SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 14
Descargar para leer sin conexión
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Diajukan untuk memenuhi tugas individu mata kuliah Sistem Informasi Manajemen
Dosen pengajar Shinta Melzatia, SE. M.AK.
Disusun oleh
Dian Wijayanti
43215010296
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA BARAT
2017
INFORMASI DALAM PELAKSANAAN
Sistem informasi adalah kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas orang yang menggunakan
teknologi itu untuk mendukung operasi dan manajemen. Dalam arti yang sangat luas, istilah sistem
informasi yang sering digunakan merujuk kepada interaksi antara manusia, proses algoritmik, data, dan
teknologi. Dalam pengertian ini, istilah ini digunakan untuk merujuk tidak hanya pada penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi (TIK), namun juga untuk cara dimana orang berinteraksi dengan
teknologi ini dalam mendukung prosees bisnis. Sistem informasi dikembang dengan tujuan berbeda-
beda sesuai kebutuhan bisnis.
hydraulic co. Masih menggunakan sistrm informasi yang masih sangat sederhana dan belum terintegrasi
dengan baik. Semua pengolahan data dilakukan oleh sebuah komputer mini, yang menangani gaji,
penagihan, piutang, persediaan, dan akuntansi biaya. Bahkan Para pekerja mencatatkan waktu kerja
mereka dengan menggunakan jam absensi, dan mereka melaporkan kemajuan pekerjaan dengan
mengisi suatu formulir manual yang menyertai tiap job lot. Data dari kartu absensi dan fomulir diketik
atau diinput ke dalam komputer oleh operator pemasukan data pada divisi manufaktur. Sistem
manajemen database yang digunakan masih semi manual belum terintegrasi dengan baik data
perusahaan. Hal ini menyebabkan manajemen database perusahaan belum dikelola dengan baiik.
Sehingga masih banyak kesalahan2 data yang terjadi, seperti data pemesanan dan pembelian dari
McCullin enterprise.
Sistem informasi dalam level organisasi, diantaranya :
 Sistem informasi departemen
sistem informasi yang hanya digunakan dalam sebuah departemen
 Sistem informasi perusahaan
Sistem terpadu yang hanya dapat dipakai oleh sejumlah departemen secara bersama sama
 Sistem informasi antarorganisasi
Sistem informasi yang menghubungkan dua organisasi atau lebih.
Contoh :
Sistem para pemasok yang dapat di hubungkan ke sistem informasi wal-mart
Sistem informasi fungsional :
Area Fungsional Tugas
Penjualan dan pemasaran Mengenai penjualan dan pemasaran produk/jasa
yg dihasilkan perusahaan
Manufaktur (produksi) Menghasilkan produk
Keuangan Mengelola asset – asset keuangan perusahaan
Akuntansi Memelihara rekaman – rekaman transaksi
keuangan dalam perusahaan
Jenis - jenis sistem informasi , yaitu :
1. Hirarki
2. Level organisasi
3. Area fungsional
4. Dukungan yang diberikan
5. Arsitektur sistem informasi
KEAMANAN SISTEM INFORMASI
Menurut G.J. Simon, keamanan sistem informasi adalah bagaimana kita dapat mencegah penipuan
(cheating), atau paling tidak mendeteksi adanya penipuan di sebuah sistem yang berbasis informasi,
dimana informasinya sendiri tidak memiliki arti fisik.
Keamanan suatu sistem informasi juga antara lain terkait akses tidak sah, pencurian, kerusakan fisik
terhadap sistem informasi.
Contoh kasus :
Hacker Kembali Menyerang Bank.
JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah upaya perbankan meningkatkan layanan electronic channel,
nasabah harus semakin ekstra waspada atas potensi terjadinya kejahatan di sistem perbankan. Awal
pekan ini Bank Mandiri memblokir kartu ATM sebagian nasabah.
Mari simak pengalaman Inne Nathalia. "Panik, ATM Mandiri offline," kata Inne, salah satu nasabah
yang mengalami pemblokiran kartu. Beruntung, ia mengaktifkan mobile banking dan memastikan
rekeningnya aman.
Nixon Napitupulu, Sekretaris Perusahaan Mandiri, mengakui memblokir 2.000 kartu dari total 11 juta
kartu ATM Mandiri. Bank ini mendeteksi sebuah pola kejahatan tengah berlangsung. Atas dasar itu,
Mandiri berinisiatif memblokir 2.000 kartu ATM di Jakarta. "Tindakan ini guna melindungi
kepentingan nasabah dari penyalahgunaan oleh pihak tidak berwenang," ujar Nixon.
Mandiri mengklaim, nasabah tak kehilangan dana.
Sejatinya, hackers terbiasa meretas keamanan sebuah sistem. Jika "hackers putih" mengetahui ada
kelemahan di keamanan siste, mereka akan memberi tahu si empunya sistem. Jika "hackers jahat"
mereka langsung membobol.
Tengok saja BCA. Bank ini mengungkapkan, setiap hari, sekitar 4.000 hacker berusaha meretas sistem
BCA. "Tapi tidak pernah ada yang berhasil," terang Suwignyo Budiman, Direktur BCA, Selasa
(13/5/2014).
Suwignyo bilang, BCA kini memiliki unit kerja khusus, yakni enterprise security. Unit ini bertugas
membuat strategi pengamanan, pengawasan, hingga perlindungan data di sistem teknologi BCA. Jika
sistem lemah, bersiaplah kebobolan. Seperti yang terjadi pada sebuah bank di Solo yang kebobolan
sebesar Rp 21 miliar.
Maraknya kejahatan melalui internet (cyber crime), menjadi perhatian Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Pengawas perbankan ini meminta bank lebih serius mengembangkan teknologi informasi. OJK menilai,
penggunaan teknologi diikuti potensi risiko. "Kami akan menyempurnakan aturan prudensial sejalan
dengan kompleksitas sistem keuangan dan industri perbankan," ucap Ketua Dewan Komisioner OJK
Muliaman D. Hadad.
Catatan Kepolisian RI, tahun 2011, kerugian akibat cyber crime Rp 4 miliar dan 178.800 dollar AS atau
520 kasus. Kerugian naik menjadi Rp 5 miliar dan 56.448 dollar AS atau 600 kasus di 2012. Sementara
Januari-Maret 2013, kerugian Rp 1 miliar. Tahun ini, polri mencatat, laporan cyber crime menjadi 3-4
laporan per hari, dibandingkan tahun 2012 yang 2-3 laporan per hari.
Kapolri Jenderal Sutarman mengingatkan, perbankan harus tetap berhati-hati. "Jangan sombong merasa
punya teknologi canggih. Kenyataannya masih bisa dibobol juga," imbuh Sutarman. (Issa Almawadi,
Adhitya Himawan, Barratut Taqiyyah)
Keamanan informasi bertujuan untuk mencapai tiga tujuan utama:
a. Kerahasiaan.
Perusahaan mencari cara untuk melindungi data dan informasinya dari penggunaan yang tidak
semestinya oleh orang-orang yang tidak memiliki otoritas menggunakannya.
b. Ketersediaan.
Tujuan dibangunnya infrastruktur informasi perusahaan adalah supaya data dan informasi
perusahaan tersedia bagi pihak-pihak yang memiliki otoritas untuk menggunakannya.
c. Integritas
Seluruh sistem informasi harus memberikan atau menyediakan gambaran yang akurat
mengenai sistem fisik yang mereka wakili.
Manajemen keamanan informasi terdiri dari 4 tahap yaitu:
1. Mengidentifikasi ancaman yang dapat menyerang sumber informasi perusahaan
2. Mengidentifikasi resiko yang mungkin ditimbulkan oleh ancaman tersebut
3. Menetapkan kebijakan-kebijakan keamanan informasidan
4. Melaksanakan pengawasan terhadap hal-hal yang berhubungan dengan resiko keamanan
informasi.
Aktivitas-aktivitas tidak sah yang dapat menjadi risiko untuk keamanan sistem informasi , yaitu :
a. Pengungkapan dan Pencurian
Ketika database dan perpustakaan perangkat lunak dapat diakses oleh orang yang tidak berhak,
maka dapat mengakibatkan hilangnya informasi dan uang. Sebagai contoh, mata-mata industri
dapat memperoleh informasi kompetitif yang berharga dan penjahat komputer dapat
menggelapkan dana perusahaan.
b. Penggunaan Secara Tidak Sah
Penggunaan secara tidak sah terjadi ketika sumber daya perusahaan dapat digunakan oleh orang
yang tidak berhak menggunakannya. Ciri-ciri penjahat komputer yang memiliki kemampuan
mengakses informasi secara tidak sah termasuk diantaranya adalah hacker. Hacker biasanya
menganggap informasi keamanan suatu instansi atau perusahaan sebagai suatu tantangan.
Sebagai contoh, seorang hacker dapat menerobos jaringan komputer suatu perusahaan,
memperoleh akses terhadap sistem telepon kemudian menggunakannya untuk melakukan
hubungan telepon interlokal secara tidak sah.
c. Pengrusakan Secara Tidak Sah dan Penolakan Pelayanan
Individu dapat merusak atau menghancurkan perangkat keras atau perangkat lunak, yang
menyebabkan berhentinya operasi komputer perusahaan. Hal tersebut dapat dilakukan oleh
penjahat komputer tanpa mereka harus berada di lokasi perusahaan. Mereka dapat masuk ke
dalam jaringan komputer dari terminal komputer yang berada jauh dari lokasi pusat dan
menyebabkan kerusakan fisik, seperti kerusakan pada layar monitor, kerusakan pada disket,
kemacetan pada printer, dan tidak berfungsinyakeyboard.
d. Modifikasi Secara Tidak Sah
Perubahan dapat dibuat pada data-data perusahaan, informasi, dan perangkat lunak. Beberapa
perubahan tidak dapat dikenali sehingga menyebabkan pengguna yang ada dioutput system
menerima informasi yang salah dan membuat keputusan yang salah. Tipe modifikasi yang
paling dikhawatirkan adalah modifikasi disebabkan oleh perangkat lunak yang menyebabkan
kerusakan, biasanya dikelompokkan sebagai virus.
IMPLIKASI ETIS DARI TEKNOLOGI INFORMASI
Pada saat ini banyak kegiatan komersial maupun sosial yang dilakukan melalui jaringan sistem
komputer dan sistem komunikasi, baik dlam lingkup lokal maupun global (internet). Permasalah hukum
sering kali dihadapi terkait dengan penyampaian informasi, komunikasi, dan/atau transaksi secara
elektronik, dll.
Permasalahan dalam penggunaan teknologi juga terjadi ketika batas-batas etika dalam dunia nyata
menjadi samar di dunia maya. Pelanggaran etika dalam bermasyarakat, bertransaksi, dan berinteraksi
sosial sering terjadi dan kasusnya semakin bertambah.
Contoh kasus :
Penyebaran Berita Hoax
Terbongkarnya sindikat Saracen yang diduga aktif menyebarkan berita bohong bernuansa SARA di
media sosial berdasarkan pesanan, memang merupakan hal yang terorganisir, bukan semata aksi
individu, kata pengamat.
Pakar teknologi informasi (IT), Ruby Alamsyah menyebutkan, keberhasilan polisi ini cukup besar
dampaknya terhadap masyarakat
'Khususnya bagi mereka yang selama ini belum percaya bahwa penyebaran hoax itu ada yang
mengorganisir,'' kata dia.
Rabu (23/8), Kepolisian Indonesia mengungkapkan penangkapan tiga pimpinan sindikat Saracen yang
diduga berada di balik sejumlah berita bohong dan provokatif bernuansa SARA di media sosial. Dari
hasil penyelidikan forensik digital, terungkap sindikat ini menggunakan grup Facebook - di antaranya
Saracen News, Saracen Cyber Team, dan Saracennews.com untuk menggalang lebih dari 800.000 akun,
kata polisi.
Selanjutnya pelaku mengunggah konten provokatif bernuansa SARA dengan mengikuti perkembangan
tren di media sosial, kata polisi pula.
''Unggahan tersebut berupa kata-kata, narasi, maupun meme yang tampilannya mengarahkan opini
pembaca untuk berpandangan negatif terhadap kelompok masyarakat lain,'' demikian siaran pers Tindak
Pidana Siber Kepolisian RI yang diterima BBC Indonesia.
Modusnya, sindikat yang beraksi sejak November 2015 tersebut mengirimkan proposal kepada
sejumlah pihak, kemudian menawarkan jasa penyebaran ujaran kebencian bernuansa SARA di media
sosial. ''Dalam satu proposal yang kami temukan, kurang lebih setiap proposal nilainya puluhan juta,''
ujar Kasubdit di Direktorat Tindak Pindana Siber Bareskrim Polri, Kombes Irwan Anwar, seperti
dikutip dari Detik.com.
Tiga tersangka yang ditangkap yakni MFT, 43, yang berperan membidangi media dan informasi situs
Saracennews.com, SRN, 32, yang berperan sebagai koordinator grup wilayah, dan JAS, 32, yang
berperan sebagai ketua.
Tersangka JAS diketahui memiliki kemampuan memulihkan akun media sosial anggotanya yang kena
blokir.
''Dia juga memberi bantuan pembuatan berbagai akun, baik yang sifatnya real, semi-anonim, maupun
anonim,'' kata polisi. Untuk menyamarkan perbuatannya, JAS sering berganti nomor ponsel untuk
membuat akun surel maupun Facebook. Total, dia memiliki 11 akun surel dan enam akun Facebook
yang digunakan untuk membuat grup di media sosial maupun mengambil alih akun milik orang lain.
Saracen tiga kali dilaporkan ke polisi, yakni pada 20 Juli, 4 Agustus, dan 7 Agustus.
Dari tersangka JAS, polisi menyita barang bukti 50 kartu sim berbagai operator, lima hardisk CPU dan
