PENYAKIT]Artikel ini membahas berbagai penyakit dan kelainan pada sistem reproduksi seperti hipogonadisme, kriptokordisme, uretritis, prostatitis, epididimis, orkitis, berbagai jenis kanker seperti kanker prostat, kanker testis, kanker serviks, kanker ovarium, gangguan seperti infertilitas, gangguan menstruasi, sifilis, kondisi seperti HIV/AIDS, gonore, bartolinitis, kandidias
Similar a PENYAKIT]Artikel ini membahas berbagai penyakit dan kelainan pada sistem reproduksi seperti hipogonadisme, kriptokordisme, uretritis, prostatitis, epididimis, orkitis, berbagai jenis kanker seperti kanker prostat, kanker testis, kanker serviks, kanker ovarium, gangguan seperti infertilitas, gangguan menstruasi, sifilis, kondisi seperti HIV/AIDS, gonore, bartolinitis, kandidias
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsipjj_kemenkes
Similar a PENYAKIT]Artikel ini membahas berbagai penyakit dan kelainan pada sistem reproduksi seperti hipogonadisme, kriptokordisme, uretritis, prostatitis, epididimis, orkitis, berbagai jenis kanker seperti kanker prostat, kanker testis, kanker serviks, kanker ovarium, gangguan seperti infertilitas, gangguan menstruasi, sifilis, kondisi seperti HIV/AIDS, gonore, bartolinitis, kandidias (20)
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
PENYAKIT]Artikel ini membahas berbagai penyakit dan kelainan pada sistem reproduksi seperti hipogonadisme, kriptokordisme, uretritis, prostatitis, epididimis, orkitis, berbagai jenis kanker seperti kanker prostat, kanker testis, kanker serviks, kanker ovarium, gangguan seperti infertilitas, gangguan menstruasi, sifilis, kondisi seperti HIV/AIDS, gonore, bartolinitis, kandidias
1.
2. ARTIKEL
PENYAKIT & KELAINAN
PADA SISTEM REPRODUKSI
Disusun oleh :
Doris Agusnita (IX-A/08)
Rikha Putri Ermawati (IX-A/21)
Valentina Hayu Silvananda (IX-A/26)
Wilda Wahyu Rahmadhani (IX-A/28)
SMP NEGERI 1 TAYU
3. TAHUN PELAJARAN
2013/2014
Motto:
Pendidikan adalah senjata yang mematikan, karena
dengan pendidikan kamu bisa mengubah dunia.
Hanya dengan niat dan keinginanlah yang akan membawamu
menuju cita-cita yang kamu impikan.
Mempelajari masa lalu untuk memperkirakan masa
depan.Itulah arti penting mengetahui sejarah.
Kemampuan memang ada batasnya tetapi usaha tidak ada
batasnya.
Jangan pernah menyerah karena terjatuh ,karena tak ada
yang memalukan dari terjatuh tetapi yang memalukan ialah
tidak mencoba untuk berdiri lagi.
Hiduplah seakan engkau akan mati besok . Belajarlah seakan
engkau akan hidup selamanya.
Lebih baik beruntung karena pintar daripada pintar karena
beruntung.
Persembahan:
Makalah yang sangat sederhana ini kami persembahkan
kepada :
1. Bapak Septiono Ponco Usodo,S.pd. selaku Kepala SMP
Negeri 1 Tayu
2. Ibu Dra.Risa Zumrotun selaku wali kelas IX-A.
3. Bu Purwati ,S.Pd. selaku guru mata pelajaran IPA Biologi.
4. Teman – temanku kelas IX.
5. Adik kelas VIII & VII.
6. Pihak yang membantu karya tulis ini.
7. Almamater kami SMP Negeri 1 Tayu.
4. 8. Para pembaca
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia
serta kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat
menyelesaikkan tugas artikel mata pelajaran IPA Biologi ini .
Artikel ini merupakan salah satu tugas mata pelajaran
IPA Biologi , artikel ini berisikan tentang beberapa
informasi penting mengenai penyakit & kelainan pada sistem
reproduksi sesuai dengan judul makalah ini yaitu “Artikel
Penyakit & Kelainan pada Sistem Reproduksi”.
Selanjutnya kami menyampaikan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada Ibu Purwati S.Pd. selaku
pembimbing pelajaran IPA Biologi dan kepada segenap pihak
yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama
penulisan artikel ini.
Akhir kata , semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi
kita semua . Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dan kesalahan dari artikel ini baik dari materi maupun teknik
penyajiannya , oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca
yang membangun sangat kami harapkan.
Tayu , 30 September 2014
5. Kelompok Penyusun
Daftar Isi
HALAMAN JUDUL.................................................................................................................I
KATAPENGANTAR...............................................................................................................II
DAFTAR ISI.......................................................................................................................III
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................................1
1.2 Tujuan...............................................................................................................................1
1.3 Manfaat...........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Penyakit & kelainan pada sistem reproduksi :
Hipogonadisme………………………………………………………………………………………………………7
Kriptokordisme…………………………………………………………………………………………………… 9
Uretritis………………………………………………………………………………………………………………10
Prostatitis……………………………………………………………………………………………………………12
Epididimis……………………………………………………………………………………………………………14
Orkitis………………………………………………………………………………………………………………….16
Kanker Prostat……………………………………………………………………………………………………18
Kanker Testis…………………………………………………………………………………………………… 20
Infertilitas…………………………………………………………………………………………………………23
Gangguan Menstruasi………………………………………………………………………………………..29
Kanker Serviks……………………………………………………………………………………………….....36
Sifilis……………………………………………………………………………………………………………………40
Kondiloma Akuminata……………………………………………………………………………………… 46
HIV/AIDS………………………………………………………………………………………………………… 51
Gonore (kencing darah)……………………………………………………………………………………56
Kanker Ovarium…………………………………………………………………………………………………58
Bartolinitis……………………………………………………………………………………………………….…62
Kandidiasis……………………………………………………………………………………………………….…66
Impotensi……………………………………………………………………………………………………………68
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................72
3.2 Saran...........................................................................................................................72
3.3 Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………………………72-97
6. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Latar Belakang Artikel
Tugas sekolah adalah kegiatan siswa yang wajib untuk
diselesaikan . Salah satu tugas sekolah dalam hal ini adalah menyusun
karya tulis yang berbentuk artikel . Informasi tentang penyakit &
kelainan pada sistem reproduksi yang merupakan bahan dari tugas
penyusunan artikel bagi kelas IX SMP Negeri 1 Tayu Tahun Pelajaran
2013/2014, artikel ini disusun untuk memenuh tugas mata pelajaran
IPA Biologi.
Latar Belakang Bahan Artikel
Makalah yang berjudul “Artikel Penyakit & Kelainan pada Sistem
Reproduksi” merupakan tugas mata pelajaran IPA Biologi yang dilakukan
dengan tujuan untuk menambah pengetahuan siswa seputar penyakit &
kelainan pada sistem reproduksi . Informasi dan pengetahuan yang
didapat didalam artikel ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
siswa .
1.2 Tujuan
Tujuan artikel ini adalah sebagai berikut :
Untuk memenuhi tugas mata pelajaran IPA Biologi.
Menambah pengetahuan siswa seputar penyakit & kelainan pada
sistem reproduksi.
Siswa dapat mengetahui ciri-ciri,cara pencegahan dan pengobatan
tentang penyakit & kelainan pada sistem reproduksi.
Dapat mengetahui cara pembuatan artikel sederhana .
1.3 Manfaat
Dengan adanya tugas pembuatan artikel ini bisa
mengembangkan dan memperkenalkan pengetahuan kepada siswa
7. seputar penyakit & kelainan pada sistem reproduksi,harapan lebih luas
adalah kreatifitas anak didik terus diasah, sehingga bangsa Indonesia
tidak hanya menjadi sasaran pasar teknologi belaka, tetapi juga
berusaha untuk dapat menciptakan teknologi sendiri yang maju.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Hipogonadisme
Pengertian:
Hipogonadisme yakni suatu kondisi yang dialami pria dimana testis
tidak dapat memproduksi hormon testosteron yang memadai. Untuk kasus
hipogonadisme sendiri dapat di derita sejak masih di dalam kandungan,
sebelum memasuki masa puber, atau pun dapat terjadi saat sudah dewasa.
Hipogonadisme sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu
hipogonadisme primer dan hipogonadisme sekunder. Untuk hipogonadisme
primer yakni dimana testis mengalami adanya kelainan, kadar testoteron
yang rendah juga disertai dengan meningkatnya hormon gonadotropik. Dan
kondisi inilah yang disebut dengan hipogonadotropik-hipogonadisme.
Sedangkan untuk hipogonadisme sekunder, yakni kerana kelenjar
hipofisis di otak mengalami gangguan. Untuk kasus hipogonadisme sekunder
yakni dimana kadar hormon testosteron dan hormon gonadotropik berada
pada tingkat yang rendah. Sehingga kondisi ini disebut dengan
hipogonadisme-hipogonadotropik. Yang paling mengkhawatirkan yakni
biasanya dapat mengakibatkan beberapa penyakit kronis seperti contohnya
tumor hipofisis, penyakit-penyakit kritis, serta kondisi pascaradiasi.
Penyakit ini dapat menyebabkan ketidaksuburan juga adanya masalah
karena kurangnya produksi sperma di dalam testis.
Penyebab:
Untuk hipogonadisme primer tentunya terjadi akibat adanya masalah
pada testis seperti di bawah ini :
1. Adanya infeksi pada testis
2. Kondisi testis yang tidak turun
3. Adanya komplikasi dari penyakit gondongan
4. Di akibatkan oleh trauma pada testis seperti misalnya dikebiri atau
terjadi kecelakaan
5. Adanya sindrom Klinefelter
8. 6. Sedang menjalani proses pengobatan kanker
7. Adanya radang pada buah zakar
8. Hemokromatosis
Sedangkan untuk hipogonadisme sekunder terjadi disebabkan karena
adanya gangguan pada kelenjar hipotalamus atau pituitari, yaitu suatu
bagian otak yang berfungsi sebagai pengantar sinyal pada testis untuk
memproduksi testosteron, seperti contohnya di bawah ini :
1. Adanya sindrom Kallmann
2. Penyakit HIV/AIDS
3. Adanya faktor penuaan
4. Adanya penyakit tumor
5. Kegemukan atau obesitas
6. Adanya penggunaan obat-obatan tertentu
7. Adanya penyakit peradangan seperti contohnya sarkoidosis,
histiositosis dan TBC
Gejala:
Gejala dari hipogonadisme yang terjadi selama perkembangan janin
contohnya seperti muncul alat kelamin wanita, alat kelamin yang bentuknya
kurang atau tidak sempurna dan tidak jelasnya bentuk, apakah berbentuk
kelamin pria atau kelamin wanita.
Sedangkan gejala Hipogonadisme yang terjadi saat puber yakni
seperti suara kurang mendalam, massa otot yang menurun, gangguan pada
pertumbuhan rambut pada pria, munculnya jaringan payudara dan
pertumbuhan penis dan testikel terganggu.
Untuk gejala hipogonadisme yang terjadi pada saat dewasa seperti
kemandulan, adanya gangguan disfungsi ereksi, sering kelelahan, sulit
berkonsentrasi, adanya penurunan gairah seksual, pertumbuhan rambut
seperti jambang yang menurun, hilangnya masa tulang, serta munculnya
jaringan payudara.
Pengobatan:
Jika seorang pria mengalami hal ini maka dokter akan melakukan
terapi hormon atau testosterone replacement therapy (TRT) yang mana
dapat berbentuk suntikan, gel (AndroGel, Testim), koyo (Androderm) dan
suplemen testosteron yang diminum secara oral.
2. Kriptorkidisme
Pengertian:
9. Testis yang tidak turun (kriptorkidisme / undesensus testikulorum)
adalah testis yang tidak turun ke dalam posisi yang seharusnya, yaitu di
dalam skrotum, sebelum anak dilahirkan. Biasanya kriptorkidisme hanya
terjadi pada satu testis, tetapi sekitar 10% kasus terjadi pada kedua
testis.
Kebanyakan testis akan turun dengan sendirinya dalam waktu 6 bulan
setelah anak dilahirkan. Bayi laki-laki yang lahir prematur lebih sering
mengalami kondisi ini, demikian juga bayi laki-laki yang memiliki riwayat
kriptorkidisme di keluarga.
Penyebab:
Penyebab pasti tidak turunnya testis belum diketahui. Kombinasi
faktor genetik, kesehatan ibu, dan faktor lingkungan lainnya mungkin
menyebabkan gangguan pada hormon, perubahan fisik, dan aktivitas saraf
yang mempengaruhi perkembangan testis. Saat perkembangan janin, testis
terbentuk di dalam perut. Saat beberapa bulan terakhir perkembangan
janin, testis mulai turun secara perlahan dari perut, melalui kanalis
inguinalis di daerah selangkangan, ke dalam skrotum. Pada kriptorkidisme,
proses tersebut terhenti atau terhambat.
Gejala:
Testis yang tidak turun tidak menimbulkan gejala. Tanda utama tidak
turunnya testis adalah testis tidak tampak atau tidak teraba di dalam
skrotum. Testis yang tidak turun bisa terpuntir di dalam perut (torsio
testis), sehingga mengganggu produksi sperma di kemudian hari, dan
meningkatkan risiko terjadinya hernia dan kanker testis.
Diagnosa:
Pemeriksaan fisik memastikan bahwa salah satu atau kedua testis
tidak berada di dalam skrotum. Testis yang tidak turun mungkin bisa
teraba atau mungkin juga tidak teraba pada dinding perut di atas skrotum.
Jika testis tidak teraba, maka bisa dilakukan pembedahan untuk
menunjang diagnosa dan sekaligus juga terapi. Pembedahan dapat dilakukan
dengan cara :
Laparoskopi. Tindakan ini menggunakan sebuah selang kecil dengan
kamera diujungnya yang dimasukkan melalui sayatan kecil pada perut
anak. Laparoskopi dilakukan untuk menentukan posisi testis di dalam
perut. Laparoskopi juga bisa memperlihatkan apakah terdapat testis
atau tidak, atau mungkin hanya terlihat sisa jaringan testis yang
kecil yang tidak berfungsi dan perlu diangkat.
