SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 98
ARTIKEL
PENYAKIT & KELAINAN
PADA SISTEM REPRODUKSI
Disusun oleh :
 Doris Agusnita (IX-A/08)
 Rikha Putri Ermawati (IX-A/21)
 Valentina Hayu Silvananda (IX-A/26)
 Wilda Wahyu Rahmadhani (IX-A/28)
SMP NEGERI 1 TAYU
TAHUN PELAJARAN
2013/2014
Motto:
 Pendidikan adalah senjata yang mematikan, karena
dengan pendidikan kamu bisa mengubah dunia.
 Hanya dengan niat dan keinginanlah yang akan membawamu
menuju cita-cita yang kamu impikan.
 Mempelajari masa lalu untuk memperkirakan masa
depan.Itulah arti penting mengetahui sejarah.
 Kemampuan memang ada batasnya tetapi usaha tidak ada
batasnya.
 Jangan pernah menyerah karena terjatuh ,karena tak ada
yang memalukan dari terjatuh tetapi yang memalukan ialah
tidak mencoba untuk berdiri lagi.
 Hiduplah seakan engkau akan mati besok . Belajarlah seakan
engkau akan hidup selamanya.
 Lebih baik beruntung karena pintar daripada pintar karena
beruntung.
Persembahan:
Makalah yang sangat sederhana ini kami persembahkan
kepada :
1. Bapak Septiono Ponco Usodo,S.pd. selaku Kepala SMP
Negeri 1 Tayu
2. Ibu Dra.Risa Zumrotun selaku wali kelas IX-A.
3. Bu Purwati ,S.Pd. selaku guru mata pelajaran IPA Biologi.
4. Teman – temanku kelas IX.
5. Adik kelas VIII & VII.
6. Pihak yang membantu karya tulis ini.
7. Almamater kami SMP Negeri 1 Tayu.
8. Para pembaca
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia
serta kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat
menyelesaikkan tugas artikel mata pelajaran IPA Biologi ini .
Artikel ini merupakan salah satu tugas mata pelajaran
IPA Biologi , artikel ini berisikan tentang beberapa
informasi penting mengenai penyakit & kelainan pada sistem
reproduksi sesuai dengan judul makalah ini yaitu “Artikel
Penyakit & Kelainan pada Sistem Reproduksi”.
Selanjutnya kami menyampaikan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada Ibu Purwati S.Pd. selaku
pembimbing pelajaran IPA Biologi dan kepada segenap pihak
yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama
penulisan artikel ini.
Akhir kata , semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi
kita semua . Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dan kesalahan dari artikel ini baik dari materi maupun teknik
penyajiannya , oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca
yang membangun sangat kami harapkan.
Tayu , 30 September 2014
Kelompok Penyusun
Daftar Isi
HALAMAN JUDUL.................................................................................................................I
KATAPENGANTAR...............................................................................................................II
DAFTAR ISI.......................................................................................................................III
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................................1
1.2 Tujuan...............................................................................................................................1
1.3 Manfaat...........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Penyakit & kelainan pada sistem reproduksi :
 Hipogonadisme………………………………………………………………………………………………………7
 Kriptokordisme…………………………………………………………………………………………………… 9
 Uretritis………………………………………………………………………………………………………………10
 Prostatitis……………………………………………………………………………………………………………12
 Epididimis……………………………………………………………………………………………………………14
 Orkitis………………………………………………………………………………………………………………….16
 Kanker Prostat……………………………………………………………………………………………………18
 Kanker Testis…………………………………………………………………………………………………… 20
 Infertilitas…………………………………………………………………………………………………………23
 Gangguan Menstruasi………………………………………………………………………………………..29
 Kanker Serviks……………………………………………………………………………………………….....36
 Sifilis……………………………………………………………………………………………………………………40
 Kondiloma Akuminata……………………………………………………………………………………… 46
 HIV/AIDS………………………………………………………………………………………………………… 51
 Gonore (kencing darah)……………………………………………………………………………………56
 Kanker Ovarium…………………………………………………………………………………………………58
 Bartolinitis……………………………………………………………………………………………………….…62
 Kandidiasis……………………………………………………………………………………………………….…66
 Impotensi……………………………………………………………………………………………………………68
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................72
3.2 Saran...........................................................................................................................72
3.3 Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………………………72-97
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
 Latar Belakang Artikel
Tugas sekolah adalah kegiatan siswa yang wajib untuk
diselesaikan . Salah satu tugas sekolah dalam hal ini adalah menyusun
karya tulis yang berbentuk artikel . Informasi tentang penyakit &
kelainan pada sistem reproduksi yang merupakan bahan dari tugas
penyusunan artikel bagi kelas IX SMP Negeri 1 Tayu Tahun Pelajaran
2013/2014, artikel ini disusun untuk memenuh tugas mata pelajaran
IPA Biologi.
 Latar Belakang Bahan Artikel
Makalah yang berjudul “Artikel Penyakit & Kelainan pada Sistem
Reproduksi” merupakan tugas mata pelajaran IPA Biologi yang dilakukan
dengan tujuan untuk menambah pengetahuan siswa seputar penyakit &
kelainan pada sistem reproduksi . Informasi dan pengetahuan yang
didapat didalam artikel ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
siswa .
1.2 Tujuan
Tujuan artikel ini adalah sebagai berikut :
 Untuk memenuhi tugas mata pelajaran IPA Biologi.
 Menambah pengetahuan siswa seputar penyakit & kelainan pada
sistem reproduksi.
 Siswa dapat mengetahui ciri-ciri,cara pencegahan dan pengobatan
tentang penyakit & kelainan pada sistem reproduksi.
 Dapat mengetahui cara pembuatan artikel sederhana .
1.3 Manfaat
Dengan adanya tugas pembuatan artikel ini bisa
mengembangkan dan memperkenalkan pengetahuan kepada siswa
seputar penyakit & kelainan pada sistem reproduksi,harapan lebih luas
adalah kreatifitas anak didik terus diasah, sehingga bangsa Indonesia
tidak hanya menjadi sasaran pasar teknologi belaka, tetapi juga
berusaha untuk dapat menciptakan teknologi sendiri yang maju.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Hipogonadisme
Pengertian:
Hipogonadisme yakni suatu kondisi yang dialami pria dimana testis
tidak dapat memproduksi hormon testosteron yang memadai. Untuk kasus
hipogonadisme sendiri dapat di derita sejak masih di dalam kandungan,
sebelum memasuki masa puber, atau pun dapat terjadi saat sudah dewasa.
Hipogonadisme sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu
hipogonadisme primer dan hipogonadisme sekunder. Untuk hipogonadisme
primer yakni dimana testis mengalami adanya kelainan, kadar testoteron
yang rendah juga disertai dengan meningkatnya hormon gonadotropik. Dan
kondisi inilah yang disebut dengan hipogonadotropik-hipogonadisme.
Sedangkan untuk hipogonadisme sekunder, yakni kerana kelenjar
hipofisis di otak mengalami gangguan. Untuk kasus hipogonadisme sekunder
yakni dimana kadar hormon testosteron dan hormon gonadotropik berada
pada tingkat yang rendah. Sehingga kondisi ini disebut dengan
hipogonadisme-hipogonadotropik. Yang paling mengkhawatirkan yakni
biasanya dapat mengakibatkan beberapa penyakit kronis seperti contohnya
tumor hipofisis, penyakit-penyakit kritis, serta kondisi pascaradiasi.
Penyakit ini dapat menyebabkan ketidaksuburan juga adanya masalah
karena kurangnya produksi sperma di dalam testis.
Penyebab:
Untuk hipogonadisme primer tentunya terjadi akibat adanya masalah
pada testis seperti di bawah ini :
1. Adanya infeksi pada testis
2. Kondisi testis yang tidak turun
3. Adanya komplikasi dari penyakit gondongan
4. Di akibatkan oleh trauma pada testis seperti misalnya dikebiri atau
terjadi kecelakaan
5. Adanya sindrom Klinefelter
6. Sedang menjalani proses pengobatan kanker
7. Adanya radang pada buah zakar
8. Hemokromatosis
Sedangkan untuk hipogonadisme sekunder terjadi disebabkan karena
adanya gangguan pada kelenjar hipotalamus atau pituitari, yaitu suatu
bagian otak yang berfungsi sebagai pengantar sinyal pada testis untuk
memproduksi testosteron, seperti contohnya di bawah ini :
1. Adanya sindrom Kallmann
2. Penyakit HIV/AIDS
3. Adanya faktor penuaan
4. Adanya penyakit tumor
5. Kegemukan atau obesitas
6. Adanya penggunaan obat-obatan tertentu
7. Adanya penyakit peradangan seperti contohnya sarkoidosis,
histiositosis dan TBC
Gejala:
Gejala dari hipogonadisme yang terjadi selama perkembangan janin
contohnya seperti muncul alat kelamin wanita, alat kelamin yang bentuknya
kurang atau tidak sempurna dan tidak jelasnya bentuk, apakah berbentuk
kelamin pria atau kelamin wanita.
Sedangkan gejala Hipogonadisme yang terjadi saat puber yakni
seperti suara kurang mendalam, massa otot yang menurun, gangguan pada
pertumbuhan rambut pada pria, munculnya jaringan payudara dan
pertumbuhan penis dan testikel terganggu.
Untuk gejala hipogonadisme yang terjadi pada saat dewasa seperti
kemandulan, adanya gangguan disfungsi ereksi, sering kelelahan, sulit
berkonsentrasi, adanya penurunan gairah seksual, pertumbuhan rambut
seperti jambang yang menurun, hilangnya masa tulang, serta munculnya
jaringan payudara.
Pengobatan:
Jika seorang pria mengalami hal ini maka dokter akan melakukan
terapi hormon atau testosterone replacement therapy (TRT) yang mana
dapat berbentuk suntikan, gel (AndroGel, Testim), koyo (Androderm) dan
suplemen testosteron yang diminum secara oral.
2. Kriptorkidisme
Pengertian:
Testis yang tidak turun (kriptorkidisme / undesensus testikulorum)
adalah testis yang tidak turun ke dalam posisi yang seharusnya, yaitu di
dalam skrotum, sebelum anak dilahirkan. Biasanya kriptorkidisme hanya
terjadi pada satu testis, tetapi sekitar 10% kasus terjadi pada kedua
testis.
Kebanyakan testis akan turun dengan sendirinya dalam waktu 6 bulan
setelah anak dilahirkan. Bayi laki-laki yang lahir prematur lebih sering
mengalami kondisi ini, demikian juga bayi laki-laki yang memiliki riwayat
kriptorkidisme di keluarga.
Penyebab:
Penyebab pasti tidak turunnya testis belum diketahui. Kombinasi
faktor genetik, kesehatan ibu, dan faktor lingkungan lainnya mungkin
menyebabkan gangguan pada hormon, perubahan fisik, dan aktivitas saraf
yang mempengaruhi perkembangan testis. Saat perkembangan janin, testis
terbentuk di dalam perut. Saat beberapa bulan terakhir perkembangan
janin, testis mulai turun secara perlahan dari perut, melalui kanalis
inguinalis di daerah selangkangan, ke dalam skrotum. Pada kriptorkidisme,
proses tersebut terhenti atau terhambat.
Gejala:
Testis yang tidak turun tidak menimbulkan gejala. Tanda utama tidak
turunnya testis adalah testis tidak tampak atau tidak teraba di dalam
skrotum. Testis yang tidak turun bisa terpuntir di dalam perut (torsio
testis), sehingga mengganggu produksi sperma di kemudian hari, dan
meningkatkan risiko terjadinya hernia dan kanker testis.
Diagnosa:
Pemeriksaan fisik memastikan bahwa salah satu atau kedua testis
tidak berada di dalam skrotum. Testis yang tidak turun mungkin bisa
teraba atau mungkin juga tidak teraba pada dinding perut di atas skrotum.
Jika testis tidak teraba, maka bisa dilakukan pembedahan untuk
menunjang diagnosa dan sekaligus juga terapi. Pembedahan dapat dilakukan
dengan cara :
 Laparoskopi. Tindakan ini menggunakan sebuah selang kecil dengan
kamera diujungnya yang dimasukkan melalui sayatan kecil pada perut
anak. Laparoskopi dilakukan untuk menentukan posisi testis di dalam
perut. Laparoskopi juga bisa memperlihatkan apakah terdapat testis
atau tidak, atau mungkin hanya terlihat sisa jaringan testis yang
kecil yang tidak berfungsi dan perlu diangkat.
 Bedah terbuka. Eksplorasi langsung melalui operasi perut atau
daerah selangkangan melalui sayatan yang lebih besar mungkin
diperlukan pada beberapa kasus.
Pengobatan:
Biasanya testis akan turun dengan sendirinya tanpa terapi saat
usia 1 tahun pertama. Jika testis tetap tidak turun, maka anak mungkin
bisa mendapatkan suntikan hormon HCG (Human Chorionic
Gonadotropin) untuk mencoba membuat testis turun ke dalam skrotum.
Pembedahan (orkidopeksi) biasanya dilakukan untuk menurunkan
testis ke dalam skrotum jika testis tetap tidak turun. Pembedahan yang
dilakukan sejak dini bisa mencegah terjadinya kerusakan pada testis
yang dapat membuat anak menjadi tidak subur. Jika testis yang tidak
turun baru diketahui kemudian, saat anak sudah besar, maka mungkin
lebih disarankan untuk mengangkatnya, karena testis tidak akan
berfungsi dengan baik dan berisiko untuk terjadi kanker.
3. Uretritis
Pengertian:
Uretritis, juga dikenal sebagai uretritis non-spesifik atau uretritis
non-gonokokal adalah suatu kondisi medis yag ditandai dengan peradangan
pada uretra yang disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri.
Penyebab:
Kondisi ini umumnya disebabkan oleh bakteri, jamur, virus dan
penyakit menular seksual, seperti klamidia dan herpes genitalis tetapi
bukan oleh gonore. Jasad renik yang ditularkan melalui hubungan seksual
(misalnya Neisseria gonorrhoeae penyebab gonore), masuk ke vagina atau
penis pada saat melakukan hubungan seksual dengan mitra seksual yang
terinfeksi dan bisa menjalar ke uretra. Pada beberapa kasus, uretritis
tidak disebabkan oleh infeksi, tetapi oleh iritasi atau kerusakan pada
uretra karena pemakaian sabun, masturbasi atau penggunaan kateter
kandung kemih.
Gejala:
Tanda dan gejala Uretritis yang mungkin timbul:
 Cairan berwarna keruh yang keluar dari ujung penis
 Cairan vagina yang tidak normal
 Demam
 Kulit yang dingin pada kaki dan tangan
 Menderita Dispareunia
 Menunjukkan gejala-gejala Strabismus
 Nyeri saat buang air kecil (disuria)
 Panas dingin atau menggigil
 Rasa sakit pada panggul
 Sakit perut
 Sering buang air kecil
Resiko terjangkit Uretritis meningkat bila:
 Seorang laki-laki berusia antara 20 hingga 35 tahun
 Seorang perempuan yang belum mencapai Menopause
 Aktif secara seksual pada umur dini
 Memiliki pasangan seks lebih dari satu
 Telah didiagnosa mengidap Penyakit Menular Seksual
 Telah menggunakan Kateter Urin untuk waktu yang sangat lama
 Terlibat di dalam seks yang tidak menggunakan alat pengaman
Pencegahan:
Uretritis dapat dicegah dengan cara:
 Berhubungan seks dengan perlindungan
 Hindari memiliki pasangan seks lebih dari satu
 Mempraktekkan kebersihan pribadi yang baik
Pengobatan:
Berbagai obat dapat ditentukan berdasarkan penyebab uretritis
pasien. Beberapa contoh obat yang didasarkan pada penyebab
meliputi:
 Klotrimazol (Mycelex) - Trichomonas
 Flukonazol (Diflucan) - Monilial
 Metronidazole (Flagyl) - Trichomonas
 Nitrofurantoin - Infeksi Bakteri
 Nistatin (Mycostatin) - Monilial
 Kotrimoksazol, yang merupakan kombinasi dari sulfamethoxazole dan
Trimethoprim dalam rasio dari 5 sampai 1 (Septrin, Bactrim) -
Infeksi Bakteri
Namun, ketika tidak diobati dengan benar, uretritis dapat
menyebabkan komplikasi, seperti infeksi testis (orkitis) dan kelenjar
prostat (prostatitis) pada pria, dan infeksi pada serviks (servisitis) dan
organ reproduksi (penyakit radang panggul) pada wanita.
4. Prostatitis
Pengertian:
Prostatitis adalah kondisi medis yang ditandai dengan peradangan
pada kelenjar prostat. Kelenjar prostat adalah organ berbentuk seperti
kenari yang merupakan bagian dari sistem reproduksi pria dan terletak
tepat di bawah kandung kemih. Prostat merupakan suatu struktur dengan
dua lobus yang mengelilingi uretra (suatu saluran yang menyalurkan urin
dari kandung kemih keluar tubuh melalui penis) dan menghasilkan paling
banyak cairan yang terkandung di dalam air mani. Air mani adalah cairan
yang berwarna seperti susu yang mengandung protein dan nutrisi yang
memelihara dan mengangkut sperma keluar dari penis sewaktu ejakulasi.
Pada prostatitis, pembengkakan kelenjar prostat akibat peradangan
menyebabkan rasa nyeri dan kesulitan berkemih. Kebanyakan pria juga
menunjukkan gejala nyeri pada saat ejakulasi sewaktu melakukan hubungan
seksual.
Jenis dan penyebab:
Terdapat empat jenis prostatitis, yaitu:
1) Prostatitis Bakterialis Akut adalah bentuk yang jarang terjadi
tetapi merupakan bentuk yang paling berat yang disebabkan karena
infeksi bakteri yang tiba-tiba. Hal ini mudah untuk dikenali melalui
awitan gejala yang timbul secara tiba-tiba, seperti nyeri saat
berkemih, nyeri punggung bagian bawah, demam dan menggigil.
Prostatitis Bakterialis Kronis yang juga disebabkan oleh infeksi
bakteri tetapi gejalanya timbul secara bertahap dan bertahan
selama lebih dari 3 bulan.
2) Prostatitis Kronis adalah bentuk paling sering dari prostatitis dan
tidak disebabkan oleh infeksi bakteri. Penyebab pastinya biasanya
tidak diketahui. Gejala-gejala sama dengan prostatitis bakterialis
akut tetapi tanpa disertai demam.
3) Prostatitis Inflamatori Asimtomatik tidak menimbulkan gejala
apapun dan biasanya ditemukan secara tidak sengaja ketika
melakukan tes untuk masalah lain. Prostatitis yang disebabkan oleh
bakteri dapat ditangani dengan menggunakan antibiotik. Pengilang
rasa nyeri juga dapat digunakan untuk mengendalikan gejala.
Penderita kondisi ini tidak memiliki risiko tinggi untuk terkena
kanker prostat.
Gejala:
Tanda dan gejala prostatitis yang mungkin timbul:
 Berhenti dan memulai lagi saat buang air kecil
 Demam
 Ejakulasi yang menyakitkan
 Menderita nyeri punggung bawah
 Mengalami kesulitan untuk memulai buang air kecil atau menjaga
aliran kemih (keraguan)
 Mual
 Muntah-muntah
 Nyeri pada pangkal paha
 Nyeri saat buang air kecil (disuria)
 Panas dingin atau menggigil
 Sakit perut
 Sering buang air kecil pada malam hari (nokturia)
Resiko terjangkit Prostatitis meningkat bila:
 Baru saja menderita infeksi kandung kemih
 Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah
 Menderita cedera panggul
 Menderita dehidrasi
 Sedang menderita gangguan imunodefisiensi
 Sedang mengalami stres
 Sedang menggunakan Kateter Urin
 Terlibat di dalam seks yang tidak menggunakan alat pengaman
Pencegahan:
Prostatitis dapat dicegah bila:
 Mempraktekkan kebersihan pribadi yang baik
 Mencari penanganan segera untuk Infeksi Saluran Kemih
 Minum air yang banyak
Pengobatan:
Jika penyebabnya bukan infeksi, untuk meringankan gejalanya bisa
dilakukan:
*Berendam di air hangat dalam posisi duduk
*Pemijatan prostat secara periodic
*Ejakulasi sesering mungkin.
Untuk mengurangi nyeri bisa diberikan obat pereda nyeri (misalnya
acetaminofen atau aspirin). Mengkonsumsi pelunak tinja dan banyak minum
juga bisa membantu mengurangi gejala.
Jika penyebabnya adalah infeksi bakteri, diberikan antibiotik per-
oral (melalui mulut) selama 30-90 hari (misalnya trimethoprim-
sulfamethoxazole). Jika antibiotik diberikan kurang dari waktu tersebut
maka penyembuhan hanya bersifat sementara dan bisa menyebabkan
infeksi menahun.
5. Epididimitis
Pengertian:
Epididimitis adalah kondisi medis yang ditandai dengan peradangan
pada epididimis, seringkali akibat dari infeksi bakteri pada kandung kemih
atau uretra (saluran yang menyalurkan urin atau air mani ke penis).
Epididimis adalah saluran yang bergulung yang terletak di belakang setiap
testis. Epididimis berperan dalam mengumpulkan dan menyimpan sperma
sebelum ejakulasi sewaktu berhubungan seksual dan sebagai tempat
maturasi dari sperma. Fungsinya adalah sebagai pengangkut, tempat
penyimpanan dan tempat pematangan sel sperma yang berasal dari testis.
Penyebab:
Epididimitis biasanya disebabkan oleh bakteri yang berhubungan
dengan:
 Infeksi saluran kemih
 Penyakit menular seksual (misalnya klamidia dan gonore)
 Prostatitis (infeksi prostat).
Epididimitis juga bisa merupakan komplikasi dari:
 Pemasangan kateter
 Prostatektomi (pengangkatan prostat).
Resiko yang lebih besar ditemukan pada pria yang berganti-ganti
pasangan seksual dan tidak menggunakan kondom.
Gejala
Gejalanya berupa nyeri dan pembengkakan skrotum (kantung zakar),
yang sifatnya bisa ringan atau berat. Peradangan yang sangat hebat bisa
menyebabkan penderita tidak dapat berjalan karena sangat nyeri. Infeksi
juga bisa menjadi sangat berat dan menyebar ke testis yang berdekatan.
Infeksi hebat bisa menyebabkan demam dan kadang pembentukan abses
(pernanahan).
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan adalah:
 Benjolan di testis
 Pembengkakan testis pada sisi epididimis yang terkena
 Pembengkakan selangkangan pada sisi yang terkena
 Nyeri testis ketika buang air besar
 Demam
 Keluar nanah dari uretra (lubang di ujung penis)
 Nyeri ketika berkemih
 Nyeri ketika berhubungan seksual atau ejakulasi
 Darah di dalam semen
 Nyeri selangkangan
Resiko terjangkit Epididimitis meningkat bila:
 Memiliki pasangan seks lebih dari satu dan tidak menggunakan alat
pengaman
 Sedang menderita infeksi saluran kemih
 Sedang menderita penyakit menular seksual
 Sedang menderita tuberkulosis
 Sering menggunakan kateter urin
 Tidak disunat
Epididimitis dapat menyebabkan komplikasi sebagai berikut:
 Abses pada skrotum
 Kekambuhan kondisi medis ini
 Kematian jaringan testis karena kekurangan aliran darah (infarksi
testis)
 Mungkin memiliki resiko yang lebih tinggi untuk infertilitas pria
 Penyusutan testis (atrofi testis)
Pencegahan:
Epididimitis dapat dicegah bila:
 Berhubungan seks dengan perlindungan
 Hindari memiliki pasangan seks lebih dari satu
 Mencari penanganan segera untuk infeksi saluran kemih
 Mencari penanganan segera untuk penyakit menular seksual
Pengobatan:
Cara pengobatan epididimitis ditentukan berdasarkan penyebab dari
epididymitis.
 Jika terjadi infeksi digunakan antibiotik
 Azithromycin dan cefixime untuk mengobati gonorrhoeae dan
klamidia
 Fluoroquinolones digunakan jika terjadi perlawanan gonorrhoeae
 Doxycycline biasa digunakan sebagai alternatif untuk azithromycin.
 Organisme enterik (seperti E. coli) menggunakan antibiotik
ofloksasin atau levofloxacin
6. Orkitis
Pengertian:
Orkitis adalah kondisi medis yang ditandai dengan peradangan pada
salah satu atau kedua testis, yang menyebabkan terjadinya pembengkakan
dan nyeri pada testis. Testis adalah sepasang organ reproduksi pria yang
berbentuk seperti telur yang terletak di dalam skrotum, struktur seperti
kantung yang tergantung di belakang penis) yang berperan dalam produksi
hormon pria, testosteron, dan sperma.
Penyebab:
Orkitis bisa disebabkan oleh sejumlah bakteri dan virus. Virus yang
paling sering menyebabkan orkitis adalah virus gondongan (mumps). Hampir
15-25% pria yang menderita gondongan setelah masa pubertasnya akan
menderita orkitis. Orkitis juga ditemukan pada 2-20% pria yang menderita
bruselosis. Orkitis sering dihubungkan dengan infeksi prostat atau
epididimis, serta merupakan manifestasi dari penyakit menular seksual
(misalnya gonore atau klamidia).
Faktor resiko untuk orkitis yang tidak berhubungan dengan penyakit
menular seksual adalah:
*Immunisasi gondongan yang tidak adekuat
*Usia lanjut (lebih dari 45 tahun)
*Infeksi saluran kemih berulang
*Kelainan saluran kemih
Faktor resiko untuk orkitis yang berhubungan dengan penyakit menular
seksual adalah:
 Berganti-ganti pasangan
 Riwayat penyakit menular seksual pada pasangan
 Riwayat gonore atau penyakit menular seksual lainnya
Resiko terjangkit Orkitis meningkat bila:
 Belum menerima vaksinasi gondok, campak dan rubela
 Berusia lebih dari 45 tahun
 Memiliki pasangan seks lebih dari satu
 Pernah menjalani bedah saluran kemih sebelumnya
 Sedang menderita kekambuhan dari infeksi saluran kemih
 Sedang menderita penyakit menular seksual
 Terlibat di dalam seks yang tidak menggunakan alat pengaman
Gejala:
Gejalanya berupa:
1. Pembengkakan skrotum
2. Testis yang terkena terasa berat, membengkak dan teraba lunak
3. Pembengkakan selangkangan pada sisi testis yang terkena
4. Demam
5. Dari penis keluar nanah
6. Nyeri ketika berkemih (disuria)
7. Nyeri ketika melakukan hubungan seksual atau ketika ejakulasi
8. Nyeri selangkangan
9. Nyeri testis, bisa terjadi ketika buang air besar atau mengedan
10. Semen mengandung darah
Orkitis dapat menyebabkan komplikasi sebagai berikut:
 Abses pada skrotum
 Kematian jaringan testis karena kekurangan aliran darah (infarksi
testis)
 Mungkin memiliki resiko yang lebih tinggi untuk Infertilitas Pria
 Penyusutan testis (atrofi testis)
Diagnosa:
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Terjadi pembengkakan kelenjar getah bening di selangkangan dan
pembengkakan testis yang terkena.
Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan adalah:
 Analisa air kemh
 Pembiakan air kemih
 Tes penyaringan untuk klamidia dan gonore
 Pemeriksaan darah lengkap
 Pemeriksaan kimia darah
Pencegahan:
Orkitis dapat dicegah bila:
 Berhubungan seks dengan perlindungan
 Hindari memiliki pasangan seks lebih dari satu
 Pergi untuk melakukan Vaksinasi Gondok, Campak Dan Rubela
Pengobatan:
Jika penyebabnya adalah bakteri, diberikan antibiotik. Selain itu
juga diberikan obat pereda nyeri dan anti peradangan. Jika penyebabnya
adalah virus, hanya diberikan obat pereda nyeri. Penderita sebaiknya
menjalani tirah baring, skrotumnya diangkat dan dikompres dengan air es.
7. Kanker Prostat
Pengertian:
Kanker prostat merupakan penyebab kematian akibat kanker no. 3
pada pria. Kanker prostat adalah tumor ganas yang tumbuh pada prostat,
kelenjar seukuran kacang walnut dibawah kandung kemih pria yang
fungsinya memproduksi sperma. Sebagian besar kanker prostat tumbuh
sangat lambat namun merupakan kanker ganas, dan kanker dapat menyebar
ke bagian tubuh lain, khususnya tulang dan kelenjar getah bening.
Penyebab:
Penyebab dari penyakit kanker prostat yang disebabkan karena pola
makan adalah mereka yang mengonsumsi terlalu sering makanan yang
berpengawet bisa menyebabkan resiko penyakit kanker prostat menjadi
lebih tinggi. Penyebab lainnya adalah karena gaya hidup misalnya karena
terlalu sering merokok dan berganti pasangan seksual serta mengonsumsi
alkohol. Biasanya mereka yang sering berganti pasangan seksual akan lebih
besar resikonya dalam mengalami infeksi virus dari penyebab penyakit
kanker.
Penyebab lain adalah lingkungan. Misalnya lingkungan pekerjaan, bila
seorang pekerja industri setiap hari akan berhadapan dengan logam
cadmium/bahan utama pembuat baterai serta bahan kimia lainnya yang
berbahaya, maka bisa menyebabkan panyakit kanker prostat.
Beberapa faktor yang mungkin meningkatkan peluang mengalami kanker
prostat antara lain:
 Berusia tua. Kanker prostat biasanya menyerang laki-laki berusia 65
tahun
 Sejarah keluarga dengan kanker prostat. Jika anda memiliki keluarga
yang mengalami kanker prostat, maka risiko anda akan meningkat
untuk mengalaminya juga
 Obesitas. Laki-laki yang memiliki kanker prostat dan memiliki berat
badan yang berlebihan akan sulit untuk dilakukan perawatan medis
Gejala:
Pada tahap awal kanker prostat tidak memiliki tanda dan gejala. Pada
tahap lanjut tanda dan gejala kanker prostat antara lain :
 Bermasalah ketika buang air kecil
 Berkurangnya kuantitas urin
 Urin yang mengandung darah
 Dara pada air mani
 Bengkak pada kaki
 Ketidaknyamanan pada area pinggul
 Nyeri tulang
Pencegahan:
Berikut ini cara mengurangi risiko terkena kanker prostat jika:
 Memilih makanan sehat yang kaya akan sayur dan buah. Hindari
makanan berlemak tinggi. Buah dan sayur memiliki banyak vitamin
dan mineral yang bermanfaat bagi kesehatan. Salah satu nutrisi
yang secara konsisten membantu mencegah kanker prostat adalah
lycopene.
 Pilihlah makanan yang sehat daripada menggunakan suplemen.
Tidak ada penelitian yang menunjukkan bahwa suplemen memiliki
peran mengurangi risiko kanker prostat. Makanan yang sehat dan
kaya akan nutrisi lebih bermanfaat dalam menjaga kesehatan
tubuh.
 Sering berolahraga. Berolahraga akan memperbaiki kesehatan
anda serta menjaga berat badan anda. Ada bukti yang
menjelaskan bahwa laki-laki yang sering berolahraga memiliki
sedikit kasus terkena kanker prostat daripada yang tidak
berolahraga.
 Jaga berat badan sehat anda. Jika anda memiliki berat badan
yang ideal saat ini, jaga agar berat badan anda tetap sehat
dengan berolahraga. Jika anda memiliki berat badan yang lebih,
kurangi kalori dalam makanan anda sehari-hari dan berolahragalah
lebih banyak.
 Bicaralah pada dokter anda jika anda pikir bahwa anda memiliki
peningkatan risiko kanker prostat. Penelitian menemukan bahwa
obat finasteride (Propecia, Proscar) dapat mencegah atau
menunda terbentuknya kanker prostat pada laki-laki usia 55 ke
atas. Obat ini biasanya digunakan untuk mengontrol pembesaran
kelenjar prostat dan kerontokan rambut pada laki-laki.
Pengobatan:
Ada beberapa cara mengobati kanker prostat di antaranya :
1. Operasi
Operasi externis prostat adalah cara mengobati kanker prostat yang
paling sering ditemui, dengan operasi pengangkatan prostat, secara
keseluruhan mengangkat bagian prostat yang terkena kanker atau
keseluruhan prostat, demi menahan perluasan kanker prostat.
2. Radioterapi
Radioterapi utamanya dibagi mencari cara sebagai berikut :
 Radioterapi luar badan
 Radioterapi dalam organ, cara ini sering dipadukan dengan
mastektomi radikal prostat atau operasi pembersihan kelenjar
getah bening tulang panggul
 Radioterapi seluruh badan, pada kondisi tertentu dapat
mengurangi sakit di bagian tertentu yang diakibatkan
penyebaran tulang dan mengurangi perkembangan lesi
3. Kemoterapi
Pengobatan dengan obat kemo, adalah cara mengobati kanker
prostat seluruh badan, dapat mengontrol perluasan dan penyebaran
sel kanker dengan efektif.
4. Pengobatan tradisional China
Cara mengobati kanker prostat dengan tradisional China , di satu
sisi bisa membunuh dan menekan sel kanker, memperbaiki kondisi penyakit,
di sisi lain bisa meningkatkan kondisi badan pasien, memperkuat daya tahan
tubuh, secara keseluruhan meningkatkan hasil pengobatan
8. Kanker Testis
Pengertian:
Kanker testis adalah salah satu jenis penyakit kanker yang hanya
dapat menyerang kaum adam (laki-laki), karena testis merupakan kelenjar
kelamin pada diri laki-laki. Penyakit kanker testis memang salah satu
penyakit kanker yang jarang terjadi, tidak seperti penyakit kanker lainnya
yang sering kita dengar dan banyak menimpa seseorang. Namun meskipun
penyakit kanker testis ini jarang terjadi dan menyerang kita, tetapi
penyakit ini cukup berbahaya sama seperti penyakit kanker lainnya yang
dapat beresiko kematian. Oleh karena itu penyakit ini tidak bisa dianggap
sepele, karena jika tidak dilakukan pengobatan maka akan beresiko pada
kematian.
Kanker testis merupakan salah satu pertumbuhan sel-sel ganas di
dalam testis (buah zakar). Kanker testis ini bisa menyebabkan testis
membesar atau menyebabkan adanya benjolan pada skrotum (kantung
zakar).
Jenis-jenis kanker testis:
 Seminoma
Kanker testis kelompok ini diderita oleh 30 – 40 % dari semua
jenis tumor testis. Kanker ini biasanya ditemukan pada pria yang
berusia 30 – 40 tahun dan hanya terbatas pada testis.
 Non-Seminoma
Kanker testis kelompok ini merupakan 60% dari semua jenis
tumor testis.
Kelompok kanker tetis non seminoma ini masih dibagi lagi menjadi
beberapa kategori, yaitu :
1) Karsinoma embrional
Sekitar 20% dari kanker testis, terjadi pada usia 20 – 30 tahun
dan sangat ganas. Pertumbuhannya sangat cepat dan menyebar
ke paru-paru dan hati.
2) Tumor yolk sac
Sekitar 60% dari semua jenis kanker testis pada anak laki-laki
3) Teratoma
Sekitar 7% dari kanker testis pada pria dewasa dan 40% pada
anak laki-laki.
4) Tumor sel stroma
Tumor yang terdiri dari sel-sel leydig, sel sertoli, dan sel
granulosa. Tumor ini merupakan 3 – 4% dari seluruh jenis tumor
testis. Tumor bisa menghasilkan hormon estradiol, yang bisa
menyebabkan salah satu gejala kanker testis, yaitu ginekomastia.
Penyebab:
Faktor yang dapat menyebabkan penyakit kanker testis saat ini
belum dapat diketahui secara pasti penyebabnya, akan tetapi ada beberapa
faktor yang dapat beresiko terkena kanker testis ini, diantaranya adalah :
 Faktor keturunan, jika diantara keluarga anda ada yang menderita
kanker, maka anda pun akan beresiko terkena kanker.
 Faktor lingkungan tempat tinggal atau tempat bekerja yang terdapat
radiasi sinar ultraviolet yang bisa menyebabkan tumbuhnya kanker.
 Terlalu sering mengkonsumsi makanan yang mengandung bahan kimia
yang berbahaya untuk kesehatan.
 Testis undesensus (testis yang tidak turun dalam skrotum).
 Perkembangan testis abnormal.
 Sindroma Klinefelter (suatu kelainan pada kromosom seksual yang
ditandai dengan rendahnya kadar hormon pria, kemandulan,
pembesaran payudara pada pria (ginomastia) dan ukuran testis yang
kecil).
Gejala:
Tanda dan gejala kanker testis termasuk:
 Adanya benjolan atau pembesaran di salah satu testis
 Buah zakar berat sebelah
 Rasa sakit di perut atau selangkangan
 Adanya timbunan cairan dalam skrotum
 Rasa sakit atau ketidaknyamanan di testis atau skrotum
 Payudara membesar
Diagnosa:
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:
 USG skrotum
 Pemeriksaan darah untuk petanda tumor AFP (alfa
fetoprotein), HCG (human chorionic gonadotrophin) dan LDH
(lactic dehydrogenase). Hampir 85% kanker non-seminoma
menunjukkan peningkatan kadar AFP atau beta HCG.
 Rontgen dada (untuk mengetahui penyebaran kanker ke paru-
paru)
 CT scan perut (untuk mengetahui penyebaran kanker ke organ
perut)
 Biopsi jaringan.
Pengobatan:
Pengobatan tergantung kepada jenis, stadium dan beratnya penyakit.
Setelah kanker ditemukan, langkah pertama yang dilakukan adalah
menentukan jenis sel kankernya. Selanjutnya ditentukan stadiumnya:
 Stadium I :kanker belum menyebar ke luar testis
 Stadium II :kanker telah menyebar kekelenjar getah bening
diperut
 Stadium III :kanker telah menyebar ke luar kelenjar getah bening,
bisa sampai ke hati atau paru-paru.
Ada 4 macam pengobatan yang bisa digunakan:
1) Pembedahan : pengangkatan testis (orkiektomi dan pengangkatan
kelenjar getah bening (limfadenektomi)
2) Terapi penyinaran : menggunakan sinar X dosis tinggi atau sinar
energi tinggi lainnya, seringkali dilakukan setelah limfadenektomi
pada tumor non-seminoma. Juga digunakan sebagai pengobatan
utama pada seminoma, terutama pada stadium awal.
3) Kemoterapi : digunakan obat-obatan (misalnya cisplastin, bleomycin
dan etoposid) untuk membunuh sel-sel kanker. Kemoterapi telah
meningkatkan angka harapan hidup penderita tumor non-seminoma.
4) Pencangkokan sumsum tulang : dilakukan jika kemoterapi telah
menyebabkan kerusakan pada sumsum tulang penderita.
Tumor Seminoma :
 Stadium I diobati dengan orkiektomi dan penyinaran kelenjar getah
bening perut
 Stadium II diobati dengan orkiektomi, penyinaran kelenjar getah
bening dan kemoterapi dengan sisplastin
 Stadium III diobati dengan orkiektomi dan kemoterapi multi-obat.
Tumor Non-Seminoma:
 Stadium I diobati dengan orkiektomi dan kemungkinan dilakukan
limfadenektomi perut
 Stadium II diobati dengan orkiektomi dan limfadenektomi perut,
kemungkinan diikuti dengan kemoterapi
 Stadium III diobati dengan kemoterapi dan orkiektomi.
Jika kankernya merupakan kekambuhan dari kanker testis
sebelumnya, diberikan kemoterapi beberapa obat (ifosfamide, cisplastin
dan etoposid atau vinblastin).
9. Infertilitas (kemandulan)
Pengertian:
Menurut dunia medis definisi Infertilitas adalah : “Istilah yang
digunakan untuk menyebut pasangan yang belum mempunyai anak walaupun
sudah berhubungan intim secara teratur tanpa menggunakan alat
kontrasepsi dalam kurun waktu satu tahun.”
Jenis-jenis:
Infertilitas itu sendiri ada 2 jenis:
 Infertil Primer, masalah ketidaksuburan yang terjadi pada wanita
yang memang belum pernah hamil.
 Infertil Sekunder, masalah ketidaksuburan yang juga terjadi pada
wanita namun sudah pernah hamil dan melahirkan sebelumnya.
Ada sedikit pandangan yang harus dirubah mengenai Infertilitas
ditengah-tengah masyarakat Indonesia saat ini, khususnya bagi sebagian
orang tua yang masih menyalahkan pihak perempuan (wanita) penyebab
ketidakmampuan pasangan memiliki keturunan.
Infertilitas tidak hanya terjadi pada wanita saja tetapi juga pria.
Dengan terganggunya sistem reproduksi pria juga akan menghambat
(menunda) proses sebuah kehamilan wanita (pasangannya). Baiklah, silahkan
baca penjelasan di bawah ini agar Anda bisa memahami dengan lebih baik
agar bisa menjalankan tips cara agar cepat hamil selanjutnya.
Berdasarkan sebuah penelitian, masalah Infertilitas yang terjadi
adalah 40% akibat pria, 40% akibat wanita serta 30% akibat keduanya.
Penyebab:
A. Faktor penyebab infertilitas (kemandulan) pada pria, yaitu:
1. Sperma Buruk
Kualitas Sperma menentukan akan terjadinya kehamilan. Hal ini
menyangkut bentuk sperma dan gerakannya yang tidak sempurna (normal),
maka tidak akan mampu mencapai sel telur. Berikutnya adalah Konsentrasi
Sperma yang rendah, secara medis ukuran normal (sehat) adalah 20 juta
atau lebih sperma/ml semen. Hal ini bisa terjadi akibat memakai celana
ketat, alkohol, merokok, kelelahan atau terlalu sering berejakulasi.
2. Kelainan Genetik
Sindroma Klinefelter atau kelainan genetik menyebabkan seorang
pria mempunyai satu kromoson Y dan dua kromoson X. Hal ini
mempengaruhi pertumbuhan testis sehingga pria tersebut sedikit saja
atau bahkan tidak memproduksi sperma sama sekali.
3. Gangguan Hormonal
Hormon Testosteron yang terganggu bisa menghambat produksi
sperma. Untuk merangsang agar testis memproduksi sperma, diperlukan
hormon dari kelenjar pituitari. Bila hormon tersebut terganggu, jumlah
menurun atau bahkan tidak ada, maka testis tidak akan bekerja sempurna.
4. Impotensi
Bila aliran darah ke penis tidak normal maka penis tidak bisa berdiri
dan berejakulasi.
5. Varikokel
Adalah pelebaran pembuluh darah vena didaerah buah zakar.
6. Saluran Sperma yang tersumbat
Hal ini bisa saja merupakan bawaan lahir, atau adanya infeksi yang
disebabkan oleh bakteri.
7. Pengaruh Radiasi dan Obat
Radiasi serta obat-obatan tertentu bisa mempengaruhi kualitas
sperma, fungsi testis dan hormon reproduksi dan menyebabkan masalah