satu harddisk komputer jinjing, empat ponsel, lima flashdisk, dan dua kartu memori. Sedangkan dari
dua tersangka lain disita antara lain ponsel, kartu memori, flash disk, komputer jinjing, dan harddisk.
Terhadap dua tersangka, yakni MFT dan SRN, disangkakan Pasal 45A ayat 2 jo pasal 28 ayat 2 UU
nomor 19 tahun 2016 tentang perubahan UU ITE dengan ancaman enam tahun penjara dan atau pasal
45 ayat 3 jo pasal 27 ayat 3 UU ITE dengan ancaman empat tahun penjara.
Sedangkan kepada tersangka JAS dipersangkakan tindak pidana akses ilegal Pasal 46 ayat 2 jo pasal 30
ayat 2 dan atau pasal 46 ayat 1 jo pasal 30 ayat 1 UU ITE nomor 11 tahun 2008 dengan ancaman tujuh
tahun penjara.
Saat ini penyidik masih terus mendalami berbagai surel, akun Facebook, para admin dalam jaringan
grup Saracen yang masih aktif melakukan ujaran kebencian.
Menurut James H. Moor ada tiga alasan utama mengapa masyarakat berminat untuk menggunakan
komputer yaitu;
a. Kelenturan logika (logical malleability),
Memiliki kemampuan untuk membuat suatu aplikasi untuk melakukan apapun yang diinginkan
oleh programmer untuk penggunannya.
b. Faktor transformasi (transformation factors)
Memiliki kemampuan untuk bergerak dengan cepat kemanapun pengguna akan menuju ke
suatu tempat.
c. Faktor tak kasat mata (invisibility factors).
Memiliki kemampuan untuk menyembunyikan semua operasi internal computer sehingga tidak
ada peluang bagi penyusup untuk menyalahgunakan operasi tersebut.
Beberapa dampak pemanfaatan teknologi informasi yang tidak tepat yaitu :
 Ketakutan terhadap teknologi informasi yang akan menggantikan fungsi manusia sebagai
pekerja
 Tingkat kompleksitas serata kecepatan yang sudah tidak dapat di tangani secara manual
 Pengangguran dan pemindahan kerja
 Kurangnya tanggung jawab profesi
 Adanya golongan minoritas yang miskin informasi mengenai teknologi informasi
Beberapa alasan mengenai pentingnya etika dalam teknologi informasi adalah sebagai berikut :
 Bahwa pengguna teknologi informasi berasal dari berbagai negara yang mungkin memiliki
budaya, bahasa dan adat istiadat yang berbeda-beda.
 Pengguna teknologi informasi merupakan orang–orang yang hidup dalam dunia anonymouse,
yang tidak mengharuskan pernyataan identitas asli dalam berinteraksi.
 Berbagai macam fasilitas yang diberikan dalam kemajuan teknologi informasi memungkinkan
seseorang untuk bertindak etis seperti misalnya ada juga pengguna yang suka iseng dengan
melakukan hal–hal yang tidak seharusnya dilakukan.
 Harus diperhatikan bahwa pengguna teknologi informasi akan selalu bertambah setiap saat dan
memungkinkan masuknya “penghuni” baru.
SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Teknologi terutama ditujukan untuk mendukung aktivitas manusia. Pengembangan teknologi yang telah
masuk ke berbagai lini salah satunya adalah membantu dalam pengambilan keputusan. Pengambilan
keputusan yang efektif dan berdaya guna ekonomis membutuhkan informasi yang akurat dan tepat
waktu. Disaat itulah teknologi memainkan peran yang cukup penting dalam menunjang pengambilan
keputusan.
Informasi perusahaan MacDonald’s danMc System”, ditunda, karena McDonald’s tidak punya
pengalaman dibidang tersebut ,membelanjakan terlalu banyak uang dan hanya punya sedikit reputasi
untuk menunjukan hal itu. McDonald’s tidak kenal karena teknologi atau penghargaan level eksekutif
dan pemahaman teknologi menurut anlisis di AMR RESEARCH mengatakan bahwa “jaringan global
real-times menelan data tersebar,bahkab bagi organisasi teknologi informasi yang paling ambisius
sekalipun. Mengkonfigurasikam dan mengintegrasikan perangkat lunak yang diperlukan untuk
komunikasi Oak Brook dengan 30.000 lebih lokasi Dan untuk membuat program ini McDonald juga
harus mengeluarkan biaya yang mahal.
System hemat biaya Mc Donald’s akan bertahan hidup karena McDonald’s memiliki jaringan digital
real-time atau berbasis Web untuk mengirim informasi dengan cepat di seluruh bumi hingga diperlukan
para eksekutif bisa memonitor dan mempengaruhi pada basis menit demi menit kemampuan perusahaan
untuk membuat produk konsisten kepada pelanggan secara cepat. Itu akan member para eksekutif
McDonald’s suatu pandangan terperinci menyangkut keseluruhan system real-times.McDonald’s
dengan system yang dikembangkan secara internal, yang umumnya membuat data tersedia untuk
pengambil keputusan dalam satu minggu atau lebih.dengan bekerjasama dengan para pemasok dan para
manajer took, perusahaan bisa meningkatkan konsistensi produk. Mungkin kendalanya hanya semankin
banyaknya pesaing dari perusahaan lain.
Masalah yang di hadapi system informasi perusahaan McDonald’s yaitu Masalah terbesar biaya yang
akan dikeluarkan oleh perusahaan McDonald, karena Seratus tujuh puluh juta dollar hanyalah sebagian
dari $1 miliar yang direncanakan McDonaldd’s untuk biaya innovate yang dimulai pada bulan 2001.
Dan proyek miliaran dollar ini gagal, bahkan sebelum mengalami kemajuan oleh karena kesulitan
menjelmahkan bahkan suatu bisnis sederhana ke dalam perusahaan real-time. Beberapa bagian AS
masih tidak mempunyai konektivitas kecepatan tinggi yang diandalkan dan mereka internasional jadi
masalah ini bisa sangat problematic lanjut Abell.
Suatu teknologi dapat menunjang dalam suatu pengambilan keputusan yang tepat dan akurat, nilai suatu
informasi berhubungan dengan keputusan. Hal ini berarti bahwa bila tidak ada pilihan atau keputusan,
informasi menjadi tidak diperlukan. Keputusan dapat berkisar dari keputusan berulang yang sederhana
sampai keputusan strategis jangka panjang. Sedangkan parameter untuk mengukur nilai sebuah
informasi tersebut menurut Wahyono (2003), ditentukan dari dua hal pokok yaitu manfaat (benefit) dan
biaya (cost). Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan
biaya untuk mendapatkannya dan sebagian besar informasi tidak dapat tepat ditaksir keuntungannya
dengan satuan nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya. Dapat pula dikatakan bahwa
pengukuran nilai sebuah informasi akan lebih tepat jika menggunakan analisis cost effectiveness atau
cost benefit.
Sedangkan kualitas informasi sangat dipengaruhi atau ditentukan oleh 3 (tiga) hal pokok, yaitu :
1. Relevansi (relevancy).
Informasi dikatakan berkualitas jika relevan bagi pemakainya.
Pengukuran nilai relevansi, akan terlihat dari jawaban atas pertanyaan“how is the message used
for problem solving (decision masking)?” Informasi akan relevan jika memberikan manfaat
bagi pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda.
Misalnya informasi mengenai hasil penjualan barang mingguan kurang relevan jika ditujukan
pada manajer teknik, tetapi akan sangat relevan bila disampaikan pada manajer pemasaran.
2. Akurasi (accuracy).
Sebuah informasi dapat dikatakan akurat jika informasi tersebut tidak bias atau menyesatkan,
bebas dari kesalahan-kesalahan dan harus jelas mencerminkan maksudnya. Ketidak-akuratan
sebuah informasi dapat terjadi karena sumber informasi (data) mengalami gangguan atau
kesengajaan sehingga merusak atau merubah data-data asli tersebut. Beberapa hal yang dapat
berpengaruh terhadap keakuratan sebuah informasi antara lain :
a. Kelengkapan (completeness) informasi. “Are necessary message items present?”
Informasi yang komplit, berarti informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus memiliki
kelengkapan yang baik, karena bila informasi yang dihasilkan sebagian-sebagian tentunya
akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan atau menentukan tindakan secara
keseluruhan, sehingga akan berpengaruh terhadap kemampuannya untuk mengontrol atau
memecahkan suatu masalah dengan baik.
b. Kebenaran (correctness) informasi. “Are message items correct?” Informasi yang
dihasilkan oleh proses pengolahan data, haruslah benar sesuai dengan perhitungan-
perhitungan yang ada dalam proses tersebut. Sebagai contoh, jika sebuah informasi
menunjukkan total nilai gaji yang harus dibayarkan pada seorang pegawai, maka informasi
tersebut haruslah sudah benar dan memuat perhitungan-perhitungan matematis yang ada
di dalam prosesnya seperti perhitungan tunjangan, perhitungan potongan dan sebagainya.
c. Keamanan (security) informasi. Keamanan sebuah informasi, tergambar dari jawaban atas
pertanyaan “Did the message reach all or only the intended systems users ? “
3. Tepat waktu (timeliness). Bahwa informasi yang dihasilkan dari suatu proses pengolahan data,
datangnya tidak boleh terlambat (usang). Informasi yang terlambat tidak akan mempunyai nilai
yang baik, sehingga kalau digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dapat
menimbulkan kesalahan dalam tindakan yang akan diambil. Kebutuhan akan tepat waktunya
sebuah informasi itulah yang pada akhirnya akan menyebabkan mahalnya nilai suatu informasi.
Hal itu dapat dipahami karena kecepatan untuk mendapatkan, mengolah dan mengirimkan
informasi tersebut memerlukan bantuan teknologi-teknologi terbaru. Artinya, agar informasi
yang diproses dapat menghasilkan informasi yang bernilai dan berkualitas, maka diperlukan
seperangkat alat pemrosesan data yang canggih, alat tersebut sekarang ini disebut dengan
komputer.
TELEKOMUNIKASI, INTERNET, DAN TEKNOLOGI NIRKABEL
Telekomunikasi saat ini semakin dimudahkan dengan adanya teknologi nirkabel yang dapat diakses
dengan lebih leluasa melalui komputer, komputer genggam, telepon seluler, tablet PC, dan sebagainya.
Teknologi nirkabel sangat luas mulai dari komunikasi suara sampai jaringan data.
Nirkabel adalah Wireless yakni sebuah jaringan nirkabel atau tanpa kabel yang menggunakan udara
sebagai media penghubung transmisinya guna menghantarkan gelombang elektromagnetik maupun
data.
Sejarah dan perkembangan nirkabel
Di ujung akhir 1970 an, IBM merilis hasi dari percobaan mereka dalam pembuatan rancangan Wireless
LAN dengan teknologi IR. Sementara itu, Hewlett-Packard (HP) menguji coba Wirelles LAN mereka
dengan RF. Saat itu keduan perusahaan tersebut hanya bisa mencapai transfer rate data sebesar 100
Kbps.
Karena belum memenuhi standar IEEE802 untuk LAN yakni 1 Mbps, maka mereka belum berani
menjualnya di pasaran. Barulah pada tahun 1985m, Federal Communication Comission atau disingkat
dengan FCC menetapkan sebuah pita Industrial tanpa lisensi berupa Idustrial, Scientific dan Medical
(ISM Band) dengan gelombang sebesar 902-928 MHz, 2400-2483,5 MHz dan 5725-5850 MHz.
Pengembangan Wireless memasuki tahapan serius sebelum dikomersialkan. Hingga akhirnya pada
tahun 1990 Wireless LAN dengan penggunaan Spread Spectrum (SS) pada pita ISM berhasil dipasarkan
ke masyarakat. Waktu itu frekuensi wireless LAN hanya berkisar antara 18-19 GHz dan kecepatan data
rate sekitar > 1 Mbps.
Singkat cerita, pada tahun 2006, teknologi 802.11n mulai dikembangkan dengan penggabungan antara
teknologi 802.11b dan 802.11g. Selanjutnya teknologi ini lebih dikenal dengan istilah Multiple Input
Multiple Output atau disingkat dengan MIMO. MIMO merupakan teknologi Wi-Fi terbaru yang dibuar
berdasarkan spesifikasi Pre-802.11m.
Kata “Pre” dalam Pre-802.11m memiliki sebuah arti “Prestandard versions of 802.11n”. MIMO
memberikan keunggukan berupa peningkatan troughput, peningkatan jumlah klien yang terkoneksi,
serta daya tembus terhadap penghalang yang lebih baik.
Jaringan nirkabel mendukung telekomunikasi melalui internet. Internet adalah jaringan global yang di
dalamnya sendiri terdiri dari jaringan-jaringan yang menggunakan model komputasi client/server dan
model referensi jaringan TCP/IP. Setiap komputer di Internet memiliki satu IP address yang unik berupa
angka. Domain Name System (DNS) mengkonversi IP addresses menjadi nama-nama domain yang
lebih mudah dikenali pengguna. Kebijakan Internet secara global ditetapkan oleh organisasi-organisasi
dan badan-badan pemerintah, seperti Internet Architecture Board (IAB) dan World Wide Web
Consortium (W3C).
PENGENALAN E-LEARNING
E-learning (Electronic Learning) adalah salah satu cara dalam proses belajar mengajar yang
