Lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang yang terdiri atas faktor abiotik, biotik, dan budaya yang saling berinteraksi dan mempengaruhi. Kegiatan pengelolaan lingkungan dapat berdampak positif atau negatif, sehingga diperlukan penanggulangan dan pelestarian lingkungan. Sampah merupakan benda yang tidak dipakai lagi namun masih dapat dimanfaatkan kembali melalui mekanisme 3R dan pengolahan sesuai
Sni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbah
Lingkungan dan Kesehatan
1. II. TELAAH PUSTAKA
Lingkungan hidup merupakan suatu kesatuan ruang dengan semua
benda, daya, keadaan, makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya
yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Lingkungan hidup terdiri
atas faktor abiotik, biotik dan budaya (kultur sosial) yang ketiganya
merupakan satu kesatuan yang berinteraksi satu sama lainnya dan saling
mempengaruhi dan membutuhkan sehingga kerusakan pada salah satu faktor
akan berdampak pada faktor lainnya.
Kegiatan dalam pengelolaan lingkungan hidup memiliki dampak yang
positif dan negatif yang timbul secara bersamaan dimana pengelolaan yang
berlebihan oleh manusia akan sumberdaya untuk pemenuhan kebutuhan
dasarnya akan berdampak pada penurunan mutu lingkungan dan manfaat
lingkungan serta meningkatkan resiko lingkungan yang merupakan dampak
negatif yang tidak diinginkan oleh makhluk hidup terutama manusia itu
sendiri. Oleh karena itu, kegiatan penanggulangan dan pelestarian perlu
dilakukan sehingga dapat menjaga maupun mengembalikan lingkungan pada
keadaan yang kurang lebih sama dan pencemaran lingkungan dapat di
minimasi.
Sampah merupakan sebagian benda atau hasil dari kegiatan manusia
yang tidak dipakai, tidak disenangi, dan sedemikian rupa sudah tidak dapat
dimanfaatkan kembali, dimana keberadaannya tidak diinginkan kembali
sehingga dapat mengganggu kelangsungan hidup (Daryanto, 2009). Sampah
2. 13
pada dasarnya masih dapat digunakan kembali oleh masyarakat jika
dilakukan suatu tindakan atau upaya untuk memanfaatkan kembali fungsinya
yang tersisa ataupun yang lain sehingga memiliki fungsi baru atau tambahan
yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup manusia seperti mekanisme
meminimasi sampah seperti 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dan 1D (Disposal).
Kegiatan meminimasi sampah yang dilakukan berdasarkan konsep 3R
tersebut sejalan dengan isi Undang Undang RI No. 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah. Pengolahan atau treatment terhadap sampah dilakukan
berdasarkan jenis dan komposisinya yang diantaranya dapat berupa
transformasi fisik, pembakaran, pembuatan kompos maupun energy recovery
yang telah banyak dilakukan dibeberapa negara maju (Sejati, 2009). Negara
berkembang seperti Indonesia masih memiliki paradigma lama yaitu
melakukan open dumping dan sanitary landfill karena relatif lebih murah
dalam pelaksanaannya dan pengelolaannya (Scott et al., 2005).
Paradigma pengelolaan sampah yang digunakan oleh pemerintah
tersebut menimbulkan berbagai kasus. Kasus yang mungkin terjadi adalah
munculnya berbagai penyakit baru, bau menyengat yang mengakibatkan
Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA), pencemaran air permukaan dan air
tanah oleh lindi (leachate) dimana terkandung logam berat berbahaya
didalamnya hingga pada masalah estetika dan terganggunya kenyamanan
penduduk (Kjeldsen et al., 2002).
Logam-logam berat yang terkandung di dalam lindi seperti kadmium,
merkuri, timbal dan arsen merupakan unsur berbahaya bagi manusia,
3. 14
terutama Pb dan Cd yang memiliki tingkat toksisitas lebih tinggi jika
dibandingkan Hg dan As pada kadar tertentu (Wardhana, 2001). Logam berat
dalam jumlah yang berlebih memiliki toksisitas yang tinggi bagi manusia
karena dapat terakumulasi pada jaringan dan merusak kinerja enzim dalam
tubuh manusia.