sperma, fungsi testis dan hormon reproduksi dan menyebabkan masalah
kesuburan.
B. Faktor penyebab infertilitas (kemandulan) pada wanita, yaitu:
1. Endometriosis
Adalah ketidaknormalan pertumbuhan jaringan implan diluar rahim
atau uterus, padahal normalnya hanya tumbuh didalam rahim.
2. Faktor Hormonal
Terjadinya kelainan hormon reproduksi, seperti lutein dan
perangsang folikel dapat menghalangi terjadinya pelepasan sel telur.
Kelenjar hipotalamus-pituitari yang abnormal karena faktor genetik, tumor
atau kanker juga dapat menghambat ovulasi. Kelainan kelenjar tiroid,
kelebihan dan kekurangan hormon tiroid juga menyebabkan kacaunya siklus
menstruasi.
3. Menopause Dini
Menopause dini atau prematur yang terjadi bila wanita berhenti
menstruasi kemudian folike ovariumnya telah menyusut sebelum berusia 40
tahun. Hal ini bisa disebabkan oleh kelainan imunitas, kemoterapi,
radioterapi, dan merokok.
4. Penyumbatan Tuba Falopi
Rusak atau tersumbatnya tuba falopi ini umumnya disebabkan oleh
salpingitis, yang dapat menghambat kehamilan atau menyebabkan
kehamilan diluar kandungan.
5. Polycystic Ovary Syndrome (PCOS)
Sindrom ini menyebabkan banyaknya kista ovarium dan berlebihnya
produksi androgen, testosteron. Akibatnya tidak terjadi ovulasi.
6. Tumor dan Kanker Rahim
Tumor dinding rahim yang jinak atau ganas bisa menyebabkan
infertilitas.
7. Kelebihan Prolaktin
Atau hormon yang merangsang produksi ASI.
8. Stress, anoreksia, dan kegemukan.
Faktor-faktor ini juga sangat sering menjadi penyebab yang
menghambat kinerja hormon reproduksi wanita.
Gejala:
Gejala utama dari infertilitas adalah kesulitan untuk hamil. Masalah-
masalah berikut ini dapat menyebabkan infertilitas pada seorang wanita:
Infrekuensi ovulasi. Ketika periode menstruasi terjadi lebih dari
satu bulan, atau bahkan kadang-kadang tidak terjadi, maka mengalami
infrekuensi ovulasi. Penyebab umum infrekuensi ovulasi meliputi:
 Stress tubuh seperti:
o Gangguan makan
o Olahraga yang tidak biasa
o Turun atau naiknya berat badan terlalu cepat
o Berat badan rendah
o Obesitas.
 Karena kelainan hormonal seperti:
o Masalah kelenjar tiroid
o Masalah kelenjar hipofisis
o Masalah kelenjar adrenal
o Sindrom ovarium polikistik.
Kelainan hormonal bisa menunda atau mencegah indung telur untuk
melepaskan sel telur. Gejala yang menunjukkan adanya kelainan hormonal
meliputi:
 Turun atau naiknya berat badan tanpa alasan yang jelas
 Merasa kelelahan tanpa sebab
 Rambut tumbuh berlebihan atau rambut rontok
 Jerawat
 Kista ovarium. Kista pada ovarium dapat menyebabkan nyeri panggul
dan mengganggu kenormalan proses ovulasi.
 Jaringan parut di saluran tuba. Jaringan parut akan mencegah
kehamilan dengan mencegah atau menghentikan telur dalam
perjalanannya ke rahim.
Kerusakan ini dapat disebabkan karena:
 Operasi/pembedahan sebelumnya
 Kehamilan ektopik sebelumnya
 Endometriosis
 Penyakit radang panggul (Pelvic inflammatory disease/PID). PID
adalah infeksi bakteri di panggul yang seringkali menimbulkan luka,
bahkan kerusakan hingga memblokir saluran tuba
 Kelainan pada bentuk atau lapisan rahim.
Tumor fibroid atau polip rahim kadang-kadang mengakibatkan:
 Perdarahan menstruasi berat
 Nyeri panggul
 Pembesaran rahim.
Jaringan parut dapat berkembang dalam rahim akibat komplikasi dari:
 Infeksi rahim
 Keguguran
 Aborsi
 Prosedur bedah seperti dilatasi dan kuretase.
Jaringan parut dapat menyebabkan periode menstruasi yang lama
atau bahkan menghentikannya.
Pencegahan:
Berikut ini cara mengoptimalkan peluang untuk hamil dengan beberapa
cara:
 Olahraga moderat. Tidak berolahraga akan menyebabkan periode
menstruasi yang panjang atau bahkan tidak terjadi.
 Hindari kelebihan berat badan. Indeks Massa Tubuh (IMT) yang
optimal adalah mulai dari 20 dan dibawah 27.
 Hindari alkohol, rokok dan obat-obatan.
 Hindari mengonsumsi kafein terlalu banyak. Jangan minum lebih dari
satu cangkir kopi setiap hari.
 Tanyakan kembali obat-obat yang Anda konsumsi dengan dokter.
Beberapa jenis obat bisa mempengaruhi kemampuan Anda untuk
hamil atau bisa mempengaruhi kehamilan normal.
 Diet kesuburan. Diet kesuburan berikut ini dinilai akan membantu
meningkatkan kesuburan:
o Hindari lemak trans (periksa pada setiap label makanan)
o Makan kacang-kacangan atau protein nabati lebih banyak
o Konsumsi gandum
o Hindari minuman soda
o Minum susu setiap hari.
Pengobatan:
Kemandulan dapat diobati dengan obat, pembedahan dan inseminasi
serta bayi tabung. Pada beberapa keadaan semua cara tersebut akan
digabung. Sepertiga dari pasangan mandul akan dapat memiliki anak
setelah diobati dengan baik dan tepat. Sebagian besar kasus kemandulan
ditangani dengan obat obatan dan pembedahan.
Seorang dokter akan melakukan tindakan berdasarkan pada :
 Hasil tes kesuburan.
 Umur dari pasangan mandul.
 Kondisi kesehatan pasangan secara umum.
 Keinginan pasien.
Pada laki laki yang mandul, dokter akan melakukan langkah berikut :
 Masalah seksual. Jika seorang laki laki mengalami disfungsi ereksi
atau ejakulasi dini, dokter sedapat mungkin akan mengatasi masalah
ini dulu sebelum melakukan tindakan selanjutnya.
 Sel sperma yang terlalu sedikit. Jika seorang laki laki memproduksi
sperma yang terlalu sedikit maka pembedahanlah yang dapat
menyelesaikan masalahnya. Antiobiotika kadang diperlukan untuk
mengatasi infeksi yang mengakibatkan masalah produksi sperma.
Di pasaran, banyak sekali macam obat yang dapat digunakan
mengatasi masalah ovulasi pada perempuan. Sangatlah penting bagi anda
untuk selalu berkonsultasi dengan dokter dalam memilih obat tersebut.
Anda harus paham resiko, keuntungan dan efek samping dari obat
tersebut.
Dokter juga dapat melakukan pembedahan untuk mengatasi
penyebab kemandulan pada perempuan. Masalah pada ovarium, saluran tuba
dan rahim terkadang dapat diatasi dengan cara ini.
Inseminasi intra uterine saat ini sudah banyak dipakai oleh para
dokter dalam menangani pasien dengan kemandulan. Caranya adalah dengan
menyuntikan sel sperma pilihan ke dalam rahim. Sebelum dilakukan
tindakan sang perempuan terlebih dahulu diberikan obat perangsang
ovulasi. Inseminasi dilakukan jika :
 Masalah kemandulan pada laki laki ringan.
 Perempuan yang bermasalah dengan lendir serviks yang menyebabkan
mandul.
 Kemandulan yang tidak ditemukan penyebabnya.
10. Gangguan Menstruasi
Pengertian:
Gangguan haid adalah perdarahan haid yang tidak normal dalam hal :
panjang siklus haid, lama haid, dan jumlah darah haid. Melibatkan
hipotalamus, hipofisis, ovarium dan endometrium. Fisiologi haid normal:
 Berlangsung antara 25-35 hari atau 21-31 hari
 Estrogen dihasilkan oleh follikel dan korpus luteum
 Peningkatan Estrogen pada midsiklus → lonjakan LH → ovulasi
 Peningkatan dihasilkan hanya oleh korpus luteum
 Korpus luteum ada hanya jika terjadi ovulasi
 Umur korpus luteum ±10-14 hr
 Fase luteal atau fase sekresi ±14 hr (hampir selalu tetap)
 Fase folikulogenesis atau Fase proliferasi variasi antara 7-21hr
Klasifikasi:
Klasifikasi gangguan haid, digolongkan dalam :
 Kelainan panjang siklus (N=21-35hr):
 Polimenore (sering) jika haid terjadi kurang 21 hari
 Oligomenore (jarang) jika haid terjadi lebih dari 35 hari
 Amenore (tidak haid)→ jika haid tidak terjadi selama 3 bln
berturut turut
 Kelainan banyaknya haid (Normalnya darah haid = ±80ml):
 Hipermenore (banyak) jika darah haid lebih 80ml
 Hipomenore (sedikit) jika darah haid kurang dari 80ml
 Kelainan lama haid (Normalnya lama haid 3 – 7 hari):
 Menoragi (memanjang) jika lama haid lebih 7 hari
 Brakimenore (memendek) jika lama haid kurang dari 3 hari
 Metroragi (jika haid terjadi diluar siklus normal)
 Perdarahan bercak:
 Premenstrual spotting
 Postmenstrual spotting
 Perdarahan uterus disfungsional
 Gangguan lain berhubungan dengan haid :
 Metroragi (haid diluar siklus)
 Dismenore (nyeri bila haid)
 Premenstrual tension (ketegangan haid)
Kelainan panjang siklus haid:
 Poliminore : Polimenore adalah panjang siklus haid kurang dari
21 hari (normal 21-35). Keadaan polimenore bisanya terjadi
pada siklus ovulatoar maupun pada siklus anovulatoar.
 Kausa : · Anovulasi karena gangguan hormonal
· Insufisiensi korpus luteum (fase luteal
memendek)
· Fase folikuler memendek
-Penanganan:
a) Pada kausa anovulasi diberikan induksi ovulasi
b) Pada insufisiensi korpus luteum diberikan progesteron pada hr 16-25
c) Pada fase folikuler pendek diberikan estrogen pada hari 3-8
 Oligomenore : Oligomenore adalah panjang siklus haid lebih
dari 35 hari (normal 21-35 hari) dan kurang dari 3 bulan.
Keadaan oligomenore umumnya adalah siklus ovulator sehingga
fertilitas tidak terganggu.
 Kausa : · Fase folikuler memanjang
· Fase sekresi memanjang
-Penanganan :
a)Tidak diberikan pengobatan jika tipe perdarahan teratur
b)Indukasi ovulasi diberikan jika tipe perdarahan memanjang
Macam-macam gangguan pada waktu haid:
1. Amenorea
Amenorea adalah keadaaan tidak terjadinya haid pada seorang wanita.
Hal tersebut normal terjadi pada masa sebelum pubertas, kehamilan dan
menyusui, dan setelah menopause. Amenorea sendiri terbagi dua, yaitu:
a. Amenorea primer, yaitu keadaan tidak terjadinya haid pada wanita
usia 16 tahun.
b. Amenorea sekunder, yaitu tidak terjadinya haid selama 3 siklus
(pada kasus oligomenorea/jumlah darah haid sedikit), atau 6 siklus
setelah sebelumnya mendapatkan siklus haid biasa.
 Penyebab
Penyebab tersering dari amenorea primer adalah:
 Pubertas terlambat
 Kegagalan dari fungsi indung telur
 Agenesis uterovaginal (tidak tumbuhnya organ rahim dan vagina)
 Gangguan pada susunan saraf pusat
 Himen imperforata yang menyebabkan sumbatan keluarnya darah haid,
dapat dipikirkan apabila wanita memiliki rahim dan vagina normal
Penyebab terbanyak dari amenorea sekunder adalah kehamilan,
setelah kehamilan, menyusui, dan penggunaan metode kontrasepsi. Jika
sebab-sebab tersebut bisa disingkirkan, maka penyebab lainnya adalah:
 Obat-obatan
 Stres dan depresi
 Nutrisi yang kurang, penurunan berat badan berlebihan, olahraga
berlebihan, obesitas
 Gangguan hipotalamus dan hipofisis
 Gangguan indung telur
 Penyakit kronik
 Gejala
Tanda amenorea adalah tidak didapatkannya haid pada usia 16 tahun,
dengan atau tanpa perkembangan seksual sekunder (perkembangan
payudara, perkembangan rambut pubis), atau kondisi dimana wanita
tersebut tidak mendapatkan haid padahal sebelumnya sudah pernah
mendapatkan haid. Gejala lainnya tergantung dari apa yang menyebabkan
terjadinya amenorea.
2. Oligomenorea
Oligomenorea merupakan suatu keadaan dimana siklus haid
memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama.
Wanita yang mengalami oligomenorea akan mengalami haid yang lebih
jarang daripada biasanya. Namun, jika berhentinya siklus haid berlangsung
lebih dari 3 bulan, maka kondisi tersebut dikenal sebagai amenorea
sekunder.
 Penyebab
Oligomenorea biasanya terjadi akibat adanya gangguan
keseimbangan hormonal pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium.
Gangguan hormon tersebut menyebabkan lamanya siklus haid normal
menjadi memanjang, sehingga haid menjadi lebih jarang terjadi.
Oligomenorea sering terjadi pada 3-5 tahun pertama setelah haid pertama
ataupun beberapa tahun menjelang terjadinya menopause. Oligomenorea
yang terjadi pada masa-masa itu merupakan variasi normal yang terjadi
karena kurang baiknya koordinasi antara hipotalamus, hipofisis dan
ovarium pada awal terjadinya haid pertama dan menjelang terjadinya
menopause, sehingga timbul gangguan keseimbangan hormon dalam tubuh.
Disamping itu, oligomenorea dapat juga terjadi pada:
 Gangguan indung telur, misal : Sindrome Polikistik Ovarium (PCOS)
 Stres dan depresi
 Sakit kronik
 Pasien dengan gangguan makan (seperti anorexia nervosa, bulimia)
 Penurunan berat badan berlebihan
 Olahraga berlebihan, misal atlit
 Adanya tumor yang melepaskan estrogen
 Adanya kelainan pada struktur rahim atau serviks yang menghambat
pengeluaran darah haid
 Penggunaan obat-obatan tertentu
Umumnya oligomenorea tidak menyebabkan masalah, namun pada
beberapa kasus, dapat menyebabkan gangguan kesuburan. Pemeriksaan ke
dokter kandungan harus dilakukan ketika oligomenorea berlangsung lebih
dari 3 bulan dan mulai menimbulkan gangguan kesuburan.
3. Polimenorea
Ketika seorang wanita mengalami siklus haid yang lebih sering (siklus
haid yang lebih singkat dari 21 hari), hal ini dikenal dengan istilah
polimenorea. Wanita dengan polimenorea akan mengalami haid hingga dua
kali atau lebih dalam sebulan, dengan pola yang teratur dan jumlah
perdarahan yang relatif sama atau lebih banyak dari biasanya.
Polimenorea harus dapat dibedakan dari metroragia. Metroragia
merupakan suatu perdarahan iregular yang terjadi di antara dua waktu
haid. Pada metroragia, haid terjadi dalam waktu yang lebih singkat dengan
darah yang dikeluarkan lebih sedikit.
 Penyebab
Timbulnya haid yang lebih sering ini tentunya akan menimbulkan
kekhawatiran pada wanita yang mengalaminya. Polimenorea dapat terjadi
akibat adanya ketidakseimbangan system hormonal pada aksis
hipotalamus-hipofisis-ovarium. Ketidak seimbangan hormon tersebut dapat
mengakibatkan gangguan pada proses ovulasi (pelepasan sel telur) atau
memendeknya waktu yang dibutuhkan untuk berlangsungnya suatu siklus
haid normal sehingga didapatkan haid yang lebih sering. Gangguan
keseimbangan hormon dapat terjadi pada:
 3-5 tahun pertama setelah haid pertama
 Beberapa tahun menjelang menopause
 Gangguan indung telur
 Stress dan depresi
 Pasien dengan gangguan makan (seperti anorexia nervosa, bulimia)
 Penurunan berat badan berlebihan
 Obesitas
 Olahraga berlebihan, misal atlit
 Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti antikoagulan, aspirin,
NSAID, dll
Pada umumnya, polimenorea bersifat sementara dan dapat sembuh
dengan sendirinya. Penderita polimenorea harus segera dibawa ke dokter
jika polimenorea berlangsung terus menerus. Polimenorea yang berlangsung
terus menerus dapat menimbulkan gangguan hemodinamik tubuh akibat
darah yang keluar terus menerus. Disamping itu, polimenorea dapat juga
akan menimbulkan keluhan berupa gangguan kesuburan karena gangguan
hormonal pada polimenorea mengakibatkan gangguan ovulasi (proses
pelepasan sel telur). Wanita dengan gangguan ovulasi seringkali mengalami
kesulitan mendapatkan keturunan.
4. Menoragia atau Hipermenorea
Menoragia atau hipermenorea adalah perdarahan haid yang lebih
banyak dari normal (lebih dari 80ml/hari) atau lebih lama dari normal
(lebih dari 8 hari), kadang disertai dengan bekuan darah sewaktu haid.
Siklus haid yang normal berlangsung antara 21-35 hari, selama 2-8 hari
dengan jumlah darah haid sekitar 25-80 ml/hari.
 Gejala
Penderita menoragia dapat mengalami beberapa gejala seperti:
 Perlu mengganti pembalut hampir setiap jam selama beberapa hari
berturut-turut
 Perlunya mengganti pembalut di malam hari atau pembalut ganda di
malam hari
 haid berlangsung lebih dari 7 hari
 Darah haid dapat berupa gumpalan-gumpalan darah
 Haid yang berlangsung berkepanjangan dengan jumlah darah yang
terlalu banyak untuk dikeluarkan setiap harinya dapat menyebabkan
tubuh kehilangan terlalu banyak darah sehingga memicu terjadinya
anemia. Terdapat tanda-tanda anemia, seperti napas lebih pendek,
mudah lelah, pucat, kurang konsentrasi, dll.
Penyebab:
Timbulnya perdarahan yang berlebihan saat terjadinya haid
(menoragia) dapat terjadi akibat beberapa hal, diantaranya:
1. Adanya kelainan organik, seperti:
 Infeksi saluran reporduksi
 Kelainan koagulasi (pembekuan darah), misal : akibat von willebrand
disease, kekurangan protrombin, idiopatik trombositopenia purpura
(ITP), dll
 Disfungsi organ yang menyebabkan terjadinya menoragia seperti
gagal hepar atau gagal ginjal.
Penyakit hati kronik dapat menyebabkan gangguan dalam
menghasilkan faktor pembekuan darah dan menurunkan hormon estrogen.
1. Kelainan hormon endokrin misal akibat kelainan kelenjar tiroid dan
kelenjar adrenal, tumor pituitari, siklus anovulasi, Sindrome
Polikistik Ovarium (PCOS), kegemukan, dll
2. Kelainan anatomi rahim seperti adanya mioma uteri, polip
endometrium, hiperplasia endometrium, kanker dinding rahim dan
lain sebagainya.
3. Latrogenik : misal akibat pemakaian IUD, hormon steroid, obat-
obatan kemoterapi, obat-obatan anti-inflamasi dan obat-obatan
antikoagulan.
4. Hipomenorea
Hipomenorea adalah perdarahan haid yang lebih pendek dan atau
lebih kurang dari biasa.
 Penyebab
Hipomenorea disebabkan oleh karena kesuburan endometrium
kurang akibat dari kurang gizi, penyakit menahun maupun gangguan
hormonal.
6. Metroragia
Metroragia adalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada
hubungannya dengan haid. Metroragia merupakan suatu perdarahan
iregular yang terjadi di antara dua waktu haid. Pada metroragia, haid
terjadi dalam waktu yang lebih singkat dengan darah yang dikeluarkan
lebih sedikit. Metroragia tidak ada hubungannya dengan haid, namun
keadaan ini sering dianggap oleh wanita sebagai haid walaupun hanya
berupa bercak.
 Klasifikasi
1. Metroragia oleh karena adanya kehamilan, seperti abortus,
kehamilan ektopik.
2. Metroragia diluar kehamilan
 Penyebab
1. Metroragia diluar kehamilan dapat disebabkan oleh luka yang tidak
sembuh, carcinoma corpus uteri, carcinoma cervicitis, peradangan
dari haemorrhagis (seperti kolpitis haemorrhagia, endometritis
haemorrhagia), hormonal.
2. Perdarahan fungsional:
 Perdarahan Anovulatoar, disebabkan oleh psikis, neurogen,
hypofiser, ovarial (tumor atau ovarium yang polikistik) dan
kelainan gizi, metabolik, penyakit akut maupun kronis.
 Perdarahan Ovulatoar, akibat korpus luteum persisten,
kelainan pelepasan endometrium, hipertensi, kelainan darah
dan penyakit akut ataupun kronis.
Gangguan lain yang ada hubungan dengan haid:
Pre Menstrual Tension (Ketegangan Pra Haid)
Ketegangan sebelum haid terjadi beberapa hari sebelum hari
sebelum haid bahkan sampai menstruasi berlangsung. Terjadi karena
ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesterone menjelang
menstruasi. Pre menstrual tension terjadi pada umur 30-40 tahun.
Gejala klinik dari pre menstrual tension adalah gangguan emosional,
gelisah, susah tidur, perut kembung, mual muntah, payudara tegang dan
sakit terkadang merasa tertekan.
 Terapi
Olahraga, perubahan diet (tanpa garam, kopi dan alkohol),
mengurangi stress, konsumsi antidepressan bila perlu, menekan
fungsi ovulasi dengan kontrasepsi oral, progestin, konsultasi dengan
tenaga ahli, KIEM untuk pemeriksaan lebih lanjut.
 Mastodinia atau Mastalgi adalah rasa tegang
pada payudara menjelang haid.
 Sebab-sebab: Disebabkan oleh dominasi hormon estrogen, sehingga
terjadi retensi air dan garam yang disertai hyperemia
didaerah payudara.
 Mittelschmerz (rasa nyeri pada ovulasi) adalah rasa sakit yang
timbul pada wanita saat ovulasi, berlangsung beberapa jam sampai
beberapa hari di pertengahan siklus menstruasi.
 Penyebab: Hal ini terjadi karena pecahnya folikel Graff. Lamanya
bisa beberapa jam bahkan sampai 2-3 hari. Terkadang
Mittelschmerz diikuti oleh perdarahan yang berasal
dari proses ovulasi dengan gejala klinis seperti kehamilan ektopik
yang pecah.
Pencegahan:
Beberapa pencegahan yang dilakukan saat mendekati tanggal haid :
1. Mencegah stres
2. Pola makan teratur
3. Jangan makan yg asem-asem dan pedes
4. Jangan kecapean/istirahat teratur
5. Yang paling mempengaruhi, tidur cukup
Pengobatan secara herbal:
Alternatif mengatasi gangguan menstruasi dengan cara alami adalah:
30 gram temu lawak (diiris-iris)+ 15 gram bunga mawar merah + 15 gram
daun dewa + 10 gram umbi teki kering, semua dicuci bersih dan direbus
dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring, airnya diminum 2 kali
sehari.
11. Kanker Serviks
Pengertian:
Kanker serviks merupakan salah satu penyakit kanker yang paling
banyak ditakuti kaum wanita. Berdasarkan data yang ada, dari sekian
banyak penderita kanker di Indonesia, penderita kanker serviks mencapai
sepertiga nya. Dan dari data WHO tercatat, setiap tahun ribuan wanita
meninggal karena penyakit kanker serviks ini dan merupakan jenis kanker
yang menempati peringkat teratas sebagai penyebab kematian wanita
dunia. Kanker serviks menyerang pada bagian organ reproduksi kaum
wanita, tepatnya di daerah leher rahim atau pintu masuk ke daerah rahim
yaitu bagian yang sempit di bagian bawah antara kemaluan wanita dan
rahim.
Penyebab:
Faktor keturunan merupakan penyebab kanker serviks yang harus
diwaspadai. Seperti penyakit kanker-kanker yang lain, kanker serviks juga
bisa diturunkan pada generasi keluarga selanjutnya. Bila seorang ibu
pernah mengalami kanker serviks dan melahirkan seorang anak, maka anak
tersebut memiliki resiko terkena kanker serviks serupa lebih tinggi
daripada wanita lain. Penyebab kanker serviks lainnya yang paling banyak
adalah karena Human Papilloma Virus (HPV), yang menyerang sel-sel kulit
kelamin. Beberapa infeksi kulit karena virus ini bisa sembuh karena daya
tahan tubuh yang tinggi, namun bila terkena virus HPV ganas, tentu hal ini
tidak bisa diatasi begitu saja dengan kekebalan alami tubuh.
Penyebab kanker serviks lainnya adalah penggunaan obat-obatan
kontrasepsi seperti pil KB dapat meningkatkan resiko seorang wanita
terkena penyakit kanker serviks ini. Untuk itu, jika ingin menunda
kehamilan, bicarakan solusi tepat dengan seorang dokter ahli agar usaha
penundaan kehamilan tidak berakibat buruk pada kesehatan. Kanker
serviks juga bisa disebabakan seorang wanita yang hamil dan melahirkan
saat ia masih berusia dini, atau di bawah 17 tahun. Sebab, mereka sangat
beresiko tinggi untuk terkena penyakit kanker serviks.
Selain itu, diet juga merupakan salah satu yang bisa menyebabkan
seorang wanita beresiko tinggi terkena kanker serviks, khususnya kanker
serviks. Diet yang salah adalah diet yang tidak memperhatikan gizi, kurang
konsumsi buah dan sayur yang dipercaya memiliki zat anti kanker yang
sangat bagus bagi tubuh. Selain itu menjaga kebersihan alat kelamin
merupakan hal yang sangat mutlak bagi seorang wanita. Bakteri apapun
bisa merugikan kesehatan wanita dan mampu meningkatkan resiko terkena
kanker serviks. Cara mudah untuk menjaga kebersihan daerah kewanitaan
adalah dengan rutin mengganti celana dalam, minimal dua kali sehari. Selain
itu, penyebab kanker serviks juga ada pada rokok yang memang sumber
segala zat racun. Zat-zat racun tersebut memang kebanyakan menyerang
organ pernafasan seperti paru-paru, tapi zat-zat berbahaya ini juga bisa
sampai ke serviks atau mulut rahim bila dibawa oleh aliran darah.
Gejala:
1. Pendarahan abnormal pada vagina = Ini adalah gejala yang paling
umum. Perempuan harus menyadari menstruasi mereka, pendarahan
setelah hubungan seksual, bercak di antara periode menstruasi.
Sebuah perdarahan vagina yang abnormal dan tiba-tiba tanpa alasan.
Kondisi ini anda harus segera periksa kesehatan ke klinik terdekat
agar mengobati kanker rahim tidak terlambat lagi.
2. Nyeri panggul = nyeri panggul tidak berhubungan dengan kondisi lain,
menstruasi, atau aktivitas fisik bisa menjadi gejala kanker serviks
3. Keputihan = Ketika Anda mengamati bahwa Anda memiliki keputihan
yang tidak biasa dan sering, mungkin menjadi salah satu gejala
kanker. Ini merupakan gejala umum yang berkaitan dengan kondisi
perempuan.
4. Peningkatan frekuensi kencing = Bila Anda sering buang air kecil,
terutama jika Anda tidak hamil maka mungkin ada kemungkinan
bahwa Anda memiliki kanker serviks.
5. Kesulitan dalam buang air kecil = Ketika ada rasa sakit atau kesulitan
saat buang air kecil, saatnya anda pergi kedokter dan check up. Ini
mungkin juga merupakan gejala ISK (Infeksi Saluran Kemih) tetapi
untuk memastikan, mencari info dari dokter untuk segera ditangani.
6. Nyeri selama hubungan seksual = Bila Anda merasa sakit yang tidak
diinginkan selama hubungan seksual, Anda mungkin menderita kanker
serviks.
7. Gangguan Pencernaan = Ketika Anda mengalami sembelit kronis dan
merasa benjolan bahkan rasa sakit saat anda buang air besar.
8. Kehilangan nafsu makan = penurunan mendadak nafsu makan juga
dapat menjadi tanda kanker serviks.
9. Kelelahan = Bahkan ketika Anda beristirahat tapi Anda masih merasa
stres dan merasa lelah sepanjang waktu, kemungkinan ini tanda dari
kanker serviks.
Pencegahan:
Berikut adalah beberapa hal yang bisa mencegah kanker serviks dari:
 Tes Papsmear Secara Teratur
Melakukan tes papsmear secara teratur akan membantu Anda
mengetahui risiko terkena kanker serviks. Selain itu, dengan melakukan
papsmear secara teratur, ketika kanker serviks muncul akan segera
diketahui dan ditangani, sehingga tingkat keselamatan masih cukup tinggi.
 Vaksin HPV
Melakukan vaksin HPV untuk mencegah infeksi HPV yang
menyebabkan kanker serviks juga baik dilakukan. Vaksin HPV diketahui
sebagai cara paling efektif untuk mencegah kanker serviks. Namun
melakukan vaksin saja tak cukup, Anda juga harus menjaga kesehatan diri
sendiri.
 Tidak berganti-ganti pasangan
Salah satu faktor penyebab munculnya kanker serviks adalah melalui
infeksi HPV yang ditularkan saat berhubungan seksual. Risiko ini semakin
tinggi ketika seseorang sering berganti-ganti pasangan. Terutama mereka
yang tak mengetahui ketika pasangan memiliki virus HPV. Untuk itu,
setialah pada satu orang dan jangan lakukan hubungan seksual dengan
orang lain, selain pasangan Anda.
 Tak terlalu aktif secara seksual di usia muda
Ada baiknya wanita menunggu untuk melakukan hubungan seksual dan
aktif secara seksual. Penelitian mengungkap bahwa wanita yang telah aktif
secara seksual di usia yang terlalu muda memiliki risiko terkena kanker
serviks yang lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang menunggu untuk
aktif secara seksual di usia yang lebih tua.
 Gaya hidup sehat
Melakukan gaya hidup sehat seperti tidak merokok, rajin olahraga,
dan mengonsumsi makanan-makanan bernutrisi juga penting untuk
mencegah kanker serviks. Penelitian menunjukkan bahwa perokok wanita
memiliki resiko dua kali lebih besar untuk terkena kanker serviks.
Pengobatan:
Adapun cara pengobatan yang dapat dilakukan yaitu dengan :
1) Operasi pengangkatan
Operasi pengangkatan rahim dan uterus (kandungan) dikenal dengan
istilah histerektomi yaitu dengan melakukan pengangkatan rahim penderita
yang dilakukan pada bagian rahim vagina dan jaringan parametrium,
kemudian dilakukan pembersihan bilaterial kelenjar getah bening pada
panggul. Ada 4 jenis tingkatan histerektomi:
a. Histerektomi parsial (subtotal). Operasi pengangkatan yang
dilakukan hanya pada rahim. Dengan operasi ini penderita
kemungkinan menderita kanker rahim masih besar oleh karena itu
disarankan melakukan pemeriksaan rutin.
b. Histerektomi total. Operasi pengangkatan rahim dan mulut rahim.
Pada operasi ini tidak melakukan pengangkatan tuba falopi dan
ovarium.
c. Histerektomi total dan salpingo-ooforektomi bilateral. Operasi
pengangkatan rahim, serviks, tuba falopi dan ovarium.
d. Histerektomi radikal. Operasi pengangkatan rahim, kelenjar getah
bening, serviks, bagian atas vagina dan jaringan dalam panggul
diangkat. Operasi pengangkatan (histerektomi) dapat melalui perut
dan alat kewanitaan (vagina). Histerektomi melalui vagina cenderung
lebih beresiko kecil dan cepat pulih . Cara pengobatan melalui
histerektomi sering dilakukan karena memiliki keunggulan yaitu
membersihkan lesi kanker dan pengobatan yang lebih cepat. Akan
tetapi, tidak menutup kemungkinan akan mengalami gangguan pada
buang air kecil dan pengangkatan yang luas.
2) Radioterapi
Radioterapi adalah cara paling sering dilakukan untuk pengobatan
kanker serviks. Radioterapi juga sangat cocok untuk segala kanker serviks
di awal dan lanjut stadium. Radioterapi sendiri adalah penggunaan radiasai
pengion yang diberikan pada penderita kankers dengan mematikan sel
kanker sesuai dosis pada volume tumor. Radiasi akan merusak sel kanker
dan menghambat pembelahan sel. Pemberian radiasi pada penderita kanker
serviks disesuaikan dengan ukuran, luas, tipe dan stadium tumor.
Meskipun dianggap sebagai pengobatan kanker serviks yang sangat
baik akan tetapi memiliki efek samping pada perubahan tubuh yaitu kulit,
rambut. Gangguan yang mungkin terjadi adalah infeksi kandung kemih.
Radioterapi dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan tingkatan
stadium kanker serviks, yaitu:
1. Radioterapi seluruh panggul (whole pelvis)
2. Radioterapi karsinoma serviks uteri pasca wertheim
3. Radioterapi brachiterapi
3) Radiopartikel
Teknologi pengobatan yang ditujukan menghambat perkembangan sel
kanker dan tidak menggangu kegiatan sehari-hari. Radioterapi
menggunakan biji partikel seluas 1,7 cm yang kemudian akan memancarkan
sinar gamma dan tidak menghancurkan sel-sel tubuh lain. Pengobatan ini
diharapkan dapat meminimalisir terjadinya kegagalan.
Cara diatas adalah cara yang umum digunakan untuk pengobatan
kanker serviks selain pengobatan kolaborasi medis barat-timur, kemoterap
dan lain-lain. Penderita kanker serviks diharapkan tidak putus asa karena
dalam perkembangan teknologi saat ini banyak sekali menemukan teknik
penyembuhan yang bisa membantu meminimalisir kerugian kanker serviks.
12. Sifilis
Pengertian:
Sifilis merupakan penyakit sistemik kompleks dengan berbagai
manofestasi klinik yang disebabkan oleh Treponema pallidum. Penyakit ini
bisa menular melalui hubungan seksual, baik vaginal, rektum, anal, maupun
oral dan berbeda dengan penyakit infeksi lainnya. Sifilis tidak menular
melalui peralatan makan, tempat dudukan toilet, knop pintu, kolam renang,
dan tukar-menukar pakaian. Sifilis jarang didiagnosis dengan mengisolasi
dan mengenali organisme penyebabnya. Diagnosis ditegakkan dengan
metode yang kurang peka, yaitu pemeriksaan mikroskop lapangan gelap
direk dan berdasarkan temuan klinik, serologi, dan epidemiologi.
Jenis:
 Primer
Sipilis primer umumnya diperoleh dari kontak seksual secara
langsung dengan orang yang terinfeksi ke orang lain. Sekitar 3 sampai 90
hari setelah awal kedapatan (rata-rata 21 hari) luka di kulit dinamakan
chancre, tampak pada saat kontak. Lesi ini biasanya (40 % dari waktu)
tunggal, kokoh, tanpa rasa sakit, pemborokan kulit tanpa rasa gatal dengan
dasar yang bersih serta berbatasan tajam antara ukuran 0,3 dan 3,0 cm.
Walau bagaimanapun luka bisa dikeluarkan hampir dalam bentuk apapun.
Pada bentuk yang umum, luka baerkembang dari macule ke papule dan
akhirnya ke erosion atau ulcer.Kadang-kadang, lesi ganda mungkin muncul
(~40%). Lesi ganda lebih umum ketika koinfeksi dengan HIV. Lesi mungkin
nyeri atau perih (30%), dan bisa terjadi di luar kelamin (2–7%). Letak
paling umum pada wanita adalah di cervix (44%), penis laki-laki
heteroseksual (99%), dan anal serta rektal umumnya secara relatif (laki-
laki yang berhubungan seks dengan laki-laki) (34%). Pelebaran nodus
limfa;(80%) sering kali terjadi di sekitar daerah infeksi, terjadi selama 10
hari setelah pembentukan tukak. Lesi dapat bertahan selama tiga hingga
enam minggu tanpa pengobatan.
 Sekunder
Sipilis sekunder seringnya terjadi empat sampai sepuluh minggu
setelah infeksi primer. Sementara penyakit sekunder dapat dikenal dalam
berbagai cara secara nyata, gejala-gejala paling umum berkaitan dengan
kulit, selaput lendir, dan nodus limfa. Di sana mungkin terdapat kesamaan,
kemerah-merahan-pink, ruam yang tidak gatal pada batang dan ekstrim,
termasuk pada telapak tangan dan soles. Ruam bisa menjadi makulopapular
atau pustular. Itu bisa berbentuk datar, lebar, keputih-putihan, lesi mirip
kutil dikenal sebagai kondiloma latum pada selaput lendir.
Semua dari endapan bakteri lesi terinfeksi. Gejala lain termasuk
demam, sakit tenggorokan, malaise, berat badan turun, rambut rontok, dan
sakit kepala. Jenis penyakit lainnya yang jarang terjadi termasuk
hepatitis, ginjal penyakit, radang sendi, periostitis , optik neuritis, uveitis,
dan interstitial keratitis.
Gejala akut biasanya diatasi setelah tiga hingga enam minggu; namun
sekitar 25% orang bisa kambuh gejala sekunder. Banyak orang yang
mengalami sipilis sekunder (40-85% dari wanita, 20-65% dari laki-laki)
tidak melaporkan mengalami chancre dari sipilis primer sebelumnya.
 Laten
Sifilis laten didefinisikan seperti mengalami bukti serologis dari
infeksi tanpa gejala-gejala dari penyakit. Penyakit ini dijelaskan lebih
lanjut sebagai lebih awal (kurang dari 1 tahun setelah sifilis sekunder)
atau akhir (lebih dari 1 tahun setelah sifilis sekunder) di Amerika serikat.
Amerika serikat memanfaakkan memotong dari dua tahun dini dan akhir
sifilis laten. Awal sifilis laten bisa mempunyai gejala- gejala kambuh. Akhir
sifilis laten adalah asimptomatik, dan tidak menular seperti awal sifilis
laten.
 Tersier
Sipilis tersier bisa terjadi kira-kira 3 hingga 15 tahun setelah
infeksi awal, dan bisa dibagi kedalam tiga bentuk berbeda; sipilis
gummatous (15%), akhir neurosipilis (6.5%),dan kardiovaskular sipilis
(10%). Tanpa pengobatan, ketiga dari orang yang terinfeksi berkembang ke
penyakit tersier. Orang dengan sipilis tersier adalah bukan penular.
Sipilis gummatous atau sipilis akhir benign biasanya terjadi 1 hingga
46 tahun setelah infeksi awal, dengan rata-rata 15 tahun. Fase ini ditandai
oleh pembentukan gumma kronik, yang lembut,mirip peradangan bola tumor
yang bisa bermacam-macam dan sangat signifikan bentuknya gumma
umumnya mempengaruhi kulit, tulang, dan liver, tetapi bisa terjadi
dimanapun.
Neurosipilis merujuk pada infeksi yang melibatkan sistem saraf
pusat yang bisa terjadi dini, menjadi tak bergajala atau dalam bentuk dari
meningitis sipilistik yang berhubungan dengan keseimbangan yang lemah
dan nyeri kilat pada ekstrimitas lebih rendah. Akhir neurosipilis umumnya
terjadi 4 hingga 25 tahun setelah infeksi awal. Siflis meningovaskular
umumnya muncul dengan apati dan sawan, serta telah umum dengan
demensia dan dorsalis. Juga di sana mungkin terdapat pupil Argyll
Robertson, tempat pupil kecil bilateral menyempit ketika orang fokus pada
objek dekat, tapi tidak menyempit ketika terkena cahaya terang.
Sipilis kardiovaskular biasanya terjadi 10-30 tahun setelah infeksi
awal. Komplikasi yang paling umum adalah syphilitic aortitis, yang dapat
mengakibatkan pembentukan aneurisme.
Sipilis kogenital bawaan sejak lahir dapat terjadi selama kehamilan
atau selama kelahiran. Dua dari tiga bayi sipilis lahir tanpa gejala. Gejala
umum yang kemudian berkembang dari kehidupan beberapa tahun pertama
meliputi: hepatosplenomegali (70%), ruam (70%), demam (40%),
neurosyphilis (20%), dan pneumonitis (20%). Jika terobati sipilis
kongenital tahap akhir dapat terjadi di 40% meliputi: hidung, pelana
Penyebab:
Treponema pallidum merupakan bakteri penyebab sifilis,
bakteri ini umumnya menginfeksi melalui kontak seksual langsung, masuk ke
dalam tubuh inang melalui celah di antara sel epitel. Organisme ini juga
dapat ditularkan kepada janin melalui jalur transplasental selama masa-
masa akhir kehamilan. Struktur tubuhnya yang berupa heliks
memungkinkan Treponema pallidum bergerak dengan pola gerakan yang
khas untuk bergerak di dalam medium kental seperti lendir (mucus).
Dengan demikian organisme ini dapat mengakses sistem peredaran darah
dan getah bening inang melalui jaringan dan membran mukosa.
Struktur bakteri Treponema pallidum identik dengan struktur
Treponema secara umum, hanya kandungannya lebih jelas diketahui.
Susunan Treponema pallidum (bobot kering) kira-kira adalah 70% protein,
20% lipid,dan 5% karbohidrat. Kandungan lipidnya relative tinggi untuk
bakteri. Dari lipid total, 68% adalah fosfolipid (terutama fosfatidilkolin,
sfingomiolin, serta kardiolipin) dan 32% merupakan lipid netral (terutama
kolesterol).
Penyakit kelamin sifilis dapat menyebabkan efek serius seperti
kerusakan sistem saraf, jantung, atau otak. Sifilis yang tak terawat dapat
berakibat fatal. Orang yang memiliki kemungkinan terkena sifilis atau
menemukan pasangan seks-nya mungkin terkena sifilis dianjurkan untuk
segera diobati atau menemui dokter secepat mungkin.
Cara penularan:
Ditularkan melalui hubungan badan, atau bayi yang lahir dari
perempuan yang terinfeksi bisa dilahirkan dengan penyakit sifilis bawaan.
Gejala:
Gejala penyakit sifilis berlangsung 3-4 minggu, kadang-kadang
sampai 13 minggu. Kemudian timbul benjolan di sekitar alat kelamin.
Kadang-kadang disertai pusing-pusing dan nyeri tulang seperti flu, yang
akan hilang sendiri tanpa diobati. Ada bercak kemerahan pada tubuh
sekitar 6-12 minggu setelah hubungan seks. Gejala ini akan hilang dengan
sendirinya dan seringkali penderita tidak memperhatikan hal ini.
Selama 2-3 tahun pertama penyakit ini tidak menunjukkan gejala
apa-apa, atau disebut masa laten. Setelah 5-10 tahun penyakit sifilis akan
menyerang susunan syaraf otak, pembuluh darah dan jantung. Pada
perempuan hamil sifilis dapat ditularkan kepada bayi yang dikandungnya
dan bisa lahir dengan kerusakan kulit, hati, limpa dan keterbelakangan
mental.
 Gejala yang mungkin terjadi pada wanita, yang terurai dalam empat
stadium berbeda, yaitu:
 Stadium satu. Stadium ini ditandai oleh munculnya luka yang
kemerahan dan basah di daerah vagina, poros usus atau mulut. Luka
ini disebut dengan chancre, dan muncul di tempat spirochaeta masuk
ke tubuh seseorang untuk pertama kalinya. Pembengkakan kelenjar
getah bening juga ditemukan selama stadium ini. Setelah beberapa
minggu, chancre tersebut akan menghilang. Stadium ini merupakan
stadium yang sangat menular.
 Stadium dua. Kalau sifilis stadium satu tidak diobati, biasanya para
penderita akan mengalami ruam, khususnya di telapak kaki dan
tangan. Mereka juga dapat menemukan adanya luka-luka di bibir,
mulut, tenggorokan, vagina dan dubur. Gejala-gejala yang mirip
dengan flu, seperti demam dan pegal-pegal, mungkin juga dialami
pada stadium ini. Stadium ini biasanya berlangsung selama satu
sampai dua minggu.
 Stadium tiga. Kalau sifilis stadium dua masih juga belum diobati,
para penderitanya akan mengalami apa yang disebut dengan sifilis