menggunakan media elektronik khususnya internet sebagai media dalam sistem pembelajarannya. E-
learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi. E-learning dalam arti luas dapat mencakup pembelajaran yang dilakukan di media
elektronik (internet) baik secara formal maupun informal.
Media elektronik (internet) dapat membantu dalam metode pembelajaran e-learning , E-learning
merupakan singkatan dari Elektronic Learning, merupakan cara baru dalam proses belajar mengajar
yang menggunakan media elektronik khususnya internet sebagai sistem pembelajarannya. E-learning
merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
Definisi e-learning merujuk dari buku panduan pembelajaran elektronik (Kemendikbud: 2011) bahwa
e-learning sebagai bahan pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN,
WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan.
Dijelaskan pula bahwa istilah “e” atau singkatan dari elektronik dalam e-learning digunakan sebagai
istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat
teknologi elektronik internet.
Ada 3 kriteria dasar yang ada dalam e-learning, yaitu:
1. E-learning bersifat jaringan, yang membuatnya mampu memperbaiki secara cepat, menyimpan
atau memunculkan kembali, mendistribusikan, dan sharing pembelajaran dan informasi.
2. E-learning dikirimkan kepada pengguna melalui komputer dengan menggunakan standar
teknologi internet. CD ROM, Web TV, Web Cell Phones, pagers, dan alat bantu digital personal
lainnya.
3. E-learning terfokus pada pandangan pembelajaran yang paling luas, solusi pembelajaran yang
mengungguli paradikma tradisional dalam media pembelajaran.
Uraian di atas menunjukan bahwa sebagai dasar dari e-learning adalah pemanfaatan teknologi
internet. Jadi e-learning merupakan bentuk pembelajaran konvensional yang dituangkan dalam
format digital melalui teknologi internet. Oleh karena itu e-learning dapat digunakan dalam sistem
pendidikan jarak jauh dan juga sistem pendidikan konvensional.
Tiga Fungsi e-Learning terhdap kegiatan pembelajaran di dalam kelas (classroom instruction)
1. Sebagai tambahan (suplemen) yang sifatnya pilihan (opsional).
Dikatakan berfungsi sebagai suplemen (tambahan), apabila peserta didik mempunyai
kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak.
Dalam hal ini, tidak ada kewajiban atau keharusan bagi peserta didik untuk mengakses
materi pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang
memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.
2. Pelengkap (Complement).
Dikatakan berfungsi sebagai Complement (pelengkap) apabila materi pembelajaran
elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima siswa di
dalam kelas [Lewis, 2002]. Sebagai komplemen berarti materi pembelajaran elektronik
diprogramkan untuk menjadi materi reinforcement (pengayaan) atau remedial bagi peserta
didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional. Materi pembelajaran
elektronik dikatakan sebagai enrichment, apabila kepada peserta didik yang dapat dengan
cepat menguasai atau memahami materi pelajaran yang disampaikan guru secara tatap
muka (fast learners) diberikan kesempatan untuk mengakses materi pembelajaran
elektronik yang memang secara khusus dikembangkan untuk mereka. Tujuannya agar
semakin memantapkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran yang
disajikan guru di dalam kelas.
Dikatakan sebagai program remedial, apabila kepada peserta didik yang mengalami
kesulitan memahami materi pelajaran yang disajikan guru secara tatap muka di kelas (slow
learners) diberikan kesempatan untuk memanfaatkan materi pembelajaran elektronik yang
memang secara khusus dirancang untuk mereka. Tujuannya agar peserta didik semakin
lebih mudah memahami materi pelajaran yang disajikan guru di kelas.
3. Pengganti (substitusi).
Beberapa perguruan tinggi di negara-negara maju memberikan beberapa alternatif model
kegiatan pembelajara atau perkuliahan kepada para mahasiswanya. Tujuannya agar para
mahasiswa dapat secara fleksibel mengelola kegiatan perkuliahannya sesuai dengan waktu
dan aktivitas lain sehari-hari mahasiswa. Ada 3 alternatif model kegiatan pembelajaran
yang dapat dipilih peserta didik, yaitu: (1) sepenuhnya secara tatap muka (konvensional),
(2) sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet, atau bahkan (3)
sepenuhnya melalui internet.
Alternatif model pembelajaran mana pun yang akan dipilih mahasiswa tidak menjadi
masalah dalam penilaian. Karena ketiga model penyajian materi perkuliahan mendapatkan
pengakuan atau penilaian yang sama. Jika mahasiswa dapat menyelesaikan program
perkuliahannya dan lulus melalui cara konvensional atau sepenuhnya melalui internet, atau
bahkan melalui perpaduan kedua model ini, maka institusi penyelenggara pendidikan akan
memberikan pengakuan yang sama. Keadaan yang sangat fleksibel ini dinilai sangat
membantu mahasiswa untuk mempercepat penyelesaian perkuliahannya.
Manfaat pembelajaran elektronik menurut A. W. Bates dan K. Wulf ([Siahaan 2004], 48) terdiri atas 4
hal, yaitu:
1. Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau
instruktur (enhance interactivity).
Apabila dirancang secara cermat, pembelajaran elektronik dapat meningkatkan kadar
interaksi pembelajaran, baik antara peserta didik dengan dosen/guru/instruktur, antara
sesama peserta didik, maupun antara peserta didik dengan bahan belajar (enhance
interactivity). Berbeda halnya dengan pembelajaran yang bersifat konvensional. Tidak
semua peserta didik dalam kegiatan pembelajaran konvensional dapat, berani atau
mempunyai kesempatan untuk mengajukan pertanyaan ataupun menyampaikan
pendapatnya di dalam diskusi. Mengapa?
Karena pada pembelajaran yang bersifat konvensional, kesempatan yang ada atau yang
disediakan dosen/guru/instruktur untuk berdiskusi atau bertanya jawab sangat terbatas.
Biasanya kesempatan yang terbatas ini juga cenderung didominasi oleh beberapa peserta
didik yang cepat tanggap dan berani. Keadaan yang demikian ini tidak akan terjadi pada
pembelajaran elektronik. Peserta didik yang malu maupun yang ragu-ragu atau kurang
berani mempunyai peluang yang luas untuk mengajukan pertanyaan maupun
menyampaikan pernyataan atau pendapat tanpa merasa diawasi atau mendapat tekanan dari
teman sekelas.
2. Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja
(time and place flexibility).
Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan tersedia untuk diakses
oleh peserta didik melalui internet, maka peserta didik dapat melakukan interaksi dengan
sumber belajar ini kapan saja dan dari mana saja [Dowling 2002]. Demikian juga dengan
tugas-tugas kegiatan pembelajaran, dapat diserahkan kepada dosen/guru/instruktur begitu
selesai dikerjakan. Tidak perlu menunggu sampai ada janji untuk bertemu dengan
dosen/guru/instruktur.
Peserta didik tidak terikat ketat dengan waktu dan tempat penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran sebagaimana halnya pada pendidikan konvensional. Dalam kaitan ini,
Universitas Terbuka Inggris telah memanfaatkan internet sebagai metode atau media
penyajian materi. Sedangkan di Universitas Terbuka Indonesia (UT), penggunaan internet
untuk kegiatan pembelajaran telah dikembangkan. Pada tahap awal, penggunaan internet
di UT masih terbatas untuk kegiatan tutorial saja atau yang disebut sebagai “tutorial
elektronik” ([Anggoro 2001], 25).
3. Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach a global audience).
Dengan fleksibilitas waktu dan tempat, maka jumlah peserta didik yang dapat dijangkau
melalui kegiatan pembelajaran elektronik semakin lebih banyak atau meluas. Ruang dan
tempat serta waktu tidak lagi menjadi hambatan. Siapa saja, di mana saja, dan kapan saja,
seseorang dapat belajar. Interaksi dengan sumber belajar dilakukan melalui internet.
Kesempatan belajar benar-benar terbuka lebar bagi siapa saja yang membutuhkan.
4. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of
content as well as archivable capabilities).
Fasilitas yang tersedia dalam teknologi internet dan berbagai perangkat lunak yang terus
berkembang turut membantu mempermudah pengembangan bahan belajar elektronik.
Demikian juga dengan penyempurnaan atau pemutakhiran bahan belajar sesuai dengan
tuntutan perkembangan materi keilmuannya dapat dilakukan secara periodik dan mudah.
Di samping itu, penyempurnaan metode penyajian materi pembelajaran dapat pula
dilakukan, baik yang didasarkan atas umpan balik dari peserta didik maupun atas hasil
penilaian dosen/guru/instruktur selaku penanggung- jawab atau pembina materi
pembelajaran itu sendiri.
Pengetahuan dan keterampilan untuk pengembangan bahan belajar elektronik ini perlu
dikuasai terlebih dahulu oleh dosen/guru/instruktur yang akan mengembangkan bahan
belajar elektronik. Demikian juga dengan pengelolaan kegiatan pembelajarannya sendiri.
Harus ada komitmen dari dosen/guru/instruktur yang akan memantau perkembangan
kegiatan belajar peserta didiknya dan sekaligus secara teratur memotivasi peserta didiknya.
Fitur – Fitur Dalam Sistem e-Learning ([Romi 2007], 30)
a. Informasi tentang unit-unit terkait dalam proses belajar mengajar :
1. Tujuan dan Sasaran.
2. Silabus.
3. Metode Pengajaran.
4. Jadwal Kuliah.
5. Tugas.
6. Jadwal Ujian.
7. Daftar Referensi atau Bahan Bacaan.
8. Profil dan Kontak Pengajar.
b. Kemudahan akses ke sumber referensi
1. Diktat dan catatan kuliah.
2. Bahan presentasi.
3. Contoh ujian yang lalu.
4. FAQ (frequently asked questions).
5. Sumber-sumber referensi untuk pengerjaan tugas.
6. Situs-situs bermanfaat.
7. Artikel-artikel dalam jurnal online.
c. Komunikasi dalam kelas
1. Forum diskusi online.
2. Mailing list diskusi.
3. Papan pengumuman yang menyediakan informasi (perubahan jadwal kuliah,
informasi tugas dan deadline-nya).
d. Sarana untuk melakukan kerja kelompok
1. Sarana untuk sharing file dan direktori dalam kelompok.
2. Sarana diskusi untuk mengerjakan tugas dalam kelompok.
e. Sistem ujian online dan pengumpulan feedback
Peran dosen/guru/instruktur dalam e-Learning ([McCracken 2002], 98)
a. Merespons setiap informasi yang disampaikan peserta didik.
b. Menyiapkan dan menyajikan risalah dan berbagai sumber (referensi) lainnya.
c. Memberikan bimbingan dan dorongan kepada peserta didik untuk saling berinteraksi.
d. Memberikan umpan balik secara individual dan berkelanjutan kepada semua peserta didik.
e. Menggugah atau mendorong peserta didik agar tetap aktif belajar dan mengikuti diskusi.
f. Membantu peserta didik agar tetap dapat saling berinteraksi.
Komponen e-Learning [Romi 2008] ;
a. Infrastruktur e-Learning
Infrastruktur e-Learning dapat berupa personal computer (PC), jaringan komputer, internet dan
perlengkapan multimedia. Termasuk didalamnya peralatan teleconference apabila memberikan
layanan synchronous learning melalui teleconference.
b. Sistem dan Aplikasi e-Learning
Sistem perangkat lunak yang mem-virtualisasi proses belajar mengajar konvensional.
Bagaimana manajemen kelas, pembuatan materi atau konten, forum diskusi, sistem penilaian
(rapor), sistem ujian online dan segala fitur yang berhubungan dengan manajemen proses
belajar mengajar. Sistem perangkat lunak tersebut sering disebut dengan Learning Management
System (LMS). LMS banyak yang opensource sehingga bisa dimanfaatkan dengan mudah dan
murah untuk dibangun di sekolah dan universitas.
c. Konten e-Learning
Konten dan bahan ajar yang ada pada e-Learning system (Learning Management System).
Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk Multimedia-based Content (konten berbentuk
multimedia interaktif) atau Text-based Content (konten berbentuk teks seperti pada buku
pelajaran biasa). Biasa disimpan dalam Learning Management System (LMS) sehingga dapat
dijalankan oleh siswa kapanpun dan dimanapun.
d. Actor
Yang ada dalam pelaksanakan e-Learning boleh dikatakan sama dengan proses belajar
mengajar konvensional, yaitu perlu adanya guru (instruktur) yang membimbing, siswa yang
menerima bahan ajar dan administrator yang mengelola administrasi dan proses belajar
mengaja