10. Bedah terbuka. Eksplorasi langsung melalui operasi perut atau
daerah selangkangan melalui sayatan yang lebih besar mungkin
diperlukan pada beberapa kasus.
Pengobatan:
Biasanya testis akan turun dengan sendirinya tanpa terapi saat
usia 1 tahun pertama. Jika testis tetap tidak turun, maka anak mungkin
bisa mendapatkan suntikan hormon HCG (Human Chorionic
Gonadotropin) untuk mencoba membuat testis turun ke dalam skrotum.
Pembedahan (orkidopeksi) biasanya dilakukan untuk menurunkan
testis ke dalam skrotum jika testis tetap tidak turun. Pembedahan yang
dilakukan sejak dini bisa mencegah terjadinya kerusakan pada testis
yang dapat membuat anak menjadi tidak subur. Jika testis yang tidak
turun baru diketahui kemudian, saat anak sudah besar, maka mungkin
lebih disarankan untuk mengangkatnya, karena testis tidak akan
berfungsi dengan baik dan berisiko untuk terjadi kanker.
3. Uretritis
Pengertian:
Uretritis, juga dikenal sebagai uretritis non-spesifik atau uretritis
non-gonokokal adalah suatu kondisi medis yag ditandai dengan peradangan
pada uretra yang disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri.
Penyebab:
Kondisi ini umumnya disebabkan oleh bakteri, jamur, virus dan
penyakit menular seksual, seperti klamidia dan herpes genitalis tetapi
bukan oleh gonore. Jasad renik yang ditularkan melalui hubungan seksual
(misalnya Neisseria gonorrhoeae penyebab gonore), masuk ke vagina atau
penis pada saat melakukan hubungan seksual dengan mitra seksual yang
terinfeksi dan bisa menjalar ke uretra. Pada beberapa kasus, uretritis
tidak disebabkan oleh infeksi, tetapi oleh iritasi atau kerusakan pada
uretra karena pemakaian sabun, masturbasi atau penggunaan kateter
kandung kemih.
Gejala:
Tanda dan gejala Uretritis yang mungkin timbul:
Cairan berwarna keruh yang keluar dari ujung penis
Cairan vagina yang tidak normal
11. Demam
Kulit yang dingin pada kaki dan tangan
Menderita Dispareunia
Menunjukkan gejala-gejala Strabismus
Nyeri saat buang air kecil (disuria)
Panas dingin atau menggigil
Rasa sakit pada panggul
Sakit perut
Sering buang air kecil
Resiko terjangkit Uretritis meningkat bila:
Seorang laki-laki berusia antara 20 hingga 35 tahun
Seorang perempuan yang belum mencapai Menopause
Aktif secara seksual pada umur dini
Memiliki pasangan seks lebih dari satu
Telah didiagnosa mengidap Penyakit Menular Seksual
Telah menggunakan Kateter Urin untuk waktu yang sangat lama
Terlibat di dalam seks yang tidak menggunakan alat pengaman
Pencegahan:
Uretritis dapat dicegah dengan cara:
Berhubungan seks dengan perlindungan
Hindari memiliki pasangan seks lebih dari satu
Mempraktekkan kebersihan pribadi yang baik
Pengobatan:
Berbagai obat dapat ditentukan berdasarkan penyebab uretritis
pasien. Beberapa contoh obat yang didasarkan pada penyebab
meliputi:
Klotrimazol (Mycelex) - Trichomonas
Flukonazol (Diflucan) - Monilial
Metronidazole (Flagyl) - Trichomonas
Nitrofurantoin - Infeksi Bakteri
Nistatin (Mycostatin) - Monilial
Kotrimoksazol, yang merupakan kombinasi dari sulfamethoxazole dan
Trimethoprim dalam rasio dari 5 sampai 1 (Septrin, Bactrim) -
Infeksi Bakteri
Namun, ketika tidak diobati dengan benar, uretritis dapat
menyebabkan komplikasi, seperti infeksi testis (orkitis) dan kelenjar
12. prostat (prostatitis) pada pria, dan infeksi pada serviks (servisitis) dan
organ reproduksi (penyakit radang panggul) pada wanita.
4. Prostatitis
Pengertian:
Prostatitis adalah kondisi medis yang ditandai dengan peradangan
pada kelenjar prostat. Kelenjar prostat adalah organ berbentuk seperti
kenari yang merupakan bagian dari sistem reproduksi pria dan terletak
tepat di bawah kandung kemih. Prostat merupakan suatu struktur dengan
dua lobus yang mengelilingi uretra (suatu saluran yang menyalurkan urin
dari kandung kemih keluar tubuh melalui penis) dan menghasilkan paling
banyak cairan yang terkandung di dalam air mani. Air mani adalah cairan
yang berwarna seperti susu yang mengandung protein dan nutrisi yang
memelihara dan mengangkut sperma keluar dari penis sewaktu ejakulasi.
Pada prostatitis, pembengkakan kelenjar prostat akibat peradangan
menyebabkan rasa nyeri dan kesulitan berkemih. Kebanyakan pria juga
menunjukkan gejala nyeri pada saat ejakulasi sewaktu melakukan hubungan
seksual.
Jenis dan penyebab:
Terdapat empat jenis prostatitis, yaitu:
1) Prostatitis Bakterialis Akut adalah bentuk yang jarang terjadi
tetapi merupakan bentuk yang paling berat yang disebabkan karena
infeksi bakteri yang tiba-tiba. Hal ini mudah untuk dikenali melalui
awitan gejala yang timbul secara tiba-tiba, seperti nyeri saat
berkemih, nyeri punggung bagian bawah, demam dan menggigil.
Prostatitis Bakterialis Kronis yang juga disebabkan oleh infeksi
bakteri tetapi gejalanya timbul secara bertahap dan bertahan
selama lebih dari 3 bulan.
2) Prostatitis Kronis adalah bentuk paling sering dari prostatitis dan
tidak disebabkan oleh infeksi bakteri. Penyebab pastinya biasanya
tidak diketahui. Gejala-gejala sama dengan prostatitis bakterialis
akut tetapi tanpa disertai demam.
3) Prostatitis Inflamatori Asimtomatik tidak menimbulkan gejala
apapun dan biasanya ditemukan secara tidak sengaja ketika
melakukan tes untuk masalah lain. Prostatitis yang disebabkan oleh
bakteri dapat ditangani dengan menggunakan antibiotik. Pengilang
13. rasa nyeri juga dapat digunakan untuk mengendalikan gejala.
Penderita kondisi ini tidak memiliki risiko tinggi untuk terkena
kanker prostat.
Gejala:
Tanda dan gejala prostatitis yang mungkin timbul:
Berhenti dan memulai lagi saat buang air kecil
Demam
Ejakulasi yang menyakitkan
Menderita nyeri punggung bawah
Mengalami kesulitan untuk memulai buang air kecil atau menjaga
aliran kemih (keraguan)
Mual
Muntah-muntah
Nyeri pada pangkal paha
Nyeri saat buang air kecil (disuria)
Panas dingin atau menggigil
Sakit perut
Sering buang air kecil pada malam hari (nokturia)
Resiko terjangkit Prostatitis meningkat bila:
Baru saja menderita infeksi kandung kemih
Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah
Menderita cedera panggul
Menderita dehidrasi
Sedang menderita gangguan imunodefisiensi
Sedang mengalami stres
Sedang menggunakan Kateter Urin
Terlibat di dalam seks yang tidak menggunakan alat pengaman
Pencegahan:
Prostatitis dapat dicegah bila:
Mempraktekkan kebersihan pribadi yang baik
Mencari penanganan segera untuk Infeksi Saluran Kemih
Minum air yang banyak
Pengobatan:
Jika penyebabnya bukan infeksi, untuk meringankan gejalanya bisa
dilakukan:
14. *Berendam di air hangat dalam posisi duduk
*Pemijatan prostat secara periodic
*Ejakulasi sesering mungkin.
Untuk mengurangi nyeri bisa diberikan obat pereda nyeri (misalnya
acetaminofen atau aspirin). Mengkonsumsi pelunak tinja dan banyak minum
juga bisa membantu mengurangi gejala.
Jika penyebabnya adalah infeksi bakteri, diberikan antibiotik per-
oral (melalui mulut) selama 30-90 hari (misalnya trimethoprim-
sulfamethoxazole). Jika antibiotik diberikan kurang dari waktu tersebut
maka penyembuhan hanya bersifat sementara dan bisa menyebabkan
infeksi menahun.
5. Epididimitis
Pengertian:
Epididimitis adalah kondisi medis yang ditandai dengan peradangan
pada epididimis, seringkali akibat dari infeksi bakteri pada kandung kemih
atau uretra (saluran yang menyalurkan urin atau air mani ke penis).
Epididimis adalah saluran yang bergulung yang terletak di belakang setiap
testis. Epididimis berperan dalam mengumpulkan dan menyimpan sperma
sebelum ejakulasi sewaktu berhubungan seksual dan sebagai tempat
maturasi dari sperma. Fungsinya adalah sebagai pengangkut, tempat
penyimpanan dan tempat pematangan sel sperma yang berasal dari testis.
Penyebab:
Epididimitis biasanya disebabkan oleh bakteri yang berhubungan
dengan:
Infeksi saluran kemih
Penyakit menular seksual (misalnya klamidia dan gonore)
Prostatitis (infeksi prostat).
Epididimitis juga bisa merupakan komplikasi dari:
Pemasangan kateter
Prostatektomi (pengangkatan prostat).
Resiko yang lebih besar ditemukan pada pria yang berganti-ganti
pasangan seksual dan tidak menggunakan kondom.
Gejala
15. Gejalanya berupa nyeri dan pembengkakan skrotum (kantung zakar),
yang sifatnya bisa ringan atau berat. Peradangan yang sangat hebat bisa
menyebabkan penderita tidak dapat berjalan karena sangat nyeri. Infeksi
juga bisa menjadi sangat berat dan menyebar ke testis yang berdekatan.
Infeksi hebat bisa menyebabkan demam dan kadang pembentukan abses
(pernanahan).
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan adalah:
Benjolan di testis
Pembengkakan testis pada sisi epididimis yang terkena
Pembengkakan selangkangan pada sisi yang terkena
Nyeri testis ketika buang air besar
Demam
Keluar nanah dari uretra (lubang di ujung penis)
Nyeri ketika berkemih
Nyeri ketika berhubungan seksual atau ejakulasi
Darah di dalam semen
Nyeri selangkangan
Resiko terjangkit Epididimitis meningkat bila:
Memiliki pasangan seks lebih dari satu dan tidak menggunakan alat
pengaman
Sedang menderita infeksi saluran kemih
Sedang menderita penyakit menular seksual
Sedang menderita tuberkulosis
Sering menggunakan kateter urin
Tidak disunat
Epididimitis dapat menyebabkan komplikasi sebagai berikut:
Abses pada skrotum
Kekambuhan kondisi medis ini
Kematian jaringan testis karena kekurangan aliran darah (infarksi
testis)
Mungkin memiliki resiko yang lebih tinggi untuk infertilitas pria
Penyusutan testis (atrofi testis)
Pencegahan:
Epididimitis dapat dicegah bila:
Berhubungan seks dengan perlindungan
Hindari memiliki pasangan seks lebih dari satu
Mencari penanganan segera untuk infeksi saluran kemih
Mencari penanganan segera untuk penyakit menular seksual
16. Pengobatan:
Cara pengobatan epididimitis ditentukan berdasarkan penyebab dari
epididymitis.
Jika terjadi infeksi digunakan antibiotik
Azithromycin dan cefixime untuk mengobati gonorrhoeae dan
klamidia
Fluoroquinolones digunakan jika terjadi perlawanan gonorrhoeae
Doxycycline biasa digunakan sebagai alternatif untuk azithromycin.
Organisme enterik (seperti E. coli) menggunakan antibiotik
ofloksasin atau levofloxacin
6. Orkitis
Pengertian:
Orkitis adalah kondisi medis yang ditandai dengan peradangan pada
salah satu atau kedua testis, yang menyebabkan terjadinya pembengkakan
dan nyeri pada testis. Testis adalah sepasang organ reproduksi pria yang
berbentuk seperti telur yang terletak di dalam skrotum, struktur seperti
kantung yang tergantung di belakang penis) yang berperan dalam produksi
hormon pria, testosteron, dan sperma.
Penyebab:
Orkitis bisa disebabkan oleh sejumlah bakteri dan virus. Virus yang
paling sering menyebabkan orkitis adalah virus gondongan (mumps). Hampir
15-25% pria yang menderita gondongan setelah masa pubertasnya akan
menderita orkitis. Orkitis juga ditemukan pada 2-20% pria yang menderita
bruselosis. Orkitis sering dihubungkan dengan infeksi prostat atau
epididimis, serta merupakan manifestasi dari penyakit menular seksual
(misalnya gonore atau klamidia).
Faktor resiko untuk orkitis yang tidak berhubungan dengan penyakit
menular seksual adalah:
*Immunisasi gondongan yang tidak adekuat
*Usia lanjut (lebih dari 45 tahun)
*Infeksi saluran kemih berulang
*Kelainan saluran kemih
Faktor resiko untuk orkitis yang berhubungan dengan penyakit menular
seksual adalah:
Berganti-ganti pasangan
Riwayat penyakit menular seksual pada pasangan
17. Riwayat gonore atau penyakit menular seksual lainnya
Resiko terjangkit Orkitis meningkat bila:
Belum menerima vaksinasi gondok, campak dan rubela
Berusia lebih dari 45 tahun
Memiliki pasangan seks lebih dari satu
Pernah menjalani bedah saluran kemih sebelumnya
Sedang menderita kekambuhan dari infeksi saluran kemih
Sedang menderita penyakit menular seksual
Terlibat di dalam seks yang tidak menggunakan alat pengaman
Gejala:
Gejalanya berupa:
1. Pembengkakan skrotum
2. Testis yang terkena terasa berat, membengkak dan teraba lunak
3. Pembengkakan selangkangan pada sisi testis yang terkena
4. Demam
5. Dari penis keluar nanah
6. Nyeri ketika berkemih (disuria)
7. Nyeri ketika melakukan hubungan seksual atau ketika ejakulasi
8. Nyeri selangkangan
9. Nyeri testis, bisa terjadi ketika buang air besar atau mengedan
10. Semen mengandung darah
Orkitis dapat menyebabkan komplikasi sebagai berikut:
Abses pada skrotum
Kematian jaringan testis karena kekurangan aliran darah (infarksi
testis)
Mungkin memiliki resiko yang lebih tinggi untuk Infertilitas Pria
Penyusutan testis (atrofi testis)
Diagnosa:
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Terjadi pembengkakan kelenjar getah bening di selangkangan dan
pembengkakan testis yang terkena.
Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan adalah:
Analisa air kemh
Pembiakan air kemih
Tes penyaringan untuk klamidia dan gonore
Pemeriksaan darah lengkap
Pemeriksaan kimia darah
18. Pencegahan:
Orkitis dapat dicegah bila:
Berhubungan seks dengan perlindungan
Hindari memiliki pasangan seks lebih dari satu
Pergi untuk melakukan Vaksinasi Gondok, Campak Dan Rubela
Pengobatan:
Jika penyebabnya adalah bakteri, diberikan antibiotik. Selain itu
juga diberikan obat pereda nyeri dan anti peradangan. Jika penyebabnya
adalah virus, hanya diberikan obat pereda nyeri. Penderita sebaiknya
menjalani tirah baring, skrotumnya diangkat dan dikompres dengan air es.
7. Kanker Prostat
Pengertian:
Kanker prostat merupakan penyebab kematian akibat kanker no. 3
pada pria. Kanker prostat adalah tumor ganas yang tumbuh pada prostat,
kelenjar seukuran kacang walnut dibawah kandung kemih pria yang
fungsinya memproduksi sperma. Sebagian besar kanker prostat tumbuh
sangat lambat namun merupakan kanker ganas, dan kanker dapat menyebar
ke bagian tubuh lain, khususnya tulang dan kelenjar getah bening.
Penyebab:
Penyebab dari penyakit kanker prostat yang disebabkan karena pola
makan adalah mereka yang mengonsumsi terlalu sering makanan yang
berpengawet bisa menyebabkan resiko penyakit kanker prostat menjadi
lebih tinggi. Penyebab lainnya adalah karena gaya hidup misalnya karena
terlalu sering merokok dan berganti pasangan seksual serta mengonsumsi
alkohol. Biasanya mereka yang sering berganti pasangan seksual akan lebih
besar resikonya dalam mengalami infeksi virus dari penyebab penyakit
kanker.
Penyebab lain adalah lingkungan. Misalnya lingkungan pekerjaan, bila
seorang pekerja industri setiap hari akan berhadapan dengan logam
cadmium/bahan utama pembuat baterai serta bahan kimia lainnya yang
berbahaya, maka bisa menyebabkan panyakit kanker prostat.
Beberapa faktor yang mungkin meningkatkan peluang mengalami kanker
prostat antara lain:
Berusia tua. Kanker prostat biasanya menyerang laki-laki berusia 65
tahun
19. Sejarah keluarga dengan kanker prostat. Jika anda memiliki keluarga
yang mengalami kanker prostat, maka risiko anda akan meningkat
untuk mengalaminya juga
Obesitas. Laki-laki yang memiliki kanker prostat dan memiliki berat
badan yang berlebihan akan sulit untuk dilakukan perawatan medis
Gejala:
Pada tahap awal kanker prostat tidak memiliki tanda dan gejala. Pada
tahap lanjut tanda dan gejala kanker prostat antara lain :
Bermasalah ketika buang air kecil
Berkurangnya kuantitas urin
Urin yang mengandung darah
Dara pada air mani
Bengkak pada kaki
Ketidaknyamanan pada area pinggul
Nyeri tulang
Pencegahan:
Berikut ini cara mengurangi risiko terkena kanker prostat jika:
Memilih makanan sehat yang kaya akan sayur dan buah. Hindari
makanan berlemak tinggi. Buah dan sayur memiliki banyak vitamin
dan mineral yang bermanfaat bagi kesehatan. Salah satu nutrisi
yang secara konsisten membantu mencegah kanker prostat adalah
lycopene.
Pilihlah makanan yang sehat daripada menggunakan suplemen.
Tidak ada penelitian yang menunjukkan bahwa suplemen memiliki
peran mengurangi risiko kanker prostat. Makanan yang sehat dan
kaya akan nutrisi lebih bermanfaat dalam menjaga kesehatan
tubuh.
Sering berolahraga. Berolahraga akan memperbaiki kesehatan
anda serta menjaga berat badan anda. Ada bukti yang
menjelaskan bahwa laki-laki yang sering berolahraga memiliki
sedikit kasus terkena kanker prostat daripada yang tidak
berolahraga.
Jaga berat badan sehat anda. Jika anda memiliki berat badan
yang ideal saat ini, jaga agar berat badan anda tetap sehat
dengan berolahraga. Jika anda memiliki berat badan yang lebih,
kurangi kalori dalam makanan anda sehari-hari dan berolahragalah
lebih banyak.
Bicaralah pada dokter anda jika anda pikir bahwa anda memiliki
peningkatan risiko kanker prostat. Penelitian menemukan bahwa
20. obat finasteride (Propecia, Proscar) dapat mencegah atau
menunda terbentuknya kanker prostat pada laki-laki usia 55 ke
atas. Obat ini biasanya digunakan untuk mengontrol pembesaran
kelenjar prostat dan kerontokan rambut pada laki-laki.
Pengobatan:
Ada beberapa cara mengobati kanker prostat di antaranya :
1. Operasi
Operasi externis prostat adalah cara mengobati kanker prostat yang
paling sering ditemui, dengan operasi pengangkatan prostat, secara
keseluruhan mengangkat bagian prostat yang terkena kanker atau
keseluruhan prostat, demi menahan perluasan kanker prostat.
2. Radioterapi
Radioterapi utamanya dibagi mencari cara sebagai berikut :
Radioterapi luar badan
Radioterapi dalam organ, cara ini sering dipadukan dengan
mastektomi radikal prostat atau operasi pembersihan kelenjar
getah bening tulang panggul
Radioterapi seluruh badan, pada kondisi tertentu dapat
mengurangi sakit di bagian tertentu yang diakibatkan
penyebaran tulang dan mengurangi perkembangan lesi
3. Kemoterapi
Pengobatan dengan obat kemo, adalah cara mengobati kanker
prostat seluruh badan, dapat mengontrol perluasan dan penyebaran
sel kanker dengan efektif.
4. Pengobatan tradisional China
Cara mengobati kanker prostat dengan tradisional China , di satu
sisi bisa membunuh dan menekan sel kanker, memperbaiki kondisi penyakit,
di sisi lain bisa meningkatkan kondisi badan pasien, memperkuat daya tahan
tubuh, secara keseluruhan meningkatkan hasil pengobatan
8. Kanker Testis
Pengertian:
Kanker testis adalah salah satu jenis penyakit kanker yang hanya
dapat menyerang kaum adam (laki-laki), karena testis merupakan kelenjar
kelamin pada diri laki-laki. Penyakit kanker testis memang salah satu
penyakit kanker yang jarang terjadi, tidak seperti penyakit kanker lainnya
yang sering kita dengar dan banyak menimpa seseorang. Namun meskipun
penyakit kanker testis ini jarang terjadi dan menyerang kita, tetapi
21. penyakit ini cukup berbahaya sama seperti penyakit kanker lainnya yang
dapat beresiko kematian. Oleh karena itu penyakit ini tidak bisa dianggap
sepele, karena jika tidak dilakukan pengobatan maka akan beresiko pada
kematian.
Kanker testis merupakan salah satu pertumbuhan sel-sel ganas di
dalam testis (buah zakar). Kanker testis ini bisa menyebabkan testis
membesar atau menyebabkan adanya benjolan pada skrotum (kantung
zakar).
Jenis-jenis kanker testis:
Seminoma
Kanker testis kelompok ini diderita oleh 30 – 40 % dari semua
jenis tumor testis. Kanker ini biasanya ditemukan pada pria yang
berusia 30 – 40 tahun dan hanya terbatas pada testis.
Non-Seminoma
Kanker testis kelompok ini merupakan 60% dari semua jenis
tumor testis.
Kelompok kanker tetis non seminoma ini masih dibagi lagi menjadi
beberapa kategori, yaitu :
1) Karsinoma embrional
Sekitar 20% dari kanker testis, terjadi pada usia 20 – 30 tahun
dan sangat ganas. Pertumbuhannya sangat cepat dan menyebar
ke paru-paru dan hati.
2) Tumor yolk sac
Sekitar 60% dari semua jenis kanker testis pada anak laki-laki
3) Teratoma
Sekitar 7% dari kanker testis pada pria dewasa dan 40% pada
anak laki-laki.
4) Tumor sel stroma
Tumor yang terdiri dari sel-sel leydig, sel sertoli, dan sel
granulosa. Tumor ini merupakan 3 – 4% dari seluruh jenis tumor
testis. Tumor bisa menghasilkan hormon estradiol, yang bisa
menyebabkan salah satu gejala kanker testis, yaitu ginekomastia.
Penyebab:
Faktor yang dapat menyebabkan penyakit kanker testis saat ini
belum dapat diketahui secara pasti penyebabnya, akan tetapi ada beberapa
faktor yang dapat beresiko terkena kanker testis ini, diantaranya adalah :
Faktor keturunan, jika diantara keluarga anda ada yang menderita
kanker, maka anda pun akan beresiko terkena kanker.
22. Faktor lingkungan tempat tinggal atau tempat bekerja yang terdapat
radiasi sinar ultraviolet yang bisa menyebabkan tumbuhnya kanker.
Terlalu sering mengkonsumsi makanan yang mengandung bahan kimia
yang berbahaya untuk kesehatan.
Testis undesensus (testis yang tidak turun dalam skrotum).
Perkembangan testis abnormal.
Sindroma Klinefelter (suatu kelainan pada kromosom seksual yang
ditandai dengan rendahnya kadar hormon pria, kemandulan,
pembesaran payudara pada pria (ginomastia) dan ukuran testis yang
kecil).
Gejala:
Tanda dan gejala kanker testis termasuk:
Adanya benjolan atau pembesaran di salah satu testis
Buah zakar berat sebelah
Rasa sakit di perut atau selangkangan
Adanya timbunan cairan dalam skrotum
Rasa sakit atau ketidaknyamanan di testis atau skrotum
Payudara membesar
Diagnosa:
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:
USG skrotum
Pemeriksaan darah untuk petanda tumor AFP (alfa
fetoprotein), HCG (human chorionic gonadotrophin) dan LDH
(lactic dehydrogenase). Hampir 85% kanker non-seminoma
menunjukkan peningkatan kadar AFP atau beta HCG.
Rontgen dada (untuk mengetahui penyebaran kanker ke paru-
paru)
CT scan perut (untuk mengetahui penyebaran kanker ke organ
perut)
Biopsi jaringan.
Pengobatan:
Pengobatan tergantung kepada jenis, stadium dan beratnya penyakit.
Setelah kanker ditemukan, langkah pertama yang dilakukan adalah
menentukan jenis sel kankernya. Selanjutnya ditentukan stadiumnya:
Stadium I :kanker belum menyebar ke luar testis
Stadium II :kanker telah menyebar kekelenjar getah bening
diperut
23. Stadium III :kanker telah menyebar ke luar kelenjar getah bening,
bisa sampai ke hati atau paru-paru.
Ada 4 macam pengobatan yang bisa digunakan:
1) Pembedahan : pengangkatan testis (orkiektomi dan pengangkatan
kelenjar getah bening (limfadenektomi)
2) Terapi penyinaran : menggunakan sinar X dosis tinggi atau sinar
energi tinggi lainnya, seringkali dilakukan setelah limfadenektomi
pada tumor non-seminoma. Juga digunakan sebagai pengobatan
utama pada seminoma, terutama pada stadium awal.
3) Kemoterapi : digunakan obat-obatan (misalnya cisplastin, bleomycin
dan etoposid) untuk membunuh sel-sel kanker. Kemoterapi telah
meningkatkan angka harapan hidup penderita tumor non-seminoma.
4) Pencangkokan sumsum tulang : dilakukan jika kemoterapi telah
menyebabkan kerusakan pada sumsum tulang penderita.
Tumor Seminoma :
Stadium I diobati dengan orkiektomi dan penyinaran kelenjar getah
bening perut
Stadium II diobati dengan orkiektomi, penyinaran kelenjar getah
bening dan kemoterapi dengan sisplastin
Stadium III diobati dengan orkiektomi dan kemoterapi multi-obat.
Tumor Non-Seminoma:
Stadium I diobati dengan orkiektomi dan kemungkinan dilakukan
limfadenektomi perut
Stadium II diobati dengan orkiektomi dan limfadenektomi perut,
kemungkinan diikuti dengan kemoterapi
Stadium III diobati dengan kemoterapi dan orkiektomi.
Jika kankernya merupakan kekambuhan dari kanker testis
sebelumnya, diberikan kemoterapi beberapa obat (ifosfamide, cisplastin
dan etoposid atau vinblastin).
9. Infertilitas (kemandulan)
Pengertian:
Menurut dunia medis definisi Infertilitas adalah : “Istilah yang
digunakan untuk menyebut pasangan yang belum mempunyai anak walaupun
24. sudah berhubungan intim secara teratur tanpa menggunakan alat
kontrasepsi dalam kurun waktu satu tahun.”
Jenis-jenis:
Infertilitas itu sendiri ada 2 jenis:
Infertil Primer, masalah ketidaksuburan yang terjadi pada wanita
yang memang belum pernah hamil.
Infertil Sekunder, masalah ketidaksuburan yang juga terjadi pada
wanita namun sudah pernah hamil dan melahirkan sebelumnya.
Ada sedikit pandangan yang harus dirubah mengenai Infertilitas
ditengah-tengah masyarakat Indonesia saat ini, khususnya bagi sebagian
orang tua yang masih menyalahkan pihak perempuan (wanita) penyebab
ketidakmampuan pasangan memiliki keturunan.
Infertilitas tidak hanya terjadi pada wanita saja tetapi juga pria.
Dengan terganggunya sistem reproduksi pria juga akan menghambat
(menunda) proses sebuah kehamilan wanita (pasangannya). Baiklah, silahkan
baca penjelasan di bawah ini agar Anda bisa memahami dengan lebih baik
agar bisa menjalankan tips cara agar cepat hamil selanjutnya.