Salah satu logam berat yang berbahaya ialah timbal (Pb), dimana logam
berat Pb tersebut dapat ditemukan pada sampah domestik dan industri (Yu et
al., 2011). Logam berat tersebut terkandung pada sampah seperti pelapis
kabel PVC (polyvinyl chloride), campuran pipa plastik, ban bekas, keramik,
dan ada pula yang digunakan sebagai salah satu bahan campuran dalam
kosmetik (Daryanto, 2009). Bahan logam berat seperti timbal ini dapat
mengkontaminasi air sungai maupun air tanah, dimana kontaminan sumber
air tersebut berasal dari proses perembesan atau infiltrasi air pencucian
limbah padat berbahaya (leachate) yang berasal dari suatu TPAS. Upaya
untuk mengidentifikasi pencemaran air sungai oleh lindi dilakukan dengan
menggunakan parameter fisik, kimia dan biologi sesuai dengan kadar baku
mutu air yang terdapat dalam Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
Kandungan beberapa unsur dan logam berat pada lindi menentukan
bentuk pengelolaan yang dilakukan oleh sebuah TPAS. Hal tersebut mengacu
pada Undang Undang RI No.18 Tahun 2008 tentang Pengeloaan Sampah
yang menyatakan didalamnya mengenai arahan bentuk pengelolaan sampah
terhadap beberapa kandungan yang terdapat pada lindi. Pengadaan sistem
4. 15
pengolahan lindi (leachate) sangat diperlukan untuk mengurangi beban
pencemaran terhadap badan air penerima seperti air sungai (Galavi et al.,
2010). Lindi yang telah terkumpul diolah terlebih dahulu, sehingga mencapai
standar aman untuk kemudian dibuang ke dalam badan air penerima. Hal
tersebut diharapkan setelah dilakukan pengolahan tidak terjadi pencemaran
terhadap lingkungan sekitar seperti pada air sungai maupun air tanah
sehingga kualitasnya kembali atau jauh lebih baik dari sebelumnya.
Pengelolaan terhadap lindi yang dilakukan pada sebuah TPAS selalu
memberikan dampak pada masyarakat yang berada di TPAS itu sendiri
ataupun masyarakat disekitarnya. Dampak yang timbul terhadap masyarakat
menghasilkan suatu bentuk perilaku masyarakat terhadap dibangunnya
sebuah TPAS, dimana dampak tersebut kemungkinan dapat menghasilkan
pengaruh negatif maupun positif baik secara langsung atau tidak langsung
bagi masyarakat di sekitar TPAS dan begitu pula dengan perilaku yang
dihasilkan di masyarakat.
Penurunan kualitas air sungai yang dimanfaatkan oleh masyarakat di
sekitar TPAS kemungkinan memberikan pengaruh negatif terhadap perilaku
kesehatan masyarakat dikarenakan terjadi beberapa dampak kesehatan bagi
masyarakat yang memanfaatkan air sungai yang kemungkinan besar telah
terkontaminasi.
Perilaku pada hakikatnya adalah suatu aktivitas daripada manusia itu
sendiri sehingga memiliki bentangan yang luas hingga pada kegiatan internal
seperti berfikir, persepsi dan emosi (Notoatmodjo, 2003). Bentuk dari
5. 16
perilaku dapat diartikan suatu respons organisme atau individu terhadap
ransangan (stimulus) dari luar objek tersebut. Respon tersebut dapat bersifat
pasif seperti berpikir, berpendapat dan bersikap (pengetahuan dan sikap), lalu
dapat bersifat aktif yaitu melakukan tindakan (praktik). Sedangkan respons
dalam bentuk pengalaman beserta interaksinya menyangkut pengetahuan dan
sikap mengenai kesehatan lalu tindakannya untuk memperbaiki kualitas
kesehatannya serta dampak penyakit adalah perilaku kesehatan (Sarwono,
2007).
Pengalaman dan interaksi masyarakat dalam pemanfaatan air sungai
yang kemungkinan telah terkontaminasi lindi akibat keberadaan TPAS
kemungkinan mempengaruhi pengetahuan dan sikap terhadap pemanfaatan
air sungai tersebut, kemudian akan membentuk suatu praktik atau tindakan
dalam upayanya memelihara, mempertahankan dan meningkatkan kondisi
kesehatannya serta memperoleh kesembuhan, dimana tindakan-tindakan
tersebut dinamakan sebagai perilaku sehat dan sakit (Sarwono, 2007).
Perilaku kesehatan masyarakat di sekitar TPAS dapat mencakup 3
domain perilaku yaitu pengetahuan (kognitif) pada tingkat tahu (know) dan
memahami (comprehension), sikap (afektif) pada tingkat memahami
(receiving) dan merespons (responding), kemudian praktik (psikomotorik)
pada tingkat persepsi (perception) dan respon terpimpin (guided respons)
mengenai keberadaan TPAS. Pengetahuan dan sikap tentang kesehatan
masyarakat mengenai keberadaan TPAS kemudian mempengaruhi perilaku
6. 17
sehat dan sakit masyarakat dalam bentuk praktik atau tindakannya untuk
mengatasi dan meningkatkan kualitas lingkungan dan sosial budayanya.