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Manajemen keamanan-system-informasi
Manajemen keamanan-system-informasiManajemen keamanan-system-informasi
Manajemen keamanan-system-informasiNovita Basin
 
Niken Angreini 43215010022
Niken Angreini 43215010022Niken Angreini 43215010022
Niken Angreini 43215010022Niken Angreini
 
Rian 43219110213
Rian   43219110213Rian   43219110213
Rian 43219110213rian rian
 
Elearning sim-setelah-UTS (Regina Silaban)
Elearning sim-setelah-UTS (Regina Silaban)Elearning sim-setelah-UTS (Regina Silaban)
Elearning sim-setelah-UTS (Regina Silaban)Regina Silaban
 
Elearning sim setelah UTS (Regina Silaban)
Elearning sim setelah UTS (Regina Silaban)Elearning sim setelah UTS (Regina Silaban)
Elearning sim setelah UTS (Regina Silaban)Regina Silaban
 
Sim,nia kurniawati,hapzi ali,keamanan sistem informasi
Sim,nia kurniawati,hapzi ali,keamanan sistem informasiSim,nia kurniawati,hapzi ali,keamanan sistem informasi
Sim,nia kurniawati,hapzi ali,keamanan sistem informasiNia Kurniawati
 
Si pi, siti maesaroh, hapzi ali, konsep dasar pengendalian internal, universi...
Si pi, siti maesaroh, hapzi ali, konsep dasar pengendalian internal, universi...Si pi, siti maesaroh, hapzi ali, konsep dasar pengendalian internal, universi...
Si pi, siti maesaroh, hapzi ali, konsep dasar pengendalian internal, universi...Siti Maesaroh
 
2. keamanan informasi, sistem informasi manajemen, tanri imam maulana, hapzi ...
2. keamanan informasi, sistem informasi manajemen, tanri imam maulana, hapzi ...2. keamanan informasi, sistem informasi manajemen, tanri imam maulana, hapzi ...
2. keamanan informasi, sistem informasi manajemen, tanri imam maulana, hapzi ...Tanri Imam
 
Panusunan Sirait 16105006_ Jurnal_kkm
Panusunan Sirait 16105006_ Jurnal_kkmPanusunan Sirait 16105006_ Jurnal_kkm
Panusunan Sirait 16105006_ Jurnal_kkmPanusunanSirait
 
Sim, dihan archika, hapzi ali, keamanan informasi, universitas mercu buana, 2...
Sim, dihan archika, hapzi ali, keamanan informasi, universitas mercu buana, 2...Sim, dihan archika, hapzi ali, keamanan informasi, universitas mercu buana, 2...
Sim, dihan archika, hapzi ali, keamanan informasi, universitas mercu buana, 2...Dihan Archika
 
Bab 14 etika & hukum bidang teknologi informasi
Bab  14 etika & hukum bidang teknologi informasiBab  14 etika & hukum bidang teknologi informasi
Bab 14 etika & hukum bidang teknologi informasianasyafridha
 
Elfira riani syamsu 43215010185 sistem informasi manajemen (pra uas)
Elfira riani syamsu  43215010185 sistem informasi manajemen  (pra uas)Elfira riani syamsu  43215010185 sistem informasi manajemen  (pra uas)
Elfira riani syamsu 43215010185 sistem informasi manajemen (pra uas)Elfira Riani Syamsu
 
Sistem informasi manajemen keamanan informasi
Sistem informasi manajemen    keamanan informasiSistem informasi manajemen    keamanan informasi
Sistem informasi manajemen keamanan informasiHarisno Al-anshori
 
Pengamanan dan Pengendalian Sistem Informasi Manajemen
Pengamanan dan Pengendalian Sistem Informasi ManajemenPengamanan dan Pengendalian Sistem Informasi Manajemen
Pengamanan dan Pengendalian Sistem Informasi ManajemenGusstiawan Raimanu
 
Sistem informasi manajemen keamanan informasi
Sistem informasi manajemen keamanan informasiSistem informasi manajemen keamanan informasi
Sistem informasi manajemen keamanan informasiHarisno Al-anshori
 

La actualidad más candente (17)

Manajemen keamanan-system-informasi
Manajemen keamanan-system-informasiManajemen keamanan-system-informasi
Manajemen keamanan-system-informasi
 
Modul 14 terry
Modul 14 terryModul 14 terry
Modul 14 terry
 
Niken Angreini 43215010022
Niken Angreini 43215010022Niken Angreini 43215010022
Niken Angreini 43215010022
 
Rian 43219110213
Rian   43219110213Rian   43219110213
Rian 43219110213
 
Elearning sim-setelah-UTS (Regina Silaban)
Elearning sim-setelah-UTS (Regina Silaban)Elearning sim-setelah-UTS (Regina Silaban)
Elearning sim-setelah-UTS (Regina Silaban)
 
Elearning sim setelah UTS (Regina Silaban)
Elearning sim setelah UTS (Regina Silaban)Elearning sim setelah UTS (Regina Silaban)
Elearning sim setelah UTS (Regina Silaban)
 
Sim,nia kurniawati,hapzi ali,keamanan sistem informasi
Sim,nia kurniawati,hapzi ali,keamanan sistem informasiSim,nia kurniawati,hapzi ali,keamanan sistem informasi
Sim,nia kurniawati,hapzi ali,keamanan sistem informasi
 
Tugas sim keamanan informasi
Tugas sim   keamanan informasiTugas sim   keamanan informasi
Tugas sim keamanan informasi
 
Si pi, siti maesaroh, hapzi ali, konsep dasar pengendalian internal, universi...
Si pi, siti maesaroh, hapzi ali, konsep dasar pengendalian internal, universi...Si pi, siti maesaroh, hapzi ali, konsep dasar pengendalian internal, universi...
Si pi, siti maesaroh, hapzi ali, konsep dasar pengendalian internal, universi...
 
2. keamanan informasi, sistem informasi manajemen, tanri imam maulana, hapzi ...
2. keamanan informasi, sistem informasi manajemen, tanri imam maulana, hapzi ...2. keamanan informasi, sistem informasi manajemen, tanri imam maulana, hapzi ...
2. keamanan informasi, sistem informasi manajemen, tanri imam maulana, hapzi ...
 
Panusunan Sirait 16105006_ Jurnal_kkm
Panusunan Sirait 16105006_ Jurnal_kkmPanusunan Sirait 16105006_ Jurnal_kkm
Panusunan Sirait 16105006_ Jurnal_kkm
 
Sim, dihan archika, hapzi ali, keamanan informasi, universitas mercu buana, 2...
Sim, dihan archika, hapzi ali, keamanan informasi, universitas mercu buana, 2...Sim, dihan archika, hapzi ali, keamanan informasi, universitas mercu buana, 2...
Sim, dihan archika, hapzi ali, keamanan informasi, universitas mercu buana, 2...
 
Bab 14 etika & hukum bidang teknologi informasi
Bab  14 etika & hukum bidang teknologi informasiBab  14 etika & hukum bidang teknologi informasi
Bab 14 etika & hukum bidang teknologi informasi
 
Elfira riani syamsu 43215010185 sistem informasi manajemen (pra uas)
Elfira riani syamsu  43215010185 sistem informasi manajemen  (pra uas)Elfira riani syamsu  43215010185 sistem informasi manajemen  (pra uas)
Elfira riani syamsu 43215010185 sistem informasi manajemen (pra uas)
 
Sistem informasi manajemen keamanan informasi
Sistem informasi manajemen    keamanan informasiSistem informasi manajemen    keamanan informasi
Sistem informasi manajemen keamanan informasi
 
Pengamanan dan Pengendalian Sistem Informasi Manajemen
Pengamanan dan Pengendalian Sistem Informasi ManajemenPengamanan dan Pengendalian Sistem Informasi Manajemen
Pengamanan dan Pengendalian Sistem Informasi Manajemen
 
Sistem informasi manajemen keamanan informasi
Sistem informasi manajemen keamanan informasiSistem informasi manajemen keamanan informasi
Sistem informasi manajemen keamanan informasi
 

Similar a SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Sim sesudah uts lina sabila_43215010034
Sim sesudah uts lina sabila_43215010034Sim sesudah uts lina sabila_43215010034
Sim sesudah uts lina sabila_43215010034sabila10
 
Sistem informasi managemen (after uts)
Sistem informasi managemen (after uts)Sistem informasi managemen (after uts)
Sistem informasi managemen (after uts)Muhamad Zidni
 
Sistem informasi managemen after uts
Sistem informasi managemen after utsSistem informasi managemen after uts
Sistem informasi managemen after utszulfikar_27
 
SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Konsep Dasar Pengendalian Internal 09, Unive...
SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Konsep Dasar Pengendalian Internal 09, Unive...SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Konsep Dasar Pengendalian Internal 09, Unive...
SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Konsep Dasar Pengendalian Internal 09, Unive...Siti Maesaroh
 
09 SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Konsep Dasar Pengendalian Internal, Unive...
09 SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Konsep Dasar Pengendalian Internal, Unive...09 SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Konsep Dasar Pengendalian Internal, Unive...
09 SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Konsep Dasar Pengendalian Internal, Unive...Siti Maesaroh
 
Pengantar Dan Konsep Keamanan Sistem Informasi
Pengantar Dan Konsep Keamanan Sistem Informasi   Pengantar Dan Konsep Keamanan Sistem Informasi
Pengantar Dan Konsep Keamanan Sistem Informasi Indri Sukmawati Rahayu
 