Berdasarkan sebuah penelitian, masalah Infertilitas yang terjadi
adalah 40% akibat pria, 40% akibat wanita serta 30% akibat keduanya.
Penyebab:
A. Faktor penyebab infertilitas (kemandulan) pada pria, yaitu:
1. Sperma Buruk
Kualitas Sperma menentukan akan terjadinya kehamilan. Hal ini
menyangkut bentuk sperma dan gerakannya yang tidak sempurna (normal),
maka tidak akan mampu mencapai sel telur. Berikutnya adalah Konsentrasi
Sperma yang rendah, secara medis ukuran normal (sehat) adalah 20 juta
atau lebih sperma/ml semen. Hal ini bisa terjadi akibat memakai celana
ketat, alkohol, merokok, kelelahan atau terlalu sering berejakulasi.
2. Kelainan Genetik
Sindroma Klinefelter atau kelainan genetik menyebabkan seorang
pria mempunyai satu kromoson Y dan dua kromoson X. Hal ini
mempengaruhi pertumbuhan testis sehingga pria tersebut sedikit saja
atau bahkan tidak memproduksi sperma sama sekali.
3. Gangguan Hormonal
25. Hormon Testosteron yang terganggu bisa menghambat produksi
sperma. Untuk merangsang agar testis memproduksi sperma, diperlukan
hormon dari kelenjar pituitari. Bila hormon tersebut terganggu, jumlah
menurun atau bahkan tidak ada, maka testis tidak akan bekerja sempurna.
4. Impotensi
Bila aliran darah ke penis tidak normal maka penis tidak bisa berdiri
dan berejakulasi.
5. Varikokel
Adalah pelebaran pembuluh darah vena didaerah buah zakar.
6. Saluran Sperma yang tersumbat
Hal ini bisa saja merupakan bawaan lahir, atau adanya infeksi yang
disebabkan oleh bakteri.
7. Pengaruh Radiasi dan Obat
Radiasi serta obat-obatan tertentu bisa mempengaruhi kualitas
sperma, fungsi testis dan hormon reproduksi dan menyebabkan masalah
sperma, fungsi testis dan hormon reproduksi dan menyebabkan masalah
kesuburan.
B. Faktor penyebab infertilitas (kemandulan) pada wanita, yaitu:
1. Endometriosis
Adalah ketidaknormalan pertumbuhan jaringan implan diluar rahim
atau uterus, padahal normalnya hanya tumbuh didalam rahim.
2. Faktor Hormonal
Terjadinya kelainan hormon reproduksi, seperti lutein dan
perangsang folikel dapat menghalangi terjadinya pelepasan sel telur.
Kelenjar hipotalamus-pituitari yang abnormal karena faktor genetik, tumor
atau kanker juga dapat menghambat ovulasi. Kelainan kelenjar tiroid,
kelebihan dan kekurangan hormon tiroid juga menyebabkan kacaunya siklus
menstruasi.
3. Menopause Dini
Menopause dini atau prematur yang terjadi bila wanita berhenti
menstruasi kemudian folike ovariumnya telah menyusut sebelum berusia 40
tahun. Hal ini bisa disebabkan oleh kelainan imunitas, kemoterapi,
radioterapi, dan merokok.
26. 4. Penyumbatan Tuba Falopi
Rusak atau tersumbatnya tuba falopi ini umumnya disebabkan oleh
salpingitis, yang dapat menghambat kehamilan atau menyebabkan
kehamilan diluar kandungan.
5. Polycystic Ovary Syndrome (PCOS)
Sindrom ini menyebabkan banyaknya kista ovarium dan berlebihnya
produksi androgen, testosteron. Akibatnya tidak terjadi ovulasi.
6. Tumor dan Kanker Rahim
Tumor dinding rahim yang jinak atau ganas bisa menyebabkan
infertilitas.
7. Kelebihan Prolaktin
Atau hormon yang merangsang produksi ASI.
8. Stress, anoreksia, dan kegemukan.
Faktor-faktor ini juga sangat sering menjadi penyebab yang
menghambat kinerja hormon reproduksi wanita.
Gejala:
Gejala utama dari infertilitas adalah kesulitan untuk hamil. Masalah-
masalah berikut ini dapat menyebabkan infertilitas pada seorang wanita:
Infrekuensi ovulasi. Ketika periode menstruasi terjadi lebih dari
satu bulan, atau bahkan kadang-kadang tidak terjadi, maka mengalami
infrekuensi ovulasi. Penyebab umum infrekuensi ovulasi meliputi:
Stress tubuh seperti:
o Gangguan makan
o Olahraga yang tidak biasa
o Turun atau naiknya berat badan terlalu cepat
o Berat badan rendah
o Obesitas.
Karena kelainan hormonal seperti:
o Masalah kelenjar tiroid
o Masalah kelenjar hipofisis
o Masalah kelenjar adrenal
o Sindrom ovarium polikistik.
27. Kelainan hormonal bisa menunda atau mencegah indung telur untuk
melepaskan sel telur. Gejala yang menunjukkan adanya kelainan hormonal
meliputi:
Turun atau naiknya berat badan tanpa alasan yang jelas
Merasa kelelahan tanpa sebab
Rambut tumbuh berlebihan atau rambut rontok
Jerawat
Kista ovarium. Kista pada ovarium dapat menyebabkan nyeri panggul
dan mengganggu kenormalan proses ovulasi.
Jaringan parut di saluran tuba. Jaringan parut akan mencegah
kehamilan dengan mencegah atau menghentikan telur dalam
perjalanannya ke rahim.
Kerusakan ini dapat disebabkan karena:
Operasi/pembedahan sebelumnya
Kehamilan ektopik sebelumnya
Endometriosis
Penyakit radang panggul (Pelvic inflammatory disease/PID). PID
adalah infeksi bakteri di panggul yang seringkali menimbulkan luka,
bahkan kerusakan hingga memblokir saluran tuba
Kelainan pada bentuk atau lapisan rahim.
Tumor fibroid atau polip rahim kadang-kadang mengakibatkan:
Perdarahan menstruasi berat
Nyeri panggul
Pembesaran rahim.
Jaringan parut dapat berkembang dalam rahim akibat komplikasi dari:
Infeksi rahim
Keguguran
Aborsi
Prosedur bedah seperti dilatasi dan kuretase.
Jaringan parut dapat menyebabkan periode menstruasi yang lama
atau bahkan menghentikannya.
Pencegahan:
Berikut ini cara mengoptimalkan peluang untuk hamil dengan beberapa
cara:
Olahraga moderat. Tidak berolahraga akan menyebabkan periode
menstruasi yang panjang atau bahkan tidak terjadi.
28. Hindari kelebihan berat badan. Indeks Massa Tubuh (IMT) yang
optimal adalah mulai dari 20 dan dibawah 27.
Hindari alkohol, rokok dan obat-obatan.
Hindari mengonsumsi kafein terlalu banyak. Jangan minum lebih dari
satu cangkir kopi setiap hari.
Tanyakan kembali obat-obat yang Anda konsumsi dengan dokter.
Beberapa jenis obat bisa mempengaruhi kemampuan Anda untuk
hamil atau bisa mempengaruhi kehamilan normal.
Diet kesuburan. Diet kesuburan berikut ini dinilai akan membantu
meningkatkan kesuburan:
o Hindari lemak trans (periksa pada setiap label makanan)
o Makan kacang-kacangan atau protein nabati lebih banyak
o Konsumsi gandum
o Hindari minuman soda
o Minum susu setiap hari.
Pengobatan:
Kemandulan dapat diobati dengan obat, pembedahan dan inseminasi
serta bayi tabung. Pada beberapa keadaan semua cara tersebut akan
digabung. Sepertiga dari pasangan mandul akan dapat memiliki anak
setelah diobati dengan baik dan tepat. Sebagian besar kasus kemandulan
ditangani dengan obat obatan dan pembedahan.
Seorang dokter akan melakukan tindakan berdasarkan pada :
Hasil tes kesuburan.
Umur dari pasangan mandul.
Kondisi kesehatan pasangan secara umum.
Keinginan pasien.
Pada laki laki yang mandul, dokter akan melakukan langkah berikut :
Masalah seksual. Jika seorang laki laki mengalami disfungsi ereksi
atau ejakulasi dini, dokter sedapat mungkin akan mengatasi masalah
ini dulu sebelum melakukan tindakan selanjutnya.
Sel sperma yang terlalu sedikit. Jika seorang laki laki memproduksi
sperma yang terlalu sedikit maka pembedahanlah yang dapat
menyelesaikan masalahnya. Antiobiotika kadang diperlukan untuk
mengatasi infeksi yang mengakibatkan masalah produksi sperma.
Di pasaran, banyak sekali macam obat yang dapat digunakan
mengatasi masalah ovulasi pada perempuan. Sangatlah penting bagi anda
untuk selalu berkonsultasi dengan dokter dalam memilih obat tersebut.
29. Anda harus paham resiko, keuntungan dan efek samping dari obat
tersebut.
Dokter juga dapat melakukan pembedahan untuk mengatasi
penyebab kemandulan pada perempuan. Masalah pada ovarium, saluran tuba
dan rahim terkadang dapat diatasi dengan cara ini.
Inseminasi intra uterine saat ini sudah banyak dipakai oleh para
dokter dalam menangani pasien dengan kemandulan. Caranya adalah dengan
menyuntikan sel sperma pilihan ke dalam rahim. Sebelum dilakukan
tindakan sang perempuan terlebih dahulu diberikan obat perangsang
ovulasi. Inseminasi dilakukan jika :
Masalah kemandulan pada laki laki ringan.
Perempuan yang bermasalah dengan lendir serviks yang menyebabkan
mandul.
Kemandulan yang tidak ditemukan penyebabnya.
10. Gangguan Menstruasi
Pengertian:
Gangguan haid adalah perdarahan haid yang tidak normal dalam hal :
panjang siklus haid, lama haid, dan jumlah darah haid. Melibatkan
hipotalamus, hipofisis, ovarium dan endometrium. Fisiologi haid normal:
Berlangsung antara 25-35 hari atau 21-31 hari
Estrogen dihasilkan oleh follikel dan korpus luteum
Peningkatan Estrogen pada midsiklus → lonjakan LH → ovulasi
Peningkatan dihasilkan hanya oleh korpus luteum
Korpus luteum ada hanya jika terjadi ovulasi
Umur korpus luteum ±10-14 hr
Fase luteal atau fase sekresi ±14 hr (hampir selalu tetap)
Fase folikulogenesis atau Fase proliferasi variasi antara 7-21hr
Klasifikasi:
Klasifikasi gangguan haid, digolongkan dalam :
Kelainan panjang siklus (N=21-35hr):
Polimenore (sering) jika haid terjadi kurang 21 hari
Oligomenore (jarang) jika haid terjadi lebih dari 35 hari
Amenore (tidak haid)→ jika haid tidak terjadi selama 3 bln
berturut turut
Kelainan banyaknya haid (Normalnya darah haid = ±80ml):
Hipermenore (banyak) jika darah haid lebih 80ml
30. Hipomenore (sedikit) jika darah haid kurang dari 80ml
Kelainan lama haid (Normalnya lama haid 3 – 7 hari):
Menoragi (memanjang) jika lama haid lebih 7 hari
Brakimenore (memendek) jika lama haid kurang dari 3 hari
Metroragi (jika haid terjadi diluar siklus normal)
Perdarahan bercak:
Premenstrual spotting
Postmenstrual spotting
Perdarahan uterus disfungsional
Gangguan lain berhubungan dengan haid :
Metroragi (haid diluar siklus)
Dismenore (nyeri bila haid)
Premenstrual tension (ketegangan haid)
Kelainan panjang siklus haid:
Poliminore : Polimenore adalah panjang siklus haid kurang dari
21 hari (normal 21-35). Keadaan polimenore bisanya terjadi
pada siklus ovulatoar maupun pada siklus anovulatoar.
Kausa : · Anovulasi karena gangguan hormonal
· Insufisiensi korpus luteum (fase luteal
memendek)
· Fase folikuler memendek
-Penanganan:
a) Pada kausa anovulasi diberikan induksi ovulasi
b) Pada insufisiensi korpus luteum diberikan progesteron pada hr 16-25
c) Pada fase folikuler pendek diberikan estrogen pada hari 3-8
Oligomenore : Oligomenore adalah panjang siklus haid lebih
dari 35 hari (normal 21-35 hari) dan kurang dari 3 bulan.
Keadaan oligomenore umumnya adalah siklus ovulator sehingga
fertilitas tidak terganggu.
Kausa : · Fase folikuler memanjang
· Fase sekresi memanjang
-Penanganan :
a)Tidak diberikan pengobatan jika tipe perdarahan teratur
b)Indukasi ovulasi diberikan jika tipe perdarahan memanjang
Macam-macam gangguan pada waktu haid:
1. Amenorea
Amenorea adalah keadaaan tidak terjadinya haid pada seorang wanita.
Hal tersebut normal terjadi pada masa sebelum pubertas, kehamilan dan
menyusui, dan setelah menopause. Amenorea sendiri terbagi dua, yaitu:
31. a. Amenorea primer, yaitu keadaan tidak terjadinya haid pada wanita
usia 16 tahun.
b. Amenorea sekunder, yaitu tidak terjadinya haid selama 3 siklus
(pada kasus oligomenorea/jumlah darah haid sedikit), atau 6 siklus
setelah sebelumnya mendapatkan siklus haid biasa.
Penyebab
Penyebab tersering dari amenorea primer adalah:
Pubertas terlambat
Kegagalan dari fungsi indung telur
Agenesis uterovaginal (tidak tumbuhnya organ rahim dan vagina)
Gangguan pada susunan saraf pusat
Himen imperforata yang menyebabkan sumbatan keluarnya darah haid,
dapat dipikirkan apabila wanita memiliki rahim dan vagina normal
Penyebab terbanyak dari amenorea sekunder adalah kehamilan,
setelah kehamilan, menyusui, dan penggunaan metode kontrasepsi. Jika
sebab-sebab tersebut bisa disingkirkan, maka penyebab lainnya adalah:
Obat-obatan
Stres dan depresi
Nutrisi yang kurang, penurunan berat badan berlebihan, olahraga
berlebihan, obesitas
Gangguan hipotalamus dan hipofisis
Gangguan indung telur
Penyakit kronik
Gejala
Tanda amenorea adalah tidak didapatkannya haid pada usia 16 tahun,
dengan atau tanpa perkembangan seksual sekunder (perkembangan
payudara, perkembangan rambut pubis), atau kondisi dimana wanita
tersebut tidak mendapatkan haid padahal sebelumnya sudah pernah
mendapatkan haid. Gejala lainnya tergantung dari apa yang menyebabkan
terjadinya amenorea.