laten. Hal ini berarti bahwa semua gejala penyakit akan menghilang,
namun penyakit tersebut sesungguhnya masih bersarang dalam
tubuh, dan bakteri penyebabnya pun masih bergerak di seluruh
tubuh. Sifilis laten ini dapat berlangsung hingga bertahun-tahun
lamanya.
 Stadium empat. Penyakit ini akhirnya dikenal sebagai sifilis tersier.
Pada stadium ini, spirochaeta telah menyebar ke seluruh tubuh dan
dapat merusak otak, jantung, batang otak dan tulang.
 Sedangkan pada lelaki yang telah tertular oleh sifilis memiliki gejala-
gejala yang mirip dengan apa yang dialami oleh seorang penderita
wanita. Perbedaan utamanya ialah bahwa pada tahap pertama,
chancre tersebut akan muncul di daerah penis. Dan pada tahap
kedua, akan muncul luka-luka di daerah penis, mulut, tenggorokan dan
dubur.
Orang yang telah tertular oleh spirochaeta penyebab sifilis dapat
menemukan adanya chancre setelah tiga hari – tiga bulan bakteri tersebut
masuk ke dalam tubuh. Kalau sifilis stadium satu ini tidak diobati, tahap
kedua penyakit ini dapat muncul kapan saja, mulai dari tiga sampai enam
minggu setelah timbulnya chancre.
Pencegahan:
 Berhenti melakukan kontak seksual dalam jangka waktu lama
 Memiliki satu pasangan tetap untuk melakukan hubungan seksual
 Menghindari Alkohol dan obat-obat terlarang
 Membicarakan secara terbuka mengenai riwayat penyakit kelamin
yang dialami bersama pasangan
 Biasakan menggunakan kondom bila harus berhubungan seksual
dengan orang yang tidak dikenal
Perawatan:
 Infeksi dini
Pilihan perawatan pertama bagi sifilis rumit tetap satu dosis
intramuskular penisilin G atau satu dosis oral azitromisin. Doksisiklin dan
tetrasiklin adalah pilihan lainnya. Namun, karena terdapat risiko kelainan
pada janin dosisiklin dan tetrasiklin tidak direkomendasikan untuk wanita
hamil. Resistensi terhadap antibiotik telah berkembang pada sejumlah
agen, termasuk makrolid, klindamisin, dan rifampin. Ceftriakson, generasi
ketiga sefalosporin antibiotik, mungkin saja seefektif perawatan berbasis
penisilin.
Azitromisin termasuk dalam jenis antibiotik Macrolides, dimana obat
generiknya tersedia di Indonesia. Jika satu dosis/cure belum sembuh,
maka ada baiknya dilakukan tes resistensi antibiotik (kultur) untuk
mengetahui jenis antibiotik apa yang masih mempan, tetapi untuk
melakukan kultur perlu mencari laboratorium klinik yang melakukan tes
dengan cukup lengkap, caranya dengan bertanya apakah laboratorium klinik
tersebut mengetes azitromisin atau tidak, jika mengetes, maka
laboratorium klinik tersebut biasanya juga akan mengetes antibiotik
lainnya yang diperkirakan mempan untuk bakteri gram positip seperti
sifilis, misalnya erytromisin yang juga termasuk antibiotik jenis macrolides
dan mengetes pula moxyfloxasin dan levofloxasin yang termasuk jenis
antibiotik Quinolones atau sejenis dengan ciprofloxasin, tetapi cipro
seringkali sudah resisten (tidak mempan).
 Infeksi akhir
Bagi neurosifilis, akibat penetrasi yang lemah dari penisilin G ke
dalam sistem saraf pusat, mereka yang terkena dampak direkomendasikan
untuk diberikan penisilin intravena dosis tinggi minimal untuk 10 hari. Jika
orang mengalami alergi, ceftriakson bisa digunakan atau desensitisasi
penisilin dapat dicoba. Kemunculan akhir lain dapat diobati dengan penisilin
G intramuskular sekali seminggu selama tiga minggu. Jika alergi, seperti
pada kasus awal penyakit, doksisiklin atau tetrasiklin dapat digunakan,
sekalipun untuk jangka waktu lebih lama. Perawatan pada fase ini
membatasi perkembangan lebih lanjut, tetapi hanya mempunyai efek
relatif kecil pada kerusakan yang sudah terjadi.
 Reaksi Jarisch-Herxheimer
Satu efek samping yang dapat terjadi akibat pengobatan ini adalah
reaksi Jarisch-Herxheimer. Reaksi Jarisch- Herxheimer seringkali dimulai
setelah satu jam dan bertahan selama 24 jam, dengan gejala demam, nyeri
otot, sakit kepala, dan takikardia. Takikardia disebabkan oleh sitokin yang
dikeluarkan oleh sistem kekebalan tubuh sebagai respons terhadap
lipoprotein yang dikeluarkan dari bakteri sifilis yang pecah.
13. Kondiloma Akuminata
Pengertian:
Beberapa manifestasi paling umum dari infeksi Human Papilloma
Virus (HPV) pada kelamin yaitu Kondiloma Akuminata dan Papulosis
Bowenoid. Penyakit ini paling sulit didiagnosis oleh ahli kulit, dokter
kandungan, ginekolog dan urolog.
Kondiloma akuminata merupakan salah satu manifestasi klinis yang
disebabkan oleh infeksi Human Papillomavirus Virus (HPV), paling sering
ditemukan di daerah genital dan jarang di selaput lendir. Sering terkait
dengan HPV 6 dan 11 dengan masa inkubasi 3 minggu sampai 8 bulan. Cara
penularan infeksi biasanya melalui hubungan seksual dengan orang yang
telah terinfeksi sebelumnya, penularan ke janin atau bayi dari ibu yang
telah terinfeksi sebelumnya dan risiko mengembangkan karsinoma sel
skuamosa.
Kondiloma akuminata merupakan salah satu manifestasi klinis yang
disebabkan oleh infeksi Human Papillomavirus Virus (HPV) terutama
disebabkan oleh HPV tipe 6 dan 11. Penyakit ini biasanya asimptomatik dan
terdiri dari papilomatous papula atau nodul pada perineum, genitalia dan
anus. Ada dua bentuk umum Kondiloma Akuminata, yaitu kondiloma
akuminata dan gigantea, yang dikenal sebagai tumor Buschke-Löwenstein.
Kondiloma akuminata (kondiloma akuminata, genital warts, kutil
kelamin) atau lebih dikenal dengan istilah penyakit Jengger Ayam, mungkin
karena bentuknya yang mirip jengger ayam pada kondiloma yang luas,
adalah kelainan kulit berbentuk kutil dengan permukaan berlekuk-lekuk
mirip jengger ayam yang disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV) tipe
tertentu.
HPV pertama kali diidentifikasikan pada tahun 1907. Kini, lebih 120
jenis subtipe HPV telah dapat diidentifikasi. Tapi tidak semua tipe dapat
menyebabkan kondiloma akuminata. Sekitar 90 % kondiloma akuminata
diyakini berhubungan dengan tipe 6 dan tipe 11. Para ahli mencurigai HPV
tipe tertentu memiliki kecenderungan onkogenik (potensial menjadi
kanker), terutama tipe 16 dan tipe 18.
Penyebab:
Kondiloma akuminata dapat disebabkan kontak dengan penderita
yang terinfeksi HPV. Sampai saat ini dikenal lebih dari 100 macam jenis
HPV, yang sering menyebabkan kondiloma akuminata yaitu tipe 6 dan 11.
HPV ini masuk melalui mikro lesi pada kulit, biasanya pada daerah kelamin
dan melakukan penetrasi pada kulit sehingga menyebabkan abrasi
permukaan epitel. Human Papilloma Virus adalah epiteliotropik; yang
sifatnya mempunyai afinitas tinggi pada sel-sel epitel. Replikasinya
tergantung pada adanya diferensiasi epitel skuamosa. Virus DNA
(Deoxyribonucleic Acid) dapat ditemukan pada lapisan terbawah dari
epitel. Protein kapsid dan virus infeksius ditemukan pada lapisan
superfisial sel-sel yang berdiferensiasi. HPV dapat masuk ke lapisan basal,
menyebabkan respon radang. Pada wanita menyebabkan keputihan dan
infeksi mikroorganisme. HPV yang masuk ke lapisan basal sel epidermis
dapat mengambil alih DNA dan mengalami replikasi yang tidak terkendali.
Fase laten virus dimulai dengan tidak adanya tanda dan gejala yang dapat
berlangsung sebulan bahkan setahun. Setelah fase laten, produksi virus
DNA, kapsid dan partikel dimulai. Sel dari tuan rumah menjadi infeksius
dari struktur koilosit atipik dari kondiloma akuminata (morphologic
atypical koilocytosis of condiloma acuminate) berkembang.1,2 Lamanya
inkubasi sejak pertama kali terpapar virus sekitar 3 minggu sampai 8
bulan atau dapat lebih lama.3 HPV yang masuk ke sel basal epidermis ini
dapat menyebabkan nodul kemerahan di sekitar genitalia. Penumpukan
nodul merah ini membentuk gambaran seperti bunga kol. Nodul ini bisa
pecah dan terbuka sehingga terpajan mikroorganisme dan bisa terjadi
penularan karena pelepasan virus bersama epitel.6
HPV yang masuk ke epitel dapat menyebabkan respon radang yang
merangsang pelepasan mediator inflamasi yaitu histamin yang dapat
menstimulasi saraf perifer. Stimulasi ini menghantarkan pesan gatal ke
otak dan timbul impuls elektrokimia sepanjang nervus ke dorsal spinal
cord kemudian ke thalamus dan dipersepsikan sebagai rasa gatal di
korteks serebri. Pada wanita yang terinfeksi HPV dapat menyebabkan
keputihan dan disertai infeksi mikroorganisme yang berbau, gatal dan
rasa terbakar sehingga tidak nyaman pada saat melakukan hubungan
seksual
Gejala dan tanda-tanda fisik:
Kebanyakan pasien hanya mengeluhkan adanya lesi, yang
dinyatakan tanpa gejala. Jarang terdapat gejala seperti gatal,
perdarahan, atau dispaurenia.
Lesi sering ditemukan di daerah yang mengalami trauma selama
hubungan seksual dan mungkin soliter tetapi sering akan ada 5 sampai 15
lesi dari 1-5 mm diameter. Kutil dapat menyatu menjadi plak yang lebih
besar dan ini lebih sering terlihat dengan imunosupresi dan diabetes. Pada
pria yang tidak disunat, rongga prepusium (glans penis, sulkus koronal,
frenulum) yang paling sering terkena, sementara pria yang telah di
disunat biasanya terdapat di batang penis.
Kandiloma Akuminata pada pria dapat juga terjadi pada orificium
uretra, pubis, skrotum, pangkal paha, perineum, daerah perianal, dan anus.
Pada perempuan, lesi dapat terjadi pada labia minora, labia mayora, pubis,
klitoris, orificium uretra, perineum, daerah perianal, anus, introitus,
vagina, dan ectocervix.
Kutil anogenital dapat bervariasi secara signifikan dalam warna, dari
merah muda ke salmon merah, putih keabu-abuan sampai coklat (lesi
berpigmen). Kondiloma Akuminata umumnya berupa lesi yang tidak
berpigmen. Lesi berpigmen sebagian besar dapat terlihat pada labia
mayora, pubis, selangkang, perineum, dan daerah perianal.
Diagnosa:
Dalam beberapa kasus diagnosis kondiloma akuminata sulit
ditetapkan, karena langka dan memiliki gambaran klinis yang berbeda-
beda. Adapun cara diagnosis yang menjadi poin kunci sebagai berikut:
 Periksa dengan cahaya yang baik, sebuah lensa yang mungkin
berguna untuk lesi kecil.
 Pada pria, selalu periksa meatus, dan memiliki ambang yang rendah
untuk memeriksa daerah perianal proktoskopi untuk memeriksa
lubang anus. Pada wanita, selalu memeriksa daerah perianal dan
melakukan pemeriksaan spekulum untuk membedakan serviks atau
lesi pada vagina.
 Biopsi tidak diperlukan untuk kutil anogenital yang khas, biopsi
harus selalu dilakukan jika ada kecurigaan pra-kanker atau kanker,
dan dapat berguna untuk diferensial diagnosis.
 Tidak semua lesi papular disebabkan oleh HPV. Selalu
mempertimbangkan varian yang normal.
Pencegahan:
Pencegahan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Pasien wanita harus diberitahu tentang skrining sitologi serviks
sesuai dengan pedoman lokal/nasional. Rekomendasi di Inggris
adalah bahwa perempuan dengan kondiloma akuminata harus
diskrining sesuai dengan pedoman standar.
2. Konseling tentang PMS (Penyakit Menular Seksual) dan pencegahan
penularannya.
3. Analisis apakah kondom melindungi terhadap penularan HPV yang
lebih kom pleks dengan hasil yang beragam. Namun data terbaru
menunjukkan bahwa penggunaan kondom laki-laki dapat melindungi
perempuan terhadap penularan HPV.
Penularan:
Penularan condyloma biasanya terjadi melalui kontak langsung. Oleh
karena, penyakit ini termasuk pada penyakit seksual menular, maka besar
resikonya untuk tertular dari kontak hubungan intim / seksual dengan
seorang penderita. Namun, bukan berarti penularan dengan cara lain tidak
mungkin terjadi. Perlu diketahui, kontak dengan obyek yang tercemar
penyakit ini juga bisa menularkan, bahkan juga melalui pisau cukur, apalagi
toilet umum. Penularan melalui kontak benda ini bisa dihindari dengan
menghindarinya, atau untuk kasus toilet umum, pastikan untuk menyemprot
dulu toilet (kapanpun dimanapun) dengan air atau alkohol dan usap hingga
bersih dengan tissue kering bersih sebelum menggunakannya.
Pengobatan:
Karena risiko penularan, serta risiko untuk pengembangan karsinoma
sel skuamosa, lesi umumnya harus diobati. Banyak metode pengobatan
kondiloma akuminata tetapi secara umum dapat dibedakan menjadi topikal,
dan bedah.
1. Topikal
a. Podophyllin
Podophyllin adalah bahan kimia yang paling terkenal dan paling
banyak tersedia dalam bentuk topikal. Pertama direkomendasikan untuk
pengobatan kondiloma oleh Culp dan Kaplan pada tahun 1942, bahan ini
adalah agen sitotoksik yang berasal dari resin podofilum emodi dan
peltatum podofilum yang mengandung senyawa lignin biologis aktif,
termasuk podofilox, yang merupakan komponen paling aktif terhadap
kondiloma akuminata. Podophyllin memiliki keuntungan menjadi mudah
digunakan dan sangat murah. Konsentrasi dari 5 sampai 50% telah
digunakan tanpa banyak perbedaan dalam keberhasilan. Podophyllin
diterapkan langsung ke kondiloma akuminata dengan hati-hati untuk
menghindari kulit normal yang berdekatan.
Beberapa kelemahan, termasuk keterbatasan penggunaan dan
toksisitas sistemik. Podophyllin harus dicuci setelah 6 jam karena sangat
mengiritasi kulit normal di sekitarnya dan menyebabkan reaksi lokal yang
parah berupa dermatitis, nekrosis, dan jaringan parut.
b. Bichloracetic Acid atau Trichloracetic Acid
Bichloracetic Acid adalah keratolitik kuat dan telah berhasil
digunakan untuk terapi kondiloma akuminata. Seperti podophyllin,
Bichloracetic Acid atau Trichloracetic Acid murah dan mudah diterapkan.
Namun, juga dapat menyebabkan iritasi kulit lokal dan seringkali
memerlukan kunjungan beberapa kali, umumnya pada interval mingguan.
Dalam sebuah studi oleh Swerdlow dan Salvati, bichloracetic acid dan
trichloracetic acid lebih nyaman digunakan oleh pasien dan memiliki
kemungkinan kekambuhan yang minimal dibandingkan yang lain.
c. Kemoterapi
Berbagai agen kemoterapi digunakan untuk pengobatan kondiloma
telah diuraikan, termasuk 5-fluorouracil (5-FU) sebagai krim atau asam
salisilat, thiotepa, bleomycin, dinitrochlorobenzene dalam aseton, krim dan
idoxuridine
2. Bedah Terapi
a. Elektrokauter
Elektrokauter adalah cara yang efektif untuk menghancurkan
kondiloma akuminata di anus internal dan eksternal tetapi teknik ini
memerlukan anestesi lokal dan tergantung pada keterampilan operator
untuk mengontrol kedalaman dan lebar kauterisasi tersebut. Mengontrol
kedalaman luka penting untuk mencegah jaringan parut dan luka pada
sfingter ani mendasarinya. Luka bakar melingkar harus dihindari untuk
mencegah stenosis ani. Jika penyakit ini sangat luas atau melingkar, upaya-
upaya harus dilakukan untuk mempertahankan kontinuitas kulit.
b. Terapi Laser
Terapi laser karbon dioksida untuk menghancurkan kondiloma
pertama kali dilaporkan oleh Baggish pada tahun 1980. Sebuah tingkat
keberhasilan keseluruhan dari 88 sampai 95% telah dilaporkan. Ini mirip
dengan elektrokauter, namun ablasi laser memiliki tingkat kekambuhan
tinggi dan menimbulkan nyeri pasca operasi.
c. Eksisi bedah
Eksisi bedah telah lama digunakan untuk mengobati kondiloma
akuminata dengan tingkat keberhasilan tinggi. Kombinasi eksisi dan
elektrokauter dianggap sebagai gold standard untuk pengobatan kondiloma
akuminata.
14. HIV AIDS
Pengertian:
HIV merupakan singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. HIV
sendiri adalah virus yang jika menginfeksi dapat menyebabkan menurunnya
kemampuan dalam melawan infeksi virus, bakteri, jamur, parasit yang
masuk ke dalam tubuh. Virus HIV bekerja dengan cara menyerang sistem
kekebalan tubuh manusia. Virus ini juga menyebabkan penderitanya rentan
terhadap serangan kanker karena menurunnya kekebalan tubuh.
Sementara AIDS (Acquired immunodeficiency syndrome) adalah
tahap lanjutan dari infeksi virus HIV. Penularan virus HIV dapat terjadi
melalui darah, air mani, hubungan seksual atau cairan vagina. Namun virus
ini tidak dapat menular lewat kontak fisik biasa seperti berpelukan,
berciuman, atau berjabat tangan dengan seseorang yang terinfeksi HIV
atau AIDS. Jadi, kita tidak perlu mengucilkan mereka.
Penyebab & faktor resiko:
o Penyebab
Normalnya sel darah putih dan antibodi menyerang dan
menghancurkan organism easing yang masuk ke dalam tubuh. Respon ini
diatur oleh sel darah putih bernama limposit CD4. Limposit ini juga
merupakan target utama HIV. Sekali masuk ke dalam tubuh, virus
memasukkna material genetiknya ke dalam limposit dan melipatgandakan
diri
Ketika salinan virus baru keluar dari sel induk dan masuk ke dalam
aliran darah, virus akan menyerang sel lain. Sebagai efeknya sel CD4 akan
mati. Siklus ini terus berulang. Pada akhirnya menyebabkan kerusakan
sistem imun yang berarti tubuh tidak akan mempu melawan infeksi bakteri
dan virus lain.
o Faktor resiko
Faktor resiko terinfeksi AIDS antara lain:
 Tidak memakai pelindung ketika melakukan hubungan seksual dengan
lebih dari satu pasangan
 Tidak memakai pelindung ketika melakukan hubungan seksual dengan
orang dengan HIV positif
 Memiliki penyakit menular seksual lain seperti syphilis, herpes,
chlamydia, gonorrhea atau bacterial vaginosis.
 Bergantian dalam memakai jarum suntik
 Mendapatkan transfusi darah yang terinfeksi virus HIV
 Memiliki sedikit salinan gen CCL3L1 yang membantu melawan infeksi
HIV
 Ibu yang memiliki HIV Pencegahan HIV/AIDS
Tidak ada vaksin untuk mencegah infeksi HIV dan tidak ada
penyembuh untuk AIDS. Jaga kesehatan dan lindungi diri anda dari
faktor-faktor risiko adalah jalan terbaik.
Gejala:
Untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit ini, ada baiknya
Anda mengetahui apa saja gejala-gejala infeksi HIV dan AIDS, serta
faktor resiko dan cara pencegahannya. Silahkan baca penjabaran berikut
ini: Gejala HIV dan AIDS bervariasi tergantung dari fase infeksinya.
 Infeksi awal
Ketika infeksi HIV pertama, anda mungkin tidak akan mengalami
tanda atau gejala apapun. Tetapi dalam beberapa minggu anda dapat
mengalami:
 Demam
 Sakit kepala
 Radang tenggorokan
 Pembengkakan kelenjar limpa
 Ruam
 Infeksi selanjutnya
Anda mungkin tidak akan mengalami gejala apapun dalam waktu 8
sampai 9 tahun, atau bahkan lebih. Tapi seiring dengan virus yang
melipatgandakan diri dan merusak sistem imun, anda mungkin akan
mengalami infeksi ringan atau gejala kronis seperti:
 Pembengkakan node limpa – sering merupakan tanda awal infeksi HIV
 Diare
 Hilang berat badan
 Demam
 Batuk atau napas yang pendek
 Infeksi tahap akhir
Dalam waktu sekitar 10 tahun atau lebih setelah infeksi pertama,
masalah yang lebih serius dapat terjadi yang diistilahkan dengan AIDS dan
dapat terjadi:
 Infeksi yang terjadi ketika sistem imun lemah, seperti pneumocystis
carinii pneumonia (PCP)
 Kadar CD4 lymphocyte 200 atau lebih rendah – normalnya adalah
antara 800 sampai 1.200
Seiring dengan perkembangan AIDS, sistem imun anda telah
mengalami kerusakan parah. Infeksi akan mudah terjadi. Tanda dan
gejalanya adalah:
 Berkeringat di malam hari
 Menggigil atau demam lebih dari 38 Celcius untuk beberapa minggu
 Batuk kering dan napas pendek
 Diare kronis
 Noda putih pada lidah atau mulut
 Sakit kepala
 Pandangan kabur
 Hilang berat badan
Anda juga dapat mengalami tanda dan gejala pada tahap lanjut
infeksi virus HIV itu sendiri, seperti:
 Rasa lelah yang tidak hilang dan tidak terjelaskan
 Berkeringat pada malam hari
 Menggigil atau demam tinggi untuk beberapa minggu
 Pembengkakan node limpa lebih dari tiga bulan
 Diare kronis
 Sakit kepala yang tidak hilang
Jika anda terinfeksi virus HIV, anda juga lebih rentan mengalami
kanker, khususnya kanker servik, lymphoma dan Kaposi’s sarcoma.
Anak-anak dengan HIV positif dapat mengalami:
 Sulit menambah berat badan
 Sulit berkembang secara normal
 Sulit berjalan
 Penundaan perkembangan mental
 Dapat mengalami infeksi telinga, pneumonia dan tonsilis
Jika anda HIV negatif maka tindakan yang terbaik adalah:
 Ketahui apa itu HIV dan bagaimana penularannya
 Ketahui status kesehatan pasangan seksual anda
 Gunakan kondom setiap kali melakukan hubungan seksual
 Pertimbangan untuk melakukan penyunatan pada laki-laki
 Gunakan jarum suntik steril
 Waspada terhadap darah transfusi
 Periksakan kesehatan secara teratur
Jika anda positif mengidap HIV maka anda harus melindungi orang di
sekeliling anda dengan:
 Lakukan hubungan seksual yang aman dengan memakai kondom
 Beritahukan pasangan anda bahwa anda mengidap HIV
 Jika pasangan anda hamil, beritahukan bahwa anda mengidap HIV
dan lakukan perawatan untuk menjaga kesehatannya dan bayinya
 Katakan kepada orang lain yang anda rasa perlu untuk tahu bahwa
anda mengidap HIV
 Jangan berbagi jarum suntik
 Jangan donorkan darah dan organ anda
 Jangan berbagi pisau cukur atau sikat gigi
 Jika anda hamil, ambil perawatan medis secepatnya
Cara Penularan:
 Lewat cairan darah:
Melalui transfusi darah / produk darah yg sudah tercemar
HIV Lewat pemakaian jarum suntik yang sudah tercemar HIV, yang
dipakai bergantian tanpa disterilkan, misalnya pemakaian jarum
suntik dikalangan pengguna narkotika.
Suntikan melalui pemakaian jarum suntik yang berulangkali
dalam kegiatan lain, misalnya : peyuntikan obat, imunisasi, pemakaian
alat tusuk yang menembus kulit, misalnya alat tindik, tato, dan alat
facial wajah
 Lewat cairan sperma dan cairan vagina:
PENYAKIT]Artikel ini membahas berbagai penyakit dan kelainan pada sistem reproduksi seperti hipogonadisme, kriptokordisme, uretritis, prostatitis, epididimis, orkitis, berbagai jenis kanker seperti kanker prostat, kanker testis, kanker serviks, kanker ovarium, gangguan seperti infertilitas, gangguan menstruasi, sifilis, kondisi seperti HIV/AIDS, gonore, bartolinitis, kandidias
PENYAKIT]Artikel ini membahas berbagai penyakit dan kelainan pada sistem reproduksi seperti hipogonadisme, kriptokordisme, uretritis, prostatitis, epididimis, orkitis, berbagai jenis kanker seperti kanker prostat, kanker testis, kanker serviks, kanker ovarium, gangguan seperti infertilitas, gangguan menstruasi, sifilis, kondisi seperti HIV/AIDS, gonore, bartolinitis, kandidias
PENYAKIT]Artikel ini membahas berbagai penyakit dan kelainan pada sistem reproduksi seperti hipogonadisme, kriptokordisme, uretritis, prostatitis, epididimis, orkitis, berbagai jenis kanker seperti kanker prostat, kanker testis, kanker serviks, kanker ovarium, gangguan seperti infertilitas, gangguan menstruasi, sifilis, kondisi seperti HIV/AIDS, gonore, bartolinitis, kandidias
PENYAKIT]Artikel ini membahas berbagai penyakit dan kelainan pada sistem reproduksi seperti hipogonadisme, kriptokordisme, uretritis, prostatitis, epididimis, orkitis, berbagai jenis kanker seperti kanker prostat, kanker testis, kanker serviks, kanker ovarium, gangguan seperti infertilitas, gangguan menstruasi, sifilis, kondisi seperti HIV/AIDS, gonore, bartolinitis, kandidias
PENYAKIT]Artikel ini membahas berbagai penyakit dan kelainan pada sistem reproduksi seperti hipogonadisme, kriptokordisme, uretritis, prostatitis, epididimis, orkitis, berbagai jenis kanker seperti kanker prostat, kanker testis, kanker serviks, kanker ovarium, gangguan seperti infertilitas, gangguan menstruasi, sifilis, kondisi seperti HIV/AIDS, gonore, bartolinitis, kandidias
PENYAKIT]Artikel ini membahas berbagai penyakit dan kelainan pada sistem reproduksi seperti hipogonadisme, kriptokordisme, uretritis, prostatitis, epididimis, orkitis, berbagai jenis kanker seperti kanker prostat, kanker testis, kanker serviks, kanker ovarium, gangguan seperti infertilitas, gangguan menstruasi, sifilis, kondisi seperti HIV/AIDS, gonore, bartolinitis, kandidias
PENYAKIT]Artikel ini membahas berbagai penyakit dan kelainan pada sistem reproduksi seperti hipogonadisme, kriptokordisme, uretritis, prostatitis, epididimis, orkitis, berbagai jenis kanker seperti kanker prostat, kanker testis, kanker serviks, kanker ovarium, gangguan seperti infertilitas, gangguan menstruasi, sifilis, kondisi seperti HIV/AIDS, gonore, bartolinitis, kandidias
PENYAKIT]Artikel ini membahas berbagai penyakit dan kelainan pada sistem reproduksi seperti hipogonadisme, kriptokordisme, uretritis, prostatitis, epididimis, orkitis, berbagai jenis kanker seperti kanker prostat, kanker testis, kanker serviks, kanker ovarium, gangguan seperti infertilitas, gangguan menstruasi, sifilis, kondisi seperti HIV/AIDS, gonore, bartolinitis, kandidias
PENYAKIT]Artikel ini membahas berbagai penyakit dan kelainan pada sistem reproduksi seperti hipogonadisme, kriptokordisme, uretritis, prostatitis, epididimis, orkitis, berbagai jenis kanker seperti kanker prostat, kanker testis, kanker serviks, kanker ovarium, gangguan seperti infertilitas, gangguan menstruasi, sifilis, kondisi seperti HIV/AIDS, gonore, bartolinitis, kandidias
PENYAKIT]Artikel ini membahas berbagai penyakit dan kelainan pada sistem reproduksi seperti hipogonadisme, kriptokordisme, uretritis, prostatitis, epididimis, orkitis, berbagai jenis kanker seperti kanker prostat, kanker testis, kanker serviks, kanker ovarium, gangguan seperti infertilitas, gangguan menstruasi, sifilis, kondisi seperti HIV/AIDS, gonore, bartolinitis, kandidias
PENYAKIT]Artikel ini membahas berbagai penyakit dan kelainan pada sistem reproduksi seperti hipogonadisme, kriptokordisme, uretritis, prostatitis, epididimis, orkitis, berbagai jenis kanker seperti kanker prostat, kanker testis, kanker serviks, kanker ovarium, gangguan seperti infertilitas, gangguan menstruasi, sifilis, kondisi seperti HIV/AIDS, gonore, bartolinitis, kandidias
PENYAKIT]Artikel ini membahas berbagai penyakit dan kelainan pada sistem reproduksi seperti hipogonadisme, kriptokordisme, uretritis, prostatitis, epididimis, orkitis, berbagai jenis kanker seperti kanker prostat, kanker testis, kanker serviks, kanker ovarium, gangguan seperti infertilitas, gangguan menstruasi, sifilis, kondisi seperti HIV/AIDS, gonore, bartolinitis, kandidias
PENYAKIT]Artikel ini membahas berbagai penyakit dan kelainan pada sistem reproduksi seperti hipogonadisme, kriptokordisme, uretritis, prostatitis, epididimis, orkitis, berbagai jenis kanker seperti kanker prostat, kanker testis, kanker serviks, kanker ovarium, gangguan seperti infertilitas, gangguan menstruasi, sifilis, kondisi seperti HIV/AIDS, gonore, bartolinitis, kandidias
PENYAKIT]Artikel ini membahas berbagai penyakit dan kelainan pada sistem reproduksi seperti hipogonadisme, kriptokordisme, uretritis, prostatitis, epididimis, orkitis, berbagai jenis kanker seperti kanker prostat, kanker testis, kanker serviks, kanker ovarium, gangguan seperti infertilitas, gangguan menstruasi, sifilis, kondisi seperti HIV/AIDS, gonore, bartolinitis, kandidias
PENYAKIT]Artikel ini membahas berbagai penyakit dan kelainan pada sistem reproduksi seperti hipogonadisme, kriptokordisme, uretritis, prostatitis, epididimis, orkitis, berbagai jenis kanker seperti kanker prostat, kanker testis, kanker serviks, kanker ovarium, gangguan seperti infertilitas, gangguan menstruasi, sifilis, kondisi seperti HIV/AIDS, gonore, bartolinitis, kandidias
PENYAKIT]Artikel ini membahas berbagai penyakit dan kelainan pada sistem reproduksi seperti hipogonadisme, kriptokordisme, uretritis, prostatitis, epididimis, orkitis, berbagai jenis kanker seperti kanker prostat, kanker testis, kanker serviks, kanker ovarium, gangguan seperti infertilitas, gangguan menstruasi, sifilis, kondisi seperti HIV/AIDS, gonore, bartolinitis, kandidias
PENYAKIT]Artikel ini membahas berbagai penyakit dan kelainan pada sistem reproduksi seperti hipogonadisme, kriptokordisme, uretritis, prostatitis, epididimis, orkitis, berbagai jenis kanker seperti kanker prostat, kanker testis, kanker serviks, kanker ovarium, gangguan seperti infertilitas, gangguan menstruasi, sifilis, kondisi seperti HIV/AIDS, gonore, bartolinitis, kandidias
PENYAKIT]Artikel ini membahas berbagai penyakit dan kelainan pada sistem reproduksi seperti hipogonadisme, kriptokordisme, uretritis, prostatitis, epididimis, orkitis, berbagai jenis kanker seperti kanker prostat, kanker testis, kanker serviks, kanker ovarium, gangguan seperti infertilitas, gangguan menstruasi, sifilis, kondisi seperti HIV/AIDS, gonore, bartolinitis, kandidias
PENYAKIT]Artikel ini membahas berbagai penyakit dan kelainan pada sistem reproduksi seperti hipogonadisme, kriptokordisme, uretritis, prostatitis, epididimis, orkitis, berbagai jenis kanker seperti kanker prostat, kanker testis, kanker serviks, kanker ovarium, gangguan seperti infertilitas, gangguan menstruasi, sifilis, kondisi seperti HIV/AIDS, gonore, bartolinitis, kandidias
PENYAKIT]Artikel ini membahas berbagai penyakit dan kelainan pada sistem reproduksi seperti hipogonadisme, kriptokordisme, uretritis, prostatitis, epididimis, orkitis, berbagai jenis kanker seperti kanker prostat, kanker testis, kanker serviks, kanker ovarium, gangguan seperti infertilitas, gangguan menstruasi, sifilis, kondisi seperti HIV/AIDS, gonore, bartolinitis, kandidias
PENYAKIT]Artikel ini membahas berbagai penyakit dan kelainan pada sistem reproduksi seperti hipogonadisme, kriptokordisme, uretritis, prostatitis, epididimis, orkitis, berbagai jenis kanker seperti kanker prostat, kanker testis, kanker serviks, kanker ovarium, gangguan seperti infertilitas, gangguan menstruasi, sifilis, kondisi seperti HIV/AIDS, gonore, bartolinitis, kandidias
PENYAKIT]Artikel ini membahas berbagai penyakit dan kelainan pada sistem reproduksi seperti hipogonadisme, kriptokordisme, uretritis, prostatitis, epididimis, orkitis, berbagai jenis kanker seperti kanker prostat, kanker testis, kanker serviks, kanker ovarium, gangguan seperti infertilitas, gangguan menstruasi, sifilis, kondisi seperti HIV/AIDS, gonore, bartolinitis, kandidias
PENYAKIT]Artikel ini membahas berbagai penyakit dan kelainan pada sistem reproduksi seperti hipogonadisme, kriptokordisme, uretritis, prostatitis, epididimis, orkitis, berbagai jenis kanker seperti kanker prostat, kanker testis, kanker serviks, kanker ovarium, gangguan seperti infertilitas, gangguan menstruasi, sifilis, kondisi seperti HIV/AIDS, gonore, bartolinitis, kandidias
PENYAKIT]Artikel ini membahas berbagai penyakit dan kelainan pada sistem reproduksi seperti hipogonadisme, kriptokordisme, uretritis, prostatitis, epididimis, orkitis, berbagai jenis kanker seperti kanker prostat, kanker testis, kanker serviks, kanker ovarium, gangguan seperti infertilitas, gangguan menstruasi, sifilis, kondisi seperti HIV/AIDS, gonore, bartolinitis, kandidias
PENYAKIT]Artikel ini membahas berbagai penyakit dan kelainan pada sistem reproduksi seperti hipogonadisme, kriptokordisme, uretritis, prostatitis, epididimis, orkitis, berbagai jenis kanker seperti kanker prostat, kanker testis, kanker serviks, kanker ovarium, gangguan seperti infertilitas, gangguan menstruasi, sifilis, kondisi seperti HIV/AIDS, gonore, bartolinitis, kandidias
PENYAKIT]Artikel ini membahas berbagai penyakit dan kelainan pada sistem reproduksi seperti hipogonadisme, kriptokordisme, uretritis, prostatitis, epididimis, orkitis, berbagai jenis kanker seperti kanker prostat, kanker testis, kanker serviks, kanker ovarium, gangguan seperti infertilitas, gangguan menstruasi, sifilis, kondisi seperti HIV/AIDS, gonore, bartolinitis, kandidias
PENYAKIT]Artikel ini membahas berbagai penyakit dan kelainan pada sistem reproduksi seperti hipogonadisme, kriptokordisme, uretritis, prostatitis, epididimis, orkitis, berbagai jenis kanker seperti kanker prostat, kanker testis, kanker serviks, kanker ovarium, gangguan seperti infertilitas, gangguan menstruasi, sifilis, kondisi seperti HIV/AIDS, gonore, bartolinitis, kandidias
PENYAKIT]Artikel ini membahas berbagai penyakit dan kelainan pada sistem reproduksi seperti hipogonadisme, kriptokordisme, uretritis, prostatitis, epididimis, orkitis, berbagai jenis kanker seperti kanker prostat, kanker testis, kanker serviks, kanker ovarium, gangguan seperti infertilitas, gangguan menstruasi, sifilis, kondisi seperti HIV/AIDS, gonore, bartolinitis, kandidias
PENYAKIT]Artikel ini membahas berbagai penyakit dan kelainan pada sistem reproduksi seperti hipogonadisme, kriptokordisme, uretritis, prostatitis, epididimis, orkitis, berbagai jenis kanker seperti kanker prostat, kanker testis, kanker serviks, kanker ovarium, gangguan seperti infertilitas, gangguan menstruasi, sifilis, kondisi seperti HIV/AIDS, gonore, bartolinitis, kandidias
PENYAKIT]Artikel ini membahas berbagai penyakit dan kelainan pada sistem reproduksi seperti hipogonadisme, kriptokordisme, uretritis, prostatitis, epididimis, orkitis, berbagai jenis kanker seperti kanker prostat, kanker testis, kanker serviks, kanker ovarium, gangguan seperti infertilitas, gangguan menstruasi, sifilis, kondisi seperti HIV/AIDS, gonore, bartolinitis, kandidias
PENYAKIT]Artikel ini membahas berbagai penyakit dan kelainan pada sistem reproduksi seperti hipogonadisme, kriptokordisme, uretritis, prostatitis, epididimis, orkitis, berbagai jenis kanker seperti kanker prostat, kanker testis, kanker serviks, kanker ovarium, gangguan seperti infertilitas, gangguan menstruasi, sifilis, kondisi seperti HIV/AIDS, gonore, bartolinitis, kandidias
PENYAKIT]Artikel ini membahas berbagai penyakit dan kelainan pada sistem reproduksi seperti hipogonadisme, kriptokordisme, uretritis, prostatitis, epididimis, orkitis, berbagai jenis kanker seperti kanker prostat, kanker testis, kanker serviks, kanker ovarium, gangguan seperti infertilitas, gangguan menstruasi, sifilis, kondisi seperti HIV/AIDS, gonore, bartolinitis, kandidias
PENYAKIT]Artikel ini membahas berbagai penyakit dan kelainan pada sistem reproduksi seperti hipogonadisme, kriptokordisme, uretritis, prostatitis, epididimis, orkitis, berbagai jenis kanker seperti kanker prostat, kanker testis, kanker serviks, kanker ovarium, gangguan seperti infertilitas, gangguan menstruasi, sifilis, kondisi seperti HIV/AIDS, gonore, bartolinitis, kandidias
PENYAKIT]Artikel ini membahas berbagai penyakit dan kelainan pada sistem reproduksi seperti hipogonadisme, kriptokordisme, uretritis, prostatitis, epididimis, orkitis, berbagai jenis kanker seperti kanker prostat, kanker testis, kanker serviks, kanker ovarium, gangguan seperti infertilitas, gangguan menstruasi, sifilis, kondisi seperti HIV/AIDS, gonore, bartolinitis, kandidias
PENYAKIT]Artikel ini membahas berbagai penyakit dan kelainan pada sistem reproduksi seperti hipogonadisme, kriptokordisme, uretritis, prostatitis, epididimis, orkitis, berbagai jenis kanker seperti kanker prostat, kanker testis, kanker serviks, kanker ovarium, gangguan seperti infertilitas, gangguan menstruasi, sifilis, kondisi seperti HIV/AIDS, gonore, bartolinitis, kandidias
PENYAKIT]Artikel ini membahas berbagai penyakit dan kelainan pada sistem reproduksi seperti hipogonadisme, kriptokordisme, uretritis, prostatitis, epididimis, orkitis, berbagai jenis kanker seperti kanker prostat, kanker testis, kanker serviks, kanker ovarium, gangguan seperti infertilitas, gangguan menstruasi, sifilis, kondisi seperti HIV/AIDS, gonore, bartolinitis, kandidias
PENYAKIT]Artikel ini membahas berbagai penyakit dan kelainan pada sistem reproduksi seperti hipogonadisme, kriptokordisme, uretritis, prostatitis, epididimis, orkitis, berbagai jenis kanker seperti kanker prostat, kanker testis, kanker serviks, kanker ovarium, gangguan seperti infertilitas, gangguan menstruasi, sifilis, kondisi seperti HIV/AIDS, gonore, bartolinitis, kandidias
PENYAKIT]Artikel ini membahas berbagai penyakit dan kelainan pada sistem reproduksi seperti hipogonadisme, kriptokordisme, uretritis, prostatitis, epididimis, orkitis, berbagai jenis kanker seperti kanker prostat, kanker testis, kanker serviks, kanker ovarium, gangguan seperti infertilitas, gangguan menstruasi, sifilis, kondisi seperti HIV/AIDS, gonore, bartolinitis, kandidias
PENYAKIT]Artikel ini membahas berbagai penyakit dan kelainan pada sistem reproduksi seperti hipogonadisme, kriptokordisme, uretritis, prostatitis, epididimis, orkitis, berbagai jenis kanker seperti kanker prostat, kanker testis, kanker serviks, kanker ovarium, gangguan seperti infertilitas, gangguan menstruasi, sifilis, kondisi seperti HIV/AIDS, gonore, bartolinitis, kandidias
PENYAKIT]Artikel ini membahas berbagai penyakit dan kelainan pada sistem reproduksi seperti hipogonadisme, kriptokordisme, uretritis, prostatitis, epididimis, orkitis, berbagai jenis kanker seperti kanker prostat, kanker testis, kanker serviks, kanker ovarium, gangguan seperti infertilitas, gangguan menstruasi, sifilis, kondisi seperti HIV/AIDS, gonore, bartolinitis, kandidias
PENYAKIT]Artikel ini membahas berbagai penyakit dan kelainan pada sistem reproduksi seperti hipogonadisme, kriptokordisme, uretritis, prostatitis, epididimis, orkitis, berbagai jenis kanker seperti kanker prostat, kanker testis, kanker serviks, kanker ovarium, gangguan seperti infertilitas, gangguan menstruasi, sifilis, kondisi seperti HIV/AIDS, gonore, bartolinitis, kandidias
PENYAKIT]Artikel ini membahas berbagai penyakit dan kelainan pada sistem reproduksi seperti hipogonadisme, kriptokordisme, uretritis, prostatitis, epididimis, orkitis, berbagai jenis kanker seperti kanker prostat, kanker testis, kanker serviks, kanker ovarium, gangguan seperti infertilitas, gangguan menstruasi, sifilis, kondisi seperti HIV/AIDS, gonore, bartolinitis, kandidias
PENYAKIT]Artikel ini membahas berbagai penyakit dan kelainan pada sistem reproduksi seperti hipogonadisme, kriptokordisme, uretritis, prostatitis, epididimis, orkitis, berbagai jenis kanker seperti kanker prostat, kanker testis, kanker serviks, kanker ovarium, gangguan seperti infertilitas, gangguan menstruasi, sifilis, kondisi seperti HIV/AIDS, gonore, bartolinitis, kandidias
PENYAKIT]Artikel ini membahas berbagai penyakit dan kelainan pada sistem reproduksi seperti hipogonadisme, kriptokordisme, uretritis, prostatitis, epididimis, orkitis, berbagai jenis kanker seperti kanker prostat, kanker testis, kanker serviks, kanker ovarium, gangguan seperti infertilitas, gangguan menstruasi, sifilis, kondisi seperti HIV/AIDS, gonore, bartolinitis, kandidias