1, si & pi, Ridho f widiatmoko (55518110002), Hapzi ali, ancaman terhadap sis...
1, si & pi, Ridho f widiatmoko (55518110002), Hapzi ali, ancaman terhadap sis...1, si & pi, Ridho f widiatmoko (55518110002), Hapzi ali, ancaman terhadap sis...
1, si & pi, Ridho f widiatmoko (55518110002), Hapzi ali, ancaman terhadap sis...Ridho F. Widiatmoko
 
Sistem Informasi Manejemen Pra UAS Herda Nezzim Bararah
Sistem Informasi Manejemen Pra UAS Herda Nezzim BararahSistem Informasi Manejemen Pra UAS Herda Nezzim Bararah
Sistem Informasi Manejemen Pra UAS Herda Nezzim Bararahherda nezzim
 
Sim 10 ellya yasmien, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, keamanan sistem infor...
Sim 10 ellya yasmien, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, keamanan sistem infor...Sim 10 ellya yasmien, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, keamanan sistem infor...
Sim 10 ellya yasmien, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, keamanan sistem infor...Ellya Yasmien
 
Elfira riani syamsu 43215010185 sistem informasi manajemen (pra uas)
Elfira riani syamsu  43215010185 sistem informasi manajemen  (pra uas)Elfira riani syamsu  43215010185 sistem informasi manajemen  (pra uas)
Elfira riani syamsu 43215010185 sistem informasi manajemen (pra uas)Elfira Riani Syamsu
 
Si & Pi, sasi ngatiningrum, hapzi ali, implementasi keamanan informasi dan pe...
Si & Pi, sasi ngatiningrum, hapzi ali, implementasi keamanan informasi dan pe...Si & Pi, sasi ngatiningrum, hapzi ali, implementasi keamanan informasi dan pe...
Si & Pi, sasi ngatiningrum, hapzi ali, implementasi keamanan informasi dan pe...Sasi Ngatiningrum
 
Sipi, lauhul machfuzh,prof. hapzi ali, keamanan informasi, tipe tipe pengend...
Sipi, lauhul machfuzh,prof.  hapzi ali, keamanan informasi, tipe tipe pengend...Sipi, lauhul machfuzh,prof.  hapzi ali, keamanan informasi, tipe tipe pengend...
Sipi, lauhul machfuzh,prof. hapzi ali, keamanan informasi, tipe tipe pengend...Lauhul Machfuzh
 
Tugas 10, celine danaris gracia, yananto mihadi putra, se, m.si, keamanan inf...
Tugas 10, celine danaris gracia, yananto mihadi putra, se, m.si, keamanan inf...Tugas 10, celine danaris gracia, yananto mihadi putra, se, m.si, keamanan inf...
Tugas 10, celine danaris gracia, yananto mihadi putra, se, m.si, keamanan inf...CELINEDANARIS
 
10. SIM, Yasmin Al-Hakim, Hapzi Ali, Keamanan Sistem Informasi, Universitas M...
10. SIM, Yasmin Al-Hakim, Hapzi Ali, Keamanan Sistem Informasi, Universitas M...10. SIM, Yasmin Al-Hakim, Hapzi Ali, Keamanan Sistem Informasi, Universitas M...
10. SIM, Yasmin Al-Hakim, Hapzi Ali, Keamanan Sistem Informasi, Universitas M...Yasmin Al-Hakim
 
Sim, namira nur jasmine, hapzi ali, implikasi etis ti, universitas mercu buan...
Sim, namira nur jasmine, hapzi ali, implikasi etis ti, universitas mercu buan...Sim, namira nur jasmine, hapzi ali, implikasi etis ti, universitas mercu buan...
Sim, namira nur jasmine, hapzi ali, implikasi etis ti, universitas mercu buan...Namira Jasmine
 
Sim, husna nurbaiti, sebelum uas
Sim, husna nurbaiti, sebelum uasSim, husna nurbaiti, sebelum uas
Sim, husna nurbaiti, sebelum uashusna2606
 
SIM 11,Novia Indriani, Hapzi Ali,Implikasi Etis TI, Universitas Mercu Buana, ...
SIM 11,Novia Indriani, Hapzi Ali,Implikasi Etis TI, Universitas Mercu Buana, ...SIM 11,Novia Indriani, Hapzi Ali,Implikasi Etis TI, Universitas Mercu Buana, ...
SIM 11,Novia Indriani, Hapzi Ali,Implikasi Etis TI, Universitas Mercu Buana, ...noviaindrn
 
1, si & pi,mislia, hapzi ali, si ancaman terhadap sistem informasi akunta...
1, si & pi,mislia, hapzi ali, si ancaman terhadap sistem informasi akunta...1, si & pi,mislia, hapzi ali, si ancaman terhadap sistem informasi akunta...
1, si & pi,mislia, hapzi ali, si ancaman terhadap sistem informasi akunta...Mislia lia
 

Similar a SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (19)

Sim sesudah uts lina sabila_43215010034
Sim sesudah uts lina sabila_43215010034Sim sesudah uts lina sabila_43215010034
Sim sesudah uts lina sabila_43215010034
 
Sistem informasi managemen (after uts)
Sistem informasi managemen (after uts)Sistem informasi managemen (after uts)
Sistem informasi managemen (after uts)
 
Sistem informasi managemen after uts
Sistem informasi managemen after utsSistem informasi managemen after uts
Sistem informasi managemen after uts
 
SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Konsep Dasar Pengendalian Internal 09, Unive...
SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Konsep Dasar Pengendalian Internal 09, Unive...SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Konsep Dasar Pengendalian Internal 09, Unive...
SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Konsep Dasar Pengendalian Internal 09, Unive...
 
09 SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Konsep Dasar Pengendalian Internal, Unive...
09 SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Konsep Dasar Pengendalian Internal, Unive...09 SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Konsep Dasar Pengendalian Internal, Unive...
09 SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Konsep Dasar Pengendalian Internal, Unive...
 
Sim (slideshare bab 7 12)
Sim (slideshare bab 7 12)Sim (slideshare bab 7 12)
Sim (slideshare bab 7 12)
 
Pengantar Dan Konsep Keamanan Sistem Informasi
Pengantar Dan Konsep Keamanan Sistem Informasi   Pengantar Dan Konsep Keamanan Sistem Informasi
Pengantar Dan Konsep Keamanan Sistem Informasi
 
1, si & pi, Ridho f widiatmoko (55518110002), Hapzi ali, ancaman terhadap sis...
1, si & pi, Ridho f widiatmoko (55518110002), Hapzi ali, ancaman terhadap sis...1, si & pi, Ridho f widiatmoko (55518110002), Hapzi ali, ancaman terhadap sis...
1, si & pi, Ridho f widiatmoko (55518110002), Hapzi ali, ancaman terhadap sis...
 
Sistem Informasi Manejemen Pra UAS Herda Nezzim Bararah
Sistem Informasi Manejemen Pra UAS Herda Nezzim BararahSistem Informasi Manejemen Pra UAS Herda Nezzim Bararah
Sistem Informasi Manejemen Pra UAS Herda Nezzim Bararah
 
Sim 10 ellya yasmien, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, keamanan sistem infor...
Sim 10 ellya yasmien, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, keamanan sistem infor...Sim 10 ellya yasmien, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, keamanan sistem infor...
Sim 10 ellya yasmien, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, keamanan sistem infor...
 
Elfira riani syamsu 43215010185 sistem informasi manajemen (pra uas)
Elfira riani syamsu  43215010185 sistem informasi manajemen  (pra uas)Elfira riani syamsu  43215010185 sistem informasi manajemen  (pra uas)
Elfira riani syamsu 43215010185 sistem informasi manajemen (pra uas)
 
Si & Pi, sasi ngatiningrum, hapzi ali, implementasi keamanan informasi dan pe...
Si & Pi, sasi ngatiningrum, hapzi ali, implementasi keamanan informasi dan pe...Si & Pi, sasi ngatiningrum, hapzi ali, implementasi keamanan informasi dan pe...
Si & Pi, sasi ngatiningrum, hapzi ali, implementasi keamanan informasi dan pe...
 
Sipi, lauhul machfuzh,prof. hapzi ali, keamanan informasi, tipe tipe pengend...
Sipi, lauhul machfuzh,prof.  hapzi ali, keamanan informasi, tipe tipe pengend...Sipi, lauhul machfuzh,prof.  hapzi ali, keamanan informasi, tipe tipe pengend...
Sipi, lauhul machfuzh,prof. hapzi ali, keamanan informasi, tipe tipe pengend...
 
Tugas 10, celine danaris gracia, yananto mihadi putra, se, m.si, keamanan inf...
Tugas 10, celine danaris gracia, yananto mihadi putra, se, m.si, keamanan inf...Tugas 10, celine danaris gracia, yananto mihadi putra, se, m.si, keamanan inf...
Tugas 10, celine danaris gracia, yananto mihadi putra, se, m.si, keamanan inf...
 
10. SIM, Yasmin Al-Hakim, Hapzi Ali, Keamanan Sistem Informasi, Universitas M...
10. SIM, Yasmin Al-Hakim, Hapzi Ali, Keamanan Sistem Informasi, Universitas M...10. SIM, Yasmin Al-Hakim, Hapzi Ali, Keamanan Sistem Informasi, Universitas M...
10. SIM, Yasmin Al-Hakim, Hapzi Ali, Keamanan Sistem Informasi, Universitas M...
 
Sim, namira nur jasmine, hapzi ali, implikasi etis ti, universitas mercu buan...
Sim, namira nur jasmine, hapzi ali, implikasi etis ti, universitas mercu buan...Sim, namira nur jasmine, hapzi ali, implikasi etis ti, universitas mercu buan...
Sim, namira nur jasmine, hapzi ali, implikasi etis ti, universitas mercu buan...
 
Sim, husna nurbaiti, sebelum uas
Sim, husna nurbaiti, sebelum uasSim, husna nurbaiti, sebelum uas
Sim, husna nurbaiti, sebelum uas
 
SIM 11,Novia Indriani, Hapzi Ali,Implikasi Etis TI, Universitas Mercu Buana, ...
SIM 11,Novia Indriani, Hapzi Ali,Implikasi Etis TI, Universitas Mercu Buana, ...SIM 11,Novia Indriani, Hapzi Ali,Implikasi Etis TI, Universitas Mercu Buana, ...
SIM 11,Novia Indriani, Hapzi Ali,Implikasi Etis TI, Universitas Mercu Buana, ...
 
1, si & pi,mislia, hapzi ali, si ancaman terhadap sistem informasi akunta...
1, si & pi,mislia, hapzi ali, si ancaman terhadap sistem informasi akunta...1, si & pi,mislia, hapzi ali, si ancaman terhadap sistem informasi akunta...
1, si & pi,mislia, hapzi ali, si ancaman terhadap sistem informasi akunta...
 

