2. PROFILE
2
IBNU HAMDAN MUZAKKI
IBNU HAMDAN MUZAKKI
• Lahir : Ponorogo, 22 Maret 1998
• Alamat : Madusari Siman Ponorogo
• Status : Aktivis Organisasi
• CP : 085234434328
Sosial Media
• Ig : @hamdan_muzakki
• FB : Jecky_Azzafaniyah
• E-mail : hamdan_muzakki9@gmail.com
COGITO ERGO
SUM
3. Latar Belakang
3
Perkembangan
Ilmu
Pengetahuan
Rene
Descrates
Bangsa barat
melepas
ilmu agama
Kritik M.
Amin
Abdullah
Semakin berkembangnya Ilmu pengetahuan di setiap fase
zaman, sudah sepantasnya umat Islam memberikan respon
yang khusus.
Kemajuan bangsa eropa, dari gagasan Rene Descrates
“Cogito Ergo Sum”, seakan membuka kran kebebasan dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan.
Sehingga melepas keilmuan agama terhadap berkembangan
sehingga bebas nilai
Adanya kritik dari M. Amin Abdullah dengan konsepan
merubah tradisi normative doktriner ke rasional-filofofis.
4. Profil M. Amin Abdullah
4
Tokoh yang serius memberikan kritik terhadap perkembangan Ilmu Pengetahuan di fase kemajuan.
~ Kulliyat al Mu’allimin al-Islamiyyah (KMI) Pesantren Gontor Po (1972)
~ Program Sarjana Muda (Bakaloriat) di IPD (1977).
~ Program sarjana f. Ushuluddin j. perbandingan agama IAIN Suka Yogyakarta (1982)
~ Kemudian Program Magister dan Doctor pada jurusan Midle East Technical,
~ Pendidikan Post-doctoral research di The Institute of Islamic Studies, McGill university,
Montreal Canada pada tahun 1998
Lahir di Margaluyo, Tayu, Pati, Jawa Tengah. Pada tanggal 28
Juli 1953.
Beliau adalah seseorang yang ahli dan konsisten serta mumpuni dalam keilmuan di studi agama dan filsafat. Ketika M. Amin
Abdullah menjabat sebagai Rektor di UIN Sunan Kalijaga, menyebabkan pemikirannya tersita, sehingga konsentrasi pada
bangunan keilmuwan dalam sistem pendidikan di PTAI terganggu. Namun itu semua menjadi tantangan untuk bisa menata
sistem pengetahuan di PTAI seluruh Indonesia
5. POKOK BAHASAN KONSEP
PEMIKIRAN
5
Pemikiran M. Amin Abdullah tentang Integrasi Ilmu
01
Basis
Normatif-Teologis
02
LATAR BELAKANG
INTEGRASI-
INTERKONEKSI
03
PARADIGMA
INTEGRASI-INTERKONEKSI
6. Basis Normatif-Teologis
6
Pemikiran M. Amin Abdullah tentang Integrasi Ilmu
01
Landasan ini secara sederhana dapat diartikan suatu cara bagaimana memahami sesuatu
dengan menggunakan ajaran yang diyakini berasal dari Tuhan, sebagaimana yang terdapat
di dalam wahyu yang diturunkan-Nya.
Sehingga dapat memperkuat bangunan keilmuan ilmu-ilmu umum (Sains-teknologi dan
sosial-humaniora).
M. Amin Abdullah mengembangkan epistemologi integrasi-interkoneksi yang
berlandaskan keilmuan al-Qur’an. Karena di dalam al-Qur’an tidak membedakan antara
ilmu-ilmu agama (Islam) dan ilmu umum (sains-teknologi dan sosial-humaniora). Allah
Swt berfirman dalam surat al-Qashsas ayat ke-77.
Penjelasan ayat tersebut adalah tidak boleh memisahkan antara kepentingan kehidupan
akhirat (ilmu agama) dan kehidupan dunia (ilmu umum).