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Makalah konsep-perubahan-dalam-keperawatan
Makalah konsep-perubahan-dalam-keperawatanMakalah konsep-perubahan-dalam-keperawatan
Makalah konsep-perubahan-dalam-keperawatanRarasati Aningsih
 
Percakapan konseling antara bidan dengan pada ibu hamil
Percakapan konseling antara  bidan dengan pada ibu hamilPercakapan konseling antara  bidan dengan pada ibu hamil
Percakapan konseling antara bidan dengan pada ibu hamilOperator Warnet Vast Raha
 
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Remaja
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada RemajaPenerapan Komunikasi Terapeutik pada Remaja
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Remajapjj_kemenkes
 
Mobilisasi dan immobilisasi
Mobilisasi dan immobilisasiMobilisasi dan immobilisasi
Mobilisasi dan immobilisasirudi mirino
 
Makalah komunikasi terapeutik
Makalah komunikasi terapeutikMakalah komunikasi terapeutik
Makalah komunikasi terapeutikWarnet Raha
 
Wujud Demokrasi di Indonesia
Wujud Demokrasi di IndonesiaWujud Demokrasi di Indonesia
Wujud Demokrasi di IndonesiaArief Kurniatama
 
Askep Gangguan Kebutuhan Dasar Manusia : Personal Hygiene Kuku Kaki dan Tangan
Askep Gangguan Kebutuhan Dasar Manusia : Personal Hygiene Kuku Kaki dan TanganAskep Gangguan Kebutuhan Dasar Manusia : Personal Hygiene Kuku Kaki dan Tangan
Askep Gangguan Kebutuhan Dasar Manusia : Personal Hygiene Kuku Kaki dan TanganWarung Bidan
 
Aspek seksualitas dalam_keperawatan
Aspek seksualitas dalam_keperawatanAspek seksualitas dalam_keperawatan
Aspek seksualitas dalam_keperawatanrsd kol abundjani
 
Percakapan konseling antara bidan dengan
Percakapan konseling antara bidan denganPercakapan konseling antara bidan dengan
Percakapan konseling antara bidan denganSeptian Muna Barakati
 
Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik Rahayu Pratiwi
 
Kb 3 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan
Kb 3 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguanKb 3 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan
Kb 3 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguanpjj_kemenkes
 
Artikel bahasa inggris
Artikel bahasa inggrisArtikel bahasa inggris
Artikel bahasa inggrisWarnet Raha
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolitmasantian
 
B. Indonesia - Essay Anti Korupsi
B. Indonesia - Essay Anti KorupsiB. Indonesia - Essay Anti Korupsi
B. Indonesia - Essay Anti KorupsiRamadhani Sardiman
 
KDPK "Body Mekanik"
KDPK "Body Mekanik"KDPK "Body Mekanik"
KDPK "Body Mekanik"hoshirami
 

La actualidad más candente (20)

Makalah konsep-perubahan-dalam-keperawatan
Makalah konsep-perubahan-dalam-keperawatanMakalah konsep-perubahan-dalam-keperawatan
Makalah konsep-perubahan-dalam-keperawatan
 
Percakapan konseling antara bidan dengan pada ibu hamil
Percakapan konseling antara  bidan dengan pada ibu hamilPercakapan konseling antara  bidan dengan pada ibu hamil
Percakapan konseling antara bidan dengan pada ibu hamil
 
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Remaja
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada RemajaPenerapan Komunikasi Terapeutik pada Remaja
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Remaja
 
Mobilisasi dan immobilisasi
Mobilisasi dan immobilisasiMobilisasi dan immobilisasi
Mobilisasi dan immobilisasi
 
Makalah komunikasi terapeutik
Makalah komunikasi terapeutikMakalah komunikasi terapeutik
Makalah komunikasi terapeutik
 
Wujud Demokrasi di Indonesia
Wujud Demokrasi di IndonesiaWujud Demokrasi di Indonesia
Wujud Demokrasi di Indonesia
 
Askep Gangguan Kebutuhan Dasar Manusia : Personal Hygiene Kuku Kaki dan Tangan
Askep Gangguan Kebutuhan Dasar Manusia : Personal Hygiene Kuku Kaki dan TanganAskep Gangguan Kebutuhan Dasar Manusia : Personal Hygiene Kuku Kaki dan Tangan
Askep Gangguan Kebutuhan Dasar Manusia : Personal Hygiene Kuku Kaki dan Tangan
 
Aspek seksualitas dalam_keperawatan
Aspek seksualitas dalam_keperawatanAspek seksualitas dalam_keperawatan
Aspek seksualitas dalam_keperawatan
 
DIGLOSIA
DIGLOSIADIGLOSIA
DIGLOSIA
 
Kanker kolon
Kanker kolonKanker kolon
Kanker kolon
 
Percakapan konseling antara bidan dengan
Percakapan konseling antara bidan denganPercakapan konseling antara bidan dengan
Percakapan konseling antara bidan dengan
 
linguistik sinkronik dan diakronik
linguistik sinkronik dan diakroniklinguistik sinkronik dan diakronik
linguistik sinkronik dan diakronik
 
Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik
 
Kb 3 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan
Kb 3 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguanKb 3 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan
Kb 3 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan
 
Artikel bahasa inggris
Artikel bahasa inggrisArtikel bahasa inggris
Artikel bahasa inggris
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
 
B. Indonesia - Essay Anti Korupsi
B. Indonesia - Essay Anti KorupsiB. Indonesia - Essay Anti Korupsi
B. Indonesia - Essay Anti Korupsi
 
Sifat bahasa
Sifat bahasaSifat bahasa
Sifat bahasa
 
KDPK "Body Mekanik"
KDPK "Body Mekanik"KDPK "Body Mekanik"
KDPK "Body Mekanik"
 
Makalah Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia
Makalah Analisis Kesalahan Berbahasa IndonesiaMakalah Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia
Makalah Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia
 

Destacado

Jazmedia panduan kesehatan muslimah
Jazmedia panduan kesehatan muslimahJazmedia panduan kesehatan muslimah
Jazmedia panduan kesehatan muslimahMasyrifah Jazm
 
Presentasi akademi komunitas dirjen dikti 7 nop
Presentasi akademi komunitas dirjen dikti 7 nopPresentasi akademi komunitas dirjen dikti 7 nop
Presentasi akademi komunitas dirjen dikti 7 nopgatothp
 
pembentukan nutrisi dan gerak tumbuhan
pembentukan nutrisi dan gerak tumbuhanpembentukan nutrisi dan gerak tumbuhan
pembentukan nutrisi dan gerak tumbuhanعلي مسفقين
 
Gerak pada tumbuhan
Gerak pada tumbuhanGerak pada tumbuhan
Gerak pada tumbuhanAkram090
 
gerak pada tumbuhan
gerak pada tumbuhangerak pada tumbuhan
gerak pada tumbuhanShafira Ardi
 
Artikel sistem operasi komputer
Artikel sistem operasi komputerArtikel sistem operasi komputer
Artikel sistem operasi komputerbima aryasena
 
Maternitas
MaternitasMaternitas
Maternitasrakkas
 
Gerak Pada Tumbuhan kelas 8 SMP
Gerak Pada Tumbuhan kelas 8 SMPGerak Pada Tumbuhan kelas 8 SMP
Gerak Pada Tumbuhan kelas 8 SMPMaula Muhammad
 
systema-genitalia-feminina
systema-genitalia-femininasystema-genitalia-feminina
systema-genitalia-femininashafhandustur
 
KELAINAN & PENYAKIT PADA SISTEM KOORDINASI (SARAF, ENDOKRIN, INDRA)
KELAINAN & PENYAKIT PADA SISTEM KOORDINASI (SARAF, ENDOKRIN, INDRA)KELAINAN & PENYAKIT PADA SISTEM KOORDINASI (SARAF, ENDOKRIN, INDRA)
KELAINAN & PENYAKIT PADA SISTEM KOORDINASI (SARAF, ENDOKRIN, INDRA)Subakhti Indra Sakti
 
SOAL DAN PEMBAHASAN BIOLOGI BAB SISTEM REPRODUKSI
SOAL DAN PEMBAHASAN BIOLOGI BAB SISTEM REPRODUKSISOAL DAN PEMBAHASAN BIOLOGI BAB SISTEM REPRODUKSI
SOAL DAN PEMBAHASAN BIOLOGI BAB SISTEM REPRODUKSIRIZKY AYU NABILA
 
KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...
KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...
KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...pjj_kemenkes
 
Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi
Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksiKelainan dan penyakit pada sistem reproduksi
Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksiIsma Jihan
 

Destacado (20)

2. gangguan haid
2. gangguan haid2. gangguan haid
2. gangguan haid
 
Jazmedia panduan kesehatan muslimah
Jazmedia panduan kesehatan muslimahJazmedia panduan kesehatan muslimah
Jazmedia panduan kesehatan muslimah
 
Diferensiasi sel
Diferensiasi selDiferensiasi sel
Diferensiasi sel
 
Kehidupan di Sendai sebagai pelajar.
Kehidupan di Sendai sebagai pelajar.Kehidupan di Sendai sebagai pelajar.
Kehidupan di Sendai sebagai pelajar.
 
Presentasi akademi komunitas dirjen dikti 7 nop
Presentasi akademi komunitas dirjen dikti 7 nopPresentasi akademi komunitas dirjen dikti 7 nop
Presentasi akademi komunitas dirjen dikti 7 nop
 
pembentukan nutrisi dan gerak tumbuhan
pembentukan nutrisi dan gerak tumbuhanpembentukan nutrisi dan gerak tumbuhan
pembentukan nutrisi dan gerak tumbuhan
 
Meniti karier menjadi penulis
Meniti karier menjadi penulis Meniti karier menjadi penulis
Meniti karier menjadi penulis
 
Gerak pada tumbuhan
Gerak pada tumbuhanGerak pada tumbuhan
Gerak pada tumbuhan
 
gerak pada tumbuhan
gerak pada tumbuhangerak pada tumbuhan
gerak pada tumbuhan
 
Artikel sistem operasi komputer
Artikel sistem operasi komputerArtikel sistem operasi komputer
Artikel sistem operasi komputer
 
Maternitas
MaternitasMaternitas
Maternitas
 
Gerak Pada Tumbuhan kelas 8 SMP
Gerak Pada Tumbuhan kelas 8 SMPGerak Pada Tumbuhan kelas 8 SMP
Gerak Pada Tumbuhan kelas 8 SMP
 
systema-genitalia-feminina
systema-genitalia-femininasystema-genitalia-feminina
systema-genitalia-feminina
 
Siklus menstruasi
Siklus menstruasiSiklus menstruasi
Siklus menstruasi
 
PROSES KEHAMILAN
PROSES KEHAMILANPROSES KEHAMILAN
PROSES KEHAMILAN
 
KELAINAN & PENYAKIT PADA SISTEM KOORDINASI (SARAF, ENDOKRIN, INDRA)
KELAINAN & PENYAKIT PADA SISTEM KOORDINASI (SARAF, ENDOKRIN, INDRA)KELAINAN & PENYAKIT PADA SISTEM KOORDINASI (SARAF, ENDOKRIN, INDRA)
KELAINAN & PENYAKIT PADA SISTEM KOORDINASI (SARAF, ENDOKRIN, INDRA)
 
SOAL DAN PEMBAHASAN BIOLOGI BAB SISTEM REPRODUKSI
SOAL DAN PEMBAHASAN BIOLOGI BAB SISTEM REPRODUKSISOAL DAN PEMBAHASAN BIOLOGI BAB SISTEM REPRODUKSI
SOAL DAN PEMBAHASAN BIOLOGI BAB SISTEM REPRODUKSI
 
KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...
KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...
KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...
 
Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi
Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksiKelainan dan penyakit pada sistem reproduksi
Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi
 
Proses kehamilan
Proses kehamilanProses kehamilan
Proses kehamilan
 

Similar a PENYAKIT]Artikel ini membahas berbagai penyakit dan kelainan pada sistem reproduksi seperti hipogonadisme, kriptokordisme, uretritis, prostatitis, epididimis, orkitis, berbagai jenis kanker seperti kanker prostat, kanker testis, kanker serviks, kanker ovarium, gangguan seperti infertilitas, gangguan menstruasi, sifilis, kondisi seperti HIV/AIDS, gonore, bartolinitis, kandidias

Kelainan kongenital & keturunan
Kelainan kongenital & keturunanKelainan kongenital & keturunan
Kelainan kongenital & keturunanpjj_kemenkes
 
Kb 2 kelainan kongenital & keturunan
Kb 2 kelainan kongenital & keturunanKb 2 kelainan kongenital & keturunan
Kb 2 kelainan kongenital & keturunanpjj_kemenkes
 
194598945 makalah-kelainan-hipotalamus-case-1-ems-1
194598945 makalah-kelainan-hipotalamus-case-1-ems-1194598945 makalah-kelainan-hipotalamus-case-1-ems-1
194598945 makalah-kelainan-hipotalamus-case-1-ems-1homeworkping3
 
Kelaianan sirkulasi, cairan tubuh
Kelaianan sirkulasi, cairan tubuhKelaianan sirkulasi, cairan tubuh
Kelaianan sirkulasi, cairan tubuhpjj_kemenkes
 
Kb 3 kelaianan sirkulasi, cairan tubuh
Kb 3 kelaianan sirkulasi, cairan tubuhKb 3 kelaianan sirkulasi, cairan tubuh
Kb 3 kelaianan sirkulasi, cairan tubuhpjj_kemenkes
 
2.2 PP PMR MADYA
2.2 PP PMR MADYA2.2 PP PMR MADYA
2.2 PP PMR MADYAEidellweist
 
Laporan Sistem pakar tentang mendeteksi penyakit melalui kuku
Laporan Sistem pakar tentang mendeteksi penyakit melalui kukuLaporan Sistem pakar tentang mendeteksi penyakit melalui kuku
Laporan Sistem pakar tentang mendeteksi penyakit melalui kukuEva Saniaty
 
M4 kb2 keperawatan bedah
M4 kb2 keperawatan bedahM4 kb2 keperawatan bedah
M4 kb2 keperawatan bedahppghybrid4
 
Laporan Sistem pakar tentang mendeteksi penyakit melalui kuku
Laporan Sistem pakar tentang mendeteksi penyakit melalui kukuLaporan Sistem pakar tentang mendeteksi penyakit melalui kuku
Laporan Sistem pakar tentang mendeteksi penyakit melalui kukuEva Saniaty
 
kespro remaja.pptx
kespro remaja.pptxkespro remaja.pptx
kespro remaja.pptxpenymiaaudia
 
2.3. pp pmr wira
2.3. pp pmr wira2.3. pp pmr wira
2.3. pp pmr wiraEidellweist
 
Kb 4 kelainan retrogresif
Kb 4 kelainan retrogresifKb 4 kelainan retrogresif
Kb 4 kelainan retrogresifpjj_kemenkes
 
Kelainan retrogresif
Kelainan retrogresifKelainan retrogresif
Kelainan retrogresifpjj_kemenkes
 
KESEHATAN WANITA USIA SUBUR
KESEHATAN WANITA USIA SUBURKESEHATAN WANITA USIA SUBUR
KESEHATAN WANITA USIA SUBURAnnisa Nabila
 
Sosiopat di lingkungan kita
Sosiopat di lingkungan kitaSosiopat di lingkungan kita
Sosiopat di lingkungan kitaitsnadia
 
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsiPatogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsipjj_kemenkes
 

Similar a PENYAKIT]Artikel ini membahas berbagai penyakit dan kelainan pada sistem reproduksi seperti hipogonadisme, kriptokordisme, uretritis, prostatitis, epididimis, orkitis, berbagai jenis kanker seperti kanker prostat, kanker testis, kanker serviks, kanker ovarium, gangguan seperti infertilitas, gangguan menstruasi, sifilis, kondisi seperti HIV/AIDS, gonore, bartolinitis, kandidias (20)

Makalah kebidanan dasar 1
Makalah kebidanan dasar 1Makalah kebidanan dasar 1
Makalah kebidanan dasar 1
 
Kelainan kongenital & keturunan
Kelainan kongenital & keturunanKelainan kongenital & keturunan
Kelainan kongenital & keturunan
 
Kb 2 kelainan kongenital & keturunan
Kb 2 kelainan kongenital & keturunanKb 2 kelainan kongenital & keturunan
Kb 2 kelainan kongenital & keturunan
 
194598945 makalah-kelainan-hipotalamus-case-1-ems-1
194598945 makalah-kelainan-hipotalamus-case-1-ems-1194598945 makalah-kelainan-hipotalamus-case-1-ems-1
194598945 makalah-kelainan-hipotalamus-case-1-ems-1
 
Kelaianan sirkulasi, cairan tubuh
Kelaianan sirkulasi, cairan tubuhKelaianan sirkulasi, cairan tubuh
Kelaianan sirkulasi, cairan tubuh
 
Kb 3 kelaianan sirkulasi, cairan tubuh
Kb 3 kelaianan sirkulasi, cairan tubuhKb 3 kelaianan sirkulasi, cairan tubuh
Kb 3 kelaianan sirkulasi, cairan tubuh
 
Olah raga
Olah ragaOlah raga
Olah raga
 
2.2 PP PMR MADYA
2.2 PP PMR MADYA2.2 PP PMR MADYA
2.2 PP PMR MADYA
 
Laporan Sistem pakar tentang mendeteksi penyakit melalui kuku
Laporan Sistem pakar tentang mendeteksi penyakit melalui kukuLaporan Sistem pakar tentang mendeteksi penyakit melalui kuku
Laporan Sistem pakar tentang mendeteksi penyakit melalui kuku
 
M4 kb2 keperawatan bedah
M4 kb2 keperawatan bedahM4 kb2 keperawatan bedah
M4 kb2 keperawatan bedah
 
Laporan Sistem pakar tentang mendeteksi penyakit melalui kuku
Laporan Sistem pakar tentang mendeteksi penyakit melalui kukuLaporan Sistem pakar tentang mendeteksi penyakit melalui kuku
Laporan Sistem pakar tentang mendeteksi penyakit melalui kuku
 
kespro remaja.pptx
kespro remaja.pptxkespro remaja.pptx
kespro remaja.pptx
 
2.3. pp pmr wira
2.3. pp pmr wira2.3. pp pmr wira
2.3. pp pmr wira
 
MATERI PMR
MATERI PMRMATERI PMR
MATERI PMR
 
makalah Menopause
makalah Menopausemakalah Menopause
makalah Menopause
 
Kb 4 kelainan retrogresif
Kb 4 kelainan retrogresifKb 4 kelainan retrogresif
Kb 4 kelainan retrogresif
 
Kelainan retrogresif
Kelainan retrogresifKelainan retrogresif
Kelainan retrogresif
 
KESEHATAN WANITA USIA SUBUR
KESEHATAN WANITA USIA SUBURKESEHATAN WANITA USIA SUBUR
KESEHATAN WANITA USIA SUBUR
 
Sosiopat di lingkungan kita
Sosiopat di lingkungan kitaSosiopat di lingkungan kita
Sosiopat di lingkungan kita
 
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsiPatogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
 

Más de Doris Agusnita

PPT Hubungan internasional
PPT Hubungan internasionalPPT Hubungan internasional
PPT Hubungan internasionalDoris Agusnita
 
Karya tulis Candi Gedong Songo
Karya tulis Candi Gedong SongoKarya tulis Candi Gedong Songo
Karya tulis Candi Gedong SongoDoris Agusnita
 
Makalah Peradaban Yunani
Makalah Peradaban YunaniMakalah Peradaban Yunani
Makalah Peradaban YunaniDoris Agusnita
 
Makalah Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
Makalah Kerajaan-kerajaan Islam di IndonesiaMakalah Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
Makalah Kerajaan-kerajaan Islam di IndonesiaDoris Agusnita
 
Makalah perang tondano
Makalah perang tondanoMakalah perang tondano
Makalah perang tondanoDoris Agusnita
 
Ppt Kesenjangan sosial
Ppt Kesenjangan sosial Ppt Kesenjangan sosial
Ppt Kesenjangan sosial Doris Agusnita
 
Ppt Perang tondano dan pattimura
Ppt Perang tondano dan pattimuraPpt Perang tondano dan pattimura
Ppt Perang tondano dan pattimuraDoris Agusnita
 
Ppt Mengupas penyelenggara kekuasaan negara
Ppt Mengupas penyelenggara kekuasaan negaraPpt Mengupas penyelenggara kekuasaan negara
Ppt Mengupas penyelenggara kekuasaan negaraDoris Agusnita
 
Ppt Menelusuri dinamika demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan...
Ppt Menelusuri dinamika demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan...Ppt Menelusuri dinamika demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan...
Ppt Menelusuri dinamika demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan...Doris Agusnita
 
Ppt Bab 2 Karya Ilmiah
Ppt Bab 2 Karya IlmiahPpt Bab 2 Karya Ilmiah
Ppt Bab 2 Karya IlmiahDoris Agusnita
 
Ppt Soal-soal teks eksplanasi
Ppt Soal-soal teks eksplanasiPpt Soal-soal teks eksplanasi
Ppt Soal-soal teks eksplanasiDoris Agusnita
 
PPT Potensi dan Pengelolaan Sumber Daya Pariwisata
PPT Potensi dan Pengelolaan Sumber Daya PariwisataPPT Potensi dan Pengelolaan Sumber Daya Pariwisata
PPT Potensi dan Pengelolaan Sumber Daya PariwisataDoris Agusnita
 
PPT kerajaan Demak dan kerajaan Banten
PPT kerajaan Demak dan kerajaan BantenPPT kerajaan Demak dan kerajaan Banten
PPT kerajaan Demak dan kerajaan BantenDoris Agusnita
 
Ppt kerajaan islam di Indonesia
Ppt kerajaan islam di IndonesiaPpt kerajaan islam di Indonesia
Ppt kerajaan islam di IndonesiaDoris Agusnita
 
PPT kesadaran berbangsa dan bernegara
PPT kesadaran berbangsa dan bernegaraPPT kesadaran berbangsa dan bernegara
PPT kesadaran berbangsa dan bernegaraDoris Agusnita
 
PPT Menelaah Ketentuan Konstitusional Kehidupan Berbangsa Bernegara Indonesia
PPT Menelaah Ketentuan Konstitusional Kehidupan Berbangsa Bernegara IndonesiaPPT Menelaah Ketentuan Konstitusional Kehidupan Berbangsa Bernegara Indonesia
PPT Menelaah Ketentuan Konstitusional Kehidupan Berbangsa Bernegara IndonesiaDoris Agusnita
 

Más de Doris Agusnita (20)

PPT Hubungan internasional
PPT Hubungan internasionalPPT Hubungan internasional
PPT Hubungan internasional
 
Karya tulis Candi Gedong Songo
Karya tulis Candi Gedong SongoKarya tulis Candi Gedong Songo
Karya tulis Candi Gedong Songo
 
Makalah Peradaban Yunani
Makalah Peradaban YunaniMakalah Peradaban Yunani
Makalah Peradaban Yunani
 
Makalah Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
Makalah Kerajaan-kerajaan Islam di IndonesiaMakalah Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
Makalah Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
 
Makalah perang tondano
Makalah perang tondanoMakalah perang tondano
Makalah perang tondano
 
Ppt Seni musik
Ppt Seni musikPpt Seni musik
Ppt Seni musik
 
Ppt Kesenjangan sosial
Ppt Kesenjangan sosial Ppt Kesenjangan sosial
Ppt Kesenjangan sosial
 
Ppt Perang tondano dan pattimura
Ppt Perang tondano dan pattimuraPpt Perang tondano dan pattimura
Ppt Perang tondano dan pattimura
 
Ppt Mengupas penyelenggara kekuasaan negara
Ppt Mengupas penyelenggara kekuasaan negaraPpt Mengupas penyelenggara kekuasaan negara
Ppt Mengupas penyelenggara kekuasaan negara
 
Ppt Menelusuri dinamika demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan...
Ppt Menelusuri dinamika demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan...Ppt Menelusuri dinamika demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan...
Ppt Menelusuri dinamika demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan...
 
Ppt Limbah B3
Ppt Limbah B3Ppt Limbah B3
Ppt Limbah B3
 
Ppt Narrative text
Ppt Narrative textPpt Narrative text
Ppt Narrative text
 
Ppt Bab 2 Karya Ilmiah
Ppt Bab 2 Karya IlmiahPpt Bab 2 Karya Ilmiah
Ppt Bab 2 Karya Ilmiah
 
Ppt Soal-soal teks eksplanasi
Ppt Soal-soal teks eksplanasiPpt Soal-soal teks eksplanasi
Ppt Soal-soal teks eksplanasi
 
PPT Potensi dan Pengelolaan Sumber Daya Pariwisata
PPT Potensi dan Pengelolaan Sumber Daya PariwisataPPT Potensi dan Pengelolaan Sumber Daya Pariwisata
PPT Potensi dan Pengelolaan Sumber Daya Pariwisata
 
PPT Peradaban yunani
PPT Peradaban yunaniPPT Peradaban yunani
PPT Peradaban yunani
 
PPT kerajaan Demak dan kerajaan Banten
PPT kerajaan Demak dan kerajaan BantenPPT kerajaan Demak dan kerajaan Banten
PPT kerajaan Demak dan kerajaan Banten
 
Ppt kerajaan islam di Indonesia
Ppt kerajaan islam di IndonesiaPpt kerajaan islam di Indonesia
Ppt kerajaan islam di Indonesia
 
PPT kesadaran berbangsa dan bernegara
PPT kesadaran berbangsa dan bernegaraPPT kesadaran berbangsa dan bernegara
PPT kesadaran berbangsa dan bernegara
 
PPT Menelaah Ketentuan Konstitusional Kehidupan Berbangsa Bernegara Indonesia
PPT Menelaah Ketentuan Konstitusional Kehidupan Berbangsa Bernegara IndonesiaPPT Menelaah Ketentuan Konstitusional Kehidupan Berbangsa Bernegara Indonesia
PPT Menelaah Ketentuan Konstitusional Kehidupan Berbangsa Bernegara Indonesia
 

Último

PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlineMMario4
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Abdiera
 
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxUNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxFranxisca Kurniawati
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxGyaCahyaPratiwi
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptx
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptxProduct Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptx
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptxKaista Glow
 
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaruSilvanaAyu
 
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.ppt
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.pptPPT uji anova keterangan dan contoh soal.ppt
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.pptBennyKurniawan42
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasihssuserfcb9e3
 
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docNurulAiniFirdasari1
 
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptx
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptxKualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptx
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptxSelviPanggua1
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docx
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docxRPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docx
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docxSyifaDzikron
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxdonny761155
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 

Último (20)

PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
 
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxUNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptx
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptxProduct Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptx
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptx
 
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
 
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.ppt
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.pptPPT uji anova keterangan dan contoh soal.ppt
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.ppt
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
 
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
 
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptx
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptxKualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptx
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptx
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docx
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docxRPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docx
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docx
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 

PENYAKIT]Artikel ini membahas berbagai penyakit dan kelainan pada sistem reproduksi seperti hipogonadisme, kriptokordisme, uretritis, prostatitis, epididimis, orkitis, berbagai jenis kanker seperti kanker prostat, kanker testis, kanker serviks, kanker ovarium, gangguan seperti infertilitas, gangguan menstruasi, sifilis, kondisi seperti HIV/AIDS, gonore, bartolinitis, kandidias