Último

PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...NiswatuzZahroh
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxnataliadwiasty
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DAbdiera
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKLA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKDeviIndriaMustikorin
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 

Último (20)

PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKLA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

  • 1. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Diajukan untuk memenuhi tugas individu mata kuliah Sistem Informasi Manajemen Dosen pengajar Shinta Melzatia, SE. M.AK. Disusun oleh Dian Wijayanti 43215010296 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA BARAT 2017
  • 2. INFORMASI DALAM PELAKSANAAN Sistem informasi adalah kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas orang yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi dan manajemen. Dalam arti yang sangat luas, istilah sistem informasi yang sering digunakan merujuk kepada interaksi antara manusia, proses algoritmik, data, dan teknologi. Dalam pengertian ini, istilah ini digunakan untuk merujuk tidak hanya pada penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), namun juga untuk cara dimana orang berinteraksi dengan teknologi ini dalam mendukung prosees bisnis. Sistem informasi dikembang dengan tujuan berbeda- beda sesuai kebutuhan bisnis. hydraulic co. Masih menggunakan sistrm informasi yang masih sangat sederhana dan belum terintegrasi dengan baik. Semua pengolahan data dilakukan oleh sebuah komputer mini, yang menangani gaji, penagihan, piutang, persediaan, dan akuntansi biaya. Bahkan Para pekerja mencatatkan waktu kerja mereka dengan menggunakan jam absensi, dan mereka melaporkan kemajuan pekerjaan dengan mengisi suatu formulir manual yang menyertai tiap job lot. Data dari kartu absensi dan fomulir diketik atau diinput ke dalam komputer oleh operator pemasukan data pada divisi manufaktur. Sistem manajemen database yang digunakan masih semi manual belum terintegrasi dengan baik data perusahaan. Hal ini menyebabkan manajemen database perusahaan belum dikelola dengan baiik. Sehingga masih banyak kesalahan2 data yang terjadi, seperti data pemesanan dan pembelian dari McCullin enterprise. Sistem informasi dalam level organisasi, diantaranya :  Sistem informasi departemen sistem informasi yang hanya digunakan dalam sebuah departemen  Sistem informasi perusahaan Sistem terpadu yang hanya dapat dipakai oleh sejumlah departemen secara bersama sama  Sistem informasi antarorganisasi Sistem informasi yang menghubungkan dua organisasi atau lebih. Contoh : Sistem para pemasok yang dapat di hubungkan ke sistem informasi wal-mart Sistem informasi fungsional : Area Fungsional Tugas Penjualan dan pemasaran Mengenai penjualan dan pemasaran produk/jasa yg dihasilkan perusahaan Manufaktur (produksi) Menghasilkan produk Keuangan Mengelola asset – asset keuangan perusahaan Akuntansi Memelihara rekaman – rekaman transaksi keuangan dalam perusahaan Jenis - jenis sistem informasi , yaitu : 1. Hirarki 2. Level organisasi 3. Area fungsional 4. Dukungan yang diberikan 5. Arsitektur sistem informasi
  • 3. KEAMANAN SISTEM INFORMASI Menurut G.J. Simon, keamanan sistem informasi adalah bagaimana kita dapat mencegah penipuan (cheating), atau paling tidak mendeteksi adanya penipuan di sebuah sistem yang berbasis informasi, dimana informasinya sendiri tidak memiliki arti fisik. Keamanan suatu sistem informasi juga antara lain terkait akses tidak sah, pencurian, kerusakan fisik terhadap sistem informasi. Contoh kasus : Hacker Kembali Menyerang Bank. JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah upaya perbankan meningkatkan layanan electronic channel, nasabah harus semakin ekstra waspada atas potensi terjadinya kejahatan di sistem perbankan. Awal pekan ini Bank Mandiri memblokir kartu ATM sebagian nasabah. Mari simak pengalaman Inne Nathalia. "Panik, ATM Mandiri offline," kata Inne, salah satu nasabah yang mengalami pemblokiran kartu. Beruntung, ia mengaktifkan mobile banking dan memastikan rekeningnya aman. Nixon Napitupulu, Sekretaris Perusahaan Mandiri, mengakui memblokir 2.000 kartu dari total 11 juta kartu ATM Mandiri. Bank ini mendeteksi sebuah pola kejahatan tengah berlangsung. Atas dasar itu, Mandiri berinisiatif memblokir 2.000 kartu ATM di Jakarta. "Tindakan ini guna melindungi kepentingan nasabah dari penyalahgunaan oleh pihak tidak berwenang," ujar Nixon. Mandiri mengklaim, nasabah tak kehilangan dana. Sejatinya, hackers terbiasa meretas keamanan sebuah sistem. Jika "hackers putih" mengetahui ada kelemahan di keamanan siste, mereka akan memberi tahu si empunya sistem. Jika "hackers jahat" mereka langsung membobol. Tengok saja BCA. Bank ini mengungkapkan, setiap hari, sekitar 4.000 hacker berusaha meretas sistem BCA. "Tapi tidak pernah ada yang berhasil," terang Suwignyo Budiman, Direktur BCA, Selasa (13/5/2014). Suwignyo bilang, BCA kini memiliki unit kerja khusus, yakni enterprise security. Unit ini bertugas membuat strategi pengamanan, pengawasan, hingga perlindungan data di sistem teknologi BCA. Jika sistem lemah, bersiaplah kebobolan. Seperti yang terjadi pada sebuah bank di Solo yang kebobolan sebesar Rp 21 miliar. Maraknya kejahatan melalui internet (cyber crime), menjadi perhatian Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pengawas perbankan ini meminta bank lebih serius mengembangkan teknologi informasi. OJK menilai, penggunaan teknologi diikuti potensi risiko. "Kami akan menyempurnakan aturan prudensial sejalan dengan kompleksitas sistem keuangan dan industri perbankan," ucap Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad. Catatan Kepolisian RI, tahun 2011, kerugian akibat cyber crime Rp 4 miliar dan 178.800 dollar AS atau 520 kasus. Kerugian naik menjadi Rp 5 miliar dan 56.448 dollar AS atau 600 kasus di 2012. Sementara Januari-Maret 2013, kerugian Rp 1 miliar. Tahun ini, polri mencatat, laporan cyber crime menjadi 3-4 laporan per hari, dibandingkan tahun 2012 yang 2-3 laporan per hari. Kapolri Jenderal Sutarman mengingatkan, perbankan harus tetap berhati-hati. "Jangan sombong merasa punya teknologi canggih. Kenyataannya masih bisa dibobol juga," imbuh Sutarman. (Issa Almawadi, Adhitya Himawan, Barratut Taqiyyah)
  • 4. Keamanan informasi bertujuan untuk mencapai tiga tujuan utama: a. Kerahasiaan. Perusahaan mencari cara untuk melindungi data dan informasinya dari penggunaan yang tidak semestinya oleh orang-orang yang tidak memiliki otoritas menggunakannya. b. Ketersediaan. Tujuan dibangunnya infrastruktur informasi perusahaan adalah supaya data dan informasi perusahaan tersedia bagi pihak-pihak yang memiliki otoritas untuk menggunakannya. c. Integritas Seluruh sistem informasi harus memberikan atau menyediakan gambaran yang akurat mengenai sistem fisik yang mereka wakili. Manajemen keamanan informasi terdiri dari 4 tahap yaitu: 1. Mengidentifikasi ancaman yang dapat menyerang sumber informasi perusahaan 2. Mengidentifikasi resiko yang mungkin ditimbulkan oleh ancaman tersebut 3. Menetapkan kebijakan-kebijakan keamanan informasidan 4. Melaksanakan pengawasan terhadap hal-hal yang berhubungan dengan resiko keamanan informasi. Aktivitas-aktivitas tidak sah yang dapat menjadi risiko untuk keamanan sistem informasi , yaitu : a. Pengungkapan dan Pencurian Ketika database dan perpustakaan perangkat lunak dapat diakses oleh orang yang tidak berhak, maka dapat mengakibatkan hilangnya informasi dan uang. Sebagai contoh, mata-mata industri dapat memperoleh informasi kompetitif yang berharga dan penjahat komputer dapat menggelapkan dana perusahaan. b. Penggunaan Secara Tidak Sah Penggunaan secara tidak sah terjadi ketika sumber daya perusahaan dapat digunakan oleh orang yang tidak berhak menggunakannya. Ciri-ciri penjahat komputer yang memiliki kemampuan mengakses informasi secara tidak sah termasuk diantaranya adalah hacker. Hacker biasanya menganggap informasi keamanan suatu instansi atau perusahaan sebagai suatu tantangan. Sebagai contoh, seorang hacker dapat menerobos jaringan komputer suatu perusahaan, memperoleh akses terhadap sistem telepon kemudian menggunakannya untuk melakukan hubungan telepon interlokal secara tidak sah. c. Pengrusakan Secara Tidak Sah dan Penolakan Pelayanan Individu dapat merusak atau menghancurkan perangkat keras atau perangkat lunak, yang menyebabkan berhentinya operasi komputer perusahaan. Hal tersebut dapat dilakukan oleh penjahat komputer tanpa mereka harus berada di lokasi perusahaan. Mereka dapat masuk ke dalam jaringan komputer dari terminal komputer yang berada jauh dari lokasi pusat dan menyebabkan kerusakan fisik, seperti kerusakan pada layar monitor, kerusakan pada disket, kemacetan pada printer, dan tidak berfungsinyakeyboard. d. Modifikasi Secara Tidak Sah Perubahan dapat dibuat pada data-data perusahaan, informasi, dan perangkat lunak. Beberapa perubahan tidak dapat dikenali sehingga menyebabkan pengguna yang ada dioutput system menerima informasi yang salah dan membuat keputusan yang salah. Tipe modifikasi yang paling dikhawatirkan adalah modifikasi disebabkan oleh perangkat lunak yang menyebabkan kerusakan, biasanya dikelompokkan sebagai virus.
  • 5. IMPLIKASI ETIS DARI TEKNOLOGI INFORMASI Pada saat ini banyak kegiatan komersial maupun sosial yang dilakukan melalui jaringan sistem komputer dan sistem komunikasi, baik dlam lingkup lokal maupun global (internet). Permasalah hukum sering kali dihadapi terkait dengan penyampaian informasi, komunikasi, dan/atau transaksi secara elektronik, dll. Permasalahan dalam penggunaan teknologi juga terjadi ketika batas-batas etika dalam dunia nyata menjadi samar di dunia maya. Pelanggaran etika dalam bermasyarakat, bertransaksi, dan berinteraksi sosial sering terjadi dan kasusnya semakin bertambah. Contoh kasus : Penyebaran Berita Hoax Terbongkarnya sindikat Saracen yang diduga aktif menyebarkan berita bohong bernuansa SARA di media sosial berdasarkan pesanan, memang merupakan hal yang terorganisir, bukan semata aksi individu, kata pengamat. Pakar teknologi informasi (IT), Ruby Alamsyah menyebutkan, keberhasilan polisi ini cukup besar dampaknya terhadap masyarakat 'Khususnya bagi mereka yang selama ini belum percaya bahwa penyebaran hoax itu ada yang mengorganisir,'' kata dia. Rabu (23/8), Kepolisian Indonesia mengungkapkan penangkapan tiga pimpinan sindikat Saracen yang diduga berada di balik sejumlah berita bohong dan provokatif bernuansa SARA di media sosial. Dari hasil penyelidikan forensik digital, terungkap sindikat ini menggunakan grup Facebook - di antaranya Saracen News, Saracen Cyber Team, dan Saracennews.com untuk menggalang lebih dari 800.000 akun, kata polisi. Selanjutnya pelaku mengunggah konten provokatif bernuansa SARA dengan mengikuti perkembangan tren di media sosial, kata polisi pula. ''Unggahan tersebut berupa kata-kata, narasi, maupun meme yang tampilannya mengarahkan opini pembaca untuk berpandangan negatif terhadap kelompok masyarakat lain,'' demikian siaran pers Tindak Pidana Siber Kepolisian RI yang diterima BBC Indonesia. Modusnya, sindikat yang beraksi sejak November 2015 tersebut mengirimkan proposal kepada sejumlah pihak, kemudian menawarkan jasa penyebaran ujaran kebencian bernuansa SARA di media sosial. ''Dalam satu proposal yang kami temukan, kurang lebih setiap proposal nilainya puluhan juta,'' ujar Kasubdit di Direktorat Tindak Pindana Siber Bareskrim Polri, Kombes Irwan Anwar, seperti dikutip dari Detik.com. Tiga tersangka yang ditangkap yakni MFT, 43, yang berperan membidangi media dan informasi situs Saracennews.com, SRN, 32, yang berperan sebagai koordinator grup wilayah, dan JAS, 32, yang berperan sebagai ketua. Tersangka JAS diketahui memiliki kemampuan memulihkan akun media sosial anggotanya yang kena blokir. ''Dia juga memberi bantuan pembuatan berbagai akun, baik yang sifatnya real, semi-anonim, maupun anonim,'' kata polisi. Untuk menyamarkan perbuatannya, JAS sering berganti nomor ponsel untuk membuat akun surel maupun Facebook. Total, dia memiliki 11 akun surel dan enam akun Facebook yang digunakan untuk membuat grup di media sosial maupun mengambil alih akun milik orang lain. Saracen tiga kali dilaporkan ke polisi, yakni pada 20 Juli, 4 Agustus, dan 7 Agustus.
