Reverse engineering is a methodology for reinventing technology, principles of work, and/or system of a product or an object. The previous done by only geometrical approached, so that show various limitations such as the functionalities of the product due to geometric aspects.
It was shown that the geometric capturing from real product has deviation due to leak in manufacturing processed, and haves influents in new product development. To anticipate these conditions, we must make the model to have no mistakes to guarantee the reliability, durability, and functionality of component more efficiently.
To do this, the research will use stages 1) The gathering of information, 2) Functional analysis, 3) Geometric measurement 4) Comparing stages 1&2 with stage 3, 5) Improvement geometrical requirement, 6) 3-D and 2-D modeling. Based on these stages, the model created will be corrected from the deviation and improve the model to realize for product reverse engineering.
Case of study will be explained using engine block model 465Q which processed using Konika Minolta Vivid 9i (non-contact 3-D digitizer), Geomagic Design-X and Autodesk Inventor 2013.
Slide SENTI-UGM 2016_FEATURE BASED REVERSE ENGINEERING_Duddy Arisandi_2016
1. REKAYASA PENIRUAN BERBASIS FITUR
MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK
GEOMAGIC DESIGN-X
(STUDI KASUS : BLOK MESIN/ENGINE
BLOCK MODEL 465Q)
Ir. DUDDY ARISANDI, S.T., M.T., (27-Oktober-2016)
2. NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
PENDAHULUAN
Software RE G3:
1.Rapidform XOR
2.Imageware
โข Rekayasa peniruan yang dilakukan sebelumnya
hanya berdasarkan pendekatan geometrik saja, dan
memiliki beberapa keterbatasan seperti ketidak-
sempurnaan fungsi.
โข Kondisi geometrik produk yang ditiru memiliki
penyimpangan yang diakibatkan oleh pengaruh
proses manufaktur sebelumnya.
โข Model yang ditiru tidak boleh mengandung kesalahan
geometri, karena akan mempengaruhi : kehandalan,
daya tahan, dan efisiensi penggunaan komponen.
3. NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
PENDAHULUAN
โข Contoh
penyimpangan
geometri fitur pada
engine block &
Definisi fitur
berdasarkan ISO
14 660-1
4. NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
TINJAUAN PUSTAKA
(i) Perbedaan Rekayasa peniruan dengan
Rekayasa klasik. (ii) 7 Tahap rekayasa
peniruan
6. NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
METODOLOGI PENELITAIAN
Langkah yang dilakukan adalah:
1. Mengumpulkan informasi
2. Analisis fungsi
3. Pengukuran geometrik, pemodelan
3D & 2D
4. Verifikasi model
5. Kesimpulan
9. NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
LANGKAH REKAYASA PENIRUAN
Hasil analisis fungsi : Fitur-fitur yang
dikendalikan pada engine block
19. NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
ANALISA
Perbaikan kesalahan yang diakibatkan oleh
penyimpangan pada proses manufaktur :
20. NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
ANALISA
Perbaikan kesalahan yang diakibatkan oleh
keterbatasan alat ukur dan geometri
permukaan produk :
21. NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
ANALISA
Perbaikan kesalahan yang diakibatkan oleh
kesalahan proses ektraksi fitur solid secara
otomatis
22. NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
1. Pengumpulan informasi dan analisisi fungsi
mutlak dilakukan sebelum pembuatan model
untuk menjamin kualitas geometri produk tiruan.
2. Penentuan fitur datum harus dilakukan secermat
dan seteliti mungkin karena akan mempengaruhi
tahapan berikutnya pada rekayasa peniruan.
3. Deviasi pada pengukuran geometri produk yang
disebabkan oleh proses manufaktur dapat
diperbaiki melalui metoda pengukuran kontak
dan/atau non kontak, dan teknik pemodelan yang
tepat.
KESIMPULAN
23. NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
1. Laboratorium Balai Besar Logam dan Mesin
(MIDC / Metal Industry and Development
Center) Bandung
2. Fakultas Teknik Mesin & Dirgantara (FTMD-
ITB)
3. Politeknik Manufaktur Bandung
UCAPAN TERIMAKASIH