2. Oligomenorea
Oligomenorea merupakan suatu keadaan dimana siklus haid
memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama.
Wanita yang mengalami oligomenorea akan mengalami haid yang lebih
jarang daripada biasanya. Namun, jika berhentinya siklus haid berlangsung
32. lebih dari 3 bulan, maka kondisi tersebut dikenal sebagai amenorea
sekunder.
Penyebab
Oligomenorea biasanya terjadi akibat adanya gangguan
keseimbangan hormonal pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium.
Gangguan hormon tersebut menyebabkan lamanya siklus haid normal
menjadi memanjang, sehingga haid menjadi lebih jarang terjadi.
Oligomenorea sering terjadi pada 3-5 tahun pertama setelah haid pertama
ataupun beberapa tahun menjelang terjadinya menopause. Oligomenorea
yang terjadi pada masa-masa itu merupakan variasi normal yang terjadi
karena kurang baiknya koordinasi antara hipotalamus, hipofisis dan
ovarium pada awal terjadinya haid pertama dan menjelang terjadinya
menopause, sehingga timbul gangguan keseimbangan hormon dalam tubuh.
Disamping itu, oligomenorea dapat juga terjadi pada:
Gangguan indung telur, misal : Sindrome Polikistik Ovarium (PCOS)
Stres dan depresi
Sakit kronik
Pasien dengan gangguan makan (seperti anorexia nervosa, bulimia)
Penurunan berat badan berlebihan
Olahraga berlebihan, misal atlit
Adanya tumor yang melepaskan estrogen
Adanya kelainan pada struktur rahim atau serviks yang menghambat
pengeluaran darah haid
Penggunaan obat-obatan tertentu
Umumnya oligomenorea tidak menyebabkan masalah, namun pada
beberapa kasus, dapat menyebabkan gangguan kesuburan. Pemeriksaan ke
dokter kandungan harus dilakukan ketika oligomenorea berlangsung lebih
dari 3 bulan dan mulai menimbulkan gangguan kesuburan.
3. Polimenorea
Ketika seorang wanita mengalami siklus haid yang lebih sering (siklus
haid yang lebih singkat dari 21 hari), hal ini dikenal dengan istilah
polimenorea. Wanita dengan polimenorea akan mengalami haid hingga dua
kali atau lebih dalam sebulan, dengan pola yang teratur dan jumlah
perdarahan yang relatif sama atau lebih banyak dari biasanya.
Polimenorea harus dapat dibedakan dari metroragia. Metroragia
merupakan suatu perdarahan iregular yang terjadi di antara dua waktu
haid. Pada metroragia, haid terjadi dalam waktu yang lebih singkat dengan
darah yang dikeluarkan lebih sedikit.
33. Penyebab
Timbulnya haid yang lebih sering ini tentunya akan menimbulkan
kekhawatiran pada wanita yang mengalaminya. Polimenorea dapat terjadi
akibat adanya ketidakseimbangan system hormonal pada aksis
hipotalamus-hipofisis-ovarium. Ketidak seimbangan hormon tersebut dapat
mengakibatkan gangguan pada proses ovulasi (pelepasan sel telur) atau
memendeknya waktu yang dibutuhkan untuk berlangsungnya suatu siklus
haid normal sehingga didapatkan haid yang lebih sering. Gangguan
keseimbangan hormon dapat terjadi pada:
3-5 tahun pertama setelah haid pertama
Beberapa tahun menjelang menopause
Gangguan indung telur
Stress dan depresi
Pasien dengan gangguan makan (seperti anorexia nervosa, bulimia)
Penurunan berat badan berlebihan
Obesitas
Olahraga berlebihan, misal atlit
Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti antikoagulan, aspirin,
NSAID, dll
Pada umumnya, polimenorea bersifat sementara dan dapat sembuh
dengan sendirinya. Penderita polimenorea harus segera dibawa ke dokter
jika polimenorea berlangsung terus menerus. Polimenorea yang berlangsung
terus menerus dapat menimbulkan gangguan hemodinamik tubuh akibat
darah yang keluar terus menerus. Disamping itu, polimenorea dapat juga
akan menimbulkan keluhan berupa gangguan kesuburan karena gangguan
hormonal pada polimenorea mengakibatkan gangguan ovulasi (proses
pelepasan sel telur). Wanita dengan gangguan ovulasi seringkali mengalami
kesulitan mendapatkan keturunan.
4. Menoragia atau Hipermenorea
Menoragia atau hipermenorea adalah perdarahan haid yang lebih
banyak dari normal (lebih dari 80ml/hari) atau lebih lama dari normal
(lebih dari 8 hari), kadang disertai dengan bekuan darah sewaktu haid.
Siklus haid yang normal berlangsung antara 21-35 hari, selama 2-8 hari
dengan jumlah darah haid sekitar 25-80 ml/hari.
Gejala
Penderita menoragia dapat mengalami beberapa gejala seperti:
34. Perlu mengganti pembalut hampir setiap jam selama beberapa hari
berturut-turut
Perlunya mengganti pembalut di malam hari atau pembalut ganda di
malam hari
haid berlangsung lebih dari 7 hari
Darah haid dapat berupa gumpalan-gumpalan darah
Haid yang berlangsung berkepanjangan dengan jumlah darah yang
terlalu banyak untuk dikeluarkan setiap harinya dapat menyebabkan
tubuh kehilangan terlalu banyak darah sehingga memicu terjadinya
anemia. Terdapat tanda-tanda anemia, seperti napas lebih pendek,
mudah lelah, pucat, kurang konsentrasi, dll.
Penyebab:
Timbulnya perdarahan yang berlebihan saat terjadinya haid
(menoragia) dapat terjadi akibat beberapa hal, diantaranya:
1. Adanya kelainan organik, seperti:
Infeksi saluran reporduksi
Kelainan koagulasi (pembekuan darah), misal : akibat von willebrand
disease, kekurangan protrombin, idiopatik trombositopenia purpura
(ITP), dll
Disfungsi organ yang menyebabkan terjadinya menoragia seperti
gagal hepar atau gagal ginjal.
Penyakit hati kronik dapat menyebabkan gangguan dalam
menghasilkan faktor pembekuan darah dan menurunkan hormon estrogen.
1. Kelainan hormon endokrin misal akibat kelainan kelenjar tiroid dan
kelenjar adrenal, tumor pituitari, siklus anovulasi, Sindrome
Polikistik Ovarium (PCOS), kegemukan, dll
2. Kelainan anatomi rahim seperti adanya mioma uteri, polip
endometrium, hiperplasia endometrium, kanker dinding rahim dan
lain sebagainya.
3. Latrogenik : misal akibat pemakaian IUD, hormon steroid, obat-
obatan kemoterapi, obat-obatan anti-inflamasi dan obat-obatan
antikoagulan.
4. Hipomenorea
Hipomenorea adalah perdarahan haid yang lebih pendek dan atau
lebih kurang dari biasa.
Penyebab
35. Hipomenorea disebabkan oleh karena kesuburan endometrium
kurang akibat dari kurang gizi, penyakit menahun maupun gangguan
hormonal.
6. Metroragia
Metroragia adalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada
hubungannya dengan haid. Metroragia merupakan suatu perdarahan
iregular yang terjadi di antara dua waktu haid. Pada metroragia, haid
terjadi dalam waktu yang lebih singkat dengan darah yang dikeluarkan
lebih sedikit. Metroragia tidak ada hubungannya dengan haid, namun
keadaan ini sering dianggap oleh wanita sebagai haid walaupun hanya
berupa bercak.
Klasifikasi
1. Metroragia oleh karena adanya kehamilan, seperti abortus,
kehamilan ektopik.
2. Metroragia diluar kehamilan
Penyebab
1. Metroragia diluar kehamilan dapat disebabkan oleh luka yang tidak
sembuh, carcinoma corpus uteri, carcinoma cervicitis, peradangan
dari haemorrhagis (seperti kolpitis haemorrhagia, endometritis
haemorrhagia), hormonal.
2. Perdarahan fungsional:
Perdarahan Anovulatoar, disebabkan oleh psikis, neurogen,
hypofiser, ovarial (tumor atau ovarium yang polikistik) dan
kelainan gizi, metabolik, penyakit akut maupun kronis.
Perdarahan Ovulatoar, akibat korpus luteum persisten,
kelainan pelepasan endometrium, hipertensi, kelainan darah
dan penyakit akut ataupun kronis.
Gangguan lain yang ada hubungan dengan haid:
Pre Menstrual Tension (Ketegangan Pra Haid)
Ketegangan sebelum haid terjadi beberapa hari sebelum hari
sebelum haid bahkan sampai menstruasi berlangsung. Terjadi karena
ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesterone menjelang
menstruasi. Pre menstrual tension terjadi pada umur 30-40 tahun.
Gejala klinik dari pre menstrual tension adalah gangguan emosional,
gelisah, susah tidur, perut kembung, mual muntah, payudara tegang dan
sakit terkadang merasa tertekan.
36. Terapi
Olahraga, perubahan diet (tanpa garam, kopi dan alkohol),
mengurangi stress, konsumsi antidepressan bila perlu, menekan
fungsi ovulasi dengan kontrasepsi oral, progestin, konsultasi dengan
tenaga ahli, KIEM untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Mastodinia atau Mastalgi adalah rasa tegang
pada payudara menjelang haid.
Sebab-sebab: Disebabkan oleh dominasi hormon estrogen, sehingga
terjadi retensi air dan garam yang disertai hyperemia
didaerah payudara.
Mittelschmerz (rasa nyeri pada ovulasi) adalah rasa sakit yang
timbul pada wanita saat ovulasi, berlangsung beberapa jam sampai
beberapa hari di pertengahan siklus menstruasi.
Penyebab: Hal ini terjadi karena pecahnya folikel Graff. Lamanya
bisa beberapa jam bahkan sampai 2-3 hari. Terkadang
Mittelschmerz diikuti oleh perdarahan yang berasal
dari proses ovulasi dengan gejala klinis seperti kehamilan ektopik
yang pecah.
Pencegahan:
Beberapa pencegahan yang dilakukan saat mendekati tanggal haid :
1. Mencegah stres
2. Pola makan teratur
3. Jangan makan yg asem-asem dan pedes
4. Jangan kecapean/istirahat teratur
5. Yang paling mempengaruhi, tidur cukup
Pengobatan secara herbal:
Alternatif mengatasi gangguan menstruasi dengan cara alami adalah:
30 gram temu lawak (diiris-iris)+ 15 gram bunga mawar merah + 15 gram
daun dewa + 10 gram umbi teki kering, semua dicuci bersih dan direbus
dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring, airnya diminum 2 kali
sehari.
11. Kanker Serviks
Pengertian:
Kanker serviks merupakan salah satu penyakit kanker yang paling
banyak ditakuti kaum wanita. Berdasarkan data yang ada, dari sekian
banyak penderita kanker di Indonesia, penderita kanker serviks mencapai
sepertiga nya. Dan dari data WHO tercatat, setiap tahun ribuan wanita
37. meninggal karena penyakit kanker serviks ini dan merupakan jenis kanker
yang menempati peringkat teratas sebagai penyebab kematian wanita
dunia. Kanker serviks menyerang pada bagian organ reproduksi kaum
wanita, tepatnya di daerah leher rahim atau pintu masuk ke daerah rahim
yaitu bagian yang sempit di bagian bawah antara kemaluan wanita dan
rahim.
Penyebab:
Faktor keturunan merupakan penyebab kanker serviks yang harus
diwaspadai. Seperti penyakit kanker-kanker yang lain, kanker serviks juga
bisa diturunkan pada generasi keluarga selanjutnya. Bila seorang ibu
pernah mengalami kanker serviks dan melahirkan seorang anak, maka anak
tersebut memiliki resiko terkena kanker serviks serupa lebih tinggi
daripada wanita lain. Penyebab kanker serviks lainnya yang paling banyak
adalah karena Human Papilloma Virus (HPV), yang menyerang sel-sel kulit
kelamin. Beberapa infeksi kulit karena virus ini bisa sembuh karena daya
tahan tubuh yang tinggi, namun bila terkena virus HPV ganas, tentu hal ini
tidak bisa diatasi begitu saja dengan kekebalan alami tubuh.
Penyebab kanker serviks lainnya adalah penggunaan obat-obatan
kontrasepsi seperti pil KB dapat meningkatkan resiko seorang wanita
terkena penyakit kanker serviks ini. Untuk itu, jika ingin menunda
kehamilan, bicarakan solusi tepat dengan seorang dokter ahli agar usaha
penundaan kehamilan tidak berakibat buruk pada kesehatan. Kanker
serviks juga bisa disebabakan seorang wanita yang hamil dan melahirkan
saat ia masih berusia dini, atau di bawah 17 tahun. Sebab, mereka sangat
beresiko tinggi untuk terkena penyakit kanker serviks.
Selain itu, diet juga merupakan salah satu yang bisa menyebabkan
seorang wanita beresiko tinggi terkena kanker serviks, khususnya kanker
serviks. Diet yang salah adalah diet yang tidak memperhatikan gizi, kurang
konsumsi buah dan sayur yang dipercaya memiliki zat anti kanker yang
sangat bagus bagi tubuh. Selain itu menjaga kebersihan alat kelamin
merupakan hal yang sangat mutlak bagi seorang wanita. Bakteri apapun
bisa merugikan kesehatan wanita dan mampu meningkatkan resiko terkena
kanker serviks. Cara mudah untuk menjaga kebersihan daerah kewanitaan
adalah dengan rutin mengganti celana dalam, minimal dua kali sehari. Selain
itu, penyebab kanker serviks juga ada pada rokok yang memang sumber
segala zat racun. Zat-zat racun tersebut memang kebanyakan menyerang
organ pernafasan seperti paru-paru, tapi zat-zat berbahaya ini juga bisa
sampai ke serviks atau mulut rahim bila dibawa oleh aliran darah.
Gejala:
38. 1. Pendarahan abnormal pada vagina = Ini adalah gejala yang paling
umum. Perempuan harus menyadari menstruasi mereka, pendarahan
setelah hubungan seksual, bercak di antara periode menstruasi.
Sebuah perdarahan vagina yang abnormal dan tiba-tiba tanpa alasan.
Kondisi ini anda harus segera periksa kesehatan ke klinik terdekat
agar mengobati kanker rahim tidak terlambat lagi.
2. Nyeri panggul = nyeri panggul tidak berhubungan dengan kondisi lain,
menstruasi, atau aktivitas fisik bisa menjadi gejala kanker serviks
3. Keputihan = Ketika Anda mengamati bahwa Anda memiliki keputihan
yang tidak biasa dan sering, mungkin menjadi salah satu gejala
kanker. Ini merupakan gejala umum yang berkaitan dengan kondisi
perempuan.
4. Peningkatan frekuensi kencing = Bila Anda sering buang air kecil,
terutama jika Anda tidak hamil maka mungkin ada kemungkinan
bahwa Anda memiliki kanker serviks.
5. Kesulitan dalam buang air kecil = Ketika ada rasa sakit atau kesulitan
saat buang air kecil, saatnya anda pergi kedokter dan check up. Ini
mungkin juga merupakan gejala ISK (Infeksi Saluran Kemih) tetapi
untuk memastikan, mencari info dari dokter untuk segera ditangani.
6. Nyeri selama hubungan seksual = Bila Anda merasa sakit yang tidak
diinginkan selama hubungan seksual, Anda mungkin menderita kanker
serviks.
7. Gangguan Pencernaan = Ketika Anda mengalami sembelit kronis dan
merasa benjolan bahkan rasa sakit saat anda buang air besar.
8. Kehilangan nafsu makan = penurunan mendadak nafsu makan juga
dapat menjadi tanda kanker serviks.
9. Kelelahan = Bahkan ketika Anda beristirahat tapi Anda masih merasa
stres dan merasa lelah sepanjang waktu, kemungkinan ini tanda dari
kanker serviks.
Pencegahan:
Berikut adalah beberapa hal yang bisa mencegah kanker serviks dari:
Tes Papsmear Secara Teratur
Melakukan tes papsmear secara teratur akan membantu Anda
mengetahui risiko terkena kanker serviks. Selain itu, dengan melakukan
papsmear secara teratur, ketika kanker serviks muncul akan segera
diketahui dan ditangani, sehingga tingkat keselamatan masih cukup tinggi.
Vaksin HPV
Melakukan vaksin HPV untuk mencegah infeksi HPV yang
menyebabkan kanker serviks juga baik dilakukan. Vaksin HPV diketahui
sebagai cara paling efektif untuk mencegah kanker serviks. Namun
39. melakukan vaksin saja tak cukup, Anda juga harus menjaga kesehatan diri
sendiri.
Tidak berganti-ganti pasangan
Salah satu faktor penyebab munculnya kanker serviks adalah melalui
infeksi HPV yang ditularkan saat berhubungan seksual. Risiko ini semakin
tinggi ketika seseorang sering berganti-ganti pasangan. Terutama mereka
yang tak mengetahui ketika pasangan memiliki virus HPV. Untuk itu,
setialah pada satu orang dan jangan lakukan hubungan seksual dengan
orang lain, selain pasangan Anda.
Tak terlalu aktif secara seksual di usia muda
Ada baiknya wanita menunggu untuk melakukan hubungan seksual dan
aktif secara seksual. Penelitian mengungkap bahwa wanita yang telah aktif
secara seksual di usia yang terlalu muda memiliki risiko terkena kanker
serviks yang lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang menunggu untuk
aktif secara seksual di usia yang lebih tua.
Gaya hidup sehat
Melakukan gaya hidup sehat seperti tidak merokok, rajin olahraga,
dan mengonsumsi makanan-makanan bernutrisi juga penting untuk
mencegah kanker serviks. Penelitian menunjukkan bahwa perokok wanita
memiliki resiko dua kali lebih besar untuk terkena kanker serviks.
Pengobatan:
Adapun cara pengobatan yang dapat dilakukan yaitu dengan :
1) Operasi pengangkatan
Operasi pengangkatan rahim dan uterus (kandungan) dikenal dengan
istilah histerektomi yaitu dengan melakukan pengangkatan rahim penderita
yang dilakukan pada bagian rahim vagina dan jaringan parametrium,
kemudian dilakukan pembersihan bilaterial kelenjar getah bening pada
panggul. Ada 4 jenis tingkatan histerektomi:
a. Histerektomi parsial (subtotal). Operasi pengangkatan yang
dilakukan hanya pada rahim. Dengan operasi ini penderita
kemungkinan menderita kanker rahim masih besar oleh karena itu
disarankan melakukan pemeriksaan rutin.
b. Histerektomi total. Operasi pengangkatan rahim dan mulut rahim.
Pada operasi ini tidak melakukan pengangkatan tuba falopi dan
ovarium.
c. Histerektomi total dan salpingo-ooforektomi bilateral. Operasi
pengangkatan rahim, serviks, tuba falopi dan ovarium.
d. Histerektomi radikal. Operasi pengangkatan rahim, kelenjar getah
bening, serviks, bagian atas vagina dan jaringan dalam panggul
40. diangkat. Operasi pengangkatan (histerektomi) dapat melalui perut
dan alat kewanitaan (vagina). Histerektomi melalui vagina cenderung
lebih beresiko kecil dan cepat pulih . Cara pengobatan melalui
histerektomi sering dilakukan karena memiliki keunggulan yaitu
membersihkan lesi kanker dan pengobatan yang lebih cepat. Akan
tetapi, tidak menutup kemungkinan akan mengalami gangguan pada
buang air kecil dan pengangkatan yang luas.
2) Radioterapi
Radioterapi adalah cara paling sering dilakukan untuk pengobatan
kanker serviks. Radioterapi juga sangat cocok untuk segala kanker serviks
di awal dan lanjut stadium. Radioterapi sendiri adalah penggunaan radiasai
pengion yang diberikan pada penderita kankers dengan mematikan sel
kanker sesuai dosis pada volume tumor. Radiasi akan merusak sel kanker
dan menghambat pembelahan sel. Pemberian radiasi pada penderita kanker
serviks disesuaikan dengan ukuran, luas, tipe dan stadium tumor.
Meskipun dianggap sebagai pengobatan kanker serviks yang sangat
baik akan tetapi memiliki efek samping pada perubahan tubuh yaitu kulit,
rambut. Gangguan yang mungkin terjadi adalah infeksi kandung kemih.
Radioterapi dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan tingkatan
stadium kanker serviks, yaitu:
1. Radioterapi seluruh panggul (whole pelvis)
2. Radioterapi karsinoma serviks uteri pasca wertheim
3. Radioterapi brachiterapi
3) Radiopartikel
Teknologi pengobatan yang ditujukan menghambat perkembangan sel
kanker dan tidak menggangu kegiatan sehari-hari. Radioterapi
menggunakan biji partikel seluas 1,7 cm yang kemudian akan memancarkan
sinar gamma dan tidak menghancurkan sel-sel tubuh lain. Pengobatan ini
diharapkan dapat meminimalisir terjadinya kegagalan.
Cara diatas adalah cara yang umum digunakan untuk pengobatan
kanker serviks selain pengobatan kolaborasi medis barat-timur, kemoterap
dan lain-lain. Penderita kanker serviks diharapkan tidak putus asa karena
dalam perkembangan teknologi saat ini banyak sekali menemukan teknik
penyembuhan yang bisa membantu meminimalisir kerugian kanker serviks.
12. Sifilis
Pengertian:
Sifilis merupakan penyakit sistemik kompleks dengan berbagai
manofestasi klinik yang disebabkan oleh Treponema pallidum. Penyakit ini
41. bisa menular melalui hubungan seksual, baik vaginal, rektum, anal, maupun
oral dan berbeda dengan penyakit infeksi lainnya. Sifilis tidak menular
melalui peralatan makan, tempat dudukan toilet, knop pintu, kolam renang,
dan tukar-menukar pakaian. Sifilis jarang didiagnosis dengan mengisolasi
dan mengenali organisme penyebabnya. Diagnosis ditegakkan dengan
metode yang kurang peka, yaitu pemeriksaan mikroskop lapangan gelap
direk dan berdasarkan temuan klinik, serologi, dan epidemiologi.
Jenis:
Primer
Sipilis primer umumnya diperoleh dari kontak seksual secara
langsung dengan orang yang terinfeksi ke orang lain. Sekitar 3 sampai 90
hari setelah awal kedapatan (rata-rata 21 hari) luka di kulit dinamakan
chancre, tampak pada saat kontak. Lesi ini biasanya (40 % dari waktu)
tunggal, kokoh, tanpa rasa sakit, pemborokan kulit tanpa rasa gatal dengan
dasar yang bersih serta berbatasan tajam antara ukuran 0,3 dan 3,0 cm.
Walau bagaimanapun luka bisa dikeluarkan hampir dalam bentuk apapun.
Pada bentuk yang umum, luka baerkembang dari macule ke papule dan
akhirnya ke erosion atau ulcer.Kadang-kadang, lesi ganda mungkin muncul
(~40%). Lesi ganda lebih umum ketika koinfeksi dengan HIV. Lesi mungkin
nyeri atau perih (30%), dan bisa terjadi di luar kelamin (2–7%). Letak
paling umum pada wanita adalah di cervix (44%), penis laki-laki
heteroseksual (99%), dan anal serta rektal umumnya secara relatif (laki-
laki yang berhubungan seks dengan laki-laki) (34%). Pelebaran nodus
limfa;(80%) sering kali terjadi di sekitar daerah infeksi, terjadi selama 10
hari setelah pembentukan tukak. Lesi dapat bertahan selama tiga hingga
enam minggu tanpa pengobatan.
Sekunder
Sipilis sekunder seringnya terjadi empat sampai sepuluh minggu
setelah infeksi primer. Sementara penyakit sekunder dapat dikenal dalam
berbagai cara secara nyata, gejala-gejala paling umum berkaitan dengan
kulit, selaput lendir, dan nodus limfa. Di sana mungkin terdapat kesamaan,
kemerah-merahan-pink, ruam yang tidak gatal pada batang dan ekstrim,
termasuk pada telapak tangan dan soles. Ruam bisa menjadi makulopapular
atau pustular. Itu bisa berbentuk datar, lebar, keputih-putihan, lesi mirip
kutil dikenal sebagai kondiloma latum pada selaput lendir.
Semua dari endapan bakteri lesi terinfeksi. Gejala lain termasuk
demam, sakit tenggorokan, malaise, berat badan turun, rambut rontok, dan
sakit kepala. Jenis penyakit lainnya yang jarang terjadi termasuk
42. hepatitis, ginjal penyakit, radang sendi, periostitis , optik neuritis, uveitis,
dan interstitial keratitis.
Gejala akut biasanya diatasi setelah tiga hingga enam minggu; namun
sekitar 25% orang bisa kambuh gejala sekunder. Banyak orang yang
mengalami sipilis sekunder (40-85% dari wanita, 20-65% dari laki-laki)
tidak melaporkan mengalami chancre dari sipilis primer sebelumnya.
Laten
Sifilis laten didefinisikan seperti mengalami bukti serologis dari
infeksi tanpa gejala-gejala dari penyakit. Penyakit ini dijelaskan lebih
lanjut sebagai lebih awal (kurang dari 1 tahun setelah sifilis sekunder)
atau akhir (lebih dari 1 tahun setelah sifilis sekunder) di Amerika serikat.
Amerika serikat memanfaakkan memotong dari dua tahun dini dan akhir
sifilis laten. Awal sifilis laten bisa mempunyai gejala- gejala kambuh. Akhir
sifilis laten adalah asimptomatik, dan tidak menular seperti awal sifilis
laten.
Tersier
Sipilis tersier bisa terjadi kira-kira 3 hingga 15 tahun setelah
infeksi awal, dan bisa dibagi kedalam tiga bentuk berbeda; sipilis
gummatous (15%), akhir neurosipilis (6.5%),dan kardiovaskular sipilis
(10%). Tanpa pengobatan, ketiga dari orang yang terinfeksi berkembang ke
penyakit tersier. Orang dengan sipilis tersier adalah bukan penular.
Sipilis gummatous atau sipilis akhir benign biasanya terjadi 1 hingga
46 tahun setelah infeksi awal, dengan rata-rata 15 tahun. Fase ini ditandai
oleh pembentukan gumma kronik, yang lembut,mirip peradangan bola tumor
yang bisa bermacam-macam dan sangat signifikan bentuknya gumma
umumnya mempengaruhi kulit, tulang, dan liver, tetapi bisa terjadi
dimanapun.
Neurosipilis merujuk pada infeksi yang melibatkan sistem saraf
pusat yang bisa terjadi dini, menjadi tak bergajala atau dalam bentuk dari
meningitis sipilistik yang berhubungan dengan keseimbangan yang lemah
dan nyeri kilat pada ekstrimitas lebih rendah. Akhir neurosipilis umumnya
terjadi 4 hingga 25 tahun setelah infeksi awal. Siflis meningovaskular
umumnya muncul dengan apati dan sawan, serta telah umum dengan
demensia dan dorsalis. Juga di sana mungkin terdapat pupil Argyll
Robertson, tempat pupil kecil bilateral menyempit ketika orang fokus pada
objek dekat, tapi tidak menyempit ketika terkena cahaya terang.
Sipilis kardiovaskular biasanya terjadi 10-30 tahun setelah infeksi
awal. Komplikasi yang paling umum adalah syphilitic aortitis, yang dapat
mengakibatkan pembentukan aneurisme.
43. Sipilis kogenital bawaan sejak lahir dapat terjadi selama kehamilan
atau selama kelahiran. Dua dari tiga bayi sipilis lahir tanpa gejala. Gejala
umum yang kemudian berkembang dari kehidupan beberapa tahun pertama
meliputi: hepatosplenomegali (70%), ruam (70%), demam (40%),
neurosyphilis (20%), dan pneumonitis (20%). Jika terobati sipilis
kongenital tahap akhir dapat terjadi di 40% meliputi: hidung, pelana
Penyebab:
Treponema pallidum merupakan bakteri penyebab sifilis,
bakteri ini umumnya menginfeksi melalui kontak seksual langsung, masuk ke
dalam tubuh inang melalui celah di antara sel epitel. Organisme ini juga
dapat ditularkan kepada janin melalui jalur transplasental selama masa-
masa akhir kehamilan. Struktur tubuhnya yang berupa heliks
memungkinkan Treponema pallidum bergerak dengan pola gerakan yang
khas untuk bergerak di dalam medium kental seperti lendir (mucus).