7. LATAR BELAKANG INTEGRASI-
INTERKONEKSI
7
Pemikiran M. Amin Abdullah tentang Integrasi Ilmu
02
Ketegasan M. Amin Abdullah terhadap perkembangan tersebut bahwa dalam diskursus keagamaan
kontemporer agama mempunyai banyak wajah (multifaces), bukan lagi berwajah tunggal. Artinya tidak
hanya dipahami sebagai hal ketuhanan, kepercayaan, dan pandangan hidup
Pemikiran M. Amin Abdullah di dalam buku Islamic Studies di Perguruan tinggi Pendekatan Integratif-
Interkontif menawarkan paradigma interkoneksitas keilmuan yang pemikirannya lebih modest (mampu
mengukur kemampuan diri sendiri), humbility (rendah hati), dan humanity (manusiawi)
Latar belakang integrasi ilmu yang digagas oleh M. Amin Abdullah muncul setelah menelaah
pikiran Richard C. Martin, seorang ahli studi keislaman dari Arizona University, dalam bukunya
Approaches to islam in Religious Studies dan pemikiran Muhammad Arkoun dari Sorbonne, Paris
dalam bukunya Tarikhiyyah al-Fikr al-‘araby al-Islamy juga Nasr hamid Abu Zaid dari Mesir dalam
bukunya Naqd al-Kitab al-Diniy .
Ketiga sarjana tersebut dengan tegas ingin membuka kemungkinan kontak dan pertemuan
langsung antara tradisi berpikir keilmuan dalam Islamic Studies secara konvensional yang disebut
oleh Imam Abu Hamid al-Ghazzali sebagai ‘Ulum ad-Din pada abad ke-10-11 dan tradisi berpikir
keilmuan dalam Religious Studies kontemporer yang telah memanfaatkan kerangka teori dan
metodologi yang digunakan oleh ilmu-ilmu sosial dan humanities yang berkembang sekitar abad
18-19
8. PARADIGMA INTEGRASI-
INTERKONEKSI
8
Pemikiran M. Amin Abdullah tentang Integrasi Ilmu
03
Secara konseptual paradigma Integrasi-Interkoneksi menggunakan networking keilmuan
“jarring laba-laba” dengan lima lapis alur lingkar keilmuannya.
Pertama, al-Qur’an dan al-Hadits sebagai core-value.
Kedua, Metodologi, pendekatan, perspektif, dan teori dari berbagai disiplin ilmu.
Ketiga, keilmuan tradisional Islam (Ulum al-Din) meliputi Tafsir, Hadits, Kalam, Fiqih,
Tasawuf, Lughoh, Tarikh, dan Falsafah.
Keempat, studi islam kontemporer yang mencangkup studi al-Qur’an dan al-Hadits,
Hukum, Kalamiyah, Sufism, Filsafat, dan Politik serta pemikiran modern lain dalam Islam.
Kelima, Isu-isu global seperti Civil Society, Cultural Studies, Gender Issues, Eviromental
Issues, International Low, Religius Pliraism, Economics, Tecnology, dan Human Right
10. MODEL TRIPEL HADARAH
10
Untuk mengintegrasikan dan menginterkoneksikan masing-masing item rumpun tersebut, M. Amin Abdullah menggunakan
pendekatan Pluridisiplin
Hadarah al-
Falsafah
Hadarah
al-ilm
Hadarah
an-nass
Hadarah an-Nash (pola pikir keagamaan Islam
yang dilandasi oleh budaya nass atau teks-
bayani)
Hadarah al-Ilm (pola pikir keagamaan yang
ditopang oleh evidence-based of thought, ilmu-
ilmu yang berdasarkan pada data-data empirik,
rasio-burhani)
Hadarah al-Falsafah (pola pikir keagamaan
yang berlandaskan pada etik-transformatif-
filosofis atau critical philosophy-irfani).