  • 6. Dari tersangka JAS, polisi menyita barang bukti 50 kartu sim berbagai operator, lima hardisk CPU dan satu harddisk komputer jinjing, empat ponsel, lima flashdisk, dan dua kartu memori. Sedangkan dari dua tersangka lain disita antara lain ponsel, kartu memori, flash disk, komputer jinjing, dan harddisk. Terhadap dua tersangka, yakni MFT dan SRN, disangkakan Pasal 45A ayat 2 jo pasal 28 ayat 2 UU nomor 19 tahun 2016 tentang perubahan UU ITE dengan ancaman enam tahun penjara dan atau pasal 45 ayat 3 jo pasal 27 ayat 3 UU ITE dengan ancaman empat tahun penjara. Sedangkan kepada tersangka JAS dipersangkakan tindak pidana akses ilegal Pasal 46 ayat 2 jo pasal 30 ayat 2 dan atau pasal 46 ayat 1 jo pasal 30 ayat 1 UU ITE nomor 11 tahun 2008 dengan ancaman tujuh tahun penjara. Saat ini penyidik masih terus mendalami berbagai surel, akun Facebook, para admin dalam jaringan grup Saracen yang masih aktif melakukan ujaran kebencian. Menurut James H. Moor ada tiga alasan utama mengapa masyarakat berminat untuk menggunakan komputer yaitu; a. Kelenturan logika (logical malleability), Memiliki kemampuan untuk membuat suatu aplikasi untuk melakukan apapun yang diinginkan oleh programmer untuk penggunannya. b. Faktor transformasi (transformation factors) Memiliki kemampuan untuk bergerak dengan cepat kemanapun pengguna akan menuju ke suatu tempat. c. Faktor tak kasat mata (invisibility factors). Memiliki kemampuan untuk menyembunyikan semua operasi internal computer sehingga tidak ada peluang bagi penyusup untuk menyalahgunakan operasi tersebut. Beberapa dampak pemanfaatan teknologi informasi yang tidak tepat yaitu :  Ketakutan terhadap teknologi informasi yang akan menggantikan fungsi manusia sebagai pekerja  Tingkat kompleksitas serata kecepatan yang sudah tidak dapat di tangani secara manual  Pengangguran dan pemindahan kerja  Kurangnya tanggung jawab profesi  Adanya golongan minoritas yang miskin informasi mengenai teknologi informasi Beberapa alasan mengenai pentingnya etika dalam teknologi informasi adalah sebagai berikut :  Bahwa pengguna teknologi informasi berasal dari berbagai negara yang mungkin memiliki budaya, bahasa dan adat istiadat yang berbeda-beda.  Pengguna teknologi informasi merupakan orang–orang yang hidup dalam dunia anonymouse, yang tidak mengharuskan pernyataan identitas asli dalam berinteraksi.  Berbagai macam fasilitas yang diberikan dalam kemajuan teknologi informasi memungkinkan seseorang untuk bertindak etis seperti misalnya ada juga pengguna yang suka iseng dengan melakukan hal–hal yang tidak seharusnya dilakukan.  Harus diperhatikan bahwa pengguna teknologi informasi akan selalu bertambah setiap saat dan memungkinkan masuknya “penghuni” baru.
  • 7. SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN Teknologi terutama ditujukan untuk mendukung aktivitas manusia. Pengembangan teknologi yang telah masuk ke berbagai lini salah satunya adalah membantu dalam pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan yang efektif dan berdaya guna ekonomis membutuhkan informasi yang akurat dan tepat waktu. Disaat itulah teknologi memainkan peran yang cukup penting dalam menunjang pengambilan keputusan. Informasi perusahaan MacDonald’s danMc System”, ditunda, karena McDonald’s tidak punya pengalaman dibidang tersebut ,membelanjakan terlalu banyak uang dan hanya punya sedikit reputasi untuk menunjukan hal itu. McDonald’s tidak kenal karena teknologi atau penghargaan level eksekutif dan pemahaman teknologi menurut anlisis di AMR RESEARCH mengatakan bahwa “jaringan global real-times menelan data tersebar,bahkab bagi organisasi teknologi informasi yang paling ambisius sekalipun. Mengkonfigurasikam dan mengintegrasikan perangkat lunak yang diperlukan untuk komunikasi Oak Brook dengan 30.000 lebih lokasi Dan untuk membuat program ini McDonald juga harus mengeluarkan biaya yang mahal. System hemat biaya Mc Donald’s akan bertahan hidup karena McDonald’s memiliki jaringan digital real-time atau berbasis Web untuk mengirim informasi dengan cepat di seluruh bumi hingga diperlukan para eksekutif bisa memonitor dan mempengaruhi pada basis menit demi menit kemampuan perusahaan untuk membuat produk konsisten kepada pelanggan secara cepat. Itu akan member para eksekutif McDonald’s suatu pandangan terperinci menyangkut keseluruhan system real-times.McDonald’s dengan system yang dikembangkan secara internal, yang umumnya membuat data tersedia untuk pengambil keputusan dalam satu minggu atau lebih.dengan bekerjasama dengan para pemasok dan para manajer took, perusahaan bisa meningkatkan konsistensi produk. Mungkin kendalanya hanya semankin banyaknya pesaing dari perusahaan lain. Masalah yang di hadapi system informasi perusahaan McDonald’s yaitu Masalah terbesar biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan McDonald, karena Seratus tujuh puluh juta dollar hanyalah sebagian dari $1 miliar yang direncanakan McDonaldd’s untuk biaya innovate yang dimulai pada bulan 2001. Dan proyek miliaran dollar ini gagal, bahkan sebelum mengalami kemajuan oleh karena kesulitan menjelmahkan bahkan suatu bisnis sederhana ke dalam perusahaan real-time. Beberapa bagian AS masih tidak mempunyai konektivitas kecepatan tinggi yang diandalkan dan mereka internasional jadi masalah ini bisa sangat problematic lanjut Abell. Suatu teknologi dapat menunjang dalam suatu pengambilan keputusan yang tepat dan akurat, nilai suatu informasi berhubungan dengan keputusan. Hal ini berarti bahwa bila tidak ada pilihan atau keputusan, informasi menjadi tidak diperlukan. Keputusan dapat berkisar dari keputusan berulang yang sederhana sampai keputusan strategis jangka panjang. Sedangkan parameter untuk mengukur nilai sebuah informasi tersebut menurut Wahyono (2003), ditentukan dari dua hal pokok yaitu manfaat (benefit) dan biaya (cost). Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya dan sebagian besar informasi tidak dapat tepat ditaksir keuntungannya dengan satuan nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya. Dapat pula dikatakan bahwa pengukuran nilai sebuah informasi akan lebih tepat jika menggunakan analisis cost effectiveness atau cost benefit.
  • 8. Sedangkan kualitas informasi sangat dipengaruhi atau ditentukan oleh 3 (tiga) hal pokok, yaitu : 1. Relevansi (relevancy). Informasi dikatakan berkualitas jika relevan bagi pemakainya. Pengukuran nilai relevansi, akan terlihat dari jawaban atas pertanyaan“how is the message used for problem solving (decision masking)?” Informasi akan relevan jika memberikan manfaat bagi pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda. Misalnya informasi mengenai hasil penjualan barang mingguan kurang relevan jika ditujukan pada manajer teknik, tetapi akan sangat relevan bila disampaikan pada manajer pemasaran. 2. Akurasi (accuracy). Sebuah informasi dapat dikatakan akurat jika informasi tersebut tidak bias atau menyesatkan, bebas dari kesalahan-kesalahan dan harus jelas mencerminkan maksudnya. Ketidak-akuratan sebuah informasi dapat terjadi karena sumber informasi (data) mengalami gangguan atau kesengajaan sehingga merusak atau merubah data-data asli tersebut. Beberapa hal yang dapat berpengaruh terhadap keakuratan sebuah informasi antara lain : a. Kelengkapan (completeness) informasi. “Are necessary message items present?” Informasi yang komplit, berarti informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus memiliki kelengkapan yang baik, karena bila informasi yang dihasilkan sebagian-sebagian tentunya akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan atau menentukan tindakan secara keseluruhan, sehingga akan berpengaruh terhadap kemampuannya untuk mengontrol atau memecahkan suatu masalah dengan baik. b. Kebenaran (correctness) informasi. “Are message items correct?” Informasi yang dihasilkan oleh proses pengolahan data, haruslah benar sesuai dengan perhitungan- perhitungan yang ada dalam proses tersebut. Sebagai contoh, jika sebuah informasi menunjukkan total nilai gaji yang harus dibayarkan pada seorang pegawai, maka informasi tersebut haruslah sudah benar dan memuat perhitungan-perhitungan matematis yang ada di dalam prosesnya seperti perhitungan tunjangan, perhitungan potongan dan sebagainya. c. Keamanan (security) informasi. Keamanan sebuah informasi, tergambar dari jawaban atas pertanyaan “Did the message reach all or only the intended systems users ? “ 3. Tepat waktu (timeliness). Bahwa informasi yang dihasilkan dari suatu proses pengolahan data, datangnya tidak boleh terlambat (usang). Informasi yang terlambat tidak akan mempunyai nilai yang baik, sehingga kalau digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dapat menimbulkan kesalahan dalam tindakan yang akan diambil. Kebutuhan akan tepat waktunya sebuah informasi itulah yang pada akhirnya akan menyebabkan mahalnya nilai suatu informasi. Hal itu dapat dipahami karena kecepatan untuk mendapatkan, mengolah dan mengirimkan informasi tersebut memerlukan bantuan teknologi-teknologi terbaru. Artinya, agar informasi yang diproses dapat menghasilkan informasi yang bernilai dan berkualitas, maka diperlukan seperangkat alat pemrosesan data yang canggih, alat tersebut sekarang ini disebut dengan komputer.
  • 9. TELEKOMUNIKASI, INTERNET, DAN TEKNOLOGI NIRKABEL Telekomunikasi saat ini semakin dimudahkan dengan adanya teknologi nirkabel yang dapat diakses dengan lebih leluasa melalui komputer, komputer genggam, telepon seluler, tablet PC, dan sebagainya. Teknologi nirkabel sangat luas mulai dari komunikasi suara sampai jaringan data. Nirkabel adalah Wireless yakni sebuah jaringan nirkabel atau tanpa kabel yang menggunakan udara sebagai media penghubung transmisinya guna menghantarkan gelombang elektromagnetik maupun data. Sejarah dan perkembangan nirkabel Di ujung akhir 1970 an, IBM merilis hasi dari percobaan mereka dalam pembuatan rancangan Wireless LAN dengan teknologi IR. Sementara itu, Hewlett-Packard (HP) menguji coba Wirelles LAN mereka dengan RF. Saat itu keduan perusahaan tersebut hanya bisa mencapai transfer rate data sebesar 100 Kbps. Karena belum memenuhi standar IEEE802 untuk LAN yakni 1 Mbps, maka mereka belum berani menjualnya di pasaran. Barulah pada tahun 1985m, Federal Communication Comission atau disingkat dengan FCC menetapkan sebuah pita Industrial tanpa lisensi berupa Idustrial, Scientific dan Medical (ISM Band) dengan gelombang sebesar 902-928 MHz, 2400-2483,5 MHz dan 5725-5850 MHz. Pengembangan Wireless memasuki tahapan serius sebelum dikomersialkan. Hingga akhirnya pada tahun 1990 Wireless LAN dengan penggunaan Spread Spectrum (SS) pada pita ISM berhasil dipasarkan ke masyarakat. Waktu itu frekuensi wireless LAN hanya berkisar antara 18-19 GHz dan kecepatan data rate sekitar > 1 Mbps. Singkat cerita, pada tahun 2006, teknologi 802.11n mulai dikembangkan dengan penggabungan antara teknologi 802.11b dan 802.11g. Selanjutnya teknologi ini lebih dikenal dengan istilah Multiple Input Multiple Output atau disingkat dengan MIMO. MIMO merupakan teknologi Wi-Fi terbaru yang dibuar berdasarkan spesifikasi Pre-802.11m. Kata “Pre” dalam Pre-802.11m memiliki sebuah arti “Prestandard versions of 802.11n”. MIMO memberikan keunggukan berupa peningkatan troughput, peningkatan jumlah klien yang terkoneksi, serta daya tembus terhadap penghalang yang lebih baik. Jaringan nirkabel mendukung telekomunikasi melalui internet. Internet adalah jaringan global yang di dalamnya sendiri terdiri dari jaringan-jaringan yang menggunakan model komputasi client/server dan model referensi jaringan TCP/IP. Setiap komputer di Internet memiliki satu IP address yang unik berupa angka. Domain Name System (DNS) mengkonversi IP addresses menjadi nama-nama domain yang lebih mudah dikenali pengguna. Kebijakan Internet secara global ditetapkan oleh organisasi-organisasi dan badan-badan pemerintah, seperti Internet Architecture Board (IAB) dan World Wide Web Consortium (W3C).
  • 10. PENGENALAN E-LEARNING E-learning (Electronic Learning) adalah salah satu cara dalam proses belajar mengajar yang menggunakan media elektronik khususnya internet sebagai media dalam sistem pembelajarannya. E- learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. E-learning dalam arti luas dapat mencakup pembelajaran yang dilakukan di media elektronik (internet) baik secara formal maupun informal. Media elektronik (internet) dapat membantu dalam metode pembelajaran e-learning , E-learning merupakan singkatan dari Elektronic Learning, merupakan cara baru dalam proses belajar mengajar yang menggunakan media elektronik khususnya internet sebagai sistem pembelajarannya. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Definisi e-learning merujuk dari buku panduan pembelajaran elektronik (Kemendikbud: 2011) bahwa e-learning sebagai bahan pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. Dijelaskan pula bahwa istilah “e” atau singkatan dari elektronik dalam e-learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi elektronik internet. Ada 3 kriteria dasar yang ada dalam e-learning, yaitu: 1. E-learning bersifat jaringan, yang membuatnya mampu memperbaiki secara cepat, menyimpan atau memunculkan kembali, mendistribusikan, dan sharing pembelajaran dan informasi. 2. E-learning dikirimkan kepada pengguna melalui komputer dengan menggunakan standar teknologi internet. CD ROM, Web TV, Web Cell Phones, pagers, dan alat bantu digital personal lainnya. 3. E-learning terfokus pada pandangan pembelajaran yang paling luas, solusi pembelajaran yang mengungguli paradikma tradisional dalam media pembelajaran. Uraian di atas menunjukan bahwa sebagai dasar dari e-learning adalah pemanfaatan teknologi internet. Jadi e-learning merupakan bentuk pembelajaran konvensional yang dituangkan dalam format digital melalui teknologi internet. Oleh karena itu e-learning dapat digunakan dalam sistem pendidikan jarak jauh dan juga sistem pendidikan konvensional. Tiga Fungsi e-Learning terhdap kegiatan pembelajaran di dalam kelas (classroom instruction) 1. Sebagai tambahan (suplemen) yang sifatnya pilihan (opsional). Dikatakan berfungsi sebagai suplemen (tambahan), apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini, tidak ada kewajiban atau keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.
  • 11. 2. Pelengkap (Complement). Dikatakan berfungsi sebagai Complement (pelengkap) apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima siswa di dalam kelas [Lewis, 2002]. Sebagai komplemen berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk menjadi materi reinforcement (pengayaan) atau remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional. Materi pembelajaran elektronik dikatakan sebagai enrichment, apabila kepada peserta didik yang dapat dengan cepat menguasai atau memahami materi pelajaran yang disampaikan guru secara tatap muka (fast learners) diberikan kesempatan untuk mengakses materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dikembangkan untuk mereka. Tujuannya agar semakin memantapkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran yang disajikan guru di dalam kelas. Dikatakan sebagai program remedial, apabila kepada peserta didik yang mengalami kesulitan memahami materi pelajaran yang disajikan guru secara tatap muka di kelas (slow learners) diberikan kesempatan untuk memanfaatkan materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dirancang untuk mereka. Tujuannya agar peserta didik semakin lebih mudah memahami materi pelajaran yang disajikan guru di kelas. 3. Pengganti (substitusi). Beberapa perguruan tinggi di negara-negara maju memberikan beberapa alternatif model kegiatan pembelajara atau perkuliahan kepada para mahasiswanya. Tujuannya agar para mahasiswa dapat secara fleksibel mengelola kegiatan perkuliahannya sesuai dengan waktu dan aktivitas lain sehari-hari mahasiswa. Ada 3 alternatif model kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih peserta didik, yaitu: (1) sepenuhnya secara tatap muka (konvensional), (2) sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet, atau bahkan (3) sepenuhnya melalui internet. Alternatif model pembelajaran mana pun yang akan dipilih mahasiswa tidak menjadi masalah dalam penilaian. Karena ketiga model penyajian materi perkuliahan mendapatkan pengakuan atau penilaian yang sama. Jika mahasiswa dapat menyelesaikan program perkuliahannya dan lulus melalui cara konvensional atau sepenuhnya melalui internet, atau bahkan melalui perpaduan kedua model ini, maka institusi penyelenggara pendidikan akan memberikan pengakuan yang sama. Keadaan yang sangat fleksibel ini dinilai sangat membantu mahasiswa untuk mempercepat penyelesaian perkuliahannya. Manfaat pembelajaran elektronik menurut A. W. Bates dan K. Wulf ([Siahaan 2004], 48) terdiri atas 4 hal, yaitu: 1. Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur (enhance interactivity). Apabila dirancang secara cermat, pembelajaran elektronik dapat meningkatkan kadar interaksi pembelajaran, baik antara peserta didik dengan dosen/guru/instruktur, antara sesama peserta didik, maupun antara peserta didik dengan bahan belajar (enhance interactivity). Berbeda halnya dengan pembelajaran yang bersifat konvensional. Tidak semua peserta didik dalam kegiatan pembelajaran konvensional dapat, berani atau mempunyai kesempatan untuk mengajukan pertanyaan ataupun menyampaikan pendapatnya di dalam diskusi. Mengapa?
  • 12. Karena pada pembelajaran yang bersifat konvensional, kesempatan yang ada atau yang disediakan dosen/guru/instruktur untuk berdiskusi atau bertanya jawab sangat terbatas. Biasanya kesempatan yang terbatas ini juga cenderung didominasi oleh beberapa peserta didik yang cepat tanggap dan berani. Keadaan yang demikian ini tidak akan terjadi pada pembelajaran elektronik. Peserta didik yang malu maupun yang ragu-ragu atau kurang berani mempunyai peluang yang luas untuk mengajukan pertanyaan maupun menyampaikan pernyataan atau pendapat tanpa merasa diawasi atau mendapat tekanan dari teman sekelas. 2. Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility). Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan tersedia untuk diakses oleh peserta didik melalui internet, maka peserta didik dapat melakukan interaksi dengan sumber belajar ini kapan saja dan dari mana saja [Dowling 2002]. Demikian juga dengan tugas-tugas kegiatan pembelajaran, dapat diserahkan kepada dosen/guru/instruktur begitu selesai dikerjakan. Tidak perlu menunggu sampai ada janji untuk bertemu dengan dosen/guru/instruktur. Peserta didik tidak terikat ketat dengan waktu dan tempat penyelenggaraan kegiatan pembelajaran sebagaimana halnya pada pendidikan konvensional. Dalam kaitan ini, Universitas Terbuka Inggris telah memanfaatkan internet sebagai metode atau media penyajian materi. Sedangkan di Universitas Terbuka Indonesia (UT), penggunaan internet untuk kegiatan pembelajaran telah dikembangkan. Pada tahap awal, penggunaan internet di UT masih terbatas untuk kegiatan tutorial saja atau yang disebut sebagai “tutorial elektronik” ([Anggoro 2001], 25). 3. Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach a global audience). Dengan fleksibilitas waktu dan tempat, maka jumlah peserta didik yang dapat dijangkau melalui kegiatan pembelajaran elektronik semakin lebih banyak atau meluas. Ruang dan tempat serta waktu tidak lagi menjadi hambatan. Siapa saja, di mana saja, dan kapan saja, seseorang dapat belajar. Interaksi dengan sumber belajar dilakukan melalui internet. Kesempatan belajar benar-benar terbuka lebar bagi siapa saja yang membutuhkan. 4. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities). Fasilitas yang tersedia dalam teknologi internet dan berbagai perangkat lunak yang terus berkembang turut membantu mempermudah pengembangan bahan belajar elektronik. Demikian juga dengan penyempurnaan atau pemutakhiran bahan belajar sesuai dengan tuntutan perkembangan materi keilmuannya dapat dilakukan secara periodik dan mudah. Di samping itu, penyempurnaan metode penyajian materi pembelajaran dapat pula dilakukan, baik yang didasarkan atas umpan balik dari peserta didik maupun atas hasil penilaian dosen/guru/instruktur selaku penanggung- jawab atau pembina materi pembelajaran itu sendiri. Pengetahuan dan keterampilan untuk pengembangan bahan belajar elektronik ini perlu dikuasai terlebih dahulu oleh dosen/guru/instruktur yang akan mengembangkan bahan belajar elektronik. Demikian juga dengan pengelolaan kegiatan pembelajarannya sendiri. Harus ada komitmen dari dosen/guru/instruktur yang akan memantau perkembangan kegiatan belajar peserta didiknya dan sekaligus secara teratur memotivasi peserta didiknya.
  • 13. Fitur – Fitur Dalam Sistem e-Learning ([Romi 2007], 30) a. Informasi tentang unit-unit terkait dalam proses belajar mengajar : 1. Tujuan dan Sasaran. 2. Silabus. 3. Metode Pengajaran. 4. Jadwal Kuliah. 5. Tugas. 6. Jadwal Ujian. 7. Daftar Referensi atau Bahan Bacaan. 8. Profil dan Kontak Pengajar. b. Kemudahan akses ke sumber referensi 1. Diktat dan catatan kuliah. 2. Bahan presentasi. 3. Contoh ujian yang lalu. 4. FAQ (frequently asked questions). 5. Sumber-sumber referensi untuk pengerjaan tugas. 6. Situs-situs bermanfaat. 7. Artikel-artikel dalam jurnal online. c. Komunikasi dalam kelas 1. Forum diskusi online. 2. Mailing list diskusi. 3. Papan pengumuman yang menyediakan informasi (perubahan jadwal kuliah, informasi tugas dan deadline-nya). d. Sarana untuk melakukan kerja kelompok 1. Sarana untuk sharing file dan direktori dalam kelompok. 2. Sarana diskusi untuk mengerjakan tugas dalam kelompok. e. Sistem ujian online dan pengumpulan feedback Peran dosen/guru/instruktur dalam e-Learning ([McCracken 2002], 98) a. Merespons setiap informasi yang disampaikan peserta didik. b. Menyiapkan dan menyajikan risalah dan berbagai sumber (referensi) lainnya. c. Memberikan bimbingan dan dorongan kepada peserta didik untuk saling berinteraksi. d. Memberikan umpan balik secara individual dan berkelanjutan kepada semua peserta didik. e. Menggugah atau mendorong peserta didik agar tetap aktif belajar dan mengikuti diskusi. f. Membantu peserta didik agar tetap dapat saling berinteraksi.
  • 14. Komponen e-Learning [Romi 2008] ; a. Infrastruktur e-Learning Infrastruktur e-Learning dapat berupa personal computer (PC), jaringan komputer, internet dan perlengkapan multimedia. Termasuk didalamnya peralatan teleconference apabila memberikan layanan synchronous learning melalui teleconference. b. Sistem dan Aplikasi e-Learning Sistem perangkat lunak yang mem-virtualisasi proses belajar mengajar konvensional. Bagaimana manajemen kelas, pembuatan materi atau konten, forum diskusi, sistem penilaian (rapor), sistem ujian online dan segala fitur yang berhubungan dengan manajemen proses belajar mengajar. Sistem perangkat lunak tersebut sering disebut dengan Learning Management System (LMS). LMS banyak yang opensource sehingga bisa dimanfaatkan dengan mudah dan murah untuk dibangun di sekolah dan universitas. c. Konten e-Learning Konten dan bahan ajar yang ada pada e-Learning system (Learning Management System). Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk Multimedia-based Content (konten berbentuk multimedia interaktif) atau Text-based Content (konten berbentuk teks seperti pada buku pelajaran biasa). Biasa disimpan dalam Learning Management System (LMS) sehingga dapat dijalankan oleh siswa kapanpun dan dimanapun. d. Actor Yang ada dalam pelaksanakan e-Learning boleh dikatakan sama dengan proses belajar mengajar konvensional, yaitu perlu adanya guru (instruktur) yang membimbing, siswa yang menerima bahan ajar dan administrator yang mengelola administrasi dan proses belajar mengaja