Dengan demikian organisme ini dapat mengakses sistem peredaran darah
dan getah bening inang melalui jaringan dan membran mukosa.
Struktur bakteri Treponema pallidum identik dengan struktur
Treponema secara umum, hanya kandungannya lebih jelas diketahui.
Susunan Treponema pallidum (bobot kering) kira-kira adalah 70% protein,
20% lipid,dan 5% karbohidrat. Kandungan lipidnya relative tinggi untuk
bakteri. Dari lipid total, 68% adalah fosfolipid (terutama fosfatidilkolin,
sfingomiolin, serta kardiolipin) dan 32% merupakan lipid netral (terutama
kolesterol).
Penyakit kelamin sifilis dapat menyebabkan efek serius seperti
kerusakan sistem saraf, jantung, atau otak. Sifilis yang tak terawat dapat
berakibat fatal. Orang yang memiliki kemungkinan terkena sifilis atau
menemukan pasangan seks-nya mungkin terkena sifilis dianjurkan untuk
segera diobati atau menemui dokter secepat mungkin.
Cara penularan:
Ditularkan melalui hubungan badan, atau bayi yang lahir dari
perempuan yang terinfeksi bisa dilahirkan dengan penyakit sifilis bawaan.
Gejala:
Gejala penyakit sifilis berlangsung 3-4 minggu, kadang-kadang
sampai 13 minggu. Kemudian timbul benjolan di sekitar alat kelamin.
Kadang-kadang disertai pusing-pusing dan nyeri tulang seperti flu, yang
akan hilang sendiri tanpa diobati. Ada bercak kemerahan pada tubuh
sekitar 6-12 minggu setelah hubungan seks. Gejala ini akan hilang dengan
sendirinya dan seringkali penderita tidak memperhatikan hal ini.
44. Selama 2-3 tahun pertama penyakit ini tidak menunjukkan gejala
apa-apa, atau disebut masa laten. Setelah 5-10 tahun penyakit sifilis akan
menyerang susunan syaraf otak, pembuluh darah dan jantung. Pada
perempuan hamil sifilis dapat ditularkan kepada bayi yang dikandungnya
dan bisa lahir dengan kerusakan kulit, hati, limpa dan keterbelakangan
mental.
Gejala yang mungkin terjadi pada wanita, yang terurai dalam empat
stadium berbeda, yaitu:
Stadium satu. Stadium ini ditandai oleh munculnya luka yang
kemerahan dan basah di daerah vagina, poros usus atau mulut. Luka
ini disebut dengan chancre, dan muncul di tempat spirochaeta masuk
ke tubuh seseorang untuk pertama kalinya. Pembengkakan kelenjar
getah bening juga ditemukan selama stadium ini. Setelah beberapa
minggu, chancre tersebut akan menghilang. Stadium ini merupakan
stadium yang sangat menular.
Stadium dua. Kalau sifilis stadium satu tidak diobati, biasanya para
penderita akan mengalami ruam, khususnya di telapak kaki dan
tangan. Mereka juga dapat menemukan adanya luka-luka di bibir,
mulut, tenggorokan, vagina dan dubur. Gejala-gejala yang mirip
dengan flu, seperti demam dan pegal-pegal, mungkin juga dialami
pada stadium ini. Stadium ini biasanya berlangsung selama satu
sampai dua minggu.
Stadium tiga. Kalau sifilis stadium dua masih juga belum diobati,
para penderitanya akan mengalami apa yang disebut dengan sifilis
laten. Hal ini berarti bahwa semua gejala penyakit akan menghilang,
namun penyakit tersebut sesungguhnya masih bersarang dalam
tubuh, dan bakteri penyebabnya pun masih bergerak di seluruh
tubuh. Sifilis laten ini dapat berlangsung hingga bertahun-tahun
lamanya.
Stadium empat. Penyakit ini akhirnya dikenal sebagai sifilis tersier.
Pada stadium ini, spirochaeta telah menyebar ke seluruh tubuh dan
dapat merusak otak, jantung, batang otak dan tulang.
Sedangkan pada lelaki yang telah tertular oleh sifilis memiliki gejala-
gejala yang mirip dengan apa yang dialami oleh seorang penderita
wanita. Perbedaan utamanya ialah bahwa pada tahap pertama,
chancre tersebut akan muncul di daerah penis. Dan pada tahap
kedua, akan muncul luka-luka di daerah penis, mulut, tenggorokan dan
dubur.
45. Orang yang telah tertular oleh spirochaeta penyebab sifilis dapat
menemukan adanya chancre setelah tiga hari – tiga bulan bakteri tersebut
masuk ke dalam tubuh. Kalau sifilis stadium satu ini tidak diobati, tahap
kedua penyakit ini dapat muncul kapan saja, mulai dari tiga sampai enam
minggu setelah timbulnya chancre.
Pencegahan:
Berhenti melakukan kontak seksual dalam jangka waktu lama
Memiliki satu pasangan tetap untuk melakukan hubungan seksual
Menghindari Alkohol dan obat-obat terlarang
Membicarakan secara terbuka mengenai riwayat penyakit kelamin
yang dialami bersama pasangan
Biasakan menggunakan kondom bila harus berhubungan seksual
dengan orang yang tidak dikenal
Perawatan:
Infeksi dini
Pilihan perawatan pertama bagi sifilis rumit tetap satu dosis
intramuskular penisilin G atau satu dosis oral azitromisin. Doksisiklin dan
tetrasiklin adalah pilihan lainnya. Namun, karena terdapat risiko kelainan
pada janin dosisiklin dan tetrasiklin tidak direkomendasikan untuk wanita
hamil. Resistensi terhadap antibiotik telah berkembang pada sejumlah
agen, termasuk makrolid, klindamisin, dan rifampin. Ceftriakson, generasi
ketiga sefalosporin antibiotik, mungkin saja seefektif perawatan berbasis
penisilin.
Azitromisin termasuk dalam jenis antibiotik Macrolides, dimana obat
generiknya tersedia di Indonesia. Jika satu dosis/cure belum sembuh,
maka ada baiknya dilakukan tes resistensi antibiotik (kultur) untuk
mengetahui jenis antibiotik apa yang masih mempan, tetapi untuk
melakukan kultur perlu mencari laboratorium klinik yang melakukan tes
dengan cukup lengkap, caranya dengan bertanya apakah laboratorium klinik
tersebut mengetes azitromisin atau tidak, jika mengetes, maka
laboratorium klinik tersebut biasanya juga akan mengetes antibiotik
lainnya yang diperkirakan mempan untuk bakteri gram positip seperti
sifilis, misalnya erytromisin yang juga termasuk antibiotik jenis macrolides
dan mengetes pula moxyfloxasin dan levofloxasin yang termasuk jenis
antibiotik Quinolones atau sejenis dengan ciprofloxasin, tetapi cipro
seringkali sudah resisten (tidak mempan).
Infeksi akhir
Bagi neurosifilis, akibat penetrasi yang lemah dari penisilin G ke
dalam sistem saraf pusat, mereka yang terkena dampak direkomendasikan
46. untuk diberikan penisilin intravena dosis tinggi minimal untuk 10 hari. Jika
orang mengalami alergi, ceftriakson bisa digunakan atau desensitisasi
penisilin dapat dicoba. Kemunculan akhir lain dapat diobati dengan penisilin
G intramuskular sekali seminggu selama tiga minggu. Jika alergi, seperti
pada kasus awal penyakit, doksisiklin atau tetrasiklin dapat digunakan,
sekalipun untuk jangka waktu lebih lama. Perawatan pada fase ini
membatasi perkembangan lebih lanjut, tetapi hanya mempunyai efek
relatif kecil pada kerusakan yang sudah terjadi.
Reaksi Jarisch-Herxheimer
Satu efek samping yang dapat terjadi akibat pengobatan ini adalah
reaksi Jarisch-Herxheimer. Reaksi Jarisch- Herxheimer seringkali dimulai
setelah satu jam dan bertahan selama 24 jam, dengan gejala demam, nyeri
otot, sakit kepala, dan takikardia. Takikardia disebabkan oleh sitokin yang
dikeluarkan oleh sistem kekebalan tubuh sebagai respons terhadap
lipoprotein yang dikeluarkan dari bakteri sifilis yang pecah.
13. Kondiloma Akuminata
Pengertian:
Beberapa manifestasi paling umum dari infeksi Human Papilloma
Virus (HPV) pada kelamin yaitu Kondiloma Akuminata dan Papulosis
Bowenoid. Penyakit ini paling sulit didiagnosis oleh ahli kulit, dokter
kandungan, ginekolog dan urolog.
Kondiloma akuminata merupakan salah satu manifestasi klinis yang
disebabkan oleh infeksi Human Papillomavirus Virus (HPV), paling sering
ditemukan di daerah genital dan jarang di selaput lendir. Sering terkait
dengan HPV 6 dan 11 dengan masa inkubasi 3 minggu sampai 8 bulan. Cara
penularan infeksi biasanya melalui hubungan seksual dengan orang yang
telah terinfeksi sebelumnya, penularan ke janin atau bayi dari ibu yang
telah terinfeksi sebelumnya dan risiko mengembangkan karsinoma sel
skuamosa.
Kondiloma akuminata merupakan salah satu manifestasi klinis yang
disebabkan oleh infeksi Human Papillomavirus Virus (HPV) terutama
disebabkan oleh HPV tipe 6 dan 11. Penyakit ini biasanya asimptomatik dan
terdiri dari papilomatous papula atau nodul pada perineum, genitalia dan
anus. Ada dua bentuk umum Kondiloma Akuminata, yaitu kondiloma
akuminata dan gigantea, yang dikenal sebagai tumor Buschke-Löwenstein.
Kondiloma akuminata (kondiloma akuminata, genital warts, kutil
kelamin) atau lebih dikenal dengan istilah penyakit Jengger Ayam, mungkin
karena bentuknya yang mirip jengger ayam pada kondiloma yang luas,
adalah kelainan kulit berbentuk kutil dengan permukaan berlekuk-lekuk
47. mirip jengger ayam yang disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV) tipe
tertentu.
HPV pertama kali diidentifikasikan pada tahun 1907. Kini, lebih 120
jenis subtipe HPV telah dapat diidentifikasi. Tapi tidak semua tipe dapat
menyebabkan kondiloma akuminata. Sekitar 90 % kondiloma akuminata
diyakini berhubungan dengan tipe 6 dan tipe 11. Para ahli mencurigai HPV
tipe tertentu memiliki kecenderungan onkogenik (potensial menjadi
kanker), terutama tipe 16 dan tipe 18.
Penyebab:
Kondiloma akuminata dapat disebabkan kontak dengan penderita
yang terinfeksi HPV. Sampai saat ini dikenal lebih dari 100 macam jenis
HPV, yang sering menyebabkan kondiloma akuminata yaitu tipe 6 dan 11.
HPV ini masuk melalui mikro lesi pada kulit, biasanya pada daerah kelamin
dan melakukan penetrasi pada kulit sehingga menyebabkan abrasi
permukaan epitel. Human Papilloma Virus adalah epiteliotropik; yang
sifatnya mempunyai afinitas tinggi pada sel-sel epitel. Replikasinya
tergantung pada adanya diferensiasi epitel skuamosa. Virus DNA
(Deoxyribonucleic Acid) dapat ditemukan pada lapisan terbawah dari
epitel. Protein kapsid dan virus infeksius ditemukan pada lapisan
superfisial sel-sel yang berdiferensiasi. HPV dapat masuk ke lapisan basal,
menyebabkan respon radang. Pada wanita menyebabkan keputihan dan
infeksi mikroorganisme. HPV yang masuk ke lapisan basal sel epidermis
dapat mengambil alih DNA dan mengalami replikasi yang tidak terkendali.
Fase laten virus dimulai dengan tidak adanya tanda dan gejala yang dapat
berlangsung sebulan bahkan setahun. Setelah fase laten, produksi virus
DNA, kapsid dan partikel dimulai. Sel dari tuan rumah menjadi infeksius
dari struktur koilosit atipik dari kondiloma akuminata (morphologic
atypical koilocytosis of condiloma acuminate) berkembang.1,2 Lamanya
inkubasi sejak pertama kali terpapar virus sekitar 3 minggu sampai 8
bulan atau dapat lebih lama.3 HPV yang masuk ke sel basal epidermis ini
dapat menyebabkan nodul kemerahan di sekitar genitalia. Penumpukan
nodul merah ini membentuk gambaran seperti bunga kol. Nodul ini bisa
pecah dan terbuka sehingga terpajan mikroorganisme dan bisa terjadi
penularan karena pelepasan virus bersama epitel.6
HPV yang masuk ke epitel dapat menyebabkan respon radang yang
merangsang pelepasan mediator inflamasi yaitu histamin yang dapat
menstimulasi saraf perifer. Stimulasi ini menghantarkan pesan gatal ke
otak dan timbul impuls elektrokimia sepanjang nervus ke dorsal spinal
cord kemudian ke thalamus dan dipersepsikan sebagai rasa gatal di
korteks serebri. Pada wanita yang terinfeksi HPV dapat menyebabkan
48. keputihan dan disertai infeksi mikroorganisme yang berbau, gatal dan
rasa terbakar sehingga tidak nyaman pada saat melakukan hubungan
seksual
Gejala dan tanda-tanda fisik:
Kebanyakan pasien hanya mengeluhkan adanya lesi, yang
dinyatakan tanpa gejala. Jarang terdapat gejala seperti gatal,
perdarahan, atau dispaurenia.
Lesi sering ditemukan di daerah yang mengalami trauma selama
hubungan seksual dan mungkin soliter tetapi sering akan ada 5 sampai 15
lesi dari 1-5 mm diameter. Kutil dapat menyatu menjadi plak yang lebih
besar dan ini lebih sering terlihat dengan imunosupresi dan diabetes. Pada
pria yang tidak disunat, rongga prepusium (glans penis, sulkus koronal,
frenulum) yang paling sering terkena, sementara pria yang telah di
disunat biasanya terdapat di batang penis.
Kandiloma Akuminata pada pria dapat juga terjadi pada orificium
uretra, pubis, skrotum, pangkal paha, perineum, daerah perianal, dan anus.
Pada perempuan, lesi dapat terjadi pada labia minora, labia mayora, pubis,
klitoris, orificium uretra, perineum, daerah perianal, anus, introitus,
vagina, dan ectocervix.
Kutil anogenital dapat bervariasi secara signifikan dalam warna, dari
merah muda ke salmon merah, putih keabu-abuan sampai coklat (lesi
berpigmen). Kondiloma Akuminata umumnya berupa lesi yang tidak
berpigmen. Lesi berpigmen sebagian besar dapat terlihat pada labia
mayora, pubis, selangkang, perineum, dan daerah perianal.
Diagnosa:
Dalam beberapa kasus diagnosis kondiloma akuminata sulit
ditetapkan, karena langka dan memiliki gambaran klinis yang berbeda-
beda. Adapun cara diagnosis yang menjadi poin kunci sebagai berikut:
Periksa dengan cahaya yang baik, sebuah lensa yang mungkin
berguna untuk lesi kecil.
Pada pria, selalu periksa meatus, dan memiliki ambang yang rendah
untuk memeriksa daerah perianal proktoskopi untuk memeriksa
lubang anus. Pada wanita, selalu memeriksa daerah perianal dan
melakukan pemeriksaan spekulum untuk membedakan serviks atau
lesi pada vagina.
49. Biopsi tidak diperlukan untuk kutil anogenital yang khas, biopsi
harus selalu dilakukan jika ada kecurigaan pra-kanker atau kanker,
dan dapat berguna untuk diferensial diagnosis.
Tidak semua lesi papular disebabkan oleh HPV. Selalu
mempertimbangkan varian yang normal.
Pencegahan:
Pencegahan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Pasien wanita harus diberitahu tentang skrining sitologi serviks
sesuai dengan pedoman lokal/nasional. Rekomendasi di Inggris
adalah bahwa perempuan dengan kondiloma akuminata harus
diskrining sesuai dengan pedoman standar.
2. Konseling tentang PMS (Penyakit Menular Seksual) dan pencegahan
penularannya.
3. Analisis apakah kondom melindungi terhadap penularan HPV yang
lebih kom pleks dengan hasil yang beragam. Namun data terbaru
menunjukkan bahwa penggunaan kondom laki-laki dapat melindungi
perempuan terhadap penularan HPV.
Penularan:
Penularan condyloma biasanya terjadi melalui kontak langsung. Oleh
karena, penyakit ini termasuk pada penyakit seksual menular, maka besar
resikonya untuk tertular dari kontak hubungan intim / seksual dengan
seorang penderita. Namun, bukan berarti penularan dengan cara lain tidak
mungkin terjadi. Perlu diketahui, kontak dengan obyek yang tercemar
penyakit ini juga bisa menularkan, bahkan juga melalui pisau cukur, apalagi
toilet umum. Penularan melalui kontak benda ini bisa dihindari dengan
menghindarinya, atau untuk kasus toilet umum, pastikan untuk menyemprot
dulu toilet (kapanpun dimanapun) dengan air atau alkohol dan usap hingga
bersih dengan tissue kering bersih sebelum menggunakannya.
Pengobatan:
Karena risiko penularan, serta risiko untuk pengembangan karsinoma
sel skuamosa, lesi umumnya harus diobati. Banyak metode pengobatan
kondiloma akuminata tetapi secara umum dapat dibedakan menjadi topikal,
dan bedah.
1. Topikal
a. Podophyllin
50. Podophyllin adalah bahan kimia yang paling terkenal dan paling
banyak tersedia dalam bentuk topikal. Pertama direkomendasikan untuk
pengobatan kondiloma oleh Culp dan Kaplan pada tahun 1942, bahan ini
adalah agen sitotoksik yang berasal dari resin podofilum emodi dan
peltatum podofilum yang mengandung senyawa lignin biologis aktif,
termasuk podofilox, yang merupakan komponen paling aktif terhadap
kondiloma akuminata. Podophyllin memiliki keuntungan menjadi mudah
digunakan dan sangat murah. Konsentrasi dari 5 sampai 50% telah
digunakan tanpa banyak perbedaan dalam keberhasilan. Podophyllin
diterapkan langsung ke kondiloma akuminata dengan hati-hati untuk
menghindari kulit normal yang berdekatan.
Beberapa kelemahan, termasuk keterbatasan penggunaan dan
toksisitas sistemik. Podophyllin harus dicuci setelah 6 jam karena sangat
mengiritasi kulit normal di sekitarnya dan menyebabkan reaksi lokal yang
parah berupa dermatitis, nekrosis, dan jaringan parut.
b. Bichloracetic Acid atau Trichloracetic Acid
Bichloracetic Acid adalah keratolitik kuat dan telah berhasil
digunakan untuk terapi kondiloma akuminata. Seperti podophyllin,
Bichloracetic Acid atau Trichloracetic Acid murah dan mudah diterapkan.
Namun, juga dapat menyebabkan iritasi kulit lokal dan seringkali
memerlukan kunjungan beberapa kali, umumnya pada interval mingguan.
Dalam sebuah studi oleh Swerdlow dan Salvati, bichloracetic acid dan
trichloracetic acid lebih nyaman digunakan oleh pasien dan memiliki
kemungkinan kekambuhan yang minimal dibandingkan yang lain.
c. Kemoterapi
Berbagai agen kemoterapi digunakan untuk pengobatan kondiloma
telah diuraikan, termasuk 5-fluorouracil (5-FU) sebagai krim atau asam
salisilat, thiotepa, bleomycin, dinitrochlorobenzene dalam aseton, krim dan
idoxuridine
2. Bedah Terapi
a. Elektrokauter
Elektrokauter adalah cara yang efektif untuk menghancurkan
kondiloma akuminata di anus internal dan eksternal tetapi teknik ini
memerlukan anestesi lokal dan tergantung pada keterampilan operator
untuk mengontrol kedalaman dan lebar kauterisasi tersebut. Mengontrol
kedalaman luka penting untuk mencegah jaringan parut dan luka pada
sfingter ani mendasarinya. Luka bakar melingkar harus dihindari untuk
51. mencegah stenosis ani. Jika penyakit ini sangat luas atau melingkar, upaya-
upaya harus dilakukan untuk mempertahankan kontinuitas kulit.
b. Terapi Laser
Terapi laser karbon dioksida untuk menghancurkan kondiloma
pertama kali dilaporkan oleh Baggish pada tahun 1980. Sebuah tingkat
keberhasilan keseluruhan dari 88 sampai 95% telah dilaporkan. Ini mirip
dengan elektrokauter, namun ablasi laser memiliki tingkat kekambuhan
tinggi dan menimbulkan nyeri pasca operasi.
c. Eksisi bedah
Eksisi bedah telah lama digunakan untuk mengobati kondiloma
akuminata dengan tingkat keberhasilan tinggi. Kombinasi eksisi dan
elektrokauter dianggap sebagai gold standard untuk pengobatan kondiloma
akuminata.
14. HIV AIDS
Pengertian:
HIV merupakan singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. HIV
sendiri adalah virus yang jika menginfeksi dapat menyebabkan menurunnya
kemampuan dalam melawan infeksi virus, bakteri, jamur, parasit yang
masuk ke dalam tubuh. Virus HIV bekerja dengan cara menyerang sistem
kekebalan tubuh manusia. Virus ini juga menyebabkan penderitanya rentan
terhadap serangan kanker karena menurunnya kekebalan tubuh.
Sementara AIDS (Acquired immunodeficiency syndrome) adalah
tahap lanjutan dari infeksi virus HIV. Penularan virus HIV dapat terjadi
melalui darah, air mani, hubungan seksual atau cairan vagina. Namun virus
ini tidak dapat menular lewat kontak fisik biasa seperti berpelukan,
berciuman, atau berjabat tangan dengan seseorang yang terinfeksi HIV
atau AIDS. Jadi, kita tidak perlu mengucilkan mereka.
Penyebab & faktor resiko:
o Penyebab
Normalnya sel darah putih dan antibodi menyerang dan
menghancurkan organism easing yang masuk ke dalam tubuh. Respon ini
diatur oleh sel darah putih bernama limposit CD4. Limposit ini juga
merupakan target utama HIV. Sekali masuk ke dalam tubuh, virus
memasukkna material genetiknya ke dalam limposit dan melipatgandakan
diri
Ketika salinan virus baru keluar dari sel induk dan masuk ke dalam
aliran darah, virus akan menyerang sel lain. Sebagai efeknya sel CD4 akan
52. mati. Siklus ini terus berulang. Pada akhirnya menyebabkan kerusakan
sistem imun yang berarti tubuh tidak akan mempu melawan infeksi bakteri
dan virus lain.
o Faktor resiko
Faktor resiko terinfeksi AIDS antara lain:
Tidak memakai pelindung ketika melakukan hubungan seksual dengan
lebih dari satu pasangan
Tidak memakai pelindung ketika melakukan hubungan seksual dengan
orang dengan HIV positif
Memiliki penyakit menular seksual lain seperti syphilis, herpes,
chlamydia, gonorrhea atau bacterial vaginosis.
Bergantian dalam memakai jarum suntik
Mendapatkan transfusi darah yang terinfeksi virus HIV
Memiliki sedikit salinan gen CCL3L1 yang membantu melawan infeksi
HIV
Ibu yang memiliki HIV Pencegahan HIV/AIDS
Tidak ada vaksin untuk mencegah infeksi HIV dan tidak ada
penyembuh untuk AIDS. Jaga kesehatan dan lindungi diri anda dari
faktor-faktor risiko adalah jalan terbaik.
Gejala:
Untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit ini, ada baiknya
Anda mengetahui apa saja gejala-gejala infeksi HIV dan AIDS, serta
faktor resiko dan cara pencegahannya. Silahkan baca penjabaran berikut
ini: Gejala HIV dan AIDS bervariasi tergantung dari fase infeksinya.
Infeksi awal
Ketika infeksi HIV pertama, anda mungkin tidak akan mengalami
tanda atau gejala apapun. Tetapi dalam beberapa minggu anda dapat
mengalami:
Demam
Sakit kepala
Radang tenggorokan
Pembengkakan kelenjar limpa
Ruam
Infeksi selanjutnya
Anda mungkin tidak akan mengalami gejala apapun dalam waktu 8
sampai 9 tahun, atau bahkan lebih. Tapi seiring dengan virus yang
53. melipatgandakan diri dan merusak sistem imun, anda mungkin akan
mengalami infeksi ringan atau gejala kronis seperti:
Pembengkakan node limpa – sering merupakan tanda awal infeksi HIV
Diare
Hilang berat badan
Demam
Batuk atau napas yang pendek
Infeksi tahap akhir
Dalam waktu sekitar 10 tahun atau lebih setelah infeksi pertama,
masalah yang lebih serius dapat terjadi yang diistilahkan dengan AIDS dan
dapat terjadi:
Infeksi yang terjadi ketika sistem imun lemah, seperti pneumocystis
carinii pneumonia (PCP)
Kadar CD4 lymphocyte 200 atau lebih rendah – normalnya adalah
antara 800 sampai 1.200
Seiring dengan perkembangan AIDS, sistem imun anda telah
mengalami kerusakan parah. Infeksi akan mudah terjadi. Tanda dan
gejalanya adalah:
Berkeringat di malam hari
Menggigil atau demam lebih dari 38 Celcius untuk beberapa minggu
Batuk kering dan napas pendek
Diare kronis
Noda putih pada lidah atau mulut
Sakit kepala
Pandangan kabur
Hilang berat badan
Anda juga dapat mengalami tanda dan gejala pada tahap lanjut
infeksi virus HIV itu sendiri, seperti:
Rasa lelah yang tidak hilang dan tidak terjelaskan
Berkeringat pada malam hari
Menggigil atau demam tinggi untuk beberapa minggu
Pembengkakan node limpa lebih dari tiga bulan
Diare kronis
Sakit kepala yang tidak hilang
54. Jika anda terinfeksi virus HIV, anda juga lebih rentan mengalami
kanker, khususnya kanker servik, lymphoma dan Kaposi’s sarcoma.
Anak-anak dengan HIV positif dapat mengalami:
Sulit menambah berat badan
Sulit berkembang secara normal
Sulit berjalan
Penundaan perkembangan mental
Dapat mengalami infeksi telinga, pneumonia dan tonsilis
Jika anda HIV negatif maka tindakan yang terbaik adalah:
Ketahui apa itu HIV dan bagaimana penularannya
Ketahui status kesehatan pasangan seksual anda
Gunakan kondom setiap kali melakukan hubungan seksual
Pertimbangan untuk melakukan penyunatan pada laki-laki
Gunakan jarum suntik steril
Waspada terhadap darah transfusi
Periksakan kesehatan secara teratur
Jika anda positif mengidap HIV maka anda harus melindungi orang di
sekeliling anda dengan:
Lakukan hubungan seksual yang aman dengan memakai kondom
Beritahukan pasangan anda bahwa anda mengidap HIV
Jika pasangan anda hamil, beritahukan bahwa anda mengidap HIV
dan lakukan perawatan untuk menjaga kesehatannya dan bayinya
Katakan kepada orang lain yang anda rasa perlu untuk tahu bahwa
anda mengidap HIV
Jangan berbagi jarum suntik
Jangan donorkan darah dan organ anda
Jangan berbagi pisau cukur atau sikat gigi
Jika anda hamil, ambil perawatan medis secepatnya
Cara Penularan:
Lewat cairan darah:
Melalui transfusi darah / produk darah yg sudah tercemar
HIV Lewat pemakaian jarum suntik yang sudah tercemar HIV, yang
dipakai bergantian tanpa disterilkan, misalnya pemakaian jarum
suntik dikalangan pengguna narkotika.
Suntikan melalui pemakaian jarum suntik yang berulangkali
dalam kegiatan lain, misalnya : peyuntikan obat, imunisasi, pemakaian
alat tusuk yang menembus kulit, misalnya alat tindik, tato, dan alat
facial wajah
Lewat cairan sperma dan cairan vagina: