu materi.
4. Sebagai acuan untuk merevisi soal.
5. Untuk memperbaiki kemampuan anda dalam menulis soal.
B. KAPAN ANALISIS BUTIR SOAL DILAKUKAN?
Pada saat mengujikan suatu set soal untuk mengambil keputusan penting
tentang hasil belajar siswa maka ideal nya anda harus yakin bahwa set
soal tersebut adalah valid dan reliabel. Validitas set soal dapat diketahui
dari kisi-kisi soal sedangkan reliabilitas soal baru dapat diketahui setelah
uji coba. Nah, dalam rangka memperoleh reabilitas set soal inilah
analisis butir soal dilakukan. Dalam menganalisis butir soal ada dua
karakteristik butir soal yang perlu diperhatikan yaitu, tingkat kesukaran
dan daya beda butir-butir soal.
”
8
1. Tingkat Kesukaran Butir Soal
Tingkat kesukaran merupakan salah satu karakteristik yang dapat menunjukkan
kualitas butir soal tersebut apakah termasuk mudah, sedang atau sukar. Butir soal
dikatakan mudah jika sebagian besar siswa dapat menjawab dengan benar dan
dikatakan sukar jika sebagian besar siswa tidak dapat menjawab dengan benar. Besar
nya tingkat kesukaran butir soal, dapat dihitung dan memeperhatikan prorporsi peserta
tes yang menjawab benar terhadap setiap butir soal.
Secara sistematis tingkat kesukaran butir soal dapat di hitung dengan rumus:
p=
𝐵
𝑁
Keterangan :
p adalah indeks tingkat kesukaran butir soal
B adalah jumlah peserta tes yang menjawab benar
N adalah jumlah seluruh peserta tes
Contoh :
Jika butir soal nomor 1 yang anda ujikan dapat dijawab dengan benar oleh 10 dari 40 siswa maka
indekas tingkat kesukaran butir soal nomor 1ntersebut adalah:
p=
10
40
= 0,25
Indeks tingkat kesukaran butir soal bergerak antara 0,00 sampai dengan 1,00.
Indek kesukaran butir soal (p)= 0,00 apabila seluaruh peserta tes tidak ada yang dapat menjawab
dengan benar dan indeks tingkat kesukaran butir soal (p) = 1,00 akan tercapai apabila semua peserta
tes dapat menjawab dengan benar. Jadi butir soal yang mudah akan mempunyai p mendekati 1,00 dan
butir soal yang sukar mempunyai p mendekati 0,00.
9
2. Daya Beda (D)
Daya beda butir soal memiliki pengertian seberapa jauh butir soal tersebut dapat
membedakan kemampuan individu peserta tes. Butir soal didukung potensi daya beda yang
baik, akan mampu membedakan peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi (pandai)
dengan peserta didik yang memiliki kemampuan rendah ( kurang pandai). Daya beda butir
soal dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
D= 𝑷𝐴- 𝑷𝐵
di mana :
D = indeks daya beda butir soal
PA = proporsi kelompok atas yang menjawab benar
PB = proporsi kelompok bawah yang menjawab benar
10
11
Misalnya : Dalam menjawab butir soal nomor 2, enam dari 10 siswa yang termasuk dalam kelompok atas dapat
menjawab benar dan dua dari 10 siswa yang termasuk kelompok bawah dapat menjawab benar maka indeks daya
beda butir soal nomor 2 tersebut adalah:
D=
6
10
−
2
10
=
4
10
= 0,4
Yang dimaksud dengan siswa kelompok atas adalah kelompok siswa yang memperoleh skor tinggi sedangkan
yang dimaksudkan dengan siswa kelompok bawah adalah kelompok siswa yang memperoleh skor rendah setelah
mengerjakan satu set tes suatu mata pelajaran.
12
C. BAGAIMANA CARA MELAKUKAN ANALISIS SECARA SEDERHANA?
Dalam menganalisis butir soal, ada cara sederhana yang dapat digunakan.
Untuk melakukan analisis butir soal secara sederhana, berikut ini disajikan langkah-langkah dalam
menganalisis butir soal:
1. Hitunglah jumlah jawaban yang benar untuk seluruh siswa
2. Berdasarkan jumlah jawaban yang benar dari seluruh siswa tersebut susunlah skor siswa mulai dari skor
tertinggi ke skor terendah.
3. Berdasarkan urutan skor tersebut tentukan siswa yang termasuk dalam kelompok bawah. Untuk menentukan
beberapa persen siswa yang termasuk kelompok atas dan beberapa persen yang masuk kelompok bawah .
13
4. Hitunglah jumlah siswa dalam kelompok atas yang memilih tiap-tiap alternatif
jawaban yang disediakan.
5. Dengan cara yang sama hitung jumlah siswa dalam kelompok bawah yang
memilih tiap-tiap alternatif jawaban yang disediakan.
6. Hitung jumlah seluruh peserta tes ( kelompok atas, tengah, dan bawah) yang
menjawab benar.
7. Hitung tingkat kesukaran butir soal dan daya beda dengan menggunakan rumus
yang telah disediakan.
14
D. Bagaimana Menganalisis Tes Uraian?
Cara menganalisis tes uraian diberikan oleh Whitney dan
Sabers (Mehreans dan Lehmann, 1984) sebagai berikut:
Tentukan jumlah siswa yang termasuk dalam kelompok atas
(25%) dan kelompok bawah (25%)
Hitung jumlah skor kelompok atas dan jumlah skor kelompok
bawah.
Hitung tingkat kesukaran dan daya beda setiap butir soal
dengan rumus berikut:
15
D. Bagaimana Memperbaiki Butir Soal?
Ada beberapa hal yang perlu anda perhatikan dalam memperbaiki butir soal
adalah sebagai berikut:
Perhatikan tingkat kesukaran butir soal. Butir soal dianggap baik jika
mempunyai tingkat kesukaran (p) antara 0,25 sampai dengan 0,75 atau yang
mendekati angka tersebut.
Perhatikan daya beda butir soal. Butir soal dianggap baik jika kunci atau
jawaban yang dinggap benar mempunyai daya beda positif tinggi dan
pengecohnya mempunyai daya beda negatif. Jika anda menemukan butir soal
dimana kuncinnya mempunyai daya beda negatif sedangkan ada salah satu
pengecohnya mempunyai beda positif maka butir soal tersebut perlu anda
telaah kembali sebab ada kemungkinan terjadi salah kunci. Kemungkinan juga
anda akan menemukan butir soal yang mempunyai daya beda positif pada
kunci dan pada satu atau dua pengecoh. Jika anda menemukan kasus tersebut
maka perbaikannya lebih ditekkankan pada pengecoh yang mempunyai daya
beda positif.
16
F. Bagaimana Memperbaiki Non-Tes?
Prosedur memperbaiki instrument non-tes sama dengan prosedur
memperbaiki tes. Perbaikan yang dapat anda lakukan pada tahap
ini adalah dengan meminta pakar untuk mereviu atau menelaah
instrument tersebut. Setelah instrument anda ditelaah dan
diperbaiki oleh pakar, langkah berikutnya adalah uji coba ke
lapangan. Kemudian analisislah hasil uji coba tersebut dengan
menggunakan program analisis instrument yang relevan. Dengan
kemajuan teknologi computer saat ini analisis data dapat anda
lakukan dengan cepat dan akurat. Dari hasil analisis, anda akan
mudah memperoleh informasi yang jelas mengenai kualitas
instrumenmt. Penyempurnaan butir yang lemah dapat
dilaksanakan dengan mengganti butir yang lama dengan butir
yang baru atau dengan memperbaiki butir yang kurang baik
tersebut.
17
Penyebab butir soal kurang baik antara lain:
1. Penggunaan bahasa kurang komunikatif;
2. Kalimat bersifat ambiguous (dapat ditafsirkan ganda).
3. Pertanyaan atau pernyataan yang dibuat menyimpang indicator;
4. Pertanyaan atau pernyataan tidak mengukur trait (sifat) yang akan
diukur.
Sebaiknya butir yang telah diperbaiki harus diuji coba lagi sampai
anda memperoleh keyakinan bahwa instrument non-tes yang akan
anda gunakan dapat dipertanggung jawabkan kualitasnya.
18
PENUTUP
Kesimpulan
Meskipun validitas dan reliabilitas adalah konsep yang berbeda,
mereka saling terkait. Validitas merupakan prasyarat untuk
reliabilitas yang baik. Jika suatu instrumen tidak valid, tidak mungkin
dapat memberikan hasil yang konsisten dan dapat diandalkan.
Sebagai contoh, jika Anda memiliki alat pengukur tingkat kecemasan
yang tidak valid, maka hasilnya tidak akan mencerminkan
kecemasan sebenarnya dan oleh karena itu tidak dapat diandalkan.
Namun, penting untuk diingat bahwa instrumen yang valid tidak
selalu reliabel, dan instrumen yang reliabel tidak selalu valid.
Validitas dan reliabilitas adalah dua aspek yang harus
dipertimbangkan secara bersamaan ketika mengembangkan
instrumen pengukuran yang baik. Dalam penelitian ilmiah, penting
untuk memiliki instrumen yang valid dan reliabel agar data yang
dikumpulkan dapat digunakan dengan keyakinan untuk
menghasilkan temuan yang akurat dan berarti.
Terimakasih

More Related Content

Similar to PTT Kelompok 5 28 mei 2023.pptx

2.-BAHAN-TAYANG-ANABUT-OKE (4).ppt
2.-BAHAN-TAYANG-ANABUT-OKE (4).ppt2.-BAHAN-TAYANG-ANABUT-OKE (4).ppt
2.-BAHAN-TAYANG-ANABUT-OKE (4).ppt
esilraja
 
analisis-butir-soal (2).ppt
analisis-butir-soal (2).pptanalisis-butir-soal (2).ppt
analisis-butir-soal (2).ppt
esilraja
 
Makalah daya pembeda_dan_tingkat_kesukar
Makalah daya pembeda_dan_tingkat_kesukarMakalah daya pembeda_dan_tingkat_kesukar
Makalah daya pembeda_dan_tingkat_kesukar
endah kurnia
 

Similar to PTT Kelompok 5 28 mei 2023.pptx (20)

Evaluasi Belajar KB 3.pdf
Evaluasi Belajar KB 3.pdfEvaluasi Belajar KB 3.pdf
Evaluasi Belajar KB 3.pdf
 
PDGK4301-M1.pdf
PDGK4301-M1.pdfPDGK4301-M1.pdf
PDGK4301-M1.pdf
 
Pdgk4301 m1
Pdgk4301 m1Pdgk4301 m1
Pdgk4301 m1
 
Analisis Butir Soal Pilihan Ganda Matematika Wajib Kelas XII IPA
Analisis Butir Soal Pilihan Ganda Matematika Wajib Kelas XII IPAAnalisis Butir Soal Pilihan Ganda Matematika Wajib Kelas XII IPA
Analisis Butir Soal Pilihan Ganda Matematika Wajib Kelas XII IPA
 
Analisis soal secara manual
Analisis soal secara manualAnalisis soal secara manual
Analisis soal secara manual
 
Modul 5
Modul 5Modul 5
Modul 5
 
program iteman
program itemanprogram iteman
program iteman
 
Analisis butir soal
Analisis butir soalAnalisis butir soal
Analisis butir soal
 
Kelompok 6_Analisis Butir Soal Kuantitatif.pptx
Kelompok 6_Analisis Butir Soal Kuantitatif.pptxKelompok 6_Analisis Butir Soal Kuantitatif.pptx
Kelompok 6_Analisis Butir Soal Kuantitatif.pptx
 
Analisis Butir Soal Pilihan Ganda Dan Essay.pptx
Analisis Butir Soal Pilihan Ganda Dan Essay.pptxAnalisis Butir Soal Pilihan Ganda Dan Essay.pptx
Analisis Butir Soal Pilihan Ganda Dan Essay.pptx
 
Bismillah-Asesmen Kelompok 6.pptx
Bismillah-Asesmen Kelompok 6.pptxBismillah-Asesmen Kelompok 6.pptx
Bismillah-Asesmen Kelompok 6.pptx
 
kualitas alat ukur
kualitas alat ukurkualitas alat ukur
kualitas alat ukur
 
8. Analisis Butir Soal CTT.pptx
8. Analisis Butir Soal CTT.pptx8. Analisis Butir Soal CTT.pptx
8. Analisis Butir Soal CTT.pptx
 
001 makalah-evaluasi-pendidikan
001 makalah-evaluasi-pendidikan001 makalah-evaluasi-pendidikan
001 makalah-evaluasi-pendidikan
 
2.-BAHAN-TAYANG-ANABUT-OKE (4).ppt
2.-BAHAN-TAYANG-ANABUT-OKE (4).ppt2.-BAHAN-TAYANG-ANABUT-OKE (4).ppt
2.-BAHAN-TAYANG-ANABUT-OKE (4).ppt
 
analisis-butir-soal (2).ppt
analisis-butir-soal (2).pptanalisis-butir-soal (2).ppt
analisis-butir-soal (2).ppt
 
Analisis Butir Soal PG Matematika Wajib Kelas XII IPA-IPS NFBS Serang
Analisis Butir Soal PG Matematika Wajib Kelas XII IPA-IPS NFBS SerangAnalisis Butir Soal PG Matematika Wajib Kelas XII IPA-IPS NFBS Serang
Analisis Butir Soal PG Matematika Wajib Kelas XII IPA-IPS NFBS Serang
 
KELOMPOK 4 EVALUASI PEMBELAJARAN.pdf
KELOMPOK 4 EVALUASI PEMBELAJARAN.pdfKELOMPOK 4 EVALUASI PEMBELAJARAN.pdf
KELOMPOK 4 EVALUASI PEMBELAJARAN.pdf
 
Makalah daya pembeda_dan_tingkat_kesukar
Makalah daya pembeda_dan_tingkat_kesukarMakalah daya pembeda_dan_tingkat_kesukar
Makalah daya pembeda_dan_tingkat_kesukar
 
16. bab iii
16. bab iii16. bab iii
16. bab iii
 

PTT Kelompok 5 28 mei 2023.pptx

  • 1. Modul 5 Kualitas Alat Ukur (instrumen) Disusun Oleh : ◉ Ice Eriani Siagian NIM : 856092469 ◉ Rija Pahlepi NIM : 856093819 ◉ Arisdawati Damanik NIM : 856091539 1
  • 2. Kegiatan belajar 1 Validitas dan Reliabilitas hasil pengukuran I. Validitas Dan Reliabilitas Hasil Pengukuran A. Apakah Validitas itu? Validitas atau alat ukur yang baik adalah alat ukur yang dapat dengan tepat mengukur apa yang ingin anda ukur. Validitas adalah tingkat sejauh mana suatu alat ukur atau metode penelitian benar-benar mengukur atau memeriksa apa yang seharusnya diukur atau diperiksa. Validitas merupakan salah satu aspek penting dalam penelitian ilmiah dan pengukuran yang memastikan bahwa data yang diperoleh atau kesimpulan yang diambil adalah akurat dan dapat diandalkan. 2
  • 3. 3 Pada pengertia Validitas nengacu pada ketetapan interpretasi yang dibuat dari hasil pengukuran atau evaluasi (Gronlund dan Linn, 1990). Secara umum validitas ada tiga jenis. 1. Validitas isi (content validity) 2. Validitas konstrak (construct validity) 3. Validitas yang dikaitkan dengan kriteria tertentu (criterion related validity) B. Apakah Reliabilitas Itu? Jika pengertian validitas mengacu pada ketetapan hasilpengukuran maka pengertian reliabilitas mengacu pada ketetapan hasil yang diperoleh dari suatu pengukuran (Gronlund dan Linn,1990). Ada tiga konsep dalam reliabilitas yaitu: 1. Konsep reliabilitas dalam arti stabilitas tes. 2. Konsep reliabilitas dalam arti equivalent tes. 3. Konsep reliabilitas dalam arti konsistensi internal.
  • 4. 4 C. Bagaimana hubungan antara validitas dan reliabilitas? Ketetapan hasil pengukuran (reliabilitas) sangat diperlukan untuk memperoleh alat ukur yang dapat memberikan hasil pengukuran yang tepat (valid). Walaupun demikian alat ukur yang mempunyai reliabilitas yang tinggi belum tentu secara otomatis mempunyai validitas yang tinggi. Karena tingginya reliabilitas yang dihasilkan oleh suatu alat ukur jika tidak dibarengi dengan tingginya validitas dapat memberikan informasi yang salah tentang apa yang ingin anda ukur. D. Bagaimana Meningkatkan Reliabilitas Tes? Reliabilitas suatu tes dapat ditingkatkan dengan menambahkan jumlah butir ke dalam tes tersebut. Yang mungkin menjadi pertanyaan bagi anda kemudia adalah apakah setiap penambhan butir soal akan selalu dapat menaikan reliabilitas tes? Jawabanya adalah, belum tentu. Penambahan butir soal pada tes akan meningkatkan reliabilitas jika butir soal yang ditambahkan adalah butir-butir soal yang homogen dengan butir soal yang ada. Yang dimaksud dengan butir soal homogen adalah butir-butir soal mengukur hal yang sama dengan butir soal yang sudah ada. Penambahan butir soal tidak akan menaikkan reliabilitas tes jika butir soal yang ditambahkan tidak homogen dengan butir soal yang telah ada.
  • 5. Kegiatan Belajar 2 ANALISIS DAN PERBAIKAN INSTRUMEN 5 A. MENGAPA ANALISIS BUTIR SOAL PENTING? Dengan menganalisis butir soal anda akan dapat memperoleh banyak informasi yang bermanfaat baik bagi anda sebagai guru, siswa, dan proses pembelajaran yang telah anda lakukan. Dengan menganalisis butir soal anda akan dapat merningkatkan kualitas butir soal tersebut. Dengan kualitas butir soal yang lebih baik, anda akan dapat mengukur hasil belajar siswa anda dengan tepat.
  • 6. Menurut Nitko ( 1983) analisis butir soal menggambarkan suatu proses pengambilan data, dan penggunaan informasi tentang tiap-tiap butir soal terutama informasi tentang respon siswa terhadap setiap butir soal. 6 Lebih lanjut dikatakan bahwa arti penting penggunaan analisis butir soal adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui apakah butir soal yang disusun sudah berfungsi sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh penyususun soal. 2. Sebagai umpan balik bagi siswa untuk mengetahui kemampuan mereka dalam menguasai suatu materi 3. Sebagai umpan balik bagi anda sendiri sebagai guru untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam memahami suatu materi. 4. Sebagai acuan untuk merevisi soal. 5. Untuk memperbaiki kemampuan anda dalam menulis soal.
  • 7. B. KAPAN ANALISIS BUTIR SOAL DILAKUKAN? Pada saat mengujikan suatu set soal untuk mengambil keputusan penting tentang hasil belajar siswa maka ideal nya anda harus yakin bahwa set soal tersebut adalah valid dan reliabel. Validitas set soal dapat diketahui dari kisi-kisi soal sedangkan reliabilitas soal baru dapat diketahui setelah uji coba. Nah, dalam rangka memperoleh reabilitas set soal inilah analisis butir soal dilakukan. Dalam menganalisis butir soal ada dua karakteristik butir soal yang perlu diperhatikan yaitu, tingkat kesukaran dan daya beda butir-butir soal.
  • 8. ” 8 1. Tingkat Kesukaran Butir Soal Tingkat kesukaran merupakan salah satu karakteristik yang dapat menunjukkan kualitas butir soal tersebut apakah termasuk mudah, sedang atau sukar. Butir soal dikatakan mudah jika sebagian besar siswa dapat menjawab dengan benar dan dikatakan sukar jika sebagian besar siswa tidak dapat menjawab dengan benar. Besar nya tingkat kesukaran butir soal, dapat dihitung dan memeperhatikan prorporsi peserta tes yang menjawab benar terhadap setiap butir soal.
  • 9. Secara sistematis tingkat kesukaran butir soal dapat di hitung dengan rumus: p= 𝐵 𝑁 Keterangan : p adalah indeks tingkat kesukaran butir soal B adalah jumlah peserta tes yang menjawab benar N adalah jumlah seluruh peserta tes Contoh : Jika butir soal nomor 1 yang anda ujikan dapat dijawab dengan benar oleh 10 dari 40 siswa maka indekas tingkat kesukaran butir soal nomor 1ntersebut adalah: p= 10 40 = 0,25 Indeks tingkat kesukaran butir soal bergerak antara 0,00 sampai dengan 1,00. Indek kesukaran butir soal (p)= 0,00 apabila seluaruh peserta tes tidak ada yang dapat menjawab dengan benar dan indeks tingkat kesukaran butir soal (p) = 1,00 akan tercapai apabila semua peserta tes dapat menjawab dengan benar. Jadi butir soal yang mudah akan mempunyai p mendekati 1,00 dan butir soal yang sukar mempunyai p mendekati 0,00. 9
  • 10. 2. Daya Beda (D) Daya beda butir soal memiliki pengertian seberapa jauh butir soal tersebut dapat membedakan kemampuan individu peserta tes. Butir soal didukung potensi daya beda yang baik, akan mampu membedakan peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi (pandai) dengan peserta didik yang memiliki kemampuan rendah ( kurang pandai). Daya beda butir soal dapat dihitung dengan menggunakan rumus: D= 𝑷𝐴- 𝑷𝐵 di mana : D = indeks daya beda butir soal PA = proporsi kelompok atas yang menjawab benar PB = proporsi kelompok bawah yang menjawab benar 10
  • 11. 11 Misalnya : Dalam menjawab butir soal nomor 2, enam dari 10 siswa yang termasuk dalam kelompok atas dapat menjawab benar dan dua dari 10 siswa yang termasuk kelompok bawah dapat menjawab benar maka indeks daya beda butir soal nomor 2 tersebut adalah: D= 6 10 − 2 10 = 4 10 = 0,4 Yang dimaksud dengan siswa kelompok atas adalah kelompok siswa yang memperoleh skor tinggi sedangkan yang dimaksudkan dengan siswa kelompok bawah adalah kelompok siswa yang memperoleh skor rendah setelah mengerjakan satu set tes suatu mata pelajaran.
  • 12. 12 C. BAGAIMANA CARA MELAKUKAN ANALISIS SECARA SEDERHANA? Dalam menganalisis butir soal, ada cara sederhana yang dapat digunakan. Untuk melakukan analisis butir soal secara sederhana, berikut ini disajikan langkah-langkah dalam menganalisis butir soal: 1. Hitunglah jumlah jawaban yang benar untuk seluruh siswa 2. Berdasarkan jumlah jawaban yang benar dari seluruh siswa tersebut susunlah skor siswa mulai dari skor tertinggi ke skor terendah. 3. Berdasarkan urutan skor tersebut tentukan siswa yang termasuk dalam kelompok bawah. Untuk menentukan beberapa persen siswa yang termasuk kelompok atas dan beberapa persen yang masuk kelompok bawah .
  • 13. 13 4. Hitunglah jumlah siswa dalam kelompok atas yang memilih tiap-tiap alternatif jawaban yang disediakan. 5. Dengan cara yang sama hitung jumlah siswa dalam kelompok bawah yang memilih tiap-tiap alternatif jawaban yang disediakan. 6. Hitung jumlah seluruh peserta tes ( kelompok atas, tengah, dan bawah) yang menjawab benar. 7. Hitung tingkat kesukaran butir soal dan daya beda dengan menggunakan rumus yang telah disediakan.
  • 14. 14 D. Bagaimana Menganalisis Tes Uraian? Cara menganalisis tes uraian diberikan oleh Whitney dan Sabers (Mehreans dan Lehmann, 1984) sebagai berikut: Tentukan jumlah siswa yang termasuk dalam kelompok atas (25%) dan kelompok bawah (25%) Hitung jumlah skor kelompok atas dan jumlah skor kelompok bawah. Hitung tingkat kesukaran dan daya beda setiap butir soal dengan rumus berikut:
  • 15. 15 D. Bagaimana Memperbaiki Butir Soal? Ada beberapa hal yang perlu anda perhatikan dalam memperbaiki butir soal adalah sebagai berikut: Perhatikan tingkat kesukaran butir soal. Butir soal dianggap baik jika mempunyai tingkat kesukaran (p) antara 0,25 sampai dengan 0,75 atau yang mendekati angka tersebut. Perhatikan daya beda butir soal. Butir soal dianggap baik jika kunci atau jawaban yang dinggap benar mempunyai daya beda positif tinggi dan pengecohnya mempunyai daya beda negatif. Jika anda menemukan butir soal dimana kuncinnya mempunyai daya beda negatif sedangkan ada salah satu pengecohnya mempunyai beda positif maka butir soal tersebut perlu anda telaah kembali sebab ada kemungkinan terjadi salah kunci. Kemungkinan juga anda akan menemukan butir soal yang mempunyai daya beda positif pada kunci dan pada satu atau dua pengecoh. Jika anda menemukan kasus tersebut maka perbaikannya lebih ditekkankan pada pengecoh yang mempunyai daya beda positif.
  • 16. 16 F. Bagaimana Memperbaiki Non-Tes? Prosedur memperbaiki instrument non-tes sama dengan prosedur memperbaiki tes. Perbaikan yang dapat anda lakukan pada tahap ini adalah dengan meminta pakar untuk mereviu atau menelaah instrument tersebut. Setelah instrument anda ditelaah dan diperbaiki oleh pakar, langkah berikutnya adalah uji coba ke lapangan. Kemudian analisislah hasil uji coba tersebut dengan menggunakan program analisis instrument yang relevan. Dengan kemajuan teknologi computer saat ini analisis data dapat anda lakukan dengan cepat dan akurat. Dari hasil analisis, anda akan mudah memperoleh informasi yang jelas mengenai kualitas instrumenmt. Penyempurnaan butir yang lemah dapat dilaksanakan dengan mengganti butir yang lama dengan butir yang baru atau dengan memperbaiki butir yang kurang baik tersebut.
  • 17. 17 Penyebab butir soal kurang baik antara lain: 1. Penggunaan bahasa kurang komunikatif; 2. Kalimat bersifat ambiguous (dapat ditafsirkan ganda). 3. Pertanyaan atau pernyataan yang dibuat menyimpang indicator; 4. Pertanyaan atau pernyataan tidak mengukur trait (sifat) yang akan diukur. Sebaiknya butir yang telah diperbaiki harus diuji coba lagi sampai anda memperoleh keyakinan bahwa instrument non-tes yang akan anda gunakan dapat dipertanggung jawabkan kualitasnya.
  • 18. 18 PENUTUP Kesimpulan Meskipun validitas dan reliabilitas adalah konsep yang berbeda, mereka saling terkait. Validitas merupakan prasyarat untuk reliabilitas yang baik. Jika suatu instrumen tidak valid, tidak mungkin dapat memberikan hasil yang konsisten dan dapat diandalkan. Sebagai contoh, jika Anda memiliki alat pengukur tingkat kecemasan yang tidak valid, maka hasilnya tidak akan mencerminkan kecemasan sebenarnya dan oleh karena itu tidak dapat diandalkan. Namun, penting untuk diingat bahwa instrumen yang valid tidak selalu reliabel, dan instrumen yang reliabel tidak selalu valid. Validitas dan reliabilitas adalah dua aspek yang harus dipertimbangkan secara bersamaan ketika mengembangkan instrumen pengukuran yang baik. Dalam penelitian ilmiah, penting untuk memiliki instrumen yang valid dan reliabel agar data yang dikumpulkan dapat digunakan dengan keyakinan untuk menghasilkan temuan yang akurat dan berarti.