  • 1.
  • 2. ARTIKEL PENYAKIT & KELAINAN PADA SISTEM REPRODUKSI Disusun oleh :  Doris Agusnita (IX-A/08)  Rikha Putri Ermawati (IX-A/21)  Valentina Hayu Silvananda (IX-A/26)  Wilda Wahyu Rahmadhani (IX-A/28) SMP NEGERI 1 TAYU
  • 3. TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Motto:  Pendidikan adalah senjata yang mematikan, karena dengan pendidikan kamu bisa mengubah dunia.  Hanya dengan niat dan keinginanlah yang akan membawamu menuju cita-cita yang kamu impikan.  Mempelajari masa lalu untuk memperkirakan masa depan.Itulah arti penting mengetahui sejarah.  Kemampuan memang ada batasnya tetapi usaha tidak ada batasnya.  Jangan pernah menyerah karena terjatuh ,karena tak ada yang memalukan dari terjatuh tetapi yang memalukan ialah tidak mencoba untuk berdiri lagi.  Hiduplah seakan engkau akan mati besok . Belajarlah seakan engkau akan hidup selamanya.  Lebih baik beruntung karena pintar daripada pintar karena beruntung. Persembahan: Makalah yang sangat sederhana ini kami persembahkan kepada : 1. Bapak Septiono Ponco Usodo,S.pd. selaku Kepala SMP Negeri 1 Tayu 2. Ibu Dra.Risa Zumrotun selaku wali kelas IX-A. 3. Bu Purwati ,S.Pd. selaku guru mata pelajaran IPA Biologi. 4. Teman – temanku kelas IX. 5. Adik kelas VIII & VII. 6. Pihak yang membantu karya tulis ini. 7. Almamater kami SMP Negeri 1 Tayu.
  • 4. 8. Para pembaca Kata Pengantar Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia serta kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikkan tugas artikel mata pelajaran IPA Biologi ini . Artikel ini merupakan salah satu tugas mata pelajaran IPA Biologi , artikel ini berisikan tentang beberapa informasi penting mengenai penyakit & kelainan pada sistem reproduksi sesuai dengan judul makalah ini yaitu “Artikel Penyakit & Kelainan pada Sistem Reproduksi”. Selanjutnya kami menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Purwati S.Pd. selaku pembimbing pelajaran IPA Biologi dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan artikel ini. Akhir kata , semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi kita semua . Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dari artikel ini baik dari materi maupun teknik penyajiannya , oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca yang membangun sangat kami harapkan. Tayu , 30 September 2014
  • 5. Kelompok Penyusun Daftar Isi HALAMAN JUDUL.................................................................................................................I KATAPENGANTAR...............................................................................................................II DAFTAR ISI.......................................................................................................................III BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...............................................................................................................1 1.2 Tujuan...............................................................................................................................1 1.3 Manfaat...........................................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Penyakit & kelainan pada sistem reproduksi :  Hipogonadisme………………………………………………………………………………………………………7  Kriptokordisme…………………………………………………………………………………………………… 9  Uretritis………………………………………………………………………………………………………………10  Prostatitis……………………………………………………………………………………………………………12  Epididimis……………………………………………………………………………………………………………14  Orkitis………………………………………………………………………………………………………………….16  Kanker Prostat……………………………………………………………………………………………………18  Kanker Testis…………………………………………………………………………………………………… 20  Infertilitas…………………………………………………………………………………………………………23  Gangguan Menstruasi………………………………………………………………………………………..29  Kanker Serviks……………………………………………………………………………………………….....36  Sifilis……………………………………………………………………………………………………………………40  Kondiloma Akuminata……………………………………………………………………………………… 46  HIV/AIDS………………………………………………………………………………………………………… 51  Gonore (kencing darah)……………………………………………………………………………………56  Kanker Ovarium…………………………………………………………………………………………………58  Bartolinitis……………………………………………………………………………………………………….…62  Kandidiasis……………………………………………………………………………………………………….…66  Impotensi……………………………………………………………………………………………………………68 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan...................................................................................................................72 3.2 Saran...........................................................................................................................72 3.3 Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………………………72-97
  • 6. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang  Latar Belakang Artikel Tugas sekolah adalah kegiatan siswa yang wajib untuk diselesaikan . Salah satu tugas sekolah dalam hal ini adalah menyusun karya tulis yang berbentuk artikel . Informasi tentang penyakit & kelainan pada sistem reproduksi yang merupakan bahan dari tugas penyusunan artikel bagi kelas IX SMP Negeri 1 Tayu Tahun Pelajaran 2013/2014, artikel ini disusun untuk memenuh tugas mata pelajaran IPA Biologi.  Latar Belakang Bahan Artikel Makalah yang berjudul “Artikel Penyakit & Kelainan pada Sistem Reproduksi” merupakan tugas mata pelajaran IPA Biologi yang dilakukan dengan tujuan untuk menambah pengetahuan siswa seputar penyakit & kelainan pada sistem reproduksi . Informasi dan pengetahuan yang didapat didalam artikel ini diharapkan dapat menambah pengetahuan siswa . 1.2 Tujuan Tujuan artikel ini adalah sebagai berikut :  Untuk memenuhi tugas mata pelajaran IPA Biologi.  Menambah pengetahuan siswa seputar penyakit & kelainan pada sistem reproduksi.  Siswa dapat mengetahui ciri-ciri,cara pencegahan dan pengobatan tentang penyakit & kelainan pada sistem reproduksi.  Dapat mengetahui cara pembuatan artikel sederhana . 1.3 Manfaat Dengan adanya tugas pembuatan artikel ini bisa mengembangkan dan memperkenalkan pengetahuan kepada siswa
  • 7. seputar penyakit & kelainan pada sistem reproduksi,harapan lebih luas adalah kreatifitas anak didik terus diasah, sehingga bangsa Indonesia tidak hanya menjadi sasaran pasar teknologi belaka, tetapi juga berusaha untuk dapat menciptakan teknologi sendiri yang maju. BAB II PEMBAHASAN 1. Hipogonadisme Pengertian: Hipogonadisme yakni suatu kondisi yang dialami pria dimana testis tidak dapat memproduksi hormon testosteron yang memadai. Untuk kasus hipogonadisme sendiri dapat di derita sejak masih di dalam kandungan, sebelum memasuki masa puber, atau pun dapat terjadi saat sudah dewasa. Hipogonadisme sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu hipogonadisme primer dan hipogonadisme sekunder. Untuk hipogonadisme primer yakni dimana testis mengalami adanya kelainan, kadar testoteron yang rendah juga disertai dengan meningkatnya hormon gonadotropik. Dan kondisi inilah yang disebut dengan hipogonadotropik-hipogonadisme. Sedangkan untuk hipogonadisme sekunder, yakni kerana kelenjar hipofisis di otak mengalami gangguan. Untuk kasus hipogonadisme sekunder yakni dimana kadar hormon testosteron dan hormon gonadotropik berada pada tingkat yang rendah. Sehingga kondisi ini disebut dengan hipogonadisme-hipogonadotropik. Yang paling mengkhawatirkan yakni biasanya dapat mengakibatkan beberapa penyakit kronis seperti contohnya tumor hipofisis, penyakit-penyakit kritis, serta kondisi pascaradiasi. Penyakit ini dapat menyebabkan ketidaksuburan juga adanya masalah karena kurangnya produksi sperma di dalam testis. Penyebab: Untuk hipogonadisme primer tentunya terjadi akibat adanya masalah pada testis seperti di bawah ini : 1. Adanya infeksi pada testis 2. Kondisi testis yang tidak turun 3. Adanya komplikasi dari penyakit gondongan 4. Di akibatkan oleh trauma pada testis seperti misalnya dikebiri atau terjadi kecelakaan 5. Adanya sindrom Klinefelter
  • 8. 6. Sedang menjalani proses pengobatan kanker 7. Adanya radang pada buah zakar 8. Hemokromatosis Sedangkan untuk hipogonadisme sekunder terjadi disebabkan karena adanya gangguan pada kelenjar hipotalamus atau pituitari, yaitu suatu bagian otak yang berfungsi sebagai pengantar sinyal pada testis untuk memproduksi testosteron, seperti contohnya di bawah ini : 1. Adanya sindrom Kallmann 2. Penyakit HIV/AIDS 3. Adanya faktor penuaan 4. Adanya penyakit tumor 5. Kegemukan atau obesitas 6. Adanya penggunaan obat-obatan tertentu 7. Adanya penyakit peradangan seperti contohnya sarkoidosis, histiositosis dan TBC Gejala: Gejala dari hipogonadisme yang terjadi selama perkembangan janin contohnya seperti muncul alat kelamin wanita, alat kelamin yang bentuknya kurang atau tidak sempurna dan tidak jelasnya bentuk, apakah berbentuk kelamin pria atau kelamin wanita. Sedangkan gejala Hipogonadisme yang terjadi saat puber yakni seperti suara kurang mendalam, massa otot yang menurun, gangguan pada pertumbuhan rambut pada pria, munculnya jaringan payudara dan pertumbuhan penis dan testikel terganggu. Untuk gejala hipogonadisme yang terjadi pada saat dewasa seperti kemandulan, adanya gangguan disfungsi ereksi, sering kelelahan, sulit berkonsentrasi, adanya penurunan gairah seksual, pertumbuhan rambut seperti jambang yang menurun, hilangnya masa tulang, serta munculnya jaringan payudara. Pengobatan: Jika seorang pria mengalami hal ini maka dokter akan melakukan terapi hormon atau testosterone replacement therapy (TRT) yang mana dapat berbentuk suntikan, gel (AndroGel, Testim), koyo (Androderm) dan suplemen testosteron yang diminum secara oral. 2. Kriptorkidisme Pengertian:
  • 9. Testis yang tidak turun (kriptorkidisme / undesensus testikulorum) adalah testis yang tidak turun ke dalam posisi yang seharusnya, yaitu di dalam skrotum, sebelum anak dilahirkan. Biasanya kriptorkidisme hanya terjadi pada satu testis, tetapi sekitar 10% kasus terjadi pada kedua testis. Kebanyakan testis akan turun dengan sendirinya dalam waktu 6 bulan setelah anak dilahirkan. Bayi laki-laki yang lahir prematur lebih sering mengalami kondisi ini, demikian juga bayi laki-laki yang memiliki riwayat kriptorkidisme di keluarga. Penyebab: Penyebab pasti tidak turunnya testis belum diketahui. Kombinasi faktor genetik, kesehatan ibu, dan faktor lingkungan lainnya mungkin menyebabkan gangguan pada hormon, perubahan fisik, dan aktivitas saraf yang mempengaruhi perkembangan testis. Saat perkembangan janin, testis terbentuk di dalam perut. Saat beberapa bulan terakhir perkembangan janin, testis mulai turun secara perlahan dari perut, melalui kanalis inguinalis di daerah selangkangan, ke dalam skrotum. Pada kriptorkidisme, proses tersebut terhenti atau terhambat. Gejala: Testis yang tidak turun tidak menimbulkan gejala. Tanda utama tidak turunnya testis adalah testis tidak tampak atau tidak teraba di dalam skrotum. Testis yang tidak turun bisa terpuntir di dalam perut (torsio testis), sehingga mengganggu produksi sperma di kemudian hari, dan meningkatkan risiko terjadinya hernia dan kanker testis. Diagnosa: Pemeriksaan fisik memastikan bahwa salah satu atau kedua testis tidak berada di dalam skrotum. Testis yang tidak turun mungkin bisa teraba atau mungkin juga tidak teraba pada dinding perut di atas skrotum. Jika testis tidak teraba, maka bisa dilakukan pembedahan untuk menunjang diagnosa dan sekaligus juga terapi. Pembedahan dapat dilakukan dengan cara :  Laparoskopi. Tindakan ini menggunakan sebuah selang kecil dengan kamera diujungnya yang dimasukkan melalui sayatan kecil pada perut anak. Laparoskopi dilakukan untuk menentukan posisi testis di dalam perut. Laparoskopi juga bisa memperlihatkan apakah terdapat testis atau tidak, atau mungkin hanya terlihat sisa jaringan testis yang kecil yang tidak berfungsi dan perlu diangkat.
  • 10.  Bedah terbuka. Eksplorasi langsung melalui operasi perut atau daerah selangkangan melalui sayatan yang lebih besar mungkin diperlukan pada beberapa kasus. Pengobatan: Biasanya testis akan turun dengan sendirinya tanpa terapi saat usia 1 tahun pertama. Jika testis tetap tidak turun, maka anak mungkin bisa mendapatkan suntikan hormon HCG (Human Chorionic Gonadotropin) untuk mencoba membuat testis turun ke dalam skrotum. Pembedahan (orkidopeksi) biasanya dilakukan untuk menurunkan testis ke dalam skrotum jika testis tetap tidak turun. Pembedahan yang dilakukan sejak dini bisa mencegah terjadinya kerusakan pada testis yang dapat membuat anak menjadi tidak subur. Jika testis yang tidak turun baru diketahui kemudian, saat anak sudah besar, maka mungkin lebih disarankan untuk mengangkatnya, karena testis tidak akan berfungsi dengan baik dan berisiko untuk terjadi kanker. 3. Uretritis Pengertian: Uretritis, juga dikenal sebagai uretritis non-spesifik atau uretritis non-gonokokal adalah suatu kondisi medis yag ditandai dengan peradangan pada uretra yang disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri. Penyebab: Kondisi ini umumnya disebabkan oleh bakteri, jamur, virus dan penyakit menular seksual, seperti klamidia dan herpes genitalis tetapi bukan oleh gonore. Jasad renik yang ditularkan melalui hubungan seksual (misalnya Neisseria gonorrhoeae penyebab gonore), masuk ke vagina atau penis pada saat melakukan hubungan seksual dengan mitra seksual yang terinfeksi dan bisa menjalar ke uretra. Pada beberapa kasus, uretritis tidak disebabkan oleh infeksi, tetapi oleh iritasi atau kerusakan pada uretra karena pemakaian sabun, masturbasi atau penggunaan kateter kandung kemih. Gejala: Tanda dan gejala Uretritis yang mungkin timbul:  Cairan berwarna keruh yang keluar dari ujung penis  Cairan vagina yang tidak normal
  • 11.  Demam  Kulit yang dingin pada kaki dan tangan  Menderita Dispareunia  Menunjukkan gejala-gejala Strabismus  Nyeri saat buang air kecil (disuria)  Panas dingin atau menggigil  Rasa sakit pada panggul  Sakit perut  Sering buang air kecil Resiko terjangkit Uretritis meningkat bila:  Seorang laki-laki berusia antara 20 hingga 35 tahun  Seorang perempuan yang belum mencapai Menopause  Aktif secara seksual pada umur dini  Memiliki pasangan seks lebih dari satu  Telah didiagnosa mengidap Penyakit Menular Seksual  Telah menggunakan Kateter Urin untuk waktu yang sangat lama  Terlibat di dalam seks yang tidak menggunakan alat pengaman Pencegahan: Uretritis dapat dicegah dengan cara:  Berhubungan seks dengan perlindungan  Hindari memiliki pasangan seks lebih dari satu  Mempraktekkan kebersihan pribadi yang baik Pengobatan: Berbagai obat dapat ditentukan berdasarkan penyebab uretritis pasien. Beberapa contoh obat yang didasarkan pada penyebab meliputi:  Klotrimazol (Mycelex) - Trichomonas  Flukonazol (Diflucan) - Monilial  Metronidazole (Flagyl) - Trichomonas  Nitrofurantoin - Infeksi Bakteri  Nistatin (Mycostatin) - Monilial  Kotrimoksazol, yang merupakan kombinasi dari sulfamethoxazole dan Trimethoprim dalam rasio dari 5 sampai 1 (Septrin, Bactrim) - Infeksi Bakteri Namun, ketika tidak diobati dengan benar, uretritis dapat menyebabkan komplikasi, seperti infeksi testis (orkitis) dan kelenjar
  • 12. prostat (prostatitis) pada pria, dan infeksi pada serviks (servisitis) dan organ reproduksi (penyakit radang panggul) pada wanita. 4. Prostatitis Pengertian: Prostatitis adalah kondisi medis yang ditandai dengan peradangan pada kelenjar prostat. Kelenjar prostat adalah organ berbentuk seperti kenari yang merupakan bagian dari sistem reproduksi pria dan terletak tepat di bawah kandung kemih. Prostat merupakan suatu struktur dengan dua lobus yang mengelilingi uretra (suatu saluran yang menyalurkan urin dari kandung kemih keluar tubuh melalui penis) dan menghasilkan paling banyak cairan yang terkandung di dalam air mani. Air mani adalah cairan yang berwarna seperti susu yang mengandung protein dan nutrisi yang memelihara dan mengangkut sperma keluar dari penis sewaktu ejakulasi. Pada prostatitis, pembengkakan kelenjar prostat akibat peradangan menyebabkan rasa nyeri dan kesulitan berkemih. Kebanyakan pria juga menunjukkan gejala nyeri pada saat ejakulasi sewaktu melakukan hubungan seksual. Jenis dan penyebab: Terdapat empat jenis prostatitis, yaitu: 1) Prostatitis Bakterialis Akut adalah bentuk yang jarang terjadi tetapi merupakan bentuk yang paling berat yang disebabkan karena infeksi bakteri yang tiba-tiba. Hal ini mudah untuk dikenali melalui awitan gejala yang timbul secara tiba-tiba, seperti nyeri saat berkemih, nyeri punggung bagian bawah, demam dan menggigil. Prostatitis Bakterialis Kronis yang juga disebabkan oleh infeksi bakteri tetapi gejalanya timbul secara bertahap dan bertahan selama lebih dari 3 bulan. 2) Prostatitis Kronis adalah bentuk paling sering dari prostatitis dan tidak disebabkan oleh infeksi bakteri. Penyebab pastinya biasanya tidak diketahui. Gejala-gejala sama dengan prostatitis bakterialis akut tetapi tanpa disertai demam. 3) Prostatitis Inflamatori Asimtomatik tidak menimbulkan gejala apapun dan biasanya ditemukan secara tidak sengaja ketika melakukan tes untuk masalah lain. Prostatitis yang disebabkan oleh bakteri dapat ditangani dengan menggunakan antibiotik. Pengilang
  • 13. rasa nyeri juga dapat digunakan untuk mengendalikan gejala. Penderita kondisi ini tidak memiliki risiko tinggi untuk terkena kanker prostat. Gejala: Tanda dan gejala prostatitis yang mungkin timbul:  Berhenti dan memulai lagi saat buang air kecil  Demam  Ejakulasi yang menyakitkan  Menderita nyeri punggung bawah  Mengalami kesulitan untuk memulai buang air kecil atau menjaga aliran kemih (keraguan)  Mual  Muntah-muntah  Nyeri pada pangkal paha  Nyeri saat buang air kecil (disuria)  Panas dingin atau menggigil  Sakit perut  Sering buang air kecil pada malam hari (nokturia) Resiko terjangkit Prostatitis meningkat bila:  Baru saja menderita infeksi kandung kemih  Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah  Menderita cedera panggul  Menderita dehidrasi  Sedang menderita gangguan imunodefisiensi  Sedang mengalami stres  Sedang menggunakan Kateter Urin  Terlibat di dalam seks yang tidak menggunakan alat pengaman Pencegahan: Prostatitis dapat dicegah bila:  Mempraktekkan kebersihan pribadi yang baik  Mencari penanganan segera untuk Infeksi Saluran Kemih  Minum air yang banyak Pengobatan: Jika penyebabnya bukan infeksi, untuk meringankan gejalanya bisa dilakukan:
  • 14. *Berendam di air hangat dalam posisi duduk *Pemijatan prostat secara periodic *Ejakulasi sesering mungkin. Untuk mengurangi nyeri bisa diberikan obat pereda nyeri (misalnya acetaminofen atau aspirin). Mengkonsumsi pelunak tinja dan banyak minum juga bisa membantu mengurangi gejala. Jika penyebabnya adalah infeksi bakteri, diberikan antibiotik per- oral (melalui mulut) selama 30-90 hari (misalnya trimethoprim- sulfamethoxazole). Jika antibiotik diberikan kurang dari waktu tersebut maka penyembuhan hanya bersifat sementara dan bisa menyebabkan infeksi menahun. 5. Epididimitis Pengertian: Epididimitis adalah kondisi medis yang ditandai dengan peradangan pada epididimis, seringkali akibat dari infeksi bakteri pada kandung kemih atau uretra (saluran yang menyalurkan urin atau air mani ke penis). Epididimis adalah saluran yang bergulung yang terletak di belakang setiap testis. Epididimis berperan dalam mengumpulkan dan menyimpan sperma sebelum ejakulasi sewaktu berhubungan seksual dan sebagai tempat maturasi dari sperma. Fungsinya adalah sebagai pengangkut, tempat penyimpanan dan tempat pematangan sel sperma yang berasal dari testis. Penyebab: Epididimitis biasanya disebabkan oleh bakteri yang berhubungan dengan:  Infeksi saluran kemih  Penyakit menular seksual (misalnya klamidia dan gonore)  Prostatitis (infeksi prostat). Epididimitis juga bisa merupakan komplikasi dari:  Pemasangan kateter  Prostatektomi (pengangkatan prostat). Resiko yang lebih besar ditemukan pada pria yang berganti-ganti pasangan seksual dan tidak menggunakan kondom. Gejala
  • 15. Gejalanya berupa nyeri dan pembengkakan skrotum (kantung zakar), yang sifatnya bisa ringan atau berat. Peradangan yang sangat hebat bisa menyebabkan penderita tidak dapat berjalan karena sangat nyeri. Infeksi juga bisa menjadi sangat berat dan menyebar ke testis yang berdekatan. Infeksi hebat bisa menyebabkan demam dan kadang pembentukan abses (pernanahan). Gejala lainnya yang mungkin ditemukan adalah:  Benjolan di testis  Pembengkakan testis pada sisi epididimis yang terkena  Pembengkakan selangkangan pada sisi yang terkena  Nyeri testis ketika buang air besar  Demam  Keluar nanah dari uretra (lubang di ujung penis)  Nyeri ketika berkemih  Nyeri ketika berhubungan seksual atau ejakulasi  Darah di dalam semen  Nyeri selangkangan Resiko terjangkit Epididimitis meningkat bila:  Memiliki pasangan seks lebih dari satu dan tidak menggunakan alat pengaman  Sedang menderita infeksi saluran kemih  Sedang menderita penyakit menular seksual  Sedang menderita tuberkulosis  Sering menggunakan kateter urin  Tidak disunat Epididimitis dapat menyebabkan komplikasi sebagai berikut:  Abses pada skrotum  Kekambuhan kondisi medis ini  Kematian jaringan testis karena kekurangan aliran darah (infarksi testis)  Mungkin memiliki resiko yang lebih tinggi untuk infertilitas pria  Penyusutan testis (atrofi testis) Pencegahan: Epididimitis dapat dicegah bila:  Berhubungan seks dengan perlindungan  Hindari memiliki pasangan seks lebih dari satu  Mencari penanganan segera untuk infeksi saluran kemih  Mencari penanganan segera untuk penyakit menular seksual
  • 16. Pengobatan: Cara pengobatan epididimitis ditentukan berdasarkan penyebab dari epididymitis.  Jika terjadi infeksi digunakan antibiotik  Azithromycin dan cefixime untuk mengobati gonorrhoeae dan klamidia  Fluoroquinolones digunakan jika terjadi perlawanan gonorrhoeae  Doxycycline biasa digunakan sebagai alternatif untuk azithromycin.  Organisme enterik (seperti E. coli) menggunakan antibiotik ofloksasin atau levofloxacin 6. Orkitis Pengertian: Orkitis adalah kondisi medis yang ditandai dengan peradangan pada salah satu atau kedua testis, yang menyebabkan terjadinya pembengkakan dan nyeri pada testis. Testis adalah sepasang organ reproduksi pria yang berbentuk seperti telur yang terletak di dalam skrotum, struktur seperti kantung yang tergantung di belakang penis) yang berperan dalam produksi hormon pria, testosteron, dan sperma. Penyebab: Orkitis bisa disebabkan oleh sejumlah bakteri dan virus. Virus yang paling sering menyebabkan orkitis adalah virus gondongan (mumps). Hampir 15-25% pria yang menderita gondongan setelah masa pubertasnya akan menderita orkitis. Orkitis juga ditemukan pada 2-20% pria yang menderita bruselosis. Orkitis sering dihubungkan dengan infeksi prostat atau epididimis, serta merupakan manifestasi dari penyakit menular seksual (misalnya gonore atau klamidia). Faktor resiko untuk orkitis yang tidak berhubungan dengan penyakit menular seksual adalah: *Immunisasi gondongan yang tidak adekuat *Usia lanjut (lebih dari 45 tahun) *Infeksi saluran kemih berulang *Kelainan saluran kemih Faktor resiko untuk orkitis yang berhubungan dengan penyakit menular seksual adalah:  Berganti-ganti pasangan  Riwayat penyakit menular seksual pada pasangan
  • 17.  Riwayat gonore atau penyakit menular seksual lainnya Resiko terjangkit Orkitis meningkat bila:  Belum menerima vaksinasi gondok, campak dan rubela  Berusia lebih dari 45 tahun  Memiliki pasangan seks lebih dari satu  Pernah menjalani bedah saluran kemih sebelumnya  Sedang menderita kekambuhan dari infeksi saluran kemih  Sedang menderita penyakit menular seksual  Terlibat di dalam seks yang tidak menggunakan alat pengaman Gejala: Gejalanya berupa: 1. Pembengkakan skrotum 2. Testis yang terkena terasa berat, membengkak dan teraba lunak 3. Pembengkakan selangkangan pada sisi testis yang terkena 4. Demam 5. Dari penis keluar nanah 6. Nyeri ketika berkemih (disuria) 7. Nyeri ketika melakukan hubungan seksual atau ketika ejakulasi 8. Nyeri selangkangan 9. Nyeri testis, bisa terjadi ketika buang air besar atau mengedan 10. Semen mengandung darah Orkitis dapat menyebabkan komplikasi sebagai berikut:  Abses pada skrotum  Kematian jaringan testis karena kekurangan aliran darah (infarksi testis)  Mungkin memiliki resiko yang lebih tinggi untuk Infertilitas Pria  Penyusutan testis (atrofi testis) Diagnosa: Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Terjadi pembengkakan kelenjar getah bening di selangkangan dan pembengkakan testis yang terkena. Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan adalah:  Analisa air kemh  Pembiakan air kemih  Tes penyaringan untuk klamidia dan gonore  Pemeriksaan darah lengkap  Pemeriksaan kimia darah
  • 18. Pencegahan: Orkitis dapat dicegah bila:  Berhubungan seks dengan perlindungan  Hindari memiliki pasangan seks lebih dari satu  Pergi untuk melakukan Vaksinasi Gondok, Campak Dan Rubela Pengobatan: Jika penyebabnya adalah bakteri, diberikan antibiotik. Selain itu juga diberikan obat pereda nyeri dan anti peradangan. Jika penyebabnya adalah virus, hanya diberikan obat pereda nyeri. Penderita sebaiknya menjalani tirah baring, skrotumnya diangkat dan dikompres dengan air es. 7. Kanker Prostat Pengertian: Kanker prostat merupakan penyebab kematian akibat kanker no. 3 pada pria. Kanker prostat adalah tumor ganas yang tumbuh pada prostat, kelenjar seukuran kacang walnut dibawah kandung kemih pria yang fungsinya memproduksi sperma. Sebagian besar kanker prostat tumbuh sangat lambat namun merupakan kanker ganas, dan kanker dapat menyebar ke bagian tubuh lain, khususnya tulang dan kelenjar getah bening. Penyebab: Penyebab dari penyakit kanker prostat yang disebabkan karena pola makan adalah mereka yang mengonsumsi terlalu sering makanan yang berpengawet bisa menyebabkan resiko penyakit kanker prostat menjadi lebih tinggi. Penyebab lainnya adalah karena gaya hidup misalnya karena terlalu sering merokok dan berganti pasangan seksual serta mengonsumsi alkohol. Biasanya mereka yang sering berganti pasangan seksual akan lebih besar resikonya dalam mengalami infeksi virus dari penyebab penyakit kanker. Penyebab lain adalah lingkungan. Misalnya lingkungan pekerjaan, bila seorang pekerja industri setiap hari akan berhadapan dengan logam cadmium/bahan utama pembuat baterai serta bahan kimia lainnya yang berbahaya, maka bisa menyebabkan panyakit kanker prostat. Beberapa faktor yang mungkin meningkatkan peluang mengalami kanker prostat antara lain:  Berusia tua. Kanker prostat biasanya menyerang laki-laki berusia 65 tahun
  • 19.  Sejarah keluarga dengan kanker prostat. Jika anda memiliki keluarga yang mengalami kanker prostat, maka risiko anda akan meningkat untuk mengalaminya juga  Obesitas. Laki-laki yang memiliki kanker prostat dan memiliki berat badan yang berlebihan akan sulit untuk dilakukan perawatan medis Gejala: Pada tahap awal kanker prostat tidak memiliki tanda dan gejala. Pada tahap lanjut tanda dan gejala kanker prostat antara lain :  Bermasalah ketika buang air kecil  Berkurangnya kuantitas urin  Urin yang mengandung darah  Dara pada air mani  Bengkak pada kaki  Ketidaknyamanan pada area pinggul  Nyeri tulang Pencegahan: Berikut ini cara mengurangi risiko terkena kanker prostat jika:  Memilih makanan sehat yang kaya akan sayur dan buah. Hindari makanan berlemak tinggi. Buah dan sayur memiliki banyak vitamin dan mineral yang bermanfaat bagi kesehatan. Salah satu nutrisi yang secara konsisten membantu mencegah kanker prostat adalah lycopene.  Pilihlah makanan yang sehat daripada menggunakan suplemen. Tidak ada penelitian yang menunjukkan bahwa suplemen memiliki peran mengurangi risiko kanker prostat. Makanan yang sehat dan kaya akan nutrisi lebih bermanfaat dalam menjaga kesehatan tubuh.  Sering berolahraga. Berolahraga akan memperbaiki kesehatan anda serta menjaga berat badan anda. Ada bukti yang menjelaskan bahwa laki-laki yang sering berolahraga memiliki sedikit kasus terkena kanker prostat daripada yang tidak berolahraga.  Jaga berat badan sehat anda. Jika anda memiliki berat badan yang ideal saat ini, jaga agar berat badan anda tetap sehat dengan berolahraga. Jika anda memiliki berat badan yang lebih, kurangi kalori dalam makanan anda sehari-hari dan berolahragalah lebih banyak.  Bicaralah pada dokter anda jika anda pikir bahwa anda memiliki peningkatan risiko kanker prostat. Penelitian menemukan bahwa
  • 20. obat finasteride (Propecia, Proscar) dapat mencegah atau menunda terbentuknya kanker prostat pada laki-laki usia 55 ke atas. Obat ini biasanya digunakan untuk mengontrol pembesaran kelenjar prostat dan kerontokan rambut pada laki-laki. Pengobatan: Ada beberapa cara mengobati kanker prostat di antaranya : 1. Operasi Operasi externis prostat adalah cara mengobati kanker prostat yang paling sering ditemui, dengan operasi pengangkatan prostat, secara keseluruhan mengangkat bagian prostat yang terkena kanker atau keseluruhan prostat, demi menahan perluasan kanker prostat. 2. Radioterapi Radioterapi utamanya dibagi mencari cara sebagai berikut :  Radioterapi luar badan  Radioterapi dalam organ, cara ini sering dipadukan dengan mastektomi radikal prostat atau operasi pembersihan kelenjar getah bening tulang panggul  Radioterapi seluruh badan, pada kondisi tertentu dapat mengurangi sakit di bagian tertentu yang diakibatkan penyebaran tulang dan mengurangi perkembangan lesi 3. Kemoterapi Pengobatan dengan obat kemo, adalah cara mengobati kanker prostat seluruh badan, dapat mengontrol perluasan dan penyebaran sel kanker dengan efektif. 4. Pengobatan tradisional China Cara mengobati kanker prostat dengan tradisional China , di satu sisi bisa membunuh dan menekan sel kanker, memperbaiki kondisi penyakit, di sisi lain bisa meningkatkan kondisi badan pasien, memperkuat daya tahan tubuh, secara keseluruhan meningkatkan hasil pengobatan 8. Kanker Testis Pengertian: Kanker testis adalah salah satu jenis penyakit kanker yang hanya dapat menyerang kaum adam (laki-laki), karena testis merupakan kelenjar kelamin pada diri laki-laki. Penyakit kanker testis memang salah satu penyakit kanker yang jarang terjadi, tidak seperti penyakit kanker lainnya yang sering kita dengar dan banyak menimpa seseorang. Namun meskipun penyakit kanker testis ini jarang terjadi dan menyerang kita, tetapi
  • 21. penyakit ini cukup berbahaya sama seperti penyakit kanker lainnya yang dapat beresiko kematian. Oleh karena itu penyakit ini tidak bisa dianggap sepele, karena jika tidak dilakukan pengobatan maka akan beresiko pada kematian. Kanker testis merupakan salah satu pertumbuhan sel-sel ganas di dalam testis (buah zakar). Kanker testis ini bisa menyebabkan testis membesar atau menyebabkan adanya benjolan pada skrotum (kantung zakar). Jenis-jenis kanker testis:  Seminoma Kanker testis kelompok ini diderita oleh 30 – 40 % dari semua jenis tumor testis. Kanker ini biasanya ditemukan pada pria yang berusia 30 – 40 tahun dan hanya terbatas pada testis.  Non-Seminoma Kanker testis kelompok ini merupakan 60% dari semua jenis tumor testis. Kelompok kanker tetis non seminoma ini masih dibagi lagi menjadi beberapa kategori, yaitu : 1) Karsinoma embrional Sekitar 20% dari kanker testis, terjadi pada usia 20 – 30 tahun dan sangat ganas. Pertumbuhannya sangat cepat dan menyebar ke paru-paru dan hati. 2) Tumor yolk sac Sekitar 60% dari semua jenis kanker testis pada anak laki-laki 3) Teratoma Sekitar 7% dari kanker testis pada pria dewasa dan 40% pada anak laki-laki. 4) Tumor sel stroma Tumor yang terdiri dari sel-sel leydig, sel sertoli, dan sel granulosa. Tumor ini merupakan 3 – 4% dari seluruh jenis tumor testis. Tumor bisa menghasilkan hormon estradiol, yang bisa menyebabkan salah satu gejala kanker testis, yaitu ginekomastia. Penyebab: Faktor yang dapat menyebabkan penyakit kanker testis saat ini belum dapat diketahui secara pasti penyebabnya, akan tetapi ada beberapa faktor yang dapat beresiko terkena kanker testis ini, diantaranya adalah :  Faktor keturunan, jika diantara keluarga anda ada yang menderita kanker, maka anda pun akan beresiko terkena kanker.
  • 22.  Faktor lingkungan tempat tinggal atau tempat bekerja yang terdapat radiasi sinar ultraviolet yang bisa menyebabkan tumbuhnya kanker.  Terlalu sering mengkonsumsi makanan yang mengandung bahan kimia yang berbahaya untuk kesehatan.  Testis undesensus (testis yang tidak turun dalam skrotum).  Perkembangan testis abnormal.  Sindroma Klinefelter (suatu kelainan pada kromosom seksual yang ditandai dengan rendahnya kadar hormon pria, kemandulan, pembesaran payudara pada pria (ginomastia) dan ukuran testis yang kecil). Gejala: Tanda dan gejala kanker testis termasuk:  Adanya benjolan atau pembesaran di salah satu testis  Buah zakar berat sebelah  Rasa sakit di perut atau selangkangan  Adanya timbunan cairan dalam skrotum  Rasa sakit atau ketidaknyamanan di testis atau skrotum  Payudara membesar Diagnosa: Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:  USG skrotum  Pemeriksaan darah untuk petanda tumor AFP (alfa fetoprotein), HCG (human chorionic gonadotrophin) dan LDH (lactic dehydrogenase). Hampir 85% kanker non-seminoma menunjukkan peningkatan kadar AFP atau beta HCG.  Rontgen dada (untuk mengetahui penyebaran kanker ke paru- paru)  CT scan perut (untuk mengetahui penyebaran kanker ke organ perut)  Biopsi jaringan. Pengobatan: Pengobatan tergantung kepada jenis, stadium dan beratnya penyakit. Setelah kanker ditemukan, langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan jenis sel kankernya. Selanjutnya ditentukan stadiumnya:  Stadium I :kanker belum menyebar ke luar testis  Stadium II :kanker telah menyebar kekelenjar getah bening diperut
  • 23.  Stadium III :kanker telah menyebar ke luar kelenjar getah bening, bisa sampai ke hati atau paru-paru. Ada 4 macam pengobatan yang bisa digunakan: 1) Pembedahan : pengangkatan testis (orkiektomi dan pengangkatan kelenjar getah bening (limfadenektomi) 2) Terapi penyinaran : menggunakan sinar X dosis tinggi atau sinar energi tinggi lainnya, seringkali dilakukan setelah limfadenektomi pada tumor non-seminoma. Juga digunakan sebagai pengobatan utama pada seminoma, terutama pada stadium awal. 3) Kemoterapi : digunakan obat-obatan (misalnya cisplastin, bleomycin dan etoposid) untuk membunuh sel-sel kanker. Kemoterapi telah meningkatkan angka harapan hidup penderita tumor non-seminoma. 4) Pencangkokan sumsum tulang : dilakukan jika kemoterapi telah menyebabkan kerusakan pada sumsum tulang penderita. Tumor Seminoma :  Stadium I diobati dengan orkiektomi dan penyinaran kelenjar getah bening perut  Stadium II diobati dengan orkiektomi, penyinaran kelenjar getah bening dan kemoterapi dengan sisplastin  Stadium III diobati dengan orkiektomi dan kemoterapi multi-obat. Tumor Non-Seminoma:  Stadium I diobati dengan orkiektomi dan kemungkinan dilakukan limfadenektomi perut  Stadium II diobati dengan orkiektomi dan limfadenektomi perut, kemungkinan diikuti dengan kemoterapi  Stadium III diobati dengan kemoterapi dan orkiektomi. Jika kankernya merupakan kekambuhan dari kanker testis sebelumnya, diberikan kemoterapi beberapa obat (ifosfamide, cisplastin dan etoposid atau vinblastin). 9. Infertilitas (kemandulan) Pengertian: Menurut dunia medis definisi Infertilitas adalah : “Istilah yang digunakan untuk menyebut pasangan yang belum mempunyai anak walaupun
  • 24. sudah berhubungan intim secara teratur tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam kurun waktu satu tahun.” Jenis-jenis: Infertilitas itu sendiri ada 2 jenis:  Infertil Primer, masalah ketidaksuburan yang terjadi pada wanita yang memang belum pernah hamil.  Infertil Sekunder, masalah ketidaksuburan yang juga terjadi pada wanita namun sudah pernah hamil dan melahirkan sebelumnya. Ada sedikit pandangan yang harus dirubah mengenai Infertilitas ditengah-tengah masyarakat Indonesia saat ini, khususnya bagi sebagian orang tua yang masih menyalahkan pihak perempuan (wanita) penyebab ketidakmampuan pasangan memiliki keturunan. Infertilitas tidak hanya terjadi pada wanita saja tetapi juga pria. Dengan terganggunya sistem reproduksi pria juga akan menghambat (menunda) proses sebuah kehamilan wanita (pasangannya). Baiklah, silahkan baca penjelasan di bawah ini agar Anda bisa memahami dengan lebih baik agar bisa menjalankan tips cara agar cepat hamil selanjutnya. Berdasarkan sebuah penelitian, masalah Infertilitas yang terjadi adalah 40% akibat pria, 40% akibat wanita serta 30% akibat keduanya. Penyebab: A. Faktor penyebab infertilitas (kemandulan) pada pria, yaitu: 1. Sperma Buruk Kualitas Sperma menentukan akan terjadinya kehamilan. Hal ini menyangkut bentuk sperma dan gerakannya yang tidak sempurna (normal), maka tidak akan mampu mencapai sel telur. Berikutnya adalah Konsentrasi Sperma yang rendah, secara medis ukuran normal (sehat) adalah 20 juta atau lebih sperma/ml semen. Hal ini bisa terjadi akibat memakai celana ketat, alkohol, merokok, kelelahan atau terlalu sering berejakulasi. 2. Kelainan Genetik Sindroma Klinefelter atau kelainan genetik menyebabkan seorang pria mempunyai satu kromoson Y dan dua kromoson X. Hal ini mempengaruhi pertumbuhan testis sehingga pria tersebut sedikit saja atau bahkan tidak memproduksi sperma sama sekali. 3. Gangguan Hormonal
  • 25. Hormon Testosteron yang terganggu bisa menghambat produksi sperma. Untuk merangsang agar testis memproduksi sperma, diperlukan hormon dari kelenjar pituitari. Bila hormon tersebut terganggu, jumlah menurun atau bahkan tidak ada, maka testis tidak akan bekerja sempurna. 4. Impotensi Bila aliran darah ke penis tidak normal maka penis tidak bisa berdiri dan berejakulasi. 5. Varikokel Adalah pelebaran pembuluh darah vena didaerah buah zakar. 6. Saluran Sperma yang tersumbat Hal ini bisa saja merupakan bawaan lahir, atau adanya infeksi yang disebabkan oleh bakteri. 7. Pengaruh Radiasi dan Obat Radiasi serta obat-obatan tertentu bisa mempengaruhi kualitas sperma, fungsi testis dan hormon reproduksi dan menyebabkan masalah sperma, fungsi testis dan hormon reproduksi dan menyebabkan masalah kesuburan. B. Faktor penyebab infertilitas (kemandulan) pada wanita, yaitu: 1. Endometriosis Adalah ketidaknormalan pertumbuhan jaringan implan diluar rahim atau uterus, padahal normalnya hanya tumbuh didalam rahim. 2. Faktor Hormonal Terjadinya kelainan hormon reproduksi, seperti lutein dan perangsang folikel dapat menghalangi terjadinya pelepasan sel telur. Kelenjar hipotalamus-pituitari yang abnormal karena faktor genetik, tumor atau kanker juga dapat menghambat ovulasi. Kelainan kelenjar tiroid, kelebihan dan kekurangan hormon tiroid juga menyebabkan kacaunya siklus menstruasi. 3. Menopause Dini Menopause dini atau prematur yang terjadi bila wanita berhenti menstruasi kemudian folike ovariumnya telah menyusut sebelum berusia 40 tahun. Hal ini bisa disebabkan oleh kelainan imunitas, kemoterapi, radioterapi, dan merokok.
  • 26. 4. Penyumbatan Tuba Falopi Rusak atau tersumbatnya tuba falopi ini umumnya disebabkan oleh salpingitis, yang dapat menghambat kehamilan atau menyebabkan kehamilan diluar kandungan. 5. Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) Sindrom ini menyebabkan banyaknya kista ovarium dan berlebihnya produksi androgen, testosteron. Akibatnya tidak terjadi ovulasi. 6. Tumor dan Kanker Rahim Tumor dinding rahim yang jinak atau ganas bisa menyebabkan infertilitas. 7. Kelebihan Prolaktin Atau hormon yang merangsang produksi ASI. 8. Stress, anoreksia, dan kegemukan. Faktor-faktor ini juga sangat sering menjadi penyebab yang menghambat kinerja hormon reproduksi wanita. Gejala: Gejala utama dari infertilitas adalah kesulitan untuk hamil. Masalah- masalah berikut ini dapat menyebabkan infertilitas pada seorang wanita: Infrekuensi ovulasi. Ketika periode menstruasi terjadi lebih dari satu bulan, atau bahkan kadang-kadang tidak terjadi, maka mengalami infrekuensi ovulasi. Penyebab umum infrekuensi ovulasi meliputi:  Stress tubuh seperti: o Gangguan makan o Olahraga yang tidak biasa o Turun atau naiknya berat badan terlalu cepat o Berat badan rendah o Obesitas.  Karena kelainan hormonal seperti: o Masalah kelenjar tiroid o Masalah kelenjar hipofisis o Masalah kelenjar adrenal o Sindrom ovarium polikistik.
  • 27. Kelainan hormonal bisa menunda atau mencegah indung telur untuk melepaskan sel telur. Gejala yang menunjukkan adanya kelainan hormonal meliputi:  Turun atau naiknya berat badan tanpa alasan yang jelas  Merasa kelelahan tanpa sebab  Rambut tumbuh berlebihan atau rambut rontok  Jerawat  Kista ovarium. Kista pada ovarium dapat menyebabkan nyeri panggul dan mengganggu kenormalan proses ovulasi.  Jaringan parut di saluran tuba. Jaringan parut akan mencegah kehamilan dengan mencegah atau menghentikan telur dalam perjalanannya ke rahim. Kerusakan ini dapat disebabkan karena:  Operasi/pembedahan sebelumnya  Kehamilan ektopik sebelumnya  Endometriosis  Penyakit radang panggul (Pelvic inflammatory disease/PID). PID adalah infeksi bakteri di panggul yang seringkali menimbulkan luka, bahkan kerusakan hingga memblokir saluran tuba  Kelainan pada bentuk atau lapisan rahim. Tumor fibroid atau polip rahim kadang-kadang mengakibatkan:  Perdarahan menstruasi berat  Nyeri panggul  Pembesaran rahim. Jaringan parut dapat berkembang dalam rahim akibat komplikasi dari:  Infeksi rahim  Keguguran  Aborsi  Prosedur bedah seperti dilatasi dan kuretase. Jaringan parut dapat menyebabkan periode menstruasi yang lama atau bahkan menghentikannya. Pencegahan: Berikut ini cara mengoptimalkan peluang untuk hamil dengan beberapa cara:  Olahraga moderat. Tidak berolahraga akan menyebabkan periode menstruasi yang panjang atau bahkan tidak terjadi.
  • 28.  Hindari kelebihan berat badan. Indeks Massa Tubuh (IMT) yang optimal adalah mulai dari 20 dan dibawah 27.  Hindari alkohol, rokok dan obat-obatan.  Hindari mengonsumsi kafein terlalu banyak. Jangan minum lebih dari satu cangkir kopi setiap hari.  Tanyakan kembali obat-obat yang Anda konsumsi dengan dokter. Beberapa jenis obat bisa mempengaruhi kemampuan Anda untuk hamil atau bisa mempengaruhi kehamilan normal.  Diet kesuburan. Diet kesuburan berikut ini dinilai akan membantu meningkatkan kesuburan: o Hindari lemak trans (periksa pada setiap label makanan) o Makan kacang-kacangan atau protein nabati lebih banyak o Konsumsi gandum o Hindari minuman soda o Minum susu setiap hari. Pengobatan: Kemandulan dapat diobati dengan obat, pembedahan dan inseminasi serta bayi tabung. Pada beberapa keadaan semua cara tersebut akan digabung. Sepertiga dari pasangan mandul akan dapat memiliki anak setelah diobati dengan baik dan tepat. Sebagian besar kasus kemandulan ditangani dengan obat obatan dan pembedahan. Seorang dokter akan melakukan tindakan berdasarkan pada :  Hasil tes kesuburan.  Umur dari pasangan mandul.  Kondisi kesehatan pasangan secara umum.  Keinginan pasien. Pada laki laki yang mandul, dokter akan melakukan langkah berikut :  Masalah seksual. Jika seorang laki laki mengalami disfungsi ereksi atau ejakulasi dini, dokter sedapat mungkin akan mengatasi masalah ini dulu sebelum melakukan tindakan selanjutnya.  Sel sperma yang terlalu sedikit. Jika seorang laki laki memproduksi sperma yang terlalu sedikit maka pembedahanlah yang dapat menyelesaikan masalahnya. Antiobiotika kadang diperlukan untuk mengatasi infeksi yang mengakibatkan masalah produksi sperma. Di pasaran, banyak sekali macam obat yang dapat digunakan mengatasi masalah ovulasi pada perempuan. Sangatlah penting bagi anda untuk selalu berkonsultasi dengan dokter dalam memilih obat tersebut.
  • 29. Anda harus paham resiko, keuntungan dan efek samping dari obat tersebut. Dokter juga dapat melakukan pembedahan untuk mengatasi penyebab kemandulan pada perempuan. Masalah pada ovarium, saluran tuba dan rahim terkadang dapat diatasi dengan cara ini. Inseminasi intra uterine saat ini sudah banyak dipakai oleh para dokter dalam menangani pasien dengan kemandulan. Caranya adalah dengan menyuntikan sel sperma pilihan ke dalam rahim. Sebelum dilakukan tindakan sang perempuan terlebih dahulu diberikan obat perangsang ovulasi. Inseminasi dilakukan jika :  Masalah kemandulan pada laki laki ringan.  Perempuan yang bermasalah dengan lendir serviks yang menyebabkan mandul.  Kemandulan yang tidak ditemukan penyebabnya. 10. Gangguan Menstruasi Pengertian: Gangguan haid adalah perdarahan haid yang tidak normal dalam hal : panjang siklus haid, lama haid, dan jumlah darah haid. Melibatkan hipotalamus, hipofisis, ovarium dan endometrium. Fisiologi haid normal:  Berlangsung antara 25-35 hari atau 21-31 hari  Estrogen dihasilkan oleh follikel dan korpus luteum  Peningkatan Estrogen pada midsiklus → lonjakan LH → ovulasi  Peningkatan dihasilkan hanya oleh korpus luteum  Korpus luteum ada hanya jika terjadi ovulasi  Umur korpus luteum ±10-14 hr  Fase luteal atau fase sekresi ±14 hr (hampir selalu tetap)  Fase folikulogenesis atau Fase proliferasi variasi antara 7-21hr Klasifikasi: Klasifikasi gangguan haid, digolongkan dalam :  Kelainan panjang siklus (N=21-35hr):  Polimenore (sering) jika haid terjadi kurang 21 hari  Oligomenore (jarang) jika haid terjadi lebih dari 35 hari  Amenore (tidak haid)→ jika haid tidak terjadi selama 3 bln berturut turut  Kelainan banyaknya haid (Normalnya darah haid = ±80ml):  Hipermenore (banyak) jika darah haid lebih 80ml
  • 30.  Hipomenore (sedikit) jika darah haid kurang dari 80ml  Kelainan lama haid (Normalnya lama haid 3 – 7 hari):  Menoragi (memanjang) jika lama haid lebih 7 hari  Brakimenore (memendek) jika lama haid kurang dari 3 hari  Metroragi (jika haid terjadi diluar siklus normal)  Perdarahan bercak:  Premenstrual spotting  Postmenstrual spotting  Perdarahan uterus disfungsional  Gangguan lain berhubungan dengan haid :  Metroragi (haid diluar siklus)  Dismenore (nyeri bila haid)  Premenstrual tension (ketegangan haid) Kelainan panjang siklus haid:  Poliminore : Polimenore adalah panjang siklus haid kurang dari 21 hari (normal 21-35). Keadaan polimenore bisanya terjadi pada siklus ovulatoar maupun pada siklus anovulatoar.  Kausa : · Anovulasi karena gangguan hormonal · Insufisiensi korpus luteum (fase luteal memendek) · Fase folikuler memendek -Penanganan: a) Pada kausa anovulasi diberikan induksi ovulasi b) Pada insufisiensi korpus luteum diberikan progesteron pada hr 16-25 c) Pada fase folikuler pendek diberikan estrogen pada hari 3-8  Oligomenore : Oligomenore adalah panjang siklus haid lebih dari 35 hari (normal 21-35 hari) dan kurang dari 3 bulan. Keadaan oligomenore umumnya adalah siklus ovulator sehingga fertilitas tidak terganggu.  Kausa : · Fase folikuler memanjang · Fase sekresi memanjang -Penanganan : a)Tidak diberikan pengobatan jika tipe perdarahan teratur b)Indukasi ovulasi diberikan jika tipe perdarahan memanjang Macam-macam gangguan pada waktu haid: 1. Amenorea Amenorea adalah keadaaan tidak terjadinya haid pada seorang wanita. Hal tersebut normal terjadi pada masa sebelum pubertas, kehamilan dan menyusui, dan setelah menopause. Amenorea sendiri terbagi dua, yaitu:
  • 31. a. Amenorea primer, yaitu keadaan tidak terjadinya haid pada wanita usia 16 tahun. b. Amenorea sekunder, yaitu tidak terjadinya haid selama 3 siklus (pada kasus oligomenorea/jumlah darah haid sedikit), atau 6 siklus setelah sebelumnya mendapatkan siklus haid biasa.  Penyebab Penyebab tersering dari amenorea primer adalah:  Pubertas terlambat  Kegagalan dari fungsi indung telur  Agenesis uterovaginal (tidak tumbuhnya organ rahim dan vagina)  Gangguan pada susunan saraf pusat  Himen imperforata yang menyebabkan sumbatan keluarnya darah haid, dapat dipikirkan apabila wanita memiliki rahim dan vagina normal Penyebab terbanyak dari amenorea sekunder adalah kehamilan, setelah kehamilan, menyusui, dan penggunaan metode kontrasepsi. Jika sebab-sebab tersebut bisa disingkirkan, maka penyebab lainnya adalah:  Obat-obatan  Stres dan depresi  Nutrisi yang kurang, penurunan berat badan berlebihan, olahraga berlebihan, obesitas  Gangguan hipotalamus dan hipofisis  Gangguan indung telur  Penyakit kronik  Gejala Tanda amenorea adalah tidak didapatkannya haid pada usia 16 tahun, dengan atau tanpa perkembangan seksual sekunder (perkembangan payudara, perkembangan rambut pubis), atau kondisi dimana wanita tersebut tidak mendapatkan haid padahal sebelumnya sudah pernah mendapatkan haid. Gejala lainnya tergantung dari apa yang menyebabkan terjadinya amenorea. 2. Oligomenorea Oligomenorea merupakan suatu keadaan dimana siklus haid memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama. Wanita yang mengalami oligomenorea akan mengalami haid yang lebih jarang daripada biasanya. Namun, jika berhentinya siklus haid berlangsung
  • 32. lebih dari 3 bulan, maka kondisi tersebut dikenal sebagai amenorea sekunder.  Penyebab Oligomenorea biasanya terjadi akibat adanya gangguan keseimbangan hormonal pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium. Gangguan hormon tersebut menyebabkan lamanya siklus haid normal menjadi memanjang, sehingga haid menjadi lebih jarang terjadi. Oligomenorea sering terjadi pada 3-5 tahun pertama setelah haid pertama ataupun beberapa tahun menjelang terjadinya menopause. Oligomenorea yang terjadi pada masa-masa itu merupakan variasi normal yang terjadi karena kurang baiknya koordinasi antara hipotalamus, hipofisis dan ovarium pada awal terjadinya haid pertama dan menjelang terjadinya menopause, sehingga timbul gangguan keseimbangan hormon dalam tubuh. Disamping itu, oligomenorea dapat juga terjadi pada:  Gangguan indung telur, misal : Sindrome Polikistik Ovarium (PCOS)  Stres dan depresi  Sakit kronik  Pasien dengan gangguan makan (seperti anorexia nervosa, bulimia)  Penurunan berat badan berlebihan  Olahraga berlebihan, misal atlit  Adanya tumor yang melepaskan estrogen  Adanya kelainan pada struktur rahim atau serviks yang menghambat pengeluaran darah haid  Penggunaan obat-obatan tertentu Umumnya oligomenorea tidak menyebabkan masalah, namun pada beberapa kasus, dapat menyebabkan gangguan kesuburan. Pemeriksaan ke dokter kandungan harus dilakukan ketika oligomenorea berlangsung lebih dari 3 bulan dan mulai menimbulkan gangguan kesuburan. 3. Polimenorea Ketika seorang wanita mengalami siklus haid yang lebih sering (siklus haid yang lebih singkat dari 21 hari), hal ini dikenal dengan istilah polimenorea. Wanita dengan polimenorea akan mengalami haid hingga dua kali atau lebih dalam sebulan, dengan pola yang teratur dan jumlah perdarahan yang relatif sama atau lebih banyak dari biasanya. Polimenorea harus dapat dibedakan dari metroragia. Metroragia merupakan suatu perdarahan iregular yang terjadi di antara dua waktu haid. Pada metroragia, haid terjadi dalam waktu yang lebih singkat dengan darah yang dikeluarkan lebih sedikit.
  • 33.  Penyebab Timbulnya haid yang lebih sering ini tentunya akan menimbulkan kekhawatiran pada wanita yang mengalaminya. Polimenorea dapat terjadi akibat adanya ketidakseimbangan system hormonal pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium. Ketidak seimbangan hormon tersebut dapat mengakibatkan gangguan pada proses ovulasi (pelepasan sel telur) atau memendeknya waktu yang dibutuhkan untuk berlangsungnya suatu siklus haid normal sehingga didapatkan haid yang lebih sering. Gangguan keseimbangan hormon dapat terjadi pada:  3-5 tahun pertama setelah haid pertama  Beberapa tahun menjelang menopause  Gangguan indung telur  Stress dan depresi  Pasien dengan gangguan makan (seperti anorexia nervosa, bulimia)  Penurunan berat badan berlebihan  Obesitas  Olahraga berlebihan, misal atlit  Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti antikoagulan, aspirin, NSAID, dll Pada umumnya, polimenorea bersifat sementara dan dapat sembuh dengan sendirinya. Penderita polimenorea harus segera dibawa ke dokter jika polimenorea berlangsung terus menerus. Polimenorea yang berlangsung terus menerus dapat menimbulkan gangguan hemodinamik tubuh akibat darah yang keluar terus menerus. Disamping itu, polimenorea dapat juga akan menimbulkan keluhan berupa gangguan kesuburan karena gangguan hormonal pada polimenorea mengakibatkan gangguan ovulasi (proses pelepasan sel telur). Wanita dengan gangguan ovulasi seringkali mengalami kesulitan mendapatkan keturunan. 4. Menoragia atau Hipermenorea Menoragia atau hipermenorea adalah perdarahan haid yang lebih banyak dari normal (lebih dari 80ml/hari) atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari), kadang disertai dengan bekuan darah sewaktu haid. Siklus haid yang normal berlangsung antara 21-35 hari, selama 2-8 hari dengan jumlah darah haid sekitar 25-80 ml/hari.  Gejala Penderita menoragia dapat mengalami beberapa gejala seperti:
  • 34.  Perlu mengganti pembalut hampir setiap jam selama beberapa hari berturut-turut  Perlunya mengganti pembalut di malam hari atau pembalut ganda di malam hari  haid berlangsung lebih dari 7 hari  Darah haid dapat berupa gumpalan-gumpalan darah  Haid yang berlangsung berkepanjangan dengan jumlah darah yang terlalu banyak untuk dikeluarkan setiap harinya dapat menyebabkan tubuh kehilangan terlalu banyak darah sehingga memicu terjadinya anemia. Terdapat tanda-tanda anemia, seperti napas lebih pendek, mudah lelah, pucat, kurang konsentrasi, dll. Penyebab: Timbulnya perdarahan yang berlebihan saat terjadinya haid (menoragia) dapat terjadi akibat beberapa hal, diantaranya: 1. Adanya kelainan organik, seperti:  Infeksi saluran reporduksi  Kelainan koagulasi (pembekuan darah), misal : akibat von willebrand disease, kekurangan protrombin, idiopatik trombositopenia purpura (ITP), dll  Disfungsi organ yang menyebabkan terjadinya menoragia seperti gagal hepar atau gagal ginjal. Penyakit hati kronik dapat menyebabkan gangguan dalam menghasilkan faktor pembekuan darah dan menurunkan hormon estrogen. 1. Kelainan hormon endokrin misal akibat kelainan kelenjar tiroid dan kelenjar adrenal, tumor pituitari, siklus anovulasi, Sindrome Polikistik Ovarium (PCOS), kegemukan, dll 2. Kelainan anatomi rahim seperti adanya mioma uteri, polip endometrium, hiperplasia endometrium, kanker dinding rahim dan lain sebagainya. 3. Latrogenik : misal akibat pemakaian IUD, hormon steroid, obat- obatan kemoterapi, obat-obatan anti-inflamasi dan obat-obatan antikoagulan. 4. Hipomenorea Hipomenorea adalah perdarahan haid yang lebih pendek dan atau lebih kurang dari biasa.  Penyebab
  • 35. Hipomenorea disebabkan oleh karena kesuburan endometrium kurang akibat dari kurang gizi, penyakit menahun maupun gangguan hormonal. 6. Metroragia Metroragia adalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid. Metroragia merupakan suatu perdarahan iregular yang terjadi di antara dua waktu haid. Pada metroragia, haid terjadi dalam waktu yang lebih singkat dengan darah yang dikeluarkan lebih sedikit. Metroragia tidak ada hubungannya dengan haid, namun keadaan ini sering dianggap oleh wanita sebagai haid walaupun hanya berupa bercak.  Klasifikasi 1. Metroragia oleh karena adanya kehamilan, seperti abortus, kehamilan ektopik. 2. Metroragia diluar kehamilan  Penyebab 1. Metroragia diluar kehamilan dapat disebabkan oleh luka yang tidak sembuh, carcinoma corpus uteri, carcinoma cervicitis, peradangan dari haemorrhagis (seperti kolpitis haemorrhagia, endometritis haemorrhagia), hormonal. 2. Perdarahan fungsional:  Perdarahan Anovulatoar, disebabkan oleh psikis, neurogen, hypofiser, ovarial (tumor atau ovarium yang polikistik) dan kelainan gizi, metabolik, penyakit akut maupun kronis.  Perdarahan Ovulatoar, akibat korpus luteum persisten, kelainan pelepasan endometrium, hipertensi, kelainan darah dan penyakit akut ataupun kronis. Gangguan lain yang ada hubungan dengan haid: Pre Menstrual Tension (Ketegangan Pra Haid) Ketegangan sebelum haid terjadi beberapa hari sebelum hari sebelum haid bahkan sampai menstruasi berlangsung. Terjadi karena ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesterone menjelang menstruasi. Pre menstrual tension terjadi pada umur 30-40 tahun. Gejala klinik dari pre menstrual tension adalah gangguan emosional, gelisah, susah tidur, perut kembung, mual muntah, payudara tegang dan sakit terkadang merasa tertekan.
  • 36.  Terapi Olahraga, perubahan diet (tanpa garam, kopi dan alkohol), mengurangi stress, konsumsi antidepressan bila perlu, menekan fungsi ovulasi dengan kontrasepsi oral, progestin, konsultasi dengan tenaga ahli, KIEM untuk pemeriksaan lebih lanjut.  Mastodinia atau Mastalgi adalah rasa tegang pada payudara menjelang haid.  Sebab-sebab: Disebabkan oleh dominasi hormon estrogen, sehingga terjadi retensi air dan garam yang disertai hyperemia didaerah payudara.  Mittelschmerz (rasa nyeri pada ovulasi) adalah rasa sakit yang timbul pada wanita saat ovulasi, berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari di pertengahan siklus menstruasi.  Penyebab: Hal ini terjadi karena pecahnya folikel Graff. Lamanya bisa beberapa jam bahkan sampai 2-3 hari. Terkadang Mittelschmerz diikuti oleh perdarahan yang berasal dari proses ovulasi dengan gejala klinis seperti kehamilan ektopik yang pecah. Pencegahan: Beberapa pencegahan yang dilakukan saat mendekati tanggal haid : 1. Mencegah stres 2. Pola makan teratur 3. Jangan makan yg asem-asem dan pedes 4. Jangan kecapean/istirahat teratur 5. Yang paling mempengaruhi, tidur cukup Pengobatan secara herbal: Alternatif mengatasi gangguan menstruasi dengan cara alami adalah: 30 gram temu lawak (diiris-iris)+ 15 gram bunga mawar merah + 15 gram daun dewa + 10 gram umbi teki kering, semua dicuci bersih dan direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring, airnya diminum 2 kali sehari. 11. Kanker Serviks Pengertian: Kanker serviks merupakan salah satu penyakit kanker yang paling banyak ditakuti kaum wanita. Berdasarkan data yang ada, dari sekian banyak penderita kanker di Indonesia, penderita kanker serviks mencapai sepertiga nya. Dan dari data WHO tercatat, setiap tahun ribuan wanita
  • 37. meninggal karena penyakit kanker serviks ini dan merupakan jenis kanker yang menempati peringkat teratas sebagai penyebab kematian wanita dunia. Kanker serviks menyerang pada bagian organ reproduksi kaum wanita, tepatnya di daerah leher rahim atau pintu masuk ke daerah rahim yaitu bagian yang sempit di bagian bawah antara kemaluan wanita dan rahim. Penyebab: Faktor keturunan merupakan penyebab kanker serviks yang harus diwaspadai. Seperti penyakit kanker-kanker yang lain, kanker serviks juga bisa diturunkan pada generasi keluarga selanjutnya. Bila seorang ibu pernah mengalami kanker serviks dan melahirkan seorang anak, maka anak tersebut memiliki resiko terkena kanker serviks serupa lebih tinggi daripada wanita lain. Penyebab kanker serviks lainnya yang paling banyak adalah karena Human Papilloma Virus (HPV), yang menyerang sel-sel kulit kelamin. Beberapa infeksi kulit karena virus ini bisa sembuh karena daya tahan tubuh yang tinggi, namun bila terkena virus HPV ganas, tentu hal ini tidak bisa diatasi begitu saja dengan kekebalan alami tubuh. Penyebab kanker serviks lainnya adalah penggunaan obat-obatan kontrasepsi seperti pil KB dapat meningkatkan resiko seorang wanita terkena penyakit kanker serviks ini. Untuk itu, jika ingin menunda kehamilan, bicarakan solusi tepat dengan seorang dokter ahli agar usaha penundaan kehamilan tidak berakibat buruk pada kesehatan. Kanker serviks juga bisa disebabakan seorang wanita yang hamil dan melahirkan saat ia masih berusia dini, atau di bawah 17 tahun. Sebab, mereka sangat beresiko tinggi untuk terkena penyakit kanker serviks. Selain itu, diet juga merupakan salah satu yang bisa menyebabkan seorang wanita beresiko tinggi terkena kanker serviks, khususnya kanker serviks. Diet yang salah adalah diet yang tidak memperhatikan gizi, kurang konsumsi buah dan sayur yang dipercaya memiliki zat anti kanker yang sangat bagus bagi tubuh. Selain itu menjaga kebersihan alat kelamin merupakan hal yang sangat mutlak bagi seorang wanita. Bakteri apapun bisa merugikan kesehatan wanita dan mampu meningkatkan resiko terkena kanker serviks. Cara mudah untuk menjaga kebersihan daerah kewanitaan adalah dengan rutin mengganti celana dalam, minimal dua kali sehari. Selain itu, penyebab kanker serviks juga ada pada rokok yang memang sumber segala zat racun. Zat-zat racun tersebut memang kebanyakan menyerang organ pernafasan seperti paru-paru, tapi zat-zat berbahaya ini juga bisa sampai ke serviks atau mulut rahim bila dibawa oleh aliran darah. Gejala:
  • 38. 1. Pendarahan abnormal pada vagina = Ini adalah gejala yang paling umum. Perempuan harus menyadari menstruasi mereka, pendarahan setelah hubungan seksual, bercak di antara periode menstruasi. Sebuah perdarahan vagina yang abnormal dan tiba-tiba tanpa alasan. Kondisi ini anda harus segera periksa kesehatan ke klinik terdekat agar mengobati kanker rahim tidak terlambat lagi. 2. Nyeri panggul = nyeri panggul tidak berhubungan dengan kondisi lain, menstruasi, atau aktivitas fisik bisa menjadi gejala kanker serviks 3. Keputihan = Ketika Anda mengamati bahwa Anda memiliki keputihan yang tidak biasa dan sering, mungkin menjadi salah satu gejala kanker. Ini merupakan gejala umum yang berkaitan dengan kondisi perempuan. 4. Peningkatan frekuensi kencing = Bila Anda sering buang air kecil, terutama jika Anda tidak hamil maka mungkin ada kemungkinan bahwa Anda memiliki kanker serviks. 5. Kesulitan dalam buang air kecil = Ketika ada rasa sakit atau kesulitan saat buang air kecil, saatnya anda pergi kedokter dan check up. Ini mungkin juga merupakan gejala ISK (Infeksi Saluran Kemih) tetapi untuk memastikan, mencari info dari dokter untuk segera ditangani. 6. Nyeri selama hubungan seksual = Bila Anda merasa sakit yang tidak diinginkan selama hubungan seksual, Anda mungkin menderita kanker serviks. 7. Gangguan Pencernaan = Ketika Anda mengalami sembelit kronis dan merasa benjolan bahkan rasa sakit saat anda buang air besar. 8. Kehilangan nafsu makan = penurunan mendadak nafsu makan juga dapat menjadi tanda kanker serviks. 9. Kelelahan = Bahkan ketika Anda beristirahat tapi Anda masih merasa stres dan merasa lelah sepanjang waktu, kemungkinan ini tanda dari kanker serviks. Pencegahan: Berikut adalah beberapa hal yang bisa mencegah kanker serviks dari:  Tes Papsmear Secara Teratur Melakukan tes papsmear secara teratur akan membantu Anda mengetahui risiko terkena kanker serviks. Selain itu, dengan melakukan papsmear secara teratur, ketika kanker serviks muncul akan segera diketahui dan ditangani, sehingga tingkat keselamatan masih cukup tinggi.  Vaksin HPV Melakukan vaksin HPV untuk mencegah infeksi HPV yang menyebabkan kanker serviks juga baik dilakukan. Vaksin HPV diketahui sebagai cara paling efektif untuk mencegah kanker serviks. Namun
  • 39. melakukan vaksin saja tak cukup, Anda juga harus menjaga kesehatan diri sendiri.  Tidak berganti-ganti pasangan Salah satu faktor penyebab munculnya kanker serviks adalah melalui infeksi HPV yang ditularkan saat berhubungan seksual. Risiko ini semakin tinggi ketika seseorang sering berganti-ganti pasangan. Terutama mereka yang tak mengetahui ketika pasangan memiliki virus HPV. Untuk itu, setialah pada satu orang dan jangan lakukan hubungan seksual dengan orang lain, selain pasangan Anda.  Tak terlalu aktif secara seksual di usia muda Ada baiknya wanita menunggu untuk melakukan hubungan seksual dan aktif secara seksual. Penelitian mengungkap bahwa wanita yang telah aktif secara seksual di usia yang terlalu muda memiliki risiko terkena kanker serviks yang lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang menunggu untuk aktif secara seksual di usia yang lebih tua.  Gaya hidup sehat Melakukan gaya hidup sehat seperti tidak merokok, rajin olahraga, dan mengonsumsi makanan-makanan bernutrisi juga penting untuk mencegah kanker serviks. Penelitian menunjukkan bahwa perokok wanita memiliki resiko dua kali lebih besar untuk terkena kanker serviks. Pengobatan: Adapun cara pengobatan yang dapat dilakukan yaitu dengan : 1) Operasi pengangkatan Operasi pengangkatan rahim dan uterus (kandungan) dikenal dengan istilah histerektomi yaitu dengan melakukan pengangkatan rahim penderita yang dilakukan pada bagian rahim vagina dan jaringan parametrium, kemudian dilakukan pembersihan bilaterial kelenjar getah bening pada panggul. Ada 4 jenis tingkatan histerektomi: a. Histerektomi parsial (subtotal). Operasi pengangkatan yang dilakukan hanya pada rahim. Dengan operasi ini penderita kemungkinan menderita kanker rahim masih besar oleh karena itu disarankan melakukan pemeriksaan rutin. b. Histerektomi total. Operasi pengangkatan rahim dan mulut rahim. Pada operasi ini tidak melakukan pengangkatan tuba falopi dan ovarium. c. Histerektomi total dan salpingo-ooforektomi bilateral. Operasi pengangkatan rahim, serviks, tuba falopi dan ovarium. d. Histerektomi radikal. Operasi pengangkatan rahim, kelenjar getah bening, serviks, bagian atas vagina dan jaringan dalam panggul
  • 40. diangkat. Operasi pengangkatan (histerektomi) dapat melalui perut dan alat kewanitaan (vagina). Histerektomi melalui vagina cenderung lebih beresiko kecil dan cepat pulih . Cara pengobatan melalui histerektomi sering dilakukan karena memiliki keunggulan yaitu membersihkan lesi kanker dan pengobatan yang lebih cepat. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan akan mengalami gangguan pada buang air kecil dan pengangkatan yang luas. 2) Radioterapi Radioterapi adalah cara paling sering dilakukan untuk pengobatan kanker serviks. Radioterapi juga sangat cocok untuk segala kanker serviks di awal dan lanjut stadium. Radioterapi sendiri adalah penggunaan radiasai pengion yang diberikan pada penderita kankers dengan mematikan sel kanker sesuai dosis pada volume tumor. Radiasi akan merusak sel kanker dan menghambat pembelahan sel. Pemberian radiasi pada penderita kanker serviks disesuaikan dengan ukuran, luas, tipe dan stadium tumor. Meskipun dianggap sebagai pengobatan kanker serviks yang sangat baik akan tetapi memiliki efek samping pada perubahan tubuh yaitu kulit, rambut. Gangguan yang mungkin terjadi adalah infeksi kandung kemih. Radioterapi dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan tingkatan stadium kanker serviks, yaitu: 1. Radioterapi seluruh panggul (whole pelvis) 2. Radioterapi karsinoma serviks uteri pasca wertheim 3. Radioterapi brachiterapi 3) Radiopartikel Teknologi pengobatan yang ditujukan menghambat perkembangan sel kanker dan tidak menggangu kegiatan sehari-hari. Radioterapi menggunakan biji partikel seluas 1,7 cm yang kemudian akan memancarkan sinar gamma dan tidak menghancurkan sel-sel tubuh lain. Pengobatan ini diharapkan dapat meminimalisir terjadinya kegagalan. Cara diatas adalah cara yang umum digunakan untuk pengobatan kanker serviks selain pengobatan kolaborasi medis barat-timur, kemoterap dan lain-lain. Penderita kanker serviks diharapkan tidak putus asa karena dalam perkembangan teknologi saat ini banyak sekali menemukan teknik penyembuhan yang bisa membantu meminimalisir kerugian kanker serviks. 12. Sifilis Pengertian: Sifilis merupakan penyakit sistemik kompleks dengan berbagai manofestasi klinik yang disebabkan oleh Treponema pallidum. Penyakit ini
  • 41. bisa menular melalui hubungan seksual, baik vaginal, rektum, anal, maupun oral dan berbeda dengan penyakit infeksi lainnya. Sifilis tidak menular melalui peralatan makan, tempat dudukan toilet, knop pintu, kolam renang, dan tukar-menukar pakaian. Sifilis jarang didiagnosis dengan mengisolasi dan mengenali organisme penyebabnya. Diagnosis ditegakkan dengan metode yang kurang peka, yaitu pemeriksaan mikroskop lapangan gelap direk dan berdasarkan temuan klinik, serologi, dan epidemiologi. Jenis:  Primer Sipilis primer umumnya diperoleh dari kontak seksual secara langsung dengan orang yang terinfeksi ke orang lain. Sekitar 3 sampai 90 hari setelah awal kedapatan (rata-rata 21 hari) luka di kulit dinamakan chancre, tampak pada saat kontak. Lesi ini biasanya (40 % dari waktu) tunggal, kokoh, tanpa rasa sakit, pemborokan kulit tanpa rasa gatal dengan dasar yang bersih serta berbatasan tajam antara ukuran 0,3 dan 3,0 cm. Walau bagaimanapun luka bisa dikeluarkan hampir dalam bentuk apapun. Pada bentuk yang umum, luka baerkembang dari macule ke papule dan akhirnya ke erosion atau ulcer.Kadang-kadang, lesi ganda mungkin muncul (~40%). Lesi ganda lebih umum ketika koinfeksi dengan HIV. Lesi mungkin nyeri atau perih (30%), dan bisa terjadi di luar kelamin (2–7%). Letak paling umum pada wanita adalah di cervix (44%), penis laki-laki heteroseksual (99%), dan anal serta rektal umumnya secara relatif (laki- laki yang berhubungan seks dengan laki-laki) (34%). Pelebaran nodus limfa;(80%) sering kali terjadi di sekitar daerah infeksi, terjadi selama 10 hari setelah pembentukan tukak. Lesi dapat bertahan selama tiga hingga enam minggu tanpa pengobatan.  Sekunder Sipilis sekunder seringnya terjadi empat sampai sepuluh minggu setelah infeksi primer. Sementara penyakit sekunder dapat dikenal dalam berbagai cara secara nyata, gejala-gejala paling umum berkaitan dengan kulit, selaput lendir, dan nodus limfa. Di sana mungkin terdapat kesamaan, kemerah-merahan-pink, ruam yang tidak gatal pada batang dan ekstrim, termasuk pada telapak tangan dan soles. Ruam bisa menjadi makulopapular atau pustular. Itu bisa berbentuk datar, lebar, keputih-putihan, lesi mirip kutil dikenal sebagai kondiloma latum pada selaput lendir. Semua dari endapan bakteri lesi terinfeksi. Gejala lain termasuk demam, sakit tenggorokan, malaise, berat badan turun, rambut rontok, dan sakit kepala. Jenis penyakit lainnya yang jarang terjadi termasuk
  • 42. hepatitis, ginjal penyakit, radang sendi, periostitis , optik neuritis, uveitis, dan interstitial keratitis. Gejala akut biasanya diatasi setelah tiga hingga enam minggu; namun sekitar 25% orang bisa kambuh gejala sekunder. Banyak orang yang mengalami sipilis sekunder (40-85% dari wanita, 20-65% dari laki-laki) tidak melaporkan mengalami chancre dari sipilis primer sebelumnya.  Laten Sifilis laten didefinisikan seperti mengalami bukti serologis dari infeksi tanpa gejala-gejala dari penyakit. Penyakit ini dijelaskan lebih lanjut sebagai lebih awal (kurang dari 1 tahun setelah sifilis sekunder) atau akhir (lebih dari 1 tahun setelah sifilis sekunder) di Amerika serikat. Amerika serikat memanfaakkan memotong dari dua tahun dini dan akhir sifilis laten. Awal sifilis laten bisa mempunyai gejala- gejala kambuh. Akhir sifilis laten adalah asimptomatik, dan tidak menular seperti awal sifilis laten.  Tersier Sipilis tersier bisa terjadi kira-kira 3 hingga 15 tahun setelah infeksi awal, dan bisa dibagi kedalam tiga bentuk berbeda; sipilis gummatous (15%), akhir neurosipilis (6.5%),dan kardiovaskular sipilis (10%). Tanpa pengobatan, ketiga dari orang yang terinfeksi berkembang ke penyakit tersier. Orang dengan sipilis tersier adalah bukan penular. Sipilis gummatous atau sipilis akhir benign biasanya terjadi 1 hingga 46 tahun setelah infeksi awal, dengan rata-rata 15 tahun. Fase ini ditandai oleh pembentukan gumma kronik, yang lembut,mirip peradangan bola tumor yang bisa bermacam-macam dan sangat signifikan bentuknya gumma umumnya mempengaruhi kulit, tulang, dan liver, tetapi bisa terjadi dimanapun. Neurosipilis merujuk pada infeksi yang melibatkan sistem saraf pusat yang bisa terjadi dini, menjadi tak bergajala atau dalam bentuk dari meningitis sipilistik yang berhubungan dengan keseimbangan yang lemah dan nyeri kilat pada ekstrimitas lebih rendah. Akhir neurosipilis umumnya terjadi 4 hingga 25 tahun setelah infeksi awal. Siflis meningovaskular umumnya muncul dengan apati dan sawan, serta telah umum dengan demensia dan dorsalis. Juga di sana mungkin terdapat pupil Argyll Robertson, tempat pupil kecil bilateral menyempit ketika orang fokus pada objek dekat, tapi tidak menyempit ketika terkena cahaya terang. Sipilis kardiovaskular biasanya terjadi 10-30 tahun setelah infeksi awal. Komplikasi yang paling umum adalah syphilitic aortitis, yang dapat mengakibatkan pembentukan aneurisme.
  • 43. Sipilis kogenital bawaan sejak lahir dapat terjadi selama kehamilan atau selama kelahiran. Dua dari tiga bayi sipilis lahir tanpa gejala. Gejala umum yang kemudian berkembang dari kehidupan beberapa tahun pertama meliputi: hepatosplenomegali (70%), ruam (70%), demam (40%), neurosyphilis (20%), dan pneumonitis (20%). Jika terobati sipilis kongenital tahap akhir dapat terjadi di 40% meliputi: hidung, pelana Penyebab: Treponema pallidum merupakan bakteri penyebab sifilis, bakteri ini umumnya menginfeksi melalui kontak seksual langsung, masuk ke dalam tubuh inang melalui celah di antara sel epitel. Organisme ini juga dapat ditularkan kepada janin melalui jalur transplasental selama masa- masa akhir kehamilan. Struktur tubuhnya yang berupa heliks memungkinkan Treponema pallidum bergerak dengan pola gerakan yang khas untuk bergerak di dalam medium kental seperti lendir (mucus). Dengan demikian organisme ini dapat mengakses sistem peredaran darah dan getah bening inang melalui jaringan dan membran mukosa. Struktur bakteri Treponema pallidum identik dengan struktur Treponema secara umum, hanya kandungannya lebih jelas diketahui. Susunan Treponema pallidum (bobot kering) kira-kira adalah 70% protein, 20% lipid,dan 5% karbohidrat. Kandungan lipidnya relative tinggi untuk bakteri. Dari lipid total, 68% adalah fosfolipid (terutama fosfatidilkolin, sfingomiolin, serta kardiolipin) dan 32% merupakan lipid netral (terutama kolesterol). Penyakit kelamin sifilis dapat menyebabkan efek serius seperti kerusakan sistem saraf, jantung, atau otak. Sifilis yang tak terawat dapat berakibat fatal. Orang yang memiliki kemungkinan terkena sifilis atau menemukan pasangan seks-nya mungkin terkena sifilis dianjurkan untuk segera diobati atau menemui dokter secepat mungkin. Cara penularan: Ditularkan melalui hubungan badan, atau bayi yang lahir dari perempuan yang terinfeksi bisa dilahirkan dengan penyakit sifilis bawaan. Gejala: Gejala penyakit sifilis berlangsung 3-4 minggu, kadang-kadang sampai 13 minggu. Kemudian timbul benjolan di sekitar alat kelamin. Kadang-kadang disertai pusing-pusing dan nyeri tulang seperti flu, yang akan hilang sendiri tanpa diobati. Ada bercak kemerahan pada tubuh sekitar 6-12 minggu setelah hubungan seks. Gejala ini akan hilang dengan sendirinya dan seringkali penderita tidak memperhatikan hal ini.
  • 44. Selama 2-3 tahun pertama penyakit ini tidak menunjukkan gejala apa-apa, atau disebut masa laten. Setelah 5-10 tahun penyakit sifilis akan menyerang susunan syaraf otak, pembuluh darah dan jantung. Pada perempuan hamil sifilis dapat ditularkan kepada bayi yang dikandungnya dan bisa lahir dengan kerusakan kulit, hati, limpa dan keterbelakangan mental.  Gejala yang mungkin terjadi pada wanita, yang terurai dalam empat stadium berbeda, yaitu:  Stadium satu. Stadium ini ditandai oleh munculnya luka yang kemerahan dan basah di daerah vagina, poros usus atau mulut. Luka ini disebut dengan chancre, dan muncul di tempat spirochaeta masuk ke tubuh seseorang untuk pertama kalinya. Pembengkakan kelenjar getah bening juga ditemukan selama stadium ini. Setelah beberapa minggu, chancre tersebut akan menghilang. Stadium ini merupakan stadium yang sangat menular.  Stadium dua. Kalau sifilis stadium satu tidak diobati, biasanya para penderita akan mengalami ruam, khususnya di telapak kaki dan tangan. Mereka juga dapat menemukan adanya luka-luka di bibir, mulut, tenggorokan, vagina dan dubur. Gejala-gejala yang mirip dengan flu, seperti demam dan pegal-pegal, mungkin juga dialami pada stadium ini. Stadium ini biasanya berlangsung selama satu sampai dua minggu.  Stadium tiga. Kalau sifilis stadium dua masih juga belum diobati, para penderitanya akan mengalami apa yang disebut dengan sifilis laten. Hal ini berarti bahwa semua gejala penyakit akan menghilang, namun penyakit tersebut sesungguhnya masih bersarang dalam tubuh, dan bakteri penyebabnya pun masih bergerak di seluruh tubuh. Sifilis laten ini dapat berlangsung hingga bertahun-tahun lamanya.  Stadium empat. Penyakit ini akhirnya dikenal sebagai sifilis tersier. Pada stadium ini, spirochaeta telah menyebar ke seluruh tubuh dan dapat merusak otak, jantung, batang otak dan tulang.  Sedangkan pada lelaki yang telah tertular oleh sifilis memiliki gejala- gejala yang mirip dengan apa yang dialami oleh seorang penderita wanita. Perbedaan utamanya ialah bahwa pada tahap pertama, chancre tersebut akan muncul di daerah penis. Dan pada tahap kedua, akan muncul luka-luka di daerah penis, mulut, tenggorokan dan dubur.
  • 45. Orang yang telah tertular oleh spirochaeta penyebab sifilis dapat menemukan adanya chancre setelah tiga hari – tiga bulan bakteri tersebut masuk ke dalam tubuh. Kalau sifilis stadium satu ini tidak diobati, tahap kedua penyakit ini dapat muncul kapan saja, mulai dari tiga sampai enam minggu setelah timbulnya chancre. Pencegahan:  Berhenti melakukan kontak seksual dalam jangka waktu lama  Memiliki satu pasangan tetap untuk melakukan hubungan seksual  Menghindari Alkohol dan obat-obat terlarang  Membicarakan secara terbuka mengenai riwayat penyakit kelamin yang dialami bersama pasangan  Biasakan menggunakan kondom bila harus berhubungan seksual dengan orang yang tidak dikenal Perawatan:  Infeksi dini Pilihan perawatan pertama bagi sifilis rumit tetap satu dosis intramuskular penisilin G atau satu dosis oral azitromisin. Doksisiklin dan tetrasiklin adalah pilihan lainnya. Namun, karena terdapat risiko kelainan pada janin dosisiklin dan tetrasiklin tidak direkomendasikan untuk wanita hamil. Resistensi terhadap antibiotik telah berkembang pada sejumlah agen, termasuk makrolid, klindamisin, dan rifampin. Ceftriakson, generasi ketiga sefalosporin antibiotik, mungkin saja seefektif perawatan berbasis penisilin. Azitromisin termasuk dalam jenis antibiotik Macrolides, dimana obat generiknya tersedia di Indonesia. Jika satu dosis/cure belum sembuh, maka ada baiknya dilakukan tes resistensi antibiotik (kultur) untuk mengetahui jenis antibiotik apa yang masih mempan, tetapi untuk melakukan kultur perlu mencari laboratorium klinik yang melakukan tes dengan cukup lengkap, caranya dengan bertanya apakah laboratorium klinik tersebut mengetes azitromisin atau tidak, jika mengetes, maka laboratorium klinik tersebut biasanya juga akan mengetes antibiotik lainnya yang diperkirakan mempan untuk bakteri gram positip seperti sifilis, misalnya erytromisin yang juga termasuk antibiotik jenis macrolides dan mengetes pula moxyfloxasin dan levofloxasin yang termasuk jenis antibiotik Quinolones atau sejenis dengan ciprofloxasin, tetapi cipro seringkali sudah resisten (tidak mempan).  Infeksi akhir Bagi neurosifilis, akibat penetrasi yang lemah dari penisilin G ke dalam sistem saraf pusat, mereka yang terkena dampak direkomendasikan
  • 46. untuk diberikan penisilin intravena dosis tinggi minimal untuk 10 hari. Jika orang mengalami alergi, ceftriakson bisa digunakan atau desensitisasi penisilin dapat dicoba. Kemunculan akhir lain dapat diobati dengan penisilin G intramuskular sekali seminggu selama tiga minggu. Jika alergi, seperti pada kasus awal penyakit, doksisiklin atau tetrasiklin dapat digunakan, sekalipun untuk jangka waktu lebih lama. Perawatan pada fase ini membatasi perkembangan lebih lanjut, tetapi hanya mempunyai efek relatif kecil pada kerusakan yang sudah terjadi.  Reaksi Jarisch-Herxheimer Satu efek samping yang dapat terjadi akibat pengobatan ini adalah reaksi Jarisch-Herxheimer. Reaksi Jarisch- Herxheimer seringkali dimulai setelah satu jam dan bertahan selama 24 jam, dengan gejala demam, nyeri otot, sakit kepala, dan takikardia. Takikardia disebabkan oleh sitokin yang dikeluarkan oleh sistem kekebalan tubuh sebagai respons terhadap lipoprotein yang dikeluarkan dari bakteri sifilis yang pecah. 13. Kondiloma Akuminata Pengertian: Beberapa manifestasi paling umum dari infeksi Human Papilloma Virus (HPV) pada kelamin yaitu Kondiloma Akuminata dan Papulosis Bowenoid. Penyakit ini paling sulit didiagnosis oleh ahli kulit, dokter kandungan, ginekolog dan urolog. Kondiloma akuminata merupakan salah satu manifestasi klinis yang disebabkan oleh infeksi Human Papillomavirus Virus (HPV), paling sering ditemukan di daerah genital dan jarang di selaput lendir. Sering terkait dengan HPV 6 dan 11 dengan masa inkubasi 3 minggu sampai 8 bulan. Cara penularan infeksi biasanya melalui hubungan seksual dengan orang yang telah terinfeksi sebelumnya, penularan ke janin atau bayi dari ibu yang telah terinfeksi sebelumnya dan risiko mengembangkan karsinoma sel skuamosa. Kondiloma akuminata merupakan salah satu manifestasi klinis yang disebabkan oleh infeksi Human Papillomavirus Virus (HPV) terutama disebabkan oleh HPV tipe 6 dan 11. Penyakit ini biasanya asimptomatik dan terdiri dari papilomatous papula atau nodul pada perineum, genitalia dan anus. Ada dua bentuk umum Kondiloma Akuminata, yaitu kondiloma akuminata dan gigantea, yang dikenal sebagai tumor Buschke-Löwenstein. Kondiloma akuminata (kondiloma akuminata, genital warts, kutil kelamin) atau lebih dikenal dengan istilah penyakit Jengger Ayam, mungkin karena bentuknya yang mirip jengger ayam pada kondiloma yang luas, adalah kelainan kulit berbentuk kutil dengan permukaan berlekuk-lekuk
  • 47. mirip jengger ayam yang disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV) tipe tertentu. HPV pertama kali diidentifikasikan pada tahun 1907. Kini, lebih 120 jenis subtipe HPV telah dapat diidentifikasi. Tapi tidak semua tipe dapat menyebabkan kondiloma akuminata. Sekitar 90 % kondiloma akuminata diyakini berhubungan dengan tipe 6 dan tipe 11. Para ahli mencurigai HPV tipe tertentu memiliki kecenderungan onkogenik (potensial menjadi kanker), terutama tipe 16 dan tipe 18. Penyebab: Kondiloma akuminata dapat disebabkan kontak dengan penderita yang terinfeksi HPV. Sampai saat ini dikenal lebih dari 100 macam jenis HPV, yang sering menyebabkan kondiloma akuminata yaitu tipe 6 dan 11. HPV ini masuk melalui mikro lesi pada kulit, biasanya pada daerah kelamin dan melakukan penetrasi pada kulit sehingga menyebabkan abrasi permukaan epitel. Human Papilloma Virus adalah epiteliotropik; yang sifatnya mempunyai afinitas tinggi pada sel-sel epitel. Replikasinya tergantung pada adanya diferensiasi epitel skuamosa. Virus DNA (Deoxyribonucleic Acid) dapat ditemukan pada lapisan terbawah dari epitel. Protein kapsid dan virus infeksius ditemukan pada lapisan superfisial sel-sel yang berdiferensiasi. HPV dapat masuk ke lapisan basal, menyebabkan respon radang. Pada wanita menyebabkan keputihan dan infeksi mikroorganisme. HPV yang masuk ke lapisan basal sel epidermis dapat mengambil alih DNA dan mengalami replikasi yang tidak terkendali. Fase laten virus dimulai dengan tidak adanya tanda dan gejala yang dapat berlangsung sebulan bahkan setahun. Setelah fase laten, produksi virus DNA, kapsid dan partikel dimulai. Sel dari tuan rumah menjadi infeksius dari struktur koilosit atipik dari kondiloma akuminata (morphologic atypical koilocytosis of condiloma acuminate) berkembang.1,2 Lamanya inkubasi sejak pertama kali terpapar virus sekitar 3 minggu sampai 8 bulan atau dapat lebih lama.3 HPV yang masuk ke sel basal epidermis ini dapat menyebabkan nodul kemerahan di sekitar genitalia. Penumpukan nodul merah ini membentuk gambaran seperti bunga kol. Nodul ini bisa pecah dan terbuka sehingga terpajan mikroorganisme dan bisa terjadi penularan karena pelepasan virus bersama epitel.6 HPV yang masuk ke epitel dapat menyebabkan respon radang yang merangsang pelepasan mediator inflamasi yaitu histamin yang dapat menstimulasi saraf perifer. Stimulasi ini menghantarkan pesan gatal ke otak dan timbul impuls elektrokimia sepanjang nervus ke dorsal spinal cord kemudian ke thalamus dan dipersepsikan sebagai rasa gatal di korteks serebri. Pada wanita yang terinfeksi HPV dapat menyebabkan
  • 48. keputihan dan disertai infeksi mikroorganisme yang berbau, gatal dan rasa terbakar sehingga tidak nyaman pada saat melakukan hubungan seksual Gejala dan tanda-tanda fisik: Kebanyakan pasien hanya mengeluhkan adanya lesi, yang dinyatakan tanpa gejala. Jarang terdapat gejala seperti gatal, perdarahan, atau dispaurenia. Lesi sering ditemukan di daerah yang mengalami trauma selama hubungan seksual dan mungkin soliter tetapi sering akan ada 5 sampai 15 lesi dari 1-5 mm diameter. Kutil dapat menyatu menjadi plak yang lebih besar dan ini lebih sering terlihat dengan imunosupresi dan diabetes. Pada pria yang tidak disunat, rongga prepusium (glans penis, sulkus koronal, frenulum) yang paling sering terkena, sementara pria yang telah di disunat biasanya terdapat di batang penis. Kandiloma Akuminata pada pria dapat juga terjadi pada orificium uretra, pubis, skrotum, pangkal paha, perineum, daerah perianal, dan anus. Pada perempuan, lesi dapat terjadi pada labia minora, labia mayora, pubis, klitoris, orificium uretra, perineum, daerah perianal, anus, introitus, vagina, dan ectocervix. Kutil anogenital dapat bervariasi secara signifikan dalam warna, dari merah muda ke salmon merah, putih keabu-abuan sampai coklat (lesi berpigmen). Kondiloma Akuminata umumnya berupa lesi yang tidak berpigmen. Lesi berpigmen sebagian besar dapat terlihat pada labia mayora, pubis, selangkang, perineum, dan daerah perianal. Diagnosa: Dalam beberapa kasus diagnosis kondiloma akuminata sulit ditetapkan, karena langka dan memiliki gambaran klinis yang berbeda- beda. Adapun cara diagnosis yang menjadi poin kunci sebagai berikut:  Periksa dengan cahaya yang baik, sebuah lensa yang mungkin berguna untuk lesi kecil.  Pada pria, selalu periksa meatus, dan memiliki ambang yang rendah untuk memeriksa daerah perianal proktoskopi untuk memeriksa lubang anus. Pada wanita, selalu memeriksa daerah perianal dan melakukan pemeriksaan spekulum untuk membedakan serviks atau lesi pada vagina.
  • 49.  Biopsi tidak diperlukan untuk kutil anogenital yang khas, biopsi harus selalu dilakukan jika ada kecurigaan pra-kanker atau kanker, dan dapat berguna untuk diferensial diagnosis.  Tidak semua lesi papular disebabkan oleh HPV. Selalu mempertimbangkan varian yang normal. Pencegahan: Pencegahan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Pasien wanita harus diberitahu tentang skrining sitologi serviks sesuai dengan pedoman lokal/nasional. Rekomendasi di Inggris adalah bahwa perempuan dengan kondiloma akuminata harus diskrining sesuai dengan pedoman standar. 2. Konseling tentang PMS (Penyakit Menular Seksual) dan pencegahan penularannya. 3. Analisis apakah kondom melindungi terhadap penularan HPV yang lebih kom pleks dengan hasil yang beragam. Namun data terbaru menunjukkan bahwa penggunaan kondom laki-laki dapat melindungi perempuan terhadap penularan HPV. Penularan: Penularan condyloma biasanya terjadi melalui kontak langsung. Oleh karena, penyakit ini termasuk pada penyakit seksual menular, maka besar resikonya untuk tertular dari kontak hubungan intim / seksual dengan seorang penderita. Namun, bukan berarti penularan dengan cara lain tidak mungkin terjadi. Perlu diketahui, kontak dengan obyek yang tercemar penyakit ini juga bisa menularkan, bahkan juga melalui pisau cukur, apalagi toilet umum. Penularan melalui kontak benda ini bisa dihindari dengan menghindarinya, atau untuk kasus toilet umum, pastikan untuk menyemprot dulu toilet (kapanpun dimanapun) dengan air atau alkohol dan usap hingga bersih dengan tissue kering bersih sebelum menggunakannya. Pengobatan: Karena risiko penularan, serta risiko untuk pengembangan karsinoma sel skuamosa, lesi umumnya harus diobati. Banyak metode pengobatan kondiloma akuminata tetapi secara umum dapat dibedakan menjadi topikal, dan bedah. 1. Topikal a. Podophyllin
  • 50. Podophyllin adalah bahan kimia yang paling terkenal dan paling banyak tersedia dalam bentuk topikal. Pertama direkomendasikan untuk pengobatan kondiloma oleh Culp dan Kaplan pada tahun 1942, bahan ini adalah agen sitotoksik yang berasal dari resin podofilum emodi dan peltatum podofilum yang mengandung senyawa lignin biologis aktif, termasuk podofilox, yang merupakan komponen paling aktif terhadap kondiloma akuminata. Podophyllin memiliki keuntungan menjadi mudah digunakan dan sangat murah. Konsentrasi dari 5 sampai 50% telah digunakan tanpa banyak perbedaan dalam keberhasilan. Podophyllin diterapkan langsung ke kondiloma akuminata dengan hati-hati untuk menghindari kulit normal yang berdekatan. Beberapa kelemahan, termasuk keterbatasan penggunaan dan toksisitas sistemik. Podophyllin harus dicuci setelah 6 jam karena sangat mengiritasi kulit normal di sekitarnya dan menyebabkan reaksi lokal yang parah berupa dermatitis, nekrosis, dan jaringan parut. b. Bichloracetic Acid atau Trichloracetic Acid Bichloracetic Acid adalah keratolitik kuat dan telah berhasil digunakan untuk terapi kondiloma akuminata. Seperti podophyllin, Bichloracetic Acid atau Trichloracetic Acid murah dan mudah diterapkan. Namun, juga dapat menyebabkan iritasi kulit lokal dan seringkali memerlukan kunjungan beberapa kali, umumnya pada interval mingguan. Dalam sebuah studi oleh Swerdlow dan Salvati, bichloracetic acid dan trichloracetic acid lebih nyaman digunakan oleh pasien dan memiliki kemungkinan kekambuhan yang minimal dibandingkan yang lain. c. Kemoterapi Berbagai agen kemoterapi digunakan untuk pengobatan kondiloma telah diuraikan, termasuk 5-fluorouracil (5-FU) sebagai krim atau asam salisilat, thiotepa, bleomycin, dinitrochlorobenzene dalam aseton, krim dan idoxuridine 2. Bedah Terapi a. Elektrokauter Elektrokauter adalah cara yang efektif untuk menghancurkan kondiloma akuminata di anus internal dan eksternal tetapi teknik ini memerlukan anestesi lokal dan tergantung pada keterampilan operator untuk mengontrol kedalaman dan lebar kauterisasi tersebut. Mengontrol kedalaman luka penting untuk mencegah jaringan parut dan luka pada sfingter ani mendasarinya. Luka bakar melingkar harus dihindari untuk
  • 51. mencegah stenosis ani. Jika penyakit ini sangat luas atau melingkar, upaya- upaya harus dilakukan untuk mempertahankan kontinuitas kulit. b. Terapi Laser Terapi laser karbon dioksida untuk menghancurkan kondiloma pertama kali dilaporkan oleh Baggish pada tahun 1980. Sebuah tingkat keberhasilan keseluruhan dari 88 sampai 95% telah dilaporkan. Ini mirip dengan elektrokauter, namun ablasi laser memiliki tingkat kekambuhan tinggi dan menimbulkan nyeri pasca operasi. c. Eksisi bedah Eksisi bedah telah lama digunakan untuk mengobati kondiloma akuminata dengan tingkat keberhasilan tinggi. Kombinasi eksisi dan elektrokauter dianggap sebagai gold standard untuk pengobatan kondiloma akuminata. 14. HIV AIDS Pengertian: HIV merupakan singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. HIV sendiri adalah virus yang jika menginfeksi dapat menyebabkan menurunnya kemampuan dalam melawan infeksi virus, bakteri, jamur, parasit yang masuk ke dalam tubuh. Virus HIV bekerja dengan cara menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Virus ini juga menyebabkan penderitanya rentan terhadap serangan kanker karena menurunnya kekebalan tubuh. Sementara AIDS (Acquired immunodeficiency syndrome) adalah tahap lanjutan dari infeksi virus HIV. Penularan virus HIV dapat terjadi melalui darah, air mani, hubungan seksual atau cairan vagina. Namun virus ini tidak dapat menular lewat kontak fisik biasa seperti berpelukan, berciuman, atau berjabat tangan dengan seseorang yang terinfeksi HIV atau AIDS. Jadi, kita tidak perlu mengucilkan mereka. Penyebab & faktor resiko: o Penyebab Normalnya sel darah putih dan antibodi menyerang dan menghancurkan organism easing yang masuk ke dalam tubuh. Respon ini diatur oleh sel darah putih bernama limposit CD4. Limposit ini juga merupakan target utama HIV. Sekali masuk ke dalam tubuh, virus memasukkna material genetiknya ke dalam limposit dan melipatgandakan diri Ketika salinan virus baru keluar dari sel induk dan masuk ke dalam aliran darah, virus akan menyerang sel lain. Sebagai efeknya sel CD4 akan
  • 52. mati. Siklus ini terus berulang. Pada akhirnya menyebabkan kerusakan sistem imun yang berarti tubuh tidak akan mempu melawan infeksi bakteri dan virus lain. o Faktor resiko Faktor resiko terinfeksi AIDS antara lain:  Tidak memakai pelindung ketika melakukan hubungan seksual dengan lebih dari satu pasangan  Tidak memakai pelindung ketika melakukan hubungan seksual dengan orang dengan HIV positif  Memiliki penyakit menular seksual lain seperti syphilis, herpes, chlamydia, gonorrhea atau bacterial vaginosis.  Bergantian dalam memakai jarum suntik  Mendapatkan transfusi darah yang terinfeksi virus HIV  Memiliki sedikit salinan gen CCL3L1 yang membantu melawan infeksi HIV  Ibu yang memiliki HIV Pencegahan HIV/AIDS Tidak ada vaksin untuk mencegah infeksi HIV dan tidak ada penyembuh untuk AIDS. Jaga kesehatan dan lindungi diri anda dari faktor-faktor risiko adalah jalan terbaik. Gejala: Untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit ini, ada baiknya Anda mengetahui apa saja gejala-gejala infeksi HIV dan AIDS, serta faktor resiko dan cara pencegahannya. Silahkan baca penjabaran berikut ini: Gejala HIV dan AIDS bervariasi tergantung dari fase infeksinya.  Infeksi awal Ketika infeksi HIV pertama, anda mungkin tidak akan mengalami tanda atau gejala apapun. Tetapi dalam beberapa minggu anda dapat mengalami:  Demam  Sakit kepala  Radang tenggorokan  Pembengkakan kelenjar limpa  Ruam  Infeksi selanjutnya Anda mungkin tidak akan mengalami gejala apapun dalam waktu 8 sampai 9 tahun, atau bahkan lebih. Tapi seiring dengan virus yang
  • 53. melipatgandakan diri dan merusak sistem imun, anda mungkin akan mengalami infeksi ringan atau gejala kronis seperti:  Pembengkakan node limpa – sering merupakan tanda awal infeksi HIV  Diare  Hilang berat badan  Demam  Batuk atau napas yang pendek  Infeksi tahap akhir Dalam waktu sekitar 10 tahun atau lebih setelah infeksi pertama, masalah yang lebih serius dapat terjadi yang diistilahkan dengan AIDS dan dapat terjadi:  Infeksi yang terjadi ketika sistem imun lemah, seperti pneumocystis carinii pneumonia (PCP)  Kadar CD4 lymphocyte 200 atau lebih rendah – normalnya adalah antara 800 sampai 1.200 Seiring dengan perkembangan AIDS, sistem imun anda telah mengalami kerusakan parah. Infeksi akan mudah terjadi. Tanda dan gejalanya adalah:  Berkeringat di malam hari  Menggigil atau demam lebih dari 38 Celcius untuk beberapa minggu  Batuk kering dan napas pendek  Diare kronis  Noda putih pada lidah atau mulut  Sakit kepala  Pandangan kabur  Hilang berat badan Anda juga dapat mengalami tanda dan gejala pada tahap lanjut infeksi virus HIV itu sendiri, seperti:  Rasa lelah yang tidak hilang dan tidak terjelaskan  Berkeringat pada malam hari  Menggigil atau demam tinggi untuk beberapa minggu  Pembengkakan node limpa lebih dari tiga bulan  Diare kronis  Sakit kepala yang tidak hilang
  • 54. Jika anda terinfeksi virus HIV, anda juga lebih rentan mengalami kanker, khususnya kanker servik, lymphoma dan Kaposi’s sarcoma. Anak-anak dengan HIV positif dapat mengalami:  Sulit menambah berat badan  Sulit berkembang secara normal  Sulit berjalan  Penundaan perkembangan mental  Dapat mengalami infeksi telinga, pneumonia dan tonsilis Jika anda HIV negatif maka tindakan yang terbaik adalah:  Ketahui apa itu HIV dan bagaimana penularannya  Ketahui status kesehatan pasangan seksual anda  Gunakan kondom setiap kali melakukan hubungan seksual  Pertimbangan untuk melakukan penyunatan pada laki-laki  Gunakan jarum suntik steril  Waspada terhadap darah transfusi  Periksakan kesehatan secara teratur Jika anda positif mengidap HIV maka anda harus melindungi orang di sekeliling anda dengan:  Lakukan hubungan seksual yang aman dengan memakai kondom  Beritahukan pasangan anda bahwa anda mengidap HIV  Jika pasangan anda hamil, beritahukan bahwa anda mengidap HIV dan lakukan perawatan untuk menjaga kesehatannya dan bayinya  Katakan kepada orang lain yang anda rasa perlu untuk tahu bahwa anda mengidap HIV  Jangan berbagi jarum suntik  Jangan donorkan darah dan organ anda  Jangan berbagi pisau cukur atau sikat gigi  Jika anda hamil, ambil perawatan medis secepatnya Cara Penularan:  Lewat cairan darah: Melalui transfusi darah / produk darah yg sudah tercemar HIV Lewat pemakaian jarum suntik yang sudah tercemar HIV, yang dipakai bergantian tanpa disterilkan, misalnya pemakaian jarum suntik dikalangan pengguna narkotika. Suntikan melalui pemakaian jarum suntik yang berulangkali dalam kegiatan lain, misalnya : peyuntikan obat, imunisasi, pemakaian alat tusuk yang menembus kulit, misalnya alat tindik, tato, dan alat facial wajah  Lewat cairan sperma dan cairan vagina: